Anda di halaman 1dari 29

indah siswa kelas 2 di SMA Pradita Dirgantara.

menceritakan tentang kehidupannya (seperti


sedang di wawancara). Indah mengatakan dirinya tidak ingin pergi ke sekolah tapi jika ia
tidak pergi ia merasa cemas. Jika ia tidak pernah dapat pergi ke sekolah untuk selamanya, ia
pikir ia akan sangat merindukannya. Indah lalu tertawa. Anehkan?

Lalu apa yang di lakukan setelah sekolah berakhir? Indah bingung namun ia mengambil
sesuatu dari laci mejanya. Ia mempunyai 3 kerja paruh waktu. Setelah lulus nanti, Indah akan
meninggalkan Panti Asuhan yang Indah tempati sekarang. Mimpi Indah adalah menjadi
seorang guru. Seorang guru yang mengerti akan apa yang di katakan oleh siswanya, bahkan
hal-hal yang mereka bohongi sekalipun.

Musim panas di jakata . Di sebuah Sekolah Menengah Atas, SMA Pradita Dirgantara. Semua
siswa terlihat bersemangat memasuki sekolah tersebut. Namun di belakang sekolah, terdengar
nyanyian Selamat Ulang Tahun dari Mala. Beberapa siswa menggiring Mala ke suatu tempat
sambil menutup matanya.

Mala melihat surprise yang di siapkan oleh teman-temannya. Ternyata Indah lah yang
menjadi surprisenya. Kok bisa? Indah yang berdiri di pegangi tangannya oleh dua orang
siswa pun terkejut. Ia tidak mengerti apa maksud surprise dari teman-teman Mala.

Teman-teman Mala lalu melempari Indah dengan telur, tepung dan saus. Usai melakukan itu,
mereka lalu berteriak kue ulang tahun spesial buat Mala sudah selesai. Selamat ulang tahun
Mala. Mala melihat indah dengan iba. Indah terlihat gemetaran dan menangis.

“Sayang sekali tidak ada lilin.” Komen Mala. Ia lalu tersenyum dan berterima kasih pada
teman-temannya. “Aku sangat tersentuh. Aku mencintai kalian.” Mala membentuk hati
dengan kedua tangannya sambil tersenyum di atas penderitaan Indah.

Indah mencengkram tangannya. Ia tidak dapat melawan ataupun mengumpat. Yang dapat ia
lakukan adalah menahan derai tangis air matanya yang terus mengalir membasahi pipinya.

Pelajaran pertama pun di mulai. Namun Indah belum berada di kelas. Mala bertanya pada
temannya, saus apa yang mereka pakai tadi. Belum sempat menjawab, Indah sudah masuk ke
kelas dengan memakai pakaian olahraga. Semua siswa menutup hidung mereka, termasuk
Mala dan teman temannya bertanya-tanya saus apa ini. Saus belut? Teman-teman Mala
membenarkan dengan mengedip mata. Mereka pun langsung tertawa.
Teman sebangku Indah mengibas-ngibas tangannya mengusir bau busuk yang di bawah
Indah. Indah bertanya apa sangat bau? Padahal ia sudah mencucinya berulang kali dengan
sabun. Gadis itu meminta Indah pindah tempat. Indah bergeser ke jendela. Teman Mala
melapor pada guru kalau ada yang kentut. Baunya aneh. Sontak mengundang tawa. Ibu guru
meminta mereka diam. Pada saat itu terdengar bunyi bel. Pelajaran pun usai. Ibu menyuruh
Indah menemuinya di kantor.

Ibu menegur Indah karena lagi-lagi ia memakai pakaian olahraga. Padahal baru kemarin ia
mendapat peringatan. Apa mungkin ada seseorang yang mengganggumu? Ibu meminta Indah
jujur supaya ibu dapat membantu Indah. Namun Indah menolak berkata jujur. Ia mengatakan
tidak ada yang mengganggunya.

Indah berjalan kembali ke kelas. Di koridor, semua siswa menutup hidung ketika Indah
melewati mereka. Indah menunduk dan terus berjalan. Tiba-tiba ia berbalik.

Di sebuah Panti Asuhan. Anak-anak mengantri mengambil makanan mereka. Tiba-tiba


seorang anak laki-laki mengambil sup yang bukan miliknya. Mereka pun saling berebut.
Indah selaku Chef dan juga kakak menegur mereka. Tapi mereka tidak peduli. Mereka terus
saling tarik menarik hingga sayurnya tumpah ke lantai. Ternyata sayuran tadi tidak ada daun
bawangnya. Sepertinya kedua anak itu tidak suka makan sayuran yang di campur dengan
daun bawang.

Indah berniat menceramahi mereka karena tidak makan sayuran. Namun sebelum Indah
mengoceh, mereka sudah melontarkan kata-kata yang hendak Indah katakan. (haha pasti udah
sering Indah mengoceh seperti itu, jadi anak-anak udah pada hafal betul.) Fara merajuk
meminta Indah sekali saja membuang daun bawangnya.

Indah berkata Fara begitu manis. Tapi jangan berpikir ia luluh dengan sikap manisnya. Indah
memperingati mereka supaya tidak meninggalkan secuil sayuran pun dan makan itu sampai
habis. Mereka berniat protes tapi Indah menyuruh mereka diam. Indah mengingatkan mereka
selesai makan menggosok gigi dulu. Anak-anak pada nurut dengan apa kata Indah.

(ya ampun, Indah kalau di panti asuhan berbeda dengan Indah di sekolah ya. Kenapa ia tidak
tegas kepada Mala dan teman temannya???)
Indah menjemur pakaian sambil berlatih berbahasa inggris. Ia melihat baju Dika sobek. Indah
merasa khawatir. Ia pun menemui Dika. Indah memeriksa tubuh Dika. Tubuh Dika lebam.
Indah bertanya apa yang terjadi. Dika berkata ia jatuh. Indah tanya bagaimana Dika jatuh.
Dika mengatakan saat ia bermain bersama temannya. Namun Indah tidak percaya. Ia
meminta Dika melihat matanya saat berbicara.
Tidak apa-apa, ujar Indah. Bukannya menjawab, Dika malah menangis. Ow ouw,, Dika pasti
di bully juga nih.

Setelah mengetahui semuanya, Indah dan Dika pun menemui Rio, teman Dika.Rio
bersembunyi di belakang ibu. Ibu Rio protes. Kenapa Indah membesar-besarkan masalah
anak-anak yang bermain. Indah berkata itu hanya permainan jika kedua pihak merasa senang.
Tapi Dika di sini tidak senang, ia malah mendapatkan luka.

Indah menyuruh Rio meminta maaf pada Dika dengan tulus. Dan berjanji ia tidak akan
melakukannya lagi. Jika ia tidak meminta maaf, Indah tidak akan pergi dari sini. Indah pun
duduk di depan pintu rumah Rio. Ibu Rio kesal, ia tidak bisa berkutik lagi. Ibu menarik Rio
keluar. Dan menyuruh Rio meminta maaf. Rio pun meminta maaf pada Dika. Mereka saling
janji kelingking. Apakah kau puas, tanya ibu Rio yang kesal lalu pergi.

Indah mengajak Dika pulang. Tapi baru beberapa langkah, mereka mendengar ibu Rio
membicarakan Dika yang bersikap begitu karena tidak mempunyai orang tua. Ibu mengomeli
Rio karena berteman dengan orang yang seperti itu. Rio menjerit di pukuli ibunya.

Indah melihat Dika cemberut. Indah menawarkan menggendong Dika pulang. Dalam
perjalanan, Indah meminta Dika menceritakan padanya jika ia di sakiti, walau yang
melakukan itu sahabat karibnya sekali pun. Jika Dika tidak menyukai sesuatu, katakan saja ia
tidak menyukainya. Jika ada sesuatu tidak benar, katakan itu tidak benar. Itulah cara agar
mereka tidak memperlakukan Dika dengan tidak bertanggung jawab suatu saat nanti. Okay?

Dika menurut. Ia berterima kasih pada Indah. Baginya, Indah itu hadiah yang Tuhan beri
sebagai ganti ibunya. Sesampainya di rumah, Indah membacakan dongeng buat Dika hingga
Dika terlelap.

Tiba-tiba ibu Panti masuk. Ibu ingin berbicara dengan Indah di luar. Ibu menyerahkan sebuah
kiriman buat Indah. Ibu tidak tahu siapa pengirimnya tapi di kiriman itu tertera pengirimnya
dari surabaya. Pasti dari pengirim yang selalu mengirim barang buat Indah.

Indah membuka kiriman itu. Ada sebuah baju dan kartu di dalamnya. Pengirim itu menulis
bahwa ia pergi ke mall dan membeli pakaian buat putrinya. Ia teringat akan Indah, ia pun
membeli satu buat Indah. Di sana tertulis nama pengirim, Ingka. Indah menyukai baju itu.
Baju itu sesuai dengan gayanya.
Kita beralih pada kehidupan di kota. Seorang ibu tengah melipat pakaian. Ia memanggil
putrinya yang bernama Vanda. Dan ibu itu adalah Ingka. Nampak baju putih lengan panjang
seperti punya Indah sudah di lipat dalam koper. Vanda protes saat melihat banyaknya pakaian
yang di siapkan ibunya. Ibu, ini bukan perjalanan keliling dunia. Kami cuman menginap 3
malam, 4 hari saja di jakarta (itu merupakan tempat indah tinggal).

Ibu lalu menyuruh putrinya mengambil barang yang ia perluhkan saja. Vanda malah
mengambil uang. Ibu menyuruhnya membawa satu buku saja. Jika Vanda terlalu banyak
bermain di sana, ia akan sakit. Oleh sebab itu, ibu menyuruh membawa buku biar Vanda bisa
membacanya saat bosan.

Ibu melihat baju lengan panjang yang berada di dalam koper. Ia merasa tidak pernah melihat
baju itu sebelumnya. Vanda menarik baju itu dari tangan ibu. Vanda mengatakan ia
membelinya dengan teman. Ibu protes kenapa putrinya begitu kejam terhadapnya. Apa baju
itu akan kotor jika ia menyentuhnya.

Ibu mengantar Vanda ke sekolah. Sebelum pergi, ibu memakaikan syal yang di pakainya. Ibu
lalu memakaikan syal itu pada Vanda. Jika malam hari terasa dingin, Vanda boleh
memakainya. Sebab Vanda mudah sakit saat cuaca dingin. Ia punya riwayat penyakit sesak
nafas.

