NAYANIKA GENTARI
“Para kakak-kakak dan adik-adik, ayo main di luar!” teriak Aksan dari
arah ruang tamu.
Cklek
“Hildan, yuk main sama adik-adik kita, mau ngga?” celetuk Kalandra.
“Lo denger ga sih gue ngomong apa? Makanya tuh telinga jangan
disumpel pakai headphone, biar kalau ada yang panggil tuh terdengar.”
Hildan terkejut karena headphone yang ia pakai tiba-tiba dilepas paksa
oleh Kalandra. Ia sedikit mengerucutkan bibirnya, ia takut kalau
headphone nya rusak.
“Mas, pelan-pelan dong lepas headphone nya … mahal itu loh,” Hildan
menunjuk ke arah headphone miliknya yag masih dipegang Kalandra.
“Maaf, nih headphone nya, lain kali kalau ga terlalu penting jangan pakai
headphone ya? Oh iya … kamu mau main ke halaman depan? Yuk taruh
dulu hp nya, kita refreshing sebentar.” Belum sempat meletakkan
ponselnya, tangan Hildan sudah ditarik oleh Kalandra. Sehingga badannya
sedikit terhuyung karena tarikannya lumanyan kuat untuk ukuran
tubuhnya yang kecil.
“Anak-anak, makan siang dulu sebelum main!” teriak sang ibu dari arah
ruang makan.
Sang ayah, ibunya, Hildan, Arzan, Yovie, Aksan, Gifari, Ale dan Jordan
kecil sudah duduk manis menanti si sulung yang masih ada di dapur.
Beberapa menit kemudian, si sulung pun membawakan masakan yang
diperintahkan oleh ibunya tadi.
Kalandra meletakkan masakan yang ia bawa di meja makan. “Wah …
sudah berkumpul saja kalian ini, nah sekarang kita makan. Pelan-pelan ya
ambil nasi dan lauknya, dan kalau makan tidak boleh mengobrol.”
“Yah … tidak jadi main sepak bola dong? Hujannya sangat lebat begitu …
watashi sangat kecewa. Tapi ga masalah, setidaknya watashi bisa marathon
anime.” Protes Ghifari pada hujan yang tidak mempunyai salah apapun
padanya.
“Lu tau nya anime mulu Ghi, sekali-sekali sama kita gitu di ruang
keluarga.” Celetuk Hildan dengan nada ketus.
Kalandra yang melihat pertengkaran antara kakak dan adik itu, hanya bisa
geleng-geleng kepala. Baginya sudah tidak asing dengan pertengkaran
seperti ini. Bagi mereka, jika tidak bertengkar sehari saja seperti ada yang
kurang.
Vida langsung berlari ke arah anaknya yang sedari tadi masih berdiri di
depan telepon rumahnya. Ia mengambil gagang telepon itu lalu
mendekatkannya di telinganya.
“Sana kamu main sama mas mu dulu. Assalamualaikum Rio, iya ada
apa? Kenapa telepon malam-malam gini?”
“Aku dapat kabar dari temanku yang ada di Situbondo, katanya air
sungai yang di kilometer itu sudah ada kenaikan. Amankan anak-
anak mu mbak, jangan sampai ada yang hilang.”
“Oh itu, iya mbak juga sudah tau tentang berita itu, ini aja lagi hujan
deras.”
“Waalaikumsalam”
Panggilan yang berdurasi sekitar 1-5 menit itu telah berakhir. Dia melihat
ke arah tempat anaknya berdiri tadi, tapi anak itu tidak ada disana. Ia
dimana? Mungkin anak itu sedang bersama ayahnya.
Pada pukul 18.30 WIB, hujan tidak kunjung berhenti dan air sudah
semakin naik. Mau tidak mau Vida harus memberitahu semua anaknya
agar mereka bersiap siaga dari sekarang.
"Adik kecil, bangun dulu yuk? Ayah bangun, jagain Jordan dulu. Aku mau
amankan barang-barang kita, di luar air sudah mulai naik."
