Dosen Pembimbing :
Ir. IB. Ngurah Bupala, MT.
NIP. 19531231 198602 1 004
Dosen Koordinator :
Ir. I Gusti Ngurah Anom Rajendra, M.Sc., Ph.D.
NIP. 19590729 198511 1 001
Oleh :
Dw. Ade Ryan Hendrayana (1519251020)
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
2018/2019
KERANGKA KERJA
PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN KERJA PRAKTEK
e
Kepastian Proyek Data Awal
Pengamatan di lapangan pada
Pembangunan
Identitas Awal Project Kama Village Padang Hasil Laporan
Project Kama Village
Proyek Galak
Padang Galak BAB I
Time Schedule
Pendahuluan
RKS
BAB II
Gambar
Landasan Teori
Pelaksanaan
BAB III
Tinjauan Proyek
BAB IV
ACC KP / Proyek Hasil Pengamatan
Pembahasan
Penentuan Dosen
Laporan Harian Pelaksanaan BAB V
Pembimbing
dan Pengawasan pada Project Penutup
Kerangka Kerja
Survey Lapangan Kama Village Padang Galak Daftar Pustaka
Time Schedule
Pengenalan Lapangan
PROJECT KAMA VILLAGE PADANG GALAK
CV. DALUNG DJAYA UTAMA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena berkat Anugerah-Nya
Laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan pada proyek Pembangunan Gedung
Kama Village Padang Galak ini dapat terselesaikan.
Laporan ini disusun sebagaimana persyaratan dalam menempuh Mata Kuliah Kerja
Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan ( BBA12015B ) di Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Udayana yang mencakup pengamatan dan keterlibatan mahasiswa
sebagai penyusun dalam proses pelaksanaan dan pengawasan Proyek Kama Village
Padang Galak yang dimulai pada tanggal tanggal 12 Februari 2018 sampai dengan 7 Mei
2018. Dari Kerja Praktek ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami tentang proses
pelaksanaan dan pengawasan di lapangan serta dapat menemukan pemecahan dari
permasalahan maupun kendala yang timbul pada saat proses pelaksanaan proyek di dunia
profesional nantinya.
Tersusunnya laporan ini tidak lepas dari peran berbagai pihak yang telah
membantu, saran, bimbingan dan informasi yang sangat mendukung. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini, diucapkan terima kasih yang setulusnya kepada :
1. Bapak Ir. IB. Ngurah Bupala, MT., selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Kerja
Praktek Pelaksanaan dan pengawasan Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik,
Universitas Udayana
2. Bapak Ir. I Gusti Ngurah Anom Rajendra, M.SC., Ph.D., selaku Dosen
Koordinator Mata Kuliah Kerja Praktek Pelaksanaan, Jurusan Arsitektur, Fakultas
Teknik, Universitas Udayana
3. Ibu Prof. Dr. Ir. Anak Agung Oka Saraswati, MT selaku Ketua Program Studi
Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
4. Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana,MT, Ph.D selaku Dekan Fakultas
Teknik, Universitas Udayana
5. Bapak Made Gede Wiraguna, selaku Direktur CV. Dalung Djaya Utama pada
proyek Kama Village Padang Galak
6. Bapak A.A. Made Raka S., selaku Proyek Manager dari CV. Dalung Djaya Utama
pada proyek Kama Village Padang Galak
7. Bapak I Kadek Adiawan, selaku Site Manager CV. Dalung Djaya Utama pada
proyek Kama Village Padang Galak
8. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan saya dukungan moral dan material.
9. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam
proses penyelesaian laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan ini.
Dalam kesempatan ini pula, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada
pembaca apabila terdapat kesalahan baik penulisan maupun kata - kata pada laporan ini.
Sangat disadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga penulis
sangat mengharapkan adanya masukan baik berupak kritik maupun saran demi
kesempurnaan penyusunan laporan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan dapat
menjadi referensi nantinya.
DAFTAR ISI
Cover ...................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
2.7.2 Direksi/Pengawas............................................................................. 46
BAB V PENUTUP
LAPORAN HARIAN
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
BAB II
BAB III
Gambar 3.3 – Tampak Depan dan Samping Villa Two Bedroom Unit ............... 66
BAB IV
Gambar 4.22 – Proses Persiapan dan Pengukuran Fish Pond ............................ 114
Gambar 4.45 – Pemasangan Keramik dan Batu Palimanan pada Villa ............. 133
Gambar 4.47 – Potongan B-B Villa Two Bedroom Unit .................................... 135
Gambar 4.53 – Proses Pemasangan Keramik dan Parquete pada Tangga.......... 140
Gambar 4.55 – Proses Pemasangan Batu Palimanan pada Tangga ................... 142
Gambar 4.56 – Proses Pemasangan Batu Paras Kerobokan pada Office ........... 143
DAFTAR TABEL
BAB III
DAFTAR DIAGRAM
BAB II
BAB III
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini akan dijabarkan mengenai alasan, sebab-akibat, tata cara
hingga kerangka dasar dari penyusunan laporan kerja praktek dan dikelompokan
menjadi beberapa poin bahasan yaitu latar belakang penulisan laporan, rumusan
masalah, tujuan, manfaat, ruang lingkup, Batasan, metode pengumpulan data, dan
sistematika penyusunan laporan kerja praktek yang dilakukan mahasiswa selama 3
bulan.
disepakati. Seorang arsitek juga dapat berperan sebagai pengawas di lapangan yang
dimana tugas seorang arsitek yaitu untuk menanggulangi penyimpangan pada desain
rancangan, sehingga arsitek berhak mengubah Tpenyimpangan ( melakukan revisi )
tersebut agar kembali menjadi desain yang sesuai dengan keinginan owner / klient.
Sebagai seorang arsitek tentunya terdapat banyak sekali tantangan dan halangan dalam
mendesain sesuatu yang baik, seperti : merencanakan tapak, zoning yang sesuai
kebutuhan, programming yang berdasarkan atas aktivitas, civitas, merencanakan konsep
sesuai dengan keinginan dan kondisi, serta merealisasikan dalam sebuah proyek yang
didalamnya juga terdapat peranan dari engineering lainnya (Teknik Sipil, Elektro,
Mesin, Interior Design, Lansekap). Sebab itu dalam suatu proyek yang baik terdapat
manajemen proyek yang baik juga, dimana peranan seluruh tenaga engineering
berperan penting dalam merealisasikan sebuah rancangan.
Hal ini berarti mahasiswa sebagai calon arsitek dituntut untuk menguasai teori serta
praktek dalam proses perencanaan dan perancangan suatu bangunan hingga dapat
terwujud suatu bangunan yang sesuai dengan gambar desain yang telah dihasilkan
sebelumnya. Untuk itu mahasiswa perlu terjun langsung ke lapangan dalam proses
pelaksanaan untuk lebih mendalami proses yang terjadi dilapangan.
Kerja Praktek merupakan salah satu cara bagi mahasiswa untuk memperoleh
pengalaman serta pengetahuan mengenai tahapan – tahapan kerja yang ada pada suatu
proyek pembangunan. Kerja Praktek juga merupakan suatu tahapan yang wajib dilalui
oleh mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Program S1.
Kerja Praktek merupakan mata kuliah yang penting dan wajib untuk diambil oleh
mahasiswa arsitektur karena diharapkan nantinya sebagai calon arsitek dapat memiliki
kempampuan dalam penalaran serta kreatif dalam profesinya sebagai seorang arsitek
dan diharapkan nantinya ilmu yang telah di dapat diterapkan di masyarakat. Kerja
Praktek terdiri dari 2 pilihan yaitu Kerja Praktek Perencanaan serta Kerja Praktek
Pelaksanaan dan Pengawasan yang dimana mahasiswa hanya dapat memilih satu yang
paling diminati.
Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan terdiri dari 2 buah ruang lingkup
utama, yaitu Pelaksanaan dan Pengawasan. Pelaksanaan ini terdiri dari pelaksanaan
konstruksi, pengelolaan tenaga kerja, pengelolaan tapak, pengelolaan bahan,
pengelolaan alat, koordinasi pelaksanaan dan pelaporan, pengendalian waktu, mutu dan
biaya, serta pelaksanaan teknik konstruksi, sedangkan untuk Pengawasan terdiri dari
terdiri dari persiapan pengawasan konstruksi, pengelolaan tenaga kerja, pengawasan
teknik pelaksanaan konstruksi, pengendalian pengawasan waktu, mutu dan biaya, serta
koordinasi pengawasan waktu, mutu dan biaya. Semua itu dilaksanakan dalam suatu
proyek pembangunan.
Kerja Praktek yang akan dibahas pada laporan ini adalah kerja praktek pelaksanaan
dan pengawasan yang dilakukan pada proyek Pembangunan Gedung Kama Village
Padang Galak yang berlokasi di Jalan Sekar Sari No. 7 Padang Galak, Denpasar, Bali.
Diharapkan dengan melaksanakan Kerja Praktek Pelaksanaan dan Pengawasan pada
proyek Pembangunan Gedung Kama Village Padang Galak ini mahasiswa mendapatkan
pemahaman dan pengetahuan baru yang nantinya akan bermanfaat di dunia kerja
nantinya. Dalam proses pembangunan proyek tersebut mahasiswa diharapkan dapat
belajar melalui pengamatan langsung yang dilakukan di lapangan dan wawancara
dengan pihak-pihak yang terlibat dalam proses pelaksanaan dan pengawasan proyek
tersebut. Selain mendapat pemahaman dan informasi teknis pengerjaan secara langsung,
juga tentunya dapat mengetahui permasalahan di lapangan dan cara penyelesaiannya.
Sehingga menghasilkan lulusan yang dapat bersaing di dunia kerja.
1.3 Manfaat
Adapula manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan Kerja Praktek ini antara lain
sebagai berikut :
1.3.1 Bagi Penulis (Mahasiswa)
Sebagai melaksanakan kerja praktek pelaksanaan dan pengawasan mahasiswa
akan mendapatkan banyak manfaat. Manfaat yang akan didapat oleh mahasiswa
antara lain :
a. Mahasiswa mendapatkan banyak pengalaman dari hasil kerja praktek
mengenai segala hal yang terjadi di lapangan selama proses pelaksanaan suatu
proyek.
pengetahuan – pengetahuan baru seperti material dan alat yang digunakan, teknis
pelaksanaan management dan kontruksi.
Data Proyek
Berupa data-data atau dokumen yang berkaitan dengan pengerjaan dan
pengelolaan proyek seperti Rencana Kerja dan Syarat-Syarat, Time
Schedule Project dan Gambar Kerja.
1.5.2 Teknik Analisis
a. Deskriptif
Teknik ini diterapkan dengan cara menjelaskan secara deskripsi dalam bentuk
ringkasan dan gambaran berbagai proses kegiatan pelaksanaan dan pengawasan
yang berlangsung pada pelaksanaan proyek pembangunan.
b. Korelasional
Korelasi berfungsi untuk mengetahui korelasi/keterkaitan antara pekerjaan
yang dilakukan dengan peraturan dan ketentuan yang ada. Metode ini
merupakan evaluasi pekerjaan berdasarkan peraturan dan ketentuan yang
berlaku. Teknik ini bertujuan untuk menjabarkan secara sistematis dan
terstruktur data yang diperoleh sehingga dapat dicari hubungan antara kegiatan
yang berlangsung pada proyek pembangunan dengan teori atau pembahasan
yang pernah dilakukan pada proyek.
c. Komparasi
Pengolahan data dengan cara membandingkan teori yang ada, baik itu di
dalam perkuliahan maupun data literaturnyang terkait seperti RKS (Rencana
Kerja dan Syarat-Syarat) sebagai bahan perbandingan dan pedoman atas sistem
manajemen proyek, termasuk teknis pelaksanaan dan pengawasan proyek.
1.5.3 Teknik Penyimpulan Hasil Analisi
Penyimpulan hasil analisis yang digunakan pada penyusunan Laporan Kerja
Praktek ini adalah Penyimpulan Deduktif. Penyimpulan ini digunakan dengan cara
menyimpulkan pelaksanaan proyek secara umum, kemudian diikuti dengan
kesimpulan pengelolaan waktu dan mutu pada masing-masing tahap pelaksanaan.
Penyimpulan ini hanya dilakukan selama kegiatan Kerja Praktek Pelaksanaan dan
Pengawasan berlangsung. Sedangkan kesimpulan waktu dan mutu akan dilihat
berdasarkan permasalahan yang mncul pada setiap tahapan pelaksanaan, serta dari
upaya pemecahan masalah yang ada. Dari uraian tersebut, mahasiswa diharapkan
dapat mengetahui dan memahami langsung bagaimana proses pelaksanaan dan
pengawasan sebuah proyek yang diamati yaitu proyek Pembangunan Gedung Kama
Village Padang Galak, Lokasi Jalan Sekar Sari No. 7 Padang Galak, Denpasar,
Bali.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan mengenai permasalahan pelaksanaan dan pengawasan yang
muncul di lapangan baik dalam aspek teknis maupun aspek non-teknis. Pada masalah
pelaksanaan akan dilihat 3 (tiga) hal pokok, yaitu waktu, mutu, dan administrasi.
Sedangkan pada masalah pengawasan akan dilihat 2 (dua) hal pokok yaitu mutu dan
waktu. Selain itu dipaparkan juga mengenai solusi penyelesaian yang dilakukan pihak
proyek terhadap permasalahan yang terjadi, kemudian solusi tersebut dikomentari
berdasarkan teori dari literature-literatur yang ada.
BAB V PENUTUP
Membuat kesimpulan dan saran atas proses kegiatan yang terjadi didalam proyek
Pembangunan Gedung Kama Village Padang Galak, Lokasi Jalan Sekar Sari No. 7
Padang Galak, Denpasar dalam hal ini kesimpulan didapat berdasarkan perbandingan
dilapangan dengan teori, sedangkan saran diberikan kepada masalah yang terjadi
didalam proyek tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dijabarkan mengenai landasan teori dari berbagai sumber yang
relevan sebagai acuan atau pembanding dalam menyusun laporan kerja praktek
pelaksanaan dan pengawasan proyek Pembangunan Gedung Kama Village Padang
Galak, Lokasi Jalan Sekar Sari No. 7 Padang Galak, Denpasar. Teori-teori yang
dikemukakan antara lain mengenai pengertian proyek, lingkup dan penggolongan, hak
dan kewajiban, tanggung jawab, hubungan kerja, proses mendapatkan pekerjaan, serta
pedoman dalam pelaksanaan dan pengelolaan kerja, dan keterkaitan tinjauan teori dengan
proyek di lapangan.
2.1. Proyek
baru seperti pembangunan pabrik, jalan raya, irigasi, bangunan, dan lain-
lainnya (Gray, 1993 : 1).
1. Perencanaan (Planning)
Pada kegiaan ini dilakukan antisipasi tugas dan kondisi yang ada dengan
menetapkan sasaran dan tujuan yang harus dicapai serta menentukan kebijakan
pelaksanaan, program yang akan dilakukan, jadwal waktu pelaksanaan, prosedur
pelaksanaan secara administrative dan operasional serta alokasi anggaran biaya
dan sumber daya. Perencanaan harus dibuat dengan cermat, lengkap, terpadu, dan
dengan tingkat kesalahan paling minimal. Namun hasil perencanaan bukanlah
dokumen yang bebas dari koreksi karena sebagai acuan bagi tahapan pelaksanaan
dan pengendalian, perencanaan harus terus disempurnakan secara iterative untuk
menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi pada proses
selanjutnya.
2. Pelaksanaan (Actuating)
Kegiatan ini adalah implementasi dari perencanaan yang telah ditetapkan,
dengan melakukan tahapan pekerjaan yang sesungguhnya secara fisik atau
nonfisik sehingga produk akhir sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan. Karena kondisi perencanaan sifatnya masih ramalan dan subyektif
serta masih perlu penyempurnaan, dalam tahapan ini sering terjadi perubahan-
perubahan dari rencana yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, dibutuhkan
koordinasi yang baik/terpadu untuk mencapai keserasian dan keseimbangan kerja.
Pada tahapan ini juga telah ditetapkan konsep pelaksanaan serta personel yang
2.2.1 Manajemen
a. Klasifikasi Manajemen
Menurut pemecahan persoalan, oleh Beishline Manajemen diklasifikasikan ke
dalam kelas sebagai berikut :
i. Manajemen Konvensional
Manajemen jenis ini masih didasarkan pada masa lampau, sehingga manajer
memiliki peranan yang sangat penting.
ii. Manajemen Sistematis
Manajemen jenis ini didasarkan bukan hanya pengalaman sendiri melainkan
pengalaman orang lain yang menghadapi masalah serupa.
iii. Manajemen Berdasarkan Ilmu Pengetahuan
Manajemen jenis ini didasarkan data yang sudah dikumpulkan berkaitan atas
masalah yang dihadapi, baru kemudian diambil keputusan.
b. Fungsi Manajemen
Principal of Management George R. Terry dibahas dalam buku Manajemen
Proyek oleh Abrar Husen dimana fungsi – fungsi manajemen dijabarkan yang
disingkat POAC.
i. Perencanaan (Planning)
Merupakan penetapan sasaran dan tujuan yang harus dicapai serta
menentukan kebijakan pelaksanaan, program yang akan dilakukan, jadwal
waktu pelaksanaan, prosedur pelaksanaan secara administratif dan
operasional serta alokasi anggaran biaya dan sumber daya.
ii. Pengorganisasian (Organizing)
Merupakan kegiatan yang melakukan identifikasi dan pengelompokan jenis-
jenis pekrjaan, menetukan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab
continu akan memberikan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi. (Abrar Husen,
Manajemen Proyek ). Dalam menentukan alokasi sumber daya untuk proyek,
beberapa aspek yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
Jumlah sumber daya yang tersedia sesuai kebutuhan proyek
Kondisi keuangan membayar sumber daya yang akan digunakan
Produktivitas sumber daya
Kemampuan dan kapasitas sumber daya yang dapat digunakan
Efektivitas dan Efisiensi Sumber daya yang akan digunakan.
i. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang ada pada suatu proyek akan dikategorikan
menjadi tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap. Pembagian kategori
ini bertujuan untuk efisiensi perusahaan dalam mengelola sumber daya
dapat maksimal dengan beban ekonomis yang memadai.
ii. Sumber Daya Peralatan
Penentuan alokasi sumber daya peralatan yang akan digunakan dalam suatu
proyek, kondisi kerja serta kondisi peralatan perlu diidentifikasi dahulu. Hal
ini bertujuan agar tingkat kebutuhan pemakaian dapat direncanakan secara
efektif dan efisien. Beberapa hal yang perlu diidentufikasi adalah:
Kondisi medan kerja
Kondisi Cuaca, khususnya pada proyek dengan lahan terbuka
Perencanaan mobilisasi peralatan ke lokasi proyek
Komunikasi yang memadai antar operator peralatan dengan
pengendali pekerjaan.
Fungsi peralatan yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan
Kondisi peralatan yang siap pakai.
iii. Sumber Daya Material
Sumber daya material harus dikelola dengan baik agar kebutuhannya
mencukupi pada waktu dan tempat yang diinginkan. Dalam kebutuhan
material dibutuhkan beragam informasi tentang spesifikasi, harga maupun
kualitas yang diinginkan agar beberapa penawaran dari pemasok dapat
dipilih sesuai dengan spesifikasi proyek dengan harga yang paling
ekonomis. Hal yang harus dipertimbangkan adalah sebagai berikut :
peralatan dan material dengan biaya terbatas, waktu yang telah ditentukan serta mutu
yang sesuai dengan perencanaan awal sehingga hal ini menjadi tantangan utama
seorang manajer proyek konstruksi.
1. Planning/Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu tindakan dalam mengambil keputusan data,
informasi, asumsi atau fakta kegiatan yang dipilih dan akan dilakukan pada masa
mendatang. Bentuk tindakan tersebut diantaranya:
a. Menetapkan tujuan dan sasaran usaha;
b. Menyusun rencana jangka panjang dan jangka pendek;
Manfaat dari fungsi perencanaan adalah sebagai alat pedoman atau acuan
pelaksanaan kegiatan sehingga dapat digunakan sebagai alat pengawasan dan
pengendalian serta sarana untuk menetapkan kegiatan yang diperlukan.
