Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH INDEKS BURSA GLOBAL TERHADAP INDEKS LQ45 PADA BURSA

EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2014

Penulis :

Erwin Hamonangan Simamora

Jurusan S-1 Manajemen

STIE EKUITAS BANDUNG

2015

ABSTRACT

This study aims to determine the influence of Global Stock Index which DJIA Index,
Nikkei 225 Index and FTSE100 Index to price movements LQ45 index on the Indonesian Stock
Exchange (BEI).

The object under study is the Indonesia Stock Exchange, located in Jakarta. This
research uses descriptive and verification method using data closed price of DJIA index, Nikkei
225 index, FTSE100 index and LQ45 Index monthly began in January 2013 - December 2014.
Technical analysis of data using multiple linear regression analysis and hypothesis testing by
using the tool SPSS 20.

Partial results showed the three indexes significantly influence the LQ45 index, but only
the DJIA Index were positive influence while Nikkei 225 and FTSE100 index negative effect .
Simultaneously three indexes affect the LQ45 index with a contribution of 43.7 % while the
remaining 56.3 % is influenced by other factors not examined in this study . The authors
conclude that the movement of the global index significantly affect the movement of LQ45 index
in the Indonesia Stock Exchange.

Keywords : DJIA Index, Nikkei 225 Index, FTSE 100 Index, LQ45 Index

Pendahuluan

Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dan
sarana representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan disuatu negara, karena
hampir semua industri di suatu negara terwakili oleh pasar modal. Pasar modal yang
sedang mengalami peningkatan (Bullish) atau mengalami penurunan (Bearish) terlihat
dari naik turunnya harga-harga saham yang tercatat yang tercermin melalui suatu
pergerakan indeks atau lebih dikenal dengan indeks harga saham. Nilai indeks saham ini
digunakan untuk mengukur kinerja gabungan seluruh saham (perusahaan/emiten) yg
tercatat pada bursa efek di setiap negara. Oleh karena itu indeks saham dijadikan tolak
ukur dalam menggambarkan kondisi perekonomian suatu negara.
Menurut Uribe (2006) dalam artikelnya yang berjudul “A Fiscal Theory of
Sovereign Risk” yang dimaksud dengan Contagion Effect atau yang sering disebut teori
domino modern adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh perekonomian negara lain
terhadap suatu negara, regional, atau dunia. Peristiwa ekonomi yang terjadi di suatu
negara akan mendorong terjadinya peristiwa ekonomi lainnya di negara-negara dunia.
Pengaruh yang ditimbulkan cenderung bersifat relatif dan berbeda-beda untuk setiap
negara. Hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor hubungan diplomatik, kerjasama
ekonomi, dan kawasan dari negara-negara tersebut. Berikut ini adalah beberapa contoh
nyata dari peristiwa Contagion Effect :
1. Pada awal tahun 2007 terjadi krisis keuangan global dimana bermula dari krisis
kredit properti (subprime mortgage crisis) di Amerika Serikat, kondisi tersebut
memicu terjadinya kredit macet di sektor properti. Krisis subprime mortgage pada
awalnya hanya berimbas pada sektor properti dan pasar modal AS ternyata
memberikan dampak yang cukup besar pada lembaga-lembaga keuangan
terkemuka, tidak hanya di AS, tetapi juga kawasan Eropa maupun Asia. Krisis
tersebut menimbulkan pengeringan likuiditas di pasar keuangan yang
mempengaruhi memburuknya kondisi pasar modal global, serta kerugian yang
dialami oleh berbagai lembaga keuangan termuka seperti Lehman Brothers, Morgan
Stanley, Citigroup, dan lain-lain.
2. Krisis di Yunani pada pertengahan 2011 yang menyebabkan negara tersebut
mengalami default sehingga diragukan kemampuannya dalam membayar hutang,
akibatnya berdampak pada indeks saham global, contohnya pada sejumlah negara-
negara Eropa seperti Jerman, Perancis, dan Inggris yang mengalami koreksi besar-
besaran pada indeks sahamnya.

Tabel 1 Perkembangan Kinerja Indeks Bursa Saham Tahun 2007-2014

Harga Indeks Saham


Tahun
DJIA N225 FTSE100 LQ45
2007 13.264,82 15.307,78 6.456,90 599,82
2008 8.776,39 8.747,17 4.434,20 270,23
2009 10.428,05 10.546,44 5.412,90 498,28
2010 11.577,51 10.228,92 5.899,90 661,37
2011 12.217,56 8.455,35 5.572,30 673,50
2012 13.104,14 10.395,18 5.897,80 735,04
2013 16.576,66 16.291,31 6.749,10 711,13
2014 17.823,07 17.450,77 6.566,10 898,58
Keterangan:
Harga Indeks diambil berdasarkan closed price per 31 Desember
Sumber : Yahoo Finance dan Dunia Investasi
Tabel 2 Perkembangan Return Indeks Bursa Saham Tahun 2007-2014

Indeks Saham
Periode DJIA N225 FTSE100 LQ45
Return % Return % Return % Return %
2007-
-0,338 -33,8 % -0,429 -42,9% -0,31 -31% -0,549 -54,9%
2008
2008-
0,188 18,8% 0,206 20,6% 0,221 22,1% 0,844 84,4%
2009
2009-
0,11 11% -0,03 3% 0,09 9% 0,327 32,7%
2010
2010-
0,055 5,5% -0,173 -17,3% -0,06 -6% 0,018 1,8%
2011
2011-
0,073 7,3% 0,229 22,9% 0,058 5,8% 0,091 9,1%
2012
2012-
0,265 26,5% 0,567 56,7% 0,144 14,4% -0,033 -3,3%
2013
2013-
0,075 7,5% 0,071 7,1% -0,03 -3% 0,264 26,4%
2014
Pada tabel 1 dan tabel 2 terlihat bahwa sejak terjadinya krisis subprime mortgage,
beberapa indeks bursa saham global mengalami penurunan cukup tajam pada periode 2007-
2008. Indeks DJIA merosot tajam sebesar 4.448,43 point dengan return indeks sebesar -33,8%.
Indeks Nikkei 225 turun sebesar 6.560,61 point dengan return indeks -42,9%. Indeks FTSE100
turun sebesar 2.0227,7 point dengan return indeks -31%, dan hal serupa juga terjadi pada Indeks
LQ45 yang mengalami penurunan sebesar 329,59 point dengan return indeks sebesar -54,9%.
Dampak dari krisis Yunani juga terlihat pada pergerakan harga beberapa indeks pada tabel
diatas yaitu pada periode 2010-2011 Indeks Nikkei 225 dan Indeks FTSE100 mengalami
penurunan harga sebesar -1773,57 poin dan -327, 6 poin. Pergerakan harga memicu investor
mengalihkan modalnya ke indeks bursa lainnya sehingga Indeks DJIA dan Indeks LQ45
mengalami peningkatan harga akibat perilaku investor saat itu.

Beberapa penelitian terdahulu memiliki hasil penelitian yang berbeda-beda. Penelitian


Witjaksono (2010) mendapatkan fakta bahwa Indeks Nikkei 225 dan Indeks Dow Jones
memiliki pengaruh terhadap IHSG, penelitian Darmawan (2009) mendapatkan fakta bahwa
Indeks Dow Jones, Nikkei dan FTSE berpengaruh terhadap IHSG, dan penelitian Nico
Fernando (2011) mendapatkan bahwa indeks DJIA, Nikkei 225, dan FTSE100 tidak memiliki
pengaruh terhadap IHSG.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya tersebut penulis ingin meneliti kembali apakah
pergerakan ketiga indeks tersebut masih berpengaruh pada indeks di Bursa Efek pada periode
2013-2014 pasca terjadinya subprime mortgage dan krisis Yunani. Dalam hal ini penulis
mengambil variabel dependent (Y) sebagai Indeks LQ45 karena emiten yang termasuk kedalam
indeks LQ45 merupakan bagian dari emiten yang berada di IHSG, sehingga penulis yakin
pergerakan IHSG selalu berbanding lurus dengan pergerakan Indeks LQ45. Berdasarkan latar
belakang penelitian tersebut penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut pengaruh pergerakan
harga indeks saham global ini terhadap indeks saham di Bursa Efek Indonesia dengan judul
penelitian, "Pengaruh Indeks Bursa Global Terhadap Indeks LQ45 Pada Bursa Efek Indonesia
Periode 2013-2014".

Tinjauan Pustaka

Investasi
Teori ekonomi mengartikan investasi sebagai pengeluaran untuk pembelian modal atau
barang-barang yang tidak dikonsumsi saat ini namum digunakan untuk kegiatan produksi guna
menghasikan barang atau jasa di masa yang akan datang. Menurut Tandelilin (2010:9) dasar
keputusan investasi terdiri dari return harapan, tingkat risiko serta hubungan antara return dan
risiko. Return merupakan tingkat keuntungan investasi. Suatu hal yang wajar jika investor
menuntut tingkat return tertentu atas dana yang telah diinvestasikannya. Return harapan
investor dari investasi yang dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan
(opportunity cost) dan risiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi.

