Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

terhadap Hasil Belajar Siswa

Artikel

diajukan untuk melengkapi tugas-tugas


MK Workshop Penulisan Artikel dan Poster
menggunakan template JDM

Oleh
CUT NEISA SALSABILA
NIM: 2006103020080

Dirujuk dari skripsi/tesis


Winda Oktalia, 1516240140, PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RME (REALISTIC
MATHEMATIC EDUCATIAN) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS III PADA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PERKALIAN) SD NEGERI 76 KOTA BENGKULU,
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU TAHUN 2019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2023
PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION
(RME) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Cut Neisa Salsabila


Email: cutnesssss@gmail.com

Abstract. This study aims to determine the effect of the Realistic Mathematics Education (RME) appoarch on
Mathematics Learning Outcomes multiplication of Class III SD Negeri 76 Bengkulu City. Researchers took
class III A and III B to be used as samples amounted to 23 people as an experimental class and 23 people as a
control class. Type the research used in this study is a quasi-experimental (Quasi Experimental Design) with
the form of quantitative research. and technique data collection with tests, observations and documentation.
After ability pretest is obtained, then the next step is to do the learning with a realistic math education (RME)
approach in class III. In order to obtain posttest ability in experimental class students with average learning
outcomes, namely from learning outcomes, namely 76.8 and the control class 60.4. When viewed from the
frequency of mathematics learning outcomes in the control class, there is analysis above it can be concluded
that in class III, there are: 10 students in groups above/high (43.5%), 7 students in the middle/moderate group
(30.4%), and 6 students in the lower/lower group (26.1%). While in the experimental class there are: 3 students
in the upper/high group (13%), 17 students in the middle/medium group (74%), and 3 students in the
lower/lower group (13%). With ttable predetermined df or db = (N1 + N2) – 2 = (23 + 23) – 2 = 44. Based on
the calculation above, when consulted with ttable with df 44 (46-2) at a significant level of 5%, namely 2.015.
Thus tcount > ttable (3.153 > 2.015) which means the working hypothesis (Ha) in this study is accepted, that is,
there is an effect of using the Realistic Mathematical learning model Education (RME) on the mathematics
learning outcomes of class III students at SD Negeri 76 Bengkulu City.

Keywords: Realistic Mathematics Education (RME), learning outcomes.

Pendahuluan

Pendidikan sangat penting untuk kelangsungan hidup suatu negara. Indonesia adalah negara
berkembang yang mana dibutuhkannya generasi penerus untuk membangun negara ini menjadi lebih
baik. Menurut laporan General Development Index (IDI) tahun 2017, Indonesia menduduki urutan ke-
22 sebagai negara berkembang. (MUNCARNO & Nelly, 2022). Pendidikan matematika adalah
disiplin ilmu yang penting karena tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. (Claudia dkk., 2020).
Tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan manusia menjadi
manusia yang dewasa, beradab, dan sah. Tujuan pendidikan secara umum adalah mempersiapkan
siswa untuk bertahan hidup di dunia yang berubah dengan cepat. Dalam belajar matematika,
kemampuan intelektual semata tidak cukup, tetapi perlu didukung secara bersamaan dengan
kemampuan emosional dan spiritual. (Oktalia, 2019). Matematika umumnya adalah tentang
pemecahan masalah. Setiap kesempatan belajar matematika harus diawali dengan pengenalan suatu
masalah (contextual problem) yang relevan dengan lingkungan kita. (Kusumawati, 2017). Matematika
sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena matematika tidak dapat dipisahkan dari segala
aspek kehidupan. Berbagai simbol, rumus, ekspresi, dan konsep digunakan untuk memfasilitasi
perhitungan, pengukuran, evaluasi, prediksi, dll. Oleh karena itu, pembelajaran matematika
memerlukan pendekatan khusus dalam pembelajaran dan pengajarannya.

