Anda di halaman 1dari 17

KOMPILASI PERTANYAAN UJIAN KOMPREHENSIF

Bu Isma

1. Kap big4 dan Afiliansi Kap big 4 Indonesia


A. PwC
KAP yang satu ini bisa masuk big 4 karena kesuksesannya dalam mencetak
revenue atau penghasilan yang cukup besar. PricewaterhouseCoopers atau PwC
menjadi salah satu kantor akuntan publik terbesar di dunia dengan jumlah
revenue mencapai 41,3 miliar dolar AS atau Rp580 triliun. Perusahaan ini
merupakan hasil merger dua entitas usaha Price Waterhouse dan Coopers &
Lybrand. Kedua usaha yang bergabung tahun 1998 ini kemudian berubah nama
menjadi PricewaterhouseCoopers. PwC punya jaringan yang tersebar di 158
negara di dunia. Kantor akuntan publik ini berkantor pusat di London, Inggris. Di
Indonesia, PwC masuk lewat kerja sama dengan KAP Tanudiredja, Wibisana,
Rintis & Rekan tahun 1990. Saat itu, PwC masih bernama Price Waterhouse,
sedangkan KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan masih bernama KAP Drs.
Hadi Sutanto & Rekan.
B. EY
Selanjutnya adalah kantor akuntan publik asal Inggris bernama Ernst & Young
atau EY yang memiliki revenue mencapai 34,8 miliar dolar AS atau Rp489 triliun.
Sama seperti PwC, Ernst & Young merupakan hasil merger sejumlah entitas
usaha, yaitu Ernst & Whinney dengan Arthur Young. Merger yang terjadi pada
1989 membuahkan nama Ernst & Young. Di Indonesia, Ernst & Young atau EY
bermitra dengan Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwantono, Suherman dan Surja.
C. Deloitte
Selanjutnya yang juga termasuk dalam big 4 KAP adalah Deloitte. Pada 2018,
Deloitte mencatatkan revenue sekitar 43,2 miliar dolar AS atau Rp607 triliun.
Deloitte Touche Tohmatsu Limited atau Deloitte bisa dibilang menjadi salah satu
penyedia jasa akuntansi yang cukup tua di dunia. Berdiri pada 1845 di London,
Inggris, William Welch Deloitte merupakan sosok di balik berdirinya kantor
akuntan ini. Dalam perjalanannya, Deloitte berubah nama menjadi Deloitte
Touche Tohmatsu. Nama ini berasal dari penggabungan dua usaha, yaitu Touche
Ross dan Deloitte Haskins & Sells. Nama Tohmatsu diperoleh dari Tohmatsu
Aoki & Co yang merger dengan Touche Ross tahun 1975. Di Indonesia, jasa-jasa
Deloitte diwakili beberapa entitas. Mulai dari Satrio Bing Eny & Rekan, Deloitte
Touche Solutions, PT Deloitte Konsultan Indonesia, KJPP Lauw & Rekan,
Hermawan Juniarto & Partners, dan PT Deloitte Consulting.
D. KPMG
Perusahaan terakhir pada daftar ini adalah KPMG. Kantor akuntan publik yang
memiliki kantor pusat di Belanda ini diketahui memperoleh penghasilan atau
revenue sebesar 29 miliar dolar AS atau Rp407 triliun. KAP ini merupakan hasil
merger antara Peat Marwick International dan Klynveld Main Goerdeler. Sejak
merger pada 1 Januari 1987, KAP ini kemudian dikenal dengan nama KPMG. Di
Indonesia, KPMG diwakili beberapa entitas usaha, mulai dari Siddharta Widjaja &
Rekan, KPMG Advisory Indonesia, hingga KPMG Siddharta Advisory.

2. SDG apa aja

3. CSR contoh real


BRI Liga 1

4. Surah pendek diatas 8 ayat td Al alaq


5. Doa harian, td doa saat kesulitan
6. Teori Akuntasi Positif: Sebut 3 Hipotesis yg ada
A. Ketidakmampuan pendekatan normatif dalam menguji teori secara empiris,
karena didasarkan pada premis atau asumsi yang salah sehingga tidak dapat
diuji keabsahannya secara empiris.
B. Pendekatan normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor secara
individual daripada kemakmuran masyarakat luas.
C. Pendekatan normatif tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya alokasi
sumber daya ekonomi secara optimal di pasar modal. Hal ini mengingat bahwa
dalam sistem perekonomian yang mendasarkan pada mekanisme pasar,
informasi akuntansi dapat menjadi alat pengendali bagi masyarakat dalam
mengalokasi sumber daya ekonomi secara efisien.

7. Tax Planning
Tax planning atau yang biasa disebut dengan perencanaan pajak merupakan
suatu upaya guna untuk mengurangi atau membuat suatu beban pajak
seminimal mungkin untuk dapat dibayarkan kepada negara sehingga nantinya
pajak yang harus dibayarkan kepada negara tidak melebihi jumlah yang
sebenarnya. Perencanaan pajak yang di maksud ini menjadi salah satu hal
terpenting yang harus dilakukan oleh perusahaan karena pada dasarnya bagi
perusahaan, pajak adalah beban yang dapat mengurangi laba bersihnya.
Sehingga dengan dilakukannya suatu perencanaan pajak, suatu perusahaan
dapat menjauhkan dirinya dari segala risiko ketidakpatuhan perpajakan yang
akan sangat meminimalisir utang pajak yang tak terduga.

8. Insentif perpajakan di tengah Pandemi


Insentif pajak yang dapat dimanfaatkan antara lain PPh 21 ditanggung
pemerintah untuk pegawai dengan penghasilan kurang dari Rp200 juta/tahun,
PPh final UMKM 0,5% ditanggung pemerintah, PPh final dari jasa konstruksi P3-
TGAI ditanggung pemerintah, PPh 22 impor, insentif angsuran PPh 25, insentif
PPN restitusi hingga jumlah lebih bayar paling banyak Rp5 miliar.

9. Apa itu WP KITE


Pengertian KITE
Pengertian KITE mengacu kepada Pasal 1 KMK-580/KMK.04/2003 tentang
Tatalaksana Kemudahan Impor Tujuan Ekspor dan Pengawasannya adalah
pemberian pembebasan dan/atau pengembalian Bea Masuk (BM) dan/atau
Cukai serta PPN dan PPnBM tidak dipungut atas impor barang dan/atau bahan
untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain yang hasilnya terutama
untuk tujuan ekspor. Secara singkat KITE dapat dijelaskan sebagai fasilitas yang
diberikan kepada wajib pajak dalam rangka impor bahan baku untuk tujuan
diekspor kembali. Fasilitas apa? Yaitu kemudahan berupa pengembalian
dan/atau pembebasan Bea Masuk atau Cukai hingga tidak dilakukannya
pemungutan atas PPN dan PPnBM.
Fasilitas KITE sendiri dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu KITE Pembebasan
serta KITE Pengembalian. Secara singkat KITE Pembebasan adalah pembebasan
untuk Bea Masuk, PPN atau PPnBMnya yang terutang dengan cara tidak
dipungut atas impor atau pemasukan barang dan bahan yang berasal dari luar
daerah pabean untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain dengan
tujuan untuk diekspor. Sedangkan KITE Pengembalian adalah pengembalian Bea
Masuk yang telah dibayar atas impor atau pemasukan barang dan bahan yang
berasal dari luar daerah pabean untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang
lain dengan tujuan untuk diekspor. Kemudian ada juga fasilitas KITE yang hanya
diberikan kepada industri kecil menengah yang melakukukan impor untuk tujuan
diekspor kembali yang disebut dengan KITE IKM.

Keistimewaan KITE dan Cara Mendapatkan Insentif bagi Wajib Pajak KITE

PMK-23 sendiri mengatur bahwa kriteria untuk penerima insentif pajak selain
sebagai wajib pajak yang memiliki KLU yang tercantum sesuai lampiran beleid
tersebut, juga kepada wajib pajak penerima fasilitas KITE. Baik sebagai salah
satu syarat maupun secara akumulatif. Artinya terdapat keistimewaan bagi wajib
pajak yang sudah menerima fasilitas KITE dari DJBC. Meskipun secara KLU tidak
termasuk ke dalam industri tertentu sesuai lampiran PMK-23, Namun apabila
wajib pajak memiliki KITE maka secara sah berhak mendapatkan insetif pajak.
Tentunya sesuai prosedur yang telah disediakan oleh DJP. Untuk mendapatkan
insentif pajak sesuai PMK-23/PMK.03/2020 ternyata cukup mudah. Wajib pajak
tentunya tidak perlu datang ke Kantor Pelayanan Pajak. Karena, wajib pajak
cukup mengajukan permohonan via daring melalui laman pajak.go.id. Bagaimana
caranya? Pertama, wajib pajak login terlebih dahulu menggunakan NPWP serta
kata sandi yang telah dibuat. Apabila kata sandi lupa atau belum pernah
registrasi sebelumnya maka wajib pajak memerlukan EFIN untuk melakukan
reset maupun registrasi. Tata cara pengajuan EFIN akan dibahas di artikel lain.
Kemudian, setelah masuk ke halaman muka, wajib pajak dapat memilih menu
Layanan, lalu pilih KSWP. Nantinya, wajib pajak akan diarahkan sesuai prosedur
yang ada. Apabila memenuhi kriteria maka insentif pajak akan langsung dapat
dinikmati. Bagaimana? Mudah bukan? Dengan kemudahan ini, diharapkan
pemberian insentif pajak kepada industri terdampak, terutama wajib pajak
penerima KITE dapat memberikan stimulan ekonomi di masa pandemi ini serta
perekonomian Indonesia bisa tetap kuat di tengah pandemi ini.
10. Apa itu WP Kawasan Berikat
Kawasan Berikat adalah Tempat Penimbunan Berikat untuk menimbun barang
impor dan/atau barang yang berasal dari tempat lain dalam daerah pabean guna
diolah atau digabungkan, yang hasilnya terutama untuk diekspor. Terhadap
penyerahan ke kawasan berikat dan dari kawasan berikat, PPN-nya tidak
dipungut.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 255/PMK.04/2011 fasilitas
PPN atau PPN dan PPnBM Tidak Dipungut diberikan atas pemasukan:
a. pemasukan barang dari tempat lain dalam daerah pabean ke Kawasan Berikat
untuk diolah lebih lanjut;
b. pemasukan kembali barang dan Hasil Produksi Kawasan Berikat dalam rangka
subkontrak dari Kawasan Berikat lain atau perusahaan industri di tempat lain
dalam daerah pabean ke Kawasan Berikat;
c. pemasukan kembali mesin dan/atau cetakan (moulding) dalam rangka
peminjaman dari Kawasan Berikat lain atau perusahaan di tempat lain dalam
daerah pabean ke Kawasan Berikat;
d. pemasukan Hasil Produksi Kawasan Berikat lain, atau perusahaan di tempat
lain dalam daerah pabean yang Bahan Baku untuk menghasilkan hasil produksi
berasal dari tempat lain dalam daerah pabean, untuk diolah lebih lanjut oleh
Kawasan Berikat;
e. pemasukan hasil produksi yang berasal dari Kawasan Berikat lain, atau
perusahaan di tempat lain dalam daerah pabean yang Bahan Baku untuk
menghasilkan hasil produksi tersebut berasal dari tempat lain dalam daerah
pabean, yang semata-mata akan digabungkan dengan barang Hasil Produksi
Kawasan Berikat untuk diekspor; atau
f. pemasukan pengemas dan alat bantu pengemas dari tempat lain dalam daerah
pabean ke Kawasan Berikat untuk menjadi satu kesatuan dengan Hasil Produksi
Kawasan Berikat.
Barang yang mendapat fasilitas PPN atau PPN dan PPnBM Tidak Dipungut
adalah bukan merupakan barang untuk dikonsumsi di Kawasan Berikat, seperti
makanan, minuman, bahan bakar minyak, dan pelumas.

Pemasukan barang dari tempat lain dalam daerah pabean ke Kawasan Berikat,
pengusaha di Tempat Lain Dalam Daerah Pabean wajib membuat faktur pajak
yang dibubuhi cap “Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah tidak dipungut eksekusi dari PP Nomor 85
TAHUN 2015.”
Kode transaksi untuk faktur pajak yang penyerahannya mendapat fasilitas PPN
tidak dipungut adalah 07.

Dalam hal barang keluar dari kawasan berikat, tidak semua penyerahan dari
kawasan berikat mendapatkan fasilitas tidak dipungut PPN. Ada syarat-syarat
penyerahan yang mendapatkan fasilitas. Perhatikan tulisan italic di bawah ini!

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atau Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) tidak dipungut atas pengeluaran:
a. Pengeluaran Hasil Produksi Kawasan Berikat yang Bahan Baku untuk
menghasilkan hasil produksi berasal dari tempat lain dalam daerah pabean, ke
Kawasan Berikat lainnya;
b. Pengeluaran Bahan Baku dan Bahan Penolong, cetakan (moulding), dan/atau
mesin, dalam rangka subkontrak dari Kawasan Berikat kepada Kawasan Berikat
lainnya atau perusahaan industri di tempat lain dalam daerah pabean;
c. Pengeluaran barang yang rusak dan/atau apkir (reject) asal tempat lain dalam
daerah pabean yang sama sekali tidak diproses di Kawasan Berikat ke tempat
lain dalam daerah pabean, sepanjang barang tersebut dikembalikan ke
perusahaan tempat asal barang; dan
d. Pengeluaran mesin dan/atau cetakan (moulding) dalam rangka peminjaman
ke perusahaan industri di tempat lain dalam daerah pabean dan Kawasan Berikat
lainnya, sepanjang mesin dan/atau cetakan (moulding) tersebut digunakan untuk
memproduksi barang hasil produksi yang akan diserahkan kepada pemberi
pinjaman dari Kawasan Berikat asal.

11. Substantial year dan bagaimana metode perpajakannya

12. Koreksi Positf dan negatif


Koreksi Positif dilakukan untuk menambah laba secara fiscal akan bertambah ,
antara lain koreksi tersebut adalah:
a. Beban-beban atau pengeluaran yang tidak diakui oleh fiscal
b. Penyusutan komersial yang berbeda dengan penyusutan fiscal
c. Amortisasi komersil yang berbeda dengan penyusutan fiscal
d. Biaya yang ditangguhkan pengakuannya
e. Penyesuaian fiskal positif lainnya

Koreksi Negatif yaitu koreksi-koreksi untuk mengurangi Laba komersial sehingga


laba fiscal akan lebih kecil, koreksi tersebut antara lain:
a. Penghasilan yang dikenakan PPh final
b. Penghasilan yang tidak termasuk objek pajak
c. Penyesuaian fiskal negatif lainnya

13. pengakuan Natura


1) Natura/ Kenikmatan sebagai objek pajak dan bukan objek pajak.
Secara umum berdasarkan pasal 4 ayat 3 huruf D UU No. 36 Tahun 2008 tentang
Pajak Penghasilan, natura atau kenikmatan bukanlah objek PPh. Namun ada
beberapa pengecualian tertentu yang menjadikan jenis imbalan ini menjadi objek
PPh sehingga dikenakan pajak.
Pengecualian ini terjadi jika imbalan ini diberikan bukan oleh wajib pajak, wajib
pajak yang dikenakan pajak secara final atau wajib pajak yang menggunakan
norma perhitungan khusus yang dimaksud dalam Pasal 15 UU PPh.
Contoh, yang dimaksud dengan bukan wajib pajak adalah kantor Sekjen ASEAN
di Indonesia, sedangkan wajib pajak yang dikenakan PPh Final adalah wajib pajak
usaha jasa konstruksi.

2) Natura/ Kenikmatan sebagai deductible dan non-deductible expense.


Berdasarkan Pasal 9 ayat 1e UU PPh, penggantian imbalan berhubungan dengan
pekerjaan/jasa yang diberikan dalam bentuk natura atau kenikmatan tidak dapat
menjadi pengurang atas penghasilan bruto dari pemberi kerja (non-deductible
expense).
Namun ada beberapa pengecualian yang diatur dalam PMK No.
167/PMK.03/2018
Berikut ini beberapa ketentuan yang membuat natura tidak termasuk dalam
pengurang penghasilan bruto pemberi kerja:
a) Pemberian makanan atau minuman bagi seluruh pegawai yang berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan.
- Pegawai yang dimaksud di sini adalah seluruh pegawai termasuk dewan direksi
dan komisaris, sedangkan penyediaan minuman atau makanan mencakup
seluruh imbalan yang disediakan di tempat kerja.
- Pemberian kupon makanan atau minuman bagi pegawai. Dalam hal ini kupon
menjadi alat transaksi bukan uang yang dapat ditukarkan dengan
makanan/minuman.
- Nilai kupon makanan/minuman yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
pemberi kerja sesuai dengan nilai kupon wajar.
b) Penggantian yang diberikan berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan di
daerah tertentu dalam rangka menunjang kebijakan pemerintah untuk
mendorong pembangunan di daerah tersebut.
- Daerah tertentu yang dimaksud adalah daerah terpencil secara ekonomis yang
memiliki potensi layak dikembangkan, tetapi keadaan prasarana ekonomi pada
umumnya kurang memadai dan sulit dijangkau oleh transportasi umum, baik
melalui darat, laut maupun udara.
- Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura/kenikmatan berkenaan
pelaksanaan pekerjaan di daerah tertentu yaitu berupa sarana dan fasilitas di
lokasi kerja (selama fasilitas tersebut tidak tersedia, sehingga pemberi kerja
harus menyediakan sendiri). Beberapa fasilitas tersebut di antaranya tempat
tinggal, perumahan, pelayanan kesehatan, pendidikan, peribadatan,
pengangkutan atau sarana di lokasi kerja untuk pegawai dan keluarga, serta
olahraga (tidak termasuk golf, power boating, pacuan kuda dan terbang layang).
c) Pemberian natura yang merupakan keharusan dalam pelaksanaan pekerjaan
sebagai sarana keselamatan kerja atau karena sifat pekerjaan tersebut
mengharuskannya.
Yang termasuk dalam ketegori ini adalah pakaian dan peralatan keselamatan
kerja, pakaian seragam petugas keamanan, sarana antar jemput pegawai,
penginapan untuk awal kapal dan sejenisnya, kendaraan yang dimiliki dan
digunakan perusahaan untuk pegawai tertentu karena jabatan dan pekerjaannya.

Jadi secara garis besar dapat disimpulkan, bahwa penerapan pajak pada imbalan
jenis natura/kenikmatan harus diperhatikan asal-usulnya. Anda sebagai wajib
pajak harus melihat dari mana imbalan ini berasal dan peruntukkannya mengacu
pada peraturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah.

14. Bagaimana perhitungan laba


Laba Kotor = Penjualan bersih – HPP
Laba Bersih = Laba Kotor – Beban Usaha – Beban Pajak

15. Bagaimana rumus laba rugi

16. pokonya kalau keuangan ditanyai earning management sama income smoothing
dan bagaimana sistemnya bekerja
Definisi Manajemen Laba
Menurut Schipper (1989), manajemen laba adalah suatu kegiatan intervensi
dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal, untuk
memperoleh beberapa keuntungan. Sementara, Asih dan Gudono (2000)
mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu proses yang dilakukan dengan
sengaja dalam batasan GAAP (General Addopted Accounting Principle) untuk
mengarahkan tingkatan laba yang dilaporkan. Jadi jika disimpulkan manajemen
ini adalah tindakan sengaja atau manipulasi keuntungan pada laporan keuangan
agar mendapatkan keuntungan yang lebih.

Tujuan & Motivasi Manajemen Laba


Setiap tindakan yang dilakukan tentu saja didasari oleh motif dan tujuan,
termasuk juga dengan manajemen laba. Berikut beberapa hal terkait motivasi
dan tujuan melakukan manajemen ini:
a. Tujuan Bonus
Tujuan bonus ini disebabkan karena biasanya manajer memperoleh bonus diukur
dari seberapa banyaknya laba. Manajer mempunyai informasi atas laba bersih
perusahaan, sehingga dia akan bertindak untuk melakukan manajemen dengan
cara memaksimalkan laba saat ini.
b. Motivasi Politik
Manajemen ini tidak berarti selalu menaikan laba tetapi juga bisa menurunkan
laba yang terjadi pada periode berjalan. Jika untuk mendapatkan bonus, manajer
akan cenderung menaikan laba, maka untuk kepentingan dengan pemerintah
laba akan cenderung dikurangi. Perusahaan akan mengurangi laba yang
dilaporkan karena adanya tekanan publik sehingga pemerintah menetapkan
peraturan yang lebih ketat. Selain itu, dengan mengurangi laba perusahaan juga
dapat menghemat pajak.
c. Initial Public Offering / IPO (Penawaran Saham Perdana)
IPO ini merupakan penawaran saham perdana ke publik, perusahaan yang belum
pernah memiliki nilai pasar dan akan go public akan melakukan manajemen laba.
Hal tersebut bertujuan agar harga saham perusahaan naik.
d. Informasi Kepada Investor
Informasi kepada investor ini merupakan tujuan dan motivasi umum dalam
mengelola laba bisnis. Perusahaan harus menyampaikan laporan kepada
investor pada akhir periode atau akhir bulan. Agar perusahaan dinilai memiliki
kinerja yang baik, maka perusahaan melakukan pengelolaan sehingga laba
meningkat.

Pola Manajemen Laba


Terdapat 4 pola manajemen laba yang sering digunakan oleh manajer, empat
pola tersebut yaitu:
a. Income Smoothing
Mungkin Anda sering mendengar istilah ini? Income smoothing merupakan salah
satu pola manajemen yang sering digunakan oleh manajer. Cara yang dilakukan
adalah dengan meratakan laba yang dilaporkan. Tujuannya adalah agar laba yang
diperoleh stabil, sehingga investor akan menyukai kinerja perusahaan.
b. Income Maximization
Dilihat dari namanya, kegiatan ini dilakukan pada saat laba sedang turun. Cara ini
dapat digunakan untuk melindungi perusahaan saat berurusan dengan kegiatan
utang. Selain itu, agar mendapatkan laba yang lebih besar, Anda dapat
melakukan pola ini dengan memanipulasi data akuntansi pada laporan keuangan.
c. Income Minimization
Seperti yang dijelaskan pada tujuan dan motif, manajemen ini dapat digunakan
untuk mengurangi beban pajak dan agar perusahaan tidak mendapatkan
perhatian oleh pemerintah. Pola income minimization ini dapat digunakan untuk
tujuan tersebut. Caranya, Anda dapat menghapus biaya-biaya yang tidak terlalu
diperhatikan oleh pembaca laporan keuangan seperti biaya iklan, biaya R&D; atau
Anda dapat menghapus aktiva tidak berwujud dan barang modal.
d. Taking A Bath
Pola manajemen yang keempat ini adalah taking a bath. Pola ini dilakukan
dengan cara membebankan biaya yang akan datang dan menghapus beberapa
aktiva. Selain itu, Anda juga dapat melakukan clear the desk, sehingga laba yang
dilaporkan dapat meningkat.

Bagaimana Cara Melakukan Manajemen Laba?


Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi
Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi dapat dilakukan
dengan mempengaruhi laba melalui judgement terhadap estimasi akuntansi
antara lain, estimasi tingkat piutang tidak tertagih, estimasi kurun waktu
depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi biaya
garansi, dan lain-lain.
Merubah metode akuntansi
Merubah metode akuntansi pada pencatatan transaksi, contoh: merubah metode
depresiasi aktiva tetap, dari metode depresiasi angka tahun ke metode
depresiasi garis lurus.
Menggeser periode biaya atau pendapatan
Teknik menggeser periode biaya atau pendapatan ini biasa disebut dengan
teknik Merekayasa atau memanipulasi keputusan operasional. Contoh :
mempercepat atau menunda pengeluaran biaya untuk penelitian atau promosi
sampai dengan periode berikutnya.

17. Kebijakan pajak dalam negeri dan luar negeri di masa pandemi (Contoh negara
dan salah satu kebijakannya apa)
Inggris mang boris ngadain pajak 1.25% untuk kesehatan
18. Sektor yang tepat untuk berinvestasi di masa pandemi
Dalam situasi seperti ini, deposito, reksa dana, dan pasar obligasi menjadi
alternatif investasi yang relatif aman dan menguntungkan. Langkah yang bisa
dilakukan investor untuk tetap berinvestasi adalah melakukan diversifikasi
portofolio investasi dengan baik, sesuai dengan profil risiko masing-masing.

Pemerintah baru saja menerbitkan Obligasi Negara Ritel (ORI) pada bulan ini.
Berinvestasi pada ORI sangat cocok untuk mereka yang ingin mendapatkan
keamanan, karena baik pokok maupun kupon bunga ORI dijamin oleh pemerintah.
Selain itu, instrumen ORI juga cocok untuk investor yang menginginkan arus kas
bulanan dan fleksibilitas dalam pencairan dana.

Produk investasi reksa dana sangat cocok untuk para investor yang memiliki
banyak keterbatasan, seperti waktu, dana, informasi, dan pengetahuan investasi.
Selain itu, instrumen ini juga mampu mengurangi risiko investasi karena
disebarkan pada berbagai produk investasi. Tetapi, bukan berarti reksa dana
bebas risiko. Oleh karena itu, investor tetap perlu mempelajari berbagai risiko
produk ini.

Ada juga produk deposito untuk Anda yang ingin mendapatkan keuntungan dan
risiko rendah. Sebab, dana yang disimpan telah dijamin sepenuhnya dengan
aman oleh Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS.

19. Kebijakan yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi menurut


pribadi (Kritik atas kebijakan pemerintah)
20. Tantangan Dirjen Pajak di masa pandemi

Bu Fitjal

1. jenis perusahaan
Perusahaan jasa
Perusahaan jasa adalah salah satu jenis perusahaan yang kegiatan utamanya
adalah menghasilkan atau memberikan jasa bagi para konsumen. Contoh
perusahaan jasa adalah Pengacara, Notaris, Bengkel, Akuntan, Dokter, dan masih
banyak lagi. Pencatatan akuntansi pada perusahaan jasa
Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang merupakan jenis perusahaan yang kegiatan operasinya
adalah membeli barang dagang dari perusahaan lain dan menjual kembali barang
dagang tersebut kepada konsumen tanpa mengubah bentuk nya. Dengan kata
lain perusahaan ini tidak memproduksi barangnya sendiri melainkan membelinya
dari perusahaan lain. Contoh perusahaan dagang adalah Toko buku, Restoran,
Apotik, dll

Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang memproduksi barang mulai
dari bahan mentah, kemudian memprosesnya hingga menjadi barang jadi yang
kemudian siap untuk dijual kepasaran. Contoh perusahaan ini ialah pabrik.

2. Persediaan buku hal 278


3. jurnal persediaan
masuk: invent pada kas/utang
keluar: kas pada invent

4. laporan keuangan
a. Laporan Posisi Keuangan
b. Laporan Laba Rugi Komprehensif
c. Laporan Perubahan Ekuitas
d. Laporan Arus Kas
e. Catatan Atas Laporan Keuangan

5. surat ad Dhuha
6. ditanya tanya udah siap kompre apa belum terus udah belajar berapa lama buat
kompre
7. Ajp apa? akun apa aja yg di sesuain? coba bikin ilustrasi nya+jurnalnya
Jurnal penyesuaian (adjusting entry) adalah jurnal yang dibuat untuk
menyesuaikan saldo-saldo yang telah tercatat di dalam jurnal umum dan buku
besar. Jurnal penyesuaian ini tidak dicatat setiap hari sebagaimana jurnal umum,
melainkan hanya disusun setiap akhir periode berdasarkan bukti yang ada. Data
yang diperlukan untuk membuat jurnal penyesuaian adalah neraca saldo dan
data penyesuaian yang diperoleh pada akhir periode akuntansi.

8. Rekonsiliasi Fiskal, kenapa ada rekon?


Rekonsiliasi fiskal dapat didefinisikan sebagai salah satu cara untuk
mencocokkan perbedaan yang terdapat dalam laporan keuangan komersial yang
disusun berdasarkan sistem keuangan akuntansi dengan laporan keuangan yang
disusun berdasarkan sistem fiskal.

Dokumen ini berbentuk lampiran SPT tahunan PPh badan berupa kertas kerja
yang berisi penyesuaian antara laba rugi komersial sebelum pajak dengan laba
rugi berdasarkan ketentuan perpajakan. Rekonsiliasi ini juga dilakukan kepada
seluruh unsur penyusunan laporan laba rugi yang meliputi pengeluaran (beban)
dan pendapatan.

9. Objek pajak apa = benda nya. sumber pendapatan yang dikenakan pajak
10. subjek pajak apa = orang atau badan yang ditetapkan menjadi subjek pajak

11. Penyusutan dalam perpajakan? kenapa kalo bangunan ga pake double declining?

12. rumus cogs


(Beginning Inventory + Purchase) – Ending Inventory

13. bikin laporan keuangan manufactur semuanya


14. Persediaan, Penilaian persediaan, Perusahaan jasa ada persediaan apa engga,
kalo ada apa? kenapa lifo udah ga boleh di ifrs.
a. tetapi produk mereka bersifat tidak berwujud seperti perusahaan dagang atau
manufaktur. Produk mereka terlihat berupa hasil jasa mereka. Sehingga
dalam pencatatan akuntansi mereka hanya akan terlihat pada bagian
persediaan dan pembelian saja.
b. Dari uraian di atas sudah dapat terjawab mengapa pajak tidak mengakui
metode LIFO, karena dengan menggunakan metode LIFO perusahaan dapat
meminimalkan laba sehingga memperkecil biaya pajak penghasilan. Seiring
dengan berjalannya waktu harga pembelian persediaan terus mengalami
peningkatan yang dapat disebabkan oleh inflasi, maka jika perusahaan
menggunakan metode LIFO akan mengakibatkan kerugian bagi negara
karena setoran ke kas negara semakin sedikit. Oleh karena itu, metode yang
boleh digunakan berdasarkan ketentuan perpajakan di Indonesia hanya
metode Average atau metode FIFO.

15. Cash flow, Komponen cashflow, depresiasi masuk mana?, kalo operating kenapa
depresiasi masuk operating bukannya dia berkaitan sama aset tetap? akun yg in
flow di cashflow contohnya apa?
a. Operating (langsung dan tidak), Investing, Financing
b. Karena, justru berhubungan dengan asset tetap yg berguna untuk operasional
perusahaan kecuali tanah.
c. Sale of good/services, sale of property plant equipment, interest and dividend
received,

16. Rekonsiliasi Fiskal, kenapa ada rekon, yg ga di akui di pajak tp diakui di komersil
apa aja
a. Rekonsiliasi fiskal dilakukan oleh wajib pajak karena terdapat perbedaan
perhitungan antara laba menurut komersial atau akuntansi dengan laba
menurut perpajakan. Laporan keuangan komersial ditujukan untuk menilai
kinerja ekonomi dan keadaan finansial dari sektor swasta, sedangkan laporan
keuangan fiskal lebih ditujukan untuk menghitung pajak.
b. Karena tidak masuk ke 3m memelihara, menagih, menghasilkan.
c. Biaya yang Secara Langsung atau Tidak Langsung Berkaitan dengan Kegiatan
Usaha (biaya pembelian bahan, biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa
termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang
diberikan dalam bentuk uang, bunga, sewa, dan royalty, biaya perjalanan,
biaya pengolahan limbah, premi asuransi, biaya promosi dan penjualan yang
diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK), biaya
administrasi, pajak kecuali PPh)
d. Biaya Penyusutan dan Amortisasi
e. Iuran kepada Dana Pensiun yang Pendiriannya telah Disahkan oleh Menteri
Keuangan
f. Kerugian atas Penjualan atau Pengalihan Aset
g. Kerugian Selisih Kurs Mata Uang Asing
h. Biaya Penelitian dan Pengembangan
i. Biaya Beasiswa, Magang, dan Pelatihan
j. Piutang Tak Tertagih (telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi
komersial, wajib pajak harus menyerahkan daftar piutang yang nyata-nyata
tidak dapat ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak berbentuk hard copy dan
soft copy, piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih tersebut: telah
diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi
pemerintah yang menangani piutang negara, terdapat perjanjian tertulis
mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan
debitur atas piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih tersebut, telah
dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus, adanya pengakuan dari
debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu)
k. Biaya Sumbangan (Bencana, RnD, Fasilitas Pendidikan, Pembinaan Olahraga,
Infrastruktur Sosial)
l. Sumbangan Keagamaan
m. Kompensasi Kerugian

17. Penyusutan, macam macam penyusutan, rumus,jurnal,dampak perbedaan


penggunaan metode penyusutan bagi perusahaan 5-10 thn kedepan.
a. Depreciation, Amortization, Depletion
b. Hal 428

18. kenapa sumbangan dan natura tidak di akui di pajak? pasal brp yg mengatur?
Secara umum berdasarkan pasal 4 ayat 3 huruf D UU No. 36 Tahun 2008 tentang
Pajak Penghasilan, natura atau kenikmatan bukanlah objek PPh. Namun ada
beberapa pengecualian tertentu yang menjadikan jenis imbalan ini menjadi objek
PPh sehingga dikenakan pajak.
Pengecualian ini terjadi jika imbalan ini diberikan bukan oleh wajib pajak, wajib
pajak yang dikenakan pajak secara final atau wajib pajak yang menggunakan
norma perhitungan khusus yang dimaksud dalam Pasal 15 UU PPh.
Contoh, yang dimaksud dengan bukan wajib pajak adalah kantor Sekjen ASEAN
di Indonesia, sedangkan wajib pajak yang dikenakan PPh Final adalah wajib pajak
usaha jasa konstruksi.
Pasal
a. Pasal 9 ayat (1) E UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat
atas UU Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
b. PMK-83/PMK.03/2009 tentang Penyediaan Makanan/Minuman bagi Seluruh
Pegawai Serta Natura/Kenikmatan di Daerah Tertentu.
c. PMK No. 167/PMK.03/2018 tentang Penyediaan Makanan dan Minuman Bagi
Seluruh Pegawai Serta Penggantian atau Imbalan dalam Bentuk Natura dan
Kenikmatan di Daerah tertentu yang Berkaitan dengan Pelaksanaan Pekerjaan
yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto Pemberi Kerja.

19. persediaan ada di bab apa? bab merchandising di pengantar ada di chapter
berapa?
a. 6
b. 5

20. hukum gossen 1&2


a. Gossen's First Law is the "law" of diminishing marginal utility: that marginal
utilities are diminishing across the ranges relevant to decision-making.
b. Gossen's Second Law, which presumes that utility is at least weakly
quantified, is that in equilibrium an agent will allocate expenditures so that the
ratio of marginal utility to price (marginal cost of acquisition) is equal across
all goods and services.

21. surat juz 30 dan artinya


22. doa keseharian dan artinya

Anda mungkin juga menyukai