Anda di halaman 1dari 13

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efisiensi Biaya Perbankan

di Kawasan ASEAN-5

Alfin Apriyana, Hermanto Siregar, dan Heni Hasanah


Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

Abstrak. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi efisiensi biaya perbankan di kawasan ASEAN-5 yang
mencakup Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Pengukuran efisiensi bank menggunakan metode Stochastic Frontier
Analysis (SFA) terhadap 23 bank umum dalam kawasan tersebut selama periode 2005-2012. Kajian menunjukkan adanya hubungan
yang signifikan antara efisiensi biaya dengan karakteristik masing-masing bank yaitu return on equity (ROE). Selain itu guncangan
eksternal berupa krisis global yang terjadi pada tahun 2008 ditemukan berpengaruh terhadap peningkatan biaya bank. Berdasarkan metode
time-varying decay, disimpulkan bahwa terjadi peningkatan efisiensi biaya selama kurun waktu periode penelitian. Penelitian ini juga
menunjukkan bahwa bank-bank umum di Indonesia secara kesuluruhan belum beroperasi secara efisien.

Kata kunci: ASEAN-5, efisiensi biaya, perbankan, SFA, time-varying decay

Abstract. This study examines determinants of cost efficiency of banking operation in ASEAN-5 region which includes Indonesia,
Singapura, Malaysia, the Philippines, and Thailand. By using stochastic frontier analysis (SFA) to 23 commercial banks in the region in the
period of 2005-2012, empirical results reveal certain significant relationship of cost efficiency with individual bank characteristic (return on
equity, ROE). Based on the time-varying decay method, we conclude that there is an increase in cost efficiency during the period of study. This
study also shows that in general, Indonesian banking industry was not operating efficiently.

Keywords: ASEAN-5, cost efficiency, banking, SFA, time-varying decay

Received: 26 Juni 2015, Revision: 21 Agustus 2015, Accepted: 21 November 2015


Print ISSN: 1412-1700; Online ISSN: 2089-7928. DOI: http://dx.doi.org/10.12695/jmt.2015.14.3.6
Copyright@2015. Published by Unit Research and Knowledge, School of Business and Management - Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB

Jurnal
321 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.3 | 2015
Apriyana dkk/Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efisiensi Biaya Perbankan di Kawasan ASEAN-5 Apriyana dkk/Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efisiensi Biaya Perbankan di Kawasan ASEAN-5

1. Pendahuluan (0.14%), Malaysia (2.97%), dan Philipina Sejalan dengan itu, Banerjee (2012) melihat Meskipun demikian, menurut Mediadianto
(3.03%). Begitupun halnya dengan tingkat status kepemilikan antara asing dan domestik. (2007) terdapat perbedaan interpretasi antara
Perbankan merupakan salah satu sektor yang suku bunga kredit, minimum lending rate Hasilnya memperlihatkan bahwa kepemilikan kedua metode pengukuran tersebut, dimana
sangat penting di dalam struktur keuangan di Indonesia sebesar 11.49% lebih tinggi dari asing (foreign ownership) berpengaruh signifikan metode SFA/DFA memiliki pengukuran yang
suatu negara. Sektor perbankan masih menjadi Malaysia, Philipina, dan Singapura dengan nilai dan memiliki hubungan positif dengan lebih konsisten karena merupakan rincian dari
bentuk utama intermediasi keuangan dan berturut-turut 6.53%, 5.48%, dan 5.38%. efisiensi biaya. Artinya bank yang dimiliki oleh variabel perhitungan rasio keuangan termasuk
menjadi sumber utama terhadap permodalan Tingkat suku bunga nominal yang semakin pihak asing memiliki tingkat efisiensi biaya d i d a l a m n y a a d a k o m p o n e n B O P O.
eksternal bagi perusahaan maupun pihak- tinggi akan meningkatkan beban bunga bank yang lebih tinggi. Pendekatan cost frontier mengukur seberapa jauh
pihak yang membutuhkan permodalan untuk dan pada akhirnya akan menurunkan tingkat suatu industri dalam hal ini bank dengan full-
menjalankan bisnisnya (Mishkin 2001). Peran efisiensi melalui ketidakpastian dan risiko yang Bonin, et al. (2005) juga menganalisis pengaruh cost minimization yang diukur secara relatif
tersebut lebih terlihat pada struktur keuangan lebih besar (Fries dan Taci, 2005). Sektor kepemilikan bank terhadap kinerja bank yang terhadap bank lain. Dalam hal ini ruang lingkup
di negara berkembang termasuk Indonesia. perbankan di kawasan ASEAN-5 akan dalam hal ini diukur dengan efisiensi biaya dan pada kajian ini adalah bank-bank di negara
Data Bank Indonesia tahun 2013 menunjukkan menghadapi integrasi finansial dan perbankan efisiensi profit. Hasil penelitian ini ASEAN-5, sehingga membandingkan efisiensi
bahwa industri perbankan masih mendominasi yang akan diimplementasikan pada tahun menunjukkan bank asing memiliki efisiensi menggunakan metode parametrik SFA lebih
sistem keuangan di Indonesia dengan pangsa 2020. biaya dan efisiensi profit yang lebih tinggi, relevan dibandingkan dengan perhitungan
sekitar 77.9 persen dari total aset lembaga tetapi ukuran suatu bank yang diukur dari total BOPO.
keuangan. Pentingnya peran sektor perbankan Kehadiran integrasi tersebut diharapkan dapat asset memberikan dampak negatif terhadap
mengharuskan perbankan untuk terus menjaga meningkatkan daya saing sektor perbankan di efisiensi bank itu sendiri. Sementara itu, Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
kinerjanya dengan baik. kawasan ASEAN-5 di industri perbankan dengan memasukkan unsur tingkat kompetisi tingkat efisiensi biaya perbankan di kawasan
internasional. Hal ini disebabkan proses perbankan, Kosak, et al. (2009) menggunakan ASEAN-5 dan faktor-faktor yang
Kiner ja perbankan yang rendah akan integ rasi mampu mengurangi tingkat Hirchsman-Herfindahl Index (HHI). Hasilnya memengaruhi tingkat efisiensi biaya tersebut.
menyebabkan sektor produktif kekurangan inefisiensi terutama pada sisi biaya perbankan menunjukkan bahwa HHI tersebut memiliki Kawasan ASEAN-5 ini dipilih mengingat lima
dana sehingga akan menghambat produksi (Ferreira, 2011). Akan tetapi, kehadiran peran yang sangat penting dalam negara di dalamnya memiliki perekonomian
yang dapat menyebabkan terhambatnya integrasi sektor perbankan juga menjadi memengaruhi tingkat efisiensi perbankan terbesar di wilayah ASEAN. Selain itu,
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Kinerja ancaman bagi industri perbankan domestik. dibandingkan variabel lainnya. masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) juga
perbankan salah satunya dapat diukur melalui Adanya integrasi tersebut memberikan diinisiasi oleh kelima negara tersebut. Pada
efisiensi. Inefisiensi perbankan merupakan kemudahan bagi bank-bank asing untuk masuk Sementara di ASEAN sendiri, kajian efisiensi kajian ini, periode yang digunakan mencakup
salah satu indikator yang menunjukkan ke dalam industri perbankan nasional. bank pernah dilakukan oleh Karim (2001) dan terjadinya krisis global pada tahun 2008,
rendahnya kinerja perbankan. Efisiensi dan Kemunculan bank-bank asing tersebut akan Tahir, Mongid, dan Haron (2012). Karim sehingga faktor guncangan eksternal tersebut
kesehatan perbankan dipandang sebagai menciptakan kondisi persaingan pasar menemukan bahwa bank-bank besar di kami masukkan sebagai salah satu faktor yang
sebuah keharusan. Hal tersebut ditujukan perbankan nasional semakin ketat dan kawasan ASEAN memiliki kecenderungan berpotensi memengaruhi tingkat efisiensi
untuk menciptakan stabilitas sistem keuangan. ketahanan bank-bank domestik akan diuji. tingkat efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan perbankan.
Bank yang inefisien dan tidak sehat secara Kegagalan bank domestik dalam persaingan dengan bank yang lebih kecil. Kesimpulan dari
individual, dapat melemahkan sistem keuangan berpotensi memberikan efek negatif pada kajian Tahir, et al. (2012) antara lain Hal ini sejalan dengan penelitian yang
melalui bunga pinjaman yang tinggi. kondisi perekonomian negaranya. menemukan bahwa bank-bank di Singapura dilakukan oleh Wolters, Couto, dan Felicio
memiliki cost inefficiency yang rendah (2014), Alzubaidi dan Bougheas (2012),
Indonesia merupakan salah satu negara di Penelitian mengenai efisiensi biaya telah dibandingkan negara lainnya di kawasan Forughi dan De Zoysa (2012), dan Popovici
kawasan ASEAN yang masih memiliki tingkat banyak dilakukan dimana metode umum yang ASEAN. Berdasarkan faktor-faktor yang (2014). Hasil yang ditemukan mereka terkait
suku bunga yang tinggi baik pada suku bunga digunakan adalah stochastic frontier analysis (SFA) memengaruhinya, inefisiensi biaya perbankan pengaruh krisis global terhadap efisiensi
simpanan maupun suku bunga kredit.. Suku seperti pada kajian Fries dan Taci (2005), di kawasan ASEAN lebih dipengaruhi oleh perbankan cukup beragam. Signifikansi
bunga rata-rata untuk simpanan berjangka dan Kosak, Peter, dan Jelena (2009), Irsova (2010), variabel internal bank dan pertumbuhan pengaruh krisis tersebut berbeda-beda baik
kredit perbankan Indonesia pada September dan Bonin, Hasan, dan Wachtel (2005). ekonomi. Inefisiensi biaya juga dipengaruhi antar negara maupun antar jenis dan status
2014 masing-masing sebesar 9.04% dan Sebagian besar penelitian-penelitian tersebut oleh tingkat korupsi dan kebebasan ekonomi, kepemilikan bank. Pada bagian kedua kajian ini
12.84%. Tingkat suku bunga kredit dan dilakukan dengan ruang lingkup wilayah Eropa namun tidak terjadi di semua negara. Di akan dijelaskan data dan metodologi penelitian
deposito Indonesia masih lebih ting gi (Fries dan Taci, 2005; Kosak, et al. 2009; Irsova, Indonesia sendiri ukuran efisiensi bank secara yang digunakan, selanjutnya hasil estimasi dan
dibandingkan negara lainnya di kawasan 2010; dan Banerjee, 2012). Hasil Kajian Fries deterministik menggunakan BOPO (biaya pembahasan, serta kesimpulan dan implikasi
ASEAN seperti Singapura, Thailand, Malaysia, dan Taci (2005) dengan fokus pada status operasional dibagi dengan pendapatan kebijakan akan dijelaskan berturut-turut pada
dan Filipina. Sebagai contoh, pada tahun 2012 kepemilikan bank salah satunya menunjukkan operasional). Rini (2008) menemukan bahwa bagian ketiga dan keempat.
suku bunga deposito 3 bulan di Indonesia bahwa bank swasta di 15 negara Eropa Timur untuk kajian dengan ruang lingkup di negara
sebesar 5.76% lebih besar dari Singapura memiliki kinerja efisiensi biaya yang lebih baik Indonesia saja rata-rata efisiensi yang diukur
dibandingkan bank milik pemerintah. berdasarkan metode SFA maupun BOPO dari
2005 – 2007 memberikan hasil yang serupa.
Jurnal Jurnal
322 Manajemen Teknologi 323 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.3 | 2015 Vol.14 | No.3 | 2015
Apriyana dkk/Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efisiensi Biaya Perbankan di Kawasan ASEAN-5 Apriyana dkk/Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efisiensi Biaya Perbankan di Kawasan ASEAN-5

