Anda di halaman 1dari 32

PENGARUH EKSTRAKURIKULER ROHIS TERHADAP

MODERASI BERAGAMA DI MAN 1 KERINCI

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH :

MIFTHAHUL JANNAH

1910201225

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN 1444 H/ 2022 M
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1
B. Batasan masalah ………….………………………………4
C. Rumusan Masalah .......................................................... 4
D. Tujuan Penelitian …………… ………………………….4
E. Manfaat penelitian.............................................................. 5
F. Definisi Oferasional ........................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori…………………………………………… 7
1. Konsep Kerohanian Islam……………..……….......... 7
2. Keaktivan mengikuti Rohis ……………………. . … 8
3. Moderasi Beragama …………… …………… ….. 12
B. Penelitian Relevan…………………………............…... 16
C. Kerangka Pikir …………… ………………………….. 19
D. Hipotesis …………………………………………………20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian …………………...……………… …….. 21
B. Desain Penelitian………….. ……………………… …… 21
C. Populasi dan Sampel ……..……… ……………………. 22
D. Variabel Penelitian…… …………………..…………… 25
E. Teknik Pengumpulann Data ……………………….….. .25
F. Instrumen Penelitian ………………… ……………… . 26
G. Teknik Analisis Data ……………………... …………. . 29
DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan yang pesat pada

bidang ilmu dan teknologi membuat manusia hidup menjadi tanpa batas yang

jelas. Kejadian di satu belahan dunia dapat diketahui dengan cepat dan akurat

dalam hitungan detik dibelahan dunia yang lain, kendaptipun jaraknya sangat

jauh. Jenis-jenis komunikasi seperti telepon, handpone, internet, radio,

televise, dan media masa sebagai produk teknologi canggih telah mengubah

dunia dari tidak mungkin menjadi mungkin. Dengan kata lain, sekarang kita

sedang memasuki era globalisasi informasi. Di era-globalisasi ini pergeseran

dan saling mempengaruhi antar nilai-nilai budaya tidak dapat dihindari lagi.

Keberagaman adalah Takdir, keberagaman tidak diminta oleh manusia

akan tetapi diberi langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta. Setiap manusia

yang lahir dunia ini pastilah mempunyai perbedaan dengan manusia yang lain

oleh karena itu sudah seharusnya kita menerima perbedaan tersebut.

Sekalipun Tuhan berkehendak, tentu tidak suslit untuk menyamakan

semuanya, tetapi Tuhan ingin memberi pelajaran kepada manusia bahwa

keberagaman itu sebagai anugerah yang indah dan bukan untuk

dipermasalahkan bagi manusia.

Keberagaman adalah keniscayaan yang harus diakui keberadaannya

dan diterima sebagai bentuk keimanan kita kepada Tuhan Yang Maha

Pencipta, sebagaimana Allah SWT telah berfirman di dalam Alquran surah

1
2

Al-Hujurat ayat 13 yang artinya “Hai manusia, Sesungguhnya Kami

menciptakan kamu dari seorang laki -laki dan seorang perempuan dan

menjadikan kamu berbangsa- bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling

kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di

sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah

Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Departemen Agama RI, 2015)

Dalam kondisi pandemi, menurut Prof Dr Moh Mukri MAg, sikap

moderasi dalam beragama. Pertama, bersabar dalam menghadapi musibah

Covid-19 karena sabar merupakan manifestasi keyakinan teologis (akidah)

yang diimplementasikan dalam asikap (akhlak) menghadapi praksis

kehidupan sehari-hari. Kedua, mengikuti anjuran pemerintah, pakar dan pihak

berwenang dalam penanganan Covid-19. Ketiga, mengutamakan

kemasslahatan manusia sesuai dengan kaidah fikih Dar’ul Masaid Aula Min

Jalbil Musholih atau menghilangkan kemudharatan itu harus didahulukan

ketimbang mengambil manfaat. Keempat, tolong menolong dalam mengatasi

Covid-19 dan dampaknya, menurut beliau tolong menolong harus ikhlas

tanpa dibatasi suku, agama dan status social. Ini merupakan perwujudan

dalam memperkokoh ukhuwah Islamiyah, Bashariyah, dan Wathoniyah.

Sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia pendidikan di

sekolah bertujuan untuk mengembangkan berbagai aspek kemanusiaan siswa

yaitu aspek keteladanan spiritual, ilmu pengetahuan dan keterampilan. Oleh

karena itu, proses pembelajaran tidak bisa bertumpu pada kegiatan kurikuler

dan intrakurikuler saja, tetapi juga harus didukung oleh kegiatan


3

pengembangan di luar kelas yaitu ekstrakurikuler yang mengarah kepada

pengembangan watak dan kepribadian siswa. Tujuannya adalah untuk

membina akhlak siswa, mengembangkan kemampuan, menambah

pengetahuan, mengembangkan bakat, minat, dan membentuk kepribadian

siswa serta keberagamaan siswa salah satunya dengan membentuk kegiatan

ekstrakurikuler rohani Islam.

