1978 5844
[TAXVIEW]
Perkembangan Penerimaan Pembetulan PPh Pasal 21
Uang Tebusan Tax Amnesty Sekarang atau Nanti
[TAXVIEW]
Pertimbangan dan Perlakuan Special
Surat Keterangan Persiapan Bagi Purpose Vehicle Dalam
Pengampunan Pajak Perusahaan Rangka Amnesti Pajak
EXECUTIVE DIRECTOR
Hendy Setiawan
DAPU
R EDAKSI
EDITOR Akhir Bulan September 2016 ini, masyarakat seolah
Dikdik Suwardi
Daniel Belianto dipertontonkan dengan euforia Amnesti Pajak di Periode
Sigit Prasetyo Pertama yang cukup fenomenal. Fenomenal dikarenakan
Herwikson Sitorus proses yang dirasa cukup melelahkan bagi berbagai pihak
DATA CENTER baik Wajib Pajak maupun Petugas Pajak, hingga
Etika Widiyanti tercapainya uang tebusan yang boleh dibilang sebanding
Nuraini dengan proses yang sudah dilewati tersebut. Angka Rp
Tati Nurhayati 97,2 triliun tentunya merupakan suatu pencapaian yang
Irda Nurdaheni
Imam Juhdi
cukup membanggakan karena 50 persen dari total target
pemerintah sebesar 165 triliun telah terlewati.
TECHNICAL SUPPORT
Yoga Al Kautzar P Bulletin kali ini masih menyajikan beberapa konten
Nining Susilawati terkait Amnesti Pajak seperti Surat Keterangan, Tata Cara
Winandar Hermawan Pengadministrasian Laporan Gateway, Step by Step
Randa Eka Putra
Muhammad Rajiv Membuat Kode Billing Melalui Surat Setoran Elektronik,
Arief Riyanto Akbar Nilai Wajar untuk Harta selain Kas atau Setara Kas,
Perlakuan Special Purpose Vehicle Dalam Rangka Amnesti
ADMINISTRATION & FINANCE
Hellyana Pajak, dan sebagainya. Selain dari pada itu terdapat juga
Dwi Ayu Rengga Saresa konten Amnesti Pajak yang disajikan dengan format audio
Ilia Salamah dan visual yang dirangkum dalam Ortax Channel. Konten
Olivia Nisa tersebut berbentuk Interview dengan Praktisi Perpajakan
MARKETING dengan bahasan yang meliputi: Pertimbangan dan
Safrida Utami Persiapan Bagi Perusahaan mengikuti Amnesti Pajak,
Rondhi Wacana Revisi Klausul Pembubaran SPV, Perkembangan
Mailan David
Pauzi Zakaria
Penerimaan Uang Tebusan Tax Amnesty. Beberapa
Ratna Sari pertanyaan dan diskusi member Ortax di Tax Amnesty
Rhisca Nudewi Forum juga akan diulas secara mendalam, yang meliputi
Lely Rakhmawaty Asuransi Unit Link terkait Amnesti Pajak, Pembayaran
Triana Fauziah Uang Tebusan, Kelebihan Bayar terkait Amnesti Pajak,
SUPPORT Pelaporan SPH yang diwakilkan, dan Penanganan Lebih
Edi Sukardi Bayar terkait Amnesti Pajak.
Mulya Riqzq
Yuniarsih Selain bahasan Amnesti Pajak, terdapat konten terkait
ALAMAT REDAKSI PPh Pasal 21 seperti artikel terkait Pembetulan PPh Pasal
Gedung Pemuda, Lantai 2 21 Sekarang atau Nanti, serta pembelajaran penghitungan
Jl.Pemuda Raya No.66 Rawamangun PPh Pasal 21 bagi Peserta Kegiatan dan Mantan Pegawai.
Jakarta - Indonesia 13220
Phone : (021) 47865713 Silahkan Rekan Ortax nikmati alternatif lain membaca
Whatsapp : 08211048 8550 konten Ortax.
Fax : (021) 47881350
Email : redaksi@ortax.org
Follow us :
@Redaksi_Ortax
Ortax.Taxation
Redaksi Ortax
Redaksi Ortax
Redaksi Ortax
D A FIsiT A R
05 40
Surat Keterangan Pengampunan Pajak Tata Cara Penerimaan Surat Pernyataan
Pada Minggu Terakhir Periode Pertama
Penyampaian Surat Pernyataan
08
[TAX VIEW] - Tax Amnesty: Pertimbangan
42
dan Persiapan Bagi Perusahaan Pembetulan PPh Pasal 21 Sekarang atau
Nanti
10
Tata Cara Pengadministrasian Laporan
50
Gateway Dalam Rangka Amnesti Pajak Perlakuan Special Purpose Vehicle Dalam
Rangka Amnesti Pajak
12
Step by Step Membuat Kode Billing
Melalui Surat Setoran Elektronik
53
[TAX VIEW] Perspektif Praktisi Perpajakan
17
Jasa Konsultasi Pengampunan Pajak mengenai Wacana Revisi Peraturan Menteri
(Amnesti Pajak) Keuangan No. 127/PMK.010/2016 Mengenai
Klausul Pembubaran Special Purpose Vehicle
27
Pencabutan Atas Permohonan dan/atau
58
Pengajuan Upaya Hukum Dalam Rangka Sharing Forum Ortax 2: “Ikut Amnesti Pajak,
Mengikuti Program Amnesti Pajak Lebih Bayar PPh 21 2015 hangus?”
28
[TAX VIEW] Perspektif Praktisi Perpajakan
60
mengenai Perkembangan Penerimaan Sharing Forum Ortax 3: “Lapor tax amnesty
Uang Tebusan Tax Amnesty boleh diwakilkan?”
29 62
Pelaksanaan Penerimaan Surat Pernyataan Sharing Forum Ortax 4: “Pembayaran Uang
Dalam Rangka Pengampunan Pajak Dalam Tebusan”
Keadaan Darurat Atau Gangguan Teknis
64
Kontribusi Member
66
[TAX LEARNING] Apakah Sebaiknya Saya ikut
35 Pajak Penghasilan 21 Bagi Mantan
Pegawai
Amnesti Pajak ?
72
Peraturan-Peraturan Baru Yang Terbit
39
Penetapan Kantor Pusat dan Kantor
Wilayah Ditjen Pajak Sebagai Tempat di September 2016
Tertentu Untuk Tempat Penyampaian
Surat Pernyataan Harta
Akhir Periode Pertama
AMNESTI PAJAK
Periode Pertama Amnesti Pajak telah berakhir dengan pencapaian yang
cukup fenomenal. Fenomenal diartikan kepada Proses
yang dilalui hingga Pencapaian Akhir Periode Pertama
yaitu sampai dengan 30 September 2016.
Sosialisasi yang masif dan terstruktur dilakukan Pemerintah,
termasuk Presiden Jokowi yang “turun gunung” untuk
melakukan Sosialisasi ke beberapa daerah seperti
Surabaya, Medan, Semarang, dan daerah lainnya.
Undang-Undang
ketentuan
1 buah
97,2 Triliun Rupiah
Peraturan Menteri Keuangan 7 buah
UANG TEBUSAN
Keputusan Menteri Keuangan 3 buah
Peraturan Direktur Jenderal Pajak 8 buah
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak 4 buah
Dan Beberapa Instruksi dan Peraturan Lainnya Disampaikan oleh Wajib Pajak
SPH
137 372.632
3.622
Triliun
Repatriasi Rupiah
Surat Keterangan
Pengampunan Pajak
D
alam rangka Pengampunan Pajak,
Surat Pernyataan yang disampaikan
oleh Wajib Pajak akan diteliti
kelengkapan dan kebenarannya
sebelum diberikan tanda terima. Apabila tanda
terima telah diberikan kepada Wajib Pajak
maka akan diterbitkan Surat Keterangan. Surat
Keterangan yang dimaksud tersebut adalah
Surat Keterangan Pengampunan Pajak yang
merupakan surat yang diterbitkan oleh Menteri
sebagai bukti pemberian Pengampunan Pajak. Gambar 1. Cuplikan Surat Keterangan Pengampunan Pajak
EDISI 08, oktober 2016
6 ISSN : 1978-5844
ORTAX
TRAINING
Sabtu, 08 Oktober 2016 TAX AMNESTY
& For Corporate & Shareholders
Sabtu, 15 Oktober 2016
Program Pengampunan Pajak periode pertama telah paripurna, saatnya manfaatkan periode kedua
pengampunan pajak dengan perencanaan yang baik. Manfaatkan waktu yang tersisa untuk menyiapkan
segala sesuatunya agar surat pernyataan pengampunan pajak dapat disampaikan pada periode ini.
Training ini akan memberikan kupasan mendalam mengenai implementasi Program Pengampunan Pajak pada
perusahaan dan pemegang saham.
