Anda di halaman 1dari 10

BIODATA DIRI

Nama Lengkap :Gitalis Rahmadani

Nama Panggilan :Gita

Alamat Rumah :Ria Motor cupak, Kec. Gunung Talang Kab. Solok Sumatera

Barat

Tempat, Tanggal Lahir :Sukabumi, 10 oktober 2006

Jenis Kelamin :perempuan

Nama Orang Tua :Madis dan Denika Hayati

No. Telepon :082383835136

Status :pelajar

Sekolah :SMA N 1 Gunung Talang

Motto Hidup :hidup itu sederhana, goreng, angkat, lalu tiriskan

Alamat Email :gitalisr@gmail.com


A PIECE OF STORY

‘’ca kamu gak papa?’’

Suasana hening mendominasi, ruangan dengan cahaya minim membuat lawan bicaranya tak
dapat melihat dengan jelas.

‘’ca kamu denger kakak kan?’’ pertanyaan itu terlontar kembali, sangat jelas ada nada cemas
terselip disana.

Restu menatap nanar gadis didepannya, belakangan minggu ini gadis itu keluar masuk uks,
ntah karena pingsan ataupun luka yang tidak pernah absen disekujur tubuhnya.

Menghela nafas panjang, restu berdiri ‘’kakak buatin teh hangat dulu ya’’

Tak mendapat respon apapun dari lawan bicara, restu mengusap bahu gadis didepannya
lembut ‘’kalau kamu butuh temen cerita, kakak siap dengerin semuanya’’

Setelah mengatakan beberapa kalimat penenang, restu pergi meninggalkan gadis itu sendiri.
Nafisya cantika, gadis cantik yang kini duduk termenung diatas brankar uks, memikirkan
kejadian yang menimpanya beberapa jam lalu. Untung saja ada kakak kelas yang berbaik hati
menolongnya tadi, jikalau tidak ada bisa dipastikan lembam di tubuhnya bertambah banyak.

‘’manusia kejam banget ya, aca gak suka’’ aca mengadahkan kepala, melihat langit uks
dengan mata yang perlahan memburam. Seminggu belakangan ini, masalah selalu saja
menghampiri dirinya, ntah itu masalah dirumah maupun disekolah.

menyudahi ratapan nasib untuk saat ini, aca meraih ranselnya ‘gak boleh cengeng, semangat
aca!!!’ batinnya menguatkan. Melihat jam yang tertera didinding uks, gadis itu melotot-

Gawat!! dirinya harus segera pulang sekarang.

Tanpa merapihkan penampilan, aca meninggalkan uks dengan secarik kertas ucapan
terimakasih di nakas.

Setiap langkahnya menuju gerbang gadis itu bergumam ‘’aca gak boleh telat pokoknya’’

______________________________

‘’assalamualaikum, aca pulang’’

Tak mendengar respon respon apapun, aca tersenyum kecut. Lagi-lagi ayah dan bunda
mengingkari janji mereka.

Seharusnya aca juga tau bahwa ini akan terulang kembali seperti tahun sebelumnya. Berharap
ayah dan bundanya akan pulang dari kerja panjang mereka memang sangatlah mustahil. Tapi,
apakah salah jika dirinya berharap akan hal itu?, harapannya tidak terlalu tinggikan?.

Menghela nafas, aca berjalan gontai menuju kamar. Menaiki tangga satu persatu sambil
tertunduk lemas. Megapa hidupnya tidak seberuntung orang lain?.

Semenjak kecil, aca sudah terbiasa hidup sendiri tanpa adanya kasih sayang dari kedua orang
tua. Ayah dan bundanya terlalu serakah dengan uang. Aca pernah mengeluhkan tentang hal
itu, tetapi jawaban yang ia dapat tetap sama ‘untuk masa depannya yang cerah, tanpa adanya
kekurangan’. Demi apapun, aca tidak membutuhkan semua itu. Menjadi kaya,
menghamburkan uang, dan semacamnya. Yang aca butuhkan hanya kasih sayang kedua
orang tuanya, selalu ada saat ia ingin berkeluh kesah betapa kejamnya dunia ini.
Menghempaskan tubuhnya kekasur, aca memejamkan mata, menikmati keheningan yang
tercipta. Sebelum semua itu terpecahkan oleh suara isak tangis ‘’hiks.. aca gak kuat hiks.. lagi
ya allah’’ gumamnya tak jelas.

