Anda di halaman 1dari 23

ULTI STRUKTUR AROYA

LAPORAN AKHIR MSA asa Konsultansi

BAB 2
GAMBARAN UMUM KABUPATEN
BUNGO

2.1. KONDISI GEOGRAFIS

Kabupaten Bungo secara geografis terletak antara 101⁰ 27’ sampai 102⁰ 30’ Bujur timur dan

antara 01⁰ 08’sampai 01⁰ 55’ Lintang Selatan. luas Wilayah Kabupaten Bungo 4.659 km 2.
Batas-batas wilayah administratif sebagai berikut:

 Sebelah Utara : Kabupaten Tebo dan Kabupaten Dharmasraya (Provinisi


Sumatera Barat)
 Sebelah Timur : Kabupaten Tebo
 Sebelah Selatan : Kabupaten Merangin
 Sebelah Barat : Kabupaten Kerinci dan Kabupaten Dharmasraya (Provinisi
Sumatera Barat)

Tabel 2.1 Luas Wilayah Administrasi Tiap Kecamatan Di Kabupaten Bungo


NO Kecamatan Luas Banyaknya Desa/
Subdistrict Area Kelurahan Number
(Km²) Of Villages
1 Pelepat 1.069,07 15
2 Pelepat Ilir 410,29 17
3 Bathin II Babeko 176,29 6
4 Rimbo Tengah 96,90 4
5 Bungo Dhani 35,97 5
6 Pasar Muara Sabak 9,21 5
7 Bathin III 80,46 8
8 Rantau Pandan 239,61 6
9 Muko-Muko Bathin Bathin VII 186,73 9
10 Bathin III Ulu 373,83 9
11 Tanah Sepenggal 106,92 10
12 Tanah Sepenggal Lintas 77,51 12
13 Tanah Tumbuh 236,55 11
14 Limbur Lubuk Mengkuang 932,41 14
15 Bathin II Pelayang 179,84 5
16 Jujuhan 254,12 10
17 Jujuhan Ilir 193,04 7
Bungo 4.659,00 153
Sumber : Kabupaten Bungo dalam angka, 2015.

Halaman 2-1
Penyusunan DED Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Bungo 2016
ULTI STRUKTUR AROYA
LAPORAN AKHIR MSA asa Konsultansi

PETA ADMINISTRASI
WILAYAH

Gambar 2.1 Batas Administrasi Kabupaten Bungo

Halaman 2-2
ULTI STRUKTUR AROYA
MSA asa Konsultansi
LAPORAN AKHIR

Kabupaten Bungo terdiri dari 17 kecamatan dengan 141 desa dan 12 kelurahan. Semua
desa dan kelurahan merupakan desa/kelurahan dengan klasifikasi swadaya. Berikut adalah
table jumlah desa dan kelurahan per kecamatan di kabupaten bungo.

Tabel 2.2 Tabel Jumlah Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Bungo pada tahun 2015

No. Kecamatan Jumlah Kelurahan Jumlah Desa

1 Pelepat - 15

2 Pelepat Ilir - 17

3 Bathin II Babeko - 6

4 Rimbo Tengah 2 2

5 Bungo Dani 2 3

6 Pasar Muara Bungo 5 -

7 Bathin III 3 5

8 Rantau Pandan - 6

9 Muko Muko Bathin VII - 9

10 Bathin III Ulu - 9

11 Tanah Sepenggal - 10

12 Tanah Sepenggal Lintas - 12

13 Tanah Tumbuh - 11

14 Limbut Lubuk Mengkuang - 14

15 Bathin II Pelayang - 5

16 Jujuhan - 10

17 Jujuhan Ilir - 7

Jumlah 12 141

Sumber : BPS Kabupaten Bungo 2015

Penyusunan DED Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja


Kabupaten Bungo 2016 Halaman 2-3
ULTI STRUKTUR AROYA
MSA asa Konsultansi
LAPORAN AKHIR

2.2. KONDISI TOPOGRAFI

Topografi Wilayah Perkotaan Muara Bungo bervariasi mulai dari dataran rendah sampai
berbukit/bergelombang. Ketinggian permukaan tanah Wilayah Perkotaan Muara Bungo
berkisar antara 100-500 m dpl dengan kemiringan lahan yang dapat dilihat pada Tabel III-3
berikut.

Tabel 2.3Kondisi Kelerengan Lahan Wilayah Perkotaan Muara Bungo

No Tingkat Kemiringan Lahan (%) Luas (Ha.)


