Anda di halaman 1dari 25

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Implementasi

1. Pengertian implementasi

Implementasi menurut berapa para ahli yakni menurut Usman,

mengemukakan pendapatnya tentang implementasi, implementasi adalah

bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu

sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang

terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.

Implementasi juga bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang

terencana dan dilakukan secara sungguh–sungguh berdasarkan acuan

norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu,

implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh objek

berikutnya. Pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai

berikut.1

Implementasi juga suatu proses untuk melaksanakan kebijakan

menjadi tindakan kebijakan dari politik ke dalam administrasi.

Pengembangan kebijakan dalam rangka penyempurnaan suatu program.2

Dari beberapa pengertian di atas dapat peneliti simpulkan

bahwasannya implementasi adalah suatu aktivitas kegiatan yang telah

dirancang sungguh-sungguh dengan menggunakan ide-ide yang telah


1
Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Pembelajaran di Lingkungan
sekolah, Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan. Vol. 5 No 02, Desember 2019, 176.

2
Ibid. 177.
terencana agar tercapainnya suatu kegiatan yang menguntungkan bagi

setiap individu khususnya bagi individu yang tergabung di dalam

perencanaan implementasi tersebut.

2. Unsur-unsur Implementasi

Berdasarkan penelitian terdahulu, Mohammad wahyuddin, dalam

Tachjan menjelaskan tentang unsur-unsur dari implementasi kebijakan

yang mutlak yang harus ada yaitu:

a. Unsur Pelaksanaan

Unsur pelaksanaan adalah implementor kebijakan, sebagaimana

yang dijelaskan Dimock dan Dimock, pelaksanaan kebijakan yang

terdiri dari penentuan tujuan dan sasaran organisasional, analisis

serta perumusan kebijakan dan strategi organisasi, pengambilan

keputusan, perencanaan, penyusunan program, pengorganisasian,

penggerakan manusia, pelaksanaan operasional, pengawasan serta

penilaian.

b. Adanya Program Yang Dilaksanakan

Suatu kebijakan publik tidak mempunyai arti penting adanya

tindakan yang nyata dilakukan dengan berbagai program atau

kegiatan. Program atau kegiatan merupakan rencana yang

komprehensif yang sudah mengambarkan sumber daya yang

digunakan dan terpadu dalam satu kesatuan.


c. Target Group Atau Kelompok Sasaran

Target group atau kelompok sasaran adalah sekelompok orang atau

organisasi dalam masyarakat yang akan menerima barang atau jasa

yang akan dipengaruhi perilakunya oleh kebijakan

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi

Menurut Van Meter dan Van Horn, terdapat enam faktor yang

mempengaruhi implementasi kebijakan yaitu:

a. Ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan

b. Sumber-sumber

c. Komunikasi antar organisasi dan kegiatan-kegiatan

pelaksanaan

d. Karateristik-karateristik badan-badan pelaksanaan

e. Kondisi ekonomi, politik, dan sosial

f. Kecendrungan para pelaksana

Menurut George C. Edward III dalam Sujianto mengidentifikasikan

faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi

kebijakan yaitu3:

a. Komunikasi

Komunikasi merupakan alat kebijakan untuk menyampaikan

perintah-perintah dan arahan-arahan dari sumber pembuat

kebijakan kepada mereka yang diberi wewenang dan tanggung

jawab untuk melaksanakan kebijakan tersebut.

3
Muliadi Mokodompit, Implementasi Kebijakan Pendidikan Karakter, (PT. Literasi
Nusantara Abadi Grup: Kota Malang, 2023) hlm. 12-13
b. Sumber Daya

Sumber daya merupakan salah satu faktor penting dalam

implementasi kebijakan/program, karena bagaimanapun

baiknya kebijakan itu dirumuskan tanpa adanya dukungan

sumber daya yang memadai, maka kebijakan akan mengalami

kesulitan dalam mengimplementasikannya. Tanpa sumber daya

yang memadai pula suatu implementasi kebijakan yang akan

mengalami kegagalan. Adapun sumber daya yang dimaksud

adalah jumlah orang atau staff sebagai pelaksana yang

mempunyai keahlian yang memadai, informasi, dan fasilitas-

fasilitas yang mendukung lainnya.

c. Disposisi

Disposisi atau sikap para pelaksana diartikan sebagai kemauan

atau iat para pelaksana untuk melaksanakan suatu kebijakan

dan juga sebagai motivasi phisikologi para pelaksanaan dalam

melaksanakan kegiatan. Adapun yang menjadi unsur dalam

motivasi tersebut adalah adanya pemahaman dan pengetahuan,

adanya pemahaman dan pengetahuan, adanya arah respon dari

pelaksana terhadap implementasi kebijakan, dan intensitas dari

respon itu sendiri.

d. Struktur Birokrasi

Struktur Birokrasi adalah struktur kelembagaan pelaksanaan

program. Ada dua unsur dalam hal ini, yaitu prosedur rutin
atau standar prosedur operasi dan fragmentasi

(pemecahan/pembagian untuk beberapa bagian kekuasaan)4

B. Bimbingan

1. Pengertian Bimbingan

Bimbingan merupakan terjemah dari guidance sesuai dengan

istilahnya bimbingan dapat di artikan dengan bantuan namun untuk

sampai pada arti yang sebenarnya bahwah tidak semua bantuan

bimbingan itu berbentuk pada bantuan terhadap fakir miskin, bantuan

yang diberikan pada anak yang menyeberang jalan bantuan yang

semacam itu tidak termasuk prosedur pelaksanaan tertentu sesuai

dengan asas prinsip dan tujuannya.

Untuk memperoleh pengertian yang jelas mengenai pengertian

bimbingan berikut ini dikutip beberapa definisi dari berbagai ahli.

Menurut Year Book of Education, bimbingan adalah suatu proses

membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan

mengembangkan potensinya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan

kemanfaatan sosial.

Ahli lain menurut Strang dalam Van Hoose dan Pietrofesa,

bimbingan adalah suatu proses, bukan hasil akhir. Belajar bagaimana

memecahkan masalah problem lebih penting dari pada pemecahan

problem tertentu. Bimbingan adalah proses belajar.5

4
Ibid, 14-15
5
Aldjon Nixon dapa dan Meisie Lenny Mangantes, Bimbingan Konseling Anak
Berkebutuhan Khusus, (gtup Penerbit CV Budi Utama: Yogyakart, 2021). Hlm. 10
Pengetian lain dikemukakan oleh Aubrey bimbingan adalah sistem

yang komprehensif tentang fungsi layanan dan program di sekolah

direncanakan untuk mempengaruhi perkembangan pribadi dan

kompetensi psikologi siswa sebagai konsep pendidikan, bimbingan

adalah totalitas pengalaman siswa yang direncanakan untuk mencapai

perkembangan dan hasil pendidikan tujuan pendidikan sebagai layanan

pendidikan bimbingan seperti halnya mengajar yang berisi sejumlah

cara yang berorientasi kepada siswa untuk menjadi tercapinya

perkembangan dan tujuan pendidikan.6

Dengan membandingkan beberapa definisi tentang bimbingan

disini peneliti dapat menarik pokok-pokok pengertian bimbingan ialah

merupakan proses pemberian bantuan kepada individu kata bantuan

memberikan tekanan bahwa bimbingan bukan merupakan pasangan

tidak memaksa individu untuk mengikuti jalan pikiran atau tujuan yang

ditetapkan pembimbing tetapi menolong individu untuk mengarah ke

arah tujuan dan pilihan individu sendiri sedangkan pembimbing hanya

membantu bahwa pembimbing merupakan kegiatan yang bersifat kerja

sama antara pembimbing dan individu yang dibimbing.

2. Tujuan Bimbingan

Tujuan bimbingan ialah agar individu dapat berkembang secara optimal

dengan lingkungannya sebagai anggota masyarakat individu dan yang

tidak membebani anggota masyarakat yang lain, untuk itu individu yang

produktif merupakan dambaan masyarakat jika individu berhasil dan


6
menyesuaikan dirinya maka individu tersebut akan memperoleh

kebahagiaan baik diri sendiri maupun lingkungannya. Bimbingan itu

diberikan dengan menggunakan bahan-bahan informasi tentang siswa

dan informasi tentang siswa dan informasi tentang lingkungannya dalam

hal ini pemberian bimbingan harus didasarkan pada informasi yang

akurat sehingga hasil bimbingan akan lebih optimal, juga agar dapat

memperoleh informasi yang akurat bimbingan hendaknya diberikan

melalui pendekatan pribadi dengan individu.7

3. Unsur-Unsur Bimbingan

Dikemukakan oleh Prayitno tentang unsur-unsur dalam bimbingan, yaitu

sebagai berikut:

a. Bimbingan merupakan sebuah proses, ini mengandung makna

bahwa bimbingan tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi ia tersusun

secara sistematis dan berkesinambung, terarah pada sebuah tujuan.

b. Bimbingan merupakan sebuah proses pemberian bantuan “helping”

makna bantuan disini adalah membantu individu/konseli dalam

mengembangkan kepribadian dan potensi yang dimilikinya.

c. Bantuan diberikan kepada individu, baik perseorangan maupun

kelompok. Setiap manusia yang lahir kedunia pada hakikatnya telah

mempunyai potensi masing-masing. Baik individu tersebut lahir

secara sempurna maupun lahir dalam keadaan cacat. Potensi tersebut

7
Ibid. 11-12
akan berkembang dengan maksimal bila diarahkan dengan

bimbingan yang benar.

d. Bimbingan dilaksanakan dengan menggunakan berbagai bahan,

interaksi, nasehat, ataupun gagasan, serta alat-alat tertentu baik

berasal dari klien itu sendiri, konselor ataupun lingkungnnya.

Adapun bahan-bahan yang berasal dari klien itu sendiri bisa berupa

informasi tentang pendidikan, informasi tentang jabatan, informasi

tentang sosial budaya, latar belakang kehidupan keluarga dll.

e. Bimbingan dilaksanakan sesuai dengan norma-norma yang telah

ditetapkan yang bersumber dari Agama, adat, hukum, ilmu, dan

kebiasaan yang berlaku di masyarakat setempat.8

Samsul Munir amir, menambahkan tentang unsur-unsur bimbingan,

yaitu kegiatan bimbingan memiliki dua sasaran yaitu jangka pendek dan

jangka panjang. Sasaran jangka pendek yang dimaksud ialah selama dan

setelah memperoleh bimbingan individu dapat mencapai perkembangan

secara optimal, yaitu dapat memahami dan menolong dirinya sendiri,

dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sesuai dengan tahap

perkembangannya. Sedangkan sasaran jangka panjang ialah agar

individu yang telah mendapatkan layanan bimbingan dapat memperoleh

kebahagiaan hidup, terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan

mental yang optimal.9

4. Bidang- bidang Pelayanan Bimbingan


8
Agus Sukirno, Pengantar Bimbingan dan Konseling Islam, (A-Empat: Serang Banten,
2013). Hlm. 46
9
Ibid, 47
a. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang

membantu peserta didik/sasaran layanan dalam memahami, menilai

dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat, minat, serta

kondisi kehidupan yang berkarakter cerdas dan beragama sesuai

dengan karakter pribadi dan kebutuhan dirinya.

b. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang

membantu peserta didik/sasaran layanan dalam memahami dan

menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang

sehat, efektif, berkarakter, cerdas dengan lingkungan sosial yang

lebih luas.

c. Pengebangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang

membentuk peserta didik/individu mengembangkan kemampuan

belajar sesuai dengan program studi dan arah perintahnya, disiplin,

ulet dan optimal dalam rangka mengikuti jenjang pendidikannya.

d. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu

siswa/individu dalam menerima, memahami, menilai informasi dan

pengalaman, serta memilih dan mengambil keputasan arah karir

secara jelas, pbjektif dan bijak.10

5. Jenis-jenis Pelayanan Bimbingan

a. Layanan Orientasi

Yaitu layanan yang membantu peserta didik/individu memahami

lingkungan baru, seperti lingkungan satuan pendidikan bagi

10
Ahmad Juwandi, Bimbingan Konseling Pribadi Sosial, (Unisri Press: Banjarsari, 2023).
Hlm. 24
mahasiswa baru, dan obje-objek yang perlu dipelajari, untuk

menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran di

lingkungan baruyang efektif dan berkarakter.

b. Layanan Informasi

Yaitu layanan yang membantu individu menerima dan memahami

berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir atau jabatan dan

pendidikan lanjutan secara terarah.

