Anda di halaman 1dari 9

https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.

php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 308-316

Analisa Perbandingan Metode ROC Dan MOORA


Dalam SPK Kelayakan TKI Keluar Negeri
Azrial Fahrezi, Cristin Sania Siburian, Daniel Dollardo Saragih, Khezia M
Sidauruk, Syahbalyan Ari Lubis, Suginam
Fakultas Ilmu Komputer Dan Teknologi Informasi, Program Studi Teknik Informatika,
Universitas Budi Darma, Medan, Indonesia
Email : azrialfahrezi54500@gmail.com, cristinvanesha@gmail.com,
dollardodaniel@gmail.com, kheziasidauruk150399@gmail.com, syahbalyanarilubis49@gmail.com
Abstrak
Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki banyak penduduk, tetapi lapangan pekerjaan belum
mencukupi dalam peningkatan kelangsungan hidup penduduk. Adapun hal ini menyebabkan banyak
penduduk indonesia yang menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) keluar negeri. Masalah yang ditemui
ialah Selama ini dalam pengambilan keputusan kelayakan TKI yang akan dikirim keluar negeri pada
tahap penyeleksian calon TKI di BP3KI hanya dilakukan dengan melihat berdasarkan pengalaman
kerja saja, padahal pada tahap penyeleksian calon TKI dapat menggunakan beberapa kriteria seperti :
Usia, Pendidikan, Pengetahuan, Pengalaman Kerja, Keterampilan , dan Etika. Untuk mengatasi masalah
yang ditemui, maka diperlukan SPK. Metode yang diterapkan pada penelitian ini ialah metode ROC dan
MOORA. Metode ROC di pakai untuk memberikan hasil nilai bobot pada setiap kriteria-kriteria dan
untuk Metode MOORA ini digunakan dengan cara menghitung nilai alternatif berdasarkan algoritma
dan hasilnya akan diproses pada nilai minimum. Penentuan alternatif terbaik dapat dilakukan dengan
melakukan perangkingan didalam proses penilaian kelayakan TKI keluar negeri, berdasarkan dari
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan dimana alternatif terbaik adalah alternatif A13 atas nama
“Silvy” dengan hasil Yi = 0,424.
Kata Kunci: SPK, Kelayakan, TKI, luar Negeri, ROC, MOORA

1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki banyak penduduk, tetapi lapangan
pekerjaan belum mencukupi dalam peningkatan kelangsungan hidup penduduk. Adapun hal
ini menyebabkan banyak penduduk indonesia yang menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
keluar negeri. Dalam UU Republik Indonesia No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan
Perlindungan TKI keluar negeri, TKI adalah tiap WNI yang dapat memenuhi persyaratan
untuk bekerja keluar negeri terkait kerja pada jangka waktu yang sudah ditetapkan dengan
menerima upah.
Badan Pelayanan Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia yang disebut
BP3TKI adalah unit yang bertugas dalam teknis BNP2TKI yang memiliki tugas untuk
berkordinasi, melakukan proses pendaftaran dan penyeleksian terhadap calon TKI serta
penempatan bekerjanya. Kurun waktu ini dalam mengambil keputusan kelayakan TKI yang
akan dikirim keluar negeri pada tahap penyeleksian calon TKI di BP3KI hanya dilakukan
dengan melihat berdasarkan pengalaman kerja saja, padahal pada tahap penyeleksian calon
TKI dapat menggunakan beberapa kriteria seperti : Usia, Pendidikan, Pengetahuan,
Pengalaman Kerja, Keterampilan , dan Etika.
Dari permasalahan diatas, SPK merupakan solusi yang tepat dalam menyeleksi calon TKI
keluar negeri. Adapun metode yang diterapkan pada penelitian ini ialah Metode ROC dan

