Anda di halaman 1dari 73

InsideTax

Edisi 35 | Oktober 2015

MEDIA TREN PERPAJAKAN

Ikanku Hilang
Pajakku Melayang
Kejahatan Overview Rencana
Pajak di Sektor Aksi BEPS Ke-8:
Perikanan “Hard to Value
Intangibles”

Perpajakan
Menikmati Sektor
Summer Perikanan
Course & Tur di Tangkap di
Kota Leiden Indonesia

Reformasi
Pendidikan Pajak
sebagai Kunci
Keberhasilan
Penerimaan
Pajak yang
Berkesinambungan
insideCONTENT Edisi 35 | Oktober 2015

3 InsideGREETINGS

14 TaxENLIGHTENMENT

40 InsideLIBRARY

42
44
NewsflashDOMESTIC

NewsflashINTERNATIONAL
InsideHEADLINE
Kejahatan Pajak di Sektor Perikanan
6
46 InsideEVENT
Seminar Eksklusif: Hadapi Pemeriksaan Pajak &
Transfer Pricing Bersama DDTC

52 InsideEVENT
In-house Training Unilever: Pentingnya

16
‘Membaca’ Tax Treaty

InsideReview
55 InsideEVENT
Company Visit DDTC: Solusi Mahasiswa saat
Perpajakan Sektor
Perikanan Tangkap di Indonesia
Haus Transfer Pricing

53 InsideEVENT
Jentera: Sekolah Pembaru Hukum

57 Students’CORNER
Beneficial Ownership Berkaitan dengan Capital
Gain, Mungkinkah?

61
64
Students’CORNER
Spektakulernya Indonesian Tax Festival 2015

InsideSOLUTION
InsideOPINION
Reformasi Pendidikan Pajak sebagai
Kunci Keberhasilan Penerimaan Pajak
yang Berkesinambungan
22
67 TaxTRAVELING
Menikmati Summer Course &
Tur di Kota Leiden

70
34
InsideINTERMEZZO
InsideREVIEW
Overview Rencana Aksi BEPS Ke-8:
“Hard to Value Intangibles”
insidegreetings
Komunitas pajak yang terhormat,
Jika kita telusuri kembali, bangsa
Indonesia pernah mencapai abad keemasan
sebagai negara maritim ketika dibawah
kekuasaan Kerajaan Majapahit, Sriwijaya
serta kerajaan lainnya yang terkenal sebagai
‘penguasa laut’. Kala itu bangsa Indonesia
dapat menguasai ekonomi dan perdagangan
PEMIMPIN UMUM
global dengan memanfaatkan wilayah
Darussalam
lautnya yang begitu luas dan memiliki posisi
strategis. WAKIL PEMIMPIN UMUM
Danny Septriadi
Namun, zaman kejayaan itu kini
bagaikan hilang dihempas badai. Indonesia KOORDINATOR PELAKSANA
kini dihadapkan dengan berbagai tindak B. Bawono Kristiaji
kejahatan di sektor perikanan yang tentunya
PEMIMPIN REDAKSI
juga menjadi persoalan di banyak negara, Gallantino F.
salah satunya seperti yang dibahas dalam InsideHEADLINE edisi kali ini yaitu
tax crime in fishery. Dalam praktiknya, proses bisnis di sektor perikanan REDAKSI
Anggi Tambunan
memang sangat rentan, terbukti dengan masih banyaknya celah-celah kriminal Awwaliatul Mukarromah
yang digunakan oleh para pelaku usaha perikanan untuk menghindari pajak. Cindy Kikhonia Febby
Tapi apa daya, otoritas pajak sendiri seringkali tidak mempunyai pemahaman Denia Endriani
yang baik mengenai aktivitas ekonomi di sektor perikanan, yang menyebabkan Dienda Khairani
Rinan Auvi Metally
potensi dari sektor perikanan luput dari pengenaan pajak yang seharusnya Romy Afandi
dilakukan. Tati Pertiwi
Isu mengenai tindak kejahatan pajak di sektor perikanan menjadi menarik
untuk diangkat pada edisi kali ini, mengingat pemahaman atas proses bisnis DESAIN & ILUSTRASI
di sektor perikanan perlu dilakukan sebagai awal dalam menentukan langkah- Robet
langkah strategis menghadapi tindak kejahatan pajak di sektor perikanan. Tati Pertiwi

Tidak hanya itu, pada edisi kali ini pembaca juga akan disuguhi kajian-kajian KEUANGAN
menarik dan berbobot yang tentunya akan mengasah daya nalar pembaca Dewi Permatasari
dalam menjelajah perpajakan di Indonesia. Seperti pembahasan mengenai
PEMASARAN
pentingnya reformasi pendidikan pajak sebagai kunci penerimaan pajak yang Eny Marliana
berkesinambungan dalam rubrik InsideOPINION yang ditulis oleh Darussalam.
Selain itu, terdapat pula artikel oleh Samsul Arifin yang juga mengangkat REKENING BANK
BCA KCP Ruko Artha Gading
mengenai perpajakan di sektor perikanan tangkap di Indonesia dan artikel yang
A/C: 8400031020
ditulis oleh Cindy Kikhonia Febby mengenai overview rencana aksi BEPS Ke-8. A/N: PT Dimensi Internasional Tax
InsideTax juga menyajikan rubrik-rubrik menarik yang sayang untuk
ALAMAT REDAKSI
dilewatkan. Seperti rubrik InsideSolution yang tentunya senantiasa berbagi ilmu Menara Satu Sentra Kelapa Gading
terkait kasus yang seringkali dihadapi oleh pembaca, rubrik TaxTRAVELING di Lantai 6 (Unit #0601 - #0602 - #0606)
mana Anggi Tambunan akan berbagi pengalamannya di negeri kincir angin, Jl. Bulevar Kelapa Gading LA3 No. 1
serta rubrik-rubrik lainnya seperti berbagai liputan event dan kuis berhadiah Summarecon, Kelapa Gading,
Jakarta Utara, Indonesia 14240
menarik yang tentunya sangat sayang untuk dilewatkan.
+6221 2938 5758
Redaksi mengajak pembaca sekalian untuk berkontribusi secara aktif di
dunia perpajakan Indonesia. Untuk itu, redaksi selalu membuka kesempatan +6221 2938 5759
bagi para pembaca untuk menyalurkan buah pemikiran dalam bentuk tulisan insidetax@dannydarussalam.com
kepada redaksi. Akhir kata, selamat membaca InsideTax, dan mari mulai
dannydarussalam.com/insidetax
gerakan reformasi perpajakan!
InsideTax

- Gallantino F. -
Diterbitkan oleh:

(PT Dimensi Internasional Tax)

Follow us on @DDTCIndonesia
Kini Majalah InsideTax tersedia di:

Pasang Aplikasi Majalah Indonesia di handphone atau tablet anda melalui Google Play
Store atau Apple Store secara GRATIS. Lalu cari majalah dengan kode Inside(spasi)Tax
INFORMASI KERJASAMA DAN PEMASANGAN
IKLAN
Untuk kerjasama dan pemasangan iklan Anda dapat menghubungi:
Dienda atau Eny, 021 29385758 atau 021 29385759 (fax) atau
dengan mengirimkan e-mail ke:

marketing.insidetax@dannydarussalam.com

InsideTax terbit bulanan. Wartawan dan staf Majalah InsideTax


selalu dibekali tanda pengenal dan tidak diperkenankan menerima
atau meminta imbalan dari narasumber.

Lihat MEDIAPROFILE Lihat MEDIAKIT


Kejahatan
Pajak
di Sektor
Perikanan
Oleh: Awwaliatul Mukarromah
insideheadline
dunia tahun 2011 adalah sebesar 149 perikanan nampaknya menjadi sangat
juta ton, dengan total nilai 217,5 miliar krusial bagi otoritas pajak. Sebab,
USD, di mana dari jumlah tersebut dengan memiliki pengetahuan dan
Indonesia memproduksi 12,4 juta ton pemahaman yang memadai mengenai
dengan nilai sekitar 14,1 miliar USD.2 proses bisnis di sektor perikanan,
Dengan potensi sebesar itu, sangat otoritas pajak dapat mengetahui di
disayangkan jika kontribusi sektor titik-titik manakah kemungkinan celah
perikanan bagi penerimaan negara penghindaran pajak terjadi.
AWWALIATUL ternyata masih sangat minim. Dalam Berangkat dari hal tersebut, terdapat
MUKARROMAH hal ini, sektor perikanan termasuk tiga pertanyaan yang ingin penulis
dalam sektor dengan tax ratio di bawah jawab melalui artikel ini. Pertama,
Researcher (Tax Research & rata-rata kategori dalam Klasifikasi seperti apakah gambaran proses bisnis
Training Services) di Lapangan Usaha (KLU) pajak lainnya, di sektor perikanan sehingga berpotensi
DANNY DARUSSALAM
di mana untuk tahun 2014 tax ratio menjadi celah bagi pelaku usaha
Tax Center.
sektor perikanan hanya 0,05% dari perikanan untuk menghindari pajak?
PDB sektor tersebut, padahal tax ratio Kedua, seperti apa gambaran tindak
rata-rata sektor lainnya di Indonesia kejahatan pajak di sektor perikanan
mencapai 10% dari PDB sektoralnya.3 yang umum terjadi? Terakhir, dengan
Tax gap yang besar tersebut lazim adanya kasus tindak kejahatan pajak
terjadi di negara-negara berkembang, di sektor perikanan, apa yang dapat
Pendahuluan dilakukan pemerintah di suatu negara
yang salah satunya disebabkan oleh
Sejak dahulu, Indonesia sudah adanya aktivitas shadow economy.4 untuk melawan atau memerangi tindak
dikenal sebagai negeri bahari. Tidak Hal demikian sangat mungkin terjadi kejahatan pajak tersebut? Sebelum
heran jika dalam sejarahnya banyak mengingat sektor perikanan sangat mengulas lebih jauh, penulis akan
kapal-kapal dagang dari luar Indonesia rentan terhadap tindak kejahatan, memberikan penjelasan mengenai
yang singgah di tanah air. Wilayah seperti adanya penangkapan ikan oleh praktik penangkapan ilegal di sektor
Indonesia sendiri sebagian besar terdiri kapal-kapal secara ilegal serta berbagai perikanan.
dari perairan, hanya sepertiganya saja tindakan kejahatan lain di bidang
yang merupakan wilayah daratan. perpajakan. Praktik IUU Fishing
Dengan cakupan wilayah perairan yang Persoalan mengenai penangkapan
Dalam praktiknya, proses bisnis
begitu luasnya, maka Indonesia pun ikan secara ilegal, tidak diatur, dan
di sektor perikanan memang sangat
diakui secara internasional sebagai tidak dilaporkan (illegal, unregulated,
rentan, terbukti dengan masih
negara maritim. unreported fishing atau disingkat IUU
banyaknya celah-celah kriminal yang
Tidak hanya itu, secara geografis digunakan oleh para pelaku usaha fishing) telah lama dianggap sebagai
Indonesia pun terletak di antara dua perikanan untuk menghindari pajak. masalah regulasi saja, di mana para
benua (Asia dan Australia) dan dua Bahkan dalam laporan OECD, bentuk- pelaku IUU fishing dianggap sebatas
samudra (Hindia dan Pasifik) yang bentuk penghindaran pajak di sektor melanggar peraturan-peraturan yang
menjadi kawasan lalu lintas paling perikanan disebut dengan istilah tax berlaku di suatu negara. Saat ini,
dinamis dalam percaturan ekonomi crime atau dengan kata lain digolongkan dengan adanya pengkajian lebih jauh,
dunia. Dengan keunikan letak geografis sebagai tindakan kriminal.5 Dewasa ini, permasalahan IUU Fishing pada
tersebut seharusnya hal itu dapat pengetahuan mengenai proses bisnis hakikatnya bukan hanya menjadi
menempatkan Indonesia sebagai persoalan bagi suatu negara, melainkan
negara yang memiliki ketergantungan 2. Food and Agriculture Organization, “Fisheries and telah menjadi persoalan banyak negara
tinggi terhadap sektor kelautan, dan Aquaculture Statistic: 2010,” FAO Yearbook (2012). di dunia. Hal tersebut terjadi karena
3. Data diambil dari hasil penelitian Tesis, Samsul Arifin,
menjadi sangat logis jika ekonomi “Kajian Potensi Penerimaan Pajak Bidang Maritim Sektor praktik-praktik IUU fishing lebih
kelautan dijadikan tumpuan bagi Perikanan Tangkap”, Program Studi Magister Akuntansi, mirip dan dapat dianggap sebagai
FEUI, Mei 2015.
pembangunan ekonomi nasional. 4. Untuk tujuan perpajakan, shadow economy dapat
bentuk kejahatan transnasional yang
Begitu pula dengan sektor diklasifikasikan sebagai aktivitas ekonomi yang terorganisir secara sistematis.6
dilakukan secara legal, tetapi penghasilan yang diperoleh
perikanan. OECD bahkan mencatat tidak dilaporkan kepada otoritas pajak, sehingga tidak Daris skalanya, di tahun 2008,
pada tahun 2011 Indonesia menjadi terkena pajak ataupun yang bersifat ilegal seperti sebuah penelitian memperkirakan
penyelundupan, perjudian, prostitusi, dan perdagangan
produsen produk perikanan terbesar narkotika. Lihat Darussalam, “Mendongkrak Pajak dalam satu tahun praktik IUU Fishing
kedua di dunia.1 Food and Agriculture dari Underground Economy”, dalam Ganda C. Tobing, telah mengambil lebih dari 26 juta
“Kepatuhan Pajak pada Shadow Economy: Relevansi,
Organization (FAO) juga mencatat Konsekuensi, dan Solusi”, InsideTax, Edisi 14, Maret
bahwa potensi sektor perikanan di 2013. Lihat juga James Alm, Jorge Martinez-Vazquez,
dan Friedrich Schneider, “Sizing the Problem of the Hard- 6. The Global Initiative Against Transnational Organized
to-Tax”, dalam James Alm, Jorge Martinez-Vazquez, dan Crime dan The Black Fish, “The Illegal Fishing And
Sally Wallace (ed), Taxing the Hard-to-Tax: Lessons from Organized Crime Nexus: Illegal Fishing As Transnational
1. OECD, OECD Review of Fisheries: Policies and Theory and Practice (UK: Emerald, 2004). Organized Crime”, (April 2015): 8. Lihat https://
Summary Statistics 2013 (Paris: OECD Publishing: 5. Lihat lebih lanjut OECD, “Evading The Net: Tax Crime www.unodc.org/documents/congress//background-
Paris, 2013) 439. in the Fisheries Sector”, OECD Report (2013). information/NGO/GIATOC-Blackfish/Fishing_Crime.pdf

InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015 7


insideheadline
ton ikan (23 miliar USD) dari perairan serta 5) kapasitas dan penangkapan praktik IUU fishing dan dampaknya
dunia dan diestimasikan terjadi ikan secara berlebihan.11 Praktik IUU terhadap perekonomian, maka dirasa
pencurikan ikan secara ilegal sekitar fishing tidak hanya berbahaya bagi sangat perlu untuk memahami seperti
1.800 pon (3.600 Kg) setiap detiknya.7 keseimbangan ekosistem perikanan apa gambaran proses bisnis (value
Pada tahun 2011, di Amerika Serikat, dan keamanan pangan, tetapi juga chain) di sektor perikanan dan celah-
90% makanan laut (seafood) yang berdampak buruk bagi perekonomian celah untuk melakukan kejahatan
dikonsumsi berasal dari impor, suatu negara. Suatu negara bisa pajak.
yang sekitar 50%-nya berasal dari mengalami kerugian yang besar akibat
penangkapan liar atau ilegal dari 10 dari hilangnya biaya lisensi, biaya Value Chain Sektor Perikanan
negara pengekspor, salah satunya adalah pendaratan kapal, pajak, bea, dan dan Celah-Celah Kejahatan
Indonesia.8 Adanya tindak kejahatan pungutan lainnya.12
seperti IUU fishing berdampak buruk
Pajak
Pada intinya praktik IUU fishing
bagi suatu negara karena negara akan Dalam praktiknya, pada setiap
tidak bisa dipandang sebelah mata.
kehilangan pendapatan pajak yang tahapan proses bisnis di sektor
Praktik ini secara jelas memberikan
signifikan.9Otoritas pajak di Norwegia, perikanan memberikan ruang atau
dampak negatif bagi populasi ikan
pada tahun 2011 kehilangan uang celah bagi adanya tindak kecurangan
secara global maupun nasional dan
pajak sekitar 216 juta dolar dari IUU dan kejahatan, baik yang bersifat pajak
ekosistem lingkungan yang pada
fishing, begitu pun dengan Rusia di maupun non-pajak.14 Secara umum,
akhirnya membahayakan kehidupan
tahun 2014 yang kehilangan hampir proses bisnis (value chain) di sektor
jutaan manusia di dunia. Apalagi di
1 miliar dolar dari adanya praktik yang perikanan terdiri dari beberapa proses
masa mendatang, kebutuhan konsumsi
sama.10 sebagai berikut: 1) persiapan kapal
terhadap ikan sangatlah tinggi seiring
untuk beroperasi; 2) penangkapan
Ada sejumlah faktor yang bertambahnya populasi manusia dan
ikan; 3) pendaratan dan pelaporan
berkontribusi terhadap meningkatnya pertumbuhan ekonomi, sehingga perlu
hasil tangkapan; 4) pemrosesan ikan;
praktik IUU Fishing di antaranya: 1) dilakukan usaha ekstra untuk menjaga
5) pengangkutan dan ekspor atas
sifat keserakahan; 2) kemudahan dan kesinambungan produksi perikanan.13
ikan dan produk ikan; 6) penjualan
keuntungan besar dalam berbisnis; 3) Lihat proyeksi permintaan ikan di tahun
kepada konsumen; dan 7) pencatatan
pemerintahan yang lemah; 4) minimnya 2030 pada Tabel 1. penghasilan untuk tujuan perpajakan.15
pemantauan dan penegakan hukum;
Atas dasar itu, pemerintah di suatu Di satu sisi, otoritas pajak
negara perlu untuk menindaklanjuti sendiri seringkali tidak mempunyai
7. PEW Charitable Trusts, “How to End Illegal Fishing,” persoalan tindak kejahatan ini. Namun, pemahaman yang baik mengenai
Pewtrusts.org. Lihat http://www.pewtrusts.org/en/
research-and-analysis/reports/2013/12/10/how-to-end- untuk menentukan langkah atau aktivitas ekonomi di sektor perikanan,
illegal-fishing strategi yang tepat untuk memerangi yang menyebabkan potensi dari sektor
8. Ganapathiraju Pramod et.al, “Estimates of illegal and
unreported fish in seafood imports to the USA,” Marine perikanan luput dari pengenaan pajak
Policy (2014): 103. 11. Ibid., 22.
9. Teale N. Phelps Bondaroff, Tuesday Reitano dan 12. Hughes, Jasmine. “The Piracy-Illegal Fishing
yang seharusnya dilakukan. Otoritas
Wietse van der Werf “The Illegal Fishing and Organized Nexus in the Western Indian Ocean.” Future Directions pajak khususnya di negara-negara
Crime Nexus: Illegal Fishing as Transnational Organized International Strategic Analysis Paper (2011). berkembang yang memiliki potensi
Crime,” The Global Initiative Against Transnational 13. Food and Agriculture Organization, “Fishing
Organized Crime and The Black Fish (2015): 29. for Development,” FAO Fisheries and Aquaculture sektor perikanan yang besar, sekiranya
10. Ibid. Proceedings, No. 36 (2015): 27. perlu untuk memahami bagaimana
proses bisnis yang dilakukan oleh para
pelaku usaha di sektor perikanan.
Pemahaman atas proses bisnis di sektor
Tabel 1 - Proyeksi Permintaan Ikan di Dunia (2007-2030) perikanan perlu dilakukan sebagai awal
dalam menentukan langkah-langkah
Permintaan Ikan 2007 (baseline) 2030 (proyeksi) strategis menghadapi tindak kejahatan
pajak di sektor perikanan. Lihat Gambar
(juta ton) 1.
Afrika 9.0 18.7
1. Persiapan Kapal Untuk Beroperasi
Asia 86.4 186.3
Di tahap awal, pelaku usaha di
Eropa 19.4 23.4 sektor perikanan, baik dalam bentuk
Amerika Latin dan perusahaan maupun perorangan
15.2 18.3 harus terlebih dahulu memiliki kapal
Kepulauan Karibia
dan lisensi dari otoritas kelautan dan
Amerika Utara 9.1 12.9 perikanan untuk melakukan pelayaran
Oseania 1.1 1.8
Dunia 140.3 261.2 14. OECD, “Evading The Net: Tax Crime in the Fisheries
Sector,” Op.Cit., 20.
Sumber: FAO Fishery and Aquaculture Departement, 2014 15. The Global Initiative Against Transnational Organized
Crime dan The Black Fish, Op.Cit., 27.

8 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


insideheadline
Gambar 1 - Value Chain Sektor Perikanan di perairan terbuka, atau membawa
langsung hasil tangkapan ke negara
yang memberikan biaya pemrosesan
ikan lebih murah.20
Ketika kapal sudah memegang
Persiapan Penangkapan Pendaratan & Pemprosesan lisensi untuk melakukan penangkapan
kapal untuk ikan pelaporan hasil ikan ikan, seharusnya setiap penangkapan
beroperasi tangkapan harus tercatat dan dilaporkan kepada
otoritas kelautan dan perikanan
yang berwenang. Dengan kurangnya
RP pengawasan terhadap aktivitas ekonomi
di sektor perikanan terutama aktivitas
penangkapan ikan oleh kapal-kapal
Pencatatan Penjualan ikan Pengangkutan di perairan terbuka, menyebabkan
penghasilan & produk ikan & ekspor sebagian dari seluruh hasil tangkapan
untuk tujuan ke konsumen atas ikan dan mungkin saja tidak dilaporkan baik
perpajakan produk ikan kepada otoritas kelautan dan perikanan
maupun otoritas pajak.
Sumber: The Global Initiative Against Transnasional Organized Crime dan The Black Fish
Pada tahap ini, otoritas kelautan
dan perikanan bertanggung jawab
untuk melakukan pemantauan, kontrol
dan pengawasan pada kapal-kapal di
dan penangkapan ikan di suatu penangkapan ikan secara legal dan saat mereka melakukan penangkapan
wilayah tertentu. Proses registrasi identitas lain untuk aktivitas IUU di perairan terbuka. Dalam hal ini,
dan lisensi inilah yang menentukan di fishing dengan memanfaatkan fasilitas petugas yang mengawasi dapat
perairan mana kapal dapat melakukan kemudahan registrasi kapal secara melakukan inspeksi terhadap dokumen-
penangkapan ikan dan berapa besar internasional (flag of convenience).18 dokumen yang dimiliki oleh kapal,
kuota dan jenis ikan yang diperbolehkan untuk memastikan kapal tersebut telah
Flag of convenience ini diartikan
untuk ditangkap. Lisensi ini mungkin mengikuti aturan yang ada. Namun,
bahwa pemilik atau operator kapal
saja diperoleh dengan cara-cara yang dalam praktiknya, hal ini cukup sulit
dapat melakukan registrasi kapal di
ilegal, seperti pemalsuan, suap, dan dilakukan mengingat terbatasnya
negara yang sebenarnya bukan negara
cara ilegal lainnya.16 jumlah sumber daya dan kapal-kapal
asal pemilik atau operator kapal
yang dibutuhkan untuk berlayar dan
Namun, yang menjadi tersebut dan flag of convenience ini
mengawasi setiap pergerakan kapal-
permasalahan, seringkali kapal-kapal bisa dilakukan secara online.19
kapal tersebut.
yang didaftarkan di suatu negara 2. Proses Penangkapan Ikan
dengan bendera nasional tertentu, 3. Pendaratan dan Pelaporan Hasil
dimiliki oleh perusahaan perikanan di Biasanya, ikan-ikan tangkapan akan Tangkapan
negara yang berbeda, bahkan memiliki dimasukkan ke dalam boks-boks yang
Pada tahap ini, kapal-kapal dengan
lisensi untuk menangkap ikan di negara ukuran memiliki standar kapasitas
hasil tangkapannya akan mendarat
yang berbeda pula. Perbedaan status tertentu. Untuk menjaga kualitas ikan,
di pelabuhan yang sebetulnya sudah
kepemilikan, registrasi dan lisensi ikan-ikan tersebut seringkali dibekukan
ditentukan sejak awal pemberian
ini yang membuat otoritas pajak di terlebih dahulu sebelum dibawa ke
lisensi. Di pelabuhan, ikan hasil
suatu negara sulit untuk menentukan pelabuhan. Bahkan terkadang ikan-ikan
tangkapan dilaporkan kepada petugas
siapa pihak yang sebenarnya menjadi tidak langsung dibawa ke pelabuhan,
di pelabuhan, termasuk dalam hal
beneficial owner. namun dipindahkan ke kapal lain.
kewajiban pembayaran pajak dan bea
Kapal-kapal tersebut mungkin saja
Untuk mengubah status registrasi cukai. Namun, karena faktor tertentu,
mempunyai fasilitas pengolahan sendiri
kapal dapat dikatakan sangat mudah, misalnya kapal-kapal tersebut memiliki
untuk memproses hasil tangkapan
bahkan biasanya dilakukan melalui akses pendaratan lain di lokasi yang
negara-negara tax haven.17 Dengan tidak teregistrasi, maka kapal-kapal
kondisi tersebut, atas satu kapal 18. Banyak negara-negara yang menawarkan jasa
tersebut mempunyai kesempatan untuk
yang sama bisa saja mempunyai bagi para pemilik kapal untuk melakukan registrasi menghindari kewajiban perpajakannya.
kapalnya melalui prosedur yang mudah dan bisanya
dua identitas, di mana satu identitas difasilitasi oleh negara-negara tax haven. Lebih lanjut Dalam proses ini, banyak terjadi
digunakan untuk melakukan aktivitas dapat dilihat melalui http://www.flagsofconvenience. catatan akuntansi terkait dengan
com sebagai salah satu penyedia jasa registrasi kapal
secara internasional. laporan penjualan ikan. Modus yang
16. Ibid. 19. Maíra Martini, “Illegal, Unreported and Unregulated dilakukan berupa pemalsuan dokumen
17. Patrick Love, “Net Losses: Tax Crime and Fishing”, Fishing and Corruption”, U4 Expert Answer 392
OECD Insights-Debate the Issues. Lihat http:// (2013): 3. Lihat http://www.u4.no/publications/illegal-
oecdinsights.org/2013/11/08/net-losses-tax-crime-and- unreported-and-unregulated-fishing-and-corruption/ 20. OECD, “Evading The Net: Tax Crime in the Fisheries
fishing/ downloadasset/3261 Sector,”Op.Cit., 21.

InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015 9


insideheadline
yang mencatat hasil tangkapan dan dokumen-dokumen ekspor, termasuk tangkapan dan penjualannya serta
lokasi penangkapan yang sebenarnya kontrak ekspor. Kontrak ekspor sendiri berupaya untuk menghindari pajak.
dilakukan.21 Selain itu, ikan hasil bervariasi dari sisi kepemilikan produk Dari proses bisnis ini, sekiranya akan
tangkapan bisa saja dijual melalui ikan yang ditransfer, hal ini berdampak menjadi landasan untuk menganalis
mekanisme lelang dan pembayaranya pada penentuan pihak mana yang apa saja bentuk-bentuk kejahatan
dilakukan dengan kas dan dalam bertanggung jawab menjaga pencatatan pajak di sektor perikanan yang mungkin
jumlah yang cukup besar sehingga dan mematuhi regulasi ekspor dan dipraktikan oleh para pelaku usaha di
pembayaran tersebut terkadang tidak impor. sektor perikanan.
dicatat dengan baik. Biasanya kapten 6. Penjualan Ikan Kepada Konsumen
dan kru kapal dibantu oleh agen-agen Bentuk-Bentuk Tindak
yang mengenal lokasi dan mempunyai Seperti yang sudah disebutkan,
pemalsuan label atas produk-produk Kejahatan Pajak di Sektor
akses pasar di pelabuhan. Namun,
sayangnya agen-agen tersebut tidak ikan yang dijual kepada konsumen, Perikanan
jarang menjadi perantara untuk tidak hanya merugikan konsumen 1. Tindak Kejahatan Pajak
melakukan transaksi ilegal. sebagai pihak pembeli, tetapi juga
Tugas utama dari otoritas pajak
pemerintah sebagai pemungut pajak.
4. Pemrosesan Hasil Tangkapan adalah menegakkan aturan perundang-
Pemalsuan ini ditujukan untuk
undangan perpajakan di wilayah
Hasil tangkapan ikan tidak hanya menghindari pembayaran pajak atas
jurisdiksinya. Maka dari itu, perhatian
dapat diproses pada saat di laut dan jenis ikan-ikan tertentu yang tergolong
utama dari pemeriksa pajak dalam
di pelabuhan, tapi juga bisa diproses tinggi kualitasnya. Selain itu, penjualan
sektor perikanan adalah memastikan
di tempat produksi lain, termasuk yang secara langsung yang tidak tercatat
bahwa pajak yang dihitung dan
berada di luar negeri. Terdapat dua laporannya, dapat menjadi sarana
disetor telah sejalan dengan hukum
jenis aktivitas pemrosesan, yaitu 1) bagi pelaku usaha untuk menghindari
yang berlaku serta dapat mendeteksi
primary processing yang mencakup kewajiban perpajakannya.
adanya praktik penghindaran pajak
pembersihan dan filleting; dan 2) 7. Pencatatan Penghasilan untuk maupun penyelundupan pajak. Dengan
secondary processing yang mencakup Tujuan Perpajakan demikian, penting bagi pemeriksa
proses manufaktur produk-produk
Dalam tahap ini, perusahaan atau pajak untuk mengenal berbagai jenis
perikanan. Dengan adanya pemrosesan
pelaku usaha perseorangan bisa saja kejahatan yang muncul di sektor
lebih lanjut dan adanya penambahan
tidak mencatat atau menyembunyikan perikanan, sehingga mereka dapat
nilai (valued added), terkadang tahap
jumlah hasil penjualan yang mengenali indikator-indikator kejahatan
ini menciptakan aset intangibles yang
sebenarnya guna menghindari di sektor perikanan yang mungkin
bernilai. Namun dalam tahap ini juga
kewajiban perpajakan. Para pelaku timbul.
produk-produk hasil pemrosesan ikan
bisa diberikan label yang tidak sesuai usaha di perikanan ini juga dapat Laporan OECD mencatat beberapa
dengan jenis ikan sebenarnya. memanfaatkan bendera negara yang bentuk kejahatan pajak di sektor
dapat memberikan perlakukan atau perikanan secara umum di antaranya:23
5. Pengangkutan dan Ekspor tarif pajak yang lebih mereka sukai dan 1) penghindaran bea ekspor dan impor
Pada praktiknya proses bisnis di menghindari membayar pajak atas laba atas penjualan ikan dan produk-produk
sektor perikanan tidaklah sederhana, yang diperolehnya. Praktik IIU fishing ikan yang diangkut ke luar negeri;
karena wilayah di mana ikan ditangkap, memiliki kaitan dengan negara-negara 2) klaim palsu atas pembayaran
dipindahkan, diproses, dan dijual bisa tax haven untuk menyembunyikan Pajak Pertambahan nilai (PPN); 3)
jadi melibatkan banyak tempat bahkan beneficial owner dari pemilik kapal ketidakbenaran dalam menghitung
seringkali lintas negara. Dengan kondisi sebenarnya.22 Dengan adanya tindakan- Pajak Penghasilan (PPh) atas laba yang
tersebut, sulit dilakukan pengawasan tindakan semacam ini, pelaku usaha diperoleh; 4) penggelapan PPh dan
dan pemantauan terhadap aliran atau sangat dimungkinkan memperoleh kontribusi jaminan sosial.
transfer produk perikanan. Kesulitan kemudahan untuk membayar pajak
tersebut pada akhirnya menimbulkan seminimal mungkin atau bahkan tidak Tindak kejahatan pajak di sektor
risiko yang luas, mulai dari keamanan membayar pajak sama sekali. perikanan pada dasarnya meliputi
produk hingga masalah kepatuhan banyak hal. Banyak negara melaporkan
Pada intinya, dalam setiap proses bahwa perusahaan perikanan
pajak. bisnis di sektor perikanan masih menggunakan setidaknya satu atau
Ekspor atas ikan dan produk sangat rentan untuk dilakukan upaya- lebih metode dari tiga metode utama
perikanan lain bisa dilakukan melalui upaya kejahatan atau penghindaran dalam melakukan penyelundupan
transportasi darat, laut dan udara. pajak. Para pelaku usaha berupaya pajak, yaitu menyamarkan asal-
Dalam tahap ini, proses ekspor juga keras untuk menyembunyikan hasil usul ikan, merendahkan laporan
bisa melibatkan pihak ketiga yang hasil tangkapan dan ketidakbenaran
merupakan perusahaan transportasi. pelaporan jenis spesies atau produk
Hal yang diperhatikan disini adalah 22. Mike Beke dan Roland Blomeyer, “Illegal,
ikan yang ditangkap atau dijual.
Unreported And Unregulated Fishing: Sanctions In
The EU,” (2014): 25. Lihat http://www.europarl.
21. The Global Initiative Against Transnational Organized europa.eu/RegData/etudes/STUD/2014/529069/IPOL_
Crime dan The Black Fish, Op.Cit., 28. STU(2014)529069_EN.pdf 23. OECD, Op.Cit., 7.

