Anda di halaman 1dari 17

http://lusytekpend.blogspot.

com/2008/01/landasan-teori-komunikasi-dan-
informasi.html

LANDASAN TEORI KOMUNIKASI DAN INFORMASI

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah


memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam
proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan
berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses
pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang
kelas ke di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran,
(4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu
nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan
menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer,
internet, e-mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya
dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan
menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan
tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa
dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai
sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan
komputer atau internet.

Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut


“cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang
dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin poluper
saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan
menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya
internet. Menurut Rosenberg (2001; 28), e-learning merupakan satu
penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam
jangkauan luas yang berlandaskan tiga kriteria yaitu: (1) e-learning
merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui,
menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi, (2)
pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan
menggunakan teknologi internet yang standar, (3) memfokuskan pada
pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma
pembelajaran tradisional. Saat ini e-learning telah berkembang dalam
berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer
Based Training), CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning,
Distance Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop
Videoconferencing, ILS (Integrated Learning Syatem), LCC (Learner-
Cemterted Classroom), Teleconferencing, WBT (Web-Based Training),
dsb.

Satu bentuk produk TIK adalah internet yang berkembang pesat di


penghujung abad 20 dan di ambang abad 21. Kehadirannya telah
memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat
manusia dalam berbagai aspek dan dimensi. Internet merupakan salah
satu instrumen dalam era globalisasi yang telah menjadikan dunia ini
menjadi transparan dan terhubungkan dengan sangat mudah dan cepat
tanpa mengenal batas-batas kewilayahan atau kebangsaan. Melalui
internet setiap orang dapat mengakses ke dunia global untuk memperoleh
informasi dalam berbagai bidang dan pada glirannya akan memberikan
pengaruh dalam keseluruhan perilakunya. Dalam kurun waktu yang amat
cepat beberapa dasawarsa terakhir telah terjadi revolusi internet di
berbagai negara serta penggunaannya dalam berbagai bidang kehidupan.

Keberadaan internet pada masa kini sudah merupakan satu


kebutuhan pokok manusia modern dalam menghadapi berbagai tantangan
perkembangan global. Kondisi ini sudah tentu akan memberikan dampak
terhadap corak dan pola-pola kehidupan umat manusia secara
keseluruhan. Dalam kaitan ini, setiap orang atau bangsa yang ingin lestari
dalam menghadapi tantangan global, perlu meningkatkan kualitas dirinya
untuk beradaptasi dengan tuntutan yang berkembang. TIK telah
mengubah wajah pembelajaran yang berbeda dengan proses
pembelajaran tradisional yang ditandai dengan interaksi tatap muka
antara guru dengan siswa baik di kelas maupun di luar kelas. Di masa-
masa mendatang, arus informasi akan makin meningkat melalui jaringan
internet yang bersifat global di seluruh dunia dan menuntut siapapun
untuk beradaptasi dengan kecenderungan itu kalau tidak mau ketinggalan
jaman.

Dengan kondisi demikian maka pendidikan khususnya proses


pembelajaran cepat atau lambat tidak dapat terlepas dari keberadaan
komputer dan internet sebagai alat bantu utama. Ruang kelas di era
millenium yang akan datang akan jauh berbeda dengan ruang kelas
seperti sekarang ini yaitu dalam bentuk seperti laboratorium komputer di
mana tidak terdapat lagi format anak duduk di bangku dan guru berada di
depan kelas. Ruang kelas di masa yang akan datang disebut sebagai
“cyber classroom” atau “ruang kelas maya” sebagai tempat anak-anak
melakukan aktivitas pembelajaran secara individual maupun kelompok
dengan pola belajar yang disebut “interactive learning” atau pembelajaran
interaktif melalui komputer dan internet. Anak-anak berhadapan dengan
komputer dan melakukan aktivitas pembelajaran secara interaktif melalui
jaringan internet untuk memperoleh materi belajar dari berbagai sumber
belajar. Anak akan melakukan kegiatan belajar yang sesuai dengan
kondisi kemampuan individualnya sehingga anak yang lambat atau cepat
akan memperoleh pelayanan pembelajaran yang sesuai dengan dirinya.

Kurikulum dikembangkan sedemikian rupa dalam bentuk yang lebih


kenyal atau lunak dan fleksibel sesuai dengan kondisi lingkungan dan
kondisi anak sehingga memberikan peluang untuk terjadinya proses
pembelajaran maju berkelanjutan baik dalam dimensi waktu maupun
ruang dan materi. Dalam situasi seperti ini, guru bertindak sebagai
fasilitator pembelajaran sesuai dengan peran-peran sebagaimana
dikemukakan di atas. Dalam tulisan itu, secara ilustratif disebutkan bahwa
di masa-masa mendatang isi tas anak sekolah bukan lagi buku-buku dan
alat tulis seperti sekarang ini, akan tetapi berupa: (1) komputer notebook
dengan akses internet tanpa kabel, yang bermuatan materi-materi belajar
yang berupa bahan bacaan, materi untuk dilihat atau didengar, dan
dilengkapi dengan kamera digital serta perekam suara, (2) Jam tangan
yang dilengkapi dengan data pribadi, uang elektronik, kode sekuriti untuk
masuk rumah, kalkulator, dsb. (3) Videophone bentuk saku dengan
perangkat lunak, akses internet, permainan, musik, dan TV, (4) alat-alat
musik, (5) alat olah raga, dan (6) bingkisan untuk makan siang.