308
https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 308-316

MOORA dengan menerapkan metode ini maka diinginkan dapat memberi hasil yang efesien
dalam penyeleksian calon TKI keluar negeri.
Beberapa penelitian yang terkait yang pernah diteliti oleh penelitian lain seperti Penelitian
Resi Tri Utami, dkk membahas penelitian implementasi untuk menentukan seleksi pemakai
penyangga rental mobil, dengan kriteria character, capacity, capital, collateral dan condition.
Untuk seleksi pemakai penyangga rental mobil diperlukan adanya SPK. Peneliti ini
merancang SPK menggunakan Metode SAW dan ROC. Metode ini mampu memberikan
keputusan terbaik dari alternatif yang dihasilkan, adapun alternatif Kasirin ialah alternatif
dengan nilai Vi = 0.8729155637306255 [1].
Penelitian Samuel manurung membahas penelitian SPK pemilihan guru dan pegawai
terbaik, dengan kriteria common sense, verbalisasi ide, sistematika berpikir, penalaran dan
solusi real, konsentrasi, logika prakts, fleksibilitas berpikir, imajinasi kreatif, antisipasi,
potensi kecerdasan, energi psikis, ketelitian dan tanggung jawab, kehati-hatian,
pengendalian perasaan, dorongan berprestasi, vitalitas dan perencanaan, dominance,
influence, steadiness dan compliance. Dalam pemilihan guru dan pegawai terbaik
diperlukan SPK. Penelitian ini merancang SPK menggunakan Metode MOORA (Multi-
Objective Optimization on The Basis of Ratio Analysis). Metode ini dipilih karena mampu
memilih keputusan terbaik dari sejumlah alternatif, adapun alternatif A1 yaitu Adi Sitorus,
S.pd yang dipilih menjadi pegawai terbaik di dalam SMP Negeri 1 papili serta mendapatkan
reward dari kepala sekolah [2].
Penelitian Labuan Nababan, Lamtiur Sinambela, membahas penelitian mengenai penentuan
kelayakan bedah ruah keluarga miskin dengan kriteria usia >70 tahun, usia 60 – 70 tahun,
usia 40 – 59 tahun, usia < 40 tahun, pekerjaan buruh tani, pekerjaan petani, pekerjaan
pegawai swasta, pekerjaan PNS, pendapatan < 1.000.000, pendapatan tidak tetap,
pendapatan 1.000.000- 3.000.000, pendapatan > 3.000.000, tanggungan > 3 orang,
tanggungan 3 orang, tanggungan 2 orang, tanggungan 1orang, kondisi rumah tidak layak
huni, kondisi rumah dinding terbuat papan, kondisi rumah setengah permanen. Untuk
penentuan kelayakan bedah rumah keluarga miskin dibutuhkan sebuah SPK menerapkan
metode MOORA. Metode ini dipilih karena menentukan keputusan terbaik dari sejumlah
alternatif yang dihasilkan, adapun alternatif A1 yaitu keluaga Bapak Sihombing merupakan
altenatif terbaik dengan nilai Yi = 9,95 [3].
Penelitian Sri Wardani, Solikhun, Ahmad Revi, membahas penelitn mengenai penyeleksian
siswa calon peserta olimpiade dengan kriteria nilai rata-rata fisika, nilai rata-rata biologi,
nilai rata-rata matematika, kepercayaan diri, pengalaman, perilaku. Untuk penyeleksian
siswa calon peserta olimpiade dibutuhkan sebuah SPK menerapkan metode MOORA.
Metode ini dipilih karena menyeleksi keputusan terbaik dari sejumlah alternatif yang
dihasilkan, adapun alternatif A6 merupakan alternatif yang terbaik dngan nilai Yi =
0,4139[4].
Berdasarkan dari permasalahan yang dihadapi di atas, maka SPK merupakan solusi yang
tepat untuk mendukung dalam hal kelayakan TKI keluar negeri. Metode yang digunakan
pada penelitian ini yaitu Metode ROC dan MOORA, dengan menerapkan kedua metode ini
penulis berharap dapat menjadi rekomendasi hasil yang baik dalam kelayakan TKI keluar
negeri.