1. Pendahuluan (0.14%), Malaysia (2.97%), dan Philipina Sejalan dengan itu, Banerjee (2012) melihat Meskipun demikian, menurut Mediadianto
(3.03%). Begitupun halnya dengan tingkat status kepemilikan antara asing dan domestik. (2007) terdapat perbedaan interpretasi antara
Perbankan merupakan salah satu sektor yang suku bunga kredit, minimum lending rate Hasilnya memperlihatkan bahwa kepemilikan kedua metode pengukuran tersebut, dimana
sangat penting di dalam struktur keuangan di Indonesia sebesar 11.49% lebih tinggi dari asing (foreign ownership) berpengaruh signifikan metode SFA/DFA memiliki pengukuran yang
suatu negara. Sektor perbankan masih menjadi Malaysia, Philipina, dan Singapura dengan nilai dan memiliki hubungan positif dengan lebih konsisten karena merupakan rincian dari
bentuk utama intermediasi keuangan dan berturut-turut 6.53%, 5.48%, dan 5.38%. efisiensi biaya. Artinya bank yang dimiliki oleh variabel perhitungan rasio keuangan termasuk
menjadi sumber utama terhadap permodalan Tingkat suku bunga nominal yang semakin pihak asing memiliki tingkat efisiensi biaya d i d a l a m n y a a d a k o m p o n e n B O P O.
eksternal bagi perusahaan maupun pihak- tinggi akan meningkatkan beban bunga bank yang lebih tinggi. Pendekatan cost frontier mengukur seberapa jauh
pihak yang membutuhkan permodalan untuk dan pada akhirnya akan menurunkan tingkat suatu industri dalam hal ini bank dengan full-
menjalankan bisnisnya (Mishkin 2001). Peran efisiensi melalui ketidakpastian dan risiko yang Bonin, et al. (2005) juga menganalisis pengaruh cost minimization yang diukur secara relatif
tersebut lebih terlihat pada struktur keuangan lebih besar (Fries dan Taci, 2005). Sektor kepemilikan bank terhadap kinerja bank yang terhadap bank lain. Dalam hal ini ruang lingkup
di negara berkembang termasuk Indonesia. perbankan di kawasan ASEAN-5 akan dalam hal ini diukur dengan efisiensi biaya dan pada kajian ini adalah bank-bank di negara
Data Bank Indonesia tahun 2013 menunjukkan menghadapi integrasi finansial dan perbankan efisiensi profit. Hasil penelitian ini ASEAN-5, sehingga membandingkan efisiensi
bahwa industri perbankan masih mendominasi yang akan diimplementasikan pada tahun menunjukkan bank asing memiliki efisiensi menggunakan metode parametrik SFA lebih
sistem keuangan di Indonesia dengan pangsa 2020. biaya dan efisiensi profit yang lebih tinggi, relevan dibandingkan dengan perhitungan
sekitar 77.9 persen dari total aset lembaga tetapi ukuran suatu bank yang diukur dari total BOPO.
keuangan. Pentingnya peran sektor perbankan Kehadiran integrasi tersebut diharapkan dapat asset memberikan dampak negatif terhadap
mengharuskan perbankan untuk terus menjaga meningkatkan daya saing sektor perbankan di efisiensi bank itu sendiri. Sementara itu, Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
kinerjanya dengan baik. kawasan ASEAN-5 di industri perbankan dengan memasukkan unsur tingkat kompetisi tingkat efisiensi biaya perbankan di kawasan
internasional. Hal ini disebabkan proses perbankan, Kosak, et al. (2009) menggunakan ASEAN-5 dan faktor-faktor yang
Kiner ja perbankan yang rendah akan integ rasi mampu mengurangi tingkat Hirchsman-Herfindahl Index (HHI). Hasilnya memengaruhi tingkat efisiensi biaya tersebut.
menyebabkan sektor produktif kekurangan inefisiensi terutama pada sisi biaya perbankan menunjukkan bahwa HHI tersebut memiliki Kawasan ASEAN-5 ini dipilih mengingat lima
dana sehingga akan menghambat produksi (Ferreira, 2011). Akan tetapi, kehadiran peran yang sangat penting dalam negara di dalamnya memiliki perekonomian
yang dapat menyebabkan terhambatnya integrasi sektor perbankan juga menjadi memengaruhi tingkat efisiensi perbankan terbesar di wilayah ASEAN. Selain itu,
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Kinerja ancaman bagi industri perbankan domestik. dibandingkan variabel lainnya. masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) juga
perbankan salah satunya dapat diukur melalui Adanya integrasi tersebut memberikan diinisiasi oleh kelima negara tersebut. Pada
efisiensi. Inefisiensi perbankan merupakan kemudahan bagi bank-bank asing untuk masuk Sementara di ASEAN sendiri, kajian efisiensi kajian ini, periode yang digunakan mencakup
salah satu indikator yang menunjukkan ke dalam industri perbankan nasional. bank pernah dilakukan oleh Karim (2001) dan terjadinya krisis global pada tahun 2008,
rendahnya kinerja perbankan. Efisiensi dan Kemunculan bank-bank asing tersebut akan Tahir, Mongid, dan Haron (2012). Karim sehingga faktor guncangan eksternal tersebut
kesehatan perbankan dipandang sebagai menciptakan kondisi persaingan pasar menemukan bahwa bank-bank besar di kami masukkan sebagai salah satu faktor yang
sebuah keharusan. Hal tersebut ditujukan perbankan nasional semakin ketat dan kawasan ASEAN memiliki kecenderungan berpotensi memengaruhi tingkat efisiensi
untuk menciptakan stabilitas sistem keuangan. ketahanan bank-bank domestik akan diuji. tingkat efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan perbankan.
Bank yang inefisien dan tidak sehat secara Kegagalan bank domestik dalam persaingan dengan bank yang lebih kecil. Kesimpulan dari
individual, dapat melemahkan sistem keuangan berpotensi memberikan efek negatif pada kajian Tahir, et al. (2012) antara lain Hal ini sejalan dengan penelitian yang
melalui bunga pinjaman yang tinggi. kondisi perekonomian negaranya. menemukan bahwa bank-bank di Singapura dilakukan oleh Wolters, Couto, dan Felicio
memiliki cost inefficiency yang rendah (2014), Alzubaidi dan Bougheas (2012),
Indonesia merupakan salah satu negara di Penelitian mengenai efisiensi biaya telah dibandingkan negara lainnya di kawasan Forughi dan De Zoysa (2012), dan Popovici
kawasan ASEAN yang masih memiliki tingkat banyak dilakukan dimana metode umum yang ASEAN. Berdasarkan faktor-faktor yang (2014). Hasil yang ditemukan mereka terkait
suku bunga yang tinggi baik pada suku bunga digunakan adalah stochastic frontier analysis (SFA) memengaruhinya, inefisiensi biaya perbankan pengaruh krisis global terhadap efisiensi
simpanan maupun suku bunga kredit.. Suku seperti pada kajian Fries dan Taci (2005), di kawasan ASEAN lebih dipengaruhi oleh perbankan cukup beragam. Signifikansi
bunga rata-rata untuk simpanan berjangka dan Kosak, Peter, dan Jelena (2009), Irsova (2010), variabel internal bank dan pertumbuhan pengaruh krisis tersebut berbeda-beda baik
kredit perbankan Indonesia pada September dan Bonin, Hasan, dan Wachtel (2005). ekonomi. Inefisiensi biaya juga dipengaruhi antar negara maupun antar jenis dan status
2014 masing-masing sebesar 9.04% dan Sebagian besar penelitian-penelitian tersebut oleh tingkat korupsi dan kebebasan ekonomi, kepemilikan bank. Pada bagian kedua kajian ini
12.84%. Tingkat suku bunga kredit dan dilakukan dengan ruang lingkup wilayah Eropa namun tidak terjadi di semua negara. Di akan dijelaskan data dan metodologi penelitian
deposito Indonesia masih lebih ting gi (Fries dan Taci, 2005; Kosak, et al. 2009; Irsova, Indonesia sendiri ukuran efisiensi bank secara yang digunakan, selanjutnya hasil estimasi dan
dibandingkan negara lainnya di kawasan 2010; dan Banerjee, 2012). Hasil Kajian Fries deterministik menggunakan BOPO (biaya pembahasan, serta kesimpulan dan implikasi
ASEAN seperti Singapura, Thailand, Malaysia, dan Taci (2005) dengan fokus pada status operasional dibagi dengan pendapatan kebijakan akan dijelaskan berturut-turut pada
dan Filipina. Sebagai contoh, pada tahun 2012 kepemilikan bank salah satunya menunjukkan operasional). Rini (2008) menemukan bahwa bagian ketiga dan keempat.
suku bunga deposito 3 bulan di Indonesia bahwa bank swasta di 15 negara Eropa Timur untuk kajian dengan ruang lingkup di negara
sebesar 5.76% lebih besar dari Singapura memiliki kinerja efisiensi biaya yang lebih baik Indonesia saja rata-rata efisiensi yang diukur
dibandingkan bank milik pemerintah. berdasarkan metode SFA maupun BOPO dari
2005 – 2007 memberikan hasil yang serupa.
Jurnal Jurnal
322 Manajemen Teknologi 323 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.3 | 2015 Vol.14 | No.3 | 2015
Apriyana dkk/Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efisiensi Biaya Perbankan di Kawasan ASEAN-5 Apriyana dkk/Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efisiensi Biaya Perbankan di Kawasan ASEAN-5