Materi:
1. Critical point peraturan Pengampunan Pajak
2. Pengaruh pengajuan Pengampunan Pajak atas upaya litigasi pajak
3. Pengaruh pengajuan Pengampunan Pajak atas kelebihan pajak dan kerugian fiskal
4. Persiapan dokumentasi harta dan hutang (single entity, SPV dan share holder)
5. Penentuan nilai wajar dan implikasinya
6. Perlakuan pencatatan harta dan utang Pengampunan Pajak, dan uang tebusan
7. Pelaporan harta dan utang Pengampunan Pajak pada SPT tahun 2016 dst.
8. Komparasi pada implementasi DER dan transaksi hubungan istimewa
9. Studi kasus komprehensif
INVESTASI
Rp 1.600.000,- /person
Informasi dan Pendaftaran : (Sertifikat, Modul, 2 x Coffee Break & Lunch)
P
tersebut
engelola harta Wajib Pajak yang berperan
sebagai pintu masuk pengalihan dan/ Laporan pembukaan rekening yang khusus
atau pengelolaan dana Wajib Pajak yang dibuat Gateway dan pengalihan instrumen
selanjutnya disebut Gateway adalah investasi disampaikan paling lambat 5 (lima) hari
Bank, Manajer Investasi, atau Perantara Pedagang kerja pada bulan berikutnya, dalam hal Wajib
Efek. Gateway ditunjuk oleh Menteri untuk Pajak telah menginvestasikan Harta ke dalam
menerima pengalihan Harta Wajib Pajak dan/ wilayah NKRI dalam bentuk investasi yang telah
atau melakukan pengelolaan dan penempatan diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun
dana Wajib Pajak pada instrumen investasi 2016 tentang Pengampunan Pajak.
dalam rangka Pengampunan Pajak. Untuk dapat
ditunjuk sebagai Gateway sebagaimana Bank,
c. posisi investasi Wajib Pajak:
Manajer Investasi, dan/atau Perantara Pedagang
Efek harus memenuhi kriteria tertetu. Selain 1) setiap bulan
itu, Gateway harus menyampaikan laporan ke
Laporan posisi investasi berupa laporan
Direktur Jenderal Pajak mengenai :
posisi investasi Wajib Pajak per hari kerja terakhir
a. pembukaan dan pengalihan dana ke setiap bulan dan disampaikan paling lambat 5
Rekening Khusus (lima) hari kerja pada bulan berikutnya dan/atau
Laporan pembukaan dan pengalihan dana ke 2) setiap terjadi pengalihan dana atau
Rekening Khusus disampaikan paling lambat 5 investasi antar Gateway
(lima) hari kerja pada bulan berikutnya. Laporan pengalihan dana atau investasi
Wajib Pajak antar Bank Persepsi yang ditunjuk
b. pembukaan rekening yang khusus dibuat sebagai Gateway disampaikan paling lambat 5
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 11
(lima) hari kerja setelah investasi atau Harta Direktur Peraturan Perpajakan II atas nama
dialihkan ke Gateway baru. Direktur Jenderal Pajak meminta klarifikasi
tertulis kepada Gateway dalam hal Gateway
Pelaporan Kewajiban Gateway dimaksud tidak memenuhi ketentuan.
kepada Direktur Jenderal Pajak
Direktur Peraturan Perpajakan II Gateway
Laporan ke Direktur Jenderal Pajak
dilakukan oleh Gateway selama 3 (tiga)
Klarifikasi
tahun sejak dana dialihkan oleh Wajib Pajak
ke Rekening Khusus melalui Bank Persepsi Skema Klarifikasi kepada Gateway
penerima dana yang ditunjuk sebagai Gateway.
Laporan disampaikan kepada Direktur Jenderal Berdasarkan hasil klarifikasi, Direktur
Pajak melalui Kepala Kantor Pengolahan Data Jenderal Pajak dapat mengusulkan kepada
Eksternal. Laporan disampaikan secara langsung Menteri untuk memberikan sanksi kepada
atau online dalam bentuk digital (softcopy). Atas Gateway. Sanksi dapat berupa surat peringatan
penerimaan laporan, Kepala Kantor Pengolahan atau pencabutan penunjukan sebagai Gateway.
Data Eksternal menerbitkan tanda terima. Pencabutan penunjukan sebagai Gateway
oleh Menteri diumumkan kepada publik dan
disampaikan kepada otoritas terkait.
Gateway Tanda Terima
Tidak
Sesuai
Tautan :
Skema Penyampaian Pelaporan Gateway Tidak Sesuai http://ortax.org/ortax/?mod=studi&page=show&id=168
EDISI 08, oktober 2016
12 ISSN : 1978-5844
Step by step
Membuat Kode Billing
Melalui Surat Setoran Elektronik
S
alah satu hal yang tidak terhindarkan 1. Sebelum memulai pembuatan Kode Billing,
oleh Wajib Pajak sehubungan pastikan Wajib Pajak telah memiliki EFIN
pelaksanaan pemenuhan kewajiban pajak atau Electronic Filing Identification
perpajakan adalah melakukan Number yang merupakan nomor identitas
penyetoran atau pembayaran pajak terutang ke yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal
Kas Negara. Sebagaimana diketahui bahwa mulai Pajak kepada Wajib Pajak untuk melakukan
per 1 Juli 2016, Wajib Pajak harus membayar transaksi elektronik.
pajak melalui Billing System atau lebih dikenal 2. Buka alamat akses https://sse2.pajak.go.id
dengan istilah e-Billing. Secara umum terdapat
dua langkah untuk melakukan pembayaran
pajak dengan e-Billing yaitu Membuat Kode
Billing dan Membayar pajak melalui Kode Billing
tersebut pada Bank Persepsi. Langkah tersebut
dilakukan oleh Wajib Pajak secara mandiri (self-
service). Terkait dengan pembuatan Kode Billing
sesungguhnya dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Dalam hal ini akan dideskripsikan lebih
lanjut mengenai step by step membuat Kode
Billing melalui Melalui Surat Setoran Elektronik.
Berikut langkah dan isian data Surat Setoran
Elektronik dengan alamat akses pada https://
sse2.pajak.go.id :
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 13
3. Masukkan data NPWP Wajib Pajak, Password 4. Klik “Isi SSE” untuk memulai membuat Surat
dan Kode Keamanan sesuai kolom yang Setoran Elektronik (SSE)
diminta, kemudian klik “Login”.
5. Mulai isi Form SSE dengan memasukkan inFormasi terkait detail pembayaran. Apabila sudah
selesai klik “Simpan”.
EDISI 08, oktober 2016
14 ISSN : 1978-5844
6. Klik “Ya” apabila data yang diisikan sudah 7. Setelah SSP berhasil direkam akan terbentuk
benar. Nomor Transaksi.
8. Cek kembali data yang dimasukkan, kemudian Klik tombol “Ubah SSP” untuk mengubah data
yang telah diinput sebelumnya atau klik tombol “Kode Billing” untuk melanjutkan.
9. Kode Billing telah sukses ter-generate, Anda bisa mencatat ataupun mencetak Kode Billing-nya.
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 15
10. Untuk mencetak Kode Billing-nya klik “Cetak Kode Billing”
11. Berikut Tampilan Cetakan Kode Billing yang sudah dibuat sebelumnya.
ORTAX TRAINING
“CorporateTax Management ”
Trainer : Ortax Team
B
agaimana cara melakukan identifikasi grey area perpajakan sehingga manajemen pajak dapat
dilakukan secara optimal?
Pemahaman dalam mereview aspek-aspek perpajakan dalam transaksi bisnis dan mengidentifikasi grey
area perpajakan atas suatu transaksi terkini merupakan kunci sukses melakukan manajemen pajak secara
optimal.
Untuk itu, pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman komprehensif dalam mengidentifikasi
grey area perpajakan atas suatu transaksi dan aplikasinya dalam optimalisasi penyusunan manajemen tax
planning menurut ketentuan perpajakan terkini. Selain itu training ini juga bertujuan untuk memberikan
pemahaman mengenai Teknik review perpajakan atas transaksi bisnis, Implementasi Tax Planning PPh,
PPN dan Pemeriksaan Pajak dan dilengkapi dengan Studi kasus komprehensif.