2. METODOLOGI PENELITAN

Prosiding Seminar Nasional Sosial,Humaniora dan Tekhnologi (SENASHTEK) 2022


309
https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 308-316

Pada penelitian ini dapat dijelaskan langkah-langkah dalam tahap mengambil keputusan
untuk memecahakn suatu masalah dengan menggunakan metode-metode yang digunakan
seperti pada Gambar 1.
2.1 Tahapan Penelitian
Adapun tahapan penelitian yang di laksanakan seperti gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Tahapan Proses Penelitian


Dari gambar diatas dapat dijelaskan dengan sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah teknik dalam mengumpulkan suatu data informasi untuk
proses penelitian dengan tujuan tinjauan pustaka yang berada di perpustakaan
berdasarkan dari referensi-referensi yang telah tetulis yang relevan dilihat dari suatu
penelitian yang dikerjakan oleh penulis penelitian ini.
2. Analisa Metode
Analisa Metode sekelompok data yang merupakan suatu tahapan-tahapan dari proses
dalam suatu penelitian, yang telah dikumpul agar diolah didalam penelitian ini.
3. Penerapan Metode
Penerapan metode ini memiliki peran yang begitu penting didalam sebuah penelitian.
Dalam penelitian metode yang diterapkan ialah Metode ROC dan MOORA.
4. Pengujian Metode
Pengujian Metode adalah suatu cara dalam menentukan pengujian untuk data yang diuji
secara langsung dan memiliki kemauan dalam menentukan masalah yang dapat
dikerjakan. Dalam penelitian ini diterapkan menggunakan Metode ROC dan MOORA.

Prosiding Seminar Nasional Sosial,Humaniora dan Tekhnologi (SENASHTEK) 2022


310
https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 308-316

5. Pengambilan Kesimpulan
Pengambilan Kesimpulan memiki tujuan untuk memberi penjelasan perangkingan
kepada kelayakan TKI Keluar Negeri yang terbaik berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan.
2.2 SPK
SPK adalah salah satu cara mengorganisir informasi yang dimaksudkan untuk digunakan
dalam membuat keputusan. Ada yang mendefinisikan bahwa system pendukung keputusan
merupakan suatu pendekatan untuk mendukung pengambilan keputusan. SPK
menggunakan data, memberikan antarmuka pengguna yang mudah dan dapat
menggabungkan pemikiran pengambil keputusan[5]–[7].
2.3 Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
TKI adalah WNI yang bekerja diluar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu
tertentu dengan menerima upah.
2.3 ROC
Metode ROC di pakai untuk memberikan hasil nilai bobot pada setiap kriteria-kriteria.
Ketentuan bobot dari Metode ROC ialah memberikan angka dari deretan kebutuhan tolak
ukur. Langkah langkah yang sama hingga prioritas kriteria yang terendah[8], [9]. Hal ini
dapat di lihat pada persamaan ke-1 sebagai berikut :
1 1
𝑊𝑚 = ∑𝑚
1 =1( ) (1)
𝑚 𝑖

Hasil dari 𝑊𝑚 , yaitu bernilai 1.


2.4 MOORA
Metode MOORA memakai hasil kali agar bias terhubung oleh ranting attribute,
ranting attribute mesti dikuadratkan terlebih dahulu menggunakan angka yang
berhubungan, pengkhususan pada alternatif Si. Menurut pemahaman global, proses MOORA
memiliki tahapan-tahapan, yaitu :
1. Menetukan target dalam mengidentifikasi attribute penilaian yang berhubungan
2. Menciptakan Matrix Keputusan
Perwakilan suatu data dapat disajikan dalam tiap atribut suatu proses matrix ketentuan.
X = [𝑥𝑎1 𝑥𝑎2 𝑥𝑎𝑛 𝑥𝑏1 𝑥𝑏2 𝑥𝑏𝑛 𝑥𝑐1 𝑥𝑐2 𝑥𝑐𝑛 ]
(1)
3. Normalisasi matrix
Membuat kesimpulan pada penyebut, penentuan unggul ialah akar kuadrat dari
penjumlahan kuadrat dan tiap alternatif peratribut.
𝑋 ∗ 𝑖𝑗 = 𝑥𝑖𝑗 / √∑𝑚
𝑖=1 𝑥𝑖𝑗2 (2)