Tujuan Investasi
Menurut Tandelilin (2010:8) secara khusus, terdapat beberapa alasan seseorang
melakukan investasi yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang. Seseorang yang
bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau
setidaknya berusaha mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak
berkurang di masa akan datang.
2. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau
objek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaaan atau
hak miliknya akibata adanya pengaruh inflasi.

Pasar Modal
Pasar modal dapat di artikan sebagai sebuah wahana yang mempertemukan pihak yang
membutuhkan dana (emiten) dengan pihak yang menyediakan dana (investor) sesuai dengan
aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan dengan sekuritas.
Berdasarkan Bursa Efek Indonesia (BEI) pasar modal (capital market) merupakan pasar
untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang
(obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar
modal juga merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya
pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi.

Instrumen Pasar Modal


Instrumen keuangan pasar modal adalah semua surat-surat berharga yang umum
diperjualbelikan melalui pasar modal. Adapun Instrumen yang umum diperjualbelikan di lantai
Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu :
1. Saham (Stock)
Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga
pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain yang dilakukan
perusahaan kepada pemegang saham lainnya.
2. Obligasi (Bond)
Menurut Tandelilin (2010:245) Obligasi merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu
perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya pembayaran sejumlah uang tetap pada
suatu tanggal jatuh tempo di masa mendatang disertai dengan pembayaran bunga secara
periodik.
3. Reksa Dana (Mutual Fund)
Menurut Tandelilin (2010:48) reksa dana adalah suatu jenis instrument investasi yang juga
tersedia di pasar modal Indonesia di samping saham, obligasi, dan sebagainya. Reksa dana
mudahnya dapat diartikan sebagai wadah yang berisi sekumpulan sekuritas yang dikelola
oleh perusahaan investasi dan dibeli oleh investor.
4. Instrumen Derivatif
Derivatif terdiri dari efek yang diturunkan dari instrumen efek lain yang disebut underlying.
Ada beberapa macam instrumen derivatif di Indonesia, seperti :
a. Bukti Right
Sesuai dengan undang-undang pasar modal, bukti right didefinisikan sebagai hak
memesan efek terlebih dahulu pada harga yang telah ditetapkan selama periode tertentu.
bukti right diterbitkan pada penawaran umum terbatas (Right Issue), dimana saham
baru ditawarkan pertama kali kepada pemegang saham lama. Bukti right juga dapat
diperdagangkan di pasar sekunder selama periode tertentu.
b. Waran
Waran biasanya melekat sebagai daya tarik (sweetener) pada penawaran umum saham
ataupun obligasi. Biasanya harga pelaksanaan lebih rendah dari pada harga pasar saham.
Setelah saham ataupun obligasi tersebut tercatat di bursa, waran dapat diperdagangkan
secara terpisah. Periode perdagangan waran lebih lama dari pada bukti right, yaitu 3
tahun sampai 5 tahun.
c. Kontrak Berjangka
Kontrak berjangka adalah kontrak atau perjanjian antara dua pihak yang mengharuskan
mereka untuk menjual atau membeli produk yang menjadi variabel pokok di masa yang
akan datang dengan harga yang telah ditetapkan sebelumnya. Obyek yang
dipertukarkan disebut Underlying Asset.

Saham
Pengertian saham menurut Husnan (2005:29), Saham merupakan secarik kertas yang
menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh
bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai
kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Saham merupakan salah
satu dari beberapa alternatif yang dapat dipilih untuk berinvestasi. Sedangkan menurut Siamat
(2005:507) saham atau stock adalah surat bukti tanda kepemilikan bagian modal pada suatu
perseroan terbatas. Keuntungan yang dinikmati para pemegang saham berasal dari dividen yang
diterima dan kenaikan harga saham. Besar kecilnya dividen yang diterima tergantung kebijakan
dividen melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Indeks Saham
Indeks saham atau stock indexes adalah indeks yang digunakan untuk melihat
pergerakan harga saham secara keseluruhan. Menurut Bursa Efek Indonesia (2011), indeks
harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks
berfungsi sebagai indikator tren pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar
pada suatu saat, apakah pasar sedang aktif atau lesu.
Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk menentukan
apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli suatu atau beberapa saham, karena harga-
harga saham bergerak dalam hitungan detik dan menit, maka nilai indeks pun bergerak turun
naik dalam hitungan waktu yang cepat pula.
Fungsi indeks harga saham antara lain sebagai :
1. Indikator naik turun pasar efek
2. Indikator tingkat keuntungan pelaku pasar
3. Indikator kinerja suatu portofolio, dengan ini dapat membantu manajer investasi
menentukan strateginya.
4. Mendukung transaksi derivatif.

