Anda di halaman 1dari 79

ISSN : 1978-5844

EDISI 08 | OKTOBER | 2016

1978 5844

Your Center of Excellence in Taxation

[TAXVIEW]
Perkembangan Penerimaan Pembetulan PPh Pasal 21
Uang Tebusan Tax Amnesty Sekarang atau Nanti

Akhir Periode Pertama


TAX AMNESTY

[TAXVIEW]
Pertimbangan dan Perlakuan Special
Surat Keterangan Persiapan Bagi Purpose Vehicle Dalam
Pengampunan Pajak Perusahaan Rangka Amnesti Pajak
EXECUTIVE DIRECTOR
Hendy Setiawan
DAPU
R EDAKSI
EDITOR Akhir Bulan September 2016 ini, masyarakat seolah
Dikdik Suwardi
Daniel Belianto dipertontonkan dengan euforia Amnesti Pajak di Periode
Sigit Prasetyo Pertama yang cukup fenomenal. Fenomenal dikarenakan
Herwikson Sitorus proses yang dirasa cukup melelahkan bagi berbagai pihak
DATA CENTER baik Wajib Pajak maupun Petugas Pajak, hingga
Etika Widiyanti tercapainya uang tebusan yang boleh dibilang sebanding
Nuraini dengan proses yang sudah dilewati tersebut. Angka Rp
Tati Nurhayati 97,2 triliun tentunya merupakan suatu pencapaian yang
Irda Nurdaheni
Imam Juhdi
cukup membanggakan karena 50 persen dari total target
pemerintah sebesar 165 triliun telah terlewati.
TECHNICAL SUPPORT
Yoga Al Kautzar P Bulletin kali ini masih menyajikan beberapa konten
Nining Susilawati terkait Amnesti Pajak seperti Surat Keterangan, Tata Cara
Winandar Hermawan Pengadministrasian Laporan Gateway, Step by Step
Randa Eka Putra
Muhammad Rajiv Membuat Kode Billing Melalui Surat Setoran Elektronik,
Arief Riyanto Akbar Nilai Wajar untuk Harta selain Kas atau Setara Kas,
Perlakuan Special Purpose Vehicle Dalam Rangka Amnesti
ADMINISTRATION & FINANCE
Hellyana Pajak, dan sebagainya. Selain dari pada itu terdapat juga
Dwi Ayu Rengga Saresa konten Amnesti Pajak yang disajikan dengan format audio
Ilia Salamah dan visual yang dirangkum dalam Ortax Channel. Konten
Olivia Nisa tersebut berbentuk Interview dengan Praktisi Perpajakan
MARKETING dengan bahasan yang meliputi: Pertimbangan dan
Safrida Utami Persiapan Bagi Perusahaan mengikuti Amnesti Pajak,
Rondhi Wacana Revisi Klausul Pembubaran SPV, Perkembangan
Mailan David
Pauzi Zakaria
Penerimaan Uang Tebusan Tax Amnesty. Beberapa
Ratna Sari pertanyaan dan diskusi member Ortax di Tax Amnesty
Rhisca Nudewi Forum juga akan diulas secara mendalam, yang meliputi
Lely Rakhmawaty Asuransi Unit Link terkait Amnesti Pajak, Pembayaran
Triana Fauziah Uang Tebusan, Kelebihan Bayar terkait Amnesti Pajak,
SUPPORT Pelaporan SPH yang diwakilkan, dan Penanganan Lebih
Edi Sukardi Bayar terkait Amnesti Pajak.
Mulya Riqzq
Yuniarsih Selain bahasan Amnesti Pajak, terdapat konten terkait
ALAMAT REDAKSI PPh Pasal 21 seperti artikel terkait Pembetulan PPh Pasal
Gedung Pemuda, Lantai 2 21 Sekarang atau Nanti, serta pembelajaran penghitungan
Jl.Pemuda Raya No.66 Rawamangun PPh Pasal 21 bagi Peserta Kegiatan dan Mantan Pegawai.
Jakarta - Indonesia 13220
Phone : (021) 47865713 Silahkan Rekan Ortax nikmati alternatif lain membaca
Whatsapp : 08211048 8550 konten Ortax.
Fax : (021) 47881350
Email : redaksi@ortax.org

Follow us :
@Redaksi_Ortax
Ortax.Taxation

Redaksi Ortax
Redaksi Ortax
Redaksi Ortax
D A FIsiT A R
05 40
Surat Keterangan Pengampunan Pajak Tata Cara Penerimaan Surat Pernyataan
Pada Minggu Terakhir Periode Pertama
Penyampaian Surat Pernyataan

08
[TAX VIEW] - Tax Amnesty: Pertimbangan

42
dan Persiapan Bagi Perusahaan Pembetulan PPh Pasal 21 Sekarang atau
Nanti

10
Tata Cara Pengadministrasian Laporan

50
Gateway Dalam Rangka Amnesti Pajak Perlakuan Special Purpose Vehicle Dalam
Rangka Amnesti Pajak

12
Step by Step Membuat Kode Billing
Melalui Surat Setoran Elektronik

53
[TAX VIEW] Perspektif Praktisi Perpajakan

17
Jasa Konsultasi Pengampunan Pajak mengenai Wacana Revisi Peraturan Menteri
(Amnesti Pajak) Keuangan No. 127/PMK.010/2016 Mengenai
Klausul Pembubaran Special Purpose Vehicle

19 Pajak Penghasilan Pasal 21 bagi Peserta (SPV)


Kegiatan
54 Sharing Forum Ortax: “Asuransi Unit Link”

27
Pencabutan Atas Permohonan dan/atau

58
Pengajuan Upaya Hukum Dalam Rangka Sharing Forum Ortax 2: “Ikut Amnesti Pajak,
Mengikuti Program Amnesti Pajak Lebih Bayar PPh 21 2015 hangus?”

28
[TAX VIEW] Perspektif Praktisi Perpajakan

60
mengenai Perkembangan Penerimaan Sharing Forum Ortax 3: “Lapor tax amnesty
Uang Tebusan Tax Amnesty boleh diwakilkan?”

29 62
Pelaksanaan Penerimaan Surat Pernyataan Sharing Forum Ortax 4: “Pembayaran Uang
Dalam Rangka Pengampunan Pajak Dalam Tebusan”
Keadaan Darurat Atau Gangguan Teknis

64
Kontribusi Member

31 Nilai Wajar untuk Harta selain Kas atau


Setara Kas dalam rangka Amnesti Pajak
Format Surat Kuasa - UU Hukum Perdata

66
[TAX LEARNING] Apakah Sebaiknya Saya ikut
35 Pajak Penghasilan 21 Bagi Mantan
Pegawai
Amnesti Pajak ?

72
Peraturan-Peraturan Baru Yang Terbit
39
Penetapan Kantor Pusat dan Kantor
Wilayah Ditjen Pajak Sebagai Tempat di September 2016
Tertentu Untuk Tempat Penyampaian
Surat Pernyataan Harta
Akhir Periode Pertama
AMNESTI PAJAK
Periode Pertama Amnesti Pajak telah berakhir dengan pencapaian yang
cukup fenomenal. Fenomenal diartikan kepada Proses
yang dilalui hingga Pencapaian Akhir Periode Pertama
yaitu sampai dengan 30 September 2016.
Sosialisasi yang masif dan terstruktur dilakukan Pemerintah,
termasuk Presiden Jokowi yang “turun gunung” untuk
melakukan Sosialisasi ke beberapa daerah seperti
Surabaya, Medan, Semarang, dan daerah lainnya.

Setidaknya Lebih dari 23


yang diterbitkan oleh Pemerintah, Terdiri dari:

Undang-Undang
ketentuan

1 buah
97,2 Triliun Rupiah
Peraturan Menteri Keuangan 7 buah
UANG TEBUSAN
Keputusan Menteri Keuangan 3 buah
Peraturan Direktur Jenderal Pajak 8 buah
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak 4 buah
Dan Beberapa Instruksi dan Peraturan Lainnya Disampaikan oleh Wajib Pajak
SPH

137 372.632
3.622
Triliun
Repatriasi Rupiah

Triliun Rupiah Deklarasi


Luar Negeri 952 Triliun
Rupiah
Deklarasi
Deklarasi
2.533
Triliun
Harta Dalam Negeri Rupiah Infografis dan Naskah: Redaksi Ortax
Sumber Data: http://www.pajak.go.id/amnestipajak
Foto Credit : http://www.kemenkeu.go.id/
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 5

Surat Keterangan
Pengampunan Pajak

Pengertian Surat Keterangan

D
alam rangka Pengampunan Pajak,
Surat Pernyataan yang disampaikan
oleh Wajib Pajak akan diteliti
kelengkapan dan kebenarannya
sebelum diberikan tanda terima. Apabila tanda
terima telah diberikan kepada Wajib Pajak
maka akan diterbitkan Surat Keterangan. Surat
Keterangan yang dimaksud tersebut adalah
Surat Keterangan Pengampunan Pajak yang
merupakan surat yang diterbitkan oleh Menteri
sebagai bukti pemberian Pengampunan Pajak. Gambar 1. Cuplikan Surat Keterangan Pengampunan Pajak
EDISI 08, oktober 2016
6 ISSN : 1978-5844

Penerimaan Surat Keterangan Jangka Waktu Penerbitan Surat


Keterangan
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
(Kanwil DJP) dimana Wajib Pajak menyampaikan Menteri atau pejabat yang ditunjuk atas nama
Surat Pernyataan di Kantor Pelayanan Pajak atau Menteri, dalam hal ini Kepala Kanwil DJP Wajib
di Tempat Tertentu akan mengirimkan Surat Pajak Terdaftar menerbitkan Surat Keterangan
Keterangan melalui pos tercatat ke alamat Wajib dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh)
Pajak. Untuk Wajib Pajak harus memberikan hari kerja terhitung sejak tanggal diterima Surat
alamat tempat tinggal yang sebenarnya sehingga Pernyataan beserta lampirannya yang telah
Surat Keterangan sampai di alamat tersebut. diajukan oleh Wajib Pajak. Apabila jangka waktu
Apabila Wajib Pajak mengambil secara langsung 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal diterimanya
Surat Keterangan Pengampunan Pajak ke Kantor Surat Pernyataan Wajib Pajak diterima lengkap,
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, maka Subtim Menteri atau pejabat yang ditunjuk atas nama
Penelaah di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Menteri belum menerbitkan Surat Keterangan,
Pajak menerbitkan Tanda Penyampaian Surat maka Surat Pernyataan dianggap diterima.
Keterangan . Dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari
kerja setelah jangka waktu 10 (sepuluh) hari
Apabila Surat Keterangan telah dikirimkan,
kerja berakhir, Kepala Kanwil DJP Wajib Pajak
maka Wajib Pajak tidak dapat mengambil secara
Terdaftar menerbitkan Surat Keterangan.
langsung Surat Keterangan, dan Subtim Penelaah
tidak dapat melakukan pencetakan ulang Surat
Keterangan.

Gambar 2. Tanda Penyampaian Surat Keterangan Pengampunan Pajak


EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 7

Pembetulan Surat Keterangan


REFERENSI
Menteri atau pejabat yang ditunjuk atas
nama Menteri dapat menerbitkan surat
pembetulan atas Surat Keterangan, apabila
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016
terjadi terjadi kesalahan tulis atau hitung pada
tentang Pengampunan Pajak
Surat Keterangan yang diterbitkan. Apabila
Wajib Pajak menemukan kesalahan tulis dan/ 2. Peraturan Menteri Keuangan
atau kesalahan hitung pada Surat Keterangan Nomor 118/PMK.03/2016 tentang
Pengampunan Pajak: Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2016 tentang Pengampunan
Pajak
a. Wajib Pajak menyampaikan pemberitahuan
3. Surat Edaran Direktur Jenderal
ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar.
Pajak Nomor SE-30/PJ/2016 tentang
b. Petugas Penerima menerima pemberitahuan Petunjuk Pelaksanaan Pengampunan
kesalahan tulis dan/atau kesalahan hitung Pajak
pada Surat Keterangan Pengampunan Pajak
4. Surat Edaran Direktur Jenderal
dan menyampaikannya kepada Subtim
Pajak Nomor SE-34/PJ/2016 tentang
Peneliti.
Petunjuk Penerimaan dan Tindak
Surat Pembetulan atas Surat Keterangan Lanjut Surat Pernyataan Harta Untuk
yang telah ditandatangani Kepala Kantor Wilayah Pengampunan Pajak di Tempat Tertentu
Direktorat Jenderal Pajak Pengampunan Pajak
akan dikirimkan kepada Wajib Pajak melalui pos
tercatat kepada Wajib Pajak

Apabila hal ditemukan adanya kesalahan Ortax.org


hitung dalam Surat Keterangan yang 26 September 2016
mengakibatkan kekurangan pembayaran
Uang Tebusan, Direktur Jenderal Pajak dapat
menerbitkan surat klarifikasi kepada Wajib Pajak
untuk melunasi kekurangan pembayaran Uang
Tebusan dimaksud dalam jangka waktu paling
Tautan :
lama 14 (empat belas) hari kerja sejak surat http://www.ortax.org/ortax/?mod=studi&page=show&id=174
klarifikasi diterbitkan. Apabila sampai dengan
jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja tersebut
berakhir Wajib Pajak tidak melunasi kekurangan
pembayaran Uang Tebusan, Direktur Jenderal
Pajak menerbitkan surat pembetulan atas Surat
Keterangan yang berisi penyesuaian nilai Harta.
EDISI 08, oktober 2016
8 ISSN : 1978-5844

Tax VIEW Catatan:


Anda dapat menyaksikan kembali video ini di
channel youtube kami :
https://www.youtube.com/watch?v=DsuebCaDQts

dengan harta dan utang yang nanti akan


di declare. Dan yang ketiga adalah berbicara
bagaimana dampaknya terhadap compliance
terutama dua atau tiga tahun setelah Tax Amnesty.
Itu sebenarnya yang perlu dipersiapkan.

3. Bagaimana pendapat Anda


mengenai Wajib Pajak yang
tidak menggunakan haknya
Interview eksklusif dilakukan dengan
untuk mengikuti Tax Amnesty
Dikdik Suwardi, Praktisi Perpajakan. Interview
membahas mengenai pertimbangan Perusahaan dan memilih melakukan
untuk mengikuti Program Tax Amnesty, serta hal- pembetulan SPT Tahunan Pajak
hal yang perlu dipersiapkan sebelumnya. Untuk Penghasilan?
mengetahui bahasan Interview selengkapnya,
berikut transkrip Interview terkait : Itu tergantung dari pertimbangan masing-
masing Wajib Pajak, tapi kalau tadi saya
1. Apa yang menjadi faktor melihatnya bahwa yang paling menentukan
adalah risiko pajak atas historycal compliance
pertimbangan bagi Perusahaan selama ini. Kalau memang historycal compliance–
untuk mengikuti Tax Amnesty? nya oke, saya pikir kalau hanya berbicara masalah
ada data-data yang luput dari pelaporan, ya
Yang paling utama sebenarnya faktor sebaiknya yang dipakai adalah pembetulan SPT.
historycal compliance terkait dengan risiko-risiko,
terutama risiko pemeriksaan pajak sih. Kalau
ternyata historycal compliance selama ini tidak Ortax.org
terlalu bagus dan risiko pajaknya cukup tinggi, 9 September 2016
maka ini kesempatan bagus buat Perusahaan
untuk meng-clearkan itu semua.

2. Sebelum Perusahaan mengikuti Tautan :


Tax Amnesty, hal apa saja http://www.ortax.org/ortax/?mod=video&page=show&id=17

yang harus dipersiapkan oleh


Perusahaan?
Yang pertama adalah mengenai catatan-
catatan historycal compliance seperti apa. Yang
kedua mengenai dokumen-dokumen terkait
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 9

ORTAX
TRAINING
Sabtu, 08 Oktober 2016 TAX AMNESTY
& For Corporate & Shareholders
Sabtu, 15 Oktober 2016

Critical Point dan Diskusi Komprehensif


Trainer :
Amnesti Pajak khusus untuk Ortax Team
Perusahaan dan Pemegang Saham

Program Pengampunan Pajak periode pertama telah paripurna, saatnya manfaatkan periode kedua
pengampunan pajak dengan perencanaan yang baik. Manfaatkan waktu yang tersisa untuk menyiapkan
segala sesuatunya agar surat pernyataan pengampunan pajak dapat disampaikan pada periode ini.

Apa persiapan yang harus dilakukan? Bagaimana pemenuhan prosedurnya?


Bagaimana mempersiapkan diri atas implikasinya pada SPT tahun 2016 dan seterusnya ?

Training ini akan memberikan kupasan mendalam mengenai implementasi Program Pengampunan Pajak pada
perusahaan dan pemegang saham.