"Iya, yuk Jordan sama ayah dulu." Rizal beranjak dari kasurnya lalu
menggendong si bungsu.
Air di luar rumah yang semula masih berada di tangga pertama, kini sudah
mulai memasuki teras rumah. Ravin mengecek kondisi di halaman
sebelah, seberapa airnya telah naik.
"Dek, ini Jordan kamu gendong dulu. Aku mau pasang penghalang air di
sebelah, sudah hampir masuk." Rizal memberikan anaknya pada ibunya
agar digendong sebentar.
"Ibu, athu tatut .... " rengeknya, "cup cup sayang, tidak akan. Tuh lihat,
sudah ayah pasang kan?"
Ghifari ingin protes karena tangannya ditarik sangat kuat oleh kakaknya.
Tapi untuk sekarang, keselamatan kakaknya yang terpenting.
Cklek
Air mulai masuk ke pusat kota sekitar pukul 22.00 WIB, Jumat (8/2/2008)
dengan ketinggian yang terus bertambah hingga Sabtu (9/2/2008) pukul
00.01 WIB. Ada 4 kecamatan yang terendam banjir, di Kecamatan Kota
yakni Panarukan, Panji, Kapongan. Sedangkan dua kecamatan lain yang
dilanda banjir diakibatkan luapan Sungai Palelangan yakni kecamatan
Mlandingan dan kecamatan Bungatan.
"Mas, kamu gendong Jordan ya? Anak-anak yang lain biar sama aku
ngungsinya. Kamu kuat kan gendong Jordan?" Tanyanya.
"Aku kuat kok! Sini sayang, sama ayah dulu." Rizal mengambil alih
gendongan dari sang ibu.
Sementara 7 kakaknya sedang panik dan untung saja mereka semua bisa
berenang. Jika tidak bisa berenang sangat bahaya. Tapi ibu Vida
bagaimana? Apakah beliau bisa berenang? Mau tidak mau Ravin juga
harus membantu mertuanya.
"Ibu kemari, akan saya gendong. Bahaya jika ibu tidak diselamatkan
dahulu. Jordan di depan ya? Biar nenek di belakang."
Vida baru menyadari bahwa sang kakak tidak menampakkan diri, "mas,
mas Edwin kemana? Atau jangan-jangan dia ...."
Pikiran Vida sudah kalang kabut dikala itu, bagaimana kondisi sang
kakak? Apakah dia selamat atau justru tidak?
Vida mengecek satu persatu anaknya, apakah anaknya lengkap? Satu ...
dua ... tiga ... hitungan terhenti di hitungan ke enam, kemana satu anaknya
lagi?
"Hildan, adik kamu kemana? Kok Arzan sama Ghifari tidak ada disini?"
Tanyanya.
"Aku juga tidak tau, Hildan. Kita berdoa saja semoga mereka berdua dan
om Edwin baik-baik saja." Kalandra menghembuskan nafasnya dengan
kasar.
Semoga Edwin, Arzan dan Ghifari diberi keselamatan dari peristiwa banjir
yang sedang melanda kota Situbondo.
Bionarasi Penulis
Nayanika Gentari atau yang lebih sering disapa Naya merupakan seorang
penulis muda kelahiran Bondowoso, 2 Februari 2004. Menulis cerpen
merupakan hobinya sejak masih duduk di bangku sekolah menengah atas.
Hobi menulis cerpen yang dimilikinya semakin berkembang ketika dirinya
memasuki dunia perkuliahan.
Kala itu, Naya kerap menulis cerpen dikarenakan dia ini merasa sangat
bosan tidak melakukan apapun ketika berdiam diri. Cerpen miliknya
berjudul Two Bestfriends dan Banjir Bandang, 2008 yang Naya unggah di
platform Wattpad pada 13 Juli 2023 dan.
Untuk saat ini Naya masih mengalami Writer’s Block, namun dia masih
berkeinginan untuk melanjutkan kembali hobi menulisnya ini. Untuk
mengetahui berbagai kegiatan dan cerpen baru yang akan segera Naya
lakukan, bisa dilihat di akun Instagram @nayanika_g2223