Suatu kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil apabila sebagian besar atau seluruh peserta
didik mengalami perubahan perilaku dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa. Jika
belajar merupakan proses perubahan tingkah laku, maka perubahan tingkah laku yang diharapkan oleh
Sudjana (2012) bahwa hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku (Indayani dkk.,
2021:1). Pendidik umumnya memandang pembelajaran sebagai transformasi perilaku dan
membedakan antara pengetahuan tentang proses pembelajaran dan pengetahuan konkret sebagai
kegiatan yang dihafalkan semata. Program ini dapat menciptakan lingkungan yang memberikan
kesempatan untuk pembelajaran yang efektif. Guru cenderung menggunakan cara yang mekanistik
dalam pembelajaran, yaitu memberikan aturan secara langsung untuk dihafal, diingat, dan
diterapkan. (Putri, 2018:3). Persoalan di atas terjadi juga di Kelas III SD Negeri 76 Kota Bengkulu.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SD Negeri Kelas III 76 Kota Bengkulu pada tanggal 29
April 2019, ditemukan bahwa terdapat berbagai hambatan dalam pembelajaran matematika. Peneliti
menemukan bahwa kemampuan kognitif beberapa siswa tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM), yaitu 65. Hanya 10 siswa (41,67%) yang mendapat nilai di atas KKM, sedangkan 13 siswa
(58,33%) tidak mencapai nilai KKM. Peneliti juga mendapatkan fakta bahwa siswa seringkali pasif
dalam pembelajaran, hal ini terjadi ketika guru mengajukan pertanyaan, hanya sebagian siswa yang
dapat menjawab dan sebagian lagi diam. Salah satu bahasan utama yang disajikan di Kelas III SDN
76 Kota Bengkulu adalah materi perkalian bilangan. Banyak siswa yang belum memahami konsep
perkalian bilangan, namun guru hanya memberikan penjelasan sekedarnya tanpa memerhatikan
pemahaman siswa. Akibatnya, tujuan pembelajaran yang sesungguhnya tidak tercapai dan hasil
belajar siswa masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Siswa kelas III SDN 76 Kota
Bengkulu dipaksa untuk berimajinasi daripada bertindak, sehingga siswa mudah bosan dan jenuh
ketika diberikan materi pembelajaran. Berdasarkan permasalahan tersebut, matematika sebaiknya
diajarkan dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematicss Education (RME).

Pembelajaran Matematika Realistik ini menekankan pada konteks nyata yang dikenal siswa
dan proses kontruksi pengetahuan matematika oleh siswa sendiri. Pembelajaran yang berpusat pada
siswa adalah salah satu kriteria dalam Pembelajaran Matematika Realistik. Pada dasarnya matematika
seharusnya dijelaskan dengan macam-macam masalah yang ada di sekitar siswa dengan
memperhatikan usia dan pengalaman yang dimiliki oleh siswa. Menurut Freudenthal yang dikutip
oleh Putri Hana Pebrian (2017: 73) RME memiliki karakteristik yakni: (1) mengawali pembelajaran
matematika dengan masalah nyata, (2) menggunakan model penyelesaian masalah yang dikontruksi
oleh siswa melalui bimbingan guru, (3) menggunakan kontribusi siswa, (4) memaksimalkan interaksi
siswa, guru dan sumber belajar, (5) mengaitkan materi dengan topik matematika lainnya. (Anisa, t.t.).
RME memandang bahwa matematika harus dikaitkan dengan kenyataan yang dekat dengan
pengalaman anak dan relevan terhadap masyarakat, dengan tujuan menjadi bagian dari nilai
kemanusiaan. Dalam pendekatan RME atau pembelajaran matematika Realistik siswa didorong atau
ditantang untuk aktif bekerja, bahkan diharapkan dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang
diperoleh.
Metode

Penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif Eksperimen Semu (Quasi Experiment Design).
Adapun Jenis Rancangan penelitian Eksperimen Semu ini terbagi menjadi beberapa macam yaitu: 1.
The Time Series Exsperiment 2. The Non- Equivalent Group Design 3. The Equivalent Time Samples
Design. Rancangan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 - O4

Gambar 1. Rancangan penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 76 Kota Bengkulu. Subjek penelitian adalah siswa
kelas III SD Negeri 76 Kota Bengkulu yang berjumlah 71 orang. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi, tes dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara
deskriptif.

Hasil dan Pembahasan

Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa yang meliputi tiga
aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran yang
sudah dilakukan dalam proses pembelajaran. Pengertian hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. (Oktalia, 2019).
Pembelajaran matematika Realistik menekankan pada konteks nyata yang dikenal siswa dan proses
konstruksi pengetahuan matematika oleh siswa sendiri. Pembelajaran matematika Realistik ini sesuai
dengan paradigma pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Hal ini merupakan salah satu upaya
perbaikan mutu pendidikan matematika. Pada dasarnya matematika sebaiknya diajarkan melalui
berbagai masalah yang ada di sekitar siswa dengan memperhatikan usia dan pengalaman yang
dimiliki siswa, dengan itu siswa akan lebih mudah memahami materi yang akan dipelajari karena
mareka sudah bisa membayangkannya dari keadaan di sekitar mereka.

