Anda di halaman 1dari 10

menunggumu

disela hujan
Kayla sudah siap dengan seragamnya, ayah Kayla mengantar sampai depan pagar sebab Kayla sendiri
yang memintanya. Kayla memasuki kelasnya dengan seorang diri ia merasa sedih sebab ia tak
mengikuti pelajaran pertama. Saat ia ingin duduk ditempatnya ia melihat tas hitam tengah berada
dikursinya.
“Rin, tas siapa?” ucapnya menunjuk tas didepannya itu.
“Ohh itu tasnya anak baru.”
“Terus ngapain lo biarin dia nyimpen tasnya disini.”
“Bukan gue yang nyuruh.” Sanggahnya, “Tapi ibu Gita, katanya karena lo lagi berhalangan hadir jadi
sementara anak baru itu duduk disini.” Jelasnya.
“Tapi sementara doang kok kalau lo udah datang dia pindah kebelakang lo.” Tambahnya.
“Yaudah sekarang kan gue juga udah datang jadi sekarang dia pindah kebelakang.” Ucapnya
memindahkan tas tersebut kemudian duduk dikursinya.
Tak lama anak baru itu datang bersama dengan Angga entah dari mana mereka. Anak baru itu
bingung siapa yang sudah lancang memindahkan tasnya itu kebelakang.
“Lo ngapain duduk di sini.” Ucapnya mendekat.
“Yang mestinya nanya itu gue.” Sanggahnya, “Ini tempat duduk gue, naik kelas dua SMA emang gue
udah pilih nih tempat.” Tambahnya sembari berdiri.
“Rese juga ni cewe.” Ucapnya geram.
“Yang rese itu bukan gue tapi elonya, mentang-mentang anak baru.”
“Udah Ray lo duduk dibelakang aja, kan tadi ibu Gita juga udah bilang kalau Kayla udah datang lo
duduk dibelakang.” Ucap Angga merangkul kawannya.
“Tuh denger sendiri kan.” Ucapnya menaikkan satu alisnya.
“Songong juga nih cewek okey lo bakal nyesel.” Batin Ray.
Rayhan yang kerap disapa Ray itu terpaksa mengalah sebab dia sadar bahwa dirinya anak baru. Setelah
pelajaran kedua selesai baik Rini maupun Angga mengajak kawan sebangku mereka masing-masing
untuk ke kantin, namun keduanya menolak. Sehingga Angga serta Rini kekantin tidak bersama Ray
ataupun Kayla.
Sekarang kelas sudah sepi tinggal Kayla dan Ray yang berada diruangan tersebut. Itupun kesempatan
besar yang dimanfaatkan Rayhan untuk membalas perlakuan Kayla. Rayhan menemukan ide ia
mencari cicak didalam lacinya dan usahanya tidak sia-sia. Rayhan perlahan-lahan menjatuhkan cicak
tersebut dikera baju Kayla agar tidak ketahuan. Kemudian ia mulai memancing Kayla sebab ia sangat
penasaran dengan ekspresi wajah Kayla Nantinya.
“Hei, nama lo Kayla kan?” ucapnya sembari duduk dikursi samping Kayla.
“Kenapa? lo mau buat gara-gara sama gue.”
“Lo cantik tapi cuek dan cewek paling cuek yang pernah gue temuin baru kali ini cewek nyuwekin gue
biasanya mereka muji dan antri buat dapetin perhatian gue.”
“Terus gue harus muji lo juga gitu, emangnya lo pahlawan.”
“Lo enggak liat tampang ganteng gue, mestinya lo bersyukur bisa dekat sama gue.” Ucapnya menaik
turunkan kedua alisnya.
“Pengen muntah gue dengernya.”
“Yaudah muntah gih sana.” Ucapnya memalingkan wajah, “Tunggu dikera baju lo ada apaan tuh?”
ucapnya menunjuk.
“Apaan?” ucap Kayla bingung, “Dimana?” Ucapnya meraba-raba bajunya.
“Tunggu lo diam dulu.” Ucapnya perlahan-lahan mendekat kewajah Kayla hingga tersisa jarak satu
jengkal.
“Mau ngapain lo, jangan macam-macam.” Ancam Kayla, “Ini orang kenapa dekat banget sih bikin
gue risih tau nggak, jantung gue juga kenapa jadi enggak beraturan gini sih.” Batin Kayla.
“Jangan pikir yang aneh-aneh.” Ucapnya membuyarkan lamunan Kayla.
“Gue cuman pengen ambil ini cicak dari kerah baju lo.” Ucapnya memperlihatkan cicak itu tepat
diwajah Kayla.
“Aaaahhh...” Pekiknya.
Kayla yang takut refleks berdiri dan melompat-lompat sedangkan Rayhan tertawa puas Kayla yang tak
hentinya melompat membuatnya hilang keseimbangan dan menyebabkan dirinya hampir saja
terjatuh. Kebetulan saja Rayhan menarik pergelangan tangan Kayla dan menariknya masuk kedalam
dekapannya. Kedua tatapan mereka bertemu beberapa detik hingga mereka baru menyadari ada seorang
siswa yang melihat adegan mereka berdua.
“Ciee..ciee..” Ucap siswa itu meledek.
Kayla pun membenarkan posisinya begitupun dengan Rayhan dan tak lama ekspresi raut wajah Kayla
kembali pucat sembari memegangi perunya.
“Kenapa lo?”
“Esttt... emm enggak kok, enggak apa-apa.” Ucapnya memegangi perutnya.
“Lo lagi datang bulan?”
Namun pertanyaan itu tidak direspon oleh Kayla sebab ia sudah tak bisa menahan sakit diperutnya
hingga akhirnya ia pingsan. Untung saja Rayhan dengan cepat menolongnya saat akan terjatuh jika
tidak ia akan terbentur kursi. Rayhan pun menggendongnya ke ruang UKS namun Kayla tak sadarkan
diri hingga akhirnya ia dibawah ke Rumah Sakit. Rayhan dan Rini ikut mengantar Kayla ke Rumah
Sakit Mereka menunggu Kayla didepan ruang UGD.
“Temen lo cemen banget gitu aja udah pingsan.” Ucap Rayhan santai, “Baru juga cicak bukan buaya
ataupun kadal yang gue bawa.” Candanya.
“Apa?” ucap Rini syok, “Lo kasi dia cicak?” ucap Rini balik bertanya.
“Asal lo tau dia itu orang yang paling kuat yang gue kenal.”
“Kuat tapi pingsan.” Sindirnya.
“Lo salah dia pingsan bukan karena kecoa.” Sanggahnya, “ Tapi dia pingsan karena penyakitnya, dia
sakit ginjal semenjak SMP dan butuh pendonor yang pas karena ginjalnya sudah tambah parah, itu
sebabnya di jam pertama enggak masuk karena ayahnya izin kalau dia lagi di Rumah Sakit.” Jelas Rini.
“Seandainya gue yang diposisi dia gue enggak akan sekuat itu jalani Cuci Darah bahkan dia masih kuat
buat kesekolah tadi.” Tambah Rini memperjelas.
“Sorry... gue enggak tau maksud gue cuman bercanda.”
“Bercanda!” Ucap Rini makin kesal, “Kalau dia sampai kenapa-napa gue enggak bakalan maafin lo
dan gue juga bakalan benci lo seumur hidup.” Ucap Rini penuh penekanan.
“Bego ngapain coba gue ngomong gitu pastilah dia marah besar.” Batin Rayhan.
Tak lama orang tua Kayla akhirnya datang begitupun dengan Kevin. Dengan sigap Kevin bertanya
pada Rini dengan raut wajah yang sangat khawatir.
“Gimana adik gue?”
“Enggak tau kak dokter lama banget.”
“Ahh.. rese kenapa bukan gue aja yang sakit.” Ucapnya memukul tembok.
“Husstt kamu jangan bicara seperti itu.” Ucap ayahnya menenangkan.
Tak lama dokter akhirnya keluar wajahnya begitu lesu. Hingga membuat kedua orangtua Kayla bahkan
Kevin terlihat bingung.
“Ada apa dok?” tanya ayah Kevin.
“Kondisinya sudah sangat parah jangan biarkan ia kecapean, apalagi banyak pikiran dia harus selalu
tersenyum dan semangat karena sangat berbahaya untuk kondisinya jika ia syok dan tertekan.” Jelas
Dokter, “Tapi saya sangat bangga dengan anak bapak ia begitu kuat seandainya dia lemah mungkin
nyawanya sudah melayang.” Ucap dokter menegaskan.
“Enggak akan adik saya orangnya luar biasa saya yakin itu.”
“Iya saya tau yang terpenting suport terus dia dan doakan untuk kesembuhannya.”
“Baik dok terima kasih.” Ucap ayah Kevin.
Dokter pun meninggalkan mereka dengan wajah lesu. Keluarga bergantian menjenguk Kayla
begitupun Rayhan dan Rini. Hingga tak lama keduanya kemudian berpamitan untuk pulang.
Tiba dirumah Rayhan langsung menuju kamarnya untuk mandi lalu mengganti pakaianya dengan
baju kaos serta celana pendek selutut. Diambilnya gitarnya dan memulai menyanyikan lagu yang
mewakili perasaannya sekarang. Ia membawakan lagu Ungu- Tercipta Untukku.
Menatap indahnya senyuman diwajahmu
Membuatku terdiam dan terpaku
Mengerti akan hadirnya cinta terindah
Saat kau peluk mesrah tubuhku
Banyak kata yang tak mampu kuungkapkan
Kepada dirimu....
Aku ingin engkau selalu
Hadir dan temani aku disetiap langkah
Yang meyakiniku kau tercipta untukku....
Tiba-tiba ia menghentikan permainan gitarnya. Rayhan mulai mengingat pertemuannya dengan
Kayla. Sekarang perasaan Rayhan sedang berkecamuk ia sangat merasa bersalah.
“Kenapa gue buat dia kaya gitu dasar bego.” Ucapnya menaruh gitarnya.
“Mestinya gue buat dia tersenyum suport dia.” Ucapnya beranjak kekasur.
Rayhan memutuskan untuk tidur namun saat sedang memejamkan matanya ia tak bisa
menyingkirkan bayangan Kayla mata indah yang sudah membuatnya terhanyut.
1 minggu berlalu Kayla tak pernah ke Sekolah membuat Rayhan sangat khawatir ia berpikiran mungkin
terjadi sesuatu padanya. Rayhan menanyakan kabar Kayla pada Rini namun Rini juga bingung harus
menjawab apa. Tak lama langkah gontai memasuki ruangan, sosok Kayla muncul dan membuat
ekspresi wajah Rayhan tersenyum dan senyum itu juga dibalas oleh Kayla sangat manis. Rayhan lalu
membantu Kayla menuju kursinya.
“Terima kasih.” Ucapnya sembari duduk, “Barusannya lo baik ada apa nih apa lo mau ngerjain gue
lagi.” Ucap Kayla spontan membuat Rayhan terdiam.
“Segitu kejamnya yah gue.”
“Enggak kok cuman bercanda.”
“Lo mau nggak ikut sama gue disuatu tempat.” Bujuknya, “Gue yakin lo bakalan seneng.” Ucapnya
penuh harap sembari berjongkok didepan Kayla.
“Kemana bentar lagi bel masuk?”
“Udah, kali ini guru enggak ada yang ngajar katanya ada rapat dadakan.”
“Lo anak baru jangan sok tau deh.”
“Terserah yang pasti lo ikut gue sekarang.” Ucap Rayhan menarik pergelangan tangan Kayla. Kayla
tak mengubris ia juga tak berniat melawan sebab ia merasa sangat lemas.
“Lo mau bawa dia kemana?” Ucap Rini bingung.
“Udah gue pinjem teman lo bentar.”
