Anda di halaman 1dari 30

SURIANI BR GINTING M.

KEP
A. PENGERTIAN
• Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala
yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh
karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa)
darah akibat kekurangan insulin baik absolut
maupun relatif .
• Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang
timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena
adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif
(Noer, 2003 dalam www.trinoval.web.id).
B. JENIS DIABETES MELITUS
• Tipe 1: Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)
Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-anak
dan remaja. 
Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di
obati dengan pemberian therapi insulin yang dilakukan
secara terus menerus berkesinambungan. Riwayat
keluarga, diet dan faktor lingkungan sangat mempengaruhi
perawatan penderita diabetes tipe 1. Pada penderita
diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan
memonitor kadar gula darahnya, sebaiknya menggunakan
alat test gula darah. Terutama pada anak-anak atau balita
yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi,
sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit.
•  Tipe 2: Non-Insulin-Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)
a)      90% sampai 95% penderita diabetic adalah tipe 2. Kondisi ini
diakibatkan oleh penurunan sensitivitas terhadap insulin (resisten
insulin) atau akibat penurunan jumlah pembentukan insulin
b)      Pengobatan pertama adalah dengan diit dan olahraga; jika
kenaikan kadar glukosa darah menetap, suplemen dengan
preparat hipoglikemia(suntikan insulin dibutuhkan jika preparat
oral tidak dapat mengontrol hiperglikemia)
c)      Terjadi paling sering pada mereka yang berusia lebih dari 30
tahun dan pada mereka yang obesitas.
• Diabetes gestasional (GDM )
GDM dikenal pertama kali selama kehamilan dan
mempengaruhi 4% dari semua kehamilan. Faktor resiko
terjadinya GDM adalah usia tua, etnik, obesitas,
multiparitas, riwayat keluarga, dan riwayat diabetes
gestasional terdahulu. Karena tejadi peningkatan
sekresi  berbagai hormone yang mempunyai efek metabolic
terhadap toleransi glukosa, maka kehamilan adalah suatu
keadaan diabetogenik.

• Diabetes Melitus yang berhubungan dengan keadaan atau


sindrom lainnya.
Dalam skala yang lebih kecil, ada beberapa kasus diabetes
oleh syndrome genetic tertentu ( perubahan fungsi sel beta
dan perubahan fungsi insulin secara genetis ), gangguan
pada pancreas yang didapati pada pecandu alcohol, dan
penggunan obat ataupun zat kimia. ( Pearce, 2007 )
C. ETIOLOGI
• Diabetes Melitus tipe 1 ( IDDM )
a. Faktor genetic
b. Faktor imunologi
c. Faktor lingkungan

• Diabetes Melitus tipe 2 ( NIDDM )


a. Usia
b. Obesitas
c. Riwayat Keluarga
D. PATOFISIOLOGI
E. TANDA DAN GEJALA
• Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
• Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
• Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
• Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
• Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
• Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan &
kaki
• Cepat lelah dan lemah setiap waktu
• Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
• Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
• Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Bukan DM Belum pasti DM DM

Kadar glukosa darah


sewaktu
Plasma vena < 100 100 - 200 > 200

Darah kapiler < 80 80 - 200 > 200

Kadar glukosa darah


puasa
Plasma vena < 110 110 - 120 > 126

Darah Kapiler < 90 90 - 100 > 100


G. PENGOBATAN DM
• Diet
• Latihan
• Pemantauan
• Terapi
• Pendidikan (keperawatan medical bedah,
brunner and suddarth, 2002: 1226)
PROGNOSIS
Prognosis Diabetes Melitus usia lanjut tergantung pada
beberapa hal dan tidak selamanya buruk. Pada pasien
Diabetes Melitus usia lanjut yang jatuh dalam keadaan koma
hipoglikemik atau hiperosmolas, prognosisnya kurang baik.
Hipoglikemik pada pasien usia lanjut biasanya berlangsung
lama dan serius dengan akibat kerusakan otak yang
permanen. Harapan hidup orang yang terkena diabetes pada
usia 40 tahun, 5-10 tahun kurang dari rata-rata
populasi.Serangan jantung adalah komplikasi paling bahaya
yang sering menjadi pembunuh pasien diabetes.sDengan
kontrol gula yang teratur dan menjaga gaya hidup serta
menjaga kadar lemak dalam darah secara ketat dapat
meningkatkan harapan hidup lebih tinggi.
H. KOMPLIKASI DM
• Komplikasi Akut
1. Hipoglikemia terjadi kalau kadar glukosa
darah turun di bawah 50 – 60 mg/dl.
2. Diabetes Ketoasidosis
3. Asidosis
HIPERTENSI
KEGEMUKAN/OBESITAS
KERUSAKAN PADA MATA
KERUSAKAN PADA GINJAL
I. PROGNOSIS
Prognosis Diabetes Melitus usia lanjut tergantung pada
beberapa hal dan tidak selamanya buruk, pasien usia
lanjut dengan Diabetes Melitus tri II (Diabetes Melitus III)
yang terawat baik prognosisnya baik pada pasien Diabetes
Melitus usia lanjut yang jatuh dalam keadaan koma
hipoklikemik atau hiperosmolas, prognosisnya kurang
baik. Hipoklikemik pada pasien usia lanjut biasanya
berlangsung lama dan serius dengan akibat kerusakan
otak yang permanen. Karena hiporesmolas adalah
komplikasi yang sering ditemukan pada usia lanjut dan
angka kematiannya tinggi.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
b. Keluhan Utama
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Penyakit Dahulu
2) Riwayat Penyakit Sekarang
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
d. Pola Aktivitas
1) Pola Nutrisi
2) Pola Eliminasi
3) Pola Istirahat dan Tidur
4) Pola persepsi dan konsep diri
5) Pola sensori dan kognitif
6) Pola seksual dan reproduksi
7) Pola mekanisme stres dan koping
e. Pengkajian Fisik
1) Keadaan Umum
2) Head to Toe
f. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl
dan dua jam post prandial > 200 mg/dl.
2) Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan
dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna
pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata  ( ++++).
3) Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai
dengan jenis kuman.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1)      Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik, kehilangan