c. Layanan penempatan dan penyaluran

Yaitu layanan yang membantu individu memperoleh penempatan

dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar,

peminatan atau lintas dan kegiatan exstrakurikuler secara terarah

d. Layanan Bimbingan Kelompok

Yaitu layanan yang membantu individu dalam mengembangkan

pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, dan

pengambilan keputusan serta melakukan kegiatan tentu sesuai

dengan tuntutan karakter yang terpuji melalui dinamika kelompok.

e. Layanan konsultasi

Yaitu membantu peserta didik atau pihak lain dalam memperoleh

wawasan, pemahaman dan cara-cara atau perlakuan yang perlu

dilaksanakan kepada pihak ketiga sesuai dengan tuntunan karakter

cerdas yang terpuji.11

C. Bimbingan Keagamaan

1. Pengertian Bimbingan Keagamaan


11
Ibid, 25
Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan

kepada

individu atau sekumpulan individu- individu dalam menghindari

atau mengatasi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya agar individu

atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai

kesejahteraan hidupnya.12

Menurut Dra. Hallen. A, M. Pd, dalam buku Bimbingan

Konseling Islam berfikiran bahwa Bimbingan merupakan proses

pemberian bantuan yang terus menerus diberikan dari seorang

pembimbing, yang telah dipersiapkan untuk individu yang

membutuhkannya dalam rangka mengembangkan seluruh potensi

yang dimilikinya secara optimal dengan menggunakan berbagai

macam media dan teknik bimbingan dalam suasana yang normatif

agar tercapai kemandirian sehingga individu dapat bermanfaat bagi

dirinya sendiri maupun lingkungannya.13

Agama adalah percaya adanya kodrat Tuhan yang maha

mengetahui, menguasai, menciptakan dan mengawasi alam

semesta dan yang telah menganugerahkan kepada manusia suatu

watak rohani, agar manusia dapat hidup dengan semestinya.14

Adapun menurut peneliti bimbingan keagamaan adalah

suatu bentuk pemberian bantuan berupa pemenuhan kebutuhan

12
Dr. Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Ofset,
1993), hlm.3
13
Ibid, hlm. 6
14
Nasrudi Razak, Dinul Islam, (Bandung: 1989), hlm. 60
fisik, mental, spritual maupun berkembang secara luas, tepat dan

memadai bagi perkembangan pribadi anak sesuai dengan prilaku

dan tuntunan agama Islam, bimbingan keagamaan ini diberikan

khususnya kepada anak Panti Sosial Asuhan Al-Ikhlas Kacang

Pedang

Sedangkan pengertian Agama sebagai suatu istilah yang

kita pakai sehari-hari sebenarnya bisa dilihat dari 2 aspek, yaitu:

a. Aspek Subjektif (pribadi manusia)

Agama mengandung arti tentang tingkah laku manusia, yang

dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, berupa getaran bantin, yang

mengatur dan mengarahkan tingkah laku itu sendiri dan pola

hubungan dengan masyarakat serta alam sekitarnya.

b. Aspek Objektif (doktrinair)

Agama mengandung pengertian nilai-nilai ajaran tuhan yang

bersifat menuntun manusia ke arah tujuannya dan sesuai dengan

kehendak ajaran agama itu sendiri. Agama dalam pengertian ini

belum masuk ke dalam batin manusia, atau belum membiasakan

dalam tingkah laku, karena masih berupa doktrin (ajaran) yang

objektif, dari apsek objektif dapat diartikan sebagai “peraturan

yang bersifat ilahi (Tuhan) yang menuntun orang-orangberakal

budi ke arah ikhtiar untuk mencapai kesejahteraan hidup di dunia

dan mencapai kebahagiaan hidup akhirat.15

15
Arifin, Pedoman Pelaksanaan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT Golden Terayun
Press, 1992), hlm. 2
Dari beberapa pendapat di atas, dapat peneliti simpulkan

bawasannya agama adalah suatu kepercayaan seorang individu

terhadap Tuhan-Nya Sang Maha Pencipta, dengan dasar

kepercayaan tertentu agar dapat mencapai kesejahteraan hidup di

dunia dan kehidupan akhirat.

Maka setelah diketahui pengertian baik terkait bimbingan

maupun agama, selanjutnya dapat penulis simpulkan tentang

definisi bimbingan agama yaitu bantuan atau pertolongan kepada

orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah dalam

lingkungan hidupnya, agar mendapatkan reaksi Agama yang timbul

dengan kesadaran yang diharapkan untuk dapat mencapai

kebahagiaan hidup dunia maupun akhirat.

Bimbingan Keagamaan diarahkan pada pembentukan nilai-

nilai imani. Sedangkan keteladanan, kebiasaan, dan disiplin di titik

beratkan pada pembentukan nilai-nilai amali. Keduannya memiliki

hubungan timbal balik. Dengan demikian, kesadaran Agama dan

pengalaman Agama bisa dibentuk lewat proses bimbingan

keagamaan.

Menurut Drs. H.M Arifin, M.Ed. Bimbingan Agama adalah

segala kegiatan yang dilakukan oleh seorang dalam rangka

menyalurkan bantuan kepada individu lain yang mengalami

kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya agar

individu tersebut mampu mengatasinya sendiri karna sudah timbul


kesadaran dan penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan Yang

Maha Esa, timbul dalam pribadinya suatu cahaya harapan

kebahagiaan hidup masa sekarang dan masa yang akan datang16

Adapun Bimbingan Keagamaan yang dimaksud disini

adalah Implementasi Bimbingan Keagamaan Di Panti Sosial

Asuhan al-Ikhlas Kacang Pedang.

2. Prinsip- Prinsip bimbingan Keagamaan

a. Setiap manusia adalah makhluk yang dinamis dengan kelainan-

kelainan kepriadian yang bersikap individual dan masing-

masing memiliki kemungkinan-kemungkinan berkembang dan

menyesuaikan diri dengan situasi yang ada.

b. Suatu kepribadian yang bersifat individual terbentuk dari dua

faktor pengaruh yakni pengaruh dari dalam yang berupa bakat

dan ciri-ciri keturunan baik secara jasmani dan rohani dan juga

yang kedua faktor pengaruh yang diperoleh dari lingkungan

sekarang dan lingkungan yang akan datang

c. Setiap manusia adalah organisasi yang berkembang dan

tumbuh dalam keadaan yang senantiasa berubah

perkembangannya dan dapat dibimbing ke arah yang

menguntungkan bagi kehidupannya sendiri dan masyarakat

sekitar.

16
Arifin, Pokok-Pokok Pikiran Tentang bimbingan dan Penyuluhan Agama (Jakarta:
Bulan Bintang, 1979), hlm. 25
d. Setiap manusia memperoleh keuntungan dengan pemberian

bantuan dalam melakukan pilihan-pilihan dalam hal yang

memajukan kemampuan menyesuaikan dirinya dalam

krhidupan yang sukses.

e. Setiap manusia memiliki hak yang sama serta kesempatan yang

sama dalam mengembangkan potensinya masing-masing tanpa

memandang perbedaan suku, bangsa, agama, idiologi dll.

3. Asas-Asas Bimbingan Keagamaan

a. Asas fitrah, artinya menusia sejak lahir telah dilengkapi dengan

segenap potensi, sehingga dapat diupayakan pengembalian

potensi tersebut. Selain itu fitrah juga membawa naluri agama

Islam yang meng-Esakan Allah, sehingga bimbingan agama

harus senantiasa mengajak kembali manusia memahami dan

menghayatinya.17

b. Asas kebahagiaan dunia dan akhirat, bimbingan agama

membentuk individu memahami tujuanan hidup individu itu

sendiri yaitu mengabdi kepada Allah SWT. dalam rangka

mencapai tujuan akhir sebagai manusia yaitu mencapai

kebahagiaan dunia maupun kebahagiaan akhirat.

c. Asas mau’idah hasanah, bimbingan keagamaan dilaksanakan

dengan sebaik-baiknya dengan menggunakan segala sumber

pendukung secara efektif dan efisien, karena hanya dengan

17
Ibid, 26-27
menyampaikan hikmah yang baik sajalah, maka hikmah itu

akan tertanam pada setiap individu yang dibimbing.