“Gue harap Rayhan bisa buat Kayla semangat dan enggak putus asa.” Batin Rini.
Kayla tak melihat apa pun matanya tertutup sapu tangan. Kayla pasrah dan percaya sepenuhnya pada
Rayhan. Entah apa yang sekarang dirasakan Kayla ia begitu nyaman berada didekat Rayhan.
“Kita sudah sampai.”
“Iya tapi dimana?” Ucap Kayla tak sabar, “Lo bawa gue kemana sih sebenarnya?”
“Udah lo nurut sekarang gue bakalan buka tutup mata lo”.
Perlahan-lahan mata Kayla terbuka ia mulai melihat apa yang ada disekitarnya. Danau yang begitu
indah serta ayunan yang tergantung disebuah pohon besar.
“Wauu... Cantik banget.”
“Iya cantik aku enggak tau aku begitu terhanyut pada sebuah tatapan indah.” Ucap Rayhan melirik.
“Maksudnya?”
“Lupakan mungkin lo salah dengar.” Ucapnya lalu menarik pergelangan tangan Kayla.
“Sekarang lo duduk disini gue ambil sesuatu dulu.” Ucapnya membantu Kayla duduk di ayunan.
Kemudian tak lama ia kembali dengan sebuah gitar. Rayhan mulai menyanyikan lagu dari CJR-Jika
Bisa Memilih.
Yang ku punya apakah selamanya
Biar-biar waktu yang menjawabnya
“Jika... bisa... aku untuk memilih
Kuingin apa yang ada begini tuk selamanya
Disetiap cerita pasti ada akhirnya
Disetiap suka ada duka
Apapun yang kan terjadi
Ingat kita pernah berada disini
Jangan pernah lupakan kita
Semua suka duka cerita bersama
Simpanlah dihati....
Air mata Kayla tak terbendung lagi entah mengapa laki-laki didepanya itu terlihat seperti Malaikat
yang dikirim Tuhan mengisi kekosongan yang tengah ia rasakan sekarang. Rayhan yang melihat air
yang begitu jernih mengalir dipipi gadis yang sudah mengisi hatinya itu. Membuat Rayhan
menghentikan permainan gitarnya dan didekatinya Kayla lalu ia usap air mata itu dengan
jemarinya.
“Kenapa lo nangis suara gue jelek yah?” sembari mengusap air mata Kayla.
“Haaahaaha..... Enggak suara lo bagus banget.” Ucap Kayla sedikit tertawa.
“Terus kenapa nangis?”
“Enggak terharu aja lo romantis juga.”
“Kay gue punya sesuatu buat lo.” Ucapnya menggenggam tangan Kayla.
“Apa?”
“Lo mau nggak jadi pacar gue, kalau lo mau lo pake gelang ini tapi kalau nggak lo buang aja nggak
apa-apa.” Ucap Rayhan berlutut.
“Maaf Ray gue nggak bisa gue itu penyakitan.” Ucapnya Berdiri lalu beranjak untuk pergi, namun
seketika tangan Rayhan menggenggam erat tangannya.
“Gue suka sama lo Mikayla Kanaya gue enggak tau kapan rasa ini ada yang gue tau rasa ini indah.”
Teriaknya.
“Gue tau lo lagi sakit tapi gue lebih sakit kalo lo nolak gue.” Bujuknya.
“Tapi gue nggak bisa.” Kayla melepas tangan Rayhan dengan paksa dia berlari dan meninggalkan
Rayhan, “Gue nggak mau lo suka sama gue karena kasihan.” Batin Kayla.
Rayhan mengejar Kayla ia takut terjadi hal yang tak diinginkan. Seketika hujan turun Kayla berlari
begitu cepat hingga ia tergelincir dan terjatuh diaspal. Kakinya tak bisa digerakkan hingga Rayhan
datang mengulurkan tangannya. Kayla tak bisa menolak ia meraih tangan itu. Ditariknya Kayla
untuk berdiri dan seketika dari arah yang tak jauh dari mereka motor melaju dengan kecepatan
tinggi. Rayhan yang sadar akan hal itu mendorong Kayla dan membuat Rayhan terserempet motor.
Pengendara itu kabur Kayla histeris.
“Rayhannn...” Teriak Kayla mendekat.
“Lo jangan takut gue enggak apa-apa.” Nada rehan pelan ditambah derasnya hujan.
“Ray gue sebenarnya juga suka sama lo gue mau jadi pacar lo tapi lo bangun.” Ucapnya sembari air
matanya mengalir. Rayhan tak menjawab ia hanya memberi senyuman.
“Lo lihat gue bakalan pake gelang ini.” Ucap Kayla mengenakan gelang itu. Namun Rayhan sudah tak
sadarkan diri.
Sesampainya dirumah sakit Rayhan langsung dibawah keruang operasi karena benturan keras
dikepalanya. Begitupun dengan Kayla ia sudah tak sadarkan diri dan dirinya juga sudah diruang
operasi. Dokter mengatakan bahwa ia telah menemukan pendonor yang tepat untuknya. Operasi
akhirnya
berjalan lancar suatu kabar baik sekaligus kabar buruk yang harus Kayla dengar. Saat Kayla sadar dia terus
mencari Rayhan menanyakan apa orang yang tengah ia harapkan itu baik-baik saja.
“Ayah... Kay kenapa disini?” ucapnya ingin bangun, “Bukannya Kay tadi anterin Rayhan ke Rumah Sakit.”
Ucapnya menarik tangan ayahnya.
“Iya, Rayhan juga lagi dioperasi sayang, dan ada kabar baik yang mesti kamu dengar.”
“Apa?”
“Kamu juga sudah dioperasi, kita sudah temukan pendonor yang tepat, sekarang kamu sudah benar-benar sahat.”
Ucap ayah Kayla tersenyum dan ibu Kayla memeluk putrinya dengan begitu erat sedangkan Kevin mengusap-usap
kepala adiknya.
Tiba-tiba Rini masuk keruangan perawatan Kayla dengan muka yang bingung seperti ada yang ingin ia
sampaikan. Ayah serta ibu juga Kevin mengerti akan hal itu membiarkan Rini dan Kayla berdua.
“Kenapa Rin?” Ucapnya lalu duduk yang tadinya ia baring dikasur.
“Ada surat dari Rayhan buat lo.” Rini kemudian memberikan surat itu.
Kayla yang penasaran menerima surat tersebut dari tangan Rini. Kayla kemudian membaca isi surat yang tengah
ia pegang.
Kayla, nama indah yang selalu ada dipikiranku aku tak mengerti kapan rasa ini datang menghampiri. Yang pasti,
kala senja telah hilang aku juga akan membuktikan bahwa cintaku tulus, luas bahkan tak berbatas. Aku selalu
menyimpanmu dihati walau aku harus isin kepadamu untuk pergi sebab aku tau kamu pasti tak mengisinkanku
pergi atau hanya aku yang kepedean. Haaahaa....
Jangan menangis membaca surat ku sekarang kamu tersenyumlah sebab mengapa aku tau kamu sudah mendapat
pendonor yang tepat. Meski sekarang aku tak disampingmu kamu harus tetap menjalani hidup sebagai mana
mestinya. Kamu ingat kita bertemu tak saling mengenal maka jika aku pergi tak sulit kan buat kamu untuk
lupa. Aku pergi Ratu Cengeng yang mesti kamu tau aku tak pernah mencari mu maka jangan pula mencariku
sebab cinta akan mempertemukan kita. Always, I love you....... Kekasihku.
“Rayhannnn... Jangan pergi!” Teriaknya.
“Itu surat terakhir Rayhan dia udah meninggal dia bilang sama gue lo jangan kepemakamannya atau dia akan
teramat sedih.”
“Apa jangan-jangan yang mendonorkan ginjalnya, Rayhan?”
“Bukan, Ginjal yang ditubuh lo itu ginjal cewek, gue yang kasi tau Rayhan sebelum operasi kalau lo udah dapat
pendonor.” Jelas Rini, “Maaf Kay ada Rahasia yang nggak mesti lo tau dan gue yakin cinta lo bakalan kembali.”
Batin Rini kemudian ia memeluk Kayla untuk menenangkan.
-2 Tahun kemudian-
Kayla sudah lulus SMA dan Kuliah di Universitas yang selama ini dia impikan. Hari yang melelahkan untuk Kayla
ia duduk ditaman belakang kampusnya tiba-tiba saja hujan turun dengan derasnya. Kayla mulai bernostalgia
mengingat hujan yang mengantar kekasihnya pergi meninggalkannya. Ia tak berniat
berteduh sebab ia sudah terlalu lama menunggu disela hujan ia selalu berharap Rayhan kembali walau
itu tak mungkin.
“Hujan.... kamu begitu pintar mengundang ingatan yang susah terkubur walau yang selalu ada di
ingatan ia terlebih dulu terkubur.” Ucapnya merentangkan tangannya.
Tak lama lelaki bertubuh tinggi namun ia menggunakan penutup wajah berupa masker perlahan-
lahan mendekati Kayla. Lelaki itu menghentikan ingatan Kayla seketika tentang Rayhan.
“Ngapain main hujan-hujan, nanti kamu sakit.” Bisiknya ditelinga Kayla.
“Kamu siapa?” ucap Kayla berbalik badan.
“Kamu tunggu sebentar ada yang ingin aku ambilkan.” Ucap lelaki itu pergi dan kembali dengan
sebuah gitar. Kayla kemudian teringat dimana Rayhan melakukan hal yang sama.
Lelaki itu kemudian menyanyikan lagu The Overtunes- Sayap pelindung. Alunan lagu dan gitar yang
seirama membuat Kayla tak berhenti takjub. Kayla merasa mengenal suara itu. Selesai membawakan
alunan lagu tersebut. Lelaki itu kemudian melepas masker yang tadinya menutup wajahnya dan
penantian itu sirna.
“Rayhan?” Ucapnya langsung berlari memeluk Rayhan.
“Iya aku Rayhanendra orang yang pernah ditolak cintanya.”
“Aku enggak mimpikan, bukannya kamu udah meninggal.” Ucapnya melepas pelukan.
“Aku nggak pernah mengatakan aku meninggal, aku cuman bilang aku pergi.” Jelasnya.
“Sebenarnya yang mendonorkan ginjalnya itu aku dan kemudian orang tua ku membawaku ke
Singapure untuk pengobatan, aku enggak mau kamu marah jadi aku terpaksa buat surat dan bilang
sama Rini kalau aku meninggal, supaya kamu enggak tersiksa untuk menunggu. dan aku juga takut
kalau pada akhirnya aku memang benar meninggal itu tak akan menyakitkanmu lagi.” Jelasnya
kemudian menaruh gitarnya dan berlutut didepan Kayla.
“Mikayla Kanaya dibawah langit yang sama aku mengatakan mau kah kamu menjadi milikku?” Ucap
Rayhan sembari menggenggam kedua tangan Kayla.
“Enggak aku benci sama kamu.” Ucap Kayla melepas genggaman Rayhan.
“Tapi kenapa kamu masih menggunakan gelang itu? sudahlah kalau begitu aku pergi.” Ucapnya
berdiri.
“Yaudah balik gih sana.” Ucapnya masih dengan kekesalan.
Rayhan tak menjawab ia membalikkan badan dan ingin melangkah pergi, namun seketika Kayla
berlari dan memeluknya dari belakang.
“Jangan pergi lagi aku enggak mau tersiksa kembali.” Ucapnya meneteskan air mata.
“Aku tau kamu tak akan membiarkanku untuk pergi.” Ucapnya melepas pelukan Kayla.
“Sekarang kamu jawab mau atau nggak?” Ucapnya saat mereka sudah berhadapan.
“Aku mau Rayhanendra, mau menjadi milikmu, sebab cintaku lebih kuat dari Rindu.”

Anda mungkin juga menyukai