Anda di halaman 1dari 124

Machine Translated by Google

eiD
nsu
napakngankukhgilab P

Grup Bank Dunia


Penilaian Pasokan dan Permintaan
Air Bandar Lampung
Pasokan Air Bandar Lampung dan
Laporan Penilaian Permintaan

REP/277440/R001

Akhir | 12 Agustus 2013


napakngankukhgilab eiD
nsu
nsu
napakngankukhgilab P
eiD
P
eiD
nsu
napakngankukhgilab P

Nomor pekerjaan 277440

Arup Singapura Pte Ltd


Nomor Reg 200100731M

Arup Singapore Pte Ltd 10


Hoe Chiang Road
#26-01 Keppel Towers
Singapura 089315
www.arup.com
Machine Translated by Google

Penafian

Analisis dalam Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung ini disiapkan oleh ARUP untuk digunakan
semata-mata oleh pihak yang dituju dan untuk tujuan yang ditentukan. Baik keseluruhan maupun sebagian dari
laporan ini atau referensi apa pun tidak boleh disertakan dalam atau dengan atau dilampirkan pada dokumen apa pun,
diterbitkan, dikutip atau disebarluaskan atau digunakan untuk tujuan apa pun tanpa izin tertulis dari ARUP terhadap
bentuk dan konteks kemunculannya. ARUP tidak bertanggung jawab atas kerugian atau klaim apa pun yang
dilakukan oleh siapa pun yang bertindak atau tidak melakukan tindakan karena mengandalkan laporan selain Bank
Dunia.

[Pernyataan, pendapat dan perkiraan] yang disebabkan oleh ARUP diberikan dengan itikad baik dan atas dasar bahwa
[pernyataan, pendapat dan perkiraan] tersebut tidak salah atau menyesatkan dengan cara apa pun. Dalam membuat
laporan ini, ARUP telah mempertimbangkan dan mengandalkan informasi yang disediakan oleh Bank Dunia, PDAM dan
Balai Besar serta informasi yang tersedia di domain publik.

Meskipun segala upaya telah dilakukan untuk memverifikasi informasi, baik ARUP atau direkturnya, pejabat lain,
karyawan atau konsultan tidak bertanggung jawab atas keakuratan informasi tersebut dan tidak ada satupun dari
mereka yang menjamin bahwa penyelidikan ARUP telah mengungkapkan semua hal yang dapat diungkapkan oleh pemeriksaan yang lebih ekstens

ARUP tidak mempunyai kepentingan finansial, selain dari biaya profesional untuk persiapan laporan ini, atau kepentingan
lain di Bank Dunia yang dapat dianggap mempengaruhi kemampuan ARUP untuk melakukan penilaian permintaan
air dan pasokan untuk kota tersebut. Bandarlampung.

Hak atau upaya hukum apa pun yang diberikan kepada Bank Dunia berdasarkan hukum yang berlaku sebagai akibat
dari informasi yang terdapat dalam Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung atau informasi
lainnya yang tidak lengkap atau tidak akurat dibatasi sepanjang diizinkan oleh hukum.

Pandangan-pandangan yang diungkapkan dalam publikasi ini merupakan pandangan para penulis dan belum tentu
pendapat Badan Pembangunan Internasional Australia (AusAID) atau Kelompok Bank Dunia.

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Isi

Halaman

Ringkasan bisnis plan 1

1 Perkenalan 4

1.1 Latar Belakang dan Uraian Masalah 4


1.2 Ruang Lingkup Studi 4
1.3 Pelajaran sebelumnya 4
1.4 Inspeksi lokasi 7
1.5 Konsultasi Pemangku Kepentingan 8

2 Deskripsi Wilayah Studi 9

2.1 Lokasi Studi 9


2.2 Topografi dan Iklim 10
2.4 Geologi dan Hidrogeologi 12
2.5 Sumber air 14
2.6 Sosial-Ekonomi 15

3 Pasokan Air yang Ada di Bandar Lampung 17

3.1 Sumber Pasokan Air yang Ada 17


3.2 Peraturan Nasional 20

4 Proyeksi Permintaan 22

4.1 Populasi 22
4.2 Proyeksi Permintaan Air 23
4.3 Kesediaan untuk terhubung 27
4.4 Model Sensitivitas Permintaan Tarif 29

4.5 Pasokan Pipa PDAM 4.6 32

Mengurangi NRW untuk Mempengaruhi Permintaan Air 34

5 Sumber Pasokan Air di Masa Depan 35


5.1 Pilihan Pasokan Air 35
5.2 Ringkasan Pilihan Pasokan Air 47

6 Kesimpulan 52

7 Studi/Investigasi Tambahan yang Direkomendasikan 55

8 Prinsip Teknis Nota Kesepahaman 56

8.1 Perkenalan 56
8.2 Struktur Pemerintahan Federal dan Daerah untuk Manajemen 57
Sumber Daya Air

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

8.3 Alokasi Air DAS Way Sekampung 60


8.4 Prinsipal Teknis untuk Nota Kesepahaman 61

Referensi

Tabel

Tabel 1: Sistem Penyediaan Air PDAM Saat Ini


Tabel 2: Survei MARS – Sumber Air Minum
Tabel 3: Pertumbuhan Populasi di Masa Lalu
Table 4: Bandar Lampung City Population Projection
Tabel 5: Skenario Permintaan Air Per Kapita
Tabel 6: Estimasi Rata-Rata Historis Air Tidak Berpendapatan
Tabel 7: Proyeksi NRW di Masa Depan
Tabel 8: Proyeksi Rata-Rata Permintaan Air
Tabel 9: Penyediaan Air Pipa PDAM
Tabel 10: Ringkasan Neraca Air Way Sekampung
Tabel 11: Perbandingan biaya instalasi pengolahan air tradisional dan instalasi
desalinasi
Tabel 12: Ringkasan Penilaian Opsi Awal
Tabel 13: Ringkasan Permintaan Air Pipa di Masa Depan

Angka

Gambar 1: Lokasi Studi: Provinsi Lampung


Figure 2: Study Area – City of Bandar Lampung
Figure 3: City of Bandar Lampung Topography
Gambar 4: Rata-rata Suhu dan Curah Hujan
Gambar 5: Provinsi Lampung Selatan – Geologi dan Hidrogeologi
Gambar 6: Letusan Gunung Berapi dan Aktivitas Seismik
Figure 7: Bandar Lampung City Population Projection
Gambar 8: Pemisahan Permintaan Domestik vs. Non-Domestik
Gambar 9: Perkiraan Historis Air Non-Pendapatan
Gambar 10: Proyeksi Permintaan Air Bersih
Gambar 11: Permintaan dan Kesediaan untuk Menghubungkan Survei
Gambar 12: Model Sensitivitas Permintaan Tarif
Gambar 13: Model Sensitivitas Permintaan Tarif
Gambar 14: Permintaan Air Pipa di Masa Depan
Gambar 15: Wilayah Studi
Gambar 16: Skema Keseimbangan Aliran Way Sekampung
Gambar 17: Alokasi Air – Pemangku Kepentingan Utama dan Pengambil Keputusan di
DAS Way Sekampung

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Gambar 18: Prinsip-prinsip teknis utama MOU

Lampiran

Lampiran A
Foto-foto

Lampiran B
Referensi Studi Tambahan

Lampiran C
Neraca Air Way Sekampung

Lampiran D
Informasi PDAM Terkini

Lampiran E
Umpan Balik Bank Dunia

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Ringkasan bisnis plan


Kurang dari 35% penduduk Bandar Lampung terhubung dengan sistem penyediaan
air minum melalui pipa yang terorganisir. Populasi dan industri yang tersisa sangat
bergantung pada pengeboran air tanah. Seiring dengan meningkatnya kepadatan
penduduk, kualitas dan kuantitas air sumur dangkal semakin menurun, terutama di
dekat pantai. Oleh karena itu, meskipun sebagian masyarakat akan terus bergantung
pada sumur gali sebagai sumber utama air mereka, penyediaan pasokan air pipa
yang aman dan andal merupakan kebutuhan mendesak bagi sebagian besar penduduk.

Terkait dengan sistem penyediaan air perpipaan yang ada, kualitas dan keandalan
pasokan sangat bervariasi dan sebagian besar warga terpaksa memiliki sumber
pasokan alternatif dan diharuskan untuk merebus air keran seminimal mungkin jika
digunakan untuk keperluan minum atau memasak. Selain itu, distribusi melalui pipa
sangat tidak efisien dan hingga setengah dari air yang dihasilkan dari pasokan
hilang ke dalam jaringan karena kombinasi kebocoran pipa (akibat kerusakan alami
dan buruknya konstruksi dan pemeliharaan) serta penyadapan ilegal.

Oleh karena itu, faktor-faktor ini berarti bahwa Bandar Lampung memerlukan
sumber pasokan air yang aman dan konsisten untuk memenuhi permintaan yang
terus meningkat serta metode pendistribusian air yang lebih baik dan efektif ke seluruh kota.

Studi desktop yang dilakukan dalam penilaian ini telah melihat kebutuhan air
saat ini dan masa depan, sumber pasokan air saat ini dan pilihan pasokan air di
masa depan serta rekomendasi untuk pengembangan pasokan air perpipaan untuk
memenuhi kebutuhan kota. Arup mencatat keterbatasan penelitian ini karena
penelitian ini hanya bersifat desktop dan mengandalkan informasi dari laporan
dan investigasi sebelumnya serta konsultasi tingkat tinggi dengan pemangku
kepentingan terkait. Untuk mengkonfirmasi temuan-temuan dalam laporan
ini, disarankan agar dilakukan penyelidikan lokasi tambahan dan dilakukannya studi
kelayakan yang terperinci (lihat Bagian 7 untuk informasi lebih lanjut). Permintaan
air pipa di masa depan telah dihitung dengan meninjau pertumbuhan populasi
proyek dan keinginan mereka untuk terhubung ke jaringan pipa (berdasarkan tarif
saat ini dan di masa depan). Hasilnya menunjukkan bahwa dengan infrastruktur yang
ada saat ini, pada tahun 2015 akan terjadi defisit sekitar 955 l/dtk dan akan meningkat sebesar 250% menjadi 2.279

Pasokan air perpipaan di Bandar Lampung merupakan tanggung jawab


Otoritas Air Bandar Lampung (PDAM Way Rilau). Sistem air perpipaan PDAM terdiri
dari kombinasi sumber pasokan air permukaan seperti sungai dan mata air, serta
lubang pengambilan air tanah. Saat ini PDAM mendapatkan sekitar 75% dari total
pasokan 600 l/dtk dari Way Kuripan, yang merupakan salah satu sungai terbesar
yang mengalir melalui kota.

Berdasarkan pasokan saat ini, PDAM perlu mencari sumber air alternatif untuk
memenuhi kebutuhan tambahan sebesar 355 l/dtk pada tahun 2015 dan meningkat
menjadi 1.679 l/dtk pada tahun 2040. Pemilihan sumber air baru yang potensial
bergantung pada ukuran, konsistensi, dan biaya. untuk menerapkan solusi tersebut.
Penilaian ini telah melihat potensi sumber air baru berikut ini:

• Pasokan air permukaan

• Pasokan air tanah

• Air daur ulang

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 1


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

• Air desalinasi

Masing-masing opsi memiliki kelebihan dan kekurangan. Dua kelemahan utama yang
umum pada sebagian besar opsi adalah ukuran sumbernya, yaitu. Sebagian besar sungai yang
berada di dalam atau dekat Bandar Lampung tidak mempunyai kapasitas untuk memenuhi
kebutuhan (dan air tanah juga tidak dapat diandalkan dalam hal kuantitas) atau biaya untuk
melaksanakannya (misalnya desalinasi bukanlah pilihan yang tepat).

Bandar Lampung merupakan kota besar di negara berkembang. Negara ini tidak memiliki
infrastruktur air dan air limbah seperti yang umum ditemukan di sebagian besar negara maju.
Tantangan penyediaan infrastruktur ini berasal dari kemampuan pemerintah daerah dan masyarakat untuk
membiayainya. Bandar Lampung tidak unik dalam hal ini dan permasalahan dalam menyediakan pasokan
air perpipaan jangka panjang, bersih dan aman untuk kota Bandar Lampung tidak dapat diselesaikan dengan
menggunakan satu solusi yang dapat menyelesaikan semua masalah (karena hal ini akan memakan biaya yang
terlalu besar), melainkan dengan menggunakan solusi yang bersifat universal (karena hal ini akan
memakan biaya yang sangat besar). serangkaian solusi harus diterapkan untuk memenuhi kebutuhan tahun 2040.

Dari hasil penelusurannya, Arup merekomendasikan agar skema penyediaan air Way
Sekampung 500 Liter/detik tetap dilanjutkan. Namun Arup mencatat bahwa skema yang ada saat
ini saja tidak akan menyediakan pasokan yang cukup untuk seluruh kebutuhan permintaan
kota di masa depan. Kebutuhan kota secara keseluruhan pada tahun 2040 diperkirakan sebesar
3.100 Liter/detik (untuk skenario dasar). Gabungan pasokan yang ada sebesar 600 Liter/
detik ditambah pasokan yang direncanakan sebesar 500 L/dtk masih menyisakan kekurangan
yang signifikan di kota ini, yaitu sekitar 2.000 Liter/detik pada tahun 2040.

1. Oleh karena itu, disarankan untuk mempertimbangkan opsi-opsi tambahan berikut:


Meningkatkan kapasitas abstraksi dari Way Sekampung
(dari rencana 500L/dtk hingga 2.000L/dtk). Perluasan ini harus dianggap sebagai
prioritas utama yang dilaksanakan segera setelah hal tersebut dapat dibenarkan
secara finansial. Perluasan ini memerlukan pembangunan bendungan
pengatur di sungai dan peningkatan ukuran WTP yang diusulkan serta pipa transmisi
untuk mengalirkan air tambahan.

2. Meningkatkan pengelolaan air hujan rumah tangga dengan mendorong tangki


penampungan dan fasilitas penyimpanan swasta – hal ini dapat mengurangi
jumlah kebutuhan air pipa hingga 30%.

3. Penggunaan kembali air limbah secara terpusat. Saat ini sedang dilakukan penelitian
untuk menyediakan fasilitas pengolahan air limbah terpusat. Dalam 10 tahun ke
depan, kemungkinan besar instalasi pengolahan akan dibangun.
Kesempatan ini tidak boleh dilewatkan untuk menerapkan pengolahan tambahan untuk
mengisi ulang sungai, akuifer, atau jaringan pipa langsung untuk keperluan rumah tangga yang tidak dapat diminum.
Secara konservatif, skema seperti ini mempunyai kapasitas untuk memasok
hingga 2.000 liter/detik air yang dapat digunakan kembali mulai tahun 2020 dan seterusnya.

Ringkasnya, ada sejumlah pilihan teknis yang tersedia untuk mengatasi kekurangan pasokan
air di Bandar Lampung. Penerapan kombinasi opsi-opsi ini akan bergantung pada kemampuan
keuangan kota untuk mewujudkannya (baik melalui pendanaan pemerintah atau pendanaan
swasta), peraturan pemerintah (sehubungan dengan penerapan tangki air hujan) dan
pembangunan infrastruktur air limbah secara keseluruhan (sampai hal ini terjadi). opsi 3 tidak
akan praktis). Arup mencatat bahwa studi air tanah tambahan sedang dilakukan (oleh pihak
ketiga)

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 2


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

akan membantu mengatasi penurunan permukaan dan kualitas air tanah


serta menilai kelayakan opsi pengisian ulang. Hal ini juga dapat membantu
mengatasi kebutuhan pasokan air jangka panjang.

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 3


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

1 Perkenalan
1.1 Latar Belakang dan Uraian Masalah
Bandar Lampung merupakan kota pelabuhan di selatan Pulau Sumatera yang
berpenduduk kurang lebih 879.651 jiwa (2010) dengan luas wilayah 200 km2.
. Hanya sekitar 32,21% (2010) penduduk yang terhubung dengan sistem pasokan air
minum perpipaan yang terorganisir. Sistem air perpipaan yang ada saat ini, meskipun
cakupannya tidak mencukupi untuk memasok seluruh kota, juga mengalami kehilangan air non-
revenue water (NRW) yang tinggi, yang diperkirakan oleh PDAM mencapai 60% dan rata-rata
40%.

Populasi dan industri yang tersisa sangat bergantung pada lubang pengambilan air tanah
dan beberapa komunitas pesisir memiliki sistem pengumpulan air hujan yang terbatas.
Seiring dengan meningkatnya kepadatan penduduk, kualitas air sumur dangkal
semakin memburuk, khususnya di dekat pantai, sehingga meskipun sebagian penduduk akan
terus bergantung pada sumur gali sebagai sumber air utama mereka, penyediaan pasokan air
pipa yang aman dan andal sangatlah diperlukan. kebutuhan mendesak bagi sebagian besar penduduk.

Diperkirakan kebutuhan air minum akan meningkat dari 1.415 l/s


3
M /dtk pada tahun 2010 menjadi 3.246 l/dtk pada tahun 2040.

1.2 Ruang Lingkup Studi

Studi ini ditugaskan oleh Bank Dunia untuk melakukan penilaian pasokan dan permintaan air
di kota Bandar Lampung. Penilaian ini melibatkan pengidentifikasian dan pembelajaran
proyeksi permintaan saat ini dan masa depan serta sumber pasokan air dengan
mempertimbangkan kemampuan untuk memenuhi permintaan tambahan saat ini atau di masa
depan, keberlanjutan pasokan, persaingan penggunaan, peraturan yang relevan dan
ketersediaan izin pengambilan air dan kemungkinan biaya penerapan strategi yang diusulkan. .

Untuk melaksanakan penelitian ini, Arup telah melakukan tinjauan dan penilaian
desktop terhadap penelitian sebelumnya dan informasi latar belakang, kunjungan
lapangan ke wilayah studi dan aset yang ada, serta konsultasi dan keterlibatan pemangku
kepentingan. Tujuan dari penilaian ini adalah untuk mengembangkan
strategi/kerangka yang direkomendasikan untuk pengembangan pasokan air ke kota Bandar
Lampung. Strategi ini akan mengidentifikasi beberapa prinsip teknis utama untuk
pengembangan nota kesepahaman antara pemangku kepentingan utama bidang
air, mengenai alokasi dan pasokan air untuk memenuhi kebutuhan air kota di masa depan.

1.3 Pelajaran sebelumnya

• Arup telah melakukan tinjauan desktop terhadap berbagai penelitian yang tersedia untuk
umum atau penelitian khusus terkait dengan penilaian kebutuhan air di Bandar Lampung
dalam mandat PDAM, termasuk kebutuhan domestik, industri dan komersial.

• Studi relevan yang telah dikaji adalah sebagai berikut:

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 4


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

1.3.1 Dana Penjaminan Infrastruktur Indonesia (IIGF),


“Demand on PDAM water supply in Bandar Lampung”,
Konsultan Kualitatif MARS, November 2011
Studi terbaru yang dilakukan oleh Mars menemukan bahwa mayoritas penduduk Bandar
Lampung menggunakan lebih dari satu sumber air untuk berbagai aktivitas, dan pasokan air
pipa dari PDAM saat ini tidak mencukupi untuk kebutuhan rumah tangga.
Survei menunjukkan bahwa 78% responden survei bersedia tersambung ke air pipa setelah
promosi PDAM. Kesediaan untuk terhubung (WTC) yang ditemukan dalam survei ini jauh
lebih tinggi dibandingkan penelitian BPPSPAM sebelumnya. Untuk menghindari risiko
perkiraan permintaan air yang terlalu rendah di masa depan, laporan ini akan menggunakan
78% WTC untuk proyeksi permintaan air di masa depan.

1.3.2 BPPSPAM, “Survei Permintaan Riil dan Studi Permintaan


Air”, 2010
Kajian kualitatif tahun 2010 menunjukkan rendahnya kemauan masyarakat Bandar Lampung
untuk menyambung pasokan air perpipaan dari PDAM. Hanya 24,1% responden yang
menyatakan tertarik dengan sambungan pipa air. Studi ini memproyeksikan kebutuhan air
harian hingga tahun 2035, sebesar 1,513, 1,825 dan 2,281 liter/detik untuk skenario
permintaan rendah, dasar, dan tinggi, yang memperhitungkan kebutuhan air domestik dan non-
domestik. Ini dianggap perkiraan yang tinggi.

1.3.3 Biro Bantuan Pembangunan Australia dan Ditjen


Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum (Kementerian PU),”
Proyek Pasokan Air Bandar Lampung - Rencana Induk
dan Laporan Kelayakan”, Vol.1, Sinclair Knight dan
Rekan, Juni 1986
Proyek yang dipimpin oleh Sinclair Knight & partner pada tahun 1985 ini berupaya memahami
kelayakan berbagai pilihan pasokan air untuk kota Bandar Lampung.
Sumber air baku baru dipertimbangkan dan dibandingkan. Skema berikut ini direkomendasikan
dalam rencana induk (dengan sebagian besar yang direkomendasikan dicantumkan terlebih dahulu):

• Skema aliran sungai Way Kuripan, skema mata air Utara dan skema Satelit. •
Skema aliran sungai
Way Sabu • Bendungan Kuripan •
Bendungan Simpang
Kiri

Rencana induk juga menyoroti tiga sumber air lainnya: Air pendingin dari pembangkit listrik
Telukbetung, air backwash dari instalasi pengolahan air, dan Air yang tidak terhitung.

1.3.4 Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Asia


Bank Pembangunan (ADB), “Studi Pasokan Air dan

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 5


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Pembuangan Limbah di Bandar Lampung”, Laporan


Akhir Vol. 1, konsultan GKW, Mei 1994.
Kajian tersebut melakukan proyeksi jumlah penduduk, proyeksi kebutuhan air baku, dan
kajian potensi sumber air baku kota Bandar Lampung.

Diperkirakan populasi kota ini akan meningkat menjadi 1.300.451 jiwa pada tahun 2015,
dengan kebutuhan sebesar 3.037 liter/detik. Tiga sumber air potensial yang diteliti adalah:

• Way Kuripan •
Way Sabu •
Way Sekampung

Konsultan memperkirakan bahwa Jalan Sekampung akan dibutuhkan dalam hal apa pun,
dan merekomendasikan agar Way Kuripan dikembangkan semaksimal mungkin (melalui
pembangunan Bendungan setinggi 43m)

1.3.5 Kementerian Pemukiman dan Infrastruktur Wilayah,


“Pembangunan Optimal Infrastruktur Air untuk
Pembangunan Wilayah di Cekungan Way
Sekampung dan Way Seputih”, Vol 4, Laporan
Pendukung, 4.2 Pasokan Air Kota dan Industri,
Nippon Koei Co, Maret 2003
Kajian ini dilaksanakan sebagai bagian dari rencana induk pengembangan
sumber daya air yang optimal untuk kota Bandar Lampung. Selain itu juga mengkaji
pembangunan infrastruktur di DAS Way Sekampung dan Way Seputih, serta
membahas perencanaan dan kerangka pengembangan wilayah ini.
Makalah ini berfokus pada identifikasi pusat-pusat pertumbuhan di daerah aliran
sungai, sumber daya air alternatif yang tersedia, identifikasi faktor-faktor yang
menentukan permintaan, M&I kebutuhan air di pusat-pusat pertumbuhan dan juga
mengidentifikasi saluran masuk dan fasilitas pengolahan air. Tahap tentatif
pengembangan juga telah disusun.

1.3.6 Studi Tambahan


Penelitian lain yang telah direview adalah sebagai berikut:

• Kementerian Cipta Karya dan Prasarana, Studi Pra-kelayakan Pengusahaan Air


Minum Bandar Lampung, Maret 2001. GHD.

• Kemitraan Australia Indonesia – Rencana Induk Investasi Air Limbah,


September 2011

• Australian Development Assistance Bureau, Bandar Lampung Water


Studi Proyek Pasokan, Crash Programme, Oktober 2015

• Pekerjaan: FS Regulating Dam di Sungai Way Sekampung, May 2012,


Widya Graha Asana

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 6


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

• Way Seputih, Proyek Irigasi Way Sekampung – Kajian Optimal


Pembangunan Infrastruktur Perairan untuk Pembangunan Daerah Sedang Berjalan
Sekampung dan Way Seputih Basis, Maret 2002, Nippon Koei Co

• Republik Indonesia, Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayay, Proyek,


Pembangunan Waduk Batutegi, November 2003, Nippon Koei Co, Ltd.

• Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia, Program Pembangunan


Infrastruktur Perkotaan Terpadu Bandar Lampung, Draf Laporan
Studi Kelayakan Tambahan, Jilid III, Penyediaan Air Minum, Desember 1989,
C. Lotti dan Associati

• Departemen Pekerjaan Umum, Direktorate Jenderal Sumber Daya Air


(SDA), Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung, Rancangan Pola
Pengelolaan, Wilayah Sungai Mesji Sekampung

• Jaringan Ketahanan Perubahan Iklim Kota-Kota Asia (ACCCRN), Eksekutif


Rangkuman, Strategi Ketahanan Kota Bandar Lampung Terhadap Perubahan
Iklim Tahun 2011 dan 2030

1.4 Inspeksi lokasi


Inspeksi lokasi dilakukan oleh para insinyur teknis Arup dan para insinyur lokalnya
untuk mendapatkan lebih banyak wawasan mengenai kemampuan aset ekstraksi air saat
ini dan di masa depan serta penggunaan dan pengembangan lahan saat ini sebagai bagian dari studi ini.
Kunjungan lapangan ini dilakukan selama bulan November 2012 dan meliputi:

Saya. memeriksa area kritis fasilitas pengambilan air saat ini


termasuk Way Kuripan dan Way Sabu,

ii. bangunan pengendali air seperti Bendungan Batutegi dan


Bendung Argoguruh dan

iii. ground water springs at Batu Putih.

Selama kunjungan ini, sampel dasar kualitas air diambil. Hasil sampel dan inspeksi
kualitas air dimasukkan ke dalam laporan, bersama dengan foto-foto yang sesuai (lihat
Lampiran A) dan data. Perlu diperhatikan bahwa sampel ini hanyalah sampel titik
saja dan program pengambilan sampel yang lebih rinci harus dilakukan jika Bank Dunia
ingin memastikan kualitas air dan oleh karena itu diperlukan pengolahan. Pengambilan
sampel yang lebih rinci telah dilakukan untuk tujuan ini pada Sungai Way Sekampung dan
hal ini telah diberikan kepada Bank Dunia dalam studi terpisah.

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 7


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

1.5 Konsultasi Pemangku Kepentingan

Konsultasi dengan pihak berwenang dan pemangku kepentingan terkait telah menjadi bagian
integral dari pengkajian opsi dan pemilihan solusi pilihan untuk pengkajian pasokan dan
permintaan air ini. Konsultasi telah dilakukan dengan sejumlah pemangku kepentingan utama
termasuk:

- PDAM Way Rilau: otoritas air setempat untuk kota Bandar


Lampung, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau,

- MGBL : berbagai departemen di Pemerintah Kota Bandar


Lampung (MGBL) and

- Belai Besar Wilayah Sungai Mesuji-Sekampung: the irrigation authority

- Dana Penjaminan Infrastruktur Indonesia

- Tim Teknis Bank Dunia (khususnya Fook Chuan Feng dan Andri
Wibisono)

Konsultasi ini mencakup penyelenggaraan lokakarya selama masa studi untuk membahas isu-
isu utama seperti penilaian dan kinerja infrastruktur yang ada, alokasi dan pengelolaan
pasokan air, serta mekanisme persetujuan otoritas dan pemahaman peraturan dan hierarki
pemerintah.
Dalam lokakarya tersebut, Arup juga memberikan presentasi rinci mengenai ruang lingkup
dan tujuan penelitian.

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 8


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

2 Deskripsi Wilayah Studi

2.1 Lokasi Studi


Studi ini difokuskan pada penyediaan penilaian pasokan dan permintaan air untuk kota
Bandar Lampung di selatan pulau Sumatera (Gambar 1 dan Gambar 2).
Awalnya merupakan kombinasi dari dua kota; Tanjung Karang dan Teluk Betung
Betung, Kota Bandar Lampung secara administratif terbagi menjadi 13 kecamatan dan
98 desa dengan luas kurang lebih 200 km2 .

Kawasan terbangun terkonsentrasi di pusat kota sepanjang koridor utara-selatan.


Teluk di selatan dan pegunungan di kedua sisinya menjadi batas alami. Di bagian
utara punggungan, perkembangan perkotaan menyebar ke segala arah.
Hal ini memberikan tantangan yang signifikan terhadap perencanaan infrastruktur kota.
Banyak lahan terbuka dan belum dikembangkan di kedua sisi kawasan terbangun
dianggap sebagai sisa kepadatan cahaya, yang berarti sebagian besar pertumbuhan
penduduk akan terjadi di utara punggung bukit pemisah.

Gambar 1: Lokasi Studi: Provinsi Lampung

City of Bandar Lampung

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 9


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Figure 2: Study Area – City of Bandar Lampung

Kawasan Kota BL

2.2 Topografi dan Iklim


Topografi dan iklim kota Bandar Lampung bercirikan medan yang berbukit-bukit. Di
sebelah barat berbatasan dengan pegunungan (ketinggian lebih dari 500 meter di
atas permukaan laut (MSL)) dan dataran tinggi serta dataran rendah di sebelah timur.
Melalui Provinsi Bandar Lampung mengalir sungai-sungai besar seperti Mesuji, Tulang
Bawang, Sekampung (di selatan) dan Seputih. Terdapat punggung bukit yang
membentuk pemisah daerah aliran sungai di sebelah utara Sungai Way Kuala (Gbr.3).

Pemisahan ini menciptakan dua skenario drainase yang berbeda – semua air di
selatan pembelahan, yang mencakup sebagian besar kota, akan dialirkan melalui
sungai-sungai yang umumnya mengalir dari sisi pegunungan menuju teluk. Sungai-
sungai ini merupakan sungai kecil dan tidak ada sungai besar yang mengalir ke teluk.
Aliran terbesar, Way Ratai, mengalir ke teluk dari sisi barat dan Way Sabu dan
Way Kuripan dari barat laut. Semua air di bagian utara jurang tersebut pada akhirnya
akan mengalir ke daerah tangkapan air Way Sekampung yang berdekatan.

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 10


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Figure 3: City of Bandar Lampung Topography

Membagi punggung bukit

Kota Bandar Lampung terletak dekat dengan garis khatulistiwa dan mempunyai iklim
tropis muson dengan perbedaan musim hujan dan kemarau. Suhu rata-rata bulanan
berkisar antara 25oC pada bulan Juli dan 28oc pada bulan Mei. Kelembapan rata-rata
tinggi sepanjang tahun dan bervariasi antara 78% dan 90%. Musim kemarau (curah
hujan <200mm per bulan) berlangsung dari bulan April hingga November. Curah hujan
tahunan bervariasi dari tahun ke tahun dari 700mm hingga lebih dari 3000mm dengan maksimum bulanan selama musim
Kondisi kekeringan rata-rata terjadi sekali dalam 5 tahun. Penting untuk memahami
kondisi curah hujan ini karena berdampak signifikan terhadap ketersediaan air di musim
kemarau.

Gambar 4: Rata-rata Suhu dan Curah Hujan

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 11


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

2.4 Geologi dan Hidrogeologi

2.4.1 Geologi
Secara tektonik, Pulau Sumatera terletak di sepanjang zona subduksi utama dan sistem
busur pulau. Di sini, di sepanjang pantai barat Sumatra dan pantai selatan Jawa,
Lempeng Hindia-Australia menunjam ke bawah batas barat daya Lempeng
Eurasia. Busur magmatik Sunda, yang membentang di sepanjang pulau-pulau ini, telah
menimbulkan aktivitas vulkanik dan penempatan mineral yang luas, selama
seperempat miliar tahun terakhir dari zaman Permian hingga saat ini.

Geologi Kota Bandar Lampung sebagian besar terdiri dari produk vulkanik
muda yang terdiri dari lava andesitik dan basaltik, tufa dan breksi. Peta geologi
ditunjukkan pada Gambar 5.

2.4.2 Hidrogeologi
Baik sumur dangkal maupun sumur bor banyak digunakan sebagai sumber air yang
ada untuk memenuhi kebutuhan kota. Namun dari peta hidrogeologi, terlihat bahwa
dari bagian barat hingga tengah kota, kedalaman muka air tanah sangat bervariasi
dan akuifer dengan transmisivitas yang sangat bervariasi, sedangkan di bagian timur
belum ditemukan airtanah. dapat dieksploitasi. Hasil sumur di sebagian besar akuifer
yang terletak di barat umumnya kurang dari 5 l/s. Namun, bagian barat kota – Kecamatan
Kemiling dan Telukbetung Barat dianggap sebagai zona pengisian akuifer kota.

Wilayah di sebelah timur lebih terkena dampak intrusi garam karena kejadian alam
dan tingkat ekstraksi yang tinggi. Hal ini tidak mengherankan mengingat pasokan
pipa di sektor-sektor ini terbatas dan terdapat banyak industri yang
menggunakan air dalam jumlah besar.

Bandar Lampung memiliki cadangan air tanah yang cukup besar sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai sumber air bersih. Kajian Potensi Air Tanah yang dilakukan
oleh Universitas Lampung (UNILA) pada tahun 2002 menunjukkan bahwa kota ini
mempunyai cadangan air tanah sekitar 41,90 juta m3 /tahun.

Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa kuantitas dan kualitas air tanah di
kota ini semakin memburuk akibat tekanan yang terus-menerus yang disebabkan oleh
perubahan iklim, tingginya kebutuhan air, dan meluasnya permukaan kedap air.
Penilaian kerentanan menyimpulkan bahwa tingkat kualitas air tanah yang
buruk dapat diidentifikasi di beberapa sumur bor milik masyarakat. Terbatasnya
cakupan pelayanan PDAM menyebabkan terjadinya eksploitasi air tanah secara
berlebihan, terutama di sekitar kawasan pemukiman dengan kepadatan
penduduk yang tinggi. Dampak stres ini terutama terjadi pada musim kemarau.

2.4.3 Seismologi
Pulau Sumatera bagian selatan, termasuk Provinsi Lampung, berada pada zona
tektonik yang sangat aktif. Letusan gunung berapi dan aktivitas seismik secara
geologis sering terjadi di wilayah tersebut. Secara umum, wilayah dalam jarak 1
kilometer dari pantai rentan terhadap gempa bumi berkekuatan 7 Richter atau lebih
besar. Lihat Gambar 6 yang menunjukkan kedekatan aktivitas dengan wilayah penelitian.

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 12


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google

Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Gambar 5: Provinsi Lampung Selatan – Geologi dan Hidrogeologi

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 13


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Gambar 6: Letusan Gunung Berapi dan Aktivitas Seismik

2.5 Sumber air


Sumber air di kota dan sekitarnya adalah curah hujan, limpasan sungai dan sungai,
air tanah dan air laut. Terdapat belasan aliran sungai di Kota Bandar Lampung
yang dibelah oleh punggung bukit pemisah menjadi dua wilayah:

• Sungai-sungai di sebelah utara punggung bukit yang bermuara ke daerah


tangkapan air Way Sekampung

• Sungai-sungai di sebelah selatan punggung bukit yang bersumber dan mengalir dari
kota ke laut. Dari sungai-sungai tersebut, dua sungai terbesar adalah Way Kuripan dan Way Kuala.

Di luar kota, terdapat dua sungai besar yang mengapit Bandar Lampung:

• Way Sekampung – terletak kurang lebih 25 km sebelah utara kota, sungai besar ini
mengalir dari barat ke timur dan berisi berbagai bangunan pengatur dan
pengendali aliran seperti Bendung Argoguruh dan Bendungan Batutegi.

• Way Sabu – terletak kurang lebih 10 km ke arah barat daya, sungai ini mengalir
utara ke selatan.

Terdapat juga berbagai mata air alami di wilayah barat laut kota.

Sumber air tersebut dikelola untuk keperluan irigasi, penyediaan air kota, dan
penyediaan air industri.

Peta lokasi sumber daya air utama yang dibahas dalam penelitian ini disajikan pada
Gambar 14 di bagian 5 laporan ini.

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 14


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

2.6 Sosial-Ekonomi

2.6.1 Kemiskinan

Sekitar 65% penduduk Provinsi Lampung, atau 4,8 juta jiwa, saat ini hidup di bawah garis kemiskinan.
Hal ini berbeda dengan angka kemiskinan penduduk Bandar Lampung yang mencapai 50%. Tingkat
pengangguran pada tahun 2009 mencapai 13,4%. Menurut Pusat Kajian Kebijakan dan Strategis
Publik, angka kemiskinan diperkirakan akan meningkat karena faktor-faktor penyebab kemiskinan
terus meningkat
tidak dicentang.

Rumah tangga 'hampir miskin' rentan terhadap guncangan seperti kenaikan harga pangan dan kondisi
kesehatan yang buruk, yang dapat dengan mudah mendorong mereka ke dalam kemiskinan. Meskipun
terdapat kemajuan baru-baru ini di sektor pendidikan dan kesehatan, layanan publik dan standar
kesehatan masih tertinggal dibandingkan negara-negara berpendapatan menengah lainnya.
Tingginya angka kekurangan gizi pada anak dan angka kematian ibu, serta tidak memadainya akses
terhadap pendidikan, air bersih dan sanitasi merupakan masalah yang terus-menerus terjadi di kalangan masyarakat miskin.

2.6.2 Pendapatan vs. pengeluaran


Karena rendahnya tingkat pendapatan yang dialami banyak orang dalam kemiskinan, masyarakat
terpaksa menghabiskan sebagian besar pendapatannya untuk kebutuhan dasar seperti makanan, air dan energi.
Karena meningkatnya tekanan terhadap sumber daya, peningkatan biaya telah memaksa banyak orang
tidak mempunyai kebutuhan dasar seperti air yang aman dan terjamin untuk keperluan konsumsi.

2.6.3 Industri utama


Diberkahi dengan tanah yang sangat subur, pertanian secara alami menjadi industri utama di provinsi
ini. Perkebunan cengkeh, kopi dan kelapa melimpah di sepanjang pantai selatan, sedangkan lada, kopi,
singkong, coklat dan beras lebih disukai di wilayah timur. Kawasan sekitar Danau Ranu pada
dasarnya merupakan kawasan perkebunan tembakau.

2.6.4 Pendapatan utama


Perdagangan merupakan mata pencaharian utama penduduk kota. Sebaran Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) Kota Bandar Lampung antara lain: pengangkutan dan komunikasi (19,6%), industri
pengolahan (17,6%), jasa-jasa (16,9%), perdagangan, hotel dan restoran (16,6%), sedangkan
pertanian hanya menyumbang 5% dari PDBB.

2.6.5 Dukungan sosial


Pada tahun 2008, pemerintah pusat mengalokasikan hampir Rp 120 miliar dari Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) sebagai bagian dari paket stimulus untuk mengurangi
angka kemiskinan dan pengangguran di 942 desa, 68 kecamatan dan sembilan kabupaten di Lampung.

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 15


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Pada tahun 2009, PNPM Mandiri telah meningkatkan pendanaannya menjadi Rp 220
miliar dan akan mengalokasikan 116 Unit Pengelola Dana (UPK) ke sembilan kabupaten,
yang masing-masing akan menerima antara Rp 300 juta hingga Rp 2 miliar.

Pada tahun 2008, pemerintah pusat mendistribusikan bantuan tunai langsung kepada
785.000 keluarga kurang mampu, masing-masing menerima Rp 700.000 per tahun, atau
total sekitar Rp 550 miliar.

Pada tahun 2010 diumumkan bahwa penduduk miskin di provinsi Lampung yang tidak
tercakup dalam asuransi kesehatan akan diberikan asuransi gratis oleh pemerintah.
Asuransi gratis ini akan diberikan kepada mereka yang saat ini tidak dilindungi oleh skema
jaminan sosial pemerintah Jamsostek oleh pemberi kerja mereka, dan penduduk yang
tidak memenuhi syarat untuk skema asuransi bagi masyarakat miskin.

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 16


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

3 Pasokan Air yang Ada di Bandar Lampung

3.1 Sumber Pasokan Air yang Ada


Air di Bandar Lampung disuplai melalui berbagai sumber termasuk pasokan air
pipa, skema tangkapan air hujan terbatas, dan lubang pengambilan air tanah milik
swasta.

3.1.1 Sumber Pasokan Air PDAM Saat Ini


Penyediaan air perpipaan di Bandar Lampung merupakan tanggung jawab
Badan Pengelola Air Bandar Lampung (PDAM Way Rilau) yang didirikan 35 tahun
lalu. Sistem air perpipaan PDAM terdiri dari kombinasi sumber pasokan air
permukaan seperti sungai dan mata air, serta lubang pengambilan air tanah.

PDAM mengambil sekitar 75% dari total pasokan pipa mereka sebesar 600 l/s
dari Way Kuripan, yang merupakan salah satu sungai besar yang mengalir melalui
Bandar Lampung (lihat Gambar 14 di bagian 5 untuk peta). Sisa pasokan sebesar
150 l/s bersumber dari tiga kelompok mata air (Way Linti, Tanjung Aman dan Batu
Putih) dan lubang bor air tanah. Skema Sistem Penyediaan Air Minum PDAM yang
ada dapat dilihat pada Gambar 7. Terdapat delapan waduk penampung air yang
menyuplai sistem distribusi di Bandar Lampung dengan kapasitas bervariasi
antara 500 hingga 5.000m3.

Sistem air perpipaan yang ada saat ini memiliki cakupan yang terbatas dan saat ini
hanya menyuplai sekitar 32% populasi. Kualitas air yang keluar dari keran di
Bandar Lampung sangat bervariasi dan sebagian besar warga terpaksa merebus
air seminimal mungkin jika digunakan untuk keperluan minum atau memasak.
Sistem distribusi yang ada (Gambar 8) memiliki tingkat air non-revenue (NRW)
yang sangat tinggi, yaitu air yang disuplai namun tidak benar-benar sampai ke
warga. Penjelasan lebih lanjut mengenai NRW dalam sistem yang ada saat ini dibahas pada bagian 4.2.3 laporan

Kualitas air dalam sistem penyediaan air perpipaan dipantau oleh PDAM yang
mengambil sampel air baku yang masuk ke instalasi pengolahan serta air yang
diolah di reservoir penyimpanan. Namun kualitasnya tidak terjaga secara konsisten
dan masih banyak rumah tangga yang masih mengandalkan air kemasan
untuk minum dan memasak. Air pipa yang disuplai oleh PDAM direbus oleh banyak
rumah tangga sebelum digunakan untuk dikonsumsi.

Tabel 1: Sistem Penyediaan Air PDAM Saat Ini


Sumber Jenis Aliran (l/
Jalan Kuripan Permukaan dtk) 450

Cara Linti Musim semi 40

Cara Gudang Musim semi 8

Jalan Egaharap Musim semi 5


Batu putih Musim semi 68

Tanjung Aman I Musim semi 30

Tanjung Aman II Musim semi 5


Total 606

Persediaan air di Bandar Lampung sangat dibatasi oleh ketersediaan sumber air
baku. Pembangunan infrastruktur pasokan air tambahan yang signifikan
akan memerlukan investasi baru yang besar.

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 17


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Gambar 7: Sistem Penyediaan Air PDAM Saat Ini

Source: PDAM Report 2010

Gambar 8: Jaringan pipa air PDAM yang ada di kota BL

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 18


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

3.1.2 Sumber Pasokan Air Lainnya Saat Ini


Dengan hanya 32% penduduk yang dilayani oleh PDAM, maka 68% pengguna air
lainnya diasumsikan memperoleh pasokan air dari hal-hal berikut:

• Sumur dangkal, swasta dan umum. Permukaan air tanah umumnya tinggi,
terutama pada musim hujan, dan sumur dangkal digunakan di seluruh
kota. Tingginya penggunaan sumur dangkal, terutama di bagian utara
kota, menyebabkan intrusi air asin menjadi masalah yang semakin meningkat.
Demikian pula kualitas air di sumur juga bervariasi dan mengakibatkan
masalah kesehatan. Berbagai penelitian telah menunjukkan dampak
berikut terhadap kualitas air tanah:

o Keterbatasan lahan menyebabkan jarak antara jamban umum dengan


sumber air terlalu pendek, struktur sumur biasanya tidak kedap air
sehingga memperparah masalah sehingga menyebabkan terjadinya
difusi air limbah. Air yang tercemar E-coli juga menunjukkan bahwa
air tersebut terkontaminasi oleh kotoran manusia dan
kemungkinan terdapat bakteri patogen berupa virus, protozoa, atau
cacing. Penyakit yang disebabkan oleh konsumsi air yang tidak
bersih antara lain penyakit tipus, disentri, kolera, diare, dll.
(Laporan Pemerintah
Australia, 2011) o Daerah antara Ketapang dan Kuala Penet di sepanjang pantai timur adalah
dikatakan terpengaruh oleh air tanah asin hingga 2,5 km ke daratan.
Sumur-sumur di sedikitnya 18 desa memiliki air yang baik, namun
kini airnya payau atau bahkan asin (BAPPEDA, 1998)
o Air tanah di banyak daerah ditemukan terlalu asin untuk diminum,
sehingga hanya cocok untuk mencuci (Giesen, 1991)
o Banyak sawah dan bekas rawa air tawar yang telah dirusak
diubah menjadi tambak udang atau kawasan terbangun, yang akibatnya
sangat mengurangi kawasan pengisian ulang air tanah dari air
permukaan dan curah hujan (Zieren dkk, 1999)

Saat ini terdapat berbagai penelitian di wilayah ini yang mencari pilihan untuk
mengisi ulang akuifer air tanah melalui mekanisme yang berbeda seperti
biopori.

• Mata air yang melayani komunitas kecil dan keran umum tidak dapat diandalkan
keamanan pasokan pada musim kemarau;

• Air permukaan, mudah diakses oleh penduduk, namun kualitasnya berbahaya


bagi kesehatan masyarakat;

• Lubang bor yang digunakan oleh lembaga-lembaga publik, konsumen


industri besar dan beberapa konsumen swasta;

• Vendor, pengumpulan dan distribusi air dari berbagai sumber.

Survei MARS menemukan distribusi sumber pasokan air saat ini dalam basis
sampel mereka sebagai berikut:

Tabel 2: Survei MARS – Sumber Air Minum


Sumber % penggunaan populasi yang disurvei

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 19


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Non-PDAM
Total PDAM Customer
Pelanggan

PDAM 24 100 0

Sumur dalam – pompa semi jet 12 5 14

Sumur dalam – pompa jet 21 11 24

Sumur dangkal – manual & semi jet


25 17 28
pompa
Sumur dangkal – manual & pompa jet 9 6 10
Sumur dangkal – manual 16 14 17
Komunal dengan baik 9 5 10

Galon bermerk 51 56 50

Isi ulang galon 23 12 27

3.2 Peraturan Nasional


Secara umum, prioritas penggunaan air diatur dalam Undang-undang No. 7 Tahun
004 tentang Sumber Daya Air (“UU No. 7 Tahun 2004”) dan Peraturan Pemerintah No.
42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air (“PP No. 42/2008” ). Dinyatakan
bahwa prioritas penyediaan air adalah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
dan mengairi kebutuhan pertanian masyarakat pada sistem irigasi yang ada. Yang
dimaksud dengan kebutuhan sehari-hari dalam peraturan tersebut termasuk
penyediaan air minum. Oleh karena itu, secara umum prioritas penggunaan air
adalah untuk keperluan sehari-hari (termasuk air minum) dan untuk keperluan pertanian masyarakat (irigasi). .

Berdasarkan informasi tersebut, tidak jelas apakah penyediaan air untuk minum atau
irigasi lebih diutamakan. Ketidakjelasan ini merupakan permasalahan utama yang perlu
diselesaikan sehubungan dengan pengambilan air dari Way Sekampung untuk
Bandar Lampung

Secara spesifik, UU Nomor 7 Tahun 2004 dan PP Nomor 42 Tahun 2008 mengatur bahwa
penetapan hirarki prioritas penyediaan sumber daya air pada suatu wilayah sungai
dilakukan oleh Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai dengan
kewenangan dan tanggung jawabnya. Dalam hal ini Menteri, Gubernur, atau Bupati/
Walikota berkoordinasi dengan badan koordinasi pengelolaan sumber daya air
pada sungai yang bersangkutan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004, Pemerintah, Pemerintah Provinsi,


dan Pemerintah Kabupaten/Kota berwenang menetapkan dan memberikan izin
mengenai penyediaan, fungsi, dan pemanfaatan air. PP Nomor 42 Tahun 2008
mengatur bahwa pemanfaatan sumber daya air untuk sumber daya air permukaan
wajib mendapat izin Bupati/Walikota untuk wilayah sungai dalam satu Kabupaten/
Kota; Gubernur untuk wilayah sungai lintas Kabupaten/Kota; atau Menteri Wilayah Sungai
lintas provinsi, negara, dan sungai strategis nasional.

Berdasarkan ketentuan tersebut, izin utama yang diperlukan untuk melakukan kegiatan
pengambilan air adalah izin pengambilan air (“Surat Izin Pengambilan Air/SIPA”).
Berdasarkan konfirmasi terakhir kami dari pejabat BPPSPAM dan Balai Besar Wilayah
Sungai Jakarta (Sungai Ciliwung Cisadane), biasanya rekomendasi dari Balai
Besar Wilayah Sungai terkait memakan waktu sekitar 2 (dua) minggu dan juga
penerbitan SIPA dari Kementerian Pekerjaan Umum. memakan waktu sekitar 2 (dua)
minggu. Namun hal itu tergantung pemeriksaan dari Balai Besar Wilayah Sungai terkait
dan Kementerian Pekerjaan Umum.

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 20


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Izin ekstraksi untuk mengekstraksi 500 l/ s telah diberikan untuk Way Sekampung.
Lisensi ini termasuk dalam Lampiran B.

Berdasarkan PP 42/2008, SIPA dapat diterbitkan untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun.
Namun dalam pelaksanaannya, SIPA diberikan untuk jangka waktu 3 (tiga) sampai dengan 5
(lima) tahun dan dapat diperpanjang.

Hak atas air tanah dikuasai oleh Kementerian Pertambangan dan Energi melalui Direktorat
Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral. Umumnya izin pengambilan air tanah
dikeluarkan oleh Gubernur Provinsi berdasarkan rekomendasi teknis yang
dikeluarkan oleh DJGMR melalui kantor wilayah.

Sayangnya, berdasarkan pemahaman kami, sebagian besar orang yang mengambil air
tanah tidak mengajukan izin. Hal ini dan fakta bahwa sangat sulit untuk mengawasi
pengambilan ilegal menyebabkan kerusakan permukaan air tanah dan keberlanjutan sumber
pasokan ini dalam jangka panjang (karena kuantitas, kualitas dan intrusi air asin).

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 21


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

4 Proyeksi Permintaan

4.1 Populasi
4.1.1 Perkiraan Populasi Historis dan Saat Ini
Sekitar 12% dari total penduduk Provinsi Lampung berdomisili di Kota Bandar
Lampung. Jumlah penduduk Bandar Lampung meningkat pesat selama beberapa tahun
terakhir karena tingginya laju pertumbuhan ekonomi. Menurut data yang diperoleh
dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung, pertumbuhan penduduk
antara tahun 2001 hingga 2010 adalah sebagai berikut pada Tabel 2.

Tabel 3: Pertumbuhan Populasi di Masa Lalu

Tahun 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Pop. 745.892 767.036 790.895 800.490 809.860 844.608 812.133 822.880 833.517 881.801

Sumber: Studi Permintaan Air untuk Pasokan Air Bandar Lampung, Proyek Kemitraan Pemerintah-Swasta

4.1.2 Proyeksi Pertumbuhan


Berbagai penelitian sebelumnya telah menghitung proyeksi berbeda untuk
pertumbuhan populasi di masa depan. Laporan yang lebih baru cenderung
mengarah pada estimasi pertumbuhan yang lebih konservatif yang didasarkan pada tren
populasi dan data statistik di masa lalu. Dalam Studi Permintaan Air KPS-PDAM
“Way Rilau” Kota Bandar Lampung, yang dilakukan pada tahun 2011, dihitung tiga
proyeksi jumlah penduduk dari tahun 2010 hingga 2030.

Proyeksi ini didasarkan pada tren populasi di masa lalu dan menggunakan proyeksi
Geometris dan Aritmatika serta berkonsultasi dengan PDAM. Hasil dari hal ini telah
dimasukkan dalam Tabel 3 dan Gambar 7. Proyeksi pertumbuhan tambahan,
berdasarkan angka rata-rata pertumbuhan penduduk perkotaan tahunan PBB
sebesar 1,7% untuk Indonesia antara tahun 2010 dan 2015, juga telah dimasukkan sebagai referensi.

Untuk memperkirakan kebutuhan air di masa depan bagi Kota Bandar Lampung,
penelitian ini mengadopsi tren pertumbuhan PDAM yang konservatif.

Table 4: Bandar Lampung City Population Projection

Tahun 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040

Hitung 879.651 969.245 1.058.839 1.148.433 1.238.027 1.327.621 1.417.215

Geometris 879.651 979.793 1.091.335 1.215.576 1.353.961 1.459.384 1.586.552

PDAM* 879.651 947.634 1.020.871 1.099.768 1.184.762 1.255.244 1.335.389

kota - 1.030.486 1.231.247 1.440.350 1.866.379 1.340.708 1.458.609


Rencana Tata Ruang

Serikat
879.651 957.007 1.041.166 1.132.726 1.232.337 1.327.621 1.417.215
Bangsa

* Diadopsi sebagai proyeksi populasi untuk penelitian ini

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 22


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Figure 7: Bandar Lampung City Population Projection

Proyeksi Populasi
1.800.000

1.600.000

1.400.000

Hitung
1.200.000
Populasi

Geometris

PDAM
1.000.000

proyeksi Bank Dunia


800.000

600.000
2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040
Tahun

4.2 Proyeksi Permintaan Air

4.2.1 Konsumsi Per Kapita


Dengan menggunakan data relevan yang ada, metrik konsumsi per kapita berikut
telah dikembangkan. Berdasarkan catatan konsumsi PDAM pada bulan Desember
2010, konsumsi bulanan tahunan untuk setiap sambungan adalah 18m3. Rata-
rata konsumsi per kapita selama tahun 2010 adalah 139 liter/kapita/hari (l/c/d), namun
angka ini tersebar pada kisaran 75 hingga 163 l/c/d. Seperti yang biasa terjadi di kota-
kota yang berkembang pesat, konsumsi per kapita akan meningkat seiring dengan
meningkatnya ukuran dan kepadatan kota. Peningkatan ini dapat disebabkan oleh
banyak faktor seperti meningkatnya industrialisasi. Meskipun penggunaan domestik
sebenarnya tidak akan meningkat secara signifikan, peningkatan penggunaan
industri akan meningkatkan permintaan secara keseluruhan jika diukur
dalam per kapita (yang merupakan ukuran yang digunakan dalam penilaian ini).

Tabel 5: Skenario Permintaan Air Per Kapita

2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040

Skenario rendah (l/c/d) 139 140 150 160 170 180 190

Skenario dasar (l/c/d) 139 150 160 170 180 190 200

Skenario tinggi (l/c/d) 139 150 160 170 190 200 210

Catatan: Untuk keperluan laporan ini diasumsikan bahwa penggunaan industri


termasuk dalam skenario per kapita ini.

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 23


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

4.2.2 Penggunaan Air

Penggunaan air untuk keperluan domestik vs. non-domestik berbeda-beda di setiap


kota menurut lokasi industri. Berdasarkan angka yang diberikan oleh PDAM, porsi air
yang digunakan untuk keperluan non-domestik kurang dari 15% pada tahun 2010.
Angka tersebut masih di bawah 20% sesuai pedoman yang diberikan oleh Ditjen Cipta
Karya. Bergantung pada rencana peningkatan kegiatan ekonomi kota ini dan
meningkatnya keragaman industri di Bandar Lampung, penggunaan air untuk
keperluan non-domestik diperkirakan akan meningkat hingga 25% pada tahun
2040. Penggunaan air non-domestik dapat ditingkatkan. dibagi menjadi beberapa kategori
berikut:

Saya. Permintaan Komersial

ii. Permintaan Institusional

aku aku aku. Permintaan Sosial

iv. Permintaan Industri

v. Permintaan Pengguna Khusus (fasilitas besar seperti bandara, pelabuhan, dll)

(Seperti yang dibahas di bagian 4.2.1 – peningkatan penggunaan air oleh industri akan
meningkatkan kebutuhan air bila diukur dalam per kapita).

Gambar 8: Pemisahan Permintaan Domestik vs. Non-Domestik

Sumber: Perhitungan dari Laporan PDAM 2010

4.2.3 Air Tidak Berpendapatan

Sistem penyediaan air pipa yang ada saat ini mengalami kehilangan Air Non-
Revenue (NRW) yang sangat tinggi. NRW adalah air yang hilang di seluruh sistem, baik
karena alasan teknis maupun non-teknis, antara saluran keluar di instalasi pengolahan
dan/atau waduk dan keran pada sambungan terdaftar. Data akurat mengenai NRW
aktual sulit diperoleh karena tidak adanya pencatatan yang memadai dan alat
pengukuran yang tidak efektif, namun data terakhir yang tersedia dari PDAM menunjukkan
peningkatan dari 34,8% pada tahun 2004 menjadi 52% pada tahun 2009 seperti terlihat
pada Tabel 5. Informasi ini adalah konsisten dengan data yang diperoleh untuk kota-
kota lain di Indonesia – misalnya. Laporan Water in Asian Cities (ADB 2004) menunjukkan
51% NRW di Jakarta dan Thaidens (1996) menunjukkan 43% NRW di Bangdung. Penilaian
yang dilakukan oleh Fasilitas Penasihat Infrastruktur Pemerintah Swasta (PPIAF
1998) menunjukkan NRW untuk Selangor sebesar 40%.

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 24


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Tabel 6: Estimasi Rata-Rata Historis Air Tidak Berpendapatan


Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009

NRW (%) 34.8 40.7 41.8 48.5 50.2 52.0

Source: PDAM Report 2010

Di antara penyebab NRW yang diketahui adalah sebagai berikut:

• Air yang tidak bermeter karena pemeliharaan meter yang buruk;

• Pembacaan meter yang tidak akurat karena terputusnya layanan;

• Sambungan ilegal pada saluran transmisi maupun pipa distribusi dan retikulasi;

• Kebocoran jaringan akibat konstruksi dan pemeliharaan yang buruk;

• Usia pipa dan tingkat korosi; Dan

• Karakteristik tanah, pergerakan tanah, dan beban lalu lintas.

Gambar 9: Perkiraan Historis Air Non-Pendapatan

Source: PDAM Report 2010

NRW di masa depan lebih sulit diprediksi. Ada dua faktor yang perlu diatasi.
Faktor pertama adalah jumlah NRW dalam sistem yang ada saat ini dan faktor kedua adalah
jumlah NRW dalam sistem baru yang diusulkan.

• NRW pada jaringan pipa yang ada saat ini: PDAM saat ini sedang mempertimbangkan
rencana untuk melakukan studi menyeluruh dan program rehabilitasi
jaringan pipa yang ada untuk mengurangi kerugian NRW dalam sistem dalam jangka
panjang. Tidak ada rincian yang tersedia mengenai target penurunan ini, namun
untuk tujuan studi ini, diasumsikan secara konservatif bahwa target
tersebut akan menurunkan NRW hingga sekitar 35%. Pengurangan ini konsisten
dengan berbagai studi kasus di seluruh dunia. Persentase pengurangan yang
sebenarnya akan tergantung pada penilaian rinci terhadap kondisi jaringan pipa saat
ini, tingkat investasi dan tindakan PDAM di masa depan.

• NRW pada jaringan pipa di masa depan: Jaringan apa saja yang dibangun di masa depan
Jaringan perpipaan PDAM perlu dirancang dan dibangun untuk mencapai
NRW sebesar 5% (kebocoran American Water Works Association

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 25


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

komite deteksi dan akuntabilitas merekomendasikan 10% sebagai


patokan pada tahun 1996) meningkat menjadi sekitar 20% karena keausan normal
(peningkatan sebesar 15% selama 25 tahun akan sangat sulit untuk dipertahankan
dan memerlukan investasi rutin dalam pemeliharaan dan penggantian oleh PDAM
untuk mencapai).

Tabel 7: Proyeksi NRW di Masa Depan

Tahun 2015 2020 2025 2030 2035 2040

Jaringan Saat Ini (%) 52.0 48.6 45.2 41.8 38.4 35.0

Jaringan Masa Depan Apa Pun (%) 5.0 8.0 12.0 15.0 18.0 20.0

Jumlah (%) 28.5 28.3 28.6 28.4 28.2 27.5

Catatan: Penting untuk dicatat bahwa angka penurunan NRW untuk jaringan yang ada
dan usulan NRW pada jaringan baru hanyalah perkiraan saja. Perusahaan proyek KPS2,
yang akan mengelola jaringan baru, akan mempunyai perkiraan sendiri mengenai NRW
sebagai bagian dari target O&M mereka.

Penurunan NRW jaringan eksisting disebabkan oleh dua faktor utama:

1. Kontraktor O&M akan ditugaskan oleh PDAM untuk mengoperasikan dan


memelihara jaringan yang ada dan yang baru. Kontrak mereka akan
menetapkan persyaratan untuk secara sistematis mengurangi NRW dalam
sistem yang ada (melalui penggantian bagian-bagian tertentu dari jaringan,
pendekatan terfokus untuk menghilangkan sambungan ilegal, pemantauan yang
lebih efektif terhadap sistem untuk memahami di mana letak kebocoran
melalui penerapan zona meteran distrik dan mengurangi waktu respons terhadap kebocoran/pecahnya pipa.

2. Sebagian besar jaringan yang ada akan digantikan oleh


jaringan baru.

Angka NRW 20% yang relatif rendah untuk sistem baru ini merupakan target konservatif
berdasarkan persyaratan KPS2. KPS2 diwajibkan untuk memantau, menjaga dan
memastikan tercapainya NRW yang rendah agar mereka dapat memenuhi
kewajiban kontraknya. Proyek KPS secara keseluruhan tidak akan berjalan jika NRW tinggi
terjadi karena PDAM memerlukan sejumlah pendapatan dari pelanggannya agar mampu
membayar konsorsium KPS1 untuk penyediaan air. Oleh karena itu kontrak KPS2 akan
menetapkan target NRW dalam sistem yang harus dipenuhi.

Terlepas dari asumsi-asumsi di atas, jika NRW sebenarnya lebih buruk dari perkiraan,
hal ini hanya memperkuat kebutuhan akan pasokan air pipa karena akan diperlukan aliran
air yang lebih besar untuk memenuhi permintaan tersebut.

4.2.4 Proyeksi Permintaan Air


Berdasarkan asumsi proyeksi jumlah penduduk, skenario kebutuhan, penggunaan
kebutuhan air dan nilai historis air non-revenue, maka nilai proyeksi kebutuhan air pada
Tabel 7 berikut ini telah dihitung untuk proyeksi kebutuhan air hingga tahun 2040
untuk kota Bandar Lampung.

Tabel 8: Proyeksi Rata-Rata Permintaan Air

Rata-rata Air Tahun

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 26


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Permintaan (l/dtk)

Tahun 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040

Populasi 879.651 947.634 1.020.871 1.099.768 1.184.762 1.255.244 1.335.389

Konsumsi Rendah 139 140 150 160 170 180 190


ion
Basis 139 150 160 170 180 190 200
Tarif*(L/
CD) Tinggi 139 150 160 170 190 200 210

Total (Rendah) l/dtk 1.415 1.536 1.772 2.037 2.331 2.615 2.937
Total (Dasar) l/dtk 1.415 1.645 1.891 2.164 2.468 2.760 3.091
Total (Tinggi) l/dtk 1.415 1.645 1.891 2.164 2.605 2.906 3.246
*Memperhitungkan pemisahan antara domestik vs non-domestik

Catatan: ini adalah perkiraan total kebutuhan air di kota dan berbeda dengan total
kebutuhan air pipa yang dipasok oleh PDAM. Hal ini dibahas secara rinci di bagian 4.5.

Gambar 10: Proyeksi Permintaan Air Bersih

Proyeksi Permintaan Air Bersih


3.500

3.000

2.500

2.000
Total

1.500
Jumlah (Rendah)

1.000
Jumlah (Dasar)

500 Jumlah (Tinggi)

0
2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040

Tahun

4.3 Kesediaan untuk terhubung


Berbagai survei telah dilakukan untuk mengetahui kesediaan penduduk untuk
tersambung dengan pasokan air perpipaan. Saat ini, hanya 32% penduduk kota
yang memiliki akses terhadap pasokan air pipa. Meskipun sebagian besar penduduk
menginginkan pasokan air pipa, hanya sedikit penduduk yang bersedia membayar
untuk: (a) biaya sambungan dan (b) biaya bulanan untuk penyediaan air. Hal ini
terutama didasarkan pada keterjangkauan. Namun secara umum persepsi mengenai kemampuan PDAM dalam melak

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 27


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

tidak positif (hal ini didasarkan pada pengalaman sebelumnya dengan skema penyediaan
air yang dilaksanakan oleh PDAM di kota tersebut). Di antara permasalahan yang dirasakan
oleh masyarakat adalah sebagai berikut:

• Memberikan pelayanan yang buruk kepada pelanggan, khususnya


diskontinuitas dan inkonsistensi aliran air;

• kualitas air yang buruk; Dan

• tekanan air rendah.

Terdapat juga kurangnya kesediaan untuk membayar biaya sambungan baru jika
pelanggan sudah memiliki pasokan air (walaupun sebagian besar masyarakat di Bandar
Lampung ingin memiliki lebih dari satu pilihan pasokan air untuk menjamin keamanan
pasokan). Atas dasar itu, berbagai survei dilakukan untuk mengetahui kelayakan
penyediaan air pipa melalui kacamata masyarakat. Dua survei terbaru dan hasilnya dibahas
di bagian ini.

4.3.1 Survei
Dua survei terbaru dilakukan pada tahun 2011. Survei pertama dilakukan oleh PT
Taram pada bulan Maret 2011. Survei ini menyasar masyarakat luas. Karena berbagai
alasan, kualitas dan hasil (yang menunjukkan kesediaan untuk terhubung sebesar
24%) dari survei ini dipertanyakan.

Oleh karena itu survei kedua, dengan menggunakan metodologi yang lebih
disesuaikan dan staf profesional di lokasi, dilakukan oleh Mars Indonesia antara bulan
Juli dan Oktober. Survei ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif
(FGD) dan metode kuantitatif (RDS). Hasil survei ini menunjukkan kesediaan untuk
menyambung sebesar 74,6%, sangat tinggi dan mencerminkan buruknya kondisi
pasokan air di Bandar Lampung.

Gambar 11: Permintaan dan Kesediaan untuk Menghubungkan Survei

4.3.2 Survei Kesediaan untuk Terhubung MARS


Survei MARS melakukan hal berikut:

• Penilaian Kesediaan untuk Tersambung: berdasarkan jumlah orang yang bersedia


menyambung ke pasokan air pipa (tetapi tidak memperhitungkan biayanya)

• Penilaian biaya: survei mengenai berapa banyak masyarakat yang akan membayar untuk memiliki jaringan pipa
persediaan air.

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 28


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Hasil Survei Mars menunjukkan bahwa 74,6% calon pelanggan bersedia terhubung (tanpa
memperhitungkan biaya).

Hasil rinci survei menunjukkan hal-hal berikut:

• Mayoritas calon pelanggan menggunakan lebih dari satu sumber air untuk berbagai
aktivitas. Mereka menggunakan banyak sumber air karena tidak bisa bergantung pada
satu sumber saja.

• Pasokan dari PDAM saat ini dianggap tidak mencukupi kebutuhan rumah tangga
kebutuhan.

• Keinginan untuk terhubung dengan PDAM cukup tinggi, baik di kalangan domestik
dan kebutuhan komersial.

• 74,6% pelanggan potensial bersedia terhubung ke PDAM karena sebagian besar percaya
bahwa pasokan air PDAM yang diusulkan akan memenuhi kebutuhan air.

• Kesediaan untuk menyambung tidak tergantung pada profil demografi, jenis wilayah
tempat tinggal, atau jaringan pipa PDAM yang ada di wilayah tersebut.

• “Kontinuitas aliran air” adalah kriteria terpenting yang harus dipenuhi


dikelola PDAM. “Bersih dan sehat” dan “harga terjangkau” adalah yang berikutnya.

Penting untuk dicatat bahwa hasil dari kedua penilaian MARS tidak dikorelasikan bersama-
sama sebagai bagian dari survei MARS. Oleh karena itu, penilaian sensitivitas permintaan
mengenai berapa persentase masyarakat yang bersedia membayar biaya tertentu – untuk
sambungan baru dan pasokan air pipa – belum ditentukan. Penilaian sensitivitas permintaan
ini sangat penting untuk memahami kelayakan penyediaan pasokan air baru karena tarif
yang dikenakan untuk memasok skema air baru akan menentukan berapa banyak orang
yang benar-benar akan terhubung (penilaian sensitivitas permintaan telah dilakukan
sebagai bagian dari studi ini dan dibahas secara lebih rinci di bagian 4.3.3 laporan ini).
Hasil penilaian sensitivitas permintaan akan menentukan Willingness-to-Pay.

Catatan: Arup tidak berwenang mengomentari keakuratan atau kesesuaian survei yang
dilakukan. Oleh karena itu, untuk keperluan laporan ini diasumsikan bahwa hasil survei
tersebut masuk akal dan hasilnya telah digunakan dalam model yang dikembangkan di
Bagian 4.4.

4.4 Model Sensitivitas Permintaan Tarif


Seperti dibahas di atas, survei MARS meninjau Kesediaan untuk Terhubung berdasarkan
kebutuhan saat ini dan masa depan. Sebagai bagian dari survei, MARS juga menanyakan
pertanyaan tentang seberapa besar masyarakat bersedia membayar untuk mendapatkan
sambungan. Meskipun pendekatan survei ini diperlukan untuk memahami potensi
konektivitas secara keseluruhan, penilaian sensitivitas permintaan terhadap tarif dasar,
berdasarkan hasil survei MARS, juga harus dilakukan. Sensitivitas permintaan harus fokus
pada kesediaan membayar untuk: (a) tarif air pipa dan (b) sambungan baru.

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 29


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

4.4.1 Kesediaan membayar tarif air pipa


Tujuan dari penilaian sensitivitas permintaan ini adalah untuk menentukan
bagaimana kesediaan untuk membayar (WTP) menurun seiring dengan meningkatnya
biaya tarif. Berdasarkan gabungan ratusan harga secara global, kisaran elastisitas tarif
vs. WTP adalah sekitar -0,35 hingga -0,6. Artinya, setiap kenaikan tarif sebesar 1%,
permintaan akan turun sebesar -0,35% hingga -0,6%. Untuk kenaikan tarif sebesar
10%, permintaan turun sebesar 3,5% menjadi 6%.

Untuk mengetahui hubungan WTP berdasarkan tarif yang harus dibayar, maka perlu
dilakukan pemeringkatan hasil survei Mars. Arup meninjau data mentah dan
melakukan pemeringkatan yang menunjukkan hal-hal berikut:

• 100% orang bersedia membayar untuk sambungan termurah

• 0,2% orang bersedia membayar untuk sambungan yang paling mahal

Gambar 12: Model Sensitivitas Permintaan Tarif

Tarif terendah yang bersedia dibayar responden, RP30.000/bulan

Tarif tertinggi yang


bersedia dibayar
oleh responden,
RP200,000/bulan
100% 200% 300% 400% 500% 600%
Peningkatan persentase pada tarif termurah

Dengan menggunakan pemeringkatan ini, dan mengkorelasikan seluruh data perantara,


hubungan linier antara persentase masyarakat yang bersedia membayar terhadap
kisaran tarif dapat ditentukan. Gambar 12 menunjukkan hubungan ini – 100% pada
sumbu x adalah tarif termurah dan 100% (RP 30.000/bulan) masyarakat bersedia
membayar tarif ini untuk mendapatkan air pipa. 667% (RP 200.000/bulan) pada sumbu x
merupakan tarif termahal dan hanya 0,2% masyarakat bersedia membayar tarif ini.

Hasil penilaian permintaan tarif adalah sebagai berikut

• Untuk air minum langsung, WTP dari hasil survei berkisar


antara RP 30.000 dan RP 1.500.000 per bulan. Berdasarkan struktur tarif air
PDAM saat ini, jumlah ini setara dengan kesediaan membayar satu m3 air
sebesar RP 3.971, berdasarkan konsumsi air rata-rata 18 m3 /rumah
tangga di Bandar Lampung (PDAM, 2010).

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 30


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

• Dimungkinkan untuk menentukan berapa persentase penduduk yang bersedia


membayar untuk mendapatkan pasokan air perpipaan jika tarif PDAM
saat ini sebesar RP 3.971/m3 diterapkan – dalam hal ini angkanya adalah 76,1%.

• Jika tarif dinaikkan menjadi RP 6.000 /m3 , yaitu tarif KPBU yang diusulkan,
maka kemauan membayar akan turun menjadi 50,7%.

• 620 rumah tangga menanggapi survei Mars mengenai pertanyaan-pertanyaan


Kesediaan Membayar (WTP) untuk penyediaan air perpipaan. Perlu dicatat bahwa
sebagian besar responden berasal dari Zona 185, sehingga sampel tersebut
kurang mewakili keseluruhan populasi.

• Untuk mengembangkan model sensitivitas permintaan tarif yang mewakili rata-rata


rumah tangga, 10% WTP tertinggi tidak dimasukkan dalam kumpulan data ketika
mengevaluasi dampak kenaikan harga terhadap permintaan air pipa.

• Elastisitas harga air ditemukan sebesar -0,2 (Gambar 12). Artinya, setiap kenaikan
tarif sebesar 1%, permintaan akan turun sebesar -0,2%. Literatur mengenai
elastisitas harga air Meta menunjukkan kisaran umum antara -0,35% hingga
0,6%. Rendahnya elastisitas harga air menggambarkan relatif kuatnya permintaan
air PDAM dari masyarakat.

• Model sensitivitas tarif dan permintaan menunjukkan WTP sebesar 76,1%.


air minum perpipaan berdasarkan tarif PDAM yang berlaku saat ini. Namun,
layanan yang ada saat ini hanya mencakup sekitar 32% dari populasi,
yang menunjukkan bahwa terdapat kebutuhan yang lebih besar terhadap air pipa PDAM.

Informasi lebih lanjut mengenai penilaian sensitivitas permintaan tarif dapat ditemukan
di Lampiran D.

4.4.2 Kesediaan membayar untuk sambungan air pipa baru


Sebagai bagian dari survei MARS, peserta survei diminta untuk menunjukkan berapa
harga yang bersedia mereka bayarkan untuk sambungan air pipa baru (biaya peralihan).
Hasil dari pertanyaan ini telah dimasukkan pada Gambar 13 di bawah ini. Indikator
ini menunjukkan seberapa besar persentase penduduk yang bersedia membayar untuk
kenaikan harga sambungan air pipa baru. Ketika biaya meningkat, kemauan untuk
membayar menurun. Biaya penyambungan sebenarnya yang diusulkan dalam PPP1
adalah RP750.000. Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Gambar 13, dengan biaya
sambungan ini, lebih dari 95% responden bersedia membayarnya. Oleh karena itu,
kesediaan membayar secara keseluruhan tidak dibatasi oleh biaya sambungan, namun oleh biaya tarif.

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 31


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Gambar 13: Model Sensitivitas Permintaan Tarif

Catatan: Analisis kesediaan untuk membayar untuk pasokan air pipa atau analisis
sambungan air baru belum dilakukan untuk industri. Analisis kami menggunakan
tarif pelanggan domestik sebagai dasar untuk menghitung kesediaan membayar. Ini
merupakan pendekatan konservatif karena biasanya pengguna industri bersedia
membayar lebih untuk pasokan air dibandingkan pelanggan rumah tangga (karena
sejumlah faktor seperti keamanan dan kualitas pasokan, dll). Saat ini PDAM mempunyai
tarif yang berbeda untuk tipe pengguna yang berbeda dan pengguna industri
dikenakan tarif paling tinggi per m3 pasokan. Faktanya, beberapa pelanggan industri
membayar lebih dari Rp 7.000/m3 untuk pasokan air mereka (lihat Lampiran D yang memuat tarif PDAM saat ini)

Oleh karena itu jika kita menggunakan pelanggan dalam negeri sebagai dasar untuk menghitung persentase
mereka yang bersedia membayar Rp 6.000/m3 untuk penyediaan air bersih, kita berasumsi, sebagai
bagian dari studi ini, bahwa hal ini tidak akan menghalangi industri untuk membayar peningkatan biaya
yang setara untuk pasokan air mereka. persediaan air.

4.5 Pasokan Pipa PDAM


PDAM saat ini memasok sekitar 600 l/dtk pasokan air pipa ke kota Bandar Lampung.
Jumlah ini terdiri dari 450 l/dtk dari pengambilan di Way Kuripan dan 150 l/dtk dari
mata air dan air tanah. Dengan menggunakan faktor-faktor dan proyeksi berikut,
prakiraan kebutuhan pasokan air perpipaan oleh PDAM hingga tahun 2040 telah
diperkirakan pada Tabel 8:

• Proyeksi jumlah penduduk: Berdasarkan proyek kependudukan PDAM (lihat


bagian 4.1)

• Kesediaan untuk Terhubung: Berdasarkan survei yang dilakukan oleh pihak lain
konsultan dan penilaian sensitivitas permintaan tarif dasar Arup dari data ini
(lihat bagian 4.4) grafik menunjukkan WTC 50,7% jika tarifnya

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 32


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

meningkat menjadi Rp6.000. Meskipun, sebagaimana dibahas pada


bagian 4.4, WTC menurun seiring dengan kenaikan tarif, dan tarif
diproyeksikan meningkat setiap tahunnya, namun untuk tujuan penelitian ini,
kenaikan tarif akan konsisten dengan peningkatan daya beli. Yaitu. WTC
sebesar 50,7% akan tetap konstan hingga tahun 2040.

• Air Tidak Berpendapatan (NRW): Berdasarkan persyaratan yang diusulkan


PDAM (lihat bagian 4.2.3). Untuk tujuan perkiraan ini, tingkat NRW untuk
jaringan yang sudah ada dan yang diusulkan diperkirakan akan stabil pada
angka 30% pada tahun 2040

• Pasokan air perpipaan PDAM saat ini (lihat bagian 3.1.1)

• Jumlah Air yang dibutuhkan (lihat bagian 4.2.4). Untuk keperluan


penilaian ini, proyeksi skenario Dasar telah digunakan.

Tabel 9: Penyediaan Air Pipa PDAM


Diproyeksikan Tahun

Disalurkan 2015 2020 2025 2030 2035 2040


Air
Tuntutan

Populasi 947.634 1.020.871 1.099.768 1.184.762 1.255.244 1.335.389

Jumlah Air

Diperlukan (l/

s) menggunakan 1.645 1.891 2.164 2.468 2.760 3.091


Basis
skenario

Kesediaan
untuk Terhubung 50,7% 50,7% 50,7% 50,7% 50,7% 50,7%
%*

Total disalurkan
air
834 958 1.097 1.251 1.400 1.567
diperlukan

pada keran (l/s)

Non-
Pendapatan 28.5 28.3 28.6 28.4 28.2 27.5
Air (%)

Total disalurkan
air
1.167 1.337 1.537 1.748 1.949 2.162
dibutuhkan
di sumber (l/s)

Saat ini
PDAM 600 600 600 600 600 600
persediaan air

Tambahan
Air
Memasok 567 737 937 1.148 1.349 1.562
Diperlukan
dari

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 33


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

PDAM (l/s)

Tabel 8 menunjukkan bahwa berdasarkan perkiraan kesediaan untuk terhubung dari


pertumbuhan populasi; terdapat cukup kebutuhan akan tambahan sumber pasokan air
perpipaan dari PDAM. Ketika pasokan air tanah berkurang, tekanan untuk menemukan pasokan
ini akan meningkat. Tabel 8 juga menunjukkan bahwa berdasarkan kesediaan untuk
menghubungkan data, akan terdapat permintaan yang besar terhadap air dari sumber selain
pasokan pipa PDAM. Kemampuan kawasan untuk memenuhi tuntutan-tuntutan ini berada
di luar cakupan laporan ini.

Gambar 14: Permintaan Air Pipa di Masa Depan

4.6 Mengurangi NRW untuk Mempengaruhi Permintaan Air


Analisis sensitivitas dilakukan sebagai bagian dari studi ini untuk meninjau dampak
pengurangan kehilangan air akibat NRW terhadap permintaan di masa depan. Ada
kemungkinan untuk mengurangi kehilangan jaringan saat ini menjadi 20%, bukan 35% seperti
yang ditunjukkan pada Tabel 6. Hal ini akan mengurangi NRW keseluruhan untuk
jaringan yang ada saat ini dan jaringan yang diusulkan menjadi 20%, bukan 27,5% pada tahun 2040.

Dampak dari pengurangan NRW ini akan mengurangi total permintaan pipa dari 1.562 l/s menjadi
1.359 l/s pada tahun 2040. Walaupun hal ini berarti pengurangan secara keseluruhan sebesar
203 l/s, akan ada biaya yang sangat tinggi untuk melaksanakan pengurangan NRW ini. 52%
hingga 20%. Biaya yang sangat tinggi ini akan menjadikan kelayakan pengurangan NRW lebih
lanjut melebihi 35% menjadi tidak realistis.

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 34


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

5 Sumber Pasokan Air di Masa Depan

5.1 Pilihan Pasokan Air


Ketika mempertimbangkan pilihan-pilihan pasokan air, tampak jelas bahwa masalah
utama kota Bandar Lampung adalah kurangnya sumber air baku. Potensi sumber
air baku tambahan dibahas pada bagian ini. Pengembangan sumber-sumber baru saja
tidak akan cukup karena diperlukan investasi pada fasilitas pengolahan dan
penyimpanan tambahan serta jaringan transmisi dan distribusi. Langkah-
langkah tambahan untuk memberikan akses yang lebih besar kepada masyarakat
terhadap air bersih seperti keran umum juga harus dikaji serta tindakan-tindakan
untuk mencegah kebiasaan boros air (yang meningkatkan tekanan permintaan).
Juga harus ada dorongan untuk melakukan upaya pengelolaan air yang lebih
berkelanjutan seperti pengumpulan dan penggunaan kembali air hujan untuk
keperluan non-minum dalam rumah tangga (seperti mencuci, dll.).

Mayoritas air minum diperoleh melalui pengambilan air tanah di dalam kota.
Meningkatnya kebutuhan air minum serta menurunnya kualitas air (akibat intrusi
air asin) akan meningkatkan tekanan pada kota untuk mencari sumber alternatif
pasokan air minum. Berdasarkan berbagai survei yang dibahas di bagian 4.3.1,
sebagian besar penduduk yang disurvei (> 60%) ingin menyambung ke pasokan air
pipa jika tersedia (dan tergantung pada biaya penyambungannya). Alasan
utama terjadinya hal ini adalah terkait dengan keamanan pasokan dan kualitas air.

Seperti dibahas pada bagian 4.5, berdasarkan perhitungan kebutuhan air pipa di
Kota Bandar Lampung di masa depan, saat ini terdapat defisit sebesar 900 l/dtk
(perkiraan tahun 2015) yang akan meningkat sebesar 2.180 l/dtk pada tahun 2040.
Hal ini berarti Jelas bahwa kebutuhan air saat ini dibatasi oleh kapasitas produksi
yang ada, dan terdapat peluang yang sangat baik untuk menyediakan peningkatan
permintaan terutama mengingat rendahnya cakupan layanan saat ini.

Selama 30 tahun terakhir, terdapat berbagai studi dan pilihan pasokan air yang
telah dibahas dan disarankan untuk diadopsi. Beberapa penelitian ini dibahas
secara singkat di bagian 1.3.

Bagian ini membahas pilihan-pilihan pasokan air yang dapat dikembangkan untuk
memenuhi perkiraan pasokan air pipa dan merekomendasikan strategi/kerangka
kerja yang akan memprioritaskan pengembangan sumber-sumber air sesuai dengan
perkiraan kebutuhan dan pertumbuhan.

Jenis utama pasokan air yang dipertimbangkan adalah:

- Tidak melakukan apapun

- Pasokan Air Permukaan

- Pasokan Air Tanah

- Pasokan Air Daur Ulang


- Desalinasi

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 35


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Pembahasan di bawah ini menyoroti fakta bahwa tidak ada satu solusi pun yang dapat
diadopsi, namun berbagai strategi dan infrastruktur perlu dikembangkan jika
Bandar Lampung ingin memenuhi kebutuhan pasokan air perpipaan di masa depan
pada tahun 2040.

Lokasi berbagai pilihan penyediaan air dapat dilihat pada Gambar 14.

5.1.1 Tidak Melakukan Apa Pun

Skenario “Tidak Melakukan Apa-apa” bukanlah pilihan yang layak karena berbagai alasan.
Ini termasuk yang berikut:

• Meningkatnya permintaan akan pasokan air yang aman, aman dan higienis
dibandingkan dengan pasokan air tanah

• Menurunnya kualitas pasokan air tanah akibat intrusi air asin

• Meningkatnya tekanan terhadap alokasi sumber daya air dari industri dan
pertanian.

5.1.2 Pasokan Air Permukaan


Terdapat 19 sungai di dalam batas kota Bandar Lampung serta berbagai sungai besar di
luarnya seperti Way Sekampung dan Way Sabu. Dari sungai-sungai kota, hanya ada 2
sungai yang mempunyai daerah tangkapan air cukup besar – Way Kuala dan Way
Kuripan.

Oleh karena itu, pilihan pasokan air permukaan yang layak yang disertakan dalam studi
ini akan dibahas lebih rinci di bawah ini.

5.1.2.1 Jalan Kuala


Geografis Sungai Way Kuala yang curam menyebabkan sebagian besar aliran sungai
cepat dibuang ke laut dan akibatnya, aliran yang dapat dimanfaatkan menjadi relatif
rendah. Karena kecilnya ukuran sungai ini – sungai ini diperkirakan tidak akan
menjadi pilihan yang tepat untuk pengambilan air dalam ukuran berapa pun.

5.1.2.2 Cara hidup


Way Kuripan dan anak-anak sungainya mengaliri lereng timur Gunung Betung. Daerah
tangkapan airnya kira-kira 55 km2 dan terdiri dari daerah pegunungan terjal sehingga
menimbulkan puncak limpasan tajam pada aliran sungai.

Way Kuripan saat ini merupakan sumber dari sebagian besar (75%) pasokan air pipa
ke kota Bandar Lampung. Air ini disuplai melalui intake yang ada dan dua paket instalasi
pengolahan masing-masing berkapasitas 225 l/dtk di Sumur Putri, yang dekat dengan
kantor pusat PDAM. Total ekstraksi 450 l/dtk air baku dari sungai merupakan hasil
maksimal yang dapat dicapai dengan fasilitas pemasukan aliran sungai.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa diperlukan investasi yang signifikan untuk


infrastruktur besar dan penyimpanan untuk meningkatkan hasil dari sungai. Sebuah
penelitian menghitung bahwa ekstraksi dapat ditingkatkan hingga 1.300 l/s. Namun
fasilitas yang memungkinkan hal ini mencakup bendungan setinggi 45m yang dianggap tidak layak

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 36


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Mengingat letak Way Kuripan yang berada dalam batas kota karena potensi banjir
warga di bagian hulu.

Penelitian sebelumnya telah mengidentifikasi Way Kuripan memiliki karakteristik


sungai Kelas 2/3 dengan kadar BOD (Biological Oxygen Demand) dan COD (Chemical
Oxygen Demand) yang cukup tinggi. Kelas 2 sampai 3 menunjukkan air tercemar
sedang (Kelas 4 sangat tercemar dan memerlukan pengolahan yang signifikan sebelum
dapat didaur ulang menjadi air minum).

5.1.2.3 Cara Sabu


Way Sabu terletak sekitar 32km barat daya kota dan bermuara ke Teluk Lampung.
Way Sabu mempunyai luas daerah tangkapan air sebesar 105 km2 , hampir dua kali luas
Way Kuripan. Aliran cuaca kering sungai ini diperkirakan sekitar 700 l/s. Saat ini
terdapat fasilitas pengambilan air, waduk dan penyimpanan sekitar 2 km di hulu aliran
sungai yang dibangun pada tahun 1998/99. Fasilitas ini lepas landas dengan kecepatan
200 l/s untuk memasok pangkalan militer yang berdekatan.

Berbagai penelitian telah mengamati peningkatan potensi pengambilan air sungai ini
yang menghasilkan hal-hal berikut:

• Skema limpasan sungai untuk jangka menengah (700 l/dtk)

• Skema bendungan untuk jangka panjang (1.000 l/dtk)

Kedua opsi di atas tentunya harus mempertimbangkan penambahan aliran lingkungan


minimum dan persyaratan pangkalan militer. Ketika persyaratan ini telah
diperhitungkan, kemungkinan besar potensi aliran air perpipaan akan berkurang
menjadi kurang dari 500 l/dtk untuk aliran sungai dan 800 l/dtk untuk opsi bendungan.
Pembangunan infrastruktur untuk menerapkan solusi ini tidak efektif dari segi
biaya untuk ukuran aliran ini. Misalnya, biaya pembangunan bendungan di Way
Sabu diperkirakan mencapai US$ 50 juta pada tahun 1989 (Program Pembangunan
Infrastruktur Perkotaan Terpadu Bandar Lampung Volume 3). Saat ini, biaya
tersebut akan menelan biaya lebih dari US$100 juta (belum termasuk biaya instalasi
pengolahan air, transmisi air, atau jalur distribusi).

Pilihan untuk membangun terowongan untuk mengalihkan hulu Way Sabu ke Way
Kuripan juga telah diidentifikasi namun hal ini dianggap tidak praktis karena
biaya dan potensi dampak jangka panjang terhadap lingkungan.

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 37


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google

Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Gambar 15: Wilayah Studi

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 38


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

5.1.2.4 Cara Desa


Way Sekampung merupakan sungai besar sepanjang 30km ke arah Utara Kota Bandar Lampung.
Mengalir dari lereng timur pegunungan Bukit Barisan, mengalir ke arah timur melalui
dataran yang umumnya datar hingga bergelombang dan bermuara ke Laut Jawa di pantai
timur Sumatera. Total luas daerah tangkapan air Way Sekampung diperkirakan 2.581m2 .
Way Sekampung merupakan pemasok utama air irigasi di provinsi Lampung dan
mengalirkan air ke sekitar 35.000 hektar lahan pertanian. Way Sekampung memiliki
dua fasilitas infrastruktur air utama: Bendungan Batutegi dan Bendung Argoguruh.

Bendungan Batutegi merupakan bendungan timbunan batu di Jalan Sekampung. Dibangun


pada tahun 2001, terletak sekitar 95km barat laut kota Bandar Lampung dan 65km barat
bendungan Argoguruh. Dengan tinggi maksimal 125m dan panjang puncak 700m, memiliki
3 . Terletak di dasar
volume tampungan air maksimal 690x106 m
bendungan adalah pembangkit listrik tenaga air dengan dua turbin yang mampu
menghasilkan gabungan 28MW dengan aliran 30 m3 /s. Alasan utama dibangunnya
Bendungan Batutegi adalah untuk meningkatkan keamanan pasokan irigasi pada
musim kemarau dan meningkatkan tampungan tahunan secara keseluruhan sehingga laju
irigasi dapat ditingkatkan.

Arup mencatat, menurut Belai Besar saat ini bendungan hanya mengalirkan air untuk
irigasi. Tidak ada persyaratan untuk melepaskan atau menahannya untuk keperluan
pembangkit listrik tenaga air. Bendungan pembangkit listrik tenaga air hanya berfungsi
sebagai cadangan pasokan listrik kota. Oleh karena itu, tidak ada persyaratan untuk
mencegah bendungan melepaskan air sebagaimana yang diperlukan untuk
keperluan lingkungan, air minum dan irigasi.

Bendung Argoguruh terletak di dekat Bandara Bandar Lampung kurang lebih


35km di luar kota Bandar Lampung. Bendung ini dibangun pada tahun 1935 untuk
mengalihkan air untuk irigasi. Kebutuhan air untuk pertanian semakin meningkat sehingga
limpasan alami dimanfaatkan seluruhnya pada musim kemarau, oleh karena itu perlu
adanya fasilitas tampungan Bendungan Batutegi untuk meningkatkan tampungan.
Bendung Argoguruh terdiri dari dua fasilitas pengambilan air, masing-masing dibangun
pada tahun 1935 dan 1985, yang menggabungkan laju lepas landas rata-rata 40m3 /s per
tahun.

Ruas Sungai Way Sekampung di bagian hilir bendungan dan bendungan sangat dipengaruhi
oleh pengelolaan fasilitas tersebut. Selama musim hujan, terdapat limpasan yang cukup
dari daerah tangkapan air di sekitarnya untuk memastikan aliran minimum di bagian-
bagian ini, namun selama musim tersebut, operator dari setiap fasilitas perlu membuang
aliran lingkungan minimal sebesar 3,5m3 /s (walaupun jumlah ini belum mencukupi). harus
dikonfirmasi oleh otoritas mana pun dan berdasarkan data aliran historis yang telah
kami ulas, tampaknya pelepasan aliran ini tidak diterapkan secara ketat bila diperlukan).

Sebagai bagian dari studi ini, telah dilakukan neraca air dari aliran historis yang
diperoleh dari Bendungan Batutegi dan Bendung Agroguruh. Tujuan dari neraca air ini
adalah untuk melihat kelayakan jangka panjang pengalihan aliran dari Way Sekampung
untuk memasok air ke kota Bandar Lampung. Keseimbangan aliran telah dihitung dengan
meninjau aliran dari tanggal 1 Januari 2010 hingga 31 Mei 2011 (karena informasi aliran
untuk Bendungan dan Bendung berasal dari organisasi yang berbeda – ini adalah satu-
satunya periode di mana kedua organisasi memiliki catatan aliran yang lengkap) untuk
periode berikut ( Gambar 15):

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 39


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

• Aliran Keluar Bendungan Batutegi (Q2) •

Bendung Argoguruh – Saluran Irigasi Off Take 1 (Q4a) • Bendung

Argoguruh – Saluran Irigasi Off Take 2 (Q4a) • Aliran Way

Sekampung Hilir Bendung Argoguruah (Q6)

Gambar 16: Skema Keseimbangan Aliran Way Sekampung

Jalan Sekampung

Aliran masuk ke Bendungan

Q1

Bendungan Batutegi
Kontribusi terhadap aliran sungai

berdasarkan daerah tangkapan air


Aliran keluar dari bendungan

bagian hilir bendungan Q2

Q3

Aliran sungai

Q5

Pengambilan saluran 1 Q4a

Pengambilan saluran 2 Q4b

Pembuangan melalui Bendung Argoguruh


Q6

Tabel neraca air secara lengkap disajikan pada Lampiran C. Ringkasan neraca air
disajikan pada tabel x di bawah ini.

Tabel 10: Ringkasan Neraca Air Way Sekampung


Q1* Q4(a)** Q4(b)** Q6**
(m3 /dtk) Q2(m3 /dtk) Q3(m3 /dtk) (m3 /dtk) (m3 /dtk) Q5(m3 /dtk) (m3 /dtk)
Rata-rata 7.138 19.0 80.7 14.6 27.2 99,7 57.8
Maksimal 8.086 58.6 882.0 40.8 71.7 899.9 899.9

Minimal 4.912 0,0 0,0 0,0 0,0 7.5 0,0

*Historical flow rates obtained from Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung in Nov. 2012 **Historical flow
rates obtained from PDAM Way Rilau in Nov.2012

Hasil neraca air menunjukkan bahwa dalam jangka waktu 17 bulan, debit minimum
yang tersedia di Way Sekampung sebelum saluran irigasi disingkirkan adalah 7,5m3 /s.
Tidak termasuk 3,5m3 /s untuk aliran lingkungan di hilir Bendung Argoguruh, dengan
pengelolaan air yang benar, masih memungkinkan hingga 4m3 /s untuk dialihkan untuk
keperluan lain seperti pasokan air. Probabilitas tingkat aliran yang berbeda telah dimasukkan
dalam Lampiran C2.

Karena kurangnya data pengoperasian bendungan untuk jangka waktu yang lebih lama,
maka tidak mungkin untuk melakukan keseimbangan aliran Way Sekampung secara penuh
untuk jangka waktu yang lama. Namun, data historis aliran sungai di Bendung Argogurah
menunjukkan bahwa terdapat 201 hari dimana debit sungai sebelum kebutuhan irigasi berada di bawah 3,5 m3/s.

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 40


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

kebutuhan aliran lingkungan selama periode tahun 1996 hingga 2010. Debit sungai terendah
di hulu saluran Way Sekampung tercatat sebesar 1.292 m3 /s antara tanggal 3 September
2007 dan 5 September 2007. Artinya, pada hari-hari terkering tersebut dilakukan top-up aliran
190,770 m3 /hari dari bendungan diperlukan hanya untuk menjaga aliran lingkungan minimum.

Pengambilan air untuk irigasi di Bendung Argoguruh dikelola oleh berbagai pihak di Balai
Besar. Terdapat pertemuan tidak resmi antara operator dan pemasok sepanjang tahun
untuk mengatur pelepasan air. Tidak ada izin air irigasi resmi yang mengatur pelepasan air.

Oleh karena itu, keberhasilan alokasi sumber daya air untuk irigasi, skema penyediaan air
massal di masa depan, dan aliran lingkungan memerlukan koordinasi dan kerja sama yang
erat antara seluruh pemangku kepentingan, terutama pada musim aliran rendah. Tujuan dari
Prinsip-Prinsip Teknis dalam Nota Kesepahaman dalam laporan ini adalah untuk memulai
dialog antara berbagai pemangku kepentingan di bidang air untuk memastikan bahwa
pengelolaan pelepasan air mempertimbangkan pengambilan air untuk keperluan minum.

Untuk menjamin keamanan pasokan dan kemampuan bendungan untuk memasok 4m3 /s –
studi sensitivitas dilakukan sebagai bagian dari studi ini untuk menilai dampak penyediaan
pasokan jangka panjang sebesar 4m3 /s untuk menutupi kekurangan terpanjang
tercatat. Menurut catatan yang tersedia untuk penelitian ini, periode terpanjang dimana
debit sungai turun di bawah 4m3 /s dalam jangka waktu tertentu terjadi pada tahun 1997.
Selama tahun ini, debit sungai tercatat di bawah 4m3 /s, hampir terus menerus, selama
75 hari.

Selama durasi ini, jumlah air yang dibutuhkan untuk menambah aliran hingga 4m3 /s telah
dihitung sebesar 3.500.000m3 . Jika kita memasukkan faktor keamanan sebesar 1,5
maka total air yang dibutuhkan untuk menjamin keamanan pasokan selama periode aliran
rendah terburuk yang tercatat adalah 5.250.000m3 . Berdasarkan catatan yang tersedia untuk
Bendungan Batutegi antara awal tahun 1996 hingga akhir tahun 2010, volume terendah yang
diukur di bendungan tersebut adalah 424.000.000m3 .

Oleh karena itu, kesimpulan dari studi sensitivitas ini menunjukkan bahwa terdapat keamanan
pasokan yang cukup di bendungan untuk memenuhi kebutuhan aliran rendah (yang kurang
dari 1,5% dari volume terendah yang tercatat di bendungan). Namun hal ini sangat bergantung
pada pengelolaan bendungan dan jumlah air yang dikeluarkan untuk irigasi. Fokus pengelolaan
air sungai sangat penting mendapat kerjasama dan koordinasi antar seluruh pemangku
kepentingan. Studi keseimbangan massa yang dilakukan oleh Arup menunjukkan bahwa
akan tersedia cukup air untuk irigasi, skema penyediaan air dan aliran lingkungan jika
pengoperasian Bendungan Batutegi memperhitungkan seluruh kebutuhan air. Dengan kata
lain, sangat penting bagi operator bendungan di Bendungan Batutegi untuk terus mengeluarkan
air dari bendungan untuk memastikan adanya pasokan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
aliran lingkungan dan juga kebutuhan pasokan air untuk skema tersebut (bahkan pada periode
aliran rendah). ). Hal ini dibahas secara lebih rinci di Bagian 8 laporan ini.

Ada dua opsi yang bisa dipertimbangkan untuk pengembangan sumber air Way Sekampung.
Cara pertama, yang dianggap paling ekonomis, adalah menyediakan pasokan aliran sungai di
hulu Bendung Argoguruh (yakni dengan mengambil langsung dari sungai). Yang kedua
adalah dengan menyediakan Bendungan Pengatur sekitar pertengahan antara
Bendungan Batutegi dan Bendung Argoguruh.

Dari pemahaman kami mengenai sejarah studi untuk kedua opsi ini, pengambilan limpasan
sungai hingga 500 l/dtk dapat diadopsi, tanpa persyaratan untuk memiliki

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 41


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

bendungan peraturan. Setiap aliran yang melebihi 500 l/dtk memerlukan


pembangunan bendungan pengatur (berdasarkan perkiraan biaya dalam laporan
sebelumnya, biaya yang diperlukan adalah sekitar US$100 juta ditambah biaya
tambahan untuk perluasan instalasi pengolahan air dan kapasitas pipa transmisi).
Jika bendungan pengatur dibangun, izin ekstraksi dapat ditingkatkan hingga 2.000L/detik.
Berdasarkan penelitian sebelumnya dan dengan mempertimbangkan persyaratan ini,
izin abstraksi untuk 500 l/s telah diperoleh dari pemerintah. Lisensi ini didasarkan pada
pembangunan skema run-of-river dan termasuk dalam Lampiran B.

Usulan Skema Pasokan Air 500L/detik Opsi

yang diusulkan saat ini untuk mengambil 500L/detik air dari Way Sekampung nampaknya
merupakan opsi yang paling tepat untuk meningkatkan pasokan air ke Bandar Lampung
karena alasan berikut:

- Keandalan: berdasarkan informasi daerah tangkapan air yang tersedia, sumber ini
tampaknya lebih dapat diandalkan dibandingkan sumber pasokan lain untuk kota
tersebut. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa telah disepakati MOU yang wajar
antara semua pihak untuk mengelola dan memprioritaskan penggunaan air di sungai.

- Kuantitas: Meskipun izin untuk mengambil air hanya 500L/detik, angka ini jauh
lebih tinggi dibandingkan sumber sungai lainnya dan masih menunjukkan
peningkatan substansial dalam pasokan ke kota.

- Kualitas: Daerah tangkapan air di bagian hulu Way Sekampung tampaknya relatif
belum berkembang dan hasil pengambilan sampel kualitas air menunjukkan
bahwa daerah tersebut cocok untuk pasokan air minum.

- Dampak Lingkungan: Dampak PDAM yang mengambil air dari sungai untuk penyediaan
air (maksimum 500L/detik) tampaknya tidak terlalu berpengaruh
dibandingkan dengan izin yang dimiliki Belai Besar untuk mengambil air dari daerah
tangkapan air (30.000L/detik). Namun penting untuk dicatat bahwa aliran lingkungan
di sungai perlu dikelola. Berdasarkan data yang telah dikaji Arup, ekstraksi
irigasi (pada waktu-waktu tertentu dalam setahun) nampaknya dilakukan dengan
mengorbankan pemeliharaan aliran lingkungan yang diperlukan di sungai.

- Modal/Biaya Operasional: Meskipun skema ini memerlukan biaya modal yang tinggi
(karena lokasi sumber relatif terhadap kota dan kebutuhan untuk membangun
sistem distribusi baru), skema ini dalam jangka pendek lebih murah dibandingkan
opsi berikutnya ( yang melibatkan pembangunan bendungan pengatur di Way
Sekampung untuk mengambil volume air yang lebih besar).

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 42


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Namun disarankan agar bendungan pengatur dipasang sesegera mungkin karena hal
ini akan memungkinkan kapasitas ekstraksi di sungai meningkat secara signifikan
dan oleh karena itu pasokan yang tersedia dari sumber ini ke kota dapat ditingkatkan.
Faktor utama yang mencegah hal ini terjadi adalah tambahan biaya modal. Pilihan-
pilihan harus dijajaki sehubungan dengan pendanaan pemerintah atau pendanaan
swasta untuk mendanai pekerjaan tambahan ini.

Mata air yang berada di lereng Gedong Betung masih belum tereksploitasi secara
maksimal, namun perluasan lubang bor di sekitarnya semakin meningkat sehingga
berdampak pada berkurangnya kapasitas tangkapan mata air tersebut.

Meskipun ketersediaan air dari mata air masih terbatas, jumlah air yang tersedia
kemungkinan besar tidak banyak berpengaruh terhadap kurangnya sumber air pipa
vs. permintaan. Sebaliknya, air dari sumber mata air harus dialokasikan ke
pemukiman dan kegiatan di wilayah sekitarnya dan keamanan sumber air harus
dijaga.

5.1.2.5 Kualitas Air Permukaan


Kualitas air permukaan bervariasi tergantung pada sumber dan lokasi. Sebagai
bagian dari penelitian ini, Arup melakukan pengujian air yang sangat mendasar
di berbagai lokasi untuk lebih memahami variabel kualitas air di seluruh
wilayah. Informasi ini telah dimasukkan dalam Lampiran A2.

5.1.3 Pasokan Air Tanah


Permukaan air tanah umumnya tinggi, terutama pada musim hujan, dan sumur
dangkal digunakan di seluruh kota. Tingginya penggunaan sumur dangkal,
terutama di bagian utara kota, menyebabkan berkurangnya air tanah menjadi
masalah yang semakin meningkat. Seiring bertambahnya jumlah penduduk Bandar
Lampung, diperkirakan banyak sumur permanen yang akan mengering karena
eksploitasi berlebihan dan berkurangnya pengisian ulang pada musim kemarau.

Demikian pula kualitas air di sumur juga bervariasi dan mengakibatkan masalah
kesehatan. Kualitas air tanah dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat
setempat. Air tanah di daerah berpenduduk tinggi sangat buruk karena
fasilitas sanitasi tidak memenuhi persyaratan kesehatan. Kawasan
pemukiman di sepanjang bantaran sungai harus dipertimbangkan sebagai sumber
pencemaran air tanah yang potensial. Keterbatasan lahan menyebabkan jarak
jamban umum dengan sumber air terlalu pendek, struktur sumur tidak kedap air, dan terjadi penyebaran air limba

Kualitas dan kuantitas air sumur permukaan dan air sumur bor mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda. Air dari sumur bor merupakan air hujan
yang telah meresap ke dalam tanah, melarutkan unsur hara tanah
sehingga karakteristik tanah setempat mempengaruhi kualitas air secara signifikan.

Di wilayah pesisir kota, penggunaan air tanah yang berlebihan secara terus-menerus
telah mengakibatkan intrusi air laut. Pergeseran aliran airtanah dan
menurunnya tekanan hidrostatis airtanah memaksa aliran airtanah dari laut masuk
ke lokasi pengumpulan air.

Saat ini terdapat berbagai penelitian di wilayah ini yang mencari pilihan
untuk mengisi ulang akuifer air tanah melalui mekanisme yang berbeda
seperti biopori.

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 43


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Sumber air tanah tambahan yang potensial terdapat di Ketibung sekitar 40 km sebelah tenggara kota.
Dalam penelitian yang dilakukan pada tahun 1979 dan 1986 disimpulkan bahwa meskipun sumber ini
dapat menghasilkan 40-50 l/dtk, namun biaya pengembangan dan pengoperasiannya terlalu tinggi
untuk menjadikan sumber ini sebagai pilihan yang tepat.

Terkait dengan potensi sumber air sumur dalam lainnya, karakter hidrogeologi Sumatera
Selatan tidak menunjukkan adanya potensi atau keberadaan akuifer yang mampu menyuplai
>500 l/dtk dalam jangka waktu lama dan tentu saja tidak berarti bahwa seluruh sumber daya air tanah
di Sumatera Selatan telah habis. daerah.

5.1.4 Air Daur Ulang


Air daur ulang telah digunakan untuk membantu menambah kebutuhan pasokan air di sejumlah
kota di seluruh dunia. Air dapat didaur ulang dari empat sumber utama:

• air hujan (hujan yang ditangkap dari atap atau metode hujan langsung lainnya
menangkap),

• stormwater (air hujan yang mencapai tanah atau permukaan keras lainnya di tanah seperti jalan
raya, oval, taman, dan tempat parkir mobil)

• greywater (dari bak mandi, pancuran, baskom, dan mungkin dapur)

• blackwater (dari toilet dan saluran keluar air limbah) Perhatikan kapan
air hitam didaur ulang, biasanya melibatkan pengolahan dan penggunaan kembali air hitam
dan air abu-abu karena instalasi pengolahannya cocok untuk mengolah kedua aliran air
limbah ini.

Air daur ulang memerlukan pengolahan air sesuai standar yang sesuai untuk digunakan kembali.
Air hujan yang ditampung dari area atap yang tidak digunakan secara umum dianggap cocok untuk
digunakan kembali untuk segala keperluan termasuk untuk minum (dalam beberapa kasus diperlukan
pengolahan air) sedangkan sumber lain hanya dianggap cocok untuk penggunaan non-minum (irigasi,
pembilasan toilet). , mencuci mobil, mencuci gedung, dll).
Stormwater, greywater, dan blackwater semuanya memerlukan tingkat pengolahan yang lebih tinggi dibandingkan
air hujan dan dalam skala yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat pengolahan yang berbeda-beda.

Mengenai bagaimana air dapat digunakan kembali di Bandar Lampung:

• Air hujan – dapat dikumpulkan secara lokal dari atap dan disimpan dalam tangki air hujan untuk
setiap rumah. Bentuk desentralisasi penangkapan ini adalah sesuatu yang perlu
didorong oleh pemilik rumah secara individu dan oleh karena itu bukanlah skema yang
dapat dengan mudah dikelola atau dikendalikan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung.

o Permasalahan pemanenan air hujan di Bandar Lampung meliputi:

Terdesentralisasi sehingga sulit untuk dikontrol dan ditegakkan (penduduk


mungkin tidak tertarik untuk memasangnya karena biaya)

Kualitas air – bergantung pada pemilik untuk membersihkan atap dan


menyiram tangki secara teratur

Skala ekonomi – membutuhkan tangki untuk setiap rumah yang secara


keseluruhan akan menjadi solusi berbiaya sangat tinggi jika
dibandingkan dengan skema penggunaan kembali air yang terpusat

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 44


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

• Air hujan – memerlukan tingkat pengolahan yang lebih tinggi dibandingkan air hujan karena adanya
polutan dalam limpasan jalan. Oleh karena itu, skema ini lebih praktis jika diterapkan pada
skema terpusat dengan instalasi pengolahan dan stasiun pompa (karena skala ekonomi).

o Masalah penggunaan kembali air hujan di Bandar Lampung meliputi:

Diperlukan tingkat pengolahan yang lebih tinggi (dibandingkan air hujan)

Tidak cocok untuk diminum setelah diolah (hanya penggunaan yang tidak
dapat diminum)

Pasokan yang tidak konsisten: pasokan yang bergantung pada curah hujan
yang sangat bervariasi sehingga memerlukan penyimpanan yang sangat
besar agar dapat bertahan. Biasanya curah hujan yang tinggi (dan pasokan)
terjadi pada saat permintaan terendah dan ketika permintaan tertinggi (yaitu pada
musim kemarau) pasokan sedikit atau tidak ada sama sekali.

• Penggunaan Kembali Greywater – jenis penggunaan kembali ini biasanya diterapkan pada skala besar
bangunan karena melibatkan pemisahan aliran air limbah dari bangunan. Air tersebut memerlukan
pengolahan tingkat tinggi dan dianggap tidak cocok untuk Bandar Lampung karena tidak
terdapat banyak bangunan besar sehingga tidak mungkin menggunakan kembali air dalam jumlah
besar (dan juga tidak layak secara ekonomi).

• Penggunaan Kembali Air Limbah (blackwater dan greywater) – agar jenis penggunaan kembali ini layak
secara ekonomi, disarankan agar skema penggunaan kembali terpusat dikembangkan. Skema
terpusat memerlukan jaringan air limbah perpipaan dan instalasi pengolahan air limbah terpusat.
Pengolahan tambahan kemudian dapat ditambahkan di bagian hilir untuk mengolah air limbah ke
standar yang lebih tinggi dan sesuai untuk digunakan kembali yang tidak dapat diminum.

o Permasalahan penggunaan kembali air limbah di Bandar Lampung meliputi:

Tidak ada instalasi pengolahan air limbah terpusat yang dapat dihubungkan

Biaya modal yang tinggi untuk diterapkan

Berdasarkan penilaian terhadap berbagai sumber pasokan air yang diidentifikasi di atas, daur ulang air
terpusat tampaknya tidak layak dilakukan di Bandar Lampung saat ini karena belum ada infrastruktur air limbah
terpusat yang dibangun. Arup memahami bahwa infrastruktur ini direncanakan untuk kota ini dan setelah
dibangun dan dipasang, hal ini akan memberikan peluang yang sangat baik bagi kota untuk membangun
infrastruktur pengolahan dan pengangkutan tambahan yang diperlukan untuk menggunakan kembali air.
Diperkirakan pada tahun 2020, lebih dari 2.000L/detik pasokan air dapat diambil dari skema penggunaan kembali
air limbah yang terpusat. Disarankan juga agar warga didorong untuk memasang tangki penampung air hujan
untuk menampung air hujan dari area atap rumah mereka (untuk keperluan irigasi saja). Agar pengumpulan air

hujan yang terdesentralisasi ini bisa efektif dalam skala luas, penting untuk memastikan bahwa pelatihan
pendidikan dilakukan untuk memastikan bahwa air tersebut digunakan kembali dengan tepat dan
diterapkan secara luas melalui peraturan perundang-undangan.

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 45


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

5.1.5 Desalinasi
Desalinasi melibatkan penghilangan garam dan mineral lainnya dari air garam.
Air asin didesalinasi untuk menghasilkan air tawar yang cocok untuk konsumsi
manusia atau irigasi. Desalinasi skala besar biasanya menggunakan energi dalam
jumlah besar dan infrastruktur khusus yang mahal, sehingga lebih mahal dibandingkan
air tawar dari sumber konvensional seperti sungai atau air tanah.

Desalinasi merupakan salah satu pilihan potensial bagi Kota Bandar Lampung
karena terletak di pesisir pantai sehingga mempunyai pasokan air asin yang
cukup untuk pengolahan. Permasalahan terbesar terhadap kelayakan penerapan
desalinasi di Bandar Lampung adalah tingginya biaya pengolahan air asin agar layak
untuk dikonsumsi. Selain itu, sebagian besar kota yang tidak memiliki pasokan air
minum terletak di bagian utara (jarak yang cukup jauh dari lokasi pengambilan air laut
yang potensial (selatan kota). Oleh karena itu, menerapkan skema desalinasi di Bandar
Lampung akan menjadi penghalang secara ekonomi karena tingginya biaya.
pengolahan air dan tingginya biaya infrastruktur yang diperlukan untuk menyalurkan
dan memompa air ke wilayah kota yang memerlukannya.

Menurut data yang dikumpulkan oleh USEPA pada tahun 1999, pembangunan
instalasi pengolahan air filtrasi tradisional di dekat sungai dengan kapasitas
500l/s(43.200 m3 /hari) menghabiskan biaya sekitar 325 USD/m3 /hari. Biaya operasional
pabrik tradisional tersebut diperkirakan sebesar 0,16 USD/m3. Dengan menggunakan
tingkat inflasi rata-rata dunia selama 11 tahun terakhir, biaya konstruksi dan biaya
operasional pada harga saat ini masing-masing adalah 462 USD/m3 /hari dan 0,23 USD/m3 .

Untuk pabrik desalinasi, biaya rata-rata dunia saat ini untuk pembangunan pabrik
dan produksi air adalah 1,200 – 2,200 USD/m3 /hari dan 0,5-0,8 USD/m3 ,
masing-masing. Tabel 10 di bawah ini merangkum biaya dari dua jenis tanaman
yang berbeda. Perbandingan biaya indikatif ini menggambarkan bahwa biaya
pembangunan dan pengoperasian instalasi desalinasi jauh lebih tinggi dibandingkan
biaya instalasi pengolahan air filtrasi tradisional. Biaya pembangunan pabrik desalinasi
2,6 hingga 4,7 kali lebih tinggi dibandingkan pabrik tradisional dan biaya
pengoperasian pabrik desalinasi 2,2 – 3,5 kali lebih tinggi.

Tabel 11: Perbandingan biaya instalasi pengolahan air tradisional dan instalasi desalinasi

Biaya konstruksi Biaya operasi


Jenis Tanaman
Rp /m3 /hari USD/ m3

Tanaman tradisional dekat sungai (500l/dtk) 462 0,23

Pabrik desalinasi 1.200 – 2.200 0,5 - 0,8

Perhatikan bahwa perkiraan ini merupakan rata-rata global. Hal ini bersifat indikatif
dan hanya diberikan untuk memberikan indikasi besarnya perbedaan biaya
antara desalinasi dan pengolahan air tradisional. Biaya akan bervariasi secara signifikan
dari satu daerah ke daerah lain berdasarkan sejumlah faktor termasuk yang berikut:

• Pengalaman membangun pabrik di negara-negara tersebut,

• Kualitas air baku pada sumbernya (kualitas yang lebih buruk mengakibatkan CAPEX yang lebih tinggi
dan biaya OPEX),

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 46


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

• Jenis perlakuan khusus yang diterapkan pada tanaman, dan

• Ketersediaan peralatan atau perawatan yang diperlukan dan jarak yang relatif dekat
lokasi tanaman

Namun informasi di atas menyoroti fakta bahwa desalinasi biasanya jauh lebih mahal
dibandingkan pengolahan air tradisional baik dari segi modal maupun biaya
operasional. Hal ini menunjukkan fakta bahwa pilihan desalinasi di Bandar
Lampung tidak layak secara komersial dibandingkan dengan pilihan lain yang dibahas
dalam laporan ini.

5.2 Ringkasan Pilihan Pasokan Air


Tabel 10 di bawah ini merangkum kelebihan dan kekurangan masing-masing opsi yang
dibahas di bagian 5.1.

Tabel 12: Ringkasan Penilaian Opsi Awal


Pilihan Keuntungan Kekurangan

Tidak melakukan apapun - Tidak ada biaya infrastruktur - Infrastruktur yang ada tidak
mampu memenuhi kebutuhan
air pipa saat ini

- Nilai NRW meningkat


- Kualitas dan kuantitas
pasokan air tanah semakin menurun
Pasokan Air Permukaan
- Jalan Kuripan - Dekat dengan kota - Diperlukan bendungan sepanjang 45m untuk

- Fasilitas pengambilan air yang ada mengekstraksi hingga 1.300 l/dtk

- Sungai kota yang sangat tercemar


– memerlukan fasilitas
pengolahan yang mahal

- Jalan Sabu - Sumber air permukaan yang relatif - Jarak jauh dari kota
belum tereksploitasi dan bersih - Aliran kecil tidak cukup untuk
membangun biaya yang efektif
infrastruktur.

- Aliran pihak ketiga tambahan


harus dipertahankan

- Jalan Sekampung - Ketersediaan air yang cukup (dengan - Jarak yang jauh dari kota -
pengelolaan air yang baik) untuk Meningkatnya permintaan dari
memenuhi kebutuhan air irigasi dan pengguna lain (misalnya Pertanian)
air pipa (terutama sejak pembangunan - Laju ekstraksi >500 l/dtk memerlukan
Bendungan Batutegi). regulasi bendungan (perkiraan
- Air permukaan relatif bersih CAPEX > US$100 juta)
sumber

- Mata air - Sumber air bersih - Ketersediaan yang terbatas


untuk menambah pasokan air
- Bukan solusi jangka panjang

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 47


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Air tanah - Saat ini memiliki kemampuan - Menurunnya permukaan air tanah
yang cukup untuk memasok sebagian karena meningkatnya kebutuhan
besar kebutuhan air kota Bandar - Menurunnya kualitas air
Lampung - Berbagai lokasi ekstraksi tanah akibat intrusi dan pencemaran
di dalam dan di luar batas kota - air asin
Studi sedang dilakukan untuk - Tidak ada akuifer besar untuk memenuhi

mengatasi pengisian kembali permintaan tinggi yang berkelanjutan

akuifer dan permukaan air tanah - Lokasi ekstraksi besar terdekat (hanya
melalui tindakan seperti 40-50 l/s) 40km di luar kota
biopori.
Air Daur Ulang – - Dapat memberikan - Persepsi masyarakat yang negatif
Air hujan solusi yang mudah diterapkan (seperti terhadap penggunaan air daur ulang
penyimpanan air hujan) untuk -Peraturan
mengurangi kebutuhan pasokan air perpipaan.
- Kontrol kualitas
- Menawarkan infrastruktur yang berkelanjutan

yang memberikan manfaat


jangka panjang bagi masyarakat.
Air Daur Ulang – - Sumber berlokasi di kota tempat - Pasokan bergantung pada curah
air badai permintaan berada hujan dan oleh karena itu biasanya
tidak terjadi ketika permintaan terjadi

- Biaya implementasi skema


yang tinggi.

- Belum tentu dapat diterima untuk


persediaan minum
Air Daur Ulang – - Pasokan yang konsisten - Biaya konstruksi yang
Air Hitam - Sumber terletak di kota sangat tinggi (terutama jika tidak ada
- Berpotensi dapat digunakan secara infrastruktur air limbah

tidak langsung untuk digunakan kembali untuk diminum saat ini dibangun di
Lampung)
Desalinasi - Kedekatan kota dengan pantai - Biaya modal yang sangat
- Pasokan air laut yang melimpah tinggi - Biaya jaringan yang tinggi untuk
mengangkut air dari pantai ke utara
kota (di mana permintaan terhadap air
pipa paling
Mengurangi NRW - mengurangi kehilangan air minum tinggi) - biaya yang tinggi untuk
pada jaringan air pipa melalui jaringan pipa yang ada. - mengurangi NRW pada
yang ada saat ini meningkatkan efisiensi penyediaan jaringan yang sudah tua - komplikasi
jaringan pasokan air perpipaan dalam mengurangi NRW (yang sering
terjadi di dalam lahan milik swasta –
dan faktor-faktor seperti penyadapan ilegal).

Catatan: Greywater tidak dibahas dalam tabel ini karena kurangnya


bangunan yang sesuai dan fakta bahwa hal tersebut tidak dapat diterapkan dalam skala besar.

Singkatnya, opsi-opsi berikut ini dianggap tidak cocok untuk menyediakan pasokan
tambahan jangka pendek dan menengah ke Bandar Lampung:

• Tidak Melakukan Apa-apa – bukan merupakan alternatif yang layak mengingat proyeksi kekurangan
jangka pendek yang hanya akan meningkat secara signifikan seiring berjalannya waktu

• Air tanah – masalah keandalan, kualitas, dan intrusi air asin yang buruk

• Mata air – kapasitas tambahan yang tersedia sangat terbatas

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 48


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

• Desalinasi – sangat mahal dan oleh karena itu tidak dapat dibenarkan

• Penggunaan kembali air hujan – Harganya mahal, pasokannya tidak dapat diandalkan, dan tidak cocok untuk diminum
menggunakan

• Way Kuripan – Kualitas sangat buruk, pasokan tidak dapat diandalkan

• Way Sabu – Pasokan tidak dapat diandalkan

Oleh karena itu, opsi yang tersisa berikut ini harus dipertimbangkan secara lebih rinci:

• Way Sekampung – skema yang direncanakan saat ini sebesar 500L/detik

• Skema Bendungan Pengatur Way Sekampung – kapasitas 2.000L/dtk dengan


potensi pasokan yang lebih besar tergantung pada pemodelan Way Sekampung yang lebih
rinci.

• Penggunaan Kembali Air Limbah – Dalam jangka pendek hal ini sangat mahal karena
kurangnya infrastruktur air limbah. Setelah jaringan pipa dan instalasi pengolahan dibangun
di kota, maka tidak diperlukan biaya tambahan yang signifikan untuk mengolah air hingga
mencapai standar yang dapat digunakan kembali. Air tersebut kemudian dapat dipompa ke
sungai atau akuifer di dalam kota untuk digunakan kembali secara tidak langsung dan dapat diminum.

• Penggunaan Kembali Air Hujan – Tangki air hujan yang diwajibkan untuk digunakan di rumah-
rumah di Lampung dapat memberikan dampak yang signifikan dalam mengurangi
permintaan pasokan air minum. Namun pilihan ini perlu dipertimbangkan secara hati-hati
ketika mempertimbangkan kualitas air dan bagaimana mengelola risiko-risiko ini. Strategi
yang Direkomendasikan untuk Pasokan Air Perpipaan

Strategi untuk memberikan solusi jangka panjang terhadap kebutuhan pasokan air perpipaan di
Kota Bandar Lampung bergantung pada dua faktor:

• Permintaan terhadap air pipa

• Biaya dan kelayakan penyediaan pasokan air perpipaan

Bandar Lampung merupakan kota besar di negara berkembang. Negara ini tidak memiliki
infrastruktur air dan air limbah seperti yang umum ditemukan di sebagian besar negara maju.
Tantangan penyediaan infrastruktur ini berasal dari kemampuan pemerintah daerah dan masyarakat
untuk membiayainya. Bandar Lampung tidak unik dalam hal ini dan masalah penyediaan pasokan air
perpipaan jangka panjang, bersih dan aman untuk kota Bandar Lampung tidak dapat diselesaikan
dengan mengadopsi solusi yang bersifat universal (karena hal ini akan terlalu mahal), melainkan
serangkaian solusi harus diterapkan untuk memenuhi kebutuhan tahun 2040.

Rencana pembangunan di masa depan harus mempertimbangkan kebutuhan air bersih. Kesediaan
untuk membayar harga ekonomi untuk hal tersebut juga merupakan faktor penting dalam
menentukan kelayakan ekonomi pembangunan di masa depan.

Tabel 11 di bawah ini menyoroti perlunya meningkatkan pasokan air pipa ke Bandar Lampung.

Tabel 13: Ringkasan Permintaan Air Pipa di Masa Depan


Proyeksi Disalurkan Tahun
Permintaan Air 2015 2020 2025 2030 2035 2040

Total air pipa 1.500 1.719 1.976 2.248 2.507 2.780

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 49


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

diperlukan
untuk kota (l/s)

PDAM saat ini


600 600 600 600 600 600
persediaan air

Air Tambahan
Pasokan yang 900 1.119 1.376 1.648 1.907 2.180
Dibutuhkan dari PDAM (l/s)

Cara yang Diusulkan

Desa
berlisensi 250 500 500 500 500 500
ekstraksi (2015)
(l/s)

Diperlukan
tambahan air 650 619 876 1148 1407 1680
pipa (l/dtk)

Catatan: * Pasokan air Way Sekampung akan dibangun dalam dua tahap sehingga pada tahun 2015
hanya akan menyuplai 250L/detik (bukan 500L/detik penuh).

Seperti disebutkan di atas, saat ini terdapat rencana untuk menerapkan sumber pasokan air dari Way
Sekampung untuk memasok 500 l/dtk. Sebagaimana dibahas pada bagian 5.1.2.4, Way Sekampung
mempunyai potensi untuk memasok hingga 2.000 l/s, namun setiap pengambilan air di atas 500 l/s
memerlukan pembangunan bendungan peraturan.

1. Pada bagian 5.1 dan 5.2 laporan ini terdapat berbagai pilihan
dipertimbangkan dan dievaluasi. Empat opsi yang paling layak untuk memenuhi kebutuhan
pipa adalah sebagai berikut: Skema penyediaan air Way Sekampung 500L/detik (perhatikan
bahwa hal ini telah dipertimbangkan pada tabel di atas)

2. Meningkatkan kapasitas abstraksi dari Way Sekampung (dari rencana 500L/dtk menjadi
2.000L/dtk)

3. Meningkatkan pengelolaan air hujan dengan mendorong tangki penampungan dan


fasilitas penyimpanan swasta – hal ini dapat mengurangi jumlah kebutuhan air pipa
hingga 30%

4. Penggunaan air daur ulang. Saat ini ada penelitian yang sedang dilakukan untuk menyediakannya
fasilitas pengolahan air limbah terpusat. Dalam 10 tahun ke depan, kemungkinan besar
instalasi pengolahan akan dibangun. Kesempatan ini tidak boleh dilewatkan untuk
menerapkan pengolahan tambahan untuk mengisi ulang sungai, akuifer, atau jaringan
pipa langsung untuk keperluan rumah tangga yang tidak dapat diminum. Diperkirakan
bisa menyuplai hingga 2.000L/detik.

Penerapan kombinasi opsi-opsi ini akan bergantung pada kemampuan keuangan kota untuk
mewujudkannya (baik melalui pendanaan pemerintah atau pendanaan swasta), peraturan pemerintah
(sehubungan dengan penerapan tangki air hujan) dan pembangunan infrastruktur air limbah secara
keseluruhan (sampai hal ini terjadi). opsi 3 tidak akan praktis). Arup mencatat bahwa studi air tanah
tambahan yang saat ini sedang dilakukan (oleh pihak ketiga) akan membantu mengatasi
penurunan permukaan air tanah dan kualitasnya serta menilai kelayakan proyek tersebut.

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 50


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

opsi pengisian ulang. Hal ini juga dapat membantu mengatasi kebutuhan
pasokan air jangka panjang.

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 51


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

6 Kesimpulan

Studi desktop yang dilakukan dalam penilaian ini telah melihat kebutuhan air saat
ini dan masa depan, sumber pasokan air saat ini dan pilihan pasokan air di masa
depan serta rekomendasi untuk pengembangan pasokan air perpipaan untuk memenuhi
kebutuhan kota. Arup mencatat keterbatasan penelitian ini karena penelitian ini hanya
bersifat desktop dan mengandalkan informasi dari laporan dan investigasi
sebelumnya serta konsultasi tingkat tinggi dengan pemangku kepentingan terkait.
Untuk mengonfirmasi temuan-temuan dalam laporan ini, disarankan agar
dilakukan penyelidikan lokasi tambahan dan dilakukannya studi kelayakan yang
terperinci. (lihat Bagian 7 untuk informasi lebih lanjut).

Permintaan air pipa di masa depan telah dihitung dengan meninjau pertumbuhan
populasi proyek dan keinginan mereka untuk terhubung ke jaringan pipa
(berdasarkan tarif saat ini dan di masa depan). Hasilnya menunjukkan bahwa dengan
infrastruktur yang ada saat ini, pada tahun 2015 akan terjadi defisit sekitar 955 l/dtk
dan akan meningkat sebesar 250% menjadi 2.279 l/dtk pada tahun 2040.

Pasokan air perpipaan di Bandar Lampung merupakan tanggung jawab Otoritas


Air Bandar Lampung (PDAM Way Rilau). Sistem air perpipaan PDAM terdiri dari
kombinasi sumber pasokan air permukaan seperti sungai dan mata air, serta lubang
pengambilan air tanah. Saat ini PDAM mendapatkan sekitar 75% dari total pasokan 600
l/dtk dari Way Kuripan, yang merupakan salah satu sungai terbesar yang mengalir
melalui kota.

Berdasarkan pasokan saat ini, PDAM perlu mencari sumber air alternatif untuk
memenuhi kebutuhan tambahan sebesar 355 l/dtk pada tahun 2015 dan meningkat
menjadi 1.679 l/dtk pada tahun 2040. Pemilihan sumber air baru yang potensial
bergantung pada ukuran, konsistensi, dan biaya. untuk menerapkan solusi tersebut.
Penilaian ini telah melihat potensi sumber air baru berikut ini:

• Pasokan air permukaan

• Pasokan air tanah • Air

daur ulang
• Air desalinasi

Masing-masing opsi memiliki kelebihan dan kekurangan. Dua kelemahan


utama yang umum pada sebagian besar opsi adalah ukuran sumbernya, yaitu. Sebagian
besar sungai yang berada di dalam atau dekat Bandar Lampung tidak mempunyai
kapasitas untuk memenuhi kebutuhan (dan air tanah juga tidak dapat diandalkan dalam
hal kuantitas) atau biaya untuk melaksanakannya (misalnya desalinasi bukanlah pilihan yang tepat).

Bandar Lampung merupakan kota besar di negara berkembang. Negara ini tidak
memiliki infrastruktur air dan air limbah seperti yang umum ditemukan di sebagian besar negara maju.
Tantangan penyediaan infrastruktur ini berasal dari kemampuan pemerintah daerah dan masyarakat untuk
membiayainya. Bandar Lampung tidak unik dalam hal ini dan permasalahan dalam menyediakan pasokan
air perpipaan jangka panjang, bersih dan aman untuk kota Bandar Lampung tidak dapat diselesaikan dengan
menggunakan satu solusi yang dapat menyelesaikan semua masalah (karena hal ini akan memakan biaya yang
terlalu besar), melainkan dengan menggunakan solusi yang bersifat universal (karena hal ini akan
memakan biaya yang sangat besar). serangkaian solusi harus diterapkan untuk memenuhi kebutuhan tahun 2040.

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 52


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Dari hasil penelusurannya, Arup merekomendasikan agar skema penyediaan air Way
Sekampung 500 Liter/detik tetap dilanjutkan. Namun Arup mencatat bahwa skema yang ada saat
ini saja tidak akan menyediakan pasokan yang cukup untuk seluruh kebutuhan permintaan
kota di masa depan. Kebutuhan kota secara keseluruhan pada tahun 2040 diperkirakan sebesar
3.100 Liter/detik (untuk skenario dasar). Gabungan pasokan yang ada sebesar 600 Liter/
detik ditambah pasokan yang direncanakan sebesar 500 L/dtk masih menyisakan kekurangan
yang signifikan di kota ini, yaitu sekitar 2.000 Liter/detik pada tahun 2040.
Oleh karena itu, disarankan agar opsi tambahan berikut dipertimbangkan sebagai
prioritas:

1. Meningkatkan kapasitas abstraksi dari Way Sekampung (dari rencana 500L/dtk menjadi
2.000L/dtk). Perluasan ini harus dianggap sebagai prioritas utama yang dilaksanakan
segera setelah hal tersebut dapat dibenarkan secara finansial.
Perluasan ini memerlukan pembangunan bendungan pengatur di sungai dan
peningkatan ukuran WTP yang diusulkan serta pipa transmisi untuk mengalirkan air
tambahan.

2. Meningkatkan pengelolaan air hujan rumah tangga dengan mendorong tangki


penampungan dan fasilitas penyimpanan swasta – hal ini dapat mengurangi
jumlah kebutuhan air pipa hingga 30%.

3. Penggunaan kembali air limbah secara terpusat. Saat ini sedang dilakukan penelitian
untuk menyediakan fasilitas pengolahan air limbah terpusat. Dalam 10 tahun ke
depan, kemungkinan besar instalasi pengolahan akan dibangun.
Kesempatan ini tidak boleh dilewatkan untuk menerapkan pengolahan tambahan untuk
mengisi ulang sungai, akuifer, atau jaringan pipa langsung untuk keperluan rumah tangga yang tidak dapat diminum.
Secara konservatif, skema seperti ini mempunyai kapasitas untuk memasok
hingga 2.000 liter/detik air yang dapat digunakan kembali mulai tahun 2020 dan seterusnya.

Opsi-opsi lain yang perlu dipertimbangkan perlu dievaluasi secara individual dengan fokus
pada aspek-aspek berikut:

• Keandalan •
Kuantitas
• Biaya •
Kualitas •
Dampak lingkungan •
Kemampuan untuk dibangun

Berdasarkan faktor-faktor tersebut hierarki pelaksanaannya dapat dipertimbangkan


sebagai berikut:

A. Abstraksi 500 l/s dari Way Sekampung b.


Menurunkan NRW jaringan penyediaan air bersih yang ada c.
Meningkatkan pengelolaan air hujan rumah tangga perorangan d.
Penggunaan kembali air limbah secara terpusat (daur ulang) untuk keperluan rumah
tangga dan industri yang tidak dapat diminum
e. Meningkatkan abstraksi dari Way Sekampung f.
Pengisian ulang air tanah g.
Meningkatkan abstraksi dari Way Kuripan h.
Meningkatkan abstraksi dari Way Sabu i.
Desalinasi

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 53


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Ringkasnya, ada sejumlah pilihan teknis yang tersedia untuk mengatasi


kekurangan pasokan air di Bandar Lampung. Penerapan kombinasi opsi-
opsi ini akan bergantung pada kemampuan keuangan kota untuk
mewujudkannya (baik melalui pendanaan pemerintah atau pendanaan
swasta), peraturan pemerintah (sehubungan dengan penerapan tangki air
hujan) dan pembangunan infrastruktur air limbah secara keseluruhan
(sampai hal ini terjadi). opsi 3 tidak akan praktis). Arup mencatat bahwa
studi air tanah tambahan yang saat ini sedang dilakukan (oleh pihak ketiga)
akan membantu mengatasi penurunan permukaan air tanah dan kualitasnya
serta menilai kelayakan opsi pengisian ulang. Hal ini juga dapat membantu mengatasi kebutuhan pasoka

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 54


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

7 Studi Tambahan yang Direkomendasikan /


Investigasi
Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa PPP1 merupakan pilihan terbaik untuk
meningkatkan pasokan air yang aman dan terjamin ke Bandar Lampung. Penting untuk
diketahui bahwa penelitian ini didasarkan pada data terbatas yang tidak berasal dari
pemantauan berkelanjutan. Kondisi yang ada hanya dapat dipahami dengan baik jika
diberikan tingkat informasi yang wajar.
Dalam jangka panjang, upaya berkelanjutan diperlukan untuk melakukan tinjauan dan
penilaian berkala terhadap temuan-temuan laporan ini dan untuk memastikan bahwa
solusi yang tepat untuk memenuhi perkiraan pertumbuhan permintaan air di Bandar Lampung telah diketahui.
Studi berkelanjutan yang harus dilakukan oleh pihak berwenang dan
pemangku kepentingan meliputi hal-hal berikut:

1. Pemantauan aliran – pada sumber sungai potensial di seluruh daerah tangkapan air
untuk memastikan aliran dan potensi pasokan yang tersedia. Sampai saat ini, data
yang tersedia sangat terbatas dan data yang diberikan belum tentu untuk periode
waktu yang tepat.

- Way Sekampung: Misalnya untuk Way Sekampung tersedia data 15 tahun untuk
Bendung Argoguruh (1996-2010) dan 3 tahun untuk Bendungan Batutegi
(2010-2012). Oleh karena itu, hanya ada data yang tumpang tindih selama
17 bulan yang menyulitkan untuk melakukan analisis hidrologis yang
berarti terhadap daerah tangkapan air dan oleh karena itu secara akurat
memperkirakan keandalan pasokan.

- Sumber lain: Tidak ada data aliran yang diketahui tersedia untuk sumber
pasokan potensial lainnya. Hal ini membuat sangat sulit untuk menentukan
secara akurat aliran yang tersedia dan keandalan pasokan.

2. Pengambilan Sampel Kualitas Air – Saat ini ketersediaan air sangat terbatas
data pengambilan sampel berkualitas yang tersedia untuk Way Sekampung.
Tidak ada data yang tersedia untuk sumber lain. Hal ini menyulitkan penentuan
secara akurat persyaratan pengolahan untuk sumber-sumber ini. Pengambilan
sampel yang lebih rinci dari sejumlah sumber pasokan air akan menjamin
pemahaman yang lebih baik mengenai persyaratan pengolahan dan
kesesuaian sumbernya.

3. Pemantauan Air Tanah: Tidak ada data yang disediakan untuk tinjauan Arup
mengenai kualitas dan hasil air tanah. Program pemantauan air tanah akan
membantu dalam memahami kualitas, hasil yang tersedia dan juga tingkat
intrusi air asin ke dalam permukaan air tanah. Hal ini akan memberikan tingkat
informasi yang lebih besar mengenai kapasitas potensial apa pun yang mungkin ada
tersedia untuk digunakan.

4. Studi Kelayakan Terperinci atas opsi-opsi yang direkomendasikan dalam


laporan ini termasuk pengembangan desain skema, perkiraan biaya terperinci,
analisis multi-kriteria untuk menentukan solusi yang paling tepat dan tambahan

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 55


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

pengujian aliran dan kualitas air untuk memahami keandalan dan persyaratan
perawatan untuk solusi ini.

8 Prinsip Teknis Memo


Memahami
Rancangan prinsip-prinsip teknis untuk Nota Kesepahaman ini merupakan bagian dari
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air. Panduan yang diberikan pada
bagian ini hanya bersifat teknis dan menguraikan prinsip-prinsip tingkat tinggi
yang harus dipertimbangkan oleh berbagai pemangku kepentingan ketika
mengembangkan MOU.

Kesepakatan atas rancangan prinsip-prinsip ini serta ratifikasi dan


implementasinya melalui Nota Kesepahaman formal antara lembaga terkait berada di
luar cakupan laporan ini.

8.1 Perkenalan
Permasalahan pengelolaan sumber daya air akan semakin penting di tahun-tahun
mendatang di Indonesia seiring dengan pertumbuhan populasi yang terus meningkat,
urbanisasi yang terjadi, dan kebutuhan air yang terus meningkat. Hal ini relevan untuk
Bandar Lampung karena terbatasnya jumlah pilihan pasokan yang layak. Alokasi hak atas
air dan prioritas penggunaan dapat dikelola melalui pengelolaan sumber daya air terpadu
(IWRM). IWRM menyadari bahwa potensi permintaan akan air akan selalu lebih besar
dibandingkan pasokannya, dan untuk mengatasinya diperlukan kompromi dan negosiasi.
Meskipun ada keinginan untuk mencari skenario yang disebut “win-win”, hal ini sering kali
sulit dipraktikkan secara nyata.

Permasalahan kuantitas air mencakup munculnya konflik antara penggunaan yang


bersaing (pertanian, industri dan kota), dan antara air permukaan dan air tanah
di wilayah perkotaan yang berkembang pesat. Meskipun penggunaan air industri dan
perkotaan secara umum di Indonesia masih relatif rendah, namun akan terus meningkat seiring berjalannya waktu.
Pemenuhan permintaan ini memerlukan pengalihan air pada musim kemarau
dari pertanian ke penggunaan perkotaan dan industri. Untuk meminimalkan biaya sosial
dan ekonomi bagi petani dan potensi gangguan terhadap hasil pertanian, sumber daya air
perlu dikelola sesuai dengan prinsip dan sistem wilayah sungai terpadu yang diterapkan.
Tantangan pemenuhan kebutuhan air pada musim kemarau akan menjadi lebih kompleks
jika polusi dari limbah perkotaan dan industri yang terus bertambah menjadi faktor
yang harus dikelola.

Oleh karena itu, kenyataannya keputusan sulit harus diambil, dan dalam
mengalokasikan air kepada para pengguna yang bersaing, akan ada pihak yang menang dan
kalah. Oleh karena itu, tujuannya adalah untuk mengembangkan lembaga-lembaga dan
perjanjian-perjanjian yang memiliki rasa hormat dan legitimasi untuk menegakkan keputusan-
keputusan mereka meskipun keputusan-keputusan tersebut tidak populer. Untuk menjamin
sumber pasokan air pada jaringan air perpipaan dari Way Sekampung, maka perlu terjamin kualitas dan kuantitas air sungai

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 56


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

8.2 Struktur Pemerintahan Federal dan Daerah untuk


Pengelolaan Sumber Daya Air

8.2.1 Struktur Federal


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Pasal 33 menyatakan bahwa,
“Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan mencukupi kebutuhan
rakyat, dikuasai oleh Negara. Bumi dan air serta segala kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikelola berdasarkan kewenangan negara dan dimanfaatkan
untuk kepentingan kesejahteraan bangsa”. Hal ini mengukuhkan konsep bahwa
sumber daya alam Indonesia adalah milik negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat Indonesia. Kebijakan operasional aturan dasar ini dijelaskan
dalam Undang-Undang (Undang-Undang) nomor 7 tahun 2004.

Undang-undang ini menegaskan kembali prinsip konstitusi bahwa sumber daya air
mempunyai fungsi sosial: pengusahaan air harus dipergunakan untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat dan dikuasai oleh negara. Undang-undang ini
menetapkan pembentukan dua departemen yang berhubungan dengan sumber daya air:

• Departemen Pekerjaan Umum berwenang mengkoordinasikan segala upaya dan


kegiatan perencanaan, rekayasa rinci, pengawasan, pengembangan
usaha, pemeliharaan, serta peraturan perundang-undangan dan pemanfaatan
sumber daya air permukaan, termasuk juga mata air.

• Departemen Pertambangan dan Energi berwenang mengelola


sumber daya air tanah, yang juga mencakup mata air panas.

Kerangka kelembagaan sebenarnya relatif kompleks karena melibatkan banyak


lembaga dan masing-masing lembaga dapat menghasilkan peraturan tersendiri
(termasuk Peraturan Pemerintah, Keputusan dan Keputusan Presiden,
Peraturan Menteri, Peraturan Direktorat, Peraturan Gubernur dan Peraturan
Daerah) untuk mengendalikan sumber daya air.

8.2.2 Kebijakan Federal


Pada periode pemerintahan 2004-2009, ditetapkan lima kebijakan strategis pengelolaan
sumber daya air sebagai berikut:

• Konservasi sumber daya air: Kebijakan ini dirancang untuk melestarikan dan
menjaga ketersediaan dan fungsi sumber daya air guna memenuhi kebutuhan
air tidak hanya untuk generasi saat ini, tetapi juga untuk generasi yang
akan datang. Upaya tersebut diarahkan pada peningkatan ketersediaan air,
peningkatan kualitas air, serta pemulihan dan peningkatan kapasitas
lingkungan hidup. •
Pemanfaatan sumber daya air secara optimal: Kebijakan ini mencakup berbagai
upaya penyediaan, penggunaan, pengembangan dan pengelolaan sumber
daya air untuk memenuhi berbagai kebutuhan air: rumah tangga,
pertanian, kota, industri, listrik, pariwisata dan
lingkungan hidup. • Pengendalian potensi kapasitas perusakan air: Kebijakan ini
bertujuan untuk mengurangi dan meniru potensi dampak banjir,
kekeringan, erosi dan abrasi terhadap kawasan produksi pertanian dan
industri, pemukiman manusia dan infrastruktur lainnya. Upaya yang dilakukan mencakup preventif

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 57


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

langkah-langkah untuk melindungi kawasan produksi dan pemukiman,


serta prasarana umum dari banjir, memulihkan kondisi lingkungan, dan
meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap permasalahan banjir dan
potensi kerusakan lain yang disebabkan oleh air.
• Pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat, swasta, dan pemerintah:
Kebijakan ini mencakup peningkatan kerja sama dan partisipasi seluruh
pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat
untuk mencapai sistem pengelolaan sumber daya air yang produktif, efektif,
efisien, dan berkeadilan, tanpa mengorbankan kepentingan publik. , dan
mempersiapkan lembaga pemerintah yang efektif dan efisien terkait dengan
desentralisasi, demokratisasi, privatisasi sinergi, dan penyelesaian konflik
dalam pengelolaan sumber daya air.
• Meningkatkan transparansi dan ketersediaan data dan informasi pengelolaan
sumber daya air: Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong demokratisasi
pengelolaan sumber daya air. Transparansi dalam proses pengelolaan
sumber daya air perlu ditingkatkan untuk memberikan akses yang lebih luas
kepada seluruh pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dalam
pelaksanaan program pengembangan sumber daya air.

8.2.3 Hukum Federal


Peraturan perundang-undangan mengenai sumber daya air dan pengelolaannya adalah
sebagai
berikut: • Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004:
Undang-undang Sumber Daya Air • Peraturan Pemerintah Nomor
77 Tahun 2001 tentang Irigasi • Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan pengendalian pencemaran
air • Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 1999: reformasi kebijakan tentang
pengelolaan irigasi
• Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tim Koordinasi Bidang Sungai
kebijakan penggunaan dan
pembangunan air • Keputusan Presiden Nomor 123 tahun 2001 (diperbaharui dengan Keputusan Presiden
Nomor 83 Tahun 2002): tim koordinasi pengelolaan sumber daya air

• Keputusan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Keuangan, dan


Perindustrian • Keputusan Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian • Keputusan Kementerian Permukiman dan Prasarana Wilayah
(Departemen
Pekerjaan Umum) • Keputusan Kementerian Dalam
Negeri • Keputusan Kementerian Lingkungan
Hidup • Peraturan Provinsi tentang pembentukan badan sumber daya air
pembangunan (8 provinsi) •
Peraturan Provinsi tentang pengendalian pencemaran air (4 provinsi) •
Keputusan Gubernur tentang pembentukan Tim Koordinasi untuk
Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi (8 provinsi) • Peraturan
Daerah Kabupaten dan Kota tentang Sumber Daya Air
penggunaan domestik, pertanian dan industri.

Seperti yang dapat dilihat, terdapat banyak departemen pemerintah yang berbeda,
mulai dari Kantor Presiden hingga Pemerintah Provinsi dan dari Kementerian
Perekonomian hingga Kementerian Dalam Negeri. Pengambilan keputusan dan penegakan

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 58


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Kebijakan air harus dilakukan pada tingkat Provinsi atau bahkan lebih rendah lagi
untuk memastikan penerapan yang efektif.

8.2.4 Struktur Provinsi Lampung


Secara umum, prioritas penggunaan air diatur dalam Undang-undang No. 7 Tahun
004 tentang Sumber Daya Air (“UU No. 7 Tahun 2004”) dan Peraturan Pemerintah No. 42
Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air (“PP No. 42/2008” ). Dinyatakan bahwa
prioritas penyediaan air adalah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mengairi
kebutuhan pertanian masyarakat pada sistem irigasi yang ada. Yang dimaksud dengan
kebutuhan sehari-hari dalam peraturan tersebut termasuk penyediaan air minum. Oleh
karena itu, secara umum prioritas penggunaan air adalah untuk keperluan sehari-hari
(termasuk air minum) dan untuk keperluan pertanian masyarakat (irigasi). Namun hal ini
tidak memberikan hierarki atau pentingnya implementasi. Oleh karena itu, sebagai
pengganti undang-undang yang menjamin pasokan, MOU dan hubungan kerja yang
dipatuhi secara ketat, khususnya di Way Sekampung, adalah kuncinya.

Secara spesifik, UU Nomor 7 Tahun 2004 dan PP Nomor 42 Tahun 2008 mengatur bahwa
penetapan hirarki prioritas penyediaan sumber daya air pada suatu wilayah sungai dilakukan
oleh Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangan dan
tanggung jawabnya. Dalam hal ini Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota
berkoordinasi dengan badan koordinasi pengelolaan sumber daya air pada sungai
yang bersangkutan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004, Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan


Pemerintah Kabupaten/Kota berwenang menetapkan dan memberikan izin mengenai
penyediaan, fungsi, dan pemanfaatan air. PP Nomor 42 Tahun 2008 mengatur bahwa
pemanfaatan sumber daya air untuk sumber daya air permukaan wajib mendapat izin
Bupati/Walikota untuk wilayah sungai dalam satu Kabupaten/Kota; Gubernur untuk
wilayah sungai lintas Kabupaten/Kota; atau Menteri Wilayah Sungai lintas provinsi, negara,
dan sungai strategis nasional.

Kepemilikan PDAM terletak pada pemerintah kota, kota atau provinsi.


Pengelolaan PDAM cukup rumit karena banyak lembaga pemerintah yang bertanggung
jawab atas operasionalnya. Departemen Pekerjaan Umum bertanggung jawab
terhadap teknis infrastruktur dan pengelolaan air baku; aspek manajerial menjadi tanggung
jawab Departemen Dalam Negeri, sedangkan urusan keuangan menjadi tanggung
jawab Departemen Keuangan.
Departemen Kesehatan bertanggung jawab menetapkan persyaratan kualitas air minum.

Oleh karena itu, pemahaman kami bahwa pengelolaan dan alokasi:

- air irigasi berada di bawah kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum


ketika

- air kota berada di bawah yurisdiksi Pemerintah Kota


Bandar Lampung.

Namun baik Balai Besar, yang mengendalikan air irigasi dan infrastruktur di Way Sekampung,
maupun PDAM Way Rilau, yang mengendalikan air minum di kota Bandar Lampung dan
dikendalikan melalui Pemerintah Provinsi (lihat Gambar 1 yang berisi diagram
Pemangku Kepentingan Utama dan Pengambil Keputusan Alokasi Air di Cekungan Way
Sekampung).

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 59


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Gambar 17: Alokasi Air – Pemangku Kepentingan Utama dan Pengambil Keputusan yang Menghalanginya
Desa cekungan

8.3 Alokasi Air DAS Way Sekampung

8.3.1 Alokasi Air


Penggunaan air kota sebesar 0,5m3/s tampaknya relatif kecil dibandingkan dengan total
kebutuhan air. Sebagai perbandingan, rata-rata tahunan air yang dialokasikan untuk
irigasi di Bendung Argoguruh adalah 30m3/s. Ini berarti total kebutuhan penggunaan air
perkotaan sebesar 0,5m3/s hanya sebanding dengan 1,7% dari total air yang tersedia.
Kesimpulan sederhana namun salah yang diambil dari hal ini adalah memastikan
ketersediaan air kota seharusnya tidak menjadi masalah. Ini adalah kesalahan
yang serius dan berbahaya. Poin krusialnya adalah bahwa kebutuhan air kota dan
lingkungan sebesar 5.250.000m3 (lihat bagian 5.1.2.4) adalah jumlah yang harus dijaga
setiap saat dan dalam kondisi terburuk.

Oleh karena itu penting untuk memiliki konsep cadangan air minum; yaitu sejumlah air
yang ditampung (dalam hal ini Bendungan Batutegi) untuk keperluan rumah tangga,
yang dapat diandalkan sepenuhnya, dan tidak boleh digunakan untuk keperluan non-
domestik. Implikasi dari penerapan konsep cadangan ini adalah ketika konsep ini sudah
ditetapkan, penggunaan air non-domestik (irigasi) akan berpotensi berkurang, dan
mekanisme yang memungkinkan hal ini dikembangkan dan diterapkan. Penting untuk
disadari bahwa jika suatu cagar alam tidak dijaga, maka keberlanjutan sistem yang
diusulkan tidak dapat dianggap remeh.

Meskipun berbagai pemangku kepentingan telah mengkonfirmasi bahwa terdapat persyaratan


aliran lingkungan sebesar 3,5 m3/dtk, hal ini saat ini tidak diterapkan sepanjang tahun (ini adalah

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 60


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

diverifikasi melalui kunjungan lapangan). Kami juga tidak dapat mengidentifikasi peraturan atau
regulasi yang menyatakan persyaratan hukum untuk menyediakan aliran ini.

8.4 Prinsipal Teknis untuk Memorandum


Memahami
8.4.1 Proses Implementasi PDAM Way Rilau

telah diberikan izin untuk mengambil 500 l/s air dari Way Sekampung, hulu Bendung Argoguruh.
Untuk menjamin keberlanjutan ekstraksi sepanjang tahun, sebuah Memorandum of Understanding
(MOU) perlu disepakati.

Proses implementasi MOU harus melibatkan seluruh instansi pemerintah terkait, lembaga
swasta, dan pemangku kepentingan terkait lainnya. Semua pemangku kepentingan harus
dilibatkan dalam pengambilan keputusan, namun penekanan khusus harus diberikan pada
partisipasi aktif pengguna. Fokusnya adalah pada pengambilan keputusan di tingkat masyarakat,
dan karenanya pada keterlibatan kelompok pemangku kepentingan utama di tingkat ini,
yaitu masyarakat, atau lebih khusus lagi para pengguna air.
sumber daya.

Pernyataan ini menekankan keterlibatan, bukan kendali dalam pengambilan keputusan. Hal
ini mencerminkan fakta bahwa pengambilan keputusan IWRM bersifat kompleks dan
melibatkan banyak pemangku kepentingan di berbagai skala. Menyarankan bahwa satu
kelompok pemangku kepentingan harus 'mengendalikan' proses tersebut adalah hal yang tidak realistis dan tidak diinginkan.

Dalam kasus Way Sekampung, pemangku kepentingan terkait mencakup lembaga dan
departemen pemerintah berikut ini:

• Balai Besar and Balai Metro, who control Batutegi Dam and Agroguruh
Weir masing-masing,
• PDAM who controls municipal water in Bandar Lampung • The Municipal
Government of Bandar Lampung • The Provincial Government
of Lampung

Para pemangku kepentingan ini perlu menyetujui prinsip-prinsip teknis yang akan membentuk
Nota Kesepahaman. MOU merupakan dokumen resmi pemerintah yang dirancang oleh
pemerintah dan disepakati pada tingkat implementasi. Penyusunan dan implementasi MOU
berada di luar cakupan studi ini.

8.4.2 Prinsip Teknis Pengambilan Air dalam Perjalanan


Sebuah desa
Terdapat prinsip-prinsip teknis utama yang menjadi dasar MOU. Prinsip-prinsip ini
menjamin kelangsungan, keamanan dan keberlanjutan pasokan 500 l/dtk ke Kota Bandar
Lampung. Gambar 2 di bawah merangkum prinsip-prinsip ini. Penjelasan rinci masing-
masing kepala sekolah berikut ini

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 61


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Gambar 18: Prinsip-prinsip teknis utama MOU

Prinsip Utama: 1.

Kuantitas (melalui penyimpanan dan pengelolaan)

2. Kualitas
3. Komunikasi dan Konsultasi

4. Legitimasi 5.

Kesepakatan dan Implementasi


6. Durasi

7. Ketinggian Sungai

1. Kuantitas (Penyimpanan dan Pengelolaan)


Sepanjang periode normal dalam setahun, pengelolaan alokasi air harus
dikoordinasikan oleh operator Bendungan Batutegi dan operator Bendung
Agroguruh untuk memastikan aliran yang cukup di dalam sungai, di hulu Bendung
Argoguruh, untuk mengekstraksi 0,5m3 /s dan menyediakan tambahan 3,5m3 /S
untuk aliran lingkungan.

Sebagaimana dibahas pada bagian 8.3, untuk menjaga keberlanjutan pengambilan


0,5m3 /s setiap saat dan dalam segala kondisi, terdapat persyaratan bahwa
5.250.000m3 air harus dijaga setiap saat di Bendungan Batutegi.
Air ini kemudian berpotensi dilepaskan selama musim kemarau untuk memenuhi
kebutuhan aliran kota dan lingkungan.

2. Kualitas
Kualitas aliran ke Way Sekampung harus terjamin dengan mengendalikan jumlah
zat pencemar yang berpotensi mengalir ke dalamnya. Hal ini melibatkan semua
pemangku kepentingan dan pengambil keputusan di tingkat daerah termasuk
pemerintah provinsi serta Perencanaan Kota dan Kota.

3. Komunikasi dan Konsultasi Sangat penting


bahwa proses implementasi MOU harus melibatkan seluruh instansi pemerintah
terkait, lembaga swasta, dan pemangku kepentingan terkait lainnya. Semua
pemangku kepentingan harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan, namun
penekanan khusus harus diberikan pada partisipasi aktif pengguna.
Fokusnya adalah pada pengambilan keputusan di tingkat masyarakat, dan
karenanya pada keterlibatan kelompok pemangku kepentingan utama di tingkat ini,
yaitu masyarakat, atau lebih khusus lagi para pengguna sumber daya air.

4. Legitimasi
Legitimasi MOU apa pun akan ditingkatkan dan divalidasi jika Pemerintah
Provinsi mendukung proses tersebut dan menegakkan adopsi oleh pihak-pihak
terkait.

5. Kesepakatan dan Implementasi


Prosesnya mungkin melibatkan pembentukan Komite Pengelolaan Daerah
Tangkapan Air di Way Sekampung. Mereka yang berada di komite akan
memerlukan dukungan dan pelatihan dalam pemantauan dan pengambilan keputusan mengenai isu-isu seperti alo

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 62


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

hak atas air, manajemen permintaan, dan perlindungan sumber, serta dalam
menggunakan pemantauan untuk memastikan bahwa cadangan domestik
dipertahankan dan dilindungi.

6. Durasi
Durasi MOU perlu disepakati oleh semua pihak. Hal ini dapat ditinjau setiap
tahun atau bergantung pada persyaratan lainnya.

7. Ketinggian
Sungai Dipertahankan pada ketinggian yang cukup untuk menjamin
pengambilan air yang cukup dari sungai.

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman 63


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Referensi

Indonesia Infrastructure Guarantee Fund (IIGF), “Permintaan pasokan air PDAM di


Bandar Lampung”, Konsultan Kualitatif MARS, November 2011

BPPSPAM, “Survei Permintaan Riil dan Studi Permintaan Air”, 2010

Biro Bantuan Pembangunan Australia dan Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan
Umum (MPW) ,”Proyek Pasokan Air Bandar Lampung - Rencana Induk Dan
Laporan Kelayakan”, Vol.1, Sinclair Knight and Partners, Juni 1986

Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Asian Development Bank
(ADB), “Studi Penyediaan Air Minum dan Pembuangan Limbah di Bandar
Lampung”, Laporan Akhir Vol. 1, konsultan GKW, Mei 1994.

Kementerian Pemukiman dan Infrastruktur Wilayah, “Pembangunan Optimal


Infrastruktur Air untuk Pembangunan Wilayah di Cekungan Way Sekampung
dan Way Seputih”, Vol 4, Laporan Pendukung, 4.2 Pasokan Air Kota dan
Industri, Nippon Koei Co, Maret 2003

Kementerian Cipta Karya dan Prasarana, Studi Pra-kelayakan Pengusahaan Air


Minum Bandar Lampung, Maret 2001. GHD.

Kemitraan Australia Indonesia – Rencana Induk Investasi Air Limbah, September


2011

Biro Bantuan Pembangunan Australia, Pasokan Air Bandar Lampung


Studi Proyek, Crash Program, Oktober 2015

Pekerjaan: FS Regulating Dam di Sungai Way Sekampung, May 2012, Widya


Graha Asana

Way Seputih, Proyek Irigasi Way Sekampung – Kajian Optimal


Pembangunan Infrastruktur Perairan untuk Pembangunan Daerah Sedang Berjalan
Sekampung dan Way Seputih Basis, Maret 2002, Nippon Koei Co

Republik Indonesia, Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayay, Proyek,


Pembangunan Waduk Batutegi, November 2003, Nippon Koei Co, Ltd.

Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia, Program Pembangunan


Infrastruktur Perkotaan Terpadu Bandar Lampung, Rancangan Laporan Studi
Kelayakan Tambahan, Jilid III, Penyediaan Air Minum, Desember 1989, C.
Lotti dan Rekan

Departemen Pekerjaan Umum, Direktorate Jenderal Sumber Daya Air (SDA),


Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung, Rancangan Pola
Pengelolaan, Wilayah Sungai Mesji Sekampung

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Jaringan Ketahanan Perubahan Iklim Kota-Kota Asia (ACCCRN), Eksekutif


Rangkuman, Strategi Ketahanan Kota Bandar Lampung Terhadap Perubahan Iklim
Tahun 2011 dan 2030

Metodologi Prakiraan Permintaan Air untuk Wilayah Perencanaan Air California –


Tinjauan Rencana Kerja dan Model, Juli 2003, Konsultan Perencanaan dan
Manajemen, Ltd.

Evaluasi Ex-Post Proyek Pinjaman ODA Jepang “Proyek Irigasi Way Sekampung (I) (II)
(III)”, Shinko Overseas Management Consulting, Inc.

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Lampiran

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google

Lampiran A
Foto-foto
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Foto Area Studi A1

1. Bendung Agroguruh – Spillway Tingkat Tinggi

2. Bendung Agroguruh - Saluran Irigasi

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman A1


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

3. Bendung Agroguruh – Pintu Pengendali Saluran Irigasi

4. Bendung Agroguruh – Hilir Jalan Sekampung – aliran min selama


musim hujan

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman A2


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

5. Mata Air Batu Pituh – Fasilitas Penyimpanan

6. Mata Air Batu Pituh – Sarana Pengambilan dan Penyimpanan

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman A3


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

7. Way Kuripan – Sarana Pengambilan Air

8. Way Kuripan – Bendung Intake

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 halaman A4


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

9. Way Kuripan – Instalasi Pengolahan

10. Way Kuripan – Instalasi Pengolahan

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman A5


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

11. Way Kuripan – Tangki Baja Instalasi Pengolahan

12. Way Kuripan – Fasilitas Dosis Instalasi Pengolahan

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman A6


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

13. Way Kuripan – Laboratorium Pengujian Instalasi Pengolahan

14. Way Kuripan – Instalasi Pengolahan Penyimpanan Aluminium Sulfat

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman A7


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

15. Bendungan Batutegi – Muka Hilir

16. Bendungan Batutegi – Muka dan Penyimpanan Hulu

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman A8


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

17. Bendungan Batutegi – Bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air

18. Bendungan Batutegi – Saluran banjir

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman A9


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

19. Bendungan Batutegi – Aliran Hilir

20. Bendungan Batutegi – Aliran Lingkungan Musim Hujan

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman A10


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

21. Way Sabu – Fasilitas Intake Waduk Pangkalan Angkatan Darat

22. Way Sabu – Bendung pada Fasilitas Intake

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman A11


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

23. Way Sabu – Fasilitas Intake Hilir – Min. mengalir saat basah
musim

24. Way Sabu – Waduk Penampung Eksisting

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman A12


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google

Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

A2 Sampel Kualitas Air

TDS
Tidak Ada Lokasi Warna pH Perkataan
Kecepatan (ms/cm) (ppt) Memiliki (ÿC)

Sangat coklat. Menunjukkan kekeruhan yang tinggi (berpotensi sangat tinggi), TDS
Bandar Lampung proposed water
1 Tingkat 0,08 0,04 7.15 26.5 rendah, dan pH sedang – konsisten dengan data kualitas air terkini
supply intake
kekeruhan yang tinggi dari Way Sekampung.
Menunjukkan kekeruhan yang tinggi (berpotensi sangat tinggi), TDS
Bandar Lampung mengusulkan Sangat coklat.
2 0,12 0,06 7.42 26.4 rendah, dan pH sedang – konsisten dengan data kualitas air terkini
penyediaan air – saluran Tingkat
dari Way Sekampung.
pengumpan irigasi (bagian hilir lokasi pengambilan)
kekeruhan yang tinggi

Way Kuripan Intake (pasokan air Sangat coklat. Kualitas sungai sebagian besar konsisten dengan Way Sekampung, yang
permukaan saat ini untuk air minum Tingkat biasanya diharapkan terjadi pada sungai-sungai tropis di Indonesia
3 0,06 0,03 7.73 26.3
di Bandar Lampung) – meningkat kekeruhan
sekitar 450 l/s dan polusi yang tinggi
Pengolahan Air Cara Kuripan Perhatikan sedikit peningkatan TDS (30mg/L -> 60 mg/L), yang harus
Tanaman (pasokan air dikaitkan dengan bahan kimia yang ditambahkan untuk pengobatan.

permukaan saat ini untuk air minum di


4 Jernih 0,13 0,06 7.63 27.5
Bandar Lampung) – Sampel air olahan
dari unit pengolahan (unit
modulasi baja)

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman A1


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google

Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Ini adalah kualitas air yang sangat baik, TDS ~ 70mg/L. Seperti yang
diharapkan, airnya sangat jernih, dan kecuali terkontaminasi (konsentrasi
Sangat jelas
logam industri atau alami yang meningkat, beberapa kation), akan layak untuk
dan
diminum tanpa pengolahan. Namun, kami mencatat bahwa pH rendah,
Mata Air Batu Putih (sekitar 20 km di tidak berbau.
terlalu rendah jika menyangkut pipa berlapis beton (dapat diterima untuk
luar Bandar Lampung – saat ini Bisa diminum
plastik, umumnya baik (tetapi tidak ideal) untuk pipa tembaga, namun dapat
5 mengalirkan 50 liter/dtk langsung ke tanpa 0,14 0,07 6.7 27.9
menyebabkan beberapa masalah pada pipa galvanis).
pasokan air tanpa pengolahan) perlakuan

(Menurut
Kita tidak dapat mengatakan apakah mata air ini konsisten dengan
kualitas air tanah di wilayah lain, karena hal ini bergantung pada hidrogeologi.
operator)
Oleh karena itu sampel ini tidak serta merta dianggap mewakili kualitas air
tanah di seluruh kota.

Sangat jelas Sungai kecil sekitar 35km sebelah barat Bandar Lampung. Terdapat reservoir
Waduk Way Sabu (di
6 dan 0,08 0,04 8.27 25.5 kecil dan instalasi pengolahan yang mengalirkan 10 l/s ke pangkalan militer
muara sungai)
tidak berbau

Sungai kecil sekitar 35km sebelah barat Bandar Lampung. Terdapat reservoir
Agak jelas
Intake sungai Sabu 7 Way (melalui bendungan) 0,08 0,04 8.29 25.8 kecil dan instalasi pengolahan yang mengalirkan 10 l/s ke pangkalan militer

Catatan: Sampel yang diambil hanyalah sampel titik saja dan tidak dianggap mewakili kualitas air di sumber-sumber tersebut. Program pengambilan sampel yang lebih ekstensif harus dilakukan untuk
memastikan kualitas air secara keseluruhan di sumber-sumber tersebut.

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman A2


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google

Lampiran B
Referensi Studi Tambahan
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Lisensi Ekstraksi B1

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman B1


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google

KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 558/KPTS/M/2009

TENTANG

PEMBERIAN IZIN PENGGUNAAN AIR SUNGAI WAY SEKAMPUNG UNTUK MINUM


WATER REGIONAL OWNED ENTERPRISE WAY RILAU BANDAR LAMPUNG

Menteri Pekerjaan Umum,

Mempertimbangkan:

A. dalam upaya peningkatan penyediaan air baku di Kota Bandar Lampung sesuai dengan usulan Walikota Bandar
Lampung melalui surat No. 690/1987/02-6/08 tanggal 21 Agustus 2008 perihal usulan izin pemanfaatan air Way
Sekampung, Way diperlukan izin pemanfaatan air Sungai Sekampung; B. Berdasarkan evaluasi ketersediaan dan
kebutuhan air di Sungai Way Sekampung, izin
pemanfaatan air diberikan kepada Gubernur Daerah Kota Bandar Lampung untuk menambah penyediaan air baku.

C. Berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, maka pemberian izin pemanfaatan air adalah
ditetapkan dengan Surat Keputusan.

Dalam pandangan:

1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air; 2.


Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air; 3. Peraturan Presiden
Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Negara sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 62 Tahun 2005;

4. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I pada Kementerian Negara
Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 50 Tahun 2008;

5. Keputusan Presiden Nomor: 187/M Tahun 2004 tentang Pembangunan Bangsa Indonesia
Kabinet Bersatu, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor: 31/P Tahun 2007;
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 01/PRT/M/2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum;
7. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 441/KPTS/M/2009 tentang Pelimpahan Wewenang Kepada Direktur
Jenderal Sumber Daya Air untuk menandatangani Izin Pemanfaatan Air;

Dengan memperhatikan:

Letter of “Kepala Balai Besar Wilayah” Mesuji Sekampung River Number: PR.02.01/BBW/SMS/205 dated 29 June 2009
regarding Technical Recommendation on Raw Water Extraction from Sekampung River.

Menetapkan : Pemberian Izin Pemanfaatan Air Sungai Way Sekampung untuk Minum
Water Regional Owned Enterprise Way Rilau Bandar Lampung

Pertama: Menghibahkan pemanfaatan air dari Sungai Way Sekampung kepada Badan Usaha Milik Daerah Air Minum Way
Rilau Bandar Lampung, yang beralamat di Jalan Pangerang Emir M. Noer No. 11A Bandar Lampung, dengan ketentuan
sebagai berikut:

A. Debit air Sungai Way Sekampung maksimum yang dapat dimanfaatkan adalah 500 (lima ratus) liter/detik, diambil dari
satu lokasi pengambilan air yang telah ditentukan, dilengkapi dengan alat ukur volumetrik yang ditempatkan pada
pipa distribusi di sebelah pompa pengambilan air;
Machine Translated by Google

B. Besaran alokasi air yang ditetapkan dalam izin dapat direvisi apabila kondisi atau keadaan yang dijadikan
dasar pemberian izin dan kondisi penyediaan air pada sumber air yang bersangkutan mengalami perubahan
yang signifikan dibandingkan dengan kondisi ketersediaan air pada saat itu. penetapan alokasi; C. Prioritas
penyediaan sumber daya air selain untuk memenuhi
kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat dan irigasi untuk pertanian rakyat didasarkan pada pola pengelolaan
sumber daya air dan rencana pengelolaan sumber daya air yang telah ditetapkan pada setiap wilayah sungai;
D. Pengambilan air dilakukan dengan cara dipompa; e. Posisi bangunan tidak mengganggu fungsi Sungai
Way
Sekampung dan operasional alat berat dalam
pemeliharaan sungai; F. Pembangunan bangunan intake dan prasarana di sungai tidak boleh mengganggu fungsi
sungai dan bangunan irigasi yang ada serta tidak menimbulkan
dampak terhadap lingkungan hidup; G. Untuk bahan pemantauan dan evaluasi, data pengambilan air dilaporkan
secara berkala (setiap 3 (tiga) bulan) ke Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum.

H. Izin ini diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun sejak ditetapkan.

Kedua:
Dalam memanfaatkan air Sungai Way Sekampung sebagaimana tertuang dalam diktum Pertama, Air Minum
Badan Usaha Milik Daerah Way Rilau Bandar Lampung harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
A. Ketika PDAM tidak membutuhkan air, maka pengambilan dan pemanfaatan air dari sungai harus dilakukan
dihentikan;
B. Pembangunan pengamanan di sekitar bangunan pengambilan air dan aliran (“alur”) di sekitar bangunan selama
pengoperasian merupakan tanggung jawab Badan Usaha Milik Daerah Air Minum Way Rilau Bandar Lampung;

C. Apabila diperlukan pekerjaan normalisasi Sungai Way Sekampung, maka wajib mengamankan bangunan
pengambilan air dan apabila terjadi kerusakan menjadi tanggung jawab Badan Usaha Milik Daerah Air Minum
Way Rilau Bandar Lampung;
D. Badan Usaha Milik Daerah Air Minum Way Rilau Bandar Lampung, dalam batas tertentu, wajib menyediakan
air yang diperolehnya untuk kepentingan masyarakat/lingkungan;
e. Kantor Wilayah Sungai Mesuji Sekampung sewaktu-waktu dapat memeriksa pelaksanaan pengairan
pemanfaatan;
F. Apabila terjadi penurunan debit air di lokasi pengambilan air pada bulan-bulan tertentu, Badan Usaha Milik
Daerah Air Minum Way Rilau Bandar Lampung harus mematuhi rencana peruntukan air yang telah ditetapkan;

G. Apabila debit air tidak lagi mencukupi sesuai dengan izin yang diberikan, maka debit air
debit yang dapat diambil, akan disesuaikan atau dihentikan.

Ketiga:
Badan Usaha Milik Daerah Air Minum Way Rilau Bandar Lampung berkewajiban:
A. Memenuhi ketentuan dalam izin ini; B. Membayar
pajak air permukaan kepada Kas Pemerintah Provinsi Lampung, biaya jasa pengelolaan sumber daya air kepada
pengelola sumber daya air dan membayar kewajiban keuangan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku; C. Melindungi dan melestarikan kelangsungan
fungsi sumber daya air dan sumber daya air
infrastruktur;
D. Melakukan upaya pengendalian dan pencegahan pencemaran
air; e. Memperbaiki kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh kegiatan
yang dilakukan; F. Memberikan akses pemanfaatan sumber daya air dari sumber air yang sama untuk sehari-hari
kebutuhan pokok masyarakat sekitar lokasi kegiatan.

Keempat: Badan Usaha Milik Daerah Air Minum Way Rilau Bandar Lampung berhak memanfaatkan air Sungai Way
Sekampung sesuai dengan ketentuan izin.
Machine Translated by Google

Kelima:
Izin Pemanfaatan Air:
A. Tidak dapat disewakan atau dipindahtangankan, sebagian atau seluruhnya kepada
pihak lain; B. Dibatalkan apabila penggunaan air tidak lagi sesuai dengan ketentuan izin; C. Dapat dibekukan
apabila ketentuan dalam izin tidak dilaksanakan dan izin berlaku kembali apabila ketentuan dalam izin telah dilaksanakan; D.
Dapat dicabut apabila pemegang izin dalam jangka waktu yang ditentukan dalam
izin tidak mempergunakannya
izin sebagaimana mestinya;
e. Hanya dapat diberikan sesuai dengan kuantitas yang telah ditentukan sedangkan kualitas airnya
bukan menjadi tanggung jawab pemberi izin;
F. Pemohon tidak dapat menuntut ganti rugi dalam bentuk apa pun kepada penerbit izin jika terdapat ketidaksesuaian
sesuai dengan izin;
G. Izin pemanfaatan air akan ditinjau kembali apabila pelaksanaan pembangunan/pembangunan pemanfaatan air tidak terjadi
paling lambat 2 (dua) tahun sejak ditetapkannya keputusan.

Keenam: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Diundangkan di Jakarta,
Pada tanggal 27 Oktober 2009

Atas nama Menteri Pekerjaan Umum


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

tertanda

Iwan Nursyirwan

Tembusan
kepada : 1. Sekretaris Jenderal Departemen Pekerjaan Umum; 2.
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum; 3. Direktorat Jenderal
Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum;
4. Governor of Lampung; 5.
Mayor of Bandar Lampung; 6. Secretary
of Directorate General of Water Resource; 7. Director of Bina PSDA;

8. Direktur Sungai, Danau dan Bendungan; 9.


Direktur Pengairan; 10. Kepala
Kantor Wilayah Sungai Mesuji Sekampung; 11. Pertinggal.
Machine Translated by Google
Machine Translated by Google
Machine Translated by Google
Machine Translated by Google
Machine Translated by Google

Lampiran C
Neraca Air Way Sekampung
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Neraca Air C1 Way Sekampung

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman C1


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google

Lampiran C: Neraca Air Way Sekampung

tangkapan
saluran 1 saluran 2 aliran sungai Bendung
Aliran masuk ke Bendungan Arus keluar dari kontribusi Jumlah saluran
Tanggal mengambil alih mengambil alih sebelum Kanal pembuangan
(Q1) Bendungan (Q2) (hilir bendungan pengambilan (Q4)
(Q4a) (Q4b) pengambilan (Q5) tembus (Q6)
Q3 =Q5-Q2)

1-Jan-10 4956.4 0,0 280.6 22.6 43.3 65.8 280.6 214.8


2-Jan-10 4974.1 0,0 138.0 24.7 43.7 68.5 138.0 69.5
3-Jan-10 4979.4 16.3 39.7 20.0 36.0 56.0 56.0 0,0
4-Jan-10 4982.9 30.1 2.3 12.5 19.8 32.4 32.4 0,0
5-Jan-10 4972.3 30.1 23.3 20.5 32.9 53.4 53.4 0,0
6-Jan-10 4954.7 28.5 27.5 21.4 34.6 56.0 56.0 0,0
7-Jan-10 4944.0 29.0 15.7 17.3 27.5 44.8 44.8 0,0
8-Jan-10 4935.2 30.0 9.0 15.2 23.8 39.0 39.0 0,0
9-Jan-10 4929.9 9.4 50.2 21.8 37.8 59.6 59.6 0,0
10-Jan-10 4921.0 0,0 76.0 23.3 40.7 64.0 76.0 12.0
11-Jan-10 4952.9 0,0 103.4 23.6 44.5 68.1 103.4 35.4
12-Jan-10 4965.3 12.1 87.7 31.2 46.8 78.0 99.8 21.9
13-Jan-10 4970.6 13.5 47.2 24.7 36.0 60.7 60.7 0,0
14-Jan-10 4965.3 10.5 59.1 26.6 43.0 69.6 69.6 0,0
15-Jan-10 4960.0 10.9 52.7 23.9 39.6 63.5 63.5 0,0
16-Jan-10 4952.9 29.6 4.5 12.4 21.8 34.2 34.2 0,0
17-Jan-10 4949.3 19.8 71.6 32.2 56.9 89.1 91.4 2.3
18-Jan-10 4933.4 21.8 64.0 32.0 53.8 85.8 85.8 0,0
19-Jan-10 4922.8 21.3 22.0 16.7 26.6 43.2 43.2 0,0
20-Jan-10 4912.2 0,6 82.7 31.1 52.2 83.3 83.3 0,0
21-Jan-10 4928.1 23.8 19.4 16.7 26.6 43.2 43.2 0,0
22-Jan-10 4933.4 6.4 54.2 24.7 36.0 60.7 60.7 0,0
23-Jan-10 4937.0 0,0 240.5 18.5 61.5 80.0 240.5 160,5
24-Jan-10 4990.0 0,0 176.9 25.2 61.8 87.0 176.9 89.9
25-Jan-10 5014.9 11.2 76.8 28.8 56.9 85.7 88.0 2.3
26-Jan-10 5036.7 0,0 179.1 33.0 56.2 89.2 179.1 89.9
27-Jan-10 5056.6 0,0 87.2 28.0 56.9 84.9 87.2 2.3
28-Jan-10 5074.7 0,0 100.3 28.5 59.8 88.3 100.3 12.0
29-Jan-10 5094.6 0,0 87.2 28.0 56.9 84.9 87.2 2.3
30-Jan-10 5127.2 0,0 260.6 18.4 55.2 73.6 260.6 187.0
31-Jan-10 5163.5 0,0 314.6 16.7 54.1 70.7 314.6 243.9
1-Februari-10 5199.9 0,0 318.6 20.6 54.1 74.6 318.6 243.9
2-Februari-10 5235.2 0,0 173.1 26.8 56.4 83.2 173.1 89.9
3-Februari-10 5255.6 0,0 85.9 26.8 56.9 83.6 85.9 2.3
4-Februari-10 5276.0 4.2 61.1 24.2 41.2 65.3 65.3 0,0
5-Februari-10 5294.5 4.4 43.7 17.5 30.6 48.1 48.1 0,0
6-Februari-10 5335.3 0,0 74.5 26.5 48.1 74.5 74.5 0,0
7-Februari-10 5366.9 0,0 83.5 25.9 51.1 76.9 83.5 6.5
8-Februari-10 5393.3 0,0 192.4 25.2 54.4 79.6 192.4 112.9
9-Februari-10 5408.4 8.4 81.5 28.7 54.8 83.4 90.0 6.5
10-Februari-10 5425.5 18.4 19.7 14.3 23.8 38.1 38.1 0,0
11-Februari-10 5427.4 31.1 28.3 21.5 37.9 59.4 59.4 0,0
12-Februari-10 5412.2 27.3 32.1 21.5 37.9 59.4 59.4 0,0
13-Februari-10 5404.6 0,0 87.4 28.2 56.9 85.1 87.4 2.3
14-Februari-10 5452.1 0,0 221.4 28.9 57.1 86.0 221.4 135.4
15-Februari-10 5497.7 0,0 457.1 27.0 57.8 84.8 457.1 372.3
16-Februari-10 5524.3 0,0 295.7 23.2 57.7 80.9 295.7 214.8
17-Februari-10 5585.5 0,0 355.8 23.8 57.9 81.7 355.8 274.2
18-Februari-10 5686.6 0,0 220.5 26.8 58.3 85.0 220.5 135.4
19-Februari-10 5741.0 0,0 809.0 21.9 55.8 77.7 809.0 731.3
20-Februari-10 5790.3 0,0 487.1 20.7 58.5 79.2 487.1 407.8
Machine Translated by Google

tangkapan
saluran 1 Aliran sungai Bendung
Aliran masuk ke Bendungan Arus keluar dari kontribusi Total
Tanggal mengambil alih Pengambilan saluran 2 sebelum pembuangan
(Q1) Bendungan (Q2) (hilir bendungan pengambilan saluran (Q4)
(Q4a) (Q4b) pembukaan saluran tembus
(Q5) (Q6)
Q3 =Q5-Q2)

21-Februari-10 5844.0 0,0 451.4 20.5 58.6 79.1 451.4 372.3


22-Februari-10 5885.7 0,0 240.3 21.9 57.9 79.9 240.3 160,5
23-Februari-10 5929.5 0,0 215.4 21.7 58.3 80.0 215.4 135.4
24-Februari-10 5963.4 0,0 266.6 20.8 58.8 79.6 266.6 187.0
25-Februari-10 6016.3 0,0 323.7 21.3 58.5 79.8 323.7 243.9
26-Februari-10 6059.0 0,0 191.2 21.4 58.9 80.3 191.2 110.9
27-Februari-10 6093.6 0,0 174.3 19.4 58.1 77.5 174.3 96.7
28-Februari-10 6142.4 0,0 84.9 20.0 58.3 78.4 84.9 6.5
1-Mar-10 6179.4 0,0 78.9 19.7 56.9 76.6 78.9 2.3
2-Mar-10 6202.3 11.7 37.7 16.1 33.3 49.4 49.4 0,0
3-Mar-10 6206.4 29.9 49.0 19.7 56.9 76.6 78.9 2.3
4-Mar-10 6204.3 29.8 42.9 19.4 53.3 72.8 72.8 0,0
5-Mar-10 6204.3 29.6 33.0 19.3 43.3 62.6 62.6 0,0
6-Mar-10 6200.2 29.9 20.4 16.1 34.2 50.3 50.3 0,0
7-Mar-10 6200.2 28.4 62.2 20.6 58.0 78.6 90.6 12.0
8-Mar-10 6237.6 0,0 113.9 20.2 58.4 78.6 113.9 35.4
9-Mar-10 6270.9 0,0 68.9 21.9 47.0 68.9 68.9 0,0
10-Mar-10 6291.7 0,0 223.4 21.5 66.6 88.0 223.4 135.4
11-Mar-10 6331.2 0,0 119.1 21.2 62.6 83.7 119.1 35.4
12-Mar-10 6354.1 0,0 72.5 20.0 52.4 72.5 72.5 0,0
13-Mar-10 6389.9 0,0 54.9 16.8 38.1 54.9 54.9 0,0
14-Mar-10 6404.8 10.2 35.4 14.6 31.1 45.6 45.6 0,0
15-Mar-10 6411.2 16.1 48.4 18.2 46.2 64.4 64.4 0,0
16-Mar-10 6421.8 15.5 52.8 18.8 49.4 68.2 68.2 0,0
17-Mar-10 6460.1 0,0 79.2 20.0 56.9 76.9 79.2 2.3
18-Mar-10 6500,5 0,0 247.2 21.7 65.0 86.7 247.2 160,5
19-Mar-10 6540.9 0,0 320.3 21.4 55.0 76.4 320.3 243.9
20-Mar-10 6579.2 0,0 187.5 21.2 54.4 75.6 187.5 111.9
21-Mar-10 6635.6 0,0 97.7 20.9 54.9 75.8 97.7 21.9
22-Mar-10 6668.2 0,0 54.9 16.8 38.1 54.9 54.9 0,0
23-Mar-10 6683.5 15.9 20.2 12.8 23.3 36.2 36.2 0,0
24-Mar-10 6687.8 26.9 20.5 14.4 33.0 47.4 47.4 0,0
25-Mar-10 6685.6 30.1 34.3 18.2 46.2 64.4 64.4 0,0
26-Mar-10 6679.1 28.5 208.2 20.2 56.1 76.2 236.7 160,5
27-Mar-10 6742.2 0,0 319.8 20.8 55.0 75.8 319.8 243.9
28-Mar-10 6787.8 0,0 289.7 20.6 54.3 74.9 289.7 214.8
29-Mar-10 6820.8 0,0 125.5 19.5 54.5 74.0 125.5 51.5
30-Mar-10 6894.2 0,0 481.4 18.9 54.6 73.6 481.4 407.9
31-Mar-10 6945.2 0,0 186.0 19.7 54.4 74.1 186.0 111.9
1-April-10 7011.9 0,0 601.5 25.5 54.8 80.3 601.5 521.2
2-April-10 7079.7 0,0 296.5 27.5 54.3 81.7 296.5 214.8
3-April-10 7127.4 0,0 193.4 27.1 54.4 81.5 193.4 111.9
4-April-10 7163.7 0,0 82.1 26.3 53.5 79.8 82.1 2.3
5-April-10 7195.5 0,0 49.0 18.2 30.8 49.0 49.0 0,0
6-April-10 7213.7 12.2 36.9 18.2 30.9 49.1 49.1 0,0
7-April-10 7234.1 15.2 48.6 21.0 42.8 63.8 63.8 0,0
8-April-10 7245.4 15.4 22.1 13.9 23.5 37.5 37.5 0,0
9-April-10 7250.0 26.4 21.3 16.8 30.9 47.7 47.7 0,0
10-April-10 7243.2 30.2 17.6 16.8 30.9 47.7 47.7 0,0
11-April-10 7250.0 23.1 47.7 22.7 48.1 70.8 70.8 0,0
12-April-10 7252.3 27.1 49.2 26.8 49.5 76.3 76.3 0,0
13-April-10 7247.7 30.9 33.9 22.6 42.1 64.7 64.7 0,0
14-April-10 7268.5 0,0 74.4 26.3 48.1 74.4 74.4 0,0
15-April-10 7303.3 0,0 88.5 25.0 51.5 76.5 88.5 12.0
Machine Translated by Google

tangkapan
saluran 1 Aliran sungai Bendung
Aliran masuk ke Bendungan Arus keluar dari kontribusi Total
Tanggal mengambil alih Pengambilan saluran 2 sebelum pembuangan
(Q1) Bendungan (Q2) (hilir bendungan pengambilan saluran (Q4)
(Q4a) (Q4b) pembukaan saluran tembus
(Q5) (Q6)
Q3 =Q5-Q2)

16-April-10 7324.2 0,0 42.2 15.0 27.3 42.2 42.2 0,0


17-April-10 7328.8 25.6 11.9 13.9 23.6 37.5 37.5 0,0
18-April-10 7317.2 30.2 17.5 16.8 30.9 47.7 47.7 0,0
19-April-10 7305.6 30.6 17.1 16.8 30.9 47.7 47.7 0,0
20-April-10 7294.0 30.9 11.3 15.0 27.3 42.2 42.2 0,0
21-April-10 7282.4 30.7 19.0 17.3 32.5 49.7 49.7 0,0
22-April-10 7270.8 30.3 6.6 13.3 23.6 36.9 36.9 0,0
23-April-10 7256.9 30.8 11.4 15.0 27.3 42.2 42.2 0,0
24-April-10 7245.4 31.5 10.7 15.0 27.3 42.2 42.2 0,0
25-April-10 7231.8 30.4 14.2 15.4 29.1 44.6 44.6 0,0
26-April-10 7215.9 30.9 6.1 13.3 23.6 36.9 36.9 0,0
27-April-10 7197.8 31.4 5.5 13.3 23.6 36.9 36.9 0,0
28-April-10 7181.9 30.9 1.2 11.9 20.2 32.1 32.1 0,0
29-April-10 7166.0 31.8 0,3 11.9 20.2 32.1 32.1 0,0
30-April-10 7147.8 31.3 2.8 12.4 21.8 34.2 34.2 0,0
1-Mei-10 7129.7 31.0 5.9 13.3 23.6 36.9 36.9 0,0
2-Mei-10 7120.6 32.1 10.1 15.0 27.2 42.2 42.2 0,0
3-Mei-10 7102.4 31.6 23.0 21.7 32.9 54.6 54.6 0,0
4-Mei-10 7097.9 25.5 22.9 19.2 29.3 48.4 48.4 0,0
5-Mei-10 7091.1 24.6 8.9 13.6 20.0 33.6 33.6 0,0
6-Mei-10 7072.9 31.3 13.1 17.2 27.2 44.4 44.4 0,0
7-Mei-10 7059.3 30.3 7.2 14.9 22.7 37.5 37.5 0,0
8-Mei-10 7041.2 30.5 10.6 16.1 25.1 41.1 41.1 0,0
9-Mei-10 7023.0 30.5 10.7 16.1 25.1 41.1 41.1 0,0
10-Mei-10 7020.8 30.8 13.6 17.2 27.2 44.4 44.4 0,0
11-Mei-10 7011.9 26.3 11.2 14.9 22.7 37.5 37.5 0,0
12-Mei-10 7000,8 30.5 7.1 14.9 22.7 37.5 37.5 0,0
13-Mei-10 6985.2 30.4 3.2 13.6 20.0 33.6 33.6 0,0
14-Mei-10 6969.7 30.9 2.6 13.6 20.0 33.6 33.6 0,0
15-Mei-10 6949.7 30.7 2.8 13.6 20.0 33.6 33.6 0,0
16-Mei-10 6934.1 30.6 6.9 14.9 22.7 37.5 37.5 0,0
17-Mei-10 6920.8 30.6 0,7 12.9 18.5 31.4 31.4 0,0
18-Mei-10 6900.8 30.7 2.9 13.6 20.0 33.6 33.6 0,0
19-Mei-10 6887.5 30.5 10.6 16.1 25.1 41.1 41.1 0,0
20-Mei-10 6874.2 28.9 12.5 15.6 25.8 41.4 41.4 0,0
21-Mei-10 6885.3 5.3 36.1 15.6 25.8 41.4 41.4 0,0
22-Mei-10 6903.0 0,0 25.5 10.0 15.5 25.5 25.5 0,0
23-Mei-10 6918.6 19.3 -5.3 6.3 7.7 14.0 14.0 0,0
24-Mei-10 6911.9 17.6 -7.9 4.2 5.5 9.7 9.7 0,0
25-Mei-10 6896.4 26.8 -1.3 10.0 15.5 25.5 25.5 0,0
26-Mei-10 6878.6 29.4 9.7 13.8 25.3 39.1 39.1 0,0
27-Mei-10 6887.5 9.7 29.2 13.1 25.8 38.9 38.9 0,0
28-Mei-10 6891.9 19.3 97.0 13.5 33.0 46.5 116.2 69.7
29-Mei-10 6914.1 14.1 26.4 13.6 26.9 40.5 40.5 0,0
30-Mei-10 6914.1 15.1 22.8 13.3 24.6 37.9 37.9 0,0
31-Mei-10 6911.9 15.0 19.7 12.4 22.3 34.7 34.7 0,0
1-Juni-10 6907.5 15.1 24.2 13.8 25.5 39.2 39.2 0,0
2-Juni-10 6909.7 15.3 24.6 13.7 26.2 40.0 40.0 0,0
3-Juni-10 6905.3 15.2 20.7 12.7 23.1 35.9 35.9 0,0
4-Juni-10 6900.8 15.2 21.8 13.1 23.9 37.0 37.0 0,0
5-Juni-10 6900.8 15.3 19.4 12.4 22.3 34.7 34.7 0,0
6-Juni-10 6896.4 15.1 17.0 11.6 20.5 32.1 32.1 0,0
7-Juni-10 6894.2 14.8 26.4 13.8 27.5 41.2 41.2 0,0
8-Juni-10 6894.2 15.2 17.0 11.6 20.5 32.1 32.1 0,0
Machine Translated by Google

tangkapan
saluran 1 Aliran sungai Bendung
Aliran masuk ke Bendungan Arus keluar dari kontribusi Total
Tanggal mengambil alih Pengambilan saluran 2 sebelum pembuangan
(Q1) Bendungan (Q2) (hilir bendungan pengambilan saluran (Q4)
(Q4a) (Q4b) pembukaan saluran tembus
(Q5) (Q6)
Q3 =Q5-Q2)

9-Juni-10 6898.6 8.8 12.0 8.1 12.7 20.9 20.9 0,0


10-Juni-10 6923.0 15.4 28.6 12.5 31.5 44.0 44.0 0,0
11-Jun-10 6923.0 15.4 29.9 13.2 32.1 45.3 45.3 0,0
12-Juni-10 6920.8 15.4 25.9 13.8 27.5 41.2 41.2 0,0
13-Juni-10 6920.8 14.8 14.6 10.8 18.5 29.4 29.4 0,0
14-Juni-10 6918.6 23.1 2.4 10.0 15.5 25.5 25.5 0,0
15-Juni-10 6903.0 28.9 -3.4 10.0 15.5 25.5 25.5 0,0
16-Juni-10 6889.7 25.5 55.6 13.7 32.0 45.8 81.1 35.4
17-Juni-10 6900.8 13.2 19.0 11.6 20.5 32.1 32.1 0,0
18-Juni-10 6894.2 9.9 14.1 9.5 14.5 24.0 24.0 0,0
19-Juni-10 6883.0 26.2 5.9 11.6 20.5 32.1 32.1 0,0
20-Juni-10 6871.9 24.6 72.8 13.4 32.5 45.9 97.3 51.5
21-Jun-10 6889.7 0,0 157.5 13.3 32.3 45.6 157.5 111.9
22-Juni-10 6905.3 0,0 132.3 10.4 31.9 42.3 132.3 89.9
23-Juni-10 6918.6 0,0 59.2 10.5 25.8 36.3 59.2 22.9
24-Juni-10 6929.7 0,0 32.8 10.7 22.0 32.8 32.8 0,0
25-Juni-10 6943.0 0,0 34.7 10.7 24.0 34.7 34.7 0,0
26-Juni-10 6960.8 0,0 31.3 8.0 23.3 31.3 31.3 0,0
27-Juni-10 6971.9 0,0 24.2 7.7 16.5 24.2 24.2 0,0
28-Juni-10 6985.2 0,0 22.7 7.3 15.4 22.7 22.7 0,0
29-Juni-10 6996.3 0,0 22.7 7.3 15.4 22.7 22.7 0,0
30-Juni-10 7009.7 0,0 21.6 7.2 14.4 21.6 21.6 0,0
1-Juli-10 7025.3 0,4 13.5 5.7 8.2 13.9 13.9 0,0
2-Juli-10 7034.4 15.1 14.3 7.2 22.2 29.4 29.4 0,0
3-Juli-10 7041.2 14.8 103.8 7.0 21.7 28.7 118.6 89.9
4-Juli-10 7041.2 15.0 74.3 6.9 12.7 19.6 89.3 69.7
5-Juli-10 7038.9 15.4 39.1 6.8 12.4 19.1 54.5 35.4
6-Juli-10 7034.4 15.2 17.2 7.7 12.7 20.4 32.5 12.0
7-Juli-10 7032.1 15.0 12.0 7.5 12.9 20.4 27.0 6.5
8-Juli-10 7027.5 15.0 4.1 7.2 12.0 19.2 19.2 0,0
9-Juli-10 7034.4 15.4 4.9 7.3 12.9 20.3 20.3 0,0
10-Juli-10 7029.8 15.1 4.5 7.3 12.3 19.5 19.5 0,0
11-Juli-10 7027.5 15.2 5.1 7.3 12.9 20.3 20.3 0,0
12-Juli-10 7023.0 15.2 5.1 7.3 12.9 20.3 20.3 0,0
13-Juli-10 7018.6 15.0 7.6 7.5 12.7 20.2 22.5 2.3
14-Juli-10 7014.1 15.3 5.1 7.7 12.7 20.4 20.4 0,0
15-Juli-10 7009.7 14.9 12.0 2.2 12.7 15.0 27.0 12.0
16-Juli-10 7007.5 15.2 55.6 6.8 12.5 19.3 70.7 51.5
17-Juli-10 7023.0 14.4 164.9 6.3 12.5 18.8 179.3 160,5
18-Juli-10 7034.4 0,0 130.7 6.6 12.2 18.8 130.7 111.9
19-Juli-10 7063.9 0,0 234.5 6.9 12.9 19.8 234.5 214.7
20-Juli-10 7079.7 0,0 179.8 6.7 12.5 19.3 179.8 160,5
21-Juli-10 7093.4 0,0 89.3 6.9 12.7 19.6 89.3 69.7
22-Juli-10 7107.0 0,0 70.8 6.8 12.5 19.4 70.8 51.5
23-Juli-10 7116.1 0,0 21.1 6.4 12.4 18.8 21.1 2.3
24-Juli-10 7125.1 0,0 18.8 6.4 12.4 18.8 18.8 0,0
25-Juli-10 7136.5 0,0 12.1 5.4 6.7 12.1 12.1 0,0
26-Juli-10 7150.1 0,0 7.5 3.4 4.1 7.5 7.5 0,0
27-Juli-10 7161.5 14.8 106.0 6.6 12.8 19.4 120.8 101.4
28-Juli-10 7200.0 0,0 656.8 4.1 8.4 12.5 656.8 644.3
29-Juli-10 7211.4 0,0 230.3 6.2 9.3 15.5 230.3 214.8
30-Juli-10 7222.7 0,0 150.2 5.4 9.4 14.8 150.2 135.4
31-Juli-10 7245.4 0,0 84.4 5.2 9.5 14.7 84.4 69.7
1-Agustus-10 7256.9 0,0 50.1 5.1 9.7 14.7 50.1 35.4
Machine Translated by Google

tangkapan
saluran 1 Aliran sungai Bendung
Aliran masuk ke Bendungan Arus keluar dari kontribusi Total
Tanggal mengambil alih Pengambilan saluran 2 sebelum pembuangan
(Q1) Bendungan (Q2) (hilir bendungan pengambilan saluran (Q4)
(Q4a) (Q4b) pembukaan saluran tembus
(Q5) (Q6)
Q3 =Q5-Q2)

2-Agustus-10 7268.5 0,0 50.1 5.1 9.7 14.7 50.1 35.4


3-Agustus-10 7277.8 0,0 27.4 5.3 1.2 6.4 27.4 21.0
4-Agustus-10 7291.7 0,0 17.3 5.1 9.9 15.0 17.3 2.3
5-Agustus-10 7301.0 0,0 15.1 5.6 9.6 15.1 15.1 0,0
6-Agustus-10 7310.2 0,0 13.8 5.0 8.7 13.8 13.8 0,0
7-Agustus-10 7324.2 0,0 14.5 5.3 9.2 14.5 14.5 0,0
8-Agustus-10 7347.3 0,0 15.1 5.4 9.7 15.1 15.1 0,0
9-Agustus-10 7375.2 0,0 21.3 5.5 9.3 14.8 21.3 6.5
10-Agustus-10 7389.1 0,0 85.5 5.8 9.9 15.8 85.5 69.7
11-Agustus-10 7400.7 0,0 50.7 5.7 9.7 15.4 50.7 35.4
12-Agustus-10 7435.4 0,0 50.7 5.7 9.7 15.4 50.7 35.4
13-Agustus-10 7451.7 0,0 103.3 3.7 9.6 13.3 103.3 89.9
14-Agustus-10 7470.2 0,0 82.9 3.7 9.5 13.2 82.9 69.7
15-Agustus-10 7491.3 0,0 119.5 3.5 4.1 7.6 119.5 111.9
16-Agustus-10 7510.2 0,0 119.5 3.5 4.1 7.6 119.5 111.9
17-Agustus-10 7526.8 0,0 77.5 3.5 4.0 7.4 77.5 70.1
18-Agustus-10 7552.8 0,0 43.2 3.6 4.2 7.8 43.2 35.4
19-Agustus-10 7578.9 0,0 165.2 2.4 2.3 4.8 165.2 160,5
20-Agustus-10 7609.6 0,0 94.5 2.4 2.3 4.6 94.5 89.9
21-Agustus-10 7631.0 0,0 116.5 2.4 2.3 4.7 116.5 111.9
22-Agustus-10 7647.5 0,0 116.5 2.4 2.3 4.7 116.5 111.9
23-Agustus-10 7690.1 0,0 343.4 2.6 2.5 5.0 343.4 338.3
24-Agustus-10 7711.4 0,0 165.2 2.4 2.3 4.8 165.2 160,5
25-Agustus-10 7733.1 0,0 94.5 2.2 2.3 4.5 94.5 90.1
26-Agustus-10 7750.0 0,0 74.3 2.3 2.2 4.6 74.3 69.7
27-Agustus-10 7764.5 0,0 114.3 2.4 0,0 2.4 114.3 111.9
28-Agustus-10 7788.6 0,0 217.3 2.5 0,0 2.5 217.3 214.8
29-Agustus-10 7803.2 0,0 162.9 2.4 0,0 2.4 162.9 160,5
30-Agustus-10 7817.7 0,0 114.3 2.4 0,0 2.4 114.3 111.9
31-Agustus-10 7832.2 0,0 89.9 0,0 0,0 0,0 89.9 89.9
1-Sep-10 7846.7 0,0 89.9 0,0 0,0 0,0 89.9 89.9
2-Sep-10 7861.2 0,0 69.7 0,0 0,0 0,0 69.7 69.7
3-Sep-10 7873.2 0,0 69.7 0,0 0,0 0,0 69.7 69.7
4-Sep-10 7890.2 0,0 160,5 0,0 0,0 0,0 160,5 160,5
5-Sep-10 7907.1 0,0 89.9 0,0 0,0 0,0 89.9 89.9
6-Sep-10 7919.2 0,0 51.5 0,0 0,0 0,0 51.5 51.5
7-Sep-10 7933.7 0,0 51.5 0,0 0,0 0,0 51.5 51.5
8-Sep-10 7953.0 0,0 111.9 0,0 0,0 0,0 111.9 111.9
9-Sep-10 7970.1 0,8 111.0 0,0 0,0 0,0 111.9 111.9
10-Sep-10 7987.4 3.8 65.9 0,0 0,0 0,0 69.7 69.7
11-Sep-10 7997.3 6.0 63.7 0,0 0,0 0,0 69.7 69.7
12-Sep-10 8014.5 10.7 40.7 0,0 0,0 0,0 51.5 51.5
13-Sep-10 8029.4 15.4 36.1 0,0 0,0 0,0 51.5 51.5
14-Sep-10 8036.8 18.0 42.8 0,0 0,0 0,0 60.7 60.7
15-Sep-10 8039.2 18.8 51.1 0,0 0,0 0,0 69.9 69.9
16-Sep-10 8036.8 18.0 882.0 0,0 0,0 0,0 899.9 899.9
17-Sep-10 8044.2 20.6 91.3 0,0 0,0 0,0 111.9 111.9
18-Sep-10 8041.7 19.7 50.0 0,0 0,0 0,0 69.7 69.7
19-Sep-10 8039.2 18.8 50.9 0,0 0,0 0,0 69.7 69.7
20-Sep-10 8036.8 18.0 93.9 0,0 0,0 0,0 111.9 111.9
21-Sep-10 8041.7 19.7 70.2 0,0 0,0 0,0 89.9 89.9
22-Sep-10 8054.0 24.4 190.4 0,0 0,0 0,0 214.8 214.8
23-Sep-10 8063.9 28.3 310.0 0,0 0,0 0,0 338.3 338.3
24-Sep-10 8071.3 31.4 212.5 0,0 0,0 0,0 243.9 243.9
Machine Translated by Google

tangkapan
saluran 1 Aliran sungai Bendung
Aliran masuk ke Bendungan Arus keluar dari kontribusi Total
Tanggal mengambil alih Pengambilan saluran 2 sebelum pembuangan
(Q1) Bendungan (Q2) (hilir bendungan pengambilan saluran (Q4)
(Q4a) (Q4b) pembukaan saluran tembus
(Q5) (Q6)
Q3 =Q5-Q2)

25-Sep-10 8078.7 34.6 180.2 0,0 0,0 0,0 214.8 214.8


26-Sep-10 8076.2 33.5 127.0 0,0 0,0 0,0 160,5 160,5
27-Sep-10 8076.2 33.5 181.3 0,0 0,0 0,0 214.8 214.8
28-Sep-10 8086.1 37.9 300,4 0,0 0,0 0,0 338.3 338.3
29-Sep-10 8083.6 36.8 237.4 0,0 0,0 0,0 274.2 274.2
30-Sep-10 8076.2 33.5 181.3 0,0 0,0 0,0 214.8 214.8
1-Oktober-10 8068.8 30.4 156.6 0,0 0,0 0,0 187.0 187.0
2-Oktober-10 8066.4 29.3 131.2 0,0 0,0 0,0 160,5 160,5
3-Oktober-10 8061.4 27.3 159.7 0,0 0,0 0,0 187.0 187.0
4-Oktober-10 8059.0 26.3 134.2 0,0 0,0 0,0 160,5 160,5
5-Oktober-10 8061.4 27.3 73.1 0,0 0,0 0,0 100.4 100.4
6-Oktober-10 8059.0 26.3 160.6 0,0 0,0 0,0 187.0 187.0
7-Oktober-10 8059.0 26.3 188.5 0,0 0,0 0,0 214.8 214.8
8-Oktober-10 8056.5 25.3 135.2 0,0 0,0 0,0 160,5 160,5
9-Oktober-10 8056.5 25.3 110.1 0,0 0,0 0,0 135.4 135.4
10-Oktober-10 8054.0 24.4 111.1 0,0 0,0 0,0 135.4 135.4
11-Oktober-10 8049.1 22.5 67.5 0,0 0,0 0,0 89.9 89.9
12-Oktober-10 8044.2 20.6 69.3 0,0 0,0 0,0 89.9 89.9
13-Oktober-10 8039.2 18.8 71.1 0,0 0,0 0,0 89.9 89.9
14-Oktober-10 8049.1 22.5 113.0 0,0 0,0 0,0 135.4 135.4
15-Oktober-10 8044.2 20.6 69.3 0,0 0,0 0,0 89.9 89.9
16-Oktober-10 8039.2 18.8 71.1 0,0 0,0 0,0 89.9 89.9
17-Oktober-10 8041.7 19.7 50.0 0,0 0,0 0,0 69.7 69.7
18-Oktober-10 8041.7 19.7 50.0 0,0 0,0 0,0 69.7 69.7
19-Oktober-10 8036.8 18.0 33.5 0,0 0,0 0,0 51.5 51.5
20-Oktober-10 8034.3 17.1 34.4 0,0 0,0 0,0 51.5 51.5
21-Oktober-10 8044.2 20.6 49.1 0,0 0,0 0,0 69.7 69.7
22-Oktober-10 8041.7 19.7 50.0 0,0 0,0 0,0 69.7 69.7
23-Oktober-10 8039.2 18.8 71.1 0,0 0,0 0,0 89.9 89.9
24-Oktober-10 8041.7 19.7 50.0 0,0 0,0 0,0 69.7 69.7
25-Oktober-10 8044.2 20.6 49.1 0,0 0,0 0,0 69.7 69.7
26-Oktober-10 8041.7 19.7 70.2 0,0 0,0 0,0 89.9 89.9
27-Oktober-10 8039.2 18.8 71.1 0,0 0,0 0,0 89.9 89.9
28-Oktober-10 8056.5 25.3 110.1 0,0 0,0 0,0 135.4 135.4
29-Oktober-10 8051.6 34.8 100.6 0,0 0,0 0,0 135.4 135.4
30-Oktober-10 8054.0 35.9 151.0 0,0 0,0 0,0 187.0 187.0
31-Oktober-10 8044.2 32.8 182.0 0,0 0,0 0,0 214.8 214.8
1-Nov-10 8066.4 41.2 135.9 7.1 9.5 16.7 177.2 160,5
2-Nov-10 8063.9 40.0 126.2 5.8 0,0 5.8 166.2 160,5
3-Nov-10 8056.5 37.0 80,5 5.7 0,0 5.7 117.5 111.9
4-Nov-10 8054.0 36.2 102.9 3.6 0,0 3.6 139.0 135.4
5-Nov-10 8049.1 33.8 83.2 5.6 0,0 5.6 117.0 111.4
6-Nov-10 8044.2 31.6 85.2 4.9 0,0 4.9 116.8 111.9
7-Nov-10 8044.2 20.6 96.2 4.9 0,0 4.9 116.8 111.9
8-Nov-10 8056.5 37.7 210.7 4.5 0,0 4.5 248.4 243.9
9-Nov-10 8054.0 36.1 129.1 4.7 0,0 4.7 165.2 160,5
10-Nov-10 8046.6 33.3 83.2 4.6 0,0 4.6 116.5 111.9
11-Nov-10 8044.2 20.6 75.9 6.5 0,0 6.5 96,5 89.9
12-Nov-10 8049.1 22.5 74.0 6.5 0,0 6.5 96,5 89.9
13-Nov-10 8086.1 49.3 26.9 6.5 0,0 6.5 76.2 69.7
14-Nov-10 8083.6 55.7 224.6 6.0 0,0 6.0 280.2 274.2
15-Nov-10 8073.8 51.2 86.1 12.4 0,0 12.4 137.3 124.9
16-Nov-10 8066.4 43.3 92.1 9.8 13.8 23.6 135.5 111.9
17-Nov-10 8071.3 43.5 224.0 9.8 13.8 23.6 267.5 243.9
Machine Translated by Google

tangkapan
saluran 1 Aliran sungai Bendung
Aliran masuk ke Bendungan Arus keluar dari kontribusi Total
Tanggal mengambil alih Pengambilan saluran 2 sebelum pembuangan
(Q1) Bendungan (Q2) (hilir bendungan pengambilan saluran (Q4)
(Q4a) (Q4b) pembukaan saluran tembus
(Q5) (Q6)
Q3 =Q5-Q2)

18-November-10 8071.3 43.4 254.6 9.9 14.0 23.9 298.1 274.2


19-Nov-10 8063.9 40.5 120.4 9.9 15.6 25.5 160.9 135.4
20-Nov-10 8059.0 37.5 61.4 10.9 18.3 29.1 98.8 69.7
21-Nov-10 8054.0 36.5 62.4 10.9 18.3 29.1 98.8 69.7
22-Nov-10 8049.1 33.8 64.7 10.6 18.6 29.1 98.6 69.4
23-Nov-10 8044.2 32.6 -1.1 10.5 18.1 28.6 31.5 2.9
24-Nov-10 8049.1 22.5 7.7 12.5 17.7 30.2 30.2 0,0
25-Nov-10 8061.4 39.2 154.5 14.0 19.2 33.2 193.7 160,5
26-Nov-10 8066.4 42.5 125.8 13.8 19.0 32.8 168.2 135.4
27-Nov-10 8071.3 45.2 230.3 12.1 19.4 31.5 275.5 243.9
28-Nov-10 8066.4 42.6 124.8 12.5 19.5 32.0 167.4 135.4
29-November-10 8059.0 39.6 62.3 12.5 19.7 32.2 101.9 69.7
30-Nov-10 8054.0 37.3 6.8 12.7 19.4 32.1 44.1 12.0
1-Des-10 8049.1 39.8 -5.5 12.4 19.6 32.0 34.3 2.3
2-Des-10 8049.1 41.0 11.7 13.5 27.2 40.7 52.7 12.0
3-Des-10 8059.0 43.9 17.3 13.5 35.7 49.2 61.2 12.0
4-Des-10 8056.5 51.2 309.5 13.5 41.0 54.5 360.8 306.3
5-Des-10 8063.9 52.2 410.0 13.7 40.7 54.4 462.2 407.8
6-Des-10 8054.0 50.1 190.7 13.2 40.6 53.9 240.8 187.0
7-Des-10 8071.3 58.6 339.5 13.4 45.4 58.8 398.1 339.3
8-Des-10 8061.4 57.7 136.9 13.8 45.3 59.1 194.6 135.4
9-Des-10 8049.1 51.4 43.7 14.6 45.1 59.7 95.1 35.4
10-Des-10 8044.2 46.2 12.5 14.6 44.1 58.7 58.7 0,0
11-Des-10 8039.2 47.1 4.2 12.9 38.5 51.3 51.3 0,0
12-Des-10 8039.2 18.8 30.7 12.3 37.2 49.5 49.5 0,0
13-Des-10 8036.8 32.4 12.4 1.5 33.3 34.8 44.8 10.0
14-Des-10 8039.2 18.8 13.2 10.3 21.7 32.0 32.0 0,0
15-Des-10 8024.4 35.4 14.2 14.6 35.0 49.5 49.5 0,0
16-Des-10 8009.6 37.2 14.3 20.6 20.6 41.2 51.5 10.3
17-Des-10 7982.5 33.6 5.2 19.4 19.4 38.8 38.8 0,0
18-Des-10 7970.1 30.8 4.2 17.5 17.5 35.0 35.0 0,0
19-Des-10 7950.6 31.1 5.3 18.2 18.2 36.3 36.3 0,0
20-Des-10 7931.3 31.8 0,4 16.1 16.1 32.2 32.2 0,0
21-Des-10 7914.3 30.8 -4.4 10.3 16.1 26.4 26.4 0,0
22-Des-10 7897.4 30.1 -0,2 16.1 13.8 29.9 29.9 0,0
23-Des-10 7882.9 31.6 9.0 13.8 26.8 40.5 40.5 0,0
24-Des-10 7863.6 31.1 14.6 11.5 34.2 45.7 45.7 0,0
25-Des-10 7841.8 31.3 22.0 16.1 37.1 53.2 53.2 0,0
26-Des-10 7839.4 30.4 35.4 16.8 49.0 65.8 65.8 0,0
27-Des-10 7824.9 32.7 40.2 22.8 13.7 36.6 72.9 36.3
28-Des-10 7810.4 29.7 11.5 18.7 22.5 41.2 41.2 0,0
29-Des-10 7793.5 31.2 17.1 15.7 32.6 48.3 48.3 0,0
30-Des-10 7774.1 30.1 22.1 16.5 35.7 52.1 52.1 0,0
31-Des-10 7752.4 31.3 13.3 13.8 30.9 44.7 44.7 0,0
1-Jan-11 7733.1 30.7 14.0 13.8 30.9 44.7 44.7 0,0
2-Jan-11 7713.8 31.5 13.2 13.8 30.9 44.7 44.7 0,0
3-Jan-11 7694.9 31.5 18.8 16.1 34.2 50.3 50.3 0,0
4-Jan-11 7673.6 31.5 8.9 13.1 27.3 40.3 40.3 0,0
5-Jan-11 7652.3 31.5 11.1 13.3 29.1 42.5 42.6 0,1
6-Jan-11 7649.9 31.1 35.5 19.4 47.2 66.6 66.6 0,0
7-Jan-11 7638.1 29.6 110.5 37.3 67.6 104.8 140.2 35.4
8-Jan-11 7626.2 31.4 97.6 40.1 67.0 107.1 129.0 21.9
9-Jan-11 7607.3 31.3 72.3 39.1 61.2 100.3 103.6 3.3
10-Jan-11 7619.1 31.1 354.8 40.8 70.9 111.6 385.8 274.2
Machine Translated by Google

tangkapan
saluran 1 Aliran sungai Bendung
Aliran masuk ke Bendungan Arus keluar dari kontribusi Total
Tanggal mengambil alih Pengambilan saluran 2 sebelum pembuangan
(Q1) Bendungan (Q2) (hilir bendungan pengambilan saluran (Q4)
(Q4a) (Q4b) pembukaan saluran tembus
(Q5) (Q6)
Q3 =Q5-Q2)

11-Jan-11 7635.7 1.0 319.7 38.9 67.1 106.0 320.7 214.8


12-Jan-11 7647.5 0,0 102.6 39.1 61.2 100.3 102.6 2.3
13-Jan-11 7647.5 30.0 5.9 12.4 23.5 35.9 35.9 0,0
14-Jan-11 7631.0 30.2 42.4 29.1 43.4 72.6 72.6 0,0
15-Jan-11 7612.0 30.5 16.0 15.4 31.1 46.4 46.4 0,0
16-Jan-11 7590.7 31.0 10.8 14.6 27.2 41.8 41.8 0,0
17-Jan-11 7569.4 31.1 12.7 15.0 28.8 43.8 43.8 0,0
18-Jan-11 7552.8 31.3 15.1 15.4 31.1 46.4 46.4 0,0
19-Jan-11 7531.5 31.0 12.8 15.0 28.8 43.8 43.8 0,0
20-Jan-11 7514.9 31.1 12.7 15.0 28.8 43.8 43.8 0,0
21-Jan-11 7493.6 31.1 9.2 13.1 27.2 40.3 40.3 0,0
22-Jan-11 7488.9 29.7 12.6 13.4 28.8 42.3 42.3 0,0
23-Jan-11 7479.5 29.5 42.6 28.2 43.9 72.1 72.1 0,0
24-Jan-11 7460.9 30.7 18.7 16.1 33.3 49.4 49.4 0,0
25-Jan-11 7447.0 30.8 56.3 32.2 54.9 87.1 87.1 0,0
26-Jan-11 7442.4 30.3 147.3 37.0 70.9 107.8 177.6 69.7
27-Jan-11 7437.8 28.7 265.0 35.3 71.5 106.7 293.7 187.0
28-Jan-11 7449.3 0,0 196.1 35.5 70.6 106.2 196.1 89.9
29-Jan-11 7463.3 0,0 268.4 36.2 71.7 107.9 268.4 160,5
30-Jan-11 7486.5 0,0 305.5 35.7 55.0 90.7 305.5 214.8
31-Jan-11 7500,7 13.7 81.9 35.0 58.3 93.3 95.6 2.3
1-Februari-11 7500,7 26.1 38.5 26.5 38.1 64.6 64.6 0,0
2-Februari-11 7486.5 26.9 45.2 28.1 44.1 72.2 72.2 0,0
3-Februari-11 7484.2 29.6 37.3 27.3 39.6 66.9 66.9 0,0
4-Februari-11 7488.9 30.3 164.7 36.3 68.7 105.0 194.9 89.9
5-Februari-11 7479.5 31.0 80.8 35.7 64.1 99.8 111.8 12.0
6-Februari-11 7465.6 31.6 137.2 31.8 67.3 99.0 168.8 69.7
7-Februari-11 7449.3 30.3 64.2 31.8 60.4 92.2 94.5 2.3
8-Februari-11 7435.4 30.2 41.2 28.1 43.4 71.5 71.5 0,0
9-Februari-11 7416.9 29.9 47.2 29.5 47.6 77.1 77.1 0,0
10-Februari-11 7412.3 21.0 42.5 26.6 36.9 63.5 63.5 0,0
11-Februari-11 7433.1 18.5 239.9 30.2 67.7 97.9 258.4 160,5
12-Februari-11 7437.8 18.8 154.0 35.0 67.3 102.3 172.9 70.5
13-Februari-11 7437.8 18.7 105.4 35.0 67.0 102.0 124.1 22.1
14-Februari-11 7437.8 19.4 45.2 26.5 38.1 64.6 64.6 0,0
15-Februari-11 7433.1 27.4 120.9 26.8 31.6 58.4 148.3 89.9
16-Februari-11 7423.8 30.2 118.1 26.8 31.6 58.4 148.3 89.9
17-Februari-11 7416.9 31.1 222.3 33.0 37.5 70.5 253.5 183.0
18-Februari-11 7403.0 30.9 156.4 35.5 61.7 97.2 187.2 90.0
19-Februari-11 7400.7 19.4 74.6 33.4 58.3 91.7 94.0 2.3
20-Februari-11 7407.6 15.2 56.3 28.1 43.4 71.5 71.5 0,0
21-Februari-11 7405.3 15.7 52.8 27.3 41.2 68.5 68.5 0,0
22-Februari-11 7405.3 15.5 27.6 18.5 24.6 43.1 43.1 0,0
23-Februari-11 7389.1 29.8 30.1 24.9 35.0 59.9 59.9 0,0
24-Februari-11 7370.5 30.4 26.4 24.1 32.7 56.8 56.8 0,0
25-Februari-11 7352.0 30.7 16.6 20.4 26.9 47.3 47.3 0,0
26-Februari-11 7335.7 31.6 22.7 23.2 31.1 54.3 54.3 0,0
27-Februari-11 7321.8 30.1 35.5 26.5 39.1 65.6 65.6 0,0
28-Februari-11 7307.9 31.0 83.5 34.2 59.3 93.5 114.6 21.1
1-Mar-11 7291.7 30.8 23.5 23.2 31.1 54.3 54.3 0,0
2-Mar-11 7277.8 30.6 16.6 20.4 26.9 47.3 47.3 0,0
3-Mar-11 7256.9 30.8 16.5 20.4 26.9 47.3 47.3 0,0
4-Mar-11 7243.2 30.5 20.8 22.3 29.1 51.4 51.4 0,0
5-Mar-11 7227.3 30.1 21.2 22.3 29.1 51.4 51.4 0,0
Machine Translated by Google

tangkapan
saluran 1 Aliran sungai Bendung
Aliran masuk ke Bendungan Arus keluar dari kontribusi Total
Tanggal mengambil alih Pengambilan saluran 2 sebelum pembuangan
(Q1) Bendungan (Q2) (hilir bendungan pengambilan saluran (Q4)
(Q4a) (Q4b) pembukaan saluran tembus
(Q5) (Q6)
Q3 =Q5-Q2)

6-Mar-11 7209.1 30.7 23.6 23.2 31.1 54.3 54.3 0,0


7-Mar-11 7193.2 31.1 16.2 20.4 26.9 47.3 47.3 0,0
8-Mar-11 7170.5 29.5 27.6 24.1 33.0 57.0 57.0 0,0
9-Mar-11 7152.4 30.7 23.6 23.2 31.1 54.3 54.3 0,0
10-Mar-11 7143.3 30.8 119.5 30.4 49.7 80.1 150.3 70.2
11-Mar-11 7134.2 31.3 50.5 30.0 49.4 79.4 81.7 2.3
12-Mar-11 7113.8 30.5 45.7 29.0 47.2 76.2 76.2 0,0
13-Mar-11 7097.9 28.9 29.9 24.0 34.7 58.8 58.8 0,0
14-Mar-11 7088.8 30.2 137.6 30.4 47.3 77.8 167.7 89.9
15-Mar-11 7100.2 0,0 76.5 30.4 46.1 76.5 76.5 0,0
16-Mar-11 7109.3 0,0 57.0 24.1 33.0 57.0 57.0 0,0
17-Mar-11 7118.3 0,0 38.5 14.9 23.6 38.5 38.5 0,0
18-Mar-11 7138.8 0,0 38.5 14.9 23.6 38.5 38.5 0,0
19-Mar-11 7159.2 12.6 23.5 14.2 21.9 36.1 36.1 0,0
20-Mar-11 7163.7 15.1 258.1 18.1 40.3 58.5 273.3 214.8
21-Mar-11 7170.5 15.6 47.4 18.7 42.0 60.7 63.0 2.3
22-Mar-11 7166.0 15.4 31.0 16.8 29.6 46.4 46.4 0,0
23-Mar-11 7172.8 15.2 34.0 17.3 31.9 49.2 49.2 0,0
24-Mar-11 7170.5 15.5 27.7 16.1 27.2 43.2 43.2 0,0
25-Mar-11 7168.3 13.8 29.4 16.1 27.2 43.2 43.2 0,0
26-Mar-11 7163.7 15.7 22.4 14.9 23.3 38.2 38.2 0,0
27-Mar-11 7179.6 15.4 96.3 16.6 25.4 42.0 111.7 69.7
28-Mar-11 7177.3 15.5 33.1 16.2 25.8 42.0 48.6 6.5
29-Mar-11 7172.8 15.4 21.9 15.4 22.0 37.3 37.3 0,0
30-Mar-11 7168.3 15.3 22.0 15.4 22.0 37.3 37.3 0,0
31-Mar-11 7166.0 15.0 23.2 15.9 22.3 38.2 38.2 0,0
1-April-11 7163.7 15.5 23.2 15.5 23.1 38.7 38.7 0,0
2-April-11 7159.2 16.0 22.6 15.5 23.1 38.7 38.7 0,0
3-April-11 7156.9 13.5 19.5 13.6 19.4 33.0 33.0 0,0
4-April-11 7150.1 15.4 21.2 14.9 21.7 36.6 36.6 0,0
5-April-11 7147.8 29.1 33.8 16.5 34.4 50.9 62.9 12.0
6-April-11 7129.7 30.5 35.0 22.7 42.8 65.5 65.5 0,0
7-April-11 7127.4 30.8 17.0 18.2 29.6 47.8 47.8 0,0
8-April-11 7129.7 30.6 87.9 22.4 44.6 67.0 118.5 51.5
9-April-11 7127.4 29.5 208.0 22.2 54.8 77.0 237.5 160,5
10-April-11 7141.0 0,0 60.9 20.1 40.8 60.9 60.9 0,0
11-April-11 7159.2 0,0 70.6 21.5 49.1 70.6 70.6 0,0
12-April-11 7154.6 31.6 6.9 14.9 23.6 38.5 38.5 0,0
13-April-11 7147.8 30.1 26.0 20.1 36.0 56.1 56.1 0,0
14-April-11 7141.0 30.8 17.8 18.2 30.4 48.6 48.6 0,0
15-April-11 7141.0 30.0 60.7 28.8 40.1 68.9 90.8 21.9
16-April-11 7129.7 28.4 37.2 26.8 38.9 65.7 65.7 0,0
17-April-11 7116.1 28.9 19.7 18.2 30.4 48.6 48.6 0,0
18-April-11 7100.2 30.6 18.0 18.2 30.4 48.6 48.6 0,0
19-April-11 7088.8 27.5 16.8 17.2 27.2 44.4 44.4 0,0
20-April-11 7077.5 30.5 18.1 18.2 30.4 48.6 48.6 0,0
21-April-11 7066.1 29.8 16.7 17.7 28.8 46.5 46.5 0,0
22-April-11 7052.5 31.0 19.6 18.7 31.9 50.6 50.6 0,0
23-April-11 7038.9 29.9 27.4 20.1 37.1 57.3 57.3 0,0
24-April-11 7023.0 31.1 17.5 18.2 30.4 48.6 48.6 0,0
25-April-11 7048.0 30.9 36.9 16.3 39.2 55.5 67.8 12.3
26-April-11 7059.3 30.2 33.0 24.5 38.6 63.2 63.2 0,0
27-April-11 7057.0 30.9 32.0 21.3 39.2 60.6 62.9 2.3
28-April-11 7104.7 29.4 54.1 20.9 40.8 61.6 83.5 21.9
Machine Translated by Google

tangkapan
saluran 1 Aliran sungai Bendung
Aliran masuk ke Bendungan Arus keluar dari kontribusi Total
Tanggal mengambil alih Pengambilan saluran 2 sebelum pembuangan
(Q1) Bendungan (Q2) (hilir bendungan pengambilan saluran (Q4)
(Q4a) (Q4b) pembukaan saluran tembus
(Q5) (Q6)
Q3 =Q5-Q2)

29-April-11 7127.4 13.6 83.1 21.2 40.1 61.3 96.7 35.4


30-April-11 7152.4 0,0 60.9 21.0 37.5 58.5 60.9 2.3
1-Mei-11 7181.9 0,0 59.0 20.1 38.9 59.0 59.0 0,0
2-Mei-11 7204.6 0,0 39.3 15.7 23.6 39.3 39.3 0,0
3-Mei-11 7218.2 8.3 33.3 16.4 25.2 41.6 41.6 0,0
4-Mei-11 7222.7 15.3 26.9 15.4 26.8 42.2 42.2 0,0
5-Mei-11 7225.0 15.3 25.7 15.4 25.7 41.0 41.0 0,0
6-Mei-11 7229.5 15.0 28.1 15.7 25.1 40.8 43.1 2.3
7-Mei-11 7231.8 14.8 26.2 15.4 25.7 41.0 41.0 0,0
8-Mei-11 7236.4 15.1 24.4 15.0 24.6 39.5 39.5 0,0
9-Mei-11 7236.4 15.4 24.1 15.0 24.6 39.5 39.5 0,0
10-Mei-11 7236.4 15.5 21.1 13.9 22.7 36.6 36.6 0,0
11-Mei-11 7236.4 15.2 13.3 11.6 16.8 28.4 28.4 0,0
12-Mei-11 7225.0 26.9 6.7 13.6 20.0 33.6 33.6 0,0
13-Mei-11 7211.4 29.2 9.2 14.5 23.9 38.3 38.3 0,0
14-Mei-11 7206.8 30.3 9.7 15.0 25.1 40.0 40.0 0,0
15-Mei-11 7197.8 29.5 10.5 15.0 25.1 40.0 40.0 0,0
16-Mei-11 7184.2 30.5 10.7 15.0 26.2 41.1 41.1 0,0
17-Mei-11 7166.0 30.6 10.5 15.0 26.2 41.1 41.1 0,0
18-Mei-11 7154.6 30.2 9.3 14.5 25.1 39.5 39.5 0,0
19-Mei-11 7154.6 30.1 7.8 14.0 23.9 37.9 37.9 0,0
20-Mei-11 7161.5 30.2 -20.5 4.2 5.5 9.7 9.7 0,0
21-Mei-11 7145.6 30.6 12.9 15.4 28.0 43.4 43.4 0,0
22-Mei-11 7134.2 29.9 4.9 14.4 20.3 34.7 34.7 0,0
23-Mei-11 7116.1 30.6 10.1 14.1 26.6 40.7 40.7 0,0
24-Mei-11 7109.3 29.9 9.7 14.5 25.1 39.5 39.5 0,0
25-Mei-11 7095.6 30.4 12.4 13.1 23.1 36.2 42.8 6.5
26-Mei-11 7082.0 30.2 9.8 14.6 25.4 40.0 40.0 0,0
27-Mei-11 7063.9 30.4 9.5 14.7 25.2 39.9 39.9 0,0
28-Mei-11 7048.0 29.5 8.4 14.0 23.9 37.9 37.9 0,0
29-Mei-11 7027.5 30.7 7.2 14.0 23.9 37.9 37.9 0,0
30-Mei-11 7011.9 26.4 10.4 13.6 23.1 36.7 36.7 0,0
31-Mei-11 6996.3 30.3 5.8 13.3 22.8 36.1 36.1 0,0
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

C2 Kemungkinan Tingkat Aliran Berbeda di Jalan


Sebuah desa

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman C2


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google

Aliran masuk ke Bendungan Batutegi Q1

100,00%

90,00%

80,00%

70,00%

60,00%
Probabilitas

50,00%

40,00%

30,00%

20,00%

10,00%

0,00%
4500,0 5000,0 5500,0 6000,0 6500,0 7000,0 7500,0 8000,0 8500,0

Laju Aliran (m3/s)

C2a: Distribusi probabilitas kumulatif laju aliran masuk ke Bendungan Batutegi (Q1)

Aliran Keluar dari Bendungan Batutegi (Q2)

100,00%

90,00%

80,00%

70,00%

60,00%
Probabilitas

50,00%

40,00%

30,00%

20,00%

10,00%
0,0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0

Aliran keluar dari Bendungan Batutegi Q2(m3/s)

C2b: Distribusi probabilitas kumulatif laju aliran keluar dari Bendungan Batutegi (Q2)
Machine Translated by Google

Aliran Sungai Q5

100,00%

90,00%

80,00%

70,00%

60,00%

Probabilitas

50,00%

40,00%

30,00%

20,00%

10,00%

0,00%
0,0 100,0 200,0 300,0 400,0 500,0 600,0 700,0 800,0 900,0 1000,0

Aliran Sungai Q5 (m3/s)

C2c: Distribusi probabilitas kumulatif laju aliran sungai di Way Sekampung (Q5)

Pengambilan saluran Q4

100,00%

90,00%

80,00%

70,00%

60,00%

Probabilitas

50,00%

40,00%

30,00%

20,00%

10,00%

0,00%
0,0 100,0 200,0 300,0 400,0 500,0 600,0 700,0 800,0 900,0 1000,0

Pengambilan Saluran Q4 (m3/s)

C2d: Distribusi probabilitas kumulatif pengambilan saluran sebelum Bendung Argoguruh (Q4)
Machine Translated by Google

Pembuangan melalui Bendung Argoguruh Q6


100,00%

90,00%

80,00%

70,00%

60,00%
Probabilitas

50,00%

40,00%

30,00%

20,00%

10,00%

0,00%
0,0 100,0 200,0 300,0 400,0 500,0 600,0 700,0 800,0 900,0 1000,0

Debit melalui Bendung Argoguruh Q6 (m3/s)

Pembuangan melalui Bendung Argoguruh Q6


100,00%

90,00%

80,00%

70,00%

60,00%
Probabilitas

50,00%

40,00%

30,00%

20,00%

10,00%

0,00%
0,0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90,0 100,0

Debit melalui Bendung Argoguruh Q6 (m3/s)

C2e: Distribusi probabilitas kumulatif debit melalui Bendung Argoguruh (Q6)


Machine Translated by Google

Lampiran D
Informasi PDAM Terkini
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Tarif PDAM D1 2012

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman D1


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Model Sensitivitas Tarif D2

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman D2


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google

Lampiran D2

Tingkat Tarif Jumlah Orang Kul. Jumlah dari % Terendah % dari yang Disurvei

(Rp./bulan) WTP Orang WTP Tarif WTP Penduduk

1.500.000 1 1 5000% 0,2%


1.000.000 2 3 3333% 0,5%
850.000 1 4 2833% 0,7%
750.000 1 5 2500% 0,8%
700.000 2 7 2333% 1,1%
420.000 1 8 1400% 1,3%
400.000 5 13 1333% 2,1%
350.000 8 21 1167% 3,4%
300.000 11 32 1000% 5,2%
260.000 1 33 867% 5,4%
250.000 12 45 833% 7,4%
230.000 1 46 767% 7,5%
210.000 1 47 700% 7,7%
200.000 38 85 667% 13,9%
180.000 3 88 600% 14,4%
175.000 6 94 583% 15,4%
170.000 1 95 567% 15,6%
165.000 1 96 550% 15,7%
160.000 6 102 533% 16,7%
155.000 1 103 517% 16,9%
150.000 95 198 500% 32,5%
140.000 1 199 467% 32,6%
135.000 1 200 450% 32,8%
130.000 5 205 433% 33,6%

125.000 18 223 417% 36,6%


120.000 20 243 400% 39,8%
115.000 2 245 383% 40,2%
110.000 9 254 367% 41,6%

105.000 1 255 350% 41,8%


100.000 152 407 333% 66,7%

95.000 2 409 317% 67,0%


90.000 14 423 300% 69,3%
85.000 3 426 283% 69,8%
80.000 28 454 267% 74,4%
75.000 25 479 250% 78,5%

70.000 27 506 233% 83,0%


65.000 11 517 217% 84,8%
60.000 54 571 200% 93,6%
55.000 3 574 183% 94,1%
50.000 19 593 167% 97,2%
45.000 4 597 150% 97,9%
40.000 8 605 133% 99,2%
35.000 3 608 117% 99,7%
30.000 2 610 100% 100,0%
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Lampiran E

Umpan Balik Bank Dunia

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman E1


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

Umpan Balik Bank Dunia E1

Umpan balik Bank Dunia diperoleh setelah penyerahan rancangan laporan pertama .
Komentar-komentar yang terkonsolidasi dan bagaimana komentar-komentar tersebut
ditangani dalam laporan ini disajikan dalam lampiran ini.

Tabel E1: Masukan Bank Dunia


Umpan Balik S/T Tanggapan Arup Ref

Analisis Permintaan
1 Sekitar 70 persen penduduk menggunakan Survei Kesediaan Membayar 4.3,4.4
sumur dan akan ada a mengidentifikasi jumlah yang harus dibayar

biaya peralihan bagi mereka jika responden bersedia membayar biaya peralihan
mereka pindah ke sistem air perpipaan. untuk terhubung ke jaringan PDAM. Hasil
Selain itu, jika tidak ada penelitian menunjukkan bahwa untuk a

peraturan yang membuat konsumen harga sedikit lebih rendah (12,5% lebih
beralih dari sumur ke sistem perpipaan, murah) dari biaya sambungan saat ini, 95%
maka permintaan air PDAM akan lebih peserta bersedia menyambung.
rendah. Meskipun demikian, faktor utama
Faktor-faktor ini perlu dimasukkan yang menjadi perhatian penduduk
dalam analisis permintaan. sehubungan dengan sambungan air
(selain harga) adalah keamanan pasokan.
Mayoritas penduduk bersedia membayar
(sesuai batas kemampuan mereka) untuk
mendapatkan pasokan air yang aman dan
terjamin sehingga dapat menghasilkan
air yang dapat diminum sepanjang tahun.
Oleh karena itu, biaya sambungan di masa
depan diperkirakan tidak akan menghalangi
sebagian besar masyarakat yang
menginginkan pasokan air bersih untuk
membayar (terutama jika biaya tersebut hanya dibayar satu kali saja).
Bagian 4.3 akan diperbarui untuk
memasukkan asumsi di atas.
2 Konsumen di daerah tersebut memiliki Bagian 3.1 dari laporan ini akan diperbarui 3.1.2
berbagai sumber air termasuk untuk memasukkan distribusi berbagai

sumur, tempat penampungan air sumber air bagi populasi yang diidentifikasi
hujan, pedagang kaki lima, mata air, dan lain- sebagai bagian dari survei MARS. Data
lain. Apakah mungkin memperoleh biaya yang akurat dalam penggunaan
data mengenai kemungkinan sumber-sumber ini tidak mungkin
distribusi penggunaan yang benar-benar diperoleh karena sebagian besar biayanya
dapat menghitung biaya rata- tidak bersifat langsung – seperti biaya
rata per konsumen dengan menggunakan sumber-sumber alternatif
energi yang ini? Iniuntuk
dibutuhkan akan menggerakkan

kemudian menjadi referensi pompa untuk mengambil air tanah.


yang baik untuk memahami Kualitas airtanah juga akan dibahas lebih
keinginan sebenarnya untuk detail pada bagian ini.
terhubung/beralih pada tingkat tarif yang berbeda.
3 Konsumsi air per kapita terbukti Ketika kota menjadi lebih maju dan kepadatan 4.2.1
meningkat dari 139 menjadi penduduk meningkat, konsumsi air per
200 lpcd. Hal ini kecil kemungkinannya kapita meningkat. Asumsi kami
terjadi karena kenaikan tarif (yang mengenai peningkatan ini di Bandar
diperlukan) akan berkurang Lampung menurun

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman E2


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

permintaan, seperti yang ditunjukkan dalam perkiraan konservatif dan

melalui grafik model proyeksi perubahan demografi. Konsumsi air


Sensitivitas Permintaan Tarif. non-domestik diperkirakan akan meningkat
dari 13,82% pada tahun 2010 menjadi 25% pada
tahun 2040. Penting untuk dicatat bahwa
konsumsi per kapita tidak didasarkan pada
sumber pasokan air.
Ini hanyalah perkiraan mengenai perubahan
total konsumsi air suatu kota seiring dengan
perkembangan kota tersebut.

4 Tabel 7 menunjukkan bahwa pada tahun Tabel 7 merupakan penilaian total 4.2.4

2010, total kebutuhan adalah 1.415 l/s. kebutuhan air di kota dan berbeda dengan total
Namun, asumsi ini mengasumsikan kebutuhan air pipa yang dipasok oleh PDAM.
bahwa 879.000 orang terhubung, Hal ini dibahas secara rinci di bagian 4.5. Di
dalam
padahal kenyataannya tidak demikian. Dengan tentang

Dengan koneksi 30%, kebutuhan dengan kata lain total pasokan tidak
saat ini akan menjadi sekitar 450 l/dtk dan memenuhi permintaan.
hal ini akan menjadi titik awal dalam
proyeksi permintaan.
5 Skenario rendah/dasar/tinggi tampaknya Skenarionya mencakup konsumsi non-rumah 4.2.1

masuk akal jika mencakup konsumsi non- tangga.


rumah tangga.
Namun asumsi penting ini sama sekali
tidak dikonfirmasi atau
didokumentasikan.
6 Sensitivitas harga: Analisis ini tidak Analisis kami menggunakan tarif 4.4

membedakan antara penggunaan pelanggan domestik sebagai dasar perhitungan


domestik dan non-domestik. Itu harus kesediaan untuk membayar. Ini
dicatat bahwa situasi untuk merupakan pendekatan konservatif karena
industri sangat berbeda dengan rumah biasanya pengguna industri bersedia membayar
tangga (mereka mungkin lebih untuk pasokan air dibandingkan
mempunyai alternatif air yang berbeda pelanggan rumah tangga (karena sejumlah
pasokan air dan bagi mereka faktor seperti keamanan dan kualitas pasokan, dll).
perubahan dalam proses Saat ini PDAM mempunyai tarif yang berbeda-
produksi dapat mempengaruhi beda untuk berbagai jenis pengguna
secara signifikan permintaan mereka akan air dari
dan PDAM).
pengguna industri dikenakan tarif paling
Oleh karena itu, analisis penggunaan domestik M 3 tinggi per pasokan. Faktanya, beberapa

nampaknya membingungkan. pelanggan industri membayar lebih dari Rp 7.000/m3


untuk persediaan air mereka.
Maka dari itu jika kita menggunakan dalam negeri

pelanggan sebagai dasar perhitungan

persentase yang bersedia membayar Rp 6.000/


m3 untuk penyediaan air, kami berasumsi,
sebagai bagian dari studi ini, bahwa hal ini tidak
akan menghalangi industri untuk membayar
peningkatan biaya yang setara untuk penyediaan air mereka.
Kami akan memperbarui asumsi-asumsi ini
di bagian 4.4 Laporan. •
7 Kesediaan Membayar (WTP) 4.4
Sensitivitas harga: Selain komentar 5
di atas, analisis kesediaan membayar analisis didasarkan pada jawaban
“seberapa besar keinginan Anda
dalam Lampiran D tidak

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman E2


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

didokumentasikan dengan baik. TIDAK membayar penggunaan air pipa

dijelaskan metodologinya (hanya tabel setiap bulannya?” Konsumsi air


rata-rata bulanan yang ada digunakan
jawaban dan salinan peraturan tarif
untuk memperoleh tarif air (Rp./
yang ada).
m3 ) yang bersedia dibayar oleh
Namun, sepertinya studi
peserta survei.
kesediaan untuk membayar dilakukan Setelah itu, kami dapat
dengan menggunakan beberapa menentukan persentase masyarakat
bentuk metodologi penilaian yang bersedia membayar pada tingkat
kontinjensi. Tampaknya kesediaan tarif air tertentu (dengan asumsi

untuk membayar air juga dianalisis masyarakat bersedia membayar jika


tarif yang diusulkan lebih rendah
mengingat sambungan sudah
dari yang mereka indikasikan untuk WTP.
ada. Nampaknya kesediaan untuk
• Dalam analisa kami, WTP dibedakan
membayar ini diterjemahkan menjadi
dari WTC (Willingness to
“kesediaan untuk terhubung” tanpa pembenaran. Connect). Kami akan memperjelas
Kesediaan untuk menyambung beberapa terminologi dalam laporan revisi
dan kesediaan untuk mengkonsumsi air di Bagian 4.3 dan 4.4 Laporan. •
dengan harga yang berbeda dari Konsumen yang
sambungan yang sudah ada adalah dua hal yangterhubung
berbeda dengan
Penyediaan air PDAM dihadapkan pada
hal-hal. Angka elastisitas harga
dua keputusan berbeda: (1)
yang dikutip merupakan elastisitas
apakah akan tersambung atau tidak, dan
permintaan tradisional mengingat
(2) jika tersambung, berapa banyak air
konsumen sudah memiliki yang harus mereka bayar setiap bulannya.
koneksi. Bagi konsumen yang Namun seperti yang dibahas
tidak tersambung dengan pasokan air pada pertanyaan 1 di atas, Willingness
PDAM saat ini ada dua keputusan yang to Connect (WTC) adalah 95% untuk
berbeda: (1) Untuk menyambung atau biaya penyambungan (switching)
sebesar Rp 1.000.000, mendekati biaya
tidak, dan (2) Jika tersambung berapa
penyambungan yang berlaku di
banyak air yang akan dikonsumsi.
Bandar Lampung. Di sisi lain, hanya
50,2% masyarakat yang bersedia
membayar layanan perpipaan
mengingat tarif air yang diusulkan.
Artinya, biaya sambungan bukan
merupakan faktor pencegah atau
penentu. Faktor penentunya adalah tingkat tarif air.
8 NRW: NRW saat ini di Penting untuk dicatat bahwa angka penurunan 4.2.3

sistem yang ada saat ini adalah 52% NRW untuk jaringan yang ada dan
dan angka ini tampaknya terus usulan NRW pada jaringan baru hanyalah
meningkat. Dalam proyeksinya, NRW perkiraan saja. Perusahaan proyek KPS2, yang
diasumsikan menurun dengan akan mengelola jaringan baru, akan mempunyai
cepat. Pembenaran yang tepat perkiraan sendiri mengenai NRW sebagai
diperlukan untuk asumsi kecepatan bagian dari target O&M mereka.
pengurangan dan NRW pada akhirnya
diasumsikan tercapai pada tahun 2040 Penurunan NRW jaringan eksisting
(35%). Mengenai sistem baru ini, disebabkan oleh dua faktor utama:
perubahan NRW dari 5% menjadi 20%
1. Kontraktor O&M akan menjadi
pada tahun 2040 juga perlu
dilibatkan oleh PDAM untuk
mendapat pembenaran –
mengoperasikan dan memelihara
khususnya dalam konteks Indonesia jaringan yang ada dan yang
dimana sebagian besar NRW akan
baru. Kontrak mereka akan menentukan
berasal dari sambungan rumah
persyaratan untuk secara sistematis
tangga, sambungan ilegal dan meteran
mengurangi NRW dalam sistem
listrik yang buruk, dll. tidak mudah dikendalikan atau dikelola.
yang ada (melalui penggantian

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman E2


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

dari bagian tertentu dari

jaringan, pendekatan terfokus


untuk menghilangkan
sambungan ilegal, pemantauan
sistem yang lebih efektif untuk
memahami lokasi kebocoran

melalui penerapan zona


pengukuran distrik dan
pengurangan waktu respons
terhadap kebocoran/pecahnya pipa.

2. Sebagian besar jaringan yang ada


akan digantikan oleh
jaringan baru.

Angka NRW 20% yang relatif rendah untuk


sistem baru ini merupakan target
konservatif berdasarkan persyaratan
KPS2. PPP2 wajib memantau, menjaga
dan memastikan tercapainya NRW
yang rendah agar dapat memenuhi targetnya

kewajiban kontrak. Proyek KPS secara


keseluruhan tidak akan berjalan jika
terjadi NRW tinggi karena PDAM
memerlukan sejumlah pendapatan tertentu dari proyek tersebut

pelanggan agar dapat membayar konsorsium


PPP1 untuk penyediaan air.
Oleh karena itu kontrak KPS2 akan

menetapkan target NRW dalam sistem yang


harus dipenuhi.

Terlepas dari asumsi-asumsi


di atas, jika NRW sebenarnya lebih buruk
dari perkiraan, hal ini hanya
memperkuat kebutuhan akan pasokan air
pipa karena akan diperlukan aliran air
yang lebih besar untuk memenuhi permintaan tersebut.
Aliran Lingkungan
9 Diperlukan lebih banyak informasi Pengambilan air untuk irigasi di 5.1.2.4

disediakan pada pengaturan Bendung Argoguruh dikelola oleh berbagai


off-take karena sebagian besar air pihak di Balai Besar. Terdapat
akan diambil untuk skema pertemuan tidak resmi antara operator dan
irigasi. Izin air untuk penggunaan pemasok sepanjang tahun untuk
irigasi harus ditinjau ulang untuk mengatur pelepasan air. Tidak ada izin
menentukan berapa jumlahnya air irigasi resmi yang mengatur
air akan tersisa untuk air pelepasan air.
memasok. Oleh karena itu, keberhasilan alokasi sumber
daya air untuk irigasi, skema penyediaan air
massal di masa depan, dan aliran lingkungan
memerlukan koordinasi dan kerja sama
yang erat antara seluruh pemangku
kepentingan, terutama pada musim aliran rendah.
Maksud Prinsip-Prinsip Teknis Nota
Kesepahaman didalamnya

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman E2


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

laporan ini adalah untuk memulai


dialog antara air yang berbeda

pemangku kepentingan untuk memastikan


bahwa pengelolaan pelepasan air

mempertimbangkan pengambilan air untuk keperluan minum.


10 Laporan tersebut menyebutkan bahwa Aliran lingkungan dapat tetap terjaga 5.1.2.4
aliran lingkungan adalah 3,5 m3/detik dengan mengeluarkan air dari Bendungan
namun terdapat 201 hari (selama Batutegi pada waktu yang tepat. Oleh karena
periode 4 tahun) dimana aliran sebelum itu, Arup berulang kali menegaskan bahwa
saluran irigasi berada di bawah tingkat pengelolaan air sungai memerlukan
lingkungan ini. Seperti kerja sama dan koordinasi
kasusnya, bagaimana lingkungannya seluruh pemangku kepentingan.
aliran dipertahankan jika air ada Studi keseimbangan massa yang dilakukan
diambil untuk irigasi dan oleh Arup menunjukkan bahwa akan tersedia
pasokan rumah tangga? cukup air untuk irigasi, skema penyediaan air
dan aliran lingkungan jika pengoperasian
Bendungan Batutegi memperhitungkan
seluruh kebutuhan air. Dengan kata lain,
sangat penting bagi operator bendungan di
Bendungan Batutegi untuk terus
mengeluarkan air dari bendungan untuk memastikan hal tersebut

bahwa terdapat pasokan yang cukup untuk


memenuhi kebutuhan aliran lingkungan
dan juga kebutuhan pasokan air untuk skema
tersebut (bahkan pada periode aliran
rendah).
11 Selain arus rata-rata, minimum, Probabilitas tingkat aliran yang berbeda Lampiran
dan maksimum, probabilitas tingkat telah dimasukkan dalam Lampiran C2. C2

aliran yang berbeda harus disediakan.

12 Bagaimana status perolehan a Izin ekstraksi sebesar 500l/s untuk skema ini Lampiran
izin air untuk menggambar skema telah diberikan. Salinan izin tersebut terlampir B

penyediaan air? pada Lampiran B1 laporan ini.

Pilihan Pasokan Air 13


Gambaran umum mengenai berbagai pilihan 5.2
berguna (Tabel). Namun, informasi
yang diberikan bersifat
kualitatif. Kami menyarankan agar
analisis yang lebih kuantitatif
dilakukan. • Untuk setiap
opsi yang dipertimbangkan, biaya siklus • Analisis kuantitatif terperinci terhadap
hidup harus diperkirakan masing-masing opsi berada di luar
per meter kubik air yang cakupan penelitian ini. Kami telah
disalurkan. Biaya siklus hidup akan mereferensikan perkiraan biaya yang
menjadi investasi telah disediakan dalam laporan lain,
biaya ditambah NPV dari sebagai sarana untuk menyediakan
biaya operasi. Hal ini sarana perbandingan tingkat tinggi.
khususnya relevan untuk Apa yang terlihat dari studi ini adalah
skema yang mempunyai bahwa opsi lain lebih mahal untuk
biaya pemompaan atau diterapkan (seperti desalinasi) atau
pengolahan air yang tinggi. Setelah tidak praktis untuk diterapkan
biaya siklus hidup ditentukan, (membangun bendungan setinggi 45m
opsi dengan biaya terendah akan secara otomatis
di pusat kota). PPP1 adalah

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman E2


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google
Grup Bank Dunia Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung
Laporan Penilaian Pasokan dan Permintaan Air Bandar Lampung

muncul. pilihan terbaik untuk meningkatkan


pasokan air ke Bandar
• Pilihan untuk mengurangi NRW (untuk Lampung • Namun pilihan untuk mengurangi
mendapatkan tambahan air) NRW akan dimasukkan dalam tabel ini
harus dimasukkan dalam Tabel hal ini telah diasumsikan sebagai
11. bagian dari perkiraan kebutuhan air. •
• Pilihan untuk menampung air Meskipun kami telah mengomentari
hujan (kemungkinan volume dan kelayakan air hujan sebagai suatu
biaya) dan penggunaan kembali pilihan, analisis kuantitatif rinci
air hujan (misalnya melalui mengenai pemanenan air hujan berada
pengisian kembali akuifer, dll, juga di luar cakupan studi ini.
harus dipertimbangkan.

14 Sebuah usulan kemudian dapat diberikan Hierarki opsi mana yang harus diterapkan 6

dalam bentuk peta jalan mengenai akan disertakan dalam bagian 6.


bagaimana peningkatan permintaan
harus dipenuhi melalui berbagai sumber pasokan.

Studi Tambahan

15 Tinjauan pustaka menyimpulkan hal tersebut Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa 7
studi tambahan perlu dilakukan PPP1 merupakan pilihan terbaik untuk
(untuk pemantauan aliran, meningkatkan pasokan air yang aman dan
pengambilan sampel terjamin ke Bandar Lampung. Penting untuk
kualitas air, pemantauan air tanah, diketahui bahwa penelitian ini didasarkan
dan FS terperinci, dll.). Hal ini pada data terbatas yang tidak berasal dari

cenderung merusak keseluruhan pemantauan berkelanjutan.


penelitian. Konsultan harus membuat Kondisi yang ada hanya dapat dipahami
rekomendasi sekarang di jalan dengan baik jika diberikan tingkat
peta berdasarkan kondisi yang ada. informasi yang wajar.

Dalam jangka panjang, upaya berkelanjutan


diperlukan untuk melakukan tinjauan dan
penilaian berkala terhadap temuan-temuan
laporan ini dan untuk memastikan bahwa
solusi yang tepat untuk memenuhi
perkiraan pertumbuhan permintaan air di
Bandar Lampung telah diketahui.

REP/277440/R001 | Akhir | 12 Agustus 2013 Halaman E2


J:\227000\227440-00 POTENSI BANDAR LAMPUNG\KERJA\INTERNAL\LAPORAN\LAPORAN AKHIR 09 MEI 2013\LAPORAN FINAL REV D 120813 (MASALAH UMUM).DOCX
Machine Translated by Google

Anda mungkin juga menyukai