2. Organizing/Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu tindakan mempersatukan kumpulan kegiatan
manusia dimana mempunyai pekerjaan masing-masing yang saling berhubungan
satu sama lain dengan cara tertentu. Bentuk tindakan tersebut berupa:
a. Membagikan pekerjaan ke dalam tugas operasional;
b. Menggabungkan jabatan ke dalam unit yang terkait;
c. Memilih dan menempatkan orang-orang pada pekerjaan yang sesuai;
d. Menyesuaikan wewenang dan tanggung jawab masing-masing personal.
3. Actuating/Pelaksana
Dari keseluruhan proses manajemen, fungsi pelaksanaan merupakan fungsi
yang paling penting karena fungsi ini ditekankan pada hubungan dan kegiatan
langsung para anggota organisasi, sementara perenanaan dan pengorganisasian
lebih bersifat abstrak atau tidak langsung. George R. Terry menjelaskan bahwa
pelaksanaan adalah upaya untuk menggerakkan anggota organisasi sesuai dengan
keinginan dan usaha mereka untuk mencapai tujuan perusahaan serta anggota di
organisasi karena setiap anggota memiliki tujuan pribadi. Bentuk tindakan
pelaksana antara lain:
a. Mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan;
b. Berkomunikasi secara efektif;
c. Mendistribusikan tugas, wewenang, dan tanggung jawab;
d. Memberikan pengarahan, penugasan dan motivasi;
e. Berusaha memperbaiki pengarahan sesuai petunjuk pengawasan.
Manfaat dari pelaksanaan ini adalah terciptanya keseimbangan tugas, hak, dan
kewajiban masing-masing bagian organisasi, dan mendorong terciptanya efisiensi
serta kebersamaan dalam bekerja sama untuk tujuan bersama.
4. Controlling/Pengendalian
Pengendalian manajemen merupakan usaha yang tersistematis dari perusahaan
untuk mencapai tujuannya dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan
rencana dan membuat tindakan yang tepat untuk menangani perbedaan yang
terpenting. Pengendalian merupakan tindakan pengukuran kualitas dan evaluasi
kinerja yang diikuti dengan perbaikan terhadap penyimpangan yang terjadi
khususnya di luar batas-batas toleransi. Tindakan tersebut meliputi:
a. Mengukur kualitas hasil;
b. Membandingkan hasil terhadap standar kualitas;
c. Mengevaluasi penyimpangan yang terjadi;
d. Memberika saran dan masukan perbaikan;
e. Menyusun laporan kegiatan
2. Dokumen Pemilihan
3. Rancangan surat perjanjian
4. Penyusunan Rancangan SuratPemerintah Kerja (SPK)
2.4.2 Pelaksanaan Pemilihan Penyediaan Jasa Kontruksi
Sebelum masuk ke tahap pelaksaan, Kegiatan yang dilakuakan adalah
menyiapkan dokumen lelang termasuk di dalamnya seluruh kriteria dan persyaratan
yang lengkap dan jelas. Untuk mendapatkan penawaran kontraktor yang
kapasitasnya dapat dipertanggung jawabkan dan dengan harga yang bersaing, perlu
juga disiapkan tata cara pelelangan seperti : penentuan kriteria dan penilaiannya,
penilai profesional, data dan informasi harga yang berlaku saat itu, yang semuanya
berguna untuk mendapatkan hasil evaluasi penawaran kewajaran harga yang
obyekvitasnya tinggi serta pemberlakuan aturan secara benar dengan cara
pembentukan kepanitiaan lelang oleh pemilik proyek. Jenis jenis pelelangan dapat
dibedakan menjadi:
a. Pelelangan Umum
Pelelangan umum adalah pelelangan secara terbuka dengan pengumuman
lewat media massa atau pengumuman resmi untuk penerangan umum sehingga
masyarakat luas di dunia usaha yang berminat dapat mengikutinya.
b. Pelelangan terbatas
Pelelangan terbatas adalah pelelangan yang dilakukan diantara pemborong/
rekanan yang dipilih dari daftar rekanan mampu (DRM) sesuai dengan bidang
usaha, ruang lingkup, dan klasifikasi usahanya.
c. Penunjukan langsung
Penunjukan langsung adalah penunjukan pemborong atau rekanan sebagai
pelaksana pemborongan tnpa melalui pelelangan umum atau pelelangan
terbatas dan dilakukan di antara sekurang kurangnya tiga penawar dari
pemborong rekanan yang tercatat dalam DRM. Penunjukan langsung dapat
pula dilaksanakan oleh kepala kantor, satuan kerja, atau pimpinan proyek untuk
alas an sebagai berikut:
Pekerjaan yang tidak dapat ditunda tunda lagi berhubung dengan
terjadinya bencana alam, berdasarkan pernyataan Gubernur kepala daerah
bersangkutan.
banyak digunakan adalah sistem bobot (scoring). Aspek aspek yang dinilai dari
calon kontraktor adalah:
a. Metode kerjanya
d. Bonafiditas perusahaan
e. Harga penawaranya
f. Kelengkapan administrasinya
Letter of Proceed
Letter of Award
2.4.5 Kontrak
Sedangkan surat perjanjian kerja merupakan bukti tertulis yang legal antara
pemberi tugas dan pihak yang diberi pekerjaan mengenai proyek yang akan
dilaksanakan. Jenis jenis surat kontrak yang melibatkan kontraktor dan pemberi
tugas secara garis besar meliputi:
a. Kontrak Lumpsum
Dalam kontrak unit price, jenis jenis pekerjaan, kuantitas pekerjaan telah
ditetapkan sebelumnya termasuk dana utama, pekerjaan lumpsum, dan dana
cadangan sementara. Ketika pekerjaan dilaksanakan angka kuantitias
penawaran diganti dengan kuantitas hasil pengukuran untuk setiap jenis
pekerjaan. Ini dipakai dasar dalam pembayaran kontrak. Kelebihan kontrak
unit price:
Kontrak unit price membatasi harga haraga yang harus dibayar pada tiap
jenis pekerjaan
Kontraktor dibayar atas biaya dasar yaitu bahan, upah, dan perlatan, ditambah
biaya pengawasan, keuntungan biaya dari kantor pusat. Kontrak tipe ini
sangat sulit diawasai, sering menimbulkan pertikaian dalam hal
pembayarannya. Jenis jenis konrak Cost Plus:
Kontraktor dibayar dengan harga yang nyata biaya dasar ditambah fee
yang tetap dalam bentuk lumpsum atas dasar kesepakatan pihak pertama
dan kedua.
Kontraktor dibayar dengan harga nyata biaya dasar ditambah fee yang
berskala. Jika biaya dasar makin kecil maka fee makin besar, bentuk
kontrak ini adalah Cost Plus yang paling sesuai dari sudut pemilik.
Tahap pelaksanaan pekerjaan oleh pihak kontraktor dimulai setelah SPK atau
Surat pemberitahuan (Letter of Award) dikeluarkan oleh pemilik proyek. Dalam
pelaksanaan pekerjaan yang perlu dilakukan pada awalnya adalah penyusunan
organisasi kerja lapangan dan membuat jadwal kerja (time schedule), agar pekerjaan
dapat selesai tepat pada waktunya dengan kualitas yang baik. Tahap penyerahan
pertama dilakukan apabila pekerjaan telah rampung 100% yang dilakukan oleh
kontraktor kepada direksi/ pengawas kemudian direksi menyerahkan kepada pemilik
proyek. Penyerahan pertama berlaku sampai dengan masa pemeliharaan.
Pemeliharaan kedua dilaksanakan setelah selesai masa pemeliharaan (setelah serah
terima pertama).
Buruknya tata letak dan kondisi pekerjaan, termasuk penanganan yang berulang
ulang atau pekerjaan yang sering diulang
Perbaikan metode merupakan salah cara yang paling efektif yang dilakukan
dalam meningkatkan produktivitas. Untuk memperbaiki metode, dibutuhkan suatu
analisa yang menyeluruh dari semua metode. Prosedur dasar produktivitas adalah:
a. Memilih pekerjaan atau bagian pekerjaan apa yang perlu diperbaiki atau
dikerjakan
b. Mencatat fakta, masalah dan informasi dari orang berpengalaman dan terlibat
dalam pekerjaan konstruksi
a. Studi Waktu
Studi waktu adalah berapa banyak hasil kerja yang diperoleh oleh seorang
pekerja dalam kurun waktu tertentu atau beberapa waktu yang sesuai standar
pekerjaan.
b. Studi Gerak
c. Aktivitas samping
b. Pengawasan Pekerjaan
Sebagai pelaksana yang baik harus yakin bahwa proyek dilaksanakan tanpa
banyak waktu dan biaya yang terbuang. Karena itu sangat penting peranan dari
pengawas proyek untuk melakukan pengawasan yang efektif. Untuk mencapai
pengawasan yang efektif dilakukan beberapa hal di bawah ini:
Pengawas dan pelaksana harus disegani oleh para pekerja dan dapat
berkomunikasi dengan baik.
Untuk memotovasi para pekerja agar bekerja lebih semangat dan efisien.
c. Metode Pembayaran
1. Upah harian
3. Upah borongan
Penempatan mesin pengaduk, tata letak, mesin, gudang, dan pengambilan semen,
tempat penyimpanan agregat pasir serta persediaan air.
Pengangkutan
Pada pengankutan adukan beton dari mesin pengaduk ke tempat pengecoran harus
diperhitungkan bagaimana efektivitas dan penggunaan biaya penggunaan crane,
conveyor, pompa beton dan lainnya.
Pengecoran beton
Dicari cara yag paling efektif dalam pengecoran plat, dinding, kolom, balok Dan
lainnya. Ini dikarenakan oleh keadaan setempat dimana setiap lantai tidak terlalu
sama karena akan memerlukan metode yang berbeda.
b. Pembesian, dimana hal hal yang perlu dilakukan adalah gambar, biaya yang
dikeluarkan, membawa tulangan besi ke lapangan, lay out pekerjaan
pembesian, cara pemotongan besi, cara pembengkokan besidan merakit besi
tulangan.
c. Pengecoran beton.
Salah satu tugas dari pelaksana adalah dalam tugas pengawasanpemakaian bahan
bahan bangunan dan juga penyimpanannya. Selalu terdapat sisa sisa bahan dalam
tahap konstruksi yang terkadang sampai 10% dari bahan yang dipakai.
Bahan bangunan yang memerlukan perhatian dari kemungkinan hilang dan banyak
terbuang terbagi atas:
o Bahan baangunan dasar seperti bata, pasir, kerikil, semen, besi tulangan besi,
kayu, batu, bahan atap dan lain lain.
o Bahan finishing seperti lem, cat, pernis, wallpaper, mosaic dan lainya.
o Kesalahan cara kerja atau pengawasan kualitas yang buruk. Yang menyebabkan
pembongkaran dan harus dibangun kembali.
o Kesalahan memberikan perintah atas kualitas, jumlah atau ukuran yang telah
ditentukan.
o Bahan beton yang buruk yang berakibat ditolaknya pekerjaan oleh pengawas.
o Adukan yang tercecer dalam pengangkutan atau pengecoran karena metode atau
penanganan yang buruk.
Kehilangan dan pemborosan bias terjadi pada suatu pembangunan, karena itu perlu
dicarikan penyebabnya. Untuk mengetahuinya dapat dilakukan secara:
4. Suatu pengawasan penggunaan material yang efektif tidak akan terlaksana tanpa
adanya sistem yang baik mengenai akunting material di dalamnya yang terdapat:
o Jadwal pemakaian material yang berpedoman pada rencana induk proyek yang
memperhatikan tujuan, jumlah dan waktu penggunaan bahan.
2.7.2 Direksi/Pengawas
a. Pengertian Direksi/Pengawas
Menurut Dipohusodo (1995:13), dengan arti lain direksi merupakan orang
atau suatu team yang ahli dalam peraturan atau persyaratan-persyaratan dan
penerapan sistem administrasi serta teknis pelaksanaan pembangunan yang
diangkat atau ditunjuk oleh bowheer (Pimpro) untuk meneliti, mengoreksi,
dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan sehingga sesuai dengan syarat-syarat
yang telah ditentukan. Keberhasilan pelaksanaannya tegantung pada upaya
dan tindakan yang terkoordinasi dari berbagai satuan organisasi dan jabatan
diberbagai jenjang manajemen.
b. Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab Direksi/Pengawas
Menurut Dipohusodo (1995:13) hak, kewajiban dan tanggung jawab
direksi/pengawas sebagai berikut:
a. Hak Direksi/Pengawas
- Direksi berhak memeriksa kuantitas bahan-bahan yang digunakan.
- Direksi berhak menempatkan wakilnya dilapangan.
- Direksi berhak mengadakan pemeriksaaan pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan oleh pihak pelaksana.
- Direksi berhak menyetujui, menolak dan menginstruksikan
pembongkaran apabila terdapat pekerjaan yang tidak sesuai.
b. Kewajiban Direksi/Pengawas
- Direksi wajib mengawasi teknis pelaksanaan proyek sehingga kualitas
pekerjaan sudah sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat-
syarat) serta gambar rencana.
- Menyelesaikan dan memberi pengarahan terhadap setiap
permasalahan yang dijumpai dan diajukan oleh kontraktor.
- Memeriksa laporan harian maupun mingguan yang dibuat oleh
pelaksana apakah sudah sesuai dengan kenyataan lapangan.
- Menyampaikan dan membahas bersama permasalahan yang tidak bisa
dilaksanakan sendiri dengan pimpinan proyek atau pihak terkait.
9. Memiliki alamat tepat dan jelas serta dapat dijangkau dengan pos;
10. Khusus untuk penyedia barang/jasa orang perorangan persyaratan
sama dengan diatas.
2.7.4 Konsultan Perencana
Menurut Dipohusodo (1995:129) Konsultan adalah seorang atau lembaga
yang secara professional memberikan nasehat-nasehat, pelayanan, atau pelatihan,
tentang hal-hal yang berhubungan dengan bidang pengetahuan tertentu yang
dikuasainya.
2. Gambar detail penjelasan dengan skala 1:5 dan 1:10 bagi konstruksi-konstruksi
yang sulit, misalnya sambungan-sambungan begesting dan sambungan baja
yang lengkap dengan ukurannya
Menurut Husen (2011:60), kinerja proyek dapat diukur dari indicator kinerja
biaya, muru, waktu serta keselamatan kerja dengan merencanakan secara cermat,
teliti, dan terpadu seluruh alokasi sumber daya manusia, peralatan, material serta
biaya yang sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Semua itu diselaraskan
dengan sasaran dan tujuan proyek.
a. Biaya
Seluruh urutan kegiatan proyek perlu memiliki standar kinerja biaya proyek
yang dibuat dengan akurat dengan cara membuat format perencanaan seperti
dibawah ini:
1. Kurva S, selain dapat mengetahui progress waktu proyek, kurva S berguna juga
untuk mengendalikan kinerja biata, hal ini ditunjukkan dari bobot pengeluaran
kumulatif masing-masing kegiatan yang dapat dikontrol dengan
membandingkannya dengan baseline periode tertentu dengan kemajuan actual
proyek.
2. Diagram Cash Flow, diagram yang menunjukkan rencana aliran pengeluaran
dan pemasukan biaya selama proyek berlangsung. Diagram ini diharapkan
dapat mengendalikan keseluran biaya proyek secara detail sehingga tidak
mengganggu keseimbangan kas proyek.
3. Kurva Earned Value yang menyatakan nilai uang yang telah dikeluarkan pada
baseline tertentu sesuai dengan kemajuan actual proyek. Bila ada indikasi biaya
yang dikeluarkan melebihi rencana, maka biaya itu dikoreksi dengan
melakukan penjadwalan ulang dan meramalkan seberapa besar biaya yang
harus dikeluarkan sampai akhir proyek karena penyimpangan tersebut.
4. Balance Sheet yang menyatakan besarnya aktivitas dan pasiva keuangan
perusahaan selama periode satu tahun dengan keselurahan proyek yang telah
dikerjakan beserta aset-asetnya yang dimiliki perusahaan.
Keempat hal tersebut dibuat dalam laporan periodic dengan maksud agar dari
waktu ke waktu dapat dievaluasikan serta dikendalikan dan menjadi rujukan dalam
membuat keputusan terkait dengan tindakan koreksi bila terjadi penyimpangan
b. Mutu
Jaminan mutu (quality assurance) dapat diperoleh dengan melakukan proses
berdasarkan kriteria material atau kerja yang telah diterapkan hingga didapat standar
produk akhir, dapat pula dengan melakukan suatu proses prosedur kerja yang
berbentuk sistem mutu hingga didapat standar sistem mutu terhadap produk akhir.
Pengendalian tiap-tiap proses (quality control) dimaksudkan untuk menjamin mutu
material atau kerja yang diperoleh sesuai dengan sasaran dan tujuan yang
ditetapkan. Untuk mendapatkan standar kinerja mutu yang baik, dapat dilakukan
dengan mengadopsi beberapa sistem perencanaan dan pengendalian mutu seperti
diuraikan di bawah ini:
1. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 dengan menjalankan prosedur
sebagai bagian dari keseluruhan sistem untuk mendapatkan produk akhri yang
sesuai dengan yang direncanakan.
2. Pembuatan gambar kerja yang detail dan akurat, pembuatan spesifikasi umum
dan teknis terhadap pekerjaan dan material yang digunakan.
3. Pengendalian selama pelaksanaan proyek, jadwal pengririman material harus
tepat waktu, proses penyimpanan material ama dan terlindugi, selain itu
dibuatkan format standar prosedur operasinya mengikuti spesifikasi yang telah
ditetapkan dalam penggunaan materialnya.
4. Melengkapi pengendalian kinerja Mutu dapat dilakukan dengan membuat
prosedur dan instruksi kerja dari total quality control (Pengendalian Muru
Terpadu) dengan melakukan kegiatan perencanaan (Plan), pelaksanaan (do),
pemeriksaan (check), tindakan koreksi (corrective action).
c. Waktu
Standar kinerja waktu ditentukan dengan merujuk seluruh tahapan kegiatan
proyek berserta durasi dan penggunaan sumber daya. Dari semua informasi dan data
yang telah diperoleh, dilakukan proses penjadwalan sehingga aka nada output
berupa format-format laporan lengkap mengenai indicator progress waktu. sebagai
berikut:
1. Barchart, diagram batang yang secara sederhana dapat menunjukkan informasi
rencana jadwal proyek beserta durasinya, lalu dibandingkan dengan progres
actual sehingga diketahui apakah proyek terlambat atau tidak.
2. Network Planning, sebagai jaringan kerja berbagai kegiatan dapat
menunjukkan kegiatan-kegiatan kritis yang mebutuhkan pengawasan ketat
agar pelaksanaannya tidak terlambat.
3. Kurva S, yang berguna dalam pengendalian kinerja waktu. Hal ini ditunjukkan
dari bobot penyelesaian kumulatif masing-masing kegiatan dibandingkan
dengan keadaan aktual, sehingga apakah proyek terlambat atau tidak dapat
dikontrol dengan memberikan baseline pada periode tertentu.
pemakaian dapat direncanakan secara efektif dan efisien. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan adalah:
1. Medan Kerja, identifikasi ini untuk menentukan kondisi medan kerja dari
tingkat mudah, sedang, ataupun berat. Kapasitas peralatan yang digunakan
dapat disesuaikan dengan kondisi-kondisi tersebut.
2. Cuaca, identifikasi ini perlu dilakukan khususnya pada proyek dengan
keadaan lahan terbuka. Cuaca hujan cenderung menyulitkan pengendalian
peralatan, baik mobilisasinya maupun maneuver-manuver yang akan
dilakukan du lokasi setempat.
3. Mobilisasi peralatan ke lokasi proyek perlu direncanakan dengan detail,
khususnya untuk peralatan-peralatan berat. Akan ada kesulitan bila rute
perjalanan menuju proyek tidak didukung oleh keadaan jalan atau
jembatan kecil atau tidak memadai.
4. Komunikasi yang memadai antar operator peralatan dengan pengendali
pekerjaan harus terjalin baik, dengan peralatan komunikasi yang cukup
dan harus tersedia agar langkah-langkah pekerjaan yang dilakukan sesuai
rencana.
5. Fungsi peralatan harus sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan
untuk menghindari tingkat pemakaian yang tidak efektif dan efisien.
6. Kondisi peralatan harus layak pakai agar pekerjaan tidak ditunda karena
peralatan rusak. Bila perlu tenaga mekanikal peralatan harus disiapkan
guna mengatasi kerusakan-kerusakan alat.
c. Factor Pengadaan Materian
Menurut (Husen 2011:42) hamper sama halnya dengan pengelolaan
peralatan material harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar kebutuhannya
mencukupi pada waktu dan tempat yang diingikan. Untuk proyek manufaktur,
ketepatan waktu ataupun kesesuaian jumlah yang diinginkan sangat
memengaruhi jadwla lainnya. Oleh kerena itu, dikenal pula istilah Just in Time
dimana pemesanan, pengiriman serta ketersediaan material saat dilokasi
sesuai dengan jadwal yang direncanakan. Pada proyek konstruksi, istilah ini
mungkin lebih tepat digunakan pada pekerjaan beton dimana pengiriman
material dari batching plant ke proyek sering menemui kendala waktu. Mutu
BAB III
TINJAUAN PROYEK
Pada bab ini akan membahas tentang company profile dari CV. Dalung Djaya
Utama selaku kontraktor pelaksanaan dan pengawasan dari project pembangunan gedung
Kama Village Padang Galak. Kemudian lokasi project pembangunan gedung Kama
Village Padang Galak serta scoop pekerjaan pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan
di CV. Dalung Djaya Utama pada project project pembangunan gedung Kama Village
Padang Galak.
Adapun lingkup profesi CV. Dalung Djaya Utama sangat jelas yaitu melayani client
yang ingin dibantu dalam pelaksanaan/pengawasan bangunan.
Kama Village berlokasi di kawasan Padang Galak. Project ini berdiri di seluas lahan
21 are dengan suasana yang tenang dan nyaman. Kondisi tapak dari Kama Village
memiliki kontur yang datar dan jauh dari kebisingan, hal ini juga menambah kesan privat
yang ingin diciptakan pada villa tersebut. Berikut identitas project.
Gambar 3.3 Tampak Depan dan Samping Villa Two Bedroom Unit
Sumber : Dokumen Proyek
3.2.2 Latar Belakang Project
Pariwisata adalah daya tarik Pulau Bali, yang tentunya didukung oleh alam
yang sangat indah dan kebudayaan yang unik, sehingga banyak Investor dalam
maupun luar negeri yang menginvestasikan modalnya di pulau ini. Tetapi dalam hal
ini, kita tidak membicarakan investor maupun daya saing pariwisata, melainkan
daya beli masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam hal ini berupa
tempat tinggal, terhadap upaya investor dalam pengembangan lahan.
Kebutuhan akan hunian villa untuk saat ini, merupakan suatu yang urgent.
Hal ini tidak terlepas dari permasalahan jumlah penduduk yang terus meningkat
tetapi banyaknya wisatawan- wisataan baik lokal maupun wisatawan asing yang
datang berlibur ke Bali. Selain sebagai suatu kebutuhan pokok, villa juga
merupakan suatu bentuk investasi yang cukup efektif di masa kini, mulai dari
lahannya ataupun property yang akan dibangun di atasnya.
Villa adalah salah satu wujud investasi yang paling menguntungkan. Hal
tersebut dikarenakan villa sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia, dan dapat
dinikmati sebelum di jual kembali. Ditinjau dari sudut pandang ekonomi, untuk
kedepannya rumah tidak mungkin mengalami penurunan nilai jual , tetapi akan
terus bertambah seiring berjalannya waktu. Cepat dan pesatnya nilai jual pada
sebuah rumah ditentukan oleh lokasi dan aksesibilitas, dimana rumah tersebut di
bangun.
Proyek villa ini bernama Kama Village yang di Jalan Sekar Sari No. 7,
Padang Galak, Merupakan hunian villa yang terdapat 1 unit One Bedroom Villa, 2
Two Bedroom Villa dan sebuah Resident. Proyek ini di bangun dengan
menggunakan jasa Kontraktor CV. Dalung Djaya Utama. (Sumber: Wawancara
dengan Bapak I Kadek Adiawan sebagai pengawas (07-02-2018)). Selain itu hal
yang melatar belakangi adalah:
Site project Kama Village berada di kawasan Padang Galak, Denpasar, Bali
tepatnya 200 meter dari jalan utama yaitu jalan Padang Galak. Ini merupakan area
yang masih kosong dan belum difungsikan, area ini diapit oleh 3 villa pada sisi
bagian Utara, Barat, dan Timurnya, untuk masuk ke site sudah disediakan jalan
selebar 4 meter yang sudah dipaving pada area sekitar villa dan pada area depan
gang menuju villa belum di aspal.
Kondisi site yang merupakan lahan kosong yang berupa area subur dan
panas dan memiliki kontur tanah yang datar. Keadaan sekitar site sudah terdapat
beberapa bangunan warga, 3 villa, dan 1 asrama Budha.
Sumber : www.googleearth
BATAS
UTARA
BATAS
BARAT BATAS
TIMUR
BATAS
SELAT
AN
Sumber : www.googleearth
Gambar 3.7 Batas Bagian Utara Gambar 3.8 Batas Bagian Barat
B. Pekerjaan Arsitektural
- Pemasangan dinding batako lantai dasar
- Pemipaan lantai dasar
- Plesteran kasar dinding lantai dasar
- Plesteran halus dinding lantai dasar
- Acian dinding lantai dasar
- Pembuatan tangga
- Pemasangan dinding batako lantai atas
- Pemipaan lantai atas
- Plesteran kasar dinding lantai atas
- Plesteran halus dinding lantai atas
- Acian dinding lantai atas
- Pemasangan kusen lantai dasar
- Pemasangan kusen lantai atas
- Pemasangan plafond lantai dasar
Ruang lingkup pekerjaan tersebut di atas, dapat ditambah sesuai dengan
kesepakatan dari pihak kontraktor serta owner, berdasarkan kemampuan serta
keadaan yang mendukung dari pihak kontraktor selaku pelaksana proyek. Hal ini
tentunya didasarkan pada ide-ide serta masukan-masukan yang ada ketika proses
pengerjaan terkait khususnya pada pekerjaan arsitektural.
3.3.3 Program Ruang Proyek
Pada Proyek pembangunan villa One Bedroom dengan luas bangunan 230
m2 yang terletak di Jalan Sekar Sari No. 7, Padang Galak ini, terdapat 2 lantai yang
memiliki fungsinya masing-masing. Untuk lantai 1 difungsikan sebagai ruang
privat dan untuk lantai 2 juga digunakan sebagai ruang privat. Berikut merupakan
ruang – ruang yang terdapat dalam bangunan One Bedroom Unit antara lain:
- Meningkatkan efisiensi
- Mendukung penciptaan nilai tambah BUMN
- Mempercepat proses pengambilan keputusan
- Meningkatkan kemandirian, tanggung jawab dan profesionalisme
- Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri.
Suplier
Bahan dan material yang dipakai pada proyek ini berasal dari beberapa
supplier yang terdekat dengan proyek atau supplier yang telah menjadi langganan
kontraktor proyek ini. Berikut ini adalah tabel beberapa Supplier Bahan dan
Material untuk Proyek ini :
- Melakukan servis terhadap alat- alat mesin dan perbaikan pada alat-alat lainya
jika mengalami kerusakan.
Pengelolaan waktu kerja di lapangan untuk para pekerja adalah setiap hari,
mulai pukul 08.00 WITA sampai dengan pukul 17.00 WITA. Untuk waktu istirahat
siang mulai pukul 12.00 WITA sampai dengan 13.00 WITA. Pada Proyek ini
terdapat system lembur, yang dilakukan dari pukul 17.00 WITA sampai dengan
pukul 22.00 WITA. Untuk istirahat lembur di mulai dari pulul 18.00 WITA hingga
19.00 WITA .Upah lembur dihitung sama dengan 1 hari kerja normal. Untuk hari
libur, disesuaiakan dengan kondisi serta keadaan site dan juga hari libur yang
berkenaan dengan upacara keagamaan.
3.4.4 Rapat Koordinasi
Rapat koordinasi berfungsi sebagai kegiatan untuk mengevalusi
perkembangan pekerjaan baik berupa kemajuan pekerjaan maupun kendala-kendala
dilapangan. Rapat koordinasi pada proyek pembangunan rumah tinggal ini dapat
dibagi menjadi 2 jenis rapat, yaitu :
- Rapat Intern
Rapat intern dilakukan oleh intern pihak CV. Dalung Djaya Utama selaku
kontraktor. Umumnya, rapat ini bersifat informal, dapat diadakan langsung
pada lapangan.
- Rapat Ekstern
Pihak-pihak yang terlibat dalam rapat eksteren ini adalah CV. Dalung Djaya
Utama selaku kontraktor, Bapak Ben Subrata sebagai owner serta Bapak Wira
sebagai konsultas pengawas. Rapat ini dilaksanakan di kantor kontraktor pada
awal pengerjaan serta pada periode pertengahan serta nanti pada akhir
pengerjaan.
3.4.5 Fasilitas di Lapangan
Terdapat beberapa Fasilitas di lapangan pada pembangunan rumah tinggal
ini. Fasilitas tersebut berfungsi mendukung dan menunjang pembangunan proyek
ini. Berikut adalah beberapa fasilitas-fasilitas di lapangan yang ada selama proyek
ini berlangsung :
1. Bedeng
OWNER
BEN SUBRATA
PELAKSANA PROYEK
CV. DALUNG
DJAYA UTAMA
DIREKTUR
Md Gd Wiraguna
PROYEK MANAGER
AA Md Raka S
SITE MANAGER
I kd Adiawan
e. ME Coordinator
Adapun ME Coordinator dari proyek ini adalah Bapak Basri. Tugasnya
adalah mengkoordinasi instalasi mekanikal dan elektrikal. Baik pada site
maupun pada bangunan.
f. Estimator
Estimator mempunyai tugas menghitung volume-volume pekerjaan yang
akan maupun yang belum dikerjakan pada proyek ini. Selain itu Estimator
juga mempunyai tugas membuat gambar-gambar perbaikan struktur (jika
ada). Jabatan ini dipegang oleh Saudara Andi Trikusuma.
g. Surveyor
Jabatan ini dipegang oleh Saudara Agung Surya. Surveyor memiliki tugas:
- Membuat gambar kerja yang diperlukan dalam proyek.
- Bertanggung jawab atas data-data pengukuran di lapangan.
- Melakukan pengukuran sebelum dan sesudah pelaksanaan proyek.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab IV Pembahasan ini akan dijelaskan mengenai hasil pengamatan yang
dilakukan mahasiswa selama melaksanakan kerja praktek dalam kurun waktu ± 3 bulan.
Pembahasan pada bab ini mencakup aspek teknis dan aspek non teknis yang ada pada
pelaksanaan proyek Pembangunan Gedung Kama Village Padang Galak ini. Dengan
acuan yang digunakan adalah RKS, gambar kerja, dan melakukan wawancara.
b. Pos Jaga
Pos Jaga merupakan suatu tempat yang difungsikan sebagai tempat bagi
tamu melapor dan tempat untuk memudahkan mengawasi dan memeriksa
civitas dan kendaraan yang keluar masuk proyek. Hal ini dimaksudkan untuk
mengantisipasi adanya pencurian ataupun hal–hal yang tidak diinginkan di
proyek yang dapat menghambat pelaksanaan kerja pada Proyek Pembangunan
Gedung Kama Village Padang Galak. Pos jaga ini terletak didepan pintu masuk
areal villa. Pos Jaga ini diletakkan di dekat dengan pintu masuk yang bertujuan
agar memudahkan dalam mengawasi orang yang keluar masuk proyek dan
memudahkan untuk memeriksa jika ada tukang yang ingin keluar masuk proyek.
secara non-teknis, dalam hal ini kebutuhan para pekerja serta staff yang ada di
lapangan.
Air bersih pada proyek ini diambil dari keran PDAM yang terdapat di areal
dekat pura yang terletak di sisi timur site. Sementara untuk air minum, dapat
diperoleh dengan membelinya di tempat penjualan air isi ulang yang ada di
Jalan Padang Galak dalam bentuk galon.
Sementara untuk sambungan jaringan listrik, didapatkan melalui sambungan
PLN yang terinstalasi di salah satu rumah warga yang dekat dengan tapak, hal
ini tentunya sudah dikonfirmasi kepada pemilik rumah dangan syarat dan
ketentuan yang harus dipenuhi oleh kontraktor. Pengadaan listrik ini digunakan
untuk penerangan baik di dalam ruangan maupun di area proyek saat hari gelap
dan menjalankan peralatan kerja yang menggunakan tenaga listrik.
e. Bedeng Pekerja
Berada sekitar sekitar ± 4 meter dari proyek tepatnya diseberang proyek
Pembangunan Gedung Kama Village Padang Galak. Pemilihan lokasi tersebut
dikarenakan karena tidak adanya lahan yang mencukupi pada area lapangan
proyek untuk membangun bedeng dan dari pihak owner tidak mengijinkan
untuk tukang menginap di dalam proyek untuk menghindari hal – hal yang tidak
diinginkan. Bedeng Pekerja ini difungsikan sebagai tempat tinggal bagi tukang
selama proyek tersebut berlangsung.
serta staff berada di luar areal kerja sehingga tidak mengganggu proses
pengerjaan. Kendaraan-kendaraan ini masuk melalui pintu masuk utama
yang memiliki lebar sekitar 4 meter.
tahan cuaca seperti pipa, batako, besi dan kerikil, diletakkan di stockyard,
sedangkan untuk alat dan bahan yang butuh perlindungan khusus seperti
semen diletakkan di gudang material. Pada site telah disediakan juga ruang
kosong untuk sirkulasi, baik sirkulasi angkut material dengan kendaraan
maupun secara manual.
- Sirkulasi Vertikal
Karena proyek ini merupakan proyek villa bertingkat 2 (dua), maka untuk
pencapaian dari lantai bawah ke lantai atas menggunakan tangga darurat
dari balok kayu dan triplek, serta scaffolding.
4.2.2 Pengelolaan Waktu Pelaksanaan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, pihak pelaksana merencanakan program
kerja dan waktu pelaksanaan dengan membuat time schedule. Time schedule
merupakan rencana alokasi waktu untuk menyelesaikan masing-masing item
pekerjaan proyek yang secara keseluruhan adalah rentang waktu yang ditetapkan
untuk melaksanakan sebuah proyek (sumber :
http://bestananda.blogspot.co.id/2013/08/ diakses pada tanggal 30 April 2018).
Dalam proyek Pembangunan Gedung Kama Village Padang Galak, Time Schedule
yang digunakan yaitu dalam bentuk Kurva S. Kurva S merupakan satu bentuk
hubungan antara bobot dengan waktu pekerjaan proyek yang dapat dicapai dalam
pekerjaan proyek. Time schedule yang menggunakan kurva S ini dapat dijadikan
tolak ukur dalam memantau prestasi kerja di lapangan. Hal-hal yang mendasari
dalam pembuatan Time Schedule antara lain: tahap pelaksanaan proyek, jangka
waktu pelaksanaan proyek, tingkat kesulitan pekerjaan, kemampuan dan jumlah
tenaga kerja, kelengkapan dan kemampuan alat yang dimiliki, bahan-bahan
bangunan yang digunakan, volume pekerjaan, serta metode kerja yang diterapkan.
a. Pelaksanaan di Lapangan
Pengelolaan waktu proyek diatur didalam Time Schedule proyek. Time
Schedule proyek memuat tiap-tiap item pekerjaan yang harus diselesaikan
didalam alokasi waktu yang telah direncanakan dan persentasi dari tiap–tiap
item pekerjaan tersebut. Di dalam Time Schedule juga dapat dilihat dan
dikontrol kemajuan dari setiap pekerjaan yang pelaksanaannya mengacu
pada dokumen kontrak yang telah disepakati dengan owner. Time Schedule
berjalan mulai dari bulan Mei 2017 sampai dengan Mei 2018.
b. Pengawasan di Lapangan
Dalam hal pengawasan dilapangan yang meliputi progress dari pelaksanaan
pekerjaan, pihak pengawas sendiri menerima laporan mingguan yang dibuat
oleh pihak pelaksana berdasarkan hasil dari pekerjaan setiap minggunya
selama satu bulan. Hal itu dimaksudkan agar dari pihak pengawas dapat
mengetahui bagaimana progress dan prestasi kerja pada proyek. Seihingga,
di kantor staff dan juga kantor pengawas terdapat Time Schedule yang
ditempel di dinding yang dimana difungsikan untuk mengetahui progress
dari pekerjaan yang sudah, sedang, ataupun yang akan dikerjakan
selanjutnya.
4.2.3 Pengelolaan Administrasi
Pengelolaan administrasi penting dilaksanakan karena menyangkut
kelancaran pelaksanaan suatu proyek. Sehingga pada proyek, dibutuhkan suatu
dokumen atau berkas yang dimana sebagai panduan ataupun progress Pelaksanaan
di Lapangan.
Setiap hari dalam jangka waktu pelaksanaan proyek perlu dibuat suatu
laporan yang menerangkan kemajuan pekerjaan di lapangan. Laporan – laporan
selain tertulis juga biasanya langsung terlapor secara lisan ke kontraktor. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana progress pada proyek sehingga dapat
diketahui prestasi kerja pada proyek. Hal yang bisanya menjadi factor yang
mempengaruhi progress pada proyek yaitu faktor cuaca, tenaga kerja, bahan, alat,
sistem manajemen, atau keadaan diluar kemampuan pelaksana. Terdapat 3 jenis
laporan yang ada pada proyek antara lain :
1. Laporan Harian yaitu catatan yang memuat rencana dan aktual dari pekerjaan
di lapangan. Laporan harian ini dibuat oleh pihak pelaksana lapangan yang
berisi progress serta kendala yang terjadi di lapangan selama 1 haru kerja.
Laporan ini terdiri dari:
3. Laporan Bulanan, yaitu laporan progress pekerjaan yang disusun oleh bagian
administrasi dengan persetujuan Site Manajer dan Project Captain dengan
acuan perkembangan pelaksanaan pekerjaan setiap hari dan setiap minggu.
Laporan bulanan ini kemudian diserahkan kepada pemberi tugas/owner.
a. Pengawasan di Lapangan
Pengawasan administrasi yang dilakukan oleh pengawas adalah :
Memeriksa dan mengecek administrasi pemesanan bahan dan
penyediaan peralatan selama pelaksanaan pekerjaan di lapangan
Pengawasan terhadap proses adminidtrasi tagihan pembelian
bahan dari supplier
Pengawasan terhadap permohonan untuk memulai pekerjaan
Pengawasan terhadap permohonan untuk melanjutkan pekerjaan
sebagai penilaian mengenai item pekerjaan, apakah sesuai dengan
gambar kerja.
4.2.4 Pengelolaan Keuangan
a. Pengamatan di Lapangan
Dari hasil pengamatan di lapangan terdapat beberapa hal yang mempengaruhi
rencana anggaran pelaksanaan ( RAP ) tersebut. Berikut akan dijelaskan
beberapa item pekerjaan yang sangat mempengaruhi anggaran pelaksanaan
proyek :
Upah harian adalah upah yang diterima per harinya oleh pekerja. Upah
harian diberikan kepada tenaga kerja bangunan setiap dua minggu
sekali oleh pelaksana lewat mandor
Upah bulanan adalah upah yang diberikan per bulan kepada tenaga
kerja yang diberikan oleh direksi kantor/staff CV. Dalung Djaya
Utama.
Adalah tenaga kerja yang telah resmi diterima di CV. Dalung Djaya
Utama melalui proses dan jalur yang telah ditentukan, seperti seleksi,
training dll.
yang telah ditentukan. Berikut jenis-jenis alat yang digunakan dalam pelaksanaan
proyek Pembangunan Gedung Kama Village Padang Galak, yaitu :
a. Gerinda
Gerinda Merupakan alat yang digunakan untuk potong-memotong bahan
baku dalam waktu yang singkat, seperti kayu usuk, papan, besi dll. Berikut
terdapat jenis gerinda yang digunakan pada proyek Jumeirah Pecatu Beach
Resort Bali yaitu :
Gerinda Kayu
Alat ini mempunyai ukuran cukup besar dan tidak dapat dipindah
kemana-mana. Fungsinya khusus untuk untuk memotong kayu.
Gerinda Standar
Alat yang berukuran kecil yang dapat digenggam dengan satu tangan
dan memiliki mata yang berbentuk piringan baja yang berputar dengan
kecepatan yang dapat memotong benda-benda yang sangat keras.
Gerinda Besi
d. Scaffolding
Scaffolding adalah alat bantu proyek yang digunakan sebagai perancah
dalam pembuatan bekisting struktur.
Adapun pekerjaan teknis yang diamati sesuai dengan TSP selama masa Kerja
Praktek Pengawasan dan Pelaksanaan di proyek pembangunan Villa One Bedroom
dimulai tanggal 7 February 2018 sampai dengan 7 Mei 2018 (SK Kerja Praktek) ini terdiri
dari 2 (dua) kelompok besar, yaitu pekerjaan struktur dan pekerjaan arsitektural sesuai
dengan keadaan lapangan yang kami gunakan sebagai tempat kerja praktek. Pekerjaan-
pekerjaan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
2. Mencari Titik air Sesuai dengan fungsi dari instalasi air yang
dipasang.
3. Membua saluran Air Bersih, Air Kotor, dan Air Hujan agar
tersembunyi dan tidak terlihat tetapi mudah diakses.
Tugas utama dari pengawas lapangan adalah bertanggung jawab penuh terhadap
proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang dikerjakan oleh kontraktor. Pengawas
harus memastikan bahwa pekerjaan sesuai dengan pedoman pelaksanaan proyek seperti
RKS, RAB, TSP dan gambar kerja yang telah ditetapkan sebelumnya, serta menjamin
pihak owner bahwa hasil pekerjaan berupa bangunan fisik benar-benar sesuai dengan
yang diharapkan oleh owner. Pada pengawas Kama Village Padang Galak terdapat 4
bagian atau divisi yang mempunyai tugas yang berbeda – beda. Berikut merupakan 4
bagian atau divisi :
Fungsi dari Project Manager adalah menjadi leader ( general ) untuk divisi
dibawahnya, segala bentuk perintah dari divisi dibawahnya harus sepengetahuan
Project Manager. Bisa dikatakan project manager sebagai head manager.
Site Manager sendiri bertugas sebagian besar kegiatan pelaksanan yang ada di
lapangan. Hal – hal yang menjadi tugas dari Site Manager yaitu seperti membuat
ijin kerja suatu pekerjaan seperti pengecoran, dan sebagaiannya.
M.E.P bertugas menggunakan sistem all in. Dimana sistem ini menjelaskan bahwa
pihak M.E.P terlibat langsung di bagian gambar kerja ( drawing ) adan juga di
pelaksanaan yang ada di lapangan.
Teknis dan Teknis yang ada pada proyek Pembangunan Gedung Kama Village Padang
Galak :
Solusi :
Perlu adanya pengawasan yang lebih baik agar tidak terjadi hal
seperti itu lagi. Dikemudian harus selalu ada koordinasi dari pihak
B. Permasalahan Material
Permasalahan :
Penyebab :
- Koordinasi antara pekerja dengan site manager kurang
- Pengawas kurang tegas mengingatkan akan perihal material ini
- Supplier mengalami kendala
Akibat :
- Pekerjaan sering tertunda karena material tidak ada
- Tentunya progress pengerjaan juga terhambat
Solusi :
C. Permasalahan Alat
Permasalahan :
Yang menjadi masalah adalah kualitas dan kuantitas alat yang
digunakan kurang baik.
Penyebab :
Alat-alat ini merupakan milik kontraktor, dimana pihak kontraktor
juga memiliki proyek lain yang membutuhkan peralatan tersebut,
sehingga jumlahnya menjadi lebih sedikit tergantung dari besar
helm dan sepatu proyek untuk melindungi para tenaga kerja dari hal–
hal yang tidak diinginkan.
Penyebab :
Akibat :
Terlihat pada gambar diatas para pekerja tidak menyadari akan
pentingnya menggunakan peralatan–peralatan keselematan yang
aman.
Solusi :
Solusi yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan sosialisasi
kepada tenaga kerja akan pentingnya menggunakan alat
keselamatan, teguran lisan kepada tenaga kerja yang tidak mau
menggunakan alat–alat keselamatan.
4.5.2 Permasalahan Pekerjaan Teknis
Dalam pengamatan yang dilakukan oleh mahasiswa selama 3 bulan ini
dalam hal pengerjaan teknis terdapat beberapa masalah yang terjadi di lapangan.
Masalah–masalah tersebut antara lain :
Pekerjaan Struktural
A. Permukaan Kolom yang Rusak
Kolom yang baik adalah kolom yang permukaannya halus dan tidak
terjadi pengroposan. Selain itu, hal yang berpengaruh lainnya adalah
penngerjaan bekisting yang kurang baik. Pada pengerjaan di lapangan
sering kali ditemukan pengerjaan bekisting yang kurang baik
dikarenakan bahan material dari bekisting yang kurang bagus sehingga
berpengaruh pada saat pengecoran. Sehingga menghasilkan kolom
yang kurang baik. Solusi untuk permasalahan tersebut yaitu dengan
menggunakan material yang memiliki kualitas baik dan tidak
menggunakan material yang bersifat daur ulang ( sudah pernah dipakai
dipergunakan kembali ) terutama pada bagian plywood.
B. Fish Pond
Pada pekerjaan penggalian fish pond yang sudah selesai dan akan
dilanjutkan untuk pekerjaan bekesting terhambat karena perubahan
yang diinginkan oleh owner. Penambahan kedalaman fish pond yang
B. Pekerjaan Plesteran
Kurang rapinya yang dilakukan tukang pada saat selesai melakukan
pekerjan plesteran, menyebabkan banyak spesi yang terbuang dan tidak
mau digunakan lagi. Sifat tukang yang tidak mau menggunakan barang
sisa dan hanya mau menggunakan barang yang baru membuat borosnya
penggunaan material pada saat melakukan pekerjaan plesteran ini.
Adapula kesalahan pada saat pekerjaan plesteran dimana pengawas I
Kadek Adiwan sudah mengingatkan untuk memberi penebalan pada
bagian office villa dikarenakan dindingnya sedikit miring. Tetapi
kurangnya ketelitian tukang membuat tembok tersebut masih terlihat
miring. Solusi untuk kedua masalah tersebut yaitu dengan memberi
tahu/menegur tukang tersebut agar menjaga kerapian baik sebelum
melakukan pekerjaan maupun sesudah melakukan pekerjaan dan
memberi peringatan kepada kepala tukang dengan menginstruksikan
mengulang pekerjaan plesteran pada dinding yang terlihat miring
tersebut dengan ketebalan yang ditentukan tanpa membuat pekerjaan
pada bagian unit lainnya mengalami kemunduran (seharusnya
pekerjaan tersebut sudah selesai).
C. Pekerjaan Kusen
Keinginan dari owner untuk menggunakan bahan pengunci pintu yang
lumayan mahal agar mendapatkan keselamatan yang baik. Dalam hal
ini harus menunggu bahan pengunci tersebut karena harus diorderkan
dan dibuatkan terlebih dahulu. Dan oleh sebab itu, pekerjaan
pemasangan dan finishing kusen pintu mengalami kemunduran dari
time schedule yang sudah ditentukan karena harus menunggu kunci
yang diorder terlebih dahulu selesai. Solusi untuk permasalahan
tersebut yaitu dengan melalukan pekerjaan lainnya agar time schedule
tidak sangat jauh mengalami kemunduran progres kerja.
D. Pekerjaan Pemasangan Lantai Keramik
Pada saat pemasangan keramik terjadi permasalahan karena
pemasangan keramik tersebut bergelombang/tidak rata. Hal ini akan
merugikan kontraktor jika owner melihat itu dan akan memberikan
BAB V
PENUTUP
Bab V ini berisi mengenai kesimpulan dari penyusunan laporan Kerja Praktek
Pelaksanaan dan Pengawasan pada Proyek Pembangunan Gedung Kama Village Padang
Galak. Dari kesimpulan ini akan menghasilkan saran yang nantinya akan berguna demi
kemajuan bersama.
5.1 Kesimpulan
Dalam setiap proyek pembangunan suatu bangunan pastilah menemukan berbagai
permasalah baik yang berskala kecil maupun besar. Permasalahan yang tersebut biasanya
berasal dari berbagai faktor. Dalam kerja praktek pelaksanaan dan pengawasan yang
dilaksanakan di proyek Pembangunan Gedung Kama Village Padang Galak ini memiliki
beberapa permasalahan yang dapat mempengaruhi kelancaran proyek. Namun pada setiap
kendala pasti akan ada titik terang atau jalan pemecahannya. Pemecahan ini dapat berupa
hasil diskusi–diskusi baik secara formal (rapat) ataupun informal (personal) yang
dilakukan antara pengawas dengan pelaksanan atau sebaliknya. Selain itu, pengalaman–
pengalaman yang dimiliki oleh kontraktor utama yaitu CV. Dalung Djaya Utama sangat
membantu dalam menemukan pemecahan atau solusi. Dalam kerja praktek pelaksanaan
dan pengawasan ini juga diamati mengenai kemampuan dari kontraktor dalam
memanagement waktunya dalam memenuhi target yang ingin dicapai oleh proyek ini.
Beberapa kesimpulan yang didapatkan oleh mahasiswa pada saat menjalani kerja
praktek pelaksanaan dan pengawasan ini berupa kesimpulan yang bersifat non teknis dan
teknis. Adapun pemaparannya adalah sebagai berikut :
5.1.1 Kesimpulan Non Teknis
dari pekerjaan tersebut. Di dalam time schedule juga dapat dilihat dan
dikontrol kemajuan dari setiap pekerjaan yang pelaksanaannya mengacu
pada dokumen kontrak yang telah disepakati dengan owner.
b. Pengelolaan Administrasi
e. Pengelolaan bahan/material
Bahan atau material pada proyek dikelola oleh bagian logistik dari
proyek tersebut. Bagian logistik akan turun langsung untuk mengecek
persedian bahan atau material yang ada di gudang. Logistik akan
memperkiraan kapan bahan tersebut akan habis.
Untuk proses pemesanan bahan dilakukan oleh bagian logistik dengan
menulis Surat Permintaan Material (SPM) yang akan disetujui oleh Project
Manager. Setelah disetujui, SPM tersebut akan dikirim kepada pihak kantor
dalam hal ini CV. Dalung Djaya Utama. Nantinya, dari pihak kantor akan
mencarikan supplier dari bahan atau material yang akan dipesan untuk
dilakukan Pre-Order (PO). Ketika bahan atau material yang telah dipesan
tiba, akan langsung di cek oleh bagian logistik mengenai jenis serta mutu
dari bahan itu sendiri apa sudah sesuai dengan yang telah dipesan.
Sementara untuk proses pengeluaran material dari gudang, pihak
mandor akan menulis Bon Material terlebih dahulu yang nantinya harus
disetujui oleh pelaksana terkait. Kemudian diserahkan kepada bagian
logistik dan barulah material di gudang bisa dikeluarkan. Bon Material juga
digunakan sebagai arsip oleh bagian logistik untuk nantinya dibuatkan
laporan.
5.1.2 Kesimpulan Teknis
Acuan teknis yang terdapat dalam RKS sudah dijalankan dengan baik,
sehingga koordinasi antara pekerja dengan pelaksana maupun sebaliknya
dapat terorganisasi dengan baik.
Pengawasan bahan material pada proyek ini sudah baik walaupun masih
sering ditemukan bahan material yang datang terlambat. Namun secara
keselurahan pemesanan dan pengiriman barang material berjalan secara
baik. Penempatan dan penyimpanan bahan material pada proyek juga baik,
dimana material disimpan dengan baik pada gudang – gudang sesuai jenis
bahan material.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk Pelaksana
Meningkatkan koordinasi antara pelaksana dengan tenaga kerja di lapangan
sehingga dapat terciptanya komunikasi yang baik sehingga dapat
menunjang kinerja pelaksanaan pekerjaan di lapangan .
Adanya koordinasi yang cepat antara pihak pelaksana dengan pihak lainnya
yang terlibat bila terjadi pekerjaan teknis contohnya adanya perubahan
gambar kerja dan pemesanan bahan material karena dapat mempengaruhi
pekerjaan yang lainnya dan pastinya akan mempengaruhi time schedule.
Untuk kesimpulan pada tenaga kerja, pihak pelaksana dari pihak kontraktor
di proyek ini sangat memperhatikan keselamatan kerja, mulai dari hal-hal
terkecil seperti penyediaan kotak P3K sampai peneguran kepada pekerja
yang tidak menggunakan peralatan K3 seperti helm proyek dan sepatu
proyek. Tidak hanya tenaga kerja, para Staff CV. Dalung Djaya Utama
harus bisa menjadi contoh yang baik bagi tenaga kerja sehingga dapat
mengurangi kecelakaan yang ada pada proyek.
Permasalahan dalam pengerjaan teknis seperti kolom yang mengalami
keropos yang mana dipengaruhi oleh bahan material yang memiliki kualitas
yang kurang baik. Sehingga kedepannya diharapkan dapat menggunakan
bahan material yang lebih baik sehingga dapat menghasilkan beton yang
baik.
Perlu adanya kegiatan pengawasan yang lebih pada setiap item pekerjaan
dan pekerjaan dapat berjalan lancar dan optimal sesuai dengan yang
direncanakan
DAFTAR PUSTAKA
Mukomoko, J.A. 1994. Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan. Jakarta. Gaya Media
Pratama
Widiasanti, Irika dan Lenggogeni. 2013. Manajemen Kontruksi. Jakarta. PT. Remaja
Rosdakarya
Gray, Clive. 1993. Evaluasi Proyek Edisi II. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Kerzner.
Anggota IKAPI. 2003.Buku Referensi Untuk Kontraktor Bangunan Gedung dan Sipil.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Harold. 2009. Project Management. Canada : John Wiley and Sons, Inc.
XI PEKERJAAN ELKTRICAL
1 Pasang instalasi titik lampu dan pitingan ttk 38,00 275.000,00 10.450.000,00
2 Pasang instalasi stop kontak ttk 24,00 250.000,00 6.000.000,00
3 Pasang instalasi stop kontak antana TV ttk 6,00 250.000,00 1.500.000,00
4 Pasang box MCB + MCB 4 group pc 6,00 350.000,00 2.100.000,00
5 Pasang instalasi stop kontak AC ttk 6,00 225.000,00 1.350.000,00
6 Pasang penangkal petir pc 1,00 3.750.000,00 3.750.000,00
7 Pasang kabel power m1 177,00 17.500,00 3.097.500,00
8 Pasang kabel angslet pc 1,00 1.250.000,00 1.250.000,00
9 Pasang arde pc 1,00 750.000,00 750.000,00
TOTAL ELEKTRICAL 30.247.500,00
NO URAIAN PEKERJAAN BOBOT(%) MEI 2017 JUNI 2017 JULI 2017 AGUSTUS 2017 SEPTEMBER 2017 OKTOBER 2017 NOVEMBER 2017 DESEMBER 2017 JANUARI 2018 FEBRUARI 2018 MARET 2018 APRIL 2018 MEI 2018 KETERANGAN
20 - 26 27 - 02 03 - 09 10 - 16 17 - 23 24 - 30 01 - 07 08 - 14 15 - 21 22 - 28 29 - 04 05 - 11 12 - 18 19 - 25 26 - 02 03 - 09 10 - 16 17 - 23 24 - 30 31 - 06 07 - 13 14 - 20 21 - 27 28 - 03 04 - 10 11 - 17 18 - 24 25 - 01 02 - 08 09 - 15 16 - 22 23 - 29 30 - 05 06 - 12 13 - 19 20 - 26 27 - 03 04 - 10 11 - 17 18 - 24 25 - 31 01 - 07 08 - 14 15 - 21 22 - 28 29 - 04 05 - 11 12 - 18 19 - 25 26 - 04 05 - 11 12 - 18 19 - 20
100
I PEKERJAAN PERSIAPAN 1.998 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.011
A PEKERJAAN STRUKTUR
3 Lantai 1 (satu) 2.339 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334
B PEKERJAAN ARSITEKTUR
1 Ground 7.383 0.369 0.369 0.369 0.369 0.369 0.369 0.369 0.369 0.369 0.369 0.369 0.369 0.369 0.369 0.369 0.369 0.369 0.369 0.369 0.369
2 Lantai 1 (satu) 4.341 0.362 0.362 0.362 0.362 0.362 0.362 0.362 0.362 0.362 0.362 0.362 0.362
80
A PEKERJAAN STRUKTUR
2 Ground 2.208 0.245 0.245 0.245 0.245 0.245 0.245 0.245 0.245 0.245
3 Lantai 1 (satu) 2.590 0.216 0.216 0.216 0.216 0.216 0.216 0.216 0.216 0.216 0.216 0.216 0.216
5 Atap Baja 2.766 0.277 0.277 0.277 0.277 0.277 0.277 0.277 0.277 0.277 0.277
70
B PEKERJAAN ARSITEKTUR
1 Ground 7.898 0.376 0.376 0.376 0.376 0.376 0.376 0.376 0.376 0.376 0.376 0.376 0.376 0.376 0.376 0.376 0.376 0.376 0.376 0.376 0.376 0.376
2 Lantai 1 (satu) 8.319 0.416 0.416 0.416 0.416 0.416 0.416 0.416 0.416 0.416 0.416 0.416 0.416 0.416 0.416 0.416 0.416 0.416 0.416 0.416 0.416
3 Atap 2.033 0.254 0.254 0.254 0.254 0.254 0.254 0.254 0.254
IV RESIDENCE TYPE
60
A PEKERJAAN STRUKTUR
1 Pondasi 3.009 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334 0.334
2 Ground 3.234 0.270 0.270 0.270 0.270 0.270 0.270 0.270 0.270 0.270 0.270 0.270 0.270
3 Lantai 1 (satu) 3.800 0.271 0.271 0.271 0.271 0.271 0.271 0.271 0.271 0.271 0.271 0.271 0.271 0.271 0.271
5 Atap Baja 1.584 0.226 0.226 0.226 0.226 0.226 0.226 0.226
6 Kolam Renang 1.415 0.177 0.177 0.177 0.177 0.177 0.177 0.177 0.177
50
B PEKERJAAN ARSITEKTUR
1 Ground 7.157 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325
2 Lantai 1 (satu) 6.722 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320 0.320
3 Atap 2.000 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250
5 Kolam Renang 2.506 0.209 0.209 0.209 0.209 0.209 0.209 0.209 0.209 0.209 0.209 0.209 0.209 40
6 External
A PEKERJAAN STRUKTUR
30
1 Pondasi 1.021 0.204 0.204 0.204 0.204 0.204
3 Kolam Renang dan Ponds 2.215 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316 0.316
B PEKERJAAN ARSITEKTUR
3 Kolam Renang 1.580 0.176 0.176 0.176 0.176 0.176 0.176 0.176 0.176 0.176
20
VI OFFICE
A PEKERJAAN STRUKTUR
1 Pondasi 0.332 0.066 0.066 0.066 0.066 0.066
B PEKERJAAN ARSITEKTUR
A PEKERJAAN STRUKTUR
1 Pondasi 0.564 0.113 0.113 0.113 0.113 0.113
B PEKERJAAN ARSITEKTUR
1 Ground 2.069 0.259 0.259 0.259 0.259 0.259 0.259 0.259 0.259
0
TOTAL 100.00
RENCANA 0.373 0.373 0.373 0.972 0.972 1.540 1.717 2.054 2.059 1.970 2.295 2.206 2.676 2.676 3.536 2.932 2.913 2.977 3.399 3.127 2.875 2.585 2.380 2.949 2.483 2.483 2.483 2.483 2.207 2.475 2.499 2.592 2.333 2.013 1.780 1.693 1.693 1.491 2.122 1.982 1.774 1.896 1.971 1.446 1.242 1.071 0.835 0.835 0.682 0.472 0.472 0.297 0.270
KOMULATIF RENCANA 0.373 0.745 1.118 2.089 3.061 4.601 6.319 8.373 10.431 12.401 14.696 16.902 19.578 22.254 25.790 28.722 31.635 34.612 38.011 41.138 44.013 46.598 48.978 51.927 54.410 56.893 59.376 61.860 64.066 66.541 69.039 71.632 73.965 75.978 77.757 79.450 81.143 82.634 84.756 86.738 88.512 90.408 92.379 93.824 95.066 96.137 96.972 97.807 98.489 98.961 99.434 99.730 100.000
REALISASI
KOMULATIF REALISASI
1375 2000
750
OUTDOOR SHOWER
4300
2300
FLOOR FINISH
300X300 MM
3000
4500
4500
TERRACOTTA TILES
900
750
500
4425
17606
17166
DN
500
DN
1200
2500
FLOOR FINISH
CEMENT TILES
200X200 MM
FLOOR FINISH
200X200 MM
CERAMIC TILES
FLOOR FINISH
FLOOR FINISH
CEMENT TILES
CEMENT TILES
200X200 MM
200X200 MM
5000
5000
1800
FLOOR FINISH
200X200 MM
CERAMIC TILES
2500
4300
4200 6600 4200
2500
1545 1110 1545 1150 1300 4150 1545 1110 1545
1350 435
150
350 1000 200
150 950 150 450 500 450 450 400 450 75 1000 75 600 300 650 150 1300 150 650 350 150 450 500 450 150 950 150200
2600 1000 150
350 1450 1750
W
1100
950 5000 950 1350 6000 5000 6400 5000
S
E
200 75 75
305
1300
170
6500
1275
6900 23750
37541 4650 1850
260 320
200X200 MM 505
200X200 MM CEMENT TILES
200X200 MM 'WONO SARI' TILE FLOOR FINISH 330
'WONO SARI' TILE FLOOR FINISH 1000 500 2000 1820 1425 425
FLOOR FINISH 1450
200X200 MM
CEMENT TILES
1850
1850
FLOOR FINISH
DN
200X200 MM
1200
200X200 MM
CEMENT TILES
FLOOR FINISH 200X200 MM
CEMENT TILES
FLOOR FINISH
6500
2500
200X200 MM
CEMENT TILES
FLOOR FINISH
4650
4650
FLOOR FINISH
600X600 MM
4375
4300
130 100
1000 1300 635 1100 635 1300 300150
600
200X200 MM
CEMENT TILES
FLOOR FINISH
850
775
52148
1300 500
1000
150
FLOOR FINISH
CEMENT TILES
200X200 MM
800
52148
53002
1975
FLOOR FINISH
CEMENT TILES
200X200 MM
3700
53002
425
3850 600
775
8900
350 150
200
80
1000
100
150
1445
FLOOR FINISH
200X200 MM
1545
330 170
75
200
800 800
150
75
100
950
1000
1110
4200
4200
FLOOR FINISH
CEMENT TILES
200X200 MM
150
200
580
CEMENT TILES
200X200 MM
FLOOR FINISH
170
1445
940
1545
20
200270 200
26400
940
1545
580 170
200 150
FLOOR FINISH
CEMENT TILES
200X200 MM
34547
950
FLOOR FINISH
CEMENT TILES
200X200 MM
1110
4200
4200
1600
800 800
150
200
35837
330
100 150 170
1000
1545
FLOOR FINISH
200X200 MM
'WONO SARI' TILE
200 150
350
8900
775
425
1350
1975
FLOOR FINISH
CEMENT TILES
200X200 MM
3700
3150
2000
4700
4700
FLOOR FINISH
CEMENT TILES
200X200 MM
850
1350
FLOOR FINISH
1000
775
CEMENT TILES
200X200 MM
1300 500
FLOOR FINISH
4300
CEMENT TILES
4375
FLOOR FINISH
600X600 MM
200X200 MM
WITH MOTIF TILES
CONCRETE PAVED
4650
4650
2500
FLOOR FINISH
CEMENT TILES
FLOOR FINISH 200X200 MM
CEMENT TILES
200X200 MM
6500
FLOOR FINISH
CEMENT TILES 3000
200X200 MM
DN
1200
FLOOR FINISH
CEMENT TILES
200X200 MM
FLOOR FINISH
'WONO SARI' TILE FLOOR FINISH
200X200 MM 'WONO SARI' TILE FLOOR FINISH
200X200 MM CEMENT TILES
1850
1850
200X200 MM
260 320
170
75 75
305
1275
350 1000 950 450 500 450 450 400 450 1000 600 300 650 1300 650 350 450 500 450 950 1000 350
150 150200 150 75 75 150 150 150 150 150
200 150
435
1545 1110 1545 1150 1300 4150 1545 1110 1545
4200 6600 4200
39418
W
39418
N
S
E
53002
53002
17166 N
2800 4075
4425
1200
500 1400
5000
3100
1000
240
1545 1110 1545 1545 1110 1545
240
W
1595 1110 1355 425 425 1355 1110 1595
S
2502
1611
150 100 100 150
150 150 125 125 150 150
350 150 150 150 150 150 150 350
205170
205170
1450 75 950 1210 240 300 900 725 2050 1400 950 1340 1340 950 1400 2050 725 900 300 240 1210 950 75 1450
170
170
170
75 75
170
170
260 320 170
505
260 320
580
580
580
580
75
75
300
300
N
200
6500
E 200X200 MM 200X200 MM
200X200 MM 200X200 MM CEMENT TILES CEMENT TILES
800
800
CEMENT TILES 'WONO SARI' TILE
1850
W 200X200 MM FLOOR FINISH FLOOR FINISH 200X200 MM 200X200 MM
FLOOR FINISH
1850
FLOOR FINISH 'WONO SARI' TILE 'WONO SARI' TILE 'WONO SARI' TILE
1600
1600
1600
1600
1600
1600
S FLOOR FINISH FLOOR FINISH FLOOR FINISH
200X200 MM 200X200 MM
CEMENT TILES CEMENT TILES
800
800
800
FLOOR FINISH FLOOR FINISH
200 200 200
100
200
4000
200 600
600
1375 1000 1375 20
1445 1000 1445
80
1375 1000 1375
6500
200 200
5000
4150
4650
200X200 MM 200X200 MM
3850
3850
CEMENT TILES CEMENT TILES
FLOOR FINISH FLOOR FINISH
200X200 MM
CEMENT TILES
FLOOR FINISH
500
150
150
600
1300
200X200 MM
3200
3200
200X200 MM CEMENT TILES
12000
CEMENT TILES FLOOR FINISH DN DN
FLOOR FINISH
25X100 MM
775 3150 775 775 3150 775
'ULIN' WOOD
FLOOR FINISH
25X100 MM
'ULIN' WOOD
200X200 MM
'WONO SARI' TILE 4300 4700 4200 4200 4700 4300
FLOOR FINISH FLOOR FINISH
75
8900 8900 75
150 200
26400
6400
200 150
300 1600 600 3850 3850 600 1600 300
1545
1400
1400
1525
1525
200X200 MM
'WONO SARI' TILE 205170 205170
200X200 MM
200X200 MM
CEMENT TILES
CEMENT TILES
FLOOR FINISH
FLOOR FINISH
FLOOR FINISH 170 170
3200
3200
3250
3250
260 320
75
75
150
260 320
150
200X200 MM
CEMENT TILES 200X200 MM
200X200 MM
200X200 MM
CEMENT TILES
CEMENT TILES
FLOOR FINISH
FLOOR FINISH
75
75
4200
4200
4200
1110
FLOOR FINISH CEMENT TILES
FLOOR FINISH
1000
1000
950
950
600
150
150
23750
170 580 580 170
37245
200X200 MM
200X200 MM
FLOOR FINISH
FLOOR FINISH
1525
1525
1400
1400
950
950
37541 350 150
150
37245
350
200X200 MM
CEMENT TILES
2000
2000
FLOOR FINISH
12000
5000
5000
200X200 MM
200X200 MM
CEMENT TILES
CEMENT TILES
FLOOR FINISH
FLOOR FINISH
850
850
6000
4150
2900
2900
25X100 MM
39418
'ULIN' WOOD
30850
FLOOR FINISH
2600
4300
6600
4300
6600
2600
6600
39418
200X200 MM
200X200 MM
4500 2025
CEMENT TILES
CEMENT TILES
FLOOR FINISH
FLOOR FINISH
1200 1200
900
75900
1100
75
200X200 MM
1300
CEMENT TILES
1000
FLOOR FINISH 1000
850
850
100 100
450
75
450
2000
2000
75
450
450
1150
400 300
150300 400
4900
4000
6000
3800
6000
150
950
950
'WONO SARI' TILE
200X200 MM
FLOOR FINISH
FLOOR FINISH
1545
1400
1400
1525
7350
1525
200X200 MM
200X200 MM
FLOOR FINISH
FLOOR FINISH
CEMENT TILES
CEMENT TILES
170 170
580 580
150
150
UP
4200
4200
4200
1110
200X200 MM
1000
CEMENT TILES
1000
950
950
FLOOR FINISH
3250
3250
200X200 MM
200X200 MM
CEMENT TILES
CEMENT TILES
FLOOR FINISH
FLOOR FINISH
75
75
1100
1100
150
150
75
1545
1525
1525
1400
1400
2250
2350
2225
3000
200X200 MM
200 1350
1350
200X200 MM
200X200 MM
200
150
CEMENT TILES 300 1600 600 3850 150 3850 600 50
150 1600 300
CEMENT TILES FLOOR FINISH
150
50 150
75
4500
75
FLOOR FINISH
3000
400
1000 1000 2000 1000
DN
DN
650
700
650
150
550 150
2000
2000
2250
505 425 1850 3725 1300 500 250 675 1300 500 3725 425 1850 505
550
150
1500
1500
1650 6500 6500 1650
800
800
4650 1850
3000
3000
1850 4650
150
150
5400
UP
400X400 MM
GRANITE TILES 1000 150
1650 1650 600 1650 1175
2300
250 250
FLOOR FINISH
1275 2900 3425
6900
3400
3400
10000
4000
1500
1500
2500
700 950
1500
1500
3000
2050
1350
1510
2499
5200
963 3500 963 4500 1000
1375 1200 5500
463500 1000 3000 1000
2575 4500 500463 4425 6000
5700 800
4500 4425 5000
16125
17606 17500
34547
52148
52148
5000
3200
3200
5000
7350
ENTRANCE
7000 GATE
525
525 1475
138
UP
GUTTER FOR RAIN DRAINAGE
(UNDER TIMBER DECK)
ARTWORK
DN FEATURE DN
585
1475
UTILITY SHAFT
(TO M.E.)
469
350 3750
UP
UP
UTILITY SHAFT
(TO M.E.)
1000
UP
500
UTILITY SHAFT
3175
(TO M.E.)
1000
500
800
800
DN
300
150
75
988
500
1400
600
UP
1100
MINIBAR
BOOK SHELVES
WITH 10 MM CLEAR GLASS
PARTITION BEHIND
DN
SKY LIGHT
POSITION
SHAFT
(TO M.E.)
DN
SHAFT
(TO M.E.)
525
525 1475
138
UP
GUTTER FOR RAIN DRAINAGE
(UNDER TIMBER DECK)
ARTWORK
DN FEATURE DN
585
1475
UTILITY SHAFT
(TO M.E.)
1:100
DENAH LT 1
469
350 3750
UP
UP
UTILITY SHAFT
(TO M.E.)
1000
UP
500
UTILITY SHAFT
3175
(TO M.E.)
1000
500
800
800
300
DN
150
75
988
500
1400
600
UP
1100
SHAFT
(TO M.E.)
1:100
DENAH LT 2
MINIBAR
BOOK SHELVES
WITH 10 MM CLEAR GLASS
PARTITION BEHIND
DN
SKY LIGHT
POSITION
SHAFT
(TO M.E.)
DN
SHAFT
(TO M.E.)
HARDWOOD RAILING
HARDWOOD RAILING
ENTRANCE GATE
TIMBER PANEL
GYPSUM CEILING FINISH SWINGING
GYPSUM CEILING FINISH DOOR (TO DETAIL)
120X120 MM
600 SPECIAL STYLE
TIMBER POST
(TO DETAIL)
'WONO SARI'
1100 STONE BASE
POTONGAN A-A
1:100
50X110 MM TIMBER RIDGE
400
ART DECO STYLE FIXED & SLIDING CLEAR GLASS DOOR
'BINGKIRAI' WOOD
(SPECIAL SHAPE) 18X140 MM FASCIA BOARD
ROUGH PLASTER (SEE DOORS & WINDOWS DETAIL) WITH 25X50 MM METAL
PAINT FINISH CORE SUPPORT INSIDE
BOUNDARY (TO DETAIL)
50X300X600 MM 'WONO SARI' STONES EDGING & BORDER
WALL COPPING 250X250 MM SPECIAL STYLE BALINESE STYLE
R.C. POST (TO DETAIL)
25X100 MM 'ULIN' WOOD FLOOR FINISH MASONRY WALL
350X350 MM 200 MM HIGH
WITH DECORATIVE HOLE
'WONO SARI' STONES BASE (MATERIAL :
MASONRY WALL
1770
CLADDING (TO DETAIL) 'WONO SARI' STONES)
WITH STONES
ART PANEL BOUNDARY WALL
(TO DETAIL) ARTWORK FEATURE (TO SPEC.)
380
120 MM THICKNESS SLAB FLOORING,
R.C. 'T' BEAM, R.C. COLUMN
100X100 MM 'KUDA LAUT MAS' (TO STRUCTURE DWG)
POOL WALL & FLOOR FINISH 50 MM
200X200 MM CEMENT TILES THICKNESS
FLOOR FINISH GALVANIZE
GUTTER FOR STAIR
MORTAR CEMENT (WATER PROOFED) RAIN DRAINAGE ACCESS
R.C. BEAM (TO STRUCTURE DESIGN)
(UNDER TIMBER DECK) 120 MM THICKNESS
100 MM THICKNESS SLAB FLOORING WATER PROOFED
CONCRETE SLAB FLOOR (CHECK TO STRUCTURE) \MASONRY WALL
STONES FOUNDATION 80X300X600 MM
'WONO SARI'
FOOT PLATE FOUNDATION SOIL FILL MORTAR CEMENT
STONES POOL EDGING STONES
FOUNDATION
WATER PROOFED
MASONRY WALL
POTONGAN B-B
1:100
25X600 MM 'DEDELEG' TIMBER
50X110 MM TIMBER
GYPSUM CEILING FINISH
18X70 MM FASCIA BOARD WITH 20 MM GAP
HARDWOOD FENCE
TO THE WALL (TO DETAIL)
18X140 MM FASCIA BOARD
HARDWOOD 800
FENCE 1350
(TO DETAIL)
800 900
PLANTER BOX
1000 800
STONE PROFILE
REF TO DETAIL
STONE PROFILE
REF TO DETAIL
STAIRCASE LINE
(LANDING TO FIRST FLOOR)
GYPSUM CEILING FINISH GYPSUM CEILING FINISH
GYPSUM CEILING FINISH
POTONGAN C-C
1:100
TILES RIDGE
50X110 MM TIMBER
18X70 MM FASCIA BOARD
18X140 MM FASCIA BOARD
SIDE SWINGING CLEAR
GLASS WINDOW
2200 MM HIGH
KAMA VILLAGE
BOUNDARY WALL OVERFLOW
(TO M.E. DETAIL)
KAMA RESIDENCE
BOUNDARY WALL
POTONGAN D-D
1:100
TILES RIDGE
18X70 MM
FASCIA BOARD
130X130 MM
18X140 MM 40X60 MM TIMBER POST
FASCIA BOARD TIMBER PERGOLA 40X60 MM
8 MM THICKNESS HARDWOOD RAILING
SWINGING CLEAR CLEAR GLASS
GLASS WINDOW 'WONO SARI' STONE BASE
80X300X600 MM 80X300X600 MM
'WONO SARI'
'WONO SARI' STONES EDGING
STONES EDGING
ART DECO STYLE PLASTER
ART DECO PAINT FINISH
STYLE PLASTER
PAINT FINISH
GYPSUM CEILING FINISH
ART DECO
STYLE CORNICE
PLASTER
PAINT FINISH 20 MM THICKNESS
'MERBAU' WOOD
STAIR FINISH
BOUNDARY
WALL
80X300X600 MM
'WONOSARI'
STONES EDGING
R.C. BEAM
(TO STRUCTURE DESIGN)
STONES FOUNDATION
FOOT PLATE
FOUNDATION
POTONGAN E-E
1:100
SOFT DRAWING BY. CV DALUNG JAYA
DATE 5-01-2018
NO:
ACC. ARSITEK TANDA TANGAN
TILES RIDGE
STONE PROFILE
50 170
GYPSUM CEILING FINISH GYPSUM CEILING FINISH REF TO DETAIL
330
ART DECO STYLE UTILITY SHAFT
ROUGH PLASTER WALL LINE
PAINT FINISH
BOUNDARY
COVERED WALKWAY (TO M.E.)
ROOF LINE
WALL COPPING
(BEHIND THE WALL)
2900
2350
BOUNDARY
WALL
POTONGAN F-F
1:100
R.C. SLAB ROOF
R.C. SLAB ROOF (TO STRUCTURE DESIGN)
(WATER POOF FINISH) (WATER POOF FINISH)
'LOSTER'
VENTILATION
STAIRCASE
(STAFF ACCESS)
GYPSUM CEILING FINISH GYPSUM CEILING FINISH
STAIRCASE LINE
(MAIN HOUSE ACCESS)
ART DECO STYLE
ROUGH PLASTER
PAINT FINISH
BOUNDARY WONOSARI WALL
WALL COPPING
POTONGAN G-G
1:100
P6
UP
525
525 1475
138
UP
GUTTER FOR RAIN DRAINAGE
(UNDER TIMBER DECK)
ARTWORK
DN FEATURE DN
P2
P2
585 1475
UTILITY SHAFT
(TO M.E.)
P3
P4
P3
1:100
P2
P2
469
350 3750
PJ1
PJ1
PJ1
PJ1
PJ1
UP
P1
J1
J1
P4
UP
P5
P6
P6
UTILITY SHAFT
(TO M.E.)
P6
J4
J3
P6 J4
1000
UP
500
J4
J4
UTILITY SHAFT
3175
J4
J4
J3
(TO M.E.)
1000
500
P1
800
800
J2
P6
300
DN
150
75
988
500
1400
600
UP
1100
P8
(TO M.E.)
SHAFT
G1 G2 G2
J6 J6 J5 J5 J5 J5 J6
J7
5000.00
P7 P7
J8
P6 P6
J7
DN
P6
DN
P2 P2 PJ1
J6
(TO M.E.)
SHAFT
4425.00
P6 P6
4500.00
G3 G3 G3
(TO M.E.)
SHAFT
DENAH PELETAKAN KUSEN LT 2
1:100
SOFT DRAWING BY. CV DALUNG JAYA
DATE 5-01-2018
NO:
ACC. ARSITEK TANDA TANGAN
W
N
S
E
SOFT DRAWING BY. CV DALUNG JAYA
DATE 5-01-2018
NO:
ACC. ARSITEK TANDA TANGAN
W
N
S
E
SOFT DRAWING BY. CV DALUNG JAYA
DATE 5-01-2018
NO:
ACC. ARSITEK TANDA TANGAN
SOFT DRAWING BY. CV DALUNG JAYA
DATE 5-01-2018
NO:
ACC. ARSITEK TANDA TANGAN
SOFT DRAWING BY. CV DALUNG JAYA
DATE 5-01-2018
NO:
ACC. ARSITEK TANDA TANGAN
SOFT DRAWING BY. CV DALUNG JAYA
DATE 5-01-2018
NO:
ACC. ARSITEK TANDA TANGAN
SOFT DRAWING BY. CV DALUNG JAYA
DATE 5-01-2018
NO:
ACC. ARSITEK TANDA TANGAN
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
1. Dalam melaksanakan pekerjaan bila tidak ditentukan lain dalam rencana kerja dan syarat-
syarat ini berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk segala perubahan
dan tambahannya.
a) Instruksi Presiden No. 1988 bersama tambahannya dan Surat Edaran Mentri
Koordinator EKUIN dan Penyelia Pengembangan No. SE. 6/U.EKUIN/1988 bersama
tambahannya
b) Peraturan umum tentang pelaksanaan di Indonesia atau AV 1941
c) Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan
Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI)
d) Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan dan Gedung (SK SNI T-15-
1991-03)
e) Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI) 1983
f) Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1977
g) Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi
h) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 1961
i) Peraturan Cat Indonesia (PTI) 1961
j) Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Tenaga Kerja. Departemen Tenaga Kerja
k) Peraturan Konstruksi Baja yang berlaku di Indonesia tahun 1983
l) Peraturan Semen Portland Indonesia NI No. 08m. Tata Cara Perencanaan
Pembebanan untuk Rumah dan Gedung SNI-1727-1989-F (SKBI-1.3.53.1987)
m) Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton (SK SNI T-28-1991-03)
n) Peraturan dan Ketentuan yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah
setempat yang berkaitan dengan permasalahan bangunan
a) Gambar bestek yang dibuat oleh konsultan perencanaan dan telah disahkan
b) Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
c) Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
d) Surat keputusan tentang Penunjukan Kontraktor
e) Surat perintah kerja
f) Surat penyerahan lapangan
g) Surat penawaran beserta lampirannya
h) Jadwal pelaksanaan (time schedule) yang telah disetujui direksi
1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan RKS termasuk tambahan dan perubahannya
yang tercantum dalam acara penjelasan pekerjaan.
2. Bilamana ada ketidak sesuaian antara gambar dan RKS maka yang mengikat adalah RKS.
Bilaman suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain maka harus berkonsultasi
dengan konsultan pengawas untuk dikoordinasikan dengan konsultan perencana.
3. Bila perbedaan itu menimbulkan keraguan sehingga dalam pelaksanaan dapat menimbulkan
kesalahan, kontraktor dapat menanyakan kepada konsultan pengawas dan mengikuti
keputusannya.
C. PERSIAPAN DI LAPANGAN
1. Bangsal konsultan pengawas yang telah dibangun pada tahap pekerjaan sebelumnya beserta
segala perlengkapannya harus selalu dipelihara dan dirawat dengan baik. Setelah proyek
selesai pemanfaatannya akan ditentuka oleh proyek.
2. Pembongkaran bangunan bangsal kerja setelah pekerjaan selesai pemanfaatannya akan
ditentukan oleh proyek selama masih dalam periode kontrak dan menjadi tanggung jawab
kontraktor.
1. Pelaksana bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan menurut ukuran-ukuran yang tercantum
dalam gambar bestek/RKS/RAB.
2. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat perubahan-perubahan, maka pelaksana tidak
berhak meminta ongkos kerugian kecuali pihak pelaksana dapat membuktikan bahwa dengan
adanya perubahan terdapat tersebut pelaksana menderita kerugian.
3. Dalam pelaksanaan pekerjaan pihak pelaksana tidak boleh menyimpang dari ketentuan-
ketentuan RKS dan ukuran-ukuran pada gambar bestek/RAB, kecuali seijin dan
sepengetahuan pimpinan proyek / direksi / pengawas lapangan.
E. KEAMANAN PROYEK
2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
G. ALAT-ALAT PELAKSANAAN
1. Semua alat-alat pelaksaan pekerjaan pekerjaan baik berupa alat-alat kecil maupun besar harus
disediakan oleh kontraktor dalam keadaan baik dan siap pakai, sebelum pekerjaan fisik yang
bersangkutan dimulai antara lain:
• Mesin pengaduk beton dan mesin penggetar
• Perlengkapan penerangan untuk keamanan dan kerja lembur
• Peralatan lainnya yang nyata-nyata diperlukan pelaksanaan pekerjaan
H. LAIN-LAIN
1. Hal-hal yang belum diatur/tercantum dalam RKS akan diberi petunjuk oleh pemimpin
proyek/site manager.
2. Bilamana jenis pekerjaan dalam daftar Rab terdapat kekurangan maka kekurangan tersebut
dapat ditambahkan menurut pos-pos masing-masing dengan menambahkan nomor pada pos-
pos yang bersangkutan.
3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
A. SPESIFIKASI UMUM
1. URAIAN PEKERJAAN
Perkerjaan Persiapan
o Pekerjaan ini meliputi penyediaan, pendayagunaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan, dan alat-alat bantuannya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pembanguanan proyek ini.
o Bagian ini meliputi pembongkaran konstruksi lama dan pembersihan lokasi.
Pembongkaran konstruksi lama ini dilakukan dengan tidak mengganggu atau merusak
bangunan yang sudah ada. Sebelum memulai pembangunan gedung baru, pemborong
wajib membersihkan lokasi dari puing-puing, tumbuh-tumbuhan serta batu-batu yang
dianggap mengganggu.
o Pemasangan bowplank, pembuatan direksi keet dan gudang material, penyediaan air
kerja dan penerangan kerja serta mobilisasi dan demobilisasi.
2. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Tanah
c. Pekerjaan Pasangan & Plesteran
d. Pekerjaan Beton Bertulang
e. Pekerjaan Kap & Atap
f. Pekerjaan Kusen, Pintu & Jendela
g. Pekerjaan Plafond & Lantai
h. Pekerjaan Penggantung & Pengunci
i. Pekerjaan Pengecetan dan Polituran
j. Pekerjaan Plumbing
k. Pekerjaan Elektrik
l. Pekerjaan Tempelan & Penunjang
3. SARANA KERJA
a. Tenaga kerja terampil dan ahli yang cukup memadai dengan jenis dan volume
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
b. Alat bantu seperti beton, molen, vibrator, pompa air, dan alat-alat penarik, mesin
pemadat, alat-alat gali, alat-alat ukur atau peralatan lainnya yang benar-benar
diperlukan dan digunakan dalam pelaksanaan.
4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
4. CARA PEKERJAAN
Semua jenis pekerjaan harus dilaksanakan/mengikuti ketentuan-ketentuan dalam RKS, gambar bestek,
dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan dari konsultan pengawas.
B. SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN SIPIL
PASAL 1
PELAKSANAAN KERJA
1. Dalam pelaksanaan pekerjaan fisik kontraktor diwajibkan bekerja sama dengan pengguna
barang/jasa, pengawas berkala dan pengendali teknis dari Dinas Teknis terkait.
2. Untuk kegiatan pembangunan sarana dan prasarana fisik konstruksi tidak perlu dilakukan
studi value engineering untuk efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dengan alasan
apapun tanpa persetujuan pengguna barang/jasa dan konsultan perencana.
3. Pada waktu pelaksanaan pekerjaan tidak diperkenankan mengadakan perubahan konstruksi
ataupun perubahan gambar tanpa persetujuan pengguna barang/jasa dan konsultan perencana
4. Semua perubahan gambar ataupun perubahan konstruksi harus diusulkan terlebih dahulu
sebelum pelaksanaan dan dibuat berita acara bersama.
PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
Penyedia listrik dan air kerja untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab
penyedia barang/jasa.
4. P3K
5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
Penyedia barang/jasa diwajibkan menyediakan kotak P3K termasuk isinya menurut persyaratan
dan ketentuan yang berlaku. Kotak P3K dipasang pada tempat yang strategis dan mudah dicari.
PASAL 3
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan
pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan gambar-ganbar
konstruksi dengan memperhatikan ketentuan tambahan dari arsitek dalam uraian dan syarat-
syarat pelaksanaannya.
2. Persyaratan Bahan
Bahan acuan yang dipergunakan dapat dalam bentuk beton, baja, pasangan bata yang
diplester atau kayu. Lain-lain jenis bahan yang akan dipergunakan harus mendapat
persetujuan tertulis dan pengguna barang/jasa atau pengawas terlebih dahulu. Acuan yang
terbuat dari kayu harus menggunakan kayu jenis meranti atau setaraf.
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Perencanaan acuan dan konstruksinya harus direncanakan untuk dapat menahan
beban-beban, tekanan lateral dan tekanan yang diijinkan seperti tercantum pada
“Recommended Practice For Concrete Formwork” (ACI. 347-68) dan peninjauan
terhadap beban angin dan lain-lain, peraturan harus dikontrol terhadap peraturan
pembangunan pemerintah daerah setempat
b. Semua ukuran-ukuran penampang struktur beton yang tercantum dalam gambar
struktur adalah ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk plesteran/finishing
c. Sebelum memulai pekerjaan, pemborong harus memberikan gambar dan perhitungan
acuan serta sample bahan yang akan dipakai untuk disetujui oleh pengguna
barang/jasa atau pengawas. Pada dasarnya tiap-tiap bagian bekisting harus mendapat
persetujuan sebelum bekisting dibuat pada bagian itu.
d. Acuan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk dan
cukup kuat menampung beban-beban sementara maupun tetap sesuai dengan jalannya
pengecoran beton.
e. Susunan acaun dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh pengguna barang/jasa atau
pengawas. Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu
pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang
bersangkutan
f. Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran yang melekat seperti
potongan-potongan kayu, kawat, paku, bekas hasil gergaji, tanah dan sebagainya.
g. Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran, kerataan/kelurusan,
elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar konstruksi
h. Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran. Harus
diadakan tidakan untuk menghindarkan terkumpulnya air pembasahan tersebut pada
sisi bawah
i. Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kebocoran
atau hilangnya air semen selama pengecoran tetap lurus (tidak berubah bentuk) dan
tidak bergoyang
6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
4. Pembongkaran
a. Pembongkaran dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia Tahun 71 dimana
bagian konstruksi yang dibongkar cetakannya harus dapat memiluk berat sendiri dan
beban-beban pelaksanaan
b. Cetakan-cetakan bagian konstruksi di bawah ini boleh dilepas dalam wajtu sebagai
berikut :
▪ sisi-sisi balik dan kolom yang tidak dibebani minimal 7 hari
▪ sisi-sisi balok dan kolom yang dibeban minimal 21 hari
c. Setiap rencana pekerjaan pembongkaran cetakan harus diajukan terlebih dahulu
secara tertulis untuk disetujui ileh pengguna barang/jasa atau pengawas
d. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak bergelombang,
berlubang dan retak-retak, dan tidak menunjukkan gejala keropos atau tidak
sempurna
e. Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak dengan cara yang dapat
menimbulkan kerusakan pada beton dan material-material lain disekitarnya, dan
pemindahan acuan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
kerusakan akibat benturan pada saat pemindahan
f. Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang
keropis atau cacat lainnya yang mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut maka
penyedia barang/jasa harus segera memberitahukan kepada pengguna barang/jasa
atau pengawas, untuk meminta persetujuan tertulis mengenai cara perbaikan,
pengisian, atau pembongkarannya. Penyedia barang/jasa tidak diperbolehkan
menutup/mengisi bagian beton yang keropor tanpa persetujuan tertulis pengguna
barang/jasa atau pengawas. Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan
tersebut dan biaya-biaya perbaikan, pembongkaran atau pengisisan atau penutupan
bagian tersebut menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa.
g. Seluruh bahan bahan bekas acuan yang tidak terpakai harus di bersihkan dari lokasi
proyek dan dibuang pada tempat-tempat yang ditentukan oleh pengguna banrang/jasa
atau pengawas sehingga tidak mengganggu lahan kerja.
7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
PASAL 4
PEKERJAAN TANAH/PASIR
1. Pekerjaan Pembersihan
a. Penyedia barang/jasa wajib melakukan pembersihan meliputi lantai dan kolom-
kolom beton
b. Penyedia barang/jasa harus menyediakan pompa air dan perlengkapan lain yang
diperlukan untuk menyerap ataupun mengalirkan air sehingga semua daerah
penggalian dan pembuangannya bebas air
PASAL 5
8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
b. Pekerjaan langit-langit
Langit-langit yang menggantung dibuat penggantung dari kawat/besi baja yang
ditanam ke dalam plat beton sebelum cor.
2. Pekerjaan Beton
9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
3. Pekerjaan Pembesian
a. Besi yang dipakai harus lurus dengan jarak sejajar antara besi yang satu dengan yang
lainnya (sesuai gambar kerja)
b. Sambungan besi harus mempunyai panjang yang cukup minimum sepanjang yang
diisyaratkan
c. Pengikut besi dengan begel harus benar-benar kuat jangan sampai menimbulkan
perubahan pada waktu pengecoran dan semua silangan besi utama dengan begel harus
diikat kuat-kuat dengan kawat berukuran minimum diameter 1mm
d. Untuk membuat selimut beton, jarak besi dengan bekisting harus dijaga jangan
sampai menempel, untuk itu perlu dipasang beton deking sesuai dengan tebal selimut
beton yang diisyaratkan dalam SKSNI.
e. Besi stek yang dibuat harus diikat ke tulangan
f. Besi tulangan yang dipakai mutu baja U-24
g. Batang-batang tulangan harus disimpan dan tidak menyentuh tanah
h. Timbunan batang-batang untuk waktu lama di udara terbuka harus dicegah
4. Pekerjaan Bekisting
a. Bekisting/acuan harus direncanakan sedmikian rupa sehingga tidak ada perubahan
bentuk dan cukup menampung beban-baeban sementara maupun tetap. Semua acuan
harus diberi penguat datar silang sehingga kemungkinan bergeraknya acuan harus
selama pelaksanan pekerjan dapat dihindarkan, juga harus cukup rapat untuk
mencegah kebocoran bagian cairan dari adukan beton (motrat leakage). Susunan
acuan denagan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dilakukannya kemudahan inspeksi oleh pengawas. Penyusunan acuan
harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan dilakukannya kemudahan inspeksi
oleh pengawas. Penyusunan acuan harus sedemikian rupa sehingga pada waktu
pembongkaran tidak menimbulkan kerusakan pada bagian atau keseluruhan beton
hasil pengecoran. Kekuatan penyangga, silangan-silangan, kedudukan serta dimensi
yang tepat dari konstruksi acuan adalah merupakan tangguang jawab pemborong.
b. Pada bagian terendah (dari setiap tahapan pengecoran) dari acuan kolom atau dinding
harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan
c. Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran. Harus
diadakan tindakan untuk menghindari terkumpulnya air pembasahan tersebut pada
sisi bawah
d. Pada tahapan ini dilakukan pemasangan pipa-pipa dan perlengkapan-perlengkapan
lain yang harus tertanam di dalam beton, sesuai persyaratan tidak akan mengurangi
kekuatan konstruksi (SNI 03-2847-1989)
10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
PEKERJAAN ARSITEKTUR
PASAL 1
PEKERJAAN PASANGAN
2. Persyaratan Bahan :
Batu bata :
a. Batu bata yang akan digunakan harus baru, terbuat dari tanah yang baik sesuai
dengan persyaratan-persyaratan dalam SH-0285-84 dengan ukuran 24 x 10 x 4,5 cm,
berkualitas baik dan telah diperiksa/disetujui Direksi.
b. Batu bata harus berkeluatan tekan/compressive strength sebesar 30 kg/cm2 dan bisa
menahan gaya horizontal/shear strength sebesar 1,7 kg/cm2
c. Batu bata harus matang, bila direndam air akan tetap utuh, tidak mudah pecah atau
hancur
d. Batu bata yang retak/pecah tidak dibenarkan penggunaannya untuk dipasang kecuali
untuk melengkapi misalnya sudut
e. Sebelum dipasang batu bata harus direndam air hingga jenuh air
f. Ukuran-ukuran bata harus seragam dan dapat disesuaikan berdasarkan tebal dinding
akhir yang disyaratkan dalam gambar
Portland Cement :
a. Mutu/kualitas harus sama dengan PC yang digunakan untuk konstruksi beton, tidak
keras, tidak mengandung butiran dan tidak adanya gejala-gejala membatu
b. Pemakaian semen di dalam stau adukan tidak dibenarkan lebih dari satu merk
c. Untuk bahan bangunan ramuan adukan menggunakan semen (berdasarkan kualiatas
yang ditetapkan dalam SKSNI-1991)
d. Semen yang datang di tempat pekerjaan/lapangan harus disimpan dalam gedung yang
lantainya kering dan minimum 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah sekitarnya.
Pasir pasang
Pasir yang digunakan harus bersih bebas dari segala macam kotoran baik dari bahan organis
dan alkalis maupun lumpur, tanah karang, garam/basa dan sebagainya sesuai dengan syarat-
syarat dalam PBI 1971
Jenis adukan
a. Adukan untuk pasangan kedap air adalah 1 bagian semen pc dan 2 bagian pasir
pasang (trasram)
b. Adukan untuk pasangan dinding biasa (di atas trasram) adalah 1 bagian semen pc dan
4 bagian pasir pasang
12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
a. Adukan harus dibuat dengan menggunakan mesin pengaduk (molen) sesuai kapasitas
yang dibutuhkan, semen dan harus dicampur dalam keadaan kering yang kemudian
diberi air sesuai persyaratan sampai didapat campuran yang baik
b. Adukan yang sudah mengering/kering tidak boleh dicampur dengan adukan yang
baru
4. Pelaksanaan
Pasangan batu bata yang dilaksanakan harus rata, tegak dan lajur penaikannya dikukur tepat
dengan tiang lot, setiap pemasangan tidak boleh lebih dari 1,00m baru boleh dilanjutkan
setelah betul-betul mengeras. Sebelum dipasang batu bata harus direndam dalam air/direndam
terlebih dahulu. Pada proses pemasangan dinding bata agar sudah diperhitungkan adanya
fasilitas conduit/sparing yang harus tertanam di dalam pasangan batu bata. Rangka penguat
berupa kolom praktis dan ringbalk dari beton dipasang untuk setiap luas dinding maksimum
6m2 dan sesuai persyaratan pabrik pembuatan batu bata atau yang disetujui direksi.
5. Perlindungan
Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasanganbatu bata yang belum selesai, harus ditutup
(dilindungi) dengan kertas semen atau dengan cara-cara lain yang disetujui oleh direksi.
Untuk dinding-dinding yang sudah kering (berumur 6 jam keatas) harus disiram dengan air
bersih setiap pagi atau sesuai persyaratan.
PASAL 2
PEKERJAAN PLESTERAN
1. Lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan plesteran dan acuan pada dinding bangunan (yang
terdiri dari pasangan batu bata dan beton) yang dinyatakan dalam gambar
2. Persyaratan Bahan :
Air
a. Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari segala macam campuran atau larutan
minyak, asam garam/basa dan bahan organis lainnya
b. Air yang digunakan tersebut harus sesuai persyaratan yang sudah ditentukan
3. Daerah Plesteran
Daerah plesteran antara lain pada bata trasram 1:2, batu bata 1:4, kolom beton 1:3 diatas
elevasi 0.00 dan pada daerah yang disesuaikan dengan gambar.
13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
c. Semua permukaan dinding batu bata hendaknya dikerok sedalam kira-kira 1 cm agar
plesteran dapat lebih merata
5. Adukan Plesteran
a. Semua jenis bahan plesteran harus diaduk sesuai persratan jenis campuran yang
disetujui direksi
b. Plesteran harus rata vertikal dan horizontal
c. Ketebalan plesteran merupakan lapisan dengan permukaan kasar untuk mencapai
bidang rata dan lebih teliti setelah itu baru pengacian
d. Sebelum pemborong melanjutkan pekerjaan plesteran, maka pemborong diwajibkan
membuat contoh bidang plesteran
e. Setelah diplester selanjutnya permukaan plesteran tersebut diaci (semen dan air)
hingga halus
PASAL 3
1. Semua pekerjaan kusen pintu dan kusen jendela aluminium harus dikerjakan menurut
instruksi pabrik/produsen dan standar-standar antara lain :
• The Aluminium Association (AA)
• Architectural Aluminium Manufacture Association (AAMA)
• American Society for Testing Materials (ASTM)
2. Aluminium yang akan digunakan adalah produksi Super Bangunan-Alcan, NIKKEI, YKK
atau setaraf produksi dalam negeri yang baik (sesuai SII extrusi 0695-82 dan SH jendela
0649-82). Alloy 6063 T5/Billet yang digunakan harus aslinya (tidak terbuat dari bahan
scrap/sisa).
4. Pekerjaan Pelaksanaan
a. Pekerjaan pembuatan/penyetelan dan pemasangan kusen aluminium beserta kaca
harus dilaksanakan oleh pemborong aluminium yang ahli dalam bidangnya
14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
6. Pengetesan
Pengetesan terdiri dari hal-hal sebagai berikut :
• Performance Test (test terhadap kebocoran air, udara, beban angin, kekdapan suara
dan lain-lain harus dilaksanakan di Australia, atau laboratorium yang disetujui
direksi)
• Material Test (test terhadap bahan, powder coating, test koros, berat dan lain-lain)
• Hasil test harus diserahkan secara lengkap kepada direksi. Apabila hasil pengetesan
gagal, pemborong wajib melakukan pengetsan ulang hingga mencapai standar test
yang disyaratkan
• Biaya pengetesan dan lain-lain menjadi tanggung jawab pemborong
7. Garansi (jaminan)
• Pemborong wajib memberikan garansi bahan selama 5 tahun dan garansi pemasangan
selama 10 tahun terhitung sejak selesainya masa perawatan
• Garansi bahan sebagai perlindungan kemungkinan terjadinya cacat pewarnaan akibat
dari proses coating yang tidak sempurna dan lain-lain, sedang garansi pemasangan
sebagai perlindungan kemungkinan terjadinya kebocoran udara & air akibat dari
aplikasi yang tidak sempurna
PASAL 4
1. Lingkup pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan plafond adalah sebuah pekerjaan di atas ruangan yang
berfungsi sebagai berikut
a. Pembatas ketinggian
b. Penutup segala macam bentuk yang berada di bawah atap atau plat beton
c. Peredam hawa panas
15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
2. Persyaratan bahan
Bahan :
1. Jenis bahan : gypsum style
2. Ketebalan : 9mm
3. Mutu bahan : buatan dalam negeri merek Jayaboard atau yang setara
4. Pola ukuran : sesuai gambar dan ruangan
5. Penggantungan : galvanized wired rod M5 drat + U clamp channel K4-TB.C
6. Rangka : main tee, cross tee, wall trim 40 x 40 mm, rangka pembagi
besi hollow 40 x 40 cm / sesuai gambar
7. Lis pinggiran : LG 2020 meni
8. Finish : flat joint compound + textile tape
9. Kelembaban rangka : pelindung rangka dari bahan menie/cat
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan pada NI-5 dan memenuhi
SII-0404/81.
3. Peralatan penunjang
Perlu disiapkan alat untuk pelaksanaan pekerjaan plafond antara lain :
a. Alat bantu steger
b. Waterpass
c. Benang
d. Meteran
4. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Rangka langit-langit hollow dngan penggantung galvanized wire rod diameter 4,5 mm
yang dilengkapi dengan mur dan klem, penggantung-penggantung terikat kuat pada
beton, dinding tauat rangka baja yang ada
b. Rangka langit-langit dipasang setelah sisi bagian bawah diratakan, pemasangan sesuai
dengan pola yang ditujukan/disebutkan dalam gambar dengan memeperlihatkan modul
pemasangan penutup langit-langit yang dipasangnya
c. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung, kaku dan kuat,
kecuali bila dinyatakan lain, misal permukaan merupakan bidang mirin/tegak sesuai
dengan yang ditujukkan pada gambar
d. Bahan penutup langit-langit antara unit-unit penutup langit-langit harus presisi dan tidak
kelihatan atau sesuai yang ditujukan dalam gambar
e. Jarak pemasangan antara unit-unit penutup langit-langit harus presisi dan tidak kelihatan
atau sesuai yang ditujukan dalam gambar
f. Hasil pemasangan penutup langit-langit harus tidak melendut
g. Seluruh pertemuan antara permukaan langit-langit dan dinding dipasang list profil dari
gypsum dengn bentuk dan ukuran sesuai gambar
5. Cara pelaksanaan
Pada umumnya pemasangan plafond akan berhenti pada batas tertentu yang berupa dinding
atau lisplank
a. Tentukan peil plafond pada dinding atau lisplank
b. Waterpaskan ketinggian tersebut pada seluruh batas pasangan plafond
c. Pasang rangka plafond pada dinding atau lisplank dengan menggunakan baut
16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
d. Tentukan arah tulangan pokok dan pasang tulangan pokok tiap 120 cm dengan rangka
hollow
e. Selanjutnya pasangan tulangan pembagi yang terbuat dari rangka hollow dengan jarak
tiap 60 cm
f. Rangka plafond yang sudah siap ditutup, digantung dengan root atau hollow dalam
kondisi lurus waterpass
g. Gypsum yang sudah terpasang di compon dan dicat
PASAL 5
1. Persyaratan Umum
Sebelum pekerjaan finishing lantai dilakukan, pemborong wajib mengadakan pengecekan
kembali peil lantai dan kemiringannya disesuaikan dengan gambar kerja dan persyaratan
teknis yang sudah ditentukan
2. Lingkup pekerjaan meliputi semua tenaga kerja, penyediaan bahan, persiapan pemasangan,
pembersihan lantai yang akan dikerjakan dan pelaksanaan pemasangan.
17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
PASAL 6
Sebelum memulai pekerjaan keramik, pelaksanaan harus lebih dahulu memahami bahwa semua
kegiatan yang bersangkut paut dengan pekedaan keramik ini harus didasarkan pada : spesifikasi,
risalah lelang (aanwijzing), gambar bestek yang dicap untuk pelaksanaan yang sebelumnya sudah
diperbandingkan dengan gambar kontrak, gambar kerja (shop drawing), serta instruksi direksi harian.
1. Persiapan
a. Mempelajari Gambar
Yang pertama-tama dilakukan untuk secara cepat dapat memahami gambar adalah
dengan membuat sketsa denah bangunan keselurahan dengan skala 1:100 yang
menggambarkan : posisi dinding yang akan dilapisi keramik, tebal finish dinding,
letak kusen pintu/jendela, letak sparing-sparing, jarak dinding as ke as
b. Membuat perhitungan
Berdasarkan gambar dan spesifikasi dihitung keperluan bahan, tenaga dan alat yang
diperlukan
• Keperluan bahan dihitung berdasarkan luas pasangan keramik. Dengan
analisa diperoleh, volume keramik dan beban perekatnya (semen dan pasir,
bila berupa adukan semen dan pasir), volume additive, serta volume bahan
pengisi nat
• Keperluan tenaga dihitung berdasarkan kapasitas tukang pasang yang kita
tentukan dari pengalaman proyek-proyek terdahulu yang sejenis
• Mandays tukang pasang dihitug dengan rumus : mandays = volume
pasangan/kapasitas. Jumlah tukang pasang dihitung berdasarkan mandays
dibagi jumlah hari yang direncanakan untuk meyelesaikan pekerjaan. Jumlah
kenek (untuk pasang dan aduk) dihitung berdasakjan jarak dan kelompok
tukang pasang
• Keperluan alat ditung berdasarkan pengalaman dari proyek-proyek terdahulu.
Adapun alat-alat yang diperlukan antara lain : molen kecil, hoist,
steger/tangga kerja, bak aduk, gerogag, dolak, ember, sekop/cangkul, ayakan
18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
pasir, drum air, slang plastik, jidar, siku-siku, pahat, kape, palu, meteran,
waterpass, benang, unting-unting, kampak, piasu potong keramik,
lap/pel/majun/spon, alas penampung adukan yang jatuh, alt pengaman.
2. Pelaksanaan
• Kerjaan plesteran kasar sesuai pedoman pelaksanaan, setebal batas garis finish
dikurangi tebal keramik dan adukan perekatnya
• Dari pembuatan shop drawing didapat pola pemasangan keramik. Tarik benang
untuk jalur kepala arah vertikal 2 jalur selebar keramik, dan arah horizontal 2 jalur
setinggi keramik yang merupakan tempat dimulainya pemasangan keramik
berdasarkan pola pemasangan
• Pasang jalur kepala keramik ke arah horizontal maupun vertikal dengan jarak
maksimum 2 m atau kelipatan ukuran keramik mengikuti benang-benag pertolongan.
Untuk bidang luar, pemasangan kepala arah vertikal-horisontal diseuaikan dengan
batas masing-masing lantai sesuai spek
• Pemasangan keramik tiap-tiap lapis agar mengikuti benang pertolongan dari kepala.
Semua pemasangan dilakukan dengan terlebih dahulu melekatkan spesi penempel (5-
8 mm), sepanjang kurang lebih 1 m pada jalur keramik yang akan dipasang,
kemudian keramik satu persatu dilekatkan dengan menumbuk sehingga permukaan
keramik menjadi rata dengan tarikan benang
• Pengerokan nat sedalam tebal keramik dan bidang keramik langsung dibersihkan
• Setelah pengisian nat dengan pasta semen atau sesuai spek dan langsung dibersihkan
• Pembersihan tempat kerja dilakukan setiap hari
19
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
Sebelum pelaksanaan plesteran secara serntak dilaksanakan, dibuat contoh cara pelaksanaan
pada bidang tertentu dengan mengikuti prosedur diatas. Hasil yang telah disetujui harus
dipakai sebagai pedoman untuk pelaksanaan selanjutnya.
3. Pemantaun (Monitoring)
Catat hasil keja dan jumlah tenaga kerja setiap hari, kemudian dievaluasi untuk perencanaan
hari berikutnya sesuai dengan formulir buku standar.
PASAL 7
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi semua pekerjaan, peralatan, dan bahan-bahan yang digunakan dan berhubungan
untuk pekerjaan sanitasi sesuai dengan gambar kerja dan RKS
a. Khusus untuk fitting-fitting, stop kran dan perlengkapan sanitasi fixture lainnya,
pemborong harus memberikan contoh sesuai yang ditentukan dalam RKS untuk
disetujui pemilik proyek/pengawas.
b. Pekerjaan perlengkapan sanitasi tidak dapat terlepas dari pekerjaan mekanikal
plumbing
2. Bahan-Bahan
a. Sanitasi fixture harus dilengkapi dengan fitting-fitting, stop kran dan
perlengkapannya
b. Barang-barang yang dipakai adalah dari produksi TOTO atau setara dan mempunyai
permukaan yang halus, licin dan mengkilap dari bahan keramik
c. Perlengkapan sanitasi diantaranya sebagai berikut :
- Floor drain : SAN El dari bahan stainless steel dengan lubang pembuangan
yang garis tengahnya 10 cm
- Clean out : dari bahan stainless steel
- Cermin : tebal 5mm (ukuran disesuaikan gambar)
- Fixture : diethelm stainless steel bowl TOTO closet duduk warna putih
3. Pekerjaan Persiapan
a. Pada saat pekerjaan plesteran dilaksanakan, pemborong harus menentukan letak
kelos-kelos kayu untuk pemasangan kloset jongkok/duduk
b. Pemborong wajib memeriksa tempat-tempat yang akan dipasang perlengkapan
sanitasi dan memasang kelos-kelos kayu yang belum terpasang, memeriksa instalasi
air yang akan dihubungkan dengan perlengkapan sanitasi
4. Pekerjaan Pelaksanaan
a. Perlengkapan sanitasi yang ditanam ke lantai harus dengan cara yang baik,
sambungan-sambungannya kokoh
b. Sambungan harus dilaksanakan dengan baik dengan baik tanpa kebocoran
c. Pemasangan perlengkapan sanitasi harus rapi, tidak miring
d. Selesai pemasangan perlengkapan sanitasi wajib dilaksanakan final test dan
disaksikan pengawas/manager konstruksi
20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
PASAL 8
1.Lingkup Pekerjaan
Pada bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan bahan dan logam-logam arsitektur seperti yang
dijelaskan dalam gambar dan atas petunjuk Direksi.
2. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan ini harus mengikuti dan sesuai dengan standar sebagai berikut :
• NI-3-1970
• SH-0161-77
• SII-0913-78
• BS-1387-Steel tubes
3. Bahan-bahan
Pemborong harus menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan untuk mendapat
persetujuan dari direksi.
4. Pengerjaan
Pengerjaan harus bertaaf kelas satu semua bahan yang akan tampak bila memakailas,harus diratakan
dan diseleseaikan sehingga sama dengan permukaan sekitarnya. Semua pengikat-pengikat lain seperti
clip keeling dan lain-lain yang tampak,harus sama dalam finish dan warna dengan bahan yang
diikatnya.Lubang-lubang untuk baut dan sekrup harus dibor atau dipuch.
PASAL 9
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi semua pekerjaan ,peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pekerjaan kunci dan alat
penggantung lengkap dengan accessoriesnya seperti tercantum didalam gambar.
21
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
2.Bahan-bahan
a. Kunci 2(dua) slah harus berkotak baja dengan finish akan ditentukan kemudian ,baut-baut dan
ungkitnya harus dari kuningan. Tiap kunci harus mempunyai 3 anak kunci yang berselaput
nikel dijadikan satu dengan ring dari kawat baja.
b. Type-type kunci harus sesuai dengan fungsi ruangannya
c. Engsel dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun pintu dengan menggunakan
sekrup kembang dengan warna yang sama dengan engselnya,jumlah engsel yang dipasang
harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu.Tiap engsel memikul beban maksimum
20Kg.
3. Jenis Kunci
Normal key dipakai Sierra-Non master key system dipasang pada seluruh pintu.
4. Pelaksanaan
a. Semua kunci,engsel harus dilindungi dan dibungkus plastik atau tempat aslinya setelah
dicoba.Pemasangan dilakukan setelah bangunan selesai di cat.
b. Sekrup-sekrup harus cock dengan barang yang dipasang jangan memukul sekrup,cara
pengokoan hanya diputar sampai ujung.Sekrup yang rusa waktu dipasang harus dicabut
kembali dan diganti.
c. Engsel untuk pintu kayu dipasang 30cm dari tepi atas dan bawah,sedangkan engsel ketiga
dipasang di tengah-tengah.
d. Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu dipasang setinggi 90
cm dari lantai atau sesuai gambar.
22
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
PASAL 10
PEKERJAAN PENGECETAN
1. Lingkup pekerjaan
Pengecetan dinding harus dilakukan pada bagian luar dan dalam serta pada seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
2. Bahan-bahan
a. Semua bahan cat yang digunakan adalah : Produk merek vinilex ,dulux atau setara.
Cat dinding luar/exterior Dulux
- Cat akhir exterior: 2 lapus dulux A 918 setebal 2x30 micron,interval 2 jam ,semua lapis
sehingga dicapai permukaan yangmerata dan sama tebal.
b. Sifat-sifat umum
- Tidak berbau
c. Cat yang digunakan berada dalam kaleng yang masih disegel dalam kemasan 5 kg atau 25 kg,tidak
pecah atau bocor an mendapat persetujuan pemilik proyek atau manager konstruksi. Pengiriman cat
harus disertakan sertofikat dan agen/distributor yang menyatakan bahwa cat yang dikirim dijamin
keasliannya. Pemborong bertanggung jawab,bahwa warna dan bahan cat adalah tidak palsu dan sesuai
dengan RKS.
d. Warna
23
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
e.Pekerjaan persiapan
• Dinding atau bagian yang akan di cat telah selesai dan disetujui oleh Manager Konstruksi
• Bagian yang retak-retak,pecah atau kotoran-kotoran yang menempel dibersihkan
• Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat karena masih basah dan
lembab
• Menyiapkan dan mengadakan pengecetan atau contoh warna
Pemborong mengatur wkatu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-urutan yang tepat mulai dari
pekerjaan dasar sampai dengan pengecetan akhir. Semua pekerjaan pengecetan harus mengikuti
petunjuk dari pabrik pembuat cat tersebut.
f. Pekerjaan pengecetan
24
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
- Untuk baja galvanise,amplas dengan kertas amplas ukuran 360 sebelum diprimer
- Oleskan satu lapis material primer chromate A540-49020 produksi vinilex,dulux atau
setara
- Setelah cat dasar kering (kurang lebih 6 jam).teruskan dengan cat akhir A 365 produksi
vinilex,duluk atau setaraf
- Bahan-bahan logam tertanam di dalam pasangan atau beton tiak diijinkan untuk dimeni
• Pengecetan kayu
- Semua permukaan kayu yang berhubungan dengan plasteran diberi dasar meni
- Permukaan kayu yang akan dicat harus diamplas kemudian diplamir ,bila terdapat retak
celah atau lobang,kemudian permukaan kayu yang telah diplamur diratakan
- Permukaan kayu yang kecil harus diberi 2 lapisan plamur yang tipis
- Pekerjaan pengecetan dengan kwas untuk bidang kecil dan semprot untuk bidang luas
- Hasil pengecetan harus mulus,tidak menggelembung atau cacat-cacat lainnya.
PASAL 11
PEKERJAAN WATERPROOFING
1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi dak beton.lantai KM serta bagian-bagian yang dinyatakan
dalam gambar
2. Persyaratan bahan
• Bahan harus sesuai dengan standar yang ditentkan seperti NJ-3.ASTM
828.ATME,TAPP 1-083 dan 407
• Jenis bahan yang digunakan Bituthene Sheet 2000 untuk talang plat atap
• Memiliki karakteristik fisik,kimiawi dan kepadatan yang merata serta konstan.Kedap
air dan uap termasuk pada bagian yang overlap.Perlindungan terhadap waterproofing
menggunakan screed (perbanndingan 1 PC: 3 PSR)
3. Persyaratan pelaksanaan
a. Persiapan permukaan
• Permukaan plat betj yang akan diberi lapisan waterproofing harus benar-benar
bersih,bebas dari minyak debu serta tonjolan-tonolan tajam yang permanen dari tumpahan
25
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
atau cipratan aduk dan dalam kondisi kering (baik dalam arti kata kering leveling screed
maupun kering permukaan)
• Semua pertemuan 90 derajat atau sudut yang lebih tajam harus dibuat tumpul,yaitu
menutup sepanjang sudut tersebut dengan aduk kedap air 1 PC:3 PSR atau seperti
tercantum dalam gambar kerja
• Dalam leveling screed digunakan campuran kedap air 1 PC :3PSR dibentuk
menggunakan benang waterpas.arah kemiringan (arah kemiringan menuju ke lubang-
lubang talang dan floordrain sebesar 1 derajat)
• Khusus lapisan screed pada bagian atap dan talang beton harus menggunakan tulangan
susut finemesh yang terpasang di tengah ketebalan screed dan dipasang harus didatarkan
terlebih dahulu sehingga tidak melengkung.
• Screed dipasang mengikuti pola-pola yang sudah tertentu dan diratakan permukaannya
(dihaluskan) dengan menggunakan roskam,digosok sedemikian rupa dengan roskam
sehingga gelembung-gelembung udara yang terperangkap di dalam adukan screed dapat
keluar.
• Dalam kondisi setengah kering,screed tadi langsung ditaburi semen sambil digosok lagi
dengan roskam besi sehingga merata. Setelah lapisan screed kering,tidak boleh diaci.
• Setelah kering udara kurang lebih 24 jam ,screed baru ini harus dilindungi dari
kemungkinan pecah-pecah rambut dengan jalan menutupi permukaan atasnya dengan
goni-goni rami yang sudah dibasahi air terlebih dahulu dan dijaga kondisi basahnya.
• Waktu yang diperkukan untu keringnya screed ini minimal 7 hari dalam kondisi cuaca
cerah. Untuk cuaca buruk (hujan tidak termasuk dalam perhitungan waktu pengeringan
screed)
b. Lapisan Waterproofing
• Lapisan waterproofing harus dipasang mulai dari titik terendah kea rah titik tertinggi
• Overlap antara lapisan minimum 65 mm dan /sesuai spesifikasi pabrik
• Pemasangan langsung dari gulungan dengan seksama merata,ditekan dengan roller secara
menerus sehingga tidak terdapat gelembung udara. Roller mempunyai berat kira0kira 35
kg. Dan lebar 70 cm. Diatas sepanjang deletasi,pelapisan waterproofing dua kali.
• Pelaksanaan waterproofing ini hatus dilindungi dari sengatan matahari dengan
menggunakan tenda-tenda
• Waterproofing yang sudah dipasang tidak boleh terinjak-injak apalagi oleh epatu.atau alas
kaki yang tajam. Kontraktor harus melindungi dan melokalisir daerah yang suda
terpasang waterproofing.
• Pada daerah listplank beton,waterproofing harus dipaang mengikuti bentuk listplank
26
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
• Kontraktor harus menghentikan pekerjaan apabila terjadi hujan dan melanjutkan kembali
setelah lokasi benar-benar kering.
d. Lapisang pelindung
• Setelah waterproofing terpasang maka diatas permukaan diberi pelindung screed
(perbandingan I PC :3PSR) setebal 3 cm dengan menggunakan tulangan susut finemesh
yang terletak di tengah-tengah adukan screed
• Untuk mengatur jarak /tebal screed,harus menggunakan beton decing setebal 1,5 cm
setiap jarak 0,5 in
• Permukaan screed ini dihaluskan lapisan waterproofing dan sebelum pelaksanaan lapisan
pelindung,kontraktor melaksanakan pengujian kebocoran terutama untuk permukaan
horizontal plat atap. Cara pengujian adalah dengan menuangkan air ke area yang tertutup
lapisan waterproofing hingga ketinggian air minimum 50 mm dan dibiarkan selama 3x24
jam
• Beri tanda bagian-bagian yang tidak sempurna atau bocor. Untuk plat atap yang miring
harus dibagi menjadi beberapa segmen agar genangan air tidak terlalu tinggi di titik plat
terendah
• Kontraktor wajib mengadakan pengamanan dan pelindungan terhadap pemasangan yang
telah dilakukan,terhadap kemungkinan pergeseran,lecet permukaan atau kerusakan
lainnya.
• Apabila terdapat kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian kontraktor baik pada waktu
pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan maupun pada saat pekerjaan telah selesai,maka
kontraktor harus memperbaiki,mengganti bagian yang rusak tersebut sampai dinyatakan
dapat diterima oleh Direksi. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah
tanggung jawab kontraktor.
27
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
PEKERJAAN MEKANIKAL
PASAL 1
PELAKSANAAN KERJA
Lingkup pekerjaan
Seluruh lingkup pekerjaan ini termasuk dan tidak terbatas,melaksanakan testing.balancing dan
commissioning pada tahap pelaksanaan dan sinkroniasi semua peralatan dan apabila diperlukan tidak
membatasi melaksanakan balancing peralatan listrik terhadap system yang sudah ada.
1. Plumbing
Termasuk fixture,meter air,valve dn pemipaan,pemasangan intalasi pipa air buangan domestik dan
instalasi pipa vent,termasuk floor drain,clean out,serta vent out
3. Pencegahan kebakaran
Pekerjaan yang dimaksud adalah mengenai pekerjaan pengadaan dan penyetelan instalasi pemadaman
kebakaran yang terdiri dari instalasi Fire hydrant box,dan portable fire extinguisher
28
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
PASAL 2
KETENTUAN UMUM
1. Tahap persiapan
- Peraturan dasar
Tata cara pelaksanaan yang tercantum dalam peraturan pembangunan yang sah berlaku di
Indonesia ini harus betul-betul ditati,kecuali bila dibatalkan oleh rencana kerja dan syarat-
syarat
- Sarana kerja
Pemborong diharuskan :
-Menyediakan peralatan kerja yang baik untuk pelaksanaan yang memenuhi persyaratan
keselamatan kerja
29
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
2. Tahap Pelaksanaan
- Penunjukan sub-kontraktor
Dalam hal pelaksanaan instalasi ini diserahkan kepada sub pemborong bertanggung jawab
seluruh pekerjaan ini tetap menjadi beban pemborong utama. Penunjukan sub pemborong
ini sebelumnya harus mendapat perstujuan dari pengawas/direksi
- Pengujian sambungan
Pada prinsipnya semua sambungan harus diuji atas kebocoran,dengan beban uji,terutama
untu sambungan las harus mengalami uji tekan,baik sebelum terpasang ataupun setelah
terpasang.Uji tekan ini secara detail diuraikan dalam setiap jenis pekerjaan dalam
pasal-pasal yang bersangkutan
- Pembersihan/pembilasan pipa
Sebelum diadakan uji coba ,seluruh pipa jaringan system instalasi harus dibersihkan
bagian dalamnya dengan dibilas (flushing).Air bilas harus cukup bersih,tidak
mengandung lumpur,atau larutan-larutan lain,yang justru akan menempel pada dinding
dalam pipa.Pembilasan harus dilaksanakan untuk beberapa waktu sehingga semua
kotoran akibat pemasangan pipa dapat dikeluarkan. Pada akhir prose’s pembilasan ,air
bilas yang masih terdapat di dalam pipa harus dikeluarkan untuk menghindarkan
pengerusakan pipa,akibat kemungkinan adanya sifat-sifat jelek dari air bilas.
30
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
Pengujian harus disaksikan oleh pengawas/direksi yang juga berhak untuk memerintahkan alternatif-
alternatif yang dipilihnya ,sehingga memuaskan.
3.Tahap penyelesaian
- Pemeriksaan/commissioning
Pada awal dari tahap penyelesaian perlu diadakan pemeriksaan.obyek pemeriksaan adalah
membuktikan bahwa setiap outlet sudah berfungsi,dengan kapasitas yang diminta.Semua
valve sudah bekerja dengan baus. Baik dalam pembukaannya maupun penutupnya.
Semua kegagalan /kekurang berhasilan harus dicari sebabnya dan diupayakan cara-cara
mengatasinya.Pemeriksaan dilakukan oleh pemborong.Pnegawas dan pengguna
barang/jasa perlu dibuatkan berita acara atas hasil-hasil dari pemeriksaan.
- Serah terima
Sebelum serah terima,dari pemborong kepada pengawas/direksi maka harus dilakukan :
a. Punch list atas semua pekerjaan yang menunjukkan bahwa segala sesuatu dari
bahan/material/peralatan sudah terpasang pada tempatnya.Bahan/material.peralatan
untuk persediaan (serep) sudah tersedia semua. Juga fasilitas-fasilitas yang kiranya
diperlukan sudah siap.
b. Pembersihan jobsite,atas segala sisa-sisa benda kerja,dan kotoran-
kotoran.Jobsite/gedung harus tampak rapi,begitu pula instalasi-instalasi yang
termasuk dalam lingkup kerja.
c. Perhitungan kerja tambah/kurang sudah disusun dengan rapi dan disetuhui oleh
pengawas/direksi.
- Melatih operator
Sesudah pekerjaan selesai,dan berjalan dengan baik,pemborong harus menyediakan
tenaga yang cukup ahli untuk memberikan lathan lepada tenaga-tenaga
31
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
- As built drawing
Pemborong harus membuat as built drawing yaitu gambar instalasi terpasang yang
sebenernya. As built drawing ini harus secepatnya diserahkan kepada pengawas/direksi
untuk mendapatkan komentar/koreksi. Pemborong wajib mengadakan revisi terhadap as
built drawing,sesuai dengan petunjuk pengawas/direksi,as built drawing ini akan menjadi
dokumen proyek.
PASAL 3
INSTALASI PLUMBING
1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan meliputi pengadaan,pemasangan,penyetelan dan pengujian dari semua
peralatan/material seoerti yang disebutkan dalam spesifikasi ini,maupun pengadaan dan
pemasangan dan peralatan/material yang kebetulan tidak tersebutkan,akan tetapi secara umum
dianggap perlu agar dapat diperleh system instalasi air bersih dan instalai air kotor yang
baik,dimana setelah diuji ,dicoba dan disetel dengan teliti siap untuk dipergunakan.
Pedoman dasar teknis yang dipakai pada prinsipnya adalah PEDOMAN PLUMBING
INDONESIA 1979
32
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
mutu dan standar yang berlaku (SII) atau standar internasional seperti
BS,JIS,ASA,DIN,atau yang setaraf.
- Pemborong bertanggung jawab penuh atas mutu dan kualitas material yang akan
dipakai,setelah mendapat persetujuan pengawas/direksi
- Sebelum dilakukan pemasangan-pemasangan ,pemborong harus menyerahkan contoh-
contoh dari bahan/material yang akan dipasang kepada pengawas/direksi.
- Bahan material pipa untuk distribusi air v=bersih adalah GIP pipe,pipa dan fitting yang
digunakan harus mengikuti standar SII dan harus disertai sertifikat hasil pengujin
- Katup-katup untuk ukuran lebuh kecil atau sama dengan 50 mm dibuat dari bahan
kuningan dengan system penyambungan menggunakan ulir /screwed,sedangkan yang
lebih besar daro 50 mm dibuat dari bahan GIP,dengan system sambungan ulir
- Penggantung pipa(hanger) dan penjepit pipa (klem) harus dari bahan metal yang
digalvanis
- Pemasangan
- Untuk sambungan yang menggunakan ulir harus memiliki spesifikasi panjang ulir
- Sebelum dilakukan penyambungan bagian yang berulir harus dibersihkan terlebu=ih
dahulu darikotoran-kotoran yang melekat
- Setiap pemasangan katup yang menggunakan ulir harus digunakan sepasang water moer
untuk mempermudahkan pekerjaan pemeliharaan
- Semua uung yang terakhir yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup dengan
dop/plug/blank flanged
- Pipa-pipa harus diberi penyangga,pipa tegak yang menempel sepanjang kolom atau
dinding dan pada setiap percabangan atau belokan harus diberi pengikat.
- Penyangga pipa harus dipasang pada lokasi-lokasi yang dientukan
- Apabila likasi penggantung pipa berhimpitan dengan katup ,maka enyangga tersebut
harus digeser dari posisi tersebut dengan catatan pipa tidak akan melengkung apabila
katup tersebut dilepas.
- Pipa-pipa induk distribusi harus ditest dengan tekanan hidrostatik sebesar 8 kg/cm2 dan
dalam waktu 8 jam tekanan tersebut tidak turun/naik serta tidak terjadi kebocoran
- Instalasi yang hasil tesnya tidak baik,segera diperbaiki.Biaya pengetesan alat-alay yang
diperlukan dan biaya perbaikannya ditanggung oleh pemborong
33
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
- Pipa yang ada di atas langit-langit,sepanjang kolom,dinding dan pada tempat-tempat yang
terlihat harus dicat dengan warna sebagai berikut :
- Pipa air bersih dengan warna biru
- Sebelu air bersih dipakai,maka air yang ada dalam pipa dibuang dulu.kemudian system
pemipaan diisi dengan larutan yang mengandung 50 mg/I Chloor dan didiamkan selama
24 jam.Setelah 24 jam system dibilas dengan air bersih sampai kadar sisa Chloor 2 mg/I.
- Tanki air atas (Roof tank)
Tanki air ats dibuat dan bahan fiber glass reinforced plastic (FRP),dipasang 1 buah
dengan kapasitas 5000 Lt.Type tanki yang digunakan adala vertical type,dilengkapi
dengan lubang inlet,outlet,drain,manhole,dan ventilasi. Tanki ditempatkan pada dudukan
yang kuat,konstruksi beton besi WF.
- Jenis bahan yang dipakai untuk menyalurkan air bekas dan air limbah manusia dalam
bangunan memakai bahan PVC
- Pipa air buangan ,air kotor menggunakan PVC klas AW untuk yang tertanam dalam tanah
- Penyambungan pipa PVC dilakukan dengan system solvent coment yang berkualitas baik.
Sebelum melakukan penyambungan pipa,bagian yang akan disambungkan harus
dibersihkan terlebih dahulu,bebas dari kotoran,air dan lain-lain.Solvent cement harus
merata pada bagian permukaan yang akan disambung
b. Pemasangan
- Sambungan antara pipa-pipa PVC diberi solvent cement dari kualitas balk yang disetujui
oleh pengawas/direksi
- Pada pipa vent,semua ujung pipa atau fitting yang terakhir tidak dilanjutkan lagi harus
ditutup dengan dop atau plug dari bahan material yang sama
- Pipa PVC untuk saluran air kotor dan limbah manusia yang tertanam hatus diberi pondasi
bantalan beton I pc + 3 ps + 5 krl pada setiap jarak 3 m,pondasi ini juga dipasang pada
bagian sambungan pipa percabangan dan belokan
34
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
- Pipa tegak (riser)harus diberikan bantalan beton pondasi pada bagian pertemuan antara
pipa tegak dan datar di lantai dasar
- Pipa-pipa sebelum diambungkan ke fixture harus di test dahulu terhadap kebocoran-
kebocoran
- Instalasi yang hasilnya testnya tidak baik segera diperbaik,Biaya pengetesan alat-alat
yang diperlukan dan biaya perbaikan ditanggung pemborong
- Penanaman pada tembok pada tembok harus ditutupi oleh pekerjaan finishing
- Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada hawa busuk keluar,dan
tidak ada rongga-rongga udara,letaknya arus lurus.Untuk pipa air kotor mendatar yang
berukuran lebih dari 80 mm harus dibuat kemiringan minimal 1 % dan pipa yang
berukuran lebih kecil atau ama dengan 80 mm harus dipasang dengan kemiringan 2
%.Pipa limbah manusia harus dipasang dengan kemiringan 2 %.
- Pada ujung buntu dilengkapi dengan lubang pembersih (clean out) dengan ukuran
diameter 50 mm atau 80 mm
- Ujung-ujung pipa dan lubang-lubang harus didop/plug selama pemasangan untuk
mencegah kotoran masuk ke pipa
35
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
- Sesuia pengujian sebelum pipa instalasi air bersih siap dipakai ,maka pipa diisi larutan
yang mengandung 50 mg Chloor/liter dan didiamkan selama 24 jam .Setelah itu pipa
instalasi dibilas dengan air bersih sampai kadar sisa.Chloor 2 mg
36
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
PASAL I
LINGKUP PEKERJAAN
Sistem penerangan terdiri dari lampu-lampu beserta fixturenya,sakelar,kabel-kebel dan conduit serta
material bantuannya.
PASAL 2
1. Semua bahan-bahan komponen dan peralatan harus diproduksi memenuhi standar negeri asal
dan/atau standar internasional yang telah dikenal dan berlaku di Indonesi.Pemborong harus
membuat daftar barang-barang yang diadakan beserta dengan standar produksinya.
2. Pada umumnya dan jika tidak disebutkan lain dalam.spesifikasi ini,instalasi listrik harus
dilaksanakan sesuai dan memenuhi peraturan umum instalasi listrik (PUIL) Indonesia edisi
terakhir (1987)
3. Peraturan lain pedoman dan panduan yang dikeluarkan oleh departemen pekerjaan
umum,departemen perhubungan,departemen tenaga kerja dan perum listrik negara harus
ditaati selama ada hubungannya dengan pekerjaan ini
4. Pemborong harus memiliki surat pengesahan instalatir (SPI) dan surat ijnn kerja (SIKA) dari
perum istrik negara yang masih berlaku. Pemborong wajib menunjukan dan atau
37
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
menyerahkan salinan surat-surat ini bila diminta leh pemberi tugas,pengawas atau pihak-
pihak yang berwenang lainnya.
PASAL 3
Pemborong harus menyerahkan dokumen dan informasi yang disebutkan dibawah ini kepada
pengawas sebagai bahan pemeriksaan dan perstujuan ,masing-masing sebanyak 3 set.
- Shop drawings
Gambar-gambar ini menunjukan dimensi,diagram uraian dan data
peralatan,material komponen dan system secara lengkap dan terprinci ,serta
sudah disesuaikan dengan kondisi lapangan dan slap untuk dilaksanakan.
- Brosur-brosur teknis
Dokumen ini dicetak oleh pabrik pembuat komponen,peralatan dan material yang
memperlihatkan dengan tepat mengenal jenis dan kapasitas barang-barang yang
akan diadakan dan dipasang. Dokumen harus asli,bukan fotocopy
- As-built drawing
Gambar-gambar ini memperlihatkan keseluruhan system,peralatan,komponen-
komponen dan material sesuai dengan yang terpasang di lapangan
- Program pelatihan
Pemborong harus membuat program pelatihan (training) untuk operator pemberi
tugas,dimana pelaksanaan diatur oleh pengawas.Program ini terutama berisi
penjelan dan/atau peragaan materi yang disenutkan dalam buku petunjuk operasi
dan perawatan.
38
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
PASAL 4
1. Semua bahan/material dan peralatan yang akan dipasang harus dalam eadaan baik,100%
baru,dan lulus pengujian di pabrik dan atau di lapangan
2. Pemorong harus menyerahkan contoh bahan/material sesuai dnegan yang disyaratkan dalam
spesifikasi ini kepada pengawas sebelum pengadaanya.Pengawas berhak menolak pengadaan
bahan/material yang tidak sesuai dengan spesifikasi atau yang sudah disetujui
3. Pemborong harus mengerahkan teknisi dan atau tenaga pelaksana yang berpengalaman dalam
bidang pekerjaan ini. Mereka harus berada di tempat pada saat pekerjaan berlangsung dan
bertanggung jawab atas pelaksaan pekerjaan tersebut.
PASAL 5
- Accessories
Bus bar,terminal-terminal,isolator switch dan perlengkapan lainnya harus sesuai
SNI dan dipasang di dalam panel dengan kuat dan tidak boleh ada bagian yang
bergetar.
39
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
- Semua armamature lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai terminal
pentanahan
- Pasang titik lampu NYM 3x5 mm2
- Pasang titik stop kontak NYM 3x2.5 mm2
- Titik stop kontak NYM 3x4
- Lampu TL 2x36 watt lengkap dengan box & grill stainless
- Lampu TL 1x18 watt lengkap dengan box besar & grill stainless
- Lampu down light PL-18 watt
- Lampu beret
- Panel lengkap
- Pasang kembali panel dan meteran lengakap
4. Saklar dinding
Saklar seri merk broker/setara
5. Kabel instalasi
Kabel instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus sesuai dengan standar PLN,kabel
inti dari tembaga dengan insulasi PVC,satu inti atau lebih (NYA/NYM)
Kode warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL sebagai berikut :
- Fasa 1 merah
- Fasa 2 kuning
- Fasa 3 hitam
- Netral biru
- Tanah (ground) hijau-kuning
- Merek kabel Kabelindo,kabel metal,supreme/stanar PLN
40
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
7. Lain-lain:
Pengetesan
a. Pemborong pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran-
pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi
telah dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi semua persyaratan
b. Semua tenaga,bahan dan perlengkapannya yang perlu untuk testing tersebut merupakan
tanggung jawab pemborong termasuk peralatan khusus yang perlu untuk testing dari
seluruh system ini. Seperti dianjurkan oleh pabrik harus disediakan peborong
c. Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh team pelaksana
pembangunan
PASAL 6
1. Panel tegangan rendah harus mengikuti standar VDE/DIN dan juga harus mengikuti peraturan
IEC dan PUIL
2. Panel-panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya harus
dizinchormat dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat dengan cat bakar,warna,dan cat akan
ditentukan kemudian oleh pihak-pihak pemberi kerja. Pintu dari panil-panil tersebut harus
dilengkapi dengan master
3. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya harus
diatur sedemikian rupa sehingga bila perlu dilaksanakan perbaikan-perbaikan penyambungan
komponen-komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen lainnya.
4. Setiap panel harus mempunyai 5busbar copper terdiri dari 3 busbar phase 4R-S-T 1 busbar
neitral dan 1 busbar untuk grounding.Besarnya busbar dierhitungkan untuk besarnya arus
yang akan mengalir dalam.Busbar tersebut tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 65
derajat celcius.Setiap busbar copper harus diberi warnai sesuai peraturan PLN,lapisan yang
dipergunakan untuk memberi warna busbar dan saluran harus dari jenis yang tahan terhadap
kenaikan suhu yang diperbolehkan
5. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan getaran
untuk amphere meter dan volt meter dengan ukuran 96x96 mm dengan skala linier dan
41
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
ketelitian 1 % dan bebas dari pengaruh induksi serta ada sertifikat tera dalam LMK/PLN
(minimum 1 buah setiap jenis alat ukur)
6. Ukuran tiap-tiap init panel harusdisesuaikan dengan keadaan da keperluan sesuai dengan yang
disetujui oleh pengawas
PASAL 7
1. Kabel-kabel yang akan dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min 0,6 KV dan 0,5
KV untuk kabel NYM
2. Pada prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis kabel NYM dan NYY
3. Sebelum dipergunakan kabel dan peralatan Bantu lainnya harus dimintakan persetujuan
terlebih dahulu pengawas
4. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm2
42
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
KAMA VILLAGE
PASAL 8
1. Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telarijang (BC= Bare copper conductor)
2. Besarnya kawat grounding yang dapat dipergunakan minimal berpenampang sama dengan
penampang kabel masuk (incoming feeder) untuk penampang kabel lebih kecil dari 50 mm2
atau sesuai gambar
3. Nilai tahanan grounding system untuk panel-panel adalah maximum 2 hm,diukur setelah
tidak turun hujan selama 3 hari berturut-turut.
43