Kegitan kerohanian Islam itu pada dasarnya merupakan sebuat

kegiatan yang bertujuan untuk menembahkan wawasan peserta didik tentang

pemahaman ilmu – ilmu agama islam guna tercapainya tujuan pendidikan ,

mengangkatkan mutu keterampilan, niali dan sikap, memperluas cara berpikir

peserta didik, yang kesemuanya itu dapat berpengaruh pada moderasi

beragam.

Pada umumnya kegiatan rohis yang dilakukan disekolah yang

mencakup aspek keagamaaa berupa kegiatan kerohanian Islam yaitu

pengajian sekali dalam sebulan, pengajian mingguan serta pelatihan atau

bimbingan baca tulis Al Qur’an. Kegiatan – kegiatan rohis merupakan salah

satu contoh pergerakan menyerukan kapada kebaikan dan mencegah kepada

kejahatan, sebagai mana firman Allah SWT dalam Q.S Al Imran/3:110.

Referensi : https://tafsirweb.com/1242-surat-ali-imran-ayat-110.html

Artinya :

“Kamu adalah umat yang terbaik, yang dilahirkan untuk manusia,


menyuruhkepada yang ma’ruf, dan mencegah yang mungkar, dan beriman
4

kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi
mereka, diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka
adalah orang – orang yang fasik”(Departemen Agama RI, 2015, p. 64)

Dalam penelitian kali ini, membahas tentang sikap moderasi beragama

yang dimiliki siswa di MAN 1 Kerinci serta pengaruh kegiatan organisasi

Rohis dalam menumbuhkan sikap moderasi beragama yang merupakan salah

satu organisasi penting di MAN 1 Kerinci sebagai roda penggerak dalam

bidang keagamaan dan kegiatan-kegiatan keagamaan. Kegiatan-kegiatan yang

dilakukan Rohis dimaksudkan untuk meningkatkan IMTAQ pada awalnya,

namun seiring berjalannya waktu apabila diamati beberapa kegiatan yang

dilakukan Rohis cukup berpengaruh dalam menumbuhkan sikap moderasi

beragama siswa.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

“Pengaruh Ekstrakurikuler Rohis terhadap Moderasi beragama di MAN

1 Kerinci”.

B. Batasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan permasalahan, maka penulis membatasi

permasalahan yakni terfokus pada pengaruh keaktifan siswa dalam mengikuti

kegiatan Kerohanian Islam terhadap moderasi beragam siswa di MAN 1

Kerinci.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka dapat

diidentifikasi beberapa permasalahan berikut :


5

1. Bagaimana tingakat keaktifan siswa dalam mengikuti ektrakurikuler

Rohis di Man 1 kerinci ?

2. Bagaimana tingkat moderasi beragama di MAN 1 Kerinci ?

3. Bagaimana pengaruh keatkifan ektarakurikuler rohis terhadap moderasi

beragama di MAN 1 Kerinci ?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat keaktifan ektrakurikuler Rohis di Man 1 kerinci

2. Untuk mengetahui tingkat moderasi beragama di MAN 1 Kerinci.

3. Untuk mengetahui pengaruh keatkifan ektarakurikuler rohis terhadap

moderasi beragama di MAN 1 Kerinci

E. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk guru dan pembina

kerohanian Islam sebagai bahan evaluasi dan masukan pada kegiatan rohis

yang salah satunya berperan dalam meningkatkan moderasi beragama.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi peserta didk, sebagai informasi bagi peserta didik di MAN 1

kerinci tentang pengaruh keaktifan mengikuti kegiatan kerohanian

Islam terhadap moderasi beragama,

2) Bagi lembaga pendidikan, penelitin ini berguna untuk memberikan

sumbangan berupa ide yang baik bagi MAN 1 Kerinci dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan. .


6

3) Bagi peneliti, sebagai suatu pengalaman yang dapat dijadikan salah satu

acuan untuk melaksanakan penelitian selanjutnya.

4) Bagi guru, penelitian ini dapat menembahkan wawasan tentang upaya

guru dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan

kerohanian islam.