Dow Jones Industrial Average (DJIA)


Menurut Ardiyan (2008:23) Dow Jones Industrial Average (DJIA) merupakan salah
satu indeks pasar saham yang didirikan oleh Editor The Wall Street Journal dan pendiri Dow
Jones & Company Charles Dow. Dow membuat indeks ini sebagai suatu cara untuk mengukur
performa komponen industri di pasar saham Amerika. Saat ini DJIA merupakan indeks pasar
Amerika Serikat tertua yang masih berjalan.
Perusahaan yang dipilih pada umumnya adalah perusahaan Amerika yang kegiatan
ekonominya telah mendunia. Untuk mengkompensasi efek pemecahan saham dan penyesuaian
lainnya, sekarang ini menggunakan weighted average bukan rata-rata aktual dari harga saham
komponennnya (Obienugh, 2010:130).
Indeks N225 (Nikkei 225)
Nikkei 225 adalah indeks dari 225 saham blue chip yang ada di bursa saham Tokyo
(Tokyo Stock Exchange). Pergerakan indeks ini sudah dipublikasikan oleh surat kabar Nihon
Keizai sejak tahun 1971 dan merupakan satu dari sebagian kecil faktor yang menggerakkan
mata uang Yen Jepang. Saat ini, Nikkei telah berperan sebagai indeks saham yang paling aktif
dan diminati oleh pelaku pasar internasional (Monex Investindo Futures, 2012).

Indeks FTSE100 (Financial Times Stock Exchange)


Indeks FTSE 100 atau yang biasa disebut "footsie" adalah indeks saham dari 100
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di London Stock Exchange yang memiliki kapitalisasi
paling tinggi. Indeks FTSE 100 dikelola oleh FTSE Group, sebuah perusahaan independen yang
berasal sebagai suatu joint venture antara Financial Times dan London Stock Exchange. Indeks
FTSE 100 mewakili sekitar 81% dari kapitalisasi pasar dari seluruh London Stock Exchange.
Walaupun FTSE All-Share Index lebih komprehensif, namun FTSE 100 paling banyak
digunakan Inggris sebagai indikator pasar saham (Darmawan, 2009).

Indeks LQ45
Berdasarkan buku panduan indeks Bursa Efek Indonesia (BEI) Indeks LQ45 merupakan
Indeks yang terdiri dari 45 emiten dengan likuiditas (liquid) tinggi, yang diseleksi melalui
beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas emiten-emiten tersebut
juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar.
Kriteria pemilihan saham Indeks LQ45 Sejak diluncurkan pada bulan Februari 1997
ukuran utama likuiditas transaksi adalah nilai transaksi di pasar reguler. Sesuai dengan
perkembangan pasar dan untuk lebih mempertajam kriteria likuiditas, maka sejak review bulan
Januari 2005, jumlah hari perdagangan dan frekuensi transaksi dimasukkan sebagai ukuran
likuiditas. Sehingga kriteria suatu emiten untuk dapat masuk dalam perhitungan Indeks LQ45
adalah mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :
a. Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan.
b. Aktivitas transaksi di pasar reguler yaitu nilai, volume dan frekuensi transaksi.
c. Jumlah hari perdagangan di pasar reguler
d. Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu.
e. Selain mempertimbangkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar tersebut di atas, akan
dilihat juga keadaan keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan tersebut.

Gambar 1 Kerangka Pemikiran


Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pengertian di atas, maka hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian
bahwa Indeks DJIA (New York Stock Exchange), Indeks Nikkei 225 (Tokyo Stock Exchange)
dan Indeks FTSE100 (London Stock Exchange) berpengaruh signifikan baik secara parsial
maupun simultan terhadap pergerakan Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2013-
2014.

