Buku Jembatan Biologi
Buku Jembatan Biologi
Imansyah Putra
i
Daftar Isi
I Tingkat SMA 1
1 Evolusi, Tema Besar Ilmu Biologi, Penyelidikan Ilmiah 2
1.1 Penyelidikan tentang kehidupan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.2 Kajian tentang Kehidupan Mengungkap Tema umumnya . . . . . . . . 7
1.3 Tema: Sifat-Sifat Baru Muncul dengan tingkatan yang berturutan da-
lam Organisasi Biologis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
1.3.1 Hirarki Kehidupan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
1.4 Sifat Baharu yang Muncul . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
1.5 Struktur dan Fungsi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
II Tingkat SMA 14
4 Sistem Bilangan 20
4.1 Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20
4.2 Bilangan Rasional . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20
ii
DAFTAR ISI iii
VI Aljabar 32
7 Persamaan Polinomial 33
7.1 Polinomial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 33
7.1.1 Polinom Real . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 33
7.2 Persamaan Kuadrat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 33
7.3 Sifat Akar Persamaan Kuadrat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34
7.3.1 Kaitan Antara Persamaan Kuadrat dan Koefisiennya . . . . . . 35
7.4 Contoh Soal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 35
8 Trigonometri 36
8.1 Perbandingan dan Identitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 36
8.2 Pengukuran Sudut . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 36
8.2.1 Ukuran Sudut . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 37
8.3 Sistem Pengukuran Sudut . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 37
8.3.1 Hubungan derajat dengan radian . . . . . . . . . . . . . . . . . 40
8.4 Hubungan tiga sistem pengukuran sudut . . . . . . . . . . . . . . . . . 41
8.4.1 Rumus Konversi Ukuran Sudut . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41
8.4.2 Hubungan antara sudut radian, panjang busur dan jari-jari ling-
karan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41
8.5 Contoh Soal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 42
8.6 Rasio Trigonometri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 50
8.7 Rasio Kebalikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 51
8.7.1 Identitas Trigonometri Sederhana . . . . . . . . . . . . . . . . . 52
8.8 Nilai Rasio Trigonometri Sudut Istimewa . . . . . . . . . . . . . . . . . 54
8.9 Contoh Soal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 54
Daftar Pustaka 58
Daftar Gambar
8.1 Sudut positif dengan arah putaran berlawanan arah jarum jam . . . . . 36
8.2 Sudut negatif dengan arah putaran searah jarum jam . . . . . . . . . . 36
8.3 Sudut dalam ukuran derajat dan arah positif negatifnya . . . . . . . . 38
8.4 Sudut dan jarum jam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 38
8.5 Sudut dalam ukuran radian dan arah positif negatifnya . . . . . . . . . 39
iv
DAFTAR GAMBAR v
vi
Bagian I
Tingkat SMA
1
Bab 1
2
BAB 1. EVOLUSI, TEMA BESAR ILMU BIOLOGI, PENYELIDIKAN ILMIAH 3
Meskipun biologiwan faham banyak tentang kehidupan di bumi, masih banyak mis-
teri bertahan. Sebagai contoh, proses apa yang mengarahkan asal muasal dari tanaman
berbunga seperti yang digambar di atas? mengajukan pertanyaan tentang dunia ke-
hidupan dan mencari jawabannya melalui penyelidikan ilmiah adalah kegiatan utama
biologi, kajian saintifik dari kehidupan. Pertanyaan para biologiwan bisa jadi ambisi-
us. Mereka boleh jadi menanyakan bagai mana sel tunggal menjadi sebuah pohon atau
seekor anjing, bagai mana cara kerjanya pikiran manusia, atau bagai mana perbedaan
bentuk dunia kehidupan di hutan berinteraksi. Banyak pertanyaan menarik barangkali
muncul padamu ketika kamu keluar dari rumah, dikelilingi oleh suasana alami. Ketika
mereka melakukan itu, mereka telah berpikir seperti seorang biologiwan. Terlebih da-
ri semua itu, biologi adalah pencaharian, sebuah penyeledikan terus menerus tentang
sifat kehidupan.
