Anda di halaman 1dari 24

DIABETES MELITUS

dr. Rona • Br. Faisal


Apakah Itu Diabetes ?

Diabetes Melitus adalah suatu penyakit


dimana kadar glukosa di dalam darah
tinggi karena adanya gangguan sekresi
insulin di dalam tubuh, yang dapat
menyebabkan terjadinya resistensi insulin.
glukosa

Energi
sel

Patofisiologi DM
Klasifikasi DM

DM TIPE 1
• DM tipe 1 lebih sering terjadi pada anak-
anak dan dewasa muda sekitar usia 20
tahun.
• DM tipe 1 dapat terjadi karena beberapa
faktor antara lain faktor genetik, antibodi,
dan lingkungan.

DM TIPE 1
• Diabetes melitus tipe 2 banyak dialami
oleh mereka yang berusia diatas 40 tahun.
Kebanyakan penderita diabetes melitus 2
adalah mereka yang mengalami obesitas
• Penyebab dari diabetes melitus tipe 2
antara lain riwayat keluarga, gaya hidup,
obesitas, faktor usia.
PENYEBAB DM
Keturunan

• Hal ini dapat terjadi karena DNA pada penderita DM akan diturunkan kepada
gen selanjutnya yang berkaitan dengan menurunna produksi insulin pankreas.

Usia

• Pada usia dewasa diatas 40 tahun memiliki risiko terdiagnosis DM, dikarenakan
individu pada usia tersebut sedikit melakukan aktivitas, bertambahnya berat
badan, dan kekuatan otot berkurang.

Kelebihan Berat Badan (obesitas)

• Sel beta yang ada pada pankreas akan mengalami hipertrofi jika individu
mengalami obesitas. Hipertrofi yang terjadi akan mengakibatkan adanya
gangguan pada kondisi insulin.

Gaya Hidup dan Pola Makan

• konsumsi makanan manis secara berlebihan menyebabkan terjadinya peningkatan


resistensi insulin, dan tubuh tidak dapat memproses kelebihan gula. akan terjadi
lonjakan kadar gula yang memicu DM
PENYEBAB

Alkoholisme

• Minuman kemasan dan alkohol banyak mengandung kadar gula

Infeksi
• Kerusakan sel pankreas akan berdampak pada penurunan fungsi dari
pankreas yang salah satunya disebabkan oleh masuknya bakteri maupun
virus ke dalam pankreas.

Obat-obatan

• beberapa obatan yang dapat mempengaruhi kadar gula darah dalam tubuh adalah
seperti kortikosteroid, statin, beta blocker, dekongestan, niasin.

Stress

• Stress dapat meningkatkan kerja pankreas berlebih dalam tubuh.


• stress dapat terjadi peningkatan kadar hormone adrenaline yang dapat
mengubah cadangan glikogen dalam hati menjadi glukosa
Serta penurunan
berat badan
Gejala-gejala Lain
Yang Sering Timbul

BB menurun, nafsu
Pandangan Kabur
makan bertambah.

Kesemutan dan
Muntah berlebihan
kram

Gatal – gatal. Sering merasa lelah


Beberapa kasus tanpa sebab yang
sering terjadi di jelas dan
bagian genital luar mengantuk

Mati rasa atau


Disfungsi ereksi
kesemutan di kaki
pada pria
dan tangan
Penegakan Diagnosa DM

Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu > 200 mg/dL (11,1 mmol/L)

Gejala klasik DM + Kadar glukosa plasma puasa > 126 mg/dL (7.0 mmol/L)

Kadar gula plasma 2 jam pada TTGO > 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
TTGO yang dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g
glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air.
Normal <140mg/dl. Prediabetes : 140 – 199mg/dl. Diabetes : >200mg/dl

Pemeriksaan HbA1c (>6.5%) oleh ADA 2011 sudah dimasukkan menjadi salah satu
kriteria diagnosis DM, jika dilakukan pada sarana laboratorium yang telah
terstandardisasi dengan baik.
Tatalaksana DM
Tatalaksana DM
TEKNIK PEMBERIAN INSULIN
SDKI HIPERGLIKEMIA
• Nyeri akut
• Ketidakstabilan kadar gukosa darah
• Gangguan integritas kulit/jaringan
• Risiko infeksi
• Gangguan mobilitas fisik