Pada j = 1 2 … m
4. Meningkatkan Attribute
Dalam peningkatan banyak objek, patokan dari normalisasi dapat menambahkan
persoalan maksimasi (pada attribute tak memberi keuntungan).
𝑔
𝑌𝑖 = ∑𝑗=1 − ∑𝑛𝑗=𝑔+1 𝑥𝑖𝑗𝑥 (3)

Prosiding Seminar Nasional Sosial,Humaniora dan Tekhnologi (SENASHTEK) 2022


311
https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 308-316

Jika g ialah total attribute dapat memaksimalkan, n-g ialah total attribute dapat
meminimalkan, Yi ialah angka yang sudah dinormalisasi pada alternatif 1 dengan
attribute lainnya. Ketika attribute nilai dipertimbangkan, persamaan 3 yaitu :
𝑔
𝑌𝑖 = ∑𝑗=1 𝑊𝑗 𝑋 ∗ 1𝑗 − ∑𝑛𝑗=𝑔+1 𝑊𝑗 𝑊𝑖𝑗∗ (4)

5. Perangkai angka Yi
Angka Yi berupa positif maupun negatif terkait hasil dari maksimal dan minimal pada
matrix ketentuan. Suatu deretan perangkingan dan Yi menunjukan kesesuaian akhir.
Alternatif terunggul menunjukkan angka Yi paling tinggi dan alternatif terbawah
menunjukkan angka terendah[10], [11].

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Di dalam tahapan ini akan dibuat bagaimana perhitungan yang akan dilakukan penyelesaian
perhitungan menerapkan metode ROC dan MOORA dalam kelayakan TKI keluar negeri.
3.1 Penentuan Kriteria, Bobot dan Alternatif
Tabel 1. Kriteria
Kriteri Keterangan Jenis
a Kriteria
C1 Usia Benefit
C2 Pendidikan Benefit
C3 Pengetahuan Benefit
C4 Pengalaman Kerja Benefit
C5 Keterampilan Benefit
C6 Etika Cost
Berdasarkan kriteria diatas, dilakukan pemberian pembobotan dengan menggunakan
metode ROC dengan menggunakan persamaan 3. Dari persamaan 3 tersebut, maka
perhitungannya seperti berikut ini :
1 1 1 1 1
1+ + + + +
2 3 4 5 6
𝑊1 = = 0,41
6
1 1 1 1 1
0+ + + + +
2 3 4 5 6
𝑊2 = = 0,24
6
1 1 1 1
0+0+ + + +
3 4 5 6
𝑊3 = = 0,16
6
1 1 1
0+0+0+ + +
4 5 6
𝑊4 = = 0,10
6
1 1
0+0+0+0+ +
5 6
𝑊5 = = 0,06
6
1
0+0+0+0+0+
6
𝑊6 = = 0,03
6
Sehingga diperoleh pembobotan nilai dari setiap kriteria-kriteria yaitu : C1 = 0.41 , C2 = 0,24
, C3 = 0,16 , C4 = 0,10 , C5 = 0,06 , C6 = 0,03.
Selanjutnya pada tabel 2 berikut merupakan data alternatif sebagai data contoh terhadap
Calon TKI.

Prosiding Seminar Nasional Sosial,Humaniora dan Tekhnologi (SENASHTEK) 2022


312
https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 308-316

Tabel 2. Alternatif
Pendid Pengetah Pengalaman Keteram
Alternatif Usia Etika
ikan uan kerja pilan
20 Cukup Cukup
Tasya(A11) SMP 2 Tahun Sangat Baik
Tahun Baik Baik
22 Sangat Sangat
Silvy(A12) SMK 4 Tahun Sangat Baik
Tahun Baik Baik
21 Sangat
Nova(A13) SMA 3 Tahun Baik Baik
Tahun Baik
20 Cukup
Harry(A14) SMK Baik 2 Tahun Baik
Tahun Baik
21
Martin(A15) SMA Baik 2 Tahun Baik Kurang Baik
Tahun
19 Kurang Kurang
Alpin(A16) SD 1 Tahun Cukup Baik
Tahun Baik Baik