1. Keberaturan: Ciri menonjol dari dunia kehidupan adalah adanya tata kelola
dan aturan tingkat tinggi sebagai mana ditunjukkan pada gambar (1.3)
Gambar 1.3: Foto Close-Up bunga matahari mengilustrasikan struktur tingkat tinggi
yang menjadi karakteristik kehidupan
BAB 1. EVOLUSI, TEMA BESAR ILMU BIOLOGI, PENYELIDIKAN ILMIAH 4
(ii) Memproses Energi: Semua proses kehidupan akan memproses energi dan me-
rubahnya menjadi sesuai kebutuhan. Sebagai terjadi pada seekor kupu-kupu
pada gambar (1.4)
Gambar 1.4: Kupu-kupu ini mendapatkan bahan bakar dari nektar bunga. Kupu-
kupu tersebut akan menggunakan energi kimia yang tersimpan dalam makanannya
untuk sumber tenaga terbang dan untuk kegiatan lainnya
Gambar 1.5: Informasi kebakaan dibawa oleh gen yang mengontrol pola pertumbuhan
dan perkembangan organisme seperti pada kecambah Oak ini
Gambar 1.6: Tampilan dari kuda laut Pigmi ini menyamarkan hewan ini dari ling-
kungannya. Adaftasi demikian berkembang selama bergenerasi-generasi oleh sukses
reproduktif individu-individu dengan sifat-sifat yang diwariskan yang paling sesuai de-
ngan lingkungan.
Gambar 1.7: Venus penjebak ini menutup jebakannya dengan cepat sebagai tanggapan
terhadap rangsangan lingkungan yang berasal dari seekor capung jarum yang mendarat
ke jebakan terbuka.
(vi) Regulasi: Makhluk hidup melakukan regulasi. Fenomena ini bisa dilihat pada
gambar (1.8).
Pada tingkatan paling fundamental, kita mungkin bertanya: Apakah itu kehidup-
an? Bahkan anak kecil menyadari bahwa seekor anjing atau tanaman itu hidup, se-
dangkan batu atau mobil tidak. Namun demikian fenomena yang kita sebut sebagai
kehidupan menepis sebuah definisi sederhana dalam satu kalimat. Kita mengenal ke-
hidupan dari apa yang dilakukan oleh jasad hidup. Gambar (1.3) hingga (1.9) menun-
jukkan sejumlah sifat dan proses yang terkait dengan kehidupan.
BAB 1. EVOLUSI, TEMA BESAR ILMU BIOLOGI, PENYELIDIKAN ILMIAH 6
Gambar 1.8: Regulasi aliran darah melalui pembuluh darah dari hewan Terwelu ini
mampu menjaga temperatur konstan dengan menyesuaikan pertukaran kalor dengan
udara sekitar.
Gambar 1.9: Organisme hidup melakukan reproduksi untuk melestarikan jenisnya sen-
diri.
Ketika dibatasi oleh sejumlah gambar, gambar di atas mengingatkan kita bah-
wa dunia kehidupan begitu beraneka ragam dengan menakjubkan. Bagai mana para
biologiwan memahami keanekaragaman dan kompleksitas ini? bab pembuka ini me-
nyiapkan sebuah kerangka kerja bagi menjawab pertanyaan ini. Bagian pertama dari
bab ini memberikan sebuah panorama sekilas dari “bentang alam” ilmu biologi. Yang
terorganisir disekitar sejumlah tema penyatu. kemudian kita fokus kepada tema in-
ti ilmu Biologi, evolusi, yang menangani kesatuan dari keanekaragaman kehidupan.
Berikutnya kita melihat penyelidikan ilmiah–bagai mana para ilmuwan bertanya dan
mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang dunia kealaman. Akhirnya kita
BAB 1. EVOLUSI, TEMA BESAR ILMU BIOLOGI, PENYELIDIKAN ILMIAH 7
• Organisasi
• Informasi
• Interaksi
• Evolusi
1. Biosfer: Terdiri dari semua kehidupan yang ada di bumi dan semua tempat-
tempat di mana ada kehidupan.
2. Ekosistem: Adalah segala makhluk hidup yang berada di daerah tertentu, ber-
sama dengan komponen tak hidup dari lingkungan pada mana kehidupan berin-
teraksi seperti tanah, air, gas atmosfer dan cahaya.
4. Populasi: Populasi terdiri dari semua individu-individu dari suatu spesies yang
hidup di suatu area yang terbatas. Contoh populasi: Populasi pohon maple di
hutan, populasi kijang ekor putih.
6. Organ dan Sistem Organ: Organ adalah bagian dari tubuh yang melakukan
fungsi tertentu di dalam badan. Contoh: Batang dan akar adalah contoh dari
organ tanaman. Selanjutnya organ pada hewan dan tanaman kompleks akan
terorganisir menjadi sistem organ sebagai suatu tim yang bekerjama sama dalam
melaksanakan fungsi yang lebih besar. Orang selanjutnya terdiri dari berbagai
macam jaringan.
