Anda di halaman 1dari 26

Latar Belakang

Krisis hiperglikemia komplikasi akut yang dapat

terjadi pada DM (tipe 1 maupun tipe 2)


terjadi dalam bentuk ketoasidosisdiabetik (KAD),

status hiperosmolar hiperglikemik (SHH)

Konsep Hiperglikemia
merupakan keadaan dimana jumlah glukosa dalam

darah melebihi batas normal (> 200 mg/dl atau 11,1


mmol/L)
diabetes militus tanda dari diabetes militus.
hiperglikemia kronis memicu timbulnya

diabetes dan ketoasidosis

Hyperglycaemic hyperosmolar
state (HHS)
sering sebagai kejadian awal dari DM tipe 2
kematian > daripada KAD

disertai oleh komplikasi vaskular seperti infark

miokard, stroke atau trombosis arteri perifer.


terjadi dalam beberapa hari dehidrasi dan

gangguan metabolisme yang lebih ekstrim.

Etiologi
Krisis hiperglikemia DMTipe2 terjadi karena ada keadaan yang
mencetuskannya antara lain :
Infeksi : meliputi 20 55% dari kasus krisis hiperglikemia dicetuskan oleh

Infeksi. Infeksinya dapat berupa : Pneumonia, Infeksi traktus urinarius, abses,


sepsis.

Penyakit vaskular akut: Penyakit serebrovaskuler, Infark miokard akut, emboli

paru, thrombosis vena mesenterika

Trauma, luka bakar, hematom subdural. Heat stroke

Kelainan gastrointestinal : Pankreatitis akut, kholesistitis akut. obstruksi

intestinal

Obat-obatan :Obat yang meningkatkan level glukosa, menghambat insulin atau

menyebabkan dehidrasi: diuretik, B-Bloker, antipsikotik atipikal, alkohol,


kakain, dextrose.

Lanjutan..
DMTipe1
sering terjadi karena yang bersangkutan
menghentikan suntikan insulin ataupun
pengobatannya tidak adekuat
Keadaan ini terjadi pada 20-40% kasus KAD.

Patofisiologi
defisiensi insulin, relatif ataupun absolut, pada

keadaan resistensi insulin yang meningkat.


KAD & SHH disamping kurangnya insulin yang

efektif dalam darah, terjadi juga peningkatan


hormon kontra insulin, seperti glukagon,
katekholamin, kortisol, dan hormon pertumbuhan

Manifestasi Hiperglikemia
Hiperglikemia Sedang belum terlihat tanda dan gejala yang bermakna,
biasanya mengalami osmotik diuresis terjadi karena kontrol gula darah yang
rendah.
Hiperglikemia Berat
Weight loss
Poor wound healing
Dry mouth
Dry or itchy skin
Tingling in feet or heels (Kesemutan pada ekstremitas)
Erectile dysfunction (Disfungsi ereksi)
Recurrent infections, external ear infections (swimmer's ear) (Rentan terjhadap
infeksi)
Cardiac arrhythmia (Peningkatan irama jantung)
Stupor
Coma
Pingsan
(Jauch Chara K, et al,. 2007).

Manifestasi HHS:

Hiperglikemia : glukosa serum 600 mg/dl atau lebih


Hiperosmolaritas : osmolalitas 320 mOsm/kg atau lebih
Dehidrasi berat
pH >7,3
Konsentrasi bikarbonat > 15 mEq/L
Tanpa ketoasidosis bermakna, ketonuria sedikit, ketonemia
rendah/tidak ada
Pada pasien DM tipe 2
Poliuri, polidipsi, polifagi
BB turun drastis
Mual, muntah
Nyeri perut tidak tipikal
Dehidrasi
Badan lemas
Deficit neurology fokal/global: kejang, hemiparesis, deficit sensoris,
pandangan kabur
Gangguan kesadaran (apatis-koma)

Pemeriksaan Diagnostik
Glukosa darah GDS > 200 mg% (Plasma vena). Bila

GDS 100-200 mg% perlu pemeriksaan test toleransi


glukosa oral.

Hb
Gas darah arteri
Insulin darah
Elektrolit darah
Urinalisis
Ultrasonografi

Hasil laboratorium yang perlu


dipantau pada HHS
Natrium
Kalium
Peningkatan kadar BUN

Urinalisis

Penatalaksanaan
Olahraga (namun jika gula darah diatas 240 mg/dl dan

ketika diperiksa terdapat keton dalam urin maka


olahraga harus dihentikan)
Diet rendah gula
Terapi insulin
Hypoglicemic medication

Pengkajian
Identitas pasien
Data subjektif
Keluhan Utama
Riwayat Penyakit Terdahulu
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Penyakit Keluarga

