Anda di halaman 1dari 16

Kupas Buku

Konsep & Aplikasi


Pajak Penghasilan

Darussalam, S.E., Ak., CA., M.Si., LL.M Int. Tax


Danny Septriadi, S.E., M.Si., LL.M Int. Tax
Khisi Armaya Dhora, S.I.A., ADIT., B.K.P
Why Choose Income Tax?

“ Bagi beberapa negara, PPh


merupakan sumber penerimaan
utama. Hal ini dibuktikan
berdasarkan data World Bank
tahun 2018 bahwa secara global,
““
Sejak tahun 2015 hingga 2019,
kontribusi PPh terhadap total
penerimaan pajak di Indonesia
selalu melebihi 50%.
Contohnya, pada tahun 2017,
proporsi PPh terhadap total
dari 117 negara, PPh memiliki
penerimaan pajak mencapai
kontribusi sebesar 24,56% dari 56,19%, sedangkan pada tahun
total pendapatan negara. 2018 dan 2019 proporsinya terus
naik menjadi 57,11% dan 57,83%.”
Sumber: data.worldbank.org
Sumber: LKPP dan Lakin DJP
“ The hardest thing to
understand in the world is
the income tax.”

but, wait….
Memberikan pemahaman kerangka konseptual mengenai
dasar-dasar PPh beserta aplikasinya di Indonesia
This Book is dan komparasinya di beberapa negara

Different! Bersumber dari kajian ilmiah serta referensi


buku dan jurnal terpercaya

Latar belakang penulis yang pernah mengikuti kuliah dan


kursus PPh di mancanegara serta sebagai praktisi di
bidang PPh

Diulas dengan bahasa yang sederhana secara sistematis


dan komprehensif

Dibagikan secara gratis!


Content

Bab 5: Sistem Pemajakan atas


Bab 1: Konsep Dasar Penghasilan Perseroan dan Orang Pribadi
sebagai Pemagang Sahamnya

Bab 2: Sejarah Pemungutan Bab 6: Subjek Pajak Penghasilan


Pajak Penghasilan

Bab 7: Objek Pajak Penghasilan


Bab 3: Sistem Pajak Internasional:
Worldwide dan Territorial Bab 8: Biaya Pengurang dan
Bukan Pengurang
Penghasilan Bruto
Bab 4: Sistem Pengenaan
Pajak Penghasilan
Bab 9: Pajak Penghasilan Final
Konsep Penghasilan dalam Konteks Pajak

Bab 1
Konsep Dasar Konsep
Konsep Akresi
Sumber
Penghasilan
Dikembangkan oleh tiga ahli
Dikembangkan oleh negara-
1 negara di Eropa 1 ekonomi di bidang pajak:
Schanz, Haig, dan Simon
“Istilah penghasilan
memiliki definisi yang
sangat luas dan Penghasilan muncul hanya apabila Penghasilan merupakan tambahan
bermacam-macam. Akan
tetapi, dari berbagai 2 terdapat sumber penghasilan
2 kemampuan ekonomis yang
yang berkesinambungan berbentuk uang dan dapat dinilai
alternatif definisi
dengan uang
penghasilan yang telah
diusulkan, tidak ada satu
pun yang diterima secara
universal sebagai suatu
Tidak termasuk keuntungan dari Mencakup upah atau gaji, penghasilan
definisi yang dapat
digunakan untuk semua
3 penjualan sumber itu sendiri 3 usaha, sewa, royalti, penghasilan dari
modal, hibah dan warisan, natura dan
tujuan.”
kenikmatan, pensiun, penghasilan dari
pengalihan harta, dan capital
(Richard Goode)
appreciation.
Bab 2
Sejarah Pemungutan Pajak Penghasilan


…pajak memiliki sejarah besar dan sangat penting, yang praktiknya telah
dilakukan sejak ribuan tahun lamanya…”
Periode sebelum
Perkembangan
1 Tahun 1920
Sejarah Penerapan
Penerapan Pajak Pajak Penghasilan
Awal Mula Munculnya Penghasilan 2 Periode Tahun 1920
Pajak Penghasilan di Indonesia
Pengenaan PPh secara eksplisit
Penerapan PPh di Indonesia telah
PPh merupakan penyempurnaan yang diatur dalam suatu undang- dilaksanakan sejak zaman
dan perkembangan dari pajak undang pertama kali dilakukan penjajahan hingga setelah
3 Periode Tahun 1984

modal (capital tax). oleh UK pada tahun 1799. kemerdekaan.


