but, wait….
Memberikan pemahaman kerangka konseptual mengenai
dasar-dasar PPh beserta aplikasinya di Indonesia
This Book is dan komparasinya di beberapa negara
Bab 1
Konsep Dasar Konsep
Konsep Akresi
Sumber
Penghasilan
Dikembangkan oleh tiga ahli
Dikembangkan oleh negara-
1 negara di Eropa 1 ekonomi di bidang pajak:
Schanz, Haig, dan Simon
“Istilah penghasilan
memiliki definisi yang
sangat luas dan Penghasilan muncul hanya apabila Penghasilan merupakan tambahan
bermacam-macam. Akan
tetapi, dari berbagai 2 terdapat sumber penghasilan
2 kemampuan ekonomis yang
yang berkesinambungan berbentuk uang dan dapat dinilai
alternatif definisi
dengan uang
penghasilan yang telah
diusulkan, tidak ada satu
pun yang diterima secara
universal sebagai suatu
Tidak termasuk keuntungan dari Mencakup upah atau gaji, penghasilan
definisi yang dapat
digunakan untuk semua
3 penjualan sumber itu sendiri 3 usaha, sewa, royalti, penghasilan dari
modal, hibah dan warisan, natura dan
tujuan.”
kenikmatan, pensiun, penghasilan dari
pengalihan harta, dan capital
(Richard Goode)
appreciation.
Bab 2
Sejarah Pemungutan Pajak Penghasilan
“
…pajak memiliki sejarah besar dan sangat penting, yang praktiknya telah
dilakukan sejak ribuan tahun lamanya…”
Periode sebelum
Perkembangan
1 Tahun 1920
Sejarah Penerapan
Penerapan Pajak Pajak Penghasilan
Awal Mula Munculnya Penghasilan 2 Periode Tahun 1920
Pajak Penghasilan di Indonesia
Pengenaan PPh secara eksplisit
Penerapan PPh di Indonesia telah
PPh merupakan penyempurnaan yang diatur dalam suatu undang- dilaksanakan sejak zaman
dan perkembangan dari pajak undang pertama kali dilakukan penjajahan hingga setelah
3 Periode Tahun 1984
“ In practice, no country has a pure worldwide system or a pure territorial system.” (Peter Mullins)
Kategori Sistem Pajak Worldwide
Menurut Hwasee
Kategori Sistem Pajak Territorial
Menurut Hwasee
Exclusion for
Predominantly Exclusion for
Foreign Dividends Predominantly Territorial for Territorial +
Worldwide Foreign Dividends Active income Remittance Basis
and PE Territorial
Penghasilan yang Sistem pajak
Dividen dari luar Dividen dari luar Dividen dari luar Penghasilan yang
bersumber dari territorial hanya
negeri dikenai pajak negeri tidak negeri tidak bersumber dari
luar negeri diterapkan atas
di negara domisili dikenai pajak di dikenai pajak di luar negeri dapat
umumnya tidak pemajakan
Penghasilan dari negara domisili negara domisili dikenai pajak di dikenakan pajak di
penghasilan aktif
kegiatan usaha Penghasilan dari Penghasilan dari negara domisili negara domisili
Pemajakan atas ketika penghasilan
melalui BUT di luar kegiatan usaha kegiatan usaha Contoh negara penghasilan pasif tersebut “diterima”
negeri dikenai pajak melalui BUT di luar melalui BUT di luar yang menerapkan dilakukan di negara tersebut
di negara domisili negeri dikenai negeri tidak sistem ini: Hong berdasarkan sistem
Penerapan ketentuan pajak di negara dikenai pajak di Kong, UEA, worldwide Contoh negara
domisili negara domisili Panama yang menerapkan
CFC Contoh negara
Contoh: Kanada, Contoh: Australia, sistem ini: Brunei
Contoh: Brasil, China, yang menerapkan
Jepang, Rusia, Italia, Belanda, Darussalam,
India, Indonesia, sistem ini: Prancis,
Thailand Swiss, dan UK Malaysia, dan
Korea, AS (sebelum Tunisia, dan
Singapura
reformasi pajak) Zambia
Sistem Pajak Internasional di Negara OECD
“
Selama lebih dari tiga dekade, sebagian besar Sistem Pajak Internasional di Negara Anggota OECD per Tahun 2018