Hal itu menunjukkan bahwa segala kelengkapan anak sekolah di


masa itu nanti berupa perlengkapan yang bernuansa internet sebagai alat
bantu belajar. Meskipun teknologi informasi komunikasi dalam bentuk
komputer dan internet telah terbukti banyak menunjang proses
pembelajaran anak secara lebih efektif dan produktif, namun di sisi lain
masih banyak kelemahan dan kekurangan. Dari sisi kegairahan kadang-
kadang anak-anak lebih bergairah dengan internetnya itu sendiri
dibandingkan dengan materi yang dipelajari. Dapat juga terjadi proses
pembelajaran yang terlalu bersifat individual sehingga mengurangi
pembelajaran yang bersifat sosial. Dari aspek informasi yang diperoleh,
tidak terjamin adanya ketepatan informasi dari internet sehingga sangat
berbahaya kalau anak kurang memiliki sikap kritis terhadap informasi
yang diperoleh. Bagi anak-anak sekolah dasar penggunaan internet yang
kurang proporsional dapat mengabaikan peningkatan kemampuan yang
bersifat manual seperti menulis tangan, menggambar, berhitung, dsb.
Dalam hubungan ini guru perlu memiliki kemampuan dalam mengelola
kegiatan pembelajaran secara proporsional dan demikian pula perlunya
kerjasama yang baik dengan orang tua untuk membimbing anak-anak
belajar di rumah masing-masing.

Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu


pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu (1) siswa dan
guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam
kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru, (2) harus tersedia materi
yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru,
dan (3) guru harus memilikio pengetahuan dan ketrampilan dalam
menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa
agar mencaqpai standar akademik. Sejalan dengan pesatnya
perkembangan TIK, maka telah terjadi pergeseran pandangan tentang
pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam pandangan
tradisional di masa lalu (dan masih ada pada masa sekarang), proses
pembelajaran dipandang sebagai: (1) sesuatu yang sulit dan berat, (2)
upoaya mengisi kekurangan siswa, (3) satu proses transfer dan
penerimaan informasi, (4) proses individual atau soliter, (5) kegiatan
yang dilakukan dengan menjabarkan materi pelajaran kepada satuan-
satuan kecil dan terisolasi, (6) suatu proses linear. Sejalan dengan
perkembangan TIK telah terjadi perubahan pandangan mengenai
pembelajaran yaitu pembelajaran sebagai: (1) proses alami, (2) proses
sosial, (3) proses aktif dan pasif, (4) proses linear dan atau tidak linear,
(5) proses yang berlangsung integratif dan kontekstual, (6) aktivitas yang
berbasis pada model kekuatan, kecakapan, minat, dan kulktur siswa, (7)
aktivitas yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan
pemecahan masalah nyata baik individual maupun kelompok. Hal itu telah
menguban peran guru dan siswa dalam pembelajaran. Peran guru telah
berubah dari: (1) sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama
informasi, akhli materi, dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai
fasilitator pembelajaran, pelatih, kolaborator, navigator pengetahuan, dan
mitra belajar; (2) dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek
pembelajaran, menjadi lebih banyak memberikan lebih banyak alternatif
dan tanggung jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran.
Sementara itu peran siswa dalam pembelajaran telah mengalami
perubahan yaitu: (1) dari penerima informasi yang pasif menjadi
partisipan aktif dalam proses pembelajaran, (2) dari mengungkapkan
kembali pengetahuan menjadi menghasilkan dan berbagai pengetahuan,
(3) dari pembelajaran sebagai aktiivitas individual (soliter) menjadi
pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain. Lingkungan pembelajaran
yang di masa lalu berpusat pada guru telah bergesar menjadi berpusat
pada siswa.

Dengan memperhatikan pengalaman beberapa negara


sebagaimana dikemukakan di atas, jelas sekali TIK mempunyai pengaruh
yang cukup berarti terhadap proses dan hasil pembelajaran baik di kelas
maupun di luar kelas. TIK telah memungkinkan terjadinya individuasi,
akselerasi, pengayaan, perluasan, efektivitas dan produktivitas
pembelajaran yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas
pendidikan sebagai infrastruktur pengembangan sumber daya manusia
secara keseluruhan. Melalui penggunaan TIK setiap siswa akan
terangsang untuk belajar maju berkelanjutan sesuai dengan potensi dan
kecakapan yang dimilikinya. Pembelajaran dengan menggunakan TIK
menuntut kreativitas dan kemandirian diri sehingga memungkinkan
mengembangkan semua potensi yang dimilikinya. Dalam menghadapi
tantangan kehidupan modern di abad-21 ini kreativitas dan kemandirian
sangat diperlukan untuk mampu beradaptasi dengan berbagai tuntutan.
Kreativitas sangat diperlukan dalam hidup ini dengan beberapa alasan
antara lain: pertama, kreativitas memberikan peluang bagi individu
untuk mengaktualisasikan dirinya, kedua, kreativitas memungkinkan
orang dapat menemukan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah,
ketiga, kreativitas dapat memberikan kepuasan hidup, dan keempat,
kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dari
segi kognitifnya, kreativitas merupakan kemampuan berfikir yang
memiliki kelancaran, keluwesan, keaslian, dan perincian. Sedangkan dari
segi afektifnya kreativitas ditandai dengan motivasi yang kuat, rasa ingin
tahu, tertarik dengan tugas majemuk, berani menghadapi resiko, tidak
mudah putus asa, menghargai keindahan, memiliki rasa humor, selalu
ingin mencari pengalaman baru, menghargai diri sendiri dan orang lain,
dsb.