Vanda ingin menanyakan sesuatu pada ibu tapi ia mengurungkan niatnya. Sebelum pergi,
Vanda meminta ibunya pulang dan beristrihat. Ibu menurut. Ibu mengusap kedua pipi
putrinya. Bersenang-senanglah putriku. Vanda pun pamit pada ibunya.

Sesampainya di lapangan. Vanda menanyakan Tiva pada Tesa. Tesa bilang Tiva mungkin
akan telat sebab ia masih berdandan. Dan yang di bicarakan pun tiba dengan mengenakan
kacamata hitam. Sontak semua mata tertuju padanya.

Tiva merasa tidak nyaman. Tidak peduli bagaimana pun ia memakai seragam ini, ia merasa
tetap jelek. Tapi menurut Vanda bagus dan pas dengan tubuh Tiva. Tiva memuji Vanda
dengan pengamat yang baik. Tesa mengomentari sepatu mereka bagus. Vanda dan Tiva
memakai sepatu pasangan bling-bling (sepertinya mahal bangetz). Vanda dan Tiva saling
menatap iseng. Lalu mereka berbalik dan menunjukan tas couple mereka. Tesa menutup
mulutnya. Apa yang sedang terjadi! Apakah kalian pacaran?

Tiva berkata pada Tesa, bahkan pakaian dalaman mereka sama. Berwarna merah muda. Tiva
curiga Vanda lupa memakai warna merah muda. Sebab wajah Vanda lebih serius saat merasa
bersalah. Ia ingin melihatnya. Ia mengejar Vanda. Bahkan teman pria yang mendengarnya
juga ingin melihat. Mereka bahkan iseng berteriak menyuruh Vanda menunjukannya. Tesa
yang melihat itu hanya diam.

Felani Towaki, guru wali mereka pun datang. Ia menyuruh mereka diam. Pak guru hanya
ingin mengingat mereka hal yang paling penting saat perjalanan, pertama adalah
keselamatan. Bahkan kedua dan ketiga pun tetap keselamatan. Jika ada yang sakit dalam
perjalanan, mereka perlu memberi tahunya agar mereka segera ke RS. Dan jangan sekali-kali
meninggalkan grup tanpa memberitahunya.

Beberapa anak di belakang mengoceh ga penting karena malas mendengar apa yang pak guru
katakan. Pak guru bertanya pada ketua kelas, siapa yang tidak hadir. Bima berkata kalau Aris
alasan pribadi sedangkan Dava ada pertandingan. Dan kita bisa melihat, Vanda melihat
jamnya dan tersenyum (apa yang membuat dirinya begitu bahagia).

Sementara di sebuah perlombaan renang 400 meter gaya bebas pria tingkat SMA. Dava
bersiap-siap di pinggir kolam. Ia melihat ke arah supporter seperti mencari seseorang.
Perlombaan pun di mulai. Vanda mendengar siaran perlombaan melalui ponselnya.

Dava berada di jalur tiga dan Kensi berada dari jalur empat saling berlomba untuk
mendapatkan posisi pertama. Hingga akhirnya, Dava yang memenangi perlombaannya.
Medali emas otomatis ia dapatkan. Vanda senang mendengar kemenangan Dava.

Tiva penasaran apa yang di dengar oleh Vanda. Ia ingin mendengarnya juga tapi Vanda
mengatakan make up Tiva kurang bagus. Sontak membuat Tiva langsung memeriksa kembali
wajahnya. hahhaha

Dava foto bersama beberapa fans kecilnya. Mereka ingin menyentuh medali emas Dava.
Dava tersenyum dan mengijinkan mereka memeganginya. Dava lalu teringat akan masa
kecilnya bersama seorang gadis. Mereka duduk di tepi kolam. Waktu itu Dava baru saja
memenangi sebuah perlombaan renang. Gadis itu ingin memiliki salah satu medali emas
Dava tapi Dava menolak.

Jika kamu ingin memiliki seperti ini, kamu harus memenangkan sendiri. Gadis itu berkata ia
tidak bisa berenang sehebat Dava. Gadis itu pun tidak ingin memiliki medali itu. Dava kecil
lalu berjanji akan memberi gadis itu medali pertama yang ia dapat dari turnamen Nasional.
Tapi gadis itu tidak percaya. Bahkan medali yang ia dapatkan sekarang saja ia tidak mau
memberinya. Apalagi turnamen yang begitu besar itu.
Dava kecil mengatai gadis itu bodoh. Ia tidak memberinya karena ini tidak begitu penting.
Dava menyuruh gadis kecil itu melupakan saja apa yang ia katakan. Dava bahkan
mengatakan sangat mengejutkan sekali melihat bagaimana gadis itu hebat di sekolah dengan
otak seperti itu. Gadis kecil itu tidak terima begitu saja. Ia lalu menarik Dava kecil hingga
terjatuh ke dalam kolam.

Kembali lagi ke Dava dewasa. Ia mengirimi Vanda pesan. Oh ternyata gadis kecil itu Vanda.
Dava memberi tahu Vanda kalau dirinya akan segera ke jakarta. Manager Dava datang dan
menanyakan perasaan Dava. Pasti Dava sangat senang hingga ia tidak bisa
mengungkapkannya kan? Manager Dava juga menyemangati Dava. Besok Dava akan
berlomba lagi. Dava ingin mengatakan sesuatu pada managernya tapi ia mengurungkannya.
Ia tersenyum memegangi medalinya.

Tiva loncat-loncat kegirangan saat keluar dari toilet. Ia baru tahu tentang kemenangan Dava.
Namun reaksi Vanda biasa saja. Tiva menebak Vanda pasti sedang bertengkar dengan Dava.
Kenapa mereka berdua selalu bertengkar satu sama lain?

Dava mengatakan itu karena mereka tumbuh melihat hal-hal yang tak seharusnya mereka
lihat. Apakah ia harus menari atau semacamnya? Tiva pun hanya bisa tertawa kecil melihat
tingkah sahabatnya itu.

Vanda keluar dari toilet duluan. Ia mendapatkan pesan yang aneh. Wajahnya langsung
berubah. Ini bunyi pesan aneh itu, “Hanya karena itu terjadi di masa lalu, bukan berarti itu
tidak pernah terjadi.” Di layar tertera nama Misya. Vanda shock dan melepaskan ponselnya
dari tangan.

Tiba-tiba Tiva mengejutkannya. Ia melihat ponsel Vanda yang terjatuh dan mengambilnya.
Vanda merampas ponselnya dan langsung pergi meninggalkan Tiva yang bertanya-tanya.

Dalam perjalanan, Vanda dan Tiva diam membisu. Tesa yang melihat itu pun bertanya apa
terjadi sesuatu? Tiva mengatakan tidak ada. Ia lalu bertanya pada Vanda. Kenapa kau tiba-
tiba seperti ini? Vanda menjawab tidak apa-apa. Apa sesuatu yang buruk terjadi? Aku mulai
frustasi. Kau harus makan ini dan bicara, oke? Tiva memberi sosis Tesa pada Vanda. Tapi
Vanda menolak menerimanya.

Tiva merayu Vanda untuk makan. Tapi Vanda malah marah dan menepis tangan Tiva hingga
sosisnya jatuh mengotori rok Tiva. Tiva menahan kesal. Ia membersihkan roknya. Hei,
Vanda. Apa kau tak berpikir kalau kau sudah keterlaluan? Vanda malas meladeni Tiva.
mereka pun sampai di jakarta!
Dika mengompres Vanda yang sedang sakit. Vanda menyuruh Dika berhenti melakukannya.
Ia baik-baik saja. Dika mengecek demam Vanda. Vanda masih panas. Vanda berkata ia
mengatakan pada Dika yang sebenarnya. Ia sudah lebih baik berkat diri Dika. Vanda
membelai rambur Dika. Apa kau khawatir? Dika mengangguk.

“Kau punya banyak teman di sekolah dan sangat populer di panti asuhan ini. Tapi, ketika kau
sakit, kau tak punya siapa-siapa.” vanda terharu dengan kata-kata Dika. Ia berjanji pada Dika
kalau ia tidak akan pernah sakit lagi. “Haruskah aku membuatkanmu kue beras pedas?” Dika
menyahut senang. Ia mau kue beras sangat pedas. Dika mendengar suara bel, ia pun berlari
keluar. Tiba-tiba Dika memanggil Vanda cepat keluar.

Vanda kaget melihat siapa yang datang. Siapa lagi kalau bukan Mala dan teman temannya
yang berpura-pura khawatir melihat kondisi Vanda. Bagaimana kalian bisa di sini?
bukannya menjawab, Mala berkata pada ibu Panti kalau mereka seharusnya menjadi
sukarelawan di rumah senior. Tapi, karena merekak mendengar Vanda sakit. Jadi, mereka
mengganti tempat mereka menjadi sukarelawan. Tak apa-apa kan?

Ibu Panti merasa berterima kasih. Karena kalian temannya Vanda, kalian boleh datang kapan
saja. Mereka pun menunduk berterima kasih. Vanda hanya diam saja. ya ampun, ibu Panti
gatau sih mereka ular beludak yang lagi nyamar jadi kepompong. haha

Sebelumnya, Indah bertemu dengan Mala kemudian memohon agar ia membujuk ayahnya
untuk memberikan donasinya di panti tempat ia tinggal. Tanpa pikir panjang Mala langsung
mengiyakannya. Tapi, dia meminjam HP Indah, karena HPnya ketinggalan.

Di tepi dermaga, Vanda seperti sedang mengejar seorang pria. Dan dia langsung berlari
begitu saja. Ternyata dari jarak salah satu teman Vanda yaitu Tesa melihatnya.