10 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


insideheadline
Sebagai tambahan, perusahaan sebenarnya dan yang lainnya praktek-praktek tindak kejahatan
perikanan juga menggunakan skema dengan jumlah yang lebih kecil pajak yang umum dilakukan.
ilegal yang biasa dilakukan oleh sektor dari yang seharusnya dilaporkan Menyembunyikan penjualan
bisnis internasional lainnya seperti ke otoritas pajak. Misal, kasus ini adalah tindak kejahatan pajak
menyembunyikan penjualan, re- biasanya menyatakan bahwa hasil yang paling tua dan paling umum
invoicing dan “missing trader fraud”.24 tangkapan yang kecil dan sedang digunakan dalam berbagai sektor
a. Menyamarkan Asal-Usul Ikan berada dalam rentang 500 kilogram usaha dan dalam berbagai
namun ternyata diketahui bahwa tingkat ukuran perusahaan.
Saat kapal tiba di pelabuhan, hasil tangkapan yang sesungguhnya Sesuai namanya, penyembunyian
pemberitahuan kedatangan adalah 18 ton. Dalam beberapa penjualan dilakukan di mana hasil
dapat saja dipalsukan guna kasus, selain merendahkan penjualan tidak dilaporkan ke
menyembunyikan area di mana ikan hasil tangkapan dari satu kapal, otoritas pajak. Perusahaan yang
sesungguhnya ditangkap. Biasanya, penyelundupan lainnya dilakukan menyembunyikan penjualannya
hal ini dilakukan apabila kapal dengan menyamarkan besaran biasanya menggunakan dua
menangkap ikan di tempat yang kapasitas daya tangkap dari kapal. pembukuan, satu mengandung
ilegal atau kuota hasil tangkapan
c. Ketidakbenaran Pelaporan Jenis informasi penjualan dan besarnya
dari kapal telah melebihi batas yang
Spesies Ikan diskon yang sebenarnya, sedangkan
diperbolehkan. Metode ini juga
satunya lagi memuat informasi
dapat digunakan untuk menghindari Sama seperti merendahkan
penjualan yang telah diturunkan
bea masuk. Sebagai contoh, ketika laporan hasil penangkapan,
harganya guna dilaporkan ke
suatu kapal menangkap ikan yang ketidakbenaran informasi dari
otoritas pajak. Alternatifnya, tindak
ditujukan untuk pasar Uni Eropa, spesies yang ditangkap kapal
kriminal pajak yang lebih kompleks
dan tiba di pelabuhan dari negara dapat memiliki konsekuensi yang
melibatkan bagian dari harga jual
yang mempunyai perjanjian dagang substansial terhadap lingkungan
suatu barang yang direklasifikasikan
dengan Uni Eropa, maka kapal kelautan. Untuk melindungi spesies
dan dibayarkan ke perusahaan
tersebut dianggap menangkap langka, impor dari spesies tertentu
perantara, atau suatu perusahaan
ikan di negara tersebut meskipun ke banyak negara biasanya diatur
yang bertugas untuk membeli dan
faktanya ikan tersebut ditangkap di dengan ketat bahkan dilarang oleh
menjual barang yang harganya
suatu tempat. Kejahatan ini dapat hukum. Namun, persediaan yang
seluruhnya dirahasiakan.
membuat perusahaan perikanan terbatas dari spesies ini sering
menghindari bea masuk sebesar menyebabkan harganya menjadi e. Re-invoicing Funds
6% yang akan dikenakan saat sangat mahal, sehingga memperkuat Daripada menyembunyikan
memasuki pasar Uni Eropa. motif perusahaan perikanan untuk suatu penjualan dari otoritas pajak,
b. Merendahkan Laporan Hasil memalsukan izin penangkapan, re-invoicing funds dilakukan
Tangkapan pemberitahuan kedatangan dan dengan cara menurunkan harga
dokumen impor. Dalam perspektif jual. Alih-alih mengekspor ikan
Ketidakbenaran pelaporan pajak, ketidakbenaran pelaporan atau produknya langsung kepada
hasil tangkapan ikan sebenarnya jenis spesies ikan yang ditangkap konsumen yang dimaksud, seluruh
merugikan semua pihak baik dari dan dijual dapat secara langsung dokumen-dokumen penjualan
sisi manajemen sumber daya laut berdampak pada tarif bea masuk akan dibuat seolah-olah ikan
maupun sisi perpajakan. Dalam dan PPN yang dikenakan, yang atau produknya dijual kepada
banyak kasus, merendahkan menyebabkan tergerusnya perusahaan perantara di suatu
hasil tangkapan digunakan untuk penerimaan pajak secara signifikan. yurisdiksi dengan diskon sesuai
menutupi fakta bahwa hasil kegiatan
d. Menyembunyikan Penjualan harga aslinya. Ikan atau produknya
penangkapan yang dilakukan
tersebut kemudian dijual oleh
telah melebihi kuota dari kapal Contoh-contoh tindak kejahatan
perantara kepada konsumen akhir
tersebut. Namun, hal ini juga dapat pajak di atas berfokus pada skema
dengan nilai yang sebenarnya.
digunakan guna menghindari bea khusus yang hanya ditemukan di
Dengan demikian, efeknya adalah
masuk dan pajak penghasilan, di sektor perikanan. Namun demikian,
hanya terdapat sejumlah laba yang
mana hasil tangkapan yang masih tidak tertutup kemungkinan bahwa
kecil di pembukuan perusahaan
tersisa disembunyikan dari otoritas perusahaan perikanan melakukan
perikanan, sedangkan hampir
pajak. tindak kejahatan pajak yang umum
sebagian besar laba berada di
Dalam kasus ini, perusahaan dilakukan dalam industri-industri
perusahaan perantara.
perikanan membuat dua set lainnya. Betul bahwa pemeriksa
pajak harus waspada terhadap f. Missing Trader Fraud
dokumen penjualan dan faktur
penjualan di mana yang satu praktek-praktek tindak kriminal Missing trader fraud adalah
mengandung nilai tangkapan yang pajak yang khusus dilakukan di skema bisnis di mana perusahaan
sektor perikanan, namun mereka importir mengimpor barang
tidak boleh menutup mata atas dengan tarif PPN sebesar 0%.
24. Ibid., 25.

InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015 11


insideheadline
Kemudian, barang tersebut dijual Transaksi bisnis yang dilakukan perusahaan perikanan, broker, atau
kepada pedagang (trader) dengan seringkali tidak dilaporkan secara pengekspor, maupun pihak lain yang
mengenakan PPN, namun oleh benar oleh pelaku bisnis, misalnya atas terkait. Strategi ini bisa memberikan
importir ini PPN tersebut tidak transaksi penjualan aset atau kapal. efek jera secara langsung kepada
pernah disetor ke negara. Pedagang Aset berupa kapal ini memiliki nilai mereka yang terlibat atau berpartisipasi
tersebut kemudian menjual barang yang sangat tinggi, jika tidak dilaporkan dalam tindak penghindaran pajak,
kepada konsumen di negara lain, maka akan berdampak besar bagi dengan menekankan kepada mereka
dan mengklaim seluruh PPN yang penerimaan pajak. konsekuensi-konsekuensi apa saja yang
telah dibayar sebelumnya pada mungkin mereka terima nantinya. Selain
saat membeli barang. Pembeli Strategi Memerangi Tindak itu, kampanye ini juga diharapkan dapat
akhir mungkin saja merupakan Kejahatan Pajak di Sektor meningkatkan voluntary compliance.
pelaku usaha yang legal dan tidak Kampanye ini juga bisa dilakukan
mengetahui hal ini, tetapi bisa saja
Perikanan
melalui bantuan lembaga-lembaga lain
sebenarnya mengetahui. Untuk memerangi berbagai bentuk
seperti non-government organization
tindak kejahatan pajak di sektor
2. Rentannya Sektor Perikanan (NGO) dan asosiasi-asosiasi yang
perikanan bukanlah suatu hal yang
Model-model tindak kejahatan di bergerak di sektor perikanan. Bahkan
mudah. Pemerintah dalam hal ini
atas pada dasarnya tidak terlepas dari media sosial dapat menjadi sarana
otoritas pajak dan otoritas di bidang
kondisi sektor perikanan yang sangat pemerintah untuk meningkatkan rasa
perikanan harus memiliki strategi dan
rentan dan memiliki memberikan awareness dari masyarakat, melalui
kebijakan yang tepat untuk mencegah,
peluang yang besar bagi para pelaku press release dan pengumuman terkait
mendeteksi, dan melakukan investigasi
usaha untuk melancarkan upaya kasus-kasus penting yang terjadi di
terhadap segala tindak kejahatan
penghindaran pajak. Hal ini sebabkan sektor perikanan.
pajak di sektor perikanan. Dalam
oleh hal-hal sebagai berikut: laporannya, OECD menyebutkan 2. Pengumpulan Data Intelijen
Pertama, sektor perikanan beberapa langkah yang perlu dilakukan Untuk mencegah, mendeteksi
merupakan sektor bisnis yang sangat oleh pemerintah di suatu negara untuk dan melakukan investigasi tindak
global. Pemilik bisnis, perusahaan merespon persoalan pajak di sektor kejahatan pajak, pemerintah sangat
perikanan, dan pihak-pihak lain perikanan, di antaranya mencakup: membutuhkan data-data dari
yang tergabung dalam value chain 1) peningkatkan rasa kesadaran berbagai pihak. Segala informasi yang
tersebar di berbagai negara. Proses (awareness), 2) pengumpulan data dibutuhkan penting untuk mengetahui
penangkapan ikan dilakukan di lautan intelijen, 3) pemeriksaan pajak, 4) aktivitas yang dilakukan oleh kapal-
lepas, diangkut, dan diproses melewati kerja sama antarlembaga, dan 5) kerja kapal di perairan Indonesia. Dengan
lintas batas negara. Selain itu, pelaku sama internasional. adanya data-data intelijen tersebut,
bisnis ini juga seringkali menempatkan 1. Peningkatan Rasa Kesadaran pemerintah dapat memiliki gambaran
perusahaan mereka di negara-negara secara akurat mengenai proses dan
Otoritas pajak bersama-sama
yang tidak mau bertukar informasi aktivitas bisnis yang dilakukan guna
instansi pemerintah terkait dapat
(exchange of information). memperoleh analisis risiko yang tepat.
melakukan kampanye untuk
Kedua, adanya pemanfaatan Hasil analisis tersebut dapat membantu
menyuarakan bahwa segala bentuk
kemudahan registrasi kapal untuk pemerintah untuk menentukan tindakan
tindak kejahatan pajak di sektor
mendapatkan bendera di negara- apa yang tepat untuk diambil.
perikanan tidak hanya berdampak pada
negara tertentu yang memberikan penerimaan dan perekonomian negara, Untuk memperoleh data-data
kenyamanan dan kemudahan registrasi tetapi juga memiliki dampak yang lebih yang akurat, banyak negara telah
kapal asing. Hal ini dilakukan dengan luas menyangkut persoalan hidup dan menggunakan Vessel Monitoring
meregistrasikan kepemilikan kapal di kesejahteraan masyarakat. Pemerintah System (VMS), yaitu suatu sistem
negara yang berbeda dengan pemilik perlu memberikan pemahaman yang yang menggunakan teknologi Global
kapal tersebut berasal, sehingga baik terutama kepada stakeholder di Positioning System (GPS) untuk
pemilik kapal tersebut bisa terhindar sektor perikanan terkait kewajiban melacak pergerakan suatu kapal
dari kewajiban-kewajiban yang tidak perpajakan yang harus mereka setiap saat serta dalam kasus tertentu
diinginkannya.25 penuhi, serta tentunya menjelaskan dapat memberikan informasi terkait
Ketiga, adanya kemudahan dalam konsekuensi yang mereka tanggung jika hasil penangkapan. VMS ini biasanya
memalsukan dokumen dan pencatatan. tidak memenuhi kewajiban tersebut. digunakan untuk tujuan regulasi
Kampanye ini perlu dilakukan untuk perikanan secara umum, namun data-
Keempat, masih minimnya data penting dari VMS ini bisa digunakan
menegaskan komitmen pemerintah
transparansi di sektor perikanan. otoritas pajak untuk memperoleh
untuk memerangi tindak kejahatan
pajak di sektor perikanan. informasi mengenai rute dan aktivitas
25. Bertrand Le Gallic dan Anthony Cox, “An economic kapal. Selain VMS, masih terdapat
Peningkatan rasa kesadaran ini perlu
analysis of illegal, unreported and unregulated (IUU) beberapa teknologi kapal lainnya yang
fishing: Key drivers and possible solutions,” Marine difokuskan kepada pihak-pihak yang
Policy 30 (2006): 689. Lihat http://isiarticles.com/
dapat memberikan informasi penting
terkait langsung seperti perusahaan-
bundles/Article/pre/pdf/28315.pdf yang dibutuhkan oleh otoritas pajak.

12 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


insideheadline
3. Pemeriksaan Pajak tersebut dapat melakukan pemeriksaan hanya berguna untuk memberantas
Langkah lain yang merupakan alat atau investigasi secara bersama-sama. praktik IUU fishing, tetapi juga untuk
utama otoritas pajak adalah melalukan Ketiga, kerja sama antarlembaga ini mengembalikan uang yang hilang yang
pemeriksaan pajak terhadap Wajib dapat bersepakat untuk membentuk kemudian dapat dipergunakan untuk
Pajak di sektor perikanan. Dalam suatu unit khusus yang secara fokus mendanai tindakan lain terhadap
pemeriksaan pajak ini, pemeriksa pajak mengatasi permasalahan di sektor praktik IUU fishing.31
tentunya akan membutuhkan dokumen- perikanan.
dokumen penting terkait dengan Kerja sama antarlembaga ini Penutup
aktivitas bisnis yang dilakukan oleh penting untuk dilakukan, mengingat Tindak kejahatan di sektor
Wajib Pajak. Sebagai sektor bisnis yang kejahatan pajak di sektor perikanan perikanan saat ini telah menjadi
melibatkan banyak negara, pemeriksa termasuk kejahatan transnasional yang persoalan banyak negara. Sebagai
pajak harus memastikan tersedianya terorganisir. Otoritas pajak, otoritas bea bentuk tindak kejahatan yang
segala kelengkapan dokumen. dan cukai, polisi dan kejaksaan, otoritas transnasional, otoritas pajak di suatu
Adanya penggunaan perusahaan kelautan dan perikanan, serta pihak- negara perlu memahami seperti apa
asing dan registrasi kepemilikan kapal pihak terkait lainnya perlu membangun proses bisnis di sektor perikanan guna
di luar negeri, seringkali membuat kerja sama dan koordinasi yang mengetahui celah-celah apa saja yang
ketidakjelasan antara pihak mana efektif untuk mencegah, mendeteksi, memberikan kesempatan bagi pelaku
yang merupakan beneficial owner dan menginvestigasi segala bentuk bisnis untuk menghindari pajak. Untuk
dari perusahaan, kapal, maupun aset kejahatan pajak di sektor perikanan.27 itu, hal yang perlu dilakukan terlebih
lainnya. Apalagi jika negara yang 5. Kerja Sama Internasional dahulu adalah mengidentifikasi pola
terlibat merupakan negara-negara yang dan skala tingkat kejahatan pajak yang
Platform kerja sama internasional
tidak berpartisipasi dalam pertukaran terjadi selama ini; serta mengevaluasi
juga perlu dibangun guna memerangi
infromasi perpajakan. Hal demikian dan memperbaiki efektivitas sistem,
segala tindak kejahatan pajak. Bentuk-
dapat menjadi tantangan bagi otoritas regulasi, dan prosedur yang diterapkan
bentuk kerja sama dapat dilakukan
pajak dalam melakukan pemeriksaan. untuk mencegah, mendeteksi, dan
melalui kerja sama bilateral maupun
Oleh karena itu, otoritas pajak harus menginvestigasi tindak kejahatan pajak
multilateral, misalnya melalui intrumen
secara jeli dan tepat dalam menyusun di sektor perikanan.
tax treaty, persetujuan pertukaran
strategi pemeriksaan dan analisis risiko, informasi antarnegara, atau persetujuan Selain itu, pemerintah juga
apalagi mengingat sektor perikanan multilateral lainnya.28 Pertukaran perlu berupaya untuk meningkatkan
termasuk sektor masih belum tersentuh informasi data perpajakan antarnegara voluntary compliance dari para
dan tergali dengan baik potensinya. ini sangat penting untuk membantu stakeholder di sektor perikanan,
Otoritas pajak perlu membuat suatu otoritas pajak dalam menganalisis membekali pemeriksa pajak dengan
unit yang fokus untuk menangani kebenaran laporan Wajib Pajak.29 pengetahuan dan skill yang memadai
persoalan tindak kejahatan pajak. Unit mengenai bisnis di sektor perikanan,
Selain itu, otoritas pajak di berbagai
tersebut yang bertanggung jawab untuk dan tentunya membangun kerja sama
negara juga bisa melakukan kerja
membuat kategorisasi Wajib Pajak di yang efektif dengan lembaga lain baik di
sama untuk meningkatkan kepatuhan
sektor perikanan berdasarkan derajat tingkat nasional maupun internasional.
pajak dengan menguatkan peraturan-
kepatuhannya. Hal ini didasari bahwa peraturan pajak internasional atas Upaya-upaya ini pada dasarnya
ketidakpatuhan Wajib Pajak dapat isu-isu internasional terkait dengan sejalan dengan apa yang dicita-citakan
disebabkan oleh hal yang berbeda, bisa aggresive tax planning, penyalahgunaan oleh pemerintah Indonesia untuk
saja sebagian Wajib Pajak tidak patuh tax treaty, dan masalah-masalah mengembalikan kejayaan maritimnya.
karena tidak mengetahui kewajiban kejahatan pajak internasional lainnya, Indonesia sudah terlalu lama
perpajakan yang harus ia penuhi.26 khususnya yang terjadi di sektor memunggungi laut, memunggungi
4. Kerja Sama Antarlembaga perikanan.30 Meningkatkan upaya samudera, serta memunggungi selat
dan kerjasama internasional dalam dan teluk.32 Kini, saatnya bangsa
Persoalan di sektor perikanan,
memerangi penggelapan pajak, yang Indonesia mengembalikan kejayaan
terutama masalah perpajakannya,
berkaitan dengan IUU fishing, tidak lautnya, sehingga Jalesveva Jayamahe
tidak dapat diselesaikan sendiri oleh
(di laut justru kita jaya) sebagai
otoritas pajak. Dalam hal ini, perlu ada
27. Agriculture, Forestry, and Fishery Departement South semboyan nenek moyang kita di masa
kerja sama yang baik antarlembaga Africa, “The International Symposium on Fish Crime,” lalu, bisa kembali membahana. IT

yang terkait dengan bisnis ini. Mengapa lihat http://www.nfds.info/assets/FishCRIME4pp-


FlyerFINALreduced.pdf
perlu kerja sama antarlembaga? 28. Matthijs Alink dan Victor van Kommer, Op.Cit., 374-
Pertama, setiap lembaga yang terlibat 375.
dapat bertukar data dan informasi yang 29. Andres Knobel dan Markus Meinzer, “Automatic 31. Ibid, 68.
Exchange of Information: An Opportunity for Developing 32. Diambil dari kutipan pidato Presiden RI Joko
dibutuhkan. Kedua, lembaga-lembaga Countries to Tackle Tax Evasion and Corruption”, Tax Widodo sesaat setelah dilantik dan diambil sumpah
Justice Network Report, (2014): 23. Lihat sebagai Presiden Indonesia ketujuh di Gedung Dewan
http://www.taxjustice.net/wp-content/uploads/2013/04/ Perwakilan Rakyat, 20 Oktober 2014. Lihat http://www.
26. Matthijs Alink dan Victor van Kommer, Handbook AIE-An-opportunity-for-developing-countries.pdf bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/10/141020_
on Tax Administration, (The Netherlands: IBFD, 2011), 30. The Global Initiative Against Transnasional Organized jokowi_pidato_pelantikan.
354. Crime dan The Black Fish, Op.cit., 6.

InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015 13


“JALESVEVA JAYAMA
Di laut kita jaya! Begitulah moto angkatan laut tentara nasional kita. Indonesia dikenal
dimiliki dan garis pantai sepanjang 104.000 km. Zone Ekonomi Eksklusif seluas 2.981.2
lautnya, Indonesia tercatat sebagai negara penghasil produk perikanan (fisheries) ked
Domestik Bruto (PDB) dari sektor perikanan terus mengalami kenaikan, namun kontrib
perikanan masih di bawah rata-rata (10%), padahal potensi yang dimiliki begitu besar.

A
Direktorat Jenderal Pajak membagi
pemajakan ke dalam 21 kategori
kelompok lapangan usaha. Sektor
perikanan termasuk dalam kategori > Pertanian

Kehu

Perikanan

8,64%
Kontribusi Sektor Perikanan

Terhadap Perpajakan
Perpajakan
(Triliun rupiah)
2012 2013 2014
Tani, Hutan
dan Perikanan
15,80 15,12 15,94 Pertumbuhan PDB Perik
Perikanan 0,10 0,09 0,16 Triwulan I Tahun 2015
Total 980,5 1.077.3 1.246,1

2,46%
Terhadap PDB
PDB (Triliun rupiah)
2012 2013 2014
Tani, Hutan
1.193,45 1.310,43 1.446,72
dan Perikanan
Perikanan 255,37 291,78 340,34
Kontribusi PDB Perikanan
Total 8.230,92 9.087,27 10.094,92
Triwulan I Tahun 2015

Sumber: Nota Keuangan APBN (2015), Kementerian Kelautan dan Perikanan (2014) & Direktorat Jenderal Pajak (2015)
AHE”
sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dengan jumlah 17.504 pulau yang
211 km persegi dan zona perairan darat seluas 5.400 km persegi. Dengan kekayaan
taxenlightenment

dua terbesar di dunia pada tahun 2011. Selama beberapa tahun terakhir, Produk
businya masih sangat minim terhadap penerimaan negara. Tax ratio sektor

Hasil Tangkap dan Budidaya

utanan

Sumber: FAO FishStat Database (2013)

%
Tax Ratio Sektor Perikanan
Periode
2012 2013 2014
Tani, Hutan dan Perikanan 1,32% 1,15% 1,10%

kanan Perikanan 0,03% 0,03% 0,04%


Total 11,9% 11,9% 12,4%

Pemilik KPI
Total NPWP 987
4964 Pemilik KPI
Non-NPWP881
Kapal Penangkap Ikan
(KPI) terdaftar di
Kementerian Kelautan
dan Perikanan
insidereview

Perpajakan Sektor Perikanan


Tangkap di Indonesia*

“P ada tahun 2014, sektor


perikanan secara umum
hanya menyumbang
penerimaan pajak 158,4 miliar rupiah
dari PDB 344 triliun rupiah.”
SAMSUL ARIFIN

Pegawai di Kantor Pelayanan


Pajak Pratama Jakarta,
Duren Sawit. Tulisan ini Pendahuluan demikian, diharapkan sektor perikanan
merupakan pendapat pribadi dapat menyumbangkan pendapatan
Sesuai dengan arah kebijakan
dan tidak mewakili institusi di setara dengan kategori lapangan usaha
mana penulis bekerja Presiden Joko Widodo dalam Nawa
(sektor) lainnya. Lihat Tabel 1.
Cita, jati diri Indonesia adalah negara
maritim. Oleh karena itu, penting untuk Pada tahun 2014, sektor perikanan
mengembangkan dan menumbuhkan secara umum hanya menyumbang
* Artikel ini merupakan rangkuman sektor perikanan di Indonesia. Presiden penerimaan pajak 158,4 miliar rupiah
dari tesis penulis pada program mempunyai gagasan menjadikan (Lihat Tabel 1) dari PDB 344 triliun
Magister Akuntansi FEB-UI yang Indonesia sebagai “Poros Maritim rupiah. Realisasi penerimaan pajak
berjudul “Kajian Potensi Penerimaan sektor perikanan tangkap hanya 0,05%
Dunia, Kekuatan di antara Dua
Pajak Bidang Maritim Sektor dari PDB nasional, dan hanya 0,01%
Perikanan Tangkap”. Dalam
Samudera”.1 Sektor maritim yang
maju dapat menjadi alternatif sumber dari total penerimaan pajak per tahun.
merampungkan tesis ini, penulis
dibimbing oleh Prof. Gunadi sebagai penerimaan pajak. Khusus untuk Masih kalah dengan Penerimaan
salah satu ahli pajak yang diajukan perikanan, realisasi Produk Domestik Negara Bukan Pajak yang senilai 279
pemerintah dalam sengketa Uji Bruto (PDB) sebesar 344 triliun rupiah miliar rupiah pada tahun 2012.3 Hal
Materiil Undang-Undang Pajak Bumi sementara potensinya bisa mencapai ini disebabkan pemungutan pajak yang
dan Bangunan dan Undang-Undang 3.000 triliun rupiah.2 Dengan
Perikanan antara pemerintah
Perikanan dalam Angka 2014”. Lihat http://statistik.
melawan PT. WIFI, PT. DBU, kkp.go.id/index.php/arsip/c/90/Kelautan-dan-Perikanan-
PT. IMPD, dan PT. AK. 1. Herry Darwanto, “Jalan Sutera dan Poros Dalam-Angka-Tahun-2014/?category_id=3
Maritim”. Lihat http://www.kemhan.go.id/kemhan/ 3. Agunan Samosir, “Sektor Perikanan: PNBP yang
files/13cf424089ba85b658c90e782006276d.pdf Terabaikan”. Lihat http://www.kemenkeu.go.id/sites/
2. Kementerian Kelautan dan Perikanan, “Kelautan dan default/files/sektor_perikanan_060314.pdf

16 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


insidereview
Tabel 1 - Penerimaan Pajak Nasional

Penerimaan 2010 2011 2012 2013 2014


Industri Pengolahan 178.822.341.900.477 226.191.098.399.649 261.285.559.183.421 286.785.480.061.135 294.549.601.780.526

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 11.932.648.559.428 14.891.893.613.788 15.795.543.034.155 15.123.234.279.431 15.940.632.123.664

Perikanan 17.347.524.836 56.669.896.267 104.770.052.583 93.702.622.288 158.489.886.170

Penerimaan Total (Nasional) 557.544.674.586.701 745.542.586.948.882 836.233.663.441.525 921.206.721.895.006 980.609.457.628.169

Sumber: Direktorat Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan Direktorat Jenderal Pajak (2015)

dilakukan otoritas pajak belum efektif ikan pun memenuhi kriteria objek pajak pada kategori usaha tertentu akan
dan sistem pajak yang berlaku tidak sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat ditanggung oleh pemerintah. PPh
sepenuhnya sesuai dengan nature dari (1) UU PPh. Pasal 21 ditanggung pemerintah
usaha perikanan tangkap. untuk karyawan usaha perikanan
1. Aspek Pajak Penghasilan tangkap (ABK dan nahkoda) dengan
Menurut Wudianto, nilai potensi
perikanan 344 triliun rupiah a. Penghasilan Usahawan jumlah penghasilan bruto kurang
hanya berasal dari data resmi yang Selama tahun 2010 sampai dari 5 juta rupiah dalam sebulan.
teridentifikasi oleh Kementerian dengan 2013 WP (usahawan) Secara umum, ABK tidak terutang
Kelautan dan Perikanan (KKP), dipajaki dengan tarif umum yang PPh Pasal 21.
sedangkan masih ada potensi yang berdasarkan ketentuan Pasal 17 2. Aspek Pajak Pertambahan Nilai
tidak “didaratkan” di pelabuhan UU PPh. Mulai tahun 2014, Hasil tangkapan berupa ikan dan
resmi milik KKP maupun Pemerintah bagi usahawan yang peredaran hewan laut lainnya merupakan Barang
Daerah.4 Potensi perikanan tangkap usahannya kurang dari 4,8 miliar Kena Pajak (BKP) sebagaimana diatur
sesungguhnya jauh lebih besar dari rupiah, dapat menggunakan tarif dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang
angka ini. Selain itu, masih ada PPh Final sebesar 1% sesuai dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Dalam
persoalan lain perikanan tangkap yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 46 Pasal 3A UU PPN juga diatur bahwa
illegal fishing dan transhipment. Tahun 2013 (selanjutnya disebut pengusaha perikanan tangkap yang
Penulis membatasi kajian hanya PP-46). Berdasarkan Keputusan melakukan penyerahan BKP lebih
pada sektor perikanan tangkap Dirjen Pajak Nomor 536 Tahun dari batas tertentu wajib melaporkan
(tidak membahas sektor perikananan 2000 (selanjutnya disebut KEP- usahanya untuk dikukuhkan sebagai
budidaya) dan bertujuan untuk 536), usahawan perikanan tangkap Pengusaha Kena Pajak, yang juga
mengidentifikasi kendala pemajakan, diperkenankan menggunakan diperkuat dengan ketentuan dalam
mengenali potensi pajak dari sektor Norma Penghitungan Penghasilan Pasal 6 Peraturan Menteri Keuangan
perikanan tangkap, dan memberikan Neto (NPPN). Tarif NPPN bagi Nomor 31 Tahun 2008 (selanjutnya
rekomendasi model pemajakan yang usahawan adalah adalah 25% disebut PMK-31).
lebih sesuai dengan nature usaha untuk 10 ibukota propinsi, 23%
untuk kota propinsi lainnya, dan Namun, dalam PMK-31, hasil
perikanan tangkap. perikanan tangkap dikategorikan
22% untuk daerah lainnya.
sebagai BKP tertentu yang dibebaskan
Aspek Pajak Sektor Perikanan b. Penghasilan Karyawan (Anak dari PPN. Kelompok BKP tertentu atau
Buah Kapal) dianggap strategis yang mendapat
Perikanan tangkap adalah salah
satu kelompok lapangan usaha dalam Sementara itu, penghasilan fasilitas pembebasan PPN di antaranya
bidang perpajakan. Orang pribadi karyawan atau Anak Buah Kapal adalah hasil pertanian, sebagaimana
atau badan yang menjalankan usaha (ABK) tidak termasuk ke dalam ditetapkan dalam Lampiran Peraturan
perikanan tangkap (selanjutnya disebut potensi pajak sektor perikanan Pemerintah No. 7 Tahun 2007. Salah
usahawan), memenuhi syarat subjek karena penghasilan yang kurang satunya adalah ikan yang merupakan
pajak dalam Pasal 2 ayat (1) Undang- dari batasan Penghasilan Tidak produk dari perikanan tangkap.5
Undang Pajak Penghasilan (UU Kena Pajak (PTKP). Dari temuan Singkatnya, ketika ikan diambil
PPh). Usahawan yang menjalankan penulis, diketahui bahwa gaji ABK dari sumbernya (laut) oleh nelayan
usaha perikanan tangkap dianggap Kapal Penangkap Ikan (KPI) Long terbebas dari PPN. Lalu, ketika nelayan
memenuhi persyaratan subjektif dan Line (Tuna) adalah Rp50.000/hari, menjual ke pedagang pengumpul juga
objektif, sehingga wajib mendaftarkan dengan periode pembayaran diterima dibebaskan dari PPN, selanjutnya
diri untuk memperoleh Nomor Pokok setiap kapal mendarat (selama 3-9 pedagang pengumpul menjual ke
Wajib Pajak (NPWP). Penghasilan yang bulan). Sedangkan untuk kapal- supermarket besar juga bebas PPN,
diperoleh dari kegiatan penangkapan kapal jenis tertentu, ada pula yang dengan catatan selama produk yang
menggunakan sistem bagi hasil. dijual masih berupa ikan utuh.
Lebih lanjut, berdasarkan Peraturan
4. Hasil wawancara Prof. Dr. Ir. Wudianto, M.Sc. selaku Menteri Keuangan Nomor 43 Tahun
Peneliti Utama Balitbang Kementerian Kelautan dan 5. Gunadi, Panduan Komprehensif PPN (Jakarta: PT.
Perikanan. 2009, pajak penghasilan pekerja Multi Utama Consultindo, 2013), 280.

InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015 17


insidereview
Kendala dan Potensi Tabel 2 - Rekapitulasi Data KPI dan Data Perpajakan
Pemajakan Perikanan Tangkap
Dalam menggali kendala dan potensi No Uraian Jumlah Keterangan
pemajakan, karena keterbatasannya, 1 Kapal Penangkap Ikan 4.964 kapal
penulis hanya mengambil data-data yang 2 Pemilik Kapal Keseluruhan 1.868 individu/badan
diperlukan di dua pelabuhan perikanan
3 Pemilik Kapal ber-NPWP 987 orang pribadi/badan
nusantara, yaitu pelabuhan di Cirebon
dan Pekalongan. Umumnya, kendala 4 Pemilik Kapal non-NPWP 881 individu/badan
pemajakan perikanan tangkap dapat Sumber: KKP (2014) dan Ditjen Pajak (2015) (diolah kembali oleh penulis).
dikatakan cukup beragam, antara lain,
data usahawan yang memiliki omset
perikanan tangkap tidak dimiliki oleh Tabel 3 - Peredaran Usaha pada PPN Cirebon dan Pekalongan (per tahun)
otoritas pajak.6 Menurut Yudaningsih,
seharusnya Kantor Pelayanan Pajak No Tahun jumlah kapal jumlah trip Peredaran usaha
(KPP) dengan wilayah kerja di tepi
PPN Cirebon
laut mengandalkan penerimaan dari
sektor perikanan tangkap.7 Pahitnya, 1 2010 105 319 6.027,29
ditemukan kenyataan bahwa KPP 2 2011 133 261 97.193,43
dengan wilayah kerja tersebut gagal 3 2012 117 317 76.909,71
menjadikan sektor perikanan sebagai
4 2013 223 430 110.412,16
10 besar penyumbang penerimaan
pajak terbesar. Lantas apa yang menjadi 5 2014 175 338 92.287,92
kendalanya? Total 1.665 382.830,51
Penulis menemukan salah satu PPN Pekalongan
kendala di sektor perikanan yaitu 1 2010 794 4.309 120.876,54
pengawasan laut yang masih minim. 2 2011 600 3.548 125.308,77
Dari catatan KKP ditemukan waktu
berlayar 27 kapal patroli KKP yang 3 2012 540 3.533 136.853,70
ada saat ini, hanya 60 hari dalam 4 2013 430 3.177 157.809,28
setahun. Artinya ada 305 hari yang 5 2014 316 1.977 128.672,92
tidak terjaga alias tidak dilakukan Total 16.544 669.521,21
pengawasan. Padahal, berdasarkan
data kepemilikan kapal (kapal dengan Sumber: Data produksi ikan per kapal (diolah oleh penulis).
berat di atas 30 gross ton, per Januari
2015) dari Direktorat Jenderal (Ditjen) dan sejumlah 881 yang belum memiliki dapat dilihat pada Tabel 3.
Pajak, jumlah pemilik kapal yang telah NPWP (Lihat Tabel 2).
memperoleh izin mencapai ribuan Jumlah kapal adalah jumlah kapal
usahawan. Namun, saat ini jumlah Untuk studi kasus, penulis mencoba yang bongkar muatan di Pelabuhan
WP sektor perikanan masih sedikit meneliti dari aktivitas bongkar muat Perikanan Nusantara. Jumlah trip
dan tingkat kepatuhan pajak di sektor yang dilakukan KPI di Pelabuhan adalah jumlah perjalanan kapal, satu
perikanan juga rendah. Perikanan Nusantara Cirebon dan KPI dapat melakukan 2-3 trip dalam
Pekalongan. Selama tahun 2010 satu tahun. Berdasarkan pengolahan
Sebagai ilustrasi, penulis mencoba sampai dengan 2014, terdapat 122 data, pada pelabuhan Cirebon jumlah
menyandingkan data Kapal Penangkap pemilik kapal yang melakukan kegiatan peredaran bruto dari tahun 2010
Ikan (KPI) dengan data perpajakan perikanan tangkap di Cirebon, dari sampai dengan 2014 mencapai 382,8
untuk mengenali lebih lanjut potensi 122 pemilik kapal tersebut, pemilik miliar rupiah. Terjadi peningkatan
pemajakan yang ada dari sektor yang ber-NPWP hanya berjumlah 18 jumlah kapal yang melakukan kegiatan
perikanan. KPI yang terdaftar di basis usahawan, sedangkan 104 usahawan bongkar muatan di PPN Cirebon dari
data KKP berjumlah 4.964 kapal belum ber-NPWP. Sedangkan untuk tahun 2010 sampai dengan tahun
dan dari jumlah tersebut, dilakukan PPN Pekalongan, usahawan yang ber- 2014. Data produksi ikan per kapal di
pengolahan data per nama pemilik NPWP berjumlah 31 WP OP/Badan, pelabuhan Pekalongan selama tahun
kapal. Sehingga ditemukan jumlah sedangkan 168 usahawan belum 2010 sampai dengan 2014 mencapai
pemilik KPI 1.868 usahawan. Dari memiliki NPWP. 669,52 miliar rupiah.
1.868 usahawan yang terdaftar,
sejumlah 987 sudah memiliki NPWP Selanjutnya, data sekunder berupa Menurut AICPA8, tax gap adalah
daftar produksi ikan per kapal harian perbedaan antara pajak yang
6. Wawancara dengan Miftah Sobirin (KPP Pratama diolah oleh penulis untuk mendapatkan
Pekalongan). besarnya peredahan usaha (bruto) dari
7. Wawancara Yudaningsih (KPP Pratama Jakarta 8. AICPA, “Guiding Principles of Good Tax Policy: A
Penjaringan). sektor perikanan tangkap sebagaimana Framework for Evaluating Tax Proposals,” (2010).

18 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


insidereview
Tabel 4 - Perkiraan Selisih Penerimaan Pajak (dalam Juta Rupiah)

Tahun Pajak
Penerimaan Pajak
2010 2011 2012 2013 2014
KPP Pratama Pekalongan
Sebelum penelitian (1) 572,22 496,96 550,59 1.017,64 1.005,32
Hasil penelitian (2) 1.545,68 3.338,87 2.802,28 4.859,24 4.908,27
Tax Gap (3=2-1) 973,46 2.841,91 2.251,69 3.841,60 3.902,95
Persen Tax Gap (4=2/1) 270% 672% 509% 478% 488%
KPP Pratama Cirebon
Sebelum penelitian (1) 11,34 15,94 11,29 12,20 220,11
Hasil penelitian (2) 76,29 2.500,04 3.586,81 5.623,96 2.010,66
Tax Gap (3=2-1) 64,95 2.484,10 3.575,52 5.611,76 1.790,55
Persen Tax Gap (4=2/1) 673% 15.683% 31.765% 46.099% 913%

Sumber: Diolah oleh peneliti.

Gambar 1 – Evaluasi Model Pemajakan Sektor Perikanan Tangkap Saat Ini

Classification Classification

appropiate certainly

convenience equity and minimum


of payment fairness tax gap
Model
Pendapat pemajakan Pendapat selain
pelaku usaha perikanan pelaku usaha
tangkap saat
ini
economic neutrality
transparency
growth
economic of
simplicity
collection
Sumber: NVIVO 10.

seharusnya terutang dengan pajak yang penerimaan pajak. Rata-rata perbedaan dasar yang kuat dan berawal dari
sukarela dibayar. Setelah mendapatkan selisih tersebut mencapai lebih dari kondisi nyata yang ada dan sesuai
hasil penelitian potensi pajak yang 500%. Artinya, potensi penerimaan dengan kebutuhan Indonesia. Atas
seharusnya dibayarkan oleh usahawan pajak masih dapat ditingkatkan dasar tersebut, penulis mencoba
perikanan tangkap, maka dapat melebihi realisasi saat ini. mengevaluasi kondisi sektor perikanan
dibandingkan penerimaan pajak yang tangkap dengan menggunakan kriteria
telah terealisasi dengan potensi pajak Evaluasi Model Pemajakan “10 Prinsip Pajak yang Baik” menurut
tersebut. Parameter yang digunakan AICPA. Lalu, dengan menggunakan
Guna mengetahui nilai dari suatu
adalah penerimaan pajak sebelum alat bantu aplikasi NVIVO 10, penulis
realisasi kinerja kebijakan pajak saat
dilakukan penelitian yang diperoleh mencoba menjabarkan evaluasi model
ini, maka diperlukan suatu evaluasi.9
dari Direktorat Potensi, Kepatuhan dan pemajakan sektor perikanan tangkap.
Dengan tergambarnya kondisi kebijakan
Penerimaan Ditjen Pajak dibandingkan Model ini adalah gambaran atas kondisi
pajak saat ini maka rekonstruksi
dengan perhitungan PPh terutang WP sektor perikanan tangkap saat ini
kebijakan pajak dapat mempunyai
menurut penelitian ini. Pada Tabel 4 (Lihat Gambar 1).
dapat disampaikan bahwa, terdapat Berikut merupakan hasil evaluasi
selisih mencolok antara realisasi 9. Titi Muswati Putranti, Rekonstruksi Kebijakan kondisi sektor perikanan tangkap
penerimaan pajak dengan potensi Insentif Pajak Menuju Industri Rendah Karbon (Depok:
dengan menggunakan prinsip pajak
Universitas Indonesia, 2014), 197.

InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015 19


insidereview
Pada tahun 2015, sehubungan terutang, namun belum bisa
dengan “Tahun Pembinaan Wajib membayar pajak terutang tersebut
Pajak”, KPP Pratama Pekalongan karena tidak memiliki dana untuk
telah memanggil usahawan untuk membayarnya. Sistem pajak untuk

“T
dilakukan pembinaan (konseling). WP Perikanan Tangkap belum bisa
erdapat Melalui konseling, para WP sektor mengurangi selisih pembayaran
selisih perikanan tangkap mengaku pajak, sebab pembayaran pajak
kesulitan jika pembayaran harus dilakukan dengan sukarela,
mencolok mengikuti ketentuan PPh Pasal 17 bukan dengan dipungut oleh
antara realisasi yang mengharuskan ada setoran pemungut pajak, sehingga tingkat
penerimaan setiap bulannya.11 kepatuhan rendah dan penerimaan
2. Biaya dalam memungut pajak minimum. Penerimaan negara
pajak dengan dari perikanan tangkap berupa
adalah biaya terendah baik bagi
potensi WP maupun otoritas pajak. pajak dan penerimaan negara
penerimaan Penulis berhasil menemukan biaya bukan pajak (PNBP). Penerimaan
pemungutan pada usahawan pajak bertumpu pada pendapatan
pajak. Rata- WP, sehingga apabila WP tidak
perikanan tangkap adalah minimum,
rata perbedaan sebab hanya mencakup perhitungan melakukan pekerjaan penangkapan
ikan, maka penerimaan pajak turun.
selisih tersebut omzet dan biaya usaha. Selain itu,
Namun negara tetap mendapat
pada sektor perikanan tangkap,
mencapai lebih peraturan pajak yang relevan penerimaan yaitu dari PNBP.
dari 500%. adalah PP-46 dengan tarif pajak 5. KEP-536 menyebutkan bahwa
Artinya, potensi 1% dari peredaran usaha. Dari NPPN untuk usahawan sektor
kondisi saat ini di lapangan, aturan perikanan tangkap adalah 25%,
penerimaan tersebut cukup sederhana sehingga 23% dan 22%. Hal ini sudah
pajak masih usahawan dapat memahami sesuai dengan perhitungan analisis
dapat peraturan tersebut dengan baik. penghasilan dan beban usaha
yang dilakukan penulis. Dari hasil
ditingkatkan 3. Efek dari penerapan suatu aturan
analisis, dapat ditemukan bahwa
pajak tidak boleh mempengaruhi
melebihi keputusan WP untuk melakukan rata-rata beban operasional KPI
realisasi saat atau tidak melakukan transaksi adalah 76,2%12, sehingga margin
laba sebelum pajak dari kegiatan
ini.” usaha tersebut. Kondisi di
penangkapan ikan cukup besar
lapangan, WP membayar dengan
jumlah minimum, sebab jika harus yaitu 24,8%. Meskipun potensi
membayar dengan jumlah sesuai penerimaan pajak WP lebih besar
dengan peraturan perpajakan, maka dari penerimaan pajak saat ini,
akan mempengaruhi keputusan namun ada potensi resistensi jika
menurut AICPA. usaha usahawan. Contohnya, otoritas pajak menggunakan NPPN
usahawan perikanan tangkap sebagai dasar pemungutan pajak.
1. Berdasarkan prinsip keadilan,
pengenaan pajak kepada pengusaha memiliki 4-5 KPI, jika membayar 6. Saat ini, WP dengan peredaran
perikanan tangkap telah memenuhi pajak sesuai dengan tarif dalam usaha kurang dari 4,8 miliar rupiah
unsur keadilan dalam pemerataan PP-46, akan ada kemungkinan WP akan dikenakan pajak dengan tarif
beban pajak.10 Pada sektor perikanan menjual salah satu KPI nya yang 1%, sedangkan jika lebih dari di atas
tangkap, WP mengetahui jumlah berukuran paling kecil atau yang 4,8 miliar rupiah akan mengikuti
pajak yang harus dibayar, namun paling rugi sebagai efisiensi usaha. ketentuan sebagaimana Pasal 17
kepatuhan membayar pajak masih 4. Dari kondisi di lapangan saat ini, UU PPh. Dengan skema PP-46,
rendah. Hal ini disebabkan karena WP merasa banyak pungutan di usahawan dengan peredaran usaha
sifat dari penghasilan yang dibayar laut. Pungutan tersebut bersifat kurang dari batasan yang telah
sendiri (self-assesment), bukan pungutan liar, sehingga mengurangi ditentukan per tahun dikenakan
pajak yang dipungut (withholding pendapatan WP. Hal ini berakibat tarif tunggal 1% dari peredaran
tax). Usahawan perikanan tangkap WP tidak dapat membayar pajak usaha. Skema ini sangat bagus
belum mendapat perhatian khusus sejumlah yang seharusnya dibayar. untuk saat ini karena margin laba
dari otoritas pajak, sehingga Usahawan mengetahui bahwa perikanan tangkap lebih dari 20%.
pembayaran pajak tidak dilakukan usaha perikanan tangkap yang Dengan menggunakan tarif ini, tidak
pada saat paling baik bagi WP. dilakukan menimbulkan pajak ada alasan bagi usahawan untuk

12. Untuk sektor perikanan tangkap, rata-rata biaya


10. Gunadi dalam Putusan Undang-Undang Nomor 11. Hasil wawancara dengan Wiwin Kurniawati (KPP tidak tetap adalah 62,66% dan biaya tetap adalah
77/2010. Mahkamah Konstitusi (2012). Pratama Pekalongan). 13,58%. Sehingga biaya total adalah 76,24%.

20 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


insidereview
menolak sebab pajak yang dipungut terlalu tinggi sehingga menghambat
jauh dibawah margin laba yang pertumbuhan ekonomi. Hal ini
diterima. Namun, hal ini berpotensi sejalan dengan prinsip economic
menimbulkan kecemburuan antar growth.
golongan usahawan perikanan 4. Biaya siluman yang tinggi. Jasa
tangkap sehingga ada kemungkinan konstruksi dan perikanan tangkap
WP dengan peredaran usaha lebih memiliki persamaan yaitu banyak
dari batasan yang ditentukan untuk biaya siluman untuk memuluskan
memperbesar biaya, sehingga usaha. Contoh: biaya keamanan,
pajak efektif yang dibayar menjadi biaya ‘pungutan liar’ oknum, biaya
kurang dari 1%. Dari potensi pajak perizinan yang lebih mahal dari tarif
yang ada, dapat disampaikan resmi dan sebagainya.
bahwa beberapa usahawan yang
menduduki beberapa peringkat 5. Perbedaan tarif PPh. PPh final tarif
teratas dengan peredaran usaha 1% dan tarif Pasal 17 Undang-
terbesar, seharusnya membayar Undang PPh menimbulkan
pajak dengan tarif Pasal 17 UU PPh kecemburuan antar peers dan
yang berpotensi pula menimbulkan berpeluang menurunkan kepatuhan
resistensi dari WP. pajak. Menurut Fischer Model,
kerumitan sistem pajak menurunkan
kepatuhan pajak, selain itu,
Penutup: Komparasi dengan
pengaruh peers (rekan seprofesi)
Model Pemajakan di Sektor

“O
cenderung menurunkan kepatuhan
Konstruksi pajak. Selain itu, tarif pajak tunggal, toritas
Usahawan perikanan tangkap perlu menurut Fischer berpengaruh positif
pajak
peraturan tersendiri yang lebih sesuai kepada kepatuhan pajak.14
sebaiknya
dengan nature usahanya, sebagaimana Penulis menutup dengan
penulis coba sandingkan dengan usaha memperkuat
memberikan beberapa rekomendasi
sektor (jasa) konstruksi.13 Hal ini karena sebagai berikut. Pertama, otoritas pajak pencarian data di
karakteristik usaha perikanan tangkap sebaiknya memperkuat pencarian data sektor perikanan
serupa dengan jasa konstruksi dalam di sektor perikanan tangkap. KPP dapat tangkap. KPP
hal berikut: mengajukan permintaan data produksi dapat mengajukan
1. Kemudahan bagi WP. Penghasilan per kapal di pelabuhan setempat.15 permintaan data
yang diperoleh bernilai besar, Kedua, objek pajak perikanan tangkap
produksi per kapal
rata-rata di atas 1 miliar rupiah relatif sederhana yaitu penghasilan
dari kegiatan penangkapan ikan, maka di pelabuhan
per tahun. Hal ini sejalan dengan
prinsip simplicity. otoritas pajak lebih mudah melakukan setempat.”
sosialisasi ketentuan pajak penghasilan
2. Saat terutang pajak. Jangka waktu
kepada usahawan. Sebab penghasilan
perolehan penghasilan perikanan
sebagai subjek pajak lebih mudah
tangkap 3 sampai 4 bulan sekali,
dipahami dan diterima dibandingkan
hal ini serupa dengan usaha jasa
dengan pajak lainnya. Potensi pajak
konstruksi yang mendapatkan
sektor perikanan tangkap dapat lebih
penghasilan berdasarkan termin.
mudah tergali apabila petugas otoritas
Pemungutan pajak bersifat final
pajak memahami proses bisnis usaha
pada saat diperolehnya pembayaran
penangkapan ikan. Terakhir, adanya
sejalan dengan prinsip convenience
peraturan pemerintah yang khusus
in payment.
untuk usaha perikanan tangkap, hal
3. Menjaga iklim usaha tetap kondusif. ini bertujuan untuk menyederhanakan
Adanya ketidakpastian dalam usaha pemahaman usahawan. Model
perikanan tangkap. Perolehan hasil pemajakan perikanan tangkap dapat
tangkapan sangat dipengaruhi oleh mengikuti ketentuan pada aturan
cuaca, angin, dan ombak. Sehingga pajak final bagi penghasilan atas jasa
tidak jarang nelayan tidak mendapat konstruksi. IT

hasil sama sekali jika cuaca kurang


baik. Pemungutan pajak tidak boleh
14. Chau dan Leung, ”A Critical Review of Fischer Tax
Compliance Research Synthesis,” Journal of Accounting
13. Lihat Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun and Taxation, (2009): 034-040.
2008 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2009 15. Lihat ketentuan Pasal 35 dan 35A Undang-Undang
tentang usaha Jasa Konstruksi. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015 21


insideopinion

REFORMASI
PENDIDIKAN PAJAK
DARUSSALAM
SEBAGAI KUNCI
Managing Partner di
DANNY DARUSSALAM Tax
Center. Menyandang gelar LL.M
KEBERHASILAN
Int.Tax dari European Tax College
(Tilburg University Belanda
dan KU Leuven Belgia) dan S2
PENERIMAAN
Ilmu Administrasi Perpajakan
Universitas Indonesia. PAJAK YANG
BERKESINAMBUNGAN
D
ewasa ini, Pemerintah Indonesia
semakin bergantung kepada
penerimaan perpajakan sebagai
sumber pembiayaan pembangunan
negara. Di periode 1970-an, proporsi
pendapatan dari sektor perpajakan
hanyalah sebesar ±40%, namun kini
telah mencapai ± 85%. Ketergantungan
yang tinggi tersebut tidak dapat
dilepaskan dari tidak mampunya
sumber-sumber pendapatan lain
terutama dari sektor perdagangan
internasional untuk migas dan juga
hibah sebagai penopang pendapatan,
atau dengan kata lain tidak lagi
sustainable. Liberalisasi perdagangan,
menurunnya cadangan minyak, serta
lesunya aktivitas negara donor menjadi
faktor-faktor yang mendorong semakin
pentingnya sumber pembiayaan dalam
negeri melalui pajak.
Pertanyaannya adalah seberapa
siapkah Indonesia dalam membiayai
dalam sektor pajak. Kesiapan sumber seperangkat aturan, jargon-jargon atau
pembangunannya dari uang pajak?
daya manusia bisa menjamin prasyarat sosialisasi yang masif, namun terletak
Jawaban atas hal tersebut tentu saja
terbentuknya masyarakat pajak (tax pada bagaimana sistem pendidikan
dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu
society) yang cerdas dan kritis, yang pajak dapat membentuk hal tersebut.1
(i) aspek internal yang bisa dikendalikan
memiliki keinginan untuk berpartisipasi Sistem pendidikan pajak yang baik
pemerintah mulai dari kebijakan
dalam pembangunan, serta mengetahui tidak hanya menghasilkan sumber daya
pajak, peraturan (hukum) pajak,
hak-hak dan kewajiban mereka dalam manusia yang melek pajak, namun
administrasi pajak, tingkat kepatuhan,
perpajakan. Dengan demikian, visi juga ahli-ahli di bidang pajak yang
kelembagaan otoritas pajak, maupun
pembiayaan pembangunan yang
(ii) aspek eksternal yang tidak dapat
berdikari (berdiri di atas kaki sendiri)
dikendalikan oleh pemerintah misalnya 1. Banyak negara berkembang, saat ini mulai
bukan lagi sebagai suatu utopia semata. mengembangkan upaya edukasi pajak dalam rangka
kondisi perekonomian dunia. Walau menjamin setting lingkungan yang mendukung
demikian, terdapat satu elemen yang Kuantitas dan kualitas sumber daya penerimaan pajak yang berkesinambungan. Lihat OECD,
seringkali luput dari observasi kita, manusia dalam area perpajakan pada Building tax Culture, Compliance and Citizenship: A
Global Source Book of Taxpayer Education (Paris: OECD
yaitu kesiapan sumber daya manusia hakikatnya bukan hanya terbentuk dari Publishing, 2015).

22 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


insideopinion
akan menjadi lokomotif reformasi dan perpajakan.2 Sementara untuk tahun pertukaran informasi secara
transformasi sistem pajak ke arah yang 2016, Sementara untuk tahun 2016, otomatis tersebut. Akses data
lebih baik. Upaya-upaya membangun penerimaan pajak ditargetkan sebesar perbankan secara otomatis mutlak
sistem pendidikan pajak yang baik Rp 1.368,5 triliun atau naik sebesar diperlukan untuk mewujudkan
kerap dikesampingkan, mengingat 5,7% dari target penerimaan pajak kesepakatan multilateral ini.
bahwa outputnya tidak bisa langsung di tahun 2015.3 Sementara pada 3. Kerjasama kelembagaan untuk
dinikmati dan membutuhkan proses kurun waktu 2017-2019, Pemerintah pengumpulan informasi perpajakan.
panjang. Walau demikian, perubahan mentargetkan penerimaan pajak Saat ini sudah 61 lembaga, instansi,
arah sektor perpajakan di Indonesia tumbuh sebesar 15,8% per tahun. dan asosiasi yang diwajibkan untuk
dewasa ini akan berpengaruh secara Untuk mencapai target penerimaan memberikan informasi perpajakan.7
langsung pada lonjakan permintaan tersebut, Pemerintah melaksanakan
atas ahli di bidang pajak. Momentum ekstensfikasi perpajakan dengan 4. Tax amnesty menjadi terobosan
ini seharusnya dapat dimanfaatkan oleh menambah jumlah Wajib Pajak. Dalam Pemerintah dalam meningkatkan
lembaga pendidikan pajak, khususnya kurun waktu 2010-2014, terdapat kepatuhan dan penerimaan negara
perguruan tinggi. peningkatan jumlah Wajib Pajak yang di masa yang akan datang.8
Artikel singkat ini berangkat dari siginifikan, di mana setiap tahunnya 5. Kerjasama multilateral untuk
suatu pertanyaan besar: bagaimana terdapat kenaikan rata-rata jumlah mencegah praktik penghindaran
cara untuk mencapai penerimaan pajak Wajib Pajak sebesar 34% setiap pajak melalui Base Erosion and
yang berkesinambungan? Jawabannya tahunnya.4 Profit Shifting Project (BEPS) yang
terletak di luar arus utama solusi- Tidak hanya itu, perkembangan diinisiasi oleh negara anggota G20
solusi yang selama ini kerap terdengar. pajak di Indonesia yang sedemikian dan OECD.9
Walau terkesan sederhana, pendidikan cepat dan menarik perhatian juga 6. Penegakan hukum pajak melalui
pajak justru akan memainkan peranan mencakup isu-isu seperti berikut ini: gizjeling.10
kunci terutama dalam menghasilkan 1. Pemerintah berencana untuk 7. Pencegahan praktik offshore tax
masyarakat melek pajak serta mengubah institusi pemungut evasion melalui offshore voluntary
ketersediaan sumber daya manusia pajak menjadi berbentuk Semi- disclosure.11
yang berkualitas di sektor perpajakan Autonomous Revenue Authority
Indonesia. Sistem pendidikan pajak 8. Perlindungan hak-hak Wajib Pajak.
(SARA)5 dengan mendirikan Badan
dalam artikel ini diletakkan dalam Penerimaan Pajak. 9. Perubahan peraturan perundang-
arti luas, namun analisisnya lebih undangan perpajakan.12
dititikberatkan pada pendidikan tinggi 2. Rezim perpajakan global yang
ditandai dengan mekanisme Seluruh perubahan tersebut
formal (pengajaran pajak di perguruan
pertukaran informasi pajak secara pada hakikatnya merupakan hasil
tinggi). Pembahasan akan mencakup
otomatis antar negara telah dari perubahan lanskap perpajakan
aspek-aspek terkait kurikulum,
disepakati oleh lebih dari 90 negara,6 nasional dan global. Pada konteks
fasilitas penunjang, pendekatan
termasuk Indonesia. Pemerintah Indonesia, lanskap pajak terpengaruh
pendidikan pajak yang menyesuaikan
Indonesia telah menandatangani oleh kehadiran demokrasi (baru),
dengan tantangan sektor pajak
konvensi multilateral (Multilateral desentralisasi, dan globalisasi.13
hingga pentingnya pembekalan kode
Convention on Mutual Demokrasi yang ditandai dengan
etik. Penulis juga akan menyertakan
Administrative Assistance in pentingnya partisipasi dan
pentingnya matching antara pasar
Tax Matters) sebagai wujud representasi, penghormatan atas hak-
tenaga kerja dan jenis pendidikan ahli
implementasi dari penggunaan hak warga negara, serta transparansi
pajak.
standar transparansi dan pertukaran
informasi serta bantuan administratif 7. Wawancara dengan Irawan, Direktur Peraturan
Arah Perkembangan Pajak Kini Perpajakan I Direktorat Jenderal Pajak, “Dukung
lainnya, seperti bantuan penagihan
dan Masa Mendatang pajak dan pemeriksaan bersama
Program Tahun Pembinaan 2015,” InsideTax Edisi 31,
Mei 2015, 34-35.
Membicarakan tentang pendidikan antar otoritas pajak. Pada tahun 8. Darussalam, “Tax Amnesty dalam Rangka Rekonsiliasi
Nasional,” InsideTax Edisi 26, Desember 2014, 14-19.
pajak pastilah harus pertama- 2018, Pemerintah Indonesia telah 9. Ganda Christian Tobing, “Lanskap Perpajakan Global
tama diletakkan dalam konteks berkomitmen untuk melaksanakan Menjelang Finalisasi BEPS Project,” InsideTax Edisi 33,
Juli-Agustus 2015.
dinamika perpajakan di masa kini 10. Hal ini diangkat sebagai tajuk utama InsideTax Edisi
dan mendatang. Pemerintah saat 2. Penerimaan pajak ditargetkan sebesar Rp 1.294,26 28, Februari 2015.
triliun dari total penerimaan perpajakan sebesar Rp 11. OECD, Update on Voluntary Disclosure Programmes:
ini sangat mengandalkan pajak 1.489,25 triliun. Lihat APBNP 2015. A Pathaway to Tax Compliance (Paris: OECD Publishing,
sebagai primadona dalam membiayai 3. Nota Keuangan dan RAPBN 2016. 2015); dan OECD, Report on Offshore Voluntary
program-program pembangunan yang 4. Nota Keuangan dan RAPBN 2016. Disclosure Program (Paris: OECD Publishing, 2010).
5. Darussalam, B. Bawono Kristiaji dan Hiyashinta 12. Asep Munazat Zatnika, “Revisi UU Pajak masuk
direncanakannya. Dalam APBN-P Klise, “Desain Kelembagaan Administrasi Perpajakan: daftar 37 RUU prioritas 2015,” Kontan. Lihat http://
2015, penerimaan pajak ditargetkan Perlukah Ditjen Pajak Terpisah dari Kementerian nasional.kontan.co.id/news/revisi-uu-pajak-masuk-
Keuangan?” InsideTax Edisi 16, Juli-Agustus 2013, daftar-37-ruu-prioritas-2015.
mencapai 87% dari seluruh penerimaan 6-15 & 62-65. 13. Darussalam, Danny Septriadi, dan B. Bawono
6. Lihat juga Global Forum on Transparency and Kristiaji, Desain Kebijakan Pajak di Indonesia dalam Era
Exchange of Information, Tax Transparency Progress Demokrasi, Desentralisasi, dan Globalisasi (Jakarta:
Report 2014. DANNY DARUSSALAM Tax Center, forthcoming).

InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015 23


insideopinion
telah mengubah peta perpajakan yang multitafsir, keadilan yang telah fundamental, pendidikan pajak dapat
Indonesia secara drastis menuju tata dirancang dalam sistem perpajakan memainkan peranan penting atas
kelola pemerintahan yang semakin sulit untuk dicapai. Di berbagai kemampuannya dalam merubah
baik, penerapan prinsip pajak yang negara, salah satu upaya menciptakan mindset, budaya, serta mempersiapkan
semakin adil dan berimbang. Dalam kepastian hukum terutama dalam self- ahli-ahli pajak yang menjadi motor
skala mikro, hal tersebut juga assessment system adalah dengan perubahan di kemudian hari. Pada
berkontribusi dalam mendorong suatu adanya ketentuan tentang advance dasarnya pendidikan pajak dapat
hubungan saling percaya dan terbuka ruling.15 dikategorikan menjadi 4 area, sebagai
antara otoritas pajak dan pembayar Ketiga, berbiaya rendah atau efisien. berikut.
pajak (enhanced relationship).14 Efisien dalam hal ini tidak hanya dari Pertama, melalui pendidikan dasar.
Desentralisasi juga telah mendorong sisi otoritas pajak (administrative cost) Pendidikan dasar dapat diartikan
upaya pemenuhan kebutuhan barang namun juga dari sisi pembayar pajak sebagai penyebaran pengetahuan
publik yang lebih tepat sasaran yang (cost of compliance). Saat ini, sistem tentang pajak di jenjang pendidikan
(diharapkan) dikelola secara mandiri pemungutan pajak di Indonesia masih formal pada tingkat primary,
oleh masing-masing pemerintah berbiaya tinggi, hal ini ditunjukkan secondary, dan tertiary (sejak sekolah
daerah. Hal ini membutuhkan skema misalnya dengan luasnya objek dasar hingga sekolah menengah atas).
revenue assignment yang lebih PPh Pemotongan dan Pemungutan Penyebaran pengetahuan tersebut
tepat serta peningkatan kapasitas (withholding tax)16 ataupun semakin bukan melalui kehadiran mata
pemerintah daerah dalam memungut banyaknya sengketa pajak yang pelajaran perpajakan, namun adanya
pajak. Terakhir, globalisasi telah menumpuk di pengadilan pajak. muatan tentang pentingnya pajak.18
menciptakan suatu aktivitas ekonomi Target dari penyebaran pengetahuan
yang tidak dibatasi oleh batas-batas Sistem pajak yang ideal dan
berkesinambungan tersebut hanya bisa pajak lewat pendidikan dasar adalah
negara. Akibatnya, interaksi sistem supaya terdapat mental dan kesadaran
pajak antarnegara kerap terjadi dan terwujud dengan adanya kesadaran
masyarakat atas pajak di satu sisi dan mengenai pajak sehingga pajak
menimbulkan persoalan-persoalan menjadi hal yang tidak asing lagi.19
baru. ketersediaan ahli-ahli pajak di sisi yang
lain. Di sinilah peran pendidikan pajak Dalam pendidikan dasar, sumber
Kehadiran demokrasi, memiliki pengaruh yang besar. daya manusia perpajakan haruslah
desentralisasi, dan globalisasi, secara diletakkan dalam konteks bahwa
langsung maupun tidak, memaksa setiap warga negara nantinya harus
Pendidikan sebagai Kunci
Indonesia untuk memiliki suatu sistem memahami hak-hak dan kewajibannya
perpajakan yang menciptakan adanya Penerimaan Pajak yang sebagai pembayar pajak. Berbagai
kesinambungan penerimaan. Sistem Berkesinambungan negara telah memulai pendidikan pajak
tersebut paling tidak memiliki tiga Perubahan di arena pajak yang di usia dini. Misalkan di Jamaika,
prinsip. semakin cepat dan cenderung lewat program Schools Tax Education
Pertama, mencerminkan rasa berfluktuasi harus diimbangi oleh Programme (STEP) yang dilaksanakan
keadilan (fiscal justice). Keadilan pengetahuan dan informasi yang di level sekolah dasar hingga menangah
merupakan salah satu konsep yang bisa diperoleh dari pendidikan pajak. atas pada tahun 2012.20 Maroko juga
rumit dan seringkali trade-off dengan Pendidikan pajak tidak dapat hanya sudah memperkenalkan upaya melek
konsep administrative feasibility. Hal diartikan sebagai salah satu strategi pajak sejak dini pada tahun 2000.21
tersebut juga terjadi di Indonesia, keberhasilan pemungutan pajak, Kedua, edukasi dan sosialisasi
sebagai contoh: akibat keterbatasan program memperbaiki kesadaran pajak. Pada umumnya, hal ini dilakukan
kapasitas Ditjen Pajak dalam melakukan akan pentingnya membayar pajak, oleh pemerintah (atau lembaga yang
pembinaan dan pengawasan atas atau sebagai upaya memperbaiki tax bekerjasama dengan pemerintah)
sektor UKM, maka terbitlah Peraturan morale. Lebih luas lagi, itu didasarkan secara gratis untuk menyampaikan
Pemerintah Nomor 46/2013 tentang pada suatu komitmen untuk kebaikan dan himbauan tentang segala macam
presumptive tax yang berlaku untuk bersama dengan menanamkan nilai ketentuan pajak yang berlaku.22
Wajib Pajak yang memilki omzet tidak sosial dari pajak, serta bagaimana Pendidikan ini pada umumnya gratis,
melebihi Rp 4,8 miliar selama satu hal tersebut dikaitkan dengan belanja ditanggung dan sangat tergantung dari
tahun fiskal. pemerintah.17 Dalam kondisi pajak daya jangkauan pemerintah (terutama
yang sarat dengan persoalan-persoalan
Kedua, memberi kepastian hukum.
Menurut Adam Smith, kepastian hukum 18. Pendapat ini disampaikan oleh Kismantoro Petrus,
jauh lebih penting dari keadilan. Tanpa 15. Dienda Khairani, Toni Febriyanto, dan Aprilia Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan
kepastian misalkan dengan ketentuan Nurjannatin, “Advance Ruling: Memperjelas Masyarakat Ditjen Pajak periode 2011-2014. Lihat
Ketidakpastian bagi Wajib Pajak,” InsideTax Edisi 23, InsideTax Edisi 15, Mei-Juni 2013, 14-15.
September 2014, 8-11 & 40-43. 19. Bandingkan misalkan dengan muatan tentang anti-
16. Lihat misalkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor korupsi.
14. Lihat OECD, Co-operative Compliance: A 141/PMK.05/2015 tentang jenis jasa lain yang dikenai 20. OECD, Building tax Culture, Compliance and
Framework, From Enhanced Relationship to Co- PPh Pasal 23. Citizenship: A Global Source Book of Taxpayer
operative Compliance, (Paris: OECD Publishing, 2013). 17. OECD, Building tax Culture, Compliance and Education, Op.Cit., Bab 12.
Citizenship: A Global Source Book of Taxpayer 21. Ibid. Bab 19.
Education, Op.Cit. 22. Dianggap sebagai bagian dari administrative cost.

24 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


insideopinion
otoritas pajak) untuk menjamin
terlaksananya ketentuan pajak dengan Gambar 1 - Prediksi Keseimbangan Pasar Tenaga Kerja Ahli di
baik. Sebagai contoh, otoritas pajak Bidang Pajak
di Turki melakukan kampanye secara
Upah ahli
nasional tentang SPT elektronik lewat
pajak
multimedia marketing.23 Di Indonesia,
upaya edukasi dan sosialisasi pajak
S1
sudah banyak dilakukan oleh Direktorat
Jenderal Pajak, baik melalui media
cetak, televisi, radio, baliho-baliho,
W* Equilibrium
hingga acara gathering dengan
pembayar pajak. Kunci keberhasilan WI
model pendidikan ini terletak pada DII
dimilikinya inisiatif oleh pemerintah
dan tidak dapat diserahkan kepada DI
pihak lain, semisal lembaga swadaya
Jumlah
pemerintah.24
EI E* ahli pajak
Ketiga, pendidikan non-formal.
Sumber: direkonstruksi dari George Borjas, Labor Economics, (Boston:
Pendidikan non-formal pajak fokus pada McGraw-Hill, 2000), 162
upaya pengembangan keterampilan
dan kemampuan peserta pendidikan
ataupun sebagai prasyarat dari profesi dasar dan edukasi serta sosialisasi pasar tenaga ahli perpajakan, baik
tertentu, melalui pelatihan ataupun tidak dimaksudkan untuk membentuk untuk sektor publik dan privat. Target
kursus. Sifat dari pendidikan non-formal seseorang menjadi ahli dalam hal tax ratio sebesar 16% di tahun 201925
biasanya tidak memiliki sistematika perpajakan. Ahli di bidang pajak dan di sisi lain terdapat rasio jumlah
yang baku dan hanya fokus pada suatu merupakan output dari pendidikan pegawai pajak dan jumlah penduduk
area tertentu (belum tentu mencakup tinggi formal dan pendidikan non-formal yang masih rendah26 akan mendorong
segala aspek dalam perpajakan). Di perpajakan. Terlepas dari peran strategis pemerintah pusat untuk melakukan
Indonesia, sebagian besar pendidikan dari pendidikan dasar serta sosialisasi rekrutmen tenaga ahli perpajakan.
non-formal di sektor pajak berupa pajak oleh pemerintah, ahli di bidang Hal tersebut juga didukung oleh
Brevet A hingga C dalam rangka untuk perpajakan akan memainkan peranan rencana transformasi kelembagaan
meraih sertifikasi konsultan pajak. yang lebih vital dalam mempengaruhi otoritas pajak di mana pengangkatan
seluk beluk sektor perpajakan, baik dari pegawai pajak nantinya lebih fleksibel
Terakhir, pendidikan tinggi formal.
sisi kebijakan, interpretasi, perumusan dan tidak lagi bergantung dari skema
Pendidikan tinggi pada umumnya
hukum, advokasi, sengketa pajak serta maupun kuota pengangkatan pegawai
berupa pendidikan pasca sekolah
hal-hal mengenai upaya memenuhi negeri. Kebutuhan pemerintah pusat
menengah atas yang memiliki
kepatuhan pembayar pajak. juga tidak hanya mencakup pegawai
sistematika baku dan bertujuan untuk
pemungut pajak saja (pemeriksa atau
menyiapkan tenaga ahli di suatu bidang
tertentu yang nantinya akan menjadi Pasar Tenaga Kerja Ahli account representative), namun juga
Perpajakan: Insentif untuk perumus kebijakan, hingga
profesional dan mengembangkan
hakim pengadilan pajak.27 Tingginya
disiplin ilmu tersebut. Hal ini bisa lewat Pengembangan Pendidikan permintaan juga akan didorong oleh
program vokasi maupun reguler (S-1 Pajak kebutuhan pemerintah daerah untuk
dan pasca sarjana).
Investasi untuk menjadi ahli membangun kapasitas pemungutan
Pendidikan dasar dan edukasi perpajakan pada dasarnya sangat terkait pajak demi meningkatan pendapatan
serta sosialisasi pajak berperan besar dengan (i) ekspektasi atas ketersediaan asli daerah (PAD). Lihat Gambar 1.
dalam membentuk apa yang disebut tenaga kerja, (ii) bagaimana pekerjaan Di sisi lain, perhatian pemerintah
sebagai culture of compliance. Akan tersebut dapat menjamin penghasilan juga akan mendorong permintaan jasa
tetapi, jika upaya pendidikan pajak di ahli pajak tersebut di masa mendatang, ahli pajak dari para pembayar pajak
Indonesia hanya terbatas pada upaya dan juga (iii) bagaimana regulasi
membentuk culture of compliance, pemerintah terkait dengan pengaturan 25. Target yang dicanangkan Presiden Joko Widodo
maka kita hanya memiliki individu- profesi pajak sebagai kuasa hukum untuk membiayai pembangunan.
individu yang mengekor tanpa adanya Wajib Pajak. Ketiga hal tersebut 26. Di tahun 2012, rasio jumlah pegawai pajak
kritik dan diskursus akademis mengenai dengan jumlah penduduk adalah 1:7.700, bandingkan
merupakan insentif yang mendorong dengan Jepang (1 :1.818), atau Jerman (1:727). Lihat
suatu hukum pajak. Baik pendidikan ketersediaan supply ahli pajak. “Gambaran Kondisi Organisasi Ditjen Pajak: Komparasi
dengan Negara Lain,” InsideTax Edisi 18, November-
Dari sisi ketersediaan lapangan Desember 2013.
23. OECD, Building tax Culture, Compliance and 27. Jayadi Supriadin, “Jumlah Hakim Pajak Terlalu
Citizenship: A Global Source Book of Taxpayer
kerja dipastikan bahwa terdapat Sedikit,” Tempo. Lihat http://bisnis.tempo.co/read/
Education, Op.Cit., Bab 27. permintaan yang semakin tinggi dari news/2015/01/14/087634811/jumlah-hakim-pajak-
24. Lihat pengalaman di Mauritius. OECD, Ibid.. terlalu-sedikit

InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015 25


insideopinion
hasil melonjaknya permintaan yang
Gambar 2 - Saat berlakunya UU KUP tahun 2000 Menurut KMK-576 tidak dapat diimbangi oleh supply
Tahun 2000 ahli pajak (lihat Gambar 1). Sebagai
akibatnya, terjadi excess demand yang
menciptakan titik keseimbangan baru
“Kuasa” (equilibrium) di mana upah meningkat
untuk menjalankan dari WI menjadi W*. Kecenderungan
hak dan kewajiban tersebut juga sejalan dengan biaya yang
perpajakan perpajakan timbul dari risiko perpajakan (sengketa
hingga risiko reputasi) akibat concern
pemerintah yang semakin tinggi.
“Jalur 1” Telah menjadi rahasia umum,
“Ijazah Formal” sebelum tahun 2015, renumerasi
di bidang Perpajakan “Jalur 2” yang diterima ahli pajak di sektor
yang diterbitkan oleh “Brevet Pajak” swasta jauh lebih tinggi dibandingkan
lembaga pendidikan yang diterbitkan oleh dengan sektor pemerintah. Sebagai
negeri atau swasta yang Ditjen Pajak akibatnya, selama ini kerap terjadi
dipersamakan dengan migrasi ahli pajak dari sektor publik
negeri ke swasta. Walau demikian, terdapat
tren peningkatan upah ahli pajak di
sektor pemerintah, yang menunjukkan
tren meningkat ditunjukkan dengan
Gambar 3 - Saat berlakunya UU KUP tahun 2000 Menurut KMK-485 meningkatnya remunerasi pegawai
Tahun 2003 Ditjen Pajak di awal tahun ini sebagai
tahapan menuju Badan Penerimaan
Pajak (BPP).28 Kenaikan remunerasi
“Kuasa”
ahli pajak di sektor pemerintah, akan
untuk menjalankan hak dan kewajiban direspon dengan tingginya tawaran
perpajakan perpajakan benefit di sektor privat dalam rangka
menjaga ketersediaan sumber daya
manusia. Oleh karena itu, pada
“Jalur 1” akhirnya nilai jasa ahli pajak semakin
“Ijazah Formal” meningkat bukan semata-mata karena
“Jalur 2” labor supply yang terbatas, namun juga
di bidang Perpajakan
“Ijin Praktek Konsultan karena lingkungan memberikan value
yang diterbitkan oleh
Pajak” yang lebih tinggi bagi ahli perpajakan
lembaga pendidikan tersebut.
yang diterbitkan oleh
negeri atau swasta yang
Dirjen Pajak Terkait dengan regulasi pengaturan
dipersamakan dengan
tentang pihak yang akan menjadi kuasa
negeri Wajib Pajak untuk menjalankan hak
dan kewajiban perpajakan di Indonesia
mengalami pasang surut dalam
perkembangannya sebagai berikut ini:29
“Jalur 2A”
“Sertifikasi Konsultan “Jalur 2B” a. Saat berlakunya UU KUP tahun
2000
Pajak” “Pensiunan Pegawai
yang diselenggarakan Ditjen Pajak” -- a.1. KMK-576 Tahun 2000
oleh IKPI (lihat Gambar 2)
-- a.2. KMK-485 Tahun 2003
(lihat Gambar 3)
yang akan digunakan sebagai pegawai jasa ahli lainnya yang terkait dengan
perusahaan (in-house) maupun perpajakan (kuasa hukum, akuntan,
28. Yoga Sukmana, “Tak Naik Gaji 7 Tahun, Pantaskah
konsultan pajak (outsource). Secara dan sebagainya). Tunjangan Triliunan Rupiah untuk Pegawai Pajak?”
bersamaan, meningkatnya perhatian Ditinjau dari sisi return yang bisa Kompas. Lihat http://bisniskeuangan.kompas.com/
pemerintah juga akan membuka jalan didapatkan, terdapat kecenderungan
read/2015/03/23/085617226/Tak.Naik.Gaji.7.Tahun.
Pantaskah.Tunjangan.Triliunan.Rupiah.untuk.Pegawai.
bagi dibutuhkannya jasa dari lembaga semakin meningkatnya upah di sektor Pajak.
riset perpajakan, pengamat, lembaga pajak. Kecenderungan ini merupakan
29. Darussalam dan Danny Septriadi, “Ada Apa Dibalik
ketentuan Kuasa Wajib Pajak?” InsideTax Edisi 05,
swadaya masyarakat, serta jasa- Maret 2008, 7-10.

26 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


insideopinion
-- a.3. PMK-97 tahun 2005 ((lihat
Gambar 4 - Saat berlakunya UU KUP tahun 2000 Menurut PMK-97 Gambar 4)
tahun 2005
b. Saat berlakunya UU KUP Tahun
2007
“Kuasa” -- b.1. Berdasarkan PP 80 Tahun
untuk menjalankan hak dan kewajiban 2007 sebagaimana diganti
perpajakan perpajakan dengan PP 74 tahun 2011 (lihat
Gambar 5)
-- b.2. Berdasarkan PMK-22 Tahun

X
“Jalur 1” 2008 (lihat Gambar 6)
“Ijazah Formal” -- b.3. Berdasarkan PMK-229
“Jalur 2”
di bidang Perpajakan Tahun 2014 juncto PMK-111
“Ijin Praktek Konsultan
yang diterbitkan oleh Tahun 2014 (lihat Gambar 7)
Pajak”
lembaga pendidikan
yang diterbitkan oleh Dari Gambar 2-7 dapat ditarik
negeri atau swasta yang
Dirjen Pajak kesimpulan bahwa lulusan perpajakan
dipersamakan dengan dari perguruan tinggi tidak diberi
negeri prioritas untuk bisa menjadi kuasa
Wajib Pajak dibandingkan dengan
lulusan non-pajak. Bahkan dalam
PMK-229 Tahun 2014, bagi karyawan
“Jalur 2A” yang akan menjadi kuasa Wajib Pajak
“Sertifikasi Konsultan “Jalur 2B” di tempatnya bekerja, lulusan D III
Pajak” “Pensiunan Pegawai pajak disetarakan dengan lulusan
yang diselenggarakan Ditjen Pajak” brevet dari suatu lembaga kursus
oleh IKPI perpajakan. Akan tetapi, dalam PMK-
111 Tahun 2014, lulusan S1 di bidang
perpajakan bisa mendapatkan Sertifikat
Konsultan Pajak secara langsung tanpa
melalui ujian, tetapi sebatas Tingkat
Gambar 5 - Saat berlakunya UU KUP Tahun 2007 Berdasarkan PP 80 A. Untuk itu perlu perubahan regulasi
Tahun 2007 sebagaimana diganti dengan PP 74 tahun 2011 tentang kuasa Wajib Pajak yang bisa
mendorong perguruan tinggi untuk
mengembangkan jurusan perpajakan.
“Kuasa”
Usulan penulis terkait dengan hal
untuk menjalankan hak dan kewajiban ini adalah menempatkan lulusan
perpajakan perpajakan perpajakan dari suatu perguruan tinggi,
dengan suatu persyaratan tertentu,
untuk dapat langsung mendaftarkan
“Jalur 1” diri menjadi kuasa wajib tanpa ujian
“Ijazah Formal” sertifikasi (jalur otomatis). Namun,
“Jalur 2” agar tidak terjadi monopoli dari lulusan
di bidang Perpajakan
“Ijin Praktek Konsultan bidang perpajakan, maka lulusan
yang diterbitkan oleh
Pajak” non-perpajakan dari perguruan tinggi
perguruan tinggi negeri tetap bisa menjadi kuasa Wajib Pajak
yang diterbitkan oleh
atau swasta dengan melalui jalur penyetaraan. Sedangkan
Dirjen Pajak
status terakreditasi A untuk pensiunan pegawai pajak, dapat
sekurang kurangnya D III menjadi kuasa Wajib Pajak dari jalur
penghargaan. Usulan tersebut dapat
dirangkum dalam Gambar 8.

“Jalur 2A” Persaingan antara Pendidikan


“Sertifikasi Konsultan “Jalur 2B” Tinggi Formal dan Non-Formal
Pajak” “Pensiunan Pegawai
Tren pasar tenaga kerja ahli pajak
yang diselenggarakan Ditjen Pajak” kemudian akan merembet pada
oleh IKPI persaingan antara lembaga pendidikan
tinggi formal dan pendidikan non-

InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015 27


insideopinion
jenis pendidikan tersebut juga
Gambar 6 - Saat berlakunya UU KUP Tahun 2007 Berdasarkan PMK- dipengaruhi oleh kualitas perguruan
22 Tahun 2008 tinggi. Berdasarkan pengamatan
“Kuasa” penulis, pendidikan perpajakan yang
untuk menjalankan hak dan kewajiban dikembangkan di perguruan tinggi
sebagian besar hanya mempelajari
perpajakan perpajakan
“teknis perhitungan ketentuan pajak
domestik (hukum positif) Indonesia”,
dan muatan materi perpajakannya
“Jalur 1” hanya sekitar +/- 60% dari total materi
“Brevet atau Ijazah Formal” yang mereka pelajari. Akibatnya,
“Jalur 2” banyak mahasiswa perguruan tinggi
Memiliki Brevet Pajak atau
“Ijin Praktek Konsultan yang ingin berkarir di bidang perpajakan
ijazah formal di bidang
Pajak” merasa tidak perlu mengambil program
Perpajakan yang diterbitkan
yang diterbitkan oleh studi perpajakan di perguruan tinggi
oleh perguruan tinggi negeri
Dirjen Pajak karena materi yang mereka terima
atau swasta dengan status “tidak berbeda jauh” dengan program
terakreditasi A sekurang yang ditawarkan oleh kursus-kursus
kurangnya D III, tetapi Brevet Pajak. Di lain pihak, bagi calon
terbatas sebagai kuasa dari: mahasiswa yang telah mempunyai
a. Wajib Pajak OP yang tidak dasar-dasar pengetahuan perpajakan
menjalankan usaha atau “Jalur 2A” yang ingin memperdalam pengetahuan
“Sertifikasi “Jalur 2B” perpajakannya juga akan ragu-
pekerjaan bebas;
Konsultan “Pensiunan ragu untuk mengikuti program studi
b. Wajib Pajak OP yang Pajak” Pegawai Ditjen perpajakan tingkat lanjutan karena ilmu
menjalankan usaha atau yang Pajak” yang akan mereka dapatkan juga tidak
pekerjaan bebas dengan diselenggarakan akan berbeda jauh dengan praktek
peredaran bruto tidak oleh IKPI keseharian mereka. Singkatnya,
lebih dari 1,8 miliar dalam kehadiran lembaga pendidikan pajak
1 tahun; non-formal adalah indikasi dari
kelemahan perguruan tinggi yang
c. Wajib Pajak Badan dengan lamban mengikuti perkembangan
peredaran bruto tidak keilmuan pajak sekaligus bisnis
lebih dari 2,4 miliar dalam pendidikan pajak.
1 tahun. Terakhir, hal ini didorong oleh
persepsi pengguna jasa ahli pajak
formal. Hal ini salah satunya dipicu ujian sertifikasi.30 Akibatnya, daya mengenai ‘kriteria sebagai ahli pajak’.
oleh kriteria yang dipergunakan untuk saing perguruan tinggi sempat menurun Sebagai contoh, banyak lowongan
menilai siapa yang dapat dianggap karena mengikuti kelas Brevet Pajak pekerjaan di bidang perpajakan hanya
ahli pajak yang sayangnya seringkali jelas lebih praktis dan menguntungkan dengan persyaratan sarjana ekonomi
disederhanakan hanya sebatas kriteria di mana seseorang dengan biaya dan jurusan akuntansi plus mempunyai
untuk menjadi kuasa hukum bagi Wajib waktu lebih sedikit dapat memiliki ijazah Brevet Pajak. Padahal, fakta
Pajak (pembayar pajak). Dalam kasus kesempatan masuk ke pasar tenaga di lapangan dan pengalaman penulis
ini, peran regulasi, kualitas masing- kerja yang sama. Untungnya, peraturan selama lebih dari 20 tahun bergelut
masing pendidikan dan persepsi tersebut kini telah direvisi. Saat ini sebagai aparat pajak, konsultan pajak,
pengguna ahli pajak berperan besar. orang perseorangan yang telah memiliki manajer yang menangani perpajakan
ijazah Strata 1 (S-1) atau Diploma di suatu perusahaan, dan pengajar
Pertama, regulasi yang mengatur pajak di beberapa perguruan tinggi
kriteria yang berhak menjadi kuasa IV program studi perpajakan dari
perguruan tinggi berhak memperoleh menunjukkan bahwa ”tidak cukup”
hukum pembayar pajak sejatinya bagi seorang jebolan fakultas ekonomi
tidak pernah memihak baik kepada Sertifikat Konsultan Pajak tingkat A
tanpa harus melalui ujian sertifikasi,31 jurusan akuntansi dengan mengambil
perguruan tinggi maupun pendidikan kursus Brevet Pajak akan mampu
non-formal. Sayangnya, ketentuan akan tetapi ini-pun belum cukup.
menyelesaikan masalah-masalah
mengenai sertifikasi kuasa Wajib Kedua, persaingan antara kedua praktik perpajakan apalagi masalah
Pajak, seperti yang dijelaskan di yang terkait dengan hukum dan
muka, sumber daya manusia lulusan kebijakan perpajakan. Persepsi dari
30. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 22/
perguruan tinggi tetap harus mengikuti PMK.03/2008. pengguna jasa tersebut sulit untuk
31. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/
PMK.03/2014 tentang Konsultan Pajak, Pasal 8, 9 dan
diubah secara cepat dan tergantung
10. dari pengalaman mereka atas ‘kiprah’

28 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


insideopinion
ekonomi. Hal ini tidak jauh berbeda
Gambar 7 - Saat berlakunya UU KUP Tahun 2007 Berdasarkan PMK- dengan apa yang ada di Belgia.32 Hingga
229 Tahun 2014 juncto PMK-111 Tahun 2014 saat ini, hanya segelintir perguruan
tinggi yang ‘berani’ membuka program
“Kuasa” studi khusus perpajakan, misal di
untuk menjalankan hak dan kewajiban Universitas Indonesia, Universitas
Brawijaya, STAN, STIAMI, dan STPI.
perpajakan perpajakan
Dengan semakin cepatnya
perkembangan perpajakan di Indonesia
seperti penulis kemukan di bagian 2 dan
“Jalur 1” semakin tingginya lalu lintas barang,
“Brevet atau Ijazah Formal” orang, modal, dan jasa antar negara;
“Jalur 2”
a. Sertifikat brevet pajak yang maka, apabila perguruan tinggi yang
“Ijin Praktek Konsultan
diterbitkan oleh lembaga mempunyai program studi perpajakan
Pajak”
pendidikan kursus brevet tidak mereformasi diri mengembangkan
yang diterbitkan oleh
pajak; kurikulumnya pasti tidak akan dapat
Dirjen Pajak menjawab perkembangan yang terjadi
b. Ijazah penidikan formal tersebut. Tuntutan mahasiswa program
di bidang pajak di bidang studi perpajakan tentunya juga akan
Perpajakan, sekurang- berubah sejalan dengan perkembangan
kurangnya D III yang pajak. Tuntutan mereka tidak lagi hanya
diterbitkan oleh perguruan “Jalur 2A” “Jalur 2B” sekedar tahu “apa” dan “bagaimana”
tinggi negeri atau swasta mekanisme hukum pajak domestik
“Sertifikasi “Pensiunan
dengan status terakreditasi Indonesia bekerja untuk memajaki
Konsultan Pegawai Dit-
A; para Wajib Pajak, tetapi mereka juga
Pajak” jen Pajak” ingin tahu hal-hal seperti bagaimana
c. Sertifikat konsultan pajak melalui ujian dengan desain sistem perpajakan, konstitusi
yang diterbitkan oleh Panitia yang diseleng- penyetaraan dan hukum yang mengatur pengenaan
Penyelenggara Sertifikasi garakan oleh oleh Panitia pajak terhadap rakyatnya, aspek pajak
Konsultan Pajak. Panitia Penye- Penyelengga- internasional, kerangka tax planning,
lenggara ra Sertifikasi hingga bagaimana kaitan pajak dengan
Sertifikasi Kon- Konsultan lingkungan hidup.33
sultan Pajak. Pajak & telah Dengan mengkombinasikan antara
(bagi lulusan 2 tahun sejak ketentuan pajak domestik dan jawaban
pajak perguru- berhenti/pen- atas pertanyaan-pertanyaan tersebut
an tinggi yang siun di atas, diharapkan program studi
ditetapkan perpajakan mempunyai nilai lebih yang
tidak didapatkan di program lain apalagi
oleh Panitia
di kursus Brevet Pajak. Jadi, tidak ada
bisa langsung lagi keraguan dari calon mahasiswa
dapat Serti- apakah akan masuk fakultas ekonomi
fikat Tingkat jurusan akuntansi dengan mengambil
A) kursus brevet pajak, atau langsung
mengambil program studi perpajakan.

B. Pemahaman Pajak melalui


dari ahli pajak yang dihasilkan oleh formal dan migrasi calon ahli pajak
Pendekatan Baru
perguruan tinggi. ke pendidikan non-formal tidak dapat
Persaingan di antara kedua dihindarkan. a. Pajak sebagai Multi Disiplin Ilmu
jenis pendidikan tersebut sebaiknya Telaah mengenai pajak perlu
dimenangkan oleh perguruan tinggi. Re-desain Kurikulum menyertakan pendekatan disiplin
Kata kuncinya terletak pada perbaikan Pendidikan Pajak di Perguruan ilmu lainnya. Oleh McCrudden, hal
kurikulum dan hal-hal lain yang dapat Tinggi? ini disebut sebagai ‘a pluralism
menciptakan daya saing perguruan of methodological approach’.
tinggi. Jika tidak, permintaan akan A. Gambaran Umum
lembaga pendidikan pajak justru akan 32. Jacques Malherbe, “Belgium – European Tax
Di Indonesia, pada umumnya ilmu
menghasilkan menjamurnya lembaga- Education”, European Taxation (Maret 1999): 119.
pajak diajarkan lewat kurikulum yang 33. Lihat Anuschka Bakker, Tax and the Environment:
lembaga pendidikan pajak non- A World of Possibilities, (Amsterdam: IBFD Publication,
ada di fakultas hukum atau fakultas 2009).

InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015 29


insideopinion
karena itu tidak mengherankan
Gambar 8 - Usulan Penulis jika di Belanda tidak terdapat
perbedaan yang besar antara apa
Persyaratan Kuasa Wajib Pajak yang disebut sebagai tax lawyers
dan tax economists.39
Melalui Sertifikasi Konsultan Pajak yang diterbitkan Ditjen Pajak
b. Studi Perbandingan
Victor Thuronyi, Senior
“Jalur 1 (Otomatis)” “Jalur 2 (Alternatif)” Councel IMF, berargumen bahwa
“Ijazah Formal Perpajakan” Dalam rangka untuk pengetahuan yang paling mendasar
diterbitkan oleh perguruan menghindari monopoli untuk memahami perpajakan
tinggi negeri atau swasta adalah dengan melakukan
dengan status terakreditasi comparative tax. Pendekatan
A dan telah berpraktek melalui perbandingan diharapkan
minimal 2 tahun, dengan “Jalur 2A” dapat menarik perhatian seseorang
untuk memahami prinsip-prinsip
ketentuan: (Alternatif “Jalur 2B”
dasar mengenai perpajakan dan
a. D III setara Tingkat A; Penyetaraan) (Alternatif mengurangi mempelajari hal-hal
b. S1 setara Tingkat B; melalui ujian Penghargaan) yang ”bersifat terlalu teknis (yang
“Brevet Pajak” diberikan mewarnai pendidikan perpajakan
c. S2 ke atas setara Tingkat bagi mereka kepada saat ini)”. Tax law reformers
C yang tidak Pensiunan yang bekerja dengan negara-
punya ijazah Ditjen Pajak, negara yang berbeda dan sangat
formal di bidang dengan berkepentingan dengan perbaikan
perpajakan, persyaratan kerjasama internasional untuk
yang ditentukan masalah perpajakan dituntut untuk
menguasai secara baik sistem pajak
diselenggarakan oleh Ditjen
di negara lainnya. Untuk litigators
oleh Panitia Pajak dan policy analysis, referensi
Penyetaraan terhadap keputusan dari pengadilan
pajak negara lain dapat memberikan
sudut pandang yang baru.40
Seringkali pendekatan tersebut eratnya sehingga diungkapkan oleh Salah satu alasan perlunya
ditakutkan justru akan membuat Wheatcroft: ‘taxation is a subject untuk melakukan perbandingan
atau justru menjustifikasi bahwa which forms a bridge between perpajakan dengan negara lain
ilmu pajak merupakan ilmu sosial economists, accountants, and menurut Jorg Manfred Mossner,
kelas dua (second tier social lawyers’.36 Ilmu politik dan sosiologi seorang akademisi dari Jerman,
science). Namun, hal ini tidak juga berkaitan dengan pajak adalah untuk membandingkan
sepenuhnya benar. Ahli (hukum) karena setiap negara mempunyai jawaban yang berbeda terhadap
pajak justru harus mempelajari perbedaan perilaku terhadap pertanyaan yang sama, atau
maksud dan tujuan dari suatu hukum pembayaran pajak dan perbedaan suatu masalah tidak hanya
pajak, persoalan efisiensi ekonomi, metode administrasi pajak, jumlah sekedar memberikan pemahaman
serta dampaknya terhadap perilaku pemeriksaan pajak, tingkat korupsi, saja (theoretical aspect), tetapi
sosial.34 Pendapat ini juga didukung dan perilaku terhadap perencanaan juga dapat membantu untuk
oleh Livingston yang mendukung pajak yang agresif.37 memperbaiki sistem yang diadopsi
‘methodological pluralism’ di mana oleh suatu negara (de lege ferenda
Margaret Lamb juga
ahli pajak haruslah ‘meminjam’ aspect) dengan cara mencontoh
menyarankan bahwa untuk
disiplin-disiplin ilmu lainnya tanpa pemecahan suatu masalah yang
memperkaya hasil penelitian
harus didominasi oleh keilmuan dialami oleh negara lain.41
masalah perpajakan adalah dengan
tersebut.35 cara menggabungkan pengetahuan c. Kasus-kasus Pajak
Ilmu hukum, akuntansi dan dari berbagai disiplin ilmu.38 Oleh Salah satu perbedaan mendasar
ilmu ekonomi sangat berkaitan diantara sistem pendidikan pajak
erat dengan pajak, demikian 36. Seperti dikutip dari Andrew Park, “Tax Law in and
after the Wheatcroft Era” dalam R. Rawlings (ed), Law,
Society and the Economy (Oxford: Clarendon Press, 39. Rene Niessen, “Netherlands – European Tax
1997), 131-145. Education”, European Taxation Maret 1999: 130.
34. C. McCrudden, “Legal Research and the Social 37. Victor Thuronyi, Comparative Tax Law (The Hague: 40. Victor Thuronyi, Comparative Tax Law, (The Hague:
Science, Law Quarterly Review 122 (2006): 642 – 645. Kluwer Law International, 2003), 6. Kluwer Law International, 2003), 1.
35. Michael A. Livingston, “Reinventing Tax Scholarship: 38. Margaret Lamb, Taxation: An Interdisciplinary 41. Jorg Manfred Mossner, “Why and How to Compare
Lawyers, Economists and the Role of Legal Academy, Approach to Research (Oxford: Oxford University Press, Tax Law”, dalam Liber Amicorum Luc Hinnekens,
Cornell Law Review 83 (1998): 406. 2004), 4-7. (2002), 306.

30 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


insideopinion
di Indonesia dan di benua Eropa, Konsekuensi dari sistem dengan perkembangan aktivitas
Australia, dan Amerika adalah pembelajaran seperti ini bukan ekonomi, perkembangan keilmuan
penggunaan kasus-kasus pajak hanya berdampak ke sistem dan best practice di berbagai negara.
dalam proses pembelajaran. Kasus- pendidikan pajak saja, tetapi lebih Pengalaman di lapangan menunjukkan
kasus pajak menjadi bagian utama luas lagi ke sistem perpajakan di adanya kecenderungan untuk
dari sistem pembelajaran pajak di Indonesia. Hal ini dikarenakan melakukan interpretasi satu peraturan
banyak universitas di benua Eropa, pertimbangan Hakim Pengadilan perundang-undangan secara subyektif
Australia, dan Amerika.42 Tidak sebagai penafsir terakhir undang- tergantung pada posisi mana ahli pajak
itu saja, textbook yang menjadi undang dalam putusan pengadilan tersebut berpijak.
pegangan mahasiswa pajak di tidak menjadi cermin perbaikan
negara-negara tersebut seringkali bagi pembuat undang-undang D. Corporate Governance dalam Pajak
memuat ringkasan atau intisari dari perpajakan terkait implementasi
kasus-kasus pajak sebagai bahan peraturan perundangundangan Dewasa ini, aktivitas penghindaran
acuan dalam mempelajari hukum yang disusunnya. Dalam konteks pajak ditenggarai semakin meningkat di
pajak. Diskusi tentang definisi sistem pendidikan pajak, hal ini mana ahli pajak yang berprofesi sebagai
dari suatu terminologi dan konsep menyebabkan siswa tidak memiliki konsultan pajak sering dituding sebagai
dalam suatu peraturan perundang- kemampuan analitikal ketika promotor. Abusive corporate tax shelters
undangan dikaitkan dengan masuk ke dalam dunia kerja dan kian berkembang pesat dan menjadi
putusan pengadilan sehingga hal berhadapan dengan kasus-kasus isu yang serius.44 Sejatinya, sebagian
ini akan membantu siswa dalam nyata perpajakan. besar konsultan pajak membantu klien
mempelajari penerapan hukum mereka untuk menghindari kesalahan
pajak berdasarkan kasus-kasus C. Berpikir Kritis dan Berpijak pada dan mencegah mereka untuk terlibat
pajak (law in actions) dan tidak Keilmuan sebagai Nilai-nilai yang dalam kegiatan melanggar hukum
sekedar berdasarkan hukum positif Diusung atau melakukan kegiatan yang terlalu
saja (law in books). agresif.45 Namun di sisi lain, tidak
Metode belajar yang lebih banyak dapat dipungkiri bahwa keahlian yang
Sementara di Indonesia,
menuntut siswa untuk menghafal dimiliki oleh konsultan pajak juga dapat
kasus-kasus pajak tidak banyak
merupakan penghalang dalam sistem disalahgunakan untuk membantu klien
dibahas di kelas-kelas pajak.
pendidikan pajak yang efektif. Siswa dalam memanfaatkan peluang untuk
Metode pembelajaran yang lebih
hanya diajarkan untuk menghafal melakukan ketidakpatuhan.46 Hal ini
menekankan pada hukum positif
tarif pajak, aturan pajak dan implikasi sebagaimana hasil penelitian yang
merupakan salah satu penyebab
pajak dari suatu transaksi, tanpa dilakukan oleh Sakurai dan Braithwaite
kasus-kasus pajak tidak banyak
adanya suatu analisis atas kebijakan, menunjukkan bahwa terdapat
mendapat tempat dalam kelas dant
hukum, administrasi atau analisis kepatuhan pajak yang lebih rendah
tidak dijadikan bahan acuan dalam
ekonomi dari peraturan perundang- dan penggunaan strategi penghindaran
kajian-kajian akademis. Selain itu,
undangan, sehingga siswa cenderung pajak yang lebih agresif ketika Wajib
akses ke putusan pengadilan yang
tidak mengetahui “what beyond the Pajak menggunakan jasa konsultan
terbatas hanya pada ringkasan
rules”. Metode pembelajaran pajak di pajak. Hal ini merupakan temuan yang
putusan merupakan penyebab
banyak universitas di Indonesia juga mengundang perdebatan, di tengah
lain dari tidak digunakannya
tidak melatih siswa untuk berpikir kritis peran konsultan pajak sebagai agen
kasus-kasus pajak dalam metode
terutama terkait efek dari berbagai pemerintah dalam mengumpulkan
pembelajaran pajak di kelas-kelas
aturan pajak dan juga mengalami pajak atau lebih condong sebagai agen
pajak di universitas di Indonesia.43
kesulitan dalam menerapkan peraturan penasihat klien.47
Hal ini mengakibatkan siswa hanya
pada berbagai variasi situasi atau kasus Untuk menghindari aktivitas
dipaksakan untuk menghafal
yang akan dipecahkan. penghindaran pajak yang agresif, calon
peraturan tanpa memahami
maksud dari tujuan tersebut Pemahaman atau kemampuan ahli pajak tidak hanya perlu dibekali
serta tidak mengetahui cara untuk menelaah ‘what beyond the dengan profesionalisme namun juga
menginterpretasikan hukum positif rules’ juga akan mendorong setiap integritas. Selama ini, tata kelola bisnis
yang sebenarnya bisa diperoleh dari ahli di bidang perpajakan untuk
metode pembelajaran berdasarkan berbicara dalam ‘bahasa yang sama’ 44. Daniel Shaviro, “Disclosure and Civil Penalty Rules
kasus-kasus pajak. yaitu bahasa keilmuan dan bukan atas in the U.S. Legal Response to Corporate Tax Shelters”,
dalam Wolfgang Schon (ed.), Tax and Corporate
dasar kepentingan. Dengan demikian, Governance (Berlin: Springer, 2008), 229.
segala perdebatan, sengketa, serta 45. OECD, Study into the Role of Tax Intermediaries
(Paris: OECD Publishing, 2008), 14.
42. Li Jin, “Teaching Taxation Law in China”, Bulletin
interpretasi dapat dikaitkan dengan: 46. Brian Erard, “Taxation with Representation
for International Taxation, (Mei 2008): 189. Lihat juga (i) sejauh mana hukum pajak telah An Analysis of the Role of Tax Practitioners in Tax
J.M. Mossner, “Tax Avoidance Concepts and European disusun dan dilaksanakan sesuai Compliance,” Journal of Public Economics 52 (1993):
Tax Education: Professor of Tax Law Hold First Meeting 163-164.
in Onasbruck”, European Taxation, (1999): 92-135. dengan maksud dan tujuannya; serta 47. Yuka Sakurai dan Valerie Braithwaite, “Taxpayers’
43. Lihat Ganda Christian Tobing, Indah Kurnia, dan (ii) sejauh mana hukum pajak telah Perceptions of Practitioners: Finding One Who is
Cindy Miranti, “Menilik Transparansi di Pengadilan Effective and Does the Right Thing?” Journal of Business
Pajak,” InsideTax Edisi 22, Agustus 2014.
disusun dan dilaksanakan sesuai Ethics, (2003): 376.

InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015 31


insideopinion
(corporate governance) dan pajak terbatas, terutama karena di masa lalu
menjadi dua ranah yang terpisah dan belum banyak perguruan tinggi yang
belum banyak diperdalam. Namun, memiliki progam khusus perpajakan.
keduanya pada dasarnya saling Akibatnya, seringkali perguruan

“B
mempengaruhi, misalkan dalam hal tinggi bergantung atas staf pengajar
pelaporan keuangan, perencanaan yang berasal dari otoritas, sehingga anyak pihak
pajak yang agresif baik yang materi kuliah minim perspektif dari melupakan
diperkenankan maupun tidak, hingga sudut pandang non-pemerintah.51 peranan
menjaga terpenuhinya goal secara Oleh karena itu, ada baiknya jika
penting dari dunia
bisnis (laba) maupun secara tata perguruan tinggi harus ‘berburu’ dan
kelola yang baik (kepatuhan pajak).48 membuka peluang yang luas bagi staf pendidikan pajak.
Singkatnya, muatan kode etik dan pengajar dari berbagai profesi serta Pendidikan dapat
corporate governance menjadi salah bidang keilmuan. Kualitas pengajar merubah mindset
satu elemen yang harus dimasukkan harus dijaga dan ditingkatkan dengan serta tax morale
dalam kurikulum perguruan tinggi di program pengembangan keilmuan bagi masyarakat,
bidang pajak. Jika tidak, ahli pajak mereka. Mereka juga harus dituntut
sehingga dengan
justru akan memanfaatkan informasi untuk selalu melakukan inovasi dan
asimetri yang ada di dalam sektor penelitian dengan didukung oleh demikian dapat
pajak Indonesia dan menciptakan biaya fasilitas, remunerasi, serta ketersediaan menciptakan
kepatuhan yang lebih tinggi.49 dana riset yang sangat memadai. masyarakat melek
pajak. Pendidikan
E. Staf Pengajar dan Fasilitas Penutup pajak juga penting
Penunjang di Perguruan Tinggi
Banyak cara atau terobosan yang untuk mencetak
Atas karena sifatnya mudah bisa dipergunakan untuk mencapai ahli-ahli pajak
berubah-ubah antar waktu, akses penerimaan pajak yang berkualitas dan yang nantinya
informasi mengenai hukum pajak berkesinambungan. Walau demikian,
dapat berkiprah
mutlak dimiliki. Di sinilah suatu banyak pihak melupakan peranan
ketersediaan data indikator perpajakan, penting dari dunia pendidikan pajak. dalam membentuk
hukum pajak di berbagai negara, Pendidikan dapat merubah mindset sistem perpajakan
putusan pengadilan pajak dan berbagai serta tax morale masyarakat, sehingga yang ideal.”
literatur tentang pajak menjadi sangat dengan demikian dapat menciptakan
penting. Hal ini agar kajian dan diskusi masyarakat melek pajak. Pendidikan
mengenai kesesuaian suatu peraturan pajak juga penting untuk mencetak
dengan konteks waktu dan yurisdiksi ahli-ahli pajak yang nantinya dapat
semakin kaya dan tidak berhenti di berkiprah dalam membentuk sistem
titik tertentu. Perguruan tinggi perlu perpajakan yang ideal.
untuk setidak-tidaknya berlangganan Terdapat dua hal yang mendorong
database perpajakan dan juga jurnal- permintaan pendidikan pajak, yaitu: (i) Jalan baru tersebut bisa dimaknai
jurnal internasional yang kredibel.50 lingkungan perpajakan Indonesia kini dalam berbagai hal. Pertama,
Investasi atas kepemilikan informasi telah berubah drastis dan (ii) prospek mempelajari perpajakan tidak bisa lagi
akan membentuk perguruan tinggi pasar tenaga kerja ahli pajak. Masalahnya terkotak-kotak berdasarkan masing-
sebagai garda terdepan pusat kajian adalah apakah perguruan tinggi masing disiplin ilmu, mempelajari
pajak. Indonesia bisa menangkap perubahan pajak tidak lagi sekedar mempelajari
Selain itu, komponen yang tidak ini bisa sebagai suatu peluang untuk ketentuan perpajakan domestik saja.
kalah pentingnya adalah kuantitas mendirikan dan/atau mengembangkan Sudah saatnya mempelajari pajak
dan kualitas staf pengajar. Ini mungkin program studi perpajakan yang berbeda dengan pendekatan multi disiplin ilmu,
menjadi persoalan yang cukup serius dengan program studi perpajakan studi perbandingan dengan negara
mengingat supply dari ahli pajak yang yang ada selama ini, yaitu yang masih lain, dan menelaah kasus-kasus pajak.
bergerak di bidang akademis sangatlah berorientasi kepada ”teknis perhitungan” Selain itu, perguruan tinggi juga harus
dan ”terbatas pada ruang lingkup memegang teguh nilai-nilai etika,
ketentuan perpajakan domestik”. Tanpa corporate governance, berbasis riset dan
48. Mihir A. Desai dan Dhammika Dharmapala, “Tax and
Corporate Governance: An Economic Approach”, dalam adanya suatu ‘jalan baru’ pendidikan menjunjung tinggi kerangka keilmuan.
Wolfgang Schon (ed.), Tax and Corporate Governance pajak di perguruan tinggi, peluang Seluruh hal tersebut harus didukung
(Berlin: Springer, 2008), 13-30.
49. Lihat B. Bawono Kristiaji, “Asymmetric Information
tersebut akan diambil oleh lembaga oleh ketersediaan staf pengajar yang
and Its Impact on Tax Compliance Cost in Indonesia: A pendidikan non-formal. berkualitas serta infrastruktur yang
Conceptual Approach,” DDTC Working Paper No 0113
(2013). berupa akses data, literatur, perbaikan
50. Contohnya adalah: Bulletin for International 51. Terutama karena di masa lalu ahli pajak banyak remunerasi, dan juga dana riset. IT

Taxation, Intertax, Journal of Public Finance, British dihasilkan dari sekolah yang dikhususkan untuk menjadi
Tax Review, dan sebagainya. pegawai pemerintah (STAN).

32 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


Mereka telah mengirimkan karya tulisnya dan di baca oleh ribuan orang.
Anda kapan??
Ayo segera ikutan menjadi salah satu kontributor InsideTax. Dapatkan insentif menarik dan
diterbitkan dalam edisi selanjutnya,

CARA PENGIRIMAN ARTIKEL DI INSIDETAX DAN KRITERIANYA 2 Setiap artikel yang masuk akan Redaksi seleksi terlebih dahulu.
Kemudian artikel yang terpilih akan Redaksi review seperlunya tanpa
1 Artikel yang dapat Anda kirimkan yaitu:
menghilangkan makna atau maksud yang ingin Anda sampaikan.
• InsideREVIEW: tulisan dengan tema yang sangat dibebaskan
namun mendalam, baik pajak domestik maupun internasional, 3 Kriteria penilaian artikel yang dimuat yaitu orisinalitas dan belum
tetapi mengutamakan tema-tema (isu) yang sedang hangat pernah dipublikasikan di media lainnya, kedalaman analisis dan referensi
di dunia perpajakan dengan disertai sumber referensinya yang digunakan, struktur dan gaya penulisan, serta aktual dan bermanfaat.
(Insentif: Rp750.000,-);
4 Format tulisan:
• InsideREGULATION: tulisan berupa telaah kritis penulis terhadap
dengan tema mengikuti perkembangan terkini (update) peraturan • Huruf times new roman 11 pt; spasi 1,15; dan margin normal.
perpajakan di Indonesia atau peraturan yang menarik untuk dibahas • Jumlah kata:
dengan disertai sumber referensinya. (Insentif: Rp750.000,-);
- 2.500 hingga 3.500 untuk InsideREVIEW & InsideREGULATION
• InsideSTORIETTE: tulisan berisi cerita pendek bertemakan pajak.
Biasanya diangkat dari pengalaman penulis atau dapat juga - 750 hingga 1250 untuk InsideSTORIETTE
bersifat fiksi. (Insentif: Rp350.000,- + Merchandise); - 1000 hingga 2000 untuk Students’CORNER poin (a)
• Students’CORNER: (a) tulisan berupa opini mahasiswa atas suatu - maksimum 750 untuk Students’CORNER poin (b)
isu perpajakan yang sedang hangat (Insentif: Rp350.000,- plus
Merchandise) atau (b) Ulasan liputan event perpajakan yang • Artikel dikirimkan dalam format Ms.Word Document (doc atau docx)
diselenggarakan oleh mahasiswa dan InsideTax sebagai media • Sertakan identitas, foto diri, dan nomor telfon yang dapat kami
partner. (Insentif: Rp150.000,- + Merchandise). hubungi.

Kirim artikel dan data diri anda ke insidetax@dannydarussalam.com


insidereview
Overview Rencana Aksi BEPS Ke-8:
“HARD TO VALUE INTANGIBLES”

Pajak (WP) maupun pihak administrasi Latar Belakang


pajak, sehingga atas hal ini OECD
Pada tanggal 4 Juni 2015, OECD
mencoba merumuskan pertimbangan
mengeluarkan draf pertama yang
khusus dalam menetapkan kewajaran
berjudul “Discussion Draft on Arm’s
suatu intangibles yang bersifat “sulit
Length Pricing of Intangibles When
untuk dinilai” atau disebut “hard to
Valuation is Highly Uncertain at
value intangibles” (HTVI).
The Time of The Transaction and
Selain memberikan kepastian, Special Consideration for Hard To
tujuan Rencana Aksi ke-8 ini adalah Value Intangibles”. Draf tersebut
untuk mengembangkan panduan dicanangkan akan merevisi panduan
CINDY KIKHONIA dalam rangka mencegah erosi sebelumnya pada bagian D.3 dalam
FEBBY pajak melalui perpindahan suatu Chapter VI OECD Transfer Pricing
intangibless dalam transaksi afiliasi. Guidelines 2010. Draf ini juga
Assistant Manager, Transfer Hal ini tentunya melibatkan beberapa merespon kebutuhan praktisi untuk
Pricing Services di hal, diantaranya: (i) pendefinisian mengembangkan pendekatan dalam
DANNY DARUSSALAM
intangibles secara luas dan jelas; menilai kewajaran suatu intangibles
Tax Center
(ii) menentukan tingkat keuntungan yang sulit untuk dinilai.
yang diperoleh terkait dengan adanya
Rancangan Aksi ke-8 HTVI ini
penggunaan atau perpindahan suatu
OECD menerbitkan rancangan dilatarbelakangi oleh adanya kesulitan
intangibles yang dialokasikan sesuai
pembahasannya yang berkaitan dengan yang dihadapi oleh pihak administrasi
dengan penciptaan adanya nilai/value
Rencana Aksi ke-8 dalam Based pajak dalam melakukan verifikasi nilai
yang dihasilkan intangibles tersebut;
Erosion and Profit Shifting (BEPS) kewajaran yang telah dinyatakan oleh
(iii) mengembangkan panduan
yang fokus pada penentuan nilai WP untuk transaksi yang melibatkan
terkait penilaian (valuasi) intangibles
kewajaran suatu aset tidak berwujud kategori intangibles tertentu. Hal ini
yang sulit dinilai (HTVI); dan (iv)
(atau disebut sebagai intangibles) dapat saja menyebabkan informasi
memperbarui panduan terkait dengan
ketika dilakukannya valuasi. asimetris di antara WP dan administrasi
skema pembiayaan bersama (Cost
OECD menganggap hal ini banyak pajak, serta membuktikan bahwa pihak
Contribution Arrangement).
memberikan ketidakpastian bagi Wajib administrasi pajak mengalami kesulitan

34 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


insidereview
untuk mengevaluasi keandalan informasi dalam menilai suatu intangibles ketika Lebih lanjut, basis valuasi yang
sebagai basis penentuan harga wajar terjadi transaksi. Pertama, dengan mengacu kepada kondisi pihak
oleh WP. Rancangan draf ini meliputi menggunakan pendekatan anticipated independen ketika pihak independen
pendekatan berdasarkan prinsip harga benefit yaitu dengan menentukan mentransfer intangibles yang
wajar, termasuk penentuan harga yang manfaat yang diharapkan melalui dimilikinya, tidak serta merta dapat
bersifat ‘kontinjensi’ (peristiwa atau perhitungan semua faktor ekonomi digunakan sebagai pembanding
transaksi yang mengandung syarat), yang relevan sebagai basis untuk dalam analisis transfer pricing tanpa
yang akan dibuat oleh WP pada saat menentukan harga sebelum transaksi adanya telaah lebih lanjut yang
melakukan transaksi. Kontinjensi dapat transfer atau perpindahan terjadi. bersifat komprehensif, karena bisa
diartikan sebagai suatu keadaan yang Dalam menentukan anticipated benefit, saja posisi intangibles life cycle
masih diliputi oleh ketidakpastian entitas akan memperhitungkan sejauh yang diperbandingkan tersebut
mengenai kemungkinan diperolehnya mana perkembangan situasi selanjutnya berada dalam suatu tahapan yang
laba atau rugi oleh suatu entitas, yang yang akan datang dapat diprediksi. berbeda. Sebagaimana diketahui
baru akan terselesaikan dengan terjadi Dalam beberapa kasus, suatu entitas bahwa suatu intangibles life cycle
atau tidak terjadinya satu atau lebih mungkin dapat menentukan prediksi secara umum terdiri dari tiga tahap,
peristiwa di masa yang akan datang. atas perkembangan selanjutnya di yaitu: developing (pengembangan),
Menurut draf Aksi ke-8, pendekatan masa yang akan datang, oleh karena exploiting (penggunaan) dan alienating
yang dicanangkan ini bertujuan itu proyeksi anticipated benefit cukup (perpindahan)1. Dalam setiap tahapan
untuk melindungi pihak administrasi andal dalam menyesuaikan harga tersebut tentunya mereflesksikan
pajak terhadap efek negatif dari untuk penentuan pada awal transaksi. penetapan nilai yang berbeda-beda.
informasi asimetris ketika tidak dapat Pada kasus tertentu, bisa saja Kelemahan posisi pihak administrasi
memenuhi kondisi tertentu. Kondisi ini suatu entitas menemui kondisi di pajak pada situasi ini adalah terbatasnya
memastikan bahwa penyesuaian harga mana anticipated benefit tidak wawasan atau akses informasi yang
hanya akan dilakukan jika terdapat dapat mengantisipasi risiko yang komprehensif untuk dapat melakukan
perbedaan antara nilai yang diharapkan ditimbulkan oleh ketidakpastian yang verifikasi WP bahwa perbedaan antara
(expected) dengan nilai aktual (actual) tinggi dalam menilai suatu intangibles. ex-ante dan ex-post suatu intangibles
yang mana perbedaan tersebut tidak Dalam kasus seperti ini, suatu dikarenakan oleh mispricing yang
dapat dijelaskan dan terkesan tidak entitas dapat saja membuat suatu dilakukan oleh WP. Sebaliknya, pihak
wajar. perjanjian jangka pendek (short term administrasi pajak berusaha untuk
agreements), termasuk di dalamnya melakukan verifikasi WP berdasarkan
Nilai Kewajaran Ketika klausul penyesuaian harga dalam wawasan dan informasi yang diberikan
Pendekatan Valuasi ketentuan perjanjian, atau mengadopsi oleh WP itu sendiri. Situasi ini dapat
struktur pembayaran yang melibatkan menimbulkan risiko sistematis
Memberikan Ketidakpastian pembayaran secara periodik untuk terjadinya mispricing.
Sebagaimana kita ketahui bahwa dapat secara responsif “menangkap” Dalam situasi ini, tingkat
harta tidak berwujud (intangibles) situasi dan kondisi yang mungkin keuntungan ex-post dapat memberikan
memiliki karakteristik khusus tidak cukup diprediksi terjadi. Pihak petujuk bagi pihak administrasi pajak
yang spesifik sehingga sulit untuk administrasi pajak dapat saja merasa mengenai kewajaran nilai transaksi
mendapatkan pembanding yang sulit untuk melakukan verifikasi yang ditentukan di awal (ex-ante) yang
andal. Oleh karena itu, sering terjadi perkembangan atau kejadian apa mana telah disepakati oleh entitas
kesulitan untuk menentukan nilai saja yang dianggap relevan sebagai dengan pihak afiliasinya dan juga
kewajaran suatu intangibles pada penentuan basis nilai yang melibatkan dengan pertimbangan adanya pengaruh
saat transaksi berlangsung. Valuasi transfer intangibles, ketika terjadinya ketidakpastian pada saat transaksi
sebuah intangibles pada saat transaksi suatu transaksi. Perkembangan atau tersebut dilakukan.
berlangsung sifatnya sangat tidak kejadian yang relevan untuk valuasi
pasti, kemudian muncul pertanyaan sebuah intangibles sangat terhubung
bagaimana nilai kewajaran akan Pendekatan Ex-ante dan Ex-post
pada lingkungan bisnis di mana
ditentukan. Dalam konteks transfer intangibles tersebut dikembangkan dalam Konteks Transfer Pricing2
pricing, pertanyaan tersebut akan atau dimanfaatkan. Dalam perspektif the arm’s
terjawab melalui pendekatan yang length price-setting approach atau
Oleh karena itu, valuasi yang
mengacu kepada apa yang dilakukan pendekatan ex-ante, WP menerapkan
melibatkan suatu perkembangan
oleh pihak independen ketika dalam
atau peristiwa yang relevan terhadap
kondisi yang sama dihadapkan pada
lingkungan bisnis tertentu, untuk dapat 1. I Verlinden, “Intangible and Transfer Pricing”. Materi
penentuan nilai kewajaran intangibles.
memprediksi hal tersebut memerlukan kursus yang diikuti penulis di Catolica Global School of
Law, Lisbon, 27 Juni 2013.
Berdasarkan pada fakta dan kondisi pengetahuan khusus, keahlian dan 2. B. Bawono Kristiaji dan Cindy Kikhonia Febby, “Setting
suatu transaksi, terdapat beberapa wawasan lingkungan bisnis di mana dan Testing Harga Transfer,” dalam Darussalam, Danny
hal yang dilakukan oleh entitas dalam Septriadi dan B. Bawono Kristiaji (ed), Ide, Strategi, dan
intangibles tersebut dikembangkan Panduan Praktis dalam Perspektif Pajak Internasional
menghadapi ketidakpastian yang tinggi atau dimanfaatkan. (Jakarta: DANNY DARUSSALAM Tax Center, 2013),
487-516.

InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015 35


insidereview
prinsip kewajaran pada saat transaksi konsekuensinya, ex-post informasi
afiliasi dilakukan. Informasi mengenai memberikan dugaan atas gambaran
transaksi pembanding yang digunakan mengenai keandalan informasi yang
dalam penerapan prinsip kewajaran digunakan sebagai basis penentuan
dalam pendekatan ini bersumber dari nilai pada saat di awal (ex-ante) dalam
informasi yang tersedia pada saat menentukan nilai transfer intangibles
transaksi dilakukan. Informasi tersebut tersebut.
berupa informasi mengenai transaksi Kategori intangibles yang termasuk
pembanding pada tahun-tahun sebelum HTVI adalah memenuhi kriteria salah
transaksi afiliasi dilakukan, termasuk satu atau lebih yang disebutkan di
informasi megenai perubahan kondisi bawah ini:
ekonomi yang dapat diantisipasi pada
1. Pada saat ditransfer, intangibles

“S
saat transaksi afiliasi dilakukan yang
diperkirakan dapat mempengaruhi tersebut baru memasuki tahap
harga yang disepakati oleh pihak-pihak pengembangan secara sebagian; ering terjadi
independen. 2. intangibles tersebut tidak kesulitan untuk
Sedangkan dalam perspektif diantisipasi eksploitasinya secara menentukan
the arm’s length outcome-testing komersial sampai dengan beberapa nilai kewajaran suatu
approach atau pendekatan ex-post, WP tahun; intangibles pada saat
menerapkan prinsip kewajaran setelah 3. intangibles yang bukan termasuk transaksi berlangsung.
transaksi afiliasi dilakukan. Tujuannya HTVI namun terkait satu sama Valuasi sebuah
adalah untuk menguji kewajaran hasil lain dengan pengembangan aset
dari harga transfer yang telah diterapkan.
intangibles pada saat
intangibles lain yang termasuk
Dalam perspektif ini, informasi yang dengan kategori HTVI; transaksi berlangsung
digunakan untuk menguji kewajaran sifatnya sangat tidak
4. intangibles yang sebenarnya
hasil harga transfer adalah informasi
diantisipasti untuk dieksploitasi pasti, kemudian
mengenai transaksi pembanding yang muncul pertanyaan
namun baru diketahui pada saat
tersedia pada saat surat pemberitahuan bagaimana nilai
transfer intangibles tersebut.
(SPT) dipersiapkan. Informasi tersebut
dapat berupa informasi yang berkaitan Intangibles yang termasuk ke kewajaran akan
dengan hasil dari transaksi pembanding dalam kategori-kategori tersebut dapat ditentukan. Dalam
yang mempunyai ruang lingkup periode menciptakan informasi asimetris antara konteks transfer
waktu yang sama dengan dilakukannya WP dan administrasi pajak, karena pricing, pertanyaan
transaksi yang sedang dianalisis atau administrasi pajak akan mengalami tersebut akan
informasi yang tersedia sebelum kesulitan dalam rangka melakukan
verifikasi basis nilai kewajaran yang
terjawab melalui
transaksi afiliasi dilakukan.
diterapkan ketika dilakukannya pendekatan yang
Apakah yang Dimaksud dengan perpindahan/transfer intangibles mengacu kepada apa
HTVI?3
tersebut oleh WP kepada pihak yang dilakukan oleh
afiliasinya. Hal tersebut mengakibatkan pihak independen
HTVI mencakup harta tidak beberapa kesulitan bagi pihak ketika dalam
berwujud (intangibles) atau hak administrasi pajak dalam analisis
(right) dari suatu intangibles, di mana transfer pricing. Pertama ketika
kondisi yang sama
ketika ditransfer dalam transaksi melakukan penilaian risiko untuk tujuan dihadapkan pada
intra-grup dihadapkan pada beberapa transfer pricing. Kedua, kesulitan penentuan nilai
kondisi yaitu: (i) Tidak ditemukannya dalam mengevaluasi keandalan kewajaran intangibles.”
pembanding (ii) Terdapat keterbatasan informasi yang digunakan sebagai
dalam memprediksi cash flow di masa basis harga/nilai bagi WP. Terakhir,
mendatang atau keterbatasan dalam kesulitan dalam mempertimbangkan
memperkirakan pendapatan di masa apakah intangibles yang ditransfer
mendatang (future income) yang tersebut dinilai terlalu rendah (under
berasal dari transfer suatu intangibles, value) atau bahkan terlalu tinggi (over
atau juga keterbatasan asumsi yang value) jika dibandingkan dengan harga
digunakan dalam melakukan penilaian wajar (arm’s length price), sampai
(valuasi) intangibles yang dapat dengan diketahui nilai/harga pada saat
menyebabkan ketidakpastian. Sebagai intangibles tersebut ditransfer setelah
beberapa tahun.
3. Public Discussion Draft BEPS Action 8: Hard To
Value Intangibles, 4 Juni 2015 – 18 Juni 2015.

36 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


insidereview
Dalam Rencana Aksi ke-8 tersebut di masa mendatang; dan Dalam artikel yang ditulis oleh Lowell
disebutkan bahwa dalam situasi seperti 2. dapat memberikan bukti yang kuat dan Matthew, menyarankan WP agar
ini, pihak administrasi pajak dapat bahwa perbedaan signifikan antara mendokumentasikan pilihan relevan
mempertimbangkan ex-post evidence proyeksi keuangan dan hasil aktual yang tersedia atau disebut sebagai
mengenai aktual financial outcomes disebabkan oleh adanya peristiwa “Option Realistically Available” ketika
dari transfer suatu intangibles. Namun, atau suatu perkembangan yang hendak mentransfer suatu intangibles.
pertimbangan dalam penggunaan tidak terduga yang terjadi setelah Elemen dalam pilihan alternatif yang
ex-post evidence harus didasarkan penentuan harga/nilai, yang mana tersedia atau “Alternative Options
pada bukti-bukti yang menunjukan peristiwa tersebut tidak dapat Available” akan memberikan gambaran
tidak tersedianya informasi yang diantisipasi sebelumnya. yang berbeda dengan perkiraan pada
andal ketika menentukan basis nilai/ saat ex-ante, tentunya hal ini juga
harga di awal (ex-ante). Jika dalam Dengan demikian, meskipun akan membuka peluang timbulnya
hal ini pihak administrasi pajak dapat pembuktian secara ex-post deviasi. Sehingga dibutuhkan panduan
mengkonfirmasi keandalan informasi memberikan informasi yang relevan material yang lebih komprehensif untuk
pada saat penentuan basis harga/ bagi pihak administrasi pajak dalam mempersempit ruang lingkup dalam
nilai di awal (ex-ante), maka koreksi rangka mempertimbangkan kesesuaian proses ini.
terhadap harga/nilai dengan basis ex- dengan penentuan nilai/harga di awal
(ex-ante), dalam kondisi di mana WP Untuk melengkapi rancangan
post evidence tidak dapat dilakukan. BEPS Aksi ke-8, OECD akan
dapat mendemonstrasikan mengenai
Dalam mengevaluasi penentuan peristiwa/perkembangan yang terjadi mempertimbangkan langkah-langkah
harga/nilai di awal (ex-ante), yang mempengaruhi nilai/harga spesifik sebagai pendukung Rencana
pihak administrasi pajak dapat sehingga terjadi perbedaan nilai/harga Aksi ke-8 BEPS yaitu sebagai berikut:
mempergunakan data yang digunakan pada kondisi ex-ante dan ex-post, 1. Memberikan panduan kepada
oleh pihak independen pada saat maka dalam kasus ini tidak diperlukan pihak adminstrasi pajak untuk
dilakukannya transfer intangibles adanya koreksi (adjustment) harga menerapkan “actual result” dalam
mengenai ex-post evidence dalam ex-ante oleh pihak administrasi pajak menentukan nilai transfer suatu
menentukan financial outcomes dan berdasarkan justifikasi pertimbangan intangibles yang termasuk kategori
perjanjian ‘kontinjensi’ harga yang tersebut. HTVI;
dibuat oleh pihak independen. Dalam
konteks ini, ‘kontinjensi’ harga berarti Ilustrasinya adalah sebagai 2. Memberikan batasan “return”
sebuah mekanisme penentuan harga berikut, jika hasil laporan finansial yang diterima oleh entitas yang
di mana waktu suatu pembayaran atau WP menunjukan nilai penjualan yang melakukan aktivitas terbatas
klausul renegosiasi tergantung pada terkait dengan adanya pemanfaatan hanya untuk membiayai suatu
peristiwa yang bersifat ‘kontinjensi’, intangibles mencapai nilai 1000 pengembangan intangibles;
termasuk pencapaian ambang batas dalam setahun, tetapi berdasarkan 3. Menentukan syarat dan ketentuan
finansial yang telah ditetapkan misalnya penentuan nilai di awal (ex-ante) terkait dengan “contingency
nilai penjualan atau nilai keuntungan. hanya diproyeksikan maksimal payment” serta penerapan metode
mencapai nilai 100 dalam setahun, profit-split dalam valuasi HTVI;
Dalam rangka untuk memastikan maka pihak administrasi pajak harus
bahwa pendekatan ini hanya diterapkan mempertimbangkan latar belakang 4. Panduan penerapan Pasal 7
dalam situasi di mana perbedaan antara mengapa volume penjualan dapat dan Authorized OECD Approach
nilai ex-post dan proyeksi ex-ante mencapai nilai yang lebih tinggi. (AOA) untuk situasi tertentu yang
adalah signifikan4, maka penerapannya Jika peningkatan volume permintaan terkait dengan kondisi kapitalisasi
harus dibedakan dengan kategori HTVI tersebut disebabkan karena suatu yang berlebihan (excessive
diatas, yaitu memenuhi kriteria sebagai peristiwa/kejadian/perkembangan yang capitalization) terhadap entitas
berikut: tidak terduga misalkan terjadi bencana yang memiliki fungsi rendah.
1. Dapat memberikan rincian secara alam atau kebangkrutan pesaing yang Saat ini rancangan Rencana
lengkap mengenai proyeksi yang secara jelas tidak dapat diprediksi Aksi BEPS ke-8 terkait HTVI telah
digunakan ketika penentuan sebelumnya, maka penentuan harga/ dirumuskan dalam laporan OECD/
nilai/harga di awal (ex-ante). nilai diawal (ex-ante) adalah sudah G20 Base Erosion and Profit Shifting
Rincian tersebut termasuk telah wajar, dan koreksi nilai 1000 kepada Project: Guidance on Transfer Pricing
memperhitungkan bagaimana situasi ex-ante tidak dapat dilakukan. Aspects of Intangibles, Action 8: 2014
tingkat resiko yang akan Rancangan Aksi ke-8 ini Deliverables, pada bagian D.3 arm’s
mempengaruhi nilai/harga serta mengarahkan pada dibutuhkannya length pricing when valuation is highly
telah mempertimbangkan secara special measure dalam kasus transfer uncertain at the time of the transaction
matang peristiwa yang akan terjadi intangibles melalui mekanisme paragraf 6.178 – 6.185. Laporan ini
penyesuaian harga (price adjustment) rencananya akan dikonsolidasikan
4. Perbedaan tersebut dikarenakan oleh perkembangan dan penggunaan metode profit split5.
atau peristiwa di masa mendatang yang seharusnya Planning for Multilateral Tax Controversy in the Post-
sudah dapat diprediksi ketika dilakukannya transfer of BEPS World”, International Transfer Pricing Journal
intangibles. 5. Cym H Lowell dan Herrington Matthew, “International Volume 22 No.5, (2015).

InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015 37


insidereview
dengan laporan rencana aksi BEPS penggunaan pembanding merupakan
lainnya pada bulan Oktober 2015. bagian dari prinsip arm’s length
standard, maka kedua pendekatan
Lebih lanjut, akan dipaparkan dari
tersebut dianggap mencederai prinsip

“D
perspektif negara selain OECD terkait
arm’s length standard8.
dengan valuasi intangibles serta
istilah yang dipergunakan dalam hal White Paper menjelaskan tentang engan
mekanisme koreksi yang dilakukan. kedua metode tersebut dengan demikian,
menyatakan bahwa penyesuaian yang meskipun
The Arm’s Length Standard VS dilakukan secara periodik diperlukan pembuktian secara
dalam rangka merefleksikan perubahan ex-post memberikan
The Commensurate with Income
substansial terhadap income yang
Standard (Amerika Serikat) informasi yang relevan
dihasilkan dari suatu intangibles. Lebih
Di Amerika Serikat, valuasi lanjut, penyesuaian secara berkala/ bagi pihak administrasi
suatu intangibles dilakukan dengan periodik adalah konsisten dengan pajak dalam rangka
pendekatan harga wajar (arm’s length prinsip arm’s length standard, karena mempertimbangkan
principle) atau dengan pendekatan pihak independen akan melakukan kesesuaian dengan
nilai yang “sepadan” dengan besarnya penyesuaian terhadap perubahan yang penentuan nilai/
penghasilan (the commensurate of memengaruhi tingkat keuntungan
harga di awal (ex-
income), hal ini juga menimbulkan yang disebabkan oleh adanya transfer
pendapat yang saling bersebrangan. Di intangibles. Hal ini menimbulkan ante), dalam kondisi
dalam US Sec 482, disebutkan: problematika terhadap pernyataan di mana WP dapat
“... In the case of any transfer (or yang telah disebutkan sebelumnya. mendemonstrasikan
license) of intangibles property . . . the Pada akhirnya, Departement of mengenai peristiwa/
income with respect to such transfer Treasury mengeluarkan regulasi terkait perkembangan
or license shall be commensurate dengan valuasi intangibles, disebutkan yang terjadi yang
with the income attributable to the bahwa arm’s length standard dijadikan mempengaruhi nilai/
intangibles.”6 sebagai standar untuk menjadi basis
harga sehingga terjadi
Perdebatan antara prinsip arm’s dalam setting price melalui penggunaan
metode tertentu. Regulasi tersebut perbedaan nilai/
length standard dan the commensurate harga pada kondisi
with income dimulai ketika timbulnya memberikan pengecualian dalam
penolakan prinsip arm’s length standard kasus di mana tidak diperlukan adanya ex-ante dan ex-post,
yang dianggap bahwa pihak independen penyesuaian jika transfer intangibles maka dalam kasus
tidak akan melakukan kesepakatan termasuk ke dalam kriteria: ini tidak diperlukan
yang sama dengan yang dilakukan oleh 1. Tersedia pembanding internal, yang adanya koreksi
pihak afiliasi.7 Dilatarbelakangi oleh secara substansi sama, sehingga (adjustment) harga
perdebatan tersebut, Department of metode CUT dapat diterapkan;
ex-ante oleh pihak
Treasury melakukan studi mengenai 2. Tersedia pembanding, walaupun
intercompany pricing yang dituangkan
administrasi pajak
bukan pembanding exact, namun berdasarkan justifikasi
dalam White Paper. Dalam White memiliki kondisi yang dapat
Paper tersebut menyebutkan bahwa, diperbandingkan, maka dapat
pertimbangan
faktanya pencarian pembanding dipergunakan; tersebut.”
dalam penentuan kewajaran suatu
intangibles adalah sulit, sehingga 3. Metode selain CUT bisa digunakan
untuk menciptakan solusi atas dengan menggunakan fakta
masalah ini, Department of Treasury pendukung;
mengimplementasi prinsip the 4. Terdapat peristiwa tidak terduga bersifat objektif melalui mekanisme
commensurate with income melalui (extraordinary events). dan pendekatan yang jelas serta
pendekatan yang disebut basic arm’s
konsisten dengan penerapan arm’s
length return method (BALRM) dan Penutup length principle. Kemudian juga
pendekatan profit split dalam BALRM.
Finalisasi Rencana Aksi BEPS diharapkan finalisasi draf tersebut tidak
Oleh karena kedua pendekatan
ke-8 terkait HTVI diharapkan akan memberikan celah atau kelonggaran
tersebut digunakan pada saat tidak
lebih fokus kepada panduan dalam kepada pihak tertentu agar ketika
ditemukannya pembanding, sedangkan
menentukan nilai kewajaran HTVI yang diterapkan, rencana awal aksi ke-8
ini dapat memberikan kepastian bagi
6. IRC 482 (2011) semua pihak yaitu WP maupun pihak
7. Marc M. Levey dan Stanley C. Ruchelman, 8. Bibiana A. Cruz Martinez, “The Arm’s Length Standard administrasi pajak sebagaimana
“Section 482-The Super Royalty Provisions Adopt the Vs. The Commensurate With Income Standard: Transfer
Commensurate Standard,” The Tax Lawyer 41 No.3 Pricing Issues in The Valuation of Intangible Assets,”
tujuan awalnya ketika rencana aksi ini
(1988). UPR Business Law Journal Vol.2 (2011). dirumuskan oleh G20/OECD. IT

38 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


DANNY DARUSSALAM Tax Center Library

for your convenience, inform us


before coming. has more than 1.500 collection
contact: Ms. Eny +62 21 2938 5758 of books, journals, and
(ext. 143) international bulletins of
email: eny@dannydarussalam.com taxation

open for public: Monday


to Friday, from 9am until
free wi-fi
5pm

A place that Connect You With Worldwide Tax Knowledge


You can access, read, discover your ideas, and enjoy it beyond your expectation

You Are What You Read, aren’t You?


insidelibrary

Judul buku: Tax Design Issues Worldwide Editor: Geerten Michielse & Victor Thuronyi
Penerbit: Wolters Kluwer Law & Business Tahun terbit: 2015 Jumlah halaman: 299

B
uku ini dapat dianggap sebagai berkembang. Financial Reporting Standards (IFRS),
kelanjutan dari salah satu karya Terdapat dua bab yang menarik dapat dipergunakan dalam penataan
terbaik Victor Thuronyi, yaitu untuk dibaca secara mendalam. Salah hukum pajak penghasilan. Harris
“Tax Law Design & Drafting”. Jika satunya yang ditulis oleh Thuronyi membahas penggunaan IFRS yang
dalam buku sebelumnya Thuronyi sendiri, yaitu tentang pro dan kontra dipakai di berbagai perusahaan baik
membahas mengenai perkembangan dari penerapan pajak atas pengeluaran di dalam maupun di luar Uni Eropa
peraturan pajak dari perspektif hukum tambahan (Supplemental Expenditure menciptakan sebuah panduan umum
perbandingan, buku berjudul “Tax Tax/SET). Pada bab ini, Thuronyi yang dapat digunakan sebagai alat
Design Issues Worldwide” ini berisi berpendapat bahwa penerapan SET bantu dalam sistem perpajakan.
rangkaian artikel yang disampaikan merupakah hal yang pantas untuk Dan meskipun terdapat perbedaan
pada saat berlangsungnya konferensi dicoba dalam kondisi tertentu. Salah fundamental antara akuntansi dan
yang membahas persoalan pajak satu alasan penerapan SET adalah pajak, metode pencatatan atau
terkini di negara-negara berkembang. untuk meningkatkan performa dari pembukuan akuntasi merupakan
Konferensi yang diselenggarakan di Pajak Penghasilan (PPh). Pada negara sumber informasi utama yang dapat
Washington DC pada awal tahun 2014 berkembang, penerapan sistem berguna untuk perhitungan basis pajak.
lalu ini, dibawakan oleh para ahli withholding atas pajak penghasilan Secara keseluruhan, buku yang
terkemuka dalam tax legal drafting. dinilai kurang efektif. Karena, bersifat kontemporer ini akan
Konferensi tersebut juga diadakan seharusnya pajak penghasilan dapat mengantarkan pembaca untuk
dalam rangka pengakhiran masa kerja menjangkau wajib pajak kaya dan memahami isu terkini terkait
Thuronyi yang telah bekerja selama memajaki penghasilannya dengan tarif bagaimana mendesain pajak. Selain
lebih dari 20 tahun di Departemen (progresif) yang memperhitungkan itu, terdapat bab mengenai pertukaran
Hukum IMF sebagai kepala penasihat konsumsi dari wajib pajak. informasi di negara berkembang,
bidang perpajakan (pajak). allowances for corporate equity dan
Menurut Thuronyi, penerapan SET
Dengan adanya konsekuensi akan memberikan kesempatan untuk lainnya. Penjelasan dari buku ini
potensi pajak hilang akibat krisis melampaui ketergantungan suatu bersifat praktis dan menjelaskan secara
keuangan global dan masifnya praktik negara atas sistem withholding dan ringkas mengenai permasalahan yang
penghindaran pajak yang mendunia, dapat menyerap potensi pajak lebih ada dalam desain-desain sistem pajak.
berbagai negara dan organisasi besar yang selama ini tidak dapat Akan lebih baik apabila pembaca turut
internasional kini dalam proses terserap dengan baik. Di negara dengan menyertakan buku “Tax By Design”, “Tax
pemilihan desain pajak yang paling rata-rata pendapatan yang lebih tinggi, Reform in The 21 Century” dan “The
sesuai untuk diterapkan di negara pajak penghasilan dapat diterapkan Elgar Guide to Tax System” ke dalam
masing-masing. Atau dengan kata lain, secara adil dan baik. Namun, dengan daftar bacaan untuk memperdalam
keadaan ini mendorong berlangsungnya penerapan SET, penerimaan yang sudah referensi dan memperluas cakrawala
reformasi perpajakan di berbagai baik tersebut akan lebih terpelihara, pembaca dalam memahami desain
belahan dunia. bahkan dapat meningkatkan performa sistem pajak di dunia. Seluruh buku
Bersama dengan Michielse, Thuronyi pajak penghasilan tanpa meningkatkan tersebut dapat pembaca temukan di
menjadi editor dari berbagai artikel yang tarifnya. perpustakaan DANNY DARUSSALAM
mengupas secara mendalam isu-isu Tax Center yang terletak di bilangan
Berikutnya, bab yang ditulis oleh Kelapa Gading, Jakarta Utara.
kebijakan pajak terkini. Mulai dari isu
IT

Peter Harris mengenai bagaimana suatu


tindak pencucian uang dan kaitannya standar laporan keuangan internasional - Dienda Khairani -
dengan pengemplangan pajak, mempengaruhi perpajakan. Standar
hingga upaya mendesain ketentuan laporan ini, atau dikenal International
penghindaran pajak di negara-negara

40 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


insidejournal
insidereview

Keep going
international...
Memberikan sumbangsih bagi kemajuan ilmu pengetahuan
khususnya di bidang perpajakan, merupakan komitmen yang selalu
dipegang teguh oleh DANNY DARUSSALAM Tax Center (DDTC).

Kali ini DDTC berpartisipasi dalam penerbitan sebuah edisi ketiga


buku terbitan Law Business Research Limited, penerbit yang
menjadi pemenang di berbagai penghargaan dalam international
business law dan international legal markets.

Buku ini ini akan membekali para praktisi pajak dengan


kerangka dasar isu sengketa pajak yang terjadi di berbagai
yurisdiksi. Pada edisi ketiga ini, setiap babnya akan
menyajikan ikhtisar dari aturan bersengketa di pengadilan
pajak dan menyoroti hal-hal yang dapat menjadi jebakan
yang perlu diwaspadai di beberapa belahan dunia,
termasuk Indonesia.

Pesan e-book
sekarang!
The
Law Reviews
e-Book and PDF
The Tax Disputes and
Litigation Review
Editor: Simon Whitehead,
Joseph Hage Aaronson LLP
Edition 3

Please click on the image below to download


your complimentary e-Book & PDF of the title

David Hamzah Damian Compatible with computers, laptops, iPads, Kindle, smartphones and other e-Reading devices.
Partner for Tax Compliance & Litigation Services
DANNY DARUSSALAM Tax Center
The link will direct you to a registration page where you will be asked to provide your name, organisation and e-mail
address. After completing the registration, you will receive an e-mail containing information for the download.

Please e-mail Enquiries@TheLawReviews.co.uk for more information


about the title, or if you experience problems downloading the book

www.TheLawReviews.co.uk
insidenewsflash

DOMESTIC
Pajak Deposito Bagi Eksportir Dipangkas
- kontan.co.id -
Cadangan devisa yang semakin tergerus, kian mengkhawatirkan pemerintah Indonesia. Demi mendorong peningkatan
cadangan devisa, pemerintah, BI dan OJK berencana untuk memberikan insentif bagi pengusaha yang menyimpan dana hasil
ekspornya lebih lama di perbankan Indonesia. Pemerintah akan memberikan diskon atas pajak deposito yang bersumber dari
dana hasil ekspor yang disimpan di bank dalam negeri dalam jangka waktu tertentu. Pemerintah tidak merinci berapa besar
diskon pajak yang akan diberikan, namun pemerintah mengatakan bahwa semakin lama dana itu tinggal di dalam negeri,
maka akan semakin besar potongan pajak yang bakal diterima.
Saat ini bunga deposito, tabungan dan diskonto Bank Indonesia dikenakan pajak final sebesar 20%. Kebijakan pemberian
diskon ini dilakukan sebagai lanjutan dari aturan kewajiban menyertakan Letter of Credit (L/C) dalam setiap aktifitas ekspor.
Menurut Menteri Keuangan RI, Bambang Brodjonegoro, L/C diberlakukan supaya hasil ekspor dapat masuk ke perbankan
lokal, dan pemberian diskon ini dilakukan supaya dana tersebut menetap lebih lama. Namun, Ekonom Bank Central Asia
David Sumual mengingatkan bahwa pemberian insentif pajak ini bisa menjadi solusi yang kurang tepat, apalagi saat ini
pemerintah tengah dihadapkan pada ancaman penurunan penerimaan pajak. IT

Pemerintah Siapkan Tax Holiday Demi Investasi Aramco 24 Miliar USD


- CNN Indonesia -
Pemerintah mengupayakan berbagai cara agar Saudi Aramco, perusahaan
minyak dan gas bumi (migas) pelat merah asal Arab Saudi benar-benar
merealisasikan janji investasinya sebesar 24 miliar dolar ke Indonesia.
Untuk mengakomodasi rencana tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan pemerintah akan memenuhi
salah satu permintaan Aramco yang ingin diberikan fasilitas pembebasan
atau pengurangan pajak penghasilan (tax holiday) selama 20 tahun. Menurut
foto: arabianoilandgas.com
Sudirman, Menteri Keuangan tampaknya akan memberikan persetujuannya
mengenai pemberian tax holiday ini.
Selain meminta tax holiday, manajemen Aramco juga mengajukan dua syarat lain sebelum berinvestasi di Indonesia.
Pertama, pemerintah Indonesia harus menciptakan iklim investasi yang kondusif. Kemudian yang kedua, Aramco meminta
pemerintah tak hanya menerbitkan izin untuk pembangunan kilang, namun juga mengakomodasi permintaan perusahaan
yang ingin masuk ke bisnis hilir migas di Indonesia seperti petrokimia, tangki timbun bahan bakar minyak (BBM) dan
mengoperasikan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Menurut Sudirman, keinginan Aramco untuk membangun kilang di Indonesia telah dikemukakan sejak beberapa tahun
silam. Bahkan telah dilakukan studi feasibility bersama Pertamina. Namun lantaran ada beberapa insentif yang dimintanya
tidak mencapai titik temu, sehingga rencana tersebut akhirnya batal. IT

Beli Rumah dan Apartemen di Atas Rp 10 M Kena Pajak Barang Mewah 20%
- Detik Finance -
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan merevisi aturan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Rencananya
hunian mewah dan apartemen yang dikenakan PPnBM untuk konsumen yang membeli pada harga di atas 10 miliar rupiah.
Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, kebijakan ini merupakan bagian dari paket kebijakan
ekonomi “September 1” yang dirancang oleh pemerintah. Khususnya untuk mendorong sektor properti di dalam negeri di
tengah perlambatan ekonomi.
Kebijakan ini dilakukan sebagai insentif bagi sektor properti yang intinya bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan
sektor properti. Pemerintah akan melakukan revisi peraturan mengenai batas PPnBM untuk hunian apartemen di atas
10 miliar rupiah. Besaran PPnBM yang dikenakan nantinya adalah sebesar 20%. Aturan mengenai sudah dalam proses
finalisasi, dan ditargetkan akan diterapkam dalam waktu dekat. Dengan kata lain, bila kebijakan ini sudah berlaku, hanya
hunian dan apartemen yang di atas 10 miliar rupiah saja yang akan dikenakan PPnBM sebesar 20%. IT

42 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


insidenewsflash
Ditjen Pajak Desak OJK Buka Data Perbankan
IT

- kontan.co.id -
Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak masih meminta Otoritas Jasa Keungan (OJK) agar mau membuka data nasabah
perbankan. Ditjen Pajak beralasan bahwa pembukaan data ini dilakukan dalam rangka menerapkan ketentuan pertukaran
informasi pajak (exchange of information) antarnegara yang akan berlaku pada akhir 2017.
Seperti yang sudah diketahui, keterbukaan informasi perbankan memang telah menjadi kesepakatan negara-negara
OECD dan G20. OECD juga telah meluncurkan panduan resmi kerja sama pertukaran informasi tersebut. Kerja sama ini
direncanakan akan diadopsi oleh negara-negara anggota OECD pada 2018 mendatang. Dalam kerja sama ini, Ditjen Pajak
hanya berperan sebagai perantara pemberi data. Indonesia bersama sebagian negara anggota G20 sepakat mengadopsi lebih
awal ketentuan keterbukaan informasi perpajakan ini, sehingga penerapannya menjadi lebih cepat, yaitu pada akhir 2017.
Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Sigit Priadi Pramudito mengatakan, pemerintah saat ini masih melakukan pembicaraan
dengan OJK terkait pembukaan data perbankan. Pembicaraan terus dilakukan karena sistem perbankan Indonesia memang
tertutup sebagaimana diatur oleh Undang-Undang Perbankan. Walau demikian, Sigit mengaku akan ada mekanisme lain
mengenai pembukaan data perbankan oleh otoritas pajak. Tanpa mengatakan secara detail, Sigit menuturkan adanya
kemungkinan OJK menerbitkan payung hukum tersendiri. IT

6 Juta Pemilik Sepeda Motor di Jakarta Menunggak Pajak


- sindonews.com -
Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya mencatat 40% dari 17 juta
sepeda motor di DKI Jakarta menunggak pajak. Direktur Lalu Lintas Polda Metro
Jaya Kombes Pol Risyapudin Nursin menjelaskan, terdapat beberapa alasan
mengapa penunggakan pembayaran pajak motor lebih banyak dari kendaraan
bermotor lainnya. Pertama, untuk mendapatkan kendaraan roda dua ini dapat
dibilang sangat mudah ditambah dengan pembayaran uang muka (DP) yang
murah. Dengan kemudahan ini, akhirnya banyak orang yang bisa membeli motor
tetapi ternyata tidak bisa atau tidak mau membayar pajak.
Faktor lain juga dapat menjadi penyebab Wajib Pajak menunggak pajak,
seperti motor yang dimilikinya tersebut dicuri atau hilang, ataupun penunggakan
pembayaran cicilan motor yang berakibat pada penarikan kendaraan dari leasing
dan pembelian motor bekas yang belum dibalik nama yang pada akhirnya
menyulitkan Wajib Pajak ketika harus membayar pajak di Kantor Samsat. Untuk
itu, Risyapudin mengimbau masyarakat agar dapat lebih taat membayar pajak
kendaraan bermotor, khususnya untuk para pemilik kendaraan sepeda motor. IT

Pengusaha “Nunggak” Pajak, Ridwan Kamil Ancam Segel Tempat Usaha


- kompas.com -
Walikota Bandung, Ridwan Kamil, menggandeng anggota polisi dan TNI untuk menindak para pengusaha yang terbukti
tidak membayar pajak. Pria yang kerap disapa Emil itu mengatakan tak segan menyegel tempat usaha jika para pengusaha
itu kedapatan menunggak pajak. Emil pun meminta lurah untuk memberikan laporan tentang kegiatan usaha di wilayahnya.
Emil menuturkan, setiap ada transaksi ekonomi yang sifatnya formal, wajib dikenai pajak. Emil juga mengimbau agar para
pengusaha segera meregistrasi kegiatan usahanya ke Kantor Dinas Pelayanan Pajak (Disyanjak) Kota Bandung. Pendaftaran
tersebut dibuka mulai 7 September hingga 7 Oktober 2015.
Berdasarkan data yang diperolehnya, banyak sekali ditemukan usaha formal menengah besar yang tidak optimal
memenuhi kewajiban pembayaran pajaknya sehingga menyebabkan penerimaan PAD Kota Bandung tidak maksimal. Emil
menduga, banyak pengusaha besar di Bandung yang sengaja tidak membayar pajak, bahkan memanipulasi pajak. Emil pun
telah mendapatkan laporan adanya hotel yang memanipulasi kewajiban pajaknya.
Lebih lanjut, Emil menjelaskan untuk tahap pertama, ada empat jenis usaha yang harus melakukan registrasi ke Kantor
Disyanjak, antara lain hotel dan rumah kos yang memiliki lebih dari 10 kamar, pemilik usaha kuliner yang penghasilannya
lebih dari 10 juta rupiah per bulan, tempat hiburan, dan tempat parkir. Oleh karena itu, mulai Oktober hingga akhir tahun
2015 ini akan banyak dilakukan razia ke rumah kos yang sifatnya administrasi perpajakan, di luar dari adanya razia rutin. IT

InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015 43


insidenewsflash

INTERNATIONAL
IBEC Serukan Reformasi Pajak Irlandia Secara Besar-besaran
-tax-news.com-

IBEC (Irish Business and Employers Confederation)


telah mengatakan bahwa perlu dilakukan reformasi besar-
besaran bagi aturan pajak yang saat ini diberlakukan di
Irlandia. Reformasi tersebut mencakup juga pemberlakuan
keringanan beban pajak bagi buruh dan perluasan basis
pajak.
IBEC kini telah menerbitkan “The Business Manifesto”,
dan menjabarkan prioritas utama yang perlu diperhatikan
oleh pemerintahan berikutnya. Dalam manifesto ini
disebutkan bahwa sistem pajak penghasilan Irlandia
adalah sistem pajak yang paling progresif di antara negara
maju, tetapi tidak sesuai dengan tujuannya. Tarif pajak
yang ditetapkan masih terlalu tinggi dan masih banyak
buruh yang memiliki penghasilan di bawah rata-rata.
Buruh seharusnya dibebaskan dari beban pajak karena
dapat berdampak buruk bagi pasar ketenagakerjaan dan
pertumbuhan ekonomi. Selain itu, basis pajak dapat juga
diperluas dengan memasukkan retribusi.
Reformasi besar-besaran dibutuhkan untuk beberapa
tahun ke depan. Dibutuhkan sebuah sistem yang memberikan
semacam penghargaan kepada pekerja (buruh) dan sistem
yang lebih merangsang investasi ke dalam negeri. IT

Usaha Tambang Emas Zimbabwe Minta Pemotongan Pajak


-bloomberg.com-

Produsen emas di Zimbabwe meminta


pemerintah untuk menurunkan biaya royalti dan
tarif listrik untuk mengurangi risiko penutupan
tambang.
Penghasil logam mulia yang telah merugi
sebesar 42 persen sejak Juni 2011 telah
menerapkan langkah-langkah ‘bertahan
hidup’ seperti mengurangi gaji dan jam kerja,
menegosiasikan potongan harga dengan supplier
serta mengganti kontraktor asing dengan staf
pribumi. Chambers of Mines Zimbabwe, yang
mewakili perusahaan pertambangan logam
mulia meminta penurunan tarif royalti yang
foto: stockwatch.in
sebelumnya sebesar 5 persen menjadi 2 persen,
dan tarif listrik dipotong sebesar 48 persen.
Pertambangan adalah sumber devisa terbesar bagi Zimbabwe, dengan cadangan platinum terbesar di dunia setelah Afrika
Selatan, negara ini juga memiliki kekayaan alam berupa krom dan biji besi. Sebenarnya tujuan pemerintah menaikkan atau
mengenakan pajak pada segala sesuatu dari usaha tambang selama 18 bulan terakhir adalah untuk membiayai berbagai
anggaran, sama seperti produsen logam mulia yang harus bergulat dengan penurunan harga logam. IT

44 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


insidenewsflash
Perdana Menteri Italia Melontarkan Ide ‘Pajak Digital’
-zdnet.com-
Perdana Menteri Italia Matteo Renzi telah mengumumkan pengenalan ‘pajak digital’. Pengenaan beban pajak yang
direncanakan akan berlaku pada tahun 2017 ini bertujuan untuk membuat situs raksasa seperti Google dan Facebook
membayar pajak lebih besar di Italia.
Menurut usulan Renzi, pajak sebesar 25 persen harus dikenakan untuk setiap transaksi di mana sebuah perusahaan
multinasional menjual produk atau layanan digital di Italia. Usulan ini mengatakan pajak harus diterapkan untuk setiap
perusahaan asing yang telah memiliki pendapatan lebih dari 5 juta euro selama lebih dari enam bulan untuk produk yang
dijualnya di Italia.
Beberapa pengamat mengganggap langkah yang diambil Renzi adalah langkah politik yang bertujuan mempercepat
solusi bersama Uni Eropa dalam mengatasi permasalahan penghindaran pajak oleh perusahaan internet. IT

Kini Ada Pajak Solidaritas di Latvia


-tax-news.com-
Kementerian Keuangan Latvia mengumumkan rancangan undang-undang mengenai pengenalan pajak baru bagi warga
yang berpenghasilan tinggi, tujuannya untuk membuat aturan yang sebelumnya flat-rate menjadi progresif.
Kementerian Keuangan memperhatikan bahwa ada kemunduran dari pendapatan yang diterima dari pajak penghasilan
dan iuran jaminan sosial. Untuk membuat sistem yang lebih adil, Kementerian Keuangan mengusulkan “pajak solidaritas”
yang akan dikenakan bagi warga berpenghasilan tinggi atau di atas rata-rata. Pada tahun 2016, pajak solidaritas akan
dikenakan pada remunerasi yang melebihi plafon iuran jaminan sosial.
Sebuah laporan terbaru dari OECD merekomendasikan reformasi pajak. Aturan pajak di Latvia cenderung memberatkan
buruh, dapat dilihat dari kombinasi penerimaan pajak penghasilan dan iuran jaminan sosial yang memberikan kontribusi
53 persen dari total penerimaan pajaknya. Dikatakan bahwa pajak dengan tarif tinggi cenderung regresif, akan mengganggu
pasar tenaga kerja, dan dapat menyebabkan terlahirnya shadow economy. OECD juga mengusulkan bahwa beban pajak
harus dikurangi khususnya bagi orang-orang yang berpendapatan rendah. IT

Tiongkok Beri Potongan Pajak Pembelian Mobil


-wsj.com-

Tiongkok akan memotong pajak


pembelian sebesar 10 persen menjadi
separuhnya untuk mobil kecil sebagai
upaya untuk menghidupkan salah satu
pasar mobil terbesar di dunia. Negara ini
tercatat tengah bergulat dengan rendahnya
permintaan akibat adanya perlambatan
ekonomi. Pemotongan pajak pembelian ini
berlaku untuk kendaraan dengan mesin di
bawah 1600 CC, dan akan diberlakukan
sampai akhir tahun depan.
Data industri menunjukkan bahwa
lebih dari 60 persen dari pasar mobil
Tiongkok dikuasai oleh kendaraan
dengan mesin di bawah 1600 CC.
Namun demikian, penjualan mobil baru
Cina memperlihatkan pergerakan yang
jauh melambat setelah bertahun-tahun
bertahan pada pertumbuhan yang cepat. Hal ini juga berkaitan dengan ekonomi yang melambat. Pemerintah dituntut
untuk terus fokus dalam menindak korupsi dan banyak kota yang mulai menertibkan kepemilikan mobil demi mengurangi
kemacetan lalu lintas dan polusi udara.
IT

InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015 45


insideevent

Seminar Eksklusif:
Hadapi Pemeriksaan
Pajak & Transfer Pricing
Bersama DDTC

Pemeriksaan pajak merupakan langkah yang dilakukan oleh otoritas luas, DDTC menyelenggarakan
agenda pemerintah yang dilakukan pajak belakangan ini juga menunjukkan seminar eksklusif bertajuk “Strategi
sebagai salah satu upaya untuk semakin meningkatnya fokus otoritas Mempersiapkan dan Menghadapi
meningkatkan penerimaan pajak. Untuk pajak atas isu transfer pricing dan Pemeriksaan Pajak dan Transfer Pricing”
mencapai target penerimaan, otoritas peningkatan frekuensi pemeriksaannya. pada Rabu (09/09/2015) lalu. Acara
pajak melakukan perluasan cakupan Sebagai wujud dedikasi DANNY ini diharapkan dapat mempersiapkan
pemeriksaan dan mengembangkan DARUSSALAM Tax Center (DDTC) peserta yang hadir dalam menghadapi
strategi pengamanan penerimaan untuk memberikan edukasi di bidang pemeriksaan pajak dan transfer pricing.
dengan pemeriksaan serta peningkatan perpajakan kepada masyarakat Peserta yang tentunya merupakan
kepatuhan. Tidak hanya itu, berbagai Wajib Pajak, harus memahami strategi

46 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


insideevent
dalam menghadapi pemeriksaan dan
meningkatkan pengetahuan diri agar
terhindar dari pembayaran pajak dan
sanksi yang seharusnya tidak terutang,
serta tepat dalam melaksanakan hak
dan kewajiban perpajakannya.
Acara dibuka dengan presentasi
singkat seputar profil dan pencapaian
DDTC oleh Darussalam (Managing
Partner DDTC) sebagai bentuk
sambutan selamat datang kepada
para peserta. Sebelum masuk sesi
pertama, B. Bawono Kristiaji (Partner
of Research & Training Services DDTC)
memberikan gambaran mengenai
kondisi perpajakan terkini dalam
lanskap domestik dan internasional.
Kemudian, David Hamzah Damian
(Partner of Tax Compliance & Litigation
Services DDTC) yang didampingi oleh
Anggi Tambunan (Manager of Tax
Compliance & Litigation Services
DDTC) pada sesi pertama memaparkan
strategi dalam menyelesaikan sengketa
pajak, mulai dari pemeriksaan sampai
tahap peninjauan kembali. Dalam
seminar ini, peserta dijelaskan bahwa
semakin lama proses yang ditempuh
Wajib Pajak dalam menyelesaikan
sengketa, posisi Wajib Pajak untuk
menang pun semakin kecil. David
dan Anggi juga memberikan tips dan
trik yang telah digunakan oleh DDTC
selama bersengketa di Pengadilan
Pajak.
Setelah santap siang, Ganda C.
Tobing (Senior Manager International
Tax/Tax Compliance & Litigation
Services DDTC) mengantarkan peserta
ke sesi kedua dengan menjelaskan
mengenai pentingnya pengelolaan
fungsi pajak di suatu perusahaan. Lalu,
pada sesi kedua, Untoro Sejati (Senior
Manager Transfer Pricing Services
DDTC) dan Yusuf W. Ngantung (Senior
Manager International Tax/Transfer
Pricing Services DDTC) berkolaborasi
menjelaskan secara mendalam tentang
penyelesaian sengketa transfer pricing.
Menurut Untoro dan Yusuf, fakta dan
kondisi yang ada di lapangan pada
tahap pemeriksaan menjadi kunci
penyelesaian sengketa. Lebih lanjut,
Pada penghujung acara yang sebelum akhirnya ditutup oleh Danny
strategi menghadapi pemeriksaan
berlokasi di Harris Hotel & Conventions Septriadi (Senior Partner DDTC) dan
transfer pricing ini dijabarkan melalui
(Kelapa Gading, Jakarta) ini, beberapa diikuti foto bersama dengan para
dan studi kasus sehingga sangat
peserta menyampaikan apresiasinya pembicara dan peserta. IT

menarik perhatian para peserta.


dalam bentuk testimonial untuk DDTC, - Gallantino Farman -

InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015 47


insideevent

Beneficial Ownership,
Sebuah Konsep Hukum?

M
akna yang ‘saklek’ nampaknya “Selama lebih dari 30 tahun setelah
sukar diberikan untuk konsep
beneficial ownership (BO) dan
diperkenalkan dalam OECD Model,
menjadi perdebatan panjang dalam konsep beneficial ownership masih sering
kancah hukum pajak internasional. diperdebatkan.”
Oleh karena itu, Selasa (22/09/2015) - Adolfo Martin Jimenez, “Beneficial Ownership: Current Trends,”
lalu, DANNY DARUSSALAM Tax Center World Tax Journal (Februari 2010) -
(DDTC) kembali mengadakan seminar
yang kali ini bertajuk “Treaty Shopping
and Beneficial Ownership Concept in Seminar dimulai dengan tax planning yang baik dengan risiko
Tax Treaties”. Mengangkat tema ini, pembahasan materi mengenai sejarah pemeriksaan yang kecil untuk kegiatan
tax expert DDTC yang diwakili oleh terbentuknya konsep BO oleh para bisnis mereka. Tidak hanya itu, peserta
Yusuf W. Ngantung (Senior Manager pembicara. Peserta yang terdiri dari juga disuguhkan dengan perkembangan
of International Tax/Transfer Pricing manajer, bendahara, tax analyst, terkini terkait dengan OECD Discussion
Services), Ganda C. Tobing (Senior staf pajak dari berbagai perusahaan Draft of Beneficial Owner, BEPS
Manager of International Tax/Tax dan mahasiswa terlibat aktif dalam Action Plan dan perundingan perjanjian
Compliance & Litigation Services) seminar kali ini. Seminar ini dirancang terbaru antara Indonesia dan salah satu
dan Anggi P.I. Tambunan (Manager of sedemikian rupa agar tidak hanya negara partner tax treaty.
Tax Compliance & Litigation Services) paham mengenai konsep BO dan treaty Salah satu fenomena berkaitan
berbagi ilmu kepada para peserta shopping, tetapi juga agar para peserta dengan konsep BO adalah fenomena
seminar. nantinya mampu menggunakan skema treaty shopping, yaitu suatu skema

48 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


insideevent
yang dilakukan oleh perusahaan dari
suatu negara dengan tujuan untuk
mendapatkan, misal fasilitas penurunan
tarif yang disediakan oleh tax treaty,
oleh subjek pajak yang sebenarnya
tidak memiliki hak untuk mendapatkan
fasilitas tersebut. Penyalahgunaan
tax treaty ini juga seringkali disebut
sebagai tax abusive. Hal ini berkaitan
dengan penggunaan pasal-pasal dalam
tax treaty yang tidak sesuai dengan
maksud dan tujuan pembuatannya
yaitu guna menghindari pajak berganda
dan mencegah terjadinya penghindaran
pajak.
Pembahasan dalam seminar pun
berlanjut dengan penyajian kasus-
kasus BO yang terjadi baik dari dalam
dan luar negeri. Setelah santap siang,
acara dilanjutkan dengan pembahasan
fakta penyelesaian kasus di Indonesia.
Pada sesi ini, pembicara memberikan
gambaran pola pada banyak sengketa
BO yang terjadi di Indonesia. Salah
satu pola yang seringkali terlihat adalah
ketika majelis hakim menyatakan
bahwa definisi BO yang dipakai
suatu perusahaan haruslah diartikan
sesuai dengan makna internasional.
Namun pada faktanya, saat menguji
keberadaan BO, kebanyakan majelis
hakim kembali melihat ke substansi
ekonomis dibandingkan dengan legal
formalnya, sehingga terlihat kurang
konsisten.
Memasuki sesi penutup, pembicara
memberikan beberapa catatan penting
kepada para peserta, antara lain
sesungguh BO adalah isu hukum
dan bukan merupakan isu ekonomi.
Sebenarnya, konsep BO yang
dikategorikan sebagai anti-avoidance
masih seringkali diperdebatkan.
Berbagai kasus yang terjadi di luar negeri
mengindikasikan konsep BO tidak lagi
sebagai tools for anti-avoidance tetapi
hanya sebagai suatu konsep dalam
pembagian hak pemajakan semata.
Seminar yang dimulai pukul 9
pagi sampai dengan jam 5 sore ini
ditutup dengan acara foto bersama
antara peserta dan pembicara. Peserta
juga dipersilakan untuk berkunjung
ke perpustakaan DDTC yang lengkap
dengan buku-buku seputar perpajakan
internasional.IT

- Dienda Khairani -

InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015 49


insideevent

Transfer Pricing Course (Batch 7):


Memahami Konsep dan Praktik
Transfer Pricing

T
opik mengenai transfer pricing (DDTC) secara konsisten memberikan para pengajar. Seluruh sesi pertemuan
seakan tidak pernah habis kesempatan seluas-luasnya bagi dilaksanakan setiap hari Sabtu pukul
untuk dibicarakan. Ketentuan semua pihak untuk mempelajari dan 09.30-15.30 WIB, kecuali untuk ujian
transfer pricing terus bergerak menuju mendalami konsep dan praktik transfer yang dilaksanakan pukul 09.30-12.00
arah perubahan guna mengikuti pricing baik di tingkat internasional WIB.
perkembangan struktur bisnis yang maupun domestik, salah satunya Di sesi pertama, para peserta
semakin dinamis dan kompleks. melalui program Transfer Pricing (TP) diperkenalkan mengenai konsep dan
Dengan demikian, perkembangan ilmu Course. kerangka dasar ilmu transfer pricing
mengenai transfer pricing mau tidak Pada periode 8 Agustus-5 September serta tren terkini terkait perkembangan
mau pada akhirnya perlu dipelajari 2015 lalu, DDTC kembali menggelar TP isu transfer pricing yang penting untuk
dan dipahami secara mendalam dan Course (Batch 7). Kursus ini diikuti oleh diketahui. Selain itu disampaikan pula
kontinu, terutama bagi para stakeholder 23 peserta. Dalam periode kurang lebih mengenai prinsip arm’s length dan
di bidang perpajakan. satu bulan, kursus ini dibagi menjadi gambaran analisis transfer pricing.
Perhatian pada isu transfer 4 sesi pertemuan untuk penyampaian Di sesi kedua, Untoro Sejati (Senior
pricing pun semakin meningkat, materi dan 1 sesi pertemuan khusus Manager of Transfer Pricing Services
baik dari sisi otoritas pajak maupun untuk ujian para peserta (paper DDTC) mengulas secara mendalam
wajib pajak itu sendiri. Untuk itulah, examination) terkait dengan materi- mengenai konsep kesebandingan
DANNY DARUSSALAM Tax Center materi yang sudah disampaikan oleh (comparability) dan pengukuran

50 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


insideevent
(measurement) dalam prinsip arm’s
length. Dalam sesi ini dipaparkan
pula mengenai metode-metode dalam
melakukan analisis transfer pricing.
Untuk sesi ketiga, materi kursus
menjadi lebih spesifik, di antaranya
mengenai transfer pricing atas transaksi
harta tak berwujud (intangibles),
cost contribution arrangement (CCA),
restrukturisasi bisnis, transaksi jasa
intra-grup (intra-group services),
dan transaksi pembiayaan intra-grup
(intra-group financing). Materi-materi
tersebut dipaparkan secara mendalam
oleh B. Bawono Kristiaji (Partner of
Research and Training Services DDTC)
dan Yusuf Wangko Ngantung (Senior
Manager of Transfer Pricing Services/
International Tax DDTC).
Sedangkan di sesi materi
keempat, David Hamzah Damian
(Partner of Compliance & Litigation
Services DDTC) dan Yusuf Wangko
Ngantung menjelaskan mengenai
isu-isu kepatuhan (compliance)
dan penyelesaian sengketa (dispute
resolution) dalam ranah transfer
pricing. Selanjutnya, pemberian materi
kursus ini ditutup dengan pembahasan
mengenai analisis transfer pricing
secara praktis. Materi terakhir ini
disampaikan oleh Romi Irawan (Partner
of Transfer Pricing Services DDTC),
Untoro Sejati, dan Yusuf Wangko
Ngantung. Setelah penyampaian materi
selesai, dilakukan ujian tertulis untuk
menguji sejauh mana para peserta
dapat menyerap ilmu transfer pricing
yang telah diberikan.
Secara umum, selama program TP
Course ini berlangsung, para peserta
cukup antusias dan aktif berdiskusi
mengenai materi yang disampaikan
oleh para pengajar di setiap sesinya.
Ke depan, isu mengenai transfer
pricing ini dapat diperkirakan akan
terus berkembang dan menjadi tren
sendiri dalam dunia perpajakan.
Meskipun demikian, melalui TP Course
ini para peserta dapat memiliki bekal
untuk memahami konsep dan praktik
transfer pricing secara mendasar.
Lebih jauh lagi, ilmu yang diperoleh
dapat digunakan untuk menghadapi
persoalan maupun sengketa transfer
pricing di masa mendatang. IT

- Awwaliatul Mukarromah -

InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015 51


insideevent

In-house Training Unilever:


Pentingnya ‘Membaca’ Tax Treaty
T
ax treaty merupakan salah satu 13.00-17.00 WIB. Pembahasan (UNILEVER) yang menjadi peserta.
jenis perjanjian internasional dimulai dengan pengenalan mengenai Berkaitan dengan nature of business
yang paling banyak terdapat di pajak internasional dan tax treaty, yang dilakukan oleh UNILEVER, peserta
dunia. Setidaknya terdapat 3000 yang disambung dengan step by step dituntut untuk dapat beradaptasi
lebih tax treaty yang sudah dirancang mengaplikasikan tax treaty, termasuk dengan memahami transaksi-transaksi
dan dipergunakan untuk kepentingan tips & trik cara ‘membaca’ tax treaty, luar negeri yang dilakukan. Kemudian,
kerjasama antar negara. Menariknya, kasus hukum terkait interpretasi, dan peserta juga diajari bagaimana
dari jumlah tersebut, tax treaty yang ketentuan terbaru dalam tax treaty ‘membaca’ struktur kalimat tax treaty
dipergunakan di setiap negara memiliki antara Indonesia-Belanda. antara Indonesia dengan negara lain,
penggunaan kata dan struktur kalimat Dalam in-house training tersebut, agar tidak terjadi kesalahan dalam
yang hampir sama. Yusuf mengangkat studi kasus menerapkan ketentuan perpajakan.
“Tentunya hal ini menguntungkan, mengenai tax treaty antara: Indonesia- Pelatihan yang cukup singkat ini
karena jika bisa memahami satu saja Belanda, Indonesia-UK, dan Indonesia- memberikan kesan hangat dan santai.
struktur kalimat yang dipergunakan Singapura. Menurut Yusuf, struktur kata Para peserta training dengan leluasa
dalam suatu tax treaty, maka kita dalam tax treaty sudah didesain sejak dapat bertanya kepada pembicara
akan dapat memahami hampir semua hampir setengah abad yang lalu dan selama acara berlangsung. Diharapkan
tax treaty yang ada di dunia,” ucap telah berkembang dengan amat pesat. ke depannya dengan pelatihan ini dapat
Yusuf W. Ngantung (Senior Manager Memang pemilihan kata dalam treaty membantu tim pajak dari UNILEVER
of International Tax/Transfer Pricing yang ada saat ini terlihat kompleks, untuk lebih siap menghadapi gejolak
Services di DANNY DARUSSALAM namun dengan pemahaman dan bisnis yang mereka rasakan dan dapat
Tax Center) dalam sesi in-house pengalaman yang cukup, sebenarnya lebih mudah mengerti tax treaty.IT

training yang diisi olehnya pada Jumat tax treaty dapat mudah dipahami. -Dienda Khairani-
(11/09/2015) lalu di Graha Unilever, Dalam in-house training kali ini,
Jakarta. turut hadir direktur dan manajer beserta
Acara ini berlangsung dari pukul para staf bagian perpajakan PT Unilever

52 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


insideevent

ASEAN CSO Meeting di Bali:


Membangun Harmonisasi
Pajak di ASEAN
Perkumpulan Prakarsa yang Indonesia yang memiliki pengalaman, Di kawasan ASEAN, geliat perang
merupakan co-chair “The Asian kompetensi dan kepedulian mengenai pajak sudah mulai tampak sejak medio
Tax and Fiscal Justice Alliance” kebijakan pajak. Dari Indonesia 1990-an, seperti dipaparkan oleh
untuk sub-regional Asia Tenggara beberapa organisasi yang hadir adalah Setyo Budiantoro, Direktuf Eksekutif
telah menyelenggarakan pertemuan DANNY DARUSSALAM Tax Center, Perkumpulan Prakarsa. Kasus terakhir
“Knowledge Sharing and the Setting of Indonesia Corruption Watch (ICW), terjadi pada tahun 2014 ketika
Tax Advocacy Agenda for ASEAN’s Civil Tax Center Universitas Indonesia, dan Indonesia menawarkan pembebasan
Society Organizations” tanggal 27-28 organisasi lainnya. Pajak Penghasilan (PPh) Badan
Agustus 2015 di Bali. Pertemuan ini Menjelang penerapan Masyarakat selama 10 tahun untuk menggaet
merupakan rangkaian acara pertemuan Ekonomi ASEAN (MEA) di penghujung investasi Samsung, sementara Vietnam
yang sebelumnya diadakan di Bangkok 2015, mobilitas keuangan, modal menawarkan pembebasan pajak dalam
pada tanggal 1–2 September 2014 dan tenaga kerja yang semakin bebas durasi yang lebih panjang, yaitu 15
dengan tema “Asia Tax Justice di antara negara-negara di kawasan tahun.
Assembly: Building a Network on Tax Asia Tenggara menimbulkan peluang “Perang pajak di antara negara-
Justice in Asia and Advancing Tax dan tantangan tersendiri. Pada level negara di kawasan yang sama akan
Justice Campaigning in the Region”. negara, muncul kekhawatiran bahwa memicu race to the bottom, seperti
Dikemas dalam format diskusi, pemerintah masing-masing negara pengalaman di kawasan Uni Eropa dan
acara ini dihadiri perwakilan organisasi anggota ASEAN akan bersaing untuk Afrika. Untuk mengantisipasi kompetisi
dan berbagai lembaga dari Filipina, menarik investasi asing, terutama yang tidak sehat dan setiap negara di
Thailand, Vietnam, Timor Leste dan melalui kebijakan perpajakan. ASEAN justru dirugikan, diperlukan

InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015 53


insideevent

upaya harmonisasi kebijakan pajak,”


tutur Budi.
Di sisi lain, upaya untuk terus
meningkatkan penerimaan negara
dari pajak terus dilakukan. Pada
2012, Filipina akhirnya mengesahkan
pembaharuan regulasi pengenaan sin
tax (cukai) untuk mengurangi konsumsi
rokok, meningkatkan derajat kesehatan
dan sekaligus penerimaan negara.
Hal ini disampaikan oleh Filomeno
Sta. Ana III dari Action for Economic
Reform. Filomeno menggarisbawahi
peran signifikan kerjasama organisasi
masyarakat sipil maupun lembaga riset
melalui berbagai upaya kampanye,
advokasi dan usulan konkret reformasi
perpajakan.
Sophapan Ratanachena dari
Southeast Asia Tobacco Control
Alliance mempresentasikan tentang
praktik-praktik penghindaran pajak
yang dilakukan industri rokok di
negara-negara ASEAN. Mulai dari
modus menimbun stok produk
sebelum dilakukan aturan pajak baru,
penyelundupan produk rokok, proses
produksi ilegal, pemalsuan cukai rokok,
hingga praktik-praktik transfer pricing
dimana perusahaan besar membentuk
anak perusahaan berskala kecil untuk
penghindaran pajak. IT

- Perkumpulan Prakarsa -

54 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


insideevent

Company Visit DDTC:


Solusi Mahasiswa saat Haus
“Education is the
Transfer Pricing
most powerful weapon
which you can use to
change the world.”
- Nelson Mandela -

S
eperti kata tokoh terkemuka dunia
yang sukses mengubah kehidupan
di Afrika Selatan, Nelson Mandela
menyerukan bahwa pendidikan
merupakan senjata paling powerful
dalam mengubah dunia. Mengejar
pendidikan tidak melulu melalui
pendidikan formal. Bahkan, mengikuti
kegiatan di luar kampus seperti ikut
organisasi, kita dapat menemukan
banyak ilmu baru. Temukan, ikuti, atau
ciptakanlah organisasi yang haus akan
ilmu.
Rabu (16/09/2015) lalu, DANNY
DARUSSALAM Tax Center (DDTC)
dikunjungi oleh salah satu organisasi
yang haus akan ilmu perpajakan
terutama dalam bidang transfer pricing.
Berlatar belakang ketidakpuasan
akan ilmu transfer pricing yang
diperoleh di universitas, organisasi
mahasiswa independen yang bernama
D’Generation of Tax dari Fakultas
Ekonomi Universitas Trisakti ini
memilih company visit dalam rangka
pelatihan transfer pricing ke DDTC
untuk memuaskan keinginan mereka
menambah ilmu transfer pricing. mendapat pengenalan mengenai riuh. Seluruh pertanyaan yang
Dimulai dari pukul 09.00 WIB definisi transfer pricing, mengapa dilontarkan para pembicara mampu
hingga tengah hari, 25 mahasiswa terjadi abuse of transfer pricing, dijawab peserta dengan baik. Tidak
anggota D’Generation of Tax yang aplikasi arm’s length principle untuk heran jika D’Generation of Tax berinisiatif
dipimpin oleh ketua pelaksana Virman menilai kewajaran transaksi, serta dalam mengajukan kunjungan dalam
Dwi Prasetyo, diberi suguhan mengenai langkah-langkah analisis dalam transfer rangka mengenal transfer pricing
transfer pricing. Acara dibuka dengan pricing document (TP Doc) oleh salah ke DDTC karena ketertarikan para
pengenalan DDTC, lalu dilanjutkan satu Transfer Pricing Specialist DDTC, mahasiswa ini memang sudah sangat
oleh B. Bawono Kristiaji (Partner Tax Adzka Fikri Fadhilah. besar. DDTC dengan bangga dan senang
Research & Training Services). Pria Untuk menghangatkan penutupan hati membagikan ilmu tersebut kepada
yang akrab disapa Aji ini menjelaskan kunjungan ini, DDTC mengadakan para penerus masa depan perpajakan
mengenai latar belakang munculnya kuis tanya jawab berhadiah buku Indonesia. IT

isu dan gambaran umum mengenai “Membatasi Kekuasaan untuk - Tati Pertiwi -
transfer pricing. Setelah penjelasan Pengenaan Pajak” terbitan DDTC dan
dari Aji, D’Generation of Tax juga membuat suasana menjadi semakin

InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015 55


insideevent

Jentera:
Sekolah Pembaru Hukum

S
enin (14/09/2015) pagi,
merupakan hari bersejarah bagi
Sekolah Tinggi Hukum atau STH
Indonesia Jentera. Berlokasi di Puri
Imperium (Kuningan, Jakarta), STH
Indonesia Jentera menyelenggarakan
Sidang Terbuka Penyambutan
Mahasiswa Baru dan Pembukaan
Tahun Akademik 2015- 2016. STH
Indonesia Jentera didirikan pada 1
Juli 2011 oleh Yayasan Studi Hukum
dan Kebijakan Indonesia atau YSHK,
sebuah organisasi nirlaba yang memiliki
pandangan mengenai pentingnya
pembaruan (reformasi) hukum yang
mendasar di Indonesia.
Sidang Terbuka ini dibuka oleh Dr.
Yunus Husein, S.H., LLM. selaku Ketua
STH Indonesia Jentera dengan tiga
ketukan palu. Salah satu agenda sidang
adalah pembacaan laporan proses dan
hasil seleksi penerimaan mahasiswa
baru. Proses seleksi mahasiswa tahun
akademik 2015-2016 dilakukan
selama bulan April - September,
melalui empat jalur penerimaan, yaitu
beasiswa Jentera, beasiswa Integritas,
beasiswa Munir Said Thalib, dan jalur
umum. Dari 80 calon mahasiswa
yang mengikuti proses seleksi, terpilih
20 mahasiswa yang diharapkan akan
menjadi representasi pembaruan
hukum di masa mendatang. Kesamaan mahasiswa akan dihadapkan dengan tahun mengabaikan sistem hukum.
visi yang dimiliki oleh Jentera dan lingkungan yang akan mendorong dan Seharusnya hukum dan ekonomi
DANNY DARUSSALAM Tax Center menginspirasi terjadinya upaya-upaya dapat maju bersama-sama mengatasi
(DDTC) dalam berkontribusi untuk pembaruan hukum. Ketiga, ikatan masalah yang ada. Intinya adalah
kemaslahatan negeri, membuat DDTC program magang yang dirancang percepatan pembaruan hukum dan
tidak sungkan untuk menjadi salah satu khusus bersama firma-firma hukum mahasiswa Jentera harus melanjutkan
donor bagi mahasiswa terpilih tersebut. ternama di Indonesia. optimisme ini.
Yunus Husein, dalam pidato Setelah perkenalan Jentera, sidang Singkat cerita, adanya Jentera
singkatnya bercerita tentang tiga hal dilanjutkan dengan orasi ilmiah dari dimaksudkan menjadi ruang
yang membedakan Jentera dengan Prof. Mardjono Reksodiputro selaku bertemu yang inspiratif untuk
sekolah hukum lainnya di Indonesia. salah satu senat yang hadir. Melalui berbagi pengetahuan, ide, gagasan,
Pertama, metode belajar yang unik dan orasinya, Prof. Mardjono menyatakan dan pengalaman antara akademisi,
diyakini akan mendorong mahasiswa tidak adanya kepastian hukum di komunitas hukum, dan juga komunitas
untuk lebih aktif tidak hanya di Indonesia ternyata memang menjadi lain, baik yang terkait langsung maupun
dalam kelas, tetapi juga di luar kelas. masalah utama. Ketidakpastian ini tidak langsung dengan bidang hukum.
Kedua, keberadaan Jentera di antara disebabkan oleh politik pembangunan IT

komunitas pembaru hukum. Di Jentera, ekonomi yang selama kurang lebih 30 - Gallantino Farman -

56 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


students’corner
Beneficial Ownership
Berkaitan dengan
Capital Gain,
Mungkinkah?
ARI MURDIYANTO
Mahasiswa Diploma IV
Akuntansi STAN

B
enjamin Franklin pernah berkata,
“In this world, nothing can
be said to be certain, except
death and taxes”. Namun, benarkah
kepastian di dunia ini hanya kematian
dan pajak? Menurut saya tidak. Ada
satu lagi sebuah kepastian di dunia ini,
yaitu perubahan. Ya, perubahan adalah
keniscayaan. Manusia berubah menjadi
tua dan dewasa, lingkungan sekitar
juga dapat berubah, teknologi berubah
menjadi semakin maju, apa saja pasti
berubah. Tak terkecuali perubahan
pada dunia perpajakan internasional.
Pada awalnya, konsep beneficial
ownership hanya muncul pada Pasal
10, 11, 12 OECD Model yaitu atas
penghasilan berupa dividen, bunga, dan
royalti. Namun, wacana penambahan
lingkup konsep beneficial ownership
yang memasukkan capital gain mulai
mengemuka. Terdapat perbedaan
pendapat tentang hal itu. Perdebatan
dalam menginterpretasikan beneficial
ownership saja belum reda, kini shopping2; (ii) terdapat negara yang terjadi di India.
perdebatan apakah capital gain layak sudah memasukkan capital gain dalam Alasan pertama, konsep beneficial
dimasukkan dalam konsep beneficial konsep beneficial ownership pada tax ownership pada awalnya memang
ownership menambah rumitnya dunia treaty; dan (iii) terdapat penyelesaian dibuat untuk mencegah penyalahgunaan
perpajakan internasional. kasus terkait capital gain menggunakan tax treaty melalui treaty shopping.
konsep beneficial ownership. Salah Karena tidak dimasukkan dalam
Capital Gain dalam Konsep satu kasus yang berhubungan dengan konsep beneficial ownership, transaksi
Beneficial Ownership? hal ini adalah kasus Aditya Birla Nuvo yang berkaitan dengan capital gain
Ltd v. DDIT High Court of Bombay yang berpotensi disalahgunakan melalui
Setidaknya ada 3 alasan kenapa
capital gain seharusnya dimasukkan treaty shopping. Dalam OECD Model
dalam konsep beneficial ownership,
manfaat tax treaty, namun menggunakan individu lain dan UN Model, diatur bahwa capital
atau badan hukum lain sehingga dapat memperoleh
yaitu: (i) transaksi yang berkaitan manfaat tax treaty yang tidak tersedia secara langsung gain dipajaki hanya di salah satu
dengan capital gain berpotensi 2. Suatu skema untuk mendapatkan fasilitas penurunan negara kontrak. Potensi dilakukannya
tarif pemotongan pajak (withholding taxes) yang
dijadikan treaty abuse1 melalui treaty disediakan oleh suatu perjanjian penghindaran pajak
treaty shopping terjadi jika capital
berganda atau tax treaty oleh subjek pajak yang tidak gain adalah objek pajak bertarif rendah
berhak untuk mendapatkan fasilitas penurunan tarif atau bahkan tidak dipajaki di negara
1. Situasi dimana seseorang yang tidak berhak atas pemotongan pajak tersebut

InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015 57


students’corner
kontrak lainnya. Itulah yang terjadi negara yang sudah memasukkan
pada kasus Aditya Birla Nuvo Ltd capital gain dalam konsep beneficial

“A
(ABNL) v. DDIT High Court of Bombay. ownership pada tax treaty. Walaupun
Idea (sebelumnya bernama dalam OECD Model dan UN Model da 3 alasan
Birla Communication Ltd) bergabung konsep beneficial ownership masih kenapa
dalam joint venture agreement (JVA) terbatas pada penghasilan berupa
dengan AT&T Wireless Service Inc. dividen, bunga, dan royalti, namun
capital gain
(US) yang dimiliki oleh AT&T Corp. -walaupun tidak banyak- terdapat seharusnya dimasukkan
(US) pada tahun 1995. Berdasarkan negara yang memasukkan capital gain dalam konsep
JVA tersebut, AT&T mengakuisisi 49% dalam konsep beneficial owner pada beneficial ownership,
saham Idea, dan Birla Group memiliki aturan tax treaty yang mereka buat. yaitu: (i) transaksi yang
51% saham. Salah satunya tax treaty Singapura- berkaitan dengan
Berdasarkan JVA tersebut, saham Israel. Pada pasal 13 ayat (6) tax
treaty tersebut, menyebutkan “Gain
capital gain berpotensi
di Idea dapat diakui oleh AT&T-US dijadikan treaty
dan Birla Group baik dengan nama derived by a resident of a Contracting
mereka sendiri atau melalui “permitted State from the alienation of any abuse melalui treaty
transferee”, yaitu anak perusahaan property other than that referred to shopping; (ii) terdapat
dari para pelaku JVA. Berdasarkan in paragraphs 1, 2, 3 and 4, shall be negara yang sudah
hal itu, 49% saham Idea dimiliki oleh taxable only in the Contracting State memasukkan capital
AT&T-Mauritius (permitted transferee of which the alienator is a resident, if
that resident is the beneficial owner of
gain dalam konsep
dari AT&T-US) dan 51% saham dimiliki beneficial ownership
oleh ABNL (permitted transferee dari the property from which the capital
Birla Group). Pada tahun 2000, Tata gain are derived”. pada tax treaty;
Cellular Ltd. (milik Tata Group of India) Capital gain yang diatur di dalamnya dan (iii) terdapat
memutuskan untuk bergabung dengan sesuai dengan pasal 13 ayat (1), (2), penyelesaian kasus
JVA. Pada tahun 2004, AT&T-US (3), dan (4), yaitu yang berhubungan terkait capital gain
berubah nama menjadi New Cingular dengan pemindahtanganan menggunakan konsep
Wireless Service (NCWS) setelah harta tak bergerak, keuntungan beneficial ownership.”
diakuisisi oleh Cingular Wireless LCC, dari pemindahtanganan saham,
USA. NCWS memutuskan untuk keluar pemindahtanganan harta bergerak
dari joint venture pada tahun 2005. bagian dari properti bisnis Bentuk Usaha
Berdasarkan perjanjian, saham milik Tetap (BUT), dan pemindahtanganan
NCWS harus ditawarkan dulu ke pihak kapal atau pesawat. Dimasukkannya OECD Model dan UN Model.
lain dalam joint venture. Birla dan Tata capital gain dalam konsep beneficial
setuju mengambil alih saham NCWS ownership menunjukkan bentuk kehati- Menurut Prof. Phillip Baker,
sebesar 300 juta dolar, dibagi dua hatian Singapura dan Israel akan identifikasi beneficial owner dari capital
sama rata. adanya treaty abuse. Terbukti, dengan gain relatif sedikit lebih sulit. Sulit bagi
absennya konsep beneficial ownership semua otoritas pajak, terutama yang
Masalah muncul akibat keluarnya berada di negara-negara berkembang
NCWS, yang otomatis membuat AT&T- atas capital gain dalam tax treaty India
dan Mauritius, dapat memunculkan karena mereka memiliki jumlah
Mauritius keluar dari joint venture. staf terlatih yang lebih sedikit untuk
Berdasarkan tax treaty India dan kasus Aditya Birla Nuvo Ltd v. DDIT
High Court of Bombay. mengatasi masalah tersebut.3 Pendapat
Mauritius, hak perpajakan sehubungan itulah yang mungkin menjadi alasan
dengan capital gain yang timbul dari Lalu, bagaimana dengan Indonesia? kenapa Indonesia tidak memasukkan
pemindahtanganan saham suatu Konsep beneficial ownership di capital gain dalam aturan beneficial
perusahaan diberikan kepada negara Indonesia diatur dalam Surat Edaran ownership. Walaupun lebih banyak
tempat tinggal, dan Mauritius memilih Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-04/ negara yang belum memasukkan
untuk tidak memajaki capital gain. PJ.34/2005. Dalam peraturan tersebut capital gain dalam konsep beneficial
Atas hal tersebut, Birla dan Tata tidak disebutkan bahwa “beneficial owner” ownership, namun adanya tax treaty
melakukan pemotongan pajak atas adalah pemilik yang sebenarnya dari Singapura-Israel yang mengatur hal
capital gain. Padahal diketahui bahwa penghasilan berupa dividen, bunga tersebut membuktikan bahwa hal
AT&T-Mauritius dimiliki oleh NCWS dan/atau royalti baik Wajib Pajak tersebut dapat diaplikasikan.
USA. Di sanalah terjadi potensi treaty Orang Pribadi maupun Wajib Pajak
abuse, jika capital gain tidak masuk Badan, yang berhak sepenuhnya untuk Alasan terakhir, capital gain
dalam konsep beneficial ownership. menikmati secara langsung manfaat seharusnya masuk dalam konsep
Itulah alasan pertama seharusnya penghasilan-penghasilan tersebut. beneficial ownership karena sudah
capital gain dimasukkan dalam konsep Tidak ada capital gain di sana.
3. Economic and Social Council, Progress Report of
beneficial ownership. Indonesia masih menganut konsep Subcommitee on ImproperUse of Tax Treaties: 20
Alasan kedua adalah terdapat beneficial ownership sesuai dengan Oktober 2008 to 24 Oktober 2008, International
Organizations’ Documentation IBFD

58 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


students’corner
terdapat bukti penyelesaian kasus beneficial owner dalam kasus
terkait capital gain menggunakan tersebut karena berbeda dengan kasus
konsep beneficial ownership, yaitu yang berhubungan dengan dividen,
atas kasus Aditya Birla Nuvo Ltd v. bunga, dan royalti, kondisi beneficial
DDIT High Court of Bombay. Walaupun ownership yang berkaitan dengan

“S
dalam hukum domestik India tidak capital gain tidak ditemukan dalam tax
mencantumkan capital gain dalam treaty India - Mauritius maupun dalam ejak
konsep beneficial ownership, namun OECD Model dan UN Model. Apapun pertama kali
faktanya, dalam penyelesaian kasus kritik tersebut, faktanya adalah konsep ditampilkan
tersebut Pengadilan Tinggi Bombay beneficial ownership diperkenalkan di
memfokuskan pada aspek beneficial OECD Model untuk mengatasi kasus-
dalam OECD
ownership. Salah satu keputusan kasus treaty shopping melalui agen Model pada tahun
pengadilan atas kasus tersebut adalah atau nominee dalam kasus dividen, 1977, konsep
AT&T-Mauritius sebagai permitted bunga, dan royalti. Tidak ada alasan beneficial ownership
transferee terikat oleh JVA dan tidak mengapa konsep yang sama tidak dapat telah mengalami
bisa mandiri menjalankan haknya diterapkan dalam konteks capital gain, perjalanan yang
yang mengalir dari saham yang setidaknya dalam kasus agen murni
dialokasikan dalam namanya. Semua atau nominee seperti dalam kasus ini.
sangat panjang.”
hak-hak tersebut berada pada hak
di AT&T-USA. Hal itu menunjukkan Penutup
bahwa AT&T-Mauritius bukanlah
Sejak pertama kali ditampilkan
beneficial owner dari capital gain
dalam OECD Model pada tahun 1977,
atas pemindahtanganan saham yang
konsep beneficial ownership telah
dilakukan oleh NCWS.
mengalami perjalanan yang sangat
Dari ketiga alasan tersebut, alasan
Berdasarkan bukti-bukti yang panjang. Dinamisnya dunia perpajakan
bahwa transaksi yang berkaitan dengan
diperoleh dari penelaahan terhadap internasional dengan berbagai kasus
capital gain berpotensi mengakibatkan
JVA, dapat ditemukan fakta bahwa treaty shopping membuat konsep
treaty abuse menjadi alasan paling
perusahaan US-lah yang telah tersebut berkembang, bukan lagi
kuat kenapa capital gain harus
berinvestasi di India dan melakukan hanya mengakomodasi untuk dividen,
dimasukkan dalam konsep beneficial
penjualan saham yang memunculkan bunga, dan royalti, namun mulai
ownership. Alasan tersebut diperkuat
capital gain di India. Atas fakta muncul wacana untuk diperluas lagi,
dan dibuktikan dengan adanya negara
tersebut, dinilai bahwa adanya entitas khususnya yang berhubungan dengan
yang mengaplikasikan aturan tentang
Mauritius hanyalah sebagai ‘alat’ capital gain. Alasannya yaitu transaksi
hal tersebut dan bahkan sudah ada
untuk menghindari pembayaran pajak yang berkaitan dengan capital gain
bukti penyelesaian kasus sehubungan
di India. Oleh karena itu, pengadilan berpotensi dijadikan treaty abuse
dengan hal tersebut. Bagi otoritas pajak
tinggi memutuskan bahwa tax treaty melalui treaty shopping, terdapat
Indonesia, munculnya kasus beneficial
India - Mauritius tidak berlaku dalam negara yang sudah memasukkan
ownership berkaitan dengan capital
kasus ini. capital gain dalam konsep beneficial
gain ini dapat membukakan mata
Putusan pengadilan tersebut ownership pada tax treaty, dan terdapat
dan mempersiapkan diri menghadapi
pun menuai kontra. Terdapat kritik penyelesaian kasus terkait capital
potensi-potensi baru penyalahgunaan
yang menyoroti penggunaan kondisi gain menggunakan konsep beneficial
tax treaty.
IT

ownership.

Referensi
Sengupta, DP. “Aditya Birla Nuvo Ltd v. DDIT High Court of Bombay” Dalam Beneficial Ownership
Recent Trends, Michael Lang. Amsterdam. IBFD Publication, 2013
Economic and Social Council, Progress Report of Subcommitee on ImproperUse of Tax Treaties: 20
Oktober 2008 to 24 Oktober 2008, International Organizations’ Documentation IBFD
Tax Treaty Singapura – Israel
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-04/PJ.34/2005 tentang Petunjuk Penetapan Kriteria
Beneficial Owner Sebagaimana Tercantum Dalam Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda Antara
Indonesia Dengan Negara Lainnya

InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015 59


students’corner

ANDRA SUPRIATNA
Mahasiswa Akuntansi
(HIMATANSI) Universitas
Malikussaleh

NAC:
H
impunan Mahasiswa Akuntansi
Universitas Malikussaleh
(Himatansi Unimal) merupakan
suatu organisasi sebagai wahana untuk Saluran Kreatifitas
Mahasiswa Aceh
menyalurkan kreativitas kemahasiswaan
yang berdasarkan aspek pendidikan,
penelitian dan pengabdian masyarakat.
Bertujuan untuk melengkapi tri dharma
perguruan tinggi, yang memandang
luas perencanaan, penetapan, satu agenda reformasi di bidang penanya, dan penyerahan cendera mata
dan pelaksanaan suatu isu atau perpajakan di Indonesia yang masih dan piagam kepada para narasumber.
permasalahan dan perkembangan menuai kontroversi dan pro-kontra. Tax Kesimpulan yang diambil dari acara
dalam dunia akuntansi, Himatansi amnesty merupakan salah satu bentuk panel diskusi adalah bahwa penerapan
Unimal mengadakan suatu program terobosan dalam rangka peningkatan tax amnesty apabila diterapkan di
kegiatan bertaraf nasional bernama penerimaan negara dari sektor pajak yg Indonesia akan memberikan dampak
National Accounting Clinic (NAC) yang sekaligus upaya ekstensifikasi. Namun, positif yaitu meningkatnya pendapatan
diselenggarakan setiap tahunnya secara di sisi lain tax amnesty juga memiliki negara yang berasal dari pajak dan
berkesinambungan sejak tahun 2010. aspek ketidakadilan. dapat digunakan dalam APBN. Namun
Rangkaian kegiatan NAC yang ke- Untuk membahas tema ini, NAC terlepas dari itu untuk mempersiapkan
IV yang dimulai pada 14 september menghadirkan narasumber Benny kebijakan tax amnesty ini pemerintah
2015. Dalam kesempatan kali ini Gunawan Ardiansyah (Peneliti bersama dengan pihak-pihak terkait
dibuka oleh Perwakilan Gubernur Aceh Bidang Kebijakan Fiskal Kementrian harus membentuk payung hukum dan
yang diwakilkan oleh Abu Bakar, SH Keuangan) Muzzakir (BPKP Aceh), peraturan yang kuat agar kebijakan tax
bertempat di Aula GOR ACC Cunda Azhari, Samuel Chandra Sitompul dan amnesty ini tidak menjadi permainan
Universitas Malikussaleh. Acara ini Antonius (ketiganya berasal dari KPP pihak-pihak yang ingin memanfaatkan
mengangkat isu perpajakan yang Pratama Lhokseumawe). Diskusi panel untuk kepentingan pribadi, serta perlu
masih banyak menuai kontroversi, pro- narasumber yang berhubungan dengan sosialisasi menyeluruh agar program ini
kontra dan perdebatan, dengan tema dunia perpajakan ini memuat suatu tidak terkesan dirahasiakan.
“Implementasi Penerapan Tax Amnesty: hasil berupa manfaat, tantangan dan Kemudian dalam rangkaian kegiatan
Manfaat, Tantangan, dan Solusinya”. solusi dalam penerapan tax amnesty yang sama dihari kedua, bekerjasama
di Indonesia. Adapun dialog yang dengan Radio Republik Indonesia
Sebagai salah satu agenda dihadiri sekitar 400 lebih peserta ini
reformasi perpajakan yang dicanangkan (RRI) dalam menggelar dialog interaktif
berlangsung meriah, terutama saat di PRO 2 RRI Kota Lhokseumawe
pemerintah Indonesia adalah melakukan penampilan tim panduan suara dan tari
ekstensifikasi dan intensifikasi dengan narasumber Andra Supriatna
Himatansi mengisi kegiatan ini. (Ketua Himatansi Unimal), Budi
perpajakan. Hal ini berkaitan dengan
upaya peningkatan penerimaan negara Setelah sesi diskusi dengan para Sulaiman (Ketua HMJ AKS UIN-SU),
dari sektor pajak yang sekaligus upaya narasumber, acara dilanjutkan dengan T. Darul Qutni (DPN Ikatan Mahasiswa
peningkatan jumlah subyek dan obyek sesi tanya jawab yang menggambarkan Akuntansi Indonesia). Dialog ini juga
pajak. Wacana implementasi kebijakan tingginya antusias para peserta yang membahas wacana dan isu mengenai
yang berkaitan dengan pengampunan hadir dan dilanjutkan pemberian tax amnesty dan tanggapan mengenai
pajak (tax amnesty) merupakan salah bingkisan hadiah menarik bagi para penerapan tax amnesty di Indonesia. IT

60 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


students’corner

SPEKTAKULERNYA
INDONESIAN TAX FESTIVAL 2015

Pontianak, Makassar, Manado, Malang, yang dibacakan oleh pembawa acara.


Yogyakarta. Dari sekitar 46 tim yang Sepuluh tim terbaik yang berhak
mendaftar, dipilih 15 tim terbaik yang melanjutkan perjuangan ke babak
diundang ke Kampus STAN, Bintaro final diantaranya adalah 3 tim dari
untuk mengikuti acara puncak. Universitas Indonesia, 3 tim dari
Indonesia Spectaxcular, puncak Universitas Brawijaya, 2 tim dari
HANIF AYU SAVITRI acara yang dimulai dari hari Jumat Universitas Kristen Petra, dan 2 tim
(25/09/2015) lalu, menjadi penutup dari Universitas Trisakti.
Mahasiswa D3 Akuntansi
dari rangkaian acara. Babak semifinal Babak final yang diadakan pada hari
Politeknik Keuangan Negara
terdiri dari tiga kompetisi yang Sabtu (26/09/2015) di gedung I STAN,
STAN
diselenggarakan di gedung Student yang berisikan dua kompetisi, yakni:
Center STAN (Gedung SC STAN). Rolling Question di mana para finalis
Pertama, sesi Tax Me Out di mana

T
harus menjawab soal-soal perpajakan
ahun ini, Sekolah Tinggi para finalis mendapat ujian tulis secara pada tiap pos yang telah disediakan;
Akuntansi Negara (STAN) kembali individu yang terdiri dari 60 soal dan Rolling Rounds di mana para finalis
menyelenggarakan kegiatan pilihan ganda dalam 60 menit waktu mengerjakan soal rekonsiliasi Surat
perpajakan yang bernama Indonesian pengerjaan. Kedua, Tax Tic para finalis Pemberitahuan Badan Usaha Tetap
Tax Festival 2015. Sebelumnya mengerjakan 5 soal kasus tentang (SPT BUT). Pada babak final ini enam
telah dilakukan seleksi regional yang isu perpajakan secara berkelompok. tim terpaksa harus tersisih, yaitu 1 tim
dilaksanakan di 10 kota besar di Terakhir, sesi The Last Bee di mana para Universitas Indonesia, 1 tim Universitas
Indonesia yakni Balikpapan, Denpasar, finalis menuliskan jawaban pertanyaan Trisakti, 3 tim Universitas Brawijaya, 1
Medan, Jakarta, Pekanbaru, Palembang,

InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015 61


students’corner

tim Universitas Kristen Petra.


Empat tim yang lolos babak final
melanjutkan kompetisi di babak grand
final pada siang harinya yang terdiri dari
tiga kompetisi. Pertama dibuka dengan
sesi Taxcellent dua tim berdebat dengan
tema restitusi PPN di mana salah satu
tim dengan sudut pandang Wajib Pajak
(WP) dan satu tim lawan dengan sudut
pandang fiskus. Kemudian dilanjutkan
dengan sesi Mind Your Own Question
di mana para finalis menjawab lima
soal yang telah dipilih dan dapat
melemparkan pertanyaan ke tim lain
jika tidak mampu menjawab, dan sesi
Are You Brave Enough di mana para
finalis mempertaruhkan skor sebelum
soal dibacakan, jika jawaban benar
akan menambah skor sebesar yang
dipertaruhkan dan jika jawaban salah
maka akan mengurangi skor sebesar
yang dipertaruhkan pula.
Dalam babak grand final ini,
keempat tim saling berebut poin untuk
memperoleh skor tertinggi sehingga
persaingan kejar mengejar skor tidak
terelakkan. Hingga akhirnya tim UI
2 berhasil membuktikan diri tampil
sebagai juara pertama, disusul tim
Trisakti 1 sebagai juara kedua, dan tim
UI 1 sebagai juara ketiga.
Closing ceremony diselenggarakan
di gedung SC STAN dengan penyerahan
hadiah untuk para pemenang
Indonesian Spectaxcular 2015 dan
penutupan resmi secara simbolis
dengan penabuhan gong oleh Budi
Setiawan selaku Kepala Bidang
Pembantu Akuntan. IT

- Hanif Ayu Savitri -

62 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


MEDIA
KIT
InsideTax Magazine publication could not be separated from our awareness of the presence of asymmetric information problems that
happen in around the taxation area in Indonesia. Asymmetric information in this context refers to the imbalance mastery of information among
stakeholders in taxation area. In macro level, the impact of asymmetric information seen from the lack effectiveness of tax policy, the high
rate of tax evasion, and also can lead toward corruption. In micro level, asymmetric information can lead to a different interpretation of the tax
regulation, high rates of tax disputes, and also create high compliance costs.
Therefore, InsideTax Magazine comes to provide enlightenment and education about domestic and international taxation trends to the public.
We are aware asymmetric information in taxation could not be eliminated entirely, and yet we are convinced that InsideTax Magazine as a
media can play a major role in reducing asymmetric information in taxation area.

RATE CARD
(in IDR ‘000)
ITEMS SIZE (PIXEL) OPTION RATE/EDITION REMARKS
COVER
Static Ads & Hyperlink 2,500 PSD / JPG / PNG / PDF / INDD / AI
COVER (inside front cover) -
1240x1712 pixel Static Ads With Video & FLV / F4V / MPEG4 Max duration 30” and Max Size
Full Page Banner 3,000
Hyperlink 5 MB
INSIDE PAGE
FRONT PAGE (after Static Ads & Hyperlink 1,750 PSD / JPG / PNG / PDF / INDD / AI
greetings and before
1240x1712 pixel Static Ads With Video & FLV / F4V / MPEG4 Max duration 30" and Max Size
headline) - Full Page Banner 2,500
Hyperlink 5 MB

ANY PAGE (after headline) - Static Ads & Hyperlink 1,500 PSD / JPG / PNG / PDF / INDD / AI
Full Page Banner
1240x1712 pixel Static Ads With Video & FLV / F4V / MPEG4 Max duration 30" and Max Size
2,250
Hyperlink 5 MB

ANY PAGE (after headline) - Static Ads & Hyperlink 750 PSD / JPG / PNG / PDF / INDD / AI
Half Page Banner 1240x1712 pixel Static Ads With Video & FLV / F4V / MPEG4 Max duration 30" and Max Size
1,250
Hyperlink 5 MB
Price do not include VAT and other charges (if any). Discount continuous folding position 15% - 30%.

CONTACT PERSON
Eny / Dienda - 021 2938 5758

InsideTax
Edisi 27 | Januari
2015

InsideTa
Edisi 28
| February
2015

MEDIA TREN PERP

x
AJAKAN

hi-TAXnolog
Pelayanan IT Ditjen
y
Pajak Non-Stop MEDIA TR
24/7 Pengembangan EN PERP
AJAKAN
IT sebagai Efek J
bagi Pen er
unggaka
Upaya Strategis
Peningkatan
Performa
Administrasi
Gijzeling
Akankah
: Pajak
Pajak Memberi
Menelaah Efek Jer
a Meningka
Mendoro dan tka
BEPS Action
Kepatu
ng Kepatu n
Plan 10 dan Dengan IT, han? han
Administrasi dengan
Implikasinya
Pajak Menjadi Gijzeling
Bagi
Indonesia Lebih
Sederhana Gijzeling
,
Apa Kat
a
Dunia
Usaha? Berbagi
Berburu Ilmu
Bersama
Pengetahu an DDTC
Transfer Pricin Rangkaian
g
ke Negeri Harmonisasi Penyelesa
“Paman Sam” Perpajakan di Sengke ian
ta
Uni Eropa: Beban dalam
Pajak Efektif Transfer MAP:
Pricing Benarka
h
Ata
Perselisih si
an
dengan
Kesepa
katan?

DOWNLOAD MEDIA PROFILE


insidesolution
DOMESTIC TAX CASE

Kewajiban Penerbitan Pemberitahuan Ekspor


Barang untuk Ekspor Barang Contoh
Terima kasih Ibu Mira atas pertanyaannya. e. barang contoh; dan/atau
Oleh: Pasal 5 ayat (1) Peraturan Menteri f. barang keperluan penelitian,
RINAN AUVI METALLY Keuangan Nomor 145/PMK.04/2014 tentang dapat disampaikan oleh Eksportir dengan
Assistant Manager (Tax
Compliance & Litigation Services) Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri menggunakan tulisan di atas formulir.”
DANNY DARUSSALAM Tax Center
auvi@dannydarussalam.com
Keuangan Nomor 145/PMK.04/2007 tentang
Ketentuan Kepabeanan di Bidang Ekspor Lebih lanjut, bahwa dalam Pasal 2 PMK-
(selanjutnya disebut dengan PMK-145), 145, sebagai berikut:
menyatakan bahwa: “(1) Barang yang akan diekspor wajib
PERTANYAAN: “Kewajiban untuk menyampaikan PEB diberitahukan ke Kantor Pabean dengan
Mira, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat menggunakan PEB.
Jakarta
(1) tidak berlaku atas ekspor barang berupa: …
Dear Tim Redaksi
InsideTax, a. barang pribadi penumpang; (2) PEB sebagaimana dimaksud pada
Perusahaan kami b. barang awak sarana pengangkut; ayat (1) disampaikan oleh Eksportir atau
melakukan ekspor kuasanya ke Kantor Pabean pemuatan paling
barang contoh kepada c. barang pelintas batas; atau cepat 7 (tujuh) hari sebelum tanggal perkiraan
calon pembeli kami di
d. barang kiriman melalui pos dengan ekspor dan paling lambat sebelum barang
luar negeri. Apakah ada
kewajiban bagi kami berat tidak melebihi 100 (seratus) kilogram.” dimasukkan ke Kawasan Pabean di tempat
untuk menerbitkan Mengacu pada ketentuan di atas, ekspor pemuatan.
Pemberitahuan Ekspor
Barang (PEB) seperti barang contoh (atau lebih dikenal dengan …
ekspor barang kena pajak sebutan sample) tidak termasuk sebagai ekspor (5) PEB disampaikan dalam bentuk tulisan
pada umumnya? barang yang atas PEB-nya tidak diberlakukan. di atas formulir atau data elektronik.”
Dengan demikian, atas ekspor barang contoh
tersebut diberlakukan PEB. Mengacu pada ketentuan yang tercantum
dalam PER-32 dan PMK-145 di atas, maka
Penjelasan di atas ditegaskan pula dalam prosedur terkait pemberitahuan barang ekspor
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai dapat disimpulkan sebagai berikut:
Nomor PER-32/BC/2014 tentang Tata Laksana
Kepabeanan di Bidang Ekspor (selanjutnya 1. Barang yang akan diekspor wajib
disebut dengan PER-32), yang menyatakan diberitahukan ke Kantor Pabean dengan
sebagai berikut: menggunakan PEB;
“PEB atas Barang Ekspor dengan kategori 2. PEB disampaikan oleh eksportir atau
ekspor khusus berupa: kuasanya ke Kantor Pabean pemuatan paling
cepat 7 (tujuh) hari sebelum tanggal perkiraan
a. barang pindahan; ekspor dan paling lambat sebelum barang
b. barang perwakilan negara asing atau dimasukkan ke Kawasan Pabean di tempat
badan internasional; pemuatan;
c. barang untuk keperluan ibadah untuk PEB disampaikan oleh eksportir dengan
umum, sosial, pendidikan, kebudayaan, olah menggunakan tulisan di atas formulir. Demikian
raga atau bencana alam; jawaban dari kami, semoga membantu. IT

d. barang cinderamata;

64 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


insidesolution
TRANSFER PRICING CASE
Pengaplikasian Metode CUP dan Penggunaan
Data Pasar sebagai Data Pembanding
Dear Ibu Sherly, terima kasih atas dalam pengimplemetasian metode CUP
pertanyaannya. Berikut jawabannya: Data pasar pada dasarnya merupakan
Oleh: 1. Preferensi analisis di tingkat harga/ data pembanding eksternal yang lazim
DENIA ENDRIANI penggunaan metode comparable dan diizinkan untuk dipergunakan. Hal ini
Specialist (Transfer Pricing Services)
DANNY DARUSSALAM Tax Center uncontrolled price (CUP) dalam transaksi sebagaimana tercantum dalam Peraturan
denia@dannydarussalam.com
di sektor komoditas Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-22/PJ
Biji plastik merupakan salah satu produk 2013 (selanjutnya disebut PER-22) tentang
yang masuk ke dalam sektor komoditas. pedoman pemeriksaan TP dan Surat Edaran
Secara prinsip, the most appropriatte method Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-50/
atau pemilihan metode yang paling sesuai PJ/2013 (selanjutnya disebut SE-50) tentang
PERTANYAAN: petunjuk teknis pemeriksaan TP. Namun,
Sherly atas setiap transaksi, metode CUP merupakan
Jakarta metode yang paling tepat untuk digunakan dalam regulasi TP Indonesia memang belum
dalam analisis TP di sektor komoditas. Dalam disebutkan secara terperinci kriteria data pasar
Dear Redaksi InsideTax,
regulasi TP di Indonesia yaitu Peraturan yang dapat digunakan. Pada SE-50 dan PER-
Perusahaan saya sedang 22, hanya disebutkan bahwa harga pasar yang
menghadapi proses Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/
pemeriksaan transfer PJ/2011 tentang penerapan prinsip kewajaran digunakan merupakan harga pasar produk
pricing (TP) sehubungan dan kelaziman usaha, disebutkan bahwa: komoditas atau harga barang/jasa sejenis yang
dengan transaksi diperjualbelikan oleh pihak independen.
penjualan produk berupa “Kondisi yang tepat dalam menerapkan
biji plastik. Dalam Metode Perbandingan Harga antara pihak Kriteria yang jelas dan terperinci mengenai
dokumentasi TP yang
yang tidak mempunyai Hubungan Istimewa data pasar yang dapat digunakan pada
telah kami sediakan, dasarnya telah terdapat dalam draf Rencana
analisis transaksi kami (Comparable Uncontrolled Price/CUP) antara
tersebut dilakukan lain adalah: Aksi 10 proyek BEPS yang diusulkan akan
dengan menggunakan dimasukkan dalam OECD TP Guidelines, yaitu
analisis di tingkat a. barang atau jasa yang ditransaksikan diantaranya: (i) harga pasar diperoleh dari data
harga dengan data memiliki karakteristik yang identik dalam yang transparan dan telah diakui/dikenal atau
pembanding berupa kondisi yang sebanding; atau....” dikeluarkan oleh suatu badan statistik atau
data pasar. Pemeriksa
dalam tanggapannya Hal senada juga tercantum dalam OECD badan pemerintah; (ii) harga pasar digunakan
meragukan kredibilitas Guidelines paragraf 2.14 dan di dalam draf oleh pihak independen untuk menetapkan
data pasar yang kami Rencana Aksi 10 proyek Base Erosion Profit harga; (iii) harga pasar tersebut merefleksikan
gunakan dikarenakan
data pasar tersebut
Shifting (BEPS) mengenai aspek TP pada kesepakatan harga di antara pembeli dan
dikeluarkan oleh pihak sektor komoditas. Pada bagian pertama draf penjual dalam transaksi independen di pasar
independen di luar BEPS tersebut, secara eksplisit dinyatakan atas komoditas, dalam jenis dan volume
negeri sehingga tidak bahwa metode CUP merupakan metode yang tertentu yang diperdagangkan pada suatu
dapat diketahui sistem
pengambilan data yang
paling tepat untuk digunakan dalam menguji kondisi dan periode tertentu; (iv) harga
digunakan. Dalam hal kewajaran transaksi afiliasi pada sektor tersebut digunakan secara luas dan rutin oleh
ini, argumentasi apa komoditas. Lebih lanjut, Robert Feinschreiber para pelaku bisnis di industri tersebut dalam
yang sebaiknya saya menyatakan bahwa metode CUP lebih cocok proses negosiasi untuk menentukan harga.
sampaikan dalam proses
pemeriksaan? Terima
digunakan untuk beberapa industri hilir/ Terkait dengan persyaratan (ii) dan
kasih. komoditas di mana barang tersebut relatif sedikit (iv), maka untuk memperkuat argumentasi
memiliki nilai, sehingga antara satu barang Ibu dalam menerapkan metode CUP, ada
dengan yang lainnya mudah diperbandingkan.1 baiknya untuk meneliti apakah data pasar
Berdasarkan regulasi dan literatur tersebut, yang digunakan dalam analisis TP Ibu juga
maka Ibu dapat berargumentasi bahwa digunakan oleh asosiasi industri atau bahkan
metode CUP merupakan metode yang lebih lembaga pemerintahan atau BUMN. Hal ini
tepat digunakan dalam analisis transaksi TP di dapat membuktikan bahwa data pasar tersebut
sektor komoditas. dapat diyakini kredibilitasnya. Pada dasarnya,
2. Jenis data pasar yang dapat digunakan sepanjang data pasar yang Ibu pergunakan
memenuhi kriteria tersebut di atas, maka data
pasar tersebut dapat dipergunakan sebagai
1. Robert Feinschreiber, Transfer Pricing Method: And Applica-
tions Guide (New Jersey: John Wiley & Sons, 2004). data pembanding eksternal. IT

InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015 65


insidesolution
INTERNATIONAL TAX CASE

Bimbang Penghasilan Artis dalamTax Treaty


Dear Bapak Sandy, untuk penampilan dengan memanfaatkan/
Sebelumnya kami ucapkan terima kasih mengeksploitasi kemampuannya secara
Oleh: atas pertanyaan yang Bapak sampaikan. Dari langsung.
ROMY AFANDI
Manager (Tax Compliance and
informasi yang Bapak berikan, kami akan Untuk penghasilan dari rekaman konser,
Litigation Services) mengasumsikan musisi tersebut sebagai lebih tepat dikategorikan sebagai penghasilan
DANNY DARUSSALAM Tax Center
romy.afandi@dannydarussalam.com
resident dari negara domisili, yaitu Inggris. royalti sebagaimana diatur dalam Pasal 12 P3B
Penghasilan yang diterima resident Inggris Indonesia-Inggris. Pasalnya, pembayaran atas
tersebut merupakan jenis penghasilan yang kegiatan tersebut berkaitan erat dengan hak
diterima oleh subjek pajak luar negeri, untuk melakukan perekaman atas penampilan
PERTANYAAN: sehingga atas semua jenis penghasilan pada saat konser berlangsung dan selanjutnya
Sandy tersebut seharusnya dikenai PPh Pasal 26 hasil penjualan dari rekaman tersebut dibagi
Bali
sebesar 20%. antara musisi dan perusahaan berdasarkan
Dear Redaksi suatu perjanjian.
InsideTax, Namun, sebagaimana diketahui antara
Beberapa waktu
Indonesia dan Inggris telah memiliki Sementara itu, untuk penghasilan dari
lalu, kami mengundang Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda sponsor dianggap sebagai penghasilan
seorang musisi (P3B) yang mengatur tentang penghasilan yang berhubungan dengan pemberian jasa.
dari Inggris untuk yang diterima oleh seniman atau olahragawan Penghasilan tersebut dapat dikategorikan
mengadakan konser di
Sentul selama tiga hari.
yang melakukan kegiatan keartisan atau ke dalam penghasilan dari laba usaha di
Dalam kunjungannya, olah raga di negara sumber. Oleh karena mana pengaturannya terdapat dalam Pasal
pihak promotor P3B sifatnya lex specialis jika dibandingkan 7 P3B Indonesia-Inggris. Dalam kegiatan
mendapatkan hak untuk dengan UU PPh, maka pihak perusahaan sponsor tersebut, musisi mengenalkan atau
merekam dan menjual
hasil rekaman konser
harus mengidentifikasi terlebih dahulu setiap menggunakan logo atau merek dari produk
khusus di wilayah jenis penghasilan yang diterima oleh musisi minuman bersoda untuk disebarkan kepada
Indonesia. Musisi yang dimaksud. Hal ini harus dilakukan untuk publik. Dengan memanfaatkan popularitas
juga menandatangani menghindari kesalahan dalam menerapkan dirinya, sang musisi akan menerima
penawaran sponsor dari
sebuah perusahaan
pasal dalam P3B terhadap jenis penghasilan pembayaran atas jasa pencitraan yang
minuman bersoda lokal. yang diterima oleh musisi tersebut. dilakukannya.
Bagaimana Oleh karena itu, penghasilan atas kegiatan Oleh karena itu, untuk mengetahui
perlakuan pajak atas musisi tersebut kemungkinan tidak hanya perlakuan perpajakannya, terlebih dahulu
jenis penghasilan yang
diterima oleh musisi
masuk dalam kategori Pasal 17 P3B tentang ditentukan jenis penghasilan dari setiap
tersebut, termasuk artis dan olahragawan, melainkan masuk dalam kegiatan yang dilakukan oleh musisi. Dengan
berdasarkan tax treaty. kategori pasal-pasal lainnya dalam P3B. Dari kata lain, pemotongan pajak secara langsung
Terus terang saya fakta yang disebutkan, kegiatan konser yang dan sekaligus terhadap beberapa jenis
agak bimbang, karena
sulit bagi saya untuk
dilakukan oleh musisi tersebut dapat dianggap penghasilan yang berbeda menjadi tidak
menerapkan pasal yang sebagai penghasilan dari kegiatan keartisan relevan. Dengan demikian, perlakuan pajak
tepat dalam P3B. Selain dan olahragawan, sesuai dengan Pasal 17 atas setiap jenis penghasilan tersebut harus
itu, apakah perusahaan P3B yang mengatur mengenai renumerasi dialokasikan terhadap pasal-pasal tertentu di
tempat kami bekerja
diperbolehkan langsung
yang diterima oleh seniman atau olahragawan dalam P3B berlaku. IT

memotong PPh Pasal


26 berdasarkan UU
PPh? Apabila cara ini Pembaca yang ingin berkonsultasi dapat mengirimkan pertanyaannya melalui
bisa dilakukan, akan
memudahkan kami email ke:
untuk melakukan
pemotongan pajak.
insidetax@dannydarussalam.com
Terima kasih atas dengan subjek “Ask Solution”, pertanyaan juga bisa ditanyakan melalui
jawabannya. Twitter dengan direct message atau mention:
@DDTCIndonesia
Redaksi berkomitmen untuk selalu memberikan solusi yang tepat, benar, dan
andal atas segala problem pajak Anda.
Bagi pembaca yang solusinya dimuat di setiap edisi InsideTax akan diberikan
voucher diskon untuk mengikuti DDTC Training Programs periode 2015.
insidetraveling

Menikmati
Summer Course

& Tur di Kota


Leiden

M
erupakan sebuah pengalaman Relief & Non-Discrimination”, Prof. para ahli, doktrin-doktrin hukum dan
yang luar biasa untuk dapat Stef Van Weeghel dari University sumber-sumber akademis lainnya. Hal
menggali pengetahuan of Amsterdam untuk “Beneficial ini memungkinkan para peserta melihat
mengenai pajak internasional dan Ownership and Tax Treaty Anti- permasalahan dan pencarian akan
transfer pricing langsung dari universitas Avoidance Provisions”, Hans Pijl solusi semakin komprehensif.
ternama di Eropa. Mengambil waktu di dari The Universities of Lausanne Program ini diikuti oleh peserta dari
tengah-tengah musim panas di bulan terkait “Advanced issues on Business berbagai belahan dunia khususnya
Juli, tepatnya pada tanggal 6-24 Juli Profit Taxation Under Tax Treaties”, Eropa dan Amerika Selatan. Dua
2015, Universitas Leiden melalui Giammarco Cottani dari Italian Revenue minggu pertama dari course
International Tax Center membuka Agency untuk “Transfer Pricing Issues” tersebut, saya menjadi satu-satunya
kelas summer course dengan 3 topik dan Stefano Simontacchi untuk “Arm’s peserta dari Indonesia. Kendati
pembahasan yang dibagi per minggu Length Principle and Traditional demikian, antusiasme dalam belajar
yaitu: principle of international Transaction Methods”. dan mengikuti program yang ada
taxation, advance topic of international Hal menarik yang saya temui dari mempererat hubungan di antara para
taxation dan transfer pricing. summer course ini adalah program peserta, khususnya terkait topik-topik
Seluruh program digagas oleh ini sangat berbeda dengan program- yang bersifat advance dan update,
Profesor Kees Van Raad selaku Direktur program pembelajaran mengenai seperti misalkan BEPS dan perubahan-
International Tax Center. Sharing international taxation dan transfer perubahan dalam OECD commentaries.
knowledge dilakukan oleh para pricing yang pernah saya ikuti
pengajar dengan reputasi internasional, sebelumnya. Secara umum, setiap Menjelajah Kota Leiden
di mana Kees Van Raad sendiri yang materi dibawakan dengan sangat
Selain mengikuti program kursus,
mengasuh topik di hampir seluruh menarik dan memicu para peserta
ada juga welcome dinner yang diadakan
minggu awal, terutama terkait topik secara aktif terlibat dalam diskusi.
setiap Senin untuk menyambut
“Five Fundamentals Rules on Tax Selain itu, program ini mengajak peserta
para peserta kursus yang kemudian
Treaty Application & Triangular Case”, untuk tidak hanya berkiblat pada OECD
dilanjutkan dengan tur dalam kota.
Alexander Rust dari Vienna University Model ataupun Commentaries semata,
Pada minggu pertama, welcome dinner
membawakan topik “Double Taxation melainkan juga mengacu pada pendapat
diadakan di salah satu restoran di Kota

InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015 67


insidetraveling
Leiden yang dibuka dengan sambutan Tur ketiga pada minggu terakhir
langsung dari Profesor Kees Van Raad. diawali dengan berkeliling di sekitaran
Suasana acara makan malam saat kampus untuk melihat dari dekat
itu terasa sangat istimewa, meskipun bagaimana proses belajar mengajar
saat itu waktu sudah menunjukan yang sehari-hari terjadi di seluruh
pukul 18.00 waktu setempat, namun kampus Leiden, bahkan peserta kursus
hangatnya matahari musim panas juga diberi kesempatan melihat secara
masih bersinar cerah. langsung kantor dari Profesor Kees
Setelah makan malam, guide lokal Van Raad untuk dilanjutkan dengan
mengajak kami berkeliling kota dengan mengelilingi Hortus Botanicus yang
berjalan kaki. Hal ini menyadarkan merupakan kebun di Leiden University
saya bahwa Kota Leiden adalah kota yang juga merupakan rumah bagi
yang kecil nan tenang dan sangat berbagai koleksi tanaman dari seluruh
cocok disebut sebagai kota pelajar penjuru dunia.
di Belanda. Tur dimulai dari gedung Selesai tur keliling kampus, para
utama Leiden University, kemudian peserta tetap melanjutkan kegiatan
dilanjutkan ke gereja tua Pieterskerk, tur ini menuju utara hingga sampai
Museum Pilgrim, Kastil De Burcht, di tepi pantai. Berbeda dengan tur
Balai kota hingga membaca puisi yang pada minggu-minggu sebelumnya, tur
tersemat di dinding-dinding gedung pada hari itu disertai dengan angin
tua. Saya juga berdebar takjub ketika dingin dan berawan, tak pelak waktu
melihat bangunan-bangunan tua yang yang kami habiskan di pantai hanya
masih kokoh berdiri dengan panel-panel berjalan singkat dan harus rela kembali
kayunya yang kokoh, karena ternyata penginapan karena dikhawatirkan
kayu-kayu tersebut berasal dari kayu hujan. Benar saja, tidak sampai 5 menit
jati yang diimpor dari Indonesia sejak kami tiba di penginapan, hujan disertai
jaman dahulu kala. angin kencang menyapu Kota Leiden.
Tur dengan berjalan kaki mengelilingi Namun beruntung, kami sudah merasa
Kota Leiden dengan berbagai bangunan puas berkeliling kampus ternama yang
tua bersejarah menyajikan pengalaman sarat dengan nilai bersejarah di Eropa
dengan suasana Eropa pada abad ini.
pertengahan. Kanal-kanal yang bersih
dan tenang serta bunga-bunga yang Keliling Belanda
bertebaran di setiap tiang lampu kota Di sela-sela jadwal kursus yang
menyajikan kesan tak terlupakan khas dimulai pagi hari dan berakhir pada
Kota Leiden. petang hari serta dilanjutkan dengan
Tur pada minggu kedua tidak kegiatan diskusi setelah makan malam,
kalah menarik, yaitu berkeliling kota peserta hampir tidak memiliki banyak
menggunakan perahu mengitari kanal- waktu untuk kegiatan wisata. Namun
kanal yang mengelilingi Kota Leiden. demikian, berbeda cerita ketika akhir
Selain sebagai matra transportasi, minggu telah datang. Akhir minggu
kanal-kanal tersebut menjadi yang ada benar-benar kami manfaatkan
mekanisme Leiden untuk mencegah sebaik-baiknya untuk tidak hanya
banjir. Mengitari kota melalui kanal mengelilingi Leiden, melainkan juga
menghadirkan kesan yang tidak Belanda secara keseluruhan. Sayang
kalah istimewanya dari berjalan kaki. rasanya sudah jauh-jauh belajar ke
Di sudut-sudut kota terdapat kicir belanda apabila tidak disertai dengan
angin yang merupakan simbol negeri kunjungan-kunjungan ke tempat-
Belanda dan salah satu gedung yang tempat yang menjadi landscape dari
pernah menjadi pabrik pembuatan negeri tulip ini.
bir. Mengarungi Kota Leiden dengan Perpustakaan IBFD di Amsterdam
perahu memberi kesempatan kami merupakan tempat pertama yang
menyaksikan aktivitas para warga disinggahi oleh penulis. Hampir
Kota Leiden yang menghabiskan seluruh buku-buku perpajakan
waktu dengan berjemur dibawah sinar dapat ditemui di sana, khususnya
matahari musim panas walau waktu buku-buku kontemporer. Namun
sudah menunjukan pukul 20.00 waktu demikian, kelengkapan atas buku-
setempat. buku kontemporer perpajakan, jurnal-

68 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


insidetraveling
jurnal asing serta jurnal online juga
dapat ditemui di kantor DANNY
DARUSSALAM Tax Center (DDTC)
di bilangan Kelapa Gading, Jakarta
(telusuri di sini). Saya menyaksikan
sendiri bahwa karya-karya akademis
dan praktisi perpajakan yang dimiliki
oleh IBFD juga dimiliki oleh DDTC.
Praktis kunjungan yang saya lakukan
adalah memastikan bahwa buku-buku
yang sebentar lagi diterbitkan juga
telah dipesan sebelumnya oleh DDTC.
Perjalanan mengarungi negeri tulip
tidak lengkap tanpa mengunjungi
museum-museumnya. Salah satunya
adalah Museum Rembrant (Het
Rembrandthuis). Kami berkesempatan
menyaksikan secara dekat karya-karya
Anggi Tambunan dan Hans Pijl (salah satu pengajar tetap di Universitas Leiden)
pelukis kenamaan dari Belanda ini.
Tentunya di tempat ini, saya tidak lupa
menyempatkan membeli beberapa
buah tangan untuk dibawa pulang.
Walaupun telah menyaksikan
goresan tangan dari sang maestro
sendiri, rasa lapar untuk dapat melihat
lebih banyak karya-karya seniman
Belanda masih luar biasa besar,
salah satunya adalah melihat goresan
lukisan dari pelukis kenamaan Belanda
lainnya, yaitu Vincent Van Gogh. Untuk
tahu lebih banyak mengenai lukisan
Van Gogh, perjalanan kami lanjutkan
menuju Rijks Museum.
Museum yang luar biasa megah
dengan bangunan 3 lantai menjulang
ke atas dan 2 sayap utama, memuat
koleksi yang begitu banyak dan
berharga. Tentunya sarat dengan nilai- Perjalanan kami lanjutkan kembali yang menjadi buah tangan, panganan
nilai bersejarah, yang tidak hanya ke salah satu kota yang juga terkenal, lokal pun menjadi menu wajib yang
terbatas pada sejarah Belanda semata, yaitu Delf. Di kota kecil ini kami temui harus dibawa pulang, khususnya keju
melainkan juga daratan Eropa. Tidak banyak sekali bangunan-bangunan lokal.
hanya menemukan guratan kuas karya tua nan bersejarah serta patung-
Van Gogh, disini saya juga dapat patung tokoh kenamaan, salah satunya Penutup
menemukan banyak lukisan, patung- adalah Hugo Grotius yang memberikan
patung serta sketsa-skesta dari seniman Saya ucapkan terima kasih yang
sumbangsih besar pada hukum
Belanda lainnya serta koleksi pusaka sebesar-besarnya kepada DDTC atas
internasional dan mendapatkan julukan
keluarga Kerajaan Belanda. kesempatan luar biasa yang saya terima
Bapak Hukum Internasional.
untuk bertandang ke negeri Belanda dan
Tidak puas hanya mengelilingi Rijks Puas melihat-lihat bangunan- dapat menikmati proses pembelajaran
Museum, saya menyusuri jalan-jalan bangunan serta sejarah yang langsung dari sumber dan ahlinya
kecil di pinggir kanal untuk mencari melatarinya, langkah kaki saya terhenti serta berbagi pengetahuan bersama
sekedar kudapan sebagai teman untuk pada deretan toko-toko suvenir yang teman-teman dari berbagai penjuru
singgah di kota berikutnya. Dalam menjual berbagai bentuk keramik yang dunia. Tentunya saya akan membagi
perjalanan menyusuri kanal, kami merupakan produksi tangan-tangan dan memanfaatkan pengetahuan dan
menemukan patung seorang tokoh lokal dengan warna dominan biru. Tak pengalaman yang telah saya terima ini
Belanda yang dikena dalam perjuangan heran apabila seluruh keramik yang untuk kemajuan DDTC. IT

Indonesia, yaitu Multatuli atau Douwes diperoleh di sini disebut dengan Blue - Anggi Tambunan -
Dekker. Delf. Tentunya tidak hanya keramik

InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015 69


insideintermezzo KUIS
Pembaca Inside Tax Setia, InsideINTERMEZZO kali
Inside
ini menghadirkan Quiz TTS berhadiah.
jawaban Anda via email ke:
insidetax@dannydarussalam.com
AyoTTS
kirim35 TTS 1

Mendatar:
4: Suatu kawasan dengan batas-batas
tertentu di wilayah pabean Indonesia yang
didalamnya diberlakukan ketentuan khusus
di bidang kepabeanan.
3 4
6: Klausul yang mengatur tentang prosedur
yang digunakan oleh kedua negara untuk 5

berkomunikasi dalam menyelesaikan


berbagai perbedaan pandangan antara
pembayar pajak dengan otoritas pajak 6 7 8

mengenai kasus perpajakan tertentu 9


(singkatan dalam bahasa Inggris).
10 11
9: Surat tanda bukti utang yang dikeluarkan
oleh perusahaan kepada pemegangnya 12

dengan imbalan bunga sejumlah tertentu. 13


10: Perbuatan hukum yang dilakukan oleh
badan hukum atau orang perseorangan
untuk mengambil alih baik seluruh 14

atau sebagian besar saham perseroan


yang dapat mengakibatkan beralihnya
pengendalian terhadap perseroan tersebut.
12: Bulan Anniversary DANNY 2: Pemilik yang sebenarnya dari
DARUSSALAM Tax Center. penghasilan berupa dividen, bunga dan
13: Kota terbesar yang berada di tengah atau royalti baik WP Pribadi maupun WP
pedalaman papua dan dijuluki mutiara Badan, yang berhak sepenuhnya untuk
hitam. menikmati secara langsung manfaat
penghasilan-penghasilan tersebut. 7: Klausul yang mengatur tentang
14: Utusan yg menyampaikan sesuatu
(barang) yang penting dengan cepat. 3: Istilah dalam bahasa Inggris dari hak pertukaran informasi antar otoritas pajak di
eksklusif yang diberikan kepada para kedua negara yang terikat dalam suatu tax
Menurun: seniman atau penulis untuk menerbitkan treaty (singkatan dalam bahasa Inggris).
1: Perjanjian perpajakan antara dua negara dan memanfaatkan, di mana digunakan 8: Perbedaan antara pajak yang
yang dibuat dalam rangka meminimalisir dalam karya sastra atau karya seni. seharusnya terutang dengan pajak yang
pemajakan berganda dan berbagai usaha 5: Nama teman wanita Juno dalam salah sukarela dibayar (Baca InsideReview Samsul Arifin).
penghindaran pajak. satu kartun InsideTax. 11: Nama belakang Menteri Perikanan dan
Kelautan RI 2014-2015.
Format Pengiriman:
1. Nama lengkap dan foto diri
2. Scan identitas diri dalam bentuk pdf/jpeg
3. Asal instansi/organisasi/perguruan tinggi
4. Alamat lengkap, nomor telepon yang bisa dihubungi, dan akun twitter a
5. Attachment jawaban kuis (dalam bentuk .docx/hasil scan) puls50
Rp u
6. Berikan komentar/kritik/saran Anda untuk InsideTax rib
7. Ukuran kaos (S, M, L, atau XL).
Jawaban paling lambat dikirimkan pada tanggal 30 Oktober, pukul 00.00
WIB ke insidetax@dannydarussalam.com

Hadiah:
Merchandise menarik dan pulsa senilai Rp50ribu dari DDTC untuk 3 (tiga)
orang pemenang.

70 InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015


insideintermezzo
Kusut banget
Selamat pagi..! muke lu.. kan
abis libur
panjang
kemaren. Kok
gak hepi?
hepi sih, Cuma
ada yang lagi
bikin gue
Pagi.... bingung aja
nih..

“Thin Cap Rule”

Bingung Ngeri bener anak


kenapa? pengusaha,
Ini lho Clar, soal kecil-kecil udah Tapi kayaknya agak
utang! Dulu gua belajar ekonomi. aneh nih. Soalnya Btw, umur lo
waktu kecil pernah Naah, betul Jun, sebelum 31 tahun udah uzur juga
denger cerita sekarang mau dibekukan, di tahun ya. Udah jadi
tentang rasio utang dibatasin lagi per 1984 berlaku cuma 6 saksi sejarah 2
terhadap modal 2016 besok. bulan, terus sekarang aturan thin cap.
perusahaan. mau diatur lagi.
Bingung aja kenapa
baru sekarang
ditetapin ya? Ada apa
sebenarnya?

Betul Mon, kalau


Mon, negari kita ini ikan-ikan itu dicuri dan
sebenernya punya gak ketahuan, artinya
kekayaan laut yang Tapi sayangnya banyak
juga yang nyuri ikan-ikan duit pajak negara kita
melimpah loh. Ya iyalah, Pak De. juga ilang.
di laut kita. Entah dibawa
Wilayah negara kita kemana lari ikan-ikan itu.
kan sebagian besar Jadi sedih nih, Pak De!
perairan, pasti
buanyak toh!

“Gagal Mancing ”

Sabar toh Mon.


Lah iya dong, wong Mancing ikan aja
yang dicuri itu pasti kamu udah
gak dilaporin Mon nyerah, apalagi
Ya rugi, udah 8 mancing jodoh!
penghasilannya. jam mancing hahaha
tapi kok gak
ada satu ikan
Tapi, pun yang kena.
Wah, negara kayaknya Loh rugi
kita rugi dong, kita yang kenapa,
PakDe! lebih rugi Mon?
nih Pak De!

InsideTax | Edisi 35 | Oktober 2015 71

Anda mungkin juga menyukai