BAB 1. EVOLUSI, TEMA BESAR ILMU BIOLOGI, PENYELIDIKAN ILMIAH 10
8. Sel-sel: Sel-sel adalah satuan fundamental secara strukturl atau fungsional dari
kehidupan.
Beberapa organisme adalah satu sel, sedangkan organisme lainnya adalah multi-
seluler. Sebuah sel tunggal melakukan semua fungsi kehidupan, sedangkan satu
organisme multiseluler mempunyai pembagian kerja diantara sel-selnya yang ter-
khususkan. Pada gambar (.) kita bisa lihat sebuah gambar diperbesar dari sel
pada sebuah jaringan daun. Satu buah sel ukurannya kira-kira 40µm yang mana
jika dideretkan
Here we see a magnified view of cells in a leaf tissue. One cell is about 40micrometers
across— about 500 of them would reach across a small coin. As tiny as these cells
are, you can see that each contains numerous green structures called chloroplasts,
which are responsible for photosynthesis.
10. Molekul:Our last scale change drops us into a chloroplast for a view of life at
the molecular level. A molecule is a chemical structure consisting of two or more
units called atoms, represented as balls in this computer graphic of a chlorophyll
molecule. Chlorophyll is the pigment molecule that makes a maple leaf green,
and it absorbs sunlight during photosynthesis. Within each chloroplast, millions
of chlorophyll molecules are organized into systems that convert light energy to
the chemical energy of food.
Tingkat SMA
14
Bagian III
15
Bab 2
Bilangan
Contoh 2.2.1. 23.576 dibaca sebagai dua puluh tiga ribu lima ratus tujuh puluh enam.
Penyelesaian
16
BAB 2. BILANGAN 17
Contoh 2.4.1. Nilai nominal dan nilai tempat bagi bilangan 20.980 diberikan sebagai
tabel (8.1) berikut.
1. Pada garis bilangan, bilangan-bilangan yang berada di sebelah kanan suatu bi-
langan selalu bilangan lebih besar.
Bab 3
3.1 Pengantar
Kajian matematika melibatkan bilangan dan berbagai operasi yang dilakukan padanya.
Ketika membicarakan operasi seperti perkalian dan pembagian, sering muncul istilah
seperti faktor dan kelipatan. Kedua peristilahan ini terkait satu sama lainnya. Na-
mun penting bagi kita untuk memahami kaitan serta perbedaannya.
Contoh 3.2.1. Sebagai contoh 2 × 3 = 6. Dalam hal ini 6 adalah kelipatan dari 2 dan
3. Juga 2 dan 3 adalah faktor dari 6.
18
BAB 3. FAKTOR DAN KELIPATAN 19
× 1 2 1 1 1 1
2 2 1 1 2 1 1
9 9 1 1 1 1 1
8 8 8 1 1 1 1
Sistem Bilangan
4.1 Pengantar
Kita telah mengenal sistem bilangan asli, bilangan cacah, bilangan bulat, bilangan
rasional, serta wakilannya pada garis bilangan. Telah juga diketahui operasi pokok
matematika padanya–penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian. Dalam bab
ini kajian tentang bilangan irasional dan bilangan Real akan diperluas lagi.
Kata rasional berasal dari kata “rasio”, sehingga setiap bilangan rasional dapat
ditulis sebagai rasio dari dua bilangan bulat.
20
Bagian IV
21
Bab 5
Bilangan Real
Dalam bab ini akan dikaji lebih jauh konsep-konsep penting bilangan real di mana
pada bab sebelumnya telah dikaji konsep bilangan irasional. Dalam bab ini juga di-
perkenalkan sebuah lemma atau dalil bantu penting dalam teori bilangan.
Lemma 5.0.1. Lemma Pembagian Euclide: Untuk sebarang dua bilangan bulat
positif a dan b, ada bilangan bulat q dan r tunggal sedemikian sehingga
a = bq + r, di mana 0 ≤ r < b
Dalam hal ini a adalah yang dibagi, b pembagi, q adalah hasil bagi dan r adalah sisa.
Catatan 5.0.1. Lemma: Lemma adalah sebuah pernyataan yang telah terbukti yang
digunakan untuk membuktikan pernyataan lainnya.
Contoh 5.0.1. Ketika 117 dibagi dengan 14, diperoleh 8 sebagai hasil bagi dengan
sisa 5. Dalam hal ini yang dibagi = 117, pembagi = 14, hasil bagi = 8 dan sisa = 5.
Contoh 5.0.2. Sebuah bilangan ketika dibagi dengan 73 menghasilkan 34 sebagai ha-
sil bagi dan 23 sebagai sisa. Carilah bilangan tersebut.
Penyelesaian:
22
BAB 5. BILANGAN REAL 23
• Langkah 1: Pada pembagian a dengan b, diperoleh hasil bagi q dan sisa r sede-
mikian sehingga a = bq + r, di mana 0 ≤ r < b.
Contoh 5.0.3. Dengan menggunakan algoritma Euclid carilah FPB 272 dan 1032.
Penyelesaian:
• Tahap 1: Karena 1032 > 272, maka dibagi 1032 dengan 272 untuk memberikan
hasil 3 dengan sisa 216. Jadi dengan lema pembagian Euclid diperoleh:
• Tahap 2: Karena sisa 216 6= 0, maka 272 dibagi dengan 216 untuk mendapatkan
1 sebagai hasil bagi dan 56 sebagai sisa.
272 = 216 × 1 + 56
216 = 56 × 3 + 48
56 = 48 × 1 + 8
48 = 8 × 6 + 0
Karena sisa sekarang adalah 0, tahapan langkah dihentikan. Dengan demikian
diperoleh FPB (272,1032)=8. Harus diingat dari tahapan langkah di atas, juga
berarti
8 = FPB(48, 8) = FPB(56, 48) = FPB(216, 56) = FPB(272, 216) = FPB(1032, 272)
Penyelesaian
Karena 3820 > 196, 3820 dibagi dengan 196 yang mendapatkan hasil 195 sisa 0. Me-
nurut lema Euclid,
Contoh 5.0.5. Gunakan algoritma Euclid untuk mendapatkan FPB dari 1651 dan
2032. Nyatakan FPB dalam bentuk 1651m + 2032n.
Penyelesaian:
• Langkah 1: Karena 2032 > 1651, maka 2032 dibagi dengan 1651 yang membe-
rikan hasil 1 dengan 381 sebagai sisa. Menurut lema Euclid:
• Langkah 2: Karena sisa 381 6= 0, dibagi 1651 dengan 381 yang memberikan 4
dengan 127 sebagai sisa. Menurut lema Euclid,
• Langkah 3: Karena sisa 127 = 6 0, maka 381 dibagi dengan 127 untuk menda-
patkan 3 sebagai hasilnya dan 0 sebagai sisa. Dengan lema Euclid,
Akibatnya m = 5, n = −4.
Penyelesaian
Andaikan n adalah sebarang bilangan bulat positif. Misalkan m adalah hasil bagi
serta r adalah sisanya ketika n dibagi dengan 2. Maka menurut lema pembagian Eu-
clid diperoleh,
n = 2m + r, di mana 0 ≤ r < 2
• Kasus 1: Ketika n = 2m. Dalam kasus ini n jelas adalah bilangan genap.
Akibatnya, setiap bilangan bulat positif genap adalah berbentuk 2m dan setiap bilang-
an bulat ganjil positif adalah berbentuk (2m + 1) untuk suatu bilangan bulat m.
Contoh 5.0.7. Tunjukkan bahwa untuk tiap bilangan bulat positif adalah berbentuk
3m atau (3m + 1) atau (3m + 2) untuk suatu bilangan bulat m.
Penyelesaian
n = 3m + r, di mana 0 ≤ r < 3
∴ n = 3m atau (3m + 1) atau (3m + 2) untuk suatu bilangan bulat m.
Contoh 5.0.8. Tunjukkan bahwa sebarang bilangan ganjil positif akan berbentuk
(4m + 1) atau (4m + 3) untuk suatu bilangan bulat positif m.
Penyelesaian
n = 4m + r, di mana 0 ≤ r < 4.
∴ n = 4m atau (4m + 1) atau (4m + 2) atau (4m + 3)
Jelaslah, 4m dan (4m + 2) adalah bersifat genap dan karena n ganjil, jadi n 6= 4m dan
n 6= (4m + 2).
Akibatnya, sebarang bilangan ganjil positif adalah berbentuk (4m + 1) atau (4m + 3)
untuk suatu bilangan bulat m.
Contoh 5.0.9. Tunjukkan bahwa setiap bilangan ganjil positif akan berbentuk (6m+1)
atau (6m + 3) atau (6m + 5) untuk suatu bilangan bulat m.
Penyelesaian
BAB 5. BILANGAN REAL 27
Misalkan n adalah bilangan ganjil positif. Ketika n dibagi dengan 6 memberikan hasil
m dengan sisa r. Menurut lema pembagian Euclid,
n = 6m + r, di mana 0 ≤ r < 6
⇒ n = 6m + r, di mana r = 0, 1, 2, 3, 4, 5
⇒ n = 6m atau (6m + 1) atau (6m + 2) atau (6m + 3) atau (6m + 4) atau (6m + 5)
n = 6m, (6m + 1), (6m + 4) memberikan nilai genap untuk n. Oleh karena itu, ketika n ganjil,
bentuknya adalah (6m + 1), (6m + 3) atau (6m + 5) untuk suatu bilangan bulat m.
Penyelesaian
Andaikan n adalah sebarang bilangan bulat positif. Ketika n dibagi dengan 3, anda-
ikan q adalah hasil baginya dengan r adalah sisanya. Maka menurut lema pembagian
Euclid,
n = 3q + r, di mana 0 ≤ r < 3
∴ n2 = 9q 2 + r2 + 6qr
• Kasus 1 Ketika r = 0.
Bagian V
28
Bab 6
Logaritma
6.1 Pengantar
Definisi 6.1.1. Logaritma dari suatu bilangan dengan basis yang diberikan adalah
pangkat yang harus dioperasikan pada basis sehingga ia menghasilkan bilangan ter-
sebut. Jika basis a > 0 dan a 6= 1, maka logaritma dari sebuah bilangan positif N
didefinisikan sebagai indeks pangkat x dari a yang sama dengan N ,
a a
log N = x ⇐⇒ ax = N ⇒ a log N
= N, a > 0, a 6= 1 dan N > 0
Daerah domain fungsi Df adalah (0, ∞) dengan range adalah R. a disebut sebagai
basis fungsi logaritma.
Ketika basis dari logaritma adalah bilangan euler e, maka fungsi logaritma disebut
juga sebagai fungsi logaritma natural atau Napieran dan ketika basisnya 10 disebut
sebagai fungsi logaritma umum yang biasanya dalam simbol basisnya sering tidak
ditulis.
4. Jika karakteristik 10 log N adalah (−n) maka ada (n−1) jumlah nol setelah tanda
koma desimal N .
29
BAB 6. LOGARITMA 30
5. a log m
a
n
= log m −a log n.
a
6. log mn = na log m.
a log m
7. a = m.
2 log 5
Contoh 6.3.1. 2 =5
1
a
8. log n
= −a log n.
aβ 1a
9. log n = β
log n.
aβ α a
10. log nα = β
log n, (β 6= 0).
c log b c log a
11. a =b , (a, b, c > 0 dan c 6= 1).
1. a > 0
2. a 6= 1
3. b > 0
Catatan 6.3.2. Untuk nilai b yang diberikan a log b akan memberikan nilai tunggal.
Aljabar
32
Bab 7
Persamaan Polinomial
7.1 Polinomial
Definisi 7.1.1. Sebuah ungkapan aljabar yang mengandung banyak suku berbentuk
cxn , di mana n ∈ bilangan bulat positif disebut sebagai sebuah polinom. Dalam
ungkapan persamaan,
dan
f (x) = 3x3 + x2 − 3x + 5
disebut sebagai polinom real dengan x variabel real serta ai ∈ R (anggota himpunan
bilangan real).
ax2 + bx + c = 0 (7.1)
33
BAB 7. PERSAMAAN POLINOMIAL 34
aα2 + bα + c = 0
(a). Persamaan kuadrat mempunyai akar real dan berbeda jika dan hanya jika
D > 0.
(b). Persamaan kuadrat mempunyai akar real dan sama jika dan hanya jika
D = 0.
(c). Persamaan kuadrat mempunyai akar kompleks dengan bagian imajinier ti-
dak nol jika dan hanya jika D < 0.
(d). Jika bilangan kompleks p + iq (p, q ∈ R, q 6= 0) adalah akar persamaan
kuadrat jika dan hanya jika p − iq adalah juga akar persamaan kuadrat.
5. Jika persamaan kuadrat dipenuhi oleh lebih dari dua bilangan kompleks yang
berbeda, maka persamaan kuadrat tersebut menjadi persamaan identitas1 dengan
a = b = c = 0.
1
Identitas maksudnya selalu benar untuk variabel apapun
BAB 7. PERSAMAAN POLINOMIAL 35
2. Sebuah Polinom kuadrat yang akarnya adalah α dan β akan diberikan oleh p(x) =
{x2 − (α + β)x + αβ}.
Penyelesaian
∴ f (x) = 0 ⇒ (x + 4)(2x − 3) = 0
2
Nama lain akar ini adalah pembuat nol fungsi
Bab 8
Trigonometri
Gambar 8.1: Sudut positif dengan arah putaran berlawanan arah jarum jam
Gambar 8.2: Sudut negatif dengan arah putaran searah jarum jam
36
BAB 8. TRIGONOMETRI 37
b. Sudut 90◦ , sering juga disebut sebagai sudut siku-siku, yaitu sudut yang terben-
tuk dari seperempat putaran.
(i) Sistem sexagesimal atau yang kita kenal sebagai sistem derajat yang mana satu
putaran dibagi 360 dan kelipatan 60. Dalam sistem ini,
1 1
putaran = 180◦ atau 2◦ = putaran
2 180
1 1
putaran = 90◦ atau 4◦ = putaran
4 90
1◦
1 derajat = 60 menit ditulis 1◦ = 600 atau 10 =
60
BAB 8. TRIGONOMETRI 38
0
0 00 00 1
1 menit = 60 detik ditulis 1 = 60 atau 1 =
60
Sehingga diperoleh,
1 ◦
1 derajat = 3600 detik ditulis 1◦ = 360000 atau 100 =
3600
Jika dikaitkan dengan perputaran jarum jam (lihat gambar (8.4)), maka:
Gambar 8.3: Sudut dalam ukuran derajat dan arah positif negatifnya
– Sudut antara dua angka berurutan pada sebuah jam adalah 30◦ = π
6
radian
◦
– Jarum pendek yangmenunjukkan jam akan berotasi dalam sudut 30 dalam
◦
1 jam atau 30
60
= 21 dalam 1 menit.
360
= 6◦
– Jarum panjang yang menunjukkan menit akan berotasi dengan sudut 60
dalam 1 menit.
(ii) Sistem sentisimal atau sistem perseratusan di mana dibagi atas 100 dan kelipa-
tannya. Dalam sistem ini,
(iii) Sistem Sirkular atau sistem lingkaran kita kenal juga sebagai sistem radian.
Sudut yang dibentuk pada pusat lingkaran dengan busur yang panjangnya 1
Gambar 8.5: Sudut dalam ukuran radian dan arah positif negatifnya
Definisi 8.3.1. 1 radian didefinisikan sebagai ukuran sudut yang berada di an-
tara dua jari-jari lingkaran dengan panjang busur sama dengan panjang jari-jari
lingkaran.
BAB 8. TRIGONOMETRI 40
Biasanya simbol ukuran radian bisa dihilangkan sehingga boleh ditulis sebagai
π = 180◦
π rad = 180◦
180◦
1 rad =
π
180◦
1 rad =
3, 14
1 rad = 57, 32◦
180
ukuran derajat = × ukuran radian (8.2)
π
BAB 8. TRIGONOMETRI 41
Jadi
Beberapa nilai pendekatan untuk π yang biasa juga digunakan adalah sebagai berikut:
22 355
π≈ , atau π ≈ π ≈ 3, 141592 · · ·
7 113
Penyelesaian
Penyelesaian
Penyelesaian
Penyelesaian
(i) 7π
12
radian
(ii) 43 radian
Penyelesaian
◦
(i) 1 radian = 180 ⇒ 7π radian = 180 × 7π = 105◦
π 12 π 12
◦ ◦
(ii) 43 radian = 180 × 43 = 180 × 22 7
× 43 = 42◦ 570 1600
π
◦ ◦
(iii) (−2) radian = 180π
× (−2) = 180 × 22 7
× (−2) = −(114◦ 320 4400 )
BAB 8. TRIGONOMETRI 44
6. Carilah ukuran dalam derajat sudut yang dibentuk oleh pusat lingkaran dengan
jari-jari 100 cm dan panjang tali busur 22 cm (gunakan π u 22
7
).
Penyelesaian
7. Sebuah roda menempuh 360 putaran dalam satu menit. Berapakah besar sudut
yang telah disapu oleh jari-jari roda itu dalam 1 detik?
Penyelesaian
8. Jarum panjang menitan sebuah jam besar panjangnya 70 cm. Berapa panjang
lintasan ujung jarum itu telah bergerak selama 6 menit?
9. Tentukan besar sudut terkecil yang dibentuk oleh kedua jarum jam pada waktu
berikut:
(a) 02.30
(b) 08.30
(c) 01.20
(d) 11.35
(e) 02.25
(f) 16.45
Penyelesaian
BAB 8. TRIGONOMETRI 45
(d) Besar sudut terkecil yang terbentuk oleh kedua jarum jam pada pukul 11.35
adalah sebagai mana ditunjukkan gambar (8.11)
(i) Besar sudut terkecil yang dibentuk oleh kedua jam pada pukul 11.00
adalah 360
12
× 1 = 30◦ .
(ii) Jarum jam panjang (biru) berputar 210◦ dari posisi mula-mula sehingga
jarum jam pendek (hijau) berputar 210
12
= 17, 5◦ dari posisi mula-mula.
(iii) Jarum jam pendek (hijau) menunjukkan angka 11 sejauh 17, 5◦ , total
sudut terkecil yang dibentuk kedua jarum jam adalah:
(e) Besar sudut terkecil yang dibentuk oleh kedua jarum jam pada pukul 02.25
dapat dilihat pada gambar (8.12)
(i) Besar sudut terkecil yang dibentuk kedua jarum jam ketika pukul 02.00
adalah: 360
12
× 2 = 60◦ .
(ii) Jarum jam panjang (biru) berputar 150◦ dari posisi mula-mula hingga
jarum jam pendek (hijau) berputar 150
12
= 12, 5◦ dari posisi mula-mula.
BAB 8. TRIGONOMETRI 47
(iii) Jarum jam pendek (hijau) menjauhi angka 2 sejauh 12, 5◦ , total sudut
terkecil yang dibentuk ke dua jarum jam adalah: (30◦ − 12, 5◦ ) + (2 ×
30◦ ) = 17, 5◦ + 60◦ = 77, 5◦ .
(f) Besar sudut terkecil yang terbentuk oleh kedua jarum jam pada pukul 16.45
diperlihatkan gambar (8.13)
(i) Besar sudut terkecil yang dibentuk kedua jarum jam ketika pukul 16.00
adalah 360
12
× 4 = 120◦ .
(ii) Jarum jam panjang (biru) berputar 270◦ dari posisi mula-mula sehingga
jarum jam pendek (hijau) berputar 270
12
= 22, 5◦ dari posisi mula-mula.
(iii) Jarum jam pendek (hijau) menjauhi angka 4 sejauh 22, 5◦ . Total sudut
terkecil yang dibentuk kedua jarum jam adalah:
Penyelesaian
BAB 8. TRIGONOMETRI 48
Kita tahu bahwa jumlah sudut segitiga adalah 180◦ atau π radian,
c c
1 1 22 1 1 132 − 21 − 14
sudut ke-3 = π− − radian = − − =
2 3 7 2 3 42
◦ ◦ ◦
97 180 97 180 × 7 97 × 30 1455
= × = × = =
42 π 42 22 22 11
0 0
3 3 × 60 4
= 132 = 132◦ = 132◦ 16 +
11 11 11
00
4
= 132◦ 160 × 60 = 132◦ 160 2200
11
11. Di dalam sebuah lingkaran berdiameter 40 cm, panjang tali busurnya adalah
20 cm. Carilah panjang busur lingkaran untuk panjang tali busur demikian.
Penyelesaian
1
Jari-jari sebuah lingkaran = (diameter)
2
1
= (40 cm) = 20 cm.
2
Dari soal panjang tali busur adalah = 20 cm. Jika O adalah pusat lingkaran dan
tali busur P Q, maka ∠P OQ = 60◦ (∴ 4OP Q adalah segitiga sama sisi).
◦ 60 π
∠P OQ = 60 = π radian = radian
180 3
12. Seekor kuda diikat ke sebuah tonggak dengan menggunakan tali sebagai mana
ditunjukkan gambar (8.15). Jika kuda ini bergerak sepanjang lintasan lingkaran
yang mana tali tetap dibuatnya teregang dan telah menempuh jarak 88 meter
ketika sudut yang disapu tali itu adalah 72◦ di pusat lingkaran. Carilah panjang
tali.