4 Periode Tahun 1984
sampai 2008

Romawi Kuno Sejarah Penerapan


Cikal bakal PPh dimulai dari pungutan Pajak Penghasilan
bernama tributum, yaitu pajak atas
harta dan kekayaan yang berlaku
di Beberapa Negara
sampai dengan 167 SM. Di Australia dan Amerika Serikat,
PPh yang diterapkan untuk pertama
kalinya ditujukan untuk membiayai
perang.
Bab 3
Sistem Pajak Internasional: Worldwide dan Territorial

“ In practice, no country has a pure worldwide system or a pure territorial system.” (Peter Mullins)
Kategori Sistem Pajak Worldwide
Menurut Hwasee
Kategori Sistem Pajak Territorial
Menurut Hwasee

Exclusion for
Predominantly Exclusion for
Foreign Dividends Predominantly Territorial for Territorial +
Worldwide Foreign Dividends Active income Remittance Basis
and PE Territorial
 Penghasilan yang  Sistem pajak
 Dividen dari luar  Dividen dari luar  Dividen dari luar  Penghasilan yang
bersumber dari territorial hanya
negeri dikenai pajak negeri tidak negeri tidak bersumber dari
luar negeri diterapkan atas
di negara domisili dikenai pajak di dikenai pajak di luar negeri dapat
umumnya tidak pemajakan
 Penghasilan dari negara domisili negara domisili dikenai pajak di dikenakan pajak di
penghasilan aktif
kegiatan usaha  Penghasilan dari  Penghasilan dari negara domisili negara domisili
 Pemajakan atas ketika penghasilan
melalui BUT di luar kegiatan usaha kegiatan usaha  Contoh negara penghasilan pasif tersebut “diterima”
negeri dikenai pajak melalui BUT di luar melalui BUT di luar yang menerapkan dilakukan di negara tersebut
di negara domisili negeri dikenai negeri tidak sistem ini: Hong berdasarkan sistem
 Penerapan ketentuan pajak di negara dikenai pajak di Kong, UEA, worldwide  Contoh negara
domisili negara domisili Panama yang menerapkan
CFC  Contoh negara
 Contoh: Kanada,  Contoh: Australia, sistem ini: Brunei
 Contoh: Brasil, China, yang menerapkan
Jepang, Rusia, Italia, Belanda, Darussalam,
India, Indonesia, sistem ini: Prancis,
Thailand Swiss, dan UK Malaysia, dan
Korea, AS (sebelum Tunisia, dan
Singapura
reformasi pajak) Zambia
Sistem Pajak Internasional di Negara OECD


Selama lebih dari tiga dekade, sebagian besar Sistem Pajak Internasional di Negara Anggota OECD per Tahun 2018
negara anggota OECD telah “meninggalkan” sistem
pajak worldwide dan beralih ke sistem pajak Territorial (Hybrid) Predominantly
territorial. (Pomerleau) Worldwide
Australia Luksemburg
Republik Chili
Tren Perubahan Sistem Ke Arah Territorial di Negara Austria Belanda
Anggota OECD Yunani
Belgia Selandia Baru
Irlandia
Kanada Norwegia
30 28 Israel
27 Republik Ceko Polandia
Korea Selatan
Denmark Portugal
25 23
Meksiko
Estonia Republik Slovakia
20
17 17 Finlandia Slovenia
15 Prancis Spanyol
11
Jerman Swedia
10
7 Hungaria Swiss
6
5 Islandia Turki
Italia United Kingdom
0
2000 2005 2010 2018 Jepang Amerika Serikat