P
engumuman ditetapkan di Jakarta dan sesuai dengan peraturan perundang-
pada tanggal 6 September 2016 oleh undangan mengenai Perpajakan dan
Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak. Amnesti Pajak serta menghindari pelayanan
Pengumuman ini dimaksudkan untuk yang tidak profesional dari Konsultan
disebarluaskan. Pajak, masyarakat dapat menggunakan jasa
Konsultan Pajak yang terdaftar di Direktorat
Dalam rangka pelaksanaan program Jenderal Pajak dan telah memiliki Izin
Pemerintah mengenai Amnesti Pajak, dengan ini Praktik.
disampaikan hal-hal sebagai berikut:
4. Untuk mengetahui Konsultan Pajak yang
terdaftar di Direktorat Jenderal Pajak,
1. Konsultan Pajak dapat memberikan jasa masyarakat dapat membuka Aplikasi Sistem
konsultasi terkait Amnesti Pajak dengan InFormasi Konsultan Pajak (SIKoP) melalui
tetap memperhatikan kode etik, standar situs https://konsultan.pajak.go.id.
profesi dan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. 5. Apabila Konsultan Pajak memberikan jasa
konsultasi perpajakan dan Amnesti Pajak
2. Konsultan Pajak wajib menyampaikan kepada masyarakat dengan mengarahkan
informasi mengenai Amnesti Pajak secara masyarakat untuk berbuat hal-hal yang
tepat sesuai dengan ketentuan peraturan bertentangan dengan ketentuan perundang-
perundang-undangan mengenai perpajakan undangan yang berlaku, diharapkan kepada
dan Amnesti Pajak. masyarakat untuk menyampaikan laporan
atau pengaduan kepada Direktorat Jenderal
3. Untuk mendapatkan informasi yang tepat
Pajak melalui layanan informasi dan
EDISI 08, oktober 2016
18 ISSN : 1978-5844
TaxAmnesty.Ortax.org
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 19
Pajak Penghasilan
Pasal 21
bagi Peserta
Kegiatan
P
enghasilan yang diperoleh oleh kegiatan adalah :
seseorang karena keikutsertaannya
dalam suatu kegiatan (kuis, lomba, rapat,
dan lain-lain) adalah salah satu jenis
penghasilan lain yang merupakan penghasilan orang pribadi yang terlibat dalam suatu
yang dipotong Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21. kegiatan tertentu, termasuk mengikuti rapat,
Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal sidang, seminar, lokakarya (workshop),
21 sebagaimana diatur dalam PER-32/PJ/2015 pendidikan, pertunjukan, olahraga, atau
pada Pasal 1 nomor (7) adalah: kegiatan lainnya dan menerima atau
memperoleh imbalan sehubungan dengan
keikutsertaannya dalam kegiatan tersebut.
1. peserta perlombaan dalam segala bidang, Bagi peserta kegiatan yang tidak memiliki
antara lain perlombaan olah raga, seni, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), pemotongan
ketangkasan, ilmu pengetahuan, teknologi, PPh Pasal 21 dikenakan tarif lebih tinggi 20%
dan perlombaan lainnya (dua puluh persen) daripada tarif yang diterapkan
2. peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, terhadap Wajib Pajak yang memiliki NPWP.
atau kunjungan kerja
3. peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan Kewajiban Pemotong PPh 21 atas
sebagai penyelenggara kegiatan tertentu
4. peserta pendidikan dan pelatihan atau
Penghasilan yang Diterima Oleh
5. peserta kegiatan lainnya
Peserta Kegiatan
sejalan dengan itu, Pasal 5 ayat 1 huruf Penyelenggara kegiatan sebagai pemotong
(f) pada PER-32/PJ/2015 menyatakan bahwa pajak harus memenuhi kewajibannya sebagai
penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 dan/ berikut:
atau PPh pasal 26 adalah imbalan kepada peserta
kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang 1. Melakukan pemotongan PPh Pasal 21 dan
representasi, uang rapat, honorarium, hadiah memberikan Bukti Potong kepada penerima
atau penghargaan dengan nama dan dalam penghasilan.
bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan
2. Menyetorkan ke Kas Negara paling lambat
nama apapun.
tanggal 10 bulan berikutnya.
5% x Rp 20.000.000 = Rp 1.000.000
menerima gaji pokok pegawai sebesar
Rp.5.000.000 dan membayar iuran pensiun
Dari contoh ini dapat terlihat bahwa PPh
Rp.100.000 tiap bulannya. Apabila PT Khazada
21 atas penghasilan yang diterima oleh peserta
tidak memperlakukan hadiah lomba sebagai
kegiatan tidak berlaku kumulatif dimana PPh
komponen penghiitungan PPh Pasal 21 atas
Pasal 21 dipotong setiap kali orang tersebut
pegawai tetap, maka :
menerima penghasilan, bukan atas akumulasi
penghasilannya selama 1 tahun sehingga
pemotongan PPh 21 untuk peserta kegiatan
berdiri sendiri. - Penghitungan PPh 21 atas Gaji
Gaji 12 x Rp 5.000.000
Rp 60.000.000
Imran Ali merupakan manajer produksi
PT. Bintang Gemerlap yang berkedudukan Pengurang:
di Bandung. Guna meningkatkan kualitas
kerja pegawai bagian produksi PT. Bintang Biaya Jabatan (5%xPh bruto)
Contoh Kasus 02
Contoh Kasus 03
Bintang Gemerlap untuk mengikuti seminar Iuran pensiun
“Meningkatkan Kinerja dan Produktivitas Rp 1.200.000 +
Karyawan” di Jakarta selama 5 hari. Imran Ali
mendapatkan uang saku sebesar Rp.500.000 Total Pengurang
tiap harinya selama berada di Jakarta. Rp 4.200.000 -
Contoh Kasus 03
memperlakukan hadiah lomba Mr. Ali sebagai Khazada memperlakukan penghasilan (dalam
bonus (penghasilan tidak teratur) maka hal ini hadiah lomba penjualan) ini sebagai
penghitungan PPh Pasal 21 adalah sebagai bonus, maka akan terjadi kemungkinan
berikut: selisih jumlah PPh 21 sebesar Rp 50.000,
(Rp 1.007.500 - 957.500), jika dibandingkan
dengan tanpa memperlakukan hadiah lomba
Gaji 12 x Rp 5.000.000,00 penjualan dalam komponen perhitungan PPh
Rp 60.000.000 Pasal 21 Pegawai Tetap.
Bonus
Rp 20.000.000 +
Rp 80.000.000
Pengurang: Referensi
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun
Biaya Jabatan (5%xPh bruto)
2008 tentang Perubahan Keempat atas
Rp 4.000.000
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983
Iuran pensiun tentang Pajak Penghasilan
Contoh Kasus 03
PPh 21 terutang
5% x Rp 20.800.000 Ortax.org
Rp 1.040.000 19 September 2016
Rp 957.500
EDISI 08, oktober 2016
23
INPUT DATA PENGHASILAN ...
ISSN : 1978-5844
Kustom Kertas
Komponen Kerja
Penghasilan Penghitungan PEMBETULAN PPh 21
01 CUMA 5 MENIT
02
Dilengkapi dengan
Rekapitulasi Pembetulan
Manajemen
Lebih Informasi lebih lanjut …
Bayar Telp : (021) 4786 5713
Faks : (021) 4788 1350
05 Email Pemasaran : sales@ortax.org
Email Bantuan Teknis :
support@ortax.org |support@integral.co.id
And many more…
www.pph21.id
Rabu, 12 Oktober 2016
Ortax
EDISI 08, oktober 2016
24 ISSNTraining
: 1978-5844 Center, Jakarta
ORTAX
TRAINING
Updating PPh 21:
Pahami Teknis Penanganan
Lebih Bayar Akibat
Perubahan PTKP
INVESTASI
Rp 1.250.000,- /person
(Sertifikat, Modul, 2 x Coffee Break & Lunch)
Trainer :
Ortax Team
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 25
D
alam rangka Pengampunan Pajak, dan/atau Surat Tagihan Pajak,
Wajib Pajak diharuskan untuk c. pengurangan atau pembatalan surat
menyampaikan permohonan pen- ketetapan pajak yang tidak benar,
cabutan atas permohonan dan/atau d. pengurangan atau pembatalan Surat Tagihan
pengajuan upaya hukum yang sedang diajukan Pajak yang tidak benar,
oleh Wajib Pajak dan belum diterbitkan surat
e. keberatan, dan/atau
keputusan atau putusan, yang meliputi:
f. pembetulan atas Surat Tagihan Pajak, surat
ketetapan pajak dan/atau surat keputusan,
a. pengembalian kelebihan pembayaran pajak,
termasuk dalam hal pemindahbukuan atas ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat
kelebihan pembayaran pajak sebagai akibat permohonan dan/atau pengajuan upaya hukum
pembetulan surat pemberitahuan, dimaksud disampaikan, dengan menggunakan
b. pengurangan atau penghapusan sanksi format sesuai contoh Lampiran huruf I dalam
administrasi dalam surat ketetapan pajak Peraturan Menteri Nomor 118/PMK.03/2016.
EDISI 08, oktober 2016
26 ISSN : 1978-5844
Gambar 1. Contoh Format Surat Permohonan Pencabutan Atas Permohonan dan/atau Pengajuan Upaya Hukum
Selain membuat Surat Permohonan Pengajuan permohonan pencabutan atas
Pencabutan Atas Permohonan dan/atau pengajuan upaya hukum berupa banding,
Pengajuan Upaya Hukum, melalui Surat gugatan, dan/atau peninjauan kembali kepada
Pernyataan mencabut permohonan dan/atau Pengadilan Pajak, dilakukan sesuai dengan
pengajuan yang dilampirkan bersamaan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
Surat Pernyataan Harta. bidang peradilan pajak. Permohonan pencabutan
Gambar 2. Contoh Format Surat Pernyataan mencabut permohonan dan/atau pengajuan upaya hukum
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 27
atas permohonan dan/atau pengajuan upaya Tahun Pajak, dan Tahun Pajak, sampai dengan
hukum disampaikan oleh Wajib Pajak sebelum akhir Tahun Pajak Terakhir.
penyampaian Surat Pernyataan.
Dalam hal Wajib Pajak mencabut per-
Tata Cara Penyelesaian Pencabutan mohonan dan/atau pengajuan upaya hukum,
Pemohonan dan/atau Pengajuan Surat Tagihan Pajak, surat ketetapan pajak, surat
keputusan, dan putusan mempunyai kekuatan
Kelebihan Pembayaran Pajak dan/ hukum tetap dan pokok pajak yang terutang
atau Upaya Hukum Oleh Wajib merupakan Tunggakan Pajak yang harus dilunasi.
Pajak
Wajib Pajak menyampaikan permohonan
melalui Surat Pernyataan pencabutan atas REFERENSI
permohonan dan/atau pengajuan Kelebihan
Pembayaran Pajak dan/atau Upaya Hukum
Oleh Wajib Pajak. Petugas di Tempat 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016
Pelayanan Terpadu (TPT) di KPP menerima tentang Pengampunan Pajak
Surat Pernyataan Wajib Pajak tersebut atas 2. Peraturan Menteri Keuangan
permohonan pencabutan dan selanjutnya Nomor 118/PMK.03/2016 tentang
dilakukan pencetakan Bukti Penerimaan Surat Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
(BPS). Pencabutan permohonan pengembalian 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan
kelebihan pembayaran pajak diselesaikan dengan Pajak
prosedur sebagai berikut:
3. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
Nomor SE-30/PJ/2016 Tentang
a. Pemeriksaan SPT Lebih Bayar Petunjuk Pelaksanaan Pengampunan
b. Penelitian Pengembalian Kelebihan Pajak
Pembayaran Pajak Yang Seharusnya Tidak
Terutang
c. Penelitian atas Permohonan Pengembalian
Kelebihan Pembayaran Pajak dari Wajib
Pajak dengan Kriteria Tertentu, Wajib Pajak Ortax.org
yang Memenuhi Persyaratan Tertentu, dan 27 September 2016
Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah
Konsekuensi Mencabut
Permohonan dan/atau Pengajuan
Tautan :
Atas Upaya Hukum http://www.ortax.org/ortax/?mod=studi&page=show&id=175
Pelaksanaan Penerimaan
Surat Pernyataan Dalam Rangka
Pengampunan Pajak
Dalam Keadaan Darurat
Atau Gangguan Teknis
Instruksi Direktur Jenderal Pajak Nomor INS-08/PJ/2016
tentang Pelaksanaan Penerimaan Surat Pernyataan dalam Rangka
Pengampunan Pajak dalam Keadaan Darurat atau Gangguan Teknis
I
nstruksi ini dikeluarkan di Jakarta pada 2. Kepala Kantor Pelayanan Pajak dan
tanggal 15 September 2016 oleh Direktur
Jenderal Pajak. Instruksi ini mulai berlaku 3. Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan
pada tanggal dikeluarkan. Hubungan Masyarakat.
penerimaan Surat Pernyataan di Tempat tanda terima sementara atas Surat Pernyataan
Tertentu selain di Kanwil DJP setelah melakukan penelitian atas:
D
ditetapkan oleh Menteri untuk keperluan
alam konteks kali ini nilai wajar yang
penghitungan pajak pada akhir Tahun Pajak
dimaksud ialah untuk menilai Harta
Terakhir
tambahan yang diikutkan dalam
program Amnesti pajak. Nilai wajar
diartikan sebagai nilai yang menggambarkan Penentuan Nilai Wajar
kondisi dan keadaan dari aset yang sejenis atau
setara berdasarkan perhitungan Wajib Pajak.
berdasarkan Tahun Buku
Nilai Wajar yang diungkapkan dalam Surat
Untuk Wajib Pajak yang tahun bukunya sama
Pernyataan harus dicatat sebagai harga perolehan
dengan tahun kalender, Nilai Harta tambahan
Harta yang dilaporkan paling lambat pada Surat
yang diungkapkan dalam Surat Pernyataan, yaitu
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
nilai Harta pada tanggal 31 Desember 2015 sesuai
Tahun Pajak 2017. Nilai Wajar terkait nilai Harta
dengan nilai wajar untuk Harta selain kas atau
tambahan ditentukan dalam mata uang Rupiah.
sesuai dengan nilai nominal untuk Harta berupa
Apabila Nilai Wajar terkait nilai Harta tambahan
EDISI 08, oktober 2016
32 ISSN : 1978-5844
STUDI Kasus
diungkapkan dalam Surat Pernyataan, yaitu nilai premi yang sudah ditentukan. Tuan Doni
Harta selain kas pada tanggal 31 Juli 2015 sesuai Surahmat juga sudah mendapatkan perkiraan
dengan nilai wajar untuk Harta selain kas atau hasil investasi yang akan diterima di masa
sesuai dengan nilai nominal untuk Harta berupa depan. Atas asuransi kesehatan tersebut, Tuan
kas, pada tanggal tersebut. Doni Surahmat belum pernah dilaporkan
dalam SPT Tahunan Orang Pribadi. Dengan
demikian, investasi dalam bentuk asuransi
kesehatan yang berbentuk unit link tersebut
Contoh 1 merupakan harta dalam bentuk non cash.
Untuk itu, pengungkapan nilainya sebesar nilai
wajar atas investasi dalam program tersebut.
Pak Amir yang merupakan Wajib Pajak
memiliki Harta berupa rumah yang diperoleh
pada tahun 1995 sebesar 200 juta yang kini
NJOP ditehaui sebesar 4,5 M dan nilai pasarnya Kaitan Nilai Wajar dengan
adalah sebesar 5M. Atas Harta tersebut, Pak Harta yang Belum atau Kurang
Amir belum pernah melaporkannya dalam SPT
Tahunan Orang Pribadi. Dengan demikian,
Diungkapkan
dalam rangka menentukan nilai yang harus
dilaporkan didasarkan pada Undang-Undang Berdasarkan Pasal 4 ayat 3 Peraturan
Pengampunan Pajak, untuk Harta tambahan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 11/
STUDI Kasus
selain kas dinilai sebesar nilai wajar pada akhir PJ/2016 ditegaskan bahwa:
Tahun Pajak Terakhir.
MANAJEMEN PAJAK
JOINT OPERATION
DAN BENTUK
KERJASAMA USAHA
Trainer :
Ortax Team
• Jasa Produksi
Berdasarkan Penjelasan Pasal 25 Undang-
PPh Pasal 21 = Penghasilan Bruto Kumulatif
Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang x
Perusahaan Daerah, Jasa Produksi dimaksudkan Tarif PPh Pasal 17
untuk memberikan penghargaan kepada
pegawai/pekerja karena hasil pekerjaannya
yang sangat dihargai oleh konsumen hingga
karenanya masih diperoleh laba. Pembayaran jasa Tarif pajak yang diterapkan atas penghasilan
produksi ini termasuk dalam pengertian biaya diatur dalam UU PPh Pasal 17 ayat (1) bagi Wajib
untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara Pajak dalam negeri adalah sebagai berikut:
penghasilan sesuai Pasal 6 ayat (1) huruf a UU
PPh sehingga dapat diperhitungkan dalam Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
mengurangi penghasilan bruto perusahaan
Sampai dengan Rp.50.000.000,00 5% (lima persen)
(menjadi deductible expense). Tetapi, apabila
Di atas Rp.50.000.000,00 sampai 15% (lima belas persen)
pembayaran jasa produksi tersebut berasal dari dengan Rp.250.000.000,00
Laba Ditahan (Retained Earning), pembayaran Di atas Rp.250.000.000,00 25% (dua puluh lima
tersebut tidak dapat diperhitungkan dalam sampai dengan persen)
mengurangi penghasilan bruto perusahaan. Rp.500.000.000,00
Di atas Rp.500.000.000,00 30% (tiga puluh persen)
• Gratifikasi
Penghasilan yang menjadi Dasar Pengenaan
Berdasarkan Penjelasan Pasal 12B Undang- Pajak PPh 21 bagi Mantan Pegawai adalah
Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang penghasilan bruto yang sifatnya kumulatif.
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Kumulatif berarti apabila dalam satu tahun
Gratifikasi merupakan pemberian dalam arti kalender yang bersangkutan Mantan Pegawai
luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, tersebut menerima penghasilan lebih dari
rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa satu kali, maka penghitungan PPh 21 bagi
bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, penghasilan yang diterima untuk kedua kalinya
perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan dan seterusnya ditambah (diakumulasikan)
fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang dengan penghasilan yang diterima sebelumnya.
diterima di dalam negeri maupun di luar negeri Ketentuan yang mengatur hal ini tertuang dalam
dan yang dilakukan dengan menggunakan Pasal 16 ayat (1) huruf (d) PER-32/PJ/2015.
sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik.
Seperti halnya dengan bonus dan jasa produksi, Wajib Pajak yang tidak memiliki Nomor
pemberian gratifikasi merupakan deductible Pokok Wajib Pajak (NPWP) dikenakan kenaikan
expense selama gratifikasi yang diberikan tersebut tarif 20% (dua puluh persen) lebih tinggi daripada
tidak berasal dari Laba Ditahan (Retained tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang
Earning) perusahaan. memiliki NPWP dan jumlah PPh Pasal 21 yang
harus dipotong adalah sebesar 120% dari jumlah
PPh Pasal 21 yang seharusnya dipotong dalam
Penghitungan PPh Pasal 21 Mantan hal yang bersangkutan (dalam hal ini Mantan
Pegawai Pegawai tersebut) memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak.
Untuk menghitung PPh Pasal 21 bagi Mantan
Pegawai, cara penghitungan yang digunakan
adalah:
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 37
1. Vinka Agatha bekerja pada PT Panji Gemilang. Pada tanggal 1 Januari 2016 telah berhenti bekerja
pada PT Panji Gemilang karena pensiun. Pada bulan Maret 2016 Vinka Agatha menerima jasa
produksi tahun 2015 dari PT Panji Gemilang sebesar Rp.55.000.000.
PPh Pasal 21 yang terutang adalah:
5% x Rp.50.000.000 = Rp.2.500.000
15% x Rp.5.000.000 = Rp.750.000
PPh Pasal 21 yang harus dipotong = Rp.3.250.000
2. Dikaitkan dengan soal 1, apabila pada Juni 2016 Vinka Agatha kembali menerima penghasilan
jasa produksi sebesar Rp.175.000.000 dan pada September 2016 sebesar Rp.90.000.000, maka
penghitungan PPh 21 atas penghasilan jasa produksi yang diterima Vinka Agatha adalah sebagai
berikut:
Atas penghasilan jasa produksi bulan Juni:
15% x Rp.175.000.000 = Rp.26.250.000
PPh Pasal 21 yang harus dipotong = Rp.26.250.000
Skema penghitungan PPh 21 atas Penghasilan Jasa Produksi yang diterima oleh Vinka Agatha
adalah sebagai berikut:
3. Hamdani Arifin merupakan anggota direksi PT Sentosa Abadi. Terhitung Februari 2016, Hamdani
Arifin telah berhenti dari jabatannya karena pensiun. Pada bulan Desember, Hamdani Arifin
menerima tantiem sebesar Rp.100.000.000.
PPh Pasal 21 yang terutang adalah:
5% x Rp.50.000.000 = Rp. 2.500.000
15% x Rp.50.000.000 = Rp. 7.500.000
PPh Pasal 21 yang harus dipotong = Rp.10.000.000
EDISI 08, oktober 2016
38 ISSN : 1978-5844
Referensi
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 5. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor
tentang Perubahan Keempat atas Undang- SE-16/PJ.44/1992 tentang Pembagian
Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Bonus, Gratifikasi, Jasa Produksi, dan
Penghasilan Tantiem.
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 6. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor
tentang Perusahaan Daerah SE-07/MEN/1990 tentang Pengelompokan
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Upah
tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi Ortax.org
4. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: 03 Oktober 2016
PER-32/PJ/2015 Tentang Pedoman Teknis
Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan
Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/
atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan
Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Tautan :
Pribadi http://www.ortax.org/ortax/?mod=studi&page=show&id=177
kselerasi
Simplifying
the complexity PPh21
www.pph21.id
N T
O I
P
E NT
Y M
PA
Penetapan Kantor Pusat dan Kantor Wilayah Ditjen Pajak
Sebagai Tempat Tertentu Untuk
Tempat Penyampaian Surat Pernyataan Harta
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
658/KMK.03/2016 tentang Penetapan Kantor Pusat
dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sebagai
Tempat Tertentu Untuk Tempat Penyampaian Surat
Pernyataan Harta Dalam Rangka Pengampunan Pajak
K
eputusan Menteri Keuangan Republik di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak,
Indonesia ini ditetapkan di Jakarta yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala
dan berlaku pada tanggal 19 Agustus Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak.
2016. Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia ini menetapkan Kantor Penetapan tempat tertentu untuk menerima
Pusat Direktorat Jenderal Pajak dan Kantor penyampaian Surat Pernyataan Harta dalam
Wilayah di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak rangka Pengampunan Pajak mulai berlaku
di seluruh Indonesia sebagai tempat tertentu terhitung sejak tanggal ditetapkan Keputusan
untuk menerima penyampaian Surat Pernyataan Menteri ini sampai dengan tanggal 31 Maret
Harta dalam rangka Pengampunan Pajak. 2017.
P
eraturan Direktur Jenderal ini mulai Surat Pernyataan tetap diterima dengan
berlaku pada tanggal ditetapkan 26 melaksanakan prosedur penerimaan
September 2016 di Jakarta. Surat Pernyataan sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Direktur
Sejak berlakunya Peraturan Direktur Jenderal ini.
Jenderal Pajak Nomor PER-13/PJ/2016 sampai
Prosedur penerimaan Surat Pernyataan diatas
dengan akhir periode pertama yaitu pada tanggal
meliputi:
30 September 2016, dalam hal Wajib Pajak:
Jakarta
(09.00-16.30 WIB)
eFaktur dan Pemeriksaan PPN
Pelatihan ini dirancang untuk
memberikan pemahaman lebih
mendalam perlakuan praktis
ketentuan UU PPN Tahun 2009, PP No
1 Tahun 2012 beserta peraturan
pelaksanaannya atas isu-isu khusus terkini
PPN terutama pada saat pemeriksaan pajak.
Trainer : Pelatihan ini juga dirancang untuk memberikan
Ortax Team pemahaman lebih dalam terkait perlakuan PPN
dan penerbitan faktur pajak pada transaksi local
dan cross-border dan transaksi-transaksi
khusus PPN.
ORTAX TRAINING
pelatihan ini didesain untuk memberikan
Updating
pemahaman lebih mendalam mengenai
kegiatan rekonsiliasi fiskal komprehensif
dan pengisian SPT Tahunan PPh Badan.
Peserta diharapkan dapat memahami
poin-poin penting dalam proses Pengelolaan
PPh Badan
rekonsiliasi Laporan Keuangan Komersil
dan Laporan keuangan Fiskal agar
terhindar dari koreksi pajak,
melakukan ekualisasi PPh Badan dengan
PPN dan PPh Badan dengan
PPh Pasal 21/PPh Potput lainnya, dan
Yang Efektif
menguasai step by step
Sabtu, pengisian SPT Tahunan PPh Badan yang
22 Okt 2016 efektif.
Ortax Training Center,
Jakarta INVESTASI
Rp 1.250.000,-/person
Trainer : Ortax Team (Sertifikat, Modul, 2 x Coffee Break & Lunch)
Daniel Belianto
Praktisi Perpajakan
L
ebih dari tiga bulan Peraturan Menteri sangat jelas diatur dalam ketentuan peralihan
Keuangan Nomor 101/PMK.010/2016 Pasal 27 Peraturan Direktur Jenderal Pajak No
mengenai penyesuaian besarnya PER - 32/PJ/2015. Namun demikian, dengan
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) kondisi saat ini ketika Peraturan Pelaksanaan
berlaku. PTKP yang berlaku untuk diri Wajib yang merubah PER - 32/PJ/2015 belum kunjung
Pajak Orang Pribadi tanpa tanggungan (TK/0) terbit dan berlaku, agaknya memunculkan
disesuaikan dari yang sebelumnya sebesar Rp keraguan Pemotong Pajak untuk melakukan
36.000.000,- menjadi Rp 54.000.000,- , atau pembetulan PPh Pasal 21 sekarang atau nanti.