F. Definisi Operasional

Judul skripsi yakni “Pengaruh Ekstrakurikuler Rohis terhadap

Moderasi beragama di MAN 1 Kerinci “ bahwa yang dimaksud peneliti

diatas, peneliti menyimpulkan penguraian definisi operasional dimaksudkan

untuk mengetahui lebih jelas konsep dasar penulisan yang kemungkinan dapat

menimbulkan penafsiran yang berbeda dan operasional ini juga dimaksudkan

untuk mengetahui dan memahami landasan pokok serta pengembangan

pembahasan selanjutnya. Untuk lebih memahami maksud dari penelitian

tersebut maka peneliti akan memberikan defenisi dari masing-masing kata

yang terdapat dalam judul tersebut, yakni:

Definisi operasional ini merupakan penjabaran dalam bentuk konkrit

dari konsep teoretis agar mudah dipahami, diukur dan dijadikan sebagaiacuan

bagi penulis di lapangan. Adapaun variabel yang akan dioperasionalkan

adalah keaktifan mengikuti kegiatan kerohanian Islam (ROHIS) (variable X),

dan moderasi beragama (variable Y).


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Konsep Kerohanian Islam

a. Pengertian Rohis

Rohis adalah kepanjangan dari dua kata, yaitu rohani dan Islam.

Kegiatan Kerohanian Islam (ROHIS) yaitu suatu kegiatan

bimbingan, arahan yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam

dalam rangka menambah wawasan pengetahuan agama siswa untuk

mencapai tujuan pendidikan. Meningkatkan suatu pengetahuan,

keterampilan, nilai dan sikap, memperluas cara berfikir siswa, yang

kesemuanya itu dapat berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.

Kegiatan Rohis yautu suatu kegiatan bimbingan, arahan yang

dilakukan oleh guru dalam rangka Kegiatan Rohis yaitu suatu kegiatan
bimbingan, arahan yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam

dalam rangka menambah wawasan pengetahuan agama peserta didik

untuk mencapai tujuan pendidikan. Meningkatkan suatu pengetahuan,

keterampilan, nilai dan sikap, memperluas cara berfikir peserta didik,

yang kesemuanya itu dapat berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.

1. Kegiatan Rohis

Menurut Paul B. Diedrich yang dikutip oleh Zakiah Derajad,

bahwa kegiatan peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan

aktivitas jiwa, antara lain:


(1) Visual activities seperti membaca, memperhatikan gambar,
demonstrasi, percobaan dan sebagainya. (2) Oral activities seperti
menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,

7
8

mengeluarkan pendapat, interview, diskusi, dan sebagainya. (3)


Listening activities seperti mendengarkan uraian, percakapan,
diskusi musik, pidato, ceramah dan sebagainya. (4) Writing
activities seperti menulis cerita, karangan laporan, angket,
menyalin dan sebagainya. (5) Drawing activities seperti
menggambar, membuat grafik, peta dan sebagainya.
(6) Motor activities seperti melakukan percobaan, membuat
konstruksi, medel referensi, bermain, berkebun, memelihara
binatang dan sebagainya. (7) Mental activities seperti menangkap,
mengingat, memecahkan soal, menganalisa, mengambil keputusan
dan sebagainya. (8) Emosional activities seperti menaruh minat,
gembira, berani, tenang, gugup, kagum dan sebagainya.(Zakiah
Darajat, 2011, p. 138)

Kegiatan kerohanian Islam pada dasarnya merupakan

sebuah kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk menambah

wawasan peserta didik tentang pemahaman ilmu-ilmu Agama

Islam guna tercapainya tujuan pendidikan, meningkatkan mutu

pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, memperluas cara

berfikir peserta didik.

Kegiatan kerohanian Islam (Rohis) di MAN 1 Kerinci

adalah kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat non formal.

Kegiatan kajian kerohanian Islam diadakan di luar jam pelajaran

sekolah yaitu pada jam 02:15-15:30 wib. Organisasi Rohis ini

sebagai wadah untuk mengembangkan pengetahuan keagamaan

peserta didik dan menanamkan nilai religius dalam jiwa peserta

didik .

2. Keaktifan Mengikuti Rohis

a. Pengertian Keaktifan

Aktif berasal dari bahasa Inggris active, artinya gesit, giat, dan
9

bersemangat. Aktif artinya giat bekerja, giat berusaha, dinamis, dan

mampu bereaksi dan beraksi (Kompri, 2017, p. 257). Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia yang dikutip dalam Nugraho Wibowo bahwa

aktif berarti giat dalam bekerja atau berusaha. Kegiatan bekerja dan

berusaha dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran sesuai

dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Keaktifan

adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan

berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat

dipisahkan.(Nugroho Wibowo, 2016, p. 130)

Belajar yang berhasil harus melalui berbagai aktivitas, baik

aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah siswa giat aktif

dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia

tidak hanya duduk mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa

yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya

bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka

pembelajaran. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah

untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif

membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang

mereka hadapi dalam proses pembelajaran.(Zakiah Darajat, 2011, p.

137)

Sejalan dengan beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan

bahwa keaktifan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler merupakan

segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam
10

proses kegiatan tersebut yang optimal sehingga dapat menciptakan

suasana kegiatan yang kondusif, aktif, dan dapat mencapai tujuan.

b. Indikator Keaktifan

Aktivitas siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat

seperti zaman sekolah masa dahulu. Menurut Dimyati dan

Mudjiono yang dikutip Fatkhan indikator keaktifan diantaranya:

1) Siswa mau mencatat atau sekedar mendengarkan penjelasan

guru.