SLKI HIPERGLIKEMIA
• Nyeri akut
• Keluhan nyeri berkurang
• Kemampuan mengontrol nyeri
• Ketidakstabilan kadar gukosa darah
• Integritas kulit/jaringan membaik
• Tidak ada tambahan luka / lesi dan pendarahan
• Gangguan integritas kulit/jaringan
• Kadar glukosa darah membaik
• Koordinasi meningkat
• Tingkat kesadaran meningkat
SIKI HIPERGLIKEMIA

• Nyeri akut
• Identifikasi lokasi, karakteristik, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri
• Ajarkan teknik untuk mengurangi nyeri
• Kolaborasi pemberian analgetik
• Ketidakstabilan kadar gukosa darah
• Monitor kadar glukosa darah
• Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
• Ajarkan pengelolaan diabetes
• Kolaborasi pemberian insulin
• Gangguan Integritas kulit/jaringan
• Monitor karakteristik luka
• Monitor tanda-tanda infeksi
• Pertahankan teknik steril dan ganti balutan
• Kolab pemberian antibiotik
• Risiko Infeksi
• Berikan perawatan luka
• Jelaskan tanda dan gejala infeksi
• Ajarkan cara memeriksa luka
• Anjurkan meningkatkan asupan cairan
TATALAKSANA HIPOGLIKEMIA

1.lakukan pemberian gula murni sebanyak 30 gram (dua

Jika pasien sendok makan) atau sirup/permen atau gula murni.


2.Pastikan yang diberikan bukan pengganti gula, atau gula
diabetes, atau makanan yang mengandung karbohidrat.

sadar
3.Hentikan pemberian obat diabetes atau yang menyebabkan
hipoglikemia, dan periksa gula darah tiap 1-2 jam
4.Pertahankan glukosa darah tetap 200 mg/dl, dan cari
penyebab hipoglikemia

• Berikan larutan dekstrose 40% sebanyak 50 ml berikan bolus

Jika pasien
IV. Berikan cairan dekstrose 10% per 6 jam/kolf
1.Periksa gula darah sewaktu tiap satu jam setelah bolus
dekstrosa 40%

tidak sadar
2.Bila gula darah < 50 mg/dl berikan 50 ml dekstrosa 40%,
3.jika < 100 mg/dl berikan dekstrosa 40% sebanyak 25 ml
4.Jika gula darah sudah di atas 100 mg/dl sebanyak 3 kali
pemeriksaan ganti cairan dekstrosa dengan natrium klorida,
dan protocol hipoglikemia dapat dihentikan.
SDKI HIPOGLIKEMIA
 Ketidakstabilan kadar gukosa darah
• Pola nafas tidak efektif
• Perfusi perifer tidak efektif
• Defisit pengetahuan

SLKI HIPOGLIKEMIA
• Ketidakstabilan kadar gukosa darah
• Lemah menurun
• Nilai GDS normal 120mg/dl
• Tingkat kesadaran compos mentis
• Pola nafas tidak efektif
• Frekuensi nafas normal 20x/menit
• Pola nafas normal
• Tidak menggunakan otot bantu nafas
• Perfusi perifer tidak efektif
• Nadi teraba kuat
• Akral hangat
• CRT < 3 detik
• Ketidakstabilan kadar gukosa
darah
• Monitor kadar glukosa darah
• Monitor tanda dan gejala
hipoglikemia
• Monitor tingkat kesadaran
• Kolaborasi pemberian dextrose

SIKI
• Pola nafas tidak efektif
• Monitor SPO2
• Monitor pola nafas

HIPOGLIKEMIA • Berikan Oksigen sesuai


kebutuhan
• Perfusi perifer tidak efektif
• Periksa sirkulasi perifer
(CRT,nadi,suhu,warna)
• Monitor panas,
kemerahan,nyerri atau bengkak
pada area ekstremitas
• Informasikan tanda dan gejala
darurat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai