Keperawatan Hiperglikemi
Hyperosmolar Non
Ketotik(hhnk)
Nama:
Riris Marselita
Rosidatul Husna
Rully Shiva Al-mukqimah
Septi Sulistyowati
Siti Nurhana
Siti Nur Indah
Ummah Nazilah
Viranti Amara Lestari
Widia Cahya Ningrat
DEFINISI
Koma Hiperosmolar Hiperglikemik NonKetotik ialah suatu sindrom yang
ditandai dengan hiperglikemia berat, hiperosmolar, dehidrasi berat tanpa
ketoasidosis, disertai penurunan kesadaran (Mansjoer, 2000).
Koma diabeticum adalah suatu keadaan penurunan kesadaran yang terjadi
pada seorang penderita yang tak menunjukkan reaksi atau hanya reaksi refleks
terhadap rangsangan nyeri sebagai akibat komplikasi diabetes mellitus
( Greenberg, 1985 )
Hiperglikemik Hiperosmolar Non Ketosis adalah keadaan koma akibat dari
komplikasi diabetes melitus di mana terjadi gangguan metabolisme yang
menyebabkan: kadar gula darah sangat tinggi, meningkatkan dehidrasi
hipertonik dan tanpa disertai ketosis serum, biasa terjadi pada DM tipe II.
ETIOLOGI
• Lansia dengan riwayat DM tipe 2 (NIDDM) atau tanpa DM
• Dehidrasi akibat hiperglikemia
• Insulin tidak cukup untuk mencegah hiperglikemia tetapi cukup untuk mencegah ketoasidosis
signifikan
• Sakit berat atau stres fisiologis pada pasien usia lanjut
MANIFESTASI KLINIS
• Pasien khas : lansia
• Dehidrasi
• Tachikardi
PATHWAY
DIABETES MELLITUS ( ± Precipitating Acute illness )
DEFISIENSI STRESS
INSULIN HORMONES
Produksi glukosa
hepatik
Kegagalan ekskresi glukosa
Kehilangan H2O
HIPEROSMOLALITA
S
Patogenesis Koma Diabetik Hiperosmolar Non Ketotik
• Air way
Bilamana managemen ABC menghasilkan
Kemungkinan ada sumbatan jalan nafas snoring dan gargling ,
terjadi karena adanya penurunan kesadaran/koma sebagai akibat dari kondisi yang stabil, perlu pengkajian dengan
gangguan transport oksigen ke otak. menggunakan pendekatan head to toe Dari
pemeriksaan fisik ditemukan pasien dalam
• Breathing keadaan apatis sampai koma, tanda-tanda
Tachypnea, sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dehidrasi seperti turgor turun disertai tanda
oksigen. kelainan neurologist, hipotensi postural, bibir
dan lidah kering, tidak ada bau aseton yang
• Circulation tercium dari pernapasan, dan tidak ada
Sebagai akibat diuresis osmotik, akan terjadi dehidrasi. pernapasan Kussmaul.
Visikositas darah juga akan mengalami peningkatan, yang
berdampak pada resiko terbentuknya trombus. Sehingga akan
menyebabkan tidak adekuatnya perfusi organ.
• Disability
Tersier Survey
• Persepsi-managemen kesehatan
• Riwayat DM tipe II
• Riwayat keluarga DM
• Gejala timbul beberapa hari, minggu. • Aktivitas – exercise
• lelah, lemah.
• Nutrisi – metabolik
• Kognitif
• Rasa haus meningkat, polidipsi atau tidak ada rasa • Kepala pusing, hipotensi orthostatik.
haus.
• Penglihatan kabur.
• Anorexia • Gangguan sensorik.
• Berat badan turun. • Pemeriksaan Diagnostik
•
• Eliminasi Serum glukosa: 800-3000 mg/dl.
• Gas darah arteri: biasanya normal.
• Poliuria, nocturia. • Elektrolit biasanya rendah karena diuresis.
• Diarhe atau konstipasi. • BUN dan creatinin serum meningkat karena dehidrasi atau ada gangguan
renal.
• Osmolalitas serum: biasanya lebih dari 350 mOsm/kg. w. pH > 7,3.
• Bikarbonat serum> 15 mEq/L.
• Sel darah putih meningkat pada keadaan infeksi.
• Hemoglobin dan hematokrit meningkat karena dehidrasi. aa. EKG
mungkin aritmia karena penurunan potasium serum. bb. Keton urine tidak
ada atau hanya sedikit.
PEMERIKSAAN FISIK
• Neurologi (Stupor, Lemah, disorientasi, Kejang, Reflek normal,menurun atau tidak ada.
• Pulmonary (Tachypnae, dyspnae, Nafas tidak bau acetone, Tidak ada nafas kusmaul.
• Cardiovaskular (Tachicardia, Hipotensi postural, Mungkin penyakit
kardiovaskula( hipertensi, CHF ), Capilary refill > 3 detik.
• Renal (Poliuria( tahap awal ), Oliguria ( tahap lanjut ), Nocturia, inkontinensia
• Integumentary (Membran mukosa dan kulit kering, Turgor kulit tidak elastis, Mata
lembek, Mempunyai infeksi kulit, luka sulit sembuh.Gastrointestinal (Distensi abdomen
danPenurunan bising usus)
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1 DS: - Kompensasi asidosis metabolik Pola Nafas tidak efektif
DO: ku/ lemah, bunyi nafas tambahan adanya
snoring dan gurgling, RR 30x/menit, nafas
tidak bau aseton, TD 130/80 mmHg, Nadi 90
x/menit, suhu 35◦C, kesadaran letargi GCS
222, pemeriksaan penunjang
GDA 700 mg/Dl
2 DS: - peningkatan osmolaritas sekunder Ketidakseimbang an cairan
DO: k/u lemah, Akral teraba dingin, kulit terhadap hiperglikemia dan Elektrolit
bekerigat, TD 130/80 mmHg, Nadi
90x/menit,conjungtiva anemis, Suhu 35 ◦C, RR
30x/ menit, kesadaran letargi GCS 222,
pemeriksaan penunjang
GDA 700 mg/Dl
Diagnosa Keperawatan