2) Siswa memperhatikan hal-hal yang dijelaskan oleh guru

tentang materi.

3) Siswa mencatat tugas yang diberikan dan

mengerjakannya.

4) Siswa mau berdiskusi dalam kelompok untuk memecahkan

masalah yang berkaitan dengan materi.

5) Siswa mampu melibatkan diri dalam diskusi.

6) Siswa mau terlibat dalam menyimpulkan materi.(Fatkhan,

2020)

Nana Sudjana menyatakan keaktifan siswa dapat dilihat

dalam hal sebagai berikut:

1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.

2) Terlibat dalam pemecahan masalah.

3) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak


11

memahami persoalan yang dihadapinya.

4) Berusaha mencari berbagai informasi yang

diperlukan untuk pemecahan masalah.

5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru.

6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil– hasil yang

diperolehnya.

7) Siswa mau mencatat atau sekedar mendengarkan penjelasan

guru.

8) Siswa memperhatikan hal-hal yang dijelaskan oleh guru

tentang materi.

9) Siswa mencatat tugas yang diberikan dan mengerjakannya.

10) Siswa mau berdiskusi dalam kelompok untuk memecahkan

masalah yang berkaitan dengan materi.

11) Siswa mampu melibatkan diri dalam diskusi.

12) Siswa mau terlibat dalam menyimpulkan materi.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan

Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat

merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, peserta

didik juga dapat berlatih untuk berfikir kritis, dan dapat

memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan

sehari- hari.

Menurut Dollar and Miller yang dikutip Maradona bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan perilaku belajar


12

adalah:

1) Adanya Motivasi (drives), siswa harus menghendaki sesuatu

(the learner must want something).

2) Adanya perhatian dan mengetahui sasaran (cue), siswa harus

memperhatikan sesuatu (the learner must notice something)

3) Adanya usaha (response), siswa harus melakukan sesuatu (the

learner must do something).

4) Adanya evaluasi dan pemantapan hasil (reinforcement) siswa

harus memperoleh sesuatu (the learner must get something).

Maka faktor yang mempengaruhi peserta didik aktif

dalam ekstrakurikuler Rohis adalah sebagai berikut:

1) Memberi motivasi tentang pentingnya mengikuti

ekstrakurikuler Rohis atau menarik perhatian peserta didik agar

mereka ikut kegiatan tersebut.

2) Menjelaskan fungsi dan tujuan Rohis kepada peserta didik.

3) Memberikan stimulus kepada peserta didik, misalnya tentang

dampak positif mengikuti ekstrakurikuler Rohis.(Martinis

yamin, 2007)

3. Moderasi Beragama

1. Pengertian Moderasi beragama

Kata moderasi berasal dari bahasa latin moderation yang berarti

ke-sedang-an (tidak kelebihan dan tidak kekurangan). Kata itu juga


13

berarti penguasaan diri (dari sikap sangat kelebihan dan kekurangan).

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyediakan dua pengertian

kata moderasi, yakni: pengurangan kekerasan dan penghindaran

keekstriman. Jika dikatakan, ―orang itu bersikap moderat‖, kalimat itu

berarti bahwa orang itu bersikap wajar, biasabiasa saja, dan tidak

ekstrem.(Saifuddin, 2019)

Moderasi beragama ini merupakan istilah yang dikemukakan

oleh Kementrian Agama RI moderasi beragama adalah cara pandang,

sikap, dan prilaku selalu mengambil posisi di tengah-tengah, selalu

bertindak adil, dan tidak ekstrem dalam beragama. Moderasi beragama

menurut Lukman Hakim Saifuddin adalah proses memahami sekaligus

mengamalkan ajaran agama secara adil dan seimbang, agar terhindar

dari prilaku ekstrem atau berlebih - lebihan saat

megimplementasikannya. Cara pandang dan sikap moderat dalam

beragama sangat penting bagi masyarakat plural dan multikultural

seperti Indonesia, karena hanya dengan cara itulah keragaman dapat

disikapi dengan bijak, serta toleransi dan keadilan dapat terwujud.

Moderasi beragama bukan berarti memoderasi agama, karena agama

dalam dirinya sudah mengandung prinsip moderasi, yaitu keadilan

keseimbangan.(Saifuddin, 2019, p. 19)

2. Ciri-Ciri Moderisasi Beragama

Wasathiyah (pemahaman moderat) merupakan sebuah

karakteristik dalam Islam dimana karakteristik tersebut di agama lain


14

tidak ada. Pemahaman moderat itu selalu menyeru terhadap Islam

yang berdakwah dengan cara menghormati dan melakukan

penentangan terhadap pemikiran yang radikal dan liberal.(Mukhlis,

2015) .