1 0-3 % 17.890,37
2 3-15% 36.363,10
3 16-40% 3.463,15
4 > 40 % 17,08
Jumlah 57,733,70
Sumber: Bungo dalam Angka, 2015

Berdasarkan ketinggian dan kelerangan/ kemiringan lahan, wilayah Perkotaan Muara Bungo
memiliki bentang alam bervariasi antara dataran rendah - daerah bergelombang – daerah
berbukit – sampai daerah dengan kelerengan terjal. Semakin ke arah barat, timur dan
selatan perkotaan Muara Bungo semakin bergelombang. Berdasarkan kondisi bentang alam
atau morfologi tersebut, kawasan perkotaan Muara Bungo dapat dibagi menjadi beberapa
satuan morfologi yaitu :

2.6.1. Satuan Morfologi Dataran

Satuan ini mempunyai bentuk yang hampir datar sampai datar dengan sudut kemiringan
lereng 0 – 3 %, ketinggian dataran berkisar 100 – 150 m di atas permukaan laut.
Penyebaran satuan ini terletak di bagian tengah yaitu di wilayah Kecamatan Pasar Muara
Bungo yang sekaligus merupakan kawasan pusat kota. Dataran ke sisi sungai dibentuk oleh
pasir, kerikil, sedikit lanau dan lempung ke arah timur sesuai aliran sungai. Sungai-sungai
yang mengalir di daerah dataran ini umumnya mempunyai alur yang berkelok-kelok,
arusnya sedang sampai deras sehingga daya kikisnya cukup tinggi.

2.6.2. Satuan Morfologi Bergelombang

Satuan ini mempunyai kemiringan lereng antara 3 – 10 %, dengan ketinggian tempat antara
150 – 250 m di atas permukaan laut. Penyebaran satuan ini terutama dibagian utara
Perkotaan Muara Bungo ke arah timur. Sungai-sungai yang mengalir di daerah ini umumnya

Penyusunan DED Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja


Kabupaten Bungo 2016 Halaman 2-4
ULTI STRUKTUR AROYA
MSA asa Konsultansi
LAPORAN AKHIR

mempunyai lembah yang tidak terlalu lebar dan dangkal. Alirannya membentuk pola
mendaun.

2.6.3. Satuan Morfologi Perbukitan Berelief Halus

Satuan ini mempunyai kelerengan 10 – 15 % dan ketinggian tempat 250 – 300 m diatas
permukaan laut. Penyebarannya satuan ini dibagian barat, selatan dan timur kawasan
perkotaan Muara Bungo.

2.6.4. Satuan Morfologi Perbukitan Berelief Sedang

Satuan ini mempunyai lereng antara 15 % - 30 % dengan ketinggian 300 – 450 m diatas
muka laut. Penyebaran satuan ini terutama di bagian barat, selatan, dan tenggara Kota
Muara Bungo.

2.6.5. Satuan morfologi perbukitan Berelief kasar

Satuan ini mempunyai kemiringan > 30 % terletak pada ketinggian 450 – 500 m di atas
permukaan laut. Penyebaran satuan ini terutama di bagian selatan, barat, dan tengara.
Cepatnya kegiatan pembangunan di perkotaan Muara Bungo, seperti pembangunan
permukiman, pertokoan/ ruko, pembangunan jalan, dan pembangunan bandar udara, dan
pembangunan fisik kota yang banyak dilakukan dengan model pengurugancekungan dan
pengeprasan bukit, akan menimbulkan perubahan bentang alam, stratifikasi batuan, profil
tanah, struktur tanah, tingkat erosi dan kesuburan tanah. Perubahan bentang alam ini
diperkirakan akan terjadi pada unsur-unsur bentang alam seperti sudut lereng, panjang
lereng, bentuk lereng dan pola aliran, serta implikasi ikutan berupa berubahnya pola
drainase aliran permukaan.

Penyusunan DED Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja


Kabupaten Bungo 2016 Halaman 2-5
ULTI STRUKTUR AROYA
LAPORAN AKHIR MSA asa Konsultansi

PETA TOPOGRAFI

Gambar 2.2Peta Topografi Kabupaten Bungo

Halaman 2-6
MSA ULTI STRUKTUR AROYABiro Jasa
Konsultansi
LAPORAN AKHIR

2.3. KONDISI GEOLOGI

Struktur batuan pembentuk lapisan tanah atau kondisi serta formasi geologi di Kabupaten
Bungo terdiri atas batuan : Aluvium, Andesit dan Basal, Batuan Gunung Api tak terpisahkan,
Batuan Gunung Asam tak terpisahkan, Diorit, Formasi Air Berikat, Formasi Bukit Punjung,
Formasi Gumai, Formasi Kasai, Formasi Muara Enim, Formasi Pelepat, Formasi Rantau Ikil,
Formasi Granit dan Formasi Lava.