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 76 Kota Bengkulu. Peneliti akan melakukan penelitian
tentang pengaruh pendekatan Realistic mathematic education (RME) pada pembelajaran matematika
pada materi perkalian untuk mengetahui hasil belajar siswa SD Negeri 76 Kota Bengkulu. Hasil
belajar didapatkan dari hasil postest eksperimen dan hasil postest kontrol. Hasil ini dapat dilihat pada
tabel 1 dan tabel 2.

Tabel 1. Frekuensi hasil Pretest siswa kelas III

No Nilai Pretest Kategori Frekuensi %


1 70 ke atas Atas / Tinggi 7 30,4 %
2 70-55 Tengah / Sedang 9 39,2%
3 40 ke bawah Bawah / Rendah 7 30,4 %
Jumlah 23 100 %

Tabel 2. Frekuensi hasil Posttest siswa kelas III

No Nilai Posttest Kategori Frekuensi %


1 70 ke atas Atas / Tinggi 10 43,5 %
2 60-50 Tengah / Sedang 7 30,4%
3 50 ke bawah Bawah / Rendah 6 26,1 %
Jumlah 23 100 %

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 29 April 2019 di SD Negeri 76 Kota
Bengkulu, rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah proses
pembelajaran, siswa, guru yang menggunakan metode ceramah dan mencatat, tidak adanya media
maupun model pembelajaran yang menarik digunakan dalam pembelajaran, bahkan sebagian siswa
tidak terampil dalam pembelajaran perkalian. Saat observasi, materi yang diajarkan adalah tentang
perkalian bilangan. Dalam proses pembelajarannya guru belum menggunakan media maupun alat
peraga dan menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan setiap pokok pembahasan, siswa juga
diminta untuk mendengarkan dan menghafal rumus-rumus yang sudah ada sehingga siswa kurang
tertarik terhadap pelajaran matematika. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran sehingga
sebagian siswa sibuk sendiri ketika guru menjelaskan pembelajaran.

Salah satu pokok pembahasan yang diberikan di kelas III SDN 76 Kota Bengkulu adalah
perkalian bilangan. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru tentang perkalian bilangan kemudian
diberi soal, padahal banyak dari mereka yang belum memahami konsep perkalian adalah penjumlahan
atau pengurangan berulang. Hal ini menyebabkan tujuan pembelajaran yang sebenarnya tidak tercapai
dan hasil belajar siswa sebagian nilai siswa masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal
ini membuktikan bahwa proses pembelajaran dan hasil belajar sebagian siswa masih dibawah KKM.
Siswa di kelas III Sekolah Dasar berada pada tahap operasional konkret. Seharusnya guru
memberikan konsep agar siswa tidak membayangkan secara abstrak. Pembelajaran matematika masih
terasa jauh dari teori yang ada, guru lebih sering mendominasi kegiatan belajar mengajar sehingga
guru terlihat lebih mendominan dibandingkan dengan siswa, peranan guru sebagai pendidik
merupakan peran memberi bantuan dan dorongan, serta berupaya agar pelajaran yang diberikan selalu
cukup untuk menarik minat anak.

Sebelum dilakukan perlakuan diadakan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa
akan materi yang diujikan. Dalam mengerjakan pretest ini siswa pada umumnya hanya mengerjakan
soal sesuai dengan kemampuan seadanya. Setelah kemampuan preetest diperoleh, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran realistic mathematic
education (RME) pada kelas III. Sehingga diperoleh kemampuan posttest pada siswa kelas
eksperimen dengan rata-rata hasil belajar. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil belajar siswa yang menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)
dan tanpa menggunakan model RME.

NO X Y X² Y² XY
1 90 70 8100 4900 6300
2 90 60 8100 3600 5400
3 100 70 10000 4900 7000
4 70 70 4900 4900 4900
5 60 60 3600 3600 3600
6 60 60 3600 3600 3600
7 50 70 2500 4900 3500
8 90 60 8100 3600 5400
9 90 50 8100 2500 4500
10 50 50 2500 2500 2500
11 50 40 2500 1600 2000
12 70 40 4900 1600 2800
13 80 60 6400 3600 4800
14 70 60 4900 3600 4200
15 60 70 3600 4900 4200
16 70 50 4900 2500 3500
17 70 70 4900 4900 4900
18 60 70 3600 4900 4200
19 90 70 8100 4900 6300
20 90 50 8100 2500 4500
21 100 70 10000 4900 7000
22 100 60 10000 3600 6000
23 90 70 8100 4900 6300
Σ 1750 1400 3062500 87400 107400

