Naskah Drama
Naskah Drama
Puisi
Yang mengambil keuntungan untuk diri sendiri Kalian rampas sumber daya alam kami
Kalian hancurkan masa depan kami Kalian injak-injak harga diri kami
Suami : (berusaha menyelamatkan istrinya) “jangan...!!! Jangan....!!! Jangaaaaannn !!!” (si suami di
tembak 2x Oleh Anak buah jendral2)
Suami : “istri saya.... Istri saya dan para penduduk diculik oleh para kompeni ”
Pemuda : “apa.... Wah ini tidak bisa di biarkan..., untuk sekarang mas ikut sama saya ke pesantren,,, biar saya
obati lukanya ”
Suami : “iya…”
Kemudian pemuda itu membawa si suami ke pesantren
Kiyai abbas : “cepat bawa kesini..., (setelah dekat) “kalian cepat obati pemuda ini
(Menyuruh kepada beberapa Santrinya. Bertanya kepada pemuda) “kejadian apa yang telah menimpamu ?”
Suami : “tadi pagi pasukan kompeni datang dan menculik penduduk,, terutama istri saya yang
sagat saya cinta,,, pada saat saya hendak Menolong saya ditembak !!
Santri1 : “ini mah teu bisa di biarkan pa kiyai,,,, kita harus serang mereka”
(dengan nada sedikit marah)
Kiyai abbas : “sekarang kita susun dulu strategi, setelah itu kita serang mereka ketika sedang lengah ,
Penghianat : (dengan wajah liciknya) “wah gawat Aku harus cepat-cepat melaporkan ini kepada
jendral van Deklok….” (si penghianat tersebut meninggalkan tempat tersebut)
backsound menegangkan
Penghianat : (Ngos-ngosan) “la…la… lapor kadal,, eh jendral…. (menelan ludah karena ngos-ngosan)
“pada Pasukan dari pesantren kiayi abbas akan menyerang markas kita….”
Si jendralpun memberikan uang namun dengan cara melemparkan ke tanah. Ketika si penghianat itu mengambil
uang tanpa sepengetahuannya si jendral itu menodongkan senjata dan si penghianat itu ditembaknya dan mati
dalam keadaan sebagai seorang penghianat.
Tak lama berselang pasukan kiayi abbas tiba dan peperangan pun berkecamuk dengan hebatnya. Si jendral
belanda mati karena tertusuk tongkat kiayi abbas dan seluruh pasukan kompeni Si suami dan istrinya kembali
dipertemukan.
Kami pejuang dari kelas sepuluh tiga mengucapkan selamat hari santri nasional. Bersama santri damailah negeri.