Menyasar
Pajak Orang Kaya
Pajak HWI Masih Bisa Perlu ada Trust
Dioptimalkan antara Orang Kaya
dan Otoritas Pajak
Perjalanan Globalisasi
Panjang dan Beberapa
Harmonisasi Catatan
PPh Badan Mengenai
di ASEAN Kebijakan Pajak
Internasional
Indonesia
insideCONTENT Edisi 30 | April 2015
3 InsideGREETINGS
20 InsideEVENT
Mengejar Potensi Penerimaan Pajak
22 InsidePROFILE
Pajak HWI Masih Bisa Dioptimalkan
5
38 InsideEVENT
Belajar Tax Treaty di Kota Paris Van Java
InsideHEADLINE
40 InsideCOURT
Sengketa Penentuan Saat Terutang PPN atas
Memburu Pajak dari High Wealth Individual (HWI)
Ekspor
44 InsideREGULATION
Kesempatan Menghapus Sanksi Administrasi
46 NewsflashDOMESTIC
48 NewsflashINTERNATIONAL
15
50 InsideEVENT
Transfer Pricing dalam Intra-Group Financing: InsideOPINION
Teori dan Praktek dalam Sehari Globalisasi dan Beberapa Catatan Mengenai
Kebijakan Pajak Internasional Indonesia
52 InsideREVIEW
Perjalanan Panjang Harmonisasi PPh Badan
di ASEAN
56 Students’CORNER
Peresmian IFTAA Jawa Timur dan Seminar
Nasional UNIBRAW
58 Students’CORNER
TAXES 2015: Menyambut MEA
61
26
InsideLIBRARY
InsidePROFILE
Perlu ada Trust antara Orang Kaya dan
62 TaxTRAVELING
Belajar Pemajakan atas Merger dan
Otoritas Pajak
64 InsideSOLUTION
68 InsideSTORIETTE
Antara Aku, Hadi dan NPWP
30
70 InsideINTERMEZZO
InsideREVIEW
Tinjauan Global atas Ketentuan
Safe Harbour dalam Transfer Pricing
insidegreetings
Bicara soal HWI, redaksi juga menggali informasi lebih dalam dengan KEUANGAN
melakukan wawancara kepada Suwarno (Kepala KPP WP Besar IV) Dewi Permatasari
dan Herru Widiatmanti (Widyaiswara Madya Pusdiklat Pajak). Hasil
PEMASARAN
wawancara tersebut dipaparkan dalam rubrik InsidePROFILE. Terima Eny Marliana
kasih kepada kedua narasumber atas waktu yang telah diberikan kepada
REKENING BANK
redaksi InsideTax. BCA KCP Ruko Artha Gading
Tidak hanya mengupas isu HWI, edisi kali ini juga memuat artikel A/C: 8400031020
A/N: PT Dimensi Internasional Tax
opini dari Darussalam (Managing Partner DDTC) yang berbicara
tentang kebijakan pajak di era globalisasi. Selain itu, ada pula rubrik- ALAMAT REDAKSI
Menara Satu Sentra Kelapa Gading
rubrik lain yang akan menyegarkan pikiran pembaca sekalian, seperti Lantai 6 (Unit #0601 - #0602)
TaxTRAVELING dan InsideINTERMEZZO. Yang lebih menarik lagi, untuk Jl. Bulevar Kelapa Gading LA3 No. 1
pertama kalinya sayembara cerpen pajak dimenangkan oleh seorang Summarecon, Kelapa Gading,
Jakarta Utara, Indonesia 14240
siswa sekolah menengah atas. Redaksi InsideTax sungguh mengapresiasi
ide dan karya siswa tersebut. +6221 2938 5758
InsideTax
Diterbitkan oleh:
Follow us on @DDTCIndonesia
INFORMASI KERJASAMA DAN PEMASANGAN
IKLAN
Untuk kerjasama dan pemasangan iklan Anda dapat menghubungi:
Dienda atau Eny, 021 29385758 atau 021 29385759 (fax) atau
dengan mengirimkan e-mail ke:
marketing.insidetax@dannydarussalam.com
AWWALIATUL
GALLANTINO FARMAN DIENDA KHAIRANI
MUKARROMAH
Pendahuluan
Tingginya target penerimaan pajak
dari tahun ke tahun mungkin sudah
tidak asing lagi di telinga para peminat
topik perpajakan. Usaha pemerintah
untuk menegakkan kebijakan tersebut.
Negara-negara maju, contohnya
Amerika, memiliki penerimaan PPh
OP yang lebih besar jika dibandingkan
dengan penerimaan dari PPh Badan.
“T erdapat
empat
pertimbangan
yang dapat
menjustifikasi
Sedangkan sampai saat ini dapat
melaksanakan strategi ekstensifikasi
kita lihat, di Indonesia penerimaan
kebutuhan otoritas
dan intensifikasi untuk meningkatkan pajak untuk fokus
PPh Badan masih lebih besar jika
penerimaan pajak pun sepertinya masih menangani HWI,
dibandingkan dengan penerimaan PPh
belum memperlihatkan hasil yang
maksimal. Faktanya dapat dilihat dari
OP (PPh 21 dan PPh Pasal 25/29). diantaranya
jumlah penerimaan pajak sepanjang Untuk itulah, Direktorat Jenderal kompleksitas
triwulan pertama di tahun 2015 ini.1 (Ditjen) Pajak saat ini mulai fokus untuk urusan perpajakan,
mengejar penerimaan pajak dari orang kontribusi terhadap
Demi mengejar target yang
pribadi, terutama kalangan menengah penerimaan pajak,
tertinggal ini, pemerintah mulai
ke atas yang selama ini dinilai
mengambil beberapa langkah
belum optimal dalam menyumbang
kemampuan HWI
kebijakan yang bersifat teknis terkait untuk melakukan
penerimaan pajak. Kini, Ditjen pajak
dengan optimalisasi penerimaan baik tax planning
juga semakin gencar memperbaiki
dari sisi penerimaan pajak maupun
penerimaan kepabeanan dan cukai.
sistem administrasi perpajakan guna yang agresif, dan
mempermudah tracking WP OP. Salah integritas sistem
Kebijakan yang bersifat teknis di bidang
satunya dengan mendukung program perpajakan.”
penerimaan pajak salah satunya adalah
exchange of information (EoI) untuk
meningkatkan penggalian potensi
mempermudah memperoleh informasi
penerimaan pajak dari Wajib Pajak
dari ranah internasional.
(WP) dengan sasaran Orang Pribadi
(OP) golongan pendapatan tinggi dan Dalam pembahasan kali ini, tim
menengah atas.2 redaksi akan menyajikan penjabaran
mengenai apa yang menjadi alasan
Tren di negara-negara maju yang
otoritas pajak mengincar peningkatan
kini menjadikan Pajak Penghasilan
penerimaan pajak dari high wealth
(PPh) OP sebagai tumpuan
individual (HWI). Apa yang menjadi
penerimaan pajak, nampaknya menjadi
pertimbangan bagi otoritas pajak
pertimbangan tersendiri bagi otoritas
suatu negara untuk perlu fokus atau
memberikan perlakuan khusus kepada
1. Berdasarkan catatan realisasi penerimaan pajak HWI akan dibahas dalam tulisan
triwulan pertama tahun 2015 yang dirilis pada 10 April
2015 lalu, Ditjen Pajak menyatakan bahwa dari target ini. Penyajian pembahasan akan
penerimaan pajak yang ditetapkan sesuai APBN-P 2015 disertai juga dengan bukti-bukti yang
sebesar Rp1.244,723 triliun, realisasi penerimaan
hanya mencapai 15,22% saja. Jika dibandingkan
menggambarkan perencanaan pajak
dengan realisasi triwulan pertama tahun 2014, terdapat yang agresif dan tax evasion, serta
penurunan sebesar 0,84%. Lihat Tabel 1. pentingnya pertukaran informasi untuk
2. Nota Keuangan R-APBN 2015
Sumber: http://www.pajak.go.id/content/realisasi-penerimaan-pajak-triwulan-i-2015
mendeteksi penggelapan pajak yang satunya Indonesia. Lantas, cara apa yang akan
mungkin dilakukan oleh HWI. Dalam laporan ini digambarkan digunakan oleh otoritas pajak untuk
bahwa populasi dan kekayaan HWI di menggali potensi tersebut? Ada
Kondisi dan Penerimaan Pajak Indonesia terus mengalami peningkatan baiknya, kita mengenal terlebih dahulu
HWI setiap tahun mulai dari tahun 2008 karakteristik HWI dan hal-hal apa
hingga 2013. (Lihat Gambar 1). saja yang membuat HWI mendapat
Pengelolaan pajak bagi HWI perlakuan khusus dari otoritas pajak.
memang menjadi tantangan tersendiri Laporan tersebut juga mencantumkan
bagi setiap negara, termasuk Indonesia. bahwa Indonesia merupakan salah satu
negara yang memiliki pertumbuhan HWI dan Otoritas Pajak
Hal ini dapat dilihat dari penerimaan
PPh OP sepanjang triwulan pertama populasi HWI di atas rata-rata selain Salah satu kelompok WP OP yang
2015 yang masih lebih rendah dari Taiwan, Thailand, Tiongkok, dan memiliki tingkat kepentingan yang tinggi
pendapatan PPh Badan, sebagaimana Hongkong.3 adalah HWI, yaitu WP yang tergolong
dijelaskan dalam Tabel 1. Oleh karena itu, dapat disimpulkan kaya atau berpenghasilan tinggi.4
bahwa potensi penerimaan pajak dari Meskipun HWI biasanya berada dalam
Dari Tabel 1 tersebut, penerimaan
HWI di Indonesia masih dapat digali jumlah yang kecil, namun sepertinya
pajak dari HWI tampaknya belum
lebih dalam karena populasi dan menjadi suatu tantangan tersendiri
optimal. Padahal, hasil penelitian yang
kekayaan HWI yang terus meningkat. bagi otoritas pajak di berbagai negara.
dilaporkan dalam Asia-Pacific Report
Hal tersebut disebabkan HWI memiliki
2014 menunjukkan peningkatan
jumlah populasi dan kekayaan HWI 3. Capgemini dan RBC Wealth Management, “2014 4. Matthijs Alink dan Victor van Kommer, Handbook on
dari berbagai negara di Asia, salah Asia-Pacific Wealth Report,” Wealth Report Series Tax Administration, (The Netherlands: IBFD, 2011),
(2014): 5-7. 279.
kompleksitas kewajiban perpajakan adalah jumlah aset dan grup usahanya. muncul dari rumitnya pengaturan
seperti variasi sumber penghasilan Secara angka, kriteria HWI di Indonesia keuangan dalam bisnis mereka yang
dan isu-isu yang berkaitan dengan adalah WP orang pribadi yang memiliki begitu besar, sehingga akan membuat
perpajakan internasional.17 Beberapa aset dengan nilai di atas 20 miliar HWI berkesempatan untuk melakukan
negara bahkan memberikan perhatian Rupiah dan mempunyai beberapa perencanaan pajak yang agresif atau
khusus kepada pemilik perusahaan perusahaan.19 aggressive tax planning. Pada Gambar
umum (public company), direktur- 2 dapat dilihat bagaimana suatu skema
direktur atau orang kaya yang memiliki HWI dan Tax Evasion supply chain atau pasar atas produk-
profil publik yang tinggi. produk tax planning.