Predominantly Worldwide Territorial (Hybrid)

Data untuk tahun 2002, 2005, dan 2010 diambil dari Philip Dittmer, “A Global Perspective on Territorial Taxation,” Tax Foundation Special Report, 10 Agustus 2012. Data 2018 merujuk pada reformasi pajak AS
Sistem yang mengenakan penghasilan
berdasarkan accretion concept

Global Sistem yang menerapkan tarif PPh tunggal dan


bersifat progresif atas keseluruhan penghasilan
Income Tax
Sistem pengenaan pajak yang dianggap paling
System adil karena mencerminkan ability-to-pay
Bab 4
Penerapan administrasi dianggap sulit mengingat
sistem ini mengenakan pajak atas seluruh
Sistem Pengenaan
penghasilan yang bersumber dari mana pun Pajak Penghasilan

Sistem yang dikenal dengan istilah konsep sumber


(source concept)

Secara teori, sistem
pengenaan PPh
dapat didasarkan
pada dua model,
yaitu
global income tax
Schedular Sistem yang menerapkan tarif pajak berbeda
system dan schedul
atas setiap kategori penghasilan
Income Tax ar income tax
Sistem ini dianggap lebih mudah diterapkan bagi system.”
System negara yang belum memiliki sistem administrasi
yang canggih
Pengelompokkan penghasilan berdasarkan
sumber penghasilannya akan menimbulkan
beban administrasi bagi otoritas pajak
Bab 5
Sistem Pemajakan atas Perseroan dan Orang Pribadi sebagai
Pemagang Sahamnya
Ilustrasi Perbandingan Bentuk Pemajakan atas Perseroan di Indonesia dengan
Beberapa Negara ASEAN


Brunei
Keterangan Indonesia Malaysia Singapura Filipina Thailand Myanmar Kamboja* Laos Vietnam
Darussalam**

Setiap negara Tingkat Perseroan


memiliki sistem yang Penghasilan Kena Pajak (1) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Tarif PPh badan (2) 25% 24% 17% 30% 20% 25% 20% 18.50% 24% 20%
berbeda-beda dalam
PPh badan terutang (3)=(2)x(1) 25 24 17 30 20 25 20 18.5 24 20
mengatur
Income after tax (4)=(1)-(3) 75 76 83 70 80 75 80 81.5 76 80
pemajakan atas
perseroan dikaitkan Tarif withholding tax dividen (5) 10% (Final) 10% (Final)
10% (Tidak 10%
Final) (Final)
dengan pemegang
saham orang Pemotongan withholding tax
7.5 7 8 7.6
(6)=(4)x(5)
pribadi.”
Tingkat Orang Pribadi/Pemegang Saham
Penghasilan Dividen (7) 75 76 83 70 80 75 80 81.5 76 80
Penghasilan Dividen di gross-up
100
(8)=(7)+(3)
Tarif PPh orang pribadi
30% 28% 22% 35% 35% 25% 20% - 24% 35%
tertinggi (9)
Beban PPh orang pribadi
35
(10)=(8)x(9)
Imputasi pajak (20)
Kredit pajak (8)
Penghasilan dividen setelah
67.5 76 83 63 65 75 80 81.5 68.4 80
pajak
Tarif pajak efektif 32.5% 24.0% 17.0% 37.0% 35.0% 25.0% 20.0% 18.5% 31.6% 20.0%
*Kamboja hanya memajaki dividen apabila payer (perusahaan) melakukan retained earning atas dividen tersebut (split rate system).
** Brunei Darussalam pada dasarnya memang tidak menerapkan PPh atas individu.
Bab 6
Subjek Pajak


Secara konsep, subjek pajak adalah person yang dituju oleh
undang-undang untuk dikenakan pajak.” (R. Mansury, 1992)