Rancangan Pengujian Hipotesis


a. Uji Asumsi Klasik :
1) Uji Normalitas
2) Uji Autokorelasi
3) Uji Multikoliniaritas
4) Uji Heteroskedastisitas
b. Analisis Regresi Linear Berganda
c. Analisis Koefisien Korelasi Parsial
d. Analisis Koefisien Determinasi
e. Uji Hipotesis :
1) Uji secara Parsial (Uji t)
2) Uji secara Simultan (Uji f)

Hasil dan Pembahasan

Pembahasan Perkembangan Indeks DJIA, Nikkei 225, FTSE100 dan LQ45 Periode 2013-
2014
Apabila divisualisasikan secara bersama-sama, maka pergerakan indeks bursa asing
(Indeks DJIA, Indeks DJIA, Indeks FTSE 100) dan Indeks LQ45 dalam sebuah chart adalah
sebagai berikut :

Gambar 2
Chart perbandingan Indeks LQ45 dengan Return Indeks Bursa Global

Secara keseluruhan terlihat pada tabel pergerakan Indeks LQ45 meningkat selama 2
tahun dari tahun 2013 hingga 2014. Penurunan terparah terjadi pada 27 Agusutus 2013 dimana
harga penutupan di posisi 651,87 penyebabnya antara lain adalah penurunan tajam data
penjualan rumah baru (New Home Sales) AS yang meredakan ekspektasi Federal Reserve akan
segera mengurangi stimulus. Akibatnya IHSG jatuh 49.2 poin (-1.18%) dan ditutup di level
4120.7 sementara indeks saham blue chip LQ45 turun 11.4 poin (-1.65%) ke level 677.9.
Investor asing menarik Rp.222,7 miliar keluar dari pasar saham domestik.
Mayoritas indeks saham di Eropa turun dengan indeks saham di Italia memimpin
penurunan ditengah ketakutan Silvio Berlusconi dapat membawa ketidakstabilan dalam
Pemerintahan. Anggota partai People of Freedom yang didirikan oleh Silvio Berlusconi akhir
pekan lalu mengancam menjatuhkan Pemerintahan PM Enrico Letta jika Berlusconi dipecat dari
Parlemen akibat menjadi terdakwa dalam kasus penipuan pajak.
Indeks saham utama di Wall Street melemah setelah Menteri Luar Negeri AS, John
Kerry mengatakan tindakan penggunaan senjata kimia oleh Pemerintah Syria tidak dapat
dibenarkan dan laporan yang mengatakan AS akan mencapai batas maksimal utang (debt
ceiling) di pertengahan bulan Oktober
Pada 17 Oktober 2014 Bursa saham Jepang bergerak melemah pada pertengahan
perdagangan Jumat (17/10) akibat tekanan kekhawatiran ekonomi global. Indeks Nikkei 225
pada pukul 9.36 WIB atau sekitar 11.36 waktu Tokyo berdasarkan data Bloomberg melemah
0,48% ke level 14.666,97. Dari 225 saham, 52 diantaranya menguat, 166 melemah dan 7
stagnan. Menurut hasil riset HP Analytics, pelemahan bursa Jepang ini dipengaruhi oleh
pergerakan saham bursa AS. Kekhawatiran mengenai perlambatan pertumbuhan global masih
menjadi sentimen negatif utama bagi investor

Pembahasan Pengaruh Indeks DJIA, Indeks Nikkei 225, dan Indeks FTSE100 secara
parsial terhadap Indeks LQ45
Jika digambarkan dalam sebuah tabel, maka pengaruh masing-masing variabel X 1, X2,
X3 tersebut terhadap variabel Y adalah sebagai berikut :
Tabel 4.16
Pengaruh Variabel X1, X2, dan X3 terhadap Y secara Parsial

Variabel Signifikansi Thitung Ttabel Keterangan

DJIA(X1) 0,002 3,475 2,086 Signifikan berbanding positif

N225(X2) 0,028 -2,376 -2,086 Signifikan berbanding negatif

FTSE100(X3) 0,042 -2,178 -2,086 Signifikan berbanding negatif

Pengaruh Indeks DJIA terhadap Indeks LQ45


Berdasarkan hasil pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan derajat
kepercayaan 95% atau derajat kesalahan 0,05 secara parsial Indeks DJIA berpengaruh secara
signifikan terhadap pergerakan Indeks LQ45 selama periode pengamatan tahun 2013 hingga
tahun 2014. Dari hasil pengujian statistik t pada tabel coefficient diperoleh bahwa Indeks DJIA
berhubungan positif terhadap Indeks LQ45 yang ditandai dengan nilai t positif sebesar 3,475
yang artinya berbanding lurus terhadap pergerakan Indeks DJIA. Pada uji t statistik tersebut
diperoleh hasil bahwa Indeks DJIA berpengaruh secara signifikan terhadap Indeks LQ45 yaitu
nilai signifikansi 0,002 < 0,05 dan t hitung lebih besar dari ttabel yaitu 3,475 > 2,086. Sehingga dapat
disimpulkan ketika harga Indeks DJIA meningkat di bursa Wall Street maka harga di Indeks
LQ45 juga mengalami peningkatan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebagai salah satu kekuatan
ekonomi terbesar, pengaruh Amerika Serikat (AS) sangat besar bagi negara-negara lain
sehingga saat ekonomi di AS mulai membaik, hal ini mengakibatkan sentimen positif bagi
investor dengan lebih berani meningkatkan nilai modal investasinya di berbagai saham di
seluruh dunia termasuk di Indonesia.

Pengaruh Indeks Nikkei 225 terhadap Indeks LQ45


Berdasarkan hasil pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan derajat
kepercayaan 95% atau derajat kesalahan 0,05 secara parsial Indeks Nikkei 225 berpengaruh
secara signifikan terhadap pergerakan Indeks LQ45 selama periode pengamatan tahun 2013
hingga tahun 2014. Dari hasil pengujian statistik t pada tabel coefficient diperoleh bahwa Indeks
Nikkei 225 berhubungan negatif terhadap Indeks LQ45 yang ditandai dengan nilai t negatif
sebesar 3,475 yang artinya berbanding terbalik terhadap pergerakan Indeks Nikkei 225. Pada uji
t statistik tersebut diperoleh hasil bahwa Indeks Nikkei 225 berpengaruh secara signifikan
terhadap Indeks LQ45 yaitu nilai signifikansi 0,028 < 0,05 dan t hitung lebih besar dari ttabel yaitu -
2,376 > -2,086. Sehingga dapat disimpulkan ketika harga Indeks Nikkei 225 meningkat di
Tokyo Stock Exchange maka harga Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami
penurunan begitu juga sebaliknya. Penyebabnya adalah perilaku investor yang banyak
melakukan aksi jual saham di BEI untuk melakukan aksi beli saham di Tokyo Stock Exchange
karena dinilai lebih menguntungkan.

Pengaruh Indeks FTSE100 terhadap Indeks LQ45


Berdasarkan hasil pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan derajat
kepercayaan 95% atau derajat kesalahan 0,05 secara parsial Indeks FTSE100 berpengaruh
secara signifikan terhadap pergerakan Indeks LQ45 selama periode pengamatan tahun 2013
hingga tahun 2014. Dari hasil pengujian statistik t pada tabel coefficient diperoleh bahwa Indeks
Indeks FTSE100 berhubungan negatif terhadap Indeks LQ45 yang ditandai dengan nilai t
negatif sebesar 3,475 yang artinya berbanding terbalik terhadap pergerakan Indeks Indeks
FTSE100. Pada uji t statistik tersebut diperoleh hasil bahwa Indeks Indeks FTSE100
berpengaruh secara signifikan terhadap Indeks LQ45 yaitu nilai signifikansi 0,042 < 0,05 dan
thitung lebih besar dari ttabel yaitu -2,178 > -2,086. Sehingga dapat disimpulkan ketika harga Indeks
Nikkei 225 meningkat di London Stock Exchange maka harga Indeks LQ45 di Bursa Efek
Indonesia (BEI) mengalami penurunan. Penyebabnya adalah perilaku investor yang banyak
melakukan aksi jual saham di BEI untuk melakukan aksi beli saham di London Stock Exchange
karena dinilai lebih menguntungkan.

Kesimpulan

1. Secara parsial Indeks DJIA berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks LQ45
sedangkan Indeks Nikkei 225 dan Indeks FTSE100 berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap Indeks LQ45.
2. Secara simultan ketiga variabel bebas(Indeks DJIA, N225, FTSE100) mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Indeks LQ45).

