Laporan Tapak Blok 5
Laporan Tapak Blok 5
Oleh :
Kelompok 1 RE
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan UU no 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menetapkan bahwa penataan
ruang harus dilakukan dalam 3 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan.
Rencana merupakan serangkaian kegiatan berpikir yang berkesinambungan dan rasional untuk
memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu secara sistematis. Proses penataan ruang
adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang. Proses perencanaan ruang mencangkup prinsip-prinsip, serangkaian langkah
dan metode perencanaan yang merupakan elemen yang ditunjukkan dalam rencana lokasi.
Rencana Lokasi merupakan hasil dari keseluruhan proses perencanaan lokasi. Selain itu, dalam
proses penataan ruang, terdapat perencanaan tapak (site planning) dan rencana tapak (site plan
atau site design). Penataan ruang juga merupakan proses penentuan struktur dan pola ruang,
termasuk pembuatan dan penetapan rencana tata ruang. Di dalam proses pelaksanaan melibatkan
pemanfaatan tata ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang melalui produk rencana tata ruang
wilayah. Rencana tata ruang wilayah tersebut terangkum dalam suatu rencana pembangunan
sebagai acuan di dalam implementasi perencanaan pembangunan berkelanjutan di suatu wilayah.
Proses pengelolaan melibatkan pengelolaan dan pengawasan ruang untuk memastikan ruang di
suatu wilayah aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan.
Kota Metro, Provinsi Lampung, memiliki peran penting sebagai pusat pendidikan,
ekonomi dan administratif di wilayahnya. Kota ini dikenal sebagai pusat pertumbuhan ekonomi
dengan sektor utama perdagangan, jasa dan industri. Selain itu, Kota Metro juga menjadi pusat
pendidikan dengan berbagai institusi pendidikan tinggi dan sekolah menengah yang
berkontribusi pada pembentukan sumber daya manusia yang kompeten. Fungsi administratif
yang kuat membuat Kota Metro menjadi pusat pemerintah dan pelayanan publik yang melayani
dengan baik penduduk setempat maupun penduduk wilayah sekitar. Kota Metro juga memainkan
peran dalam pengembangan dan pertumbuhan wilayah serta menyediakan beragam layanan
penting bagi masyarakat dan perekonomian yang ada di Provinsi Lampung.
1.4 Metodologi
1.4.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan
Lokasi yang menjadi wilayah studi dalam studio perancangan kota kali ini adalah
Kawasan Stadion Tejosari yang terletak di Kecamatan Metro Timur, Kota Metro, Provinsi
Lampung. Kegiatan studio perancangan kota berlangsung selama 16 minggu (selama waktu
perkuliahan studio perancangan kota) dari mengumpulkan data, menganalisis data, hingga
menyusun laporan.
1.4.2 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam sebuah penelitian salah satu tahapan penting yang harus dilakukan adalah adalah
tahap pengumpulan data. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan data yang relevan dan akurat
untuk menjawab pertanyaan penelitian. Dalam melakukan pengumpulan data terdapat dua
metode, yaitu pengumpulan data yang diperoleh secara langsung (data primer) dan pengumpulan
data yang diperoleh secara tidak langsung (data sekunder).
𝑆𝑖/𝑁𝑖 𝑆𝑖/𝑠
LQ = 𝑆/𝑁
= 𝑁𝑖/𝑁
Keterangan :
● Si : Produk Domestik Regional Bruto sektor i Daerah
● S : Produk Domestik Regional Bruto total sektor i Daerah
● Ni : Produk Domestik Regional Bruto sektor i Provinsi
● N : Produk Domestik Regional Bruto total sektor i Provinsi
● LQ : Indeks Location Quotient
Adapun hasil dari perhitungan LQ dapat diartikan sebagai berikut :
Berdasarkan hasil analisis, pusat kawasan RTBL kali ini merupakan kawasan olahraga. Ruang
kawasan ini dibagi menjadi 3 yaitu privat, semi privat dan juga publik. Ruang privat meliputi
kawasan permukiman, ruang semi privat meliputi kawasan wisata, sedangkan untuk ruang publik
meliputi kawasan perdagangan dan jasa, Ruang Terbuka Hijau (RTH), pendidikan, dan olahraga.
Peruntukan lahan yang ada pada Kawasan Stadion Tejosari lebih mendominasi sebagai kawasan
ruang terbuka dan olahraga. Dengan program ruang yang terbagi menjadi 6 blok yaitu sebagai
berikut :
1. Blok 1 : Peruntukan lahan pada blok ini sebagai ruang terbuka publik
2. Blok 2 : Peruntukan lahan pada blok ini sebagai permukiman
3. Blok 3 : Peruntukan lahan pada blok ini sebagai perdagangan dan jasa.
4. Blok 4 : Peruntukan Lahan pada blok ini dirancang untuk Kawasan Pendidikan dan
Olahraga
5. Blok 5 : Peruntukan lahan pada blok ini sebagai Kawasan Stadion
6. Blok 6 : Peruntukan lahan pada blok ini sebagai Kawasan Pariwisata
BAB III
ANALISIS TAPAK
Pada lokasi tapak memiliki tingkat curah hujan 1500-1600 mm merupakan klasifikasi
curah hujan yang rendah, dan hal tersebut terbukti karena di kawasan tapak sendiri jarang terjadi
bencana banjir melainkan kekeringan. Oleh karena itu kawasan daerah Stadion Tejosari dapat
terganggu aktivitasnya saat curah hujan rendah karena rumput yang digunakan pada stadion mati
atau tidak subur.
b. Arah Angin
Pada perencanaan stadion sepak bola, dalam menentukan orientasi lapangan mengacu
pada arah pergerakan matahari yaitu Timur ke Barat. Melihat kondisi alam yang demikian, untuk
orientasi lapangan sepak bola adalah membujur ke Utara dan Selatan.
c. Arah Matahari
Analisis arah matahari digunakan untuk mengetahui arah matahari di lokasi tapak dan
alternatif yang dapat diambil dalam mengurangi panas dan cahaya yang terpancar dengan tetap
mendapatkan pencahayaan alami ke dalam kawasan bangunan. Arah terbit matahari berada di
arah timur tapak dan pada saat terbenam matahari berada di sisi Barat tapak sehingga hampir
semua sisi tapak tersinar secara merata. Durasi dari lamanya penyinaran matahari pada lokasi
tapak adalah 12 jam.
3.1.1.2 Topografi
a. Kemiringan Lahan
Analisis topografi digunakan untuk mengetahui besar dari kelerengan ataupun ketinggian
dari suatu kawasan sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan fungsi kawasan
dengan peletakan daerah yang akan dibangun. Kemiringan lahan menunjukkan besarnya sudut
yang terbentuk dari perbedaan ketinggian sebuah bentang alam. Kemiringan lereng yang curam
dapat memiliki pengaruh gaya berat yang lebih besar dibandingkan dengan kemiringan lereng
yang lebih landai. Untuk daerah yang relatif tinggi biasanya memiliki nilai persentase
kemiringan lereng yang tinggi juga.
Berdasarkan peta topografi yang telah dipaparkan dapat dilihat bahwa keadaan topografi
di lokasi tapak didominasi pada persentase 6-15 persen dapat dikategorikan sebagai lereng yang
cukup curam.
3.1.1.3 Geologi
a. Jenis Tanah
Berdasarkan peta di atas, kawasan lokasi tapak didominasi oleh jenis tanah Aluvial dan
jenis tanah laterit. Kelebihan dari tanah aluvial yaitu memiliki kemampuan drainase yang baik,
dapat membantu mengatasi masalah genangan air sehingga wilayah ini cocok di bangun kawasan
olahraga
3.1.1.4 Tutupan Lahan dan Vegetasi
a. Tutupan Lahan
Kondisi tutupan lahan di lokasi tapak didominasi oleh lahan non-terbangun yang
ditumbuhi vegetasi berupa pepohonan dan semak belukar dan sisanya yaitu lahan
terbangun. Sehingga penggunaan lahan nya hanya berupa Ruang Terbuka Hijau.
b. Vegetasi
Vegetasi pada lokasi tapak yaitu sudah cukup memadai karena adanya hutan kota
pada lokasi tapak, namun masih ada beberapa bagian yang belum terjangkau dan harus
ditanami vegetasi yang dapat menghalau sinar matahari. Vegetasi yang akan digunakan
adalah pohon beringin, pohon mahoni, dan pohon bintaro.
3.1.1.5 Sensoring
a. View
Analisis view digunakan untuk mengetahui cara dalam mengamati suatu site dari sisi
pengamat (view to site) dengan mengacu pada kondisi pemandangan yang ada di sekitar site,
memaksimalkan posisi site yang ada, dan menyelaraskan bangunan dengan lingkungan. Selain
itu, menjadi bahan pertimbangan untuk merencanakan posisi view pada lokasi tapak untuk
memberi pandangan untuk luar site (view from site).
b. Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari kegiatan dalam tingkat dan waktu
tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan
yang dinyatakan dalam satuan desibel disingkat dB (Kepmen LH No. 48 Tahun 1996). Analisis
kebisingan digunakan untuk mengetahui seberapa besar intensitas suara yang sesuai dengan
batas yang ditentukan dan disesuaikan dengan fungsi kawasan untuk tingkat kebisingannya
Sumber : Analisis Tapak Blok 5 RE, 2023
Berdasarkan hasil analisis kebisingan yang telah dilakukan sesuai dengan kondisi
eksisting dapat disimpulkan pada lokasi tapak rata-rata berkisar 55-60 dB yang berada di bagian
utara sisi depan tapak.
a. Morfologi
Tujuan analisis SKL Morfologi adalah untuk mengetahui atau memilah bentuk bentang
alam/ morfologi pada wilayah atau kawasan perencanaan yang dapat di kembangkan sesuai
fungsinya.
Sumber : Analisis Tapak Blok 5 RE, 2023
Berdasarkan hasil analisis peta SKL Morfologi di atas dapat disimpulkan bahwa pada
wilayah tapak memiliki kemampuan lahan secara morfologi yang dominan sedang dan cukup.
Sehingga kawasan tersebut cocok dijadikan kawasan olahraga. karena kondisi morfologis di
kawasan ini tidak begitu kompleks mempunyai tanah landai dan perbukitan sedang.
b. Kestabilan Lereng
SKL kestabilan Lereng bertujuan untuk mengetahui tingkat kestabilan lereng pada suatu
kawasan dalam menerima beban. Dari SKL Kestabilan Lereng ini dapat ditentukan sebagai lahan
yang dapat digunakan untuk menentukan kerawanan lereng terhadap konstruksi bangunan dalam
memenuhi keamanan dan kenyamanan. Bila suatu kawasan disebut kestabilan lerengnya rendah,
maka kondisi wilayah nya tidak stabil. Tidak stabil artinya mudah longsor, mudah bergerak yang
artinya tidak aman di kembangkan untuk peruntukan kawasan wisata.
Berdasarkan hasil analisis pada peta SKL Kestabilan Lereng yang telah dilakukan dapat
disimpulkan pada wilayah tapak didominasi oleh kestabilan lereng sedang dan cukup. Dapat
disimpulkan bahwa lahan yang ada pada wilayah ini tidak mudah longsor, tidak mudah bergerak,
dan dapat dikembangkan atau dibangun dengan aman.
c. Kestabilan Pondasi
Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Kestabilan pondasi bertujuan untuk mengetahui
tingkat kemampuan lahan untuk mendukung pondasi suatu bangunan di kawasan. Kestabilan
pondasi tinggi artinya wilayah tersebut akan stabil untuk pondasi bangunan apa saja atau untuk
segala jenis pondasi. Kestabilan pondasi rendah berarti wilayah tersebut kurang stabil untuk
berbagai bangunan. Kestabilan pondasi kurang berarti wilayah tersebut kurang stabil, namun
mungkin untuk jenis pondasi tertentu bisa lebih stabil.
Sumber : Analisis Tapak Blok 5 RE, 2023
Berdasarkan hasil analisis pada peta SKL Kestabilan Pondasi yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa pada lokasi tapak tingkat kestabilan pondasi Tinggi dan Cukup yang artinya
lahan tersebut akan stabil untuk dilakukan pembangunan menggunakan jenis pondasi apa saja.
d. Ketersediaan Air
Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Ketersediaan Air bertujuan untuk mengetahui tingkat
ketersediaan air dan kemampuan penyediaan air. Berdasarkan peta ketersediaan air Kawasan
Stadion Tejosari, Kecamatan Metro Timur memiliki tingkat ketersediaan air yang kurang.
Ketersediaan air yang kurang sehingga kebutuhan akan air tidak dapat terpenuhi dan cukup
mengganggu aktivitas manusia di dalamnya dan dapat mendukung revitalisasi atau perancangan
kawasan.
Sumber : Analisis Tapak Blok 5 RE, 2023
Berdasarkan hasil analisis pada peta SKL Ketersediaan Air yang telah dilakukan, lokasi
tapak memiliki tingkat ketersediaan air yang kurang.
e. Kemudahan Dikerjakan
f. Drainase
Satuan Kemampuan Lahan (SKL) untuk drainase bertujuan untuk mengetahui tingkat
kemampuan lahan dalam mengalirkan air hujan sehingga dapat menghindari terjadinya genangan
air. Drainase tinggi artinya aliran air mudah mengalir atau mengalir lancar. Drainase rendah
berarti aliran air sulit dan mudah tergenang. Pada drainase rendah (kurang), dapat diterapkan
pemanfaatan rekayasa teknologi
Sumber : Analisis Tapak Blok 5 RE, 2023
Berdasarkan hasil analisis yang ada di ketahui bahwa pada lokasi tapak memiliki
kemampuan lahan drainase cukup. Satuan kemampuan lahan cukup artinya memenuhi kebutuhan
perumahan namun berpotensi tergenang dengan kemungkinan tergenang air tidak akan
berpotensi besar ini dikarenakan lokasi yang berkontur bisa mengalirkan air ke ke daerah aliran
sungai.
g. Erosi
Satuan Kemampuan Lahan (SKL) terhadap erosi bertujuan untuk mengetahui
daerah-daerah yang mengalami keterkikisan tanah, sehingga dapat diketahui tingkat ketahanan
lahan terhadap erosi serta antisipasi dampaknya. Erosi berarti mudah atau tidaknya lapisan tanah
terbawa air atau angin. Erosi tinggi berarti lapisan tanah mudah terkelupas dan terbawa oleh
angin dan air. Erosi rendah berarti lapisan tanah sedikit terbawa oleh angin dan air. Tidak ada
erosi berarti tidak ada pengelupasan lapisan tanah.
Sumber : Analisis Tapak Blok 5 RE, 2023
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pada lokasi tapak
memiliki kemampuan lahan terhadap erosi cukup. Hal ini menunjukkan bahwa pada kawasan
tersebut lapisan tanah cukup tidak mudah terkelupas dan sedikit terbawa oleh angin dan air
sehingga cukup aman untuk dilakukan pembangunan di atasnya.
h. Pembuangan Limbah
Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Pembuangan Limbah bertujuan untuk mengetahui
daerah-daerah yang mampu untuk ditempati sebagai lokasi penampungan akhir dan pengolahan
limbah. Dalam analisis ini akan mengidentifikasi tingkatan untuk memperlihatkan wilayah
tersebut cocok atau tidak sebagai lokasi pembuangan. SKL pembuangan limbah kurang berarti
wilayah tersebut kurang/tidak mendukung sebagai tempat pembuangan limbah.
Sumber : Analisis Tapak Blok 5 RE, 2023
Lahan pada lokasi tapak memiliki dua kelas kemampuan lahan untuk pembuangan
limbah yaitu pada tingkat tinggi dan cukup. sehingga kawasan tersebut cocok untuk dijadikan
sebagai lokasi penampungan akhir dan pengolahan limbah.
3.1.1.7 Analisis Kemampuan Lahan
Lahan pada lokasi tapak memiliki satu kelas kemampuan lahan yaitu pada tingkat agak
tinggi dan sedang. Dapat diketahui bahwa lahan merupakan kawasan potensial untuk di bangun
maupun dikembangkan.
3.1.1.8 Guna Lahan
Jumlah penduduk merupakan jumlah orang yang berdomisili pada suatu daerah
yang sudah tercatat secara sah berdasarkan peraturan yang berlaku. Berdasarkan grafik
diatas, Jumlah Penduduk Kelurahan Tejosari pada tahun 2022 berjumlah 3.709 jiwa.
C. Pendidikan
Diagram Tingkat Pendidikan Kelurahan Tejosari
Dari grafik di atas dapat kita ketahui melalui data monografi Kelurahan Tejosari
Kecamatan Metro Timur, Penduduk yang ada di Kelurahan Tejosari mayoritas tingkat
pendidikan terakhirnya yaitu sarjana ( S1-S3 ).
D. Agama
3.1.2.2 Ekonomi
A. Sektor Ekonomi Unggulan
1 Pedagang 312
2 Petani 580
Berdasarkan hasil Survey melalui Wawancara yang kami lakukan, Kegiatan usaha
di Kelurahan Tejosari di dominasi oleh pekerjaan sebagai petani, buruh dan usaha warung
atau toko, pedagang makanan dan usaha bangunan seperti plafon. Dan berdasarkan data
yang kami dapat ada 312 orang yang bekerja dengan mata pencarian utama atau
sampingan sebagai pedagang, 580 bekerja sebagai petani, 153 bekerja sebagai Pegawai
Negeri dan 201 bekerja sebagai Karyawan Swasta.
C. Produktivitas Kawasan
D. Pendapatan Penduduk
3.1.2.3 Budaya
A. Historis Kawasan Kelurahan Tejosari
Kelurahan Tejosari,Kecamatan Metro Timur awal terbentuknya pada tahun 1938
oleh pemerintah kolonial belanda yang penduduknya berasal dari penduduk pulau jawa,
yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sebelum menjadi Kelurahan mula-mula disebut
bedeng 24 yang terdiri dari :
● Penempatan pertama disebut Bedeng 24 Polos Tejomulyo
● Penempatan kedua disebut Bedeng 24A Tejosari
● Penempatan ketiga disebut Bedeng 24B Tejoagung.
Dari bedeng-bedeng tersebut terbentuklah suatu Desa yang diberi nama Desa
Tejosari,adapun yang memberi nama Tejosari adalah Kepala Desa yaitu Bapak Sonorejo.
Dari tahun 1981 sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1979 tentang
Pemerintahan Desa, Desa Tejosari ditingkatkan statusnya menjadi kelurahan. Kemudian
dengan berlakunya Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2000 maka Kelurahan Tejosari
dimekarkan menjadi dua kelurahan yaitu Kelurahan Tejosari dan Kelurahan Tejoagung.
C. Kearifan Lokal
Berdasarkan hasil digitasi dari Bhumi ATR/BPN, dapat disimpulkan bahwa Status
Kepemilikan Lahan Kawasan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) didominasi oleh
Sertifikat Sertifikat Hak Pakai sebesar 33,06% sisanya dengan kepemilikan kosong sebesar
10,83%.
Setelah melakukan observasi mengenai jalan eksisting di wilayah sekitar lokasi tapak
didapatkan jenis jalan kolektor, jalan lokal, dan lan lingkungan. Berdasarkan SNI
03-6967-2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006, lebar jalan minimal pada jalan
kolektor adalah sembilan meter (9 m), pada jalan lokal adalah tujuh setengah meter ( 7,5 m), dan
pada jalan lingkungan adalah enam setengah meter ( 6,5 m). Pada hasil observasi didapatkan
hasil yang terlihat pada tabel.
A. Penampang Jalan
Peta diatas menunjukkan sirkulasi jaringan jalan di lokasi tapak di Kecamatan Metro
Timur. Arah panah ke Barat merupakan sirkulasi menuju Metro Selatan dan Arah panah ke
Timur merupakan sirkulasi menuju Lampung Timur. Berdasarkan hasil observasi yang telah
dilakukan di temukan bahwa sirkulasi kendaraan di jalan sekitar lokasi tapak tergolong lancar
dan tidak ditemukannya kemacetan. Hal ini dipengaruhi oleh volume kendaraan yang rendah.
Begitu pula dengan akses menuju lokasi tapak tergolong mudah dikarenakan letaknya yang
berada di daerah stadion tejosari.
Pada kawasan tapak blok 1 memiliki arus lalu lintas pada kedua jalan dengan indikator
LOS A dan LOS B yang ditunjukkan dari hasil observasi perhitungan lalu lintas kendaraan. LOS
A menunjukkan arus bebas, volume rendah dan kecepatan tinggi dan LOS B Arus stabil,
kecepatan sedikit terbatas oleh lalu lintas.
Penerangan Jalan Umum atau yang biasa disingkat PJU adalah lampu yang dipergunakan untuk
memberikan penerangan pada jalan di malam hari. Fungsi utama dari PJU adalah memberikan
pencahayaan buatan bagi pengguna jalan, sehingga mereka merasa aman dalam melakukan aktivitas
perjalanan di malam hari. Berdasarkan hasil eksisting penerangan jalan umum yang berada di blok 5
dapat dikatakan belum mencukupi untuk dapat menerangi jalanan.
3.1.4.3 Pelayanan Umum
Berdasarkan hasil observasi, pelayanan umum yang berada di blok 5 antara lain Pemkot
PRSI (Persatuan Renang Seluruh Indonesia) Kota Metro, KONI (Komite Olahraga Nasional
Indonesia) Kota Metro, dan UPTD Pengelola Gelanggang Olahraga. Kantor pelayanan umum
pemerintah tersebut terletak di sarana olahraga, sehingga dapat memudahkan untuk
berkoordinasi dengan pemerintah.
3.1.4.4 Fasilitas Olahraga
Berdasarkan hasil observasi, fasilitas olahraga seluruhnya berada di blok 5 yakni antara
lain Bangunan Stadion dengan Lapangan Sepak Bola dan Lapangan Lari, Lapangan Tembak,
Lapangan Volly, Sport Hall, dan Kolam Renang. Fasilitas olahraga tersebut dibagi menjadi
fasilitas publik, semi publik, dan private. Untuk fasilitas publik sendiri terdiri dari bangunan
stadion dengan Lapangan Bola dan Lapangan Lari, semi publik yakni kolam renang karena
masuk ke dalamnya harus membayar tiket terlebih dahulu, dan fasilitas private yakni milik
SMANO Lapangan Volly dan Sport Hall namun terkadang ada beberapa event tertentu fasilitas
tersebut dapat dipakai umum dan juga Lapangan Tembak milik Polresta Metro.
3.1.4.5 Ruang Terbuka Hijau
Pada Blok 5 terdapat Ruang terbuka hijau yaitu Hutan Kota yang dapat digunakan
sebagai tempat bersantai dan mnghilangkan penat.
3.1.4.6 Perniagaan
Pada blok 5 terdapat 2 titik PKL yang berada di pinggir lahan parkir Stadion Tejosari,
yaitu berupa warung kecil.
BAB 4
KONSEP RANCANGAN
4.1 Desain Respon
Menurut (De Chiara et al., 1989) pada bukunya “Standar Perencanaan Tapak” ,
perencanaan tapak merupakan sebuah perencanaan dan desain tapak (site) melalui analisis
karakteristik fisik dan non fisik kota untuk membentuk suatu desain kawasan fungsional tertentu
pada suatu kota. Dalam melakukan perencanaan tapak diperlukan sebuah tahapan analisis agar
dapat mengeluarkan suatu rancangan desain tapak yang sesuai. Sehingga desain tapak menjadi
aplikatif karena telah mempertimbangkan kondisi eksisting dari lokasi tapak. Hasil dari
keseluruhan analisis tapak yang dilakukan akan memunculkan perencanaan zonasi kawasan.
Data yang diperoleh akan menjadi dasar pemodelan pertimbangan perancangan kawasan.
A. Arah Matahari
Eksisting Desain Respon
Pada eksisting matahari terbit di sebelah timur tapak, tepatnya di sisi yang berbatasan
dengan jalan utama dan Matahari terbenam di sebelah barat tapak, tepatnya di sisi yang
menghadap ke arah tapak. Sedangkan pada rancangan dengan memberikan pepohonan besar di
area stadion sebagai filter dan pemantulan sekaligus memberikan kesejukan maka letak
bayangan matahari membujur melengkung sepanjang site. Hali ini mempengaruhi terhadap
perancangan lapangan sepak bola yang menghindari silau matahari.
B. Kebisingan
4.2 Preseden
A.Manchester Aquatic Center
Manchester Aquatics Centre adalah fasilitas yang terletak di pusat area mahasiswa
Manchester, menawarkan kolam renang 50m, kolam selam, kolam latihan, dan tiga pusat
kebugaran berkualitas tinggi. Kolam renang ini memiliki konsep ramah lingkungan
dengan menggunakan energi ramah lingkungan yang berasal dari panel surya di atas atap
kolam. Manchester Aquatics Centre terletak di 2 Booth Street East, Ardwick, Manchester
M139SS, Inggris.
Misi
Ruang terbuka (Open Space) dapat berupa jalan, sungai , RTH. Dalam dunia
perencanaan, ruang terbuka selalu berkaitan dengan perabot RTH ataupun jalan (street furniture).
Maksud dari perabot RTH/jalan yaitu lampu penerangan, lampu jalan, dan sebagainya. Pada
lokasi tapak terdapat ruang terbuka yaitu RTH berupa lapangan yang ada di dalam stadion dan
hutan kota yang berada di samping stadion.
5.1.5 Sirkulasi Eksternal & Internal
A. Sirkulasi Pejalan Kaki
Pengembangan Stadion Tejosari yang terletak di Kecamatan Metro Timur, Kota Metro ini
nantinya dirancang untuk berbagai kegiatan, termasuk pertandingan sepak bola, latihan olahraga,
rekreasi dan kegiatan lainnya dengan tetap mempertahankan fungsi RTH yang ada. Karakteristik
pengguna stadion ini yaitu terdiri dari berbagai kalangan mulai dari pengelola, para atlet hingga
pengunjung (masyarakat umum).
Berdasarkan analisis tersebut, sarana pendukung aktivitas yang perlu disediakan di stadion
Tejosari yaitu :
● Parkir
● Musholla
● Area rekreasi (taman, playground)
● Area toilet
● Sport Hall
● Gym outdoor
● Kolam indoor
● TPS
A. Papan penanda
Berdasarkan analisis tersebut maka papan penanda yang perlu disediakan di Stadion Tejosari
yaitu :
● Papan tanda penunjuk, untuk memberikan petunjuk kepada pengunjung stadion seperti
arah menuju toilet, tempat duduk, dan fasilitas lainnya.
● Papan penanda jalur evakuasi, yang memuat jalur evakuasi yang aman dalam keadaan
darurat.
● Papan tanda larangan, untuk melarang tindakan-tindakan yang membahayakan
keselamatan seperti membawa benda berbahaya, merokok dan menyalakan api.
● Papan informasi
● Papan skor
● Papan iklan
B. Penerangan Jalan
C. Pedestrian
C. Potongan Melintang