Kembali ke tempat Indah, ternyata alasan Mala meminjam HP Indah yaitu untuk mengirim
sms ancaman pada teman-teman trio bully-nya. Sehingga mereka akan mengira kalau yang
mengirimnya adalah Vanda. Dan benar saja, karena salah satu dari mereka langsung marah-
marah dan menyapa Indah. Jelas saja itu membuat Indah kecewa. Sementara itu, Mala hanya
tertawa dan berkata jika ia kasihan pada anak-anak seperti Dika yang mengidolakan orang
seperti Indah. Mendengar itu Indah menjawabnya dengan berkata bahwa Mala-lah orang
yang lebih sedih.
Tak terima dengar Mala langsung dorong Indah ke tumpukan pipa besi. Merasa nyawanya
terancam, Indah mengambil kayu dipinggirnya, Mala awalnya ketakutan. Namun, ketika dia
melihat ada CCTV. Ia langsung berusaha memancing agar Indah memukulnya. Hingga
akhirnya ia membentur rak besi dan membuat katu dari atas terjatuh hampir menimpanya dan
Indah lah yang membantunya.

Keesokan harinya, Vanda sedang naik kereka gantung bersama teman-temannya. Sepanjang
jalan, dia hanya terdiam dan mendengarkan musik lewat HP nya. Tesa yang duduk di
sampingnya hendak mengajaknya mengobrol. Namun ia terkejut saat melihat bekas luka di
lehernya. Ia pun kembali merekam kejadian tadi malam.

Setelah sampai, Vanda menghilang. Awalnya Tesa ingin menceritakan tentang hal yang ia
lihat semalam pada Tiva. Namun, tiba-tiba ia tidak jadi mengatakannya. Sementara itu,
Vanda sedang minum kopi sendirian di kafe. Ia terlihat cemas, kemudian menelepon panti
asuhan dan meminta nomor telepon Indah.

Saat menelepon, ternyata Indah ada di tempat itu juga dan bekerja sebagai kasir. Karena tidak
ada jawaban, akhirnya Vanda menutup telepon dan meninggalkan kafe itu. Tapi, sayangnya
Vanda tidak melihat Indah disana. Begitu pun sebaliknya.

Tiva sedang mendadani Tesa di kamar mandi dan tiba-tiba Vanda lewat di belakang mereka
begitu saja. Kemudian, Tiva mengajak Tesa keluar dari kamar mandi.

Tak lama kemudian, lampunya mati. Saat itu, tiba-tiba ada sesosok wanita berambut pendek
yang masuk dan membuat Vanda ketakutan. Seperti sudah mengenalnya, dari dalam Vanda
bertanya “Mau sampai kapan kamu melakukan ini terus….”. Ia kemudian melihat ke atas dan
berteriak.

Bima melihat Tesa keluar sendiri dari sebuah ruangan, kemudian mengajaknya untuk
berlindung karena mereka akan mengambil foto. Anehnya, Tesa tiba-tiba menoleh ke
belakang dan seperti sedang memikirkan sesuatu.

Para siswa berkumpul dan berfoto bersama, dan pada saat itu juga Indah lewat dan menoleh
ke arah mereka.

Pak guru datang dan bertanya apakah semuanya sudah berkumpul. Bima menjawab bahwa
masih ada satu orang yang tidak ada yaitu Vanda. Mereka semua pun akhirnya berpencar
untuk mencari Vanda ke semua tempat, bahkan pak guru memeriksa CCTV namun hasilnya
nihil. Mereka tidak bisa menemukan jejak Vanda sedikitpun.

Pak guru menanyakan apakah ada kata-kata atau perbuatan Vanda yang aneh sebelumnya.
Akhirnya Tesa bercerita mengenai apa yang dilihatnya semalam tadi.

Di rumah, Ibu Vanda khawatir karena saat menelpon HP anaknya tidak aktif. Ia pun
menelepon Tiva. Ia kaget seketika mendengar kabar Vanda. saat itu juga dengan tergesa-gesa
ia pergi ke tempat karya wisata Vanda. Bahkan saat mengeluarkan mobil ia tak sengaja
menabrakan bagian belakang mobilnya ke tembok. Sementara itu,

Dava yang sedang bersiap-siap untuk balapan renangnya tiba-tiba mendapat telepon dari
Tiva. Dan itu membuatnya gemetar karena khawatir memikirkan keberadaan Vanda. Hingga
saat peluit dibunyikan ia hanya diam dan tak melompat untuk berenang.

Begitupun ibunya Vanda yang tak kuasa menahan air matanya ketika hanya bisa melihat
barang-barang Vanda yang tersimpan rapi di meja.

Sementara itu, di depan komite sekolah Mala berakting seperti orang yang shock akibat
kejadian semalam. Itu membuat, salah satu guru meminta Indah untuk meminta maaf pada
Mala. Namun, Indah menolaknya, dia merasa tidak bersalah. Karena kejadian itu maka Indah
akan mendapat hukuman yang berat dari sekolah.

Di Kantor, Indah sedang mengirim surat pengantar dari sekolah. Ia kemudian bertanya pada
bu guru, bahwa ia ingin belajar untuk yang terakhir kalinya. Sehingga ia tak terlihat seperti
orang yang ditendang dari sekolah.

Saat masuk kekelas, Indah melihat coretan kata-kata kasar di mejanya. Selain itu, trio bully
kembali mengerjainya dengan berusaha melepas pakaian Indah dan merekamnya. Mereka
melakukannya di balik tirai. Padahal suasana kelas saat sedang ramai, tapi tak ada yang
peduli dengan suara teriakan Indah. Hanya ada satu orang yang melihatnya dengan iba,
namun ia tak bisa berbuat apa-apa dan memilih untuk diam.

Untungnya, indah berhasil melarikan diri. Di halaman depan sekolahnya, dia membuang
name tagnya.
Kemudian Indah menceburkan diri di air dan melihat angin menerbangkan debu di meja
Indah yang dibawahnya terukir tulisan “Selamat tinggal temanku”…….

“Telah sepuluh hari sejak terakhir kali aku melihat anakku. Hari itu, dia berkata akan
kembali. Tapi, sampai sekarang dia belum kembali. Bagaimana saya bisa pulang ke rumah
sendirian? Aku tak akan kuat saat melihat kamarnya yang kosong. Tapi, saya yakin jika
Vanda pasti selamat. Aku akan terus mencarinya dan hanya akan pulang berdua dengannya.”

Pada hari itu, Indah berdiri di atas jembatan, kemudian meneteskan air matanya dan
menjatuhkan dirinya ke dalam air. Kemudian, kita mendengar suara Indah yang membacakan
dongeng pada Dika kemarin :
“Setiap hari, hal-hal magis terjadi pada Sara. Entah ada yang terjadi di masa depan… dia tahu
kalau seseorang sedang memikirkannya di luar sana. Sehingga dia bukan lagi orang yang
sedih ataupun kesepian”

Dan tiba-tiba saat dia tenggelam ada seseorang yang menarik lengannya (Dari bajunya sih itu
Vanda).

Ibunya Vanda, berusaha keras mencari anaknya. Ia memberikan selebaran kepada setiap
orang yang ia temui. Ia pergi ke pasar hingga ke jalanan. Meskipun banyak orang yang tidak
peduli dan membuang begitu saja selabarannya.

Akhirnya, ibu Vanda pulang ke rumah. Ia tak kuasa menahan air matanya. Saya merasa
semua ini adalah salahnya. Ia hanya bisa menangis sambil melihat foto Vanda di selebaran.
Tiba-tiba dia mendapat telpon yang mengabarkan mengenai keberadaan anaknya tersebut.

Saat masuk ke sebuah ruangan di rumah sakit, ibu Vanda tak kuasa menahan air matanya
ketika melihat anaknya yang sedang tertidur. Ia hanya mampu berkata. “Terima kasih
Tuhan”.

Perlahan Vanda membuka matanya, ia berusaha mengenali situasi yang diselilinngnya.


Sayangnya dia tidak ingat apapun, bahkan ibunya sendiri. Kemudian ibu Vanda diberitahu
oleh dokter, jika anaknya itu mengalami amnesia karena stress yang dialaminya saat
kecelakan. Dan dokter pun tidak mengetahui apakah ini akan berlangsung selamanya atau
selamanya. Mendengar kata-kata itu, ibu Vanda hanya bisa tertunduk lesu.
Ibu Vanda sedang mengambil mobil sedangkan Vanda menunggunya di ruang tunggu. Tiba-
tiba Mala lewat, dan dia mengira itu Indah. Ia kemudian mengahmpirinya, namun Vanda
sama sekali tidak mengenalnya. Merasa galau, Mala kemudian menjambak rambut Vanda.
Dan saat itu juga Ibu Vanda datang dan memarahinya. Bahkan, mengancam akan melapor
polisi atas tindakan Mala tadi. Itu membuat Mala takut, dan berkata bahwa dia salah orang.

Dalam perjalanannya, Vanda terlihat sangat bahagia. Ia membuka kaca mobil dan menikmati
setiap udara yang dihirupnya. Seperti menemukan kehidupan yang baru.

Berbeda jauh dengan Vanda, Dava terlihat sangat sedih. Ia memikirkan kejadian 10 hari yang
lalu. Ternyata yang menemui Vanda di dermaga adalah Dava. Ia kesana untuk menepati
janjinya tujuh tahun yang lalu yaitu untuk memberikan medali emas pertamanya di turnamen
nasional.

Namun, ada yang aneh dengan Vanda hari itu, ia tak seperti sebelumnya. Dia bahkan tidak
ingat tentang masa kecilnya dan dia tidak mau mengingatnya. Tentu saja itu langsung
membuat Dava bingung dan mengurungkan niatnya untuk memberikan medali tersebut. Ia
hanya menahannya di belakang badannya. Ia semakin kaget ketika melihat luka di leher
Vanda. Tapi Vanda malah berkata :
“aku sudah lelah dengan semua ini. Aku bukanlah Vanda yang sama seperti kita masih kecil.
Kita sudah tumbuh dewasa dan banyak berubah. Lagi pula tidak ada yang bisa kamu buat
untukku lagi”

Seorang senior membuyarkan lamunan Dava. Dia mencari gara-gara dengan menjatuhkan
headphone Dava. Mereka pun terlibat perkelahian kecil. Hingga akhirnya datanglah pelatih .
Ketika yang lain berlari untuk segera berlatih Dava masih diam sehingga membuat pelatihnya
marah dan menghukumnya dengan cara memukulnya.