3. Indikator Moderasi Beragama

Ada empat hal indikator sikap moderat dalam beragama, antara

lain anti dalam kekerasan, komitmen terhadap kebangsaan, akomodatif

pada budaya lokal, dan toleransi. Pertama, kebangsaan selalu memiliki

komitmen, dimana bertujuan untuk mengetahui dan melihat praktik

agama orang tidak mengalami pertentangan sehingga sama dengan

nilai yang ada di UUD 1945 dan Pancasila. Kedua, toleransi dijadikan

untuk indikator moderasi dalam agama karena memiliki tujuan untuk

mengetahui maupun melihat orang yang dalam beragama mampu

menerima perbedaan keyakinan dan agama orang lain dan tidak

mengusik jika orang lain menyampaikan pendapat serta ekspresikan

keyakinannya. Ketiga, anti kekerasan adalah indikator dari moderasi,

dimana indikator mempunyai tujuan untuk dapat melihat dan

mengetahui sejauh manakah seseorang dalam melakukan ekspresi

keyakinan dan paham terhadap agama dengan damai, sehingga tidak

menimbulkan kekerasan secara pikiran, fisik, ataupun verbal. Sikap ini

dapat dilihat jika dilakukannya perubahan social berdasarkan ideologi

agama yang sesuai. Bukan hanya agama tertentu saja yang terlihat di

indikator ini akan tetapi untuk semua agama. Keempat, perilaku


15

maupun sikap okomodatif ketika beragama terkait dengan budaya

lokalnya. Tujuan indikator ini melihat dan mengetahui penerimaan

terhadap praktik agama dari tradisi lokal dan budaya. Seseorang yang

memiliki sifat ramah ketika adanya budaya lokal maupun tradisi ketika

beragama, dimana tidak adanya pertentangan dengan agama, hal

tersebut disebut orang moderat.

4. Ektrakurikuler Kerohanian Islam (ROHIS) berbasis Moderasi

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengayaan dan perbaikan

yang berkaitan dengan program kokurikuler dan intrakurikuler, kegiatan

ini dapat dijadikan sebagai wadah bagi peserta didik yang memiliki

minat mengikuti kegiatan tersebut. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler

adalah untuk memperluas pengetahuan peserta didik, menambah

keterampilan, mengenal hubungan antar berbagai mata pelajaran,

menyalurkan bakat, minat, menunjang ketercapaian intrakurikuler, serta

untuk melengkapi usaha pembinaan manusia Indonesia seutuhnya dan

dilakukan secara berkala pada waktu tertentu.(Suryosubroto, 2011)

Rohani Islami (Rohis) berdiri sejak akhir tahun 1980, berawal

dari sebuah upaya dan keinginan untuk memberikan solusi kepada para

pelajar Muslim untuk menambah wawasan Islam, karena jam pelajaran

di sekolah sangat terbatas sehingga Rohis sebagai wadah memperdalam

agama Islam.(Rakhmawati, 2018).


16

Penanaman nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme, mutlak

ditanamkan kepada anak-anak rohis, untuk dapat menagkal pengaruh -

pengaruh ajaran fundamentalis-konservatif. Sebab dengan semangat

nasionalisme, dan kesadaran multikulturalisme, pluralisme, akan

membentuk karakter keberagamaan yang kuat dalam keberagaman

dan ke-bhineka tunggal ika an. Tentu saja hal itu membutuhkan

komunikator (dalam halini guru PAI sebagai pembina rohis) yang ,

memiliki pemahaman agama yang wasathiyyah, yang moderat, yang

tidak hanya mengajarkan agama sebagai akidah, fiqh dan sejarah saja,

tetapi mampu mentransformasikan pada sosio kultur masyarakat

sekitarnya. Toleransi tidak hanya untuk diajarkan, didiskusikan,

disampaikan, tetapi dilakukan dan diterapkan.

B. Penelitian Relevan

Penelitian tentang kegiatan kerohanian Islam (ROHIS) sudah ada

yangmeneliti,

1. Moderasi Beragama dan Pendidikan Agama Islam Husniyatus Salamah

Zainiyati dalam salah satu karyanya yang berjudul “Pendidikan

Multikultural : Upaya Membangun Keberagamaan Inklusif di Sekolah”,

lebih difokuskan pada masalah inklusif beragama. Dalam upayanya

menghadirkan keberagamaan yang inklusif di sekolah, beliau berpendapat

bahwa Pendidikan multicultural adalah cara yang tepat yang bisa

dilaksanakan di sekolah untuk melatih dan membangun karakter siswa agar

mampu bersikap demokratis, humanis dan pluralis. Menurutnya, ada dua


17

hal yang perlu dilakukan dalam pembangunan pendidikan. multikultural di

sekolah, yaitu; pertama, melakukan dialog dengan menempatkan setiap

peradaban dan kebudayaan yang ada pada posisi sejajar. Kedua,

mengembangkan toleransi untuk memberikan kesempatan masing-masing

kebudayaan saling memahami. Toleransi di sini tidak hanya pada tataran

konseptual, melainkan juga pada teknik operasionalnya.