Materi:
1. Critical point peraturan Pengampunan Pajak
2. Pengaruh pengajuan Pengampunan Pajak atas upaya litigasi pajak
3. Pengaruh pengajuan Pengampunan Pajak atas kelebihan pajak dan kerugian fiskal
4. Persiapan dokumentasi harta dan hutang (single entity, SPV dan share holder)
5. Penentuan nilai wajar dan implikasinya
6. Perlakuan pencatatan harta dan utang Pengampunan Pajak, dan uang tebusan
7. Pelaporan harta dan utang Pengampunan Pajak pada SPT tahun 2016 dst.
8. Komparasi pada implementasi DER dan transaksi hubungan istimewa
9. Studi kasus komprehensif

INVESTASI
Rp 1.600.000,- /person
Informasi dan Pendaftaran : (Sertifikat, Modul, 2 x Coffee Break & Lunch)

Ortax Team. (021) 47865713 Atau email di training@ortax.org


EDISI 08, oktober 2016
10 ISSN : 1978-5844

Tata Cara Pengadministrasian


Laporan Gateway
Dalam Rangka Amnesti Pajak
Kewajiban Pelaporan Gateway Gateway untuk keperluan investasi dan
pengalihan instrumen investasi ke rekening

P
tersebut
engelola harta Wajib Pajak yang berperan
sebagai pintu masuk pengalihan dan/ Laporan pembukaan rekening yang khusus
atau pengelolaan dana Wajib Pajak yang dibuat Gateway dan pengalihan instrumen
selanjutnya disebut Gateway adalah investasi disampaikan paling lambat 5 (lima) hari
Bank, Manajer Investasi, atau Perantara Pedagang kerja pada bulan berikutnya, dalam hal Wajib
Efek. Gateway ditunjuk oleh Menteri untuk Pajak telah menginvestasikan Harta ke dalam
menerima pengalihan Harta Wajib Pajak dan/ wilayah NKRI dalam bentuk investasi yang telah
atau melakukan pengelolaan dan penempatan diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun
dana Wajib Pajak pada instrumen investasi 2016 tentang Pengampunan Pajak.
dalam rangka Pengampunan Pajak. Untuk dapat
ditunjuk sebagai Gateway sebagaimana Bank,
c. posisi investasi Wajib Pajak:
Manajer Investasi, dan/atau Perantara Pedagang
Efek harus memenuhi kriteria tertetu. Selain 1) setiap bulan
itu, Gateway harus menyampaikan laporan ke
Laporan posisi investasi berupa laporan
Direktur Jenderal Pajak mengenai :
posisi investasi Wajib Pajak per hari kerja terakhir
a. pembukaan dan pengalihan dana ke setiap bulan dan disampaikan paling lambat 5
Rekening Khusus (lima) hari kerja pada bulan berikutnya dan/atau

Laporan pembukaan dan pengalihan dana ke 2) setiap terjadi pengalihan dana atau
Rekening Khusus disampaikan paling lambat 5 investasi antar Gateway
(lima) hari kerja pada bulan berikutnya. Laporan pengalihan dana atau investasi
Wajib Pajak antar Bank Persepsi yang ditunjuk
b. pembukaan rekening yang khusus dibuat sebagai Gateway disampaikan paling lambat 5
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 11
(lima) hari kerja setelah investasi atau Harta Direktur Peraturan Perpajakan II atas nama
dialihkan ke Gateway baru. Direktur Jenderal Pajak meminta klarifikasi
tertulis kepada Gateway dalam hal Gateway
Pelaporan Kewajiban Gateway dimaksud tidak memenuhi ketentuan.
kepada Direktur Jenderal Pajak
Direktur Peraturan Perpajakan II Gateway
Laporan ke Direktur Jenderal Pajak
dilakukan oleh Gateway selama 3 (tiga)
Klarifikasi
tahun sejak dana dialihkan oleh Wajib Pajak
ke Rekening Khusus melalui Bank Persepsi Skema Klarifikasi kepada Gateway
penerima dana yang ditunjuk sebagai Gateway.
Laporan disampaikan kepada Direktur Jenderal Berdasarkan hasil klarifikasi, Direktur
Pajak melalui Kepala Kantor Pengolahan Data Jenderal Pajak dapat mengusulkan kepada
Eksternal. Laporan disampaikan secara langsung Menteri untuk memberikan sanksi kepada
atau online dalam bentuk digital (softcopy). Atas Gateway. Sanksi dapat berupa surat peringatan
penerimaan laporan, Kepala Kantor Pengolahan atau pencabutan penunjukan sebagai Gateway.
Data Eksternal menerbitkan tanda terima. Pencabutan penunjukan sebagai Gateway
oleh Menteri diumumkan kepada publik dan
disampaikan kepada otoritas terkait.
Gateway Tanda Terima

Laporan Kantor Pengolahan


Referensi
data eksternal 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun
Skema Pelaporan Kewajiban Gateway 2016 tentang Pengampunan Pajak
kepada Direktur Jenderal Pajak
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Dalam hal Gateway tidak menyampaikan 122/PMK.08/2016 tentang Tata
laporan atau menyampaikan laporan namun Cara Pengalihan Harta Wajib Pajak
tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur ke Dalam Wilayah Negara Kesatuan
dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/ Republik Indonesia dan Penempatan
PMK.08/2016 dan Peraturan Menteri Keuangan pada Instrumen Investasi di Luar Pasar
Nomor 119/PMK.08/2016 sebagaimana telah Keuangan dalam Rangka Pengampunan
diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Pajak
123/PMK.08/2016, Kepala Kantor Pengolahan 3. Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Data Eksternal menyampaikan laporan terkait Nomor PER - 12/PJ/2016 Tentang
data dan inFormasi mengenai Gateway dimaksud Tata Cara Pengadministrasian Gateway
kepada Direktur Peraturan Perpajakan II. Dalam Rangka Pengampunan Pajak

Gateway Direktur Peraturan


Perpajakan II Ortax.org
14 September 2016

Kantor Pengolahan data eksternal

Tidak
Sesuai
Tautan :
Skema Penyampaian Pelaporan Gateway Tidak Sesuai http://ortax.org/ortax/?mod=studi&page=show&id=168
EDISI 08, oktober 2016
12 ISSN : 1978-5844

Step by step
Membuat Kode Billing
Melalui Surat Setoran Elektronik

S
alah satu hal yang tidak terhindarkan 1. Sebelum memulai pembuatan Kode Billing,
oleh Wajib Pajak sehubungan pastikan Wajib Pajak telah memiliki EFIN
pelaksanaan pemenuhan kewajiban pajak atau Electronic Filing Identification
perpajakan adalah melakukan Number yang merupakan nomor identitas
penyetoran atau pembayaran pajak terutang ke yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal
Kas Negara. Sebagaimana diketahui bahwa mulai Pajak kepada Wajib Pajak untuk melakukan
per 1 Juli 2016, Wajib Pajak harus membayar transaksi elektronik.
pajak melalui Billing System atau lebih dikenal 2. Buka alamat akses https://sse2.pajak.go.id
dengan istilah e-Billing. Secara umum terdapat
dua langkah untuk melakukan pembayaran
pajak dengan e-Billing yaitu Membuat Kode
Billing dan Membayar pajak melalui Kode Billing
tersebut pada Bank Persepsi. Langkah tersebut
dilakukan oleh Wajib Pajak secara mandiri (self-
service). Terkait dengan pembuatan Kode Billing
sesungguhnya dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Dalam hal ini akan dideskripsikan lebih
lanjut mengenai step by step membuat Kode
Billing melalui Melalui Surat Setoran Elektronik.
Berikut langkah dan isian data Surat Setoran
Elektronik dengan alamat akses pada https://
sse2.pajak.go.id :
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 13
3. Masukkan data NPWP Wajib Pajak, Password 4. Klik “Isi SSE” untuk memulai membuat Surat
dan Kode Keamanan sesuai kolom yang Setoran Elektronik (SSE)
diminta, kemudian klik “Login”.

5. Mulai isi Form SSE dengan memasukkan inFormasi terkait detail pembayaran. Apabila sudah
selesai klik “Simpan”.
EDISI 08, oktober 2016
14 ISSN : 1978-5844

6. Klik “Ya” apabila data yang diisikan sudah 7. Setelah SSP berhasil direkam akan terbentuk
benar. Nomor Transaksi.

8. Cek kembali data yang dimasukkan, kemudian Klik tombol “Ubah SSP” untuk mengubah data
yang telah diinput sebelumnya atau klik tombol “Kode Billing” untuk melanjutkan.

9. Kode Billing telah sukses ter-generate, Anda bisa mencatat ataupun mencetak Kode Billing-nya.
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 15
10. Untuk mencetak Kode Billing-nya klik “Cetak Kode Billing”

11. Berikut Tampilan Cetakan Kode Billing yang sudah dibuat sebelumnya.

Setelah Kode Billing didapatkan maka Wajib


Pajak dapat melakukan pembayaran Kode Ortax.org
Billing tersebut. Perlu diperhatikan lebih lanjut 30 September 2016
mengenai Masa Aktif Kode Billing yang tertera
pada Cetakan Kode Billing, yang apabila diamati
hanya berlaku selama 7 hari. Apabila pembayaran
melewati Masa Aktif, maka Kode Billing tersebut
akan menjadi tidak berlaku dan Wajib Pajak Tautan :
http://www.ortax.org/ortax/?mod=studi&page=show&id=178
harus menginput kembali.
16
EDISI 08, oktober 2016 Ortax Training Center
ISSN : 1978-5844

ORTAX TRAINING

“CorporateTax Management ”
Trainer : Ortax Team

B
agaimana cara melakukan identifikasi grey area perpajakan sehingga manajemen pajak dapat
dilakukan secara optimal?

Pemahaman dalam mereview aspek-aspek perpajakan dalam transaksi bisnis dan mengidentifikasi grey
area perpajakan atas suatu transaksi terkini merupakan kunci sukses melakukan manajemen pajak secara
optimal.

Untuk itu, pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman komprehensif dalam mengidentifikasi
grey area perpajakan atas suatu transaksi dan aplikasinya dalam optimalisasi penyusunan manajemen tax
planning menurut ketentuan perpajakan terkini. Selain itu training ini juga bertujuan untuk memberikan
pemahaman mengenai Teknik review perpajakan atas transaksi bisnis, Implementasi Tax Planning PPh,
PPN dan Pemeriksaan Pajak dan dilengkapi dengan Studi kasus komprehensif.

Sabtu, 08 Oktober 2016


INVESTASI
Rp 1.350.000,- /person
(Sertifikat, Modul, 2 x Coffee Break & Lunch)
Informasi dan Pendaftaran :

Ortax Team. (021) 47865713 Atau email di training@ortax.org


EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 17

Jasa Konsultasi Pengampunan Pajak


(Amnesti Pajak)
Pengumuman Nomor PENG-167/PJ.01/2016
Tentang Jasa Konsultasi Pengampunan Pajak (Amnesti Pajak)

P
engumuman ditetapkan di Jakarta dan sesuai dengan peraturan perundang-
pada tanggal 6 September 2016 oleh undangan mengenai Perpajakan dan
Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak. Amnesti Pajak serta menghindari pelayanan
Pengumuman ini dimaksudkan untuk yang tidak profesional dari Konsultan
disebarluaskan. Pajak, masyarakat dapat menggunakan jasa
Konsultan Pajak yang terdaftar di Direktorat
Dalam rangka pelaksanaan program Jenderal Pajak dan telah memiliki Izin
Pemerintah mengenai Amnesti Pajak, dengan ini Praktik.
disampaikan hal-hal sebagai berikut:
4. Untuk mengetahui Konsultan Pajak yang
terdaftar di Direktorat Jenderal Pajak,
1. Konsultan Pajak dapat memberikan jasa masyarakat dapat membuka Aplikasi Sistem
konsultasi terkait Amnesti Pajak dengan InFormasi Konsultan Pajak (SIKoP) melalui
tetap memperhatikan kode etik, standar situs https://konsultan.pajak.go.id.
profesi dan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. 5. Apabila Konsultan Pajak memberikan jasa
konsultasi perpajakan dan Amnesti Pajak
2. Konsultan Pajak wajib menyampaikan kepada masyarakat dengan mengarahkan
informasi mengenai Amnesti Pajak secara masyarakat untuk berbuat hal-hal yang
tepat sesuai dengan ketentuan peraturan bertentangan dengan ketentuan perundang-
perundang-undangan mengenai perpajakan undangan yang berlaku, diharapkan kepada
dan Amnesti Pajak. masyarakat untuk menyampaikan laporan
atau pengaduan kepada Direktorat Jenderal
3. Untuk mendapatkan informasi yang tepat
Pajak melalui layanan informasi dan
EDISI 08, oktober 2016
18 ISSN : 1978-5844

keluhan kring pajak (021)1500200, layanan


Ortax.org
Tax Amnesty service (021) 1500745, atau 15 September 2016
mengirimkan email ke alamat pengaduan@
pajak.go.id.

6. Konsultan Pajak yang melanggar kode etik,


standar profesi dan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku akan dikenakan Tautan :
http://www.ortax.org/ortax/?mod=info&page=show&list=1&id=98
sanksi secara berjenjang, dimulai dari
Teguran Tertulis, Pembekuan Izin Praktik
sampai dengan Pencabutan Izin Praktik.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai


pengumuman terkait, dapat Anda baca lebih
lanjut pada Pengumuman Nomor PENG-167/
PJ.01/2016.

Sharing wawasan dan pengetahuan seputar Amnesti Pajak

TaxAmnesty.Ortax.org
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 19

Pajak Penghasilan
Pasal 21
bagi Peserta
Kegiatan

Pengertian Peserta Kegiatan Berdasarkan Pasal 1 nomor (13) PER-


32/PJ/2015, yang dimaksud dengan peserta

P
enghasilan yang diperoleh oleh kegiatan adalah :
seseorang karena keikutsertaannya
dalam suatu kegiatan (kuis, lomba, rapat,
dan lain-lain) adalah salah satu jenis
penghasilan lain yang merupakan penghasilan orang pribadi yang terlibat dalam suatu
yang dipotong Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21. kegiatan tertentu, termasuk mengikuti rapat,
Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal sidang, seminar, lokakarya (workshop),
21 sebagaimana diatur dalam PER-32/PJ/2015 pendidikan, pertunjukan, olahraga, atau
pada Pasal 1 nomor (7) adalah: kegiatan lainnya dan menerima atau
memperoleh imbalan sehubungan dengan
keikutsertaannya dalam kegiatan tersebut.

orang pribadi dengan status sebagai


Subjek Pajak dalam negeri yang menerima
atau memperoleh penghasilan dengan nama Lebih lanjut lagi, Pasal 3 huruf (f) dalam
dan dalam bentuk apapun, sepanjang tidak PER-32/PJ/2015 menerangkan bahwa termasuk
dikecualikan oleh Peraturan Direktur Jenderal juga dalam kelompok penerima penghasilan
Pajak ini, dari Pemotong PPh Pasal 21 dan/ yang dipotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh
atau Pasal 26 sebagai imbalan sehubungan Pasal 26 adalah orang pribadi yang merupakan
dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan, termasuk peserta kegiatan yang menerima atau
penerima pensiun. memperoleh penghasilan sehubungan dengan
keikutsertaannya dalam suatu kegiatan, antara
lain:
EDISI 08, oktober 2016
20 ISSN : 1978-5844

1. peserta perlombaan dalam segala bidang, Bagi peserta kegiatan yang tidak memiliki
antara lain perlombaan olah raga, seni, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), pemotongan
ketangkasan, ilmu pengetahuan, teknologi, PPh Pasal 21 dikenakan tarif lebih tinggi 20%
dan perlombaan lainnya (dua puluh persen) daripada tarif yang diterapkan
2. peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, terhadap Wajib Pajak yang memiliki NPWP.
atau kunjungan kerja
3. peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan Kewajiban Pemotong PPh 21 atas
sebagai penyelenggara kegiatan tertentu
4. peserta pendidikan dan pelatihan atau
Penghasilan yang Diterima Oleh
5. peserta kegiatan lainnya
Peserta Kegiatan

sejalan dengan itu, Pasal 5 ayat 1 huruf Penyelenggara kegiatan sebagai pemotong
(f) pada PER-32/PJ/2015 menyatakan bahwa pajak harus memenuhi kewajibannya sebagai
penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 dan/ berikut:
atau PPh pasal 26 adalah imbalan kepada peserta
kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang 1. Melakukan pemotongan PPh Pasal 21 dan
representasi, uang rapat, honorarium, hadiah memberikan Bukti Potong kepada penerima
atau penghargaan dengan nama dan dalam penghasilan.
bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan
2. Menyetorkan ke Kas Negara paling lambat
nama apapun.
tanggal 10 bulan berikutnya.

Penghitungan PPh 21 atas 3. Melaporkan pemotongan PPh Pasal 21


Penghasilan yang Diterima Oleh tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 21 Masa
Pajak yang bersangkutan paling lambat
Peserta Kegiatan tanggal 20 bulan berikutnya.

Untuk menghitung PPh Pasal 21 bagi Peserta


Ahmad Sadikin merupakan atlet tenis
Kegiatan, cara penghitungan yang digunakan
profesional Indonesia yang bertempat tinggal
adalah:
di Bandung. Pada bulan Februari 2016 Ahmad
PPh pasal 21 = Sadikin menjuarai kompetisi tenis Indonesia
Penghasilan Bruto x Tarif PPh Pasal 17 Super Series dan memperoleh hadiah sebesar
Penghasilan yang menjadi dasar Rp 60.000.000. Kemudian, pada bulan Juli Contoh Kasus 01
penghitungan PPh 21 bagi Peserta Kegiatan 2016 Ahmad Sadikin menjuarai kompetisi
merupakan pembayaran/hadiah/penghasilan tenis yang diselenggarakan oleh PT. Anugerah
yang bersifat utuh tidak terdapat komponen Semesta dan memenangkan hadiah sebesar Rp.
pengurang yang diberikan seperti PTKP 20.000.000. Ahmad Sadikin memiliki NPWP.
yang digunakan sebagai pengurang dalam
penghitungan PPh 21 bagi pegawai Tetap. Tarif PPh Pasal 21 yang terutang atas hadiah
pajak yang diterapkan atas penghasilan diatur kompetisi Indonesia Super Series tersebut
dalam Undang-Undang PPh Pasal 17 ayat (1) bagi adalah:
Wajib Pajak dalam negeri adalah sebagai berikut:
5% x Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
15% x Rp 10.000.000 = Rp 1.500.000 +
Sampai dengan Rp 50.000.000,00 5% (lima persen)
Rp 4.000.000
Di atas Rp 50.000.000,00 sampai
15% (lima belas persen)
dengan Rp 250.000.000,00
Di atas Rp 250.000.000,00 sampai
25% (dua puluh lima persen)
dengan Rp 500.000.000,00
Di atas Rp 500.000.000,00 30% (tiga puluh persen)
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 21
PPh Pasal 21 yang terutang atas hadiah 5% x Rp 20.000.000 = Rp1.000.000*
kompetisi tenis PT. Anugerah Semesta adalah:
Mr Ali sebagai pegawai tetap juga
Contoh Kasus 01

5% x Rp 20.000.000 = Rp 1.000.000
menerima gaji pokok pegawai sebesar
Rp.5.000.000 dan membayar iuran pensiun
Dari contoh ini dapat terlihat bahwa PPh
Rp.100.000 tiap bulannya. Apabila PT Khazada
21 atas penghasilan yang diterima oleh peserta
tidak memperlakukan hadiah lomba sebagai
kegiatan tidak berlaku kumulatif dimana PPh
komponen penghiitungan PPh Pasal 21 atas
Pasal 21 dipotong setiap kali orang tersebut
pegawai tetap, maka :
menerima penghasilan, bukan atas akumulasi
penghasilannya selama 1 tahun sehingga
pemotongan PPh 21 untuk peserta kegiatan
berdiri sendiri. - Penghitungan PPh 21 atas Gaji

Gaji 12 x Rp 5.000.000
Rp 60.000.000
Imran Ali merupakan manajer produksi
PT. Bintang Gemerlap yang berkedudukan Pengurang:
di Bandung. Guna meningkatkan kualitas
kerja pegawai bagian produksi PT. Bintang Biaya Jabatan (5%xPh bruto)
Contoh Kasus 02

Gemerlap, Imran Ali dikirim oleh PT. Rp 3.000.000

Contoh Kasus 03
Bintang Gemerlap untuk mengikuti seminar Iuran pensiun
“Meningkatkan Kinerja dan Produktivitas Rp 1.200.000 +
Karyawan” di Jakarta selama 5 hari. Imran Ali
mendapatkan uang saku sebesar Rp.500.000 Total Pengurang
tiap harinya selama berada di Jakarta. Rp 4.200.000 -

Ph. Neto setahun


PPh Pasal 21 yang terutang atas uang saku
Rp 55.800.000
yang diterima oleh Imran Ali adalah:
PTKP
5% x Rp 2.500.000 (5xRp.500.000) = Rp.125.000
Rp 54.000.000 -

Penghasilan Kena Pajak (PKP)


Rp 1.800.000
PT. Khazada mengadakan perlombaan PPh 21 terutang
penjualan untuk 20 orang pegawai pemasaran.
Untuk lima orang pegawai dengan nilai 5%x Rp.1.800.000
Contoh Kasus 03

penjualan tertinggi akan diberikan hadiah Rp 90.000


masing-masing sebesar Rp. 20.000.000,00. Mr.
Ali (status TK/0 dan ber-NPWP) satu-satunya PPh 21 terutang tiap bulannya
pegawai pemasaran yang berhasil mencapai Rp 7.500
nilai perjualan tertinggi.
Dengan demikian PPh 21 yang dipotong
- Penghitungan PPh Pasal 21 atas hadiah atas Gaji dan Hadiah Perlombaan adalah
perlombaan yang harus dipotong oleh PT.
Khazada adalah sebagai berikut: Rp 1.007.500 (Rp1.000.000 + Rp7.500 )
EDISI 08, oktober 2016
22 ISSN : 1978-5844

Namun, apabila PT. Khazada Kesimpulannya adalah apabila PT.

Contoh Kasus 03
memperlakukan hadiah lomba Mr. Ali sebagai Khazada memperlakukan penghasilan (dalam
bonus (penghasilan tidak teratur) maka hal ini hadiah lomba penjualan) ini sebagai
penghitungan PPh Pasal 21 adalah sebagai bonus, maka akan terjadi kemungkinan
berikut: selisih jumlah PPh 21 sebesar Rp 50.000,
(Rp 1.007.500 - 957.500), jika dibandingkan
dengan tanpa memperlakukan hadiah lomba
Gaji 12 x Rp 5.000.000,00 penjualan dalam komponen perhitungan PPh
Rp 60.000.000 Pasal 21 Pegawai Tetap.

Bonus
Rp 20.000.000 +
Rp 80.000.000

Pengurang: Referensi
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun
Biaya Jabatan (5%xPh bruto)
2008 tentang Perubahan Keempat atas
Rp 4.000.000
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983
Iuran pensiun tentang Pajak Penghasilan
Contoh Kasus 03

Rp 1.200.000+ 2. Peraturan Direktur Jenderal Pajak


Nomor: PER-32/PJ/2015 Tentang
Total Pengurang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan,
Rp 5.200.000 - Penyetoran, dan Pelaporan Pajak
Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak
Ph. Neto setahun Penghasilan Pasal 26 Sehubungan
Rp 74.800.000 Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan
Orang Pribadi
PTKP
Rp 54.000.000 - 3. Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-11/PJ/2015 Tentang
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Pengenaan Pajak Penghasilan atas
Rp 20.800.000 Hadiah dan Penghargaan

PPh 21 terutang

5% x Rp 20.800.000 Ortax.org
Rp 1.040.000 19 September 2016

PPh 21 atas gaji setahun


Rp 90.000

PPh 21 atas bonus:


Rp 950.000 Tautan :
http://www.ortax.org/ortax/?mod=studi&page=show&id=170
PPh 21 akhir masa pajak

( Rp 90.000 : 12) + Rp 950.000)

Rp 957.500
EDISI 08, oktober 2016
23
INPUT DATA PENGHASILAN ...
ISSN : 1978-5844

dan Akselerasi PPh 21 yang akan


mengerjakan sisanya

Kustom Kertas
Komponen Kerja
Penghasilan Penghitungan PEMBETULAN PPh 21
01 CUMA 5 MENIT
02

Ragam Pembetulan karena


Kondisi Multi perubahan PTKP dapat
Subjektif NPWP dilakukan dengan
cepat dan akurat
03
04

Dilengkapi dengan
Rekapitulasi Pembetulan
Manajemen
Lebih Informasi lebih lanjut …
Bayar Telp : (021) 4786 5713
Faks : (021) 4788 1350
05 Email Pemasaran : sales@ortax.org
Email Bantuan Teknis :
support@ortax.org |support@integral.co.id
And many more…
www.pph21.id
Rabu, 12 Oktober 2016
Ortax
EDISI 08, oktober 2016
24 ISSNTraining
: 1978-5844 Center, Jakarta
ORTAX
TRAINING
Updating PPh 21:
Pahami Teknis Penanganan
Lebih Bayar Akibat
Perubahan PTKP

P ahami Teknis Penanganan Lebih Bayar Akibat


Perubahan PTKP.
Pada tanggal 22 Juni 2016 Pemerintah melalui Menteri
Keuangan menetapkan Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 101/PMK.010/2016 Tentang Penyesuaian
Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak, yang mulai berlaku pada
Tahun Pajak 2016.
Sejatinya PPh Pasal 21 merupakan beban karyawan, namun pemotongan PPh
Pasal 21 oleh perusahaan atas penghasilan karyawan bersifat mandatory
(wajib), sehingga perusahaan wajib memiliki wawasan dan strategi yang efektif
guna mengindari tingginya cost compliance dan resiko sanksi terkait perubahan PTKP
dan penghitungan PPh Pasal 21 sesuai dengan ketentuan.
Pelatihan ini dirancang mulai dari konsep pemotongan PPh Pasal 21/26, penentuan
golongan penerima dan jenis penghasilan, mekanisme pemotongan dan teknis penghitungan
PPh Pasal 21/26, teknis dan contoh penghitungan PPh Pasal 21, administrasi dan pelaporan PPh
21, studi kasus dan overview pengisian PPh 21 Masa sesuai PER-14/PJ/2013 dengan aplikasi
eSPT, pemahaman dampak perubahan PTKP terhadap kewajiban PPh Pasal 21 Tahun 2015, sampai
dengan pembetulan SPT PPh 21 secara manual dan eSPT.

INVESTASI
Rp 1.250.000,- /person
(Sertifikat, Modul, 2 x Coffee Break & Lunch)

Informasi dan Pendaftaran :


Ortax Team. (021) 47865713
Atau email di training@ortax.org

Trainer :
Ortax Team
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 25

Pencabutan Atas Permohonan


dan/atau Pengajuan Upaya Hukum
Dalam Rangka Mengikuti
Program Amnesti Pajak
Permohonan Pencabutan Atas Permohonan dan/atau Pengajuan Upaya Hukum

D
alam rangka Pengampunan Pajak, dan/atau Surat Tagihan Pajak,
Wajib Pajak diharuskan untuk c. pengurangan atau pembatalan surat
menyampaikan permohonan pen- ketetapan pajak yang tidak benar,
cabutan atas permohonan dan/atau d. pengurangan atau pembatalan Surat Tagihan
pengajuan upaya hukum yang sedang diajukan Pajak yang tidak benar,
oleh Wajib Pajak dan belum diterbitkan surat
e. keberatan, dan/atau
keputusan atau putusan, yang meliputi:
f. pembetulan atas Surat Tagihan Pajak, surat
ketetapan pajak dan/atau surat keputusan,
a. pengembalian kelebihan pembayaran pajak,
termasuk dalam hal pemindahbukuan atas ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat
kelebihan pembayaran pajak sebagai akibat permohonan dan/atau pengajuan upaya hukum
pembetulan surat pemberitahuan, dimaksud disampaikan, dengan menggunakan
b. pengurangan atau penghapusan sanksi format sesuai contoh Lampiran huruf I dalam
administrasi dalam surat ketetapan pajak Peraturan Menteri Nomor 118/PMK.03/2016.
EDISI 08, oktober 2016
26 ISSN : 1978-5844

Gambar 1. Contoh Format Surat Permohonan Pencabutan Atas Permohonan dan/atau Pengajuan Upaya Hukum
Selain membuat Surat Permohonan Pengajuan permohonan pencabutan atas
Pencabutan Atas Permohonan dan/atau pengajuan upaya hukum berupa banding,
Pengajuan Upaya Hukum, melalui Surat gugatan, dan/atau peninjauan kembali kepada
Pernyataan mencabut permohonan dan/atau Pengadilan Pajak, dilakukan sesuai dengan
pengajuan yang dilampirkan bersamaan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
Surat Pernyataan Harta. bidang peradilan pajak. Permohonan pencabutan

Gambar 2. Contoh Format Surat Pernyataan mencabut permohonan dan/atau pengajuan upaya hukum
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 27
atas permohonan dan/atau pengajuan upaya Tahun Pajak, dan Tahun Pajak, sampai dengan
hukum disampaikan oleh Wajib Pajak sebelum akhir Tahun Pajak Terakhir.
penyampaian Surat Pernyataan.
Dalam hal Wajib Pajak mencabut per-
Tata Cara Penyelesaian Pencabutan mohonan dan/atau pengajuan upaya hukum,
Pemohonan dan/atau Pengajuan Surat Tagihan Pajak, surat ketetapan pajak, surat
keputusan, dan putusan mempunyai kekuatan
Kelebihan Pembayaran Pajak dan/ hukum tetap dan pokok pajak yang terutang
atau Upaya Hukum Oleh Wajib merupakan Tunggakan Pajak yang harus dilunasi.
Pajak
Wajib Pajak menyampaikan permohonan
melalui Surat Pernyataan pencabutan atas REFERENSI
permohonan dan/atau pengajuan Kelebihan
Pembayaran Pajak dan/atau Upaya Hukum
Oleh Wajib Pajak. Petugas di Tempat 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016
Pelayanan Terpadu (TPT) di KPP menerima tentang Pengampunan Pajak
Surat Pernyataan Wajib Pajak tersebut atas 2. Peraturan Menteri Keuangan
permohonan pencabutan dan selanjutnya Nomor 118/PMK.03/2016 tentang
dilakukan pencetakan Bukti Penerimaan Surat Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
(BPS). Pencabutan permohonan pengembalian 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan
kelebihan pembayaran pajak diselesaikan dengan Pajak
prosedur sebagai berikut:
3. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
Nomor SE-30/PJ/2016 Tentang
a. Pemeriksaan SPT Lebih Bayar Petunjuk Pelaksanaan Pengampunan
b. Penelitian Pengembalian Kelebihan Pajak
Pembayaran Pajak Yang Seharusnya Tidak
Terutang
c. Penelitian atas Permohonan Pengembalian
Kelebihan Pembayaran Pajak dari Wajib
Pajak dengan Kriteria Tertentu, Wajib Pajak Ortax.org
yang Memenuhi Persyaratan Tertentu, dan 27 September 2016
Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah

Konsekuensi Mencabut
Permohonan dan/atau Pengajuan
Tautan :
Atas Upaya Hukum http://www.ortax.org/ortax/?mod=studi&page=show&id=175

Berdasarkan surat pernyataan mencabut


permohonan dan/atau pengajuan atas
upaya hukum yang dilampirkan dalam Surat
Pernyataan, Wajib Pajak dianggap mencabut
seluruh permohonan dan/atau pengajuan upaya
hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
ayat (1) dan ayat (3) Peraturan Menteri Nomor
118/PMK.03/2016 untuk masa pajak, bagian
EDISI 08, oktober 2016
28 ISSN : 1978-5844

Tax VIEW Catatan:


Anda dapat menyaksikan kembali video ini di
channel youtube kami :
https://www.youtube.com/watch?v=OLix94k-Sq0

Direktorat Jenderal Pajak. Yang saya paham


Dirjen Pajak itu juga menggandeng asosiasi-
asosiasi seperti APINDO, KADIN dan juga IKPI
misalnya untuk melakukan sosialisasi secara
intensif kepada para member-member asosiasi
tersebut. Yang saya paham misalnya seperti
IKPI itu para anggota IKPI juga di-encourage oleh
pengurus pusat untuk memberikan sosialisasi
yang cukup masif kepada client-client-nya untuk
bisa mengikuti program Tax Amnesty. Begitu juga
Interview eksklusif dilakukan dengan Iman mungkin karena tipikal Wajib Pajak kita masih
Santoso, Partner PSS Consult - Ernst & Young menunggu deadline ya jadi waktu awal-awal
Indonesia. Interview membahas mengenai mungkin memang belum begitu banyak yang
Perkembangan Penerimaan Uang Tebusan Tax ikut Tax Amnesty, yang pertama karena regulasi
Amnesty yang masih juga harus disempurnakan, yang
kedua juga sosialisasi yang belum masif dan yang
ketiga biasanya nunggu deadline ini tipikal Wajib
Bagaimana pendapat Anda terkait Pajak kita, menunggu deadline pembayaran uang
perkembangan penerimaan Uang tebusan yang paling kecil 2% yang harus dibayar
di September ini.
Tebusan Tax Amnesty?
Ya, perkembangan program Tax Amnesty Ortax.org
sejak diberlakukannya Undang-Undang per 1 29 September 2016
Juli 2016 kemarin, memang awalnya kurang
menunjukan jumlah uang tebusan yang
signifikan, yang belum menggembirakanlah,
tetapi belakangan sampai dengan minggu
Tautan :
ketiga September ini saya melihat banyak animo
http://www.ortax.org/ortax/?mod=video&page=show&id=20
terutama masyarakat-masyarakat khususnya
konglomerat-konglomerat seperti Pak James
Riady, Pak Hutomo Mandala Putra, kemudian
Pak Murdaya Poo itu melakukan pelaporan
Tax Amnesty. Mungkin juga mereka melihat
bahwa program Tax Amnesty ini bagus untuk
dimanfaatkan karena memberikan beberapa
benefit, beberapa fasilitas tidak diaudit dari segi
perpajakan sampai dengan Tahun Pajak 2015.
Yang kedua, mungkin sekarang perkembangan
pembayaran uang tebusan Tax Amnesty itu lebih
besar karena berkat sosialisasi yang cukup masif
dan sistematis dari pihak otoritas perpajakan
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 29

Pelaksanaan Penerimaan
Surat Pernyataan Dalam Rangka
Pengampunan Pajak
Dalam Keadaan Darurat
Atau Gangguan Teknis
Instruksi Direktur Jenderal Pajak Nomor INS-08/PJ/2016
tentang Pelaksanaan Penerimaan Surat Pernyataan dalam Rangka
Pengampunan Pajak dalam Keadaan Darurat atau Gangguan Teknis

I
nstruksi ini dikeluarkan di Jakarta pada 2. Kepala Kantor Pelayanan Pajak dan
tanggal 15 September 2016 oleh Direktur
Jenderal Pajak. Instruksi ini mulai berlaku 3. Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan
pada tanggal dikeluarkan. Hubungan Masyarakat.

Untuk memberikan wewenang kepada:


Dalam rangka mendukung pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang 1. Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) DJP dalam
Pengampunan Pajak dan memberikan kepastian rangka penerimaan Surat Pernyataan di
hukum dan pelayanan kepada Wajib Pajak yang Tempat Tertentu di Kanwil DJP
berkehendak untuk menggunakan haknya
mengikuti pengampunan pajak dalam keadaan 2. Kepala Kantor Pelayanan Pajak dalam rangka
darurat atau gangguan teknis, dengan ini penerimaan Surat Pernyataan di Kantor
memberikan instruksi kepada : Pelayanan Pajak, dan

1. Kepala Kantor Wilayah DJP 3. Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan


Hubungan Masyarakat dalam rangka
EDISI 08, oktober 2016
30 ISSN : 1978-5844

penerimaan Surat Pernyataan di Tempat tanda terima sementara atas Surat Pernyataan
Tertentu selain di Kanwil DJP setelah melakukan penelitian atas:

untuk menetapkan keadaan darurat atau 1. kelengkapan pengisian Surat Pernyataan


gangguan teknis di setiap tempat penerimaan 2. adanya pembayaran Uang Tebusan
Surat Pernyataan dalam rangka Pengampunan
3. kesesuaian antara pembayaran Uang Tebusan
Pajak.
dalam bukti pembayaran dengan jumlah
Uang Tebusan dalam Surat Pernyataan
Keadaan darurat atau gangguan teknis 4. kelengkapan softcopy lampiran Daftar Harta
ditetapkan apabila memenuhi kondisi: dan Utang dan
1. banyaknya antrian dalam penyampaian 5. dokumen lainnya yang dinyatakan sebagai
Surat Pernyataan yang terjadi di setiap lampiran dalam Surat Pernyataan.
tempat penerimaan Surat Pernyataan, atau
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
2. adanya gangguan teknis berupa gangguan Instruksi terkait, dapat Anda baca lebih lanjut
pada sistem inFormasi dan/atau pemadaman pada Instruksi Direktur Jenderal Pajak Nomor
listrik INS-08/PJ/2016.
Ortax.org
yang menyebabkan terganggunya pelayanan 22 September 2016
penerimaan Surat Pernyataan.

Dalam hal terdapat kondisi keadaan darurat


atau gangguan teknis tersebut Subtim Penerima
atau Subtim Penerima dan Peneliti memberikan Tautan :
http://www.ortax.org/ortax/?mod=info&page=show&id=99

taxbase versi 6.0


Your tax information partner

Kini seluruh informasi penting


sehubungan dengan PAJAK
tersedia di komputer Anda dan Update Data setiap hari (Online Update)
Digunakan lebih dari 250 Kantor Pajak dan Ribuan Perusahaan di Seluruh Indonesia

Available for Tax Office


- Versi Korporat (Client Server)
- Versi Kiosk (Touchscreen)
Contact us
Gedung Pemuda, 2nd Floor
Jl. Pemuda Raya No.66 Rawamangun
Jakarta - Indonesia 13220
Phone : 021 - 4786 5713 | Fax : 021 - 4788 1350
Website : www.taxbase.ortax.org
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 31

Nilai Wajar untuk Harta selain Kas


atau Setara Kas dalam rangka
Amnesti Pajak
menggunakan satuan mata uang selain Rupiah,
Pengertian Nilai Wajar
maka Wajib Pajak menggunakan kurs yang

D
ditetapkan oleh Menteri untuk keperluan
alam konteks kali ini nilai wajar yang
penghitungan pajak pada akhir Tahun Pajak
dimaksud ialah untuk menilai Harta
Terakhir
tambahan yang diikutkan dalam
program Amnesti pajak. Nilai wajar
diartikan sebagai nilai yang menggambarkan Penentuan Nilai Wajar
kondisi dan keadaan dari aset yang sejenis atau
setara berdasarkan perhitungan Wajib Pajak.
berdasarkan Tahun Buku
Nilai Wajar yang diungkapkan dalam Surat
Untuk Wajib Pajak yang tahun bukunya sama
Pernyataan harus dicatat sebagai harga perolehan
dengan tahun kalender, Nilai Harta tambahan
Harta yang dilaporkan paling lambat pada Surat
yang diungkapkan dalam Surat Pernyataan, yaitu
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
nilai Harta pada tanggal 31 Desember 2015 sesuai
Tahun Pajak 2017. Nilai Wajar terkait nilai Harta
dengan nilai wajar untuk Harta selain kas atau
tambahan ditentukan dalam mata uang Rupiah.
sesuai dengan nilai nominal untuk Harta berupa
Apabila Nilai Wajar terkait nilai Harta tambahan
EDISI 08, oktober 2016
32 ISSN : 1978-5844

kas, pada tanggal tersebut. Sedangkan, untuk


Wajib Pajak badan yang tahun bukunya tidak Contoh 3
sama dengan tahun kalender, sebagai contoh
Wajib Pajak C menggunakan tahun buku yang Tuan Doni Surahmat melakukan investasi
dimulai dari bulan Agustus 2014 dan berakhir dalam program asuransi kesehatan yang
pada bulan Juli 2015, Nilai Harta tambahan yang berbentuk unit link dengan membayar nilai

STUDI Kasus
diungkapkan dalam Surat Pernyataan, yaitu nilai premi yang sudah ditentukan. Tuan Doni
Harta selain kas pada tanggal 31 Juli 2015 sesuai Surahmat juga sudah mendapatkan perkiraan
dengan nilai wajar untuk Harta selain kas atau hasil investasi yang akan diterima di masa
sesuai dengan nilai nominal untuk Harta berupa depan. Atas asuransi kesehatan tersebut, Tuan
kas, pada tanggal tersebut. Doni Surahmat belum pernah dilaporkan
dalam SPT Tahunan Orang Pribadi. Dengan
demikian, investasi dalam bentuk asuransi
kesehatan yang berbentuk unit link tersebut
Contoh 1 merupakan harta dalam bentuk non cash.
Untuk itu, pengungkapan nilainya sebesar nilai
wajar atas investasi dalam program tersebut.
Pak Amir yang merupakan Wajib Pajak
memiliki Harta berupa rumah yang diperoleh
pada tahun 1995 sebesar 200 juta yang kini
NJOP ditehaui sebesar 4,5 M dan nilai pasarnya Kaitan Nilai Wajar dengan
adalah sebesar 5M. Atas Harta tersebut, Pak Harta yang Belum atau Kurang
Amir belum pernah melaporkannya dalam SPT
Tahunan Orang Pribadi. Dengan demikian,
Diungkapkan
dalam rangka menentukan nilai yang harus
dilaporkan didasarkan pada Undang-Undang Berdasarkan Pasal 4 ayat 3 Peraturan
Pengampunan Pajak, untuk Harta tambahan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 11/
STUDI Kasus

selain kas dinilai sebesar nilai wajar pada akhir PJ/2016 ditegaskan bahwa:
Tahun Pajak Terakhir.

Contoh 2 Nilai wajar yang


dilaporkan oleh Wajib
PT Bangun Sejahtera melakukan Pajak dalam Surat
penambahan kapasitas gudang operasional Pernyataan Harta tidak
dilakukan pengujian atau
dengan cara memperluas gudang dari koreksi oleh Direktur
sebelumnya 500 meter menjadi 2000 meter di Jenderal Pajak.
tahun 2012. PT Bangun Sejahtera selaku Wajib
Pajak menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan
di tahun 2010 dengan mencantumkan gudang
tersebut (500 meter). PT Bangun Sejahtera Hal tersebut menegaskan bahwa tidak ada
belum pernah menyampaikan SPT Tahunan keterkaitan antara pengujian atau koreksi nilai
sejak 2011. Dengan demikian, atas tambahan wajar dengan ketentuan mengenai sanksi atas
berupa gudang yang lebih luas merupakan objek perlakuan atas harta yang belum atau kurang
Amnesti Pajak yang dilaporkan dalam Surat diungkap. Sebelum adanya peraturan penegasan
Pernyataan Harta. Objek Amnesti Pajaknya tersebut memang di ketentuan Pasal 18 ayat 1
sebesar nilai wajar dari perluasan bangunan Undang-undang Pengampunan Pajak disebutkan
yang dilakukan pada akhir Tahun Pajak SPT bahwa :
Terakhir.

EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 33

Dalam hal Wajib Pajak telah


Referensi
memperoleh Surat Keterangan 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun
kemudian ditemukan adanya 2016 tentang Pengampunan Pajak
data dan/atau inFormasi 2. Peraturan Menteri Keuangan Republik
mengenai Harta yang belum Indonesia Nomor 118/PMK.03/2016
atau kurang diungkapkan dalam
Tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Surat Pernyataan, atas Harta
dimaksud dianggap sebagai Nomor 11 Tahun 2016 Tentang
tambahan penghasilan yang Pengampunan Pajak
diterima atau diperoleh Wajib 3. Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Pajak pada saat ditemukannya Nomor PER - 11/PJ/2016 tentang
data dan/atau informasi Pengaturan Lebih Lanjut Mengenai
mengenai Harta dimaksud. Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2016 tentang Pengampunan
Pajak

Atas tambahan penghasilan tersebut diatur


lebih lanjut bahwa akan dikenai Pajak Penghasilan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang Pajak Penghasilan
dan ditambah dengan sanksi administrasi Ortax.org
14 Sept 2016
perpajakan berupa kenaikan sebesar 200% (dua
ratus persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak
atau kurang dibayar. Dengan demikian, adanya
penegasan di PER - 11/PJ/2016 secara tidak
langsung menjelaskan bahwa data dan/atau
informasi yang ditemukan Direktur Jenderal Tautan :
Pajak mengenai Harta yang belum atau kurang http://ortax.org/ortax/?mod=studi&page=show&id=167
diungkapkan hanya berfokus pada jumlah harta
yang sebenarnya harus diungkapkan Wajib
Pajak. Direktur Jenderal Pajak tidak memiliki
kewenangan dalam melakukan pengujian atau
koreksi untuk mendapatkan nilai wajar yang
sebenarnya atas nilai wajar yang dilaporkan oleh
Wajib Pajak dalam Surat Pernyataan Harta.
15 34
OKTOber 2016
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844
ortax training center, jakarta

MANAJEMEN PAJAK
JOINT OPERATION
DAN BENTUK
KERJASAMA USAHA

Trainer :
Ortax Team

Sudahkah anda paham aspek perpajakan atas


transaksi-transaksi dalam Joint Operation
dan bentuk-bentuk kerja sama usaha lainnya?
Pemahaman mengenai aspek perpajakan atas transaksi-transaksi dalam Joint
Operation dan bentuk-bentuk kerja sama usaha lainnya, merupakan kunci sukses
dalam melakukan manajemen pajak Joint Operation dan bentuk-bentuk kerja
sama usaha yang efektif.
Untuk itu, pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman
komprehensif dalam mengidentifikasi aspek perpajakan atas transaksi-
transaksi dalam Joint Operation dan bentuk-bentuk kerja sama usaha
lainnya, seperti konsorsium. Training ini juga memberikan
pemahaman dalam melakukan manajemen pajak secara
komprehensif, pengujian dan dokumentasi pada pemeriksaan
pajak dan studi kasus komprehensif.

Informasi dan Pendaftaran :


INVESTASI :
Rp 1.350.000,- /person
Ortax Team. (021) 47865713 Atau email di training@ortax.org (Sertifikat, Modul, 2x Coffee Break & Lunch)
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 35

Pajak Penghasilan Pasal 21


bagi Mantan Pegawai
perusahaan untuk menghitung Penghasilan Kena
Jenis Penghasilan yang Diterima
Pajak (PKP) dan bagi penerimanya merupakan
Mantan Pegawai penghasilan yang dikenakan pemotongan PPh
Pasal 21.
Penghasilan Mantan Pegawai yang
dibayarkan oleh perusahaan sehubungan dengan
pekerjaannya dimasa lalu merupakan objek PPh
• Bonus
Pasal 21. Dalam PER-32/PJ/2015 mengenai Bonus adalah bukan merupakan bagian dari
Pedoman teknis Tata Cara Pemotongan, upah, melainkan pembayaran yang diterima
Penyetoran dan Pelaporan PPh 21/26, pekerja dari hasil keuntungan perusahaan
penghasilan tersebut dapat berupa jasa produksi, atau karena pekerja menghasilkan hasil kerja
tantiem, gratifikasi, bonus, atau imbalan lain lebih besar dari target produksi yang normal
yang bersifat tidak teratur. Berikut deskripsi atau karena peningkatan produktivitas,
singkat terkait jenis penghasilan sebagaimana besarnya pembagian bonus diatur berdasarkan
dimaksud : kesepakatan. Pengertian bonus tersebut diatur
dalam Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor
• Tantiem SE-07/MEN/1990 tentang Pengelompokan
Upah.
Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal
Pajak Nomor SE-16/PJ.44/1992 angka 3, Bonus yang diberikan merupakan deductible
Tantiem merupakan bagian keuntungan yang expense bagi perusahaan, karena termasuk
diberikan kepada Direksi dan Komisaris oleh dalam pengertian biaya untuk mendapatkan,
pemegang saham yang didasarkan pada suatu menagih, dan memelihara penghasilan sesuai
prosentase/jumlah tertentu dari laba perusahaan Pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh. Pembayaran
setelah kena pajak, sehingga pemberian Tantiem bonus merupakan deductible expense selama
tidak dapat dibebankan sebagai biaya dalam bonus yang diberikan tersebut tidak berasal dari
Laba Ditahan (Retained Earning) perusahaan.
EDISI 08, oktober 2016
36 ISSN : 1978-5844

• Jasa Produksi
Berdasarkan Penjelasan Pasal 25 Undang-
PPh Pasal 21 = Penghasilan Bruto Kumulatif
Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang x
Perusahaan Daerah, Jasa Produksi dimaksudkan Tarif PPh Pasal 17
untuk memberikan penghargaan kepada
pegawai/pekerja karena hasil pekerjaannya
yang sangat dihargai oleh konsumen hingga
karenanya masih diperoleh laba. Pembayaran jasa Tarif pajak yang diterapkan atas penghasilan
produksi ini termasuk dalam pengertian biaya diatur dalam UU PPh Pasal 17 ayat (1) bagi Wajib
untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara Pajak dalam negeri adalah sebagai berikut:
penghasilan sesuai Pasal 6 ayat (1) huruf a UU
PPh sehingga dapat diperhitungkan dalam Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
mengurangi penghasilan bruto perusahaan
Sampai dengan Rp.50.000.000,00 5% (lima persen)
(menjadi deductible expense). Tetapi, apabila
Di atas Rp.50.000.000,00 sampai 15% (lima belas persen)
pembayaran jasa produksi tersebut berasal dari dengan Rp.250.000.000,00
Laba Ditahan (Retained Earning), pembayaran Di atas Rp.250.000.000,00 25% (dua puluh lima
tersebut tidak dapat diperhitungkan dalam sampai dengan persen)
mengurangi penghasilan bruto perusahaan. Rp.500.000.000,00
Di atas Rp.500.000.000,00 30% (tiga puluh persen)

• Gratifikasi
Penghasilan yang menjadi Dasar Pengenaan
Berdasarkan Penjelasan Pasal 12B Undang- Pajak PPh 21 bagi Mantan Pegawai adalah
Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang penghasilan bruto yang sifatnya kumulatif.
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Kumulatif berarti apabila dalam satu tahun
Gratifikasi merupakan pemberian dalam arti kalender yang bersangkutan Mantan Pegawai
luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, tersebut menerima penghasilan lebih dari
rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa satu kali, maka penghitungan PPh 21 bagi
bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, penghasilan yang diterima untuk kedua kalinya
perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan dan seterusnya ditambah (diakumulasikan)
fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang dengan penghasilan yang diterima sebelumnya.
diterima di dalam negeri maupun di luar negeri Ketentuan yang mengatur hal ini tertuang dalam
dan yang dilakukan dengan menggunakan Pasal 16 ayat (1) huruf (d) PER-32/PJ/2015.
sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik.
Seperti halnya dengan bonus dan jasa produksi, Wajib Pajak yang tidak memiliki Nomor
pemberian gratifikasi merupakan deductible Pokok Wajib Pajak (NPWP) dikenakan kenaikan
expense selama gratifikasi yang diberikan tersebut tarif 20% (dua puluh persen) lebih tinggi daripada
tidak berasal dari Laba Ditahan (Retained tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang
Earning) perusahaan. memiliki NPWP dan jumlah PPh Pasal 21 yang
  harus dipotong adalah sebesar 120% dari jumlah
PPh Pasal 21 yang seharusnya dipotong dalam
Penghitungan PPh Pasal 21 Mantan hal yang bersangkutan (dalam hal ini Mantan
Pegawai Pegawai tersebut) memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak.
Untuk menghitung PPh Pasal 21 bagi Mantan
Pegawai, cara penghitungan yang digunakan
adalah:
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 37
1. Vinka Agatha bekerja pada PT Panji Gemilang. Pada tanggal 1 Januari 2016 telah berhenti bekerja
pada PT Panji Gemilang karena pensiun. Pada bulan Maret 2016 Vinka Agatha menerima jasa
produksi tahun 2015 dari PT Panji Gemilang sebesar Rp.55.000.000.
PPh Pasal 21 yang terutang adalah:
5% x Rp.50.000.000 = Rp.2.500.000
15% x Rp.5.000.000 = Rp.750.000
PPh Pasal 21 yang harus dipotong = Rp.3.250.000

2. Dikaitkan dengan soal 1, apabila pada Juni 2016 Vinka Agatha kembali menerima penghasilan
jasa produksi sebesar Rp.175.000.000 dan pada September 2016 sebesar Rp.90.000.000, maka
penghitungan PPh 21 atas penghasilan jasa produksi yang diterima Vinka Agatha adalah sebagai
berikut:
Atas penghasilan jasa produksi bulan Juni:
15% x Rp.175.000.000 = Rp.26.250.000
PPh Pasal 21 yang harus dipotong = Rp.26.250.000

Atas penghasilan jasa produksi bulan September:


15% x Rp. 20.000.000 = Rp. 3.000.000
25% x Rp. 70.000.000 = Rp.17.500.000
Contoh Kasus

PPh Pasal 21 yang harus dipotong = Rp.20.500.000

Skema penghitungan PPh 21 atas Penghasilan Jasa Produksi yang diterima oleh Vinka Agatha
adalah sebagai berikut:

No. Bulan Penghasilan Penghasilan Penghasilan Lapis T a r i f PPh Ps. 21


Jasa Produksi Kumulatif sbg DPP P P h yang harus
Ps. 17 dipotong
1 Maret 55.000.000 55.000.000 50.000.000 1 5% 2.500.000
5.000.000 2 15% 750.000
2 Juni 175.000.000 230.000.000 175.000.000 2 15% 26.250.000
3 September 90.000.000 320.000.000 20.000.000 2 15% 3.000.000
70.000.000 3 25% 17.500.000
50.000.000

3. Hamdani Arifin merupakan anggota direksi PT Sentosa Abadi. Terhitung Februari 2016, Hamdani
Arifin telah berhenti dari jabatannya karena pensiun. Pada bulan Desember, Hamdani Arifin
menerima tantiem sebesar Rp.100.000.000.
PPh Pasal 21 yang terutang adalah:
5% x Rp.50.000.000 = Rp. 2.500.000
15% x Rp.50.000.000 = Rp. 7.500.000
PPh Pasal 21 yang harus dipotong = Rp.10.000.000
EDISI 08, oktober 2016
38 ISSN : 1978-5844

Referensi
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 5. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor
tentang Perubahan Keempat atas Undang- SE-16/PJ.44/1992 tentang Pembagian
Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Bonus, Gratifikasi, Jasa Produksi, dan
Penghasilan Tantiem.
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 6. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor
tentang Perusahaan Daerah SE-07/MEN/1990 tentang Pengelompokan
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Upah
tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi Ortax.org
4. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: 03 Oktober 2016
PER-32/PJ/2015 Tentang Pedoman Teknis
Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan
Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/
atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan
Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Tautan :
Pribadi http://www.ortax.org/ortax/?mod=studi&page=show&id=177

BUKAN SEKEDAR HITUNG OTOMATIS


Fleksibilitas tinggi terhadap perubahan aturan dan kebijakan internal
Adaptip terhadap data pegawai yang sering berubah

kselerasi
Simplifying
the complexity PPh21
www.pph21.id

Akselerasi PPh 21 akan menjadi mitra setia Anda


menangani keruwetan permasalahan PPh 21 …
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 39

N T
O I
P
E NT
Y M
PA
Penetapan Kantor Pusat dan Kantor Wilayah Ditjen Pajak
Sebagai Tempat Tertentu Untuk
Tempat Penyampaian Surat Pernyataan Harta
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
658/KMK.03/2016 tentang Penetapan Kantor Pusat
dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sebagai
Tempat Tertentu Untuk Tempat Penyampaian Surat
Pernyataan Harta Dalam Rangka Pengampunan Pajak

K
eputusan Menteri Keuangan Republik di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak,
Indonesia ini ditetapkan di Jakarta yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala
dan berlaku pada tanggal 19 Agustus Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak.
2016. Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia ini menetapkan Kantor Penetapan tempat tertentu untuk menerima
Pusat Direktorat Jenderal Pajak dan Kantor penyampaian Surat Pernyataan Harta dalam
Wilayah di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak rangka Pengampunan Pajak mulai berlaku
di seluruh Indonesia sebagai tempat tertentu terhitung sejak tanggal ditetapkan Keputusan
untuk menerima penyampaian Surat Pernyataan Menteri ini sampai dengan tanggal 31 Maret
Harta dalam rangka Pengampunan Pajak. 2017.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai


Dalam rangka mendukung penetapan Kantor Penetapan Tempat Tertentu Sebagai Tempat
Pusat Direktorat Jenderal Pajak dan Kantor Penyampaian Surat Pernyataan Harta, apat
Wilayah di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak Anda baca lebih lanjut pada Keputusan Menteri
di seluruh Indonesia sebagai tempat tertentu Keuangan Republik Indonesia Nomor 658/
untuk menerima penyampaian Surat Pernyataan KMK.03/2016.
Harta dalam rangka Pengampunan Pajak,
dibentuk:
Ortax.org
a. Tim Penerimaan dan Tindak Lanjut Surat 08 September 2016
Pernyataan Harta untuk Pengampunan Pajak
di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak,
yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur
Jenderal Pajak dan
b. Tim Penerimaan dan Tindak Lanjut Surat Tautan :
Pernyataan Harta untuk Pengampunan Pajak http://ortax.org/ortax/?mod=info&page=show&id=97
EDISI 08, oktober 2016
40 ISSN : 1978-5844

Tata Cara Penerimaan Surat Pernyataan


Pada Minggu Terakhir Periode Pertama
Penyampaian Surat Pernyataan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-13/PJ/2016
tentang Tata Cara Penerimaan Surat Pernyataan Pada Minggu Terakhir Periode
Pertama Penyampaian Surat Pernyataan

P
eraturan Direktur Jenderal ini mulai Surat Pernyataan tetap diterima dengan
berlaku pada tanggal ditetapkan 26 melaksanakan prosedur penerimaan
September 2016 di Jakarta. Surat Pernyataan sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Direktur
Sejak berlakunya Peraturan Direktur Jenderal ini.
Jenderal Pajak Nomor PER-13/PJ/2016 sampai
Prosedur penerimaan Surat Pernyataan diatas
dengan akhir periode pertama yaitu pada tanggal
meliputi:
30 September 2016, dalam hal Wajib Pajak:

a. dapat menyampaikan Surat Pernyataan a. penelitian kelengkapan Surat Pernyataan, 


beserta lampirannya dengan lengkap b. penerbitan tanda terima Surat Pernyataan,
dan sesuai, Direktur Jenderal Pajak c. penerbitan Surat Keterangan, dan
melaksanakan prosedur penerimaan Surat
d. permintaan kelengkapan dokumen dan/atau
Pernyataan sebagaimana dimaksud dalam
penjelasan terhadap Surat Pernyataan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
118/PMK.03/2016 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
tentang Pengampunan Pajak sebagaimana
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
telah diubah dengan Peraturan Menteri
13/PJ/2016 terkait,dapat Anda lihat pada
Keuangan Nomor 141/PMK.03/2016 dan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
13/PJ/2016
PER-07/PJ/2016 tentang Dokumen dan
Pedoman Teknis Pengisian Dokumen Dalam Ortax.org
Rangka Pelaksanaan Pengampunan Pajak 26 September 2016
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-10/
PJ/2016 atau
b. tidak dapat menyampaikan Surat Pernyataan
beserta lampirannya dengan lengkap dan Tautan :
sesuai sebagaimana dimaksud pada huruf a, http://ortax.org/ortax/?mod=info&page=show&list=1&id=100
22 OKT 2016
Ortax Training Center,
Aspek Praktis PPN, 41 EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844

Jakarta
(09.00-16.30 WIB)
eFaktur dan Pemeriksaan PPN
Pelatihan ini dirancang untuk
memberikan pemahaman lebih
mendalam perlakuan praktis
ketentuan UU PPN Tahun 2009, PP No
1 Tahun 2012 beserta peraturan
pelaksanaannya atas isu-isu khusus terkini
PPN terutama pada saat pemeriksaan pajak.
Trainer : Pelatihan ini juga dirancang untuk memberikan
Ortax Team pemahaman lebih dalam terkait perlakuan PPN
dan penerbitan faktur pajak pada transaksi local
dan cross-border dan transaksi-transaksi
khusus PPN.