Di Rumah sakit, Aris yang sedang bermain-main. Dia melompat dari atas dengan
berpegangan pada alat yang dia buat. Dan jelas saja itu membuat semua orang khawatir
termasuk suster yang menjaganya. Saat sedang turun, ia melihat Vanda di salah satu ruangan
lewat kaca kemudian ia menyapanya. Namun, Vanda tidak mengenalinya sama sekali. Dan ia
langsung menjatuhkan dirinya kebawah. Membuat semua orang semakin kaget. Vanda pun
melihatnya dari jendela, dan tersenyum kecil karena Aris tak terluka sama sekali dan hanya
bermaain-main.

Setelah turun, Aris makan burger ditemani Tiva. tenyata mereka memang berteman. Aris
makan seperti anak kecil. Ia menyisakan saus di pinggir, membuat semua orang yang berada
di kafe melihat ke arahnya. Itu membuat Tiva merasa risih dan tenang pergi. Namun, Aris
bercerita bahwa vanda ada di rumah sakit sekarang.

Mendengar itu Tiva langsung menelpon Dava. Dan tak lama kemudian Dava sampai di depan
rumah sakit. Dia bahkan tidak mendengar dan melihat keberadaan Tiva, dia hanya berlari
tergesa-gesa untuk bertemu Vanda.

Saat mereka bertemu, Vanda sedang membeli minuman dan dompetnya terjatuh. Dava
mengambil dompetnya, namun Vanda yang tidak mengenalinya hanya berterima kasih dan
berjalan pergi. Dava, kebingungan dan mengikutinya. Dalam lift ia hanya memandangi
Vanda, Namun Vanda malah jadi ketakutan karenanya. Saat sampai di lantai yang dituju,
Vanda menjauh dari Dava. Karena merasa aneh, Dava terus mengikutinya kemudian
memanggilnya. Ia mengira vanda berprilaku seperti ini karena kejadian di dermaga. Sambil
berjalan mendekati Vanda ia berkata :
“Jika kamu menginginkan satu langkah ke belakang, hatiku akan mengambil satu langkah
kedepan. Kamu benar, kita sudah berubah sangat banyak. Tapi memangnya kenapa? Ada
apa?”

Dava, menarik tangan Vanda dan memeluknya. Vanda kaget dan bertanya, “Siapa kamu?”.
Dava tertawa dan meminta agar Vanda tidak main-main dengannya. Dari kejauhan datanglah
Tiva.

Mereka bertiga duduk di kasur. Vanda bercerita kalau ia kehilangan ingatannya. Bahkan ia
tidak mengingat dirinya sendiri. Kemudian dia berkata “Terimakasih kalian sudah datang.
Pasti kalian sangat dekat denganku kan?”. Tiva dan Dava serentak menjawab “Tidak….”.

Tiva pamit pergi karena dia ada jadwal trainee, begitupun Dava. Namun, sebelum keluar dari
ruangan itu Dava kembali menghampiri Vanda dan berkata “Ketika ingatanmu sudah
kembali, segera beritahu aku apakah kita ini dekat atau tidak….....”

Vanda pulang kerumahnya. Ia terlihat sangat takjub melihat suasana rumahnya. Saat masuk
ke kamarnya, dia sangat tidak percaya bahwa dia sedang merangkai mainan di mejanya. Ia
sangat nyaman di tempatnya yang sekarang ini. Tiba-tiba saat ia membuka tasnya ia melihat
sebuah buku menyunting 'Secret Note'. Saat akan membukanya ibunya memanggilnya turun
untuk makan.

Sebelum tidur, mereka melihat-lihat foto Vanda ketika masih kecil. Kemudian Vanda
bertanya, kenapa tidak ada fotonya saat masih bayi. Ibunya pun menceritakan bahwa Vanda
diadopsi ketika berusia 5 tahun. Dulu Vanda pun sudah mengetahuinya dan mereka tetap
hidup seperti ibu dan anak yang sebenarnya. Mendengar itu vanda tersenyum senang. Tak
terasa waktu sudah sangat larut malam, Ibu menyuruh Vanda untuk segera tidur di kamarnya.
Namun, tak seperti dulu tiba-tiba Vanda ingin tidur bersama ibunya. Mereka pun akhirnya
tidur bersama.

Keesokan harinya Vanda berdiri di depan sekolah dengan kebingungan. Tak lama kemudian,
datanglah Aris. Dari kejauhan, terlihat geng laki-laki yang sepertinya tidak suka dengan Aris.
Mereka pun pergi menjauhinya. Vanda tak ingat pernah bertemu Aris sebelumnya sehingga
ia hanya memberikan salam dan berjalan menghindar.

Saat itu juga, datanglah Tiva dan Tesa. Tiva langsung melapisi Vanda dan menyapa Aris.
Tiva pun langsung mendekati dan memegang tangan Vanda. Mereka pun masuk ke dalam
kelas bersama.

Di dalam kelas, Vanda kebingungan melihat teman-temannya. Tak ada satu pun yang ia
kenali. Bahkan ia pun tak tahu dimana tempat duduknya. Saat itu ia duduk di bangku Tiva.
Sebagai sahabatnya, Tiva menjelaskan keadaan Vanda kepada semua temannya. Anak-anak
laki-laki merasa kagum karena baru pertama kali melihat orang yang amnesia secara nyata
dihadapannya. Mereka pun terus bertanya pada Vanda. Hingga, Bima datang dan
menyampaikan pesan bahwa pak guru memanggilnya ke kantor.

Saat mereka baru keluar dari kelas, terjadi kesepakatan antara Aris dan ketua geng laki-laki
tadi. Ternyata, mereka memang tidak akur. Mereka pun hampir saling pukul memukul di
depan kelas namun mendengar ucapan Aris seketika itu tidak jadi memukulnya dan pergi
begitu saja.

Di kantor, pak guru menceritakan bahwa ia memanggil Vanda karena merasa khawatir.
Namun, dia merasa lega melihat Vanda terlihat lebih bahagia sekarang. Pak guru juga
meminta Bima untuk membantu Vanda nantinya.

Selesai menemui pak guru, mereka berdua berjalan di koridor. Saat itu Vanda tiba-tiba
menyadari sesuatu, yakni kejadian ketika Indah berjalan di koridor dan dijauhi para siswi
lainnya…. ...(Wahhh, ternyata Vanda yang sekarang itu Indah)

Karena ketika berjalan di koridor ia kembali merasakan masa-masa ketika ia pernah


melakukan hal yang sama persis. Ia pun terdiam karena masih agak bingung dengan apa yang
terlintas di benaknya tersebut.
Di Sekolah, pak guru memberikan laporan hasil belajar. Satu per satu muridnya dipanggil ke
depan.kemudian Vanda yang maju ke depan, pak guru mengumumkan bahwa Vanda yang
mendapat peringkat pertama. Mendengarnya Vanda langsung tersenyum lebar, siswa yang
lain pun memberi selamat padanya. Sebelum keluar, pak guru memberikan pesan agar para
muridnya itu fokus belajar dan menjauhi tempat-tempat seperti bar dan klub.

Di belakang, Rara bertanya pada pacarnya “Kenapa yah, apa yang Pak Guru katakan tidak
boleh, selalu saja ingin aku lakukan?” pacarnya menjawab “Tentu saja karena itu kamu, Rara.
Pesonamu itu bahkan melawan gravitsi”. Mendengar itu, Rara langsung tersenyum manja.

Saat Tiva, Vanda dan Tesa melewati pacar Rara yang mengajak mereka untuk bersenang-
senang bersama karena Rara menginginkannya.Tiva pun mengiyakan dan mengajak Vanda
agar pergi bersama mereka juga.

Di luar mereka bertiga berjalan bersama, Tesa mendapat banyak telepon dari ibunya. Tapi, ia
tak mau mengangkatnya dan malah mematikan HPnya. Saat sedang berjalan bersama, tiba-
tiba Tiva mencari dompetnya. Vanda kemudian mengajaknya ke kelas lagi untuk mencarinya.
Tiba-tiba muncul Rinda dan Tiva berkata bahwa itu lah dompetnya.

Di luar, Dava berdiri menunggu Vanda. Kemudian, Aris lewat dan dia sangat senang melihat
Dava. Ia kemudian meminta berfoto bersama. Selanjutnya, dia bertanya pada Dava kelas apa.
Ia kaget ketika mengetahui bahwa Dava adalah teman sekelasnya. Saat itu, datanglah seorang
pria yaitu Direktur Andres yang menyapa Dava dan mengajaknya untuk makan
bersama.Dava pun mengiyakan dan berkata akan meneleponnya lain kali. Ternyata pria itu
adalah ayah Aris. Namun, sepertinya mereka memiliki hubungan ayah-anak yang tidak begitu
baik. Karena terlihat perilaku ayahnya yang begitu dingin pada Aris.

Vanda akhirnya keluar. Saat Dava akan menghampirinya, tiba-tiba datang Tiva dan Tesa
mereka pun terlihat tertawa bersama. Dan itu membuat Dava, tak jadi mendekati Vanda dan
hanya berkata “Apa yang membuatnya sangat senang seperti itu?”

Di rumahnya Dava sedang memasak Ramen. Ternyata, ia berasal dari keluarga sederhana. Ia
tinggal bersama ayahnya. Mereka terlihat sangat akrab. Sementara itu, Arif sedang makan
ditemani pembantunya, dia tiba-tiba tersedak setelah tertawa karena membaca berita
mengenai ayahnya di majalah. Ternyata ayahnya sudah pulang dan melihat kelakuannya. Ia
kemudian berkata bahwa ada tulisan yang salah di majalah ini karena dituliskan bahwa
“Anak yang bermasalah harus merasa malu” sedangkan yang ayahnya inginkan adalah “Anak
yang bermasalah harus dikirim ke rumah sakit jiwa”. Ia pun langsung pergi meninggalkan
ayahnya
Vanda dan teman-temannya ternyata pergi ke karaoke. Mereka bernyanyi dan bersenang-
senang disana. Sementara Vanda terlihat tak nyaman dengan keadaan itu. Ia pun keluar dan
melihat Rinda sedang membayarkan karoke mereka. Namun sepertinya ada masalah dengan
kartu kreditnya.

Tempat beralih ke kantor polisi, semua murid tadi sedang diinterogasi oleh ayahnya Bima.
Dan datanglah wali kelas mereka, yaitu Pak Felani. Ia langsung mengajak pemilik karoke
untuk berbicara diluar.

Ternyata tadi para murid mengancam akan melaporkannya ke kantor polisi karena dia
menjual minuman keras pada anak sekolah. Hal itu mereka lakukan karena tak bisa
membayar tagihannya. Tapi, pemilik karoke tidak takut dan malah melaporkan balik anak-
anak itu. Pak guru, meminta untuk menyelesaikannya secara baik-baik saja. Hingga pemilik
karoke itu pun memberikan struk tagihannya. Pak guru kaget ketika melihat angka yang
tertera sangat besar (14.210.000), ia pun meminta keringanan untuk membayarnya secara
bertahap. Mereka pun akhirnya mencapai kesepakatan dan para siswa dibebaskan. Pak guru
terlihat sangat kesal, tapi ia hanya bisa menahan emosinya di depan anak-anak.

Ternyata rumah Vanda dan Rinda searah. Vanda terus saja mengajak Rinda mengobrol
bahkan ia menawarkan akan mentraktirnya besok di kantin sekolah. Tapi, Riinda selalu
menjawab dengan kasar. Bahkan dia bertanya pada Vanda “Apakah kamu benar-benar
kehilangan ingatan atau hanya pura-pura untuk tidak tahu?”. Mendengar itu Vanda hanya
terdiam. Bus mereka pun datang, Rinda meminta agar Vanda naik bus yang selanjutnya saja
dan jangan mengikutinya. Saat bus pergi ibu Vanda mengiriminya sms, ia menanyakan
apakah Vanda perlu dijemput karena waktu sudah larut malam. Tapi Vanda membalasnya
dengan berkata bahwa 10 menit lagi dia akan sampai di rumah.

Ibu Vanda menunggunya di luar rumah, namun dia melihat ada polisi di depan rumah Rinda
(Ooooh, ternyata mereka tetanggaan). Aku pun bertanya ada apa. Ibu Rinda menceritakan
kalau beberapa perhiasan miliknya hilang, dan dia menduga kalau pembantunya lah yang
mencurinya. Tiba-tiba Rinda datang dan langsung masuk ke dalam bersama ibunya. Tak lama
kemudian, Vanda pun datang. Ia langsung berlari memeluk ibunya sambil tersenyum.

Keesokan harinya jam masih menunjukan pukul 5 pagi. Tapi, Vanda tiba-tiba terbangun. Aku
pun memutuskan untuk olahraga pagi. Kebetulan saat keluar, Dava sedang lari pagi. Dava
pun menyapanya dan bertanya pada Vanda mau pergi kemana. Vanda menjawab kalau dia
akan olahraga pagi. Dava heran, karena biasanya Vanda selalu susah bangun pagi bahkan
sering pergi ke sekolah tanpa keramas dulu. Mendengarnya Vanda heran dan berkata,
“Apakah mungin ini efek dari kejadian waktu itu?”
Vanda lalu bercerita kalau ia masih tak mengingat apapun. Dava kemudian mengejeknya
dengan berkata :
“Kamu dalam masalah besar Nda (sebutan buat Vanda dari teman-temannya). Apalagi,
wajahmu jelek, badanmu itu sangat….sangat…… Dan kepribadianmu juga aneh. Tapi satu
yang bagus dari kamu, yaitu kemampuanmu untuk belajar”

Dava berlari meninggalkan Vanda. Tapi mereka akhirnya berjalan berdua. Vanda mulai
bertanya mengapa saat itu ia menghilang. Dava berkata dia tidak tahu. Kemudian Vanda
berkata, “Kamu tidak akan tahu, karena saat itu sedang mengikuti perlombaan. Kamu bahkan
tidak datang kesana”. Dava menjawab “Aku pergi sebentar di malam hari. Aku kesana untuk
menemui seseorang yang ingin aku temui”. Vanda bertanya siapa orang itu. Tapi, Dava
berkata mengapa dia harus memberi tahu Vanda tentang hal itu.

Di sekolah, Vanda sedang berusaha membuka lokernya dibantu oleh Tiva. Ia sama sekali
tidak tahu apa kode gemboknya. Tiva kemudian bertanya-tanya barang apa yang ada di dalam
loker itu. Vanda pun berkata ia tidak mengetahuinya.

Di ruang konseling, Rinda sedang diinterogasi oleh ayah Bima. Ia menanyai mengenai kasus
hilangnya perhiasan ibunya. Aku awalnya mengelak dengan berkata tidak mengetahui apa-
apa. Tapi, setelah ayah Bima membeberkan video CCTV saat dirinya sedang menjual
perhiasan di toko emas akhirnya dia mengaku. Ayah Bima pun kembali bertanya, dimana
perhiasan yang lainnya ia simpan.

Cerita beralih ke kelas, Rinda bersama seorang guru datang dan meminta agar loker Vanda
dibuka. Namun vanda tidak bisa membukanya, karena ia tak mengetahui kodenya. Terpaksa,
mereka pun akan membukanya dengan palu. Tiba-tiba Aris yang tertidur bangun mengangkat
kursinya dan memukul gembok loker vanda hingga akhirnya tebuka.

Saat loker terbuka terlihat sebuah kotak, dan saat Vanda membukanya ternyata itu adalah
perhiasan ibunya Rinda. Melihat itu pak guru langsung meminta Vanda berbicara dengannya
di kantor. Namun Vanda hanya bisa menenangkan kegelisahan nya, apalagi satu kelas
menyebut namanya sebagai pencuri. Pak guru hendak menarik tangan Vanda untuk
mengajaknya pergi.

Tapi belum sempat melakukannya, tangan Dava lebih dulu memegang tangan Vanda dan
mengajaknya pergi. Pak guru memarahi Dava dan memintanya melepaskan Vanda. Namun
dia tidak mendengarkannya dan hanya berjalan menjauhi mereka semua……..
Sebelumnya, karena kita semua sudah mengetahui kalau Vanda yang sekarang itu adalah
Indah. Jadi, saya akan menulis secara langsung saja Indah. Tidak apa apa kan ?, biar lebih
enak di dengar :D Soalnya ada cerita yang flashback-nya Vanda, biar gak bikin pusing gitu.

[Flashback 1 minggu setelah hilangnya Vanda]

Tiva marah besar karena ada seseorang yang menaruh bunga krisan (ini bunga simbol
kematian) di meja Vanda. Ia bertanya siapa yang menaruh bunga itu, tapi tak ada yang peduli.
Mereka semua hanya menganggapnya sebagai lelucon biasa. mendengarnya, Tiva semakin
geram, ia meremas dan melempar bunga itu ke lantai. Lalu berkata :

“Oke, memang gak akan ada yang berubah hanya karena seseorang menghilang. Mereka
yang belajar akan terus belajar. Mereka yang bermain akan terus bermain. Mereka yang tidur
akan terus tidur. Aku tidah pernah meminta kalian untuk mempedulikannya. Tapi,
penyelesaian ini terlalu berlebihan? ”
[Flasbach Akhir]

Cerita selanjutnya, giliran Rinda yang diwawancarai. Pertama, dia mendapat pertanyaan
mengenai siapakah yang dianggap bos disekolahnya. Tapi, ia dengan santai menjawab bahwa
tidak ada hal yang seperti itu disekolahnya. Ia bahkan tidak terlalu menyesali hal-hal seperti
itu. Karena terlalu sibuk belajar. Lalu, ketika ia ditanya mengenai Vanda, ia hanya menjawab
singkat dengan berkata bahwa mereka tidak terlalu dekat dan hanya pergi bersama beberapa
kali. Setelah itu, ia mundur, dengan alasan ingin menyelesaikan PR-nya.

Kembali ke tempat terkahir di cerita sebelumnya. Semua murid dikelas kaget ketika melihat
ada perhiasan ibunya Rinda di loker Vanda. Melihat itu Dava menutup tangan Indah dan
mengeluarkannya. Ia bahkan tak menghiraukan perintah pak guru untuk melepasakan tangan
Vanda.

Di luar itu, masalah terjadi antara Indah dan Dava. Ia kebingungan karena benar-benar tak
tahu apa yang telah diperbuatnya. Dava kemudian menenangkannya dengan berkata bahwa
dia mengerti apa yang Indah rasakan sekarang, dia hanya meminta agar Indah percaya pada
dirinya sendiri. Dan dia pun yakin kalau temannya itu tidak akan melakukan hal yang
memalukan seperti tadi.

Di kantor, Rinda bercerita kepada pak guru. Ia berkata kalau ia sering diancam oleh Vanda
untuk membayar semua tagihan ketika Vanda dan teman-temannya sedang bermain.
Mendengar hal itu pak guru antara percaya dan tak percaya. Rinda merasa tidak adil, dia
mengira jika pak guru pasti masih menganggap Vanda tidak bersalah. Apalagi Vanda adalah
murid yang pintar dan peringkat pertama. Ia terus membujuk pak guru, kemudian ia meminta
agar masalah ini jangan sampai menyebar kemana-mana karena ini hanya akan membuatnya
malu.

Di lapangan, ketika semua murid berolahraga Indah berdua duduk dengan Tesa. Tiba-tiba
Tiva datang dan bertanya mengenai konsultasi Indah dengan pak guru. Indah berkata bahwa,
mereka tidak membicarakan apapun karena pak guru merasa tak akan ada hasilnya jika
menanyai dirinya saat ini. Tiva akan berkata mengenai bunga krisan yang ditaruh di meja
Vanda. Tapi, ucapannya terpotong saat melihat Ibunya Rinda yang datang ke sekolah.

Indah bertanya, mungkinkah mereka yang meminta Rinda membayarkan tagihan karauke
kemarin. Karena secara tak sengaja ia melihat Rinda sedang membayar sesuatu di kasir.
Mendengar itu Tiva dan Tesa mengelak dan berkata bahwa mereka bukanlah tipe orang yang
melakukan hal seperti itu.

Di kantor, ibu Rinda meminta diadakannya rapat panitia sekolah. Namun, Rinda menolak dan
meminta ibunya untuk tidak melakukannya, karena itu hanya akan membuatnya malu. Rinda
bahkan berteriak kepada ibunya di depan semua guru yang berada disana. Pak guru Anes
memarahi Rinda dan menyuruhnya untuk meminta maaf pada ibunya. Tapi, ibunya Rinda
justru memarahi balik pak Anes dan meminta agar pak Anes yang meminta maaf kepada
Rinda atas kata-kata yang barusan diucapkannya (Ternyata, ibunya sangat menyanyangi
Rinda). Rinda pun akhirnya berlari begitu saja meningaalkan ruangan.

