Anda di halaman 1dari 7

EVERLAST

Ananda Diefa
Tepat pukul 15.00 WIB bel sekolah berbunyi, pertanda berakhirnya
kegiatan belajar-mengajar di SMA Garuda. Semua siswa berjalan keluar
kelas untuk kembali ke rumah masing-masing.

‘’Ayolah Deev, sekali aja gue anterin lo pulang. Jangan marah lagi ya,
maafin gue’’, ucap si pengendara motor yang sedang memohon kepada
gadis yang sedang berdiri di depan gerbang sekolah.

‘’Apa lagi sih Ren? Gue udah ada yang jemput’’, ucap gadis yang sudah
geram dengan lawan bicaranya itu.

‘’Siapa yang jemput lo? Bukannya supir lo lagi nganter bokap lo ke


bandara?’’, ucap Rendy.

Kalah telak, Deeva berusaha mencari alasan agar Rendy yang


merupakan mantan pacarnya segera pergi dan tidak mengganggu dirinya
lagi. Sudah 15 menit Rendy terus memaksa Deeva untuk mau diantar
pulang, Rendy juga ingin meminta maaf dan berniat mengajak Deeva
untuk menjadi pacarnya lagi. Belum genap seminggu Rendy
memutuskan hubungan dengan Deeva melalui pesan Line dan sekarang
Rendy sudah mengemis belas kasihan untuk balikan.

‘’Kalo ceweknya gak mau, ya jangan dipaksa’’, ucap seseorang berjaket


denim yang tiba-tiba muncul dengan gayanya yang cool dan suara
dinginnya.

‘’Siapa lo?! Ngapain lo ikut campur?!’’, Rendy kesal karena ada orang
yang mengganggu dirinya yang sedang berbicara dengan Deeva.

‘’Seharusnya gue yang nanya lo itu siapa? Dari seragam yang lo pakai,
kayaknya lo bukan anak SMA Garuda?’’, ucap lelaki berjaket denim itu.

Setelah mendengar ucapan dari lelaki itu, akhirnya Rendy menyerah dan
bergegas meninggalkan SMA Garuda. Deeva ingin mengucapkan terima
kasih kepada lelaki berjaket denim itu, tetapi lelaki itu dengan cepat
berjalan meninggalkan Deeva dan menuju ke parkiran mobil.

‘’Yah kok dia pergi sih, kan gue mau bilang terima kasih ke dia. By the
way nama cowok itu siapa ya?’’, akhirnya Deeva memutuskan pulang ke
rumah menggunakan taxi online.

***
Adeeva Devanya, anak satu-satunya dari pemilik perusahaan terkenal di
Indonesia. Gadis yang biasa dipanggil Deeva ini memiliki sifat yang
periang, ramah, baik hati, dan juga pintar. Banyak prestasi di bidang
akademik yang diraihnya. Tapi sayang, gadis yang memiliki hobby
menyanyi ini mempunyai penyakit jantung yang mengharuskannya
meminum obat secara teratur dan banyak menghabiskan waktu di rumah
untuk istirahat.

‘’Deeva, ayo dong dimakan. Habis itu minum obatnya ya nak’’, ucap
sang bunda yang sedang memperhatikan anak semata wayangnya itu.

‘’Bun, emang penyakit Deeva beneran gak bisa sembuh total ya? Deeva
capek bun kalau harus minum obat, check up ke dokter atau izin
pelajaran olahraga terus. Deeva juga mau ikut kegiatan outing class
bareng teman-teman Deeva’’, ucap Deeva yang semakin lesu.

‘’Deeva sayang dengerin bunda. Kalau kamu mau sembuh ya kamu


harus semangat, harus yakin dan terus berdoa. Jangan sedih lagi ya
sayang’’, ucap sang bunda yang berusaha memberi semangat untuk anak
kesayangannya itu.

***

Keesokan harinya, suasana di kelas XI IPA 1 yang cukup ramai di jam


istirahat. Sebagian siswa ada yang pergi ke kantin dan sebagian lagi ada
yang tetap berada di dalam kelas. Deeva dan salah satu sahabatnya yaitu
Vadilah yang memilih tetap berada di dalam kelas.

‘’Asataga Deev coba deh lo lihat ini, mereka ganteng pakai banget.
Aduh bisa-bisa gue pingsan kalau ketemu mereka secara langsung’’,
ucap Dilah yang sangat tergila-gila dengan idolanya.

‘’Apaan sih Dil, gue gak tau mereka itu siapa? Gue juga gak ngerti
Bahasa Korea, jadi gue gak tertarik’’, ucap Deeva yang sedang sibuk
membaca novel.

‘’Lo tuh ya, kerjaannya cuma baca novel. Emang gak bosen baca novel
terus? Gue sih muak ya kalau hampir tiap waktu cuma megang buku dan
baca buku’’, ucap Dilah yang kesal melihat Deeva yang selalu membaca
buku.

‘’Aduh Deev, kalau yang ini beneran ganteng serius. Lo harus lihat ini
fotonya Deev’’, ucap Dilah yang antusias menunjukan Hpnya ke Deeva.