Secara umum, kelompok tanah yang ada di Kabupaten Bungo terdiri atas jenis tanah :
Andosol, Latosol, Latosol dan hidromorf dan Podsolik. Jenis tanah pada masing-masing
kecamatan yaitu :

 Jenis tanah Andosol sebagian kecil terdapat di Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang,
Tanah tumbuh, Bathin III Ulu dan Pelepat.
 Jenis tanah Latosol sebagian besar terdapat di Kecamatan Jujuhan Ilir, Jujuhan,
Bathin II Pelayang, Limbur Lubuk Mengkuang, Sebagian Kecil terdapat di Kecamatan
Tanah Tumbuh Bathin II Ulu, Rantau Pandan dan Pelepat.
 Jenis tanah latosol dan hidromorf terdapat di sebagian Kecamatan Rantau Pandan,
Bathin II Ulu dan Pelepat.
 Jenis tanah Podsolik terdapat di semua kecamatan di Kabupaten Bungo.

Penyusunan DED Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja


Kabupaten Bungo 2016 Halaman 2-7
MSA ULTI STRUKTUR AROYABiro Jasa
Konsultansi
LAPORAN AKHIR

PETA GEOLOGI

Gambar 2.3Peta Geologi Kabupaten Bungo

Halaman 2-8
MSA ULTI STRUKTUR AROYABiro Jasa
Konsultansi
LAPORAN AKHIR

2.4. KONDISI HIDROLOGI

Sebagian besar wilayah Kabupaten Bungo berada pada Sub Daerah Aliran Sungai (Sub-
DAS), sungai Batang Tebo dan sungai Batang Bungo adalah dua sungai yang cukup besar
melintasi Kabupaten Bungo. Disamping dua sungai yang cukup dienal di Kabupaten Buango,
ada banyak DAS sungai yang melintasi Kabupaten ini selain dua DAS disebutkan diatas
diantaranya adalah, DAS Batang Benit, DAS Batang Pelepat, DAS Batang Ule, DAS Jantayo,
DAS Kemarau, DAS Kuamang Bungo, DAS Mengkuang, DAS Pagian, DAS Sungkai, DAS
Semagai, DAS Pandak Tebo, DAS Telantam, DAS Telentam Besar, DAS Pamesun, DAS
Penyumian, DAS Plangke dan DAS Komersi. Secara geomorfologis wilayah Kabupaten Bungo
merupakan daerah aliran yang memiliki kemiringan berkisar antara 0 – 8 persen (92,28
persen). Sungai-sungai tersebut mengalir masuk ke pusat Kota sebagai badan air penerima
yang berhubungan langsung dengan parit-parit yang merupakan pembuangan air sebagai
saluran drainase, seperti yang terlihat dalam Gambar, 2.3. Peta Pembagian Sistem DAS Kab.
Bungo

2.5. KONDISI KLIMATOLOGI

Curah hujan di suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan iklim, geografi dan perputaran atau
pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan
stasiun pengamat. Rata-rata curah hujan selama Tahun 2011 berkisar antara 2 mm (bulan
agustus) sampai dengan 483 mm (bulan Februari). Antara Curah hujan dan keadaan angin
biasanya ada hubungan erat satu sama lain. Walaupun demikian, di beberapa tempat di
Indonesia hubungan ersebut tidak selalu ada. Keadaan angin pada musim hujan biasanya
lebih kencang dan angin bertiup dari Barat dan Barat Laut, karena itu musim ini dikenal juga
dengan musim Barat.

Penyusunan DED Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja


Kabupaten Bungo 2016 Halaman 2-9
MSA ULTI STRUKTUR AROYABiro Jasa
Konsultansi
LAPORAN AKHIR

Tabel 2.4Banyaknya Hari Hujan Dan Curah Hujan Menurut Bulan


Kabupaten Bungo Tahun
Bulan Curah Hujan (mm3) Hari Hujan
Januari 2762 126
Februari 956 58
Maret 1527 81
April 3233 120
Mei 1588 83
Juni 1257 75
Juli 701 54
Agustus 1120 57
September 489 36
Oktober 315 36
November 2796 115
Desember 1959 100
Rata-rata 18.684 942
Sumber : BPS Kabupaten Bungo 2014

Penyusunan DED Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja


Kabupaten Bungo 2016 Halaman 2-10
LAPORAN AKHIR MSA ULTI STRUKTUR AROYABiro Jasa
Konsultansi

PETA CURAH HUJAN

Gambar 2.4Peta Geologi Kabupaten Bungo

Halaman 2-11
MSA ULTI STRUKTUR AROYABiro Jasa
Konsultansi
LAPORAN AKHIR

2.6. SARANA DAN PRASARANA

Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai akan menjadi modal penting dalam
pembangunan. Sarana yang memadai akan menentukan terhadap pertimbangan para
investor dan masyarakat luas untuk turut menanamkan modalnya di satu wilayah. Dalam
perspektif otonomi Daerah, secara jelas dinyatakan bahwa salah satu tugas dari pada
Pemerintah Daerah adalah untuk meningkatkan daya saing suatu Daerah.