Gadis itu meraih bantal, menenggelamkan seluruh wajahnya disana. Berteriak sekuat tenaga,
melampiaskan semua rasa lelahnya. Rutinitas ini yang selalu aca lakukan setiap dirinya
tertekan dengan keadaan.

Merasa cukup dengan apa yang dilakukan, pelahan-lahan aca menututp mata, untuk
memasuki alam mimpi.

Saati ini, biarlah takdir yang menentukan semuanya. Mengikuti dan menerima dengan lapang
dada adalah hal yang bisa aca lakukan sekarang. Aca sangat percaya bahwa suatu saat nanti
tuhan akan mengubah jalan takdirnya lebih sempurna. Maka dari itu aca selalau menekankan
pada dirinya untuk mengucapkan rasa syukur walaupun pahit.

‘’Cape sih, tapi mau bagaimana lagi. Bukankah takdir itu tidak bisa dilawan dan juga tidak
bisa diubah semau kita kan? Tugas kita itu hanya mengikutinya bukan mengubahnya’’.

-Nafisya Cantika

_____________________

Pagi yang cerah, membuat langkah gadis dengan tas ransel dibahunya sangat bersemangat.
Aca menuruni bus dengan senyuman yang terpatri diwajahnya, beberapa langkah lagi dirinya
akan sampai di SMA ANGKASA. Sekolah yang terkenal dengan murid-murid pintar,
berpestasi, dan tentunya dengan title orang kaya.

Aca duduk manis dikelas dengan satu buah buku pelajaran yang akan dia baca, membalik
satu persatu halaman buku, membaca tiap poin yang penting menurutnya. Suara riuh yang
diciptakan teman sekelasnya tidak membuat gadis itu terusik sedikitpun. Sebaliknya, aca
sangat menikamati semua.

‘’ wahh apanih, masih punya muka ya lo buat pergi sekolah?, ouh iya lupa, dia kan gak punya
muka, upss!’’ gadis berambut ungu itu berdiri didepan meja aca.

Kelas yang tadinya ricuh mendadak hening, mereka semua tau alur selanjutnya akan seperti
apa.
‘’pasti mau nyuri lagi ya kan?’’ ratu menatap aca rendah ‘’sekalian mulung aja’’ tambah
ratu.

Ratu dan kedua temannya tertawa mengejek. Ratu berpindah tempat kesebelah kiri aca, gadis
itu menoyor kepala aca dari samping ‘’ dasar kang nyolong’’

Setelah mengatakan itu, ratu meninggalkan kelas aca. Perlahan suasana dikelas kondusif
kembali, Mereka menyibukkan diri dengan kegiatan masing masing.

Aca menunduk, ratu selalu saja mengganggunya semenjak kejadian seminggu yang lalu. Aca
berani bersumpah atas nama tuhan, kalau bukan dirinya yang mencuri kalung berhiaskan
berlian asli milik teman sekelas ratu. semenjak kejadian itu nama aca mendadak terkenal di
SMA ANGKASA. Dia seratus persen yakin ada yang menjebaknya tentang kejadian ini. Aca
sudah berusaha untuk mencari dalangnya, tapi tetap saja dia tidak menemukan orangnya.

Dan lagi dia mencari kebenaran itu hanya sendirian, tak ada satu orang pun yang mau
menolongnya. teman sekelasnya pun tak ada yang peduli, semua ini salah dirinya yang tidak
pernah mau beradaptasi dengan teman sekelas. Dari pertama masuk sekolah, aca memang
sudah dikenal sebagai gadis introvert, tidak pernah mau berbaur dengan orang lain. Karena
itu teman sekelasnya seperti mengasingkan dirinya. Oh ayolah ini masih pagi, aca hanya
ingin ketenangan. menghela nafas kasar, aca menelungkupkan tangannya. Tidur sebentar
mungkin bisa menghilangkan masalah yang ada.

___________

Bel pertanda istirahat berbunyi 5 menit yang lalu. Kelas 11 ips 2 pun sudah tampak langang,
hanya beberapa orang saja yang masih bertahan dikelas. Aca menlangkahkan kakinya menuju
kantin, pilihan yang salah memang, tapi mau bagaimana lagi bekalnya tertinggal dirumah. Ia
tak mau mendadak pingsan nanti karna tak makan.

Saat aca memasuki kantin, pemandangan yang tak mengenakkan terpampang didepan
matanya. Disana tepat selurus dirinya berdiri, ratu dan kedua temannya membully seorang
siswi. Dari segi pakaian, aca sangat yakin bahwa siswi tersebut merupakan salah satu anak
penerima beasiswa di sekolah ini.

Memang murid disini terkenal dengan prestasi, tapi sangat buruk disegi attitude. Disekolah
ini kalau kita bertitle kaya, maka kita dianggap aman. sebaliknya, jika masuk sekolah ini
melalui jalur beasiswa, bersiap-siaplah akan menjadi bahan bullyan. Dan sayangnya, para
guru serta pegawai sekolah tidak mengetahui masalah ini sedikitpun. Tidak ada yang berani
mengadukannya keguru, staf kantin pun tak ada yang peduli, mereka seakan akan menutup
mulut dengan semuanya, menganggap itu hal yang lumrah bagi anak anak remaja sekarang.
Sungguh miris bukan?

Aca memilih mengabaikannya, percuma dirinya monolong, ratu dan teman temannya
memiliki pendukung yang kuat, dia sangat malas berurusan dengan mereka semua.

Setelah mendapatkan makanan serta tempat duduk yang nyaman, aca memulai acara makan
siangnya. Gadis itu memperhatikan seluruh kantin dengan kunyahan dimulut, sesekali
bersenandung dalam hati.

Suap demi suapan telah di alih ke lambungnya, sekarang tinggal sesuap lagi untuk segera bisa
kembali kekelas.

Byurrr…

Aca tekejut, baju putihnya basah terkena air. Gadis itu langsung berdiri, menatap jengah
pelaku didepannya. ‘’mau nya ratu apasih! ganggu aca mulu, gak liat apa aca lagi makan!!’’
meluap sudah emosi aca. Selama ini, setiap kali ratu mengganggu nya aca selalu diam. Tapi
kali ini, aca tidak bisa menoleransi sikap gadis didepannya.

‘’wih, liat guys pencuri sudah menampakkan taring rupanya’’ ratu berjalan memutari tubuh
aca, gadis itu tiba-tiba menarik kasar rambut aca. ‘’pencuri kayak lo gak bisa dikasihanin’’
ucap ratu bengis

Aca memegang tangan ratu yang menarik kasar rambutnya. Gadis malang itu menahan air
mata yang siap keluar. Katakanlah dirinya cengeng, memang itu kenyataannya. Menjadi anak
tuunggal satu satunya, aca tak pernah diperlakukan kasar oleh keluarga, serta lingkungan
sekitar. Tapi sekarang keadaan memposisikan dirinya seperti ini.

‘’maling gak mau ngaku’’ ratu menghempaskan kepala aca setelahnya kelakuan gadis itu
membuat semua penghuni kantin tercengang.

Ratu, gadis itu mendorong aca dengan sekuat tenaga sambil tersenyum puas seperti baru saja
memenangkan lotre berjuta juta. Tak sampai disitu ratu berjalan kearah aca lalu berjongkok
didepan sang korban. ia kembali menarik rambut aca dengan kasar ‘’ lo tau dari dulu gue
benci banget sama lo aca!!’’

aca tidak bisa melawan, badannya terasa lemas saat ini


‘’gara gara lo gu-‘’

‘’ratu stop, kamu sudah keterlaluan’’

Suasana kantin bertambah hening. Ratu melepaskan tangannya dari rambut aca, gadis itu
mendadak pucat setelah tau siapa yang menegurnya.

‘’apa apaan kamu ini ratu!!, kamu tau kan hukuman yang kamu dapat setelah melakukan
semua ini?!!’’ pak reno menatap ratu tajam

‘’kalian semua kenapa diam saja saat melihat teman kalian ditindas sepeti ini, dimana sikap
kemanusiaan kalian ha!’’.

Tak ada yang berani menjawab, semua murid disana menunduk takut kepada guru bk SMA
ANGKASA itu.

Kalau pak reno sudah turun tangan, maka dipastikan orang tua mereka akan tau.

‘’oh atau kalian semua bukan manusia?!!, JAWAB!!’’ bentakan mendadak pak reno
membuat semua orang disana mengangkat bahu kaget.

Tak ada satupun dari mereka yang berani bersuara. Diam adalah pilihan terbaik untuk saat ini
menurut mereka

Pak reno menghela nafas, ‘’restu bawa nafisya ke uks’’ .

Restu mengangguk patuh, gadis itu memapah aca ‘’udah jangan nangis, kamu aman sama
kakak’’

Bukannya berhenti menangis, aca menambah volume tangisannya. ‘’lah kok tambah keras
nangis nya?’’

Aca tak menjawab, dipikirannya saat ini dia menginginkan nangis dengan sekencang-
kencangnya.

Restu mengusap bahu aca lembut. Dia sangat tau penderitaan yang di tanggung oleh gadis
malang disampingnya. Dituduh mencuri, dikucilkan teman sekelas, dan dibully. Maka dari
itu, restu memberanikan diri menemui pak reno kemarin sore dirumah beliau, menceritakan
semua yang terjadi selama ini.

Disepanjang perjalanan menuju uks, aca tak henti-hentinya manangis, restu memaklumi hal
itu.
__________

Karena pristiwa pembullyan dikantin kemarin, para guru serta pegawai sekolah langsung
mengadakan rapat. Semua murid dipulangkan dengan cepat.

Dari gosip yang beredar, pelaku yang membuat aca tertuduh sebagai pencuri disekolah telah
ditemukan. dan keterangan yang diberikan sang pelaku, dia tak ada niat buruk terhadap aca,
melainkan dirinyalah yang berniat mencuri kalung tersebut, tetapi karna takut terpegok oleh
orang lain, dia memasukkan kalung itu kedalam tas aca, naasnya saat dia ingin mengambil
kalung berlian itu kembali, orang orang telah mendahuluinya dan menuduh aca sebagai
pelaku pencuri kalung mahal itu.

Aca sudah bertemu dengan sang pelaku asli, dan sudah memaafkan kesalahannya.

Tapi sayangnya sang pelaku di DO dari sekolah, karna memang seperti itu kebijakan yang
ada.

Dan untuk masalah pembullyan, ratu beserta kedua temannya dikeluarkan dari sekolah secara
tidak hormat. Serta sekolah langsung mengadakan penyuluhan mengenai bahayanya
pembullyan disekolah. seluruh murid SMA ANGKASA diwajibkan mengikuti pembinaan
yang dipimpin langsung oleh ahli psikologis.

______________________

Langit berwarna jingga dengan burung yang berkicauan pemandangan yang sangat indah
bukan?. taman yang tak begitu luas namun di penuhi dengan warna hijau disetiap
jengkalnya, kursi yang berada ditengah tengah taman itu kini diisi oleh seorang gadis.

Aca termenung, satu minggu sudah berlalu, semenjak kejadian itu kedua orang tuanya
langsung berhenti menjadi donatur utama SMA ANGKASA. Ayah dan bundanya juga sudah
memutuskan untuk memindahkan dirinya ke tempat opa dan oma dari keluarga bunda. Aca
tidak protes atas keputasn kedua orang tuanya malahan dia sangat bersyukur. sekarang,
bundanya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan focus terhadap penyembuhan
yang dialaminya belakangan minggu ini.

Tepukan dibahunya membuat aca terkejut ‘’ is kak restu ngagetin tau’’ ucap nya kesal
terhadap sipelaku

Restu tertwa pelan ‘’udah kakak bilang jangan kebanyakan melamun aca’’
Aca tersenyum hangat, ternyata selama ini restu memperhatikannya secara diam-diam di
sekolah. restu juga yang menolong mencari dalang dari fitnah terhadap dirinya. Aca pikir
tidak ada akan ada orang yang peduli terhadap dirinya. Pemikiran itu musnah setelah restu
menjelaskan semuanya kemarin.

‘’tuh kan ngelamun lagi, mikirin apasi’’ restu mencubit pipi aca pelan

‘’ aduh sakit tau kak’’ ucapnya protes

Setelahnya mereka tertawa bersama

Aca menatap restu dengan berkaca kaca‘’ makasih ya kak buat semuanya’’

Restu menghentikan tawanya ‘’ hei jangan nangis, dari kemarin nangis mulu,’’ restu
mengusap air mata yang berjatuhan di pipi aca

Aca menunduk, gadis itu terisak ‘’ udah jangan dipikirin, sekarang kamu harus bahagia di
London sana oke?, jangan kebanyakan melamun, belajar sedikit sedikit cara berteman yang
paling penting jangan lupa bawa bekel, ntar kalau pingsan lagi gimana?, gak ada kakak yang
bakal nolong. Inget ya aca pesan kakak’’ restu mengulurksn jari kelingkingnya, bermaksud
mengajak aca melakukan pinkypromise. Uluran itu disambut baik oleh aca ‘’ promise’’ ucap
gadis itu tersnyum.

Apakah ini akir certitanya? Apa kejadian ini akan terulang lagi setelah dia pindah?. huhh…
semoga saja tidak. Satu hal yang harus dirinya ingat, bukankah kita tidak bisa mengubah
takdir? Ntah lah.

Intinya sekarang ini kita jangan terlalu berekspatsi lebih terhadap sesuatu. senang seadanya,
sedih seadanya. Mulai sekarang ini aca akan membuka lembaran baru dengan cerita baru dan
tentunya di tahun baru juga

‘’Setiap masalah yang dihadapi pasti aka ada jalan keluar. Itinya kita jangan pernah putus
asa terhadap sesuatu dan tanamkan dalam hati bahwa allah akan selalu bersama kita’’

-nafisya cantika
Biodata Penulis

Gitalis Rahmadhani gadis yang kerap disapa gita lahir di Sukabumi Jawa Barat pada
tanggal 10 oktober 2006, jenjang pendidikan Sekolah Dasar di SDN 17 CUPAK, Madarasah
Ibtidahiyah Cisarua, SMP N 1 Gunung Talang dan melanjutkan ke SMA N 1 Gunung Talang
jurusan IPS dan belum tamat. Cita cita ingin meneruskan Pendidikan di universitas Riau.
Hobi beliau ialah membaca dan menulis, oh iya ada satu lagi yaitu berenang walaupun
kenyataannya tidak bisa berenang sampai saat ini.
Cerpen ini merupakan karya tulis dalam rangka mengikuti lomba cerpen nasional dan
dnegan tujuan agar bisa memenangkan lomba aziekk.. aminin aja dulu ya kan.

Cerpen ini juga mempunyai tujuan agar bisa menumbuhkan rasa kemanusiaan para
pembaca dan menyadarkan bahwa pembullyan merupakan tindakan yang sangat salah di
negara kita.

Anda mungkin juga menyukai