Analisa data
Diagnosa Keperawatan
Rencana Ke[erawatan
Implementasi Keperawatan
Evaluasi Keperawatan
Pengkajian
Pengkajian dilakukan oleh penulis pada hari Selasa 17 Oktober 2023 pukul 09.00 WIB pada pasien Tn.G dengan masalah Chronic
Kidney Disease (CKD) on HD di lantai 3 Ruang Hemodialisa RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta
Identitas Pasien
Pasien bernama Tn. G dengan umur 53 tahun, beragama Kristen Protestan, bekerja sebagai wiraswasta tinggal di Grogol, Jakarta
Barat. Pasien masuk rumah sakit pada hari Rabu 4 Oktober 2023 dan di diagnosa medis Chronic Kidney Disease (CKD) on HD
dengan nomor rekam medik 01099899 .
Keluhan Utama
Tn.G mengatakan sesak nafas semakin memberat setelah selesai tindakan HD hari Rabu, disertai dengan batuk berdahak, kedua
tungkai kaki bengkak, tidak bisa tidur terlentang karena sesak, tidak bisa berjalan, badan terasa lemas.
Riwayat Penyakit Sekarang
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 17 Oktober 2023 Tn. G mengatakan riwayat Gagal Ginjal sejak 3 tahun terakhir, dengan adanya
keluhan sesak nafas sampai saat ini masih dirasakan, batuk berdahak masih ada, kedua kaki bengkak belum berkurang, pasien tidak bisa tidur
terlentang. Pasien mengatakakan ketergantungan memakai Sungkup Oksigen 8 lpm. Pasien melakukan HD rutin setiap 3x/minggu yaitu hari
senin - rabu - sabtu. Pasien terpasang CDL tunnel di hemiathorax kanan
2. Pola Nutrisi dan Metabolik 10. Pola Peran dan hubungan dengan orang
lain
3. Pola Eliminasi
11. Pola nilai dan kepercayaan
4. Pola Aktivitas dan Latihan
Hematologi
Darah rutin I
Kimia Klinik
Pemeriksaan Thorax tanggal 12 Oktober 2023 Pemeriksaan USG Thorax tanggal 10 oktober
pukul 12.48 WIB 2023 pukul 09.57
Kesan:
Kesan:
kesan Hemithorax Kanan : Efusi
Pleuropneumonia kanan,
pleura dengan internal debris di
efusi pleura kiri,
dalamnya, estimasi volume +/-
kardiomegali dengan
1.648 cc transudat. Diberikan
gambaran water bottle shape,
marker dengan kedalaman +/- 62
atensi efusi perikardium,
mm, Hemithorax Kiri : Efusi
terpasang cateter double
pleura kiri dengan internal debris
lumen [ada hemithoraks
di dalamnya, estimasi volume +/-
kanan dengan ujung tip distal
50,7 cc transudat, tidak
setinggi Th6-Th7
representafif untuk dilanjutkan
paravertebra kanan proyeksi
marker.
vena cava superior.
.
Analisa Data
No. Data Fokus Dignosa Etiologi
Keperawatan
1. DS : Hipervolemia Gangguan mekanisme
Pasien mengatakan sesak napas, tangan dan kaki (D. 0022) regulasi
bengkak
DO :
Napas terlihat cepat, pasien terpasang sungkup
oksigen 8 liter / menit dengan tanda-tanda vital
tekanan darah 234/120 mmHg, Nadi 100 x /
menit, Suhu 370C, dan respirasi 25 x / menit.
Pemeriksaan lab ureum 75* mg/dL, creatinin
3,32** mg/dL, eGFR 20,05 mL/mnt/1,73m3,
akral dingin, CRT >3 detik, pitting edema pada
ekstremitas bawah derajat IV, konjungtiva
anemis, mukosa bibir kering. estimasi volume
+/- 1.648 cc transudatBalance cairan ± 170 cc
meliputi intake makan 170 x 3 = 510 cc, minum
600 cc, ouput urin = 1.400 cc, IWL= 15 x 63 =
945 cc. Balance cairan = intake-output = 2120 –
2.255 = ± - 135 cc.
Analisa Data
No. Data Fokus Dignosa Etiologi
Keperawatan
2. DS : Ansietas (D. 0080) Krisis Situasi
Pasien mengatakan cemas tentang
tindakan hemodilisa yang akan
dilakukan dan nafas terasa sesak.
DO :
tampak cemas dan wajah pucat,
kesadaran composmentis dengan
GCS E4M6V5. Hasil pemeriksaan
tanda-tanda vital didapatkan tekanan
darah 234/120 mmHg, nadi 100
x/menit, suhu 37℃, pernafasan 25
x/menit, Saturasi O2 98%, terpasang
O2 Sungkup 8 lpm, pasien tampak
gelisah. suhu kulit teraba hangat dan
kulit tampak kemerahan.
konjungtiva anemis, mukosa bibir
kering.
Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA 1 DIAGNOSA 2
Hipervolemia memiliki tujuan yaitu setelah dilakukan asuhan Ansietas memiliki tujuan yaitu setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan kondisi volume keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan kondisi emosi
cairan intravaskular, interstisiel, dan intraseluler membaik dan pengalaman subyektif terhadap obyek yang tidak jelas
dengan kriteria hasil edema menurun, sesak menurun, dan dan spesifik akibat antisipasi bahaya menurun. Intervensi
tekanan darah membaik, output urine meningkat. Intervensi keperawatan yang diberikan dengan terapi relaksasi terdiri
keperawatan yang diberikan dengan manajemen hemodialisa, dari tindakan observasi yaitu identifikasi teknik relaksasi
yaitu identifikasi tanda dan gejala serta kebutuhan (exercise pada pasien HD) yang efektif dan monitor respon
hemodialisa. Tindakan mandiri yaitu ajarkan pasien untuk terhadap teknik relaksasi (exercise pada pasien HD).
membatasi dan mencatat cairan masuk dan keluar, serta Tindakan terapeutik yang dilakukan yaitu gunakan relaksasi
timbang berat badan. Tindakan edukasi yaitu jelaskan tentang
sebagai strategi penunjang. Tindakan edukasi yaitu jelaskan
prosedur hemodialisa dan tindakan kolaborasi yaitu
secara rinci intervensi yang akan dilakukan (exercise pada
kolaborasi pemberian heparin dan tindakan hemodialisa.
pasien HD) dan tindakan kolaborasi yaitu kolaborasi
pemberian teknik relaksasi (exercise pada pasien HD).
Implementasi Keperawatan
Berdasarkan intervensi yang diterapkan implementasi yang dilakukan pada diagnosa kesatu, yaitu pada tanggal 17 Oktober 2023 pkl. 07.00
melakukan pengukuran TTV dengan hasil TD 234/120 mmHg, Nadi 100 x/menit, S 37°C RR 20 x/menit, Saturasi O2 98%, pkl. 07.35
mengukur BB dengan hasil 63 kg, pkl 06.45 memeriksa tanda dan gejala serta kebutuhan hemodialisa, dengan hasil pasien mengatakan
kaki dan tangan bengkak, ada sesak, ureum 75* mg/dL, creatinin 3,32** mg/dL, pkl.07.50 menyiapkan peralatan hemodialisis, dengan
hasil preaming dilakukan pada alat dan perlengkapan tindakan hemodialisa sudah disiapkan, pkl. 07. 55 menjelaskan tentang tahapan
prosedur hemodialisa, dengan hasil pasien mengerti tentang tindakan yang akan dilakukan, pkl. 08.00 memberitahu pasien tentang
peresepan HD yang akan digunakan, dengan hasil HD akan dilakukan selama 4 jam, QB 200 cc, QD 500 cc, UF 350 cc dengan
Implementasi pada diagnosa kedua dilakukan selama 1 hari sesuai dengan rencana asuhan keperawatan yang telah disusun sebelumnya.
Implementasi keperawatan yang dilakukan pada diagnosis keperawatan ansietas yaitu pkl. 08.30 mengidentifikasi teknik relaksasi yang
akan diberikan dengan hasil pasien dapat melakukan teknik relaksasi nafas dalam.
Evaluasi Keperawatan
DIAGNOSA 1 DIAGNOSA 2
DIAGNOSA 1 DIAGNOSA 2
Bersihan jalan nafas tidak efektif memiliki tujuan yaitu Intoleransi aktivitas memiliki tujuan yaitu setelah
setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam
diharapkan kemampuan membersihkan secret untuk diharapkan respon fisiologis terhadap aktivitas yang
membersihkan jalan nafas tetap paten meningkat dengan membutuhkan tenaga meningkat dengan kriteria hasil
kriteria hasil batuk efektif meningkat, produksi sputum sesak saat beraktivitas menurun, tanda-tanda vitas
menurun dan frekuensi nafas membaik. Intervensi membaik. Intervensi keperawatan yang diberikan dengan
keperawatan yang diberikan dengan manajemen jalan nafas, dukungan ambulasi yaitu, tindakan observasi dengan
yaitu tindakan observasi monitor sputum. Tindakan mandiri
identifikasi adanya keluhan fisik. Tindakan mandiri
yaitu ajarkan pasien untuk melakukan batuk efektif. .indakan
ajarkan keluarga untuk membantu pasien dalam
kolaborasi yaitu pemberian terapi Resfar 12,5 cc dalam Nacl
melakukan mobilisasi. Tindakan kolaborasi rujuk pasien
0,9% 100 ml habis dalam 4 jam pemberian.
untuk mendatangkan petugas rehabilitasi medik.