Data objektif
Primary Survey
Airway : kaji kepatenan jalan nafas pasien, ada tidaknya
sputum atau benda asing yang menghalangi jalan nafas
Breathing: hiperventilasi, napas bau aseton
Circulation: lemah, tampak pucat ( disebabkan karena
glukosa Intra Sel Menurun sehingga Proses
Pembentukan ATP/Energi Terganggu)
Disability: perubahan kesadaran (jika sudah terjadi
ketoasidosis metabolik)

Secondary Survey
Exposure
Five Intervension

Glukosa Darah : meningkat 100-200 mg/dL, atau lebih,


Osmolaritas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari
330mOsm/l,
Elektrolit
Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari
normal yang mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4
bulan terakhir
Pemeriksaan HbA1C

Give Comfort
Head to Toe

Pengkajian pola fungsional


Aktivitas / istirahat
Sirkulasi
Integritas/ Ego

Eliminasi
Nutrisi/Cairan
Neurosensori
Nyeri/kenyamanan
Pernapasan

Diagnosa Keperawatan
Kurang volume cairan b/d diuresis osmotik (dari

hiperglikemia).

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

b/d ketidakcukupan insulin (penurunan ambilan dan


penggunaan glokosa oleh jaringan mengakibatkan
peningkatan metabolisme protein/lemak)

Intoleransi aktivitas b/d penurunan energy metabolic.

Ansietas b/d kurang informasi tentang penyakit diabetes

mellitus

INTERVENSI

KASUS

PEMBAHASAN KASUS

Pengkajian :
Identitas: Ny.R, 56 tahun, Ibu Rumah Tangga
Data subjektif:
Keluhan utama : Nyeri ulu hati dan mual
Riwayat penyakit sekarang: Nyeri ulu hati dan mual (+) sejak
kemarin.
Pasien mengeluh juga demam sejak kemarin, demam terus
menerus dan disertai mengigil. Nafsu makan pasien juga
menurun.
Riwayat penyakit dahulu : sebelumnya pasien belum pernah
mengalami gejala yang sama. Riwayat penyakit DM tidak
tahu karena belum pernah memeriksakannya ke dokter atau
puskesmas.
Riwayat penyakit keluarga: dalam keluarga tidak ada yang
mengalami gejala yang sama.

Data objektif:
Primary Survey
Airway : Vokalisasi baik, nafas paten tidak ada sputum
atau benda asing yang menghalangi jalan nafas.
Breathing: Napas spontan, gerakan dada simetris, tidak
ada penggunaan otot bantu pernafasan, warna kulit
pucat
Circulation : lemah, tampak pucat, suhu 38,60 C, nadi
106x/menit, CRT
Disability : GCS : 3-4-5, pupil isokor.

Secondary Survey
Exposure : Pasien memakai pakaian tipis dan menyerap keringat
Five Intervension:
Pemeriksaan Fisik
Nadi
: 106 kali/menit
RR
: 26 kali/menit
Suhu
: 38,6C
TD
: 82/32 mmHg
Lima intervensi

terpasang monitor jantung, saturasi oksigen : 92 %


terpasang kateter urine, produksi : 600 cc dalam 2 jam
tidak terpasang NGT
Glukosa darah: > 600 mg/dl
Aseton plasma (keton) : Trac
osmolaritas 335 mosmol/kg

Give Comfort : pasien berbaring dalam posisi supine


Head do Toe

Head to Toe
Kepala dan wajah : wajah simetris, pucat, tidak ada pernafasan

cuping hidung, mukosa bibir kering.

Leher : tidak ada distensi vena jugularis, tidak ada pembesaran

kelenjar getah bening

Dada : dada simetris, RR : 26 kali/menit, reguler, tidak ada

penggunaan otot bantu pernafasan, perkusi : sonor, Cor : bunyi


jantung 1 dan 2 tunggal, reguler

Abdomen dan pinggang : tidak tampak adanya massa, bising

usus : 8 kali/menit, perkusi timpany, nyeri tekan ulu hati, turgor


tidak elastis

Pelvis dan perineum : terpasang kateter urin, produksi urin : 600

cc dalam 2 jam

Ekstremitas : simetris, kekuatan otot : 4 pd semua ekstremitas,

terpasang IV line dengan cairan NaCl 0,9 %

LABORAT
Darah lengkap : HB : 12 mg/dl, leukosit : 11.000,

hematokrit : 45 %, trombosit : 120.000


BGA : pH : 7,3; pCO2 :40; HCO3 : 20
GDS : 820 mg/dl
Serum creatinin : 220 mol/L
Na : 150 mmol/L, Ca : 3,3 mmol/L, osmolaritas 335
mosmol/kg
Urine Lengkap : Glukosa Urin : ++, Keton : trace
ANALISA DATA

Diagnosa Keperawatan :
Defisit volume cairan b/d diuresis osmotik (dari

hiperglikemia).
Nyeri b/d proses patologis penyakit
Ansietas b/d kurang informasi tentang penyakit

diabetes melitus
INTERVENSI KASUS

Anda mungkin juga menyukai