Karya-karya kreatif ditandai dengan orisinalitas, memiliki nilai,


dapat ditransformasikan, dan dapat dikondensasikan. Selanjutnya
kemandirian sangat diperlukan dalam kehidupan yang penuh tantangan
ini sebab kemandirian merupakan kunci utama bagi individu untuk
mampu mengarahkan dirinya ke arah tujuan dalam kehidupannya.
Kemandirian didukung dengan kualitas pribadi yang ditandai dengan
penguasaan kompetensi tertentu, konsistensi terhadap pendiriannya,
kreatif dalam berfikir dan bertindak, mampu mengendalikan dirinya, dan
memiliki komitmen yang kuat terhadap berbagai hal. Dengan
memperhatikan ciri-ciri kreativitas dan kemandirian tersebut, maka dapat
dikatakan bahwa TIK memberikan peluang untuk berkembangnya
kreativitas dan kemandirian siswa. Pembelajaran dengan dukungan TIK
memungkinkan dapat menghasilkan karya-karya baru yang orsinil,
memiliki nilai yang tinggi, dan dapat dikembangkan lebih jauh untuk
kepentingan yang lebih bermakna. Melalui TIK siswa akan memperoleh
berbagai informasi dalam lingkup yang lebih luas dan mendalam sehingga
meningkatkan wawasannya. Hal ini merupakan rangsangan yang kondusif
bagi berkembangnya kemandirian anak terutama dalam hal
pengembangan kompetensi, kreativitas, kendali diri, konsistensi, dan
komitmennya baik terhadap diri sendiri maupun terhadap pihak lain.

Semua hal itu tidak akan terjadi dengan sendirinya karena setiap
siswa memiliki kondisi yang berbeda antara satu dengan lainnya. Siswa
memerlukan bimbingan baik dari guru maupun dari orang tuanya dalam
melakukan proses pembelajaran dengan dukungan TIK. Dalam kaitan ini
guru memegang peran yang amat penting dan harus menguasai seluk
beluk TIK dan yang lebih penting lagi adalah kemampuan memfasilitasi
pembelajaran anak secara efektif. Peran guru sebagai pemberi informasi
harus bergeser menjadi manajer pembelajaran dengan sejumlah peran-
peran tertentu, karena guru bukan satu-satunya sumber informasi
melainkan hanya salah satu sumber informasi. Dalam bukunya yang
berjudul “Reinventing Education”, Louis V. Gerstmer, Jr. dkk (1995),
menyatakan bahwa di masa-masa mendatang peran-peran guru
mengalami perluasan yaitu guru sebagai: pelatih (coaches), konselor,
manajer pembelajaran, partisipan, pemimpin, pembelajar, dan
pengarang.

Dalam GBHN tahun 1993 Kebijakan Teknologi Pendidikan pertama


kali dicantumkan, dengan penekanan pada pengembangan dan
penyebarluasan pendidikan secara merata untuk membantu
penyelenggaraan dan peningkatan kualitas pendidikan sesuai dengan
tuntutan persyaratan pendidikan serta kebutuhan pembangunan.

Adanya 3(tiga) landasan yang menyangga Teknologi Pendidikan


sebagai pengetahuan yaitu: Epistimologi, Ontologi dan Aksiologi, dapat
membuktikan Teknologi Pendidikan sebagai suatu bidang garapan khusus
dan mempunyai teknik intelektual yang unik, serta mempunyai kegunaan
dalam memecahkan masalah belajar pada manusia dengan segala
keterbatasannya.

Sells dan Ritchey (1995) dalam Miarso (1995) Teknologi


Pembelajaran sebagai suatu bagian (subset) dari Teknologi Pendidikan
dengan alasan bahwa instruksi (pembelajaran) merupakan bagian dari
pendidikan yang bersifat terarah (purposive) dan terkendali (contolled),
dan kini ke tiga istilah tersebut dipakai untuk menjelaskan penerapan
proses dan sarana (tools) teknologi dalam memecahkan permasalahan
belajar dan pembelajaran.

Salah satu definisi Teknologi Pembelajaran yang komprehensif


adalah definisinya Robert Gagne dalam Seels & Ritcey yang mengatakan
bahwa Teknologi Pembelajaran berhubungan dengan studi dan penciptaan
kondisi belajar yang berhasil guna. (Miarso; 1995)

“ Sebagian kondisi tersebut berupa kemampuan & kualitas individu


pembelajar (learner) menyangkut hal-hal yang bersifat kemampuan
pandang (visual) dan dengan (auditory), termasuk kemampuan
menangkap yang terucap dan tertulis dan sebagainya. Kondisi lain yang
merupakan bagian yang besar, atau kondisi yang berbasis media, yaitu
yang meliputi jenis penyajian yang disampaikan kepada para pebelajar,
dengan penjadwalan, pengurutan dan pengorganisasiannya(1990,9).”

Definisi di atas mengungkapkan tujuan Teori Pembelajaran adalah


untuk memacu dan memicu belajar, di mana ditekankan pada hasil
belajarnya dan menjelaskan bahwa belajar adalah tujuannya dan
pembelajaran adalah sarana untuk mencapai tujuan tersebut.

