Anda di halaman 1dari 10

MODEL PENERAPAN TIK DALAM

ADMINISTRASI KURUKULUM
MA AL HASAN

MADRASAH ALIYAH (MA) AL HASAN


NSM 131232040135
Alamat : Kp. Nunuk RT.01 RW. 06 Desa Hegarmanah Kec.
Cikancung Cicalengka - Bandung
Peranan TIK untuk e-pembelajaran dan e-administrasi

1. Pengertian Teknologi Informasi dan komputer


Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data,
termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai
cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan
tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan juga merupakan
informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat
komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan
komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan. Teknologi Komunikasi digunakan agar data
dapat disebar dan diakses secara global. Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi TIK adalah
mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi,
rekreasi, dan rohani. Juga dapat berkomunikasi dengan biaya murah seperti fasilitas email yang
dapat kita pergunakan dengan mudah di internet.
Melalui TIK, sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi
atau kelompok yang lainnya sudah tidak lagi mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas
ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran antar sesama
kita. Perkembangan TIK memicu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai
sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah
dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Alangkah wajar bila sekarang ini sedang
semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e seperti e-commerce, e-
government, e-education, e-learning, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-
biodiversitiy, dan lainnya yang berbasis TIK.

2 Aplikasi dan Potensi TIK dalam E-Pembelajaran di Sekolah


Di era global seperti sekarang ini, sudah banyak digunakan teknologi khususnya
teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini disebabkan karena teknologi tersebut telah
mempengaruhi hampir keseluruhan aspek kehidupan sehari-hari manusia. Oleh karena itu,
sebaiknya semua orang tidak ‘gagap’ teknologi. Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa
siapa yang terlambat menguasai informasi, maka terlambat pulalah memperoleh kesempatan-
kesempatan untuk maju. Informasi sudah merupakan ‘komoditi’ sebagaimana layaknya barang
ekonomi yang lain. Peran informasi menjadi kian besar dan nyata dalam dunia modern seperti
sekarang ini. Hal ini bisa dimengerti karena masyarakat sekarang sedang menuju ke era
masyarakat informasi (information age) atau masyarakat ilmu pengetahuan (knowledge society).
Oleh karena itu, tidaklah mengherankan kalau perguruan tinggi yang menawarkan jurusan
informatika atau teknologi informasi berkembang dengan pesat. Dengan pertumbuhan teknologi
informasi dan komunikasi yang pesat, internet telah menjadi suatu medium belajar dan mengajar
yang perlu diperhitungkan kemanfaatannya. Internet mempunyai potensi yang besar dalam
pembelajaran, baik sebagai sumber belajar, media, maupun pendukung pengelolaan proses
belajar-mengajar (Koesnandar, dkk., 2007).
Mengingat berbagai ragam informasi tersedia di internet dan dapat diakses secara lebih
mudah, kapan saja, dan di mana saja sehingga internet menjadi suatu kebutuhan dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu, pengguna internet juga dapat berkomunikasi dengan berbagai
pihak lain secara mudah melalui teknik e-moderating yang tersedia di internet (Soekartawi,
2002). Media informasi tanpa batas yang belakangan ini populer dengan sebutan internet perlu
diketahui oleh peserta didik. Seperti halnya di dunia nyata maka di dunia maya juga ada hal
positif dan negatifnya. Artinya, internet dapat memberikan informasi yang sifatnya mendidik,
positif, dan bermanfaat bagi kemaslahatan umat manusia. Sebaliknya, internet juga bisa
dijadikan sebagai lahan kejelekan dan kemaksiatan. Hanya etika, mental, dan keimanan masing-
masing individu yang menentukan batas-batasnya. Interconnected Network atau yang lebih
populer dengan sebutan Internet adalah sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan
jutaan komputer dan jaringan komputer di seluruh dunia. Setiap komputer dan jaringan
terhubung, baik secara langsung maupun tidak langsung ke beberapa jalur utama yang disebut
internet backbone dan dibedakan satu dengan yang lainnya melalui unique name yang biasa
disebut dengan alamat IP 32 bit. Contoh: 202.155.4.230
Komputer dan jaringan dengan berbagai platform yang mempunyai perbedaan dan ciri
khas masing-masing (Unix, Linux, Windows, Mac, dan lainnya) bertukar informasi dengan
sebuah protokol standar yang dikenal dengan nama TCP/IP (Transmission Control
Protocol/Internet Protocol). TCP/IP tersusun atas 4 layer (network access, internet, host-to-host
transport, dan application) yang masing-masing memiliki protokolnya sendiri-sendiri. E-learning
atau electronic learning kini semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah
pendidikan, baik di negara-negara maju maupun di negara-negara yang sedang berkembang.
Banyak orang menggunakan istilah yang berbeda-beda mengenai e-learning, namun, pada
prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika sebagai alat
bantunya. Untuk menyederhanakan istilah, maka electronic learning disingkat menjadi e-
learning. Kata ini terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari ‘electronica’
dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan
menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika. Dalam pelaksanaannya, e-learning
menggunakan jasa audio, video atau perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya.
Soekartawi merumuskan e-learning sebagai “a generic term for all technologically supported
learning using an array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes,
teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized web-based training or
computer aided instruction also commonly referred to as online courses (Soekartawi, 2002). Dari