Informasi dan Pendaftaran : INVESTASI :


Ortax Team. (021) 47865713 Rp 1.250.000,- /person
Atau email di training@ortax.org (Sertifikat, Modul, 2x Coffee Break & Lunch)

ORTAX TRAINING
pelatihan ini didesain untuk memberikan

Updating
pemahaman lebih mendalam mengenai
kegiatan rekonsiliasi fiskal komprehensif
dan pengisian SPT Tahunan PPh Badan.
Peserta diharapkan dapat memahami
poin-poin penting dalam proses Pengelolaan
PPh Badan
rekonsiliasi Laporan Keuangan Komersil
dan Laporan keuangan Fiskal agar
terhindar dari koreksi pajak,
melakukan ekualisasi PPh Badan dengan
PPN dan PPh Badan dengan
PPh Pasal 21/PPh Potput lainnya, dan
Yang Efektif
menguasai step by step
Sabtu, pengisian SPT Tahunan PPh Badan yang
22 Okt 2016 efektif.
Ortax Training Center,
Jakarta INVESTASI
Rp 1.250.000,-/person
Trainer : Ortax Team (Sertifikat, Modul, 2 x Coffee Break & Lunch)

Informasi dan Pendaftaran :


Ortax Team. (021) 47865713 Atau email di training@ortax.org
EDISI 08, oktober 2016
42 ISSN : 1978-5844 Pembetulan PPh Pasal 21
Sekarang atau Nanti

Daniel Belianto
Praktisi Perpajakan

L
ebih dari tiga bulan Peraturan Menteri sangat jelas diatur dalam ketentuan peralihan
Keuangan Nomor 101/PMK.010/2016 Pasal 27 Peraturan Direktur Jenderal Pajak No
mengenai penyesuaian besarnya PER - 32/PJ/2015. Namun demikian, dengan
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) kondisi saat ini ketika Peraturan Pelaksanaan
berlaku. PTKP yang berlaku untuk diri Wajib yang merubah PER - 32/PJ/2015 belum kunjung
Pajak Orang Pribadi tanpa tanggungan (TK/0) terbit dan berlaku, agaknya memunculkan
disesuaikan dari yang sebelumnya sebesar Rp keraguan Pemotong Pajak untuk melakukan
36.000.000,- menjadi Rp 54.000.000,- , atau pembetulan PPh Pasal 21 sekarang atau nanti.
berarti mengalami kenaikan sebesar 50% dari
sebelumnya. Wajib Pajak seolah diperhadapkan Konsep Pembetulan
dengan kesamaan kondisi tahun sebelumnya
(Tahun 2015), dimana ketentuan PMK Nomor Berdasarkan Undang-undang KUP Pasal 8
101/PMK.010/2016 mengenai penyesuaian ayat 1 disebutkan bahwa:
besarnya PKTP kali ini juga berlaku di per-
tengahan tahun berjalan serta bersifat retroaktif
(berlaku surut). Bila melihat kondisi tahun lalu
Wajib Pajak dengan kemauan sendiri
terkait dengan kewajiban pemotongan PPh Pasal
dapat membetulkan Surat Pemberitahuan
21 yang dilakukan Pemberi Kerja sebagai dampak
yang telah disampaikan dengan
kenaikan PTKP, maka Pemberi Kerja dapat
menyampaikan pernyataan tertulis,
melakukan pembetulan PPh Pasal 21 atas masa
dengan syarat Direktur Jenderal
sebelumnya yang masih menggunakan besaran
Pajak belum melakukan tindakan
PTKP yang lama. Apabila atas pembetulan
pemeriksaan.
tersebut terdapat kelebihan setor, maka dapat
dikompensasikan mulai Masa Pajak Juli 2015
sampai dengan Desember 2015. Hal tersebut
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 43
Hal tersebut kemudian dijelaskan kembali Tidak Kena Pajak (PTKP) sebesar 50 persen
melalui Pasal 5 ayat (1 dan 2) Peraturan pada tahun 2016. Dengan demikian, besaran
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 bahwa PTKP untuk tahun 2016 menjadi Rp54 juta
Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat per tahun, atau Rp4,5 juta per bulan. Menurut
membetulkan Surat Pemberitahuan (SPT) yang Menteri Keuangan, penyesuaian besaran PTKP
telah disampaikan dengan menyampaikan ini antara lain dilakukan untuk melindungi dan/
pernyataan tertulis, dengan syarat Direktur atau meningkatkan daya beli masyarakat. Selain
Jenderal Pajak belum melakukan tindakan: itu, hal ini juga merupakan salah satu stimulus
pajak yang akan mendorong konsumsi dan
a. Verifikasi dalam rangka menerbitkan surat pertumbuhan ekonomi.
ketetapan pajak
Sebelum PMK 101/PMK.010/2016 tentang
b. Pemeriksaan atau Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena
Pajak berlaku pada saat diundangkan pada 27
c. Pemeriksaan Bukti Permulaan.
Juni 2016, Kementerian Keuangan terlebih
Mengenai pernyataan tertulis dalam dahulu menerbitkan Siaran Pers Nomor 31/
pembetulan SPT dilakukan dengan cara memberi KLI/2016 pada 24 Juni 2016.
tanda pada tempat yang telah disediakan dalam
SPT yang menyatakan bahwa Wajib Pajak yang
bersangkutan membetulkan SPT.

Gambar 1. Tanda Pembetulan pada SPT

Dalam hal Pembetulan SPT sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) menyatakan rugi atau
lebih bayar, pembetulan SPT harus disampaikan
paling lama 2 (dua) tahun sebelum daluwarsa
penetapan.

Gambar 2. Cuplikan Siaran Pers Kementerian Keuangan


Kenaikan Penyesuaian PTKP
Pada kalimat pembuka dijelaskan bahwa
Proses Kenaikan Penyesuaian PTKP 2016 seluruh Wajib Pajak, baik perusahaan maupun
sesungguhnya bermula dari usulan Pemerintah perorangan, sudah dapat menyesuaikan
kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 11 perhitungan besaran pemotongan Pajak
April 2016, dengan mempertimbangkan besaran Penghasilan (PPh) Pasal 21 maupun besaran
upah minimum provinsi dan upah minimum PPh terutang dengan menggunakan PTKP yang
kabupaten 2016, maka pemerintah dalam hal ini baru untuk tahun pajak 2016 dan sesudahnya.
Kementerian Keuangan mengusulkan kenaikan Hal ini berarti proses penyesuaian perhitungan
batas PTKP dari Rp 3 juta per bulan menjadi Rp mulai berlaku untuk tahun pajak 2016, bukan
4,5 juta per bulan. Tidak berselang lama yaitu setelah Ketentuan Penyesuaian PTKP berlaku
pada 13 April 2016, Komisi XI Dewan Perwakilan yang notabene terjadi pada pertengahan tahun
Rakyat (DPR) telah menyetujui usulan 2016. Keberlakukan Penyesuaian PTKP Tahun
pemerintah untuk menaikkan Penerimaan 2016 diperjelas lebih lanjut pada ketentuan Pasal
EDISI 08, oktober 2016
44 ISSN : 1978-5844

3 PMK Nomor 101/PMK.010/2016 bahwa: Tahun dan PPh Pasal 21 yang dipotong oleh
pihak ketiga. Terkait dengan PPh Pasal 21,
perlu dipahami bahwa sejatinya PPh Pasal
Ketentuan mengenai penyesuaian
21 merupakan pajaknya ‘WPOP’ sebagai
besarnya penghasilan tidak kena pajak
penerima penghasilan. Namun demikian,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
sebagai konsekuesi logis dari penerapan sistem
1 mulai berlaku pada Tahun Pajak
pemungutan pajak yaitu Withholding Tax System,
2016.
maka pihak ketiga yang merupakan Pemberi
Penghasilan diberi suatu kewajiban oleh Negara
Dalam hal dikaitkan dengan adanya masalah untuk melakukan pemotongan PPh Pasal 21,
pengundangan dan daya ikat, menurut Marida sehingga tidak jarang Pemberi Penghasilan
Farida mengatakan bahwa sehubungan dengan disebut juga dengan Pemotong Pajak. Kewajiban
adanya masalah pengundangan dan daya ikat, Pemotong termasuk juga dalam menghitung,
dapat dijumpai adanya tiga variasi, yaitu (Ibid, menyetor, dan melaporkan PPh Pasal 21. Secara
158-160): spesifik kaitan dengan PPh Pasal 21 dijelaskan
bahwa besaran PTKP akan menentukan besaran
Penghasilan Kena Pajak (PKP) yang merupakan
• Berlaku pada tanggal diundangkan dasar pengenaan dan pemotongan PPh Pasal 21.
• Berlaku beberapa waktu setelah diundangkan Adapun kaitan PTKP dalam menentukan besaran
• Berlaku pada tanggal diundangkan dan PKP adalah sebagai berikut:
berlaku surut sampai tanggal yang tertentu
a. bagi Pegawai Tetap dan penerima pensiun
Apabila suatu peraturan dinyatakan berlaku
berkala, sebesar penghasilan neto dikurangi
pada tanggal diundangkan dan berlaku surut
PTKP
sampai tanggal tertentu, maka hal ini berarti
peraturan tersebut mempunyai daya laku sejak b. bagi Pegawai Tidak Tetap, sebesar
tanggal diundangkan, tetapi dalam hal-hal penghasilan bruto dikurangi PTKP
tertentu ia mempunyai daya ikat yang berlaku
surut sampai tanggal yang ditetapkan tadi. c. bagi Bukan Pegawai sebagaimana dimaksud
Kemudian dikaitkan dengan Penyesuaian PTKP dalam Pasal 3 huruf c PER 32/PJ/2015,
Tahun 2016 maka skema penerapannya dapat sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah
digambarkan sebagai berikut: penghasilan bruto dikurangi PTKP per bulan.
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des
Berikut beberapa perhitungan PPh Pasal 21
sebagai dampak Perubahan PTKP Tahun 2016:
PMK Nomor: 122/PMK.D10/2015
Release...
Berlaku Surut
{

PMK Nomor: 101/PMK.010/2016

Gambar 3. Skema PTKP Tahun 2016

Dampak Perubahan PTKP terhadap


kewajiban PPh Pasal 21 Tahun
2016
PTKP erat kaitannya dengan penghitungan
pajak Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) yang
berkaitan dengan PPh terutang pada Akhir
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 45

No. DESKRIPSI JUMLAH No. DESKRIPSI JUMLAH


PENGHASILAN BRUTO : PENGHASILAN BRUTO :
1 Gaji 5.000.000 1 Gaji 5.000.000
2 Tunjangan PPh - 2 Tunjangan PPh -
3 Tunjangan Lainnya, Lembur dsb 250.000 3 Tunjangan Lainnya, Lembur 250.000
dsb
4 Honorarium dan Imbalan Lain -
Sejenisnya 4 Honorarium dan Imbalan -
Lain Sejenisnya
5 Premi Asuransi yg dibayar -
pemberi kerja 5 Premi Asuransi yg dibayar -
pemberi kerja
6 Penerimaan Dalam Bentuk -
Natura 6 Penerimaan Dalam Bentuk -
Natura
7 Tantiem, Bonus, Gratifikasi, -
Jasa Produksi, THR 7 Tantiem, Bonus, Gratifikasi, -
Jasa Produksi, THR
8 Jumlah Penghasilan Bruto 5.250.000
8 Jumlah Penghasilan Bruto 5.250.000
PENGURANGAN :
PENGURANGAN :
9 Biaya Jabatan 262.500
9 Biaya Jabatan 262.500
10 Iuran Pensiun/THT/JHT -
10 Iuran Pensiun/THT/JHT -
11 Jumlah Pengurangan 262.500
11 Jumlah Pengurangan 262.500
PENGHITUNGAN PPh PASAL
21 : PENGHITUNGAN PPh PASAL
21 :
12 Jumlah Penghasilan Netto 4.987.500
12 Jumlah Penghasilan Netto 4.987.500
13 Penghasilan Netto Masa -
Sebelumnya 13 Penghasilan Netto Masa -
Sebelumnya
14 Penghasilan Netto Setahun/ 59.850.000
Disetahunkan 14 Penghasilan Netto Setahun/ 59.850.000
Disetahunkan
15 PTKP
36.000.000 15 PTKP
16 PKP Setahun/Disetahunkan
54.000.000
23.850.000 16 PKP Setahun/Disetahunkan 5.850.000
17 PPh 21 Atas PKP 1.192.500 17 PPh 21 Atas PKP 292.500
18 PPh 21 Dipotong Masa - 18 PPh 21 Dipotong Masa -
Sebelumnya Sebelumnya
19 PPh 21 Terutang Setahun/ 1.192.500 19 PPh 21 Terutang Setahun/ 292.500
Disetahunkan Disetahunkan
20 PPh 21 Terutang Bulan ini 99.375 20 PPh 21 Terutang Bulan ini 24.375

PMK Nomor : 122/PMK.010/2015 PMK Nomor : 101/PMK.010/2016

Gambar 4. Dampak Perubahan PTKP terhadap kewajiban PPh Pasal 21 Tahun 2016
(Pegawai Tetap)
EDISI 08, oktober 2016
46 ISSN : 1978-5844

JUMLAH PTKP
HARI TOTAL TUNJANGAN PENGHASILAN PPh 21
KERJA Batas Upah Harian DPP Tarif
DALAM UPAH PAJAK BRUTO Status DIPOTONG
SEBULAN

11 6.600.000 - 6.600.000 0 TK - 5.500.000 5% 275.500

Detil :
Total Upah 6.600.000
Tunjangan Pajak -
Penghasilan Bruto 6.600.000
PMK Nomor : 122/PMK.010/2015
Batas Upah harian/PTKP 1.100.000
DPP 5.500.000
PPh 21 Dipotong 275.000
PPh 21 Dipotong sebulan 275.000

JUMLAH PTKP
HARI TOTAL TUNJANGAN PENGHASILAN PPh 21
KERJA Batas Upah Harian DPP Tarif
DALAM UPAH PAJAK BRUTO Status DIPOTONG
SEBULAN

11 6.600.000 - 6.600.000 0 TK - 4.950.000 5% 247.500

Detil :
Total Upah 6.600.000
Tunjangan Pajak -
Penghasilan Bruto 6.600.000
PMK Nomor : 101/PMK.010/2016
Batas Upah harian/PTKP 1.650.000
DPP 4.950.000
PPh 21 Dipotong 247.500
PPh 21 Dipotong sebulan 247.500

Gambar 5. Dampak Perubahan PTKP terhadap kewajiban PPh Pasal 21 Tahun 2016 (Pegawai Tidak Tetap)

50% DARI PTKP TARIF


TOTAL TUNJANGAN PENGHASILAN Nilai DPP PPh 21
BULAN PENGHASILAN DPP LAPIS PASAL
IMBALAN PAJAK BRUTO PTKP KUMULATIF DIPOTONG
BRUTO 17
DAPAT
PTKP STATUS

JAN 38.000.000 - 38.000.000 19.000.000 1 TK 0 3.000.000 16.000.000 16.000.000 1 5% 800.000


FEB 38.000.000 - 40.000.000 20.000.000 1 TK 0 3.000.000 16.000.000 33.000.000 1 5% 850.000
MAR 41.000.000 - 42.000.000 21.000.000 1 TK 0 3.000.000 17.500.000 51.000.000 1 5% 1.000.000
APR 42.000.000 - 44.000.000 22.000.000 1 TK 0 3.000.000 18.000.000 70.000.000 2 15% 2.850.000
MEI 44.000.000 - 45.000.000 22.500.000 1 TK 0 3.000.000 19.000.000 89.500.000 2 15% 2.925.000
JUNI 45.000.000 - 48.000.000 24.000.000 1 TK 0 3.000.000 19.500.000 110.500.000 2 15% 3.150.000
JULI 45.000.000 - 50.000.000 25.000.000 1 TK 0 3.000.000 19.500.000 132.500.000 2 15% 3.300.000
AGUS 48.000.000 - 52.000.000 26.000.000 1 TK 0 3.000.000 21.000.000 155.500.000 2 15% 3.450.000
SEPT 50.000.000 - 55.000.000 27.500.000 1 TK 0 3.000.000 22.000.000 180.000.000 2 15% 3.675.000
OKTO 52.000.000 - 56.000.000 28.000.000 1 TK 0 3.000.000 23.000.000 205.000.000 2 15% 3.750.000
NOV 55.000.000 - 58.000.000 29.000.000 1 TK 0 3.000.000 24.500.000 231.000.000 2 15% 3.900.000
DES 56.000.000 - 60.000.000 30.000.000 1 TK 0 3.000.000 25.000.000 258.000.000 2 15% 4.850.000
554.000.000 - 588.000.000 294.000.000 34.500.000
PMK Nomor : 101/PMK.010/2016
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 47

50% DARI PTKP TARIF


TOTAL TUNJANGAN PENGHASILAN Nilai DPP PPh 21
BULAN PENGHASILAN DPP LAPIS PASAL
IMBALAN PAJAK BRUTO PTKP KUMULATIF DIPOTONG
BRUTO 17
DAPAT
PTKP STATUS

JAN 38.000.000 - 38.000.000 19.000.000 1 TK 0 4.500.000 14.500.000 14.500.000 1 5% 725.000


FEB 40.000.000 - 40.000.000 20.000.000 1 TK 0 4.500.000 15.500.000 30.000.000 1 5% 775.000
MAR 42.000.000 - 42.000.000 21.000.000 1 TK 0 4.500.000 16.500.000 46.500.000 1 5% 825.000
APR 44.000.000 - 44.000.000 22.000.000 1 TK 0 4.500.000 17.500.000 64.000.000 2 15% 2.275.000
MEI 45.000.000 - 45.000.000 22.500.000 1 TK 0 4.500.000 18.000.000 82.000.000 2 15% 2.700.000
JUNI 48.000.000 - 48.000.000 24.000.000 1 TK 0 4.500.000 19.500.000 101.500.000 2 15% 2.295.000
JULI 50.000.000 - 50.000.000 25.000.000 1 TK 0 4.500.000 20.500.000 122.000.000 2 15% 3.075.000
AGUS 52.000.000 - 52.000.000 26.000.000 1 TK 0 4.500.000 21.500.000 143.500.000 2 15% 3.225.000
SEPT 55.000.000 - 55.000.000 27.500.000 1 TK 0 4.500.000 23.000.000 166.500.000 2 15% 3.450.000
OKTO 56.000.000 - 56.000.000 28.000.000 1 TK 0 4.500.000 23.500.000 190.000.000 2 15% 3.525.000
NOV 58.000.000 - 58.000.000 29.000.000 1 TK 0 4.500.000 24.500.000 214.500.000 2 15% 3.675.000
DES 60.000.000 - 60.000.000 30.000.000 1 TK 0 4.500.000 25.500.000 240.000.000 2 15% 3.825.000
588.000.000 - 588.000.000 294.000.000 31.000.000
PMK Nomor : 122/PMK.010/2015
Gambar 6. Dampak Perubahan PTKP terhadap kewajiban PPh Pasal 21 Tahun 2016 (Bukan Pegawai)

Berdasarkan perhitungan tersebut di atas dikompensasikan ke suatu Masa Pajak. Terkait


dapat disimpulkan bahwa kenaikan PTKP di hal tersebut tentunya Pemotong Pajak akan dapat
tahun berjalan akan mempengaruhi perhitungan merasakan langsung manfaat dari kenaikan PTKP
PPh Pasal 21 sebelumnya yang telah dihitung, dari segi cashflow. Hal ini dikarenakan Masa Pajak
disetor dan dilaporkan dengan menggunakan yang menerima kompensasi kelebihan setor
PTKP lama (berdasarkan PMK Nomor: 122/ akan mengurangi pajak yang terutang pada Masa
PMK.010/2015). Hal tersebut dikarenakan Pajak bersangkutan. Tentunya pilihan melakukan
bila PPh Pasal 21 (sebelum kenaikan PTKP) pembetulan PPh Pasal 21 yang lebih cepat
dihitung kembali menggunakan PTKP yang baru memberikan keuntungan berupa keringanan
berdasarkan PMK Nomor : 101/PMK.010/2016, cashflow yang juga akan cepat dirasakan. Namun
maka PPh Pasal 21 akan mengalami penurunan demikian, pilihan kompensasi ke Masa Pajak
yang disebabkan oleh PKP yang juga mengalami yang mana ditentukan perlu dicermati lebih
penurunan karena kenaikan PTKP yang lanjut. Apabila mengacu pada tahun sebelumnya
digunakan. Dengan demikian, pembetulan telah diatur lebih lanjut secara spesifik mengenai
penghitungan PPh Pasal 21 akibat kenaikan pengaturan kompensasi. Dalam Pasal 27 huruf b
PTKP, menyebabkan PPh 21 sebelumnya Peraturan Direktur Jenderal Pajak No PER - 32/
mengalami kelebihan setor baik di level pegawai PJ/2015 disebutkan bahwa:
maupun secara agregat di level perusahaan.
Pemberi Kerja akan dapat merasakan langsung
manfaat dari kenaikan PTKP dari segi cashflow. b. PPh Pasal 21 untuk Masa Pajak Januari
sampai dengan Juni 2015 yang telah dihitung,
disetor, dan dilaporkan dengan menggunakan
Kompensasi Kelebihan Setor PPh Penghasilan Tidak Kena Pajak berdasarkan
Pasal 21 atas Penyesuaian Besarnya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/
PTKP PMK.011/2012 dilakukan pembetulan
SPT Masa PPh Pasal 21, dan dalam hal
Kelebihan setor PPh Pasal 21 sebagai dampak terdapat kelebihan setor, maka dapat
dari pembetulan penghitungan PPh Pasal 21 dikompensasikan mulai Masa Pajak Juli
dikarenakan penyesuaian besarnya PTKP dapat 2015 sampai dengan Desember 2015.
EDISI 08, oktober 2016
48 ISSN : 1978-5844

Tahun 2015 sudah secara jelas diatur dengan


demikian mengenai pengaturan kompensasi,
tetapi poin permasalahan kondisi saat ini yang Referensi
dihadapi Wajib Pajak adalah belum adanya
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
Peraturan Pelaksana yang terbit layaknya
tentang Ketentuan Umum dan Tata
PER - 32/PJ/2015. Melihat hal tersebut,
Cara Perpajakan sebagaimana telah
dimungkinkan Wajib Pajak dapat bercermin
beberapa kali diubah terakhir dengan
dengan kondisi Tahun 2015 terkait pengaturan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun
kompensasi, walaupun legal standing perubahan
2009
PER - 32/PJ/2015 belum kunjung diterbitkan.
Namun demikian, hal ini pilihan yang dapat 2. Peraturan Pemerintah Republik
memunculkan risiko apabila ternyata peraturan Indonesia Nomor 74 Tahun 2011
yang merubah PER - 32/PJ/2015 terdapat Tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak
klausul bahwa pengaturan kompensasi tidak Dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan
antara Juli sampai dengan Desember. Risiko 3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun
yang dimungkinkan muncul tersebut yaitu 2016 tentang Pengampunan Pajak
kesalahan pengaturan kompensasi yang 4. Peraturan Menteri Keuangan Republik
berdampak pada Masa Pajak yang sebelumnya Indonesia Nomor 101/PMK.010/2016
telah menerima kompensasi dan ternyata tidak Tentang Penyesuaian Besarnya
semestinya dilakukan kompensasi ke di Masa Penghasilan Tidak Kena Pajak
Pajak tersebut, maka Masa Pajak tersebut akan 5. Peraturan Direktur Jenderal Pajak
mengalami kondisi kekurangan bayar. Dampak Nomor Per - 32/PJ/2015 tentang
atas Kekurangan Bayar ini tentu juga akan Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan,
menimbulkan sanksi administrasi perpajakan Penyetoran, dan Pelaporan Pajak
tentunya bagi Wajib Pajak terkhusus Pemotong Penghasilan Pasal 21 Dan/Atau Pajak
Pajak. Penghasilan Pasal 26 Sehubungan
Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan
Orang Pribadi
Ortax.org
Daniel Belianto 6. http://bisniskeuangan.kompas.com/
03 Oktober 2016 read/2016/04/11/191800526/Ini.
Jumlah.Penghasilan.Tahunan.yang.
Tidak.Kena.Pajak diakses pada 27
September 2016
7. http://www.kemenkeu.go.id/Berita/
Tautan :
mulai-januari-2016-ptkp-naik-jadi-
http://www.ortax.org/ortax/?mod=issue&page=show&id=95 rp54-juta-tahun diakses pada 27
September 2016
8. http://www.kemenkeu.go.id/SP/
penghasilan-tidak-kena-pajak diakses
pada 27 September 2016
9. http://www.hukumonline.com diakses
pada 27 September 2016
19 Oktober 2016 Ortax Training Center, Jakarta
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 49

ORTAX TRAINING

“MANAJEMEN PAJAK YAYASAN”


B agaimana manajemen pajak yayasan yang efektif? Bagaimana mengidentifikasi aspek perpajakan
atas transaksi-transaksi dalam yayasan?
Pemahaman mengenai aspek perpajakan atas transaksi-transaksi yayasan merupakan kunci sukses dalam
melakukan manajemen pajak yayasan yang efektif. Pemahaman aspek pajak yayasan dilakukan untuk
menghindarkan sanksi pajak yang mungkin timbul karena adanya kesalahan pemotongan pajak, sehingga
yayasan Anda akan menanggung pajak yang seharusnya tidak menjadi kewajiban Yayasan Anda.
Untuk itu, pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman komprehensif dalam mengidentifikasi
aspek perpajakan atas transaksi-transaksi dalam yayasan, diantaranya penerimaan penghasilan,
penggunaan biaya operasional dan penggunaan kembali hasil usaha. Training ini juga bertujuan untuk
memberikan pemahaman komprehensif dalam melakukan manajemen perpajakan, serta persiapan
pengujian dan dokumentasi pada pemeriksaan pajak dan studi kasus komprehensif.

Trainer : Ortax Team


Informasi dan Pendaftaran : INVESTASI :
Ortax Team. (021) 47865713 Rp 1.350.000,- /person
Atau email di training@ortax.org (Sertifikat, Modul, 2x Coffee Break & Lunch)
EDISI 08, oktober 2016
50 ISSN : 1978-5844

Perlakuan Special Purpose Vehicle


Dalam Rangka Amnesti Pajak

Pengertian SPV
Perlakuan Harta Berupa

S
pecial Purpose Vehicle (SPV) menjadi Kepemilikan Saham SPV yang
suatu istilah yang cukup populer Diungkapkan
sejak disahkannya Undang-Undang
Pengampunan Pajak. Dalam Peraturan
Untuk mendapatkan Amnesti Pajak, Wajib
Menteri Keuangan Nomor 127/PMK.010/2016
Pajak wajib menyampaikan Surat Pernyataan
disebutkan bahwa SPV merupakan perusahaan
dengan mengungkapkan kepemilikan Harta
antara yang :
tersebut beserta Utang yang berkaitan secara
a. didirikan semata-mata untuk menjalankan langsung dengan perolehan Harta, yang
fungsi khusus tertentu untuk kepentingan diungkapkan dalam lampiran Surat Pernyataan
pendirinya, seperti pembelian dan/atau yang disampaikan. Berikut ini perlakuan Harta
pembiayaan investasi dan berupa kepemilikan saham pada SPV yang
diungkapkan oleh Wajib Pajak dalam Surat
b. tidak melakukan kegiatan usaha aktif.
Pernyataan :
Dalam kaitannya dengan Amnesti Pajak,
Wajib Pajak dapat mengungkapkan Harta dalam a. Bagi Wajib Pajak yang belum melaporkannya
Surat Pernyataan yang meliputi : dalam SPT PPh Terakhir
Nilai Harta yang dimiliki oleh Wajib Pajak
a. Harta yang berada di wilayah Negara
secara tidak langsung melalui SPV adalah
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang
sebesar nilai Harta yang dimiliki oleh Wajib
dimiliki oleh Wajib Pajak secara tidak
Pajak secara tidak langsung melalui SPV
langsung melalui SPV atau
tersebut.
b. Harta yang berada di luar wilayah NKRI
yang dimiliki oleh Wajib Pajak secara tidak b. Bagi Wajib Pajak yang telah melaporkannya
langsung melalui SPV. dalam SPT PPh Terakhir
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 51
nilai Harta tambahan yang dimiliki oleh oleh Wajib Pajak secara tidak langsung melalui
Wajib Pajak secara tidak langsung melalui SPV menggunakan tarif Uang Tebusan :
SPV adalah sebesar nilai Harta tidak langsung
melalui SPV dikurangi nilai kepemilikan Juli – Oktober – Januari –
Uraian September Desember Maret
saham pada SPV yang telah dilaporkan pada 2016 2016 2017
SPT PPh Terakhir dikalikan dengan proporsi Harta yang berada
di wilayah NKRI atau
nilai masing-masing Harta tidak langsung berada di luar NKRI yang
melalui SPV. dialihkan ke Indonesia
dan diinvestasikan di 2% 3% 5%
Indonesia dalam jangka
waktu paling sedikit 3
Perlakuan atas Harta yang Dimiliki tahun terhitung sejak
dialihkan.
oleh Lebih dari 1 (satu) Wajib Pajak Harta di luar negeri
dan tidak dialihkan ke 4% 6% 10%
Indonesia
Apabila Harta tidak langsung melalui SPV
dimiliki oleh lebih dari 1 (satu) Wajib Pajak, Besarnya Uang Tebusan atas Harta yang
besarnya nilai Harta untuk masing-masing Wajib dimiliki oleh Wajib Pajak secara tidak langsung
Pajak beserta Utang yang terkaitan langsung melalui SPV dihitung dengan formulasi sebagai
dengan Harta yang diungkapkan oleh Wajib berikut :
Pajak dimaksud dihitung secara proporsional
sesuai porsi kepemilikan pada SPV dari masing-
masing Wajib Pajak. Tarif x Harta Bersih

Ketentuan Lain atas Harta yang


Diungkapkan Keterangan:
Nilai Harta bersih dihitung berdasarkan
- Apabila Wajib Pajak memberikan pinjaman nilai Harta tambahan yang belum atau belum
kepada SPV yang didirikannya, Harta yang seluruhnya dilaporkan dalam SPT PPh Terakhir
dicatat Wajib Pajak dan kewajiban yang dikurangi nilai Utang
dicatat SPV ditiadakan.
- Dalam hal: Kewajiban Membubarkan atau
a. Wajib Pajak secara langsung atau tidak
Melepaskan Hak Kepemilikan atas
langsung melalui SPV memiliki Harta
berupa dana yang ditempatkan pada SPV
pihak ketiga dan
b. pihak ketiga dimaksud memberikan Utang Wajib Pajak yang menyampaikan Surat
secara langsung atau tidak langsung Pernyataan dengan mengungkapkan seluruh
kepada Wajib Pajak melalui SPV Harta yang dimiliki oleh Wajib Pajak secara tidak
langsung melalui SPV baik Harta yang berada di
nilai Utang pada huruf b dapat dikurangkan wilayah NKRI maupun di luar wilayah NKRI harus
dari nilai Harta sebagaimana dimaksud pada membubarkan atau melepaskan hak kepemilikan
huruf a, untuk menentukan nilai Harta atas SPV dengan melakukan pengalihan hak atas
bersih sebagai dasar penghitungan Uang Harta tersebut:
Tebusan.
a. dari semula atas nama SPV menjadi atas
nama Wajib Pajak yang menyampaikan Surat
Tarif Uang Tebusan Pernyataan; atau
b. dari semula atas nama SPV menjadi atas
Tarif Uang Tebusan atas Harta yang dimiliki
nama badan hukum di Indonesia melalui
EDISI 08, oktober 2016
52 ISSN : 1978-5844

proses pengalihan harta menggunakan nilai


buku.

Badan hukum di Indonesia pada butir b diatas


Referensi
ialah badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016
yang sahamnya dimiliki oleh Wajib Pajak yang
tentang Pengampunan Pajak.
sama dengan Wajib Pajak yang menyampaikan
Surat Pernyataan dengan mengungkapkan 2. Peraturan Menteri Keuangan Republik
seluruh Harta yang dimiliki oleh Wajib Pajak Indonesia Nomor 118/PMK.03/2016
secara tidak langsung melalui SPV. Tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2016 Tentang
Pengampunan Pajak.
Pembebasan Pajak Penghasilan 3. Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 127/PMK.010/2016
Pengalihan hak atas Harta yang dimiliki oleh tentang Pengampunan Pajak
Wajib Pajak secara tidak langsung melalui SPV Berdasarkan Undang-Undang Nomor
berupa : 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan
Pajak bagi Wajib Pajak yang Memiliki
a. Harta tidak bergerak berupa tanah dan/atau Harta Tidak Langsung Melalui Special
bangunan di Indonesia Purpose Vehicle.
b. Saham

dibebaskan dari pengenaan Pajak Penghasilan


(PPh), apabila perjanjian pengalihan hak atas Ortax.org
Harta dimaksud ditandatangani dalam jangka 16 September 2016
waktu paling lambat tanggal 31 Desember
2017. Apabila perjanjian pengalihan hak
ditandatangani setelah tanggal 31 Desember
2017, atas pengalihan hak dimaksud dikenai
pajak sesuai dengan ketentuan peraturan Tautan :
perundang-undangan yang mengatur mengenai http://www.ortax.org/ortax/?mod=studi&page=show&id=169
PPh.
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 53

Tax VIEW Catatan:


Anda dapat menyaksikan kembali video ini di
channel youtube kami :
https://www.youtube.com/watch?v=OLix94k-Sq0

direvisi terkait dengan pembubaran SPV, itu


mungkin akan sangat membantu baik bagi Wajib
Pajak yang mempunyai SPV-SPV di luar negeri
untuk tidak serta merta membubarkan SPV-
nya tapi akan ikut di program Tax Amnesty. Dan
mudah-mudahan dengan revisi itu akan lebih
banyak lagi Wajib Pajak-Wajib Pajak besar yang
mengikuti program Tax Amnesty khususnya yang
ingin merepatriasi asetnya ke Indonesia.

Interview eksklusif dilakukan dengan Iman


Santoso, Partner PSS Consult - Ernst & Young Ortax.org
26 September 2016
Indonesia. Interview membahas mengenai
wacana revisi klausul pembubaran Spesial Purpose
Vehicle (SPV) dalam rangka mengikuti program
Tax Amnesty
Tautan :

Bagaimana pendapat Anda http://www.ortax.org/ortax/?mod=video&page=show&id=20

mengenai wacana revisi Peraturan


Menteri Keuangan No. 127/
PMK.010/2016 mengenai klausul
pembubaran SPV ?
Itu juga mungkin harus dilihat lagi ya, Saya
setuju kalau memang ketentuan itu akan direvisi
karena ternyata di dalam praktik, berdasarkan
diskusi kami dengan beberapa perusahaan atau
beberapa Wajib Pajak yang akan mengikuti
program TA itu menjadi kendala. Kenapa?
Karena ternyata unwinding SPV di luar negeri
itu justru mengakibatkan pembayaran pajak
disana. Seperti misalnya kalau saya tidak salah di
Singapura ya, beberapa Wajib Pajak cerita bahwa
unwinding mereka punya SPV di Singapura
itu, mereka berkewajiban untuk membayar
stamp duty tax sampai dengan 15 sampai 20%.
Nah ini kan cost yang mungkin mereka tidak
perhitungkan kalau mereka akan ikut Tax
Amnesty. Jadi ketentuan mengenai pembatalan
kalau misalnya jadi ketentuan PMK 127 itu
EDISI 08, oktober 2016
54 ISSN : 1978-5844

KUTIPAN
FORUM PILIHAN
“Asuransi Unit Link”
Kategori Forum : Tax Amnesty
Link : http://taxamnesty.ortax.org/?mod=forum&page=show&idtopik=64410
Pencetus : little_ratna
Tanggal Forum : 01 September 2016

Pertanyaan : Tanggapan Member Ortax

Apakah pembelian asuransi yang ada unit indraindra796


link dengan menggunakan penghasilan yang Tidak perlu, karena sudah dipotong pajak
sudah dipotong pajak dan unit link tersebut
belum dimasukkan ke dalam SPT tahunan 2015
Darmanar
perlu mengikuti Tax Amnesty?
jika tidak ikut TA, betulkan saja SPT 2015

kyloren
betulkan saja SPT nya
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 55

Tanggapan Tim Redaksi Ortax

1. Berdasarkan Penjelasan Pasal 5 ayat 2


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Terhadap Harta yang diperoleh dari
11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak penghasilan yang telah dikenakan Pajak
bahwa : Penghasilan atau Harta yang diperoleh
dari penghasilan yang bukan objek Pajak
Penghasilan dan belum dilaporkan dalam
Pada prinsipnya Pengampunan Pajak Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
diberikan atas kewajiban perpajakan yang Penghasilan, berlaku ketentuan sebagai
belum atau belum sepenuhnya diselesaikan berikut:
oleh Wajib Pajak, yang terpresentasi dalam
Harta yang belum pernah dilaporkan dalam 1. dalam hal Surat Pemberitahuan Tahunan
SPT PPh Terakhir… Pajak Penghasilan telah disampaikan,
Wajib Pajak dapat melakukan
pembetulan Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan, atau
2. Berdasarkan Pasal 1 angka 3 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2016 2. dalam hal Surat Pemberitahuan Tahunan
Tentang Pengampunan Pajak bahwa : Pajak Penghasilan belum disampaikan,
Wajib Pajak dapat melaporkan Harta
tersebut dalam Surat Pemberitahuan
Harta adalah akumulasi tambahan Tahunan Pajak Penghasilan.
kemampuan ekonomis berupa seluruh
kekayaan, baik berwujud maupun tidak
berwujud, baik bergerak maupun tidak
bergerak, baik yang digunakan untuk usaha 5. Berdasarkan penjelasan pada butir 1
maupun bukan untuk usaha, yang berada sampai dengan 4 diatas, maka dapat
di dalam dan/atau di luar wilayah Negara disimpulkan bahwa sejatinya Asuransi
Kesatuan Republik Indonesia. Unit Link merupakan Harta yang dapat
disertakan dalam program Amnesti Pajak.
Namun demikian, apabila Asuransi Unit
Link diperoleh dari penghasilan yang telah
3. Asuransi yang mengandung nilai investasi dikenakan Pajak Penghasilan dan belum
maupun manfaat pasti (misalnya manfaat dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan
yang diterima ketika penerima manfaat Tahunan Pajak Penghasilan, berlaku
mencapai umur tertentu atau kondisi ketentuan sebagai berikut:
tertentu yang pasti) dianggap sebagai
a. Untuk Surat Pemberitahuan
Harta. Dengan demikian asuransi unit link
Tahunan Pajak Penghasilan yang
merupakan Harta yang dapat disertakan
telah disampaikan, Wajib Pajak
dalam program Amnesti Pajak.
dapat melakukan pembetulan Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak
4. Berdasarkan Pasal 3 ayat (2) dalam Peraturan Penghasilan, atau
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-11/ b. Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan
PJ/2016 dikatakan bahwa : Pajak Penghasilan yang belum
disampaikan, Wajib Pajak dapat
EDISI 08, oktober 2016
56 ISSN : 1978-5844

melaporkan Asuransi Unit Link tersebut


dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Ortax.org
Pajak Penghasilan. 8 September 2016

Tautan :
http://www.ortax.org/ortax/?mod=studi&page=show&id=166

IMPORT DATA e-FAKTUR


LEBIH MUDAH, LEBIH CEPAT
Dilengkapi dengan Fasilitas Rekapitulasi
Faktur Pajak Keluaran & Masukan

Get
DEMO
Phone: (021) 47865713 | Email: sales@ortax.org | Website : http://efakturcsv.ortax.org
26 OKT 2016
EDISI 08, oktober 2016
Hotel Bidakara, ISSN : 1978-5844 57
Jakarta

ORTAX TRAINING
MANAJEMEN
TRANSFER
PRICING
Bagaimanakah konsep dan
pelaksanaan transfer pricing
di Indonesia?
Adakah perencanaan pajak yang dapat dilakukan
guna meminimalisasi beban pajak dengan
transfer pricing?
Pemahaman yang baik atas praktik transfer pricing di Indonesia
sangat penting untuk meminimalisasi beban pajak dan dapat
menghindarkan terjadinya praktik-praktik transfer pricing yang
menyimpang yang akan merugikan perusahaan baik secara finansial, Trainer : Ortax Team
maupun resiko non finansial seperti resiko hancurnya reputasi
bisnis perusahaan.