Indah terus mencoba menghubungi Rinda. Ia menelepon tapi tak diangkat. Dia mengirim sms
tapi tak dibalas.

Saat malam hari pak Felani dan pak Anes minum berdua. Mereka sama-sama stress karena
perilaku murid-muridnya akhir-akhir ini. Tiba-tiba, datanglah pak guru Brayen. Ia terlihat
agak stres juga, ia memesan kaki babi dan minuman, namun saat melihat keberadaan pak
Felani dan pak Anes ia mengganti pesanannya dan mengubah sikapnya solah-olah ia guru
yang berkarisma. Ia menurunkan suaranya dan bahkan berusaha menghindari ajakan minum
dari kedua guru itu. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi bahkan sebelum memakan apapun.

Rinda sedang termenung di kamarnya, kemudian ia mengemas kejadian bersama Vanda


dulu….

[Awal masuk kelas 2]


Ketika semua murid sedang asyik bercengkrama dan berfoto bersama teman-teman barunya
Rinda hanya sendirian tanpa siapapun, Kemudian Vanda-lah yang pertama kali mengulurkan
tangannya dan mengajaknya berpelukan.

[Flashback Akhir]

Dalam perjalanan menuju toko ibunya, Indah terus berusaha menghubungi Rinda. Dan dia
berpapasan dengan seorang ibu. Ibu itu berkata bahwa dia adalah ibunya teman Vanda yaitu
Ira. Indah hanya tersenyum karena tidak mengenalnya. Kemudian, datanglah ibunya Vanda.
Ia hanya tersenyum canggung melihat ibunya Ira. Indah bertanya kepada ibunya, mengenai
Ira. Namun, ibunya hanya menjawab bahwa mereka dekat ketika SD.

Keesokan paginya, Dava berlari pagi melewati rumah Vanda. Namun, dia tidak melihat siapa
pun. Ia melanjutkan larinya, tapi tiba-tiba mundur lagi ke belakang. Dan tepat pada saat itu
Indah berada dibelakangnya dan berkata bahwa ia sudah selesai berolahraga satu putaran.
Artinya, Dava sedikit kecewa kemudian meminta Indah berolahraga lagi sejenisnya. Awalnya
Indah tidak mau. Tapi, akhirnya ia mengikuti kemauan Dava.

Mereka berjalan berdua, hingga sampai di pinggir danau. Saat itu Dava melihat leher Indah.
Ia senang karena luka Indah sudah sembuh. Mengerti itu, Indah kebingungan, karena
menurutnya ia tidak memiliki luka di leher.

Guru-guru sedang berkumpul untuk membicarakan kasus Rinda. Kepala Sekolah meminta
agar pak Felani melihat dulu satu bersama murid yang dekat dengan Vanda. Karena takutnya
terjadi pemahaman. Apalagi, mengadakan rapat komite bukanlah hal yang sepele.

Sementara itu, saat berada di dalam kamar mandi, Indah mendengar siswi lain sedang
menggosipkan tentang kasusnya. Mereka berkata jika Rinda lah yang bersalah. Namun ia
melimpahkannya pada Indah. Tapi, yang satunya lagi mengatakan bahwa bisa jadi, Indah
memang benar melakukannya dan untuk menutupinya, dia berpura-pura kehilangan ingatan
sekarang. Mendengar itu Indah merasa sedih dan bingung.

Indah melihat ke cermin. Ia kemudian bertanya “Vanda, sebenarnya siapa kamu?”. Saat itu
kita melihat bayangan Vanda yang tersenyum di balik cermin.
Indah berdiri sendirian di balkon sekolah. Tiba-tiba ada sebuah mobil mainan yang
menghampirinya. ternyata, itu adalah perbuatan Aris. Mereka akhirnya bergaya berdua. Indah
bercerita, jika ia juga ingin turun ke bawah dengan tali seperti yang dilakukan Aris dulu.
Karena ia berharap dengan melakukan itu stress-nya akan hilang. Mendengarnya, Aris malah
meledek Indah dengan berkata “Kamu akan melakukannya dengan memakai ini” sambil
memegang rok Indah.

Kemudian Indah bertanya, apakah Aris berteman dekat. Belum sempat Aris menjawab Indah
berkata bahwa dia merasa seperti orang bodoh karena terus saja menanyakan hal itu kepada
seiap orang yang dia temui. Lalu, Aris menawarkan untuk menceritakan sesuatu. Dia berkata
bahwa Vanda dulu sangat menyukai nya tapi dia tidak pernah menerimanya. Dan Vanda
selalu saja mengikutinya kemanapun. Aris kemudian melihat mobil ayahnya datang dan
bercerita bahwa sebenarnya ia adalah anak dari lelaki itu. Mendengarnya Indah tak percaya
dan merasa dipermainkan oleh Aris.

Akhirnya Aris mau menceritakan sesuatu pada Indah. Yaitu masalah lokernya. Sebenarnya
itu bukan pertama kali dia membuka loker Indah. Dulu dia pernah melakukannya juga.

Di kantor, pak Felani menginterogasi setiap murid yang memiliki hubungan dengan Vanda
dan Rinda. Dan rata-rata mereka menjawab kalau Rinda lah yang menawari mereka untuk
membayar tagihannya. Apalagi, Rinda seringkali memberikan hadiah yang mahal untuk
mereka.

Di sekolah, teman-teman Vanda berkumpul. Mereka kesal karena mengira bahwa Rinda telah
menceritakan sesuatu sehingga mereka semua harus diinterogasi. Salah satu dari kelepasan
mereka berkata bahwa Rinda memang dompet berjalannya. Dan saat itu juga Rinda lewat…

Di kantin, Tiva memarahi dua orang siswi yang sedang menggosipkan Vanda. Ia kemudian
menghampiri Indah dan meminta untuk tak usah mendengar omongan mereka. Saat sedang
makan, Indah melihat ke arah Rinda yang sedang duduk sendirian. Kemudian ia teringat
ketika Mala menumpahkan air ke makanannya dulu. Indah kaget dengan apa yang ia ingat.
Namun, dia hanya bisa terdiam.

Di rumah, Indah sedang bersantai dengan ibunya. Mereka berdua sangat akrab. Bahkan
ibunya berkata bahwa dahulu sebelum menghilang, anaknya itu bahkan tak pernah tersenyum
selepas sekarang. Ibu merasa bersalah, karena dulu terlalu memaksanya untuk belajar. Ibu
juga berkata harusnya Indah jujur mengenai apa yang ia alami di sekolah sekarang. Indah
kemudian menjawab, jika ia takut kalo yang ia alami adalah benar kesalahannya. Ibu pun
berkata bahwa dia akan membelanya apapun yang terjadi.
Ibunya Rinda, mengetuk ngetuk pintu kamar anaknya itu. Tapi, Rinda malah diam saja dan
tak memperdulikan ibunya. Setelah tak terdengar apapun ia ke luar kamarnya. Dan
mengambil uang yang telah disimpan di meja oleh ibunya…

Di kelas, beberapa orang siswi sedang membicarakan menggenai bunga krisan yang dulu
berada di mejanya Vanda. Tak sengaja Tiva lewat, dan meminta siswi itu memberitahunya
siapa pelakunya. Dan ternyata pelakunya adalah Rinda.

Di kantor, guru-guru sedang berdiskusi. Mereka semua percaya dengan pernyataan para
murid yang menyatakan bahwa Rinda memberikan uangnnya dengan sukarela. Tanpa
paksaan dari siapapun. Tapi, mereka masih kebingungan karena Rinda teguh dengan alibinya
sendiri, sehingga tak ada cara lain selain rapat komite.

Akhirnya pengumuman rapat komite ditempel di mading. Tiva dan teman-temannya


mengajak Rinda berbicara di perpustakaan. Rinda menangis dan merasa merekalah yang telah
berusaha memanfaatkannya selama ini. Awalnya Rinda ingin tutup mulut. Tapi, dia sekarang
ingin memberikan pelajaran kepada mereka semua.

Saat pelajaran dimulai, Rinda tidak masuk kelas dan tidak ada yang tahu diamana keberadaan
Rinda. Saat hari menjadi gelap, Rinda masuk ke kelas dan mengambil tasnya..

Sebelum keluar ia membuka lokernya, tapi tak disangka Indah membuka pintu dan
menghampirinya. Indah kemudian bertanya jika sebelumnya Aris pernah merusak lokernya
lalu mereka bertukar loker sebelum pergi karyawisata. Rinda kaget mendengarnya, dan dia
bertanya apakah ingatan Vanda sudah kembali. Indah melihat ke dalam loker Rinda yang
ternyata didalamnya terdapat buku dengan nama Vanda. Indah kaget melihatnya, kemudian ia
bertanya kenapa Rinda melakukan itu padanya? Sebenci itukah dia?. Indah mengiyakannya
dan berkata bahwa dia sangat ingin merusak harga diri Vanda supaya dia tahu bagaimana
rasanya dipermalukan dihadapan orang lain. Mendengar itu Indah hanya bisa terdiam..

Di halte bus ketika Rinda melihat orang-orang disekelilingnya ia menyembunyikan kejadian


dulu bersama Vanda…..

[Kilas balik]
Rinda sedang membelikan tiket film untuk yang lainnya. Tapi Vanda datang dan berkata
bahwa dia hanya akan membayar tiketnya sendiri. Vanda kemudian bertanya mengapa Rinda
selalu membeli semuanya dengan uang? Vanda kemudian menebak bahwa Rinda
membayarnya untuk membeli waktu mereka. Tapi, sayang Vanda tidak mau waktunya dibeli
oleh Rinda. Mendengar itu, Rinda kesal dan meremas tiketnya.

[Flashback Akhir]

Indah bercerita kepada Dava di pinggir kolam renang. Ia bercerita mengenai pelakunya yang
masih saja merasa bersalah. Melihat Indah yang sedih Dava mulai menciprat-cipratkan air ke
badan Indah, begitupun sebaliknya. Hingga badan mereka pun basah kuyup.

Namun, secara tidak sengaja Indah terjatuh ke dalam kolam. Saat di dalam air, ingatannya
kembali. Ia menyadari saat-saat ia menenggelamkan dirinya dan ia melihat dengan jelas
sosok Vanda yang masuk dan menarik tangannya dulu. Ia sekarang sudah menyadari betul
siapa dirinya yang sebenarnya.

Karena tak muncul kembali, Dava menceburkan diri ke air dan menyelamatkan Indah. Ia
sangat panik melihat keadaan Indah. Tapi, untungnya Indah kembali sadar, dan ia dalam
keadaan basah kuyup. Dava menyusulnya kemudian memakaikan jaketnya, ia hanya terdiam
saat melihat Indah meneteskan air mata.

Di rumah, Indah kaget. Aku masih tidak percaya dengan apa yang aku ingat barusan. Ia
berusaha mencari sesuatu dikamarnya. Namun dia tidak menemukan apapun. Hingga
akhirnya ia menemukan catatan Vanda dan saat membukanya ia melihat fotonya ketika masih
berada di panti. Ia tak bisa berkkata apa-apa saat itu. Dan ia mengingat setiap saat ketika ia
menjadi bahan bully teman-temannya dulu.

Tiba-tiba ibunya masuk dan kaget melihat kamar anaknya yang berantakan. Tapi, ibunya
terlihat sudah terbiasa dengan perilaku anaknya yang seperti itu (oh, ternyata Vanda dulu
cuek sama ibunya). Ibu pun hanya minta maaf dan akan mengetuk pintu terlebih dahulu lain
kali sebelum masuk. Saat ibu berjalan keluar, Indah mengejarnya dan memeluknya dari
belakang sambil menangis.

Di sekolah Indah akhirnya harus mengadakan rapat komite. Sementara itu, di tempat lain
Rinda akhirnya mau mengakui kejadian yang sebenarnya pada pak Felani. Mendengar itu,
pak guru langsung mengajak Rinda ke tempat rapat. Disana dia melihat Indah yang
berbohong dan mengakui kalau semua itu memang benar kesalahanya. Dia berkata seperti itu
karena dia merasa mengetahui apa yang Rinda rasakan selama ini. Ia mulai berkata sambil
membayangkan perilaku teman-temannya dulu. Melihat yang dilakukan Indah, Rinda hanya
bisa menangis terharu.

Saat berjalan ke kelas, sebuah mobil mengikuti ku menghampiri Rinda. Ia pun mengikuti
mobil tersebut, hingga akhirnya berhenti di depan loker. Ia membuka lokernya dan
menemukan sebuah surat dari Indah yang isinya :
“Hanya tangan seorang teman yang dapat mencabut duri yang tertancap di hati. Rinda kamu
mau kan menerimanya?”

Membaca itu Rinda terharu dan meneteskan air mata. Indah dan Aris melihat dari jendela.
Mereka hanya tersenyum. Selain itu di loker Rinda terdapat bantal kecil yang bergambar foto
mereka semua saat karyawisata.

Di rumah, Rinda mulai merubah dirinya. Ia mengembalika kartu kreditnya pada ibunya.
Selain itu, ia meminta agar dirinya pindah sekolah untuk memulai kehidupan barunya.
Mendengar itu ibunda Rinda tersenyum bahagia, dan senang dengan perubahan anaknya.

Keesoka harinya, Indah sedang bersiap-siap. Ia kemudian menyimpan buku, kertas dan HP
nya di meja. Tak lupa ia mencantumkan namanya yaitu Indah. (Indah mau pergi?)

Di sekolah pak guru mengumumkan, bahwa Rinda memutuskan untuk pindah sekolah.
Mendengar itu Indah heran karena Rinda bahkan belum pamitan sebelumnya. Namun, pak
guru mengatakan bahwa Rinda berkata dia telah melakukannya. Dan terakhir pak guru
berkata bahwa Rinda adalah siswa yang pandai menggambar.

Saat pak guru keluar, satu per satu para murid membuka lokernya dan mereka semuua
mendapatkan gambar karikatur mereka yang telah dibuat oleh Rinda. Dan Indah mendapat
sebuah pesan di gambarnya yang dipasang “Vanda, terima kasih karena kamu yang
menyajikan tangan pertama kali. Setelah waktu berlalu, aku berharap kita bisa bersama-
sama”

Sementara itu, Rinda yang sedang naik mobil bersama ibunya melewati sekolah. Kemudian
dia melihat sekolahnya untuk terakhir kalinya dari dalam mobil. Yang membuatnya
tersenyum lega.

Di perjalanan pulang Dava bertanya kenapa Indah tak menjawab teleponnya. Kemudian,
Indah berkata bahwa dia meninggalkan HPnya di rumah. Dava mulai bercerita mengenai
latihan renangnya. Indah mendengarkannya dengan senang hati. Dia kemudian berkata dia
akan pergi ke suatu tempat, dan dia berpikir bahwa dia akan benar-benar menyukai masa-
masa ketika dia mengingat apapun seperti sekarang.

Indah tiba-tiba mengajak Dava untuk berjabat tangan kemudian dia melepaskan tangannya
dan mulai berjalan menjauh dari Dava, dia meneteskan air matanya. Di sisi lain Dava yang
tidak mengetahui apapun hanya tersenyum sambil melambaikan tangan pada Indah………

Indah sangat shock dan ketakutan mengetahui siapa sebenarnya dia. Hingga secara tak
sengaja ia menyenggol sebuah bangunan dari tumpukan balok dibelakangnya. Namun, dia
melihat sebuah buku kecil yang merupakan buku diary Vanda. Ia membukanya dan
didalamnya Vanda telah menulis semua perasaan dan pengalamannya semenjak ia diadopsi
dulu. Di halaman pertama Vanda menuliskan :

“Apakah saudara kembar ku benar-benar punya telepati? Setiap kali aku memberikan barang
yang sama, aku selalu bertanya pada cermin. Indah apa yang kamu pakai hari ini? Lagu apa
yang sedang kamu dengarkan sekarang?”

Lalu saat membuka halaman demi halaman berikutnya, Vanda menceritakan bagaimana ia
diadopsi. Ternyata, dari dulu Indah dan Vanda memang sudah berada di panti asuhan yang
berbeda. Ibunya Vanda pertama kali melihat Indah di panti asuhan tapi, ketika ia bertemu
dengan Vanda di panti asuhan yang lain, ia mengira Vanda adalah anak yang sering ia lihat.
Sehingga ibu akhirnya mengadopsi Vanda. Saat itu, Ibu menghampiri dan memeluk Vanda
kecil. Ibu bercerita bahwa dia sering memperhatikan Vanda saat di panti asuhan. Vanda yang
dulu tak tahu apapun hanya mengiyakan ucapan ibu. Ia sangat nyaman berada di dekat ibunya
yang seperti malaikat itu. Namun, justru itu yang membuatnya merasa menyesal hingga
dewasa, karena ia tak pernah sanggup mengatakan, bahwa anak yang dimaksud ibunya dulu
adalah Indah. Sehingga ia selalu merasa bersalah pada Indah dan Ibunya. Lalu di halaman
terakhir, Vanda menulis“Jika saat itu aku tahu, kalau aku punya saudara kembar. Apakah aku
akan tetap berkata jujur?”. Setelah selesai membacanya Indah memeluk diary itu dan
meneteskan air matanya.

Keesokan harinya Ibu sedang membereskan baju di kamar Vanda. Karena Hp Vanda
berbunyi, Ibu mengambil HPnya kemudian melihat buku diary dan surat sepucuk dari Indah,
yang berisi :

“Maafkan aku karena hanya bisa meninggalkan surat dan tidak menceritakannya kepada ibu
secara langsung. Nama ku Indah dan aku tumbuh besar di panti asuhan di daerah jakarta.
Karena wajah kita sama, kemungkinan kita tertukar ketika aku diselamatkan. Terimakasih
atas segala kenangan indah dan aku sangat meminta maaf untuk segalanya”
Selesai membaca ibu pergi ke jakarta untuk memperjelas segala hal. Di sisi lain, Indah juga
memutuskan untuk kembali ke jakarta. Pertama-tama dia mencari informasi ke rumah sakit.
Tapi, aku tidak mendapatkan informasi apapun. Kemudian dia menelepon petugas
penyelamat dan menanyakan apakah ada orang lain yang diselamatkan pada saat itu. Petugas
berkata bahwa tidak ada orang lain saat itu, tetapi beberapa hari yang lalu mereka
menemukan jenazah di lokasi yang sama. Saat mendengarnya, Indah kembali merasakan
dengan jelas saat-saat ketika Vanda masuk dan menarik tangannya ke dalam air.

Cerita beralih ke tempat penyimpanan abu jenazah. Dengan mata yang berkaca-kaca Indah
berdiri di depan sebuah loker kaca berisi wadah abu yang menjelaskan namanya, yaitu 'Indah'
yang dipinggirnya terdapat fotonya Bersama Dika. Melihatnya, Indah hanya bisa meneteskan
air mata…

Dava berlari pagi seperti biasanya. Ia terhenti sejenak di depan rumah Vanda. Tapi, dia tidak
melihat siapapun. Hingga ia melanjutkan larinya. Di pinggir danau, ia kembali terhenti dan
berharap jika ia bertemu dengan Vanda. Ia bahkan sempat menegur orang yang salah hanya
karena memakai jaket yang sama persis dengan Vanda.

Ayah Aris sibuk mengurus tanamannya, tiba-tiba pembantunya datang dan menjelaskan
bahwa beberapa hari lagi adalah ulang tahun Aris. Dia bertanya apakah mereka harus
menyiapakan makanan untuk makan malam bersama. Ayah Aris berkata bahwa dia harus
melihat jadwalnya dulu, dan dia berpesan agar Aris memilih sendiri saja hadiah apa yang dia
sukai. Saat itu juga Aris yang hendak pergi sekolah, hanya melihat sebentar ke arah ayahnya
kemudian pergi begitu saja.

Di sekolah, pak Felani bertanya pada murid-muridnya mengapa Vanda tidak masuk hari ini.
Namun, tak ada satu pun murid yang mengetahui keberadaan Vanda. Baik itu Tiva ataupun
Tesa.

Ibunya Vanda akhirnya sampai di panti asuhan. Ibu panti langsung mengenalinya karena, ia
tahu bahwa ibu Vanda-lah yang selalu mengirimi hadiah untuk Indah. Ia kemudian,
memberika satu kotak berisi barang-barang Indah. Saat membukanya, ibu terlihat sangat
terkejut. Ia melihat seragam Indah kemudian foto Indah yang wajahnya sama persis dengan
Vanda. Ibu panti pun menjelaskan bahwa Indah memutuskan untuk mengakhiri hidupnya
karena ia menjadi korban bully disekolah. Ibunya Vanda kemudian bertanya dimana tempat
abu Indah sekarang.
Di tempat penyimpanan abu, Ibu melihat Indah yang menangis. Ketika di depan Indah ibu tak
sanggup menahan air mataya, ia bahkan hampir jatuh namun Indah menahannya. Ibu
kemudian bertanya “Kamu adalah Vanda-ku kan?”. Indah hanya terdiam. Ibu kemudian
menunjukan sapu tangan yang dulu ia ikatkan di leher Vanda saat akan pergi. Karena dulu
ibu juga menemukannya di rumah sakit bersama Indah. Ibu terus memohon agar Indah
mengingatnya. Namun, Indah hanya bisa meminta maaf dan berkata bahwa ini semua pasti
terjadi ketika Vanda menyelamatkannya. Dengar itu, ibu masih belum percaya, ia hanya bisa
menangis dan meminta agar Indah tidak bermain-main dengannya. Saat itu, Indah hanya bisa
mengucapkan kata maaf dan maaf. Kemudian memeluk ibu yang teduduk lemas dilantai.

Di sekolah, pak Felani mendapat telpon dari pemilik karoke. Ia diminta untuk segera
melunasi janjinya melunasi hutang muridnya dulu. Tak sengaja Aris mendengar obrolan pak
guru, ia kemudian menawarkan agar pak guru, meminjam uangnya saja. Tapi, dengan gayak
bijaksana pak guru berkata bahwa hubungan antara seorang guru dan muridnya itu seperti
bagian belakang dan depan dua mobil yang sedang berjalan. Tapi, sayangnya Aris tidak
mengerti apa yang barusan gurunya ucapkan.

Tesa, marah-marah pada ibunya di telpon. Karena tanpa sepengetahuannya, ibunya telah
mendaftarkannya dalam kelompok belajar Bima. Sedangkan dia jelas-jelas tidak cukup pintar
dan tak mungkin bisa belajar bersama mereka. Ia bahkan mengetahui, kalau ia pasti bisa
mendapatkan kesempatan ini karena ibunya yang selalu mendekati Ibu Bima. Kebetulan,
dialognya didengar oleh pak guru. Ia pun menjelaskan bahwa ia marah-marah karena pada
akhirnya ibunya bergaul dengan orang yang tidak baik.

Pembantu Aris sedang menonton TV yang berisi berita mengenai aktris bernama Amel yang
akan menikah untuk ketiga kalinya, bahkan kali ini ia menikah dengan pria yang 6 tahun
lebih muda darinya. Saat itu, Aris baru pulang dan melihat berita itu. Pembantunya kaget dan
langsung mematikan TV. Dikamarnya Aris melihat sebuah foto, dan ternyata aktris itu adalah
ibunya Aris.

[Kilas balik]

Saat hari ulang tahunnya Aris kecil sangat bahagia. Ia pergi ke dapur dan melihat banyak
makanan. Saat bel berbunyi ia tahu kalau ibunya datang. Ia pun berencana untuk
bersembunyi di bawah meja dan mengejutkan ibunya. Namun hal tak enak terjadi, saat masuk
ibu dan ayah Aris malah terlibat dalam perkelahian. Ibunya Aris bahkan mengajukan surat
cerai, namun suaminya merampasnya. Ia murka dan berkata bahwa pernikahannya dan
melahirkan Aris adalah sebuah kesalahan besar baginya. Aris yang mendengarnya marah dan
berteriak. Ia menarik taplak meja sehingga menjatuhkan semua makanan yang sudah
disiapkan.
[Flashback Akhir]

Di hari ulang tahunnya sekarang, Aris sedang makan bersama pembantunya. Tapi, dia tak
mau memakan sup rumput laut. Pembantunya keceplosan dan berkata bahwa, sup itu bukan
hanya untuk yang berulang tahun, tapi juga untuk ibu yang melahirkanmu. Mendengar itu,
Aris berhenti makan dan beranjak pergi.

Di lampu merah, Aris melihat mobil pak Felani berada tepat dibelakangnya. Ia pun dengan
sengaja membuat mobilnya berhenti mendadak sehingga tertabrak oleh mobil pak Felani dari
belakang. Ia kemudian turun dan berpura-pura sakit kemudian mengatakan kata yang sama
persis dengan yang dikatakan pak guru kemarin. Ia lalu pergi meninggalkan pak guru, dan
saat itu ayahnya melihat kejadian itu.

Di depan panti asuhan, Ibu dan Indah duduk berdua di mobil. Indah memutuskan untuk
kembali ke panti asuhan. Ia turun dari mobil. Tapi, ibu melaporkan kembali akan masa-masa
bahagia yang ia lewati bersama Indah akhir-akhir ini sehingga ia tak rela melihat Indah pergi
begitu saja. Ia pun turun dan mengejar Indah. Ia meminta agar Indah melanjutkan hidupnya
sebagai Vanda. Indah kebingungan, tapi akhirnya ia menyetujuinya.

Di kolam renang, pelatih sedang memberikan instruksi mengenai balapan. Ia langsung


menunjuk Dava sebagai salah satu peserta. Sedangkan satu orang lagi, dia akan
menyeleksinya beberapa hari kedepan. Mendengar itu, salah satu senior merasa kesal pada
Dava. Ia pun hendak membuat trip lagi. Tapi, sekarang Dava lebih sabar dan hanya meminta
maaf pada seniornya itu.

Tesa sedang mengerjakan tes untuk masuk ke kelompok belajar Bima. Tapi, sepertinya dia
tidak bisa mengerjakannya secara lancar. Setelah selesai, ia bertemu dengan Tiva yang sangat
bersemangat untuk menjadi artis.. Ia cemburu dengan Tiva yang mengetahui dengan jelas apa
yang ia inginkan. Sedangkan dirinya sendiri pun tidak tahu kenapa dia harus hidup di dunia
ini.

Ketika semua orang sudah pulang. Dava berlatih sendirian di kolam. Tapi, saat berhenti,
sepertinya dia merasakan sakit dibahu kanannya. Keesokan paginya ia melihat ayahnya yang
sedang mengangkut barang-barang ke mobil. Ia kemudian membantunya. Tapi, ayahnya
marah karena tak ingin tubuh anaknya itu terluka. Dava sangat khawatir pada ayahnya dan
berjanji akan berusaha keras menjadi seorang atlet profesional, sehingga ayahnya tidak usah
melakukan pekerjaan berat seperti ini lagi.
Cerita ini berisikan tentang persahabatan, pencarian jati diri, kekeluargaan, kasus kasus
pembulian, perjuangan dalam meraih cita-cita dan lainnya. Nah, pastinya beberapa pesan
moral tersebut dapat dijadikan pelajaran hidup di kehidupan sehari-hari.

Jangan pernah merendahkan dan menyakiti orang lain


Mala memang mempunyai perwatakan yang tidak baik. Pasalnya ia bersama teman-temannya
sering merendahkan dan membully orang lain yang lemah. Di sekolah lamanya, ia bahkan
sering menyakiti Indah yang tidak pernah berbuat jahat kepadanya.

Tidak hanya menimbulkan bekas luka fisik, namun juga kadang kala meninggalkan luka di
hati. Semestinya hal itu harus dihindari oleh siapa saja. Lebih baik hidup bahagia
berdampingan dengan orang lain yang dapat membuat hidupmu lebih tentram.

Percayalah sahabat akan selalu ada saat suka maupun duka


Persahabatan merupakan salah satu hal yang tidak dapat ditukar dengan hal berharga lainnya
di dunia ini. Vanda mempunyai dua sahabat yang selalu mendukungnya setiap saat. Entah itu
saat suka maupun saat sedang dilanda masalah.

Meskipun kadang kala Vanda kasar dan keras kepala, tetapi dua sahabatnya itu selalu setia
berada di sampingnya. Seharusnya hal itulah yang dilakukan antar sahabat. Kita harus saling
mendukung dan menguatkan satu sama lainnya.

Janganlah berbohong karena serapat apapun itu pasti akan terbongkar


Ayah Aris merupakan kepala sekolah di salah satu SMA. Terdapat suatu kejadian di mana
seorang siswi meninggal dunia saat jam pelajaran masih berlangsung.

Namun pihak sekolah malah merahasiakan hal tersebut dan mengatakan kepada pihak
keluarganya bahwa siswi tersebut meninggal saat jam pelajaran telah usai. Walaupun sudah
ditutup rapat-rapat dan berlalu cukup lama, tetapi akhirnya kebenaran terungkap juga.

Karena hal itu ayah Aris harus menerima balasan dari perbuatannya dan masuk ke dalam
penjara. Sebagai manusia biasa kita pasti pernah berbuat kesalahan. Tidak perlu ragu untuk
meminta maaf atas kesalahan yang pernah kita perbuat bukan malah menutupinya.
Ingatlah karma dapat berlaku kepada siapa saja
Setiap perbuatan di masa lalu pastinya akan menimbulkan karma di masa depan. Entah itu hal
baik ataupun buruk. Sama halnya dengan Mala yang harus menerima akibat dari
perbuatannya di masa lalu yang selalu menyakiti orang lain.

Di sekolah barunya, Mala dijauhi teman-temannya karena sifat dan kesan buruknya. Bahkan
Mala juga harus pindah sekolah. Mulai saat ini, cobalah menebarkan kebaikan yang mungkin
saja di masa depan kebaikan itu akan kembali ke dirimu sendiri.

Percayalah naluri seorang ibu akan selalu menyayangi anaknya sekalipun bukan anak
kandung
Naluri seorang ibu memang tidak bisa dibohongi. Bagaimanapun keadaan anaknya ibu akan
selalu setia mendampingi anaknya sekalipun bukan merupakan anak kandungnya. Seperti
dengan ibunya Vanda dan Indah yang selalu mencintai anaknya walaupun bukan ibu
kandung.

Bahkan saat Vanda menghilang, ibunya sangat khawatir dan terus mencari Vanda hingga
ketemu. Meskipun tidak sedarah, kasih ibu kepada anaknya akan selalu kuat dalam
melindungi dan juga menyayangi anaknya.

Anda mungkin juga menyukai