gastrik, berlebihan diare, mual, muntah, masukan dibatasi, kacau mental.

2)      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral : anoreksia, mual, lambung penuh,
nyeri abdomen, perubahan kesadaran : status hipermetabolisme, pelepasan hormon
stress.

3)      Risiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan


perifer, perubahan sirkulasi, kadar gula darah yang tinggi, prosedur invasif dan
kerusakan kulit.

4)      Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik, perubahan


kimia darah, insufisiensi insulin, peningkatan kebutuhan energi, status
hipermetabolisme/infeksi.

5)      Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan


berhubungan dengan salah interpretasi informasi / tidak mengenal sumber informasi.
 
3. INTERVENSI
Diagnosa Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan NOC NIC
Kekurangan Tujuan : -  Pantau tanda-tanda vital, -Hipovolemia dapat
volume cairan Kondisi tubuh stabil, tanda- catat adanya perubahan dimanifestasikan oleh
b/d diuresis tanda vital, turgor kulit, tekanan darah ortestastik. hipotensi dan takikardia.
osmotik, normal. - Kaji pola napas dan bau - Paru-paru mengeluarkan
kehilangan napas. asam karbonat melalui
gastrik, Kriteria Hasil : - Kaji suhu, warna dan pernapasan yang
berlebihan diare, -Pasien menunjukan adanya kelembaban kulit.Demam, menghasilkan kompensasi
mual, muntah, perbaikan keseimbangan menggigil, dan diaferesis alkosis respiratoris terhadap
masukan cairan, dengan kriteria : merupakan hal umum terjadi keadaan ketoasidosis.
dibatasi, kacau -Pengeluaran urine yang pada proses infeksi. Demam - Merupakan indikator dari
mental. adekuat (batas normal), dengan kulit yang kemerahan, tingkat dehidrasi atau volume
-Tanda-tanda vital stabil, kering, mungkin gambaran sirkulasi yang adekuat.
tekanan nadi perifer jelas, dari dehidrasi. - Memberikan perkiraan
-Turgor kulit baik, pengisian - Kaji nadi perifer, pengisian kebutuhan akancairan
kapiler baik dan membran kapiler, turgor kulit dan pengganti, fungsi ginjal dan
mukosa lembab atau basah. membran mukosa. keefektifan dari terapi yang
- Pantau intake dan output. diberikan.
Catat berat jenis urine. - Tipe dan jumlah dari cairan
- Kolaborasi pemberian terapi tergantung pada derajat
cairan sesuai indikasi kekurangan cairan dan respon
pasien secara individual.
Ketidakseimbangan Tujuan : -Timbang berat badan - Mengetahui pemasukan
nutrisi kurang dari Berat badan dapat setiap hari sesuai indikasi makan yang adekuat.
kebutuhan tubuh meningkat dengan nilai    
berhubungan dengan laboratorium normal dan -Tentukan program diet - Mengindentifikasi
ketidakcukupan insulin, tidak ada tanda-tanda dan pola makanan pasien penyimpangan dari
penurunan masukan malnutrisi. dibandingkan dengan kebutuhan.
oral : anoreksia, mual, makanan yang dapat  
lambung penuh, nyeri Kriteria Hasil : dihabiskan pasien. - Secara potensial dapat
abdomen, perubahan - Pasien mampu   mengancam kehidupan,
kesadaran : status mengungkapkan -Observasi tanda-tanda yang harus dikali dan
hipermetabolisme, pemahaman tentang hipoglikemia, seperti ditangani secara tepat.
pelepasan hormon penyalahgunaan zat, perubahan tingkat  
stress. penurunan jumlah intake kesadaran, - Sangat bermanfaat
( diet pada status nutrisi) dingin/lembab, denyut untuk mengendalikan
- Mendemonstrasikn nadi cepat, lapar dan kadar gula darah.
perilaku,perubahan gaya pusing.
hidup untuk  
meningatkan dan - Kolaborasi dalam
mempertahankan berat pemberian insulin,
badan yang tepat. pemeriksaan gula darah
dan diet.
 
