Anda di halaman 1dari 3

Ringkasan Kasus:

Pelaku usaha Korea pada tahun 2006 hingga 2008 sngat kecewa dengan nilai tukar
mata uangnya. Penguatan nilai won terhadap dolar amerika menjadi masalah karena pabrik
di Korea melakukan penjualan dalam bentuk dolar sedangkan biaya produksi menggunakan
mata uang lokal, sehingga saat terjadi penguatan terhadap won, maka perusahaan akan
menerima uang yang lebih sedikit.

Knock-In Knock-Out (KiKos)

Banyak perusahaan manufaktur di Korea mengalami kehilangan margin penjualan. Bank di


Korea Selatan menawarkan skema KiKo untuk mengatasi masalah krisis nilai tukar. Kiko
merupakan struktur option yang komplex, yang mana merupakan gabungan penjualan dari
call option pada Won Korea (komponen knock-in) dan pembelian dari put option dari dolar
Amerika. Skema inikemudian membentuk sebuah rentang perdagangan Won yang oleh
Bank dan Exportir dipercayai akan berada di rentang tersebut.

Namun begitu, hal tersbut bukan sepenuhnya struktur dari KiKo, rentang terbawah
sebenarnya merupakan sebuah protective put pada dolar dan meyakinkan eksportir untuk
mejual dolar dalam nominal yang telah ditentukan jika Won terus menguat terhadap dolar.
Harga ini dinilai cukup mahal karena di taruh di level yang mendekati harga pasar.

Skema ini membuat para eksportir menjadi over-hedge terhadap penguatan nilai won
sehingga won diperdagangkan di level 980 per dolar dimana seharusnya diperdagangkan di
level 910 per dolar

Krisis Finansial 2008

Penguatan nilai Won tidak berlangsung lama. Pada tahun 2008 nilai won terhadap dolar
mulai jatuh. Won diperdagangkan di level 1000 per dolar dan Knock In Call option
dijalankan dan kerugian menjadi sangat fantastis. Pada akhir Agustus kerugian tercatat
mencapai 1.7 triliun won atau setara dengan 1.67 miliar dolar
Caveat Emptor (Buyer Beware)

Atas tingginya kerugian yang terjadi, para eksportir melakukan tuntutan hukum kepada
Bank penyedia KiKo untuk mengindari pembayaran atas kerugian yang mampu membuat
kebangkrutan. Para eksportir beragumen bahwa produk yang dibeli merupakan produk
komplex yang tidak dapat dipahami. Pertama karena menggunakan bahasa inggris dan yang
kedua resiko yang mungkin terjadi atas pembelian produk tersebut tidak dijelaskan secara
rinci kepada para eksportir.

Bank di Korea membantah argumen tersebut dengan memberikan pernyataan bahwa Bank
tidak mempunyai kewajiban untuk menjelaskan hal itu dan justru sudah menerangkan
dengan cukup jelas. Baik pembeli dan penjual dianggap sudah mengerti terhadap nilai
intrinsik dari resiko yang mungkin akan terjadi. Pada akhirnya pengadilan korea
memutuskan menerima beberapa kasus dan kerugian tetap terjadi dari kedua belah pihak

MiniCase Questions

1. What were the expectations – and the fears – of the South Korean exporting firms
that purchase the KiKos?
Ekspektasi dari pemegang KiKos adalah ketika Won melemah, perusahaan –
perusahaan tersebut mampu excercise option yang dipegang sehingga dapat menurunkan
rugi yang akan diakui oleh perusahaan – perusahaan tersebut. Tetapi di sisi lainnya, ada
ketakutan bahwa bank-bank tersebut tidak mampu membayar option yang di excercise
karena perubahan harga Won yang sangat besar dan berdampak sistematik pada bank-
bank yang ada di korea.
2. What is the responsibility of a bank that is offering and promoting these derivative
products to its customers? Does it have some duty to protect their interests? Who
do you think was at fault in this case?
Berdasarkan kasus yang terjadi seharusnya Bank memastikan apa yang disampaikan
telah dimengerti oleh calon pembeli. Bank memang memiliki kepentingan tersendiri
dalam penjualan produk ini namun begitu hak-hak pembeli harus dapat dilindungi agar
tidak terjadi kerugian. Menurut kami kesalahan berada di kedua belah pihak, dimana
kedua belah pihak tidak mampu mengendalikan fungsi pengawasan terhadap transaksi
atas produk KiKo.
3. If you were a consultant advising firms on their use of foreign currency derivative
products, what lessons would you draw from this case, and how would you
communicate that to your clients?
Yang kami pelajari adalah nilai tukar tidak selalu bisa di lakukan lindung nilai, keadaan
pasar yang fluktuatif membuat produk derivatif mata uang asing akan sangat beresiko
baik dari pembeli maupun entitas penerbit produk derivativ.
Jika dalam posisi konsultan maka kami akan menjelaskan secara rinci tentang resiko
yang mungkin akan terjadi masa yang akan datang. Kami akan memantau secara berkala
terhadap produk derivativ dan akan memberikan saran sesuai dengan kondisi yang
terjadi saat ini

Anda mungkin juga menyukai