Penyelesaian
c
◦
π c 2π
θ = 72 = 72 × =
180 5
Dengan panjang busur s = 88 cm.
panjang busur
∴ θ=
jari-jari
2π 88
⇔ =
5 r
88 × 5
⇔ r= = 70 meter.
2π
13. Sudut dari sebuah segitiga membentuk barisan hitung (barisan aritmetika AP/a-
ritmetic progression), di mana sudut yang paling kecilnya dalam derajat dengan
BAB 8. TRIGONOMETRI 50
Penyelesaian
a + b + a + a − b = 180◦
3a = 180◦
a = 60◦
(a − b)◦ 60 π
π = −→ (karena 1◦ = )
(a + b) × 180 π 180
(a − b)◦ 180 60
× =
(a + b) π π
1 1
b = a = × 60◦ = 30◦ (8.4)
2 2
Jadi sudut segitiga tersebut adalah 90◦ , 60◦ , 30◦ .
(a) Perbandingan sisi tegak terhadap sisi miring disebut sinus sudut θ
sisi tegak AB
sin θ = = (8.5)
sisi miring AC
(b) Perbandingan sisi alas dengan sisi miring disebut kosinus sudut θ,
sisi alas BC
cos θ = = (8.6)
sisi miring AC
(c) Perbandingan sisi tegak dengan alas disebut sebagai tangen sudut θ
sisi tegak AB
tan θ = = (8.7)
alas BC
(a) Perbandingan sisi miring dengan sisi tegak disebut sebagai fungsi kosekan sudut
θ,
sisi miring AC
csc θ = = (8.8)
sisi tegak AB
(b) Perbandingan sisi miring dengan sisi alas disebut sebagai fungsi sekan sudut θ,
sisi miring AC
sec θ = = (8.9)
sisi alas BC
(c) Perbandingan sisi alas dengan sisi tegak disebut sebagai kotangen sudut θ,
alas BC
cot θ = = (8.10)
sisi tegak AB
(b) Dengan membagi sin2 θ + cos2 θ = 1 kedua ruasnya dengan cos2 θ diperoleh,
sin2 θ cos2 θ 1
2
+ 2
= ⇒ tan2 θ + 1 = sec2 θ
cos θ cos θ cos2 θ
atau
sec2 θ − tan2 θ = 1 (8.19)
Penyelesaian
Penyelesaian
Penyelesaian
Penyelesaian
Penyelesaian:
dengan demikian,
5 5 10 5 30 − 65 35
2 sin θ − 4 tan θ = 2 × −4× = − = =−
13 12 13 3 39 39
BAB 8. TRIGONOMETRI 56
2. Jika tan θ = √1 ,
3
buktikan bahwa 7 sin2 θ + 3 cos2 θ = 4
Penyelesaian
√
AC 2 = 12 + ( 3)2 = 4 → AC = 2
sehingga,
√
1 3
sin θ = , cos θ =
2 2
maka
2 √ !2
2 2 1 3 7 9 16
7 sin θ + 3 cos θ = 7 × +3× = + = =4
2 2 4 4 4
cos θ+sin θ
3. Jika b tan θ = a, carilah nilai dari cos θ−sin θ
Penyelesaian
Penyelesaian
1
(1 + cot2 θ)(sin2 θ) = (csc2 θ · sin2 θ) = · sin2 θ = 1
sin2 θ
di mana telah dimanfaatkan identitas (8.20) csc2 θ = 1 + cot2 θ.
Penyelesaian
1
(1 + cos2 θ)(sin2 θ) = (csc2 θ · sin2 θ) = 2 · sin2 θ = 1
sin θ
Penyelesaian
(1 + tan2 θ)(1 − sin θ)(1 + sin θ) = sec2 θ(1 − sin2 θ) (karena sec2 θ − tan2 θ = 1)
= sec2 θ(1 − sin2 θ) (karena(a + b)(a − b) = a2 − b2 )
= sec2 θ(cos2 θ) (karena sin2 θ + cos2 θ = 1)
1
= · cos2 θ = 1
cos2 θ
1+cos θ−sin2 θ
7. Tunjukkan bahwa sin θ(1+cos θ)
= cot θ
Penyelesaian
sin θ 1+cos θ
8. Buktikan bahwa 1+cos θ
+ sin θ
= 2 csc θ
Penyelesaian
BAB 8. TRIGONOMETRI 58
[Quan1] Wolchover, N., Quanta Magazine, United Nations, di akses pada 6 Oktober
2020, http://www.quantamagazine.org
59