Anda di halaman 1dari 101

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan


pada Tuhan Yang Maha Esa yang sudah
mencurahkan rahmatnya kepada saya
sehingga saya bisa menyelesaikan tugas
Bahasa Indonesia yang diberikan sebagai
tugas praktek Bahasa Indonesia.

Terimakasih kepada guru Bahasa


Indonesia saya, Maam Ernita Diana
Silitonga, M.Pd yang sudah membantu
saya dalam pembuatan novel saya selama
ini sehingga sekarang saya dapat
menyelesaikan novel saya dengan baik.

Saya berharap novel saya dapat


menarik minat pembaca dan para
pembaca bisa mendapat nilai moral dari
novel saya.

Jakarta, 29 Januari 2023


ii
DAFTAR ISI

Kata
Pengantar………………………………..
ii

Prolog ….
……………………………………….. 3

Bab I ……………..
……………………………… 14

Bab II
……………………………………………
26

Bab III
………………………………………….
35

Bab IV
………………………………………….
46

iii
Bab V
…………………………………………..
57

Bab VI
………………………………………….
66

Bab VII
………………………………………...
76

Bab VIII
………………………………………. 85

Tentang Penulis
……………………………. 97
“Duh, males banget pelajaran hari
ini, udah matematika, kimia terus ada
fisika lagi, sumpah. Bolos yuk ga demen
gw kek gini” ajak Haikal.

~~~

“Ini bro tempatnya? kok kayaknya


serem ya, ga berani gw” ucap Rendy
setelah melihat gedung terbengkalai yang
terlihat menyeramkan didepannya.

“Yaelah penakut banget lu, yok ah


masuk biarin aja Rendy sendiri disini kalo
dia gamau masuk” ucap Haikal lalu
berjalan sendiri masuk ke dalam gedung.

“Wah gila, bagus banget


pemandangannya dari sini sumpah”
kagum Rendy.

“Tadi bilang takut, sekarang aja


lari sana sini kek anak kecil” ejek Haikal
melihat Rendy yang sedang mondar
mandir melihat pemandangannya.

6
~~~

“Eh, itu tempat apaan dah? Kok


serem banget dah keliatannya” tanya
Rendy sambil menunjuk sebuah tempat di
dekat sana.

“Apaan dah? Semuanya aja lu


bilang serem” ucap Haikal sambil
berjalan menuju Rendy untuk melihat
yang dimaksudnya.

“Itu kek desa ga sih? Desa kecil


gitu. Eh Ndra, liat sini deh, itu apaan?”
panggil Haikal. Jendra dan Jenan pastinya
berjalan menuju Rendy dan Haikal.

“Iya deh kayaknya, kayak tempat


terpencil ga sih? Karna kita di atas sini
makanya kita bisa liat”

“Kesono yuk, liat-liat,” ajak Haikal


“Siapa tau ada yang seru disana”

~~~

7
Rendy takut saat berada di tempat
itu. Mereka semua pun akhirnya masuk
bersama-sama.

Mereka berjalan-jalan melihat isi


dari tempat tersebut, namun mereka tidak
menemukan apa-apa.

Tempat tersebut terlihat sangat sepi


seperti tidak ada yang tinggal disana,
mereka bahkan tidak menemukan satu
orang pun di tempat itu.

06.00

Langit pun mulai sore dan mereka


memutuskan untuk pulang sebelum langit
gelap. Mereka berjalan mencari jalan
keluar dari jalan yang mereka lewati tapi
tidak bisa menemukan ujungnya.

07.30

Langit semakin gelap dan mereka


masih tetap tidak bisa menemukan jalan

8
keluar membuat mereka semua ketakutan
karena tempatnya yang bertambah seram
saat malam hari.

“Udah malam banget nih, mana sih


jalan keluarnya! Kayaknya kita daritadi
ngelewatin ini deh” ucap Rendy yang
sudah ketakutan.

“Karna udah malam banget gimana


kalo kita bermalam didalam aja dulu?
Lebih baik di dalam daripada di luar sini”
ujar Jendra menyarankan dan merekapun
akhirnya menyetujui saran Jendra karena
keadaan diluar yang sangat
menyeramkan.

Mereka mengetuk pintu rumah-


rumah disana, namun tidak ada jawaban
sama sekali dari dalam rumah. Hingga
akhirnya mereka masuk ke dalam salah
satu rumah disana karena langit sudah
gelap, mereka memutuskan bermalam
dirumah tersebut untuk sekarang.

9
Tidak ada orang sama sekali di
dalam rumah tersebut, lampu juga tidak
bisa dinyalakan. Mereka akhirnya
terpaksa tidur disana tanpa alas, selimut
ataupun bantal karena tidak ada barang
sama sekali di dalam rumah tersebut.

Akhirnya mereka memutuskan


untuk tidur secara bergantian agar dapat
mencegah sesuatu yang buruk terjadi.

Rendy dan Jendra yang berjaga


dan Jenan dan Haikal tidur lebih dahulu
karena mereka terlihat sangat lelah.
Namun tak disadari mereka semua
tertidur.

~~~

Suara bising membangunkan


Jendra dari tidurnya, ia berdiri dan
berjalan menuju kemana suara itu berasal.
Ia menuju ke bawah, suara itu berhenti.

10
Namun karna rasa penasarannya,
Jendra tetap mencari dari mana suara itu
berasal. Ia menemukan sebuah ruangan
disana, ia merasa suara bising yang ia
dengar tadi itu berasal dari dalam ruangan
tersebut.

Ia membuka pintu tersebut


perlahan dan melihat ke dalam ruangan
tersebut.

Ia melihat seseorang disana.

“Halo, permisi. Maaf kami tiba-


tiba masuk kesini kami-“ ucapan Jendra
terpotong saat ia melihat sesuatu yang
berbentuk bulat menggelinding ke
arahnya.

Itu adalah sebuah bola mata.

Jendra terkejut melihat itu. Orang


tersebut melihat ke arah Jendra. Mereka
saling bertukar pandang. Jendra merasa
bahwa situasinya sekarang ini tidak aman,

11
ia pun segera naik ke atas dan
membangunkan teman-temannya untuk
keluar dari rumah tersebut.

Mereka berlari keluar menjauh dari

12
rumah tersebut dan bersembunyi di
semak-semak untuk beristirahat. Mereka
mengistirahatkan kaki dan mengatur nafas
mereka.

ucapan Jendra membuat semua


orang terkejut dan ketakutan. Mereka
semua binggung, bagaimana caranya agar
mereka bisa keluar dari tempat ini.
Mereka semua berpikir hingga akhirnya
Jenan menyadari ada yang aneh.