2. Data dan Metodologi Tetapi pendekatan intermediasi memandang Tabel 1. Definisi Operasional Variabel yang Digunakan dan Hipotesis Pengaruh
bank sebagai intermediasi dari jasa keuangan
2.1. Data dan mengasumsikan bahwa bank Simbol Jenis Variabel Definisi Variabel Hipotesis
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini mengumpulkan simpanan dengan Variabel tak
merupakan data panel (balanced panel data) menggunakan tenaga kerja dan kapital dan Total biaya = beban
bebas
dengan cross section sebanyak 23 bank umum menjadi perantara sumber dana tersebut untuk C bunga+beban operasional
(dependent
lokal di kawasan ASEAN-5 selama periode dijadikan sebagai pinjaman dan other earning lainnya
variables)
2005-2012. Selain berdasarkan ketersediaan asset. Secara praktis, pendekatan intermediasi Loans (jumlah pinjaman yang
data, 23 bank tersebut dipilih secara purposif merupakan pendekatan yang lebih luas y1 Berpengaruh positif
disalurkan)
karena bank-bank yang dimaksud merupakan digunakan pada kajian-kajian efisiensi Securities (jumlah sekuritas
bank terbesar ketiga hingga keenam di masing- perbankan (diantaranya Popovici, 2014; y2 atau penerimaan asset lain Berpengaruh positif
masing negara. Data yang digunakan pada Alzubaidi dan Bougheas, 2012; Anayiotos, et (surat berharga yang dimiliki)
kajian ini merupakan data sekunder yang al., 2010; Berger dan Mester, 1997; dan Kosak, y3 Other earning asset Berpengaruh positif
diperoleh dari laporan keuangan tahunan, et al., 2009). Variabel Price of fund (rasio beban
bersumber dari publikasi resmi pada website w1 output dan bunga terhadap dana pihak Berpengaruh positif
masing-masing bank umum. Sementara data Dalam penelitian ini pendekatan yang input ketiga)
untuk beberapa indikator makroekonomi digunakan adalah intermediate approach. Price of labor (rasio biaya
bersumber dari World Bank. Sehingga variabel input yang digunakan seperti w2 personalia Berpengaruh positif
yang telah dijelaskan di atas dan salah satu terhadap total aset)
Dalam mengukur efisiensi biaya masing- output yang digunakan adalah jumlah total Price of capital (rasio biaya
masing bank, fungsi biaya yang dapat pinjaman dan bukan pendapatan bunga. w3 operasional lainnya terhadap Berpengaruh positif
menggambarkan biaya bank perlu dirumuskan. Karena pendapatan bunga dijadikan sebagai aset tetap)
Fungsi biaya tersebut tersusun atas variabel proksi variabel output pada pendekatan Variabel fixed
dependent berupa total biaya dan variabel produksi (lihat Dash dan Ghosh, z Aset tetap Berpengaruh positif
netput
independent antara lain variabel output (total 2006).Variabel fixed netputs merupakan Return on equity (proxy
kredit, sekuritas, dan penerimaan aset lainnya), komponen yang tidak masuk ke dalam bisnis ROE Berpengaruh positif
profitabilitas)
variabel input price (biaya bunga, biaya tenaga inti dari bank, tetapi dapat memengaruhi biaya Rasio ekuitas terhadap total
kerja, dan biaya modal), variabel fixed netputs atau pun pendapatan sehingga tidak dapat ETA Berpengaruh positif
aset
yaitu variabel aset tetap serta variabel eksogen dikategorikan langsung sebagai input maupun Variabel GDP per kapita riil tahun
yaitu return on equity (ROE), rasio ekuitas output. Variabel fixed income dari obligasi atau GDPCap Berpengaruh negatif
eksogen dasar 2005
terhadap aset (ETA), Gross Domestic Product pun pinjaman antar bank memang merupakan INT Tingkat suku bunga riil Berpengaruh positif
(GDP) per kapita, dan suku bunga riil. GDP proksi yang lebih baik untuk digunakan, tetapi Dummy krisis, bernilai “1” saat
per kapita yang digunakan merupakan GDP terdapat ketidaklengkapan data beberapa bank Dum_cris krisis global 2008 dan bernilai Berpengaruh positif
riil. Hal ini disebabkan GDP riil lebih relevan dari negara lain dimana laporan keuangannya “0” saat tidak krisis
untuk membandingkan kesejahteraan relatif tidak tersedia dalam versi detail.
antar negara karena telah mempertimbangkan
unsur inflasi. Sehingga seperti yang dinyatakan oleh Profitabilitas suatu bank dapat diproksi dari relevan diproksi dengan ROA dan ROE (lihat
Alzubaidi dan Bougheas (2012), aset tetap bererapa rasio keuangan antara lain ROE, antara lain Bonin, et al., (2005), Athanasoglou,
Terdapat dua pendekatan umum yang dianggap sebagai proksi dari capital input. Tetapi ROA, dan NPM (Net Profit Margin). NPM Brissimis, dan Delis (2005), Ghazali (2008),
digunakan untuk mengidentifikasi variabel karena aset tetap tersebut bukan merupakan mengukur tingkat keuntungan yang diperoleh Alper dan Anbar (2011), Ali, Akhtar, dan
input dan output pada suatu kajian efisiensi, komponen input dari core business bank, maka dibandingkan dengan pendapatan yang Ahmed (2011), serta Lin dan Zhang, 2009).
yaitu: production approach yang diperkenalkan variabel tersebut dimasukkan sebagai fixed diterima dari kegiatan operasionalnya. ROE ROE dipilih dibandingkan ROA pada kajian ini
oleh Cobb dan Douglas pada tahun 1928 dan netput. Sementara variabel ETA (rasio ekuitas menggambarkan kemampuan manajemen mengingat nilai ROA dapat menjadi bias akibat
intermediation approach yang diperkenalkan oleh terhadap total aset) digunakan sebagai ukuran bank dalam mengelola kapital yang ada untuk aktivitas off-balance-sheet (Mirzaei, Liu, dan
Sealey dan Lindley pada tahun 1977. dari solvency secara umum. Dalam kajian ini mendapatkan net income. Sementara ROA Moore, 2011). Tetapi ROE juga memiliki
Pendekatan produksi mendefinisikan aktivitas variabel tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam kelemahan dimana risiko terkait dengan
bank adalah memproduksi jasa dan menentukan tingkat kesehatan finansial dan memperoleh profitabilitas dan manajerial tingginya financial leverage diabaikan.
memandang bank sebagai pengguna tenaga keuntungan jangka panjang dari suatu efisiensi secara keseluruhan. Tetapi beberapa
kerja dan kapital untuk menyediakan jasa perusahaan yang dalam hal ini adalah bank. peneliti menyatakan bahwa ukuran
simpanan dan pinjaman. Rasio capital to risk weighted asset sebenarnya profitabilitas khususnya untuk bank lebih
dapat digunakan sebagai variabel eksogen jika
lebih fokus pada capital adequacy dan risiko
Jurnal
bank. Jurnal
324 Manajemen Teknologi 325 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.3 | 2015 Vol.14 | No.3 | 2015
Apriyana dkk/Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efisiensi Biaya Perbankan di Kawasan ASEAN-5 Apriyana dkk/Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efisiensi Biaya Perbankan di Kawasan ASEAN-5

2. Data dan Metodologi Tetapi pendekatan intermediasi memandang Tabel 1. Definisi Operasional Variabel yang Digunakan dan Hipotesis Pengaruh
bank sebagai intermediasi dari jasa keuangan
2.1. Data dan mengasumsikan bahwa bank Simbol Jenis Variabel Definisi Variabel Hipotesis
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini mengumpulkan simpanan dengan Variabel tak
merupakan data panel (balanced panel data) menggunakan tenaga kerja dan kapital dan Total biaya = beban
bebas
dengan cross section sebanyak 23 bank umum menjadi perantara sumber dana tersebut untuk C bunga+beban operasional
(dependent
lokal di kawasan ASEAN-5 selama periode dijadikan sebagai pinjaman dan other earning lainnya
variables)
2005-2012. Selain berdasarkan ketersediaan asset. Secara praktis, pendekatan intermediasi Loans (jumlah pinjaman yang
data, 23 bank tersebut dipilih secara purposif merupakan pendekatan yang lebih luas y1 Berpengaruh positif
disalurkan)
karena bank-bank yang dimaksud merupakan digunakan pada kajian-kajian efisiensi Securities (jumlah sekuritas
bank terbesar ketiga hingga keenam di masing- perbankan (diantaranya Popovici, 2014; y2 atau penerimaan asset lain Berpengaruh positif
masing negara. Data yang digunakan pada Alzubaidi dan Bougheas, 2012; Anayiotos, et (surat berharga yang dimiliki)
kajian ini merupakan data sekunder yang al., 2010; Berger dan Mester, 1997; dan Kosak, y3 Other earning asset Berpengaruh positif
diperoleh dari laporan keuangan tahunan, et al., 2009). Variabel Price of fund (rasio beban
bersumber dari publikasi resmi pada website w1 output dan bunga terhadap dana pihak Berpengaruh positif
masing-masing bank umum. Sementara data Dalam penelitian ini pendekatan yang input ketiga)
untuk beberapa indikator makroekonomi digunakan adalah intermediate approach. Price of labor (rasio biaya
bersumber dari World Bank. Sehingga variabel input yang digunakan seperti w2 personalia Berpengaruh positif
yang telah dijelaskan di atas dan salah satu terhadap total aset)
Dalam mengukur efisiensi biaya masing- output yang digunakan adalah jumlah total Price of capital (rasio biaya
masing bank, fungsi biaya yang dapat pinjaman dan bukan pendapatan bunga. w3 operasional lainnya terhadap Berpengaruh positif
menggambarkan biaya bank perlu dirumuskan. Karena pendapatan bunga dijadikan sebagai aset tetap)
Fungsi biaya tersebut tersusun atas variabel proksi variabel output pada pendekatan Variabel fixed
dependent berupa total biaya dan variabel produksi (lihat Dash dan Ghosh, z Aset tetap Berpengaruh positif
netput
independent antara lain variabel output (total 2006).Variabel fixed netputs merupakan Return on equity (proxy
kredit, sekuritas, dan penerimaan aset lainnya), komponen yang tidak masuk ke dalam bisnis ROE Berpengaruh positif
profitabilitas)
variabel input price (biaya bunga, biaya tenaga inti dari bank, tetapi dapat memengaruhi biaya Rasio ekuitas terhadap total
kerja, dan biaya modal), variabel fixed netputs atau pun pendapatan sehingga tidak dapat ETA Berpengaruh positif
aset
yaitu variabel aset tetap serta variabel eksogen dikategorikan langsung sebagai input maupun Variabel GDP per kapita riil tahun
yaitu return on equity (ROE), rasio ekuitas output. Variabel fixed income dari obligasi atau GDPCap Berpengaruh negatif
eksogen dasar 2005
terhadap aset (ETA), Gross Domestic Product pun pinjaman antar bank memang merupakan INT Tingkat suku bunga riil Berpengaruh positif
(GDP) per kapita, dan suku bunga riil. GDP proksi yang lebih baik untuk digunakan, tetapi Dummy krisis, bernilai “1” saat
per kapita yang digunakan merupakan GDP terdapat ketidaklengkapan data beberapa bank Dum_cris krisis global 2008 dan bernilai Berpengaruh positif
riil. Hal ini disebabkan GDP riil lebih relevan dari negara lain dimana laporan keuangannya “0” saat tidak krisis
untuk membandingkan kesejahteraan relatif tidak tersedia dalam versi detail.
antar negara karena telah mempertimbangkan
unsur inflasi. Sehingga seperti yang dinyatakan oleh Profitabilitas suatu bank dapat diproksi dari relevan diproksi dengan ROA dan ROE (lihat
Alzubaidi dan Bougheas (2012), aset tetap bererapa rasio keuangan antara lain ROE, antara lain Bonin, et al., (2005), Athanasoglou,
Terdapat dua pendekatan umum yang dianggap sebagai proksi dari capital input. Tetapi ROA, dan NPM (Net Profit Margin). NPM Brissimis, dan Delis (2005), Ghazali (2008),
digunakan untuk mengidentifikasi variabel karena aset tetap tersebut bukan merupakan mengukur tingkat keuntungan yang diperoleh Alper dan Anbar (2011), Ali, Akhtar, dan
input dan output pada suatu kajian efisiensi, komponen input dari core business bank, maka dibandingkan dengan pendapatan yang Ahmed (2011), serta Lin dan Zhang, 2009).
yaitu: production approach yang diperkenalkan variabel tersebut dimasukkan sebagai fixed diterima dari kegiatan operasionalnya. ROE ROE dipilih dibandingkan ROA pada kajian ini
oleh Cobb dan Douglas pada tahun 1928 dan netput. Sementara variabel ETA (rasio ekuitas menggambarkan kemampuan manajemen mengingat nilai ROA dapat menjadi bias akibat
intermediation approach yang diperkenalkan oleh terhadap total aset) digunakan sebagai ukuran bank dalam mengelola kapital yang ada untuk aktivitas off-balance-sheet (Mirzaei, Liu, dan
Sealey dan Lindley pada tahun 1977. dari solvency secara umum. Dalam kajian ini mendapatkan net income. Sementara ROA Moore, 2011). Tetapi ROE juga memiliki
Pendekatan produksi mendefinisikan aktivitas variabel tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam kelemahan dimana risiko terkait dengan
bank adalah memproduksi jasa dan menentukan tingkat kesehatan finansial dan memperoleh profitabilitas dan manajerial tingginya financial leverage diabaikan.
memandang bank sebagai pengguna tenaga keuntungan jangka panjang dari suatu efisiensi secara keseluruhan. Tetapi beberapa
kerja dan kapital untuk menyediakan jasa perusahaan yang dalam hal ini adalah bank. peneliti menyatakan bahwa ukuran
simpanan dan pinjaman. Rasio capital to risk weighted asset sebenarnya profitabilitas khususnya untuk bank lebih
dapat digunakan sebagai variabel eksogen jika
lebih fokus pada capital adequacy dan risiko
Jurnal
bank. Jurnal
324 Manajemen Teknologi 325 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.3 | 2015 Vol.14 | No.3 | 2015
Apriyana dkk/Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efisiensi Biaya Perbankan di Kawasan ASEAN-5 Apriyana dkk/Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efisiensi Biaya Perbankan di Kawasan ASEAN-5

Transformasi data ke dalam bentuk logaritma vit = faktor acak yang tidak dapat 2.2.3. Efisiensi Biaya menggunakan variabel eksogen yang sama (w,
natural dilakukan untuk variabel yang jenisnya dikendalikan Efisiensi biaya dari sebuah bank, misalnya bank y, z, v) dibandingkan dengan biaya aktual yang
bukan rasio. Variabel yang digunakan dalam uit = faktor error yang dapat dikendalikan A, didefinisikan sebagai estimasi biaya yang dikeluarkan. Secara matematis efisiensi biaya
penelitian ini merujuk pada penelitian yang (inefisiensi) dibutuhkan untuk memproduksi suatu set bank dapat mengikuti perhitungan yang
dilakukan oleh Kosak, et al. (2009) serta Berger (vektor) output dari bank A jika bank A dilakukan Berger dan Mester (1997) dengan
dan Mester (1997) dengan beberapa modifikasi Terdapat dua model utama yang digunakan tersebut beroperasi secara efisien dengan . rumus:
yaitu memasukkan variabel tingkat suku bunga untuk mengestimasi efisiensi, yaitu time- a min min min
Cost EFF = ĉ = exp [f (w,y,z,v) ] x exp [lnûc ] = ûc (4)
riil (INT) yang diindikasikan memiliki invariant model dan time-varying decay model. a a a a a a a
ĉ exp [f (w ,y ,z ,v )] x exp [lnûc ] ûc
hubungan dengan tingkat efisiensi biaya
perbankan. Menurut Fries dan Taci (2005), 2.2.1. Time-Invariant Model m i n
semakin tinggi tingkat suku bunga akan Time invariant model menggunakan maximum Biaya minimum (ĉ ) tersebut Efisiensi biaya akan berkisar dalam interval
meningkatkan beban bunga bank serta beban likelihood yang mengestimasi untuk parameter mengindikasikan minimum (optimal) cost (0,1] dengan nilai efisiensi satu menunjukkan
operasional lainnya yang pada akhirnya akan time invariant model. Dalam model ini, efek untuk seluruh sampel bank, sehingga hal ini bank tersebut merupakan bank yang paling
meningkatkan biaya dan menurunkan tingkat inefisiensi dapat dijelaskan oleh model: menunjukkan frontier dari sampel (Cb= biaya efisien.
a
efisiensi melalui ketidakpastian dan risiko yang uit = uit aktual dari bank A). Cost EFF merupakan
lebih besar. proporsi dari biaya atau resources yang 3. Hasil dan Pembahasan
2 2
dimana ut ~ N + (μ, σu ), uit ~ N (0, σu ) (2) digunakan secara efisien (misalkan rasio cost Tabel 2 merupakan nilai rataan variabel-
2.2 . Metode Analisis efficiency suatu bank sebesar 80 persen, hal ini variabel output, input, dan netput yang
Pengukuran tingkat efisiensi setiap bank dalam Dalam model ini, uit dan ut terdistribusi secara menunjukkan bahwa bank tersebut beroperasi digunakan dalam penelitian ini. Penggunaan
penelitian ini menggunakan model SFA independen satu sama lain dan bervariasi secara efisien sebesar 80 persen atau terdapat variabel tersebut mengikuti penelitian yang
dengan pendekatan time-invariant inefficiency dalam model. Dengan demikian, hasil efisiensi 20 persen biaya yang terbuang). dilakukan oleh Kosak, et al. (2009) dengan
model dan time-varying decay model. Model SFA dari time invariant model secara umum akan beberapa modifikasi data.
mer upakan suatu pendekatan frontier menunjukkan hasil yang sama antar waktu.
ekonomi, yang menilai fungsi biaya, Tabel 2. Nilai Rataan Variabel Output, Input, dan Fixed Netputs
keuntungan, atau hubungan produksi sejumlah 2.2.2. Time-Varying Decay Model Variabel Unit Indonesia Singapura Malaysia Thailand Filipina
input, output, dan faktor lingkungan, serta Time var ying decay model meng gunakan
Rp.
memperhitungkan random error (Berger dan maximum likelihood yang mengestimasi C 16,083.16 34,376.19 14,419.19 15,225.43 6,214.55
Milyar
Mester, 1997). parameter time varying decay model. Dalam model
Rp.
ini, efek inefisiensi akan dijelaskan oleh model y1 127,020.20 774,579.90 233,657.40 283,751.70 58,314.87
Milyar
Fungsi biaya pada model SFA terdiri dari dua berikut:
Rp.
bagian, yakni bagian deterministic f (lnyit , y2 48,667.47 227,725.30 65,124.92 55,815.14 28,959.65
Milyar
lnwit) dan bagian acak uit + vit. Model dasar pada uit = exp { - η (t-Tt)} ui (3)
Rp.
pendekatan ini mengasumsikan bahwa biaya y3 22,420.43 134,680.10 9,227.42 38,204.18 17,571.36
Milyar
total yang dikeluarkan oleh sebuah bank dimana ui ~ N + (μ, σu2)
w1 % 5.03 2.12 2.66 2.07 2.55
berbeda dari biaya optimal karena adanya
random noise vi dan komponen inefisiensi ui. Saat η > 0, derajat inefisiensi akan menurun w2 % 1.92 0.56 0.73 0.96 1.28
Merujuk pada penelitian Berger dan Mester seiring waktu. Saat η < 0, maka derajat w3 % 177.92 87.81 150.40 41.07 65.87
(1997), fungsi biaya untuk bank ke-i dapat inefisiensi akan meningkat seiring waktu. Rp.
Z 2,887.51 11,131.09 2,105.83 13,226.23 3,830.17
dituliskan dalam bentuk. Karena t = Tt di periode terakhir, maka Milyar
lncit = f((lnyit , lnwit) + εit (1) periode terakhir produsen i mengandung level
dimana: dasar dari inefisiensi untuk produsen itu. Jika η Keterangan: C= total biaya; y1= total kredit; Pengukuran efisiensi biaya perbankan lintas
Cit = biaya total dari bank ke-i pada > 0, level inefisiensi akan hilang selama level y 2 = total sekuritas; y 3 = penerimaan aset negara tidak cukup mengandalkan informasi
periode ke-t dasar. Jika η < 0, level inefisiensi akan lainnya; w1=biaya pendanaan (cost of fund); w2= dari kinerja bank itu sendiri. Perbedaan kondisi
yit = vektor kuantitas output yang meningkat ke level dasar. Dengan demikian, biaya tenaga kerja (cost of labour); w3= biaya masing-masing negara seperti kebijakan dari
dihasilkan bank ke-i pada period ke-t hasil efisiensi time varying decay model akan modal (cost of capital); z= aset tetap. otoritas terkait, kepemilikan bank, bahkan
wit = vektor harga input dari bank ke-i menunjukkan perbedaan antar waktu. Model Catatan: nilai dalam mata uang valuta asing nasabah bank dapat menyebabkan perbedaan
pada periode ke-t inilah yang digunakan pada penelitian ini. diubah ke dalam bentuk rupiah dengan efisiensi bank-bank tersebut (Kosak, et al.
εit = komponen error yang terdiri dari dua menggunakan kurs tengah Bank Indonesia. 2009).
bagian dalam bentuk:
εit = uit + vit

Jurnal Jurnal
326 Manajemen Teknologi 327 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.3 | 2015 Vol.14 | No.3 | 2015
Apriyana dkk/Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efisiensi Biaya Perbankan di Kawasan ASEAN-5 Apriyana dkk/Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efisiensi Biaya Perbankan di Kawasan ASEAN-5