 
 
Risiko tinggi terjadi Tujuan : - Observasi tanda-tanda infeksi - Pasien masuk mungkin
infeksi b/ d tidak Infeksi tidak terjadi. dan peradangan seperti demam, dengan infeksi yang
adekuatnya pertahanan Kriteria Hasil : kemerahan, adanya pus pada biasanya telah mencetus
perifer, perubahan -Tidak ada tanda- luka , sputum purulen, urin keadaan ketosidosis atau
sirkulasi, kadar gula darah tanda infeksi warna keruh dan berkabut. dapat mengalami infeksi
yang tinggi, prosedur -Tingkatkan upaya pencegahan nosokomial.
invasif dan kerusakan dengan melakukan cuci tangan - Mencegah timbulnya
kulit. yang baik, setiap kontak pada infeksi nosokomial.
semua barang yang - Kadar glukosa yang
berhubungan dengan pasien tinggi dalam darah akan
termasuk pasiennya sendiri. menjadi media terbaik
-Pertahankan teknik aseptik bagi pertumbuhan kuman.
pada prosedur invasif (seperti - Sirkulasi perifer bisa
pemasangan infus, kateter terganggu yang
folley, dsb). menempatkan pasien pada
- Berikan perawatan kulit penigkatan risiko
dengan teratur dan sungguh- terjadinya kerusakan pada
sungguh. Masase daerah tulang kulit / iritasi dan infeksi.
yang tertekan, jaga kulit tetap - Penenganan awal dapat
kering, linen kering dantetap membantu mencegah
kencang (tidak berkerut). timbulnya sepsis.
-Kolaborasi antibiotik sesuai
indikasi.
Kelelahan b/ d penurunan Tujuan : - Diskusikan dengan - Pendidikan dapat
produksi energi metabolik, Rasa lelah berkurang / pasien kebutuhan memberikan motivasi
perubahan kimia darah, Penurunan rasa lelah aktivitas. Buat jadwal untuk meningkatkan
insufisiensi insulin, perencanaan dengan aktivitas meskipun
peningkatan kebutuhan Kriteria Hasil: pasien dan identifikasi pasien mungkin sangat
energi, status 1.Menyatakan mapu aktivitas yang lemah.
hipermetabolisme/infeksi. untuk beristirahat dan menimbulkan kelelahan. - Mencegah kelelahan
peningkatan tenaga. - Berikan aktivitas yang berlebihan.
2.Mampu menunjukan alternatif denagn periode - Mengidentifikasi
faktor yang istirahat yang cukup / tingkat aktivitas yang
berpengaruh terhadap tanpa terganggu. ditoleransi secara
kelelahan. - Pantau tanda-tanda fisiologi.
3.Menunjukan vital sebelum atau - Meningkatkan
peningkatan sesudah melakukan kepercayaan diri / harga
kemampuan dan aktivitas. diri yang positif sesuai
berpartisipasi dalam - Tingkatkan partisipasi tingkat aktivitas yang
aktivitas. pasien dalam melakukan dapat ditoleransi pasien.
aktivitas sehari-hari
sesuai kemampuan /
toleransi pasien.
Kurang pengetahuan Tujuan : - Kaji tingkat - Mengetahui seberapa
tentang kondisi, Pasien mengutarakan pengetahuan klien dan jauh pengalaman dan
prognosis dan kebutuhan pemahaman tentang keluarga tentang pengetahuan klien dan
pengobatan berhubungan kondisi, efek prosedur penyakitnya. keluarga tentang
dengan salah interpretasi dan proses pengobatan. - Berikan penjelasan pada penyakitnya.
informasi / tidak Kriteria Hasil : klien tentang penyakitnya - Dengan mengetahui
mengenal sumber Melakukan prosedur yang dan kondisinya sekarang. penyakit dan kondisinya
informasi. diperlukan dan - Anjurkan klien dan sekarang, klien dan
menjelaskan alasan dari keluarga untuk keluarganya akan merasa
suatu tindakan memperhatikan diet tenang dan mengurangi
2.Memulai perubahan makanan nya. rasa cemas.
gaya hidup yang - Minta klien dan - Diet dan pola makan
diperlukan dan ikut serta keluarga mengulangi yang tepat membantu
dalam regimen kembali tentang materi proses penyembuhan.
perawatan. yang telah diberikan. - Mengetahui seberapa
jauh pemahaman klien
dan keluarga serta
menilai keberhasilan dari
tindakan yang dilakukan.
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai