Denpasar
Tim Penyusun:
Berliana Khansa Salsabila (03211840000007)
I Gusti Agung Indira Pradnyaswari (03211840000015)
Mega Sally Maharani W.H.L (03211840000019)
Zannuba Qotrunnadha (03211840000031)
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Suwung yang berada di Desa Suwung Kauh,
Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Provinsi Bali yang berjarak 500 meter sebelah
selatan pusat kota merupakan salah satu penampungan sampah terbesar yang ada di Bali dan
menampung berbagai jenis sampah dari berbagai sumber baik itu sampah rumah tangga,
pasar maupun industri. Keberadaan TPA Suwung sebagai tempat pembuangan sampah
menimbun kurang lebih 2.700 liter sampah per harinya yang berasal dari Kota Denpasar
sehingga terjadi penumpukan sampah yang sangat banyak.
RINGKASAN 3
DAFTAR ISI 4
BAB 1 7
PENDAHULUAN 7
1.1 Latar Belakang 7
1.2 Tujuan 7
1.3 Ruang Lingkup 8
1.4 Kriteria Audit 8
1.5 Ringkasan Proses Audit 10
BAB II 11
BAB III 15
INFORMASI UMUM 15
3.1 Lokasi Audit 15
3.2 Kondisi Fisik Lingkungan 15
3.2.1 Iklim dan Cuaca 15
3.2.2 Topografi dan Drainase 16
3.2.3 Geologi 16
3.3 Demografi 17
BAB IV 18
TEMUAN-TEMUAN AUDIT 18
4.1 Kegunaan Saat Ini 18
4.1.1 Pengangkutan Sampah 19
4.1.2 Penerimaan Sampah 22
4.1.3 Penyimpanan Sampah 23
4.1.4 Pemrosesan Sampah 23
BAB V 42
1.2 Tujuan
Audit lingkungan ini bertujuan memverifikasi informasi mengenai keterkaitan antara
kegiatan di TPA Suwung dengan dampaknya terhadap lingkungan sekitar secara teknis.
Proses verifikasi ini menggunakan temuan-temuan dari audit lingkungan untuk meningkatkan
pengelolaan lingkungan dari operasional yang dilaksanakan di lokasi. Adapun tujuan secara
khususnya adalah sebagai berikut:
1. Mengevaluasi dan memverifikasi hasil identifikasi kegiatan di TPA Suwung terkait
dengan timbulan risiko dari kegiatan terhadap lingkungan;
2. Mengevaluasi dan memverifikasi cara dan hasil penetapan kinerja di TPA Suwung;
3. Mengevaluasi dan memverifikasi efektivitas pengelolaan limbah baik limbah padat
dan limbah cair di TPA Suwung berdasarkan hasil identifikasi dan penetapan risiko
lingkungan;
4. Mengevaluasi dan memverifikasi fasilitas yang ada di TPA Suwung;
5. Merekomendasikan tindakan pengelolaan kegiatan, kinerja, dan kualitas buangan di
TPA Suwung yang bertujuan meminimalkan risiko terhadap lingkungan.
BOD5 60 6
COD 150 15
TTS 50 5
pH 6-9
● Limbah Gas
1. Peraturan MENLH Nomor 12 Tahun 2010 Pasal 1 tentang Pelaksanaan Pengendalian
Pencemaran Udara Di Daerah Pasal 1 Ayat 4 bahwa “Udara ambien adalah udara
bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfer yang berada di dalam wilayah
yurisdiksi RI yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk,
hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya”.
2. Peraturan MENLH Nomor 12 Tahun 2010 Pasal 1 tentang Pelaksanaan Pengendalian
Pencemaran Udara Di Daerah Pasal 1 Ayat 7 bahwa “Baku mutu udara ambien adalah
keadaan ukuran batas atau kadar zat energy, dan/ atau komponen yang ada atau yang
seharusnya ada dan/ atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam
udara ambien.
2.1 Overview
Penyusun audit meninjau semua kebijakan dan regulasi yang berkaitan dengan
lingkungan dan fasilitas penunjang manajemen lingkungan. Penekanan diberikan pada hukum
perlindungan lingkungan baik luar maupun dalam negeri.
Secara umum sistem pengolahan pada TPA Suwung menggunakan sistem open
dumping. TPA Suwung dibagi menjadi 8 blok pembuangan dengan sistem pengolahan open
dumping terkendali. Sampah yang masuk ke TPA ditumpuk secara terbuka (diletakkan begitu
saja di tempat terbuka) yang nantinya bisa terurai dengan sendirinya. Dengan sistem open
dumping ini mengakibatkan resiko pencemaran terhadap daerah sekitar menjadi meningkat
(Hidayat, 2008).
Pembuangan Sampah ke TPA didukung oleh 31 tenaga kerja. Volume sampah yang
dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (Suwung) setiap harinya rata-rata sebanyak 2700
4.1.4.2 Gasification-Pyrolysis
Sesudah dipilah, sampah-sampah itu masuk tahap gasification pyrolysis, yakni tahap
kombinasi antara teknologi gasifikasi dan pirolisis. Awalnya, sampah-sampah kering diolah
menjadi gas-gas hidrokarbon yang memiliki berat molekul rendah atau pyrogas. Inilah yang
disebut proses pyrolysis. Selanjutnya, sisa atau residu proses pyrolysis diolah lagi pada unit
gasifikasi, yang kemudian menghasilkan gas metana, karbon monoksida, dan hidrogen.
Energi yang dihasilkan dari proses pyrolysis dan gasilikasi kemudian disalurkan pada unit
pembakaran isotermal. Untuk mencapai tingkat pembakaran yang sempurna agar tidak
memproduksi banyak gas polutan setiap komponen gas diatur sedemikian rupa supaya tetap
pada temperatur konstan, 1.250 derajat celcius, setidaknya dalam dua detik. Panas yang
dihasilkan pada tahap ini kemudian disalurkan pada ruang yang dinamakan boiler, yang
menghasilkan uap untuk memutar turbin listrik.
4.2 Sampah
Sampah adalah hasil sisa dari suatu produk atau sesuatu yang dihasilkan dari sisa-sisa
penggunaan yang dapat dimanfaatkan lebih kecil lagi dari pada produk yang digunakan,
sehingga hasil dari sisa ini dibuang atau tidak digunakan kembali. Jenis solid Waste atau
sampah padat terbagi menjadi dua jenis, yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah
organik adalah sampah yang dapat diurai, seperti sisa-sisa makanan, daun, dan lainnya.
Sedangkan anorganik adalah sampah yang tidak dapat diurai namun dapat didaur ulang
kembali seperti plastik, kaca, dan lainnya. Sampah ini akan menjadi bencana bagi kehidupan
manusia dan lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik. Volume sampah yang dibuang ke
Tempat Pembuangan Akhir (Suwung) setiap harinya rata-rata sebanyak 2700 m3/hari yang
berasal dari Kota Denpasar sebanyak 1890 m3/hari. Kemudian sampah yang berasal dari
Kabupaten Badung sebanyak 324 m3. Sampah yang berasal dari Pasar di seluruh Kota
Denpasar sebanyak 324 m3/hari dan sampah yang berasal dari Desa/Kelurahan yang
melaksanakan Swakelola kebersihan sebanyak 162 m3/hari. Pada TPA Suwung ini,
komposisi sampah didominasi oleh sampah organik sebesar 70% dan sampah anorganik
sebesar 30%.
4.2.1 Timbulan Sampah
Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang saat ini memiliki timbunan
sampah yang lumayan tinggi di TPA. Berdasarkan data dokumen Prastudi Kelayakan Awal,
total timbunan sampah TPA Sarbagita Suwung telah mencapai 1.400 ton per hari dengan
persentase penyumbang sampah terbesar adalah Kota Denpasar 50 persen atau setara dengan
740 ton per hari. Berikut data yang menunjukkan Kota Denpasar memiliki jumlah volume
sampah yang tidak tertangani.
Total 10,849,10
Sumber: DLH Provinsi Bali
Total 100.00 %
Sumber: http://sipsn.menlhk.go.id/
Fisika
Temperatur °C 30,8
Kimia
pH mg/l 8,07
DO mg/l 1,75
Banyaknya sampah yang harus diangkut akan memerlukan banyak truk pengangkut,
dengan keterbatasan jumlah truk yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan, rotasi truk pengangkut
menjadi lebih tinggi. Kondisi tersebut menyebabkan biaya perawatan truk pengangkut akan
meningkat dan masa pakai kendaraan pengangkut akan semakin pendek. Perlu adanya
Fasilitas yang ada di TPA Suwung ini mengalami kegagalan dalam pengolahannya
namun, saat ini masih dilakukan pengembangan penggunaan alat ini untuk mengolah sampah
yang masuk.
4.5.4 Fasilitas Ruang Terbuka Hijau
Permasalahan di TPA Suwung sedang mengalami revitalisasi wilayah dengan tujuan
penambahan infrastruktur yang akan meningkatkan proses yang optimal. Salah satu yang
dilakukan adalah pengadaan ruang terbuka hijau di TPA Suwung. Sebagian lahan TPA yang
sudah habis masa layanannya kini sudah ditimbun tanah dan mulai ditata lansekapnya
menjadi ruang terbuka hijau
Mengingat dampak negatif yang sudah ada, perlu dilakukan penanggulangan serta
pencegahan yang lebih optimal agar dampak negatif ini tidak mengganggu kesehatan
masyarakat.
4.7.3 Ekonomi Masyarakat
Masyarakat sekitar wilayah TPA Suwung sebagian besar bermata pencaharian sebagai
pemulung. Bagi sebagian besar pemulung di TPA sampah Suwung mencari hanya mengambil
sampah non organik yang masih bisa di daur ulang ataupun digunakan untuk dijual, seperti
sampah kertas, plastik, botol, kresek dan kardus yang mereka kumpulkan dan mereka jual ke
pengepul sampah. Sedangkan untuk sampah non organik seperti sisa-sisa makanan dari
restoran yang dibuang di areal TPA sampah Suwung dimanfaatkan oleh beberapa masyarakat
untuk dijadikan pakan ternak mereka seperti pakan ternak babi dan sapi yang mereka pelihara
di areal TPA sampah Suwung.
5.1 Kesimpulan
Pada TPA Suwung Denpasar Bali dilakukan pemeriksaan manajemen pengelolaan
lingkungan dan fasilitas pendukungnya menggunakan observasi sehingga diketahui kualitas
serta kesesuaiannya terhadap regulasi dan SNI yang berlaku. Beberapa fasilitas masih belum
beroperasi dengan baik. Dalam hal ini, pihak pemerintah daerah dan masyarakat sekitar harus
bekerjasama mewujudkan lingkungan TPA Suwung yang aman, nyaman, dan bersih.
Keadaan lingkungan di sekeliling TPA Suwung terpantau bersih dan sampah tidak berserakan
di sekitarnya. Beberapa fasilitas seperti sarana pengendalian udara harus ditambah untuk
mengurangi pencemaran udara (bau tidak sedap) yang muncul akibat timbunan sampah
masyarakat. Selain itu, sarana pengendalian gas seperti pipa gas harus dipelihara dengan baik
untuk menghindari terjadinya ledakan akibat akumulasi gas metana. Lingkungan sekitar TPA
Suwung wajib dilakukan pengecekan dalam kurun waktu tertentu. Hal ini bertujuan untuk
melakukan evaluasi lingkungan serta penilaian terhadap kondisi eksisting TPA Suwung.
5.2 Rekomendasi
Adapun rekomendasi dan saran yang tim penyusun audit ini berikan adalah sebagai
berikut:
1. Laporan audit TPA Suwung Denpasar Bali ini merupakan acuan untuk perbaikan
mutu Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) ke depan.
2. Laporan ini bukan sebagai penilaian yang menentukan TPA mana yang lebih baik,
namun dapat dijadikan referensi bagi TPA lainnya dalam memperbaiki mutu kedepan
3. Kepada pemerintah dan komisi perlindungan lingkungan agar selalu dan terus
memberikan dukungannya kepada seluruh TPA dan unit terkait lainnya untuk tetap
melaksanakan proses penjaminan mutu terhadap lingkungan.
4. Kepada petugas yang ada di TPA Suwung agar tetap melakukan pengecekan rutin
terhadap kelayakan fasilitas dan alat yang digunakan di TPA demi menjamin kualitas
pengolahan dan pengelolaan sampah di TPA.
5. Kepada pekerja yang ada di TPA Suwung Denpasar Bali agar tetap mendampingi dan
menjaga kondisi serta manajemen pemeliharaan TPA supaya tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
6. Kepada seluruh masyarakat agar terus menjaga kualitas TPA supaya tetap bersih dan
sehat.
Arbain, Mardana, N.K., Sudana, I.B. 2020. Pengaruh Air Lindi Tempat Pembuangan Akhir
Sampah Suwung terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal di Sekitarnya di Kelurahan Pedungan
Kota Denpasar. Ecotrophic, Vol 3(2): 55-60.
ISO 14001 Environmental management systems - Requirements with guidance for use.
ISO/NP 14030 Green bonds -- Environmental performance of nominated projects and assets;
discusses post-production environmental assessment.
ISO 14064 Greenhouse gases; measuring, quantifying, and reducing greenhouse gas
emissions.
Muksin, I.K., Parwata, I.G.N.. 2016. Penanganan Sampah di TPA Suwung. Fakultas MIPA
dan Ilmu Pengetahuan Alam: Universitas Udayana.
Partha, C,G,I. 2010. Penggunaan Sampah Organik Sebagai Pembangkit Listrik di TPA
Suwung Denpasar. Teknologi Elektro, Vol. 9(2): 152-58.
Risky, D.P., Artini, N.P.R., Aryasa, I.W.T. 2017. Penelitian Pendahuluan Kualitas Air Tanah
di Banjar Suwung Batan Kendal, Kelurahan Sesetan, Kota Denpasar. Jurnal Ilmiah
Medicamento. Vol.3 No.1. ISSN-e: 2356-4814.
Suyasa, I.P.O.. 2018. Tinjauan Yuridis Pemanfaatan Lahan Desa Suwung Kauh sebagai
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Suwung.
Suriyani, L. 2019. Darurat Pengelolaan Sampah Di Bali, Rentan Sebabkan Konflik Sosial dan
Ekonomi Masyarakat. Diakses tanggal 01 Mei 2021.
https://www.mongabay.co.id/2019/11/12/darurat-pengelolaan-sampah-di-bali-rentan-sebabka
n-konflik-sosial-dan-ekonomi-seperti-apa/.
Tribun Bali. 2016. Potret Bocah-Bocah Bali Hidup Dalam Kepungan Sampah. Diakses
tanggal 01 Mei 2021.
https://www.google.co.id/amp/s/bali.tribunnews.com/amp/2016/05/27/potret-bocah-bocah-su
wung-hidup-dalam-kepungan-sampah.
Wiraatmaja, I.P.P., Suarna, I.W., Sudana, I.B.. 2015. Kajian Operasi Pengangkutan Sampah di
Kecamatan Denpasar Timur. EcoTrophic, Vol 7(1): 79-85.