Proposal Penelitian Mifthahul Jannah
Proposal Penelitian Mifthahul Jannah
PROPOSAL PENELITIAN
Penelitian
DISUSUN OLEH:
MIFTHAHUL JANNAH
NIM : 1910201225
PENDAHULUAN
lembaganya.
sendiri akan mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan mantap
1
Rahmat Hidayat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2016) h. 163
1
2
berikut:
ٰۤ
ِ َواِ ْذ قَا َل َربُّكَ ِن ْه َمه ِٕى َك ِة ِانِ ْي َجا ِع ٌم فِى ْاْلَ ْر
ض َخ ِه ْيفَة
Artinya : “Dan ingat lah ketika ketika tuhan mu berkata kepada malaikat
sesungguhnya aku menjadikan manusia (sebagai) khalifah di
muka bumi. 2(Q.S. Al-Baqarah’: 30)
dididik dan dapat mendidik. Dialah yang memiliki potensi dapat mendidik
pengembang kebudayaan. 3
adalah untuk menumbuh kembangkan semua potensi yang ada pada diri
2
Departemen Agama Ri, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Klang Selangor: Klang Book
Center, 2007), h. 8
3
Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta 2019), h. 1
3
peserta didik secara maksimal, di satu sisi melalui proses pendidikan yang
memiliki ciri islami, berbeda dengan konsep kajian lain yang kajiannya
pemberdayaan umat.5
keadaan seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, yang tidak baik menjadi
menjadi warga negara yang sejahtera, cerdas dan maju sebab kegiatan
penting, apabila mereka telah memahami ajaran agama dengan benar serta
yang membuatnya menjadi insan kamil dengan pola takwa, insan kamil
artinya manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup dan berkembang
secara wajar dan normal karena takwanya kepada Allah SWT. Hal ini
jika dihadapkan kepada keadaan luar atau lingkungan yang kurang serasi
penuh dengan bertentangan atau labil, maka akan mudahlah mereka jatuh
kebimbangan. Hal seperti ini yang menyebabkan para remaja jatuh pada
asing dan arus informasi yang sulit dibendung telah memberikan andil
7
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam II, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 41
8
Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Pt Bulan Bintang, 2005), h. 85
5
bertepatan pada malam hari raya Idul Fitri 1442 Hijriyah kenakalan yang
Penawar juga terganggu oleh kenakalan yang dilakukan para remaja salah
atas tidak hanya dapat diatasi oleh orang tua, tetapi antara orang tua,
pendidikan agama Islam adalah untuk menanamkan akhlak yang luhur dan
9
Enung Rukiati, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Bandung: Pustaka Setia, 2006),
h. 131
6
Pengajian kaum ibu-ibu ini diikuti oleh ibu-ibu yang berusia 25-
Penawar dan diikuti oleh pemuda dan pemudi desa Penawar yang
agama.
memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menanamkan akhlak yang luhur
mengadakan pengajian remaja mesjid yang diikuti oleh para remaja desa
ia lakukan dengan begitu kenakalan pada remaja akan berkurang atau tidak
ada lagi kasus kenakalan remaja. Didikan agama pada remaja, akan tetapi
yang ada pada masyarakat tersebut, yaitu pada kalangan remaja, sehingga
B. Batasan Masalah
remaja yang berusia 13-21 tahun khusus yang ada di desa Penawar. Dan
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
desa Penawar.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Islam.
2. Manfaat Teoritis
bagi para peneliti lain dalam melakukan penelitian lain yang sejenis
F. Defenisi Operasional
keeluarga.10
10
Enung K Rukiati, Op.Cit, h. 98
10
11
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Amzah, 2011), h. 25
12
Muhammad Ak-Mighwar, Psikologi Remaja, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h 61
13
Elfi Muawanah, Bimbingan Konseling Islam (Yogjakarta: Teras 2012), h. 29
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pendidikan
sesama manusia.
1
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 13
14
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam II, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 12
11
12
memiliki ciri islami, berbeda dengan konsep kajian lain yang kajiannya
dan hadis. Artinya, kajian pada pendidikan agama Islam bukan sekedar
15
Zahara Idris, Dasar-Dasar Kependidikan, (Padang: Angkasa Raya, 1981), h. 9
13
pemberdayaan umat.16
keadaan seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, yang tidak baik
berusaha untuk menjadi warga negara yang sejahtera, cerdas dan maju
16
Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam Fakta Teoritis-Filosofis dan Aplikatif-Normatif,
(Jakarta: Amzah, 2013) h. 25
14
maupun perbuatan.
17
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2011), h. 25
18
Ibid, h. 26
15
19
Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta 2019), h. 12-14
16
belum tertib atau secara rutin untuk melaksanakan amal ibadah, sesuai
maupun praktik.
umumnya amal dan ibadah mereka itu statis. Karena itu ilmu
itu pula, apabila pendidikan agama Islam itu diberikan secara tertib
beragama mereka.
penciptaan dan tujuan hidup manusia itu sendiri. Secara sederhana dapat
17
menjadi insan kamil dengan pola takwa, insan kamil artinya manusia utuh
rohani dan jasmani, dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal
karena takwanya kepada Allah SWT. Hal ini mengandung arti bahwa
tujuan tertinggi, tujuan umum dan tujuan khusus. Berikut dijelaskan ketiga
1. Tujuan Tertinggi
Tujuan tertinggi ini ialah tujuan yang tidak dibatasi oleh tujuan
20
Ahmad Jamin, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 72
21
Nur uhbiyati, Op.Cit, h. 41
18
hidup manusia itu sendiri menjadi hamba Allah SWT. 22 Tujuan ini
surah Al-Dzariyat: 56
2. Tujuan Umum
didik.
3. Tujuan Khusus
22
Ahmad Jamin, Op.Cit, h. 73
23
Departemen Agama Ri, Op.Cit, h. 771
24
Ahmad Jamin, Op.Cit, h. 73
19
terhadap agama
dan kezaliman
4. Tujuan Sementara
25
Ibid, h.79
20
ada lembaganya.
Islam.
26
Rahmat Hidayat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta,2016), h. 163
21
yang memberi bentuk pada yang lain, badan atau organisasi yang
sesuatu usaha.
pranata.28
kongkrit dan kedua pengertian secara non fisik, non materil dan
karena lembaga ditinjau dari segi fisik menampakkan suatu badan dan
dan ditinjau dari aspek non fisik lembaga merupakan suatu sistem
sendiri.29
sehingga antara lembaga yang satu dengan yang lainnya tidak terjadi
29
Ibid, h. 164
23
30
Enung K Rukiati, Op.Cit, h. 100
24
ditetapkan.31
milik organisasi Islam dalam setiap jenis dan jenjang yang ada.
31
Ramayulis, Op.Cit, h. 281
25
E. Remaja
1. Pengertian Remaja
dari bahasa latin adolescere yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk
emisional, mental dan fisik. Pandanagan ini didukung oleh Piaget yang
mana anak tidak merasa dirinya berada di bawah tingkat orang yang
32
Ibid, h 285
33
Muhammad Ali, Psikologi Remaja, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 9
26
34
penghargaan kepada anak-anak mudanya. Karena manusia itu
berbeda.
bentuk perkembangan dan pola perilaku yang tampak khas bagi usia-
lahir
34
Zakiah Deradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 2005), h. 140
27
F. Kenakalan Remaja
kenakalan remaja.
35
Muhammad Ak-Mighwar, Psikologi Remaja, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 61
36
Elfi Muawanah, Bimbingan Konseling Islam, (Yogjakarta: Teras, 2012), h 28
28
sendiri.37
37
Ibid, h. 60
29
hukum:38
kriminal
jawab
38
Ibid, h. 39
30
lain
3) Penggelapan barang
orang lain
1. Faktor Internal
a. Kondisi Emosi
39
Ibid, h. 42-44
31
segera ditutupi dengan sikap atau usaha lain agar tidak terlihat
kekurangannya.
posisi atau tubuh yang tidak baik sangat menekan batin remaja
2. Faktor Eksternal
a. Keluarga
b. Sekolah
40
Ibid, h. 44-46
33
c. Masyarakat
diikuti.
perkembangan jiwanya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
1. Jenis Data
a. Data Primer
41
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif,
(Bandung: Alfabeta, 2009), h 15
35
36
b. Data Sekunder
2. Sumber Data
C. Informan Penelitian
Oleh karena itu ada yang dikenal sebagai informan kunci, yaitu yang
informan kunci di sini ialah tokoh ulama, guru pengajian, remaja di desa
masyarakat,
42
Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rinika Cipta,
2006), h. 88
43
Ibid, h. 88
37
1. Observasi
desa Penawar..
2. Wawancara
44
joko subagyo, Op. Cit, h. 63
38
suatu penelitian dengan cara tanya jawab, tatap muka langsung antara
3. Dokumentasi
fokus penelitian.
45
Suharsimi Arikonto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 1993), h. 202
39
penelitian kualitatif uji kredibilitas ini memiliki dua fungsi yaitu fungsi
diteliti.
46
Sugiyono, Op.Cit, h 366
40
pembanding data.
47
Ibid, h. 368
41
peneliti yang dilakukan dan dituang dalam bentuk laporan yang berbentuk
yang peneliti peroleh melalui teknik terakhir ini, maka data-data yang
kualitatif dengan berdasarkan pola pikir komparatif Yaitu suatu pola pikir
48
Ibid, h 377
42
1. Reduksi Data
itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti
yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak
perlu.
2. Model Data
49
Durri Andriani, Metode Penelitian, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2011), h.59
43
grounded.50
terintegrasi.
peneliti.
50
Ibid , h.60
44
(dapat dipercaya).
51
Ibid , h.69
DAFTAR PUSTAKA
Rahmat Hidayat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2016) h. 163
Departemen Agama Ri, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Klang Selangor: Klang Book
Center, 2007), h. 8
Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta 2019), h. 1Zakiah daradjat, dkk.
Enung Rukiati, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Bandung: Pustaka Setia, 2006),
h. 131
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam II, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 12
45
46
Ibid, h.79
2006), h. 98
Zakiah Deradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 2005), h. 140
Ibid, h. 60
Ibid, h. 39,42-46
Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rinika Cipta,
2006), h. 88
Ibid, h. 88
Ibid , h.60
Ibid , h.69