Transformasi data ke dalam bentuk logaritma vit = faktor acak yang tidak dapat 2.2.3. Efisiensi Biaya menggunakan variabel eksogen yang sama (w,
natural dilakukan untuk variabel yang jenisnya dikendalikan Efisiensi biaya dari sebuah bank, misalnya bank y, z, v) dibandingkan dengan biaya aktual yang
bukan rasio. Variabel yang digunakan dalam uit = faktor error yang dapat dikendalikan A, didefinisikan sebagai estimasi biaya yang dikeluarkan. Secara matematis efisiensi biaya
penelitian ini merujuk pada penelitian yang (inefisiensi) dibutuhkan untuk memproduksi suatu set bank dapat mengikuti perhitungan yang
dilakukan oleh Kosak, et al. (2009) serta Berger (vektor) output dari bank A jika bank A dilakukan Berger dan Mester (1997) dengan
dan Mester (1997) dengan beberapa modifikasi Terdapat dua model utama yang digunakan tersebut beroperasi secara efisien dengan . rumus:
yaitu memasukkan variabel tingkat suku bunga untuk mengestimasi efisiensi, yaitu time- a min min min
Cost EFF = ĉ = exp [f (w,y,z,v) ] x exp [lnûc ] = ûc (4)
riil (INT) yang diindikasikan memiliki invariant model dan time-varying decay model. a a a a a a a
ĉ exp [f (w ,y ,z ,v )] x exp [lnûc ] ûc
hubungan dengan tingkat efisiensi biaya
perbankan. Menurut Fries dan Taci (2005), 2.2.1. Time-Invariant Model m i n
semakin tinggi tingkat suku bunga akan Time invariant model menggunakan maximum Biaya minimum (ĉ ) tersebut Efisiensi biaya akan berkisar dalam interval
meningkatkan beban bunga bank serta beban likelihood yang mengestimasi untuk parameter mengindikasikan minimum (optimal) cost (0,1] dengan nilai efisiensi satu menunjukkan
operasional lainnya yang pada akhirnya akan time invariant model. Dalam model ini, efek untuk seluruh sampel bank, sehingga hal ini bank tersebut merupakan bank yang paling
meningkatkan biaya dan menurunkan tingkat inefisiensi dapat dijelaskan oleh model: menunjukkan frontier dari sampel (Cb= biaya efisien.
a
efisiensi melalui ketidakpastian dan risiko yang uit = uit aktual dari bank A). Cost EFF merupakan
lebih besar. proporsi dari biaya atau resources yang 3. Hasil dan Pembahasan
2 2
dimana ut ~ N + (μ, σu ), uit ~ N (0, σu ) (2) digunakan secara efisien (misalkan rasio cost Tabel 2 merupakan nilai rataan variabel-
2.2 . Metode Analisis efficiency suatu bank sebesar 80 persen, hal ini variabel output, input, dan netput yang
Pengukuran tingkat efisiensi setiap bank dalam Dalam model ini, uit dan ut terdistribusi secara menunjukkan bahwa bank tersebut beroperasi digunakan dalam penelitian ini. Penggunaan
penelitian ini menggunakan model SFA independen satu sama lain dan bervariasi secara efisien sebesar 80 persen atau terdapat variabel tersebut mengikuti penelitian yang
dengan pendekatan time-invariant inefficiency dalam model. Dengan demikian, hasil efisiensi 20 persen biaya yang terbuang). dilakukan oleh Kosak, et al. (2009) dengan
model dan time-varying decay model. Model SFA dari time invariant model secara umum akan beberapa modifikasi data.
mer upakan suatu pendekatan frontier menunjukkan hasil yang sama antar waktu.
ekonomi, yang menilai fungsi biaya, Tabel 2. Nilai Rataan Variabel Output, Input, dan Fixed Netputs
keuntungan, atau hubungan produksi sejumlah 2.2.2. Time-Varying Decay Model Variabel Unit Indonesia Singapura Malaysia Thailand Filipina
input, output, dan faktor lingkungan, serta Time var ying decay model meng gunakan
Rp.
memperhitungkan random error (Berger dan maximum likelihood yang mengestimasi C 16,083.16 34,376.19 14,419.19 15,225.43 6,214.55
Milyar
Mester, 1997). parameter time varying decay model. Dalam model
Rp.
ini, efek inefisiensi akan dijelaskan oleh model y1 127,020.20 774,579.90 233,657.40 283,751.70 58,314.87
Milyar
Fungsi biaya pada model SFA terdiri dari dua berikut:
Rp.
bagian, yakni bagian deterministic f (lnyit , y2 48,667.47 227,725.30 65,124.92 55,815.14 28,959.65
Milyar
lnwit) dan bagian acak uit + vit. Model dasar pada uit = exp { - η (t-Tt)} ui (3)
Rp.
pendekatan ini mengasumsikan bahwa biaya y3 22,420.43 134,680.10 9,227.42 38,204.18 17,571.36
Milyar
total yang dikeluarkan oleh sebuah bank dimana ui ~ N + (μ, σu2)
w1 % 5.03 2.12 2.66 2.07 2.55
berbeda dari biaya optimal karena adanya
random noise vi dan komponen inefisiensi ui. Saat η > 0, derajat inefisiensi akan menurun w2 % 1.92 0.56 0.73 0.96 1.28
Merujuk pada penelitian Berger dan Mester seiring waktu. Saat η < 0, maka derajat w3 % 177.92 87.81 150.40 41.07 65.87
(1997), fungsi biaya untuk bank ke-i dapat inefisiensi akan meningkat seiring waktu. Rp.
Z 2,887.51 11,131.09 2,105.83 13,226.23 3,830.17
dituliskan dalam bentuk. Karena t = Tt di periode terakhir, maka Milyar
lncit = f((lnyit , lnwit) + εit (1) periode terakhir produsen i mengandung level
dimana: dasar dari inefisiensi untuk produsen itu. Jika η Keterangan: C= total biaya; y1= total kredit; Pengukuran efisiensi biaya perbankan lintas
Cit = biaya total dari bank ke-i pada > 0, level inefisiensi akan hilang selama level y 2 = total sekuritas; y 3 = penerimaan aset negara tidak cukup mengandalkan informasi
periode ke-t dasar. Jika η < 0, level inefisiensi akan lainnya; w1=biaya pendanaan (cost of fund); w2= dari kinerja bank itu sendiri. Perbedaan kondisi
yit = vektor kuantitas output yang meningkat ke level dasar. Dengan demikian, biaya tenaga kerja (cost of labour); w3= biaya masing-masing negara seperti kebijakan dari
dihasilkan bank ke-i pada period ke-t hasil efisiensi time varying decay model akan modal (cost of capital); z= aset tetap. otoritas terkait, kepemilikan bank, bahkan
wit = vektor harga input dari bank ke-i menunjukkan perbedaan antar waktu. Model Catatan: nilai dalam mata uang valuta asing nasabah bank dapat menyebabkan perbedaan
pada periode ke-t inilah yang digunakan pada penelitian ini. diubah ke dalam bentuk rupiah dengan efisiensi bank-bank tersebut (Kosak, et al.
εit = komponen error yang terdiri dari dua menggunakan kurs tengah Bank Indonesia. 2009).
bagian dalam bentuk:
εit = uit + vit

Jurnal Jurnal
326 Manajemen Teknologi 327 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.3 | 2015 Vol.14 | No.3 | 2015
Apriyana dkk/Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efisiensi Biaya Perbankan di Kawasan ASEAN-5 Apriyana dkk/Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efisiensi Biaya Perbankan di Kawasan ASEAN-5

Oleh karena itu, penelitian ini menganalisis Variabel-variabel output sesuai hipotesis Sementara itu, dari sisi variabel input juga Variabel makroekonomi yang digunakan dalam
efisiensi bank-bank di kawasan ASEAN memiliki tanda koefisien yang positif. menunjukkan hal yang sama. Variabel input penelitian ini yaitu tingkat suku bunga riil
dengan menggunakan variabel eksogen yaitu Koefisien total kredit (y1) yang diperoleh dari memiliki pengaruh yang positif terhadap total (INT) dan GDP per kapita tidak berpengaruh
return on equity (ROE), suku bunga riil (INT), hasil estimasi sebesar 0.512, artinya jika terjadi biaya, tetapi hanya rasio cost of fund dan cost of signifikan terhadap total biaya. Dengan kata
pendapatan/GDP per kapita (GDPCap), dan kenaikan kredit yang disalurkan oleh bank capital. Variabel rasio beban bunga terhadap lain, variabel yang mewakili unsur lingkungan
rasio ekuitas terhadap total aset (ETA). sebesar 1% diduga akan meningkatkan total dana pihak ketiga (w1) memiliki koefisien tempat bank beroperasi tidak memengaruhi
biaya sebesar 0.512%, cateris paribus. estimasi tertinggi yaitu 0.137, artinya apabila tingkat efisiensi bank-bank di ASEAN. Hasil
3.1. Tingkat Efisiensi Bank dan Faktor-faktor yang Peningkatan total kredit yang disalurkan pada terjadi kenaikan rasio tersebut sebesar 1% ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang
Memengaruhinya dasarnya sebagai salah satu indikator diduga akan meningkatkan total biaya yang dilakukan Fries dan Taci (2005), khusus untuk
Hasil estimasi fungsi biaya untuk sampel bank perkembangan setiap bank. Peningkatan total harus dikeluarkan oleh bank sebesar 0.137%, tidak signifikansinya variabel GDP per kapita.
di kawasan ASEAN-5 selama periode 2005- kredit ini diharapkan tidak akan meningkatkan cateris paribus. Peningkatan pada masing- Sementara itu, variabel-variabel karakteristik
2012 tersaji pada Tabel 3. Hasil estimasi yang jumlah kredit bermasalah. Untuk menjaga agar masing biaya input ini tentunya akan bank yaitu rasio ekuitas terhadap total biaya
digunakan dalam penelitian ini menggunakan non performing loan (NPL) tidak meningkat, meningkatkan total biaya yang dikeluarkan dan (ETA) tidak berpengaruh signifikan tetapi
pendekatan time-varying decay. Secara umum maka bank har us meningkatkan biaya pada akhirnya akan menurunkan tingkat return on equity (ROE) berpengar uh
hasil estimasi dari model SFA menunjukkan monitoring dan biaya pengelolaan risiko untuk efisiensi biayanya, cateris paribus. signifikan terhadap total biaya.
hasil yang cukup baik, terlihat dari nilai statistik menjaga tingkat NPL-nya. Hal ini sesuai
uji Wald (Wald Chi-sq) di atas menunjukkan dengan salah satu hubungan antara kredit Cost of funds merupakan tingkat suku bunga Variabel ROE berpengaruh positif dengan
bahwa model tersebut sudah baik karena dengan efisiensi yang berlandaskan pada yang har us dibayarkan suatu lembaga koefisien yang diperoleh sebesar 0.004. Return
memiliki nilai probabilitas kurang dari α = 5%. masalah moral hazard dan informasi asimetris keuangan atas dana yang mereka dapatkan. on equity mengukur seberapa banyak
Dilihat dari tingkat signifikansi koefisien (Berger dan De Young, 1997). Begitupun Nilai koefisien dari variabel ini lebih besar dari keuntung an sebuah per usahaan yang
parameter juga sebagian besar signifkan pada dengan variabel output lainnya yaitu total koefisien variabel biaya modal. Hal ini sesuai dihasilkan dari ekuitas pemegang saham. ROE
taraf nyata 5% (berdasarkan nilai statistik uji-t). sekuritas dan penerimaan aset lainnya yang dengan ekspektasi dimana cost of fund yang lebih tinggi menunjukkan profitabilitas
Pada model time-varying decay model ini memiliki hubungan positif dengan total biaya. merupakan biaya input yang paling penting yang lebih tinggi. Profitabilitas yang lebih
terlihat bahwa hampir semua variabel-variabel Tetapi, koefisien yang didapat lebih rendah untuk lembaga keuangan seperti bank. Cost of tinggi mengindikasikan efisiensi biaya yang
yang digunakan dalam penelitian ini daripada koefisien total kredit, dimana hal ini fund yang lebih rendah akan menurunkan total juga lebih tinggi. Karena profit yang lebih
berpengaruh signifikan, kecuali variabel biaya sejalan dengan kajian Kosak, et al. (2009). Hasil biaya secara keseluruhan, yang pada akhirnya ting gi salah satunya bisa berarti pada
tenaga kerja, ETA, GDP per kapita, dan suku ini relevan mengingat dari tiga komponen akan menghasilkan tingkat pengembalian yang manajemen pengeluaran bank yang lebih baik.
bunga riil. output tersebut, total kredit memiliki nilai lebih baik. Hasil ini sejalan juga dengan kajian Hubungan ROE yang positif dengan tingkat
terbesar. Kosak, et al. (2009) dimana koefisien input efisiensi yang ditemukan pada kajian ini sejalan
berupa cost of fund memiliki nilai yang lebih dengan temuan Berger dan Mester (1997).
Tabel 3. Hasil Estimasi Fungsi Biaya dengan Menggunakan Metode SFA besar dibandingkan dengan koefisien dua input
Variabel Dependen : lnC (Total Cost) lainnya. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan
Variabel Time-Varying Decay Model variabel dummy untuk melihat pengaruh krisis
Independen Coef. Std. Err. Variabel fixed netput yang digunakan dalam global yang terjadi pada tahun 2008. Hasil
lny1 0.512** 0.050 penelitian ini yaitu aset tetap berpengaruh estimasi pada Tabel 3 menunjukkan bahwa
lny2 0.096** 0.028 secara signifikan terhadap total biaya. Hasil variabel dummy berpengaruh signifikan dan
lny3 0.053** 0.014 estimasi menunjukkan koefisien aset tetap (lnz) memiliki hubungan positif dengan total biaya.
w1 0.137** 0.011 memiliki tanda positif. Jika terjadi peningkatan Dengan kata lain, hal ini berarti bahwa krisis
w2 0.060 0.037
aset tetap maka total biaya akan meningkat, yang terjadi secara umum menurunkan tingkat
w3 0.002** 0.000
lnz 0.195** 0.034 dengan demikian menur unkan tingkat efisiensi bank-bank di ASEAN-5. Untuk kasus
eta 0.005 0.006 efisiensinya. Hal ini disebabkan karena di negara berkembang di Eropa, Anayiotos,
roe 0.004** 0.002 peningkatan aset tetap suatu bank akan Toroyan, dan Vamvakidis (2010) menemukan
lngdpcap 0.012 0.041 meningkatkan biaya operasional seperti biaya hal yang serupa, dimana selama krisis tingkat
int 0.005 0.003 perawatan atau biaya tetap sehingga akan efisiensi bank menurun secara signifikan.
dum_cris 0.073** 0.024 meningkatkan total biaya yang har us
konstanta 2.062 1.195 ditanggung oleh bank sehingga efisiensi biaya
Wald Chi-sq 1829.34
akan menurun.
Prob. 0.0000
Loglikelihood 147.55559
η 0.058
Keterangan : ** signifikan pada taraf nyata 5%
Sumber : Hasil Pengolahan

