Bu Isma
7. Tax Planning
Tax planning atau yang biasa disebut dengan perencanaan pajak merupakan
suatu upaya guna untuk mengurangi atau membuat suatu beban pajak
seminimal mungkin untuk dapat dibayarkan kepada negara sehingga nantinya
pajak yang harus dibayarkan kepada negara tidak melebihi jumlah yang
sebenarnya. Perencanaan pajak yang di maksud ini menjadi salah satu hal
terpenting yang harus dilakukan oleh perusahaan karena pada dasarnya bagi
perusahaan, pajak adalah beban yang dapat mengurangi laba bersihnya.
Sehingga dengan dilakukannya suatu perencanaan pajak, suatu perusahaan
dapat menjauhkan dirinya dari segala risiko ketidakpatuhan perpajakan yang
akan sangat meminimalisir utang pajak yang tak terduga.
Keistimewaan KITE dan Cara Mendapatkan Insentif bagi Wajib Pajak KITE
PMK-23 sendiri mengatur bahwa kriteria untuk penerima insentif pajak selain
sebagai wajib pajak yang memiliki KLU yang tercantum sesuai lampiran beleid
tersebut, juga kepada wajib pajak penerima fasilitas KITE. Baik sebagai salah
satu syarat maupun secara akumulatif. Artinya terdapat keistimewaan bagi wajib
pajak yang sudah menerima fasilitas KITE dari DJBC. Meskipun secara KLU tidak
termasuk ke dalam industri tertentu sesuai lampiran PMK-23, Namun apabila
wajib pajak memiliki KITE maka secara sah berhak mendapatkan insetif pajak.
Tentunya sesuai prosedur yang telah disediakan oleh DJP. Untuk mendapatkan
insentif pajak sesuai PMK-23/PMK.03/2020 ternyata cukup mudah. Wajib pajak
tentunya tidak perlu datang ke Kantor Pelayanan Pajak. Karena, wajib pajak
cukup mengajukan permohonan via daring melalui laman pajak.go.id. Bagaimana
caranya? Pertama, wajib pajak login terlebih dahulu menggunakan NPWP serta
kata sandi yang telah dibuat. Apabila kata sandi lupa atau belum pernah
registrasi sebelumnya maka wajib pajak memerlukan EFIN untuk melakukan
reset maupun registrasi. Tata cara pengajuan EFIN akan dibahas di artikel lain.
Kemudian, setelah masuk ke halaman muka, wajib pajak dapat memilih menu
Layanan, lalu pilih KSWP. Nantinya, wajib pajak akan diarahkan sesuai prosedur
yang ada. Apabila memenuhi kriteria maka insentif pajak akan langsung dapat
dinikmati. Bagaimana? Mudah bukan? Dengan kemudahan ini, diharapkan
pemberian insentif pajak kepada industri terdampak, terutama wajib pajak
penerima KITE dapat memberikan stimulan ekonomi di masa pandemi ini serta
perekonomian Indonesia bisa tetap kuat di tengah pandemi ini.
10. Apa itu WP Kawasan Berikat
Kawasan Berikat adalah Tempat Penimbunan Berikat untuk menimbun barang
impor dan/atau barang yang berasal dari tempat lain dalam daerah pabean guna
diolah atau digabungkan, yang hasilnya terutama untuk diekspor. Terhadap
penyerahan ke kawasan berikat dan dari kawasan berikat, PPN-nya tidak
dipungut.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 255/PMK.04/2011 fasilitas
PPN atau PPN dan PPnBM Tidak Dipungut diberikan atas pemasukan:
a. pemasukan barang dari tempat lain dalam daerah pabean ke Kawasan Berikat
untuk diolah lebih lanjut;
b. pemasukan kembali barang dan Hasil Produksi Kawasan Berikat dalam rangka
subkontrak dari Kawasan Berikat lain atau perusahaan industri di tempat lain
dalam daerah pabean ke Kawasan Berikat;
c. pemasukan kembali mesin dan/atau cetakan (moulding) dalam rangka
peminjaman dari Kawasan Berikat lain atau perusahaan di tempat lain dalam
daerah pabean ke Kawasan Berikat;
d. pemasukan Hasil Produksi Kawasan Berikat lain, atau perusahaan di tempat
lain dalam daerah pabean yang Bahan Baku untuk menghasilkan hasil produksi
berasal dari tempat lain dalam daerah pabean, untuk diolah lebih lanjut oleh
Kawasan Berikat;
e. pemasukan hasil produksi yang berasal dari Kawasan Berikat lain, atau
perusahaan di tempat lain dalam daerah pabean yang Bahan Baku untuk
menghasilkan hasil produksi tersebut berasal dari tempat lain dalam daerah
pabean, yang semata-mata akan digabungkan dengan barang Hasil Produksi
Kawasan Berikat untuk diekspor; atau
f. pemasukan pengemas dan alat bantu pengemas dari tempat lain dalam daerah
pabean ke Kawasan Berikat untuk menjadi satu kesatuan dengan Hasil Produksi
Kawasan Berikat.