Implementasi Keperawatan
implementasi yang dilakukan pada diagnosa kesatu, yaitu pada tanggal 17 Oktober 2023 pkl. 09.20
memonitor pernafasan pasien dengan hasil RR 25 x/menit, pkl. 09.35 memonitor produksi sputum, dengan
hasil terdengar suara ronchi kanan kiri pada paru, pkl 09.45 mengajarkan pasien batuk efektif dan
melanjutkan teknik relaksasi nafas dalam, dengan hasil pasien dapat melakukan batuk efektif secara mandiri
setelah 1x diberi contoh, pkl.09.50 mengajarkan pasien relaksasi nafas dalam, dengan hasil pasien dapat
melakukan teknik relaksasi nafas dalam secara mandiri setelah diberi contoh.
Implementasi pada diagnosa kedua dilakukan selama 1 hari sesuai dengan rencana asuhan keperawatan yang
telah disusun sebelumnya. Implementasi keperawatan yang dilakukan pada diagnosis keperawatan yaitu
pkl.10.00 mengidentifikasi anggota gerak pasien yang bisa digerakan, dengan hasil tangan yang bengkak bisa
digangkat sampai dengan kepala dengan bantun 1 orang keluarga, pkl. 10.10 mengajarkan pasien dan
keluarga untuk melakukan rentang gerak pasif diatas tempat tidur, dengan hasil keluarga dapat membantu
pasien dalam melakukan rentang gerak pasif.
Evaluasi Keperawatan
DIAGNOSA 1 DIAGNOSA 2
Evaluasi keperawatan terhadap diagnosis keperawatan , Evaluasi keperawatan terhadap diagnosis keperawatan
Intoleransi aktivitas yaitu pasien mengatakan bisa
pasien mengatakan
Bersihan jalan nafas tidak efektif yaitu
menggerakan tangan dan kaki diatas tempat tidur, pasien
masih sesak dan batuk berdahak dan bisa dekit tampak lebih relaks, pasien dapat melakukan rentang gerak
mengeluarkan dahak, ditandai dengan pasien dengan pasif secara mandiri, masalah keperawatan teratasi sebagian,
posisi semifowler, pasien terpasang O2 sungkup 8 intervensi keperawatan dilanjutkan dengan melakukan
lpm, RR 25x/menit, pasien tambak melakukan batuk rentang gerak pasif setiap 1 jam.
efektif, masalah keperawatan teratasi sebagian, asien mengatakan setelah selesai tindakan hemodialisa
pasien mengatakan sesak sedikit berkurang, kaki dan tangan
intervensi keperawatan dilanjutkan dengan
masih bengkak yang ditandai dengan TTV TD mmHg, Nadi
pemberian terapi Resfar 12,5 cc dalam Nacl 0,9% x/menit, S C, RR x/menit. Saturasi O2 %
100 ml habis dalam 4 jam pemberian drip.
Analisa Data
Resiko infeksi memiliki tujuan yaitu setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam
diharapkan derajat infeksi berdasarkan observasi menurun, dengan kriteria hasil kemerahan menurun,
bengkak menurun dan leukosit membaik. Intervensi keperawatan yang diberikan dengan pencegahan
infeksi, yaitu tindakan observasi monitor tanda dan gejala infeksi. Tindakan mandiri yaitu ajarkan
pasien untuk melakukan cuci tangan 6 langkah. Tindakan kolaborasi yaitu pemberian antibiotik jika
diperlukan.
Implementasi Keperawatan
implementasi yang dilakukan pada diagnosa kesatu intra hemodialisa, yaitu pada tanggal 17 Oktober
2023 pkl. 10.30 memonitor area pemasangan CDL Tunnel dan melakukan perawatan luka pada CDL
Tunnel, dengan hasil tidak ada tanda infeksi seperti bengkak, kemerahan, panas, dan perubahan bentuk
pada area luka CDL Tunnel, pkl. 10.45 mengajarkan kepada keluarga dan pasien tentang langkah-
langkah cuci tangan 6 benar, dengan hasil pasien dapat melakukan 6 langkah cuci tangan dengan
menggunakan handsrab, pkl 11.00 mengobservasi jalannya hemodialisa, dengan hasil hemodialisa
selesai menukur ulang TTV TD 200/94 mmHg, Nadi 93 x/menit, S 36,7°C, RR 20 x/menit, Saturasi
O2 99% dengan sungkup O2 8 lpm, akses vascular tidak ada bleeding.
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan terhadap diagnosis keperawatan post hemodialisa, Resiko infeksi yaitu ditandai
dengan luka pada area CDL Tunnel tidak ada tanda-tanda infeksi, masalah keperawatan teratasi,
intervensi keperawatan dihentikan, pasien kembali keruangan lantai 3 paviliun Soehardo Kertohusodo.