Menurut Mayer (1982,1046) dalam Seels & Ricthey (1994) dalam


definisi disebutkan bahwa belajar menyangkut adanya perubahan yang
relative permanent pada pengetahuan /perilaku seseorang karena
pengalaman. (Miarso; 1995)

Proses pengembangan pembelajaran ini tergantung pada proses


disain, akan tetapi diturunkan dari hakekat komunikasi dan proses
belajar, sebagai contoh penelitian perancangan pesan berhubungan
dengan dan menyumbang pada teori komunikasi.

Pada makalah ini akan menggali lebih jauh mengenai landasan teori
komunikasi dan informasi dalam teknologi pendidikan.

1.2 Rumusan Permasalahan

Teknologi Pembelajaran sebagai bagian dari Teknologi Pendidikan


yang merupakan spesialisasi dari ilmu pendidikan di satu sisi dan di sisi
lainnya belum merupakan suatu disiplin ilmiah, karena masih terbatasnya
teori yang dihasilkan yang mempunyai kemampuan generalisasi dan
prediksi atas gejala yang diamatinya. Untuk itu dibutuhkan teori teori dari
disiplin ilmu lain yang dipinjam untuk diramu jadi teori baru, salah
satunya adalah teori Komunikasi dan Informasi

Dari uraian di atas diformulasikan beberapa masalah yaitu:

- Bagaimana pengaruh teori Komunikasi dan Informasi terhadap


pengembangan Pembelajaran khususnya;

- Bagaimana Peranan Teori Komunikasi dan Informasi terhadap


pengembangan Pembelajaran di era teknologi ini.
1. 3. Tujuan dan Manfaat

Dalam penulisan makalah ini ditujukan agar:

- Mengetahui pengaruh pengaruh teori Komunikasi dan Informasi


terhadap pengembangan Pembelajaran;

- Mengetahui Peranan Teori Komunikasi dan Informasi terhadap


pengembangan Pembelajaran di era teknologi ini;

- Memberikan masukan bagi semua pihak yang terlibat di dunia


pendidikan.

2. PEMBAHASAN

2. 1 Landasan Teori Teknologi Informasi dan Komunikasi

Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai pengertian dari


dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi
Informasi, mempunyai pengertian luas yang meliputi segala hal yang
berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan
pengelolaan informasi. Teknologi Komunikasi mempunyai pengertian
segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk
memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.
Karena itu, Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah suatu padanan
yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala
aspek yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan
transfer/ pemindahan informasi antar media menggunakan teknologi
tertentu.

Suatu sistem yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi


lemah dan akhirnya berakhir. Informasi itu sendiri dapat didefinisikan
sebagai berikut: Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang
lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari
informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal
data atau data item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan
sesuatu yang terjadi pada saat tertentu.

The Information Technology Industry is defined as tecnology development


and application of computers and communication-based tecnology for
processing, presenting and managing data and information. This includes
computer hardware and component manufacturing ; computer software
development and various computer related services ; together with
communication equipment, component manufacturing and services.

(Industri Teknologi Informasi didefinisikan sebagai pengembangan


teknologi dan aplikasi dari computer berbasis komunikasi untuk
memproses, penyajian, mengelola data. Termasuk didalamnya pembuatan
hardware computer dan komponen computer ; pengembangan software
computer dan berbagai jasa yang berhubungan dengan computer ;
bersama-sama dengan perlengkapan komunikasi pembuatan komponen
dan jasa).

Oxford English Dictionary (OED2) edisi ke-2, mendefinisikan


Teknologi Informasi adalah hardware dan software, dan bisa termasuk
didalamnya jaringan dan telekomunikasi yang biasanya dalam konteks
bisnis dan usaha. Jadi istilah Teknologi Informasi adalah Teknologi yang
memanfaatkan computer sebagai perangkat utama untuk mengolah data
menjadi informasi yang bermanfaat.

Interaksi pembelajaran merupakan suatu kegiatan komunikasi


yang dilakukan secara timbalbalik antara siswa, mahasiswa dengan guru,
dosen dalam memahami, mendiskusikan, Tanya jawab, mendemonstrasi,
mempraktekkan materi pelajaran di dalam kelas.

Pertama kalinya Komunikasi disebut sebagai landasan dari


Teknologi Pendidikan atau Teknologi Pembelajaran di tahun 1970 di
definisi kedua dari The Commision on Instructional Technology yang
dipimpin oleh Sidney Ticton sehingga menjadi dasar pengembangan
definisi Teknologi Pendidikan atau Teknologi Pembelajaran berikutnya.

Komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai


apa yang dibicarakan dan dinamakan komunikatif apabila terjadi
kesamaan bahasa dan kesamaan makna antara komunikator dan
komunikan.

Edgar Dale (1956) yang terkenal dengan Kerucut pengalamannya


menyebutkan bahwa Teori Komunikasi merupakan suatu metode yang
paling berguna dalam usaha meningkatkan effektivitas bahan audiovisual
(Miarso,2007). Pada masa itu pendekatan dalam Teknologi Pendidikan
masih condong ke pendekatan media, sehingga “ kerucut pengalaman”
Dale dipandang secara keliru sebagai model klafisikasi media yang
bertolak dari Teori Komunikasi. Kerucut ini melukiskan analogi visual
berdasarkan tingkat kekonkritan dan keabstrakan metode mengajar dan
bahan pembelajaran. Tujuannya untuk menggambarkan deretan
pengalaman dari yang bersifat langsung hingga ke pengalaman melalui
symbol komunikasi, yang didasarkan pada suatu rentangan (continuum)
pengalaman dari yang konkrit ke yang abstrak.

Hobart berpendapat cara yang paling berguna untuk memahami


dan meningkatkan efisiensi bidang audiovisual adalah melalui konsep
komunikasi. Orientasi Komunikasi menyebabkan lebih diperhatikannya
proses komunikasi informasi secara menyeluruh.

Pada awalnya Teori Komunikasi yang paling mendapat perhatian


adalah teori yang dikemukakan oleh Shanoon & Weaver yang merupakan
teori matematis dalam Komunikasi bersifat linear dengan arah tertentu
dan tetap yaitu dari sumber (Komunikator) kepada Penerima (Komunikan)
/ unsur yang masih dapat diperhatikan dalam teori ini adalah sebagai
sumber gangguan /unik) yang senantiasa ada dalam setiap situasi.

Teori ini sepenuhnya disempurnakan oleh Schramm dengan


menambahkan 2 unsur baru yaitu lingkup pengalaman (field of
experience) dan umpan balik. Oleh sebab itu penekanan pada adanya
kesamaan interpretasi adalah arti lambang yang dipakai.

Teori Komunikasi Berlo merupakan pendekatan baru karena


merupakan teori tidak linear bahkan ditujukan dinamika dalam hubungan
diantara unsur unsur. Model ini merupakan pembaruan karena implikasi
dalam Teknologi pendidikan menyebabkan dimasukkannya orang dan
bahan sebagai sumber yang merupakan bagian integral dari Teknologi
Pendidikan. Isi pesan bersurat struktur dan penggarapan juga merupakan
bagian Teknologi Pendidikan.

Segala bentuk pesan (lambang, verbal, taktil serta ujud nyata)


merupakan bagian dari keseluruhan proses komunikasi dan dengan
demikian juga merupakan bagian Teknologi Pendidikan sehingga model ini
memberikan jalan untuk berbagai macam penelitian yang berhubungan
dengan unsur-unsur yang saling berhubungan. (Miarso, 2007).

Yamin (2007:75) mengatakan Proses Pembelajaran di kelas


merupakan aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan, dan diharapkan pengajar mengembangkan kapasitas
belajar, kompetensi dasar dan potensi dan memusatkan perhatian siswa
secara penuh sehingga dapat ikut berpartisipasi dalam proses
pembelajaran, mengembangkan cara-cara belajar mandiri, berperan
dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian proses pembelajaran itu
sendiri.

Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain,


pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian
proses, sumber dan system untuk belajar. (Miarso, 2007;194)

Belajar adalah merupakan seperangkat proses yang bersifat


internal bagi setiap pribadi (hasil) yang merupakan hasil transformasi
rangsangan yang berasal dari peristiwa eksternal di lingkungan pribadi
yang bersangkutan (kondisi). Agar kondisi eksternal itu lebih bermakna
sebaiknya diorganisasikan dalam urutan peristiwa pembelajaran
(metode/perlakuan).

Peristiwa Pembelajaran (Instructional events) dalam Miarso


(2007;254) adalah peristiwa dengan urutan sebagai berikut:

1. menarik perhatian agar siap menerima pelajaran;

2. memberitahukan tujuan pelajaran agar anak-didik tahu apa yang


diharapkan dalam belajar itu;

3. merangsang timbulnya ingatan atas ajaran sebelumnya;

4. presentasi bahan ajaran;

5. memberikan bimbingan atau pedoman untuk belajar;


6. membangkitkan timbulnya unjuk kerja (merespons);

7. menilai unjuk kerja;

8. memperkuat retensi dan transfer pelajaran.

Belajar menurut Meier (2002) dalam Yamin (2007) adalah


proses mengubah pengalaman menjadi pengetahuan, pengetahuan
menjadi pemahaman, pemahaman menjadi kearifan, dan kearifan
menjadi keaktifan.

Teknologi menurut J. Anglin (1991) adalah penerapan ilmu ilmu


perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan
menyistem, untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi manusia
(Miarso. 2007;302)

Media Pembelajaran menurut Miarso (2007;458) adalah segala


sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan si belajar
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja,
bertujuan dan terkendali;

Teknologi informasi dan komunikasi merupakan kemudahan


yang diberikan dalam mendukung kegiatan pembelajaran, contohnya
dalam media pembelajaran, dapat dimanfaatkan fasilitas internet untuk
memudahkan proses pengambilan referensi materi pembelajaran.

2.2 Pengaruh Teknologi Komunikasi dan Informasi terhadap


Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran dalam kelas peranan pengajar


diharapkan dapat lebih meningkatkan partisipasi peserta didik dalam
kegiatan belajar, bentuk partisipasi siswa terjadi bila adanya interaksi
dalam proses pembelajaran di kelas.

Persoalan terjadi bila komunikasi tersebut hanya sepihak yaitu


dilakukan dari atas ke bawah atau antara guru dengan siswa, dan
komunikasi dalam koridor edukatif. Komunikasi antara siswa dengan guru
adalah penyampaian pesan (materi) pelajaran, perkuliahan, dan
terlaksana hubungan timbal baik.

Gafur (1986) dalam Prawiradilaga dan Siregar mengatakan


bahwa menyampaikan pembelajaran sesuai dengan konsep teknologi
pendidikan dan pembelajaran pada hakikatnya merupakan kegiatan
menyampaikan pesan kepada siswa oleh nara sumber dengan
menggunakan bahan, alat, teknik, dan dalam lingkungan tertentu.