Barang yang mendapat fasilitas PPN atau PPN dan PPnBM Tidak Dipungut
adalah bukan merupakan barang untuk dikonsumsi di Kawasan Berikat, seperti
makanan, minuman, bahan bakar minyak, dan pelumas.
Pemasukan barang dari tempat lain dalam daerah pabean ke Kawasan Berikat,
pengusaha di Tempat Lain Dalam Daerah Pabean wajib membuat faktur pajak
yang dibubuhi cap “Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah tidak dipungut eksekusi dari PP Nomor 85
TAHUN 2015.”
Kode transaksi untuk faktur pajak yang penyerahannya mendapat fasilitas PPN
tidak dipungut adalah 07.
Dalam hal barang keluar dari kawasan berikat, tidak semua penyerahan dari
kawasan berikat mendapatkan fasilitas tidak dipungut PPN. Ada syarat-syarat
penyerahan yang mendapatkan fasilitas. Perhatikan tulisan italic di bawah ini!
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atau Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) tidak dipungut atas pengeluaran:
a. Pengeluaran Hasil Produksi Kawasan Berikat yang Bahan Baku untuk
menghasilkan hasil produksi berasal dari tempat lain dalam daerah pabean, ke
Kawasan Berikat lainnya;
b. Pengeluaran Bahan Baku dan Bahan Penolong, cetakan (moulding), dan/atau
mesin, dalam rangka subkontrak dari Kawasan Berikat kepada Kawasan Berikat
lainnya atau perusahaan industri di tempat lain dalam daerah pabean;
c. Pengeluaran barang yang rusak dan/atau apkir (reject) asal tempat lain dalam
daerah pabean yang sama sekali tidak diproses di Kawasan Berikat ke tempat
lain dalam daerah pabean, sepanjang barang tersebut dikembalikan ke
perusahaan tempat asal barang; dan
d. Pengeluaran mesin dan/atau cetakan (moulding) dalam rangka peminjaman
ke perusahaan industri di tempat lain dalam daerah pabean dan Kawasan Berikat
lainnya, sepanjang mesin dan/atau cetakan (moulding) tersebut digunakan untuk
memproduksi barang hasil produksi yang akan diserahkan kepada pemberi
pinjaman dari Kawasan Berikat asal.
Jadi secara garis besar dapat disimpulkan, bahwa penerapan pajak pada imbalan
jenis natura/kenikmatan harus diperhatikan asal-usulnya. Anda sebagai wajib
pajak harus melihat dari mana imbalan ini berasal dan peruntukkannya mengacu
pada peraturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah.
16. pokonya kalau keuangan ditanyai earning management sama income smoothing
dan bagaimana sistemnya bekerja
Definisi Manajemen Laba
Menurut Schipper (1989), manajemen laba adalah suatu kegiatan intervensi
dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal, untuk
memperoleh beberapa keuntungan. Sementara, Asih dan Gudono (2000)
mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu proses yang dilakukan dengan
sengaja dalam batasan GAAP (General Addopted Accounting Principle) untuk
mengarahkan tingkatan laba yang dilaporkan. Jadi jika disimpulkan manajemen
ini adalah tindakan sengaja atau manipulasi keuntungan pada laporan keuangan
agar mendapatkan keuntungan yang lebih.
17. Kebijakan pajak dalam negeri dan luar negeri di masa pandemi (Contoh negara
dan salah satu kebijakannya apa)
Inggris mang boris ngadain pajak 1.25% untuk kesehatan
18. Sektor yang tepat untuk berinvestasi di masa pandemi
Dalam situasi seperti ini, deposito, reksa dana, dan pasar obligasi menjadi
alternatif investasi yang relatif aman dan menguntungkan. Langkah yang bisa
dilakukan investor untuk tetap berinvestasi adalah melakukan diversifikasi
portofolio investasi dengan baik, sesuai dengan profil risiko masing-masing.
Pemerintah baru saja menerbitkan Obligasi Negara Ritel (ORI) pada bulan ini.
Berinvestasi pada ORI sangat cocok untuk mereka yang ingin mendapatkan
keamanan, karena baik pokok maupun kupon bunga ORI dijamin oleh pemerintah.
Selain itu, instrumen ORI juga cocok untuk investor yang menginginkan arus kas
bulanan dan fleksibilitas dalam pencairan dana.
Produk investasi reksa dana sangat cocok untuk para investor yang memiliki
banyak keterbatasan, seperti waktu, dana, informasi, dan pengetahuan investasi.
Selain itu, instrumen ini juga mampu mengurangi risiko investasi karena
disebarkan pada berbagai produk investasi. Tetapi, bukan berarti reksa dana
bebas risiko. Oleh karena itu, investor tetap perlu mempelajari berbagai risiko
produk ini.
Ada juga produk deposito untuk Anda yang ingin mendapatkan keuntungan dan
risiko rendah. Sebab, dana yang disimpan telah dijamin sepenuhnya dengan
aman oleh Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS.
Bu Fitjal
1. jenis perusahaan
Perusahaan jasa
Perusahaan jasa adalah salah satu jenis perusahaan yang kegiatan utamanya
adalah menghasilkan atau memberikan jasa bagi para konsumen. Contoh
perusahaan jasa adalah Pengacara, Notaris, Bengkel, Akuntan, Dokter, dan masih
banyak lagi. Pencatatan akuntansi pada perusahaan jasa
Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang merupakan jenis perusahaan yang kegiatan operasinya
adalah membeli barang dagang dari perusahaan lain dan menjual kembali barang
dagang tersebut kepada konsumen tanpa mengubah bentuk nya. Dengan kata
lain perusahaan ini tidak memproduksi barangnya sendiri melainkan membelinya
dari perusahaan lain. Contoh perusahaan dagang adalah Toko buku, Restoran,
Apotik, dll
Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang memproduksi barang mulai
dari bahan mentah, kemudian memprosesnya hingga menjadi barang jadi yang
kemudian siap untuk dijual kepasaran. Contoh perusahaan ini ialah pabrik.
4. laporan keuangan
a. Laporan Posisi Keuangan
b. Laporan Laba Rugi Komprehensif
c. Laporan Perubahan Ekuitas
d. Laporan Arus Kas
e. Catatan Atas Laporan Keuangan
5. surat ad Dhuha
6. ditanya tanya udah siap kompre apa belum terus udah belajar berapa lama buat
kompre
7. Ajp apa? akun apa aja yg di sesuain? coba bikin ilustrasi nya+jurnalnya
Jurnal penyesuaian (adjusting entry) adalah jurnal yang dibuat untuk
menyesuaikan saldo-saldo yang telah tercatat di dalam jurnal umum dan buku
besar. Jurnal penyesuaian ini tidak dicatat setiap hari sebagaimana jurnal umum,
melainkan hanya disusun setiap akhir periode berdasarkan bukti yang ada. Data
yang diperlukan untuk membuat jurnal penyesuaian adalah neraca saldo dan
data penyesuaian yang diperoleh pada akhir periode akuntansi.
Dokumen ini berbentuk lampiran SPT tahunan PPh badan berupa kertas kerja
yang berisi penyesuaian antara laba rugi komersial sebelum pajak dengan laba
rugi berdasarkan ketentuan perpajakan. Rekonsiliasi ini juga dilakukan kepada
seluruh unsur penyusunan laporan laba rugi yang meliputi pengeluaran (beban)
dan pendapatan.
9. Objek pajak apa = benda nya. sumber pendapatan yang dikenakan pajak
10. subjek pajak apa = orang atau badan yang ditetapkan menjadi subjek pajak
11. Penyusutan dalam perpajakan? kenapa kalo bangunan ga pake double declining?
15. Cash flow, Komponen cashflow, depresiasi masuk mana?, kalo operating kenapa
depresiasi masuk operating bukannya dia berkaitan sama aset tetap? akun yg in
flow di cashflow contohnya apa?
a. Operating (langsung dan tidak), Investing, Financing
b. Karena, justru berhubungan dengan asset tetap yg berguna untuk operasional
perusahaan kecuali tanah.
c. Sale of good/services, sale of property plant equipment, interest and dividend
received,
16. Rekonsiliasi Fiskal, kenapa ada rekon, yg ga di akui di pajak tp diakui di komersil
apa aja
a. Rekonsiliasi fiskal dilakukan oleh wajib pajak karena terdapat perbedaan
perhitungan antara laba menurut komersial atau akuntansi dengan laba
menurut perpajakan. Laporan keuangan komersial ditujukan untuk menilai
kinerja ekonomi dan keadaan finansial dari sektor swasta, sedangkan laporan
keuangan fiskal lebih ditujukan untuk menghitung pajak.
b. Karena tidak masuk ke 3m memelihara, menagih, menghasilkan.
c. Biaya yang Secara Langsung atau Tidak Langsung Berkaitan dengan Kegiatan
Usaha (biaya pembelian bahan, biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa
termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang
diberikan dalam bentuk uang, bunga, sewa, dan royalty, biaya perjalanan,
biaya pengolahan limbah, premi asuransi, biaya promosi dan penjualan yang
diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK), biaya
administrasi, pajak kecuali PPh)
d. Biaya Penyusutan dan Amortisasi
e. Iuran kepada Dana Pensiun yang Pendiriannya telah Disahkan oleh Menteri
Keuangan
f. Kerugian atas Penjualan atau Pengalihan Aset
g. Kerugian Selisih Kurs Mata Uang Asing
h. Biaya Penelitian dan Pengembangan
i. Biaya Beasiswa, Magang, dan Pelatihan
j. Piutang Tak Tertagih (telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi
komersial, wajib pajak harus menyerahkan daftar piutang yang nyata-nyata
tidak dapat ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak berbentuk hard copy dan
soft copy, piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih tersebut: telah
diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi
pemerintah yang menangani piutang negara, terdapat perjanjian tertulis
mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan
debitur atas piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih tersebut, telah
dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus, adanya pengakuan dari
debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu)
k. Biaya Sumbangan (Bencana, RnD, Fasilitas Pendidikan, Pembinaan Olahraga,
Infrastruktur Sosial)
l. Sumbangan Keagamaan
m. Kompensasi Kerugian
18. kenapa sumbangan dan natura tidak di akui di pajak? pasal brp yg mengatur?
Secara umum berdasarkan pasal 4 ayat 3 huruf D UU No. 36 Tahun 2008 tentang
Pajak Penghasilan, natura atau kenikmatan bukanlah objek PPh. Namun ada
beberapa pengecualian tertentu yang menjadikan jenis imbalan ini menjadi objek
PPh sehingga dikenakan pajak.
Pengecualian ini terjadi jika imbalan ini diberikan bukan oleh wajib pajak, wajib
pajak yang dikenakan pajak secara final atau wajib pajak yang menggunakan
norma perhitungan khusus yang dimaksud dalam Pasal 15 UU PPh.
Contoh, yang dimaksud dengan bukan wajib pajak adalah kantor Sekjen ASEAN
di Indonesia, sedangkan wajib pajak yang dikenakan PPh Final adalah wajib pajak
usaha jasa konstruksi.
Pasal
a. Pasal 9 ayat (1) E UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat
atas UU Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
b. PMK-83/PMK.03/2009 tentang Penyediaan Makanan/Minuman bagi Seluruh
Pegawai Serta Natura/Kenikmatan di Daerah Tertentu.
c. PMK No. 167/PMK.03/2018 tentang Penyediaan Makanan dan Minuman Bagi
Seluruh Pegawai Serta Penggantian atau Imbalan dalam Bentuk Natura dan
Kenikmatan di Daerah tertentu yang Berkaitan dengan Pelaksanaan Pekerjaan
yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto Pemberi Kerja.
19. persediaan ada di bab apa? bab merchandising di pengantar ada di chapter
berapa?
a. 6
b. 5