2. Sejalan dengan itu , Kasinyo Harto dan Tastin, dalam tulisannya :

“Pengembangan Pembelajaran PAI Berwawasan Islam Wasatiyah : Upaya

Membangun Sikap Moderasi Beragama Pelajar”. Hasil penelitian library

tersebut dilakukan dengan langkah-langkah mengeksplorasi terhadap

sejumlah data dari berbagai literatur, baik data primer, maupun data

sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan

buku-buku, artikel, jurnal, opini ilmiah yang didalamnya mengungkap dan

mengkaji wasatiyah. Adapun teknik analisa data dengan menggunakan

metode deskriptif-analytic. Data yang telah dianalisis kemudian

dipaparkan dengan metode deduktif yang berangkat dari teori umum untuk

menuju pada kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah

penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menerapkan pendekatan

saintifik kontekstual merupakan suatu keharusan, karena dengan

pendekatan tersebut menyentuh tiga ranah, yaitu : 1) sikap, 2)

pengetahuan, dan 3) keterampilan. Hasilnya adalah peningkatan dan

keseimbangan anatara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik dan

memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup lebih layak.


18

3. Ulfatul Husna, dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

menulis penelitian tesis yang berjudul “Moderasi Beragama Di SMA

Negeri 1 Krembung-Sidoarjo (Suatu Pendekatan Pendidikan Agama Islam

dalam Menghadapi Tantangan Ekstremisme) penelitian telah dilakukan

pada tahun 2020. Jenis penelitian ini juga menggunakan metode penelitian

kualitatif menggunakan teknik pengumpulan data dan observasi data,

teknik dokumentasi dan melakukan wawancara. Dari data yang didapat lalu

dianalisis oleh penulis dengan berkesinambungan dengan mereduksi data,

display data dan verifikasi data. Hasil dari penelitian ini sekolah rutin

mengadakan kegiatan keagaaman dengan mengundang beberapa tokoh

agama untuk menjadi pembicara dan narasumber. Narasumber yang

dihadirkan tidak asal, melainkan sudah melalui seleksi dam telah disepakati

oleh semua guru dan juga sudah memiliki sertifikasi dari kementerian

agama. Selain itu siswa juga mendapat buku pegangan yang khusus dibuat

oleh sekolah untuk menjadi pedoman keseharian dalam bersosialisasi.

4. Skripsi yang ditulis oleh Alif Nur Khasanah dengan judul Pengaruh

Ekstrakurikuler Rohis Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Sikap

Keberagamaan Siswa Smk Negeri 1 Ponorogo Tahun Ajaran 2018/2019.

Menjadi anthitesis atas klaim bahwa rohis meruapakan sarang radikalisme.

Hasil penelitiannya, Alif menyebutkan: a. Secara signifikan ekstrakurikuler

rohis mempengaruhi sikap keberagamaan peserta didik di SMK Negeri 1

Ponorogo,. b. Secara signifikan lingkungan keluarga mempengaruhi sikap

keberagamaan peserta didik di SMK Negeri 1 Ponorogo, c. Secara


19

signifikan bahwa kegiatan ekstrakurikuler rohis dan lingkungan kelurga

mempengaruhi sikap keberagamaan peserta didik di SMK Negeri 1

Ponorogo,

Berdasarkan hasil penelitian penulis tentang penelitian yang

terdahulu maka memiliki perbedaan dan persamaan dengan penelitian ini.

Persamaannya yaitu sama-sama meneliti tentang ROHIS sedangkan

perbedaanya adalah penelitian terdahulu meneliti tentang minat dan

meninggkatkan prestasi sedangkan penelitian yang sekarang meneliti

tentang pengaruh keaktifan ekstrakurikuler rohis terhadap Moderasi

beragama di MAN 1 Kerinci.

C. KERANGKA BERPIKIR

Kerangka pikir ini bertujuan sebagai landasan sistematika dalam

berfikir dan menguraikan masalah-masalah yang dibahas dalam proposal

skripsi ini. Gambaran ini mengenai tentang pengaruh keaktifan

ekstrakurukuler Rohis terhadap moderasi beragama di MAN 1 Kerinci.

