Anda di halaman 1dari 9

LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

JOB VI
BATAS CAIR
A. Tujuan
Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa dapat menentukan batas cair
(Liquid Limit ) dari suatu contoh tanah.

B. Dasar Teori
Batas cair adalah kadar air dimana suatu tanah berubah-ubah dari
keadaan cair menjadi plastis. Pengujian ini dimaksud untuk menetukan kadar air
dari suatu tanah dalam keadaan batascair. Pengujian dilakukan dalam tanah
yang berbutir dan lolos saringan No 40. Setelah ditentukan melalui hubungan
antara kadar air dan jumlah ketukan yang dinamakan sebagai kurva( flow curve).
Δw
-----------

¦
¦
volume ¦ ¦
¦ ¦ ¦
Padat ¦ Semi plastis ¦ Plastis ¦ cair
¦ ¦ I
Batas susut Batas plastis Batas cair Kadar air (%)

Adapun rumus untuk mencari kadar air (Wc) suatu tanah yaitu:

W2 – W3
Wc = X 100 %
W3 – W1

Keterangan :
Wc : Kadar Air
W1 :BeratCawanKosong (gr)
W2 :BeratCawan + Tanah Basah (gr)
W3 :BeratCawan + Tanah Kering ( gr )
Untuk mengatur kadar air yang bersangkutan agar dipenuhi persyaratan
mungkin akan sangat sulit, oleh karena itu akan lebih baik dalam melakukan uji
batas cair paling sedikit 4 kali pada tanah yang samatapi pada kadar air
berbeda-beda sehingga jumlah ketukan N yang dibutuhkan untuk menutupi
goresan bervariasi antara 10-50 ketukan
a. 10 - 20 ketukan

KELOMPOK 1
2A D3 TEKNIK KONTRUKSI SIPIL
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

b. 21 - 30 ketukan
c. 31 - 40 ketukan
d. 41 - 50 ketukan

GRAFIK BATAS CAIR


40 %

30 %
Kadar Air (%)

20 %

10 %

0%
5 50
Jumlah Ketukan

Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin sedikit jumlah


ketukan maka semakin tinggi nilai kadar air yang diperoleh. Begitu pun
sebaliknya jika semakin banyak jumlah ketukan semakin rendah nilai adar air
yang di peroleh.

Sumber : geezaiori20.blogspot.com

KELOMPOK 1
2A D3 TEKNIK KONTRUKSI SIPIL
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

C. Alat dan Bahan


a) Alat
1. Plat kaca

2. Cawan

3. Cassagrande

4. Saringan No.40

5. Spatula

KELOMPOK 1
2A D3 TEKNIK KONTRUKSI SIPIL
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

6. Oven

7. Timbangan digital

KELOMPOK 1
2A D3 TEKNIK KONTRUKSI SIPIL
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

8. Desikator

b) Bahan
1. Tanah yang dikeringkan / dioven

2. Aquades

D. Langkah Kerja
a. Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan
b. Mengambil sampel tanah yang lolos saringan nomor 40 dan timbang
menggunkan timbangan digital sebanyak kurang lebih 150 gr

KELOMPOK 1
2A D3 TEKNIK KONTRUKSI SIPIL
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

c. Mengatur tinggi jatuh mangkok cassa grande hingga tinggi jatuhnya dengan
landasan 1 cm.
d. Menimbang semua cawan kosong (W1) dengan menggunakan timbangan
digital
e. Mencampur tanah di atas plat kacadengan air dan di aduk menggunakan
spatula hingga menjadi homogen
f. Mengambil contoh tanah yang telah tercampur dan homogen kemudian
meletakannya di atas cawan cassa grande
g. Meratakan permukaan tanah hingga sejajar dengan pinggiran cawan
h. Mengambil alur pada contoh tanah tersebut dengan menggunakan graving
tool secara tegak lurus. Cara mengambi alur adalah dengan menekan dan
mengaitkan alat graving tool secara tegak lurus terhadap permukaan contoh
tanah
i. Melakukan pengetukan dengan bantuan alat pemutar sehingga cawan akan
terangkat naik dan turun dengan kapasitas 2 putaran / detik
j. Menghetikan pemutaran jika alur sudah tertutup sepanjang kurang lebih 1,25
cm dan hitung berapa banyak jumlah ketukan yang dibutuhkan
k. Mengambil sebagian contoht anah dan dimasukkan kedalam cawan
kemudian menimbang dengan menggunakan timbangan digital
l. Percobaan tersebut kemudian diulang dengan kadar air yang berbeda
dimana jumlah ketukan yang diharapkan yaitu:
 10 – 20 ketukan
 21 – 30 ketukan
 31 – 40 ketukan
 41 – 50 ketukan
m. Memasukkan contoh tanah kedalam oven selama kuranglebih 24 jam
n. Mengeluarkan contoh tanah dari dalam oven dan mendinginkannya dengan
menggunakan desikator
o. Menimbang berat untuk tanah kering
p. Melakukan perhitungan batas cair setelah melakukan praktikum dengan data-
data yang diperoleh.

KELOMPOK 1
2A D3 TEKNIK KONTRUKSI SIPIL
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

E. Data dan Hasil Perhitungan

Data Batas Cair


Jumlah Pukulan 10→20 20→30 30→40 40→50
No.Cawan 1 45 47 58
Berat Cawan w1 13.34 13.41 13.28 13.37
Berat cawan + Tanah basah (gram)
31.07 33.18 22.89 32.23
w2
Berat Cawan + Tanah Kering
26.65 28.45 20.85 29.95
(gram) w3
Berat Air (gram) w4 4.42 4.73 2.04 2.28
Berat Tanah Kering (gram) w5 13.31 15.04 7.57 16.58
Kadar Air (%) w6 33.21 % 31.45 % 26.95 % 13.75 %

Analisa perhitungan

Untuk ketukan 17

KELOMPOK 1
2A D3 TEKNIK KONTRUKSI SIPIL
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Berat air = w2 – w3
= 31.07 – 26.65
= 4.42 gr
Berat tanah kering = w3 – w1
= 26.65– 13,34
= 13,31

Kadar Air

w 2−w 3
¿ x 100 %
w 3−w 1

31.07−26.65
¿ x 100 %
26.65−13 , 34

¿ 33.21 %

Batas Cair Ditetukan pada Jumlah ketukan ke 25


2.2.1 Grafik Batas Cair

GRAFIK BATAS CAIR


40 %

35 %

30 %
LL = 29%
25 %

20 %
Kadar Air (%)

15 %

10 %

5%

0%
5 50
Jumlah Ketukan

KELOMPOK 1
2A D3 TEKNIK KONTRUKSI SIPIL
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

F. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh batas cair sebesar 29 %
termasuk jenis tanah rendah

G. Dokumentasi

Gambar mengadu ktanah Gambar mencampur tanah


dengan menggunakan spatula

Gambar Memadatkan tanah Gambar mengambil alur pada


KELOMPOK 1
di cassagrande contoh tanah menggunakan graving
2A D3 TEKNIK KONTRUKSI SIPIL

Anda mungkin juga menyukai