Dari hasil belajar yaitu 76,8 dan kelas kontrol 60,4. Bila dilihat dari frekuensi hasil belajar
matematika kelas kontrol terdapat analisis diatas dapat disimpulkan bahwa pada kelas III , terdapat:
10 siswa dikelompok atas/tinggi (43,5%), 7 siswa dikelompok tengah/sedang ( 30,4%), dan 6 siswa
dikelompok bawah/rendah (26,1%). Sedangkan pada kelas eksperimen terdapat: 3 siswa dikelompok
atas/tinggi (13%), 17 siswa dikelompok tengah/sedang ( 74%), dan 3 siswa dikelompok bawah/rendah
(13%). Dengan ttabel ditentukan dahulu df atau db = (N1 + N2) – 2= (23 + 23) – 2 = 44. Berdasarkan
perhitungan diatas, apabila dikonsutasikan dengan ttabel dengan df 44 (46-2) pada taraf signifikan 5%
yaitu 2,015. Dengan demikian thitung > ttabel (3,153 > 2,015) yang berarti hipotesis kerja (Ha) dalam
penelitian ini diterima, yaitu terdapat pengaruh penggunaan pendekatan Realistic Mathematic
Education (RME) terhadap hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri 76 Kota Bengkulu.
Setelah adanya penelitian tersebut membuktikan bahwa pendekatan Realistic Mathematic Education
(RME) memiliki kelebihan kelebihan yaitu dapat menarik minat belajar, melibatkan siswa dalam
aktivitas belajar, serta siswa di tuntut berpikir secara kritis , memudahkan Siswa memahami materi
yang di jelaskan guru dalam proses pembelajaran karena di kaitkan dengan lingkungan kehidupan
sehari-hari siswa yang bersifat konkrit (nyata).

Kesimpulan

Berdasarkan analisis data survey dapat disimpulkan bahwa pendekatan RME (Realistic
Mathematics Education) berdampak pada hasil belajar matematika 76 siswa SDN Kota Bengkulu.
Seperti yang ditunjukkan dari perhitungan berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian,
dapat disimpulkan bahwa pendekatan RME (Realistic Mathematics Education) berpengaruh positif
terhadap hasil belajar matematika siswa Kelas III SD Negri 76 Bengkulu. Hal ini terlihat dari hasil
hipotesis dengan menggunakan df atau db = (N1 + N2) - 2 = (23 + 23) - 2 = 44 untuk tabel.
Berdasarkan perhitungan di atas, dengan mengacu pada df 44 (46 -2) pada ttabel, pada taraf
signifikansi 5%, yaitu 2,015. Dengan demikian thitung > ttabel (3,153 > 2,015) yang berarti hipotesis
kerja (Ha) diterima dalam penelitian ini. Secara khusus, terdapat pengaruh penggunaan pendekatan
Realistics Mathematic Education (RME) terhadap hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri
76 Kota Bengkulu.

Referensi

Anisa, F. (t.t.). Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri.

Claudia, S., Suryana, Y., & Pranata, O. H. (2020). Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik

terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas II Pada Perkalian Bilangan Cacah di Sekolah Dasar.

PEDADIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 7(2), Art. 2.

https://doi.org/10.17509/pedadidaktika.v7i2.26382

Indayani, D., Samsudin, S., & Herzamzam, D. A. (2021). Meningkatkan Hasil Belajar Matematika

pada Materi Perkalian melalui Model Realistic Mathematics Education. Prosiding Seminar

Nasional Pendidikan STKIP Kusuma Negara III, 603–612.


Kusumawati, N. (2017). Pengaruh Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematika

terhadap Hasil Belajar Siswa dengan Pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME).

Delta: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 1(1), Art. 1.

https://doi.org/10.31941/delta.v1i1.467

MUNCARNO, M., & Nelly, A. (2022). Pengaruh Pendekatan RME terhadap Hasil Belajar

Matematika. AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, 7(1), Art. 1.

Oktalia, W. (2019). PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RME (REALISTIC MATHEMATIC

EDUCATIAN) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS III PADA PEMBELAJARAN

MATEMATIKA (PERKALIAN) SD NEGERI 76 KOTA BENGKULU [Diploma, IAIN

BENGKULU]. http://repository.iainbengkulu.ac.id/3746/

Putri, S. N. (2018). PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERKALIAN DI KELAS III SEKOLAH

DASAR [Other, Universitas Pendidikan Indonesia].

https://doi.org/10/S_PGSD_1305892_Appendix.pdf

Anda mungkin juga menyukai