Rendy tidak ada bersama mereka.

~~~

13
14
15
Hari senin adalah hari yang paling
tidak disukai oleh para murid karna
mereka harus berdiri di lapangan selama
kurang lebih sejam dibawah sinar
matahari.

Jenan, Jendra, Rendy, dan Haikal


berdiri dengan enggan mengikuti upacara.
Di tengah upacara Haikal berbisik kepada
teman-temannya.

“Woi, bolos aja lah yuk, capek gw


berdiri terus nih. Mending kita nongkrong
di warung Mbak Diba, ye gak?” tanya
Haikal pada teman-temannya sambil
tersenyum dan mengangkat turunkan
alisnya, menunggu jawaban dari ketiga
temannya.

Haikal Bagaskara Effendi. Maunya


dipanggil Habe biar keren tapi tidak ada
yang peduli dan tetap memanggilnya
Haikal, hanya orang tuanya yang sering
memanggilnya Habe karena saat kecil ia

16
pernah menangis dan ngambek karena
orang tuanya tidak memanggilnya Habe.
Haikal adalah anak yang usil dan
menyebalkan, namun ia juga terkenal
akan kekonyolannya, terkadang memang
menyusahkan tapi jika tidak ada dia
kekurangannya akan sangat terasa karena
dia yang paling berisik diantara yang lain.
Ia tidak pernah serius mengikuti
pelajaran, jika tidak bermain-main di
dalam kelas saja ia akan tidur. Walau
begitu ia tetap mendapatkan rangking ke-
2 dari belakang.

Jam pelajaran kesukaannya adalah


jam olahraga dan jam istirahat. Ia tidak
pintar dalam hal akademik namun lebih
menjurus ke musik. Walaupun tidak
waras ia memiliki suara yang indah. Ia
sering bernyanyi di kafe-kafe untuk
mengisi kekosongan jadwalnya atau untuk
menambah uang jajannya bersama dengan
teman-temannya.

17
Prinsip hidupnya adalah “Jangan
lihat ke belakang karna itu sudah lewat,
jangan lihat ke depan karna itu belum
terjadi. Lihat saja kebawah, siapa tau
nemu duit ambil terus kasih ke gua”

“Ga masalah sih, tapi kalo ketauan


lu yang salah ya. Kita kan cuman ngikutin
lu doang” sahut Rendy.

Rendy Adenanta. Panggil aja


Rendy. Rendy adalah anak setengah
nakal, tidak nakal seperti Haikal tapi
nakal. Dia satu spesies dengan Haikal.
Spesies manusia konyol, dan dia adalah
manusia paling emosian sedunia, jangan
coba-coba untuk bikin dia marah.
Pelajaran kesukaannya adalah Bahasa
Korea dan Bahasa buaya.

Dia seringkali disebut dengan


“anak bertangan emas atau golden hand”
karena ia ahli dalam hal menggambar.
Gambarnya yang indah dan berwarna

18
namun juga memiliki arti yang
membunuh. Tidak terlalu pintar dalam hal
akademik namun masih bisa lebih baik
dari Haikal dan ia juga termasuk anak
yang rajin dan kreatif yang membuatnya
menjadi ketua OSIS.

Prinsip hidupnya adalah “Dikala


kau menangis, usaplah air matamu dan
ingatlah aku. Karena aku penjual tisu”

“Ga ikut-ikutan ah gw, takut


ketauan guru. Mending gausah coba-coba
bikin masalah deh, apalagi lu Haikal,
udah berapa kali lu dikasih peringatan
sama guru. Jangan sampai lu DO lu” Ujar
Jenan mengingatkan.

Jenandra Abimanyu. Panggil aja


Jenan. Jenan adalah anak yang baik
diantara temannya yang lain namun tetap
satu spesies dengan Haikal dan Rendy
dalam hal kekonyolannya. Jenan adalah
idaman para wanita dan ibu-ibu sejuta

19
umat karena sikapnya yang lembut,
penyayang, ramah, dan juga penurut. Ia
juga pandai memasak membuatnya
menjadi lebih diidamkan oleh para
wanita.

Dia memiliki tatapan yang


menawan dan senyum yang sangat amat
indah melebihi gula. Tidak seperti Haikal
dan Rendy, Jenan adalah anak yang
tertutup tapi menjadi lebih terbuka kepada
orang yang sudah dekat dengannya. Jenan
adalah anak yang pintar dan rajin, karena
sikapnya ini ia menjadi anak kesukaan
guru-guru. Cita-citanya menjadi dokter
bedah, dan mata pelajaran kesukaannya
adalah olahraga dan fisika.

Prinsip hidupnya adalah “Jika


hidup ingin ada perubahan, maka jangan
banyak gaya namun perbesar usaha”

“Yaelah, takut banget lu sama


guru. Tenang aja Jenan mereka ga akan

20
tau kok” Ejek Haikal “Ndra lu gimana?
Ikut ga? Jangan diem aja lu” Tanya
Haikal pada anak laki-laki yang sedari
tadi hanya diam saja mendengarkan
percakapan mereka.

“Terserah, tapi kalo ketauan gw


gamau kena masalah” Jawab Jendra.

Jendra Keano. Biasa dipanggil


Jendra. Jendra adalah anak yang paling
normal diantara mereka bertiga. Dia
adalah ketua OSIS yang sangat cocok
untuk sekolah ini. Selain wajahnya yang
tampan, Jendra juga pintar, baik dan
memiliki jiwa pemimpin yang sangat
baik.

Jendra memiliki eye smile yang


membuatnya tampak sangat menarik saat
tersenyum. Dia adalah orang suka melucu
tapi tidak lucu. Dia ahli dalam hal
akademik dan non-akademik, tipe cowok
yang sangat diidamkan oleh para wanita

21
selain Jenan. Walau dia suka tidur di kelas
atau bermalas-malasan, namun dia tetap
bisa meraih peringkat 5 besar dalam
ujiannya. Selain itu, ia juga suka sekali
olahraga yang membuatnya memiliki
badan yang ideal. Tidak hanya itu, Jendra
juga bisa bermain musik dan menyanyi.
Dengan suaranya yang sangat merdu dan
permainan musiknya yang mampu
meledakkan jantung para wanita.

Berbeda dengan Rendy dan Haikal


yang baru berteman saat SD, Ia dan Jenan
adalah teman sejak masih belum
terbentuk yang membuatnya lebih akrab
dengan Jenan dan lebih perhatian ke
Jenan daripada yang lain, hingga mereka
seringkali disebut dengan “Upin Ipin”
dimana ada Jenan pasti ada Jendra dan
dimana ada Jendra pasti ada Jenan. Karna
sudah lama bersama pun mereka sering
dikira kembar oleh orang lain. Mereka
juga dapat akrab karena ibu mereka

22
bersahabat oleh karena itu nama mereka
pun mirip. Pelajaran kesukaannya adalah
matematika dan olahraga.

Prinsip hidupnya adalah “Apapun


yang terjadi tetaplah tersenyum sampai
dikira orang gila”

“Iya, tenang aja guys, gw jamin


kita ga akan ketauan kok, tenang aja,”
Ucap Haikal. “Kita satu satu pergi izin ke
toilet ya, terus ntar langsung pergi ke
belakang sekolah” Lanjut Haikal. Haikal
melihat ke sekeliling untuk memastikan
keadaan dan saat dilihatnya aman, ia
mulai melancarkan rencananya dengan
alasan sakit perut, diikuti dengan yang
lainnya dengan alasan yang berbeda-beda.

“Nice, ayo cepet manjat sebelum


ada guru yang datang” Ucap Haikal
setelah

23
24
berhasil lolos keluar dari barisan
upacara. Jendra dengan kekuatannya bisa
dengan mudah melewati tembok sekolah
dan membantu teman-temannya yang lain
untuk keluar.

“yash nice man, gw bilang juga


apa, ga ketauan guru kan. Dah yok pergi,
laper gw nih” Mereka pun menuju warung
Mbak Diba dan nonkrong disana sambil
menunggu upacara selesai.

~~~

25
26
27
“Wes, pagi Mbak Diba makin
cantik aja nih diliat-liat tiap hari” goda
Haikal sambil mengedipkan matanya
sebelah.

“Bisa aja kamu, bilang aja mau


minta gratisan gorengan kan?” jawab
Mbak Diba yang sudah kebal dengan
tingkahnya Haikal

“Yeh mba, orang dipuji malah


begitu, gimana sih” balas Haikal yang
akhirnya membuatnya mendapatkan
pukulan dikepala dari Rendy

“Gosah jadi kayak orang miskin


deh, paling punya banyak duit juga” ucap
Rendy

“Yeh, itu tuh namanya hemat”

“Lu hemat tapi bikin rugi orang


bocah” sudah tak heran lagi teman-
temannya melihat pertengkaran mereka
berdua, bahkan Mbak Diba pun sudah

28
tidak asing lagi dengan pertengkaran
mereka.

Tidak ada yang mereka bisa


lakukan selain hanya diam melihat
pertengkaran mereka yang tidak ada
habisnya.

~~~

Mereka berjalan pergi ke sekolah


setelah asik berbincang di warung Mbak
Diba, di perjalanan pun mereka
berbincang bersama.

Mungkin lebih tepatnya


‘perbincangan’ antara Haikal dan Rendy
yang tiada habisnya sedari tadi. Jenan dan
Jendra hanya bisa mendengarkan
‘perbincangan’ mereka sambil melihat
jalanan disekitar mereka.

Untuk mempercepat waktu sampai


di sekolah Haikal memberikan ide untuk
menggunakan jalan pintas melewati jalan

29
kecil yang jarang dilewati oleh orang-
orang.

Katanya di dekat sana ada gang


yang jarang banget dilewati oang-orang,
bahkan hamper tidak pernah atau memang
sudah tidak ada yang melewati gang itu
lagi.

Gang disana adalah gang yang


besar, dan katanya gang itu terhubung ke
tempat lain.

‘Desa Terkutuk’

Hanya gang itulah satu-satunya


jalan yang menjadi jalan masuk ke dalam
desa tersebut.

Desa itu disebut desa terkutuk


karena pernah terjadi sesuatu yang sangat
besar disana yang hingga membunuh
semua penghuni desa.

30
Rumor-rumor bertebaran tentang
desa tersebut. Ada yang bilang kalau
disanalah tempat tinggalnya pembunuh
berantai, ada yang bilang kalau disana ada
yang menggunakan ilmu hitam dan
menjadikan seluruh desa sebagai
tumbalnya.

Banyak rumor yang beredar, dan


tentu saja rumor tersebut tidak berdasar
dan tidak dapat dipastikan.

Karna hanya ada satu rumor yang


pasti.

Yaitu, orang yang sudah masuk


kesana, tidak akan bisa keluar lagi.

Dan itu benar-benar terjadi, karena


sudah banyak orang yang mengujinya.

Dan orang yang mengujinya adalah


orang yang nakal yang tidak percaya
dengan dan tidak emndengarkan nasihat
orang tuanya, hingga akhirnya ia

31
menghilang dan tidak pernah ditemukan
hingga sekarang.

Awalnya kengerian itu hanya


terjadi di des aitu, namun banyak orang
yang membuat rumor aneh tentang gang
yang merupakan salah satu jalan masuk
dari desa tersebut.

Ada orang yang ingin tenar dengan


melakukan live dan melakukan ritual
pemanggil setan di gang sana.

Tentu saja itu menyebabkan


kemarahan untuk warga sekitar, karena
akibat dari ritual tersebut juga dirasakan
oleh warga sekitar hingga mereka
melakukan ritual yang mengunci mereka
disana dan menutup gang tersebut.

Orang itu dimasukan ke kantor


polisi dan dipenjara, namun terdengar
kabar bahwa seminggu setelahnya ia
mulai gila.

32
Dia mulai berbicara sendiri dengan
Bahasa yang aneh, ia menjadi suka
ketawa pada malam hari dan suka melukai
dirinya sendiri.

Hingga pada akhirnya ia


membunuh dirinya sendiri dengan sangat
tragis. Ia mencongkel kedua matanya
mengukir jidatnya membentuk ‘U’.

Ia memotong jari-jarinya dan


membaginya menjadi tiga bagian, lalu
dimakan. Ia juga membelah kedua
badannya hingga memperlihatkan isi dari
tubuhnya.

Ia juga melukai kakinya dengan


cara yang sangat sadis.

Ia menaruh sebuah besi panjang


yang tajam di tanah dan besi tersebut
menghadap ke atas, lalu ia perlahan
menginjakkan kakinya ke besi tersebut
yang membuat kaki terbelah dengan rapi.

33
Tidak ada yang tau bagaimana ia
bisa mendapatkan besi tajam yang
panjang.

Ia melakukan itu pada tengah


malam dan anehnya tidak ada yang
mendengar suara sama sekali dari tempat
itu.

Para polisi mempunyai CCTV yang


menghadap langsung ke sel penjaranya
dan itu memperlihatkan semua yang ia
lakukan.

Ia ditemukan meninggal dengan


keadaan sudah terpotong-potong dan tidak
mungkin dapat diselamatkan lagi, semua
orang yang me;ihat itu merasa ngeri akan
apa yang dilihatnnya.

Namun, yang membuat lebih


menakutkan adalah ekspresi wajahnya. Ia
meninggal dengan mata terbuka dan mulu
yang tersenyum dengan ‘lebar’.

34
Dokter mengatakan ia melakukan
itu tanpa senjata tajam yang ia gunakan
untuk memotong badannya tapi ia benar-
benar merobek mulutnya hingga ke
telinga dengan kedua tangannya sendiri.

Pernyataan tersebut benar-benar


membuat mimpi buruk bagi orang yang
melihat dan mendengarnya.

35
36
Di pagi yang cerah, seorang pria
yang sedang duduk diam memperhatikan
pemandangan yang indah di depannya
sambil menyeruput kopinya mendengar
para ibu-ibu yang berkumpul berbicara
bersama-sama.

“Iya, katanya gitu, yaampun serem


banget yaa” ucap seorang ibu berusia
60an merinding

“Jadi gimana kabar anaknya?


Baik-baik aja kan?” tanya ibu lainnya
khawatir

“Dari kabar yang terdengar sih


katanya dia udah sadar, tapi masih belom
mau ngomong dan bergerak sama sekali
dia”

“Aduh, kasiannya ya, kok bisa ya


sampe kayak gitu?”

“Iya, kasian banget” ibu-ibu itu


bersedih atas hal yang mereka bicarakan.

37
Pria yang mendengar percakapan mereka
merasa tertarik dan ingin bertanya
tentang apa yang terjadi. Pria itu berdiri
dari tempatnya dan pergi menuju tempat
para ibu itu berkumpul.

“Permisi, Mbok Diah ada apa


nih?” tanya pria itu penasaran pada
wanita tua yang bernama Diah itu.

“Aduh, nak Rehan ini loh. Tadi


malam ada anak yang kesurupan sampai
mau ngebunuh orang tuanya sendiri,
aduh seramnyaa” ucap Mbok Diah
kepada pria yang bernama Rehan itu

“Kok bisa kayak gitu mbok? Apa


disini emang sering terjadi kayak gitu
mbok?” tanya Rehan penasaran

“Akhir-akhir ini emang sering


terjadi hal-hal kayak gini, ada rumor
kalau ada hantu di sekitar sini, ada juga

38
rumor kalau ada orang pake ilmu hitam
ke anak itu” jelas Mbok Diah

“Ada yang pernah bilang kalau


semuanya ini terjadi karena desa sebelah,
mereka pakai ilmu hitam disana dan
menyembah jin-jin di desa sebelah itu”
sahut ibu lain yang bernama Mbok Tuti

“Hush, kalian ini. Jangan bicara


yang gak-gak sama cucuku ini. Rehan, ini
nak, makan ini” ucap seorang wanita tua
bernama Tesa yang adalah nenek dari
Rehan sambil memberikan sepiring ubi
rebus untuk cucu Rehan yang baru saja
datang tadi pagi berkunjung ke desanya
untuk bertemu dengan dirinya.

“Gapapa nek, aku suka kok denger


cerita horror kayak gini, siapa tau bisa
jadi referensi buat novel ku nek” ucap
Rehan. Rehan adalah seorang novelis, ia
sudah membuat banyak novel dan sudah
banyak novelnya yang menjadi best seller

39
di Indonesia. Saat ini dia sedang
mencoba untuk membuat novel bergenre
horror untuk pertama kalinya.

Hari ini dia datang berkunjung ke


desa neneknya untuk beristirahat karena
tangannya mengalami cedera yang
diketahui namanya adalah CTS (Carpal
Tunnel Syndrome). CTS adalah kondisi
yang menimbulkan mati rasa kesemutan,
nyeri, atau lemah di tangan dan
pergelangan tangan. Sindrom ini terjadi
ketika saraf di dalam pergelangan tangan
terhimpit atau tertekan. Dokter pun
menyarankan agar ia beristirahat untuk
sebulan. Oleh karena itu, ia memutuskan
untuk berlibur mengunjungi neneknya.

“Aduh, nak Rehan ini loh keren


banget yaa, udah jadi terkenal nih” goda
Mbok Wati yang ikut bergabung disana
juga

40
“Ahaha, aku belum se-terkenal itu
kok Mbok, masih perjalanan lah” ucap
Rehan sambil tertawa kecil. Mereka
melanjutkan obrolan mereka sampai tiba
waktunya makan siang dan mereka pulang
ke rumah mereka masing-masing.

Rehan membantu neneknya untuk


membuat makan siang, “Nak, kamu jangan
pergi ke sana ya. Tempat itu bahaya, nenek
gamau kamu kenapa-napa ya nak” ucap
Nenek Tesa mengingatkan di sela
kegiatannya

Rehan terdiam dan berpikir, “Tapi


nek, emang beneran ada yang kesurupan?
Dan emang ada yang make ilmu hitam
disini?” tanya Rehan penasaran

“Kamu ga perlu tau, yang perlu


kamu ingat itu cuman satu, jangan kamu
coba-coba buat pergi ke sana”