Kini, fokus pemajakan atas orang
Pada umumnya, dari laporan- kaya sebagai sumber penerimaan Sebelum berbicara tentang
laporan kekayaan yang dipublikasi oleh negara telah menjadi tren di berbagai aggressive tax planning, ada baiknya
berbagai sumber, populasi HWI dilihat negara maju. Isu orang kaya atau HWI memperhatikan tax environment dari
dari treshhold test, di mana orang yang yang tidak membayar sesuai dengan HWI itu sendiri. Perlu ditekankan
memiliki kekayaan investasi atau aset kemampuan mereka, makin sering bahwa pemahaman tentang perbedaan
sebesar atau di atas USD 1 juta akan terdengar di telinga. HWI dikategorikan sistem dan tarif pajak di berbagai
masuk populasi HWI.18 sebagai subjek yang ‘hard to tax’ negara -termasuk negara tax haven-
Tabel 3 menunjukkan bahwa atau sulit dipajaki.20 Selain adanya menjadi salah satu faktor utama
memang setiap negara memiliki keterbatasan data dan informasi terkait yang dipertimbangkan baik oleh HWI
kebijakan dan ketentuan sendiri terkait HWI, masih ada faktor lain yang maupun adviser-nya dalam mengatur
pengelolaan HWI, mulai dari bagaimana menjadi penghalang bagi otoritas pajak strategi keuangan HWI.22 Ilustrasi
menentukan kriteria yang tergolong suatu negara. sederhananya, HWI memiliki kekayaan
HWI hingga bagaimana penggunaan dalam bentuk aset yang bernilai sangat
Alasan mengapa memajaki HWI
alokasi sumber daya manusia dalam tinggi seperti mobil mewah, yacht,
membutuhkan upaya lebih adalah
hal pengelolaan HWI. pesawat jet pribadi, dan koleksi barang
karena kompleksitas usaha mereka
antik yang nilainya jutaan bahkan
Bagaimana dengan Indonesia? yang meliputi bisnis dari hulu hingga
miliaran. Selain itu, HWI juga memiliki
Dalam hal ini Ditjen Pajak tidak hanya hilir dan kekayaannya yang terdiri dari
aset keuangan yang memiliki mobilitas
semata-mata melihat kekayaan dari berbagai jenis aset atau investasi. Hal
yang tinggi sebagaimana pemiliknya,
WP orang pribadi saja, tetapi juga ini merupakan salah satu faktor yang
sehingga sering berpindah dari satu
dengan statusnya sebagai pemilik harus diperhatikan dalam menggali
negara ke negara lainnya dan akan
grup bisnis besar atau konglomerasi. potensi pajak HWI.21 Faktor selanjutnya
berujung pada transaksi lintas-batas.
Oleh karena itu, kriteria utama HWI di
Indonesia yang ditangani oleh KPP WP 19. Lihat hasil wawancara mendalam dengan Suwarno, Perbedaan peraturan perpajakan
Besar IV (KPP HWI) pada prinsipnya
Kepala KPP Wajib Pajak Besar Empat, 17 April 2015. antara satu negara dengan negara
20. International Monetary Fund, “Current Challenges in
Revenue Mobilization Improving Tax Compliance 2015,” lainnya, dimanfaatkan oleh HWI agar
IMF Policy Papers, (April 2015).
17. OECD, Op.Cit, 54. 21. OECD, Engaging with High Net Worth Individuals
18. OECD, Op.Cit, 17. on Tax Compliance (Paris: OECD Publishing, 2009), 13. 22. Ibid., 21-22
Fiduciary
Lawyer
2nd Supplier
Loan Counterparty
Financer Specialist
Adviser
1st Supplier
‘Scheme’ Distributor
Konsumen
penghasilan atas transaksi lintas- HWI juga memiliki kesempatan untuk Dalam sebuah laporan investigasi
batas yang mereka peroleh dialihkan melakukan tax evasion (penggelapan oleh Senat di Amerika Serikat (AS) pada
ke yurisdiksi di mana tidak terdapat pajak) melalui penyembunyian aset tahun 2008, pengaturan keuangan
kegiatan usaha yang riil -ataupun jika di luar negeri sehingga tidak dapat yang modern yang ditawarkan oleh
ada, maka skalanya akan sangat kecil- diketahui oleh otoritas pajak di negara bank-bank di negara tax haven sebagai
sehingga menyebabkan tidak ada pajak domisili HWI tersebut. Seperti dikutip adviser para HWI dapat memfasilitasi
yang dibayar atau pajak yang dibayar dari International Monetary Fund, HWI melakukan tax evasion. Pengaturan
sangat kecil.23 Kesempatan melakukan penggelapan pajak akan berdampak keuangan ini dapat berupa pemberian
perencanaan pajak yang agresif ini langsung secara signifikan terhadap jasa keuangan dengan mengalihkan
juga dilakukan dengan mengeksploitasi penerimaan negara dan akan penghasilan (profit shifting), salah
celah pajak di beberapa negara tax menghilangkan rasa keadilan dalam satunya melalui pengelolaan investasi
haven. sistem perpajakan. HWI di offshore companies.
Namun tidak hanya melalui “Evasion by the best off can thus Para HWI ini adalah nasabah yang
penghindaran pajak yang agresif, have a significant direct impact on merupakan warga negara AS, yang
revenue as well as compromising the selama ini berhasil menyembunyikan
23. Darussalam dan Ganda C. Tobing, “Rencana Aksi perceived fairness of the tax system”24
Base Erosion Profit Shifting dan Dampaknya terhadap
Peraturan Pajak di Indonesia,” DDTC Working Paper, Revenue Mobilization Improving Tax Compliance 2015,”
No. 0714 (2014):3. 24. International Monetary Fund, “Current Challenges in IMF Policy Papers, (2015):26.
“P
Serikat. Skandal penggelapan pajak Bahkan, LGT berhasil mengelabui
lainnya difasilitasi oleh Liechtenstein program Qualified Intermediary
Global Trust (LGT) yang merupakan (QI)27 yang dirancang pemerintah erlu
bank yang berlokasi di Liechtenstein. AS dengan menyembunyikan segala ditekankan
UBS dan LGT26 disebut-sebut jenis penghasilan nasabah HWI-nya bahwa
sebagai bank yang melakukan yang berada di offshore tax haven. pemahaman
pelanggaran terhadap hukum di AS Keberhasilan LGT di Liechtenstein tentang
‘mengamankan’ aset para nasabahnya
karena menggunakan bank secrecy perbedaan sistem
sebagai mantel terselubung bagi mencapai sebesar USD 7 juta dan lebih
dari 3000 offshore companies selama dan tarif pajak
nasabahnya untuk menghindari pajak, di berbagai
kabur dari kreditur, pencucian uang, tahun 2001-2002.
dan menentang putusan pengadilan. Berikut contoh ilustrasi dari
negara -termasuk
beberapa peristiwa sejarah praktek tax negara tax
Kisah ini berawal pada tahun 2008
di mana skandal pajak global yang evasion yang pernah dilakukan oleh haven- menjadi
dilakukan seluruh institusi/lembaga LGT dan nasabah HWI-nya. salah satu faktor
keuangan yang tergabung dalam James Albright Marsh28, seorang utama yang
LGT Grup, yaitu grup perusahaan kontraktor AS berdomisili di Florida dipertimbangkan
yang dimiliki oleh keluarga kerajaan berhasil menyembunyikan kekayaan baik oleh HWI
Liechtenstein dibuka ke publik. Praktik bernilai puluhan juta dolar selama maupun adviser-
tax evasion yang difasilitasi LGT yang 20 tahun lebih. Pada tahun 1980-
dilakukan dengan mengatur keuangan an, Marsh dibantu LGT mendirikan
nya dalam
nasabahnya dibeberkan oleh salah empat yayasan (foundation) dan mengatur strategi
seorang mantan pegawai di lembaga dicurigai mengalirkan dana ke yayasan keuangan HWI.”
trust Liechtenstein. Informasi ini tersebut dari sumber penghasilan yang
disebarkan ke berbagai otoritas pajak tidak dilaporkan di AS. Sampai pada
di belahan dunia. Otoritas pajak tahun 2007, jumlah kekayaan yang
Jerman berhasil mendapatkan sekitar terkumpul dari keempat yayasannya
600-700 nama wajib pajaknya yang tersebut mencapai nilai USD 49 juta.
diduga menggunakan rekening bank di Yayasan milik Marsh -yang
Liechtenstein untuk menyembunyikan merupakan warga negara AS- setuju
asetnya. Diduga sekitar USD 1,45 juta dengan LGT untuk tidak melaporkan
hilang dari penerimaan negara Jerman kepemilikan rekening bank asing
akibat bank secrecy yang diterapkan di
Liechtenstein ini. 27. Sebuah program yang dibuat oleh pemerintah AS
untuk mendorong institusi keuangan asing atau foreign
Seminggu setelah informasi tersebut financial institution (FFI) memberikan laporan terkait
dibocorkan ke publik, AS menyerukan transaksi dan pemotongan pajak atas penghasilan
kewajiban pada warga negaranya (investasi) yang diterima institusi keuangan tersebut
yang berasal dari AS. Institusi keuangan yang
menandatangani perjanjian ini sepakat untuk membuat
25. Carl Levin dan Norm Coleman, “Tax Haven Banks and laporan tersebut sebagai imbal balik untuk tidak
US Tax Compliance,” US Senate Report of Permanent diwajibkan mengungkapkan nama-nama nasabah non-
Subcommittee on Investigations, (2008):17. warga negara AS.
26. Ibid., 80 28. Carl Levin dan Norm Coleman, Op.Cit., 37-43
G
lobalisasi telah mendorong Globalisasi dan Insentif Pajak
perspektif kebijakan pajak dari
Globalisasi ditandai atas beberapa
domestik ke internasional.
hal, salah satunya adalah arus jasa,
Artinya, kebijakan pajak suatu
barang, dan modal yang semakin
negara tidak bisa lagi dikaji dalam
tidak terbatas. Secara tidak langsung
ruang yang terisolasi, namun perlu
hal ini mempengaruhi jumlah dan
mempertimbangkan efek dari kebijakan
struktur penerimaan pajak di berbagai
pajak di negara lain maupun sebaliknya.
negara. Bagi perusahaan, globalisasi
DARUSSALAM Globalisasi juga telah membuat
telah memungkinkan mereka untuk
pemajakan atas korporasi (badan
Managing Partner, DANNY melakukan pengorganisasian bisnis
usaha) menjadi semakin sulit. Beberapa
DARUSSALAM Tax Center. dalam satu komando untuk tujuan
poin di bawah ini merupakan catatan
Menyandang gelar LL.M Int. bersama yaitu memaksimalkan laba
ringkas mengenai perkembangan
Tax dari European Tax College dan meminimalkan segala macam
terkini perpajakan internasional terkait
(Tilburg University Belanda biaya, termasuk biaya pajak (tax
dan KU Leuven Belgia) dan S2 dengan isu globalisasi dan kaitannya
expense). Globalisasi memungkinkan
Ilmu Administrasi Perpajakan dengan perumusan kebijakan pajak
mereka untuk memilih lokasi dan
Universitas Indonesia. internasional di Indonesia:
skema yang memberikan rate of return
“K
Indonesia dapat dilihat dari BEPS
Action Plan 2 yang sudah dirilis pada
ebijakan September 2014. Perlu juga diketahui Globalisasi dan Debt Equity
pajak suatu bahwa beberapa negara membedakan Ratio
negara antara tax avoidance yang dibenarkan Bagi perusahaan multinasional,
tidak bisa lagi (acceptable tax avoidance) dan tax adanya ketentuan bahwa pembayaran
dikaji dalam ruang avoidance yang tidak dapat dibenarkan bunga dapat menjadi pengurang
(unacceptable tax avoidance). Untuk pajak telah mendorong perilaku
yang terisolasi, itu, Indonesia perlu merumuskan
namun perlu untuk mendanai afiliasinya lebih
perbedaan antara unaccetable banyak menggunakan utang daripada
mempertimbangkan tax avoidance dan acceptable tax penyertaan modal (thin capitalization).
efek dari kebijakan avoidance. Di sisi lain, pembayaran dividen
pajak di negara tidak menjadi pengurang pajak.
lain maupun Globalisasi, Profit Shifting, dan Oleh karena itu, akan sangat
sebaliknya.” Isu Tarif Pajak menguntungkan jika komposisi utang
Skema tax avoidance yang paling semakin besar, terutama jika utang
popular adalah profit shifting strategies, tersebut ditempatkan di negara lokasi
yang pada umumnya bermuara afiliasi yang memiliki tarif pajak
pada 2 channels, yaitu: manipulasi tinggi (debt shifting). Distorsi ini sulit
transfer price dan debt shifting. Profit untuk dihilangkan secara unilateral
shifting strategies merupakan upaya (memperlakukan bunga dan dividen
P3B bagi mereka yang melakukan dengan sama), karena selama negara
penyimpangan dari tujuan diadakannya meminimalkan beban pajak dengan
cara mengalihkan laba perusahaan ke lain masih memiliki ketentuan tersebut,
P3B, yaitu Pasal tentang Limitation on Indonesia akan dirugikan.
Benefit (LoB). Walau demikian, penting perusahaan afiliasi yang berkedudukan
untuk dicatat bahwa renegosiasi di negara dengan tarif pajak yang lebih Walau demikian, terdapat usulan
P3B memang tidak mudah dan rendah (atau memaksimalkan beban di fundamental untuk menyeimbangkan
membutuhkan waktu yang panjang. tempat dengan tarif pajak yang lebih treatment pajak atas utang dan dividen
Saat ini, upaya untuk memasukkan tinggi). Dengan kata lain, profit shifting yaitu allowance on capital equity (ACE)
klasul tentang anti-treaty abuse juga strategies sensitif terhadap perbedaan dan comprehensive business income tax
disarankan oleh OECD, dalam BEPS tarif pajak. Berbagai penelitian empiris, (CBIT), yang lagi-lagi sangat tergantung
Action Plan 6. baik secara global, multinasional dari kemauan untuk koordinasi baik
Amerika, multinasional Jerman, dan antar negara maupun dengan sektor
Globalisasi dan International di EU telah memperlihatkan bahwa finansial. Komposisi utang swasta
semakin tinggi perbedaan tarif antara yang besar juga dapat mempengaruhi
Tax Avoidance satu negara dengan negara mitra, akan neraca pembayaran pemerintah
Di sisi lain, interaksi antar sistem menyebabkan laba yang dilaporkan ataupun kestabilan nilai rupiah. Bagi
perpajakan antarnegara juga telah oleh perusahan semakin kecil. Indonesia, upaya yang rasional dalam
menyebabkan adanya double non- mengatur praktik excessive debt (yang
Kini tarif PPh Badan di Indonesia
taxation ataupun tax avoidance. kemudian menjadi excessive interest
sebesar 25% dan telah diturunkan
Sebagian skema tax avoidance payment) adalah menciptakan aturan
dari level 30% (2008) dan 28%
merupakan base erosion strategies, penangkal sebagai disinsentif, atau thin
(2009). Angka ini masih di atas rata-
yaitu strategi meminimalkan beban capitalization rule. Indonesia, saat ini
rata dunia (23.6%) dan Asia (21.9%).
pajak dengan cara memanfaatkan tidak memiliki aturan tersebut.
Walau demikian, perlukah Indonesia
perbedaan ketentuan antarnegara,
menurunkan tarif PPh Badan-nya? Thin cap rule pada umumnya
seperti misalkan: hybrid mismatch
Jawabannya, tidak. Argumennya dapat berupa: ketentuan batas (rasio)
arrangement ataupun hybrid financial
adalah: selama masih ada preferential antara komposisi utang dengan modal,
instrument. Base erosion strategies
tax regime (terutama di kawasan ataupun mengacu pada komposisi yang
tidak sensitive terhadap perbedaan
ASEAN, yaitu Singapura); maka upaya dianggap ‘wajar/arm’s length (ALP)’.
tarif pajak (walaupun kadang juga
menurunkan tarif PPh Badan tidak Masing-masing memiliki kelemahan
dimanfaatkan). Hal ini memang sangat
akan berakibat banyak bagi upaya dan kelebihan. Debt to equity ratio
sulit dipecahkan secara unilateral, atau
menghambat pelarian laba, namun lebih memberikan kepastian dan biaya
tergantung dari koordinasi setiap negara
justru penerimaan pajak dari korporasi kepatuhan-administrasi yang rendah;
untuk merumuskan definisi ataupun
“D
offshore financial center dan juga holiday di tahun 2004 dapat dijadikan
ewasa ini risiko perekonomian negara tax haven contoh (pengenaan tarif hanya sebesar
yang sangat tergantung dari financial
kekuatan 5.25% jika dividen tidak dialirkan ke
sector) telah berhasil memaksa negara- luar). Pasca ketentuan tersebut terdapat
transparansi negara yang dikategorikan preferential
untuk tujuan lonjakan modal asing yang masuk,
tax regime untuk membuka ‘diri’. reinvestasi, dan dividen ditahan di
perpajakan
Ketiga -yang mana lebih tepat dalam. Namun, setelah 2005, neraca
rasanya jauh diletakkan dalam kategori domestik- pembayaran kembali ke pola semula.
mendominasi dewasa ini kekuatan transparansi Artinya, walau kebijakan ini cukup
kekuatan untuk tujuan perpajakan rasanya jauh dapat menarik dana asing (menahan
kerahasiaan mendominasi kekuatan kerahasiaan dana asing ke luar) dalam waktu singkat;
bank dan bank dan confidentiality. Berbagai namun, tidak bertahan lama. Kebijakan
negara telah memberikan suatu ini menimbulkan moral hazard di mana
confidentiality.”
kewenangan bagi otoritas pajak untuk mereka menunggu untuk kebijakan
dapat mengakses data nasabah bank selanjutnya. Ketiga, menahan repatriasi
demi tujuan perpajakan dan tetap dividen dalam bentuk insentif pajak
menghormati hak-hak wajib pajak juga sangat dipengaruhi oleh kebijakan
(Darussalam, Kristiaji, dan Deborah, pajak negara di mana induk beroperasi,
2014). Saat ini, kemungkinan tidak misalkan adanya CFC rule.
terdeteksinya data kekayaan wajib
pajak yang disimpan di negara lain Globalisasi dan Kajian Dampak
juga semakin kecil terutama dengan Perpajakannya
fenomena pertama dalam poin
ini (pertukaran informasi). Walau Di Indonesia, kajian mengenai
demikian, kerjasama pertukaran kebijakan pajak internasional dan
informasi (global maupun lewat tax bagaimana dampaknya terhadap
konteks terjadinya aggressive tax treaty) seringkali hanya ‘manis di bibir’ perekonomian, perilaku perusahaan
planning yang transaksinya melibatkan dan belum banyak memberikan kisah multinasional, dan penerimaan pajak
negara-negara preferential tax regime sukses. masih jarang dilakukan. Padahal,
perlu untuk membuat aturan tentang mengacu pada poin-poin sebelumnya,
burden of proof berada di wajib pajak. hal tersebut sangat dibutuhkan. Apakah
Globalisasi dan Pemajakan atas
kita mengetahui pola penghindaran
Repratriasi Modal pajak di Indonesia? Bagaiman efek
Globalisasi dan Transparansi
Di tengah upaya untuk dari perubahan tarif pajak dalam
untuk Kepentingan Pajak mengendalikan neraca pembayaran kompetisi investasi serta komparasinya
Transparansi dalam konteks (defisit) dan juga nilai tukar rupiah, dengan ASEAN? Perlukah kita masuk
perpajakan internasional juga sedang pemerintah juga mengkaji ide untuk ke dalam yardstick competition?
menjadi isu. Terdapat tiga isu menahan repatriasi modal asing yang Bagaimana imbas penandatanganan
transparansi yang penting dicermati oleh biasanya dikembalikan dalam bentuk P3B, apakah lebih banyak merugikan
Indonesia. Pertama, adanya kerjasama dividen. Insentif pajak untuk reinvestasi atau menguntungkan? Pertanyaan-
ataupun forum antarnegara untuk dapat (yaitu pembebasan pajak dividen atau pertanyaan tersebut hanya segelintir
bertukar informasi antar otoritas pajak tax allowance) sudah sejak 2013 dari ketidaktahuan kita.
(Tax Information Exchange Agreement), diwacanakan oleh pemerintah, namun Di Indonesia, masih sangat jarang
misalkan atas kekayaan subjek pajak di baru pada Maret lalu diluncurkan. adanya pihak di luar pemerintah
suatu negara yang disimpan di negara Ada beberapa hal yang penting untuk yang peduli dengan isu kebijakan
lain. Kedua, terdapat upaya unilateral, diperhatikan oleh Pemerintah dalam pajak, terlebih isu kebijakan pajak
misal yang dilakukan Amerika Serikat hal ini. Pertama, repatriasi modal asing internasional. Untuk itu ke depan,
untuk mewajibkan setiap wajib pajak pada dasarnya bukan hanya elastis perlu untuk mendorong kajian-kajian
dalam negeri untuk melaporkan dana terhadap persoalan pajak (tax expense), yang menyangkut telaah kebijakan
yang disimpan di luar negeri (Foreign namun juga persoalan mengenai baik perpajakan internasional dan
Account Tax Compliance Act). buruknya ekspektasi usaha (kestabilan dampaknya dalam kontek penerimaan
Kedua contoh kebijakan tersebut politik, pasar, korupsi, dan sebagainya). pajak Indonesia. IT
D
alam ruangan yang luas dan basis pajak, rendahnya tingkat trilun akan sulit tercapai setelah
megah, pada Kamis lalu kepatuhan Wajib Pajak, terbatasnya melihat kebijakan perpajakan yang
(09/04/2015) Badan Anggaran kuantitas dan kualitas otoritas pajak, akan ditempuh untuk mencapai
(Banggar) DPR RI menyelenggarakan terbatasnya anggaran yang disediakan target penerimaan pajak tersebut.
Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) untuk melakukan pemungutan pajak, Menurutnya, untuk mencapai
dengan mengangkat tema penerimaan dan terbatasnya data pendukung untuk penerimaan pajak tahun ini harus
pajak tahun 2015. Seperti yang pemeriksaan pajak. Banggar DPR RI disertai dengan extra effort. Dalam
kita ketahui, RDPU adalah sebuah mengundang dua pembicara yang diskusi ini, Darmin menyatakan salah
diskusi bersama yang dilakukan oleh sudah tidak asing lagi, yakni Darmin satu hal yang diperlukan adalah
pemerintah dengan publik (umum). Nasution dan Darussalam untuk adanya trust dari jajaran aparat pajak
Kali ini RDPU dilakukan bersama pakar mendapatkan wacana dan informasi dan wajib pajak. Selebihnya adalah
dan pengamat perpajakan., demi perbaikan kebijakan perpajakan soal sistem informasi dan metode
Pemerintah telah membuktikan Indonesia. pengumpulan pajak.
bahwa banyak potensi penerimaan Darmin Nasution, mantan Darussalam, pengamat
perpajakan yang masih bisa digali. Dirjen Pajak periode 2006-2009, perpajakan dan Managing Partner di
Namun, pemerintah memiliki memperkirakan target penerimaan DANNY DARUSSALAM Tax Center,
kelemahan utama seperti sempitnya pajak tahun 2015 sebesar Rp1.294 memaparkan tentang bagaimana
-Gallantino F.-
M
engapa perlu ada perhatian khusus kepada HWI dan masih menerapkan metode tradisional
bagaimana menentukan WP yang masuk kategori HWI? yang melakukan pengawasan HWI dan
entitas secara terpisah.
Serta bagaimana praktik pengelolaan HWI di Indonesia
maupun di negara lain? Untuk menjawabnya, redaksi telah “Nampaknya di Indonesia, otoritas
pajak masih menerapkan metode
melakukan wawancara dengan Herru Widiatmanti, yang saat ini tradisional dengan melakukan
menjabat sebagai Widyaiswara Madya di Pusat Pelatihan dan pengawasan HWI dan entitasnya
Pendidikan (Pusdiklat) Pajak, Badan Pendidikan dan Pelatihan secara terpisah. Semua itu memang
Keuangan (BPPK), Kementerian Keuangan. Berikut pemaparannya. tidak lepas dari berbagai kondisi yang
ada” tutur wanita lulusan magister (S2)
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
ini.
Salah satu upaya yang dilakukan Alasan-alasan itulah yang menyebabkan
oleh otoritas perpajakan di berbagai HWI sebaiknya diawasi secara khusus. Penentuan HWI
negara dalam mengoptimalkan “Pada umumnya HWI adalah
penerimaan pajak adalah dengan Menurut Widi, di antara negara-
pemilik konglomerasi, sehingga tentu negara yang telah menerapkan unit
mengelola pajak orang pribadi kaya akan membawa pengaruh kepada
(high wealth individual/HWI) secara khusus untuk menangani HWI,
masyarakat. Oleh karena itu, butuh diketahui sampai saat ini tidak ada
khusus. Hal tersebut ditunjukkan perhatian khusus dari otoritas pajak”
dengan adanya unit kerja khusus yang kriteria umum dalam menetapkan
tutur wanita kelahiran Cirebon, 14 WP mana yang akan masuk kategori
menangani Wajib Pajak (WP) yang Februari 1967 ini.
masuk kategori HWI. Begitu pula HWI. Namun, terdapat kriteria utama
dengan Indonesia, beberapa tahun menurut penelitian yang dilakukan
Pengelolaan HWI di Negara oleh Organization for Economic Co-
lalu Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak
telah mendirikan satu unit kantor yang Lain operative and Development (OECD),
khusus mengelola HWI di Indonesia. Saat ditanya mengenai bagaimana diantaranya mengenai batasan
Namun dalam perkembangannya, pengelolaan HWI di negara lain, Widi pendapatan dan/atau kekayaan dan
saat ini unit kantor tersebut tidak mencontohkan negara Australia. kriteria yang menunjukkan kompleksitas
hanya khusus menangani HWI, tetapi Otoritas perpajakan di negara lain masalah pajak, seperti variasi sumber
ditambah dengan WP Badan Usaha seperti Australian Taxation Office pendapatan dan isu-isu yang berkaitan
Milik Negara (BUMN) dari sektor jasa. (ATO), juga memberikan perhatian dengan perpajakan internasional.
khusus kepada HWI. Dalam praktiknya, Secara umum dapat dikatakan
Perhatian Khusus Kepada HWI bentuk pengelolaan HWI ini memang bahwa kombinasi dari faktor-faktor
memiliki berbagai variasi. Variasi tersebut dianggap relevan oleh
Widi menuturkan, terdapat
tersebut dalam arti apakah HWI dan masing-masing otoritas perpajakan
beberapa alasan mengapa HWI perlu
entitas yang terkait dengan mereka yang disesuaikan pula dengan kondisi
diberikan perhatian secara khusus oleh
dikelola secara terpisah atau dikelola masing-masing negara. Ada pendapat
otoritas pajak, di antaranya karena HWI
bersamaan dalam suatu manajemen yang mengatakan bahwa kriteria
memiliki kompleksitas proses bisnis
tunggal. seleksi HWI berdasarkan kekayaan
yang meliputi bisnis dari hulu hingga
ke hilir dan berbagai jenis investasi. ATO melalui task force-nya, dianggap relatif lebih stabil, namun
Selain itu, jumlah pajak yang mereka memperlakukan HWI dan entitas atau masih memiliki kelemahan seperti
bayarkan berpotensi memberikan perusahaannya sebagai satu kesatuan. terdapat kondisi di mana pengeluaran
kontribusi penerimaan pajak secara Hal tersebut sebenarnya berbeda dari rumah tangga dari HWI tersebut juga
signifikan. Begitu pula dengan adanya praktik tradisional yang berlaku, di tinggi, sehingga pada akhirnya tidak
perencanaan pajak yang saat ini mana WP orang pribadi dan badan masuk kategori orang kaya.
semakin agresif dan praktik-praktik diperlakukan sebagai WP yang terpisah. “Isu yang terkait penentuan
pencucian uang (money laundering) Praktik yang dilaksanakan oleh ATO batasan orang kaya ini menjadi penting
secara terselubung, menjadi alasan didasarkan pada argumen bahwa karena harus tepat ditetapkan untuk
lain mengapa otoritas pajak harus untuk memahami perilaku kepatuhan memastikan bahwa orang-orang yang
memberikan perhatian khusus kepada HWI membutuhkan pendekatan masuk ke dalam kriteria ini adalah
HWI. Dengan kompleksitas bisnis yang yang holistik, yang dalam analisisnya mereka yang akan difokuskan untuk
dimilikinya, HWI dapat saja melakukan menyertakan semua entitas yang terkait dilayani dan diawasi kewajiban dan
pengaturan keuangan yang canggih dengan WP tersebut. Pola yang sama hak pemajakannya.” tutur Widi.
dan mengeksploitasi celah pajak di tax juga diterapkan oleh sejumlah negara Dalam penerapannya di Indonesia,
haven country. HWI juga memberikan seperti Kanada, Prancis, Irlandia, kriteria penentuan HWI tersebut masih
peran penting bagi masyarakat umum Jepang, Selandia Baru dan Afrika berdasarkan berbagai sumber, misalnya
yang dapat memengaruhi integritas Selatan. Sedangkan beberapa negara kepemilikan beberapa perusahaan
sistem perpajakan secara keseluruhan. seperti Belanda, Inggris, dan Indonesia konglomerasi, dari besarnya jumlah
untuk mengoptimalkannya, juga perlu have”. Begitu pula dengan kalangan -Awwaliatul Mukarromah-
profesional yang juga semakin kaya,
SPEAKERS
YUSUF W. NGANTUNG ROMI IRAWAN UNTORO SEJATI
Senior Manager of International Tax /
Partner for Transfer Pricing Services at Senior Manager of Transfer Pricing Services at
Transfer Pricing Services at
DANNY DARUSSALAM Tax Center DANNY DARUSSALAM Tax Center
DANNY DARUSSALAM Tax Center
VERONICA KUSUMAWARDANI
Assistant Manager of Transfer Pricing Services at
DANNY DARUSSALAM Tax Center
“K epercayaan
bahwa semua
penerimaan
pajak benar-benar bisa
bermanfaat dalam
pembangunan, percaya
bahwa semua pihak
terbebas dari KKN,
dan mempercayai
masing-masing pihak
telah menjalankan
pemerintahan yang
bersih dan transparan.”
W
ajib Pajak (WP) yang tergolong kaya atau high wealth individual (HWI) menjadi
salah satu fokus tersendiri bagi otoritas pajak dalam hal pengelolaannya.
Terbukti dengan adanya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) khusus yang didirikan
beberapa tahun lalu untuk mengawasi dan mengelola HWI, meskipun saat ini tidak lagi
secara khusus mengelola HWI saja, tetapi juga menangani WP Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) sekto jasa. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pengelolaan HWI, redaksi
menemui Drs. Suwarno, MBA yang menjabat sebagai Kepala KPP WP Besar Empat.
Pria yang akrab disapa Suwarno ini menjabarkan mengenai peranan dan sedikit sejarah
mengenai asal mula pendirian KPP WP Besar Empat serta hal-hal lain terkait pengelolaan
HWI di Indonesia maupun di negara lain.
Asal Mula KPP WP Besar untuk mengurangi atau mengeleminasi contohnya, membentuk The High Net
Empat jumlah pajak yang seharusnya terutang. Worth Unit (HNWU) untuk mengelola
Tentunya hal itu sangat bertentangan WP HWI di mana konsep dan tujuannya
Suwarno menjelaskan, KPP WP dengan undang-undang, dan mungkin hampir sama dengan Indonesia
Besar Empat atau yang sebelumnya saja dapat menyebabkan pelakunya yaitu membangun hubungan dan
dikenal dengan sebutan High Wealth dikenakan sanksi kenaikan pajak dan/ pemahaman yang baik antara fiskus
Individual (HWI) Tax Office didirikan atau pidana. dengan WP, memberikan pelayanan
pada tanggal tanggal 1 April 2009 khusus dengan pendekatan proaktif dan
berdasarkan Peraturan Menteri Salah satu upaya yang dilakukan
KPP WP Besar Empat adalah dengan komprehensif terkait dengan kewajiban
Keuangan Nomor 62/PMK.01/2009. perpajakannya.
KPP HWI didirikan sebagai salah satu melakukan himbauan pembetulan
tindak lanjut dari proses “modernisasi dan konseling apabila menurut Sedangkan, otoritas pajak Australia
administrasi perpajakan” yang analisis terdapat jumlah pajak yang membentuk High Wealth Individuals
digulirkan di lingkun gan Direktorat masih terutang. Sedangkan upaya Task Force yang konsep dan tujuan
Jendral (Ditjen) Pajak dan sebagai pemeriksaan pajak hanya dilakukan utamanya agak berbeda dengan KPP
wujud apresiasi pemerintah kepada para bila WP tidak memberikan respon yang WP Besar Empat, yaitu untuk menggali
WP Orang Pribadi yang memberikan memadai atas tindakan himbauan potensi penerimaan pajak karena
kontribusi pajak yang besar kepada dan konseling. Selain itu, terdapat persentase kenaikan pajak orang kaya
negara. Suwarno menjabarkan konsep juga pemeriksaan pajak yang bersifat jauh lebih rendah dibandingkan dengan
dan tujuan pembentukan KPP HWI top down (berdasarkan analisis yang kenaikan penghasilan dan/atau aset
meliputi empat hal, yaitu: dilakukan oleh Kantor Wilayah dengan yang dimilikinya. Selanjutnya, Perancis
Kantor Pusat Ditjen Pajak). Untuk melalui States and Tax Authorities tidak
1. Meningkatkan efektifitas dan upaya hukum yang lebih tegas yaitu membentuk institusi/unit khusus untuk
efisiensi pelayanan kepada WP pemeriksaan bukti permulaan dan menangani WP orang kaya, tetapi
Besar Orang Pribadi; penyidikan, hanya dilakukan apabila mereka lebih mengefektifkan peran dari
2. Meningkatkan pemahaman WP terdapat indikasi bahwa WP telah France-Anti Money Laundering untuk
Besar Orang Pribadi akan hak dan melakukan tindak pidana di bidang menangani adanya transaksi tidak
kewajiban perpajakannya; perpajakan. wajar yang dilakukan oleh HWI.
3. Meningkatkan pengawasan sesuai Terkait dengan perkembangannya,
dengan prisip good governance; dan Suwarno menjelaskan bahwa Kriteria Wajib Pajak HWI
4. Meningkatkan kepatuhan sukarela sejak WP golongan HWI tersebut Tujuan memasukkan kalangan
(voluntary compliance). diadministrasikan di KPP WP pengusaha menjadi WP dalam KPP WP
Besar Empat, jumlah penambahan Besar Empat adalah agar Ditjen Pajak
penerimaan pajaknya dapat terbilang bisa dengan mudah melacak kewajiban
HWI dan Penghindaran Pajak sangat signifikan. Sebelum mereka pajak dari kelompok-kelompok usaha
Mengenai keterkaitan antara masuk menjadi WP KPP HWI, dapat besar yang berada di bawah kendali
penghindaran pajak dengan HWI, dikatakan bahwa administrasi, WP pengusaha tersebut, serta dalam
Suwarno menjelaskan bahwa pelayanan, dan pengawasannya belum rangka menghubungkan dengan
penghindaran pajak dapat dibagi optimal. grup bisnisnya terkait pembagian
menjadi dua yaitu tax avoidance dan dividen atau penerimaan lainnya.
tax evasion. Tax avoidance merupakan Praktik di Negara Lain
Jadi pertimbangannya bukan semata-
upaya legal untuk mengurangi beban Hampir di setiap negara maju mata sebagai WP Orang Pribadi saja,
pajak dengan memanfaatkan grey area terdapat unit khusus yang dibentuk tetapi juga dengan statusnya sebagai
atau loopholes. Sedangkan tax evasion untuk menangani WP orang kaya. pemilik grup-grup bisnis besar. Dengan
merupakah upaya ilegal yang dilakukan Otoritas pajak Inggris (HMRC),
informasi tersebut dilakukan secara perlu seperti Perancis yang menetapkan -Dienda Khairani-
sistematis dan periodikal tentang tarif pajak tertinggi untuk PPh Orang
)
9%
10%
) bagi WP
Pricing
Penerapan ALP memerlukan
31 (54%) APA pengumpulan dan analisa data
TP Rule yang mungkin sulit dan mahal baik
) untuk WP maupun otoritas pajak.
4%
14(2 Penalty Pada beberapa kondisi, biaya yang
Tabel 3 – Singapura
Tabel 4 – Australia
KONKRETPRENEUR
SEMINAR WIRAUSAHA | BAZAAR | KOMPETISI BISNIS | DOORPRIZE
Rebut HADIAH PULUHAN JUTA rupiah & dan DOORPRIZE Laptop, Smartphone, Dinar ,dll
BATCH 1
Langkah Konkret
Bisnis Beromzet
Ratusan Juta -
Milyar Rupiah Ibnu Riyanto Gibran Huzaifah Andreas Senjaya Sigit Susilo Achmad Ferdiansyah
CEO Trusmi group CEO Cybreed CEO Badr Interactive Owner Mr. Brown.Co Founder Smart Stove
Green Flame
BATCH 2
Sukses E-Commerce dan
Digital Marketing
Hasnul Suhaimi Achmad Dzaky Diajeng Lestari M. Maula Nurudin
CEO XL CEO bukalapak.com CEO hijup
. com Digital Strategic Afrakids
BATCH 3
Social Entrepreneur,
Solusi Konkret
Mengatasi Kemiskinan Bayu Krisnamurthi Alfi Irfan Tatiek Kancaniati Goris Mustaqim
Komisaris PGN CEO AgriSocio FOUNDER tegal waru Founder Asgar
kreatif Foundation
BelajarTax Treaty
di Kota Paris Van Java
S
ebagai pemimpin dalam industri kini melangkah menuju life science PT Bio Farma dengan berbagai lembaga
vaksin di Indonesia, PT Bio company yang berstandar internasional nasional maupun internasional, bahkan
Farma menjadi salah satu sehingga mampu bersaing di pasar turut berperan aktif sebagai President
andalan pemerintah dalam upaya global. Hal ini dibuktikan dengan Developing Countries Vaccine
mempersiapkan generasi yang sehat kepercayaan yang diberikan oleh Manufacturers Network.
dan bebas dari penyakit menular atau organisasi kesehatan dunia (WHO) Sejalan dengan upaya PT Bio Farma
mematikan. Dengan pengalaman kepada PT Bio Farma untuk memenuhi untuk memperluas jaringan distribusi
selama 125 tahun berkecimpung kebutuhan vaksin di lebih dari 127 di luar negeri dan juga meningkatnya
dalam industri vaksin, PT Bio Farma negara dan juga kerjasama yang dijalin kerjasama internasional dalam berbagai
kegiatan penelitian dan pengembangan pemahaman mendalam bagi sumber Afandi (Manager of Tax Compliance
serta produksi yang dijalin dengan daya manusia di PT Bio Farma dalam & Litigation Services) kepada peserta
lembaga-lembaga internasional, PT Bio mengaplikasikan Tax Treaties. yang berhasil memberikan pertanyaan
Farma mendapat tantangan untuk tetap Rangkaian acara IHT berjalan dan jawaban terbaik. Kemudian,
mematuhi ketentuan perpajakan. Oleh dengan antusias. Para peserta disuguhi pada hari kedua penyelenggaraan
karena itu, PT Bio Farma bekerjasama oleh materi aplikasi Tax Treaties yang IHT, Direktur Keuangan Bio Farma
dengan DANNY DARUSSALAM Tax disesuaikan dengan kebutuhan bisnis memberikan sambutan penutup
Center (DDTC) mengadakan kegiatan PT Bio Farma. Sebagai pemanis IHT, penyelenggaraan IHT ini dan diakhiri
In-House Training (IHT) tentang berbagai hadiah seperti buku, USB, dengan foto bersama peserta dan
“Konsep dan Aplikasi Tax Treaties” dan makanan ringan berupa coklat, pembicara. Tidak lupa, PT Bio Farma
pada hari Selasa dan Rabu (21-22 April dibagikan oleh tim pembicara dari DDTC dan DDTC saling memberikan apresiasi
2015) di kota tempat terselenggaranya yaitu, Ganda Christian Tobing (Senior melalui penyerahan plakat secara
Konferensi Asia Afrika (KAA), Bandung. Manager International Tax/Research simbolis.
IT
IHT ini bertujuan untuk memberikan and Training Services) dan Romy -Dienda Khairani-
Penyerahan Plakat secara simbolis oleh Romi Afandi kepada Direktur Keuangan PT Bio Farma
S
alah satu instrumen kebijakan kapasitas kargo kapal, atau biasa perbedaan penafsiran dari masing-
fiskal dalam mendukung kegiatan disebut dengan istilah ekspor Less than masing pihak terhadap peraturan
ekspor adalah dengan pengenaan Container (LCL). perundang-undangan pajak yang
tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Mekanisme LCL yang dimaksud berlaku.
sebesar 0% atas ekspor Barang Kena adalah dengan mengirimkan barang Dalam tulisan ini, penulis mengkaji
Pajak (BKP) berwujud, ekspor BKP yang akan diekspor kepada konsolidator putusan Pengadilan Pajak yang
tidak berwujud, dan ekspor Jasa Kena untuk dapat digabungkan dengan memutus sengketa terkait perbedaan
Pajak (JKP). Penyerahan ekspor adalah barang lain yang sejenis sehingga masa penerbitan PEB dan B/L yang
“S
dalam Daerah Pabean ke luar Daerah
Pabean.” Pengangkut untuk dikeluarkan dari
aat Daerah Pabean dianggap telah
terutangnya Lebih lanjut, dalam Pasal 1 diekspor dan dianggap sebagai barang
angka 14 UU Kepabeanan, ekspor ekspor.”
PPN
didefinisikan sebagai berikut:
atas ekspor Berdasarkan penjelasan Pasal 2 ayat
BKP berwujud ”Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan (2) UU Kepabeanan di atas, maka jelas
barang dari daerah pabean.”
adalah saat ketika barang yang akan diekspor telah
BKP berwujud Berdasarkan ketentuan di atas, dimuat di sarana pengangkutan dan
maka yang disebut dengan kegiatan siap dikeluarkan dari Daerah Pabean,
tersebut telah
ekspor BKP berwujud adalah kegiatan maka saat itulah barang dianggap
dimuat di sarana mengeluarkan BKP berwujud tersebut telah diekspor dan atas barang tersebut
pengangkut untuk dari dalam Daerah Pabean ke Luar disebut sebagai barang ekspor. Oleh
dikeluarkan dari Daerah Pabean. Dengan demikian, karenanya dapat disimpulkan bahwa
Daerah Pabean, suatu BKP berwujud dapat dikatakan saat terjadinya ekspor adalah saat
yang mana diekspor apabila BKP tersebut telah barang yang akan diekspor tersebut
dikeluarkan dari Daerah Pabean. Hal dimuat di sarana pengangkut.
hal tersebut
ini sebagaimana disebutkan dalam Untuk meyakini bahwa barang
dibuktikan Pasal 17 ayat (8) Peraturan Pemerintah yang akan diekspor telah benar-benar
dengan adanya Nomor 1 Tahun 2012 tentang dimuat di sarana pengangkutan, maka
B/L.” Pelaksanaan UU PPN sebagai berikut: diperlukan dokumen khusus yang dapat
”Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud membuktikan hal tersebut. Dokumen
sebagaimana dimaksud pada ayat yang menjadi bukti telah dimuatnya
(1) huruf f terjadi pada saat Barang barang ekspor ke sarana pengangkut
Kena Pajak dikeluarkan dari Daerah adalah dokumen pengangkutan.
Pabean.” Dalam kasus ini, karena pengangkutan
dilakukan melalui angkutan laut, maka
Bahwa penentuan saat terjadinya
dokumen pengangkutan yang menjadi
ekspor BKP sangat berhubungan dengan
bukti bahwa BKP memang benar-benar
penentuan kapan PPN terhutang atas
PEB yang dilakukan oleh Penggugat telah diekspor oleh Penggugat adalah
kegiatan ekspor BKP tersebut. Hal ini
pada masa diterbitkannya B/L telah B/L.
sebagaimana disebutkan dalam Pasal
sesuai dengan ketentuan peraturan 11 UU PPN sebagai berikut: B/L adalah dokumen yang berfungsi
perundang-undangan yang berlaku atau sebagai:
”Terutangnya pajak terjadi pada saat:
tidak? Berikut adalah analisis penulis
-- Tanda terima bahwa barang telah
atas pertanyaan tersebut: ...
dimuat di dalam sarana pengangkut
Pokok sengketa ini adalah c. Ekspor Barang Kena Pajak (kapal);
mengenai waktu pelaporan PEB Berwujud”. -- Bukti kepemilikan barang; dan
atas kegiatan ekspor yang dilakukan Dengan demikian, penentuan kapan -- Bukti adanya kontrak atau perjanjian
Penggugat. Menurut Tergugat, terdapat terjadinya ekspor BKP berwujud sangat pengangkutan barang melalui laut.
keterlambatan atas pelaporan PEB penting dalam menentukan kapan
yang dilakukan Penggugat sehingga Dengan demikian, Pengusaha
terutangnya PPN atas ekspor BKP
atas keterlambatan tersebut Penggugat Kena Pajak (PKP) yang melakukan
berwujud tersebut. Atau dengan kata
dikenakan sanksi administrasi yang ekspor baru diyakini telah benar-benar
lain, saat terutangnya PPN atas ekspor
ditagihkan melalui STP. melakukan ekspor BKP apabila PKP
BKP berwujud ditentukan pada saat
tersebut telah memiliki B/L, karena B/L
Waktu yang tepat untuk melaporkan BKP berwujud tersebut dikeluarkan
tersebut membuktikan ekspor benar-
PEB dapat diketahui apabila telah dari Daerah Pabean.
benar telah terjadi.
memahami apa definisi dari kegiatan Pada dasarnya, ketentuan dalam
ekspor, apa yang menjadi objek PPN Berdasarkan penjelasan di atas,
Undang-Undang Perpajakan, tidak
Kesempatan
Menghapus
Sanksi
Administrasi
Surat Ketetapan Pembetulan, Surat administrasi berupa bunga sesuai
Ketetapan Keberatan, Putusan Banding PMK-29 akan diberikan kepada WP
atau Putusan Peninjauan Kembali akan yang melunasi utang pajaknya sebelum
dikenai sanksi adminstrasi berupa tanggal 1 Januari 2016. Sedangkan
bunga sebesar 2% per bulan untuk utang pajak yang dimaksud adalah
seluruh masa dihitung dari tanggal utang pajak yang timbul sebelum
jatuh tempo sampai dengan tanggal tanggal 1 Januari 2015.
pelunasan atau tanggal diterbitkannya Pasal 3 dalam PMK-29 mengatur
Surat Tagihan Pajak (STP). ketentuan dan persyaratan yang
Pada tanggal 13 Februari 2015, harus dilengkapi oleh WP agar bisa
CINDY MIRANTI Pemerintah menetapkan Peraturan mendapatkan penghapusan sanksi
Menteri Keuangan Republik Indonesia bunga.
Mahasiswa Program Nomor 29/PMK.03/2015 Tentang Pertama, WP harus menyampaikan
Sarjana Ilmu Administrasi Penghapusan Sanksi Administrasi surat permohonan kepada Direktur
Fiskal, Universitas Indonesia Bunga yang Terbit Berdasarkan Pasal Jenderal (Dirjen) Pajak. Permohonan
19 Ayat (1) Undang-Undang Nomor penghapusan sanksi administrasi
6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan tersebut harus memenuhi 2 (dua)
Umum dan Tata Cara Perpajakan
S
ketentuan, yaitu:
anksi administrasi perpajakan Sebagaimana Telah Beberapa Kali
berupa pengenaan denda, Diubah Terakhir dengan Undang- 1. Utang pajak telah dilunasi oleh WP;
kenaikan, atau bunga dikenakan Undang Nomor 16 Tahun 2009 dan
kepada Wajib Pajak (WP) karena (selanjutnya disebut sebagai PMK-29). 2. Terdapat sisa sanksi administrasi
ketidakpatuhannya dalam memenuhi Kebijakan ini dibuat sebagai usaha dalam STP yang belum dibayar oleh
kewajiban administrasi perpajakan. meningkatkan penerimaan negara WP.
Berdasarkan pasal 19 ayat (1) Undang- dengan jalan memberikan stimulus
Kemudian, selain dua ketentuan
Undang Ketentuan Umum dan Tata berupa penghapusan sanksi bunga
tersebut, permohonan penghapusan
Cara Perpajakan (UU KUP), WP yang bagi WP dengan harapan WP segera
sanksi yang akan diajukan juga harus
terlambat melunasi jumlah pajak yang melunasi utang pajaknya.
memenuhi beberapa persyaratan
masih harus dibayar berdasarkan Surat
sebagai berikut:
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Penghapusan Sanksi
atau Surat Ketetapan Pajak Kurang 1. Satu permohonan untuk 1 (satu)
Bayar Tambahan (SKPKBT), serta Fasilitas penghapusan sanksi STP, kecuali dalam hal atas SKPKB
DOMESTIC
Pengamat: Era Kerahasiaan Bank akan Berakhir pada 2018
Pengamat perpajakan dari DANNY DARUSSALAM Tax Center, Darussalam mengatakan pembukaan akses rekening bank
menjadi isu yang hangat belakangan ini. Meskipun telah dibatalkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-01/
PJ/2015 tentang Penyerahan Bukti Potong Pajak atas Bunga Deposito, namun era kerahasiaan bank untuk kepentingan
pajak dipastikan berakhir pada tahun 2018 mendatang.
Darussalam menjelaskan, Indonesia yang juga termasuk negara-negara anggota G20 dan OECD pada 2013 lalu telah
berkomitmen untuk saling bertukar informasi termasuk informasi dari perbankan demi kepentingan pajak. Contohnya, ketika
pemerintah Indonesia ingin mencari tahu berapa penghasilan orang Indonesia yang ada di bank Singapura, maka perbankan
Singapura pun mensyaratkan keterbukaan informasi. Masalahnya saat ini perbankan di Indonesia tidak bisa membuka
informasi rekening nasabah kecuali untuk penyidikan, pemeriksaan, dan penagihan pajak. Padahal, survei membuktikan
sudah ada 13 dari 37 negara yang memberikan informasi otomatis kepada otoritas pajak.
Darussalam berharap, Indonesia dapat segera menyusul kebijakan ini karena langkah ini menjadi salah satu cara untuk
menekan kebocoran penerimaan pajak, yang salah satunya berupa pengalihan dari aset yang disembunyikan di luar negeri.
Karena, berdasarkan salah satu penelitian yang dilakukan Global Financial Integrity, ada dana hampir Rp2.000 triliun yang
ditempatkan di negara-negara tax haven di luar Indonesia. IT
INTERNATIONAL
Mahkamah Agung Italia Menyetujui Pinjaman Tanpa Bunga
antar Perusahaan Afiliasi
- ibfd.org -
Mahkamah Agung Italia (Corte di Cassazione) telah memberikan
putusannya terhadap penerapan aturan transfer pricing untuk
memperbolehkan pinjaman tanpa bunga antar pihak yang memiliki
hubungan istimewa. Dalam putusan mahkamah agung tersebut,
sebuah perusahaan Italia diperbolehkan memberikan pinjaman tanpa
bunga pada anak perusahaannya yang berada Luksemburg dan
Amerika Serikat. Perusahaan tersebut memberikan pinjaman tanpa
bunga pada afilisasinya agar dapat mengoptimalisasi sumber daya
bisnis dan mempertahankan pangsa pasar yang ada.
Sementara itu, menurut otoritas pajak Italia, seharusnya pinjaman
tanpa bunga ini diperlakukan sama seperti transaksi dengan pihak
independen atau dianggap sebagai pinjaman dengan bunga sesuai
dengan aturan yang ada pada undang-undang domestik perpajakan
Italia. Bahkan, otoritas pajak Italia menganggap pinjaman tanpa bunga
ini sebagai sesuatu yang tidak wajar jika dibandingkan transaksi yang
dilakukan di antara pihak-pihak independen.
Menurut pertimbangan hakim agung, transaksi pinjaman tanpa bunga ini bukanlah merupakan tindakan yang melanggar
hukum (unlawful or elusive conduct). Hal ini disebabkan tujuan dari pemilik perusahaan memberikan pinjaman tanpa bunga
pada anak perusahannya sebagai bala bantuan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. IT
I
su Transfer Pricing masih menjadi tersebut diperlakukan sebagai pinjaman Senior Manager of International
isu paling kontroversial di dunia di suatu negara sedangkan di negara Tax Services/Research and Training
perpajakan global. Hangatnya isu ini lain diperlakukan sebagai modal. Services di DDTC, Ganda C. Tobing
tidak berjalan sendiri. Ditemani dengan Menanggapi isu teraktual ini, DANNY sebagai pembicara pertama membuka
banyaknya teknik penghindaran pajak DARUSSALAM Tax Center (DDTC) seminar dengan menyampaikan isu
yang dikenal dengan strategi profit mempersembahkan sebuah seminar dan teknik penghindaran pajak melalui
shifting dan isu pengerosian basis yang bertema “Transfer Pricing Issues pembebanan biaya bunga yang eksesif
pemajakan suatu negara, cara yang on Intra-Group Financing”. Bertempat dan praktik pembatasan pembebanan
dilakukan pun tidaklah sedikit. Salah di training room DDTC pada hari Selasa biaya bunga yang diterapkan di berbagai
satunya yaitu dengan pembebanan (14/04/2015), seminar dihadiri oleh negara. Slide demi slide presentasi
biaya bunga yang berlebihan yang para praktisi pajak sampai dengan mengenai hal tersebut dipaparkan
dipadukan dengan teknik penghindaran analis pajak. Kebutuhan peserta akan secara apik. Dilanjutkan oleh Partner of
pajak melalui instrumen keuangan informasi seputar isu dilengkapi dengan Transfer Pricing Services DDTC, Romi
hybrid (hybrid financial instrument). tiga pembicara ahli di bidangnya dalam Irawan menjelaskan tentang konsep
Akibatnya, dalam suatu transaksi mengisi seminar kali ini. dan teori penerapan arm’s length
pembiayaan cross-border dengan principle untuk transaksi keuangan
menggunakan sebuah instrumen Sebelum masuk ke materi intra-grup. Interaksi tanya jawab dan
keuangan yang sama, instrumen pembahasan tentang transfer pricing, saling melengkapi begitu aktif terjadi
“W
dengan melakukan simulasi di sesi
terakhir. Sesi akhir diisi oleh pembicara
hat we know about transfer pricing of intra-group
ketiga yaitu Sekar Talenta, Specialist financing is that we don’t know enough. ”
Transfer Pricing di DDTC yang memang (Lorraine Eden, 2012)
secara khusus bergelut dengan
transaksi keuangan intra-grup. Dan
setelah seharian mengikuti seminar,
foto bersama menjadi penutup acara
seminar DDTC di bulan April 2015. IT
-Tati Pertiwi-
“D
promotion zone. kena pajak;
5. Vietnam, tarif pajak korporasi terdiri 3. Kententuan mengenai pengenaan alam
dari; umum 25%, preferential withholding tax atas dividen yang
menentukan
25% (atas industri yang bergerak diterima oleh resident dan non-
di bidang kesehatan, pendidikan, resident; desain tarif
teknologi informasi dan infratruktur) pajak ASEAN,
4. Pemberian jenis-jenis insentif yang
dan tarif lainnya 10% prinsip netralitas
proporsional dengan suatu batasan
Dalam menentukan desain tarif maksimum. merupakan
pajak ASEAN, prinsip netralitas pedoman
merupakan pedoman utama sehingga Penutup utama sehingga
diupayakan untuk menghilangkan
Saat ini upaya harmonisasi pajak diupayakan
kemungkinan terjadinya harmful tax untuk
korporasi di ASEAN untuk mengadopsi
competition. Terdapat empat elemen
ketentuan Uni Eropa masih dalam menghilangkan
penting yang menjadi pertimbangan
untuk menciptakan suatu common
perjalanan panjang. Untuk menerapkan kemungkinan
harmonisasi, prinsip utama yang menjadi terjadinya
community regulation yaitu (i) adanya
dasar kesepakatan bersama adalah
persetujuan bersama mengenai suatu harmful tax
asas netralitas. Adanya asas netralitas
pengukuran beban pajak; (ii) adanya
dapat diawali dengan kesepakatan atas competition.”
persetujuan mengenai ketentuan
standarisasi ketentuan-ketentuan yang
business profit; (iii) adanya ketentuan
mempengaruhi pengenaan pajak seperti
bersama mengenai rumusan umum
prinsip pengenaan pajak, pendefinisian
kepentingan pemerintah dan wajib
teritorial, non-discrimination, dan
pajak; (iv) adanya ketentuan bersama
arm’s length principle. Kemudian, hal
mengenai prinsip pengenaan pajak
ini dapat diikuti dengan ketentuan yang
untuk ruang lingkup komunitas ekonomi
akhirnya mempengaruhi besar beban
ASEAN.
pajak seperti range tarif, penentuan
Namun, sebelum menerapkan penghasilan kena pajak, ruang lingkup
common tax regulation perlu dibuat beban dan ketentuan atas insentif
suatu kesepakatan terkait non-tax pajak.IT
Dari kiri ke kanan: Mampe Siagian, Romi Irawan, 4 orang peserta yang mendapat hadiah, Kadarisman Hidayat, Otto Budiharjo
TAXES 2015:
Menyambut Masyarakat Ekonomi
ASEAN
B
elajar melalui organisasi memang
merupakan salah satu cara
memperdalam suatu cabang ilmu
yang biasa dijalani oleh mahasiswa.
Himpunan Mahasiswa Akuntansi
Perpajakan (HIMA-AKP), Fakultas
Ekonomi, Universitas MH Thamrin
merupakan sebuah wadah yang
beranggotakan mahasiswa Akuntansi
Perpajakan kampus MH Thamrin untuk
menyalurkan aspirasi dan kreativitas
ANDITA APRIYANI NGAKAN MADE DWI. Y mahasiswa. Lebih lanjut, HIMA-AKP
juga berfungsi sebagai wadah untuk
Mahasiswa S1 Akuntansi meningkatkan kemampuan mahasiswa
Perpajakan, Fakultas Ekonomi dalam bidang akuntansi dan perpajakan,
Universitas MH. Thamrin serta memfasilitasi anggotanya baik
dalam bidang akademik maupun non
akademik.
B
uku ini menguraikan diskusi dalam yang konsisten dalam mengkonvergensi
kerangka perpajakan internasional aturan perpajakan dan mendorong
seiring dengan menguatnya posisi kerjasama multilateral. Avi-Yonah
dan peran negara-negara BRICS (Brazil, menyarankan agar struktur P3B yang
Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) ada saat ini diperbaiki dan disesuaikan
dalam politik ekonomi internasional. dengan pilihan kebijakan yang diadopsi
Editor buku ini yang juga merupakan oleh negara-negara BRICS. Pada bagian
akademisi perpajakan internasional, selanjutnya, disajikan perbandingan
Pasquale Pistone dan Yariv Brauner, kebijakan perpajakan internasional
mencoba menangkap perkembangan di negara-negara BRICS dan negara
tersebut dengan memilah konten buku berkembang lainnya seperti Turki, serta
ke dalam tiga bagian.Tentunya, sangat beberapa negara Afrika.
bermanfaat sebagai landasan bagi Pada bagian terakhir, diskusi
penelitian selanjutnya dalam ranah dalam buku ini menghadirkan analisis
kebijakan perpajakan internasional. institusional yang bersumber dari
Tsilly Dagan mengawali bagian hasil eksaminasi atas perbandingan
pertama diskusi dalam buku ini kebijakan perpajakan internasional
dengan mengadvokasi kerangka di negara-negara BRICS. Jeffrey
kebijakan perpajakan internasional, Owens membuka bagian ini dengan
yaitu kerjasama perpajakan secara menerangkan aspek politik ekonomi
multilateral (multilateral cooperation) dalam evolusi sistem perpajakan
dan kompetisi pajak (tax competition). internasional yang diakibatkan oleh
Dagan menggunakan game theory kehadiran negara-negara BRICS.
Judul Buku: dalam menjelaskan dilema dari Richard Vann kemudian mendiskusikan
BRICS and the Emergence of kerjasama multilateral dan berpendapat dampak dari perkembangan terkini
International Tax Coordination bahwa manfaat dari kerjasama terkait kontribusi negara-negara BRICS
multilateral merupakan bentuk retorika dalam pembagian hak pemajakan
yang berlebihan. Lebih lanjut, Dagan antara negara residen dan negara
menyatakan kerjasama multilateral sumber dalam P3B.
Editor: dapat membentuk kartel dalam dunia Pada dua bab selanjutnya,
Pasquale Pistone dan Yariv perpajakan yang dapat berdampak Alfredo Garcia Prats dan Jan de
Brauner pada prisoners’ dilemma bagi negara- Goede menguraikan dampak dan
negara yang tidak ikut di dalamnya. peran negara-negara BRICS dalam
Berbeda dengan pendapat beberapa mendukung kerjasama perpajakan yang
ahli perpajakan internasional lainnya diinisiasi oleh Perserikatan Bangsa-
Jumlah Halaman: (misalnya: Reuven Avi-Yonah dan Bangsa (PBB). Selanjutnya, Kim
523 Yariv Brauner), Dagan menyimpulkan Brooks menelaah kebijakan perpajakan
bahwa upaya kerjasama multilateral internasional di negara-negara BRICS
sebaiknya dimaknai secara hati-hati dan menyarankan agar negara-negara
karena dapat mengakibatkan inefisiensi BRICS berkoordinasi dalam menyusun
Penerbit: dan konsekuensi yang tidak berimbang agenda perpajakan internasional di
IBFD Publishing, 2015 diantara negara-negara yang melakukan masa yang akan datang. Setelah itu,
kerjasama. Menurut Dagan, kerangka Diane Ring mengeksplor kemungkinan
kebijakan perpajakan internasional dan pengaruh dari kerjasama
ini relevan bagi negara-negara BRICS diantara negara-negara BRICS dalam
untuk menegoisasikan posisi mereka membentuk suatu institusi atau
dalam institusi kerjasama multilateral organisasi perpajakan diantara mereka.
yang sudah ada atau membentuk suatu Pistone dan Brauner menutup
kerjasama multilateral baru dalam buku ini dengan menguji pilihan-
rangka menjamin kepentingan negara- pilihan kebijakan yang dapat diambil
negara BRICS. oleh negara-negara BRICS, seperti
Sebagai respon atas pendapat membentuk institusi kerjasama
Dagan, pada bab selanjutnya, perpajakan internasional yang eksklusif,
Reuven Avi-Yonah mempertahankan bergabung dengan OECD, berkerjasama
pendapatnya selama ini tentang secara terpisah dengan OECD seperti
Buku ini tersedia di Perpustakaan justikasi atas rezim perpajakan layaknya PBB, atau tidak melakukan
DANNY DARUSSALAM Tax Center
internasional (international tax regime) apa-apa. IT
U
ntuk ketiga kalinya penulis
mendapatkan ilmu dan
pengalaman menakjubkan
dengan mengikuti program Human
Resource Development Program
(HRDP) dari DANNY DARUSSALAM
Tax Center (DDTC). Program ini
bertujuan meningkatkan kapabilitas
sumber daya manusia dalam sebuah
organisasi, yang kilasannya dimuat
dalam rubrik ini pada edisi InsideTax
bulan lalu. Program HRDP ini, pertama
kali diikuti penulis pada tahun 2013,
yakni tax course tentang International
Taxation of Oil and Gas and Other
Mining Activities yang diselenggarakan
oleh International Bureau of Fiscal
Documentation (IBFD) di Singapura.
Tahun berikutnya, penulis
menghadiri summer course di Lisbon
(Portugal) yang membahas isu tentang
Base Erosion and Profit Shifting
(BEPS). Kemudian, di tahun ini
penulis kembali mengikuti tax course
yang diselenggarakan oleh IBFD di
Amsterdam bertajuk International
Tax Aspects of Mergers, Acquisition
& Corporate Finance selama tiga hari
pada akhir Maret lalu.
Penulis tertarik mengikuti kursus
ini karena berkaitan dengan topik yang
pernah diusung penulis dalam tesisnya
saat mengikuti program magister
yaitu mengenai merger. Dalam tesis
tersebut, penulis membahas mengenai
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
43/PMK.03/2008 tentang Penggunaan
Nilai Buku atas Pengalihan Harta Dalam
Rangka Merger. Tentunya, merger
dalam kursus kali ini cakupannya
lebih luas dari tesis Penulis. Peserta
kursus kebanyakan berasal dari otoritas
pajak dan para praktisi yang bekerja di
perusahaan multinasional.
Hari pertama, peserta kursus
disuguhi materi mengenai dampak
EU Law dan ECJ Decisions dalam
merger dan akuisisi (M&A) antar grup
perusahaan multinasional termasuk
Herjuno W. Aji saat di Madurodam Merger Directive dan Parent-Subsidiary
Directive. Selain itu, disampaikan juga
-Herjuno W. Aji.- Salah satu sisi kanal di Belanda yang ditelusuri Herjuno W. Aji
Pembaca yang ingin berkonsultasi dapat mengirimkan pertanyaannya melalui email ke:
insidetax@dannydarussalam.com
dengan subjek “Ask Solution”, pertanyaan juga bisa ditanyakan melalui Twitter dengan direct message
atau mention:
@DDTCIndonesia
Redaksi berkomitmen untuk selalu memberikan solusi yang tepat, benar, dan andal atas segala problem
pajak Anda.
Bagi pembaca yang solusinya dimuat di setiap edisi InsideTax akan diberikan voucher diskon untuk
mengikuti DDTC Training Programs periode 2015.
insidesolution
TRANSFER PRICING CASE
RATE CARD
(in IDR ‘000)
ITEMS SIZE (PIXEL) OPTION RATE/EDITION REMARKS
COVER
Static Ads & Hyperlink 2,500 PSD / JPG / PNG / PDF / INDD / AI
COVER (inside front cover) -
1240x1712 pixel Static Ads With Video & FLV / F4V / MPEG4 Max duration 30” and Max Size
Full Page Banner 3,000
Hyperlink 5 MB
INSIDE PAGE
FRONT PAGE (after Static Ads & Hyperlink 1,750 PSD / JPG / PNG / PDF / INDD / AI
greetings and before
1240x1712 pixel Static Ads With Video & FLV / F4V / MPEG4 Max duration 30" and Max Size
headline) - Full Page Banner 2,500
Hyperlink 5 MB
ANY PAGE (after headline) - Static Ads & Hyperlink 1,500 PSD / JPG / PNG / PDF / INDD / AI
Full Page Banner
1240x1712 pixel Static Ads With Video & FLV / F4V / MPEG4 Max duration 30" and Max Size
2,250
Hyperlink 5 MB
ANY PAGE (after headline) - Static Ads & Hyperlink 750 PSD / JPG / PNG / PDF / INDD / AI
Half Page Banner 1240x1712 pixel Static Ads With Video & FLV / F4V / MPEG4 Max duration 30" and Max Size
1,250
Hyperlink 5 MB
Price do not include VAT and other charges (if any). Discount continuous folding position 15% - 30%.
CONTACT PERSON
Eny / Dienda - 021 2938 5758
InsideTax
Edisi 27 | Januari
2015
InsideTa
Edisi 28
| February
2015
x
AJAKAN
hi-TAXnolog
Pelayanan IT Ditjen
y
Pajak Non-Stop MEDIA TR
24/7 Pengembangan EN PERP
AJAKAN
IT sebagai Efek J
bagi Pen er
unggaka
Upaya Strategis
Peningkatan
Performa
Administrasi
Gijzeling
Akankah
: Pajak
Pajak Memberi
Menelaah Efek Jer
a Meningka
Mendoro dan tka
BEPS Action
Kepatu
ng Kepatu n
Plan 10 dan Dengan IT, han? han
Administrasi dengan
Implikasinya
Pajak Menjadi Gijzeling
Bagi
Indonesia Lebih
Sederhana Gijzeling
,
Apa Kat
a
Dunia
Usaha? Berbagi
Berburu Ilmu
Bersama
Pengetahu an DDTC
Transfer Pricin Rangkaian
g
ke Negeri Harmonisasi Penyelesa
“Paman Sam” Perpajakan di Sengke ian
ta
Uni Eropa: Beban dalam
Pajak Efektif Transfer MAP:
Pricing Benarka
h
Ata
Perselisih si
an
dengan
Kesepa
katan?
“Aku ingin buka usaha, Lang.” “Mengandalkan gaji saja tak cukup,
Hadi memijat keningnya kuat- Lang. Kamu tahu kan gimana beban
kuat. Kakinya berselonjor di atas hidup sekarang?” jawabnya memecah
bangku kayu warung Bu Surti yang keheningan setelah beberapa saat kami
sedang sepi pembeli siang ini. Kopi terdiam.
yang mengepulkan aroma harum di Hadi adalah seorang karyawan
depannya itu ternyata tak mampu untuk sebuah perusahaan swasta yang
membuat Hadi menyesapnya barang bergerak di bidang percetakan.
sekali. Tumben, biasanya pemuda dua Sebenarnya gajinya terbilang cukup
puluh lima tahun itu bisa menandaskan lumayan, namun posisinya sebagai
dua cangkir kopi sekaligus tiap kami tulang punggung keluarga dengan
MUHAMMAD ARIF melepas penat di warung seperti ini. menanggung orang tua serta tiga adiknya
RIZALDY yang masih sekolah, membuatnya
“Kenapa Had? Bukannya karyawan
seperti kamu gajinya sudah tinggi?” harus pintar-pintar memutar otak agar
Siswa SMA Negeri 1 balasku. biaya hidup keluarganya tercukupi.
Gresik “Lalu kamu rencana mau buka
Hadi menatapku lama. Tak
menjawab pertanyaanku. Matanya usaha apa, Di?”
yang cekung terlihat lelah. Layu. “Usaha kuliner gitu, Lang. Aku
sudah menyusun semua konsepnya,
Kenapa ya
penerimaan pajak He
gak pernah He
optimal? He
Bukan
Orang
Kaya
Padahal kontribusi pajak
dari mereka lumayan Weits! Udah dong, Meski gw bukan
gede, kan untuk kemajuan gw bayar pajak orang kaya, gw
negara ini juga. Kontribusi yang sesuai sama JUJUR dan PATUH Ampuuuun,
lu sendiri gimana? kekayaan gw kok! Yakin, Jun?? Lo kok! Clar!
bukannya suka Sini coba
nyimpen duit di liat dulu!
kaos kaki?
KUIS
WORDOKU
Pembaca Inside Tax Setia, InsideINTERMEZZO kali ini menghadirkan
Quiz Wordoku berhadiah. Jawaban dapat dikirim via email ke:
insidetax@dannydarussalam.com
Kalian bisa menemukan 12 kata atau lebih yang berhubungan dengan
pajak (dapat berupa istilah dan singkatan yang lazim digunakan baik dalam
Bahasa Indonesia maupun Inggris) dari huruf-huruf yang tersusun secara
Format Pengiriman:
acak ini. Jawaban dapat ditemukan pada sisi vertikal, horizontal, atupun
1. Nama lengkap dan foto diri diagonal (atas-bawah, bawah-atas, kanan-kiri, atau kiri-kanan). Temukan
2. Scan identitas diri dalam bentuk katanya, dan dapatkan hadiah menarik dari kami.
pdf/jpeg Yang dapat menemukan kata paling banyak dialah pemenangnya.
3. Asal instansi/organisasi/
perguruan tinggi
4. Alamat lengkap, nomor telepon Y S U Q Z R O F V X Z
yang bisa dihubungi, dan akun
twitter T N E M T S E V N I H
5. Attachment jawaban kuis (dalam
bentuk .docx/hasil scan) K O W Q F X N J K P A
6. Berikan komentar/kritik/saran T E F C K I E W K B K
Anda untuk InsideTax.
Jawaban paling lambat dikirimkan Z A P Y P E S S O P M
pada tanggal 22 Mei, pukul 00.00
WIB. P V X M B E U K P H J
Hadiah: J T U P E G T W A T Y
Merchandise menarik dari DDTC I B K T A N G I B L E
untuk 3 (tiga) orang pemenang.
H Q O P G Y O H D B C
F A K T U R E R W U W
J P I U S C F R X Y A