Untuk itu, pelatihan ini dirancang untuk memberikan pengenalan dasar mengenai praktik transfer pricing
dan ketentuan pajak yang terkait berdasarkan hukum domestik dengan merujuk pada OECD Transfer
Pricing Guidelines

Peserta akan diberikan pemahaman konsep transfer pricing yang memenuhi prinsip kewajaran dan
kelaziman usaha (arm’s length principles), serta melakukan analisa kesebandingan. Selain itu, peserta
diharapkan dapat menganalisa dan menghitung harga wajar transaksi antar pihak-pihak yang memiliki
transfer pricing serta melakukan kewajiban Transer Pricing Documentation.

INVESTASI
Rp 2.200.000,- /person
(Sertifikat, Modul, 2 x Coffee Break & Lunch)
Informasi dan Pendaftaran :

Ortax Team. (021) 47865713 Atau email di training@ortax.org


EDISI 08, oktober 2016
58 ISSN : 1978-5844

KUTIPAN
FORUM PILIHAN
2
“Ikut Amnesti Pajak,
Lebih Bayar PPh 21 2015 hangus?”
Kategori Forum : Tax Amnesty
Menu : Kutipan Forum
Link : http://ortax.org/ortax/?mod=forum&page=show&idtopik=65009
Pencetus : ddeuie
Tanggal Forum : 20 September 2016

Pertanyaan :

Sore rekan ortax, ada yang mau saya tanyakan. Perusahaan saya akan ikut TA, dan untuk LB PPh 21
2015 apakah akan hangus apabila ikut TA?

Terimakasih

Tanggapan Member Ortax Tanggapan Tim Redaksi Ortax

bjon1201
tidak 1. Berdasarkan Pasal 35 ayat (1) huruf b pada
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/
pinal PMK.03/2016 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang
Dasar hukum nya apa rekan?? Pengampunan Pajak menyebutkan bahwa :
“Wajib Pajak yang menyampaikan Surat
VAT Pernyataan tidak berhak :
LB nya diapakan rekan? b. mengompensasikan kelebihan
pembayaran pajak dalam surat
Pinal pemberitahuan atas jenis pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
Kalo punya saya dikompesasikan ke PPh 21 masa ayat (3) untuk masa pajak pada akhir
Jan 2016. Tahun Pajak Terakhir, ke masa pajak
berikutnya; ”
Apa itu jadi hangus, rekan?
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 59
2. Selanjutnya yang dimaksud dengan Pasal 21 dalam Surat Pemberitahuan (SPT)
jenis pajak dalam pasal 3 ayat 3 pada untuk masa pajak pada akhir Tahun Pajak
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/ Terakhir, ke masa pajak berikutnya. Artinya
PMK.03/2016 menyebutkan bahwa : jumlah kelebihan pembayaran PPh Pasal
“Kewajiban perpajakan sebagaimana dimaksud 21 dalam SPT Masa Pajak Desember 2015
pada ayat (2), terdiri atas kewajiban: tidak boleh dikompensasikan ke Masa Pajak
a. Pajak Penghasilan; dan Januari 2016 .
b. Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah.”

Ortax.org
3. Apabila mengacu pada poin 1 sampai 26 September 2016
dengan 3, dapat disimpulkan bahwa apabila
Wajib Pajak telah mengikuti Pengampunan
Pajak dengan menyampaikan Surat
Pernyataan maka Wajib Pajak tidak berhak
mengompensasikan kelebihan pembayaran Tautan :
pajak termasuk Pajak Penghasilan (PPh) http://www.ortax.org/ortax/?mod=studi&page=show&id=172

Susunan Dalam Satu


PUBLICATIONS
Naskah 9 (Sembilan) KEBIJAKAN FISKAL Teori
Undang-Undang & Praktek di Indonesia
Perpajakan Corporate Pengantar Politik Pajak Penulis :
Penyusun : Tax Management Penulis: Makmun Syadullah,
Arie Widodo & ortax Team Dr. Edi Slamet Irianto, S.E., M.Si. Muhammad Afdi Nizar
Penulis :
Penerbit : Ortax Iman Santoso & Ning Rahayu (Direktur Pemeriksaan Pajak) Penerbit : Ortax
Penerbit : Ortax Penerbit : Ortax

Tahun Terbit Tahun Terbit Tahun Terbit Tahun Terbit


2014 2013 2014 2013

CONTACT US
Gedung Pemuda, Lantai 2 Jl. Pemuda Raya No.66 Rawamangun, Jakarta - Indonesia 13220
Phone : (021) 47865713 | Fax : (021) 47881350 | Email : sales@ortax.org | website : www.ortax.org
EDISI 08, oktober 2016
60 ISSN : 1978-5844

KUTIPAN
FORUM PILIHAN
3
“Lapor Tax Amnesty boleh diwakilkan?”
Kategori Forum : Tax Amnesty
Menu : Kutipan Forum
Link : http://www.ortax.org/ortax/?mod=forum&page=show&idtopik=65040
Pencetus : chris91
Tanggal Forum : 21 September 2016

Pertanyaan :

Siang rekan ortax. Numpang Tanya y. Apakah saat Mau melapor Tax Amnesty, boleh diwakilkan ke
teman? (Sudah bayar tebusan Tax Amnesty, Formulir n berkas2 tinggal dibawa ke kantor pajak)

Tanggapan Member Ortax

danilecarlo VAT
Boleh. Boleh saja rekan...asal dormnya di tandatangani
oleh WP yang bersangkutan
Buatkan surat kuasa bermaterai ke pembawa
berkas . * kecuali badan, dimana penandatanganan juga
bisa dikuasakan
Siapkan juga foto copy KTP pemberi dan
penerima kuasa.

Jangan lupa kasih ongkos sama yang wakili.


Hehehehe. Lama bisa 2 sampai 5 jam di KPP.
Jangan lupa kasih uang sanggu juga buat makan
siang di KPP ya. Bosan tunggu lama di KPP +
untuk kopi tersedia diruang tunggu KPP. Gratisss
all you can drink.
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 61

Tanggapan Tim Redaksi Ortax

1. Berdasarkan Pasal 14 ayat 1 huruf (c) 3. Berdasarkan Penjelasan Pasal 14 ayat 4


Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/ Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/
PMK.03/2016 bahwa Penyampaian Surat PMK.03/2016 Pengertian surat kuasa adalah
Pernyataan harus memenuhi ketentuan sesuai ketentuan sebagaimana diatur dalam
sebagai berikut: Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

4. Berdasarkan poin 1 sampai dengan 3
disampaikan secara langsung oleh Wajib
diatas, maka pelaporan surat pernyataan
Pajak atau penerima kuasa Wajib Pajak ke:
sehubungan dengan Amnesti Pajak oleh
1. KPP Tempat Wajib Pajak Terdaftar atau Wajib Pajak baik Wajib Pajak Badan dan Wajib
2. tempat tertentu Pajak Orang Pribadi dapat diwakilkan atau
dikuasakan namun dengan melampirkan
surat kuasa. Format surat kuasa yang
digunakan adalah Format surat kuasa sesuai
2. Berdasarkan Pasal 14 ayat 1 huruf (d) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/
PMK.03/2016 bahwa Penyampaian Surat
Pernyataan harus dilampiri surat kuasa,
dalam hal:

1. Surat Pernyataan ditandatangani oleh Ortax.org


penerima kuasa sebagaimana dimaksud 26 September 2016
pada huruf b angka 3
2. Wajib Pajak tidak dapat menyampaikan
secara langsung Surat Pernyataan
sebagaimana dimaksud pada huruf c;
Tautan :
http://www.ortax.org/ortax/?mod=studi&page=show&id=173
EDISI 08, oktober 2016
62 ISSN : 1978-5844

KUTIPAN
FORUM PILIHAN
4
“Pembayaran Uang Tebusan”
Kategori Forum : Tax Amnesty
Menu : Kutipan Forum
Link : http://www.ortax.org/ortax/?mod=forum&page=show&idtopik=65219
Pencetus : jener
Tanggal Forum : 27 September 2016

Pertanyaan :
Dear rekan mohon infonya,

Apakah harta tambahan dalam rangka Amnesti Pajak dapat digunakan untuk keperluan pembayaran
Uang Tebusan?

terimakasih

Tanggapan Member Ortax Tanggapan Tim Redaksi Ortax

hendraprasetio Berdasarkan Pasal 1 Angka 2 Peraturan


Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
Dapat,rekan 118/PMK.03/2016 Tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016,
Prawoto Pengampunan Pajak adalah penghapusan pajak
yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi
Saya sudah coba bisa rekan administrasi perpajakan dan sanksi pidana di
bidang perpajakan, dengan cara mengungkap
abdulmukti Harta dan membayar Uang Tebusan sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Pengampunan
Bisa tapi tergantung jenis pengungkapan harta- Pajak. Adapun jenis pengungkapan harta
nya berdasarkan klasifikasi tarif uang tebusan
dapat meliputi repatriasi, deklarasi luar negeri,
deklarasi dalam negeri dan tarif uang tebusan bagi
Wajib Pajak UMKM. Apabila Harta Tambahan
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 63
yang digunakan untuk pembayaran uang tebusan tersebut untuk membayar uang tebusan.
sebagaimana pertanyaan sebelumnya, berikut
penjelasannya: 3. Apabila Wajib Pajak melakukan deklarasi
dalam negeri, Wajib Pajak dapat
1. Apabila Wajib Pajak melakukan repatriasi, menggunakan Harta Tambahan tersebut,
pembayaran uang tebusan tidak boleh sepanjang tidak untuk keperluan investasi di
berasal dari harta repatriasi. Hal ini terkait luar negeri. Hal ini karena Wajib Pajak tidak
kewajiban Wajib Pajak untuk melakukan boleh mengalihkan harta tersebut ke luar
investasi di dalam negeri selama tiga tahun negeri sebagaimana Pasal 13 ayat 5 Peraturan
yang mekanismenya menggunakan Gateway Menteri Keuangan Republik Indonesia
khusus sebagaimana di atur Peraturan Nomor 118/PMK.03/2016. Dengan
Menteri Keuangan Republik Indonesia demikian, Wajib Pajak dapat menggunakan
Nomor 119/PMK.08/2016 dan peraturan harta deklarasi dalam negeri tersebut untuk
pelaksananya. pembayaran uang tebusan.

2. Apabila Wajib Pajak melakukan deklarasi Ortax.org
harta luar negeri yang tidak dialihkan ke 3 Oktober 2016
dalam negeri, Harta Tambahan tersebut
dapat digunakan untuk keperluan Wajib
Pajak, baik konsumsi maupun investasi.
Dengan demikian, Wajib Pajak dapat
menggunakan harta deklarasi luar negeri Tautan :
http://www.ortax.org/ortax/?mod=studi&page=show&id=179

DISCLAIMER
--
InFormasi yang terdapat dalam kutipan forum yang disiapkan oleh Tim Redaksi Ortax adalah bukan merupakan
saran atau nasihat terkait konsultasi perpajakan atau konsultasi apa pun dan hanya dapat digunakan untuk
tujuan informasi.
Ortax tidak bertanggungjawab atas kesalahan dan keterlambatan dalam memperbaharui informasi, serta
kerugian yang dapat timbul akibat penggunaan data dan/atau informasi yang terdapat dalam kutipan forum.
Format Surat Kuasa - UU Hukum Perdata
EDISI 08, oktober 2016
64 ISSN : 1978-5844

Contoh Format Surat Kuasa berdasarkan Undang-Undang Hukum Perdata. Surat Kuasa ini
digunakan dalam kondisi Wajib Pajak baik Badan maupun Orang Pribadi tidak dapat
menyampaikan secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau ke tempat tertentu,
sehingga perlu diwakilkan oleh Penerima Kuasa. Surat Kuasa ini dapat digunakan sebagai
lampiran Surat Pernyataan terkait Amnesti Pajak. Jangan lupa Penerima Kuasa untuk
melampirkan juga Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP).

KONTRIBUSI
MEMBER
Kontibutor : faruq
Silakan download di link berikut:
http://www.ortax.org/ortax/?mod=kontri&page=show&id=116

DISCLAIMER
--

Isi dan Tanggapan pada Kontribusi Member ini diluar tanggung jawab Ortax.
Ortax tidak bertanggung jawab secara langsung maupun tidak langsung, atas segala kesalahan yang dapat
terjadi yang dapat menyebabkan kerugian materi maupun non materi, akibat tindakan yang berkaitan dengan
penggunaan data dan informasi yang disajikan.

Your Center of exellence in Taxation

Follow and Subscribe Our Social Media

redaksiortax @redaksi_ortax ortax_taxation @redaksi_ortax redaksiortax

www.ortax.org
26 - 27 Oktober 2016
ORTAX Ortax Training Center,
ISSN : Jakarta
EDISI 08, oktober 2016
1978-5844 65
TRAINING (09.00-16.30 WIB)

“PPh Pasal 21
komprehensif :
Konsep, Model
& Compliance
Strategy Yang
Efektif” Trainer :
Ortax Team
Pahami Teknis Penanganan Lebih Bayar Akibat Perubahan PTKP.
Pada tanggal 22 Juni 2016 Pemerintah melalui Menteri Keuangan menetapkan Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 101/PMK.010/2016 Tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan
Tidak Kena Pajak, yang mulai berlaku pada Tahun Pajak 2016.
Sejatinya PPh Pasal 21 merupakan beban karyawan, namun pemotongan PPh Pasal 21 oleh perusahaan
atas penghasilan karyawan bersifat mandatory (wajib), sehingga perusahaan wajib memiliki wawasan
dan strategi yang efektif guna mengindari tingginya cost compliance dan resiko sanksi terkait perubahan
PTKP dan penghitungan PPh Pasal 21 sesuai dengan ketentuan.
Pelatihan ini dirancang mulai dari konsep pemotongan PPh Pasal 21/26, penentuan golongan penerima
dan jenis penghasilan, mekanisme pemotongan dan teknis penghitungan PPh Pasal 21/26, teknis dan
contoh penghitungan PPh Pasal 21, administrasi dan pelaporan PPh 21, studi kasus dan overview
pengisian PPh 21 Masa sesuai PER-14/PJ/2013 dengan aplikasi eSPT, pemahaman dampak perubahan
PTKP terhadap kewajiban PPh Pasal 21 Tahun 2015, sampai dengan pembetulan SPT PPh 21 secara
manual dan eSPT.

INVESTASI
Informasi dan Pendaftaran : Rp 2.500.000,- /person
Ortax Team. (021) 47865713 (Sertifikat, Modul, 2 x Coffee Break & Lunch)

Atau email di training@ortax.org


EDISI 08, oktober 2016
66 ISSN : 1978-5844

https:/
/www
.youtub
e.com/u
ser/Red
aksiOrt
ax
EDISI 08, oktober 2016
67
Apakah Sebaiknya saya ikut
ISSN : 1978-5844

amnesti pajak ?

jika...

