Disusun Oleh :
Kelompok 4
2015
SOAL UJIAN NASIONAL
(1) Ayah melepaskan kami seperti takkan melihat kami lagi. (2) Bagi beliau, Eropa
tak terbayangkan jauhnya. (3) Ayahku yang pendiam, tak pernah sekolah, puluhan tahun
menjadi kuli tambang. (4) Paru parunya disesaki gas beracun, napasnya berat, tubuhnya
keras seperti kayu. (5) Ia menatap kami seakan kami bertanya yang paling berharga, seakan
Eropa merampas kami darinya. (6) Air matanya pelan, aku memeluk ayahku, ayah yang aku
cintai melebihi apa pun, tangannya yang kaku merengkuhku.
(7) Pesawat kecil itu terangkat, dari jendela kulihat ayahku melambai lambai dengan
sapu tangan yang dulu dipakainya untuk mengikat kakiku pada tuas sepeda Forefernya
supaya kakiku tak terjerat jari jari ban. (8) Aku tahu aku akan merindukan laki laki
pendiam itu, kulihat lambaiannya sampai jauh hingga tak tampak lagi, aku tersedu sedan.
Yang kutunggu akhirnya berbunyi juga. Setelah membereskan buku, aku segera pergi
ke kantin, ada juga teman yang lain. Aku dan Nandito duduk agak menjauh agar tidak ada
yang mendengar ketika Dito bercerita.
Dit, sebenernya ada apa, sih? tanyaku memulai.
Alicia, kamu tahu siapa aku, jawabnya.
Kamu kan Nandito sahabatku, jawab Alicia cepat.
Bukan itu maksudku, kamu tahu kehidupanku yang sebenarnya? Meskipun aku
tinggal serumah dengan orang tua dan saudara saudaraku, tetapi aku tidak dianggap sebagai
bagian dalam keluarga itu. Aku seperti orang asing, setiap kata-kataku tak pernah mereka
dengar. Begitulah aku. Di antara delapan saudaraku, aku anak nakal. Sebab pergaulanku
salah, sehingga aku harus menerima akibat seperti ini. Aku jarang pulang, terpengaruh oleh
lingkungan yang tidak baik, aku ketergantungan obat.
Apa? (Alicia terkejut)
Ya beginilah aku.
Sejak kapan? (tanya Alicia kembali)
(Dito menggeleng sambil menjawab)Aku tidak ingat.
Teng, teng, teng tiba tiba bel berbunyi.
Dengan langkah berat aku dan Dito berjalan menuju kelas dengan berbagai pertanyaan di
benak masing-masing.
4. Keterkaitan watak tokoh pada kutipan cerpen tersebut dengan kehidupan sehari
hari adalah
A. orang yang memiliki sifat suka mencampuri urusan orang lain.
B. seseorang yang berpura-pura sangat perduli dengan keadaan orang lain.
C. ketidaksanggupan seseorang dalam menghadapi permasalahan kehidupannya
di lingkungannya
D. sikap keterusterangan seseorang dalam menceritakan keburukan dirinya
kepada orang lain.
E. ketidakpedulian seseorang atas masalah yang menimpa diri orang di
sekitarnya.
5. Konflik pada diri Nandito yang terungkap dalam kutipan cerpen tersebut adalah
A. keluarga Nandito memberikan aturan sikap tidak perduli antaranggota
keluarga.
B. rasa tidak percaya diri Nandito dalam menghadapi masalah kehidupan yang
dijalaninya.
C. Nandito merasa tidak dianggap sebagai anak dan saudara dalam
keluarganya.
D. keluarga Nandito merasa terganggu atas kehadiran Nandito dalam lingkungan
keluarganya.
E. rasa frustasi Nandito karena ketidakacuhan teman-temannya di sekolah.
8. Kalimat yang mendukung watak aku yang menyesali perbuatannya pada nomor....
A. 1, 4, 18, 18, 26
B. 4, 5, 12, 20, 24, 27
C. 5, 7, 14, 15, 18
D. 14, 18, 22, 25, 26
E. 15, 20, 21, 23, 27
Muka Kasan Ngali pucat sedikit. Ia menatap buruh itu satu-satu. Dan mereka diam.
Kata Kasan Ngali mengahkiri. Tutup mulut kalian. Tutup!
Kami taktahu apa-apa, Pak.
Kami datang sudah begini!
Kalau saja kami tahu!
Kasan Ngali marah.
Tutup, kataku!
Tidak ada yang membantah lagi, Kasan Ngali memberi perintah.
Tidak usah diurus siapa yang berbuat ini, tugasmu ialah usir semua orang dari
pekarangan. Tutup pintu pagar. Jangan seorang dibolehkan lagi ke sini. Kerjakan, jangan
bertanya. Aku benci pertanyaan!
Buruh-buruh itu masih belum bergerak. Belum jelas bagi mereka bahwa itu memang
keputusan Kasan Ngali.
Apalagi? Pergi! Kau kira aku tidak waras, ya!
(Pasar, Kuntwijoyo)
10. Pendeskripsian watak tokoh Kasan Ngali juga seorang yang kasar dalam kutipan
terserbut diungkapkan melalui.......
A. dialog antartokoh.
B. gambaran fisik tokoh.
C. jalan pikiran tokoh.
D. tanggapan tokoh lain.
E. tuturan langsung pengarang.
11. Pembuktian latar tempat dalam kutipan novel tersebut ditujnjukan dalam kalimat.....
A. Ia menatap buruh satu-satu.
B. Kami datang sudah begini
C. Tugasmu ialah, usir semua orang dari pekarangan.
D. Buruh-buruh itu masih belum bergerak.
E. Pergi! Kau kira aku tidak waras, ya!
Seperti biasa, Bapak Sukonto Legowo siap mengajar lagi. Ia bawa buku-bukunya
melewati lorong kelas yang sudah sering dilewatinya hampir selama dua tahun. Dinding-
dinding yang sama dengannya. Koyakan dinding tua yang terkelupas seakan menyapa ramah
matahari sore yang bersinar lemah di antara daun-daun tinggi.
Taman kampus ikut tersenyum ramah. Matahari seakan juga ikut bercerita kepada daun-
daun taman kampus, kepada gedung kampus, juga kepada buku yang dibawa sang dosen,
betapa selama ini sang dosen telah menjadikan seseorang bisa berjalan dalam dunia ilmu ke
tingkat selanjutnya, membuat anak tangga pengetahuan ke setiap anak manusia yang
dibimbingnya. Bagaimana pun sang dosen telah berbuat banyak dalam melestarikan ilmu
pengetahuan, betapa sang dosen telah banyak menyentuh kehidupan di sekitarnya, dan betapa
sedikit manusia yang mengetahui dan menghargainya.
Kutipan novel berikut digunakan untuk menjawab soal nomor 15 s.d. 16. Bacalah dengan
saksama!
Bahkan ibu bersedia pergi kepada apa yang disebut orang-orang pintar dan dari pulau ke
pulau lain. Padahal, ibu begitu benci pada ilmu mistik, Ibu tidak percaya pada semua yang
tidak masuk akal.
Namun, banyak menasihati ibu harus percaya dan mencobanya juga. Maklumlah alam
timur masih penuh dengan hal-hal gaib, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan mistik.
Semua itu ibu lakukan untuk mendapatkan engkau Maniek. Betapa ibu mendambakan
kelahiranmu, Nduk
15. Keterkatitan watak tokoh ibu seorang yang bimbang pada kutipan tersebut dengan
kehidupan sehari-hari adalah
A. Pasrah kepada kehendak yang Maha Kuasa
B. Prinsip seseorang akhirnya guyah mendapat nasihat orang
C. Berusaha keras dan berserah diri kepada Tuhan
D. Bersemangat karena ingin mendapatkan anak secara medis
E. Menjunjung tinggi logika dalam berusaha mendapatkan anak
16. Konflik yang terdapat pada kutipan tersebut adalah
A. Harus menemui orang yang disebut orang-orang pintar
B. Tokoh ibu yang tidak percaya pada semua yang tidak masuk akal
C. Tokoh ibu menuruti kata orang untuk berobat pada orang pintar
D. Keinginan untuk segera mendapatkan keturunan
E. Tidak mempercayai mistik, tetapi tetap melakukan pekerjaan itu
Kutipan novel berikut digunakan untuk menjawab soal nomor 17 s.d. 19. Bacalah
dengan saksama!
Aku sendiri tidak mampu merumuskan, apakah aku kalah atau menang
sebagaimana istriku juga tidak menimbulkan kesan bahwa dia menang atau kalah
dalam peperangan yang disulut dalam rumah tangganya, rumah tanggaku, rumah
tangga kami. Aku pasrah. Dan kepasrahanku memang tindak lanjut dari
penerimaanku terhadap takdir. Biarpun tidak mutlak demikian, tetapi aku belum
menemukan jalan kecuali pasrah. Aku pasrah menerima keadaan, biarpun aku belum
ingin menadang dan menantang nasib.
(Aku, Keluargaku, Tetanggaku, Darman Munir)
20. Amanat yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah...
A. Seorang suami harus bersikap tegas kepada istri dan keluarganya.
B. Segala persoalan dalam rumah tangga hendaknya dirundingkan oleh
suami istri.
C. Jangan membawa persoalan-persoalan rumah tangga kepada orang lain.
D. Kebahagiaan dalam rumah tangga tidak datang tanpa perjuangan.
E. Keterbukaan dalam rumah tangga adalah kunci meraih kebahagiaan.
21. Watak tokoh aku dalam kutipan tersebut adalah....
A. Penakut.
B. Mengalah.
C. Sabar.
D. Berani.
E. Teliti.
Kutipan novel berikut digunakan untukl mengerjakan soal nomor 21 s.d 23. Bacalah dengan
seksama!
Bu Mus mulai terdengar seperti warta berita RRI pukul 7. Lintasan berita: Nilai-niai
ulanganmu merosot tajam. Kita akan segera menghadapi ulangan catur wulan ketiga. Setelah
itu catur wulan terakhir menghadapi Ebtanas. Nilaimu bahkan tak memenuhi syarat untuk
melalui catur wulan ketiga ini. Jika nanti ujian antaramu masih seperti ini, Ibunda tidak akan
mengizinkanmu ikut kelas catur wulan terakhir. Itu artinya kamu tidak boleh Ebtanas.
........................................................
Suasana kelas menjadi tegang. Kamu harap Mhar segera minta maaf dan menyatakan
pertobatan. Akan tetapi, sungguh sial, iia malah menjawab dengan nada bantahan.
Aku mencari hikmah dari dunia gelap Ibunda dan penasaran karena keingintahuan.
Tuhan akan memberiku pendamping dengan cara yang misterius....
Kurang ajar betul. Bu Mus bersusah payah menahan emosinya. Aku tahu beliau
sebenarnya ingin langsung melabrak Mahar. Air mukanya yang sabar menjadi merah. Beliau
segera keluar ruangan menenangkan dirinya.
berhentilah dengan kerjamu dikebun itu! Bila aku tiap kali harus berteriak memanggilmu,
dalam sekejap saja aku akan mati. Lagi pula aku tidak melihat dimana kau berada dan apa
yang kau lakukan.
aku bekerja dikebun sayur. Akan tetapi, kalau tidak suka, aku akan berhenti kerja.
25. Keterkaitan watak tokoh istri yang patuh terhadap suami pada cerita dengan
kehidupan sehari-hari adalah...
A. Seorang istri akan selalu menuruti kehendak suaminya
B. Suami yang membatasi kehidupan dan pekerjaan istrinya
C. Suami merasa tenang jika mengetahui keberadaan istrinya
D. Suami selalu memerlukan bantuan dari istrinya
E. Suami melarang istrinya berkerja dikebun orang lain
26. Konflik pada suami yang terdapat pada cerita adalah...
A. Suami terengah-engah karena pemusatan tenaga untuk berteriak
B. Ia terkejut ketika tiba-tiba suaminya memanggilnya
C. Kekhawatiran suami karena tidak mengetahui keberadaan istrinya
D. Seorang suami tidak mengetahui keberadaan istrinya
E. Istri memustuskan berhenti bekerja di kebun sesuai permintaan suami