Dalam tabel 2 diatas terdapat sejumlah data yang bersifat linguistik, seperti Sangat Baik,
Baik, Cukup Baik dan Kurang. Data ini dilakukan pembobotan sehingga diperoleh nilai dari
alternatif yang dapat dilakukan menggunakan metode SAW. Pembobotan tersebut dapat
dilihat dari tabel 3 berikut ini :
Tabel 3. Bobot Nilai Kriteria
Kritera Kategori Bobot
C2 SMA/SMK 4
SMP 3
SD 2
C3 Sangat Baik 4
Baik 3
Cukup Baik 2
Kurang Baik 1
Berdasarkan tabel 3 tersebut, maka setelah data asli dari alternatif yang diberikan bobot
maka didapatkan data Rating Kecocokan Nilai yang dapat dilihat dibawah ini :
Tabel 4. Rating Kecocokan Nilai
Usi Pendidika Pengetahua Pengalama Keterampila Etik
Alternatif
a n n n kerja n a
Tasya(A11 20 3 2 2 2 4
)
Silvy(A12) 22 4 4 4 4 4
Nova(A13) 21 4 4 3 3 3
Harry(A14 20 4 3 2 2 3
)
Martin(A1 21 4 3 2 3 1
5)
Alpin(A16) 19 2 1 1 1 2

Prosiding Seminar Nasional Sosial,Humaniora dan Tekhnologi (SENASHTEK) 2022


313
https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 308-316

Maka Alternatif yang memiliki nilai paling tinggi yaitu alternatif A12 “Silvy” adalah
alternatif yang terbaik dengan nilai 𝑉𝑖 = 1 calon TKI yang layak ke luar negeri.
Untuk menyelesaikan masalah diatas selanjutnya akan diselesaikan dengan metode MOORA
akan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Membentuk matriks keputusan MOORA
𝑋𝑖𝑗 = [20 3 2 22 4 4 21 4 4 2 2 4 4 4 4 3 3 3 20 4 3 21 4 3 19 2 1 2 2 3 2 3 1 1 1 2 ]
2. Membuat matriks Normalisasi MOORA dari matriks keputusan MOORA Normalisasi
pada kriteria C1 “Usia”
𝑥1,1 20 20
𝑥1,1 = = = = 0,398
2 2 2 2 2
√𝑥1,1 + 𝑥2,1 + 𝑥3,1 + 𝑥4,1 + 𝑥5,1 + 𝑥6,1 2 √2527 50,269
22 22
𝑥2,1 = = = 0,438
√2527 50,269
21 21
𝑥3,1 = = = 0,418
√2527 50,269
20 20
𝑥4,1 = = = 0,398
√2527 50,269
21 21
𝑥5,1 = = = 0,418
√2527 50,269
19 19
𝑥6,1 = = = 0,378
√2527 50,269
Umtuk Normalisasi pada kriteria C2 sampai C6, dapat dilihat pada hasil matriks
Normalisasi MOORA dibawah ini:
𝑋
= [0,398 0,342 0,270 0,438 0,456 0,539 0,418 0,456 0,539 0,324 0,004 0,539 0,649 0,007 0,539 0,487 0
3. Menghitung nilai optimasi multi objektif MOORA (Max-Min)
𝑌1 = (𝑥1,1 (max) * W + 𝑥1,2 (max) * W + 𝑥1,3 (max) * W + 𝑥1,4 (max) * W + 𝑥1,5 (max) * W) – ( 𝑥1,6
(min) * W)
= (0,398 * 0,41 + 0,342 * 0,24 + 0,270 * 0,16 + 0,324 * 0,10 + 0,004 * 0,06) – (0,539 *
0,03)
= (0,1632 + 0,0821 + 0,0432 + 0,0324 + 0,0002) – (0,0162)
= 0.305
𝑌2 = (𝑥2,1 (max) * W + 𝑥2,2 (max) * W + 𝑥2,3 (max) * W + 𝑥2,4 (max) * W + 𝑥2,5 (max) * W) – ( 𝑥2,6
(min) * W)

= (0,438 * 0,41 + 0,456 * 0,24 + 0,539 * 0,16 + 0,649 * 0,10 + 0,007 * 0,06) – (0,539 *
0,03)
= (0,1796 + 0,1094 + 0,0862 + 0,0649 + 0,000042) – (0,0162)
= 0.424
𝑌3 = (𝑥3,1 (max) * W + 𝑥3,2 (max) * W + 𝑥3,3 (max) * W + 𝑥3,4 (max) * W + 𝑥3,5 (max) * W) – ( 𝑥3,6
(min) * W)
= (0,418 * 0,41 + 0,456 * 0,24 + 0,539 * 0,16 + 0,487 * 0,10 + 0,005 * 0,06) – (0,406 *
0,03)
= (0,1714 + 0,1094 + 0,0862 + 0,0487 + 0,0003) – (0,0122)
= 0.403
𝑌4 = (𝑥4,1 (max) * W + 𝑥4,2 (max) * W + 𝑥4,3 (max) * W + 𝑥4,4 (max) * W + 𝑥4,5 (max) * W) – ( 𝑥4,6
(min) * W)

Prosiding Seminar Nasional Sosial,Humaniora dan Tekhnologi (SENASHTEK) 2022


314
https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 308-316

= (0,398 * 0,41 + 0,456 * 0,24 + 0,405 * 0,16 + 0,324 * 0,10 + 0,004 * 0,06) – (0,406 *
0,03)
= (0,1632 + 0,1094 + 0,0648 + 0,0324 + 0,00024) – (0,0122)
= 0.358
𝑌5 = (𝑥5,1 (max) * W + 𝑥5,2 (max) * W + 𝑥5,3 (max) * W + 𝑥5,4 (max) * W + 𝑥5,5 (max) * W) – ( 𝑥5,6
(min) * W)
= (0,418 * 0,41 + 0,456 * 0,24 + 0,405 * 0,16 + 0,324 * 0,10 + 0,005 * 0,06) – (0,135 *
0,03)
= (0,1714 + 0,1094 + 0,0648 + 0,0324 + 0,0003) – (0,00405)
= 0.374
𝑌6 = (𝑥6,1 (max) * W + 𝑥6,2 (max) * W + 𝑥6,3 (max) * W + 𝑥6,4 (max) * W + 𝑥6,5 (max) * W) – ( 𝑥6,6
(min) * W)
= (0,378 * 0,41 + 0,228 * 0,24 + 0,135 * 0,16 + 0,162 * 0,10 + 0,002 * 0,06) – (0,270 *
0,03)
= (0,1550 + 0,0547 + 0,0216 + 0,0162 + 0,00012) – (0,0081)
= 0.239
4. Menentukan perangkingan dari hasil perhitungan MOORA
Tabel 6. Perangkingan Alternatif
No Alternatif Keterangan Nilai Rangking
1 A11 Tasya 0,305 5
2 A12 Silvy 0,424 1
3 A13 Nova 0,403 2
4 A14 Harry 0,358 4
5 A15 Martin 0,374 3
6 A16 Alpin 0,239 6
Maka hasil Analisis SPK Kelayakan TKI Keluar Negeri yang terbaik adalah alternatif A12 atas
nama “Silvy” dengan nilai Yi = 0,424.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan proses hasil kelayakan TKI keluar negeri tidaklah mudah, harus melewati
beberapa tahapan penelitian. Maka diperlukan sebuah SPK kelayakan TKI keluar negeri
dengan analisis perbandingan Metode ROC dan MOORA. Metode ROC di pakai untuk
memberikan hasil nilai bobot pada setiap kriteria-kriteria dan Metode MOORA ini
digunakan dengan cara menghitung nilai alternatif berdasarkan algoritma dan hasilnya
akan diproses pada nilai minimum. Penulis sangat berharap agar penelitian yang telah
dilakukan dapat berjalan dengan baik dan dapat dijadikan sebagai referensi dalam hal
kelayakan TKI keluar negeri. Penentuan alternatif terbaik dapat dilakukan dengan
melakukan perangkingan didalam proses penilaian kelayakan TKI keluar negeri,
berdasarkan dari kriteria-kriteria yang telah ditetapkan dimana alternatif terbaik adalah
alternatif A13 atas nama “Silvy” dengan nilai Yi = 0,424.

REFERENCES

Prosiding Seminar Nasional Sosial,Humaniora dan Tekhnologi (SENASHTEK) 2022


315
https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek
Publish online, Juli 2022, page 308-316

[1] R. T. Utami, D. Andreswari, and Y. Setiawan, “Implementasi Metode Simple Additive Weighting
(SAW) Dengan Pembobotan Rank Order Centroid (ROC) Dalam Pengambilan Keputusan Untuk
Seleksi Pengguna Jasa Leasing Mobil (Studi Kasus: PT. Multindo Auto Finance Cabang
Bengkulu),” J. Rekursif, vol. 4, no. 2, pp. 209–221, 2016, [Online]. Available: www.multindo.co.id.
[2] S. Manurung, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Guru Dan Pegawai Terbaik Menggunakan
Metode Moora,” Simetris J. Tek. Mesin, Elektro dan Ilmu Komput., vol. 9, no. 1, pp. 701–706, 2018,
doi: 10.24176/simet.v9i1.1967.
[3] L. Nababan and L. Sinambela, “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KELAYAKAN
BEDAH RUMAH KELUARGA MISKINMENGGUNAKAN METODE MOORA,” vol. 2, no. 2, pp. 20–27,
2018.
[4] S. Wardani and A. Revi, “Analisis Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Siswa Calon Peserta
Olimpiade Dengan Metode MOORA,” J. Teknovasi, vol. 05, no. 01, p. 18, 2018.
[5] R.- Ramadiani, F. P. Rani, D. M. Khairina, and H. R. Hatta, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan
Pramuka Pandega Berprestasi Menggunakan Metode Multi Objective Optimization on the Basis
of Ratio Analysis,” J. Teknol. Inf. dan Ilmu Komput., vol. 6, no. 2, p. 155, 2019, doi:
10.25126/jtiik.2019621284.
[6] Y. Djamain, “Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Pegawai Baru Pt.Pln (Persero) Kantor
Pusat Dengan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (Saw),” J. Tek. Inform., vol. 8, no.
1, pp. 39–47, 2015, doi: 10.15408/jti.v8i1.1935.
[7] R. Fauzan, Y. Indrasary, and N. Muthia, “Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Beasiswa
Bidik Misi di POLIBAN dengan Metode SAW Berbasis Web,” J. Online Inform., vol. 2, no. 2, p. 79,
2018, doi: 10.15575/join.v2i2.101.
[8] K. T. Liza Handayani, M. Syahrizal, “Pemilihan Kepling Teladan Menerapkan Metode Rank Order
Centroid (Roc) Dan Metode Additive Ratio Assessment (Aras) Di Kecamatan Medan Area,” KOMIK
(Konferensi Nas. Teknol. Inf. dan Komputer), vol. 3, no. 1, pp. 532–538, 2019, doi:
10.30865/komik.v3i1.1638.
[9] R. Kharisman Ndruru, “Penerapan Metode Additive Ratio Assessment (ARAS) dan Rank Order
Centroid (ROC) Dalam Pemilihan Jaksa Terbaik Pada Kejaksaan Negeri Medan,” Semin. Nas.
Teknol. Komput. Sains, pp. 367–372, 2020.
[10] G. Lumbantoruan, P. M. Simanullang, and S. Zega, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan
Dosen Terbaik Menerapkan Metode Multi-Objektive Optimization On The Basis Of Ratio Analysis
( MOORA ),” pp. 296–301, 2018.
[11] S. Proboningrum and A. Sidauruk, “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER
KAIN DENGAN METODE MOORA,” vol. 8, no. 1, pp. 43–48, 2021.

Prosiding Seminar Nasional Sosial,Humaniora dan Tekhnologi (SENASHTEK) 2022


316

Anda mungkin juga menyukai