Anda di halaman 1dari 95

PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

KABUPATEN DELI SERDANG

BAB V
KAJIAAN ANALISIS

5.1 ANALISIS KARAKTERISTIK SOSIAL KEPENDUDUKAN


5.1.1 Analisis Sebaran Kepadatan Penduduk Untuk 20 Tahun Kedepan

Analisis sebaran kepadatan penduduk untuk 20 (dua puluh) tahun kedepan menunjukkan
persebaran penduduk pada luasan kecamatan yang diproyeksikan berdasarkan data time series 5
tahunan, yakni dari tahun 2010 hingga 2014.

Jika dilihat dari jumlah penduduk Kota Kendari dalam kurun waktu 5 tahun terakhir,
Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2014 memiliki penduduk sejumlah 1.886.388 jiwa, dengan
jumlah penduduk terbanyak bermukim di Kecamatan Percut Sei Tuan dan Kecamatan Tanjung
Merawa. Sedangkan Kecamatan Gunung Meriah dan Bangun Purba memiliki jumlah penduduk
yang relatif kecil. Pertambahan penduduk terjadi secara eksponensial dengan tingkat pertumbuhan
tertinggi pada Kecamatan Beringin, dengan rata-rata pertumbuhan 10,75%,menyusul kemudian
Kecamatan Lubuk Pakam dan Kecamatan Patumbak dengan rata-rata 7,67 % dan 3,66%.
Sementara rata-rata pertumbuhan terendah terjadi di Kecamatan Biru-biru yakni 0,17%, kemudian
menyusul Kecamatan STM Hilir dengan 0,17%. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel V.1
dan Gambar 5.1 di bawah ini.

Dari Tabel V.1. dapat dilihat bahwa pertambahan penduduk mengarah ke bagian timur
wilayah perencanaan yaitu pada daerah-daerah yang cepat berkembang yaitu pada kecamatan
Lubuk Pakam dan Kecamatan Beringin, yang memiliki rata-rata pertumbuhan yang lebih tinggi
dibandingkan kecamatan-kecamatan di bagian barat-selatan wilayah perencanaan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

LAPORAN AKHIR V-1


PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tabel V.1
Jumlah Penduduk berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Deli SerdangTahun 2010-2014

Jumlah Penduduk Jiwa Laju


No Kecamatan Pertumbuhan
2010 2011 2012 2013 2014 Penduduk (%)

1 Gunung Meriah 2,474 2,472 2,508 2,566 2,632 1.25


2 STM. Hulu 13,131 12,333 12,445 12,690 12,994 1.05
3 Kutalimbaru 22,293 19,654 19,863 20,286 20,756 1.10
4 Sibolangit 38,674 35,870 36,196 37,002 37,758 1.04
5 Pancur Batu 87,267 84,919 85,734 87,560 89,469 0.52
6 Namo Rambe 29,050 36,651 36,982 37,747 38,583 1.04
7 Biru-Biru 35,633 34,020 34,338 35,090 35,887 0.17
8 STM. Hilir 31,918 30,563 30,860 31,547 32,267 0.25
9 Bangun Purba 39,476 21,550 21,763 22,237 22,749 1.09
10 Galang 72,197 61,508 62,106 63,476 64,912 1.09
11 Tanjung Morawa 186,329 192,759 194,461 198,514 202,870 1.72
12 Patumbak 78,544 88,961 89,712 91,545 93,522 3.66
13 Deli Tua 60,119 60,624 61,196 62,503 63,877 1.22
14 Sunggal 240,746 244,187 246,440 251,575 257,070 1.32
15 Hamparan Perak 149,661 150,054 151,453 154,620 158,034 1.10
16 Labuhan Deli 57,365 60,190 60,761 62,039 63,431 2.04
17 Percut Sei Tuan 353,588 384,672 388,324 396,656 405,434 2.82
18 Batang Kuis 52,851 56,270 56,788 57,993 59,281 2.35
19 Pantai Labu 46,641 43,135 43,510 44,440 45,440 1.05
20 Beringin 55,578 52,415 26,059 54,078 55,276 10.75
21 Lubuk Pakam 98,271 80,847 41,158 83,530 85,366 7.67
22 Pagar Merbau 36,545 36,777 37,107 37,921 38,780 1.20

Jumlah 1.788.351 1.790.431 1.739.764 1.845.615 1.886.388 2.07


Sumber: Deli Serdang Dalam Angka 2014

LAPORAN AKHIR V-2


PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Gambar 5.1
Peta Kecamatan Dengan Rata-Rata Pertumbuhan

LAPORAN AKHIR V-3


PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Jika dibandingkan antara jumlah populasi dan area kecamatan, terlihat bahwa kepadatan
tertinggi masih didominasi oleh kecamatan-kecamatan yang terletak di kawasan perkotaan yang
berbatasan dengan wilayah administrasi Kota Medan seperti Kecamatan Lubuk Pakam, Kecamatan
Tanjung Morawa, Kecamatan Patumbak, Kecamatan Deli Tua, Kecamatan Sunggal, serta
kecamatan-kecamatan yang terletak di sekitar Bandara Kualanamu seperti Kecamatan Percut Sei
Tuan, dan Kecamatan Batang Kuis. Untuk lebih jelasnya mengenai kepadatan dan distribusi
pendududuk dapat dilihat pada Tabel V.2 dibawah ini.

Tabel V.2
Kepadatan dan Distribusi Penduduk 2010-2014
Luas Kepadatan Penduduk ( Jiwa/Km)
NO Kecamtan
(Km) 2010 2011 2012 2013 2014
1 Gunung Meriah 76,65 32 77 33 78 34
2 STM. Hulu 223,38 59 210 59 214 61
3 Kutalimbaru 174,92 127 154 129 157 132
4 Sibolangit 179,96 215 167 217 171 221
5 Pancur Batu 121,05 721 118 728 120 744
6 Namo Rambe 62,30 466 79 471 80 481
7 Biru-Biru 89,69 397 86 401 88 410
8 STM. Hilir 190,50 168 182 169 186 173
9 Bangun Purba 129,95 304 71 307 72 314
10 Galang 150,29 480 128 485 131 496
11 Tanjung Morawa 131,75 1,414 136 1,427 139 1,458
12 Patumbak 46,79 1,679 53 1,693 54 1,729
13 Deli Tua 9,36 6,423 9 6,484 10 6,626
14 Sunggal 92,52 2,602 94 2,626 96 2,683
15 Hamparan Perak 230,15 650 231 656 236 671
16 Labuhan Deli 127,23 451 133 455 136 465
17 Percut Sei Tuan 190,79 1,853 208 1,871 212 1,912
18 Batang Kuis 40,34 1,310 43 1,322 44 1,352
19 Pantai Labu 81,85 570 76 575 77 588
20 Beringin 52,69 1,055 50 524 103 536
21 Lubuk Pakam 31,19 3,151 26 1,604 52 1,639
22 Pagar Merbau 62,89 581 63 586 65 600
Jumlah/rata-rata 2496,24 1,123 109 1,037 115 1,060
Sumber : Analisa

LAPORAN AKHIR V-4


PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Berdasarkan rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk eksponensial selama periode lima


tahun yaitu sekitar 2,07 persen/tahun dan kemudian di proyeksikan jumlah penduduk Kabupaten
Deli Serdang untuk jangka waktu 20 tahun ke depan. Perhitungan proyeksi ini nantinya akan sangat
diperlukan sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan rumah ( backlock) sampai akhir tahun
perencanaan. Berikut adalah hasil perhitungan proyeksi penduduk di Kabupaten Deli Serdang
(Tabel V.3).
Tabel V.3
Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Deli serdang 20 Tahun Kedepan (2015-2035)
Jumlah Penduduk (Jiwa)
NO Kecamatan
2015 2020 2025 2030 2035
1 Gunung Meriah 2.665 2.698 2.872 3.056 3.252
2 STM. Hulu 13.131 13.269 13.984 14.737 15.531
3 Kutalimbaru 20.985 21.216 22.411 23.673 25.007
4 Sibolangit 38.149 38.544 40.582 42.728 44.987
5 Pancur Batu 89.931 90.394 92.750 95.167 97.647
6 Namo Rambe 38.983 39.388 41.473 43.669 45.982
7 Biru-Biru 35.949 36.012 36.326 36.643 36.963
8 STM. Hilir 32.347 32.427 32.829 33.236 33.649
9 Bangun Purba 22.998 23.249 24.549 25.921 27.370
10 Galang 65.618 66.332 70.020 73.914 78.023
11 Tanjung Morawa 206.364 209.919 228.632 249.012 271.210
12 Patumbak 96.947 100.497 120.295 143.994 172.362
13 Deli Tua 64.659 65.450 69.553 73.913 78.547
14 Sunggal 260.474 263.922 281.862 301.022 321.484
15 Hamparan Perak 159.770 161.526 170.597 180.178 190.297
16 Labuhan Deli 64.728 66.051 73.083 80.864 89.473
17 Percut Sei Tuan 416.866 428.621 492.558 566.033 650.467
18 Batang Kuis 60.672 62.096 69.731 78.305 87.934
19 Pantai Labu 45.918 46.401 48.892 51.517 54.282
20 Beringin 61.220 67.802 112.982 188.268 313.721
21 Lubuk Pakam 91.909 98.954 143.156 207.102 299.613
22 Pagar Merbau 39.245 39.715 42.152 44.739 47.484
Jumlah Total 1.929.527 1.974.483 2.231.290 2.557.692 2.985.284

LAPORAN AKHIR V-5


PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Sumber : Analisa
Dari tabel di atas terlihat bahwa penduduk Deli Serdang di tahun 2015
berjumlah 1.929.527 jiwa, dan kemudian 20 tahun yang akan datang yaitu di tahun
2035 berjumlah 2.985.692 jiwa ataun naik hampir 2 kali lipat. Terlihat adanya
perubahan demografi yang signifikan yakni kecamatan-kecamatan dengan yang
menempati 3 teratas yaitu kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar adalah
Kecamatan Percut Sei Tuan, kecamatan Sunggal, dan Kecamatan Beringin.
Sedangkan Sedangkan kecamatan-kecamatan yang terletak di bagian selatan
seperti Kecamatan Sibolangit, Biru-Biru, Bangun Purba, STM Hilir, STM Hulu dan
Gunung Meriah dapat dibatasi pertumbuhan jumlah populasinya. Untuk lebih
jelasnya mengenai distribusi penduduk Kabupaten Deli Serdang sampai Tahun
2035 dapat dilihat pada Gambar 5.2.

Pada tahun 2035, rata-rata kepadatan penduduk di Kabupaten Deli


Serdang adalah 2.049 jiwa/Km2, atau masuk dalam kategori kepadatan rendah.
Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Lubuk
Pakam dengan 9.606 jiwa/Km2. Angka kepadatan ini jauh melampaui kecamatan-
kecamatan lainnya. Di lain pihak, Kecamata STM Hulu yang memiliki wilayah yang
relatif luas, hanya memiliki angka kepadatan 70 jiwa/Km2 atau jauh dibawah angka
rata-rata kepadatan Kabupaten Deli Serdang. Dengan demikian, pertumbuhan
perumahan baru harus diupayakan agar dapat mendistribusikan penduduk secara
lebih merata lagi, utamanya ke kecamatan-kecamatan yang memiliki potensi untuk
pengembangan perumahan dan permukiman di Kabupaten Deli Serdang.

5.1.2 Identifikasi Jumlah Kepala Keluarga

Identifikasi jumlah rumah tangga (KK) dilakukan dengan mengikuti


ketentuan BPS yakni dalam satu rumah tangga memiliki 4 (empat) anggota
keluarga atau jiwa. Dari tabel di bawah ini terlihat bahwa jumlah KK di tahun 2035
adalah 746.321 Rumah Tangga, dengan jumlah terbanyak berada di Kecamatan
Percut Sei Tuan, dan jumlah terkecil di Kecamatan Gunung Meriah. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel V.5 dibawah ini.

LAPORAN AKHIR V-6


PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tabel V.4
Proyeksi Kepadatan dan Distribusi Penduduk 2015-2035

Luas Kepadatan Penduduk ( Jiwa/Ha)


NO Kecamatan
(Km²) 2015 2020 2025 2030 2035

1 Gunung Meriah 76.65 35 35 37 40 42

2 STM. Hulu 223.38 59 59 63 66 70

3 Kutalimbaru 174.92 120 121 128 135 143

4 Sibolangit 179.96 212 214 226 237 250

5 Pancur Batu 121.05 743 747 766 786 807

6 Namo Rambe 62.30 626 632 666 701 738

7 Biru-Biru 89.69 401 402 405 409 412

8 STM. Hilir 190.50 170 170 172 174 177

9 Bangun Purba 129.95 177 179 189 199 211

10 Galang 150.29 437 441 466 492 519

11 Tanjung Morawa 131.75 1,566 1,593 1,735 1,890 2,059

12 Patumbak 46.79 2,072 2,148 2,571 3,077 3,684

13 Deli Tua 9.36 6,908 6,992 7,431 7,897 8,392

14 Sunggal 92.52 2,815 2,853 3,047 3,254 3,475

15 Hamparan Perak 230.15 694 702 741 783 827

16 Labuhan Deli 127.23 509 519 574 636 703

17 Percut Sei Tuan 190.79 2,185 2,247 2,582 2,967 3,409

18 Batang Kuis 40.34 1,504 1,539 1,729 1,941 2,180

19 Pantai Labu 81.85 561 567 597 629 663

20 Beringin 52.69 1,162 1,287 2,144 3,573 5,954

21 Lubuk Pakam 31.19 2,947 3,173 4,590 6,640 9,606

22 Pagar Merbau 62.89 624 631 670 711 755

Jumlah Total 2496.24 1,206 1,239 1,433 1,693 2,049


Sumber: Analisa

LAPORAN AKHIR V-7


PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Gambar 5.2
Peta Distribusi Penduduk di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2035

LAPORAN AKHIR V-8


PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tabel V.5
Proyeksi Jumlah Rumah Tangga (RT) Tahun 2015-2035

Jumlah Rumah Tangga (RT)


NO Kecamatan
2015 2020 2025 2030 2035

1 Gunung Meriah 666 675 718 764 813

2 STM. Hulu 3,283 3,317 3,496 3,684 3,883

3 Kutalimbaru 5,246 5,304 5,603 5,918 6,252

4 Sibolangit 9,537 9,636 10,146 10,682 11,247

5 Pancur Batu 22,483 22,599 23,188 23,792 24,412

6 Namo Rambe 9,746 9,847 10,368 10,917 11,495

7 Biru-Biru 8,987 9,003 9,082 9,161 9,241

8 STM. Hilir 8,087 8,107 8,207 8,309 8,412

9 Bangun Purba 5,749 5,812 6,137 6,480 6,843

10 Galang 16,405 16,583 17,505 18,478 19,506

11 Tanjung Morawa 51,591 52,480 57,158 62,253 67,802

12 Patumbak 24,237 25,124 30,074 35,999 43,090

13 Deli Tua 16,165 16,362 17,388 18,478 19,637

14 Sunggal 65,118 65,981 70,466 75,255 80,371

15 Hamparan Perak 39,943 40,382 42,649 45,045 47,574

16 Labuhan Deli 16,182 16,513 18,271 20,216 22,368

17 Percut Sei Tuan 104,217 107,155 123,140 141,508 162,617

18 Batang Kuis 15,168 15,524 17,433 19,576 21,984

19 Pantai Labu 11,479 11,600 12,223 12,879 13,571

20 Beringin 15,305 16,951 28,246 47,067 78,430

21 Lubuk Pakam 22,977 24,739 35,789 51,776 74,903

22 Pagar Merbau 9,811 9,929 10,538 11,185 11,871

Jumlah Total 482,382 493,621 557,823 639,423 746,321


Sumber: Analisa

LAPORAN AKHIR V-9


PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

5.2 ANALISIS KEBUTUHAN RUMAH


5.2.1 Kebutuhan Rumah (Back Lock)

Analisis kebutuhan rumah di Kabupaten Deli Serdang dihitung dengan menggunakan


pendekatan sebagai berikut :

1. Satu unit hunian akan ditempati oleh satu keluarga (1 unit = 1 KK)

2. Prediksi jumlah KK ditentukan dengan membagi jumlah penduduk dengan rata-rata jumlah
jiwa / KK, yaitu 4 jiwa / KK.

Untuk menghitung prediksi kebutuhan tambahan rumah (termasuk backlog rumah) digunakan
asumsi jumlah kebutuhan hunian untuk setiap periode tahun (X) ditentukan dengan mengurangi
jumlah KK pada tahun (X) dengan jumlah Rumah pada tahun (X-1).

Berdasarkan hasil proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang sampai tahun 2035
adalah sebanyak 2.985.284 jiwa. Sehingga jika dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2015
adalah sebesar 1.929.527 jiwa, terdapat penambahan penduduk sebanyak 1.055.757 jiwa dan
dengan asumsi 1 kk terdiri dari 4 orang,

Jumlah rumah pada tahun 2014 adalah sebanyak 471.601 unit, dan dihitung berdasarkan
jumlah penduduk maka pada tahun 2035 dibutuhkan rumah sebanyak 746.321 unit, maka
kebutuhan tambahan rumah sampai dengan tahun 2035 dibutuhkan sebanyak 274.720 unit rumah.

5.2.2 Kebutuhan Lahan Pengembangan Perumahan

Prediksi kebutuhan lahan bagi pengembangan perumahan Kabupaten Deli Serdang dalam
upaya memenuhi kebutuhan hunian penduduk, asumsi yang digunakan sebagai berikut :

1. Sesuai dengan RTRW Kabupaten Deli Serdang, dalam hal ketentuan klasifikasi type kavling
perumahan :
- Kavling type besar : 250 m2
- Kavling type sedang : 150 m2
- Kavling type kecil : 100 m2

2. Sesuai dengan kebijakan pola hunian berimbang 1 : 3 : 6.

LAPORAN AKHIR V - 10
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

3. Luas lahan perumahan yang dialokasikan adalah sebesar 70% dari luas lahan total bagi
pengembangan perumahan/pemukiman, sedangkan sisanya sebesar 30% dialokasikan
sebagai lahan bagi penyediaan sirkulasi (jalan) dan utilitas umum.

Adapun komposisi jenis kavling rumah yang diusulkan untuk tahun 2035 adalah sebagai
berikut :

1. ukuran 250 m2 (74.632 unit), ukuran 150 m2 (223.896 unit), ukuran 100 m2 (447.793 unit). Untuk
rumah susun/flat diusulkan di kawasan-kawasan yang mempunyai tingkat kepadatan penduduk
tinggi seperti di Lubuk Pakam, Kecamatan Tanjung Morawa, Kecamatan Patumbak,
Kecamatan Deli Tua, dan Kecamatan Sunggal, yang diasumsikan 10% dari penduduk di ketiga
kecamatan tersebut menggunakan rumah susun/flat.

2. Kebutuhan lahan untuk kavling rumah :


- Kavling rumah type besar = 1.866 Ha
- Kavling rumah type sedang = 3.358 Ha
- Kavling rumah type kecil = 4.478 Ha
Jumlah = 9.702 Ha

Dari hasil perhitungan diketahui bahwa sampai dengan tahun 2035 kebutuhan lahan untuk
kawasan perumahan adalah seluas 9.702 Ha. Untuk itu pengembangan perumahan di Kabupaten
Deli Serdang 20 (dua puluh) tahun ke depan harus dilakukan dengan pola perbaikan rumah sesuai
dengan luas klasifikasi type rumah, seperti perbaikan kawasa kumuh di Kabupaten Deli Serdang,
serta penambahan rumah berdasarkan kebutuhan rumah pada setiap tahunnya berdasarkan
perhitungan dibawah ini (Tabel Tabel V.6 dan Tabel V.7) .

LAPORAN AKHIR V - 11
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

LAPORAN AKHIR V - 12
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tabel V.6
Perkiraan Kebutuhan Rumah dirinci Berdasarkan Jenis Rumah di Kabupaten Deli Serdang Sampai Tahun 2035
Jumlah Rata-Rata Kebutuhan Rumah (Unit)/Tahun Kebutuhan Luas Lahan Sampai Tahun 2035
No Kecamatan Rumah Anggota Type Type Type Jumlah
Tahun 2014 RT 2015 2020 2025 2030 2035
Besar Sedang Kecil (Ha)
1 Gunung Meriah 658 4 666 675 718 764 813 2.03 3.66 4.88 10.57
2 STM Hulu 3,249 4 3,283 3,317 3,496 3,684 3,883 9.71 17.47 23.30 50
3 Sibolangit 9,440 4 9,537 9,636 10,146 10,682 11,247 28.12 50.61 67.48 146
4 Kutalimbaru 5,189 4 5,246 5,304 5,603 5,918 6,252 15.63 28.13 37.51 81
5 Pancur Batu 22,367 4 22,483 22,599 23,188 23,792 24,412 61.03 109.85 146.47 317
6 Namorambe 9,646 4 9,746 9,847 10,368 10,917 11,495 28.74 51.73 68.97 149
7 Biru-Biru 8,972 4 8,987 9,003 9,082 9,161 9,241 23.10 41.58 55.44 120
8 STM Hilir 8,067 4 8,087 8,107 8,207 8,309 8,412 21.03 37.86 50.47 109
9 Bangun Purba 5,687 4 5,749 5,812 6,137 6,480 6,843 17.11 30.79 41.06 89
10 Galang 16,228 4 16,405 16,583 17,505 18,478 19,506 48.76 87.78 117.03 254
11 Tanjung Morawa 50,718 4 51,591 52,480 57,158 62,253 67,802 169.51 305.11 406.81 881
12 Patumbak 23,381 4 24,237 25,124 30,074 35,999 43,090 107.73 193.91 258.54 560
13 Deli Tua 15,969 4 16,165 16,362 17,388 18,478 19,637 49.09 88.37 117.82 255
14 Sunggal 64,268 4 65,118 65,981 70,466 75,255 80,371 200.93 361.67 482.23 1,045
15 Hamparan Perak 39,509 4 39,943 40,382 42,649 45,045 47,574 118.94 214.08 285.45 618
16 Labuhan Deli 15,858 4 16,182 16,513 18,271 20,216 22,368 55.92 100.66 134.21 291
17 Percut Sei Tuan 101,359 4 104,217 107,155 123,140 141,508 162,617 406.54 731.78 975.70 2,114
18 Batang Kuis 14,820 4 15,168 15,524 17,433 19,576 21,984 54.96 98.93 131.90 286
19 Pantai Labu 11,360 4 11,479 11,600 12,223 12,879 13,571 33.93 61.07 81.42 176
20 Beringin 13,819 4 15,305 16,951 28,246 47,067 78,430 196.08 352.94 470.58 1,020
21 Lubuk Pakam 21,342 4 22,977 24,739 35,789 51,776 74,903 187.26 337.06 449.42 974
22 Pagar Merbau 9,695 4 9,811 9,929 10,538 11,185 11,871 29.68 53.42 71.23 154
Jumlah 471,601 4 482,382 493,621 557,823 639,423 746,321 1,866 3,358 4,478 9,702
Sumber: Analisa

LAPORAN AKHIR V - 13
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tabel V.7
Perkiraan Kekurangan Rumah di Kabupaten Deli Serdang
Sampai Tahun 2035
Kekurangan Jumlah Rumah (Unit)
No Kecamatan
2015 2020 2025 2030 2035
1 Gunung Meriah 8 17 60 106 155
2 STM Hulu 34 68 247 435 634
3 Sibolangit 97 196 706 1,242 1,807
4 Kutalimbaru 57 115 414 729 1,063
5 Pancur Batu 116 232 821 1,425 2,045
6 Namorambe 100 201 722 1,271 1,849
7 Biru-Biru 15 31 110 189 269
8 STM Hilir 20 40 140 242 345
9 Bangun Purba 62 125 450 793 1,156
10 Galang 177 355 1,277 2,250 3,278
11 Tanjung Morawa 873 1,762 6,440 11,535 17,084
12 Patumbak 856 1,743 6,693 12,618 19,709
13 Deli Tua 196 393 1,419 2,509 3,668
14 Sunggal 850 1,713 6,198 10,987 16,103
15 Hamparan Perak 434 873 3,140 5,536 8,065
16 Labuhan Deli 324 655 2,413 4,358 6,510
17 Percut Sei Tuan 2,858 5,796 21,781 40,149 61,258
18 Batang Kuis 348 704 2,613 4,756 7,164
19 Pantai Labu 119 240 863 1,519 2,211
20 Beringin 1,486 3,132 14,427 33,248 64,611
21 Lubuk Pakam 1,635 3,397 14,447 30,434 53,561
22 Pagar Merbau 116 234 843 1,490 2,176
Jumlah 10,781 22,020 86,222 167,822 274,720
Sumber: Analisa

5.3 ANALISISIS POLA DAN KECENDERUNGAN PERKEMBANGAN


PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

5.3.1 Pola dan Sebaran Kawasan Permukiman

Bintarto (1979). menulis bahwa ketidakpuasan orang membincangkan pola pemukiman


(settlements) secara deskriptif menimbulkan gagasan untuk membincangkanya secara kualitatif.

LAPORAN AKHIR V - 14
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Peter Haggett dalam Bintarto (1979) menyampaikan bahwa pola pemukiman yang
dikatakan seragam (uniform), Random, mengelompok (clustered) dan lain
sebagainya dapat diberikan ukuran yang berifat kuantitatif.

Gambar 5.3
Pola Permukiman

Berdasarkan kriteria diatas dapat disimpulkan bahwa permukiman di Kabupaten Deli


Sedang adalah berpola cluster cenderung random yang penyebaran mengikuti perkembangan kota.
dapat dikatakan bahwa semakin berkembang kota maka sebaran pemukiman akan semakin
menyebar merata ke setiap penjuru kawasan kota. Pada umumnya permukiman di Kabupaten Deli
Serdang dapat dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu:

a. Permukiman Perkotaan
Kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Deli Sedang berada pada kecamatan-kecamatan
yang berbatasan dengan Kota Medan dan kecamatan-kecamatan yang berfungsi sebagai Pusat
Kegiatan Primer maupun Pusat Kegiatan Sekunder dalam RTR Kawasan Perkotaan Mebidangro,
antara lain :
- Kecamatan Lubuk Pakam. Labuhan Deli. Hamparan Perak. Sunggal. Namorambe. Pancur
Batu. Deli Tua. Patumbak. Tanjung Morawa. Pagar Merbau. Batang Kuis. Percut Sei Tuan.
dan Kecamatan Galang.
- Pengembangan kawasan permukiman perkotaan juga dikembangkan pada kawasan industri
untuk mendukung kawasan industri yang ada. antara lain Pengembangan Kota Mandiri pada
Kawasan Industri Terpadu di Kecamatan Percut Sei Tuan. Batang Kuis. Labuhan Deli.
Tanjung Morawa dan Kecamatan Beringin. Pada kawasan perkotaan tersebut juga akan
dikembangkan sarana dan prasarana kota seperti; jalan bebas hambatan. Mass Train.
jaringan kereta api. pengolahan limbah. air bersih. pembangkit listrik. Islamic Center dan
pusat kebudayaan. perkantoran dan pemerintahan. perumahan dan permukiman. pusat olah
raga dan taman kota.

LAPORAN AKHIR V - 15
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

b. Permukiman Perdesaan
Kawasan permukiman perdesaan di Kabupaten Deli Serdang berada pada kota-kota kecamatan
yang masih mengandalkan sektor pertanian sebagai penggerak perekonomian. seperti :
Kecamatan Sibolangit. Gunung Meriah. STM Hulu. Kutalimbaru. Biru-biru. STM Hilir. Bangun
Purba. sebagian Kecamatan Labuhan Deli. Pantai Labu. dan sebagian Kecamatan Beringin.
Untuk lebih jelasnya mengenai pola dan sebaran kawasan permukiman di Kabupaten Deli
Serdang dapat dilihat pada Gambar 5.4 dibawah ini.
5.3.2 Kecenderungan Perkembangan Perumahan dan permukiman
Kuswara (2004) dalam kajiannya mengungkapkan bahwa perumahan dan permukiman
merupakan tempat aktivitas yang memanfaatkan ruang terbesar dari kawasan budidaya.
Pengelolaan pembangunan perumahan harus memperhatikan ketersediaan sumberdaya
pendukung serta keterpaduannya dengan aktivitas lain. Dalam kenyataannya hal tersebut sering
terabaikan. sehingga tidak berfungsi secara optimal dalam mendukung suksesnya perkembangan
kota. Oleh karena itu. diperlukan upaya pengembangan perencanaan dan perancangan. serta
pembangunan perumahan yang kontributif terhadap tujuan penataan ruang.
Berdasarkan pengertian dasar tersebut tampak bahwa batasan aspek perumahan dan
permukiman sangat terkait erat dengan konsep lingkungan hidup dan penataan ruang. Lingkungan
permukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan
tanah dan ruang. prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktur. Prasarana lingkungan adalah
kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perkembangan perumahan adalah perwilayahan
(zoning); utilitas (utilities); faktor-faktor teknis (technical factors); lokasi (locations); estetika
(esthetics); komunitas (community); pelayanan kota (city services); dan biaya ( costs). Hal ini
dilakukan untuk itu diperlukan penyelidikan untuk menguji kelayakannya. Penentuan dan
perkembangan lokasi perumahan yang benar akan dapat menambah keuntungan. serta
mengurangi biaya dan resiko (Snyder dan Catanese. 1985).
Perkembangan pembangunan perumahan di Kabupaten Deli Serdang meningkat dari waktu
kewaktu. terlihat dari penggunaan lahan untuk permukiman dimana pada tahun 2010 tercatat
seluas 12.907 ha dan pada tahun 2015 menjadi 19.534 ha atau meningkat sebesar 6.627 ha dalam
5 tahun atau bertambah rata-rata 1.325 ha per tahun. Sejalan dengan perkembangan perumahan di
Kabupaten Deli Serdang. keberadaan lahan pertanian yakni berupa persawahan/tegalan dan
perkebunan besar pada daerah ini makin hari makin terdesak oleh kegiatan perkotaan seperti
permukiman. industri dan kegiatan perkotaan lainnya. terutama desakan perkembangan kota
Medan. Tanjung Morawa. Delitua dan Lubuk Pakam.

LAPORAN AKHIR V - 16
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Gambar 5.4
Peta Pola dan Sebaran Kawasan Permukiman di Kabupaten Deli Serdang

LAPORAN AKHIR V - 17
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Kecenderungan perkembangan perumahan yang paling cepat terjadi pada wilayah- wilayah
yang berbatasan langsung dengan Kota Medan. Perubahan penggunaan lahan tersebut sepertinya
sulit untuk dibendung karena pertambahan penduduk yang cukup tinggi di Kawasan Medan
dan Deli Serdang mengambil tempat untuk bermukim di wilayah dimaksud. Lahan-lahan
perkebunan besar yang terlantar atau HGU-nya tidak diperpanjang misalnya. dengan segera
berubah fungsi menjadi kawasan permukiman. Perubahan-perubahan yang sedemikian rupa yakni
dari perkebunan besar menjadi permukiman terdapat di Kecamatan Patumbak. Tanjung Morawa.
Percut Sei Tuan. Labuhan Deli. Sunggal. dan Pancur Batu.

Selain dari pada desakan Kota Medan pada wilayah-wilayah tertentu diatas. penggunaan
lahan didaerah pantai Kabupaten Deli Serdang. terutama di Kecamatan Batang Kuis. Pantai Labu
dan Beringin juga akan mengalami perubahan yang besar dalam waktu kurun waktu 10-20 tahun ke
depan sejalan dengan pembangunan Bandar Udara Internasional Kualanamu di Desa Pantai Labu
Kecamatan Beringin.

Perkembangan tersebut diatas mengambil tempat pada daerah dataran rendah dan
pantai. sehingga diperkirakan wilayah Kabupaten Deli Serdang yang berada dibagian utara jalan
negara Medan-Tebing Tinggi seluruhnya akan berubah menjadi kawasan perkotaan dan industri.
termasuk Kecamatan Batang Kuis dan Labuhan Deli. Untuk Kecamatan Galang. Bangun Purba.
STM Hilir. Namorambe. dan Pancur Batu. Sibolangit. STM Hulu. Tiga Juhar. dan Kecamatan
Kutalimbaru dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir ini juga mengalami perubahan yang siknifikan tetapi
tidak secepat wilayah pantai dan dataran rendah seperti diuraikan diatas. Untuk lebih jelasnya
mengenai kecenderungan perkembangan perumahan dan permukiman di Kabupaten Deli Serdang
dapat dilihat pada Gambar 5.5 dibawah ini

5.3.3 Identifikasi Jumlah Kawasan Dengan Penanganan Khusus

Kawasan perumahan dan permukiman yang membutuhkan penanganan khusus adalah


kawasan perumahan dan permukiman yang mengalami penurunan kualitas lingkungan, kawasan
permukiman kumuh, permukiman padat heterogen, kawasan pesisir, kawasan permukiman
tradisional, dan kawasan kota lama/kota tua identifikasi kawasan perumahan dan permukiman
yang memerlukan penanganan khusus tersebut didapatkan dari hasil survei lapangan dan
identifikasi peta citra satelit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel V.8 dibawah ini.

LAPORAN AKHIR V - 18
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Gambar 5.5
Peta Kecenderungan Perkembangan Permukiman di Kabupaten Deli Serdang

LAPORAN AKHIR V - 19
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tabel V.8
Tipologi Permukiman dan Permasalahan Infrastruktur
Tipologi Permukiman
No Kecamatan Desa Permasalahan Foto
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Namorambe 1. Kuta Tualah  1. Air minum :
Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih
dari sumur galian atau sumur bor. Untuk air minum
masyarakat juga menggunakan air sumur tersebut
dengan kondisi air yang bersih dan layak minum.
2. Jalan :
Kondisi jalan sebagian besar cukup baik namun di
beberapa kawasan permukiman kondisi jalan rusak
ringan.
3. Drainase :
Drainase tidak terlayani dengan baik karena tidak
disemua lingkungan memiliki drainase.
4. Persampahan :
Tidak adanya tempat sampah di setiap rumah
masyarakat sehingga masyarakat membuang sampah
di depan rumah dan kemudian dibakar.
5. Air Limbah :
Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase dan septic tank.
6. Listrik :
Jaringan listrik sudah terlayani dengan baik.
2. Sudirejo  1. Air minum :
Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih
dari sumur galian atau sumur bor. Untuk air minum
masyarakat juga menggunakan air sumur tersebut
dengan kondisi air yang bersih dan layak minum.
2. Jalan :
Kondisi jalan sebagian besar cukup baik namun di
beberapa kawasan permukiman kondisi jalan rusak

LAPORAN AKHIR V - 20
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tipologi Permukiman
No Kecamatan Desa Permasalahan Foto
ringan.
3. Drainase :
Drainase tidak terlayani dengan baik karena tidak
disemua lingkungan memiliki drainase. Kondisi
drainase juga terlihat terputus.
4. Persampahan :
Tidak adanya tempat sampah di setiap rumah
masyarakat sehingga masyarakat membuang sampah
di depan rumah dan kemudian dibakar.
5. Air Limbah :
Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase dan septic tank.
6. Listrik :
Jaringan listrik sudah terlayani dengan baik.
3. Batupanjemuran  1. Air minum :
Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih
dari sumur galian atau sumur bor. Untuk air minum
masyarakat juga menggunakan air sumur tersebut
dengan kondisi air yang bersih dan layak minum.
Hanya beberapa rumah tangga yang menggunakan air
PDAM.
2. Jalan :
Kondisi jalan sebagian besar cukup baik namun di
beberapa kawasan permukiman kondisi jalan rusak.
3. Drainase :
Kondisi drainase sangat buruk, hampir seluruh
kawasan yang berada di desa Batupanjemuran
kondisinya sangat buruk mengakibatkan buangan
limbah masyarakat menggenangi badan jalan dan
apabila hujan deras sering mengakibatkan banjir.
4. Persampahan :
Masyarakat mengumpulkan sampah pada halaman
rumah masing masing dan kemudian dibakar.

LAPORAN AKHIR V - 21
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tipologi Permukiman
No Kecamatan Desa Permasalahan Foto
5. Air Limbah :
Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase dan septic tank.
6. Listrik :
Jaringan listrik sudah terlayani dengan baik.

4. Jati Kesuma  1. Air minum :


Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih
dari sumur galian atau sumur bor. Untuk air minum
masyarakat juga menggunakan air sumur tersebut
dengan kondisi air yang bersih dan layak minum.
Hanya beberapa rumah tangga yang menggunakan air
PDAM.
2. Jalan :
Kondisi jalan sebagian besar cukup baik namun di
beberapa kawasan permukiman kondisi jalan rusak.
3. Drainase :
Kondisi drainase sudah cukup baik.
4. Persampahan :
Masyarakat mengumpulkan sampah pada halaman
rumah masing masing dan kemudian dibakar.
5. Air Limbah :
Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase dan septic tank.
6. Listrik :
Jaringan listrik sudah terlayani dengan baik.

LAPORAN AKHIR V - 22
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tipologi Permukiman
5. Jaba  1. Air minum :
Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih
dari sumur galian atau sumur bor. Untuk air minum
masyarakat juga menggunakan air sumur tersebut
dengan kondisi air yang bersih dan layak minum.
2. Jalan :
Kondisi jalan kurang baik dengan kondisi perkerasan.
No Kecamatan Desa 3. Drainase : Permasalahan Foto
Kondisi drainase buruk.
4. Persampahan :
Masyarakat mengumpulkan sampah pada halaman
rumah masing masing dan kemudian dibakar.
5. Air Limbah :
Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase dan septic tank.
6. Listrik :
Jaringan listrik sudah terlayani dengan baik.
6. Ujung Labuhan  1. Air minum :
Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih
dari sumur galian atau sumur bor. Untuk air minum
masyarakat juga menggunakan air sumur tersebut
dengan kondisi air yang bersih dan layak minum.
Hanya beberapa rumah tangga yang menggunakan air
PDAM.
2. Jalan :
Kondisi jalan sebagian besar cukup baik namun di
beberapa kawasan permukiman kondisi jalan rusak
ringan.
3. Drainase :
Drainase tidak terlayani dengan baik karena tidak
disemua lingkungan memiliki drainase. Kondisi
drainase juga terlihat terputus.
4. Persampahan :

LAPORAN AKHIR V - 23
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tipologi Permukiman
No Kecamatan Desa Permasalahan Foto
Tidak adanya tempat sampah di setiap rumah
masyarakat sehingga masyarakat membuang sampah
di depan rumah dan kemudian dibakar.
5. Air Limbah :
Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase dan septic tank.
6. Listrik :
Jaringan listrik sudah terlayani dengan baik.

7. Kayu Embun  1. Air minum :


Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih
dari sumur galian atau sumur bor. Hanya beberapa
masyarakat yang menggunakan air PDAM.
2. Jalan :
Kondisi jalan kurang baik dengan kondisi perkerasan.
Dan beberapa jalan aspal yang kondisinya rusak.
3. Drainase :
Kondisi drainase kurang baik, hanya beberapa
kawasan permukiman yang memiliki drainase yang
baik.
4. Persampahan :
Masyarakat mengumpulkan sampah pada halaman
rumah masing masing dan kemudian dibakar.
5. Air Limbah :
Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase dan septic tank.
6. Listrik :
Jaringan listrik sudah terlayani dengan baik.

LAPORAN AKHIR V - 24
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tipologi Permukiman
No Kecamatan Desa Permasalahan Foto

7. Delitua  1. Air minum :


Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih
dari PDAM, namun ada juga masyarakat yang
menggunakan air galian atau sumur bor.
2. Jalan :
Kondisi jalan kurang baik dengan kondisi rusak dan
berlubang serta digenangi air dari buangan limbah
masyarakat dan air hujan.
3. Drainase :
Kondisi drainase buruk, dimana terdapat genangan air
di badan jalan dengan ketidak tersediaannya darinase
untuk menampung air buangan limbah dan air hujan.
4. Persampahan :
Masyarakat mengumpulkan sampah pada halaman
rumah masing masing dan kemudian dibakar.
5. Air Limbah :
Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase dan septic tank.
6. Listrik :
Jaringan listrik sudah terlayani dengan baik.

LAPORAN AKHIR V - 25
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tipologi Permukiman
No Kecamatan Desa Permasalahan Foto

2 Hamparan 1. Klambir Lima  1. Air minum :


Perak Kebun Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih
dari sumur galian atau sumur bor. Hanya beberapa
masyarakat yang menggunakan air PDAM.
2. Jalan :
Kondisi jalan cukup baik dengan kondisi aspal. hanya
beberapa jalan aspal yang kondisinya rusak ringan.
3. Drainase :
Kondisi drainase kurang baik, hanya beberapa
kawasan permukiman yang memiliki drainase yang
baik.
4. Persampahan :
Masyarakat mengumpulkan sampah pada halaman
rumah masing masing dan kemudian dibakar.
5. Air Limbah :
Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase dan septic tank.
6. Listrik :
Jaringan listrik sudah terlayani dengan baik.

LAPORAN AKHIR V - 26
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tipologi Permukiman
2. Klambir Lima  1. Air minum :
Kampung Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih
dari sumur galian atau sumur bor. Hanya beberapa
masyarakat yang menggunakan air PDAM.
2. Jalan :
Kondisi jalan cukup baik dengan kondisi aspal. hanya
beberapa jalan aspal yang kondisinya rusak ringan.
3. Drainase :
Kondisi drainase kurang baik, hanya beberapa
kawasan permukiman yang memiliki drainase yang
No Kecamatan Desa baik. Permasalahan Foto
4. Persampahan :
Masyarakat mengumpulkan sampah pada halaman
rumah masing masing dan kemudian dibakar.
5. Air Limbah :
Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase dan septic tank.
6. Listrik :
Jaringan listrik sudah terlayani dengan baik.

3. Klumpang  1. Air minum :


Kebun Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih
dari sumur galian atau sumur bor. Hanya beberapa
masyarakat yang menggunakan air PDAM.
2. Jalan :
Kondisi jalan cukup baik dengan kondisi aspal. hanya
beberapa jalan aspal yang kondisinya rusak ringan.
3. Drainase :
Kondisi drainase kurang baik, hanya beberapa
kawasan permukiman yang memiliki drainase yang

LAPORAN AKHIR V - 27
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tipologi Permukiman
No Kecamatan Desa Permasalahan Foto
baik.
4. Persampahan :
Masyarakat mengumpulkan sampah pada halaman
rumah masing masing dan kemudian dibakar.
5. Air Limbah :
Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase dan septic tank.
6. Listrik :
Jaringan listrik sudah terlayani dengan baik.

4. Selemak  1. Air minum :


Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih
dari sumur galian atau sumur bor. Hanya beberapa
masyarakat yang menggunakan air PDAM.
2. Jalan :
Kondisi jalan cukup baik dengan kondisi aspal.
3. Drainase :
Kondisi drainase kurang baik, hanya beberapa
kawasan permukiman yang memiliki drainase yang
baik.
4. Persampahan :
Masyarakat mengumpulkan sampah pada halaman
rumah masing masing dan kemudian dibakar.
5. Air Limbah :
Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase yang diarahkan ke sungai kecil dan septic
tank.

LAPORAN AKHIR V - 28
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tipologi Permukiman
No Kecamatan Desa Permasalahan Foto

6. Hamparan  1. Air minum :


Perak Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih
dari sumur galian atau sumur bor. Hanya beberapa
masyarakat yang menggunakan air PDAM.
2. Jalan :
Kondisi jalan cukup baik dengan kondisi aspal.
3. Drainase :
Kondisi drainase kurang baik, hanya beberapa
kawasan permukiman yang memiliki drainase yang
baik.
4. Persampahan :
Masyarakat mengumpulkan sampah pada halaman
rumah masing masing dan kemudian dibakar.
5. Air Limbah :
Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase yang diarahkan ke sungai kecil dan septic
tank.

6. Seibaharu  1. Air minum :


Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih
dari sumur galian atau sumur bor..
2. Jalan :
Kondisi jalan cukup baik dengan kondisi aspal.
3. Drainase

LAPORAN AKHIR V - 29
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tipologi Permukiman
No Kecamatan Desa Permasalahan Foto
Kondisi drainase kurang baik, hanya beberapa
kawasan permukiman yang memiliki drainase yang
baik.
4. Persampahan :
Masyarakat mengumpulkan sampah pada halaman
rumah masing masing dan kemudian dibakar.
5. Air Limbah :
Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase yang diarahkan ke sungai.

7. Klambir  1. Air minum :


Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih
dari sumur galian atau sumur bor. Hanya beberapa
masyarakat yang menggunakan air PDAM.
2. Jalan :
Kondisi jalan cukup baik dengan kondisi aspal.
3. Drainase :
Kondisi drainase kurang baik, hanya beberapa
kawasan permukiman yang memiliki drainase yang
baik.
4. Persampahan :
Masyarakat mengumpulkan sampah pada halaman
rumah masing masing dan kemudian dibakar.
5. Air Limbah :

LAPORAN AKHIR V - 30
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tipologi Permukiman
No Kecamatan Desa Permasalahan Foto
Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase dan septic tank.

8. Kota Rantang  1. Air minum :


Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih
dari sumur galian atau sumur bor..
2. Jalan :
Kondisi jalan cukup baik dengan kondisi aspal.
3. Drainase
Kondisi drainase kurang baik, hanya beberapa
kawasan permukiman yang memiliki drainase yang
baik.
4. Persampahan :
Masyarakat mengumpulkan sampah pada halaman
rumah masing masing dan kemudian dibakar.
5. Air Limbah :
Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase dan septic tank.
6. Listrik :
Jaringan listrik sudah terlayani dengan baik.

LAPORAN AKHIR V - 31
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tipologi Permukiman
9. Bulu Cina  1. Air minum :
Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih
dari sumur galian atau sumur bor.
2. Jalan :
Hampir diseluruh kawasan permukiman yang berada di
desa bulucina belum di aspal dengan kondisi
perkerasan.
3. Drainase
Kondisi drainase kurang baik, sehingga apabila terjadi
hujan sering menimbulkan banjir dan genangan air.
No Kecamatan Desa 4. Persampahan : Permasalahan Foto
Masyarakat mengumpulkan sampah pada halaman
rumah masing masing dan kemudian dibakar.
5. Air Limbah :
Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase dan septic tank.
6. Listrik :
Jaringan listrik sudah terlayani dengan baik.

10. Tandem Hilir  1. Air minum :


Satu Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih
dari sumur galian atau sumur bor.
2. Jalan :
Hampir diseluruh kawasan permukiman yang berada di
desa bulucina belum di aspal dengan kondisi
perkerasan.
3. Drainase
Kondisi drainase kurang baik, sehingga apabila terjadi
hujan sering menimbulkan genangan air.

LAPORAN AKHIR V - 32
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tipologi Permukiman
No Kecamatan Desa Permasalahan Foto
4. Persampahan :
Masyarakat mengumpulkan sampah pada halaman
rumah masing masing dan kemudian dibakar.
5. Air Limbah :
Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase dan septic tank.
6. Listrik :
Jaringan listrik sudah terlayani dengan baik.

3 Patumbak 1. Marindal Satu  1. Air minum :


Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih
dari PDAM. Hanya sebagian masyarakat mendapatkan
air bersih dari sumur galian atau sumur bor.
2. Jalan :
Kondisi jalan masih belum baik, terdapat kerusakan
jalan di beberapa daerah dengan kondisi jalan aspal.
3. Drainase
Kondisi drainase kurang baik, hanya beberapa
kawasan permukiman yang memiliki drainase yang
baik.
4. Persampahan :
Masyarakat mengumpulkan sampah pada halaman
rumah masing masing dan kemudian dibakar.
5. Air Limbah :
Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase dan septic tank.
6. Listrik :
Jaringan listrik sudah terlayani dengan baik.

LAPORAN AKHIR V - 33
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tipologi Permukiman
No Kecamatan Desa Permasalahan Foto

2. Sigara-gara  1. Air minum :


Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih
dari sumur galian atau sumur bor. Hanya beberapa
masyarakat yang menggunakan air PDAM.
2. Jalan :
Kondisi jalan cukup baik dengan kondisi aspal, hanya
beberapa daerah dengan kondisi jalan rusak ringan
dan berlubang.
3. Drainase :
Kondisi drainase kurang baik, hanya beberapa
kawasan permukiman yang memiliki drainase yang
baik.
4. Persampahan :
Masyarakat mengumpulkan sampah pada halaman
rumah masing masing dan kemudian dibakar.
5. Air Limbah :
Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase dan septic tank.
6. Listrik :
Jaringan listrik sudah terlayani dengan baik.

LAPORAN AKHIR V - 34
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tipologi Permukiman
3. Patumbak Dua  1. Air minum :
Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih
dari sumur galian atau sumur bor. Hanya beberapa
masyarakat yang menggunakan air PDAM.
2. Jalan :
Kondisi jalan cukup baik dengan kondisi aspal, hanya
beberapa daerah dengan kondisi jalan rusak dan
berlubang.
3. Drainase :
Kondisi drainase kurang baik, hanya beberapa
No Kecamatan Desa kawasan permukiman yang memiliki drainase yang
Permasalahan Foto
baik.
4. Persampahan :
Masyarakat mengumpulkan sampah pada halaman
rumah masing masing dan kemudian dibakar.
5. Air Limbah :
Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase dan septic tank.
6. Listrik :
Jaringan listrik sudah terlayani dengan baik.

4. Lantasan Lama  1. Air minum :


Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih
dari sumur galian atau sumur bor.
2. Jalan :
Kondisi jalan cukup baik dengan kondisi aspal, hanya
beberapa daerah dengan kondisi jalan rusak dan
berlubang.
3. Drainase :
Kondisi drainase kurang baik, hanya beberapa
kawasan permukiman yang memiliki drainase yang

LAPORAN AKHIR V - 35
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tipologi Permukiman
No Kecamatan Desa Permasalahan Foto
baik.
4. Persampahan :
Masyarakat mengumpulkan sampah pada halaman
rumah masing masing dan kemudian dibakar.
5. Air Limbah :
Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase dan septic tank.
6. Listrik :
Jaringan listrik sudah terlayani dengan baik.

5. Lantasan Baru  1. Air minum :


Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih
dari sumur galian atau sumur bor.
2. Jalan :
Kondisi jalan cukup baik dengan kondisi aspal, hanya
beberapa daerah dengan kondisi jalan rusak dan
berlubang.
3. Drainase :
Kondisi drainase kurang baik, hanya beberapa
kawasan permukiman yang memiliki drainase yang
baik.
4. Persampahan :
Masyarakat mengumpulkan sampah pada halaman
rumah masing masing dan kemudian dibakar.
5. Air Limbah :
Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase yang diarahkan ke sungai kecil dan septic
tank.
6. Listrik :

LAPORAN AKHIR V - 36
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tipologi Permukiman
No Kecamatan Desa Permasalahan Foto
Jaringan listrik sudah terlayani dengan baik.

6. Patumbak Satu  1. Air minum :


Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih
dari sumur galian atau sumur bor. Hanya beberapa
masyarakat yang menggunakan air PDAM.
2. Jalan :
Kondisi jalan cukup baik dengan kondisi aspal, hanya
beberapa daerah dengan kondisi jalan rusak dan
berlubang.
3. Drainase :
Kondisi drainase kurang baik, hanya beberapa
kawasan permukiman yang memiliki drainase yang
baik.
4. Persampahan :
Masyarakat mengumpulkan sampah pada halaman
rumah masing masing dan kemudian dibakar.
5. Air Limbah :
Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase dan septic tank.
6. Listrik :
Jaringan listrik sudah terlayani dengan baik.

7. Patumbak  1. Air minum :


Kampung Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih
dari PDAM. Hanya sebagian masyarakat mendapatkan
air bersih dari sumur galian atau sumur bor.
2. Jalan :
Kondisi jalan sebagian besar rusak.

LAPORAN AKHIR V - 37
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tipologi Permukiman
No Kecamatan Desa Permasalahan Foto
3. Drainase
Kondisi drainase kurang baik.
4. Persampahan :
Masyarakat mengumpulkan sampah pada halaman
rumah masing masing dan kemudian dibakar.
5. Air Limbah :
Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase dan septic tank.
6. Listrik :
Jaringan listrik sudah terlayani dengan baik.

8. Marindal Dua  1. Air minum :


Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih
dari PDAM. Hanya sebagian masyarakat mendapatkan
air bersih dari sumur galian atau sumur bor.
2. Jalan :
Kondisi jalan sebagian besar rusak.
3. Drainase
Kondisi drainase kurang baik.
4. Persampahan :
Masyarakat mengumpulkan sampah pada halaman
rumah masing masing dan kemudian dibakar.
5. Air Limbah :
Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase dan septic tank.
6. Listrik :

LAPORAN AKHIR V - 38
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tipologi Permukiman
No Kecamatan Desa Permasalahan Foto
Jaringan listrik sudah terlayani dengan baik.

1 Pancur Batu 1.Desa Simalingkar √ 1. Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih
A dari sumur galian atau sumur bor.
2. Drainase tidak berfungsi dengan baik akibatnya
banyak genangan di badan jalan.
3. Jalan untuk desa Simalingkar A telah menggunakan
jalan aspal
4. Persampahan masyarakat dikumpulkan lalu dibakar
oleh masing-masing warga
5. Air limbah kebanyakan warga membuang atau
mengalirkannya ke drainase
6. Keseluruhan masyarakat telah menggunakaan listrik
untuk sebagai penerangan.

2.Perumnas √ 1. Masyarakat mendapatkan air bersih dari PDAM dan


Simalingkar sebagian juga ada yang menggunakan sumur galian.

LAPORAN AKHIR V - 39
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tipologi Permukiman
No Kecamatan Desa Permasalahan Foto
2. Jalan telah menggunakan jalan aspal
3. Drainase terlalu dangkal akibatnya kalau hujan sering
banjir
4. Persampahan warga dikumpulkan dalam tempat
sampah lalu di bakar
5. Air limbah rumah warga di buang ke drainase
6. Seluruh masyarakat telah menggunakan listrik

LAPORAN AKHIR V - 40
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tipologi Permukiman
3.Desa Baru √ 1. Masyarakat mendapatkan air bersih dari PDAM dan
sebagian juga ada yang menggunakan sumur galian.
2. Jalan telah menggunakan jalan aspal
3. Drainase cukup baik dan sebagian ada yang sumbat
4. Persampahan warga dikumpulkan dalam tempat
sampah lalu di angkut oleh tukang sampah dan ada
juga yang di bakar
5. Air limbah rumah warga di buang ke drainase
No Kecamatan Desa 6. Seluruh masyarakat telah menggunakan listrik
Permasalahan Foto

LAPORAN AKHIR V - 41
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tipologi Permukiman
4.Desa √ 1. Jalan pada Desa Namobintang telah di aspal
Namobintang 2. Desa Namobintang telah dialiri oleh listrik
3. Persampahan masyarakat Desa Namobintang
kebanyakan dikumpulin pada suatu tempat kemudian
di bakar
4. Untuk air bersih sebagian warga menggunakan
PDAM dan kebanyakan menggunakan sumur bor
5. Kondisi drainase baik dan berfungsi dengan baik tpi
No Kecamatan Desa masih ada daerahPermasalahan
yang drainasenya masih kurang Foto
bagus
6. Untuk air limbah warga membuangnya pada septic
tank.

5.Desa Pertampilen √ 1. Kondisi jalan pada Desa Partempilen baik dengan


kondisi telah diaspal
2. Air limbah di buang warga pada septic tank yang
telah dibuat
3. Desa Partampilen telah dimasuki listrik
4. Untuk air minum warga menggunakan sumur bor
5. Kondisi drainase kurang baik karena masih drainase
tanah
6. Untuk sampah warga hanya membakarnya saja

LAPORAN AKHIR V - 42
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tipologi Permukiman
6.Desa Hulu √ 1. Air bersih yang digunakan warga adalah air PDAM
dan sebagian juga masih menggunakan sumur bor
2. Drainase kurang baik karena airnya tidak mengalir
dengan baik
No Kecamatan Desa 3. Persampahan warga membuangnya pada tempat
Permasalahan Foto
sampah yg telah disediakan, ada juga yang dibakar
4. Keseluruhan Desa Hulu telah menggunakan listrik
5. Air limbah rumah tangga di alirkan pada drainase
6. Kondisi jalan cukup baik dan sebagian masih ada
yang rusak ringan

LAPORAN AKHIR V - 43
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tipologi Permukiman
7.Desa √ 1. Jalan pada Desa Namosimpur telah diaspal
Namosimpur 2. Air bersih warga menggunakan air dari sumur bor
3. Persampahan warga mengumpulkannya pada satu
tempat lalu dibakar
4. Kondisi drainase cukup baik dan sebagian masih ada
yang kurang baik
5. Desa Namosimpur telah menggunakan listrik
6. Air limbah dibuang pada drainase
No Kecamatan Desa Permasalahan Foto

LAPORAN AKHIR V - 44
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tipologi Permukiman
8. Desa Lama √ 1. Kondisi jalan telah diaspal
2. Masyarakat telah menggunakan listrik sebagai alat
penerang
3. Drainase dalam kondisi tidak baik
4. Air limbah dibuang pada drainase
5. Persampahan warga kebanyakan dibakar
6. Air bersih masyarakat menggunakan sumur bor

No Kecamatan Desa Permasalahan Foto

9. Desa √ 1. Air bersih yang digunakan warga adalah air PDAM


Tuntungan Satu dan sebagian juga masih menggunakan sumur bor
2. Drainase kurang baik karena airnya tidak mengalir
dengan baik
3. Persampahan warga membuangnya pada tempat
sampah yg telah disediakan, ada juga yang dibakar
4. Keseluruhan Desa Hulu telah menggunakan listrik
5. Air limbah rumah tangga di alirkan pada drainase
6. Kondisi jalan cukup baik dan sebagian masih ada
yang rusak ringan

LAPORAN AKHIR V - 45
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tipologi Permukiman
10. Desa √ 1. Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih
Tuntungan Dua dari sumur galian atau sumur bor.
2. Drainase tidak berfungsi dengan baik akibatnya banyak
genangan di badan jalan.
3. Jalan untuk desa Simalingkar A telah menggunakan
No Kecamatan Desa jalan aspal Permasalahan Foto
4. Persampahan masyarakat dikumpulkan lalu dibakar
oleh masing-masing warga
5. Air limbah kebanyakan warga membuang atau
mengalirkannya ke drainase
6. Keseluruhan masyarakat telah menggunakaan listrik
untuk sebagai penerangan.

11. Desa Sembahe √ 1. Kondisi jalan telah diaspal


Baru 2. Masyarakat telah menggunakan listrik sebagai alat
penerang
3. Drainase dalam kondisi tidak baik
4. Air limbah dibuang pada drainase
5. Persampahan warga kebanyakan dibakar
6. Air bersih masyarakat menggunakan sumur bor

LAPORAN AKHIR V - 46
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tipologi Permukiman
12. Desa Tanjung √ 1. Kondisi jalan telah diaspal
Anom 2. Air bersih masyarakat masih menggunakan sumur
bor
3. Drainase kondisinya baik dan telah di semen
4. Persampahan masyarakat membuangnya pada
tempat sampah yang telah disediakan
No Kecamatan Desa Permasalahan Foto
5. Seluruh masyarakat telah menggunakan listrik
6. Air limbah sebagian warga membuangnya pada
drainase dan juga ada pada septic tank

LAPORAN AKHIR V - 47
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tipologi Permukiman
2 Kecamatan 1. Desa Sunggal √ 1. Air limbah warga dibuang pada septic tank yang
Sunggal Kanan telah dibuat oleh mereka sendiri
2. Untuk kondisi jalan telah diaspal dan masih ada
yang rusak ringan
3. Seluruh masyarakat telah menggunakan listrik
4. Persampahan dibuang pada tempat yang telah
tersedia
5. Air bersih masyarakat menggunakan sumur bor
No Kecamatan Desa 6. Drainase kondisinya baik
Permasalahan Foto

LAPORAN AKHIR V - 48
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tipologi Permukiman
2. Desa Seiberas √ 1. Jaringan listrik pada Desa Seiberas Sekata telah ada
Sekata dan seluruh masyarakat telah menggunakan listrik
2. Kondisi jaringan jalan telah diaspal dimana sebagian
daerah masih dalam keadaan rusak ringan
3. Drainase sebagian berfungsi dengan baik dan ada
juga yang belum berfungsi dengan baik
4. Jaringan persampahan dibuang pada tempat sampah
lalu dibakar
No Kecamatan Desa 5. Untuk air limbah dibuang pada drainase
Permasalahan Foto
6. Air bersih sebagian masyarakat menggunakan PDAM
dan sumur bor

LAPORAN AKHIR V - 49
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

3. Desa Suka √ 1. Sebagian jringan jalan rusak


Maju 2. Pembuangan air limbah pada drainase
3. Air bersih menggunakan sumur bor
4. Jaringan listrik telah ada
5. Drainase sebagian tidak berfungsi dengan baik
6. Persampahan di bakar karena belum ada TPS

LAPORAN AKHIR V - 50
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

4. Desa Sei √ 1. Air bersih menggunakan sumur bor dan PDAM


Mencirim 2. Pembungan air limbah pada septic tank
3. Drainase belum sepenuhnya berfungsi
4. Sampah berserak karena belum ada tempat sampah
5. Jaringan listrik telah ada
6. Kondisi jariangan jaringan sebagian perkerasannya
dari tanah

LAPORAN AKHIR V - 51
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

5. Desa Sei √ 1. Jaringan jalan dalam kondisi rusak ringan


Semayang 2. Sampah masyarakat tidak diangkut oleh dinas
kebersihan setempat, namun masyarakat
mengumpulkannya pada suatu tempat lalu dibakar
3. Drainase belum berfungsi dengan baik untuk
keseluruhan desa
4. Air bersih menggunakan sumur bor karena PDAM
belum masuk
5. Air limbah dibuang di drainase
6. Listrik telah ada

LAPORAN AKHIR V - 52
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

6. Desa Serba √ 1. Jaringan jalan belum keseluruhan dalam kondisi yang


Jadi baik
2. Persampahan masyarakat dikumpulkan pada suatu
tempat lalu dibakar
3. Jaringan listrik telah ada
4. Drainase belum seluruhnya berfungsi dengan baik
5. Air bersih masyarakat menggunakan sumur bor
6. Air limbah dibuang pada drainase

LAPORAN AKHIR V - 53
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

7. Desa Sumber √ √ 1. Drainase belum seluruhnya berfungsi dengan baik


Melati 2. Adanya permukiman ditepi rel kereta api
3. Air bersih dari sumur bor
4. Adanya tempat sampah
5. Jaringan jalan yang sudah diaspal
6. Jaringan listrik telah ada
7. Air limbah sebagian masyarakat membuangnya di
drainase

LAPORAN AKHIR V - 54
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

8. Desa √ √ 1. Drainase belum seluruhnya berfungsi dengan baik


Muliorejo 2. Jaringan jalan telah diaspal
3. Air bersih menggunakan sumur bor dan PDAM
4. Jaringan listrik telah ada
5. Persampahan dikumpul lalu dibakar sebagian
6. Air limbah dibuang pada drainase

LAPORAN AKHIR V - 55
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

9. Desa √ √ 1. Adanya pemukiman disempadan rel kereta api


Purwodadi 2. Air bersih menggunakan sumur bor dan PDAM
3. Sampah dikumpulkan lalu dibakar
4. Jaringan jalan telah diaspal
5. Air limbah disalurkan pada drainase dan septic tank
6. Masyarakat telah menggunakan listrik
7. Drainase belum seluruhnya berfungsi dengan baik

LAPORAN AKHIR V - 56
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

10. Desa Tanjung √ 1. Jaringan listrik telah ada untuk desa ini
Selamat 2. Drainase belum juga berfungsi dengan baik untuk
keseluruhan
3. Sampah dikumpulkan pada suatu tempat
4. Air bersih menggunakan PDAM dan sumur bor
5. Jaringan jalan telah diaspal
6. Air limbah disalurkan pada drainase dan septic tank

LAPORAN AKHIR V - 57
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

3 Kecamatan 1. Desa Sikeben  1. Kondisi jalan packing blok dan sebagian rusak
Sibolangit 2. Air bersih langsung dari pegunungan
3. Drainase yang tidak berfungsi dengan baik
4. Air limbah disalurkan di drainase
5. Persampahan dikumpulkan lalu di bakar
6. Jaringan listrik telah ada

LAPORAN AKHIR V - 58
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

2. Desa Bandar √ 1. Drainase tidak berfungsi dengan baik sehingga air


Baru mengalir di badan jalan
2. Sampah dibuang pada drainase
3. Kondisi jalan diaspal tetapi masih ada sebagian rusak
ringan
4. Listrik telah ada
5. Air bersih langsung dari pegunungan yang dialirkan
melalui pipa
6. Air limbah dibuang pada drainase

LAPORAN AKHIR V - 59
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

3. Desa Suka √ 1. Sepanjang jalan tidak ada drainase


Makmur 2. Kondisi jalan sebagian rusak
3. Listrik telah masuk
4. Sampahnya dibakar dan dibuang ke jurang
5. Air limbah dibuang pada drainase
6. Air bersih juga untuk desa ini langsung dari
pegunungan

LAPORAN AKHIR V - 60
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

4. Desa Durin  √ 1. Drainase belum ada


Serubun 2. Kondisi jalan belum aspal dan kurang baik
3. Listrik telah ada
4. Sampah dikumpulkan lalu dibakar dan dibuang
kejurang
5. Air limbah dibuang ke sungai
6. Untuk air bersih langsung dari pegunungan

LAPORAN AKHIR V - 61
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

5. Desa Rumah √ 1. Sampah dikumpul lalu dibakar


Pilpil 2. Untuk jalan yang masuk dalam sebuah gang
perkerasannya kerikil dan aspal
3. Drainase belum baik sehingga sering terjadi banjir
apabila hujan lebat
4. Air bersih dari pegunungan dan sumur galian
5. Air limbah dibuang ke drainase
6. Semua warga telah menggunakan listrik

LAPORAN AKHIR V - 62
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

6. Desa Pungaja √ 1. Persampahan untuk desa ini dikumpulkan


2. Drainase tidak berfungsi seluruhnya
3. Jalan telah diaspal
4. Air bersih langsung dari pegunungan
5. Semua warga telah menggunakan listrik
6. Air limbah dibuang ke drainase

LAPORAN AKHIR V - 63
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

7. Desa √ 1. Air bersih langsung dari pegunungan


Sembahe 2. Drainase belum berfungsi dengan baik
3. Kondisi jalan dalam sebuah gang packing blok
4. Sampah dikumpulkan lalu dibakar
5. Listrik telah digunakan oleh semua warga
6. Air limbah dibuang ke drainase

LAPORAN AKHIR V - 64
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Deli Tua 1. Kel. Deli Tua √ 1. Sebagian besar sampah belum dikelola dengan baik
Barat 2. Masih adanya jalan yang rusak dibeberapa lokasi
3. Kepadatan rumah tinggi
4. Bangunan kurang tertata

LAPORAN AKHIR V - 65
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

2. Kel. Deli Tua  1. Sebagian besar sampah belum dikelola dengan baik
Timur 2. Masih banyaknya jalan yang rusak dibeberapa lokasi
3. Adanya sedimentasi pada beberapa drainase sehingga
terjadi pendangkalan
4. Kondisi lingkungan kurang bersih

3. Kel. Deli Tua √ 1. Sebagian besar sampah belum dikelola dengan baik
2. Masih banyaknya jalan yang rusak dibeberapa lokasi
3. Adanya sedimentasi pada beberapa drainase sehingga
terjadi pendangkalan
4. Kondisi lingkungan kurang bersih

LAPORAN AKHIR V - 66
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

4. Mekar Sari √ 1. Sebagian besar sampah belum dikelola dengan baik
2. Masih banyaknya jalan yang rusak dibeberapa lokasi
3. Adanya sedimentasi pada beberapa drainase sehingga
terjadi pendangkalan
4. Bangunan kurang tertata

5. Kedai Durian √

LAPORAN AKHIR V - 67
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

6. Suka Makmur √ 1. Sebagian besar sampah belum dikelola dengan baik
2. Masih banyaknya jalan yang rusak dibeberapa lokasi
3. Adanya sedimentasi pada beberapa drainase sehingga
terjadi pendangkalan
4. Bangunan kurang tertata
5. Sebagian bangunan berada di tepi jurang
6. Tanah rawan longsor
7. Bangunan berada disempadan sungai

8 Beringin   1. Sebagian besar sampah belum dikelola dengan baik


2. Masih banyaknya jalan yang rusak dibeberapa lokasi
sehingga menimbulkan genangan air di badan jalan
3. Adanya sedimentasi pada beberapa drainase
sehingga terjadi pendangkalan
4. Kondisi lingkungan kurang bersih
5. Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase

LAPORAN AKHIR V - 68
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

9 Galang   1. Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih


dari sumur galian atau sumur bor hanya beberapa
masyarakat yang mendapatkan air dari PDAM.
2. Hampir diseluruh kawasan permukiman yang berada
di kecamatan Galang belum di aspal dengan kondisi
perkerasan.
3. Kondisi drainase kurang baik, sehingga apabila terjadi
hujan sering menimbulkan genangan air.
4. Masyarakat mengumpulkan sampah pada halaman
rumah masing masing dan kemudian dibakar.
5. Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase

10 Pagar Merbau   1. Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih


dari sumur galian atau sumur bor
2. Kondisi drainase kurang baik, sehingga apabila terjadi
hujan sering menimbulkan genangan air.
3. Masyarakat mengumpulkan sampah pada halaman
rumah masing masing dan kemudian dibakar.
4. Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase

LAPORAN AKHIR V - 69
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

11 Percut Sei   1. Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih


Tuan dari sumur galian atau sumur bor hanya beberapa
masyarakat yang mendapatkan air dari PDAM.
2. Hampir diseluruh kawasan permukiman yang berada
di kecamatan Percut sei tuan sudah di aspal , hanya
beberaa kawasan yang masih membutuhkan
perhatian pemerintah terhadap jalan.
3. Kondisi drainase kurang baik, sehingga apabila terjadi
hujan sering menimbulkan genangan air.
4. Masyarakat mengumpulkan sampah pada halaman
rumah masing masing dan kemudian dibakar.
5. Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke
drainase yang diarahkan ke sungai kecil

12 Tanjung   1. Sebagian besar masyarakat mendapatkan air bersih


Morawa dari PDAM. Hanya sebagian masyarakat
mendapatkan air bersih dari sumur galian atau sumur
bor.
2. Kondisi drainase kurang baik, sehingga apabila terjadi
hujan sering menimbulkan genangan air.
3. Masyarakat mengumpulkan sampah pada halaman
rumah masing masing dan kemudian dibakar.

LAPORAN AKHIR V - 70
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

4. Pembuangan air limbah masyarakat di salurkan ke


drainase

Keterangan:
1 = Permukiman Tradisional
2 = Permukiman Kota Tua
3 = Pemukiman Ilegal
4 = Pemukiman Pesisir
5 = Permukiman Padat
6 = Permukiman Sedang
7 = Permukiman Jarang
8 = Permukiman Kumuh

LAPORAN AKHIR V - 71
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Gambar 5.6
Peta Tipologi Permukiman di Kabupaten Deli Serdang

LAPORAN AKHIR V - 72
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

5.4 ANALISIS SISTEM PUSAT-PUSAT PERMUKIMAN

Berdasarkan arahan RTRW Kabupaten Deli Serdang untuk mengembangkan kawasan


permukiman melalui pengembangan pusat-pusat pelayanan serta pusat lingkungan sebagai embrio
berkembangnya perumahan dan kawasan permukiman, maka ditetapkanlah kawasan-kawasan
permukiman kepadatan rendah, sedang dan tinggi.

Penataan kawasan permukiman memfokuskan pada aspek sosial, ekonomi dan


lingkungan dengan mengacu pada konsep-konsep terbaru seperti transit oriented design, traditional
neigbourhood design, greenhouse neighbourhoods dan urban villages. Dengan tujuan utamanya
adalah menciptakan lingkungan yang hidup (liveable neighbourhoods) yang berusaha mengurangi
ketergantungan terhadap kendaraan bermotor, serta penekanan pada efisiensi lahan dan energi.

Agenda perencanaan memfokuskan pada gagasan struktur perkotaan yang berdasarkan


lingkungan permukiman guna campur yang ramah pejalan kaki ( walkable mixed-use
neighbourhoods). Ciri utamanya adalah pola jalan yang saling terkoneksi guna mengakomodasi
pergerakan dan menyamaratakan traffic/lalu lintas. Ciri kedua adalah struktur kota yang dapat
memfasilitasi lapangan kerja lokal serta menyediakan pondasi ekonomi yang kuat bagi
komunitasnya dan memperkuat kemandirian dari lingkungan permukiman dan kota. Hal ini dicapai
salah satunya dengan menciptakan lingkungan permukiman dalam radius 400-450m yang
dilengkapi dengan pusat-pusat lingkungan:

 Satu pusat lingkungan bagi jumlah penduduk 250 jiwa atau sekitar 50-70 KK atau setingkat RT
yang dapat menyediakan kebutuhan sehari-hari warga serta taman atau RTH.
 Satu pusat lingkungan skala RW bagi Kumpulan beberapa RT dengan standar penduduk 2500
jiwa atau sekitar 500-600 KK.
 Satu pusat kelurahan (Town Center), dengan penduduk pendukung sekitar 30.000 jiwa atau
6.000-7.500 KK yang menyediakan kebutuhan berbelanja sehari-hari, fasilitas publik dan
lapangan pekerjaan non retail.
 Satu pusat kecamatan, untuk penduduk sekitar 120.000 jiwa atau 24.000 KK – 30.000 KK.
 Satu pusat wilayah kota dengan standar penduduk 240.000 jiwa atau 48.000 KK – 60.000 KK.

Berdasarkan standar tersebut di atas maka pusat pelayanan kota yang dikembangkan
melayani penduduk sekitar 240.000 jiwa atau 48.000 KK hingga 60.000 KK dengan mengacu
pada pola pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman sebagai
berikut:

LAPORAN AKHIR V - 73
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

 Kumpulan lebih dari satu satuan perumahan dilengkapi PSU serta mempunyai kegiatan
penunjang fungsi lain membentuk permukiman.
 Kumpulan lebih dari satu satuan permukiman membentuk lingkungan hunian.
 Kumpulan lebih dari satu satuan lingkungan hunian membentuk kawasan permukiman.

Untuk lebih lengkapnya mengenai pola pembentuk kawasan permukiman dapat


digambarkan seperti berikut:

5.5 ANALISIS DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG WILAYAH


5.5.1 Wilayah terlarang untuk pembangunan perumahan (negative list)

Keluaran yang diharapkan dari analisa ini adalah daftar dan sebaran
kawasan atau guna lahan yang termasuk dalam negative list/terlarang untuk
dikembangkan menjadi permukiman. Kriteria kawasan lindung yang menjadi
negatif list pengembangan permukiman. mengacu pada Keppres No.32 Tahun
1990 mengenai Penetapan Kawasan Lindung. dengan jenis kaawasan berikut:

1. Kawasan Hutan Lindung (berdasarkan SK Menhut-II No. 579/Menhut-II/2014)


2. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya (Cagar Alam, Suaka Margasatwa,
Taman Nasional)

LAPORAN AKHIR V - 74
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

3. Kawasan Rawan Bencana Alam (rawan letusan gunung api. rawan longsor.
rawan gas beracun. rawan gempa bumi, rawan gelombang pasang dan banjir)
4. Waduk / danau / bendungan dan sekitar air
5. Sungai dan sempadannya
6. Kawasan pesisir.

Kabupaten Deli Serdang mempunyai wilayah potensial dalam sektor


sumber daya alam. Melihat kenyataan ini dapat disimpulkan bahwa Kabupaten
Deli Serdang memerlukan pembangunan yang mengarah pada pembangunan
sektor tersebut, sehingga dalam sektor ini dapat ditingkatkan dan dapat digunakan
secara efisien, untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Analisa yang dilakukan adalah analisa fisik dasar yang terdiri dari analisa
topografi. analisa geologi klimatologi dan analisa fisik binaan yang terdiri dari
penentuan fungsi kawasan dan fungsi penggunanaan lahan. Metode yang
digunakan dalam analisa fisik ini adalah SK Mentan No. 837/Kpts UM/II/1980 dan
Keppres No 32/1990, dengan alat analisnya menggunakan Arc GIS. Dari hasil
analisa tersebut dihasilkan, adanya kawasan lindung, kawasan penjangga,
kawasan budidaya yang merupakan arahan penggunaan tanah dan kegiatan
menurut fungsi peruntukan tanah.

Berdasarkan pada tujuan dari perencanaan yang akan dicapai yaitu


memberikan perlindungan terhadap tanah potensial dan mencegah pembangunan
pada kawasan lindung. Analisa ini dilakukan dengan tujuan mengatur peruntukan
tanah yang sesuai untuk pelestarian dan menjaga tingkat bahaya erosi, agar tidak
melebihi batas ambang. Kriteria tata cara penetapan kawasan lindung, kawasan
budidaya diatur dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian No.
837/KPTS/UM/1990. Karakteristik fisik dasar yang menjadi kajian utamanya
adalah:

 Topografi : menyangkut data kelerengan tanah


 Geologi : Menyangkut kepekaan terhadap erosi
 Klimatologi : Menyangkut curah hujan dalam kaitannya terhadap erosi
a. Topografi
Topografi dalam hal ini adalah kelerengan yang dinyatakan dalam presentase
kemiringan yang dilihat berdasarkan sudut kemiringannya. Pada wilayah-

LAPORAN AKHIR V - 75
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

wilayah yang terjal dan bagian hulu suatu daerah aliran sungai, topografi
memegang peranan yang paling besar pengaruhnya terhadap kemungkinan
erosi. jika dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya.
Dalam analisa ini digunakan kriteria berdasarkan Direktorat Tata Guna Tanah
Departemen Dalam Negeri. yakni :
 Daerah kelerengan 0-8 % atau kelerengan tingkat I, tanah dengan
kemiringan lereng ini dapat digunakan secara intensif dengan pengelolahan
yang kecil.
 Kelerengan 8-15 % atau kelerengan tingkat II (landai), tanah dapat
digunakan untuk kegiatan pemukiman dan pertanian, tetapi bila terjadi
kesalahan dalam pengelolahannya masih mungkin terjadi erosi.
 Kelerengan 15-25 % atau kelerengan tingkat III (agak curam), kemungkinan
terjadi erosi lebih besar dibandingkan dengan kelerengan sebelumnya.
 Kelerengan 25-45 % atau kelerengan tingkat IV (curam), jika pertumbuhan
menutupi permukaaan tanah di tebing, maka lereng akan mudah terkena
erosi.
 Kelerengan > 45 % atau kelerengan tingkat V (sangat curam), kelerengan
yang sangat peka terhadap erosi, kegiatannya harus bersifat non budidaya.

Tabel V.9
Nilai Bobot Kelerengan

No. Jenis Kelerengan Nilai Bobot


1 Kelerengan Datar (0 – 8 %) 20
2 Landai (8 – 15 %) 40
3 Curam (15 – 25 %) 60
4 Agak Curam (25 – 45 %) 80
5 Sangat Curam (> 45 %) 100
Sumber: Surat Keputusan Menteri Pertanian No.837/KPTS/UM/II/1980

Dari klarifikasi tersebut, semakin tinggi kelas kelerengan (semakin curam)


maka semakin besar nilai bobotnya.
b. Jenis Tanah
Untuk analisa ini digunakan klasifikasi dari surat keputusan Menteri Pertanian
Nomor 837/KPTS/UM/1990, tentang kriteria tata cara penetapan hutan

LAPORAN AKHIR V - 76
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

lindung, dimana bentuk klasifikasi ini berdasarkan kepekaan tanah terhadap


erosi dan telah diberi nilai bobot. seperti dalam tabel berikut ini:

Tabel V.10
Tingkat Kepekaan Jenis Tanah

Kelas Jenis Tanah Tingkat Kepekaan Nilai Bobot

I Aluvial, Tanah Glei, Planosal. Hidromorf Tidak Peka 15


kelabu, Latorik air tanah

II Latosol Kurang Peka 30

III Brown Forest Soil, Noncolcic Brown. Mediteran Agak Peka 45

IV Andasol, Loterik, Gromosol, Potsol, Podsolik Peka 60

V Regosol, Litosol, Organosol, Rezina Sangat Peka 75

c. Iklim
Komponen iklim sangat berpengaruh terhadap kerusakan tanah adalah curah hujan bagi
daerah beriklim basah, yang menyebabkan pengikisan dan pengangkutan tanah (erosi)
maupun pencucian unsur unsur hara (top soil) yang diperlukan tanaman. Curah hujan
Kabupaten Deli Serdang rata-rata berdasarkan klasifikasi termasuk ke dalam kelas III (sedang)
yaitu berkisar 1000-2000 mm pertahun.

Tabel V.11
Intensitas Hujan Harian Rata-rata

Kelas Intensitas Hujan Klasifikasi Nilai Bobot

I < 13.6 mm/hari Sangat rendah 10

II 13.6 – 20.7 mm/hari Rendah 20

III 20.7 – 27.7 mm/hari Sedang 30

IV 27.7 -34.8 mm/hari Tinggi 40

V > 34.8 mm/hari Tinggi 50

5.5.2 Analisa Daya Tampung

Berdasarkan analisa kondisi fisik dan perhitungan GIS, maka dapat diketahui lahan
potensial yang dapat dikembangkan atau dijadikan lahan perumahan baru di Kabupaten Deli

LAPORAN AKHIR V - 77
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Serdang. Untuk lebih jelasnya mengenai daya dukung lahan yang potensial untuk pengembangan di
Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel V.3 dan Gambar 5.7 dibawah ini.

Tabel V.12
Luasan Lahan Untuk Perumahan Baru

Tingkat Kepadatan Luas


No Kecamatan
Rendah Sedang Tinggi (Ha)

1 Bangun Purba 62.46 285.00 347.46

2 Batang Kuis 1220.70 1005.08 2225.78

3 Beringin 551.14 492.85 1043.99

4 Biru-Biru 58.22 18.30 76.52

5 Deli Tua 20.68 84.25 104.93

6 Galang 137.50 249.37 26.24 413.11

7 Gunung Meriah 101.85 101.85

8 Hamparan Perak 7151.87 10107.89 757.36 18017.12

9 Kutalimbaru 2380.93 874.50 3255.43

10 Labuhan Deli 1247.97 615.39 518.37 2381.73

11 Lubuk Pakam 1.76 25.53 96.66 123.95

12 Namorambe 93.15 961.20 59.31 1113.66

13 Pagar Merbau 72.65 232.38 305.03

14 Pancar Batu 2033.40 2678.53 95.40 4807.33

15 Pantai Labu 1633.93 215.76 1849.69

16 Patumbak 387.95 452.06 840.01

17 Percut Sei Tuan 1784.57 4005.98 1849.39 7639.94

18 Sibolangit 22.23 96.29 118.52

19 STM Hilir 111.11 110.48 221.59

20 STM Hulu 284.94 8.81 293.75

21 Sunggal 265.24 962.42 1415.44 2643.10

22 Tanjung Morawa 775.88 1395.35 1185.44 3356.67


Sumber: Pengolahan Data GIS

LAPORAN AKHIR V - 78
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Gambar 5.7
Peta Lahan Potensial Pengembangan

LAPORAN AKHIR V - 79
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

5.6 Analisis Daerah Fungsional Perkotaan di Wilayah Perencanaan


5.6.1 Kajian Konsep Pusat Kota (CBD)

Cook (1940: 5-7), menyebutkan pusat dikarakteristikkan dengan lokasinya yang berada di
pusat, dengan bermacam macam fungsi dan intensitas penggunaan lahan yang maksimum, serta
batasannya yang sangat sulit untuk didefinisikan. Selain itu ia menyebutkan bahwa kota cenderung
ditentukan oleh keberadaannya dari sisi transportasi, yakni kemudahaannya untuk dicapai baik oleh
para pejalan kaki dan pemakai kenderaan.

Di pihak lain, Louis Khan menegaskan bahwa pusat kota akan berkembang pada tempat-
tempat yang strategis dan mencakup konsentrasi pelayanan yang terbesar untuk seluruh komunitas.

Secara fisik keberadaan pusat kota dapat ditandai dengan adanya batas rel kereta api, jalur
jalan-jalan utama, ataupun kawasan dengan jenis khusus ( Gibberd, 1970). Cook (1940)
menyebutkan hal oleh Gibberd sebagai dominasi bangunan tinggi. Selain itu Louis Khan
menyebutkan bahwa pusat kota merupakan jiwa dan otak dari sebuah kota, serta merupakan hasil
perwujudan fisik dari semua yang terbaik.

Karakteristik lain dari pusat kota adalah kecenderungan aktivitasnya yang sejenis seperti
komersial, administrasi, perdagangan eceran, jasa, rekreasi dan aktivitas social budaya
(Cook,1940). Jika ditelaah lebih lanjut maka aktivitas sejenis yang dimaskud adalah aktivitas non
pertanian. Gibberd (1970:67) menyebutkan pusat kota sebagai titik tumbuh utama yang sangat
dominan bagi pertumbuhan dan kota. Walaupun karakter fisik kota pusat kota dan penduduknya
sangat beraneka ragam, namun seabagai satu unit keseluruhan terlihat adanya kesamaan dan
kecenderungan pemusatan kegiatan ke arah pusat kota ( Balchin,1983:40). Tidak ada pusat kota
yang statis dalam bentuk dan fungsinya. Ia akan selalu mengalami modifikasi akibat tuntutan dari
dalam maupun dari luar, sehingga pusat kota akan sangat menentukan pertumbuhan serta
perkembangan kota secara keselurhan (Spreiregen, 1979:195).

Sehubungan dengan fungsi pusat kota, Gibberd (1970) menyebutkan pusat kota sebagai
pusat administrasi, perda administrasi, pusat kota menjadi tempat berkumpulnya para anggota
dewan kota, sekaligus sebagai tempat bertugas aparat pemerintah setempat beserta pegawainya.
Untuk itu bangunan yang mendukung fungsi tersebut yakni balai kota, kantor-kantor departemen
pemerintahan serta markas kepolisian.

Sebagai pusat perdagangan, pusat kota menjadi menjadi tempat warga kota memperoleh
barang-barang bernilai tinggi, melakukan transaksi, serta tempat untuk menemukan berbagai

LAPORAN AKHIR V - 80
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

alternatif pilihan. Bangunan yang mendukung fungsi tersebut yakni berupa bangunan pertokoan,
mulai dari departemen store hingga toko berskala kecil yang menjual barang perkantoran dan
pergudangan. Sebagai pusat budaya dan hiburan di kawasa ini akan dijumpai gedung bioskop,
gedung kesenian, museum, galeri seni, perpustakaan, restoran, café dan gedung .

Lebih lanjut Gibberd mengemukakan bahwa untuk tujuan perencanaan, berbagai fungsi
pusat kota tersebut umumnya dikelompokkan dalam tiga kelompok besarbesar yakni:
1. kelompok perdagangan dan komersil, yang terdiri dari pusat perbelanjaan, perkantoran, dan
gudang pedagang grosir
2. kelompok fungsi sosial yang meliputi pusat administrasi utama, pusat budaya dan pusat sosial;
dan
3. kelompok industri ringan, yang meliputi industry kecil dan perbengkelan.

Tentunya percampuran fungsi akan senantiasa terjadi, desain kota yang terbaik akan
meliputi: satu pusat perbelanjaan utama, satu fungsi sosial yang dominan, dan satu kawasan
industri. Di pihak lain Anderws (1962: 57-59) mengelompokkan fungsi-fungsi Central Bussiness
District (CBD) dalam enam kelompok sebagai berikut.

• Pertama, adalah fungsi perdagangan yang identik dengan terkonsentrasinya jenis-jenis


kegiatan yang termasuk fungsi bisnis sebagai berikut: kegiatan perdagangan eceran
dengan volume perdagangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan lain; kegiatan
keuangan yang ditandai dengan keberadaan bank-bank utama, kantor asuransi dan
sejenisnya; kegiatan jasa administrasi yang ditandai dengan keberadaan gedung- gedung
perkantoran baik milik pemerintah, swasta maupun organisasi social; kegiatan jasa
professional dan keahlian tertentu seperti jasa kesehatan, hukum dan teknik untuk jenis
pertama dan jasa kontaktor, akuntan publik dan periklanan untuk jenis kedua; kegiatan
perdagangan dan grosir dan pergudangan, yang biasanya berada di pinggir CBD, dan
sebagian besar lagi mengalami migrasi keluar pinggir kota, dan jenis lain yang lokasinya
menempel pada pusat kota (seperti industry-industri garmen dan elektronik yang baru
berkembang).
• Fungsi CBD yang kedua, yakni fungsi budaya dan komunikasi, diwujudkan antara lain dalam
bentuk kantor surat kabar, studio radio dan televisi, museum, bioskop dan perpustakaan.
• Ketiga di samping itu CBD menjadi tempat konsentrasi tertinggi dari rekreasi komersial yang
berupa restoran, cafe, koktail, lounges, bioskop dan sejenisnya;
• Fungsi keempat dari CBO yakni pusat pemerintahan, diwujudkan dalam bentuk gedung

LAPORAN AKHIR V - 81
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

perwakilan rakyat dan kantor-kantor administrasinya. Selain itu CBO juga menjadi focal point
bagi tempat hunian sementara berupa hotel dan wisma karena kedekatannya dengan
kantor-kantor administrasi, bisnis dan pemerintahan.
• Selain itu di pinggir CBO juga ditemui apartemen sebagai tempat hunian tetap. Fungsi
hunian terebut merupakan fungsi CBO, yang kelima.
• Yang terakhir, CBO juga merupakan pusat transportasi dan system transit, dimana
konentrasi jalan-jalan arteri di sini menyebabkan CBO menanggung beban lalu lintas yang
tinggi

Seiring dengan berjalannya waktu, pusat kota berkembang pesat sebagai pusat
perdagangan dan jasa, yang didukung oleh tenaga kerja khusus dari golongan white collar dan
sejumlah besar tenaga kerja skill dan semi skill. Pusat kota juga menjadi pusat pemerintahan, pusat
pariwisata dan pusat olah raga dari kota metropolitan (Hartshorn, 1980:309).

Berdasarkan teori-teori tentang fungsi pusat kota di atas maka secara umum fungsi pusat
kota dapat diklasifikasikan sebagai:
1. Pusat adminitrasi pemerintahan; yang didukung oleh kantor-kantor departemen pemerintahan
2. Pusat jasa, perdagangan dan industri ringan: yang didukung oleh kegiatan perdagangan
eceran, jasa perkanoran, jasa perhotelan, bengkel dan industri rumah tangga.
3. Pusat budaya dan rekreasi; berupa gedung kesenian, perpustakaan, bioskop dan restoran.
4. Pusat transportasi dan transit; yakni tempat terkonsentrasinya jalan-jalan arteri dan sistem
transit kota.

Berkaitan dengan fungsi perdagangan di pusat kota, Biro Sensus Amerika mendefinisikan
kawasan pusat perdagangan/CBO sebagai satu atau beberapa system yang terletak di bagian pusat
kota, suatu kawasan dengan nilai lahan yang sangat tinggi, yang dikarakteristikkan dengan tingginya
konsentrasi perdagangan eceran, perkantoran, bioskop, hotel dan bisnis jasa; serta kawasan
dengan aliran lalu lintas yang tinggi (Yeates dan Garner, 1980:334).

Gambar 5.8 Teori Core Fram CBD

LAPORAN AKHIR V - 82
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Tingginya nilai lahan yang dihasilkan, akibat kompetisi untuk memperoleh lokasi dengan
aksesibilitas tinggi di pusat kota telah menyebabkan kenaikan hirarki penggunaan lahan serta
pemisahan kegiatan-kegiatan, yang didasarkan pada kemampuan untuk mengubah manfaat lokasi
menjadi laba dan sewa. Hal tersebut pada gilirannya akan memunculkan variasi dalam intensitas
penggunaan lahan dan bangunan, yaitu antara bagian dalam CBD yang disebut inti/core dan bagian
luarnya yang disebut bingkai/fringe ( Horwood & Boyce, 1995). Perbedaan kedua komponen tersebut
dapat dilihat pada Gambar 5 dan Gambar 6. Core/inti merupakan daerah penggunaan lahan yang
paling intensif, yang dikarakteristikkan dengan gedung-gedung bertingkat yang mencerminkan
kuatnya ekspansi vertical. Bagian inti tersebut didominasi oleh tiga kelompok utama kegiatan yakni:
fungsi keuangan/financial termasuk bank, perusahaan asuransi dan sejenisnya, fungsi eceran
khusus, fungsi perkantoran untuk kegiatan jasa professional dan sosial.

Gambar 5.9 Konsep Teori Core dan Fringe CBD

Ketiga aktivitas tersebut mendesak aktivitas-aktivitas lain di bagian inti dan memaksa
mereka mereka untuk berlokasi di bagian peri-peri, dan kemudian membentuk daerah bingkai yang
merupakan kawasan campuran yang kurang intensif penggunaan lahannya. Daerah bingkai dalam
hal ini berfungsi sebagai penyokong aktivitas-aktivitas yang ada di daerah inti disamping juga untuk
melayani seluruh bagian kota yang lain.

LAPORAN AKHIR V - 83
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Aktivitas perdagangan grosir dan pergudangannya, merupakan salah satu aktivitas di


daerah bingkai, disamping jasa perhotelan, jasa kesehatan, jasa pemerintahan, industri, tempat
hiburan, terminal truk, terminal antar kota, serta daerah permukiman kumuh (Hartshon, 1980: 316-

317; Yeates & Garner, 1981 :335-336). Untuk memperjelas (Lihat Gambar 7 di atas tentang
hipotesa kawasan fungsional CBO, pada tipe kawasan metropolitan dengan 1,5 juta penduduk).

Gambar 5.10 Hipotesa Fungsional Kawasan CBD

Aktivitas perdagangan grosir dan pergudangannya, merupakan salah satu aktivitas di


daerah bingkai, disamping jasa perhotelan, jasa kesehatan, jasa pemerintahan, industri, tempat
hiburan, terminal truk, terminal antar kota, serta daerah permukiman kumuh (Hartshon, 1980: 316-
317; Yeates & Garner, 1981 :335-336). Untuk memperjelas (Lihat Gambar 7 di atas tentang hipotesa
kawasan fungsional CBO, pada tipe kawasan metropolitan dengan 1,5 juta penduduk).

Adapun semakin besar ukuran suatu kota, maka akan makin jelas dan terspesialisasi pula
fungsi sub-sub kawasan yang ada di CBO tersebut. Dari Teori Core-Frame tersebut, dapat
disimpulkan bahwa kegiatan perdagangan grosir merupakan bagian dari kegiatan daerah
bingkai/frame CBO yang berfungsi menyokong kegiatan-kegiatan di daerah inti sekaligus melayani
kegiatan-kegiatan di seluruh bagian kota.

Sehubungan dengan lokasi kegiatan perdagangan grosir, Gibberd (1978:68-70)


mengemukakan Teori Keterkaitan Fungsi Kawasan Pusat Kota; yang didasarkan pada tiga
kelompok fungsi pusat kota yang telah disusunnya, yakni kelompok fungsi social, kelompok fungsi
perdagangan dan komersil, serta kelompok industri ringan, sebagai berikut.

LAPORAN AKHIR V - 84
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Kawasan industri ringan yang berwujud bengkel kecil dan industri-industri jasa, akan berada
di sepanjang kereta api yang lokasinya sangat strategis. Dengan catatan apabila pusat kota tidak
diperuntukkan bagi kegiatan industri, baik industri ringan maupun industri jasa, maka kegiatan
tersebut dapat ditempatkan di luar pusat kota, seperti di seberang rei kereta api. Kawasan
perdagangan dan komersil berupa pertokoan, perkantoran dan pergudangan pedagang grosir,
ditempatkan dekat dengan stasiun bis dan stasiun kereta api, serta diantara kelompok fungsi industri
ringan dan kelompok fungsi social. Walaupun ketiga lokasi ini sering bercampur lokasinya, tetapi
menginbat ketiganya memiliki karaktersitik yang berbeda , maka lebih baik jika ketiga jenis kegiatan
tersebut dinyatakan dalam tiga kawasan yang berbeda. Kelompok fungsi sosial sebagai kawasan
terbaik yang bernilai arsitektur tinggi, berjarak paling jauh dari rei kereta api dan kawasan industri
ringan, yang merupakan kawasan yang paling tidak menarik. Pola tersebut dapat dilihat pada
gambar 7 berikut dimana kawasan perkantoran berdampingan dengan pertokoan (karena beberapa
toko umumnya juga memiliki kantor yang terletak di sekitarnya), kawasan perdagangan tertentu
untuk para pedagang grosir, serta kawasan perdagangan dimana bentuk bentuk aktivitas pasar
termasuk didalamnya. Lokasi kawasan perdagangan grosir juga dikemukakan oleh Hartshorn
(1980:307) yang menyebutkan bahwa kegiatan grosir secara historis akan berada dekat dengan
dermaga ataupun stasiun kereta api untuk mempermudah transaksi dengan pembeli dari luar kota.

Kondisi ini berbeda dengan lokasi usaha para pedagang eceran yang berorientasi pada
pembeli lokal sehingga cenderung berlokasi dekat dengan pasar, ataupun dekat dengan daerah-
daerah perumahan penduduk. Kegiatan grosir pada saat ini identik dengan sebuah ruang yang
digunakan sebagai toko dan gudang dengan banyak barang dengan intensitas kegiatan bongkar
muat barang yang tinggi dan dengan penggunaan kendaraan kendaraan barang bertonase besar
(truk), yang menyebabkannya dinyatakan sebagai kegiatan non pusat kota.

5.6.2 Kajian Konsep Pusat Kota (CBD)

Pengembangan kawasan pinggiran sebagai bagian kawasan perkotaan terjadi karena ada
beberapa pertimbangan (Yeates &Garner, 1981 :350-366).

 Lahan tersedia masih luas;


 Harga lahan relatif lebih murah
 Jarak terhadap pusat kota relatif masih dekat;

Terbatasnya lahan serta harga lahan yang tinggi menjadi alasan bagi beberapa pihak untuk
memilih daerah pinggiran sebagai lokasi untuk mengembangkan usaha maupun untuk bertempat

LAPORAN AKHIR V - 85
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

tinggal. Disamping itu sudah mulai jenuh dan terjadinya degradasi kualitas lingkungan juga menjadi
salah satu faktor bagi beberapa pihak untuk memilih kawasan pinggiran.

Beberapa temuan menarik pengembangan kawasan pinggiran kota-kota di Amerika Utara


terlihat bahwa pelaku utamanya adalah pihak swasta dan pemerintah bertindak sebagai regulator
dan kontrol. Sementera perkembangan kawasan di Indonesia lebih banyak didominasi oleh swasta
(pengembang). Seringkali pengembangan kawasan pinggiran lebih cepat dilakukan oleh swasta
sebelum dokumen perencanaan yang secara detail mengatur pengembangan dan regulasi belum
ada, sehingga banyak kawasan-kawasan pinggiran berkembang kurang terencana dengan baik.

5.7 ANALISIS IMPLIKASI KEBIJAKAN TATA RUANG TERHADAP PEMBANGUNAN DAN


PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
Adanya rencana perkembangan pusat-pusat pertumbuhan kawasan yang baru, serta
peningkatan dan penanganan kawasan khusus, maka pola pengembangan kawasan permukiman
yang dikembangkan di Kabupaten Deli Serdang terdiri dari kawasan permukiman perkotaan dan
kawasan permukiman pedesaan.

1. Kawasan Permukiman Perkotaan


Kawasan permukiman perkotaan dikembangkan pada kota-kota kecamatan yang
mempunyai pertumbuhan cepat dan telah menunjukkan ciri-ciri perkotaan.
Pemanfaatan ruang yang diarahkan pada kawasan permukiman perkotaan adalah;
permukiman kepadatan sedang sampai dengan tinggi, jasa dan perdagangan,
perkantoran, dan industri secara terbatas. Pengembangan kawasan permukiman
perkotaan terutama diarahkan di kecamatan-kecamatan yang berbatasan dengan Kota
Medan, kecamatan-kecamatan cepat tumbuh, dan kecamatan-kecamatan yang telah
ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Primer maupun Pusat Kegiatan Sekunder dalam
RTR Kawasan Perkotaan Mebidangro, antara lain :
 Kecamatan Lubuk Pakam, Labuhan Deli, Hamparan Perak, Sunggal, Namorambe,
Pancur Batu, Deli Tua, Patumbak, Tanjung Morawa, Pagar Merbau, Batang Kuis,
Percut Sei Tuan, dan Kecamatan Galang.
 Pengembangan kawasan permukiman perkotaan juga dikembangkan pada kawasan
industri untuk mendukung kawasan industri yang ada, antara lain Pengembangan
Kota Mandiri pada Kawasan Industri Terpadu di Kecamatan Percut Sei Tuan, Batang
Kuis, Labuhan Deli, Tanjung Morawa dan Kecamatan Beringin. Pada kawasan perkotaan
tersebut juga akan dikembangkan sarana dan prasarana kota seperti; jalan bebas

LAPORAN AKHIR V - 86
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

hambatan, Mass Train, jaringan kereta api, pengolahan limbah, air bersih,
pembangkit listrik, Islamic Center dan pusat kebudayaan, perkantoran dan
pemerintahan, perumahan dan permukiman, pusat olah raga dan taman kota.
 Pengembangan kawasan perumahan mewah (adi wisma) dapat dikembangkan pada
semua wilayah perencanaan, dengan prioritas pengembangan pada Kecamatan
Namorambe (Desa Deli Tua), Kecamatan Percut Sei Tuan (Desa Sampali dan Medan
Estate), Kecamatan Labuhan Deli (Desa Manunggal dan Desa Helvetia).
2. Kawasan Permukiman Pedesaan
Kawasan permukiman perdesaan dikembangkan pada kota-kota kecamatan yang masih
mengandalkan sektor pertanian sebagai penggerak perekonomian, seperti sebagian di
setiap Kecamatan yang disebutkan berikut ini : Sibolangit, Gunung Meriah, STM Hulu,
Kutalimbaru, Biru-biru, STM Hilir, Bangun Purba, Labuhan Deli, Pantai Labu, Beringin,
Pancur Batu, Hamparan Perak, Namorambe, Galang dan Pagar Merbau.

5.7.1 Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman Baru

Pembangunan perumahan dan kawasan permukiman baru didasarkan pada rencana


pengembangan Kabupaten Deli Serdang dalam 20 tahun mendatang seperti yang tertuang dalam
RTRW Kota Kabupaten Deli Serdang 2010-2030, dimana diberlakukan pembatasan pembangunan
perumahan untuk kecamatan-kecamatan yang relatif padat, serta pendistribusian perumahan secara
lebih merat ke bagian selatan dan timur, dengan memperhatikan masing-masing karakteristik pola
ruang kawasan.
Tabel V.13
Arahan Pengembangan Perumahan Sesuai Dengan Pusat-Pusat Pelayanan
Kabupaten Deli Serdang

Pusat Pelayanan Arah Lokasi Permukiman

Arahan pengembangan pusat kota yang diarahkan Lubuk Pakam, Pancur Batu, Tanjung
untuk kegiatan perkantoran, perdagangan, jasa, Morawa, Hamparan Perak, Percut Sei Tuan,
pemerintahan dan kawasan permukiman
Sunggal, Deli Tua, Pagar Merbau, Batang
Kuis, dan Sibolangit

pusat transportasi regional (Bandara Kuala Namu) Kecamtan Batang Kuis, dan Kecamatan
Beringin

Pengembangan Transit Oriented Development (TOD) Kecamatan Pancur Batu, Kecamatan Deli
Tua, Kecamatan Batang Kuis, Kecamatan

LAPORAN AKHIR V - 87
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Galang,

pengembangan potensi pertanian dan pariwisata di Gunung Meriah, Bangun Purba, STM Hulu,
selatan Kabupaten Deli Serdang. STM Hilir, Sibiru-Biru

Kawasan permukiman baru harus memperhatikan kesesuaian pola ruang menurut RTRW
Kabupaten Deli Serdang, terkait kawasan terkait kawasan lindung dengan fungsi kawasan resepan
air, sempadan sungai, dan sepadan pantai:

1. Kawasan Hutan Lindung

Kawasan Hutan Lindung di Kabupaten Deli Serdang berada di wilayah selatan dan wilayah utara
meliputi areal seluas 4.126,38 Ha

2. Kawasan Resapan Air


3. Kawasan Perlindungan Setempat meliputi kawasan-kawasan disekitar sempadan sungai, pantai,
danau, waduk dan Ruang Terbuka Hijau Kota. Kawasan perlindungan setempat dapat juga
berfungsi sebagai hutan kota, meliputi :
a. Jalur hijau sempadan pantai
b. Jalur hijau sempadan sungai
c. Kawasan sekitar danau/waduk/bendungan
d. Kawasan sekitar mata air
e. Jalur hijau sempadan Rel KA
f. Jalur hijau dibawah Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTET);
g. Jalur hijau sempadan jalan tol;
h. Ruang Terbuka Hijau Kota (Taman, Lapangan Olahraga, Taman Pemakaman Umum).
4. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya
5. Kawasan Rawan Bencana Alam
6. Kawasan Lindung Geologi

Selain kawasan lindung Perkembangan kawasan permukiman perlu memperhatikan


kawasan pertanian lahan basah adalah 68.830 Ha (27,56 % dari total luas wilayah Kabupaten
Deli Serdang) yang tersebar di beberapa kecamatan. Dari 22 (dua puluh dua) kecamatan yang
ada di Kabupaten Deli Serdang 14 (empat belas) kecamatan diantaranya merupakan lahan

LAPORAN AKHIR V - 88
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

beririgasi yang potensial dan perlu dipertahankan sebagai daerah pertanian lahan basah,
antara lain : Kecamatan Pagar Merbau, Sunggal, Galang, Lubuk Pakam, Pancur Batu,
Gunung Meriah, Namorambe, Tanjung Morawa, Beringin, Pantai Labu, Hamparan Perak,
Labuhan Deli, Percut Sei Tuan dan Kecamatan Biru-biru. Kawasan pertanian tanaman lahan
basah dengan irigasi teknis tidak boleh dialihfungsikan.

5.7.2 Pengendalian Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Pengendalian pengembangan perumahan dilakukan dengan cara:


• Membatasi pengembangan perumahan dan kawasan permukiman di sekitar kawasan
lindung;
• Membatasi pengembangan perumahan dan kawasan permukiman di kawasan bencana
alam, meliputi: kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang, kawasan
rawan banjir, dan kawasan rawan bencana puting beliung.
• Membatasi pengembangan perumahan dan kawasan permukiman yang mengokupasi lahan
pertanian;
Untuk lebih jelasnya mengenai kawasan limitasi pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Gambar 5.11.

5.8 POLA PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Pengembangan perumahan dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan


rumah/perumahan bagi setiap lapisan masyarakat, baik lapisan atas, menengah dan lapisan bawah,
karena semuanya mempunyai hak dalam membutuhkan rumah yang layak. Oleh karena itu kondisi
ekonomi dari masing-masing kelas berbeda maka program disusun untuk tiap-tiap lapisan juga akan
berbeda pula.

A. Persayaratan Suatu Permukiman


Permukiman yang ideal tentunya menjadi harapan bagi setiap penghuni, namun kriteria
tersebut tentunya berbeda – beda untuk setiap rumah tangga, namun demikian dapat
dirumuskan secara sederhana suatu permukiman yang baik harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut :

a. Lokasi, tidak terganggu oleh kegitan lain yang dapat memberikan dampak terhadap
kualitas lingkungan permukiman, misalnya tidak berdekatan dengan pabrik yang
menghasilkan polusi bagi leingkungan sekitarnya, tidak berdekatan dengan TPA dan lain
sebagainya.

LAPORAN AKHIR V - 89
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

b. Mempunyai akses terhadap pusat-pusat pelayanan seperti pelayanan pendidikan,


kesehatan, perdagangan dan jasa. Akses ini dicapai dengan keterhubungan kawasan
permukiman sampai perumahan secara individual melalui sistem trasportasi yang terpadu

c. Mempunyai fasilitas drainase untuk mengalirkan air hujan sehingga tidak menimbulkan
genangan. Saluran drainase terintegrasi baik dengan saluran induk kota.

Gambar 5.11
Peta Limitasi Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

LAPORAN AKHIR V - 90
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

d. Mempunyai fasilitas penyediaan dan sumber air bersih yang siap dislurukan ke masing-
masing rumah

e. Dislengkapi dengan sistem pembuangan air kotor/tinja baik secara individual


menggunakan tangki septik dan lapangan rembesan ataupun sistem tengki septik
komunal

f. Permukiman harus dilayani oleh fasilitas pembuangan sampah secara teratur agar
lingkungan tetap nyaman

g. Dilengkapi oleh fasilitas umum : taman bermain, tempat ibadah, makam, dan lainnya yang
disesuaikan dengan skala permukiman

h. Dilayani oleh jaringan listrik dan telekomunikasi.

B. Tipologi Perumahan

Dalam pengembangan permukiman dilakukan sesuai dengan tipologi perumahan yang ada.
Hal ini terkait dengan karakteristik tipe perumahan antara lain :

a. Rumah tunggal (Detached House)

Rumah yang berdiri sendiri pada persilnya dan terpisah dari rumah sebelahnya. Rumah-
rumah ini pada umumnya adalah tipe besar dengan luas persil di atas 600 m 2, dengan
lebar persil 15 meter. Karena merupakan rumah tipe besar tentunya tipe ini merupakan
pengembangan rumah untuk lapisan masyarakat kelas menengah – atas.

Gambar 5.12
Rumah Tunggal Berdiri Sendiri Pada Persilnya
Dan Terpisah Dari Rumah Sebelahnya

LAPORAN AKHIR V - 91
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

b. Rumah Kopppel (Semi-Detached House)

rumah yang umumnya berada pada satu persil, terdiri dari 1 (satu) bangunan dengan 2
(dua) unit rumah tinggal, di mana atapnya menjadi 1 (satu). Rumah-rumah seperti ini
dikembangkan dengan persil kecil sampai menengah 100 – 400 m 2 dan lebar persil
minimal 10 m. Tipe rumah ini merupakan pengembangan rumah untuk lapisan
masyarakat kelas menengah kebawah.

Gambar 5.13
Rumah Koppel Berada Pada 1 Persilnya
Terdiri Dari 1 Bangunan Dan 2 Unit Rumah Tinggal

c. Rumah Deret (Row-House)

suatu jenis pengembangan hunian yang bangunannya menempel satu dengan lainnya,
umumnya berderet maksimal 6 (enam) unit rumah dengan tipe seperti ini adalah rumah
dengan tipe kecil, luas persil di dibawah 150 m 2, dengan lebar persil minimal 6 m. Tipe
rumah ini merupakan pengembangan rumah untuk lapisan masyarakat kelas bawah.

Gambar 5.14
Rumah Deret Janis hunian yang bangunan/unit rumahnya
Menempel satu dengan lainnya

LAPORAN AKHIR V - 92
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

Jalan Umum

d. Rumah Tipe Moisonettee

Rumah tinggal yang terdiri dari 2 lantai, bisa berupa 1 unit tersendiri, bisa berderet dan
dapat juga berada pada satu massa besar. Luas bangunan minimum 40 m 2 dan
maksimum 70 m2 jumlah luas lantai atas dan bawah, dengan luas persil 45 – 165 m2.

Gambar 5.15
Rumah Tipe Moisonettee Hunian Yang Terdiri Dari Dua Lantai
Bisa Tersendiri Atau Berderet

Jalan umum

e. Apartemen

sebuah bangunan besar ang umumnya bertingkat banyak dan terdiri dari unit-unit hunian.
Pengembangan untuk kalangan klas bawah biasanya disebut dengan rumah susun

Gambar 5.16
Hunian Apartemen atau Rumah Susun Disesuaikan Dengan Kelas Penghuni

Jalan umum

LAPORAN AKHIR V - 93
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

f. Rumah inti

rumah yang hanya terdir dari ruang-ruang pokok (tidak langkap), yaitu WC, kamr tidur,
dapur dan ruang serbaguna, pengembangnnya dikemudian hari dapat dilakukan sendiri
oleh penghuni.

Luas minimum 12 m2 dan dimungkinkan untuk dikembangkan menjadi rumah sederhana


lengkap dengan luas minimum 36 m2. pengembangan perumahan ini diasanya
diperuntukkan bagi kalangan kelas bawah.

g. Ruko, atau rumah toko, yang sebenarnya rumah deret (row house) yang terdiri dari
minimal 2 lantai dimana lantai bawah digunakan untuk usaha sedangkan lantai diatasnya
untuk tempat tinggal.

C. Ketersediaan Lahan dalam Pengembangan Perumahan dan Permukiman

Preferensi bermukim sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah nilai dan
harga tanah. Jika kondisi ekonomi masyarakat yang dijadikan dasar dalam memilih lokasi
bermukim maka pilihan berbagai kelas cenderung akan berbeda-beda dalam menentukan
lokasi bermukim. Namun pada dasarnya secara teoritis hubungan antara ketersediaan tanah
(harga) dengan jarak dari pusat kota seperti ditunjukkan pada gambar dibawah, semakin dekat
preferensi bermukin di kawasan pusat kota maka kompensasi terhadap harga tanahpun akan
semakin tinggi.

Gambar 5.17
Diagram Hubungan Antara harga tanah dengan jarak dari pusat kota
Pada berbagai kondisi kualitas lingkungan

Harga Tanah
(Rp.)
Kulaitas tinggi

Kulaitas sedang

Kulaitas rendah
LAPORAN AKHIR V - 94
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
KABUPATEN DELI SERDANG

LAPORAN AKHIR V - 95

Anda mungkin juga menyukai