Jurnal Jurnal
328 Manajemen Teknologi 329 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.3 | 2015 Vol.14 | No.3 | 2015
Apriyana dkk/Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efisiensi Biaya Perbankan di Kawasan ASEAN-5 Apriyana dkk/Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efisiensi Biaya Perbankan di Kawasan ASEAN-5

Oleh karena itu, penelitian ini menganalisis Variabel-variabel output sesuai hipotesis Sementara itu, dari sisi variabel input juga Variabel makroekonomi yang digunakan dalam
efisiensi bank-bank di kawasan ASEAN memiliki tanda koefisien yang positif. menunjukkan hal yang sama. Variabel input penelitian ini yaitu tingkat suku bunga riil
dengan menggunakan variabel eksogen yaitu Koefisien total kredit (y1) yang diperoleh dari memiliki pengaruh yang positif terhadap total (INT) dan GDP per kapita tidak berpengaruh
return on equity (ROE), suku bunga riil (INT), hasil estimasi sebesar 0.512, artinya jika terjadi biaya, tetapi hanya rasio cost of fund dan cost of signifikan terhadap total biaya. Dengan kata
pendapatan/GDP per kapita (GDPCap), dan kenaikan kredit yang disalurkan oleh bank capital. Variabel rasio beban bunga terhadap lain, variabel yang mewakili unsur lingkungan
rasio ekuitas terhadap total aset (ETA). sebesar 1% diduga akan meningkatkan total dana pihak ketiga (w1) memiliki koefisien tempat bank beroperasi tidak memengaruhi
biaya sebesar 0.512%, cateris paribus. estimasi tertinggi yaitu 0.137, artinya apabila tingkat efisiensi bank-bank di ASEAN. Hasil
3.1. Tingkat Efisiensi Bank dan Faktor-faktor yang Peningkatan total kredit yang disalurkan pada terjadi kenaikan rasio tersebut sebesar 1% ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang
Memengaruhinya dasarnya sebagai salah satu indikator diduga akan meningkatkan total biaya yang dilakukan Fries dan Taci (2005), khusus untuk
Hasil estimasi fungsi biaya untuk sampel bank perkembangan setiap bank. Peningkatan total harus dikeluarkan oleh bank sebesar 0.137%, tidak signifikansinya variabel GDP per kapita.
di kawasan ASEAN-5 selama periode 2005- kredit ini diharapkan tidak akan meningkatkan cateris paribus. Peningkatan pada masing- Sementara itu, variabel-variabel karakteristik
2012 tersaji pada Tabel 3. Hasil estimasi yang jumlah kredit bermasalah. Untuk menjaga agar masing biaya input ini tentunya akan bank yaitu rasio ekuitas terhadap total biaya
digunakan dalam penelitian ini menggunakan non performing loan (NPL) tidak meningkat, meningkatkan total biaya yang dikeluarkan dan (ETA) tidak berpengaruh signifikan tetapi
pendekatan time-varying decay. Secara umum maka bank har us meningkatkan biaya pada akhirnya akan menurunkan tingkat return on equity (ROE) berpengar uh
hasil estimasi dari model SFA menunjukkan monitoring dan biaya pengelolaan risiko untuk efisiensi biayanya, cateris paribus. signifikan terhadap total biaya.
hasil yang cukup baik, terlihat dari nilai statistik menjaga tingkat NPL-nya. Hal ini sesuai
uji Wald (Wald Chi-sq) di atas menunjukkan dengan salah satu hubungan antara kredit Cost of funds merupakan tingkat suku bunga Variabel ROE berpengaruh positif dengan
bahwa model tersebut sudah baik karena dengan efisiensi yang berlandaskan pada yang har us dibayarkan suatu lembaga koefisien yang diperoleh sebesar 0.004. Return
memiliki nilai probabilitas kurang dari α = 5%. masalah moral hazard dan informasi asimetris keuangan atas dana yang mereka dapatkan. on equity mengukur seberapa banyak
Dilihat dari tingkat signifikansi koefisien (Berger dan De Young, 1997). Begitupun Nilai koefisien dari variabel ini lebih besar dari keuntung an sebuah per usahaan yang
parameter juga sebagian besar signifkan pada dengan variabel output lainnya yaitu total koefisien variabel biaya modal. Hal ini sesuai dihasilkan dari ekuitas pemegang saham. ROE
taraf nyata 5% (berdasarkan nilai statistik uji-t). sekuritas dan penerimaan aset lainnya yang dengan ekspektasi dimana cost of fund yang lebih tinggi menunjukkan profitabilitas
Pada model time-varying decay model ini memiliki hubungan positif dengan total biaya. merupakan biaya input yang paling penting yang lebih tinggi. Profitabilitas yang lebih
terlihat bahwa hampir semua variabel-variabel Tetapi, koefisien yang didapat lebih rendah untuk lembaga keuangan seperti bank. Cost of tinggi mengindikasikan efisiensi biaya yang
yang digunakan dalam penelitian ini daripada koefisien total kredit, dimana hal ini fund yang lebih rendah akan menurunkan total juga lebih tinggi. Karena profit yang lebih
berpengaruh signifikan, kecuali variabel biaya sejalan dengan kajian Kosak, et al. (2009). Hasil biaya secara keseluruhan, yang pada akhirnya ting gi salah satunya bisa berarti pada
tenaga kerja, ETA, GDP per kapita, dan suku ini relevan mengingat dari tiga komponen akan menghasilkan tingkat pengembalian yang manajemen pengeluaran bank yang lebih baik.
bunga riil. output tersebut, total kredit memiliki nilai lebih baik. Hasil ini sejalan juga dengan kajian Hubungan ROE yang positif dengan tingkat
terbesar. Kosak, et al. (2009) dimana koefisien input efisiensi yang ditemukan pada kajian ini sejalan
berupa cost of fund memiliki nilai yang lebih dengan temuan Berger dan Mester (1997).
Tabel 3. Hasil Estimasi Fungsi Biaya dengan Menggunakan Metode SFA besar dibandingkan dengan koefisien dua input
Variabel Dependen : lnC (Total Cost) lainnya. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan
Variabel Time-Varying Decay Model variabel dummy untuk melihat pengaruh krisis
Independen Coef. Std. Err. Variabel fixed netput yang digunakan dalam global yang terjadi pada tahun 2008. Hasil
lny1 0.512** 0.050 penelitian ini yaitu aset tetap berpengaruh estimasi pada Tabel 3 menunjukkan bahwa
lny2 0.096** 0.028 secara signifikan terhadap total biaya. Hasil variabel dummy berpengaruh signifikan dan
lny3 0.053** 0.014 estimasi menunjukkan koefisien aset tetap (lnz) memiliki hubungan positif dengan total biaya.
w1 0.137** 0.011 memiliki tanda positif. Jika terjadi peningkatan Dengan kata lain, hal ini berarti bahwa krisis
w2 0.060 0.037
aset tetap maka total biaya akan meningkat, yang terjadi secara umum menurunkan tingkat
w3 0.002** 0.000
lnz 0.195** 0.034 dengan demikian menur unkan tingkat efisiensi bank-bank di ASEAN-5. Untuk kasus
eta 0.005 0.006 efisiensinya. Hal ini disebabkan karena di negara berkembang di Eropa, Anayiotos,
roe 0.004** 0.002 peningkatan aset tetap suatu bank akan Toroyan, dan Vamvakidis (2010) menemukan
lngdpcap 0.012 0.041 meningkatkan biaya operasional seperti biaya hal yang serupa, dimana selama krisis tingkat
int 0.005 0.003 perawatan atau biaya tetap sehingga akan efisiensi bank menurun secara signifikan.
dum_cris 0.073** 0.024 meningkatkan total biaya yang har us
konstanta 2.062 1.195 ditanggung oleh bank sehingga efisiensi biaya
Wald Chi-sq 1829.34
akan menurun.
Prob. 0.0000
Loglikelihood 147.55559
η 0.058
Keterangan : ** signifikan pada taraf nyata 5%
Sumber : Hasil Pengolahan

Jurnal Jurnal
328 Manajemen Teknologi 329 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.3 | 2015 Vol.14 | No.3 | 2015
Apriyana dkk/Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efisiensi Biaya Perbankan di Kawasan ASEAN-5 Apriyana dkk/Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efisiensi Biaya Perbankan di Kawasan ASEAN-5

Tabel 4. Nilai efisiensi bank-bank di kawasan ASEAN-5 menggunakan pendekatan time-varying decay Nilai efisiensi biaya tertinggi dimiliki oleh ini menjadi tantangan yang begitu besar bagi
model perbankan Thailand dengan rata-rata nilai pemerintah, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa
efisiensi sebesar 0.777 pada pendekatan time- Keuangan. Meskipun efisiensi bukan satu-
Time-varying
Kode Bank Nilai efisiensi Kode Bank varying decay. Besarnya nilai tersebut satunya ukuran kinerja perbankan, tetapi jika
decay
menunjukkan bahwa perbankan Thailand kinerja indikator tersebut tidak diperbaiki tentu
15 0.846 32 0.689 beroperasi secara efisien sebesar 77.7% atau dapat memengaruhi daya saing bank-bank
42 0.790 35 0.685 terdapat 22.3% efisiensi biaya yang masih bisa Indonesia terutama di kawasan regional
41 0.789 33 0.684 dimanfaatkan oleh perbankan Thailand. ASEAN. Kebijakan pengembangan keuangan
43 0.781 52 0.661 Sementara itu, perbankan Indonesia memiliki inklusif yang salah satunya didukung melalui
45 0.766 51 0.654 rata-rata efisiensi biaya sebesar 0.663, artinya pengembangan branchless banking saat ini
16 0.759 54 0.647 perbankan Indonesia hanya mampu beroperasi menjadi relevan. Branchless banking menjadi
44 0.758 13 0.579 secara efisien sebesar 66.3% atau terdapat salah satu strategi dalam menur unkan
33.7% efisiensi biaya yang masih bisa overhead cost dan connectivity cost (Pickens,
22 0.758 12 0.575
dimanfaatkan oleh perbankan di Indonesia. Porteous, dan Rotman, 2009). Sehingga BI dan
21 0.757 31 0.559 Perbankan Filipina memiliki efisiensi biaya OJK harus terus menggalakan peningkatan
34 0.725 14 0.519 terendah di kawasan ASEAN-5 dengan rata- penerapan branchless banking kepada bank-
11 0.701 53 0.514 rata sebesar 0.619, artinya perbankan Filipina bank dan menyempurnakan semua perangkat
23 0.693 beroperasi secara efisien sebesar 61.9% atau pendukungnya termasuk aturan-aturan terkait.
terdapat 38.1% efisiensi biaya yang masih bisa Hal ini dilakukan untuk membantu
Sumber: Hasil Pengolahan Dari hasil perhitungan nilai efisiensi masing- dimanfaatkan oleh perbankan Filipina. memperbaiki tingkat efisiensi bank yang pada
Catatan: Nama bank tidak ditampilkan sesuai dengan etika masing bank kemudian dihitung nilai efisiensi akhirnya dapat meningkatkan daya saing bank-
penelitian. masing-masing negara sehingga diharapkan 4. Penutup bank di Indonesia terutama bank domestik di
mampu menggambarkan kondisi efisiensi kancah regional bahkan internasional.
Hasil estimasi dengan pendekatan time-varying perbankan tiap negara. Nilai efisiensi yang Hasil estimasi dengan menggunakan metode
decay menghasilkan η (dibaca: eta). Variabel dihasilkan merupakan nilai rata-rata dari nilai SFA dalam penelitian ini dapat disimpulkan Selain melihat indikator makro yang
tersebut dapat memberikan gambaran efisiensi efisiensi bank-bank yang beroperasi di masing- bahwa secara umum bank-bank di kawasan memengaruhi tingkat efisiensi bank, struktur
dari bank-bank tersebut apakah mengalami masing negaranya. Tabel 5 menyajikan ASEAN-5 beroperasi cukup efisien dengan kepemilikan bank dan persaingan antar bank di
peningkatan atau penurunan selama kurun perbandingan nilai efisiensi biaya perbankan di rata-rata nilai efisiensi 71.84%. dalam masing-masing negara dapat dicoba
waktu periode penelitian (Battese dan Coelli, masing-masing negara. penelitian ini bank-bank Thailand memiliki ditambahkan seperti yang dilakukan oleh
1993). Pada Tabel 3 parameter estimasi η pada nilai efisiensi tertinggi diikuti Singapura, Bonin, et al. (2005). Karena hasil kajiannya
fungsi biaya bernilai 0.058 (positif) artinya Tabel 5. Perbandingan Nilai Efisiensi Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Variabel- menunjukkan terdapat tingkat efisiensi yang
dalam penelitian ini terjadi peningkatan Perbankan ASEAN-5 variabel yang digunakan untuk mengukur berbeda antar bank yang memiliki perbedaan
efisiensi biaya selama periode penelitian. Dari tingkat efisiensi perbankan di kawasan struktur kepemilikan (asing atau domestik).
hasil estimasi tersebut dijelaskan bahwa telah Negara T im e -v ary in g d e c ay ASEAN-5 hampir seluruhnya berpengaruh Bank-spesific determinant juga dapat ditambahkan
terjadi perubahan tingkat efisiensi pada bank- Indonesia 0.663 secara signifikan. Variabel output, input, dan pada kajian berikutnya selain ROE yang
bank di kawasan ASEAN-5 yaitu cenderung fixed netput memiliki memiliki pengaruh digunakan pada kajian ini.
Singapura 0.736
meningkat. positif terhadap total biaya. Variabel
Malaysia 0.669 karakateristik bank yaitu ROE berpengaruh Referensi
Nilai efisiensi masing-masing bank Thailand 0.777 signifikan terhadap total biaya, sedangkan
berdasarkan hasil estimasi dengan pendekatan Filipina 0.619 variabel ETA tidak berpengaruh signifikan Ali K., Akhtar, M.F., & Ahmed, H.Z. (2011).
time-varying decay model dapat dilihat pada Tabel Sumber: Hasil Pengolahan terhadap total biaya. Variabel makroekonomi Bank-Specific and Macroeconomic
4. Semakin tinggi nilai efisiensi suatu bank yang digunakan dalam penelitian ini tidak ada Indicators of Profiability – Empirical
menunjukkan bahwa semakin efisien bank yang berpengaruh signifikan pada total biaya. Evidence from The Commercial Banks
tersebut mengelola faktor input yang of Pakistan. International Journal of
digunakan (relatif terhadap bank lain). Dengan Secara umum, hasil kajian ini menunjukkan Business and Social Science, 2(6), 235-242.
menggunakan pendekatan time-varying decay bahwa bank-bank di Indonesia belum Alper, D, & Anbar, A. (2011). Bank Specific
model, terdapat masing-masing 6 bank dengan beroperasi secara efisien jika dibandingkan and Macroeconomic Determinants of
status tidak efisien (NE < 0.651), cukup efisien dengan bank-bank di empat negara lainnya. Commercial Bank Profitability:
(0.693 < NE < 0.759), dan efisien (NE > Dalam kaitannya dengan implementasi Empirical Evidence from Turkey.
0.759). Sisanya (5 bank) memiliki status kurang ASEAN Economic Community (AEC) tentu hal Business and Economics Research Journal, 2,
efisien (0.651 < NE < 0.693). 139-152.

Jurnal Jurnal
330 Manajemen Teknologi 331 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.3 | 2015 Vol.14 | No.3 | 2015
Apriyana dkk/Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efisiensi Biaya Perbankan di Kawasan ASEAN-5 Apriyana dkk/Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efisiensi Biaya Perbankan di Kawasan ASEAN-5

Tabel 4. Nilai efisiensi bank-bank di kawasan ASEAN-5 menggunakan pendekatan time-varying decay Nilai efisiensi biaya tertinggi dimiliki oleh ini menjadi tantangan yang begitu besar bagi
model perbankan Thailand dengan rata-rata nilai pemerintah, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa
efisiensi sebesar 0.777 pada pendekatan time- Keuangan. Meskipun efisiensi bukan satu-
Time-varying
Kode Bank Nilai efisiensi Kode Bank varying decay. Besarnya nilai tersebut satunya ukuran kinerja perbankan, tetapi jika
decay
menunjukkan bahwa perbankan Thailand kinerja indikator tersebut tidak diperbaiki tentu
15 0.846 32 0.689 beroperasi secara efisien sebesar 77.7% atau dapat memengaruhi daya saing bank-bank
42 0.790 35 0.685 terdapat 22.3% efisiensi biaya yang masih bisa Indonesia terutama di kawasan regional
41 0.789 33 0.684 dimanfaatkan oleh perbankan Thailand. ASEAN. Kebijakan pengembangan keuangan
43 0.781 52 0.661 Sementara itu, perbankan Indonesia memiliki inklusif yang salah satunya didukung melalui
45 0.766 51 0.654 rata-rata efisiensi biaya sebesar 0.663, artinya pengembangan branchless banking saat ini
16 0.759 54 0.647 perbankan Indonesia hanya mampu beroperasi menjadi relevan. Branchless banking menjadi
44 0.758 13 0.579 secara efisien sebesar 66.3% atau terdapat salah satu strategi dalam menur unkan
33.7% efisiensi biaya yang masih bisa overhead cost dan connectivity cost (Pickens,
22 0.758 12 0.575
dimanfaatkan oleh perbankan di Indonesia. Porteous, dan Rotman, 2009). Sehingga BI dan
21 0.757 31 0.559 Perbankan Filipina memiliki efisiensi biaya OJK harus terus menggalakan peningkatan
34 0.725 14 0.519 terendah di kawasan ASEAN-5 dengan rata- penerapan branchless banking kepada bank-
11 0.701 53 0.514 rata sebesar 0.619, artinya perbankan Filipina bank dan menyempurnakan semua perangkat
23 0.693 beroperasi secara efisien sebesar 61.9% atau pendukungnya termasuk aturan-aturan terkait.
terdapat 38.1% efisiensi biaya yang masih bisa Hal ini dilakukan untuk membantu
Sumber: Hasil Pengolahan Dari hasil perhitungan nilai efisiensi masing- dimanfaatkan oleh perbankan Filipina. memperbaiki tingkat efisiensi bank yang pada
Catatan: Nama bank tidak ditampilkan sesuai dengan etika masing bank kemudian dihitung nilai efisiensi akhirnya dapat meningkatkan daya saing bank-
penelitian. masing-masing negara sehingga diharapkan 4. Penutup bank di Indonesia terutama bank domestik di
mampu menggambarkan kondisi efisiensi kancah regional bahkan internasional.
Hasil estimasi dengan pendekatan time-varying perbankan tiap negara. Nilai efisiensi yang Hasil estimasi dengan menggunakan metode
decay menghasilkan η (dibaca: eta). Variabel dihasilkan merupakan nilai rata-rata dari nilai SFA dalam penelitian ini dapat disimpulkan Selain melihat indikator makro yang
tersebut dapat memberikan gambaran efisiensi efisiensi bank-bank yang beroperasi di masing- bahwa secara umum bank-bank di kawasan memengaruhi tingkat efisiensi bank, struktur
dari bank-bank tersebut apakah mengalami masing negaranya. Tabel 5 menyajikan ASEAN-5 beroperasi cukup efisien dengan kepemilikan bank dan persaingan antar bank di
peningkatan atau penurunan selama kurun perbandingan nilai efisiensi biaya perbankan di rata-rata nilai efisiensi 71.84%. dalam masing-masing negara dapat dicoba
waktu periode penelitian (Battese dan Coelli, masing-masing negara. penelitian ini bank-bank Thailand memiliki ditambahkan seperti yang dilakukan oleh
1993). Pada Tabel 3 parameter estimasi η pada nilai efisiensi tertinggi diikuti Singapura, Bonin, et al. (2005). Karena hasil kajiannya
fungsi biaya bernilai 0.058 (positif) artinya Tabel 5. Perbandingan Nilai Efisiensi Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Variabel- menunjukkan terdapat tingkat efisiensi yang
dalam penelitian ini terjadi peningkatan Perbankan ASEAN-5 variabel yang digunakan untuk mengukur berbeda antar bank yang memiliki perbedaan
efisiensi biaya selama periode penelitian. Dari tingkat efisiensi perbankan di kawasan struktur kepemilikan (asing atau domestik).
hasil estimasi tersebut dijelaskan bahwa telah Negara T im e -v ary in g d e c ay ASEAN-5 hampir seluruhnya berpengaruh Bank-spesific determinant juga dapat ditambahkan
terjadi perubahan tingkat efisiensi pada bank- Indonesia 0.663 secara signifikan. Variabel output, input, dan pada kajian berikutnya selain ROE yang
bank di kawasan ASEAN-5 yaitu cenderung fixed netput memiliki memiliki pengaruh digunakan pada kajian ini.
Singapura 0.736
meningkat. positif terhadap total biaya. Variabel
Malaysia 0.669 karakateristik bank yaitu ROE berpengaruh Referensi
Nilai efisiensi masing-masing bank Thailand 0.777 signifikan terhadap total biaya, sedangkan
berdasarkan hasil estimasi dengan pendekatan Filipina 0.619 variabel ETA tidak berpengaruh signifikan Ali K., Akhtar, M.F., & Ahmed, H.Z. (2011).
time-varying decay model dapat dilihat pada Tabel Sumber: Hasil Pengolahan terhadap total biaya. Variabel makroekonomi Bank-Specific and Macroeconomic
4. Semakin tinggi nilai efisiensi suatu bank yang digunakan dalam penelitian ini tidak ada Indicators of Profiability – Empirical
menunjukkan bahwa semakin efisien bank yang berpengaruh signifikan pada total biaya. Evidence from The Commercial Banks
tersebut mengelola faktor input yang of Pakistan. International Journal of
digunakan (relatif terhadap bank lain). Dengan Secara umum, hasil kajian ini menunjukkan Business and Social Science, 2(6), 235-242.
menggunakan pendekatan time-varying decay bahwa bank-bank di Indonesia belum Alper, D, & Anbar, A. (2011). Bank Specific
model, terdapat masing-masing 6 bank dengan beroperasi secara efisien jika dibandingkan and Macroeconomic Determinants of
status tidak efisien (NE < 0.651), cukup efisien dengan bank-bank di empat negara lainnya. Commercial Bank Profitability:
(0.693 < NE < 0.759), dan efisien (NE > Dalam kaitannya dengan implementasi Empirical Evidence from Turkey.
0.759). Sisanya (5 bank) memiliki status kurang ASEAN Economic Community (AEC) tentu hal Business and Economics Research Journal, 2,
efisien (0.651 < NE < 0.693). 139-152.

Jurnal Jurnal
330 Manajemen Teknologi 331 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.3 | 2015 Vol.14 | No.3 | 2015
Apriyana dkk/Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efisiensi Biaya Perbankan di Kawasan ASEAN-5 Apriyana dkk/Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efisiensi Biaya Perbankan di Kawasan ASEAN-5

Alzubaidi, H., & Bougheas, S. (2012). The Impact Ferreira, C. (2011). Efficiency and Integration in Mishkin, F. S. (2001). The Economics of Money,
of the Global Financial Crisis on European European Banking Markets. Working Banking, and Financial Markets. New York
Banking Efficiency. CFCM Working Paper, p a p e r N o. 0 8 , D e p a r t m e n t o f : Columbia University.
No. 12/05: 1-31. Economics, School of Economics and Pickens, M., Porteous, D., & Rotman, S. (2009).
Anayiotos, G., Toroyan, H., & Vamvakidis, A. Management, Technical University of Scenarios for Branchless Banking in 2020.
(2010). The Efficiency of Emerging Lisbon. Focus Note No. 57, Department for
Europe’s Banking Sector Before and Fries, S., & Taci, A .(2005). Cost Efficiency of International Development, CGAP.
After the Recent Economic Crisis. Bank in Transition: Evidence from 289 Popovici, M.C.M. (2014). Impact of Fianncial
Financial Theory and Practice, 34(3), 247- Banks in 15 Post-communist Countries. Crisis on Banking Efficiency: Evidence
267. Journal of Banking & Finance 29: 55-81. f r o m Ro m a n i a . S E A – P r a c t i c a l
Athanasoglou, P.P., Brissimis, S.N. , & Delis Forughi, S.H.Z., & De Zoysa. A. (2012). Application of Science, 2(3), 451-456.
M.D.(2005). Bank-specific, Industry-Specific Australian Bank Performance during the Rini, N. (2008). Efisiensi Unit Usaha Syariah
and Macroeconomic Determinants of Bank Global Financial Crisis: An Analysis on the dengan Metode Stochastic Frontier Analysis
Profitability. Bank of Greece Working Efficiency and Productivity. Saarbrucken, (SFA) Derivasi Fungsi Profit dan BOPO.
Paper No. 25.pp.4-35. Germany: Lambert Academic Program Studi Timur Tengah dan Islam,
Banerjee, B. (2012). Banking Sector Efficiency Publishing. Universitas Indonesia.
in New EU Member States: A Survey of Ghazali, M.B. (2008). The Bank-Specific and Tahir, I.M., Mongid, A., & Haron, S.(2012).
Cross Country Evidence. Easter n Macroeconomic Determinants of Islamic Bank The Determinants of Bank Inefiiciency
European Economics, 7(6), 81-115. DOI: Profitability: Some International Evidence. in ASEAN Banking. Jurnal Pengurusan,
10.2753/EEE0012-8775500604 Thesis. Faculty of Business and 36, 69-76.
Battese, G.E., & Coelli, T.J.(1993). A Stochastic Accountancy, University of Malaya. Wolters, M.E., Do Couto E.B, & Felicio, J.A.
Frontier Production Function Incorporating A Irsova, Z. (2010). Bank Efficiency in Transitional (2014). The Effects of the Global
Model for Technical Inefficiency Effects. Countries: Sensitivity to Stochastic Frontier Financial Crisis on Brazilian Banking
Working Paper at the Australasian Design. IES Working papers No. 13, Efficiency. Innovar, 24(53), 23-39. doi:
Meeting of the Econometric Society at Institute of Economic Studies, Faculty 10.15446/innovar.v24n53.43772.
the University of Sydney, 7-9 July 1993. of Social Sciences, Charles University in
Battese, G.E, & Coelli, T.J (1995). A Model for Prague.
Technical Inefficiency Effects in a Karim, M.Z.A. (2001). Comparative bank
Stochastic Frontier Production Function Efficiency Across Select ASEAN
for Panel Data. Empirical Economics, 20, Countries. ASEAN Economic Bulletin,
325-332. 18(3), 289-304.
Berger, A.N., & De Young R.(1997). Problem Kosak, M., Peter, Z., & Jelena, Z. (2009). Bank
Loans and Cost Efficiency in Efficiency Differences in The New EU
Commercial Bank. Journal of Banking and Member State. Baltic Journal of Economics,
Finance, 21(6), 849-870. 9(2), 67-90.
Berger, A.N., & Mester, L.J. (1997). Inside the Lin, X., & Zhang, Y.(2008). Bank ownership
Black Box : What Explains Differences reform and bank performance in China.
in the Efficiencies of Financial Journal of Banking & Finance, 33(1), 20-
Institutions?. Journal of Banking and 29. doi:10.1016/j.jbankfin.2006.11.022.
Finance, 21, 895-947. Mediadianto, A.(2007). Efisiensi Bank Syariah
Bonin, J.P., Hasan, I., & Wachtel, P. (2005). dan Bank Konvensional dengan Metode Data
Bank Performance, Efficiency and Development Analysis (DEA). Tesis.
Ownership in Transition Countries. Program Studi Timur Tengah dan Islam,
Journal of Banking and Finance, 29, 31-53. Universitas Indonesia.
Das A., & Ghosh, S. (2006). Financial Mirzaei, A., Liu, G., & Moore, T. (2011). Does
deregulation and efficiency: An Market Structure Matter on Banks’
empirical analysis of Indian banks Profitability and Stability? Emerging versus
during the post reform period. Review of Advanced Economies. Economics and
Financial Economics, 15 (3), 193-221. Finance Working Paper, No. 11-12. Pp.
1-40.

Jurnal Jurnal
332 Manajemen Teknologi 333 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.3 | 2015 Vol.14 | No.3 | 2015
Apriyana dkk/Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efisiensi Biaya Perbankan di Kawasan ASEAN-5 Apriyana dkk/Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efisiensi Biaya Perbankan di Kawasan ASEAN-5

Alzubaidi, H., & Bougheas, S. (2012). The Impact Ferreira, C. (2011). Efficiency and Integration in Mishkin, F. S. (2001). The Economics of Money,
of the Global Financial Crisis on European European Banking Markets. Working Banking, and Financial Markets. New York
Banking Efficiency. CFCM Working Paper, p a p e r N o. 0 8 , D e p a r t m e n t o f : Columbia University.
No. 12/05: 1-31. Economics, School of Economics and Pickens, M., Porteous, D., & Rotman, S. (2009).
Anayiotos, G., Toroyan, H., & Vamvakidis, A. Management, Technical University of Scenarios for Branchless Banking in 2020.
(2010). The Efficiency of Emerging Lisbon. Focus Note No. 57, Department for
Europe’s Banking Sector Before and Fries, S., & Taci, A .(2005). Cost Efficiency of International Development, CGAP.
After the Recent Economic Crisis. Bank in Transition: Evidence from 289 Popovici, M.C.M. (2014). Impact of Fianncial
Financial Theory and Practice, 34(3), 247- Banks in 15 Post-communist Countries. Crisis on Banking Efficiency: Evidence
267. Journal of Banking & Finance 29: 55-81. f r o m Ro m a n i a . S E A – P r a c t i c a l
Athanasoglou, P.P., Brissimis, S.N. , & Delis Forughi, S.H.Z., & De Zoysa. A. (2012). Application of Science, 2(3), 451-456.
M.D.(2005). Bank-specific, Industry-Specific Australian Bank Performance during the Rini, N. (2008). Efisiensi Unit Usaha Syariah
and Macroeconomic Determinants of Bank Global Financial Crisis: An Analysis on the dengan Metode Stochastic Frontier Analysis
Profitability. Bank of Greece Working Efficiency and Productivity. Saarbrucken, (SFA) Derivasi Fungsi Profit dan BOPO.
Paper No. 25.pp.4-35. Germany: Lambert Academic Program Studi Timur Tengah dan Islam,
Banerjee, B. (2012). Banking Sector Efficiency Publishing. Universitas Indonesia.
in New EU Member States: A Survey of Ghazali, M.B. (2008). The Bank-Specific and Tahir, I.M., Mongid, A., & Haron, S.(2012).
Cross Country Evidence. Easter n Macroeconomic Determinants of Islamic Bank The Determinants of Bank Inefiiciency
European Economics, 7(6), 81-115. DOI: Profitability: Some International Evidence. in ASEAN Banking. Jurnal Pengurusan,
10.2753/EEE0012-8775500604 Thesis. Faculty of Business and 36, 69-76.
Battese, G.E., & Coelli, T.J.(1993). A Stochastic Accountancy, University of Malaya. Wolters, M.E., Do Couto E.B, & Felicio, J.A.
Frontier Production Function Incorporating A Irsova, Z. (2010). Bank Efficiency in Transitional (2014). The Effects of the Global
Model for Technical Inefficiency Effects. Countries: Sensitivity to Stochastic Frontier Financial Crisis on Brazilian Banking
Working Paper at the Australasian Design. IES Working papers No. 13, Efficiency. Innovar, 24(53), 23-39. doi:
Meeting of the Econometric Society at Institute of Economic Studies, Faculty 10.15446/innovar.v24n53.43772.
the University of Sydney, 7-9 July 1993. of Social Sciences, Charles University in
Battese, G.E, & Coelli, T.J (1995). A Model for Prague.
Technical Inefficiency Effects in a Karim, M.Z.A. (2001). Comparative bank
Stochastic Frontier Production Function Efficiency Across Select ASEAN
for Panel Data. Empirical Economics, 20, Countries. ASEAN Economic Bulletin,
325-332. 18(3), 289-304.
Berger, A.N., & De Young R.(1997). Problem Kosak, M., Peter, Z., & Jelena, Z. (2009). Bank
Loans and Cost Efficiency in Efficiency Differences in The New EU
Commercial Bank. Journal of Banking and Member State. Baltic Journal of Economics,
Finance, 21(6), 849-870. 9(2), 67-90.
Berger, A.N., & Mester, L.J. (1997). Inside the Lin, X., & Zhang, Y.(2008). Bank ownership
Black Box : What Explains Differences reform and bank performance in China.
in the Efficiencies of Financial Journal of Banking & Finance, 33(1), 20-
Institutions?. Journal of Banking and 29. doi:10.1016/j.jbankfin.2006.11.022.
Finance, 21, 895-947. Mediadianto, A.(2007). Efisiensi Bank Syariah
Bonin, J.P., Hasan, I., & Wachtel, P. (2005). dan Bank Konvensional dengan Metode Data
Bank Performance, Efficiency and Development Analysis (DEA). Tesis.
Ownership in Transition Countries. Program Studi Timur Tengah dan Islam,
Journal of Banking and Finance, 29, 31-53. Universitas Indonesia.
Das A., & Ghosh, S. (2006). Financial Mirzaei, A., Liu, G., & Moore, T. (2011). Does
deregulation and efficiency: An Market Structure Matter on Banks’
empirical analysis of Indian banks Profitability and Stability? Emerging versus
during the post reform period. Review of Advanced Economies. Economics and
Financial Economics, 15 (3), 193-221. Finance Working Paper, No. 11-12. Pp.
1-40.

Jurnal Jurnal
332 Manajemen Teknologi 333 Manajemen Teknologi
Vol.14 | No.3 | 2015 Vol.14 | No.3 | 2015

Anda mungkin juga menyukai