Subjek PPh

Subjek Pajak Subjek Pajak


Orang Pribadi Badan

Model Orang Model Bentuk-Bentuk


Perusahaan Kemitraan
Pribadi Keluarga

Bentuk Badan
Lainnya
Empat Kelompok Objek Pajak
Penghasilan
Bab 7
Objek Pajak
Penghasilan dari hubungan
pekerjaan
Penghasilan modal Penghasilan
Penghasilan yang diterima sebagai
Penghasilan dari adanya hubungan “Bukanlah sesuatu yang berlebihan
imbalan atas modal berupa uang,
antara karyawan dan pemberi kerja barang modal, atau kekayaan jika dikatakan bahwa diskusi
intelektual. terpanjang dalam teori perpajakan
adalah mengenai konsep dan desain
pajak PPh.
Penghasilan dari kegiatan
Penghasilan lainnya
usaha Salah satunya ketika menyusun dan
Mencakup segala sesuatu yang menetapkan apa saja yang
Penghasilan dari kegiatan yang
dilakukan seseorang secara teratur
memenuhi konsep dasar penghasilan, menjadi objek PPh.”
tetapi tidak termasuk dalam tiga
untuk dapat menghasilkan
kelompok penghasilan yang
keuntungan
disebutkan sebelumnya (Shome, 2014)
Bab 8
Biaya Pengurang dan Bukan Pengurang Penghasilan Bruto

“An income tax is supposed to be


levied on net income; therefore,
it is supposed to allow the costs
of generating income to be
deducted from gross income.”

(Avi-Yonah, Sartori, dan Marian ) Konsep Biaya Pengurang Permasalahan dalam Biaya yang Tidak dapat
Penghasilan Bruto Penerapan Biaya Penghasilan Dikurangkan
Bruto Penghasilan Bruto

Biaya yang mempunyai Terdapat jenis biaya yang Dirancang semata-mata sebagai
1 hubungan dengan penghasilan
yang diterima oleh wajib pajak
menimbulkan permasalahan
dalam penentuannya, apakah 1 bentuk pembatasan biaya
pengurang penghasilan bruto
termasuk biaya pengurang
penghasilan bruto atau bukan
Biaya yang memiliki hubungan Setiap negara mempunyai
2 dengan kegiatan yang dikenai kebijakan masing-masing dalam
pajak 2 menetapkan biaya apa saja yang
tidak dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto

Biaya pengurang Biaya pengurang Biaya pengurang


penghasilan bruto penghasilan bruto penghasilan bruto
terkait kegiatan usaha untuk karyawan yang bersifat
pribadi
berkaitan erat
Bab 9 dengan mekanisme
withholding tax mencerminkan
Konsep Pajak adanya pemisahan
perlakuan pajak atas
Penghasilan Final merepresentasikan beberapa jenis
nilai akhir penghasilan tertentu

PPh final “hanya” salah satu cara pengenaan


pajak dalam sistem PPh yang memiliki ciri
khusus

“Sejatinya, PPh
final bukanlah PRO KONTRA
suatu jenis  Dianggap “menyampingkan” asas
pajak Sifat pengenaannya yang dinilai pajak yang ideal;
tertentu layak sederhana menyebabkan PPh final  Dianggap menyalahi “roh” PPh
sebagai pajak yang bersifat subjektif;
nya PPh, PPN, digunakan sebagai bagian dari  Dapat menimbulkan beban
atau PPnBM.” upaya pemberian kemudahan administrasi bagi wajib pajak yang
administratif diberi kewajiban untuk melakukan
pemotongan pajak
#staysafe
#remainproductive

Follow us:

ddtc.co.id DDTC Indonesia DDTC @DDTCIndonesia

Global & Domestic Recognition:

Menara DDTC
Jl. Raya Boulevard Barat Blok XC 5-6 No B
Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading
Jakarta Utara, 14240 – Indonesia

Phone: +6221 2938 2700


Fax: +6221 29382699

Anda mungkin juga menyukai