Untuk memudahkan penelitian ini, penulis membuat kerangka pikir


sebagai berikut :
Man 1 KERINCI

Ektrakurikuler Rohis

Peserta Didik

Moderasi Beragama
20

D. HIPOTESIS
Berdasarkan uraian pada landasan teoritis yang telah dipaparkan

sebelumnya, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut :

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan keaktifan peserta didik dalam

mengikuti kegiatan kerohanian Islam dengan moderasi beragama di MAN

1 Kerinci.

H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan keaktifan peserta didik dalam

mengikuti kegiatan kerohanian Islam dengan moderasi beragama di

MAN 1 Kerinci.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode

penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menjelaskan

fenomena dengan menggunakan data – data numeric, kemudian dianalisis

menggunakan statistuk.. penggunaan angka dimulai dari pengumpulan data,

penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilannhdari hasilnya.

Untuk memperoleh data, fakta, dan informasi yang akan

menggambarkan dan menjelaskan tentang keaktifan mengikuti ekstrakulikuler

Rohani Islam terhadap moderasi beragama, maka penulis menggunakan

metode pendekatan kuantitatif dan analisis statistik deskriptif dan inferensial

yaitu menggunakan teknik analisis korelasi product moment yang kemudian di

analisis dengan analisis regresi sederhana untuk menguji hipotesis.

Pendekatan korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya

hubungan antar variabel yang ditentukan. Dengan demikian, pendekatan

penelitian ini digunakan untuk mengetahui adakah pengaruh keaktifan

ekstrakurikuler Rohis terhadap moderasi beragama di MAN 1 Kerinci.

B. Desaian penelitian

1. Lokasi Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilakukan di MAN 1 KERINCI,

Kecamatan Sitinjau Laut Kabupaten Kerinci.. Penentuan lokasi tersebut

21
22

atas pertimbangan bahwa sekolah atau lokasi tersebut merupakan sekolah

asal dari calon peneliti, sehingga memudahkan untuk berkomunikasi

dengan guru dan memudahkan memperoleh data yang dibutuhkan dalam

penelitian.

2. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini rencananya akan dilakukan dari bulan

………., sampai bulan……….

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Suatu kegiatan penelitian dibutuhkan adanya batas-batas lokasi

penelitian atau objek yang akan menjadi populasinya. Apabila sudah

diketahui populasi yang akan diteliti maka sudah dapat diduga bahwa

keberadaan populasi tersebut dari segi kualitas maupun kuantitasnya

memungkinkan untuk diteliti.

Populasi merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitan

yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa,

sikap hidup dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber

data penelitian(Burhan Bungin, 2008). Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas; objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan.
23

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang

lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang

dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh

objek atau subjek itu.

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah peserta

didikyang tergabung dalam kegiatan Rohis di MAN 1 Kerinci

2. Sampel
Sampel sering didefinisikan sebagai bagian dari populasi.(Nurul

Zuriah, 2006). Dengan artian bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut.Dalam penelitian ini teknik yang digunakan

untuk menentukan sampel ialah simple random sampling yang merupakan

teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama

kepada setiap anggota yang ada dalam populasi untuk dijadikan sampel

(Syofian Siregar, 2015).

Sedangkan sampelnya adalah siswa kelas XI jurusan PAI yang

mengikuti ekstrakurikuler rohis di MAN 1 Kerinci.

D. Variabel Penelitian

Variabel merupakan karakteristik atau atribut yang bervariasi yang

melekat pada unit amatan yang berbeda untuk diukur. Adapun menurut F.N.

Kerlinger menyatakan bahwa variabel sebagai sebuah konsep seperti halnya

laki-laki dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran. Macam-

macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Variabel independen, variabel ini sebagai variabel stimulus, prediktor,


24

antecedent. Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel bebas yang


merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel X:
Ekstrakurikuler Rohis (Independen) dengan indikator sebagai berikut:

a) Tingkat kehadiran dalam pertemuan


b) Tanggungjawab terhadap tugas yang dipegangdalam organisasi
c) Pemberian saran, usulan, masukan, kritik, dan pendapat bagi
kemajuan organisasi
d) Kesediaan anggota untuk berkorban
e) Ikut andil dalam acara atau event tertentu dalamorganisasi
f) Motivasi anggota.

2. Variabel dependen, variabel ini sebagai variabel output, kriteria, dan

konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sebagai variabel terikat yang

merupakan variabel yang dipengaruhi atau sebagai akibat karena adanya

variabel bebas. Variabel Y: Moderasi beragama (Dependen).

E. Teknik Pengumpulan data

Data sangat dibutuhkan dalam penelitian, maka dalam penelitian ini

peneliti menggunakan model metode sebagai berikut :

1) Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab.

2) Dokumentasi

Teknik ini digunakan penulis untuk memperoleh data-data


25

mengenai sejarah sekolah, visi dan misi sekolah, rapor siswa, dan data

rohis dengan tujuan untuk melengkapi data pada penelitian tersebut.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk

mendukung proses pengumpulan data dan memeroleh data yang dibutuhkan,

calon peneliti meggunakan instrument berupa angket atau kuesioner.