berarti mengalami kenaikan sebesar 50% dari
sebelumnya. Wajib Pajak seolah diperhadapkan Konsep Pembetulan
dengan kesamaan kondisi tahun sebelumnya
(Tahun 2015), dimana ketentuan PMK Nomor Berdasarkan Undang-undang KUP Pasal 8
101/PMK.010/2016 mengenai penyesuaian ayat 1 disebutkan bahwa:
besarnya PKTP kali ini juga berlaku di per-
tengahan tahun berjalan serta bersifat retroaktif
(berlaku surut). Bila melihat kondisi tahun lalu
Wajib Pajak dengan kemauan sendiri
terkait dengan kewajiban pemotongan PPh Pasal
dapat membetulkan Surat Pemberitahuan
21 yang dilakukan Pemberi Kerja sebagai dampak
yang telah disampaikan dengan
kenaikan PTKP, maka Pemberi Kerja dapat
menyampaikan pernyataan tertulis,
melakukan pembetulan PPh Pasal 21 atas masa
dengan syarat Direktur Jenderal
sebelumnya yang masih menggunakan besaran
Pajak belum melakukan tindakan
PTKP yang lama. Apabila atas pembetulan
pemeriksaan.
tersebut terdapat kelebihan setor, maka dapat
dikompensasikan mulai Masa Pajak Juli 2015
sampai dengan Desember 2015. Hal tersebut
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 43
Hal tersebut kemudian dijelaskan kembali Tidak Kena Pajak (PTKP) sebesar 50 persen
melalui Pasal 5 ayat (1 dan 2) Peraturan pada tahun 2016. Dengan demikian, besaran
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 bahwa PTKP untuk tahun 2016 menjadi Rp54 juta
Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat per tahun, atau Rp4,5 juta per bulan. Menurut
membetulkan Surat Pemberitahuan (SPT) yang Menteri Keuangan, penyesuaian besaran PTKP
telah disampaikan dengan menyampaikan ini antara lain dilakukan untuk melindungi dan/
pernyataan tertulis, dengan syarat Direktur atau meningkatkan daya beli masyarakat. Selain
Jenderal Pajak belum melakukan tindakan: itu, hal ini juga merupakan salah satu stimulus
pajak yang akan mendorong konsumsi dan
a. Verifikasi dalam rangka menerbitkan surat pertumbuhan ekonomi.
ketetapan pajak
Sebelum PMK 101/PMK.010/2016 tentang
b. Pemeriksaan atau Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena
Pajak berlaku pada saat diundangkan pada 27
c. Pemeriksaan Bukti Permulaan.
Juni 2016, Kementerian Keuangan terlebih
Mengenai pernyataan tertulis dalam dahulu menerbitkan Siaran Pers Nomor 31/
pembetulan SPT dilakukan dengan cara memberi KLI/2016 pada 24 Juni 2016.
tanda pada tempat yang telah disediakan dalam
SPT yang menyatakan bahwa Wajib Pajak yang
bersangkutan membetulkan SPT.
3 PMK Nomor 101/PMK.010/2016 bahwa: Tahun dan PPh Pasal 21 yang dipotong oleh
pihak ketiga. Terkait dengan PPh Pasal 21,
perlu dipahami bahwa sejatinya PPh Pasal
Ketentuan mengenai penyesuaian
21 merupakan pajaknya ‘WPOP’ sebagai
besarnya penghasilan tidak kena pajak
penerima penghasilan. Namun demikian,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
sebagai konsekuesi logis dari penerapan sistem
1 mulai berlaku pada Tahun Pajak
pemungutan pajak yaitu Withholding Tax System,
2016.
maka pihak ketiga yang merupakan Pemberi
Penghasilan diberi suatu kewajiban oleh Negara
Dalam hal dikaitkan dengan adanya masalah untuk melakukan pemotongan PPh Pasal 21,
pengundangan dan daya ikat, menurut Marida sehingga tidak jarang Pemberi Penghasilan
Farida mengatakan bahwa sehubungan dengan disebut juga dengan Pemotong Pajak. Kewajiban
adanya masalah pengundangan dan daya ikat, Pemotong termasuk juga dalam menghitung,
dapat dijumpai adanya tiga variasi, yaitu (Ibid, menyetor, dan melaporkan PPh Pasal 21. Secara
158-160): spesifik kaitan dengan PPh Pasal 21 dijelaskan
bahwa besaran PTKP akan menentukan besaran
Penghasilan Kena Pajak (PKP) yang merupakan
• Berlaku pada tanggal diundangkan dasar pengenaan dan pemotongan PPh Pasal 21.
• Berlaku beberapa waktu setelah diundangkan Adapun kaitan PTKP dalam menentukan besaran
• Berlaku pada tanggal diundangkan dan PKP adalah sebagai berikut:
berlaku surut sampai tanggal yang tertentu
a. bagi Pegawai Tetap dan penerima pensiun
Apabila suatu peraturan dinyatakan berlaku
berkala, sebesar penghasilan neto dikurangi
pada tanggal diundangkan dan berlaku surut
PTKP
sampai tanggal tertentu, maka hal ini berarti
peraturan tersebut mempunyai daya laku sejak b. bagi Pegawai Tidak Tetap, sebesar
tanggal diundangkan, tetapi dalam hal-hal penghasilan bruto dikurangi PTKP
tertentu ia mempunyai daya ikat yang berlaku
surut sampai tanggal yang ditetapkan tadi. c. bagi Bukan Pegawai sebagaimana dimaksud
Kemudian dikaitkan dengan Penyesuaian PTKP dalam Pasal 3 huruf c PER 32/PJ/2015,
Tahun 2016 maka skema penerapannya dapat sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah
digambarkan sebagai berikut: penghasilan bruto dikurangi PTKP per bulan.
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des
Berikut beberapa perhitungan PPh Pasal 21
sebagai dampak Perubahan PTKP Tahun 2016:
PMK Nomor: 122/PMK.D10/2015
Release...
Berlaku Surut
{
Gambar 4. Dampak Perubahan PTKP terhadap kewajiban PPh Pasal 21 Tahun 2016
(Pegawai Tetap)
EDISI 08, oktober 2016
46 ISSN : 1978-5844
JUMLAH PTKP
HARI TOTAL TUNJANGAN PENGHASILAN PPh 21
KERJA Batas Upah Harian DPP Tarif
DALAM UPAH PAJAK BRUTO Status DIPOTONG
SEBULAN
Detil :
Total Upah 6.600.000
Tunjangan Pajak -
Penghasilan Bruto 6.600.000
PMK Nomor : 122/PMK.010/2015
Batas Upah harian/PTKP 1.100.000
DPP 5.500.000
PPh 21 Dipotong 275.000
PPh 21 Dipotong sebulan 275.000
JUMLAH PTKP
HARI TOTAL TUNJANGAN PENGHASILAN PPh 21
KERJA Batas Upah Harian DPP Tarif
DALAM UPAH PAJAK BRUTO Status DIPOTONG
SEBULAN
Detil :
Total Upah 6.600.000
Tunjangan Pajak -
Penghasilan Bruto 6.600.000
PMK Nomor : 101/PMK.010/2016
Batas Upah harian/PTKP 1.650.000
DPP 4.950.000
PPh 21 Dipotong 247.500
PPh 21 Dipotong sebulan 247.500
Gambar 5. Dampak Perubahan PTKP terhadap kewajiban PPh Pasal 21 Tahun 2016 (Pegawai Tidak Tetap)
ORTAX TRAINING
Pengertian SPV
Perlakuan Harta Berupa
S
pecial Purpose Vehicle (SPV) menjadi Kepemilikan Saham SPV yang
suatu istilah yang cukup populer Diungkapkan
sejak disahkannya Undang-Undang
Pengampunan Pajak. Dalam Peraturan
Untuk mendapatkan Amnesti Pajak, Wajib
Menteri Keuangan Nomor 127/PMK.010/2016
Pajak wajib menyampaikan Surat Pernyataan
disebutkan bahwa SPV merupakan perusahaan
dengan mengungkapkan kepemilikan Harta
antara yang :
tersebut beserta Utang yang berkaitan secara
a. didirikan semata-mata untuk menjalankan langsung dengan perolehan Harta, yang
fungsi khusus tertentu untuk kepentingan diungkapkan dalam lampiran Surat Pernyataan
pendirinya, seperti pembelian dan/atau yang disampaikan. Berikut ini perlakuan Harta
pembiayaan investasi dan berupa kepemilikan saham pada SPV yang
diungkapkan oleh Wajib Pajak dalam Surat
b. tidak melakukan kegiatan usaha aktif.
