Ananda Diefa
Tepat pukul 15.00 WIB bel sekolah berbunyi, pertanda berakhirnya
kegiatan belajar-mengajar di SMA Garuda. Semua siswa berjalan keluar
kelas untuk kembali ke rumah masing-masing.
‘’Ayolah Deev, sekali aja gue anterin lo pulang. Jangan marah lagi ya,
maafin gue’’, ucap si pengendara motor yang sedang memohon kepada
gadis yang sedang berdiri di depan gerbang sekolah.
‘’Apa lagi sih Ren? Gue udah ada yang jemput’’, ucap gadis yang sudah
geram dengan lawan bicaranya itu.
‘’Siapa lo?! Ngapain lo ikut campur?!’’, Rendy kesal karena ada orang
yang mengganggu dirinya yang sedang berbicara dengan Deeva.
‘’Seharusnya gue yang nanya lo itu siapa? Dari seragam yang lo pakai,
kayaknya lo bukan anak SMA Garuda?’’, ucap lelaki berjaket denim itu.
Setelah mendengar ucapan dari lelaki itu, akhirnya Rendy menyerah dan
bergegas meninggalkan SMA Garuda. Deeva ingin mengucapkan terima
kasih kepada lelaki berjaket denim itu, tetapi lelaki itu dengan cepat
berjalan meninggalkan Deeva dan menuju ke parkiran mobil.
‘’Yah kok dia pergi sih, kan gue mau bilang terima kasih ke dia. By the
way nama cowok itu siapa ya?’’, akhirnya Deeva memutuskan pulang ke
rumah menggunakan taxi online.
***
Adeeva Devanya, anak satu-satunya dari pemilik perusahaan terkenal di
Indonesia. Gadis yang biasa dipanggil Deeva ini memiliki sifat yang
periang, ramah, baik hati, dan juga pintar. Banyak prestasi di bidang
akademik yang diraihnya. Tapi sayang, gadis yang memiliki hobby
menyanyi ini mempunyai penyakit jantung yang mengharuskannya
meminum obat secara teratur dan banyak menghabiskan waktu di rumah
untuk istirahat.
‘’Deeva, ayo dong dimakan. Habis itu minum obatnya ya nak’’, ucap
sang bunda yang sedang memperhatikan anak semata wayangnya itu.
‘’Bun, emang penyakit Deeva beneran gak bisa sembuh total ya? Deeva
capek bun kalau harus minum obat, check up ke dokter atau izin
pelajaran olahraga terus. Deeva juga mau ikut kegiatan outing class
bareng teman-teman Deeva’’, ucap Deeva yang semakin lesu.
***
‘’Asataga Deev coba deh lo lihat ini, mereka ganteng pakai banget.
Aduh bisa-bisa gue pingsan kalau ketemu mereka secara langsung’’,
ucap Dilah yang sangat tergila-gila dengan idolanya.
‘’Apaan sih Dil, gue gak tau mereka itu siapa? Gue juga gak ngerti
Bahasa Korea, jadi gue gak tertarik’’, ucap Deeva yang sedang sibuk
membaca novel.
‘’Lo tuh ya, kerjaannya cuma baca novel. Emang gak bosen baca novel
terus? Gue sih muak ya kalau hampir tiap waktu cuma megang buku dan
baca buku’’, ucap Dilah yang kesal melihat Deeva yang selalu membaca
buku.
‘’Aduh Deev, kalau yang ini beneran ganteng serius. Lo harus lihat ini
fotonya Deev’’, ucap Dilah yang antusias menunjukan Hpnya ke Deeva.
‘’Tunggu dulu, kayaknya gue pernah lihat cowok ini’’, ucap Deeva yang
berusaha mengingat si cowok yang ada di layar HP dilah.
‘’Ya jelas lo pernah lihatlah, orang dia satu sekolah sama kita. Lagian
siapa sih yang gak kenal sama most wanted SMA Garuda, Argatha
Devano dari kelas XI IPS 1’’, teriak Dilah yang membuat semua orang
melihat ke arahnya.
Setelah Dilah mengatakan itu, Deeva langsung berlari keluar kelas dan
menuju kelas XI IPS 1 untuk menemui Arga. Deeva ingin mengucapkan
terima kasih karna sudah menolongnya kemarin sore.
‘’Oh iya, gue lagi nyari Arga. Ada di kelas gak?’’, ucap Deeva yang
tersenyum ramah.
‘’Oh si Arga, ada kok di dalam kelas tapi lagi tidur kayaknya. Gue
saranin sih mending lo balik lagi ke kelas, nanti kalo dia udah bangun
tidur baru lo temuin lagi’’
‘’Ngapain lo di sini?! Awas gue mau tidur!’’, ucap Argatha yang dingin
dan kembali merebahkan kepalanya diatas meja.
‘’Aku Deeva anak kelas XI IPA 1’’, ucap Deeva yang terus berusaha
membangunkan Argatha.
‘’Gue gak nanya dan gak peduli. Mendingan lo balik ke kelas sana!’’,
ucap Argatha yang mulai kesal.
‘’Aku cuma mau bilang makasih ke kamu, soal kemarin sore kamu udah
nolongin aku. Kamu juga udah bikin mantan pacar aku pergi dan gak
gangguin aku lagi’’, ucap Deeva yang tersenyum tulus.
‘’Iya sama-sama. Udahkan?! Sana balik ke kelas lo dan jangan ganggu
gue lagi!’’, ucap Argatha sambil memejamkan matanya.
‘’Yaudah deh, kayaknya kamu emang lagi ga mau diganggu. Tapi lain
kali aku mau ngobrol lebih lama ya sama kamu. Mimpi indah Ar, jangan
lupa bangun ya’’, ucap Deeva tepat di telinga Argatha.
***
‘’Pagi Argatha, akhirnya kamu datang juga. Aku kira kamu gak masuk
sekolah hari ini’’, ucap Deeva dengan senyum manisnya.
‘’Ini aku bawain kamu bekal buatan aku sendiri. Dimakan ya nanti,
waktu istirahat’’, ucap Deeva sambil memberikan kotak bekal untuk
Arga.
‘’Aneh banget tuh cewek’’, ucap Arga sambil tersenyum melihat Deeva
yang berjalan menjauh darinya.
***
Sudah lebih dari satu jam Deeva menunggu supirnya untuk menjemput
dirinya. Hampir semua siswa sudah meninggalkan sekolah dan pulang ke
rumah masing-masing. Deeva juga merasa cemas karena sepertinya
hujan akan turun.
‘’Aduh gimana nih, Pak Supri kok belum datang ya. Mana HP gue mati
gara-gara lowbatt’’, ucap Deeva yang semakin gelisah.
‘’Eh Arga tungguin, aku mau nebeng sama kamu’’, ucap Deeva sambil
berlari mengejar Arga.
‘’Baik dok, lakukan semaksimal mungkin agar anak saya dapat sembuh
dan selamat’’, ucap ayah Deeva dengan penuh harap.
***
Sudah enam hari terakhir, Deeva tidak masuk sekolah. Hanya beberapa
sahabat terdekat Deeva saja yang mengetahui kondisi Deeva. Selama
Deeva tidak masuk sekolah, ada seseorang yang diam-diam khawatir dan
rindu akan sosok Deeva.
‘’Tumben banget selama enam hari terakhir gue gak lihat Deeva di
sekolah. Biasanya kan dia gangguin gue terus. Apa gue tanya aja ke
teman sekelasnya’’, batin Arga yang merasa khawatir dan rindu kepada
Deeva.
‘’Arga? Lo beneran Arga the most wanted sekolah kita kan? Oh my god,
gue gak percaya lo bakal ke kelas anak IPA. By the way, lo ngapain ke
sini?’’, ucap Dilah yang sangat senang karena kedatangan Arga.
‘’Ada hal yang perlu gue omongin sama dia. Lo punya ID Line nya
gak?’’, ucap Arga yang sedikit lebih bersemangat dari biasanya.
‘’Kalau lo emang mau ketemu Deeva, nanti pulang sekolah gue anter lo
ketemu Deeva’’, ucap Dilah yang langsung pergi meninggalkan Arga.
***
Arga merasa bingung, sedih, dan juga kecewa pada dirinya sendiri.
Merasa seperti kehilangan sesuatu yang sangat berharga bagi hidupnya.
Arga merasa benar-benar kecewa pada dirinya sendiri yang tidak bisa
jujur terhadap perasaannya. Arga merasa sangat kehilangan sosok yang
bisa membuatnya bahagia. Dia menyesal, mengapa dia tidak pernah jujur
kepada Deeva kalau dia sebenarnya menyukai Deeva. Andai waktu bisa
berputar kembali, Arga pasti tidak akan semenyesal ini.
Tamat.
HAPPY 2nd ANNIVERSARY
EVERLAST