Instrumen yang berupa angket kuesioner ini merupakan alat ukur untuk

mengetahui apakah ada pengaruh atau tidak variabel bebas (X) terhadap

variabel terikat (Y) dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel kegiatan

keaktifan rohis (variabel x) dan variabel moderasi beragama (variabel y).

Secara kuantitatif untuk menentukan keaktifan mengikuti kegiatan kerohanian

Islam dengan persentase jawaban sebagai berikut:

Memberi bobot setiap item angket

1. Option A diberi skor 4

2. Option B diberi skor 3


3. Option C diberi skor 2

4. Option D diberi skor 1

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik

analisis statistik deskriptif dan inferensial.

1. Statistik Deskriptif

Analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif, dilakukan


26

dengan mendeskripsikan semua data dari semua variabel yakni variabel

keaktifan Rohis (X) dan variabel moderasi beragama (Y) untuk menjawab

rumusan masalah pertama dan kedua dalam bentuk persentase, distribusi

frekuensi, histogram, grafik, mean, modus, median, dan standar deviasi

dengan menggunakan aplikasi Statistik SPSS 22.

2. Statistik Inferensial

Statistik inferensial merupakan teknik analisis data statistik yang

digunakan untuk mendapatkan sebuah kesimpulan secara logis atas data

yang ada dalam penelitian ini, maka perlu diuji melalui uji hipotesis.

Analisis statistik inferensial digunakan untuk mengetahui korelasi dari

pengaruh keaktifan mengikuti kegiatan Rohis terhadap moderasi

beragama di MAN 1 Kerinci, dengan menggunakan rumus korelasi

product moment. Adapun rumus regresi linear sederhana digunakan untuk

mengetahui apakah variabel X berpengaruh positif atau negatif terhadap

variabel Y.
27

Rumus korelasi Product Moment


n∑XY−(∑X)(∑Y)
rxy =
√[n∑X2−(∑X)2][n∑Y2−(∑Y)2]
Keterangan:

rxy = Koefisien

korelasi variabel X

dengan Yn =

Number of case

∑XY = Jumlah hasil perkalian Antara skor X dan skor Y

∑X = Jumlah seluruh skor X

∑Y = Jumlah seluruh skor Y(Sugiyono, 2010)

Rumus Regresi linear sederhana:

𝑌 = 𝑎 + 𝑏. 𝑋
Keterangan:
Y : Variabel terikat
X : Variabel bebas
a dan b : Konstanta(Syofian Siregar, 2015)

Mencari konstanta b

Mencari nilai Konstanta a


28

Membuat persamaan regresi

Y = a + b .Y

Untuk memermudah melakukan penelitian ini, calon peneliti

menggunakan aplikasi Statistik SPSS 22. Dalam menganalisis data tersebut

calon peneliti menggunakan teknik analisis data deduktif.


DAFTAR PUSTAKA

Burhan Bungin. (2008). Metodologi Penelitian Kuantitatif (Cet III). Fajar


Interpratama.
Departemen Agama RI. (2015). Al-Qur’an dan terjemahannya. Diponegoro, CV.
Penerbit.
Fatkhan. (2020). fatkhan.web.id/pengertian-keaktifan-belajar. Diakses Pada
Tanggal 28 Januari 2020.
Kompri. (2017). Belajar Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Media Akademi.
Martinis yamin. (2007). Kiat Membelajarkan siswa. R, Persada Press dan center
for learning Innovation.
Masyhuri dan Zinuddin. (2009). Metodologi Penelitian:Pendekatan Praktis dan
Aplikatif. Refika Aditama.
Mukhlis, A. N. dan. (2015). Konsep Wasathiyah Dalam Al-Qur‟an, (Studi
Komparatif Antara Tafsir At-Tahrir Wa At-Tanwir Dan Aisar At-Tafsir,”.
Vol. 4, no.
Nugroho Wibowo. (2016). No Title. Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui
Pembelajaran Berdasarkan Gaya Belajar Di SMK N 1 Saptosari, Vol 1.No 1,
130.
Nurul Zuriah. (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Cet I). PT
Bumi Aksarra.
Rakhmawati, A. M. R. dan R. (2018). Rohis dari Dua Perspektif. CV Jejak.
Saifuddin, L. H. (2019). Moderasi Beragama (Jakarta (ed.); Cet 1). Badan
Litbang dan Diklat Kementrian RI.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D) (Cet XI). Alfabeta,.
Suryosubroto, B. (2011). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta.
Syofian Siregar. (2015). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif di
Lengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Menual & SPSS Versi 17 (Cet
V). Bumi Aksara.
Zakiah Darajat. (2011). Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Bumi Aksara.

29
30

Anda mungkin juga menyukai