Dalam kaitan ini, maka diyakini bahwa daya saing salah satunya yang dapat ditingkatkan
melalui penyiapan sarana dan prasarana umum. Secara ekonomi hal ini dapat dipahami
karena dengan adanya penyiapan sarana dan prasarana akan dapat memasyarakat.

2.6.1. Sarana Perekonomian


1) Sarana Perumahan dan Pemukiman

Perumahan dan pemukiman merupakan salah satu infrastruktur yang sangat penting
dalam pembangunan. Hal ini dikarenakan perumahan dan pemukiman merupakan
kebutuhan manusia, oleh karena itu dibidang perumahan dan pemukiman perlu
mendapat perhatian dan penanganan yang serius dari Pemerintah baik Pemerintah
Pusat maupun Pemerintah Daerah.

2) Sarana Pasar

Pasar dalam arti lokasi pertemuan antara pembeli dan penjual memegang peranan
penting dalam pengembangan satu wilayah. Ketersediaan pasar khususnya di tingkat
kecamatan menjadi penting, karena akan mendukung terjadinya proses pertukaran
dan sekaligus mendukung penyediaan informasi bagi masyarakat.

Di Kabupaten Bungo terdapat banyak pasar, umumnya di setiap kecamatan dan desa
mempunyai pasar sendiri, hanya saja sifatnya yang berbeda. Ada pasar yang ramainya
pada hari-hari tertentu saja, seperti hari Kamis di Tanah Tumbuh, hari Rabu di Lubuk
Landai, dan hari Minggu di Muara Bungo. Ada juga pasar yang ramainya pada sore
hari seperti di Sungai Ipuh Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang. Dari sekian banyak
pasar, yang terbesar ada di Kecamatan Muara Bungo dengan jumlah sebanyak 101
Izin Penempatan Ruko, Toko dan Kios yang telah di terbitkan.

Penyusunan DED Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja


Kabupaten Bungo 2016 Halaman 2-12
MSA ULTI STRUKTUR AROYABiro Jasa
Konsultansi
LAPORAN AKHIR

2.6.2. Sarana Pendidikan, KesehatanDan Peribadatan


1) Sarana Pendidikan

Keberhasilan pendidikan di Kabupaten Bungo telah menempati urutan skala prioritas,


terlihat dari pertumbuhan jumlah sekolah, murid dan guru serta sarana pendidikan
yang tersedia mulai dari sekolah Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD)
hingga sekolah Perguruan Tinggi. Untuk lebih jelasnya jumlah sarana Pendidikan di
Kabupaten Bungo dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 2.5. Jumlah Sarana Pendidikan di Kabupaten Bungo

Fasilitas
No Kecamatan Jumlah
TK SD SMP SMU SMK MD MI MT MS PT
1 Pelepat 11 26 6 1 2 21 2 1 1 - 71
2 Pelepat Hilir 19 25 6 2 3 15 3 3 2 - 78
Bathin II
3 1 8 2 - 1 12 1 2 1 - 28
Babeko
4 Rimbo Tengah 6 15 6 4 2 13 - 2 2 3 53
5 Bungo Dani 5 11 2 - 2 10 4 4 3 - 41
Pasar Muara
6 7 7 3 - - 7 2 2 1 1 30
Bungo
7 Bathin III 6 10 2 1 2 15 1 1 - 2 40
8 Rantau Pandan 1 10 4 2 - 5 - 1 - - 23
Muko-muko
9 1 14 3 1 1 15 4 4 2 - 45
Bathin VII
10 Bathin III Ulu 7 17 2 - - 20 - 1 - - 47
Tanah
11 2 16 4 1 1 12 4 1 2 - 43
Sepenggal
Tanah
12 Sepenggal 1 14 4 1 1 20 - 3 1 - 45
Lintas
13 Tanah Tumbuh 2 13 2 2 - 12 - 1 - - 32
Limbur Lubuk
14 4 14 6 1 1 28 - 1 - - 55
Mengkuang
Bathin II
15 4 8 2 1 - 5 - - - - 20
Pelayang
16 Jujuhan 3 14 3 1 - 16 - - - - 37

Penyusunan DED Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja


Kabupaten Bungo 2016 Halaman 2-13
MSA ULTI STRUKTUR AROYABiro Jasa
Konsultansi
LAPORAN AKHIR

Fasilitas
No Kecamatan Jumlah
TK SD SMP SMU SMK MD MI MT MS PT
17 Jujuhan Hilir 2 9 2 - - 8 1 1 1 - 24
Jumlah 82 231 59 18 16 234 22 28 16 6 712
Sumber : Kabupaten Bungo dalam angka, 2015.