Saran

1. Bagi Perusahaan :
Perusahaan-perusahaan di Indonesia harus meningkatkan kinerja perusahaannya agar para
investor baik didalam maupun diluar negeri lebih tertarik berinvestasi di Indonesia.
2. Bagi Pemerintah (Otoritas Jasa Keuangan) :
a. Pemerintah (Otoritas Jasa Keuangan) harus cepat dan tanggap melakukan tindakan
preventing dalam memantau perkembangan perekonomian dunia untuk mencegah atau
mengurangi efek dari teori domino modern yang terjadi pada negara lain.
b. Menjaga nilai tukar rupiah dan nilai BI rate untuk menarik minat investor asing
berinvestasi di Indonesia
3. Bagi peneliti selanjutnya :
a. Penelitian berikutnya hendaknya menggunakan data history price secara harian (daily)
agar penelitian lebih akurat.
b. Diharapkan menggunakan rentang waktu data penelitian yang lebih lama semisalnya
dalam rentang waktu 5 tahun atau 10 tahun.
c. Hendaknya pada penelitian selanjutnya peneliti menambah jumlah Indeks saham
lainnya dari berbagai negara yang memiliki perekonomian dengan kapitalisasi yang
besar, semisalnya negara-negara G20 sehingga hasil penelitiannya dapat
digeneralisasikan secara akurat.
d. Penelitian berikutnya diharapkan dapat menambah variabel makro seperti harga minyak
dunia, harga emas dunia, kurs US dollar terhadap rupiah, inflasi, dan variabel makro
lainnya dalam menguji pengaruh terhadap pergerakan Indeks saham.
Daftar Pustaka

Ahmad, K. (2006), Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portofolio, ed.2, Jakarta: Rineka
Cipta.

Ariani, I. (2012), Pengaruh indeks nikkei 225, indeks dow jones, dan indeks ftse100 terhadap
pergerakan indeks harga saham gabungan periode 2011, Skripsi Jurusan Manajemen
STIE Ekuitas.

Ardiyan, A. (2008), The Master Traders, ed.2, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Arifin, S.A., Winantyo, R. dan Kurniati, Y. (2007), Integrasi Keuangan dan Moneter di Asia
Timur: Peluang dan Tantangan bagi Indonesia, Elex Media Komputindo, hlm 30-32.

Bodie, Z., Kane, A. dan Markus, A.J. (2006), Essential of Investment. ed.5, Singapore: Mc-
Graw Hill.

Budisantosos, T. dan Triandaru, S. (2006), Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta:
Salemba Empat.

Fernando, R. (2012), Pengaruh indeks bursa global terhadap indeks ihsg pada bursa efek
indonesia (bei) periode tahun 2009-2011. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Andalas.

Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.

Gitman, J.L. (2006), Principle of Managerial Finance, ed.8, New York: Pearson Addison
Wesley.

Hariyanti, I. dan Serfianto, R. (2010), Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal, ed.5, Jakarta:
Visimedia.

http://duniabaca.com/pengertian-dan-manfaat-pasar-modal.html, diunduh pada tanggal 13


Desember 2014.

https://finance.yahoo.com/q/hp?s=^DJI&a=00&b=1&c=2007&d=11&e=31&f=2014&g=d,
diunduh pada tanggal 10 Januari 2015.

https://finance.yahoo.com/q/hp?a=00&b=1&c=2007&d=11&e=31&f=2014&g=d&s=^N225%2
C+&ql=1, diunduh pada tanggal 10 Januari 2015.

https://finance.yahoo.com/q/hp?a=00&b=1&c=2007&d=11&e=31&f=2014&g=d&s=^FTSE%2
C+&ql=1, diunduh pada tanggal 10 Januari 2015.

https://finance.yahoo.com/q/hp?a=00&b=1&c=2007&d=11&e=31&f=2014&g=d&s=^JKLQ45
%2C+&ql=1, diunduh pada tanggal 10 Januari 2015.

http://www.idx.co.id/id-id/beranda/hubungikami.aspx, diunduh pada tanggal 27 Desember


2014.

https://finance.yahoo.com/q/hp?a=00&b=1&c=2013&d=11&e=31&f=2014&g=m&s=^DJI%2C
+&ql=1, diunduh pada tanggal 13 Januari 2014.

https://finance.yahoo.com/q/hp?a=00&b=1&c=2013&d=11&e=31&f=2014&g=m&s=^N225%
2C+&ql=1, diunduh pada tanggal 13 Januari 2014.
https://finance.yahoo.com/q/hp?a=00&b=1&c=2013&d=11&e=31&f=2014&g=m&s=^FTSE%
2C+&ql=1, diunduh pada tanggal 13 Januari 2014.

http://finance.yahoo.com/q/hp?s=^DJI&a=00&b=1&c=2013&d=11&e=31&f=2014&g=m,
diunduh pada tanggal 24 April 2015

http://finance.yahoo.com/q/hp?s=^N225&a=00&b=1&c=2013&d=11&e=31&f=2014&g=m,
diunduh pada tanggal 27 April 2015

http://finance.yahoo.com/q/hp?s=^FTSE&a=00&b=1&c=2013&d=11&e=31&f=2014&g=m,
diunduh pada tanggal 28 April 2015

http://finance.yahoo.com/q/hp?s=^JKLQ45&a=00&b=1&c=2013&d=11&e=31&f=2014&g=m,
diunduh pada tanggal 28 April 2015

http://finance.yahoo.com/echarts?s=%5EJKLQ45+Interactive#{"comparisons":"^DJI,^N225,^F
TSE","comparisonsColors":"#000000,#f1c232,#ff00ff","comparisonsWidths":"1,1,1","
comparisonsGhosting":"0,0,0","range":"2y"}, diunduh pada tanggal 2 Mei 2015

http://id.wikipedia.org/wiki/Penawaran_umum_perdana, diunduh pada tanggal 21 April 2015.

http://id.wikipedia.org/wiki/Dow_Jones_Industrial_Average, diunduh pada tanggal 15 januari


2015.

http://id.wikipedia.org/wiki/Nikkei_225, diunduh pada tanggal 15 januari 2015.

http://id.wikipedia.org/wiki/FTSE_100, diunduh pada tanggal 15 januari 2015.

http://www.anggaran.depkeu.go.id/Content/08-02-26,%2003%20Bab%20I.pdf, diunduh pada


tanggal 10 Januari 2015.

http://www.antaranews.com/berita/271009/korelasi-ihsg-bei-dan-faktor-as-eropa, diunduh pada


tanggal 10 Januari 2015.

http://www.duniainvestasi.com/bei/prices/stock, diunduh pada tanggal 10 Januari 2015.

http://www.mifx.com/trading-products/indeks-futures, diunduh pada tanggal 10 Januari 2015.

http://www.mifx.com/education/43/Indeks_Saham.php, diunduh pada tanggal 16 Desember


2013.

http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/publikasi_pm/info_pm/panduan_investasi_pm.pdf,
diunduh pada tanggal 21 April 2015.

http://www.idx.co.id/H0me/AboutUs/History/tabid/72/languange/idID/Default.aspx, diunduh
pada tanggal 15 Januari 2015.

Jogiyanto, H.M. (2010), Teori Portofolio dan Analisis Investasi, ed.7, Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta.

Martalena dan Malinda. (2011). Pengantar Pasar Modal, ed.1, Yogyakarta: Andi.

Muzammil, A. (2011). Analisis pengaruh indeks saham asia tenggara terhadap indeks harga
saham gabungan (ihsg) di bursa efek indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran".

Nasry, A. (2006), Globalization effect on stock exchange integration, Egypt: Cairo University.
Ranpura, D., Patel, B.K. dan Patel, R.N. (2011), Study of Co Movement and Interdependence of
Indian Stock Market with Selected Foreign Stock Markets, SS International Journal of
Business and Management Research, Vol. 1, issue 5, hlm 1-28.

Reilly, F., dan Brown, K.C. (2008), Investment Analysis and Portfolio Management, ed.9,
Thompson Southwestern.

Samsul, M. (2006), Jenis Indeks Saham: Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Jakarta:
Erlangga.

Santoso, S. (2010), Statistik Parametrik, Jakarta: Elex Media Komputindo.

Shiozawa, Y. dan Hashimoto, F. (2008), Artificial Market Experiment with The U-Mart System,
Kyoritsu Shuppan.

Siamat, D. (2005), Manajemen Lembaga Keuangan; Kebijakan Moneter dan Perbankan,


Jakarta: FE-UI.

Stiglitz, J.E. (2006), Making Globalization Work, New York: W.W Norton & Company, Inc.

Sugiyono (2008), Statistika untuk Penelitian, ed.14, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono (2009), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta.

Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi, ed.1, Yogyakarta: Kanisius.

Uribe, M. (2006), A fiscal theory of sovereign risk, Journal of Monetary Economics, Vol.
53, No. 8, hlm 1857-1875.

Witjaksono, A.A. (2010), Analisis pengaruh tingkat suku bunga sbi, harga minyak dunia, harga
emas dunia, kurs rupiah, indeks nikkei 225, dan indeks dow jones terhadap ihsg.
Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai