By KELOMPOK 11
ryss
The Power of PowerPoint – thepopp.com
Add an image
Latar Belakang
• Di eraa globalisasi ini, negara-negara di dunia bersaing untuk meningkatkan pendapatan dengan
mengundang investor untuk masuk dan menanam modal di negara tersebut. Namun, sebagai efek negatif,
dari persaingan pajak yang tidak sehat dari negara negara di dunia (Harmfull tax competition) juga
memberi peluang bagi negara-negara tertentu untuk menjadi tax haven country.
• Salah satu tantangan yang dihadapi OECD adalah banyaknya tax havens countries atau territories yang
dapat mengganggu negara lain. Pada tax havens country atau territory biasanya undang-undang dan
kebijakannya dapat dipergunakan untuk menghindari atau mengelabui ketentuan pajak dari negara lain.
• Oleh karena itulah pada 2004 OECD dengan dukungan negara G-20 dan UN Committee of Experts on
International Cooperation in Tax Matters menyepakati Internationally Agreed Tax StandardDari pemaparan
diatas kami mencoba memaparkan persoalan terkait dengan topik “Harmfull Tax Competition dan Tax
haven dalam upaya penghindaran pajak”.
Rumusan Masalah Tujuan
Dari latar belakang diatas rumusan masalah 1. Agar Memahami pengertian dari harmfull Tax
pada makalah ini adalah: Competition dan Bagaimana konsep dari Har
1. Apa pengertian dari harmfull tax competit mfull Tax Competition sebagai upaya dalam pe
ion dan Bagaimana konsep dari Harmfull nghindaran pajak
Tax Competition sebagai upaya dalam pe 2. Agar Memahami pengertian dari Tax Haven d
nghindaran pajak? an Bagaimana konsep dari Tax Haven sebagai
2. Apa pengertian dari Tax Haven dan Bag upaya dalam penghindaran pajak
aimana konsep dari Tax Haven sebagai u 3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Dire
paya dalam penghindaran pajak?
ktorat Jendral Pajak untuk menghindari perma
3. Apa upaya Direktorat Jendral Pajak untu salahan penghindaran pajak melalui Tax Have
k menghindari permasalahan penghinda n dan Harmfull tax competition di Indonesia.
ran pajak melalui Tax Haven dan Harmfull
tax competition di Indonesia? The Power of PowerPoint | thepopp.com 3
Add an image
Tax Haven
Tax haven secara resmi tertuang dalam UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.
Di Pasal 18 ayat 3c dikatakan bahwa tax haven adalah negara yang memberi perlindungan
pajak. Kriteria negara tax haven bagi Indonesia telah tertuang dalam SE Dirjen Pajak Nomor
SE-04/PJ.7/1993 bahwa negara tax haven adalah negara yang tidak memungut pajak dan/atau
memiliki pajak lebih rendah dari Indonesia.
Dalam UU PPh terbaru, tax haven disebut-sebut sebagai alat menghindari pajak yakni dalam
pasal 18 (3c) UU PPh tahun 2008 sebagai berikut :"Penjualan atau pengalihan saham
perusahaan antara (conduit company atau special purpose company) yang didirikan atau
bertempat kedudukan di negara yang memberikan perlindungan pajak (tax haven country)
yang mempunyai hubungan istimewa dengan badan yang didirikan atau bertempat
kedudukan di Indonesia atau bentuk usaha tetap di Indonesia dapat ditetapkan sebagai
penjualan atau pengalihan saham badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di
Indonesia atau bentuk usaha tetap di Indonesia."
Suatu negara/wilayah dapat dikategorikan sebagai Tax Haven Country, menurut Organisasi
Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (Organisation for Economic Co-operation
Development/OECD), jika memenuhi salah satu faktor :
1. Pajaknya sangat rendah, bahkan tidak ada pajak yang dikenakan, dengan tujuan untuk
menyediakan negara/wilayahnya sebagai negara/wilayah tempat pelarian warga asing
yang akan menghindarkan pajak.
I Finance BV menerbitkan obligasi di Belanda. Dana yang diperoleh dari penjualan investasi
kemudian di berikan kepada PT. I Indonesia sebagai pinjaman dengan bunga yang harus
dibayarkan kepada I Finance BV. I Finance BV, telah memenuhi syarat sebagai WPDN Belanda,
oleh sebab itu atas kedudukannya, I Finance BV dapat menikmati tax treaty antara Indonesia
dengan Belanda yaitu, pembayaran bunga atas pinjaman yang berjangka waktu lebih dari 2
tahun tidak terhutang PPH 26. Hal tersebut dapat dilihat dalam P3b Indonesia Belanda Pasal
11 ayat 4 yaitu “bunga yang timbul di salah satu Negara hanya akan dikenakan pajak di Negara
lainnya jika pemilik manfaat dari bunga tersebut merupakan penduduk Negara lainnya dan
jika bunga tersebut dibayarkan atas hutang yang dibuat untuk jangka waktu lebih dari 2 (dua)
tahun atau yang dibayarkan sehubungan dengan penjualan kredit perlengkapan industri,
dagang, atau ilmu pengetahuan.”
Untuk menjalankan skema tersebut diatas, PT. A harus memiliki saham paling sedikit 50% dari
saham A Finance Pte. Ltd. dan tidak memperdagangkan saham A Finance Pte. Ltd. di bursa
efek dengan tujuan agar PT. A memiliki kontrol sepenuhnya atas waktu pengakuan dividen
dari A Finance Pte. Ltd. Sesuai dengan PPh pasal 26 Tahun 2008 Pasal 24, perolehan
penghasilan atas dividen dari luar negeri dapat digabung dengan penghasilan dalam negeri.
Akan menjadi skema tax avoidance bila, A Finance Pte. Ltd. mengakui keuntungannya saat PT.
A sedang mengalami kerugian sehingga penghasilan dividen tidak perlu menjadi dasar
pengenaan pajak.
Dalam skema di atas dapat dilihat bahwa perusahaan yang berada di tax haven country
memberi pinjaman kepada perusahaan di Indonesia dan PT. DD memiliki kewajiban
membayar bunga yang mana bunga tersebut menjadi pengurang penghasilan bruto PT. DD.
Pemberian pinjaman yang terus menerus mengakibatkan proporsi hutang dan modal menjadi
tidak wajar.
Dalam upaya menangkal beberapa skema tax avoidance yang telah dijelaskan sebelumnya,
pemerintah Indonesia membentuk kebijakan khusus (Specific Anti
Tax Avoidance/ SAAR) yang tertuang dalam UU PPh pasal 18. Kebijakan tersebut antara lain :
KESIMPULAN
1. Harmfull Tax Competition adalah persaingan yang dilakukan negara negara di dunia untuk memberikan
keringanan terhadap bidang perpajakan dengan cara memberikan menerapan peraturan bebas pajak atau
menerapkan tariff pajak rendah.
2. Tax Haven Country (Negara Surga Pajak) adalah merupakan suatu istilah yang menyatakan bahwa sebuah
negara atau teritori yang menjadi tempat berlindung bagi para pembayar pajak sehingga para pembayar
pajak ini dapat menghindarkan pembayaran pajaknya. Penghindaran pajak ke negara tax haven dapat
dilakukan dengan menggunakan metode transfer pricing, treaty shopping, thin capitalization, controlled
foreign company. Skema penghindaran pajak ini dilakukan oleh perusahaan multinational ke negara-negara
tax haven dalam rangka mengurangi beban pajaknya.
3. Dalam upaya menangkal beberapa skema tax avoidance, pemerintah Indonesia membentuk kebijakan
khusus (Specific Anti Tax Avoidance/ SAAR) yang tertuang dalam UU PPh pasal 18. Kebijakan tersebut
antara lain Kebijakan Anti Transfer Pricing, Kebijakan Anti Treaty Shopping, Kebijakan Anti Thin
Capitalization dan Kebijakan Anti Controlled Foreign Company.
That’s all!
Thank you!
Any questions?