2) Sarana Kesehatan

Pembangunan dibidang kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan secara


mudah, murah dan merata yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat di Kabupaten Bungo telah diupayakan melalui penyuluhan kesehatan
dan penyediaan fasilitas kesehatan berupa puskesmas, posyandu, pos obat desa dan
penyediaan sarana air minum.

Jenis penyakit yang masih banyak diderita penduduk di Kabupaten Bungo umumnya
masih didominasi penyakit diare, penyakit DBD, penyakit rabies, malaria, penyakit
kulit dan TBC. Banyaknya fasiliatas kesehatan yang tersedia dapat dilihat pada Tabel
berikut.

Tabel 2.6. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Bungo

Fasilitas
No Kecamatan
Rumah Sakit Puskesmas Puskesmas Pembantu
1 Pelepat 0 2 7
2 Pelepat Hilir 0 2 12
3 Bathin II Babeko 0 1 3
4 Rimbo Tengah 1 0 3
5 Bungo Dani 1 1 2
6 Pasar Muara Bungo 1 1 0
7 Bathin III 1 1 3
8 Rantau Pandan 0 1 0
9 Muko-muko Bathin VII 0 1 3
10 Bathin III Ulu 0 1 3
11 Tanah Sepenggal 0 1 4
12 Tanah Sepenggal Lintas 0 1 4
13 Tanah Tumbuh 0 1 1
14 Limbur Lubuk Mengkuang 0 1 6

Penyusunan DED Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja


Kabupaten Bungo 2016 Halaman 2-14
MSA ULTI STRUKTUR AROYABiro Jasa
Konsultansi
LAPORAN AKHIR

Fasilitas
No Kecamatan
Rumah Sakit Puskesmas Puskesmas Pembantu
15 Bathin II Pelayang 0 1 2
16 Jujuhan 0 1 3
17 Jujuhan Hilir 0 1 3
Jumlah 4 18 59
Sumber: Kabupaten Bungo Dalam Angka 2015, BPS Kabupaten Bungo.

3) Sarana Peribadatan

Kabupaten Bungo merupakan daerah yang terdiri dari berbagai suku dengan
pemeluk agama yang berbeda-beda. Berdasarkan agama yang dipeluknya sebanyak
274.977 jiwa (90.07%) penduduk pemeluk agama Islam, 2.962 jiwa (0.9%)
penduduk pemeluk agama Kristen, 1.115 jiwa (0,36%) penduduk agama Katolik, 326
jiwa (0.1%) penduduk beragama Hindu dan 659 jiwa (0.2%) penduduk beragama
Budha.

Kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Bungo terlihat dari tumbuhnya


fasilitas peribadatan bagi semua umat beragama yang ada dan bertambahnya
jumlah rohaniwan dari masing-masing agama. Jumlah fasilitas peribadatan yang ada
dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 2.7. Jumlah Sarana Peribadatan di Kabupaten Bungo

Fasilitas
No Kecamatan
Masjid Mushola Gereja Pura Vihara
1 Pelepat 35 41 - - -
2 Pelepat Hilir 44 148 - - -
3 Bathin II Babeko 10 6 - - -
4 Rimbo Tengah 25 39 - - -
5 Bungo Dani 18 18 3 - 1
6 Pasar Muara Bungo 12 31 - - -
7 Bathin III 16 26 - - -
8 Rantau Pandan 11 12 - - -
9 Muko-muko Bathin VII 16 29 - - -
10 Bathin III Ulu 20 3 - - -
11 Tanah Sepenggal 10 40 - - -
‘12 Tanah Sepenggal Lintas 15 37 - - -

Penyusunan DED Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja


Kabupaten Bungo 2016 Halaman 2-15
MSA ULTI STRUKTUR AROYABiro Jasa
Konsultansi
LAPORAN AKHIR

Fasilitas
No Kecamatan
Masjid Mushola Gereja Pura Vihara
13 Tanah Tumbuh 14 17 - - -
14 Limbur Lubuk Mengkuang 18 43 - - -
15 Bathin II Pelayang 6 10 - - -
16 Jujuhan 23 20 - - -
17 Jujuhan Hilir 13 18 - - -
Jumlah 306 538 3 - 1
Sumber: Kabupaten Bungo Dalam Angka, 2015.

2.6.3. Sarana Transportasi Jalan


 Sarana Perhubungan Jalan

Panjang jalan di Kabupaten Bungo tahun 2015 adalah 976,12 km, yang diaspal sebesar
50,66 persen, meningkat 0,31 persen dibanding tahun lalu. Panjang jalan berdasarkan
kondisi jalan dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 2.8. Panjang dan Lebar Jalan Menurut Jenis di Kabupaten Bungo

Kondisi Jalan (Km)


No Kecamatan
Baik Sedang Rusak Rusak Berat Total
1 Pelepat 59 35 17.9 115.55 227.45
2 Pelepat Hilir 63.55 19.4 4.3 4 91.25
3 Bathin II Babeko 17 - 2.4 4.4 23.8
4 Rimbo Tengah 42.99 3 16.35 17.45 79.79
5 Bungo Dani 25.57 0.86 3.18 4.79 34.4
6 Pasar Muara Bungo 22.03 - - 0.5 22.53
7 Bathin III 8.15 - - 8.25 16.4
8 Rantau Pandan 17.08 3.9 - 18 38.98
9 Muko-muko Bathin VII 36.5 1.5 - 23.1 61.1
10 Bathin III Ulu 32.6 - 4.5 - 37.1
11 Tanah Sepenggal 21.43 - 1.8 - 23.23
12 Tanah Sepenggal Lintas 9.1 3.2 6.1 1.7 20.1
13 Tanah Tumbuh 10.89 6.9 7 23.8 48.59
14 Limbur Lubuk Mengkuang 16 - 34.4 3.9 54.3

Penyusunan DED Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja


Kabupaten Bungo 2016 Halaman 2-16
MSA ULTI STRUKTUR AROYABiro Jasa
Konsultansi
LAPORAN AKHIR

Kondisi Jalan (Km)


No Kecamatan
Baik Sedang Rusak Rusak Berat Total
15 Bathin II Pelayang 26.2 - 16.1 41.8 84.1
16 Jujuhan 33.5 - - 7.7 41.2
17 Jujuhan Hilir 23.85 13.65 13.7 20.6 71.8
Jumlah 465.44 87.41 127.73 295.54 976.12
Sumber: Kabupaten Bungo Dalam Angka, 2015.

Apabila dilihat dari kondisi jenis permukaan terdiri dari jalan beraspal 494,46 Km, tidak
beraspal 154,12 Km, dan lainnya 327,54 Km. Panjang Jalan menurut kondisinya di
Kabupaten Bungo tahun 2012 sepanjang 976,12 km terdiri dari jalan dengan kondisi baik
465,44 km, jalan dengan kondisi sedang 87,41 km jalan dengan kondisi rusak 127,73 km,
dan jalan dengan kondisi rusak berat 295,54 km.

 Sarana Perhubungan Udara

Pembangunan perhubungan udara ditujukan untuk menyediakan prasarana bandar udara


sebagai prasarana penerbangan guna menunjang aktivitas suatu wilayah, hal ini perlu ditata
secara terpadu untuk mewujudkan penyediaan jasa kebandarudaraan sesuai dengan tingkat
kebutuhannya. Hal ini diatur dalam UU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang. UU No.
15 Tahun 1992 tentang penerbangan, dan yang ditindaklanjuti dengan Peraturan
Pemerintah No. 70 Tahun 2001 tentang kebandarudaraan serta Keputusan Menteri
Perhubungan KM 48 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Bandar Udara Umum, serta
Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 83 Tahun 1998 tentang Pedoman Proses
Perencanaan dilingkungan Departemen Perhubungan.

Terkait dengan letak geografis Kabupaten Bungo yang sangat strategis dan sejumlah
potensi serta sumber daya alam yang belum dikembangkan secara optimal. Maka dirasa
perlu untuk meningkatkan sarana dan prasarana untuk meningkatkan aksesibilitas
Kabupaten Bungo dengan daerah-daerah lain.

Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Bungo membangun Bandar Udarayang berlokasi di
Desa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bungo dan telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Perhubungan No. KM. 52 Tahun 2005 tanggal 19 September 2005 tentang Penetapan Lokasi
Bandar Udara di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. Pembangunan Bandar Udara ini selesai
pada Tahun 2009.

Penyusunan DED Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja


Kabupaten Bungo 2016 Halaman 2-17
MSA ULTI STRUKTUR AROYABiro Jasa
Konsultansi
LAPORAN AKHIR

2.7. PENDUDUK DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

2.7.1. Demografi
1) Jumlah dan Perkembangan Penduduk

Kabupaten Bungo memiliki luas area 4.659 Km2 dan Jumlah Penduduk sebesar
336.320 Jiwa sehingga Kabupaten Bungo memiliki kepadatan penduduk 72,19
jiwa/Km2. Jumlah Penduduk naik dari tahun sebelumnya tahun 2013 berjumlah
312.695 Jiwa/Km2menjadi 336.320Jiwa/Km2pada tahun 2014. Berikut tabel Jumlah
Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Bungo.

Tabel. 2.9. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Di Kabupaten Bungo

Jumlah Penduduk ( jiwa)


Kecamatan/Desa

1 Pelepat 30.874
2 Pelepat Ilir 49.668
3 Bathin II Babeko 12.188
4 Rimbo Tengah 26.319
5 Bungo Dani 27.830
6 Pasar Muara Bungo 24.803
7 Bathin III 22.477
8 Rantau Pandan 10.144
9 Muko-muko Bathin VII 14.445
10 Bathin III Ulu 8.404
11 Tanah Sepenggal 21.914
12 Tanah Sepenggal Lintas 23.009
13 Tanah Tumbuh 14.016
14 Limbur Lb. Mengkuang 14.995
15 Bathin II Pelayang 9.370
16 Jujuhan 15.750
17 Jujuhan Ilir 10.114
Bungo 336.320
2013 328.375

Penyusunan DED Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja


Kabupaten Bungo 2016 Halaman 2-18
MSA ULTI STRUKTUR AROYABiro Jasa
Konsultansi
LAPORAN AKHIR

Jumlah Penduduk ( jiwa)


Kecamatan/Desa

2012 320.627
2013 312.695
Sumber: Kabupaten Bungo Dalam Angka, 2015.

2) Kepadatan Penduduk

Kabupaten Bungo memiliki luas area 4.659 Km2 dan Jumlah Penduduk sebesar
336.320 Jiwa sehingga Kabupaten Bungo memiliki kepadatan penduduk 72,19
jiwa/Km2. Kepadatan penduduk tertinggi berada pada kecamatan Pasar Muaro Bungo
yaitu sebesar 2.693,05 jiwa/Km 2. sedangkan kepadatan terendah berada pada
kecamatan libur lubuk mengkuang yaitu sebesar 16,08 jiwa/Km 2. Berikut tabel luas
wilayah dan kepadatan penduduk Kabupaten Bungo.

Tabel. 2.10 Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Bungo

No. Kecamatan Luas Area (Km2) Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk

1 Pelepat 1069.07 30.874 28.88


2 Pelepat Ilir 410.29 49.668 121.06
3 Bathin II Babeko 176.29 12.188 69.14
4 Rimbo Tengah 96.9 26.319 271.61
5 Bungo Dani 35.97 27.830 773.70
6 Pasar Muara Bungo 9.21 24.803 2693.05
7 Bathin III 80.46 22.477 279.36
8 Rantau Pandan 239.61 10.144 42.34
9 Muko Muko Bathin VII 186.73 14.445 77.36
10 Bathin III Ulu 373.83 8.404 22.48
11 Tanah Sepenggal 106.92 21.914 204.96
12 Tanah Sepenggal Lintas 77.51 23.009 296.85
13 Tanah Tumbuh 236.55 14.016 59.25
14 Limbut Lubuk Mengkuang 932.41 14.995 16.08
15 Bathin II Pelayang 179.84 9.370 52.10

Penyusunan DED Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja


Kabupaten Bungo 2016 Halaman 2-19
MSA ULTI STRUKTUR AROYABiro Jasa
Konsultansi
LAPORAN AKHIR

No. Kecamatan Luas Area (Km2) Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk

16 Jujuhan 254.12 15.750 61.39


17 Jujuhan Ilir 193.04 10.114 52.39
Jumlah 4658.75 336.320 72.19
Sumber : Kabupaten Bungo dalam angka, 2015

2.7.2. Kesehatan dan Kondisi Sanitasi Lingkungan Masyarakat

Sebagian besar daerah perkotaan yang tersebar di Kabupaten Bungo, masih


memerlukan fasilitas pembangunan limbah manusia yang baik dan sehat. Meskipun saat
ini sistem pembuangan yang ada di Muara Bungo menggunakan tangki septik, namun di
beberapa lokasi masih terlihat adanya penduduk yang membuang limbah langsung ke
badan sungai, saluran drainase dan tanah kosong. Kondisi ini disebabkan oleh tingkat
kesadaran terhadap sanitasi atau terhadap fasilitas sanitasi yang diberikan masih rendah
Sistem pembuangan air limbah di Kabupaten Bungo pada umumnya dilakukan dengan
menggunakan sistem sanitasi setempat (on site sanitation) berupa jamban, baik yang
dikelola secara individu maupun secara komunal yang dilengkapi dengan tangki septik
atau cubluk.

Sistem pengelolaan air limbah saat ini belum adanya unit pelaksana yang menangani
masalah sanitasi kota. Kondisi ini menyebabkan sanitasi kurang memperoleh perhatian
khusus, termasuk dalam pengurus septiktank, pengadaan fasilitas sanitasi atau
pemeliharaannya.

Limbah cair domestik merupakan air yang telah selesai dipakai untuk berbagai kegiatan
rumah tangga dan air bekas aktivitas yang berasal dari berbagai aktivitas dan harus
dibuang agar tidak mengganggu. Air limbah ini harus diolah atau dialirkan ketempat
pengolahan agar tidak menimbulkan pencemaran yang berbahaya bagi kesehatan
manusia dan lingkungan permukiman. Penangan limbah cair domestik ini harus secara
benar dan tuntas sebab pembuangan secara sembarangan dapat mengakibatkan :

 Penyebaran Penyakit, seperti gatal-gatal, diare dan sebagainya.


 Pencemaran lingkungan yang merugikan, seperti terkontaminasinya sumber air
bersih oleh air limbah, timbulnya bau yang tidak sedap dan kotornya lingkungan
yang menyebabkan ketdaknyamanan.

Penyusunan DED Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja


Kabupaten Bungo 2016 Halaman 2-20
MSA ULTI STRUKTUR AROYABiro Jasa
Konsultansi
LAPORAN AKHIR

Permasalahan air limbah yang dihadapi saat ini adalah :

a. Kurangnya tingkat kesadaran masyarakat.

Sebagian masyarakat kota, terutama yang berpengetahuan rendah dan sebagian yang
belum memiliki kloset
masih menggunakan sungai atau saluran drainase tempat
pembuangan limbah, terutama pada pemukiman yang berada di pinggiran sungai.

b. Kurangnya koordinasi pengelolaan.

Hal ini terjadi untuk fasilitas umum yang diberikan, dimana pengoperasian tidak ada
yang bertanggung jawab, akibatnya fasilitas yang ada tidak terpelihara dengan baik
bahkan beberapa unit tidak dioperasikan.

c. Belum adanya IPAL.

Belum tersedianya IPAL di Kabupaten Bungo.

100%
90%
36,40
80% 46,10 43,30
52,30
70%
60%
50%
Tidak
40%
63,6 Ya
30% 53,9 56,7
47,7
20%
10%
0%
1 2 3 4

Kluster Desa /Kelurahan

Gambar 2.5 : Grafik Persentase Penduduk yang melakukan BABS

Dari grafik diatas terlihat bahwa persentase rata rata masyarakat yang melakukan BAB-
S pada setiap kluster 50
% melakukan BAB-S, persentase tertinggi masyarakat yang
melakukan BAB-S pada
kluster 3 sebesar 63,6 % sedangkan persentase tertinggi
masyarakat yang tidak melakukan BAB-S pada kluster 1 sebesar 52,30 %

Penyusunan DED Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja


Kabupaten Bungo 2016 Halaman 2-21
MSA ULTI STRUKTUR AROYABiro Jasa
Konsultansi
LAPORAN AKHIR

100%
90% 30,8
80% 38,3 43,8
50,9 49,0
70%
60%
50%
40% Tidak ada pencemaran dari SPAL
69,2
30% 61,7 56,2
49,1 51,0 Ada pencemaran dari SPAL
20%
10%
0%
1 2 3 4 Total

Kluster desa / kelurahan

Gambar 2.6. Grafik Pencemaran karena SPAL

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa persentase tertinggi tingkat pencemaran SPAL

berada pada wilayah kluster 4 sebesar 69,2 %, sedangkan persentase terendah


terhadap resiko pencemaran dari SPAL pada kluster 1 yaitu 49,1 %. Bila dilihat dari total
persentase grafik diatas bahwa lebih dari sebagian wilayah di Kabupaten Bungo berisiko
ada pencemaran dari SPAL.

Penyusunan DED Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja


Kabupaten Bungo 2016 Halaman 2-22
LAPORAN AKHIR MSA ULTI STRUKTUR AROYABiro Jasa
Konsultansi

PETA AREA BERISIKO


SANITASI

Gambar 2.7Peta Area Beresiko Sanitasi Kabupaten Bungo

Halaman 2-23

Anda mungkin juga menyukai