definisi ini, e-learning adalah pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi
seperti telepon, audio, videotape, transmisi satelit atau komputer.
Lebih lanjut, Soekartawi mengemukakan tiga hal yang mendorong mengapa e-learning menjadi
salah satu pilihan untuk penyelesaian masalah pendidikan, yaitu:
a) Pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang tidak hanya menjangkau
negara-negara maju melainkan juga negara-negara berkembang,
b) Tersedianya infrastruktur telekomunikasi yang memungkinkan terbukanya secara meluas
peluang masyarakat untuk mengakses internet, dan
c) Makin meningkatnya jumlah organisasi dan anggota masyarakat yang berpartisipasi
dalam menyediakan jasa layanan internet.
Dari uraian tersebut di atas dapatlah dikemukakan empat karakteristik e-learning, yaitu
a) Memanfaatkan jasa teknologi elektronik yang memudahkan guru dan peserta didik,
peserta didik dan sesama peserta didik atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi
dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler;
b) Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan jaringan komputer);
c) Menggunakan bahan belajar mandiri (self-learning materials) yang disimpan di jaringan
komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan peserta didik kapan dan di mana
diperlukan; dan
d) Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang
berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
Pemanfaatan e-learning tidak terlepas dari jasa internet karena teknik pembelajaran yang
tersedia di internet begitu lengkap sehingga akan memberikan pengaruh terhadap tugas guru
dalam proses pembelajaran. Dahulu, proses belajar-mengajar didominasi oleh peran guru (era of
teacher). Kini, proses belajar-mengajar banyak didominasi oleh peran guru dan buku (era of
teacher and book) dan pada masa mendatang proses belajar-mengajar akan didominasi oleh
peran guru, buku dan teknologi (era of teacher, book, and technology).
Namun sayangnya, di negeri kita yang kaya ini, dan terdiri dari berbagai pulau, hal di atas
masih seperti mimpi karena struktur dan kultur serta SDM guru yang profesional belum merata
dengan baik. Di berbagai kota besar seperti Jakarta misalnya, beberapa sekolah maju dan
internasional telah mengaplikasikannya, tetapi buat sekolah-sekolah di daerah, mungkin masih
jauh panggang dari api dalam mengaplikasikan TIK.
Meskipun TIK dalam bentuk komputer dan internet telah terbukti banyak menunjang proses
pembelajaran anak secara lebih efektif dan produktif, namun di sisi lain masih banyak kelemahan
dan kekurangan. Dari sisi kegairahan kadang-kadang anak-anak lebih bergairah dengan
internetnya itu sendiri dibandingkan dengan materi yang dipelajari.
Terkadang anak-anak lebih senang bermain games ketimbang materi yang diberikan oleh
guru. Karena games sangat menarik peserta didik untuk rehat sejenak dari segala pembelajaran
yang diterimanya di sekolah.
Dapat juga terjadi proses pembelajaran yang terlalu bersifat individual sehingga mengurangi
pembelajaran yang bersifat sosial. Dari aspek informasi yang diperoleh, tidak terjamin adanya
ketepatan informasi dari internet sehingga sangat berbahaya kalau anak kurang memiliki sikap
kritis terhadap informasi yang diperoleh. Bagi anak-anak sekolah dasar penggunaan internet
yang kurang proporsional dapat mengabaikan peningkatan kemampuan yang bersifat manual
seperti menulis tangan, menggambar, berhitung, dan sebagainya.
Dalam hubungan ini guru perlu memiliki kemampuan dalam mengelola kegiatan
pembelajaran secara proporsional dan demikian pula perlunya kerjasama yang baik dengan orang
tua untuk membimbing anak-anak belajar di rumah masing-masing.
Dengan memperhatikan pengalaman beberapa negara sebagaimana dikemukakan di atas,
jelas sekali TIK mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap proses dan hasil pembelajaran
baik di kelas maupun di luar kelas. TIK telah memungkinkan terjadinya individuasi, akselerasi,
pengayaan, perluasan, efektivitas dan produktivitas pembelajaran yang pada gilirannya akan
meningkatkan kualitas pendidikan sebagai infrastruktur pengembangan SDM secara
keseluruhan.
Melalui penggunaan TIK setiap siswa akan terangsang untuk belajar maju berkelanjutan
sesuai dengan potensi dan kecakapan yang dimilikinya. Pembelajaran dengan menggunakan TIK
menuntut kreativitas dan kemandirian diri sehingga memungkinkan mengembangkan semua
potensi yang dimilikinya.
Dalam menghadapi tantangan kehidupan modern di abad-21 ini kreativitas dan kemandirian
sangat diperlukan untuk mampu beradaptasi dengan berbagai tuntutan. Kreativitas sangat
diperlukan dalam hidup ini dengan beberapa alasan antara lain:
pertama, kreativitas memberikan peluang bagi individu untuk mengaktualisasikan dirinya,
kedua, kreativitas memungkinkan orang dapat menemukan berbagai alternatif dalam pemecahan
masalah,
ketiga, kreativitas dapat memberikan kepuasan hidup, dan
keempat, kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
Dari segi kognitifnya, kreativitas merupakan kemampuan berfikir yang memiliki
kelancaran, keluwesan, keaslian, dan perincian. Sedangkan dari segi afektifnya kreativitas
ditandai dengan motivasi yang kuat, rasa ingin tahu, tertarik dengan tugas majemuk, berani
menghadapi resiko, tidak mudah putus asa, menghargai keindahan, memiliki rasa humor, selalu
ingin mencari pengalaman baru, menghargai diri sendiri dan orang lain, dan sebagainya. Karya-
karya kreatif ditandai dengan orisinalitas, memiliki nilai, dapat ditransformasikan, dan dapat
dikondensasikan.
Selanjutnya kemandirian sangat diperlukan dalam kehidupan yang penuh tantangan ini
sebab kemandirian merupakan kunci utama bagi individu untuk mampu mengarahkan dirinya ke
arah tujuan dalam kehidupannya. Kemandirian didukung dengan kualitas pribadi yang ditandai
dengan penguasaan kompetensi tertentu, konsistensi terhadap pendiriannya, kreatif dalam
berfikir dan bertindak, mampu mengendalikan dirinya, dan memiliki komitmen yang kuat
terhadap berbagai hal.
Iklan

3 Penerapan TIK dalam E-Administrasi


Dalam pendidikan, waktu merupakan unsur penting dalam menjamin mutu pendidikan.
Tidak berlebihan jika waktu dikatakan unsur penting. Kenapa? karena dengan memanfaatkan
waktu dengan sebaik-baiknya efisiensi kerja lebih mudah tercapai. Salah satu contoh yang
selama ini pernah kita alami adalah dari segi non akademis yaitu administrasi. Kadang kala harus
mengantre alam dalam pembayaran SPP. Begitu juga pada saat pendaftaran siswa baru.
Kadankala jumlah ribuan siswa/mahasiswa baru harus mengantre untuk melakukan registrasi.
Jadi terbayang sudah berapa lama harus menyediakan waktu dan mengorbankan pekerjaan
lainnya.
Pengertian Administrasi Perkataan administrasi berasal dari bahasa latin yaitu “administrare”.
Dalam bahasa Inggris perkataan administrasi itu adalah administration, yang dalam bahasa
Indonesia mengandung arti melayani, memenuhi, mengatur, menyelenggarakan, suatu usaha atau
suatu organisasi/lembaga dalam mencapai tujuannya secara intensif. Administrasi dapat diartikan
sebagai usaha bersama untuk mendayagunakan semua sumber baik personil maupun meteril
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.

Pengertian Komputerisasi adalah “Pengembangan dari suatu system yang mulanya tidak
menggunakan komputer menjadi sistem yang menggunakan komputer system manual atau
penggunaan manusia lebih tidak efisien dan tidak efektif dikarenakan memakan banyak waktu
dan biaya untuk mengatasinya digunakan tenaga mesin berupa penggunaan komputer guna
penghematan biaya dan dapat menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu” Jadi administrasi
komputerisasi adalah usaha untuk mendayagunakan semua sumber daya berupa personil maupun
materil untuk penyelengaraan suatu tujuan tertentu dengan bantuan perangkat/mesin yang
disebut dengan komputer, guna mempercepat, mempermudah dan penghematan biaya dan
waktu.

Ruang Lingkup Administrasi Sekolah Kegiatan administrasi sekolah dilakukan oleh Tata
Usaha yang berfungsi sebagai administrator yang fungsinya mencatat secara rapi dan teratur,
dapat mengetahui keadaan perlengkapan/barang dalam waktu singkat dan mengaitkan kebutuhan
barang yang diperlukan. Bila dilihat dari tujuan administrasi, ruang lingkup dan prinsip-prinsip
administrasi yang baik maka kegiatan administrasi yang dilakukan dalam upaya pencapaian
tujuan pendidikan di sekolah dapat berjalan lancar bila ditunjang oleh sistem administrasi yang
baik, sarana memadai, sumber daya manusia siap pakai dan yang paling penting adalah
berkesinambungan.

Tujuan Administrasi Sekolah Tujuan administrasi adalah melaksanakan usaha-usaha tertentu


agar dapat terlaksana sesuatu usaha dengan tujuan tersebut.
Administrasi sebagai suatu pengumpulan dan penyelesaian masalah operasional yang dihadapi
sehari-hari di sekolah meliputi komponen-komponen sebagai berikut:

1. Program
2. Pengajaran
3. Kesiswaan
4. Kepegawaian
5. Perlengkapan / barang
6. Keuangan

Dalam pelaksanaan administrasi yang dilakukan dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan di
sekolah mempunyai tiga prinsip yaitu:

1. Administrasi harus bersifat praktis, dapat dikerjakan dengan mempertimbangkan situasi dan
kondisi nyata di sekolah.
2. Administrasi harus bersifat sebagai sumber informasi bagi pengembangan pengelolaan
pendidikan dan peningkatan proses kegiatan belajar mengajar.
3. Administrasi dilaksanakan melalui suatu sistem dan mekanisme kerja yang menujang
pelaksanaan program kegiatan belajar mengajar di sekolah
Untuk itu TIK memegang peranan yang sangat vital dalam hal adminstrasi. Berikut akan
diuraikan contoh-contoh penerapan TIK dalam E-Administrasi sebagai berikut:

1. Pembayaran SPP mahasiswa melalui Mobile Banking. Dengan layanan ini, mahasiswa/siswa
tidak perlu mengantre untuk berjam-jam untuk mebayar SPP. Cukup dengan menstransfer
melalui bank yang dipercaya.
2. Pendaftaran Online. Dengan layanan ini memungkin calon mahasiswa dapat mendaftar
universitas tanpa harus datang. Pendaftaran dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun.
3. Absensi finger print. Absensi ini menggunakan scaner yang sudah banyak disediakan oleh
fendor. Dengan layanan ini para staf pegawai tidak perlu repot-repot membuat form absen
yang selama ini masih bisa dimanipulasi. Dengan menggunakan sidik jari, otomatis yang
tidak bisa diwakilkan dan status bolos maupun terlambat sudah dapat di catat.
4. Heregitrasi online. Dengan layanan ini mahasiswa dapat merencanakan studi pada semester
selanjutnya dimanapun tanpa harus mengantre mengambil form secara manual. Selain itu,
mahasiswa juga dapat melihat perolehan nilai akhir dengan mengkases situs kampus yang
sudah tersedia.
Dari sekian banyak jenis layanan yang merupakan penerapan TIK, contoh diatas merupakan
sebagian kecil saja. Tidak semua aspek dapat dilakukan secara online. Beberapa hal dalam
pengurusan administrasi harus dilakukan secara online. Contohnya adalah dalam hal
penandatangan oleh dosen maupun kegiatan wawancara.
Selain itu, ada beberapa langkah yang diperlukan dalam perencanaan membangun jaringan
komputer untuk e-pembelajaran dan e-administrtasi adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan Emerging dicirikan dengan pemanfaatan TIK oleh sekolah pada tahap
permulaan. Pada pendekatan ini, sekolah baru memulai membeli atau membiayai
infrastruktur TIK, baik berupa perangkat keras maupun perangkat lunak. Kemampuan TIK
guru-guru dan staf administrasi sekolah masih berada pada tahap memulai eksplorasi
penggunaan TIK untuk tujuan manajemen dan menambahkan TIK pada kurikulum. Pada
tahap ini sekolah masih menerapkan sistem pembelajaran konvensional, akan tetapi sudah
ada kepedulian tentang bagaimana pentingnya penggunaan TIK tersebut dalam konteks
pendidikan.
2. Pendekatan Applying dicirikan dengan sudah adanya pemahaman tentang kontribusi dan
upaya menerapkan TIK dalam konteks manajemen sekolah dan pembelajaran. Para tenaga
pendidik dan kependidikan telah menggunakan TIK untuk tugas-tugas yang berkaitan dengan
manajemen sekolah dan tugas-tugas berdasarkan kurikulum. Sekolah juga sudah mencoba
mengadaptasi kurikulum agar dapat lebih banyak menggunakan TIK dalam berbagai mata
pelajaran dengan piranti lunak yang tertentu.
3. Pendekatan Infusing menuntut adanya upaya untuk mengintegrasikan dan memasukkan TIK
ke dalam kurikulum. Pada pendekatan ini, sekolah telah menerapkan teknologi berbasis
komputer di laboratorium, kelas, dan bagian administrasi. Guru berada pada tahap
mengeksplorasi cara atau metode baru di mana TIK mengubah produktivitas dan pekerjaan
profesional mereka.
4. Pendekatan Transforming dicirikan dengan adanya upaya sekolah untuk merencanakan dan
memperbaharui organisasinya dengan cara yang lebih kreatif. TIK menjadi bagian integral
dengan kegiatan pribadi dan kegiatan profesional sehari-hari. Fokus kurikulum mengacu
pada learner-centered (berpusat pada peserta didik) dan mengintegrasikan mata pelajaran
dengan dunia nyata. TIK diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan level profesional
dan disesuaikan dengan bidang-bidang pekerjaan. Sekolah sudah menjadi pusat pembelajaran
untuk para komunitasnya.
Kendala Administrasi Di Sekolah Pengelolaan administrasi tanpa bantuan suatu teknologi
akan sangat tidak efisien dan membuang-buang biaya serta waktu percuma hanya untuk
mengerjakan suatu pekerjaan sepele. Dengan adanya teknologi khususnya komputer pekerjaan
administrasi akan sangat terbantu dan waktu dan biaya pun akan dapat dipergunakan secara
efisien.
Namun kendala bagi sekolah yang tidak memiliki sarana penunjang berupa komputer dan
sumber daya manusia yang memadai dalam hal penanganan administrasi di sekolah. Karena
dengan dua hal tersbut kelancaran administrasi akan berjalan secara efisien.
Ada beberapa faktor kendala penanganan administrasi yang dihadapi sebuah lembaga sekolah
dalam hal administrasi komputerisasi:
1. Tidak adanya saran komputer. Komputer merupakan sarana penting yang tidak bisa diganti
dengan sarana yang lain. Karena dengan komputer pekerjaan dapat dikerjakan dengan mudah
dan cepat. Bisa dibayangkan bagaimana pengolahan administrasi hanya menggunakan mesin
TIK jaman dulu. Berapa jumlah waktu dan biaya akan terbuang hanya untuk mengerjakan
pembuatan daftar siswa.
2. Tidak adanya sumber daya manusia yang memadai. Sumber daya manusia juga tidak kalah
penting dalam hal penanganan administrasi di sebuah lembaga pendidikan, karena tanpa ada
seorang operator yang siap pakai dan bisa menggunakan komputer maka mustahil pekerjaan
administrasi dapat terselesaikan dengan cepat, tepat dan baik.
3. Tidak sanggupnya sekolah menyediakan computer. Banyak sekolah yang belum sanggup
membeli sebuah komputer dengan alasan dana yang tidak ada. Sehingga untuk
menyelesaikan administrasinya sebuah sekolah harus mengeluarkan dana lebih untuk
membayar jasa pengetikan ke sebuah rental komputer.

Anda mungkin juga menyukai