‘’Tunggu dulu, kayaknya gue pernah lihat cowok ini’’, ucap Deeva yang
berusaha mengingat si cowok yang ada di layar HP dilah.
‘’Ya jelas lo pernah lihatlah, orang dia satu sekolah sama kita. Lagian
siapa sih yang gak kenal sama most wanted SMA Garuda, Argatha
Devano dari kelas XI IPS 1’’, teriak Dilah yang membuat semua orang
melihat ke arahnya.

Setelah Dilah mengatakan itu, Deeva langsung berlari keluar kelas dan
menuju kelas XI IPS 1 untuk menemui Arga. Deeva ingin mengucapkan
terima kasih karna sudah menolongnya kemarin sore.

Sesampainya di depan pintu kelas XI IPS 1, Deeva merasa bingung


karna tidak ada satu orang pun yang dia kenal. Sampai pintu kelas XI
IPS 1 terbuka dan keluarlah salah satu siswa dengan membawa beberapa
tumpuk buku di tangannya.

‘’Eh Deeva, lo anak kelas XI IPA 1 kan? Ngapain lo disini?’’

‘’Oh iya, gue lagi nyari Arga. Ada di kelas gak?’’, ucap Deeva yang
tersenyum ramah.

‘’Oh si Arga, ada kok di dalam kelas tapi lagi tidur kayaknya. Gue
saranin sih mending lo balik lagi ke kelas, nanti kalo dia udah bangun
tidur baru lo temuin lagi’’

Bukannya mendengarkan, Deeva malah masuk ke dalam kelas XI IPS 1


dan langsung menuju bangku pojok belakang yang sedang ditempati
oleh Arga. Tanpa aba-aba, Deeva langsung duduk di samping Arga
sambil memegang bahu Arga.

‘’Ar? Ayo bangun Ar!’’, teriak Deeva tepat ditelinga Argatha.

Dengan perlahan, Argatha bangun dan melihat ke arah samping dengan


tatapan sinis. Argatha tidak suka kalau ada yang mengganggu dirinya
tidur.

‘’Ngapain lo di sini?! Awas gue mau tidur!’’, ucap Argatha yang dingin
dan kembali merebahkan kepalanya diatas meja.

‘’Aku Deeva anak kelas XI IPA 1’’, ucap Deeva yang terus berusaha
membangunkan Argatha.

‘’Gue gak nanya dan gak peduli. Mendingan lo balik ke kelas sana!’’,
ucap Argatha yang mulai kesal.

‘’Aku cuma mau bilang makasih ke kamu, soal kemarin sore kamu udah
nolongin aku. Kamu juga udah bikin mantan pacar aku pergi dan gak
gangguin aku lagi’’, ucap Deeva yang tersenyum tulus.
‘’Iya sama-sama. Udahkan?! Sana balik ke kelas lo dan jangan ganggu
gue lagi!’’, ucap Argatha sambil memejamkan matanya.

‘’Yaudah deh, kayaknya kamu emang lagi ga mau diganggu. Tapi lain
kali aku mau ngobrol lebih lama ya sama kamu. Mimpi indah Ar, jangan
lupa bangun ya’’, ucap Deeva tepat di telinga Argatha.

Tanpa Deeva sadar ternyata Argatha tersenyum mendengar ucapan


manis dari Deeva. Lalu Deeva bergegas meninggalkan kelas XI IPS 1
dan kembali menuju kelasnya.

***

Keesokan harinya, tepat pukul 06.30 di depan kelas XI IPS 1 seorang


gadis sedang memegang sekotak bekal ditangannya. Gadis itu berencana
memberikan sekotak bekal untuk seseorang yang sedang ia tunggu.

‘’Pagi Argatha, akhirnya kamu datang juga. Aku kira kamu gak masuk
sekolah hari ini’’, ucap Deeva dengan senyum manisnya.

‘’Ngapain lagi lo di kelas gue?!’’, ucap Argatha yang tak peduli.

‘’Ini aku bawain kamu bekal buatan aku sendiri. Dimakan ya nanti,
waktu istirahat’’, ucap Deeva sambil memberikan kotak bekal untuk
Arga.

Setelah memberikan kotak bekalnya kepada Arga, Deeva langsung pergi


menuju kelasnya.

‘’Aneh banget tuh cewek’’, ucap Arga sambil tersenyum melihat Deeva
yang berjalan menjauh darinya.

***

Sudah lebih dari satu jam Deeva menunggu supirnya untuk menjemput
dirinya. Hampir semua siswa sudah meninggalkan sekolah dan pulang ke
rumah masing-masing. Deeva juga merasa cemas karena sepertinya
hujan akan turun.

‘’Aduh gimana nih, Pak Supri kok belum datang ya. Mana HP gue mati
gara-gara lowbatt’’, ucap Deeva yang semakin gelisah.

‘’Mau bareng gak?’’, ucap seorang laki-laki yang tiba-tiba berdiri


disamping Deeva.

‘’Arga? Kamu belum pulang juga?’’, ucap Deeva.


‘’Gak ada penawaran dua kali. Kalau lo gak mau bareng, yaudah gue
duluan’’, ucap Arga lalu pergi meninggalkan Deeva menuju tempat
parkir.

‘’Eh Arga tungguin, aku mau nebeng sama kamu’’, ucap Deeva sambil
berlari mengejar Arga.

Sesampainya di rumah, Deeva merasakan sakit yang luar biasa pada


jantungnya. Baru kali ini dia benar-benar merasakan sakit yang luar
biasa. Sampai akhirnya Deeva tidak sadarkan diri dan dilarikan ke rumah
sakit ternama di Jakarta. Setelah pemeriksaan yang sudah dilakukan
dokter, pihak rumah sakit menyarankan untuk melakukan tindakan
operasi dalam waktu dekat. Orang tua Deeva setuju, karena menurut
perkataan dokter itu adalah salah satu jalan terakhir yang harus
dilakukan.

‘’Kami pihak rumah sakit menyarankan agar pasien segera di operasi.


Kami sudah menentukan agar operasi dilaksanakan besok lusa’’, ucap
salah seorang dokter.

‘’Baik dok, lakukan semaksimal mungkin agar anak saya dapat sembuh
dan selamat’’, ucap ayah Deeva dengan penuh harap.

***

Sudah enam hari terakhir, Deeva tidak masuk sekolah. Hanya beberapa
sahabat terdekat Deeva saja yang mengetahui kondisi Deeva. Selama
Deeva tidak masuk sekolah, ada seseorang yang diam-diam khawatir dan
rindu akan sosok Deeva.

‘’Tumben banget selama enam hari terakhir gue gak lihat Deeva di
sekolah. Biasanya kan dia gangguin gue terus. Apa gue tanya aja ke
teman sekelasnya’’, batin Arga yang merasa khawatir dan rindu kepada
Deeva.

Sesampainya di depan kelas XI IPA 1, Arga bingung harus bertanya


kepada siapa. Walaupun seluruh siswa sekolah mengenal Arga, tetapi
Arga tidak mengenal banyak siswa karena sifat dingin dan cuek yang
dimilikinya. Hal itu yang menjadikan Arga tidak peduli dan tidak banyak
mengenal teman-teman sekolahnya.

‘’Arga? Lo beneran Arga the most wanted sekolah kita kan? Oh my god,
gue gak percaya lo bakal ke kelas anak IPA. By the way, lo ngapain ke
sini?’’, ucap Dilah yang sangat senang karena kedatangan Arga.

‘’Ada Deeva gak di dalem kelas?’’, ucap Arga yang tetap


mempertahankan image coolnya.
‘’Deeva? Dia gak ada di dalem kelas. Ada perlu apa lo nyariin Deeva?’’,
ucap Dilah yang seketika sedih.

‘’Ada hal yang perlu gue omongin sama dia. Lo punya ID Line nya
gak?’’, ucap Arga yang sedikit lebih bersemangat dari biasanya.

‘’Kalau lo emang mau ketemu Deeva, nanti pulang sekolah gue anter lo
ketemu Deeva’’, ucap Dilah yang langsung pergi meninggalkan Arga.

Arga merasa bingung, karena awalnya Dilah sangat bersemangat dan


ceria tapi saat Arga bertanya tentang Deeva tiba-tiba raut wajah Dilah
berubah menjadi sedih. Arga merasa ada sesuatu yang terjadi pada
Deeva.

***

Setelah bel pulang berbunyi, Arga langsung bergegas menuju kelas XI


IPA 1 untuk menemui Dilah. Mereka pergi ke suatu tempat yang tidak
pernah Arga duga sama sekali. Tempat yang membuat Arga merasa
takut sekaligus kebingungan. Arga ingin menemui Deeva, namun
mengapa Dilah membawanya ke pemakaman? Ingin rasanya Arga
bertanya kepada Dilah, namun Dilah tidak memperbolehkannya
bertanya.

‘’Lo pasti bingungkan kenapa gue bawa lo kepemakaman. Tadikan lo


bilang kalau lo mau ketemu Deeva, sekarang gue persilahkan lo temuin
Deeva. Lo bebas mau ngomong apa aja ke Deeva’’, kata Dilah yang
perlahan pergi meninggalkan Arga yang tengah menatap salah satu batu
nisan yang ada di pemakaman tersebut.

‘’Adeeva Devanya?’’, ucap Arga spontan setelah membaca sebuah nama


yang tertulis jelas di atas batu nisan.

Arga merasa bingung, sedih, dan juga kecewa pada dirinya sendiri.
Merasa seperti kehilangan sesuatu yang sangat berharga bagi hidupnya.
Arga merasa benar-benar kecewa pada dirinya sendiri yang tidak bisa
jujur terhadap perasaannya. Arga merasa sangat kehilangan sosok yang
bisa membuatnya bahagia. Dia menyesal, mengapa dia tidak pernah jujur
kepada Deeva kalau dia sebenarnya menyukai Deeva. Andai waktu bisa
berputar kembali, Arga pasti tidak akan semenyesal ini.

Tamat.
HAPPY 2nd ANNIVERSARY
EVERLAST

Anda mungkin juga menyukai