Penyampaian pesan tersebut agar efektif ada beberapa prinsip


desain pesan pembelajaran antara lain meliputi : (1)prinsip kesiapan dan
motivasi, (2)penggunaan alat pemusat perhatian, (3)partisipasi aktif
siswa, (4)perulangan dan (5) umpan balik.
Semua prinsip di atas dalam kegiatan pembelajaran
menimbulkan interaksi siswa sehingga terpenuhi konsepsi komunikasi
yang mengandung pengertian memberitahukan pesan, pengetahuan, dan
fikiran-fikiran dengan maksud mengikutsertakan peran siswa dalam
proses pembelajaran sehingga persoalan-persoalan yang dibicarakan milik
bersama, dan tanggung jawab bersama. (Yamin, 2007:163)

Teori komunikasi Berlo merupakan pendekatan baru karena


tidak linear dan implikasinya dalam teknologi pendidikan yang
menyebabkan dimasukkannya orang dan bahan sebagai sumber yang
merupakan bagian integral dari teknologi pendidikan, dan isi pesan
beserta struktur dan penggarapannya serta bentuk pesan merupakan
bagian dari keseluruhan proses komunikasi sehingga model ini juga
membuka jalan untuk berbagai macam penelitian yang berhubungan
dengan unsure unsure dan saling hubungannya (Miarso, 2007;115)

Teori Berlo di atas menurut Rogers dan Kincaid masih


mengandung beberapa kelemahan sehingga mereka mengajukan teori
baru yaitu Teori Konvergensi, di mana tidak dibedakannya antara sumber
dan penerima karena peranan dapat berlangsung serentak dalam suatu
komunikasi, tidak berlangsung antar individu melainkan dalam suatu
realitas social, tidak ada awal dan akhir sepanjang manusia sadar akan
diri dan lingkungannya.

Berbagai teori dan model di atas telah memberi pengaruhi


dalam bidang pendidikan umumnya dan teknologi pendidikan khususnya,
untuk lebih tepatnya saling mempengaruhi hingga timbul perkembangan
berbagai kecenderungan yang meliputi : (Miarso, 2007, 116)

(1) Pendidikan seumur hidup yang berlangsung sepanjang orang sadar


akan diri dan lingkungan;

(2) Pendidikan gerak cepat dan tepat yang lebih mengacu pada
kemampuan untuk hidup di masyarakat;

(3) Pendidikan yang mudah dicerna & diresapi;

(4) Pendidikan yang menarik perhatian dengan cara pengajaran yang


bervariasi dan merangsang sebanyak mungkin indera;

(5) Pendidikan yang menyebar, baik pelayanannya maupun peranannya;

(6) Pendidikan yang mustari (tepat saat) menyusup tanpa niat


sebelumnya yaitu pada saat ada kekosongan pikiran.

Kesemua itu merupakan landasan strategis dalam


perkembangan Teknologi Pendidikan. Sejak berkembangnya Teknologi di
bidang Komunikasi dengan ditemukannya Satelit Komunikasi dan Serat
optik Pendidikan umumnya dan Teknologi Pendidikan / Pembelajaran
khususnya semakin luas jangkauannya.

Adanya penemuan teknologi di bidang komunikasi di atas


system pembelajaran semakin inovatif di tahun 1972 telah dirintis SD
PAMONG, 2 (dua) tahun kemudian PPSP (Prosedur Pengembangan Sistem
Pembelajaran) dan di tahun 1978 muncul system pembelajaran terbuka
dalam bentuk SMP Terbuka. Enam Tahun berikutnya system Pembelajaran
Jarak Jauh dan sekarang Universitas Terbuka dll.

Peranan Informasi sendiri sebagai landasan Pendidikan


umumnya dan Pembelajaran khususnya tidak dapat dilepaskan dalam
pengembangan teknologi pendidikan dan pembelajaran di masa depan,
sejak ditemukannya teknologi di bidang informasi yaitu komputer tujuan
pendidikan umumnya dan pembelajaran khususnya makin mudah dicapai.
Sejak tahun 1980-an penggunaan computer di sekolah telah dimulai dan
sekarang beberapa sekolah telah memakai internet.

Adanya integrasi antara Teknologi Komunikasi dan Informasi


pada Pembelajaran besar pengaruhnya pada dunia pendidikan pada
umumnya dan pembelajaran khususnya, dengan munculnya konsep
globalisasi dengan munculnya internet di bidang pembelajaran
membuatnya tidak terbatas ruang dan waktu.

Pengaruh lainnya jelas terlihat dalam pembelajaran di jenjang


Perguruan Tinggi yaitu: (Miarso, 2007:494)

(1) Pembelajaran di luar kampus untuk orang dewasa akan semakin


berkembang, dan merupakan segmen yang tumbuh pesat dalam
pendidikan lanjutan;

(2) Mahasiswa dalam perguruan tinggi kecil akan mempunyai akses lebih
besar dari berbagai sumber;

(3) Perpustakaan, bilamana berkembang menjadi pusat sumber belajar


dalam berbagai bentuk, akan merupakan ciri dominan dalam
kampus misalnya perpustakaan elektronik, email dsb;

(4) Bangunan kampus akan berserak, dengan adanya kampus inti di pusat
dan sejumlah kampus satelit yang menimbulkan keakraban pada
masyarakat dengan ukurannya yang kecil;

(5) Tumbuhnya profesi baru dalam bidang media dan teknologi

 Tuntutan bagi semua mahasiswa (dan semua warga civias) untuk


menguasai teknologi tertentu, sekurangnya computer;

 Calon guru sekolah lanjutan dan calon dosen harus dilatih dalam
penggunaan teknologi instruksional;

 Pengalihan dana yang semula untuk membangun gedung di


kampus, untuk biaya operasi pengajaran di luar kampus;

 Diperlukan tes yang lebih banyak dan lebih baik, untuk menilai
kemajuan belajar mahasiswa yang belajar dengan
menggunakan teknologi baru.