Pertama,
anda mempunyai NPWP
dan memiliki harta
yang belum dilaporkan
dalam SPT Tahunan
PPh tahun sebelumnya
EDISI 08, oktober 2016
68 ISSN : 1978-5844

Kedua, jika anda belum


mempunyai NPWP namun
sudah memiliki penghasilan
diatas PTKP
dan memiliki harta

Ketiga, jika perusahaan


anda memiliki harta
yang belum dilaporkan
dalam SPT Tahunan PPh
sebelumnya

jika...
jika...
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 69

Anda memiliki
penghasilan dibawah PTKP
meskipun memiliki harta, Misalnya

Seorang pensiunan yang penghasilannya


hanya dari uang pensiun
an
l
ah hasi

seperti petani
re peng

atau
nelayan kecil
Ber
nd

Memiliki
hibah yang belum
dilaporkan
Memiliki di SPT Tahunan
warisan
yang belum dilaporkan
di SPT Tahunan
EDISI 08, oktober 2016
70 ISSN : 1978-5844

boleh tidak ikut, jika anda memilih untuk menyampaikan SPT Tahunan
atau melakukan pembetulan SPT tahunan

Wajib Pajak,
dapat melakukan
Wajib Pajak, pembetulan
dapat melaporkan harta
SPT Tahunan PPh
dalam SPT Tahunan PPh dalam hal SPT Tahunan
dalam hal SPT Tahunan telah disampaikan
PPh belum disampaikan
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 71
EDISI 08, oktober 2016
72 ISSN : 1978-5844
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 73

S
elama bulan September 2016 Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang
ini setidaknya Pemerintah telah Pengampunan Pajak.
menerbitkan beberapa aturan yang c. posisi investasi Wajib Pajak:
masih didominasi tentang Amnesti 1) setiap bulan
Pajak, selain itu juga diterbitkan ketentuan
Laporan posisi investasi berupa
perpajakan lainnya. Berikut ini daftar peraturan
laporan posisi investasi Wajib Pajak
perpajakan selama bulan September 2016 :
per hari kerja terakhir setiap bulan
dan disampaikan paling lambat
1. Peraturan Direktur Jenderal 5 (lima) hari kerja pada bulan
berikutnya dan/atau
Pajak Nomor PER-12/
2) setiap terjadi pengalihan dana atau
PJ/2016 tentang Tata Cara investasi antar Gateway
Pengadministrasian Laporan Laporan pengalihan dana atau
Gateway Dalam Rangka investasi Wajib Pajak antar Bank
Pengampunan Pajak Persepsi yang ditunjuk sebagai
Gateway disampaikan paling lambat
Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini 5 (lima) hari kerja setelah investasi
ditetapkan di Jakarta pada tanggal 5 atau Harta dialihkan ke Gateway
September 2016. untuk mengatur prosedur baru.

pengadministrasian laporan Gateway di
lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, 2. Pengumuman Nomor Peng-
perlu untuk menetapkan Peraturan 167/PJ.01/2016 tentang Jasa
Direktur Jenderal Pajak tentang Tata Cara
Konsultasi Pengampunan Pajak
Pengadministrasian Laporan Gateway dalam
rangka Pengampunan Pajak. (Amnesti Pajak)
Gateway harus menyampaikan laporan ke Pengumuman ditetapkan di Jakarta pada
Direktur Jenderal Pajak mengenai : tanggal 6 September 2016 oleh Sekretaris
a. pembukaan dan pengalihan dana ke Direktorat Jenderal Pajak. Pengumuman ini
Rekening Khusus dimaksudkan untuk disebarluaskan.
Laporan pembukaan dan pengalihan
Dalam rangka pelaksanaan program
dana ke Rekening Khusus disampaikan
Pemerintah mengenai Amnesti Pajak, dengan
paling lambat 5 (lima) hari kerja pada
ini disampaikan hal-hal sebagai berikut:
bulan berikutnya.
1. Konsultan Pajak dapat memberikan
b. pembukaan rekening yang khusus dibuat
jasa konsultasi terkait Amnesti Pajak
Gateway untuk keperluan investasi
dengan tetap memperhatikan kode etik,
dan pengalihan instrumen investasi ke
standar profesi dan ketentuan peraturan
rekening tersebut
perundang-undangan yang berlaku.
Laporan pembukaan rekening yang
2. Konsultan Pajak wajib menyampaikan
khusus dibuat Gateway dan pengalihan
inFormasi mengenai Amnesti Pajak
instrumen investasi disampaikan paling
secara tepat sesuai dengan ketentuan
lambat 5 (lima) hari kerja pada bulan
peraturan perundang-undangan
berikutnya, dalam hal Wajib Pajak telah
mengenai perpajakan dan Amnesti
menginvestasikan Harta ke dalam
Pajak.
wilayah NKRI dalam bentuk investasi
yang telah diatur dalam Undang- 3. Untuk mendapatkan inFormasi yang
tepat dan sesuai dengan peraturan
EDISI 08, oktober 2016
74 ISSN : 1978-5844

perundang-undangan mengenai tanggal 15 September 2016 oleh Direktur


Perpajakan dan Amnesti Pajak serta Jenderal Pajak. Instruksi ini mulai berlaku
menghindari pelayanan yang tidak pada tanggal dikeluarkan.
profesional dari Konsultan Pajak,
masyarakat dapat menggunakan jasa Dalam rangka mendukung pelaksanaan
Konsultan Pajak yang terdaftar di Undang-Undang Nomor 11 Tahun
Direktorat Jenderal Pajak dan telah 2016 tentang Pengampunan Pajak dan
memiliki Izin Praktik. memberikan kepastian hukum dan pelayanan
kepada Wajib Pajak yang berkehendak
4. Untuk mengetahui Konsultan Pajak yang
untuk menggunakan haknya mengikuti
terdaftar di Direktorat Jenderal Pajak,
pengampunan pajak dalam keadaan
masyarakat dapat membuka Aplikasi
darurat atau gangguan teknis, dengan ini
Sistem InFormasi Konsultan Pajak
memberikan instruksi kepada :
(SIKoP) melalui situs https://konsultan.
pajak.go.id. 1. Kepala Kantor Wilayah DJP
5. Apabila Konsultan Pajak memberikan 2. Kepala Kantor Pelayanan Pajak dan
jasa konsultasi perpajakan dan Amnesti 3. Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan
Pajak kepada masyarakat dengan Hubungan Masyarakat.
mengarahkan masyarakat untuk berbuat
hal-hal yang bertentangan dengan Untuk memberikan wewenang kepada:
ketentuan perundang-undangan yang 1. Kepala Kantor Wilayah (Kanwil)
berlaku, diharapkan kepada masyarakat DJP dalam rangka penerimaan Surat
untuk menyampaikan laporan atau Pernyataan di Tempat Tertentu di Kanwil
pengaduan kepada Direktorat Jenderal DJP
Pajak melalui layanan inFormasi dan 2. Kepala Kantor Pelayanan Pajak dalam
keluhan kring pajak (021)1500200, rangka penerimaan Surat Pernyataan di
layanan Tax Amnesty service (021) Kantor Pelayanan Pajak, dan
1500745, atau mengirimkan email ke 3. Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan
alamat pengaduan@pajak.go.id. Hubungan Masyarakat dalam rangka
6. Konsultan Pajak yang melanggar kode penerimaan Surat Pernyataan di
etik, standar profesi dan ketentuan Tempat Tertentu selain di Kanwil DJP
perundang-undangan yang berlaku akan untuk menetapkan keadaan darurat
dikenakan sanksi secara berjenjang, atau gangguan teknis di setiap tempat
dimulai dari Teguran Tertulis, penerimaan Surat Pernyataan dalam
Pembekuan Izin Praktik sampai dengan rangka Pengampunan Pajak.
Pencabutan Izin Praktik.
Keadaan darurat atau gangguan teknis

ditetapkan apabila memenuhi kondisi:
3. Instruksi Direktur Jenderal 1. banyaknya antrian dalam penyampaian
Pajak Nomor INS-08/ Surat Pernyataan yang terjadi di setiap
tempat penerimaan Surat Pernyataan,
PJ/2016 tentang Pelaksanaan atau
Penerimaan Surat Pernyataan 2. adanya gangguan teknis berupa
Dalam Rangka Pengampunan gangguan pada sistem inFormasi
Pajak Dalam Keadaan Darurat dan/atau pemadaman listrik yang
menyebabkan terganggunya pelayanan
Atau Gangguan Teknis
penerimaan Surat Pernyataan.
Instruksi ini dikeluarkan di Jakarta pada Dalam hal terdapat kondisi keadaan darurat
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 75
atau gangguan teknis tersebut Subtim Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-07/
Penerima atau Subtim Penerima dan Peneliti PJ/2016 tentang Dokumen dan Pedoman
memberikan tanda terima sementara Teknis Pengisian Dokumen Dalam
atas Surat Pernyataan setelah melakukan Rangka Pelaksanaan Pengampunan
penelitian atas: Pajak sebagaimana telah diubah dengan
1. kelengkapan pengisian Surat Pernyataan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
2. adanya pembayaran Uang Tebusan Nomor PER-10/PJ/2016 atau
3. kesesuaian antara pembayaran Uang b. tidak dapat menyampaikan Surat
Tebusan dalam bukti pembayaran Pernyataan beserta lampirannya
dengan jumlah Uang Tebusan dalam dengan lengkap dan sesuai sebagaimana
Surat Pernyataan dimaksud pada huruf a, Surat Pernyataan
tetap diterima dengan melaksanakan
4. kelengkapan softcopy lampiran Daftar
prosedur penerimaan Surat Pernyataan
Harta dan Utang dan
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
5. dokumen lainnya yang dinyatakan Direktur Jenderal ini.
sebagai lampiran dalam Surat
Pernyataan.
Prosedur penerimaan Surat Pernyataan
diatas meliputi:
4. Peraturan Direktur Jenderal
a. penelitian kelengkapan Surat
Pajak Nomor PER-13/PJ/2016 Pernyataan,
tentang Tata Cara Penerimaan b. penerbitan tanda terima Surat
Surat Pernyataan Pada Minggu Pernyataan,
Terakhir Periode Pertama c. penerbitan Surat Keterangan, dan
permintaan kelengkapan dokumen
Penyampaian Surat Pernyataan
dan/atau penjelasan terhadap Surat
Pernyataan.
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku
pada tanggal ditetapkan 26 September 2016
di Jakarta. 5. Peraturan Menteri Keuangan
Sejak berlakunya Peraturan Direktur Republik Indonesia Nomor
Jenderal Pajak Nomor PER-13/PJ/2016 141/PMK.03/2016 tentang
sampai dengan akhir periode pertama yaitu
Perubahan Atas Peraturan
pada tanggal 30 September 2016, dalam hal
Wajib Pajak: Menteri Keuangan Nomor
a. dapat menyampaikan Surat Pernyataan 118/PMK.03/2016 tentang
beserta lampirannya dengan lengkap Pelaksanaan Undang-Undang
dan sesuai, Direktur Jenderal Pajak Nomor 11 Tahun 2016 tentang
melaksanakan prosedur penerimaan
Surat Pernyataan sebagaimana dimaksud Pengampunan Pajak
dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 118/PMK.03/2016 tentang Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor tanggal diundangkan yaitu 23 September
11 Tahun 2016 tentang Pengampunan 2016. Peraturan ini mengubah beberapa
Pajak sebagaimana telah diubah dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri
Peraturan Menteri Keuangan Nomor Keuangan Nomor 118/PMK.03/2016
141/PMK.03/2016 dan Peraturan tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak,
EDISI 08, oktober 2016
76 ISSN : 1978-5844

sebagai berikut: Pasal 50D di antara Pasal 50 dan Pasal


a. Mengubah ketentuan pasal 5 Peraturan 51 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Menteri Keuangan Nomor 118/ 118/PMK.03/2016
PMK.03/2016
b. Mengubah ketentuan ayat (5) dan ayat
(10) Pasal 13 dan menambahkan 1 (satu)
6. Peraturan Menteri Keuangan
ayat yakni ayat (11) Peraturan Menteri Republik Indonesia Nomor
Keuangan Nomor 118/PMK.03/2016 142/PMK.010/2016 tentang
c. menyisipkan 1 (satu) pasal yakni Pasal Perubahan Atas Peraturan
13A di antara Pasal 13 dan Pasal 14
Menteri Keuangan Nomor
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
118/PMK.03/2016 127/PMK.010/2016 tentang
d. menyisipkan 1 (satu) Pasal yakni Pasal Pengampunan Pajak
14A di antara Pasal 14 dan Pasal 15 Berdasarkan Undang-Undang
Peraturan Menteri Keuangan Nomor Nomor 11 Tahun 2016 tentang
118/PMK.03/2016
Pengampunan Pajak Bagi Wajib
e. menyisipkan 1 (satu) ayat yakni ayat
(2a), sehingga di antara ayat (2) dan ayat Pajak Yang Memiliki Harta
(3) Pasal 15 Peraturan Menteri Keuangan Tidak Langsung Melalui Special
Nomor 118/PMK.03/2016 Purpose Vehicle
f. Mengubah ketentuan ayat (2) Pasal 16
dan menyisipkan 1 (satu) ayat yakni Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada
ayat (1a) di antara ayat (1) dan ayat (2) tanggal diundangkan yaitu 23 September
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2016. Peraturan ini mengubah beberapa
118/PMK.03/2016 ketentuan dalam Peraturan Menteri
g. Mengubah ketentuan ayat (1) Pasal 21 Keuangan Nomor 127/PMK.010/2016
Peraturan Menteri Keuangan Nomor tentang Pengampunan Pajak sebagai berikut
118/PMK.03/2016 :
h. Mengubah ketentuan ayat (5) Pasal 1. Menghapus pasal 4 Peraturan Menteri
24 dan di antara ayat (2) dan ayat Keuangan Nomor 127/PMK.010/2016
(3) disisipkan 2 (dua) ayat yakni ayat 2. Mengubah ketentuan pasal 5 Peraturan
(2a) dan ayat (2b) Peraturan Menteri Menteri Keuangan Nomor 127/
Keuangan Nomor 118/PMK.03/2016 PMK.010/2016
i. Mengubah ketentuan ayat (1), ayat (2), 3. Mengubah ketentuan pasal 6 Peraturan
ayat (4), dan ayat (5) Pasal 31 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 127/
Menteri Keuangan Nomor 118/ PMK.010/2016
PMK.03/2016
j. Mengubah ketentuan ayat (2) dan ayat 7. Peraturan Direktur Jenderal
(3) Pasal 38 Peraturan Menteri Keuangan
Pajak Nomor PER-14/PJ/2016
Nomor 118/PMK.03/2016
k. menyisipkan 1 (satu) pasal yakni Pasal
Tentang Tata Cara Penerimaan
47A di antara Pasal 47 dan Pasal 48 Surat Pernyataan Dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor Hal Terjadi Gangguan Pada
118/PMK.03/2016 Jaringan dan/atau Keadaan
l. menyisipkan 4 (empat) pasal yakni
Pasal 50A, Pasal 50B, Pasal 50C, dan
Luar Biasa Pada Akhir Periode
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 77
ditetapkan di Jakarta tanggal 27 September
Penyampaian Surat Pernyataan
2016. Surat edaran ini diterbitkan sebagai
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pedoman dalam menerima, mengawasi dan
pada tanggal ditetapkan 27 September 2016 tindak lanjut atas laporan-laporan yang wajib
di Jakarta. disampaikan oleh Gateway kepada Direktorat
Jenderal Pajak, sehubungan dengan
Peraturan ini diterbitkan dalam rangka kewajiban Gateway menyampaikan laporan
memberikan pelayanan dan kemudahan terkait kegiatan Pengalihan Harta Wajib
bagi Wajib Pajak yang menyampaikan Surat Pajak ke dalam Wilayah Negara Kesatuan
Pernyataan pada saat terjadi gangguan pada Republik Indonesia dan Penempatan pada
jaringan dan/atau keadaan luar biasa. Dalam Instrumen Investasi di Pasar Keuangan
hal terjadi keadaan yang mengakibatkan maupun di luar Pasar Keuangan dalam
tidak dapat dilaksanakannya prosedur rangka Program Pengampunan Pajak.
penerimaan Surat Pernyataan Direktur
Jenderal Pajak melaksanakan prosedur Tujuan Surat Edaran Direktur Jenderal ini
penerimaan Surat Pernyataan meliputi : adalah untuk memberikan kejelasan tugas
pada unit-unit di Direktorat Jenderal Pajak
a. penerbitan tanda terima sementara yang menerima, mengawasi, dan melakukan
Surat Pernyataan tindak lanjut atas Laporan Gateway.
b. penelitian kesesuaian antara Surat
Pernyataan dengan lampirannya Ruang lingkup Surat Edaran Direktur
c. penerbitan tanda terima Surat Jenderal Pajak ini mengatur tentang tata
Pernyataan cara penerimaan laporan yang disampaikan
Gateway kepada Direktorat Jenderal Pajak
d. penerbitan Surat Keterangan dan
dan pengawasan terhadap kewajiban
e. permintaan kelengkapan dokumen penyampaian laporan.
dan/atau penjelasan terhadap Surat
Pernyataan.
9. Surat Edaran Direktur Jenderal
Tanda terima sementara Surat Pernyataan Pajak Nomor SE-45/PJ/2016
tidak menggantikan tanda terima Surat Tentang Petunjuk Penerimaan
Pernyataan. Pelaksanaan penerbitan
tanda terima sementara Surat Pernyataan
Surat Pernyataan Dalam
bersifat sementara dan berlangsung sampai Hal Terjadi Gangguan Pada
gangguan pada jaringan dan/atau keadaan Jaringan Dan/Atau Keadaan
luar biasa yang terjadi pada akhir periode Luar Biasa Pada Akhir Periode
penyampaian Surat Pernyataan telah selesai.
Penyampaian Surat Pernyataan
8. Surat Edaran Direktur
Surat edaran ini ditetapkan di Jakarta 28
Jenderal Pajak Nomor SE-44/ September 2016. Surat Edaran Direktur
PJ/2016 Tentang Tata Cara Jenderal ini dimaksudkan untuk dapat
Penerimaan Dan Pengawasan digunakan sebagai acuan dalam proses
penerimaan Surat Pernyataan dalam hal
Laporan Gateway Di Direktorat terjadi:
Jenderal Pajak Dalam Rangka
Pengampunan Pajak a. gangguan pada jaringan, dan/atau
b. keadaan luar biasa pada akhir periode
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini penyampaian Surat Pernyataan,
EDISI 08, oktober 2016
78 ISSN : 1978-5844

di KPP dan di Tempat Tertentu. pada tanggal 9 September 2016. Surat


Surat Edaran Direktur Jenderal ini edaran ini diterbitkan sehubungan dengan
bertujuan untuk memberikan kejelasan dan telah selesainya prosedur ratifikasi oleh
keseragaman pelaksanaan penerimaan Surat Pemerintah Republik Indonesia dan
Pernyataan dalam hal terjadi gangguan pada Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok
jaringan dan/atau keadaan luar biasa pada mengenai penghindaran pajak berganda
akhir periode penyampaian Surat Pernyataan dan pencegahan pengelakan pajak yang
di KPP dan di Tempat Tertentu. berhubungan dengan pajak-pajak atas
penghasilan. Surat edaran ini dimaksudkan
Ruang lingkup Surat Edaran Direktur untuk memberitahukan seluruh jajaran
Jenderal ini meliputi: Direktorat Jenderal Pajak mengenai saat
berlaku dan berlaku efektifnya protokol.
1. prosedur penerimaan Surat Pernyataan
dalam hal terjadi gangguan pada jaringan Surat edaran ini bertujuan agar pelaksanaan
dan/atau keadaan luar biasa pada akhir ketentuan-ketentuan yang terdapat di
periode penyampaian Surat Pernyataan dalam protokol dapat berjalan sebagaimana
di KPP mestinya. Ruang lingkup Surat Edaran ini
2. prosedur penerimaan Surat Pernyataan meliputi proses ratifikasi Protokol, proses
dalam hal terjadi gangguan pada jaringan pemberitahuan mengenai telah selesainya
dan/atau keadaan luar biasa pada akhir prosedur internal masing-masing pihak
periode penyampaian Surat Pernyataan dalam rangka pemberlakuan Protokol, saat
di Tempat Tertentu berlaku dan berlaku efektifnya Protokol,
3. tindak lanjut atas penerimaan Surat serta hal-hal pokok yang diatur di dalam
Pernyataan dalam hal terjadi gangguan Protokol.
pada jaringan dan/atau keadaan luar
biasa pada akhir periode penyampaian
Surat Pernyataan dan
Ortax.org
4. tata cara pengaturan penomoran tanda 29 September 2016
terima sementara Surat Pernyataan.

10.Surat Edaran Nomor SE-


41/PJ/2016 Tentang
Tautan :
Pemberitahuan Berlakunya http://www.ortax.org/ortax/?mod=studi&page=show&id=176
Protokol Persetujuan Antara
Pemerintah Republik Indonesia
dan Pemerintah Republik
Rakyat Tiongkok Mengenai
Penghindaran Pajak Berganda
dan Pencegahan Pengelakan
Pajak Yang Berhubungan
Dengan Pajak-Pajak Atas
Penghasilan
Surat Edaran ini ditetapkan di Jakarta
EDISI 08, oktober 2016
ISSN : 1978-5844 79

Aspek Praktis PPN, eFaktur


Updating PPh 21:
Pahami Teknis Penanganan
26 dan Pemeriksaan PPN
Sabtu, 26 November 2016

Lebih Bayar Akibat Perubahan PTKP


Sabtu, 19 November 2016

19 Updating Pengelolaan
PPh Badan Yang Efektif

Manajemen Pemeriksaan Pajak


16 Rabu, 16 November 2016

dan Penyelesaian

12
Sengketa Pajak
Sabtu, 12 November 2016

09-10

05 PPh Pasal 21 Komprehensif

Tax Amnesty
02 Akhir Tahun
Rabu - Kamis, 09 - 10 November 2016

For Corporate & Shareholders


Sabtu, 05 November 2016
Manajemen Pajak Internasional
Rabu, 02 November 2016

TRAINING SCHEDULE
NOVEMBER 2016

ORTAX TRAINING
training.ortax.org

Anda mungkin juga menyukai