4. Fungsi Bimbingan Keagamaan

a. Dapat membeikan petunjuk dan arah yang benar agar dorongan

ataupun motivasi bagi setiap yang dibimbing timbul semangat

dalam menjalani kehidupan ini.

b. Untuk pembinaan moral, mental dan ketaqwaan kepada Tuhan

Yang Maha Esa.

c. Untuk membantu meringankan beban moral atau kerohanian

yang mungkin menganggu jiwanya akibat dari kondisi dan

situasi sekitar, baik dengan kehidupan masa sekarang maupun

masa yang akan datang.

d. Menjadi penunjang bagi pelaksanaan program bimbingan

agama, sebagai wadah pelaksanaan program yang bisa

kemungkinan menyimpang agar dapat dihindari

5. Metode Bimbingan Keagamaan

Dalam bimbingan keagamaan diperlukan pendekatan atau

metode yang sesuai dengan kondisi objek bimbingan tersebut. Hal

ini menjadi sangat penting karena bimbingan akan menjadi sia-sia

jika dilakukan tidak sesuai dengan kondisi yang terjadi pada

individu yang dibimbing.

Ada beberapa metode yang digunakan dalam bimbingan

keagamaan yang sasarannya adalah individu-individu yang berada


dalam kesulitan spritual dikarenakan faktor-faktor kejiwaan yang

ada dalam diri setiap individu seperti, tekanan batin, gangguan

perasaan tidak mampu berkonsentrasi maupun faktor lain yang

berasal dari luar dirinya, seperti lingkungan kehidupannya yang

menggoncang perasaan (diringgalkan orang yang dicintainya yaitu

orang tua, sanak saudara dll. Untuk itu ada 3 metode yang dapat

digunakan dalam bimbingan agama yaitu:

a. Metode Group Guidance

Group Guidance merupakan suatu cara menyalurkan

bantuan atau bimbingan kepada setiap individu melalui kegiatan

kelompok. Dengan menggunakan kelompok pembimbing akan

dapat mengembangkan sikap sosial dan sikap memahami peran

anak bimbingan dalam lingkungannya. Pembimbing mengambil

banyak inisiatif dan memegang peranan instruksional, misalnya

bertindak sebagai instruktur bagi berbagai macam pengetahuan

dan informasi. 18

Secara umum penyelenggara group guidance bertujuan

untuk membantu mengatasi masalah yang dirasakan oleh

individu dalam kelompok. Sehingga melalui group guidance,

individu akan memperoleh banyak informasi yang akan

dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

18
A. Zainuddin dan Muhammad Jamhari, Al-Islam 2: Muamalah dan Akhlak, (Bandung:
Pustaka Setia, 1993), hlm. 73.
Tujuan dari group guidance adalah sebagai sarana untuk

memberikan bimbingan kepada masing-masing individu yang

telah menjadi anggota kelompok.19

b. Metode yang dipusatkan pada keadaan klien

Metode ini sering juga disebut nondirective (tidak

mengarahkan), metode ini mempunyai dasar pandangan bahwa

individu sebagai makhluk yang bulat yang memiliki kemampuan

berkembang sendiri dan sebagai pencari kemantapan diri

sendiri. Jika pembimbing menggunakan metode ini, ia harus

bersikap sabar mendengarkan dengan penuh perhatian segala

ungkapan batin klien yang diutarakan pembimbing, pembimbing

seolah-olah pasif, tetapi sesungguhnya bersikap aktif

menganalisis segala apa yang dirasakan oleh klien sebagai

beban batinnya.

c. Metode Pencerahan

Metode ini dikemukakan oleh Dr. Seward Hiltner yang

mengambarkan bahwa bimbingan keagamaan perlu

membelokkan sudut pandang yang dirasakan oleh klien sebagai

permasalahan hidupnya kepada sumber kekuatan konflik batin,

kemudian memecahkan konflik tersebut serta memberikan

insignt ke arah pengertian mengapa si klien merasakan konflik

itu, dengan demikian klien akan mengerti dan memahami sudut

pandang baru serta posisi baru dimana klien tersebut berada.


19
Ibid, 110
6. Materi Bimbingan Keagamaan

Materi bimbingan keagamaan tergantung pada tujuan yang

hendak digapai. Adapun pengertian bimbingan keagamaan adalah

seluruh ajaran Islam secarah menyeluruh tidak setengah-setengah

atau dipotong-potong, yaitu yang telah tertuang dalam Al-Quran

dan dijabarkan oleh Nabi dalam Al-Hadist. Sebagaimana firman

Allah SWT yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam

keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah sayitan.

Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu, (Q.S Al-

Baqarah:208)”20

Dari arti ayat di atas pengembangnnya mencakup seluruh kultur

Islam yang murni bersumber dari kedua pokok ajaran Islam

tersebut. Adapun materi bimbingan keagamaan antara lain yaitu:

a. Materi Aqidah (Tauhid dan Keimanan)

Aqidah (keimanan) adalah sebagai sistem kepercayaan

yang berpokok pangkal atas kepercayaan dan keyakinan yang

sungguh-sungguh akan ke Esaan Allah SWT.21

20
Departemen Agama RI, Al-Qur’anku Dengan Tajwid Block Warna, (Jakarta: Lautan
Lestari, 2005), hlm. 32
21
Aminuddin sanwar, Pengantar Studi Ilmu Dakwah, (Semarang: Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo, 1985), hlm75
Aqidah merupakan alat ukur bagi perbuatan, ucapan,

dengan segala bentuk interaksi sesama manusia. Berdasarkan

keterangan Al-Qur’an dan As-Sunnah, iman kepada Allah SWT

menutut seseorang mempunyai akhlak yang terpuji.

Sebaliknya, akhlak tercela membuktikan ketidakadaan iman

tersebut 22

Iman yaitu membenarkan apa-apa yang telah diberitakan

oleh Rasulullah SAW dengan sepenuhnya tanpa perlu bukti

yang nampak, serta percaya dan yakin terhadapnya.23

Sebagaimana firman Allah SWT bahwasannya ada 6 iman

yang wajib di Imani yaitu:

1). Iman kepada Allah SWT.

2). Iman kepada malaikat.

3). Iman kepada kitab-kitab Allah yaitu Taurat, Injil, Zabur,

dan Al-Quran dan yang paling utama adalah Al-Quran.

4). Iman kepada rasul-rasul Allah.

5). Iman kepada hari akhir, yaitu hari kiamat sebagai hari

perhitungan terhadap amal-amal manusia.

6). Iman kepada Qodho dan Qadhar (takdir Allah), takdir yang

baik dan takdir yang buruk dengan keharusan melakukan

usaha dan ridha terhadap hasil yang diperolehnya.24

22
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hlm. 43
23
Maulana Muhammad Yusuf Al Khandalawi, Muntakhab Al-Hadist, (Bandung: Pustaka
Ramadhan, 2007), hlm. 3
24
Syaikh Muhammad Bin Jamil Zainu, Bimbingan Islam, (Jakarta: Darul haq, 2013), hlm.
7
b. Akhlakul Karimah

Kata akhlak berasal dari bahasa arab khuluq yang

jawabannya akhlaq.

Adapun menurut bahasa akhlak adalah perangai, tabi’at, dan

agama. Akhlak merupakan cerminan dari keadaan jiwa dan

perilaku manusia, karena memang tidak ada seorang pun

menusia yang dapat terlepas dari akhlak. Rasullulah SAW

bersabda yang artinya yaitu:

“Sesungguhnya aku telah diutus untuk menyempurnakan

akhlak yang mulia”, (HR. Imam Malik)

Manusia akan dinilai berakhlak apabila jiwa dan

tindakannya menunjukkan hal-hal yang baik. Demikian

sebaliknya, manusia akan dinilai berakhlak buruk apabila jiwa

dan tindakannya mencerminkan sifat yang dipandang tercela.

Adapun Islam dipandang sebagai hamba yang memiliki dua

pola hubungan yaitu hablum min Allah dan hablun min an-

nas.25

Pertama, hablun min Allah, yaitu hubungan vertikal antara

manusia sebagai makhluk hidup dengan sang khalik, Allah

SWT. Hubungan dengan Allah merupakan kewajiban bagi

manusia manusi sebagai hamba yang harus mengabdi kepada

Tuhannya.

25
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak, (Jakarta: Bumi Aksar, 20160, hlm. 59
Kedua, hablun min an-nas yaitu hubungan horizontal antara

manusia. Hubungan ini merupakan kodrat manusia sebagai

makhluk sosial lainnya, makhluk bermasyarakat yang suka

bergaul. Disamping itu juga manusia diperintahkan untuk

saling mengenal, saling berkasih sayang dan saling tolong

menolong.

Agama ditempatkan diatas empat landasan akhlak utama,

yaitu kesabaran, memelihara diri, keberanian, dan keadilan.

Secara sempit, pengertian akhlak dapat diartikan dengan:

1). Kumpulan kaidah untuk menempuh jalan yang baik.

2). Jalan yang sesuai untuk menuju akhlak.

3). Pandangan akal tentang kebaikan dan keburukan

Akhlak lebih luas artinya dari pada moral taupun etika yang

sering dipakai dalam bahasa Indonesia sebab akhlak meliputi

segi-segi kejiwaan dari tingkah laku lahiriah maupun batiniah

seseorang.26

D. Panti Asuhan dan Panti Sosial Asuhan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, panti asuhan merupakan

rumah tempat memelihara dan merawat anak yatim atau yatim piatu.

Adapun beberapa pengertian panti asuhan lainnya menurut para ahli

antara lain:

1. Menurut Andayani Departemen Sosial RI, panti asuhan adalah

suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai


26
Muhammad Jambari, Muamalah dan akhlak, (Bandung: Pustaka Setia, 1990), hlm. 56
tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial

pada anak terlantar dengan melaksanakan penyentuhan dan

pengentasan anak terlantar, memberikan pelayanan pengganti orang

tua/wali anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial

kepada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas,

tepat dan memadai bagi pengembangan kepribadiannya sesuai

dengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita-

cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktiv dalam

bidang pembangunan sosial.

2. Menurut Arif Gosita secara etimologi, panti asuhan berasal dari dua

kara yaitu “panti” yang berarti suatu lembaga atau satuan kerja

yang merupakan prasarana dan sarana yang memberikan layanan

sosial, dan “asuhan” yang mempunyai arti berbagai upaya yang

diberikan kepada anak yang mengalami masalah kelakuan, yang

bersifat sementara sebagai pengganti orang tua atau keluarga agar

dapat tumbuh dan berkembang dengan wajar, baik secara rohani,

jasmani, maupun sosial.27

Berikut ini adalah definisi panti sosial asuhan menurut beberapa ahli:

1. Panti Sosial Asuhan anak adalah suatu lembaga usaha

kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk

memberikan pelayanan kesejahteraan sosial pada anak telantar

27
Mustajib, Manajemen Mutu Pengasuh Panti Asuhan Rukun Suntoso Kencong Kediri,
Jurnal Ilmiah Iqra Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan (FTK) IAIN Manado Volume 15 Nomor
1 2021
dengan melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak

telantar, memberikan pelayanan pengganti orang tua/wali anak

dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial kepada

anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas,tepat

dan memadai bagi pengembangan kepribadianya sesuai dengan

yang diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita- cita

bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif dalam

bidang pembangunan nasional.28

2. Dr. Anas Habibi Ritonga dalam bukunya yang berjudul

Gerakan Muhammadiyah dan Pemberdaya Sosial Ekonomi,

panti sosial asuhan anak adalah suatu lembaga usaha

kesejahteraan sosial pada anak terlantar dengan melaksanakan

penyantunan dan pengentasan anak terlantar, memberikan

pelayanan pengganti orang tua/wali anak dalam memenuhi

kebutuhan fisik, mental dan sosial.29

Adapun panti yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

sebuah Panti Sosial Asuhan Al-ikhlas Kacang Pedang yang terdapat di

Kelurahan Kejaksaan Taman Sari Kota Pangkal Pinang. Panti ini

merupakan sebuah yayasan yang mengayomi anak-anak terlantar dan

anak-anak dari keluarga yang memiliki ekonomi kebawah. Anak- anak

yang berada pada kondisi tersebut akan dirawat, dibimbing, diarahkan,

28
Erfan Karyadiputra et al., “Pengembangan Kreativitas Anak Asuh Berbasis Ti Dalam
Menanamkan Nilai Wirausaha Pada Asrama Putera Panti Asuhan Yatim Piatu Dan Dhu’Afa
Yayasan Al-Ashr Banjarmasin,” Jurnal Pengabdian Al-Ikhlas 4, no. 2 (2019): 186–190.
29
Anas Habibi Ritonga, Gerakan Dakwah Muhammadiyan dan Pemberdayaan Sosial Ekonomi
Masyarakat, (Agree Media Publising: Lampung, 2021), hlm. 88
maupun di didik agar memiliki kepribadian serta kehidupan yang

lebih baik. Selain itu, panti asuhan juga mewajibkan anak-anak asuh

untuk tetap bersekolah sesuai denagn jenjangnya.

Anda mungkin juga menyukai