~~~

41
Rehan tidak pernah berkata ‘iya’,
jadi karna rasa penasarannya ia akhirnya
pergi ke sana mencari tahu apa yang
terjadi sebenarnya.

Ia diam-diam menyiapkan
barangnya dan di malam harinya ia
mengambil barangnya dan pergi diam-
diam dari sana. Ia pergi berjalan dari
rumahnya hingga sampai ke tempat tujuan
yang ditujunya.

Tempat yang biasa disebut ‘Desa


Terkutuk’ karena biasanya yang sudah
masuk sana tidak akan bisa keluar lagi.
Pernah ada orang yang masuk dan keluar
dari tempat itu, namun ia keluar dengan
keadaan yang sangat mengenaskan yang
membuatnya cacat seumur hidup dan
sekarang dikabarkan sedang berada dalam
rumah sakit jiwa dalam keadaan kritis.

42
Ia menyiapkan senternya dan
menyiapkan hatinya sebelum masuk ke
dalam sana.

~~~

Seram.

1 kata yang dapat mendeskripsikan


tempat itu, apalagi ia datang ke sana
malam hari. Suara burung-burung dan
hewan juga hawa dingin yang menusuk
kulit mendukung seramnya tempat itu.

Rehan dengan keberaniannya


berjalan terus masuk ke dalam desa
tersebut. Tidak ada orang sama sekali
disini, bukan karena ini sudah malam tapi
memang terlihat seperti tidak ada yang
menghuni tempat ini.

Rehan memperhatikan setiap


rumah-rumah dan jalan yang ia tempuh.
Rehan terus berjalan hingga akhirnya ia

43
merasa capek dan ingin mengistirahatkan
kakinya.

Rehan berjalan ke sebuah rumah


yang dekat dari tempat ia berada dan
duduk disana. Rehan menurunkan tasnya
dan mengambil botol minumnya, ia minum
sambil melihat keadaan di sekelilingnya.

Tidak ada yang aneh sedari tadi,


namun ia tetap merasa ada sesuatu disini.

Angin malam yang sejuk menerpa


tubuh Rehan yang membuat ia merasa

44
kedinginan. Ia pun mengambil
tasnya dan memasuki rumah itu.

“Permisi” tidak ada sahutan dari


dalam yang menandakan bahwa di dalam
rumah tersebut tidak ada orang. Rehan pun
masuk dan duduk di sofa.

Keadaan disana sangat sepi dan


suram seperti sudah lama tempat ini tidak
dihuni. Ada yang mengatakan bahwa
tempat ini tidak kosong dan ada yang
menghuni tempat ini, baru kemarin mereka
mengatakan bahwa ada yang tinggal disini.

Namun, keadaan disini sangat


berbeda dari yang dikatakan. Rehan tidak
ingin berpikir yang aneh dan ia pun
merilekskan badannya.

Rehan melihat isi rumah itu. Bersih.


Tidak ada noda debu sama sekali seperti
memang ada yang tinggal disini, bahkan

45
tempat tinggalnya sendiri pun tidak
sebersih ini.

Rehan merenggangkan tangannya


ke samping, namun ia tak sengaja
menjatuhkan sesuatu yang besar. Rehan
mengambilnya namun karna gelap, Rehan
tidak dapat melihat dengan jelas dan malah
membuatnya semakin hancur.

Rehan mengambil senternya dan


mengarahkannya ke bawah. Rehan terkejut
dengan apa yang dilihatnya. Ia benar-
benar tidak menyangka dengan apa yang
dilihatnya sekarang.

~~~

46
47
“Akhirnya selesai juga
sekolahnyaa, huhuhu,” ucap Haikal
dengan nada sedih “Bahagianyaaa…”
lanjut Haikal sambil berjalan melompat
kecil dan menari memutar dengan wajah
tersenyum lebar.

“Main kemana gitu yuk gais, gabut


banget kalo langsung pulang gini” saran
Haikal pada teman-temannya

“Kemana?” tanya Jenan

“Males, ga ikut” ucap Jendra


dengan nada malas.

“Yaelah, ikut aja ngapa Jen, sekali-


kali gausah dirumah mulu lu” bujuk
Haikal

“Rendy ikut, gw ikut” ucap Jendra


pada Haikal dengan yakin karna Rendy
pasti juga tak mau ikut dengan hal bodoh
yang akan dilakukan oleh temannya
Haikal.

49
“Ga ikut gw, sibuk. Ada banyak
tugas jadi ga bisa main dulu” jawab
Rendy. Mendengar itu, Haikal langsung
menghampiri Rendy dan memaksanya
untuk ikut bermain bersama. Namun,
usaha apapun yang dilakukan oleh Haikal
tetap tak membuahkan hasil yang
membuat Haikal terpaksa menurut.

~~~

“Lewat jalan pintas yuk, katanya di


jalan itu bakal rame karna bakal ada
bazzar” ajak Haikal. Kali ini Haikal tidak
menunggu pendapat dari temannya lagi
melainkan langsung menarik teman-
temannya untuk mengikutinya.

“Gw denger-denger, katanya disini


horror tau” ucap Rendra ketakutan

“Masa?” tanya Haikal “Kalo gitu


ntar malam kesini lagi yuk, kita main uji
nyali. Kan seru tuh” ajak Haikal

50
“Ogah, lu aja” ucap Jendra yang
langsung disetujui oleh yang lainnya juga

“Cih, dasar penakut” ejek Haikal

“Bukannya penakut, tapi kita


punya banyak hal yang harus dilakuin, ga
kayak lu yang dirumah kerjanya cuman
tidur, main, makan doang” ejek Jendra
balik dengan kenyataan yang membuat
Haikal terdiam tidak bisa membalas dan
hanya tersenyum tidak bersalah saja.

Mereka berjalan melewati jalan


pintas yang disarankan oleh Haikal. Jalan
itu jarang dilewati oleh orang lain karena
terdapat banyak rumor yang mengatakan
kalau jalan itu berhantu.

Karna hal itu, tak sedikit orang


yang tertarik untuk datang dan melakukan
uji nyali disini. Tempat ini sempat
terkenal karena hal itu.

51
Mereka berjalan menelusuri jalan
itu. tidak seperti yang dikatakan orang
pada rumor yang dikatakan tapi ini
terlihat seperti jalan biasa pada umumnya,
hanya karna jalan ini jarang dilewati jadi
tidak terurus dan terlihat sangat
berantakan.

Haikal yang tidak pernah


mendengar rumor yang beredar dan tidak
terlalu percaya dengan seperti itu dengan
percaya dirinya ia jalan di depan sambil
melihat-lihat sekitarnya.

Ia sudah diperingati oleh Rendy


untuk tidak bermain-main yang tidak-
tidak namun ia tetap tidak mengindahkan
omongan Rendy.

Haikal yang sedang menikmati


pemandangan yang baru menurutnya tiba-
tiba berhenti membuat teman-temannya
bingung dan menghampirinya.

52
“Kenapa lu kal?” tanya Rendy.

“Lu ga kesurupan tiba-tiba disini


kan kal?” ucap Jenan panik yang langsung
dibalas dengan jitakan di kepala oleh
Haikal

“Gw gapapa, cuman penasaran aja


sama yang disitu” ucap Haikal menunjuk
ke tempat yang membuatnya penasaran.

Walau tidak terlalu terlihat dengan


jelas, namun dapat dipastikan bahwa
disana ada perumahan yang berada di
tempat yang tidak biasa. Tempat yang
jauh dari jalan dan hanya tempat itu saja
yang berada disana. Tempat yang
tertutupi oleh banyak pohon yang besar
yang membuat tempat itu tidak terlalu
kelihatan.

“Aneh banget ada perumahan yang


dibangun disitu” ucap Rendy.

53
“Kok gw jadi penasaran yaa..”
ucap Haikal

“Gausah aneh-aneh deh, mending


kita pulang aja sekarang” ucap Jendra
tegas karena tidak mau terjadi sesuatu
pada teman-temannya.

Mendengar ucapan Jendra, mereka


tidak bisa melawan sama sekali karena
Jendra adalah anak yang tidak terlalu
banyak bicara, namun perintahnya itu
mutlak. Tidak ada yang berani mencoba
untuk melawan ucapan Jendra saat ia
sudah berbicara dengan tegas seperti itu.

Mereka berpisah di depan rumah


mereka dan Haikal masuk ke rumah
dengan rasa penasaran yang masih
menyangkut di pikirannya, tapi ia
berusaha untuk tidak memikirkannya lagi.

54
Bermain game adalah satu-satunya
hal yang dilakukan oleh Haikal selepas ia
pulang sekolah hingga malam pun datang.

~~~

Haikal bangun dari tidurnya dan


pergi ke ruang makan untuk mengambil
air. Namun, ia sadar bahwa sekarang ia
tidak berada di rumahnya.

Haikal panik dan yang ia pikirkan


saat itu adalah ia harus keluar dari tempat
itu. Sebelumnya ia mencari ibunya
terlebih dahulu, namun ia tidak
menemukannya dimana-mana.

Ia bingung harus bagaimana. Ia


sudah mencari ibunya di segala tempat
namun tetap tidak ketemu juga. Apakah ia
harus tetap mencari ibunya atau pergi saja
dari tempat ini?

Ia ingin pergi dari sini saja, namun


hati nuraninya berkata bahwa ia harus

55
mencari ibunya. Haikal pergi sekali lagi
mencari ibunya, ia berlari lagi ke ruangan
sudah ia masuki berkali-kali.

Ia melihat ada sebuah jalan ke


bawah, itu adalah tempat yang belum ia
masuki. Ke ruang bawah tanah. Haikal
berjalan perlahan menuju ke bawah, entah
kenapa ia merasa ada tiddak aman namun
ia harus memastikan apakah ibunya ada
disana atau tidak.

Ia membuka pintunya secara


perlahan dan melihat ada seseorang
dibawah sana.

“Ma..” ucap Haikal pelan dan hati-


hati.

Tidak ada jawaban dari orang


tersebut.

Haikal perlahan masuk ke dalam


ruangan untuk memeriksa orang tersebut.

56
Tidak ada pergerakan sama sekali
dari orang tersebut, ia hanya berdiri diam
disana. Haikal memperhatikan pelan-
pelan orang tersebut, memastikan itu
adalah ibunya atau tidak.

Haikal melihat terdapat gelang di


tangan orang tersebut yang dipunya oleh
ibunya, Haikal pun berlari menuju orang
yang dia pikir sebagai ibunya itu.

“Maaa!!”

~~~

57
58
Rehan terkejut dengan apa yang
dilihatnya. Ia benar-benar tidak menyangka
dengan apa yang dilihatnya sekarang.

Itu adalah manusia.

Namun, yang lebih membuatnya


terkejut adalah, bagian tubuhnya lepasnya.
Rehan pun tersadar bahwa tadi dia
menghancurkan sesuatu, dan ternyata itu
adalah bagian tubuh manusia. Rehan panik
dengan keadaan sekarang ini. Ia berpikir
apa ia membunuh seseorang atau tidak.

Rehan memberanikan dirinya dan


mengambil tubuh itu dan bagian lainnya.
Namun, sekali lagi ia terkejut. Benar-benar
terkejut dan membuatnya merinding
dengan apa yang dilihatnya.

Saat ia mengambil tangan dari


tubuh itu, ia melihat bahwa terdapat daging
seperti manusia pada umumnya, namun

59
ditengahnya terdapat pengait yang
menghubungkan bagian-bagian tubuh itu.

60
Rasa penasaran Rehan bangkit dan
matanya mulai menelusuri seluruh
tubuhnya. Terdapat jahitan dibeberapa
bagian tubuh itu, dan tekstur dari tubuh ini
benar-benar seperti manusia pada
umumnya dan tercium bau pengawet yang
dicampur dengan parfum di tubuh manusia
ini.

Mata yang terbuka dengan mulut


yang tersenyum membuat Rehan merinding
dan yang membuat ia yakin, bahwa ini
adalah boneka manusia. Namun masih ada
pertanyaan dalam pikirannya. Apakah ini
boneka yang dibuat menyerupai manusia?
Atau manusia yang dibuat menjadi boneka?

~~~

“Maaaa!!” teriak Haikal namun


tidak ada jawaban dari orang yang dia
panggil mama itu. Haikal menepuk

61
pundak ibunya dan menariknya sedikit
dengan semangat. Namun ia benar-benar
terkejut dengan apa yang dilihatnya.

Kepalanya patah.

Ia melihat ibunya dengan kepala


yang hampir jatuh karena ia tarik tadi.
Matanya terbuka dan mulutnya
membentuk senyum membuat Haikal
bergidik ngeri. Ia menjauhkan badannya
dari ibunya yang aneh itu.

Dapat dilihat bahwa ibunya sudah


meninggal, tubuhnya termutilasi menjadi
beberapa bagian, namun ada yang
menyatukannya kembali dengan
menjahitnya.

Haikal tidak percaya dengan apa


yang dilihatnya. Ia maju perlahan
mendekati tubuh ibunya itu untuk
memastikan sekali lagi namun, baru
beberapa langkah ia maju, ia mendengar

62
ada suara kaki yang berjalan menuju ke
tempatnya berada.

Dengan gesit, Haikal bersembunyi


di belakang tumpukan kotak-kotak disana.
Detakan jantungnya semakin cepat saat
suara langkahnya itu semakin jelas di
telinganya.

Suara langkah itu tiba-tiba


berhenti, dan ia mendengar ada yang
menghela napas. Haikal langsung berpikir
bahwa itu adalah pelakunya. Haikal
memberanikan diri dengan mengintip
sedikit untuk melihat apa yang terjadi
disana.

Ia melihat bahwa ada seseorang


yang bisa diduga adalah seorang pria yang
bertubuh tinggi dan kurus sedang berdiri
diam di depan pintu yang terbuka itu.

63
‘Ah, pintunya ga gw tutup tadi’
batin Haikal panik karna kesalahannya
itu.

Pria itu berjalan menuju tubuh


ibunya dan memperhatikan setiap jengkal
tubuh ibunya itu. Pria itu membenarkan
posisi kepala ibunya dan mengelus
kepalanya lalu tiba-tiba ia menarik
rambutnya dan melemparkan badannya
itu.

Haikal sangat terkejut, perasaannya


campur aduk. Ia marah, sedih, kesal, dan
takut. Ia marah pada pria itu yang sudah
membunuh ibunya dan
memperlakukannya seperti itu, ia sedih
melihat ibunya yang sudah meninggal
seperti itu, ia kesal pada dirinya sendiri
yang walaupun merasa tidak adil tidak
bisa berbuat apa-apa karna perasaan takut
yang membuatnya hanya bisa diam saja
dan melihat ibunya yang sudah meninggal
dimutilasi, dijahit seakan-akan dia adalah

64
boneka yang rusak dan dilempar seperti
itu.

Pria itu mengambil pisau dari


sakunya dan memperhatikan sekitarnya,
Haikal menahan napasnya karna
ketakutan. Pria itu mulai berjalan
mengitari ruangan tersebut, dari kanan ia
berjalan perlahan dan Haikal menjauhi
pria itu dengan perlahan berlawanan arah
dari pria itu.

Terdapat banyak kotak di dalam


ruangan tersebut yang menyelamatkan
Haikal agar ia dapat bersembunyi.
Beruntung dengan badannya yang tidak
terlalu besar yang membuatnya dapat
lebih mudah untuk bergerak dengan
perlahan dan pelan.

Selesai mengitari ruangan tersebut


dan merasa bahwa tidak apa-apa disana,
ia keluar dari sana dan menutup pintunya.
Haikal menunggu selama 20 detik

65
menunggu agar pria itu benar-benar pergi,
barulah ia bernapas dengan lega.

Haikal bangun dan langsung


berlari ke tubuh ibunya. Ia meratapi tubuh
ibunya yang bagian tubuhnya sudah
terlepas-lepas. Haikal menangis dengan
suara kecil karna takut pria itu
mendengarnya. Ia mengelus wajah ibunya
itu, ia memegang tangan ibunya yang
dingin dan kaku itu.

Haikal terdiam saat ia mendengar


suara samar-samar, ia bersikap waspada
karna takut ternyata itu adalah suara pria
itu. Namun ternyata ia salah, itu bukan
suara pria itu melainkan ibunya sendiri.

Haikal terkejut mendengarnya,


tidak mungkin ibunya masih hidup dan
masih bisa berbicara dalam keadaan
tubuhnya yang sudah seperti itu. Ia
menatap wajah ibunya.

66
Ibunya menatapnya.

Mulut ibunya yang terjahit agar


membentuk senyuman itu terlihat semakin
melebar. Ibunya menatapnya dan
tersenyum dengan sangat lebar hingga
jahitannya robek dan mulutnya terobek
sampai telinga.

~~

67
68
69
Ada yang aneh hari ini. Haikal
yang biasanya heboh dan aktif tidak
terhentikan, sekarang hanya diam
merenung saja.

“Lu kenapa kal? Tumben banget


hari ini lu diem gini” tanya Jenan bingung
diikuti dengan anggukan dari Jendra dan
Rendy namun, orang yang ditanyanya itu
hanya diam saja tidak menjawab
pertanyaan Jenan.

“Lu ngapa dah? Diputusin Chelsea


lu?” ucap Rendy sembarang bermaksud
untuk menghibur Haikal.

“Bah, jadian aja belum, udah putus


aja lu kal. Kasian amat” ucap Jendra
mengejek.

“Lu kenapa kal? Jangan sedih soal


si Chelsea, dia sekarang udah punya
orang lain tap-“

70
“Lah?!! Chelsea udah ada cowo?!”
ucap Rendy memotong ucapan Jenan
dengan sedikit teriak “Kasian amat lu
tong, udah di hts-in 6 bulan malah
ditinggal gitu aja” lanjut Rendy dengan
wajah pura-pura sedih padahal ia sedang
menahan tawanya.

“6 bulan cuman jadi penjaga jodoh


orang doang” sambung Jendra menahan
tawa

“Gapapa pahala Kal” ucap Jenan


menahan tawanya dengan sangat dalam.

“Kambing lu pada,” menatap tajam


teman-temannya namun tidak bisa
melawan karna memang itulah
kenyataanya, “gw begini bukan karna
Chelsea” sambungnya.

“Trus? Karna apa? Aneh banget lu


tiba-tiba diem dari tadi pagi, padahal

71
biasanya lu tuh yang paling heboh
diantara yang terheboh” ucap Rendy

“Apa dah, orang gw cuman lagi


mau diem doang keknya masalah banget
lu pada” jawab Haikal.

“MUSTAHIL” jawab Jendra,


Jenan, dan Rendy serentak.

“Apa sekarang udah menuju


akhirat kah?” ucap Jendra tidak percaya
dengan apa yang diucapkan Haikal tadi.

“Kurang ajar emang manusia-


manusia ini” ucap Haikal melihat teman-
temannya.

“Lagian aneh banget lu tiba-tiba


kayak gini” ucap Jenan

“Gw lagi mikirin mimpi gw” ucap


Haikal

“Kenapa emang mimpi lu?” tanya


Jenan

72
“Gw mimpi buruk semalam, serem
banget sumpah” ucap Haikal merinding
mengingat mimpinya semalam.

“Horror?”

“Iya, sumpah gw takut banget,


mimpinya berasa kayak nyata banget”

“Makanya sebelum tidur lu tuh


berdoa dulu biar ga mimpi buruk”

“Yaudah lah, itu kan cuman


mimpi, gausah dipikirin lagi” ucap Jenan
menenangkan.

~~~

“Kenapa?” tanya Jendra saat


melihat Jenan kebingungan.

“Kalung gw hilang” ucap Jenan


sambil membongkar tasnya untuk mencari
kalungnya.

73
“Lu ada lepas kalung lu?” tanya
Jendra.

“Sekitar tiga hari yang lalu, pas


pelajaran olahraga kemaren kan kita
renang tuh, nah gw lepas kalung gw. Ntar
kalo diliat sama Sir Doby kan gawat ntar
disita kalung gw” jelas Jenan.

“Trus abis itu lu pake lagi atau lu


taro mana?” tanya Jendra

“Gw masih taro tas kemaren, gw


gantung di tas gw kemaren” jelas Jenan.

“Berarti ada kemungkinan kalung


lu jatoh di jalan atau ga lu mungkin lepas
tapi 1u lupa kali” ucap Jendra.

“Yodah dah, gw cari dulu kalung


gw ye. Lu masih ada rapat OSIS kan?”
ucap Jenan lalu pergi meninggalkan
Jendra untuk pergi mencari kalungnya.

74
Ia mencari ke seluruh tempat yang
ia kunjungi hari ini dan kemarin, namun
ia tetap tidak kunjung menemukan
kalungnya.

Dari ruang kelas, kantin, warung


Mbak Diba, perpustakaan, dan kamar
tidurnya ia tetap tidak menemukan
kalungnya.

Jenan diam sebentar dan berusaha


mengingat dimana ia menaruh kalungnya
itu. Ia teringat akan satu hal, ada satu
tempat yang belum ia kunjungi.

Jalan yang kemarin.

Jenan merasa kalungnya ada


disana. Ia pun bergegas pergi ke tempat
itu.

Ia menghubungi Haikal atau Rendy


untuk menemaninya, namun mereka tidak
bisa karna alasan sibuk dan sedang kerja

75
kelompok yang akhirnya membuat Jenan
pergi sendiri kesana.

~~~

Jenan pergi menelusuri jalan yang


ia lewati bersama dengan teman-
temannya. Ia berjalan sambil
memperhatikan jalan dan sekitarnya. Ia
terus mencari namun ia tak kunjung
menemukannya, ia sudah menelusuri
jalan itu dua kali.

Jenan ingin kembali dan mencari


di tempat lain saja, namun ia tetap merasa
bahwa kalungnya ada di tempat ini. Ia pun
berpikir untuk mencari terakhir kali
sebelum meninggalkan tempat itu.

Jenan mencari lebih dalam lagi di


tempat itu. Ia mencari diantara semak-
semak karna waktu itu ia pernah pergi
kesana karna ia merasa melihat ada
seseorang disana.

76
Jenan mencari di tempat kemarin
ia berada, ia berjalan mengelilingi tempat
itu. Beruntung Jenan menemukan
kalungnya disana, terjatuh di bawah
pohon yang besar.

Jenan tidak ingat dia pernah pergi


kesana, namun ia tak terlalu
memikirkannya karna memang dia adalah
orang yang pelupa.

Sudah setengah jam ia mencari


kalungnya disana, langit sudah mulai
menggelap. Jenan buru-buru mengambil
kalungnya dan ingin langsung pergi dari
sana.

Setelah mengambil kalungnya, ia


pergi dari sana, namun belum satu
langkah ia tempuh, ia mendengar ada
suara orang berjalan di belakangnya.

Jenan melihat ke belakang namun


ia tidak menemukan siapa-siapa. Jenan

77
merinding lalu ia bergegas pulang ke
rumah.

78
79
80
“Ndra, gimana menurut lu?" tanya
Isabelle selaku sekretaris OSIS, tapi yang
ditanya tidak menjawab dan hanya
melihat ke handphone-nya.

"Hah?" tanya Jendra binggung,


karna tidak fokus memperhatikan.
Pikirannya terganggu karna memikirkan
Jenan. Ia dapat kabar dari Jenan kalau ia
akan mencari kalungnya di tempat
kemarin mereka lewati dengan Rendy
atau Haikal.

"Lu kenapa dah? Gw liat lu ga


fokus daritadi" tanya Andy selaku wakil
ketua OSIS.

"Gapapa, ini tadi kita udah bahas 2


agenda kan? Soal cleaning day tadi kita
semua udah setuju sama keputusannya
kan?" tanya Jendra dibalas dengan
anggukan dari yang lain, "Terus soal
event Paseru¹ juga ada yang mau

81
¹ Pameran Seni Rupa
ditambahin lagi?" tanya Jendra
memastikan.

82
"Oke, kalo gitu biar gw perjelas
lagi. untuk cleaning day, kita bakal adain
seminggu lagi, dan untuk cleaning day
bulan ini kita bakal lakuin di kali sebelah
sana. Dan untuk alat dan bahan
diusahakan kalau ada mereka bawa
sendiri dari rumah, tapi untuk sapu-
sapuan kita akan sediakan dari sekolah
supaya ga yang lain ga ribet bawanya dari
rumah"

"Trus lanjut buat yang Paseru, kita


udah kirim proposalnya ke Kepsek, tapi
belum ada balasan kan?" tanya Jendra
diikuti oleh anggukan dari Isabelle.

"Oke, tapi kita tetap persiapkan aja


apa yang bakal kita butuhin nanti, kita
gausah beli dulu tapi kita keep aja dulu,"
ucap Jendra sambil membereskan
mejanya, "Kalo gitu segini aja dulu untuk
hari ini, kita lanjut lagi pas proposal kita
udah disetujuin" ucap Jendra sambil

83
berdiri dan meninggalkan ruang rapat
OSIS.

Jendra terus menelepon Jenan tapi


tidak kunjung dijawab oleh Jenan. Jendra
juga menelpon Rendy, tapi ia bilang ia
tidak bersama dengan Jenan karena
sedang kerja kelompok.

Jendra menelepon Haikal, tapi


Haikal juga menjawab kalau ia tidak
bersama dengan Jenan. Jendra panik
karena Jenan pergi ke sana sendirian.

Jendra langsung bergegas untuk


pergi menemui Jenan karna dari kemarin
ia merasa sudah tidak aman jika berada
disana, ada yang aneh disana tapi ia
ditahan oleh Isabelle.

"Lu mau kemana Ndra? Daritadi lu


ga fokus tumben banget, lu sakit?" ucap
Isabelle khawatir.

84
"Gw gapapa' ucap Jendra sambil
melepaskan genggaman Isabelle yang
menahannya.

"Jangan gitu Ndra, kalo misalnya


ada sesuatu lu bilang dong, siapa tau gw
bisa bantu" ucap Isabelle sambil
menaikkan tangannya berusaha
menggapai wajah Jendra.

"Gw gapapa Bel," ucap Jendra


sambil menangkis tangan Isabelle
sebelum mencapai wajahnya, "Gw pergi
dulu" lanjut Jendra meninggalkan Isabelle
dan pergi menuju motornya dan pergi dari
sana.

~~~

Jendra mempercepat motornya


karna sudah hampir sejam Jendra rapat
OSIS dan meninggalkan Jenan sendirian
disana tanpa kabar sama sekali.

85
Jendra memberhentikan motornya
sesampainya ia di depan tempat itu, ia
turun dari motor dan menelepon Jenan
sekali lagi sebelum ia masuk ke dalam.

Tetap tidak ada balasan.

86
Jendra melangkah masuk ke dalam
dengan perlahan dan hati-hari. Jendra
merasa tidak aman saat ia sudah
melangkahkan kakinya masuk ke dalam
tapi ia tidak bisa berhenti karna ia harus
mencari Jenan.

Jendra melihat ke sekeliling


mencari Jenan. Ia berjalan menyusuri
tempat itu dengan perlahan
memperhatikan sekitar dengan perasaan
tidak aman dan waspada.

Ia terus berjalan hingga


menemukan sesuatu yang bersinar
menggantung di atas pohon. Ia berjalan
menghampiri benda yang bersinar itu dan
mengetahui bahwa itu adalah kalung
milik Jenan, Jendra langsung mengambil
kalung tersebut dan mencari Jenan
disekitar sana. Jendra tidak lagi merasa
waspada, sekarang ia hanya memikirkan
Jenan, ia merasa ada sesuatu terjadi pada
Jenan.

87
Jendra meneriakan nama Jenan,
namun tidak ada jawaban sama sekali.
Jendra tidak menyerah dan terus mencari
Jenan sambil meneriakkan nama Jenan
terus menerus tapi tetap saja tidak ada
jawaban dari sang empunya nama.

~~~

88
18.45
"Jenan masih belum ada kabar?"
tanya Rendy khawatir.

"Gatau nih, si Jendra juga belum


kasih kabar lagi" ucap Haikal.

Sudah dua setengah jam Jenan


menghilang dan sudah hampir sejam
setengah Jendra tidak memberi kabar.

"Mau tunggu sekali lagi apa kita


susul aja langsung?" tanya Rendy karna
khawatir dengan Jendra dan Jenan.

Haikal terlihat berpikir sebelum


menjawab, "Hmm, kayaknya mending gw
nunggu sini aja, ntar kan kalo mereka
balik gw bisa tau trus kasih tau lu gitu"
tawar Haikal.

"Ga, ikut lu, enak aja lu disini


sedangkan gw kesono sendirian. Ogah
gw" tolak Rendy.

89
Setelah perdebatan yang cukup
panjang akhirnya mereka memutuskan
(keputusan akhir dari Rendy) untuk pergi
bersama ke sana.

~~~

“Udah malam banget ini, gw masih


belom ketemu sama Jenan” ucap seorang
laki-laki yang sedang berjalan dengan
langkah tertatih sambil memegang sebuah
kalung di tangannya. Jendra.

Sudah berjam-jam ia berada di


sana mencari Jenan, namun tidak juga ia
temukan. Ingin ia pulang, namun ia tidak
bisa meninggalkan Jenan.

Ia tidak menghubungi Haikal


ataupun Rendy karna tidak ada sinyal
disana. Sudah berbagai cara ia lakukan
untuk dapatkan sinyal agar bisa
menelepon mereka, namun tetap saja

90
dimanapun tempatnya tidak ada yang bisa
membantunya.

“Akh..” rintih Jendra kesakitan


karna kakinya yang luka. Ia memanjat
pohon karna ia ingin mencari sinyal,
namun ia tidak bisa mendapatkannya,
yang ia dapatkan malah luka di kakinya
karna jatuh dari atas pohon.

Jendra duduk sebentar untuk


mengistirahatkan kakinya yang luka. Ia
menutup matanya untuk meredakan rasa
sakit yang ia rasakan akibat terlalu
memaksakan untuk berjalan.

‘tap tap’

Jendra membuka matanya saat ia


mendengar suara orang berjalan, ia
melihat sekitar dan menemukan orang
berlari menjauhinya sambal memegang
kalung di tangannya

91
Itu adalah kalung Jenan yang ia
genggam sedari tadi.

Jendra melihat tangannya yang


memegang kalung Jenan tadi dan ia
terkejut karna ternyata kalungnya tidak
berada di tangannya. Orang itu
mengambil kalungnya.

Jendra bangkit dan langsung


mengejar orang itu. Jendra
memperhatikan orang tersebut dan ia
melihat bahwa orang tersebut mirip
dengan Jenan dari belakang.

“Jenann!!” teriak Jendra untuk


memastikan pemikirannya.

Orang itu berhenti.

Jendra pun ikut berhenti. Ia


memanggil nama Jenan sekali lagi namun
tidak ada jawaban dari orang itu, Jendra
mendekatkan dirinya dengan orang itu.

92
Ia tidak terlalu merasa takut karna
ia ingin percaya bahwa itu adalah Jenan,
temannya.

93
Jendra sudah berada di belakang
orang itu, Jendra mengangkat tangannya
dan menaruhnya di pundak orang itu.

“Jenan..” panggil Jendra lirih.

Orang itu tidak bergerak sama


sekali. Tapi tiba-tiba Jendra merasakan
bahu orang itu bergetar.

Ia sedang tertawa.

“HAHAHAHAHAHAHHAHAHA
HAHAHHAHAHAHA” suara tawa
menggelar orang itu memenuhi tempat itu
sambil perlahan memutar kepalanya.

~~~

“Srius nih? Gw ga berani deh”


ucap Haikal yang langsung ditolak oleh
Rendy dan langsung menariknya masuk.

94
Rendy merasa ketakutan, tapi
karna ia harus mencari Jenan dan Jendra
ia tidak berhenti dan terus berjalan.

Ia berjalan masuk dengan hati-hati,


perasaan takut yang berada di hatinya
membuat jantungnya bergerak lebih
cepat.

Mereka terus jalan dan jalan,


namun tidak kunjung menemukan mereka
berdua.

Sudah hampir setengah jam


mereka berjalan, tetapi mereka belum
juga bertemu dengan Janen dan Jendra.

Karena merasa lelah akibat


berjalan terus menerus, Haikal dan Rendy
memutuskan untuk beristirahat sebemtar
disana.

Mereka duduk di bawah pohon.


Mereka mengatur nafas mereka masing-
masing, Haikal menutup matanya untuk

95
menenangkan dirinya dari ketakutan.
Haikal membuka matanya dan terkejut
karena ia tidak lagi berada di bawah
pohon melainkan di dalam sebuah
ruangan.

Ia tau ruangan ini. Ini adalah


ruangan yang ada di dalam mimpinya.
Ruangan tempat ibunya meninggal dan
menjadi boneka.

Haikal merinding ketika mengingat


kembali mimpinya itu. Semuanya sama,
kotak-kotak yang berada di ruangan ini
sama dan suasananya juga sama.

Haikal sekarang sedang berdiri di


tempat ibunya berdiri. Haikal berusaha
untuk bergerak namun tidak bisa.

Tiba-tiba pintu terbuka, Haikal


ketakukan setengah mati mendengar suara
pintu terbuka dan langkah kaki yang
mendekat pada dirinya.

96
Perlahan ia merasakan ada
santuhan dari belakang memegang
pundaknya, lalu menuju tengkuk leher
belakangnya dan menuju ke leher depan.
Degup jantung Haikal mulai tidak
beraturan karna ketakuan.

Haikal terkejut karna leher tiba-


tiba dicekek oleh orang tersebut. Ia tidak
bisa bernapas dengan benar karna
cekikannya sangat kuat. Haikal mulai
kehilangan keseimbangan karena mulai
tidak sanggup lagi menahan.

Haikal merasakan hembusan napas


di sebelah kirinya. Haikal memutar
matanya untuk melihat ke kirinya.

Mereka saling bertatapan.

“HAHAHAHHAHAHHAHAHAH
HAHAHHA”

~~~

97
Seorang pria tersadar dari tidurnya,
ia ingat apa yang terjadi sebelumnya.
Namun ia tidak ingat bagaimana ia bisa
berada disini. Ia ketakutan.

Sekarang ia berada di antara para


mayat yang sedang tersenyum. Ia duduk
di kursi dengan kaki dan tangan yang
terikat.

Ia melihat meja yang diatasnya


tersusun berbagai jenis pisau dan alat
jahit.

Tak ingin terlalu berfokus pada


ketakutannya, ia mencari cara untuk
membuka ikatannya.

Ia berusaha membuka ikatan tali


yang mengikat tangannya itu, namun
tidak bisa karna ikatannya yang terlalu
kencang.

98
Karna berusaha untuk membuka
ikatannya yang sangat kuat itu membuat
ia mengeluarkan suara.

“Shhh” pria itu terkejut, ia dengan


jelas mendengar adanya suara. Ia melihat
kesekeliling dan ternyata, semua mayat
yang tadinya sedang menatap ke arah lain
sekarang menatapnya dengan senyuman.

~~~

99
Tentang Penulis

Meilannie Hajo
Biasa dipanggil
dengan nama
‘Melani’,
merupakan anak ke
tiga dari 3
bersaudara. Telah
menempuh
Pendidikan formal
yaitu di TK Advent XV Ciracas dan
setelah lulus melanjutkan studi ke SD
Advent XV Ciracas dan SD Imannuel
Bekasi. Dan sekarang tengah meneruskan
pendidikannya di SMA Advent XV
Ciracas dengan mengambil jurusan IPA.
Menulis karya ‘Felico’ sebagai
karya yang pertama untuk tugas Bahasa
Indonesia.

100

Anda mungkin juga menyukai