Pernyataan :
Dalam kaitannya dengan Amnesti Pajak,
Wajib Pajak dapat mengungkapkan Harta dalam a. Bagi Wajib Pajak yang belum melaporkannya
Surat Pernyataan yang meliputi : dalam SPT PPh Terakhir
Nilai Harta yang dimiliki oleh Wajib Pajak
a. Harta yang berada di wilayah Negara
secara tidak langsung melalui SPV adalah
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang
sebesar nilai Harta yang dimiliki oleh Wajib
dimiliki oleh Wajib Pajak secara tidak
Pajak secara tidak langsung melalui SPV
langsung melalui SPV atau
tersebut.
b. Harta yang berada di luar wilayah NKRI
yang dimiliki oleh Wajib Pajak secara tidak b. Bagi Wajib Pajak yang telah melaporkannya
langsung melalui SPV. dalam SPT PPh Terakhir
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 51
nilai Harta tambahan yang dimiliki oleh oleh Wajib Pajak secara tidak langsung melalui
Wajib Pajak secara tidak langsung melalui SPV menggunakan tarif Uang Tebusan :
SPV adalah sebesar nilai Harta tidak langsung
melalui SPV dikurangi nilai kepemilikan Juli – Oktober – Januari –
Uraian September Desember Maret
saham pada SPV yang telah dilaporkan pada 2016 2016 2017
SPT PPh Terakhir dikalikan dengan proporsi Harta yang berada
di wilayah NKRI atau
nilai masing-masing Harta tidak langsung berada di luar NKRI yang
melalui SPV. dialihkan ke Indonesia
dan diinvestasikan di 2% 3% 5%
Indonesia dalam jangka
waktu paling sedikit 3
Perlakuan atas Harta yang Dimiliki tahun terhitung sejak
dialihkan.
oleh Lebih dari 1 (satu) Wajib Pajak Harta di luar negeri
dan tidak dialihkan ke 4% 6% 10%
Indonesia
Apabila Harta tidak langsung melalui SPV
dimiliki oleh lebih dari 1 (satu) Wajib Pajak, Besarnya Uang Tebusan atas Harta yang
besarnya nilai Harta untuk masing-masing Wajib dimiliki oleh Wajib Pajak secara tidak langsung
Pajak beserta Utang yang terkaitan langsung melalui SPV dihitung dengan formulasi sebagai
dengan Harta yang diungkapkan oleh Wajib berikut :
Pajak dimaksud dihitung secara proporsional
sesuai porsi kepemilikan pada SPV dari masing-
masing Wajib Pajak. Tarif x Harta Bersih
KUTIPAN
FORUM PILIHAN
“Asuransi Unit Link”
Kategori Forum : Tax Amnesty
Link : http://taxamnesty.ortax.org/?mod=forum&page=show&idtopik=64410
Pencetus : little_ratna
Tanggal Forum : 01 September 2016
kyloren
betulkan saja SPT nya
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 55
Tautan :
http://www.ortax.org/ortax/?mod=studi&page=show&id=166
Get
DEMO
Phone: (021) 47865713 | Email: sales@ortax.org | Website : http://efakturcsv.ortax.org
26 OKT 2016
EDISI 08, oktober 2016
Hotel Bidakara, ISSN : 1978-5844 57
Jakarta
ORTAX TRAINING
MANAJEMEN
TRANSFER
PRICING
Bagaimanakah konsep dan
pelaksanaan transfer pricing
di Indonesia?
Adakah perencanaan pajak yang dapat dilakukan
guna meminimalisasi beban pajak dengan
transfer pricing?
Pemahaman yang baik atas praktik transfer pricing di Indonesia
sangat penting untuk meminimalisasi beban pajak dan dapat
menghindarkan terjadinya praktik-praktik transfer pricing yang
menyimpang yang akan merugikan perusahaan baik secara finansial, Trainer : Ortax Team
maupun resiko non finansial seperti resiko hancurnya reputasi
bisnis perusahaan.
Untuk itu, pelatihan ini dirancang untuk memberikan pengenalan dasar mengenai praktik transfer pricing
dan ketentuan pajak yang terkait berdasarkan hukum domestik dengan merujuk pada OECD Transfer
Pricing Guidelines
Peserta akan diberikan pemahaman konsep transfer pricing yang memenuhi prinsip kewajaran dan
kelaziman usaha (arm’s length principles), serta melakukan analisa kesebandingan. Selain itu, peserta
diharapkan dapat menganalisa dan menghitung harga wajar transaksi antar pihak-pihak yang memiliki
transfer pricing serta melakukan kewajiban Transer Pricing Documentation.
INVESTASI
Rp 2.200.000,- /person
(Sertifikat, Modul, 2 x Coffee Break & Lunch)
Informasi dan Pendaftaran :
KUTIPAN
FORUM PILIHAN
2
“Ikut Amnesti Pajak,
Lebih Bayar PPh 21 2015 hangus?”
Kategori Forum : Tax Amnesty
Menu : Kutipan Forum
Link : http://ortax.org/ortax/?mod=forum&page=show&idtopik=65009
Pencetus : ddeuie
Tanggal Forum : 20 September 2016
Pertanyaan :
Sore rekan ortax, ada yang mau saya tanyakan. Perusahaan saya akan ikut TA, dan untuk LB PPh 21
2015 apakah akan hangus apabila ikut TA?
Terimakasih
bjon1201
tidak 1. Berdasarkan Pasal 35 ayat (1) huruf b pada
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/
pinal PMK.03/2016 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang
Dasar hukum nya apa rekan?? Pengampunan Pajak menyebutkan bahwa :
“Wajib Pajak yang menyampaikan Surat
VAT Pernyataan tidak berhak :
LB nya diapakan rekan? b. mengompensasikan kelebihan
pembayaran pajak dalam surat
Pinal pemberitahuan atas jenis pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
Kalo punya saya dikompesasikan ke PPh 21 masa ayat (3) untuk masa pajak pada akhir
Jan 2016. Tahun Pajak Terakhir, ke masa pajak
berikutnya; ”
Apa itu jadi hangus, rekan?
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 59
2. Selanjutnya yang dimaksud dengan Pasal 21 dalam Surat Pemberitahuan (SPT)
jenis pajak dalam pasal 3 ayat 3 pada untuk masa pajak pada akhir Tahun Pajak
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/ Terakhir, ke masa pajak berikutnya. Artinya
PMK.03/2016 menyebutkan bahwa : jumlah kelebihan pembayaran PPh Pasal
“Kewajiban perpajakan sebagaimana dimaksud 21 dalam SPT Masa Pajak Desember 2015
pada ayat (2), terdiri atas kewajiban: tidak boleh dikompensasikan ke Masa Pajak
a. Pajak Penghasilan; dan Januari 2016 .
b. Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah.”
Ortax.org
3. Apabila mengacu pada poin 1 sampai 26 September 2016
dengan 3, dapat disimpulkan bahwa apabila
Wajib Pajak telah mengikuti Pengampunan
Pajak dengan menyampaikan Surat
Pernyataan maka Wajib Pajak tidak berhak
mengompensasikan kelebihan pembayaran Tautan :
pajak termasuk Pajak Penghasilan (PPh) http://www.ortax.org/ortax/?mod=studi&page=show&id=172
CONTACT US
Gedung Pemuda, Lantai 2 Jl. Pemuda Raya No.66 Rawamangun, Jakarta - Indonesia 13220
Phone : (021) 47865713 | Fax : (021) 47881350 | Email : sales@ortax.org | website : www.ortax.org
EDISI 08, oktober 2016
60 ISSN : 1978-5844
KUTIPAN
FORUM PILIHAN
3
“Lapor Tax Amnesty boleh diwakilkan?”
Kategori Forum : Tax Amnesty
Menu : Kutipan Forum
Link : http://www.ortax.org/ortax/?mod=forum&page=show&idtopik=65040
Pencetus : chris91
Tanggal Forum : 21 September 2016
Pertanyaan :
Siang rekan ortax. Numpang Tanya y. Apakah saat Mau melapor Tax Amnesty, boleh diwakilkan ke
teman? (Sudah bayar tebusan Tax Amnesty, Formulir n berkas2 tinggal dibawa ke kantor pajak)
danilecarlo VAT
Boleh. Boleh saja rekan...asal dormnya di tandatangani
oleh WP yang bersangkutan
Buatkan surat kuasa bermaterai ke pembawa
berkas . * kecuali badan, dimana penandatanganan juga
bisa dikuasakan
Siapkan juga foto copy KTP pemberi dan
penerima kuasa.
KUTIPAN
FORUM PILIHAN
4
“Pembayaran Uang Tebusan”
Kategori Forum : Tax Amnesty
Menu : Kutipan Forum
Link : http://www.ortax.org/ortax/?mod=forum&page=show&idtopik=65219
Pencetus : jener
Tanggal Forum : 27 September 2016
Pertanyaan :
Dear rekan mohon infonya,
Apakah harta tambahan dalam rangka Amnesti Pajak dapat digunakan untuk keperluan pembayaran
Uang Tebusan?
terimakasih
DISCLAIMER
--
InFormasi yang terdapat dalam kutipan forum yang disiapkan oleh Tim Redaksi Ortax adalah bukan merupakan
saran atau nasihat terkait konsultasi perpajakan atau konsultasi apa pun dan hanya dapat digunakan untuk
tujuan informasi.