2.4 Aplikasi Teknologi Komunikasi dan Informasi dalam


Pendidikan

Salah satu fungsi Teknologi Komunikasi dan Informasi (TIK) adalah


sebagai media dalam proses pendidikan. Aplikasi TIK sebagai media
dalam proses pendidikan dapat dilaksanakan melalui banyak cara
diantaranya adalah sebagai berikut.

a. E-Learning

E- Learning atau pembelajaran melalui online adalah pembelajaran


yang pelaksanaanya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio,
videotape, transmisi satelit atau komputer. Seperti Kursus atau
pendidikan dengan media pembelajaran jarak jauh (distance learning) dan
cyber classroom.

b. E-Library

Merupakan perpustakaan online yang berisikan 800 milyar


informasi tentang ilmu pengetahuan dll.

c. Virtual University

Merupakan aplikasi dari proses pendidikan jarak jauh, dimana


virtual university merupakan salah satu kemudahan yang diberikan
layanan internet bagi pembelajar yang mengalami kesulitan dalam hal
waktu tatap muka langsung, dan tentunya dalam prosesnya tidak
mengurangi kualitas dari pendidikan tersebut.

d. EdukasiNet

Merupakan situs pembelajaran berbasis internet; artikel, rancangan


pengajaran, bahan ajar, proyek pendidikan, kurikulum, tutor, pusat
sebaran dan penerbitan, forum diskusi, Interactive school magazine, video
teleconference (kelompok diskusi berpusat di Global School Network, cu-
seeme-schools@gsn.org), TV Edukasi dan search engine. Bentuk-bentuk
pengembangan lain internet dalam media pendidikan Lab Online (Virtual
Laboratory), Data base materi yang ter-update, RealtimeWeb sharing dan
diskusi

e. JARDIKNAS

JARDIKNAS merupakan Wide Area Network (WAN) Pendidikan skala


Nasional . JARDIKNAS terdiri dari 4 zona jaringan, meliputi:

o JARDIKNAS Kantor Dinas/Insitusi (DiknasNet)

o JARDIKNAS Perguruan Tinggi (INHERENT)

o JARDIKNAS Sekolah (SchoolNet)

o JARDIKNAS Guru dan Siswa (TeacherNet and StudentNet)

Manfaat JARDIKNAS secara umum antara lain :

 Peningkatan kecepatan layanan informasi yang integral, interaktif,


lengkap, akurat dan mudah didapat.

 Memberikan pelayanan data dan informasi pendidikan secara terpadu.

 Menciptakan budaya transparan dan akuntabel.

 Merupakan media promosi pendidikan yang handal.

 Meningkatkan komunikasi dan interaksi baik secara lokal maupun


internasional.

 Mengakses berbagai bahan ajar dari seluruh dunia, dan

 Meningkatkan efisiensi dari berbagai kegiatan pendidikan.

Fungsi dan Pemanfaatan JARDIKNAS secara khusus antara lain :

• JARDIKNAS Kantor Dinas/Institusi


◦ Transaksi data online SIM Pendidikan
• JARDIKNAS Perguruan Tinggi
◦ Riset dan Pengembangan IPTEKS
• JARDIKNAS Sekolah
◦ Akses Informasi dan e-Learning
• JARDIKNAS Guru dan Siswa
◦ Akses informasi dan interaksi komunitas
Titik Koneksi Jardiknas Saat Ini:

• Depdiknas Senayan Jakarta


• 33 Kantor Dinas Pendidikan Propinsi
• 441 Kantor Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten
• 30 LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan)
• 10 SKB
• 5 BPPLSP (Balai Pendidikan dan Pelatihan Luar Sekolah dan Pemuda)
• 12 P4TK (Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan)
• 32 Perguruan Tinggi Negeri (INHERENT)
• 38 Universitas/Poli Pendidikan Jarak Jauh Program D3-TKJ
• 17 Balai Bahasa
• 5 Kantor Bahasa
• 36 UPBJJ-UT (Unit Pendidikan Belajar Jarak Jauh – Universitas Terbuka)
• 17 Balai Teknologi Komunikasi
• 50 Dinas Kab/Kota
• 13 ICT Center Sister PJJ D3TKJ
• 5 Universitas PJJ PGSD & S2 Perencanaan
• 21 Unit Kerja Depdiknas Pusat
• > 6500 sekolah se Indonesia
Ada tiga sistem pembelajaran berbasis Internet dalam E-Learning

1. Web Course

Merupakan penggunaan internet utk keperluan pembelajaran


dimana bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan dan ujian
melalui internet atau tidak ada tatap muka dalam proses pembelajaran
Seperti proses pendidikan jarak jauh (distance Education); virtual
university.

2. Web Centric Course

Berbeda dengan Web Course, Web Centric Course lebih


menekankan pembelajaran dimana bahan ajar, diskusi, konsultasi,
penugasan, dan latihan melalui internet. Ujian, dan sebagian konsultasi,
diskusi & latihan secara tatap muka persentase tatap muka yang
dilakukan dalam proses pembelajaran lebih kecil. Seperti university off
campus.

3. Web Enhanced Course

Merupakan penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran


dimana internet hanya untuk mendukung kegiatan pembelajaran secara
tatap muka atau persentase tatap muka yang dilakukan dalam proses
pembelajaran lebih besar.

Pada dasarnya situs EdukasiNet dapat dimanfaatkan oleh siapa saja


dan dengan cara yang sangat bervariasi dan fleksibel, tergantung kepada
situasi dan kondisi sekolah dan guru yang bersangkutan. Namun
demikian, untuk membantu para guru dalam pemanfaatan situs ini,
beberapa bentuk pola pemanfaatan berikut dapat dilakukan.

1. Pola pemanfaatan di Lab Komputer

Bagi sekolah yang telah memiliki fasilitas laboratorium komputer


yang tersambung ke internet, dapat memanfaatkan situs ini di lab. Situs
ini dapat diakses secara bersama-sama dalam bentuk klasikal ataupun
individual di lab dengan bimbingan guru.

2. Pola pemanfaatan di Kelas

Apabila sekolah belum memiliki lab komputer, namun mempunyai


sebuah LCD proyektor dan sebuah komputer yang tersambung ke
internet, maka pemanfaatan situs ini dapat dilakukan dengan cara
presentasi di depan kelas. Bahan belajar yang ada pada edukasi.net akan
menjadi bahan pengayaan proses pembelajaran tatap muka di kelas,
sesuai dengan topik yang dibahas pada saat itu.

3. Pola penugasan

Untuk sekolah yang belum memiliki sambungan internet, dapat


memanfaatkan situs ini dengan pola penugasan. Siswa dapat mengakses
internet pada tempat-tempat yang menyediakan jasa layanan internet,
misalnya warnet, di rumah, ataupun tempat lainnya.

4. Pola pemanfaatan individual


Di luar itu semua siswa di beri kebebasan untuk memanfaatkan dan
mengeksplor seluruh materi yang ada pada EdukasiNet, baik yang berupa
bahan belajar, pengetahuan populer dan fasilitas komunikasi secara
individual. Pemanfaatannya bisa dilakukan di rumah, bagi siswa yang
memiliki komputer yang tersambung ke internet atau dilakukan di
Warnet.

3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan antara lain:

(1) Adanya penemuan Teknologi dalam bidang Komunikasi dan Informasi


berperan besar dalam pengembangan di bidang pendidikan
umumnya dan Teknologi Pendidikan/ Pembelajaran khususnya
untuk lebih inovatif;

(2) Peranan teknologi Komunikasi pada Pengembangan di bidang


pembelajaran dapat dilihat dengan adanya SD PAMONG, SMP
Terbuka, dan Universitas Terbuka serta adanya Pustekkom dan
Televisi Pendidikan Indonesia;

(3) Di sisi lain penemuan teknologi Informasi juga berperan besar dalam
pembelajaran yakni dengan adanya komputer mendorong pebelajar
untuk belajar mandiri dan dapat belajar di rumah;

(4) Integrasi antara Teknologi Komunikasi & Informasi berpengaruh


membuat dunia pendidikan umumnya dan pembelajaran khususnya
tidak terbatas ruang dan waktu (dunia maya) dan dapat lebih
rendah biayanya dan pembelajaran dapat dijangkau oleh semua
lapisan masyarakat..

3.2. Saran

(1) Adanya Teknologi di bidang Komunikasi dan Informasi mempengaruhi


hasil pembelajaran, sehingga dibutuhkan lebih banyak pembinaan di
sekolah sekolah untuk pemanfaatan media tersebut agar hasil yang
diinginkan tercapai;

(2) Banyaknya informasi yang dapat diperoleh dari media internet, di


jenjang pendidikan usia dasar telah harus dikenalkan dengan media
internet ini, meskipun dalam pelaksanaannya harus diawasi oleh
orang tua dan guru.

(3) Pendidikan Guru sekarang untuk jenjang S1 telah diarahkan untuk


tidak harus menjadi seorang guru, dan harus memiliki
keterampilan /menguasai paling sedikit dua jenis program computer,
dan internet.

4. DAFTAR PUSTAKA

http://www.jardiknas.org/cont/infrastruktur/about.php. JARDIKNAS.
Tanggal 29 November 2007. Pukul 13.30 WIB.

Miarso,Yusufhadi, 2007, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan,


Kencana, Edisi I Cetakan 3, Jakarta.

Nandika, Dodi, 2007. Pendidikan di tengah Gelombang Perubahan,


LP3ES, Cetakan 1, Jakarta.

Prawira, Dilaga; Salma, Dewi., 2007. Mozaik Teknologi Pendidikan,


Kencana, Edisi Pertama, Cetakan 2, Jakarta.

Yamin, Martinis, 2007. Kiat Membelajarkan Siswa, Gaung Persada


Press, Jakarta.

Seels, Barbara B., . Ritchey, Rita C dalam Miarso, Yusufhadi


et.al(Penerjemah), 1995, Teknologi Pembelajaran, Definisi
dan Kawasannya, Seri Pustaka Teknologi Pendidikan No. 12,
Jakarta

Supriyanto, Aji. Pengantar Teknologi Informasi. 2005. Salemba


Infotek. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai