Anda di halaman 1dari 2

METODOLOGI PENELITIAN BISNIS

Kevin Sukma Adhinugraha (12010121130205) / Kelas D

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efisiensi pasar saham di Indonesia dengan
menggunakan data harga saham harian yang dikumpulkan dari Indeks LQ45, Indeks Jakarta Islamic (JII),
dan Indeks Kompas 100 selama periode 2013 hingga 2014. Uji statistik menggunakan uji run dan uji
korelasi serial digunakan untuk menguji efisiensi bentuk lemah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasar
saham Indonesia dapat dikategorikan sebagai efisiensi bentuk lemah. Hasil pengujian statistik adalah: 1)
pergerakan harga saham harian bersifat acak, 2) tidak ada korelasi antara pergerakan harga saham pada
hari ini dengan hari sebelumnya.

Analisis menyeluruh menunjukkan bahwa pada tahun 2013, nilai rata-rata perubahan harga
saham di Bursa Efek Indonesia adalah -0,3948 dengan Z < Z tabel (2,05), dan nilai rata-rata PV (0,44238) >
a (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis H1 diterima, yang mengindikasikan bahwa perubahan harga
saham pada tahun 2013 mengikuti pola random walk di pasar saham Indonesia. Dengan kata lain, secara
keseluruhan, pasar saham Indonesia pada tahun 2013 telah mencapai tingkat efisiensi lemah.

Selanjutnya, pada tahun 2014, nilai rata-rata perubahan harga saham adalah -0,3366 dengan hasil
Z < Z tabel (2,05), dan nilai rata-rata PV (0,48716) > a (0,05). Oleh karena itu, dengan kata lain, hipotesis H1
diterima, menunjukkan bahwa perubahan harga saham pada tahun 2014 juga mengikuti pola random walk
di Bursa Efek Indonesia. Secara keseluruhan, hal ini menunjukkan bahwa pasar saham Indonesia dalam
bentuk lemah pada tahun 2014.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya enam saham (8,8%) yang menolak hipotesis H1,
sementara sebagian besar saham (91,2%) mendukung hipotesis H1, menunjukkan bahwa secara individu,
perubahan harga saham pada tahun 2013 bersifat acak (random walk) di Bursa Efek Indonesia. Artinya,
pasar saham Indonesia pada tahun 2013 telah mencapai tingkat efisiensi lemah secara keseluruhan.

Selanjutnya, analisis terhadap harga saham harian indeks Jakarta Islamic Index (JII), Indeks LQ45,
dan Indeks Kompas I pada periode tahun 2013 menunjukkan bahwa nilai rata-rata perubahan harga adalah
-0,3215 dengan hasil T < T tabel (1,96), dan nilai rata-rata PV (0.65538) > a (0,05). Oleh karena itu, hipotesis
H2 ditolak, yang menyatakan bahwa tidak ada korelasi antara perubahan harga saham harian dengan harga
saham harian sebelumnya pada tahun 2013 di Bursa Efek Indonesia. Secara keseluruhan, ini
menunjukkan bahwa pasar saham Indonesia pada tahun 2013 telah mencapai tingkat efisiensi lemah.

Pada tahun 2014, nilai rata-rata perubahan harga saham adalah 0,71129 dengan hasil T < T tabel
(1,96), dan nilai rata-rata PV (0,41163) > a (0,05). Dengan demikian, hipotesis H2 ditolak, menunjukkan
bahwa tidak ada korelasi antara perubahan harga saham harian dengan harga saham harian sebelumnya
pada tahun 2014 di Bursa Efek Indonesia.

Secara keseluruhan, temuan penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2013 dan 2014,
perubahan harga saham di Bursa Efek Indonesia mengikuti pola random walk, yang menunjukkan efisiensi
pasar dalam bentuk lemah. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar saham di Indonesia cenderung
menggambarkan informasi yang tersedia secara efisien dan tidak terdapat korelasi yang signifikan antara
perubahan harga saham harian. Meskipun terdapat beberapa saham yang menunjukkan pola yang
berbeda, namun secara keseluruhan, pasar saham Indonesia dalam bentuk lemah pada kedua periode
tersebut.

Hal ini menekankan pentingnya pengelolaan keuangan yang efektif dan perencanaan strategis bagi
perusahaan di pasar saham Indonesia. Perusahaan harus mempertimbangkan adanya kemungkinan
perubahan harga saham yang acak dan tidak dapat diprediksi dalam pengambilan keputusan keuangan
mereka. Selain itu, memahami posisi keuangan secara menyeluruh, mengontrol arus kas dan likuiditas,
serta memiliki rencana kontingensi dalam menghadapi situasi keuangan yang sulit menjadi faktor penting.

Anda mungkin juga menyukai