Ortax tidak bertanggungjawab atas kesalahan dan keterlambatan dalam memperbaharui informasi, serta
kerugian yang dapat timbul akibat penggunaan data dan/atau informasi yang terdapat dalam kutipan forum.
Format Surat Kuasa - UU Hukum Perdata
EDISI 08, oktober 2016
64 ISSN : 1978-5844
Contoh Format Surat Kuasa berdasarkan Undang-Undang Hukum Perdata. Surat Kuasa ini
digunakan dalam kondisi Wajib Pajak baik Badan maupun Orang Pribadi tidak dapat
menyampaikan secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau ke tempat tertentu,
sehingga perlu diwakilkan oleh Penerima Kuasa. Surat Kuasa ini dapat digunakan sebagai
lampiran Surat Pernyataan terkait Amnesti Pajak. Jangan lupa Penerima Kuasa untuk
melampirkan juga Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP).
KONTRIBUSI
MEMBER
Kontibutor : faruq
Silakan download di link berikut:
http://www.ortax.org/ortax/?mod=kontri&page=show&id=116
DISCLAIMER
--
Isi dan Tanggapan pada Kontribusi Member ini diluar tanggung jawab Ortax.
Ortax tidak bertanggung jawab secara langsung maupun tidak langsung, atas segala kesalahan yang dapat
terjadi yang dapat menyebabkan kerugian materi maupun non materi, akibat tindakan yang berkaitan dengan
penggunaan data dan informasi yang disajikan.
www.ortax.org
26 - 27 Oktober 2016
ORTAX Ortax Training Center,
ISSN : Jakarta
EDISI 08, oktober 2016
1978-5844 65
TRAINING (09.00-16.30 WIB)
“PPh Pasal 21
komprehensif :
Konsep, Model
& Compliance
Strategy Yang
Efektif” Trainer :
Ortax Team
Pahami Teknis Penanganan Lebih Bayar Akibat Perubahan PTKP.
Pada tanggal 22 Juni 2016 Pemerintah melalui Menteri Keuangan menetapkan Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 101/PMK.010/2016 Tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan
Tidak Kena Pajak, yang mulai berlaku pada Tahun Pajak 2016.
Sejatinya PPh Pasal 21 merupakan beban karyawan, namun pemotongan PPh Pasal 21 oleh perusahaan
atas penghasilan karyawan bersifat mandatory (wajib), sehingga perusahaan wajib memiliki wawasan
dan strategi yang efektif guna mengindari tingginya cost compliance dan resiko sanksi terkait perubahan
PTKP dan penghitungan PPh Pasal 21 sesuai dengan ketentuan.
Pelatihan ini dirancang mulai dari konsep pemotongan PPh Pasal 21/26, penentuan golongan penerima
dan jenis penghasilan, mekanisme pemotongan dan teknis penghitungan PPh Pasal 21/26, teknis dan
contoh penghitungan PPh Pasal 21, administrasi dan pelaporan PPh 21, studi kasus dan overview
pengisian PPh 21 Masa sesuai PER-14/PJ/2013 dengan aplikasi eSPT, pemahaman dampak perubahan
PTKP terhadap kewajiban PPh Pasal 21 Tahun 2015, sampai dengan pembetulan SPT PPh 21 secara
manual dan eSPT.
INVESTASI
Informasi dan Pendaftaran : Rp 2.500.000,- /person
Ortax Team. (021) 47865713 (Sertifikat, Modul, 2 x Coffee Break & Lunch)
https:/
/www
.youtub
e.com/u
ser/Red
aksiOrt
ax
EDISI 08, oktober 2016
67
Apakah Sebaiknya saya ikut
ISSN : 1978-5844
amnesti pajak ?
jika...
Pertama,
anda mempunyai NPWP
dan memiliki harta
yang belum dilaporkan
dalam SPT Tahunan
PPh tahun sebelumnya
EDISI 08, oktober 2016
68 ISSN : 1978-5844
jika...
jika...
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 69
Anda memiliki
penghasilan dibawah PTKP
meskipun memiliki harta, Misalnya
seperti petani
re peng
atau
nelayan kecil
Ber
nd
Memiliki
hibah yang belum
dilaporkan
Memiliki di SPT Tahunan
warisan
yang belum dilaporkan
di SPT Tahunan
EDISI 08, oktober 2016
70 ISSN : 1978-5844
boleh tidak ikut, jika anda memilih untuk menyampaikan SPT Tahunan
atau melakukan pembetulan SPT tahunan
Wajib Pajak,
dapat melakukan
Wajib Pajak, pembetulan
dapat melaporkan harta
SPT Tahunan PPh
dalam SPT Tahunan PPh dalam hal SPT Tahunan
dalam hal SPT Tahunan telah disampaikan
PPh belum disampaikan
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 71
EDISI 08, oktober 2016
72 ISSN : 1978-5844
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 73
S
elama bulan September 2016 Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang
ini setidaknya Pemerintah telah Pengampunan Pajak.
menerbitkan beberapa aturan yang c. posisi investasi Wajib Pajak:
masih didominasi tentang Amnesti 1) setiap bulan
Pajak, selain itu juga diterbitkan ketentuan
Laporan posisi investasi berupa
perpajakan lainnya. Berikut ini daftar peraturan
laporan posisi investasi Wajib Pajak
perpajakan selama bulan September 2016 :
per hari kerja terakhir setiap bulan
dan disampaikan paling lambat
1. Peraturan Direktur Jenderal 5 (lima) hari kerja pada bulan
berikutnya dan/atau
Pajak Nomor PER-12/
2) setiap terjadi pengalihan dana atau
PJ/2016 tentang Tata Cara investasi antar Gateway
Pengadministrasian Laporan Laporan pengalihan dana atau
Gateway Dalam Rangka investasi Wajib Pajak antar Bank
Pengampunan Pajak Persepsi yang ditunjuk sebagai
Gateway disampaikan paling lambat
Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini 5 (lima) hari kerja setelah investasi
ditetapkan di Jakarta pada tanggal 5 atau Harta dialihkan ke Gateway
September 2016. untuk mengatur prosedur baru.
pengadministrasian laporan Gateway di
lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, 2. Pengumuman Nomor Peng-
perlu untuk menetapkan Peraturan 167/PJ.01/2016 tentang Jasa
Direktur Jenderal Pajak tentang Tata Cara
Konsultasi Pengampunan Pajak
Pengadministrasian Laporan Gateway dalam
rangka Pengampunan Pajak. (Amnesti Pajak)
Gateway harus menyampaikan laporan ke Pengumuman ditetapkan di Jakarta pada
Direktur Jenderal Pajak mengenai : tanggal 6 September 2016 oleh Sekretaris
a. pembukaan dan pengalihan dana ke Direktorat Jenderal Pajak. Pengumuman ini
Rekening Khusus dimaksudkan untuk disebarluaskan.
Laporan pembukaan dan pengalihan
Dalam rangka pelaksanaan program
dana ke Rekening Khusus disampaikan
Pemerintah mengenai Amnesti Pajak, dengan
paling lambat 5 (lima) hari kerja pada
ini disampaikan hal-hal sebagai berikut:
bulan berikutnya.
1. Konsultan Pajak dapat memberikan
b. pembukaan rekening yang khusus dibuat
jasa konsultasi terkait Amnesti Pajak
Gateway untuk keperluan investasi
dengan tetap memperhatikan kode etik,
dan pengalihan instrumen investasi ke
standar profesi dan ketentuan peraturan
rekening tersebut
perundang-undangan yang berlaku.
Laporan pembukaan rekening yang
2. Konsultan Pajak wajib menyampaikan
khusus dibuat Gateway dan pengalihan
inFormasi mengenai Amnesti Pajak
instrumen investasi disampaikan paling
secara tepat sesuai dengan ketentuan
lambat 5 (lima) hari kerja pada bulan
peraturan perundang-undangan
berikutnya, dalam hal Wajib Pajak telah
mengenai perpajakan dan Amnesti
menginvestasikan Harta ke dalam
Pajak.
wilayah NKRI dalam bentuk investasi
yang telah diatur dalam Undang- 3. Untuk mendapatkan inFormasi yang
tepat dan sesuai dengan peraturan
EDISI 08, oktober 2016
74 ISSN : 1978-5844
19 Updating Pengelolaan
PPh Badan Yang Efektif
dan Penyelesaian
12
Sengketa Pajak
Sabtu, 12 November 2016
09-10
Tax Amnesty
02 Akhir Tahun
Rabu - Kamis, 09 - 10 November 2016
TRAINING SCHEDULE
NOVEMBER 2016
ORTAX TRAINING
training.ortax.org