Anda di halaman 1dari 3

PBIN4217

NASKAH UAS-THE
UJIAN AKHIR SEMESTER-TAKE HOME EXAM (THE)
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2021/22.1 (2021.2)

Drama
PBIN4217

No. Soal Skor


1. Seorang siswa sedang mencari data tentang perkembangan drama di Indonesia untuk memenuhi 25
tugas kelompok yang diberikan gurunya. Ia menemui seorang mahasiswa Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia untuk keperluan tersebut. Seandainya mahasiswa tersebut adalah Anda,
bagaimana Anda menjelaskan perkembangan drama di Indonesia kepada siswa tersebut?

2. Bacalah cuplikan drama berjudul, Orang Asing .Saduran dari ‘D. Djadjakusuma’ berikut, 25
kemudian tentukan unsur intrinsik yang menonjol dari kutipan tersebut, buktikan jawaban Anda
dengan mengutip beberapa dialog yang mendukung!

01. AYAH (berdiri marah)


Aku di sini. Cari makan buat kamu berduaan, aku sendiri. Aku akan pergi sendiri. (melihat arloji)
Lihat itu. Mengapa dia harus punya itu, sedang kita mati kelaparan? Kita akan hidup setahun
dengan barang itu. Dari mana dia dapat barang itu? Siapa dia sebenarnya? Mengapa dia
bicara seperti itu?
02. IBU
Dia mabuk sedikit. Dia orang kaya.
03. AYAH
Dia gila kataku. Siapa pernah mendengar orang jalan di hutan karena suka kalau tidak karena
gila. Dengan pakaian mentereng, membawa kopor lagi.
04. GADIS
Tak ada orang yang lihat dia datang kemari.
05. IBU
Jika dia gila, kita bisa dapat hadiah karena memelihara dia. Orang tuanya tentu kaya.
06. AYAH
Dia tidak gila, tetapi aneh. Ada yang membikin dia gila. Buat apa dia datang kemari. Uang itu
semuanya—caranya dia ngomong. Kaukira semua itu dia punya?
( I B U dan GADIS saling memandang sebentar menggerakkan kepalanya.)
07. IBU
Jika bukan kepunyaannya...
08. AYAH
Dia seperti maling. Lagak lagunya seperti maling. Barangkali dia mencuri. Dia lari, sembunyi,
sebab itu dia datang kemari.
09. GADIS
Tak seorang pun tahu, kalau dia ke sini.
10. IBU
Kalau dia maling, kita akan dapat hadiah melaporkan dia.
11. AYAH (mengambil arloji)
Barang emas ini dan uang itu. Apa haknya barang ini. Mungkin banyak orang kelaparan karena
dia mencuri. Dia kaya maling.
12. GADIS
Dia kate, kecil, dan lemah.
13. AYAH (bersandar dekat meja)
Aku bekerja, memelihara kamu berdua. Bekerja sekuat tenaga dan aku akan mati kelaparan.
Tapi dia maling, dia seorang diri dan dia punya banyak uang. Jika Tuhan ada, apa itu akan
dibiarkan?
14. IBU
Pak!
(Berhenti sebentar)
1 dari 3
PBIN4217

15. AYAH (seperti tak suka dan makin keras)


Kita sama-sama punya hak apa artinya uang buat orang buruan seorang diri, seperti dia.
16. IBU
Hessstt... dia nanti bangun.
17. AYAH (kurang keras)
Peduli apa kalau dia dengar.
18. GADIS
Dia tidur nyenyak. Terlalu capek.
(Cahaya lampu berkurang)
(Berhenti sebentar)
19. AYAH
Mengapa kaupandangi aku?
20. IBU (memeras tangannya mendekati dapur)
Kita akan kelaparan di musim hujan nanti.
21. AYAH (gemetar)
Mengapa kau lihat aku. Apa yang kalian pikir. Aku tak mengerti apa yang kalian pikir.
22. IBU
Kau gemetar, Pak. Sampai-sampai mejanya ikut bergetar.
(Berhenti sebentar)
23. AYAH
Mengapa aku dipandang juga. Aku tak tahan melihat matamu. ( b e r h e n t i s e b e n t a r lebih
panjang) (hampir menangis) Aku pernah membunuh orang sekali... sekali... dalam perkelahian.
Ya, Tuhan,... aku... tidak. (mereka berpandangan, berdiri diam) Aku harus berpikir... bilang apa-
apa... besok....
24. GADIS
Sekarang.
25. AYAH
Dia tamu kita.
26. IBU
Dia maling.
(Diam sejenak, GADIS pasang lampu).
27. IBU (dengan suara rendah dan cepat)
Dia tidur. Cuma sekali. Ia tidak akan melawan. Kami akan pegang dia. Tak ada orang yang
tahu. Kita harus dapatkan uang itu.... Kau pengecut.
28. (Sementara itu AYAH mengambil pisau yang terselip di dinding, mengambil lampu dari
tangan GADIS dengan tak sadar. Dan maju beberapa langkah menuju kamar ORANG
ASING. Kedua wanita itu mengikutinya.)

3. Bacalah keseluruhan naskah drama berjudul Orang Asing pada BMP MK Drama halaman 11.9! 25
Lalu tentukan tema drama tersebut dan jelaskan mengapa Anda menjelaskan/menuliskan tema
seperti itu!

4. Cermati penggalan cerita di bawah ini, Berdasarkan penggalan cerita di atas, susunlah dialog 25
seperti dalam naskah drama lengkap dengan informasi akting, suasana, dan panduan adegan!

”Aku pikir ia pergi dengan seizinmu.”


”Kamu bohong. Kamu tahu kalau ia minggat dari rumah.”
Aku diam. Tidak mau memperpanjang urusan pada bagian ini. Aku datang tidak untuk berdebat.
Tiga perempuan masuk ke ruangan ini. Bau harum menebar ke seluruh penjuru ruangan.
Perempuan di depanku mendesah. Tangannya meraih tas, mengeluarkan sebungkus rokok,
menyulutnya.
”Ia kacau sekali…”
”Ia boleh kacau, tetapi tidak boleh minggat. Ia masih duduk di bangku kelas satu SMA!”
Aku tertawa. ”Kamu tahu, aku minggat pertama kali dari rumah saat kelas satu SMP…”
”Itu kamu. Setiap keluarga punya tata tertib yang tidak boleh dilanggar.”
”Minggat itu memang melanggar tata tertib keluarga. Dan itu pasti ada maksudnya. Tapi aku tidak
mau bertengkar. Aku datang jauh-jauh ke sini, hanya untuk mengatakan sesuatu yang kupikir
penting menyangkut dia.”
”Apa?”
”Jangan terlalu memaksanya untuk melakukan hal-hal yang tidak disukainya.”

2 dari 3
PBIN4217

”Hey, kamu hanyalah pamannya. Aku, ibunya!”


”Aku tahu, dan aku tidak sedang ingin merebut apa pun darimu.”
”Tapi kamu seperti sedang menceramahiku tentang bagaimana menjadi seorang ibu yang baik!”
Suaranya terdengar memekik. Orang-orang menoleh ke arah kami. Kami diam untuk beberapa
saat. Sama-sama merasa kikuk menjadi perhatian beberapa orang.
”Jendra, anak yang manis. Tidak sepertimu…” desisnya kemudian.
Aku mulai merasa darahku naik.
”Ia penurut, dan tidak pernah menyusahkan orangtua. Tidak sepertimu.”
Darahku semakin terasa naik.
”Aku tahu persis karena aku ini ibunya, ibu kandungnya!”
Dengan suara menahan marah, aku bertanya, ”Lalu kenapa dia minggat dari rumah?”
Perempuan di depanku diam. Ia mematikan rokok di asbak dengan cara yang agak kasar. Aku
gantian menyulut rokok.
”Risa, aku akan membuka sedikit rahasia yang kusimpan selama ini. Hanya sekali saja aku akan
menceritakan ini untukmu… Aku selalu bermimpi buruk, sampai sekarang. Dan mimpi buruk yang
paling sering kualami, aku tidak lulus sekolah. Kadang aku bermimpi tidak lulus SMP, SMA dan
tidak lulus kuliah.”
Ia tertawa. ”Wajar kalau kamu mimpi seperti itu, kamu kan agak bodoh dalam hal sekolah…”
”Bukan itu poinnya!” suaraku, mungkin terdengar marah. Risa seketika menghentikan tawanya.
”Aku tidak suka sekolah, dan aku harus menjalani itu semua. Memakan hampir sebagian besar
waktu yang kumiliki… Aku masih bisa merasakan sampai sekarang, gedung-gedung kaku itu,
lonceng masuk, upacara bendera, tugas-tugas, seragam, suara tak tok tak tok sepatu para
guru…”
”Kamu memintaku agar Jendra tidak sekolah?”
”Dengarkan dulu… Dan apa gunanya itu semua bagiku sekarang ini? Tidak ada. Ini kehidupan
yang gila, aku tersiksa berbelas tahun melakoni sesuatu yang menyiksaku, yang kelak kemudian
tidak berguna.”
”Bagimu. Bagiku, sekolahku berguna. Juga bagi Jendra.”
”Tapi kamu bukan aku.”
”Kamu juga bukan Jendra. Ingat itu!”
”Aku hanya sedang menceritakan diriku!”
”Kupikir kamu datang jauh-jauh untuk menceritakan soal Jendra yang minggat dari rumah dan
tinggal di tempatmu! Bukan untuk menceritakan sesuatu tentang dirimu yang jelas aku tahu…”
”Itulah kesalahanmu sejak dulu, merasa tahu persoalan orang!” Aku menatap kakak
perempuanku. Mungkin sudah ratusan kali, sejak aku kecil untuk menempeleng wajahnya. Tapi
belum pernah kesampaian.

Skor Total 100

3 dari 3

Anda mungkin juga menyukai