negara anggota OECD telah “meninggalkan” sistem
pajak worldwide dan beralih ke sistem pajak Territorial (Hybrid) Predominantly
territorial. (Pomerleau) Worldwide
Australia Luksemburg
Republik Chili
Tren Perubahan Sistem Ke Arah Territorial di Negara Austria Belanda
Anggota OECD Yunani
Belgia Selandia Baru
Irlandia
Kanada Norwegia
30 28 Israel
27 Republik Ceko Polandia
Korea Selatan
Denmark Portugal
25 23
Meksiko
Estonia Republik Slovakia
20
17 17 Finlandia Slovenia
15 Prancis Spanyol
11
Jerman Swedia
10
7 Hungaria Swiss
6
5 Islandia Turki
Italia United Kingdom
0
2000 2005 2010 2018 Jepang Amerika Serikat
Data untuk tahun 2002, 2005, dan 2010 diambil dari Philip Dittmer, “A Global Perspective on Territorial Taxation,” Tax Foundation Special Report, 10 Agustus 2012. Data 2018 merujuk pada reformasi pajak AS
Sistem yang mengenakan penghasilan
berdasarkan accretion concept
“
Brunei
Keterangan Indonesia Malaysia Singapura Filipina Thailand Myanmar Kamboja* Laos Vietnam
Darussalam**
“
Secara konsep, subjek pajak adalah person yang dituju oleh
undang-undang untuk dikenakan pajak.” (R. Mansury, 1992)
Subjek PPh
Bentuk Badan
Lainnya
Empat Kelompok Objek Pajak
Penghasilan
Bab 7
Objek Pajak
Penghasilan dari hubungan
pekerjaan
Penghasilan modal Penghasilan
Penghasilan yang diterima sebagai
Penghasilan dari adanya hubungan “Bukanlah sesuatu yang berlebihan
imbalan atas modal berupa uang,
antara karyawan dan pemberi kerja barang modal, atau kekayaan jika dikatakan bahwa diskusi
intelektual. terpanjang dalam teori perpajakan
adalah mengenai konsep dan desain
pajak PPh.
Penghasilan dari kegiatan
Penghasilan lainnya
usaha Salah satunya ketika menyusun dan
Mencakup segala sesuatu yang menetapkan apa saja yang
Penghasilan dari kegiatan yang
dilakukan seseorang secara teratur
memenuhi konsep dasar penghasilan, menjadi objek PPh.”
tetapi tidak termasuk dalam tiga
untuk dapat menghasilkan
kelompok penghasilan yang
keuntungan
disebutkan sebelumnya (Shome, 2014)
Bab 8
Biaya Pengurang dan Bukan Pengurang Penghasilan Bruto
(Avi-Yonah, Sartori, dan Marian ) Konsep Biaya Pengurang Permasalahan dalam Biaya yang Tidak dapat
Penghasilan Bruto Penerapan Biaya Penghasilan Dikurangkan
Bruto Penghasilan Bruto
Biaya yang mempunyai Terdapat jenis biaya yang Dirancang semata-mata sebagai
1 hubungan dengan penghasilan
yang diterima oleh wajib pajak
menimbulkan permasalahan
dalam penentuannya, apakah 1 bentuk pembatasan biaya
pengurang penghasilan bruto
termasuk biaya pengurang
penghasilan bruto atau bukan
Biaya yang memiliki hubungan Setiap negara mempunyai
2 dengan kegiatan yang dikenai kebijakan masing-masing dalam
pajak 2 menetapkan biaya apa saja yang
tidak dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto
“Sejatinya, PPh
final bukanlah PRO KONTRA
suatu jenis Dianggap “menyampingkan” asas
pajak Sifat pengenaannya yang dinilai pajak yang ideal;
tertentu layak sederhana menyebabkan PPh final Dianggap menyalahi “roh” PPh
sebagai pajak yang bersifat subjektif;
nya PPh, PPN, digunakan sebagai bagian dari Dapat menimbulkan beban
atau PPnBM.” upaya pemberian kemudahan administrasi bagi wajib pajak yang
administratif diberi kewajiban untuk melakukan
pemotongan pajak
#staysafe
#remainproductive
Follow us:
Menara DDTC
Jl. Raya Boulevard Barat Blok XC 5-6 No B
Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading
Jakarta Utara, 14240 – Indonesia