cabang kedokteran klinis yang berfokus pada identifikasi dan pengelolaan risiko
kesehatan yang mungkin dihadapi seseorang di tempat kerjanya. Diperuntukkan
bagi perusahaan atau badan usaha dengan karyawan mereka, dan berfokus pada
pencegahan, evaluasi, diagnosis, pengobatan dan rehabilitasi masalah kesehatan
yang mungkin dialami di tempat kerja. Ini juga menjamin bahwa perusahaan
mematuhi undang-undang tentang keselamatan kerja.
1. Tempat kerja baik di darat, di permukaan air, di dalam tanah, di dalam air maupun di
udara yang berada di wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
2. Tempat kerja dimana dibuat, dicoba, dipakai atau yang menggunakan mesin, pesawat,
alat, perkakas, peralatan ataupun instalasi berbahaya atau dapat menimbulkan
kecelakaan, kebakaran ataupun peledakan.
3. Dibuat, diolah, digunakan, dijual, diangkut ataupun disimpan bahan atau barang yang
dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, ataupun
bersuhu tinggi.
4. Dikerjakan pembangunan (konstruksi), perbaikan, perawatan, pembersihan ataupun
pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan pengairan,
saluran atau terowongan bawah tanah, dsb atau dimana dilakukan pekerjaan
persiapan.
5. Dilakukan usaha pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan,
pengolahan kayu ataupun hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan
kesehatan.
6. Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan emas, perak, logam ataupun bijih
logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak ataupun mineral lainnya baik di permukaan
maupun di dalam bumi ataupun di dasar perairan.
7. Dilakukan pengangkutan barang, binatang ataupun manusia baik di darat, melalui
terowongan, di permukaan air, di dalam air maupun di udara.
8. Dikerjakan bongkar muat barang muatan pada kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun,
ataupun gudang.
9. Dilakukan penyelaman, pengambilan benda ataupun pekerjaan lain di dalam air.
10. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah ataupun perairan.
11. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan.
12. Dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara ataupun suhu udara yang tinggi ataupun
rendah.
13. Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan benda,
terkena lemparan benda, terjatuh ataupun terperosok, hanyut ataupun terlempar.
14. Dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur ataupun lubang.
15. Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya
yang merupakan bagian-bagian (yang berhubungan) dengan tempat kerja tersebut.
Hazard disini adalah segala bentuk kegiatan (task), pekerjaan (job), benda/alat yang
dipergunakan (tools), serta lingkungan sekitar tempat kerja (environtment) yang dapat
berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja, baik berupa incident maupun accident pada
pekerjanya.
Merupakan bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia, baik yang berbentuk padat,
cair, maupun gas. Contohnya merkuri, alkohol dan turunannya, timbal, dll (intinya
semua bahan kimia yang ada di tabel periodik. Masih ingat kan?..). Potensi risiko
gangguan yang dapat muncul pada kesehatan dan keselamatan pekerja bervariasi
sesuai dengan jenis bahan kimia yang terpajan pada diri pekerja, seperti merkuri dapat
berisiko rusaknya syaraf bahkan hingga ke otak sehingga lama-kelamaan tubuh
menjadi selalu bergetar tanpa henti (seperti fenomena kasus itai-itai di Jepang).
Bahaya dan risiko dari semua bahan kimia ini dapat dilihat penjelasannya di MSDS
(material safety data sheet) yang selalu tercantum disemua kemasan bahan kimia tsb.
Risiko dari penggunaan bahan kimia ini tidak hanya pada kesehatan saja tetapi juga
kecelakaan seperti ledakan, kebakaran, dll
Merupakan bahaya yang berasal dari hewan-hewan atau mikroorganisme tak kasat
mata yang berada disekitaran tempat kerja dan dapat masuk kedalam tubuh tanpa kita
ketahui sehingga banyak penanganannya dilakukan setelah pekerja terinfeksi. Contoh:
bisa ular, berbagai macam virus dan bakteri, dll
Merupakan bahaya yang berasal dari adanya ketidaksesuaian desain kerja (job,
task, environtment) dengan kapasitas tubuh pekerja sehingga menimbulkan rasa tidak
nyaman di tubuh, pegal-pegal, sakit pada otot, tulang dan sendi, dll. Contohnya,
gerakan repetitif (berulang-ulang) seperti membungkuk-berdiri-membungkuk, durasi
dan frekuensi bekerja melebihi batas, bekerja dengan postur tubuh yang janggal
seperti berputar di area pinggang, menunduk, pekerjaan yang mebutuhkan
menjangkau terlalu tinggi, mengangkat beban berat, statis duduk dipan komputer
dalam waktu lama, dll
Penilaian resiko menggunakan pendekatan metode matriks resiko yang relatif sederhana serta
mudah digunakan, diterapkan dan menyajikan representasi visual di dalamnya.
Anamnesis, yang terdiri dari keluhan utama, riwayat perjalanan penyakit saat ini,
riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit dahulu, dan riwayat reproduksi wanita
ditanyakan kepada pasien secara lengkap dan mendetail. Suatu anamnesis dapat
dilakukan secara autoanamnesis (secara langsung pada pasien) atau pada keluarga,
teman kerja dll (alloanamnesis).
Pemeriksaan fisik, dilakukan untuk menentukan kelainan suatu sistem atau organ
tubuh dengan menggunakan 4 cara yaitu inspeksi (melihat), palpasi (meraba), perkusi
(mengetuk) dan auskultasi ( mendengar menggunakan alat stetoskop). Pemeriksaan
fisik khusus juga dilakukan pemeriksaan tanda vital seperti nadi, pernafasan, tekanan
darah, suhu tubuh, status gizi dan tingkat kesadaran juga diperiksa secara detail.
Pemeriksaan penunjang, juga dilakuakn untuk memperkuat diagnosis yang dihasilkan
dari pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan dapat berupa
pemeriksaan laboratorium (darah, urin, feses dll) spirometri, audiometri, rontgen,
USG, EKG dll.
Menentukan Pajanan
Merupakan faktor risiko atau bahaya yang ada di tempat kerja. Bahaya potensial yang dapat
menyebabkan PAK dibagi menjadi :
Faktor Fisik
Kebisingan (>85db)
Suhu panas
Suhu dingin
Radiasi bukan pengion yang termasuk didalamnya adalah gelombang mikro, infra red,
medan listrik , dll
Getaran lokal
Getaran seluruh tubuh
Ketinggian
Faktor Kimia
Faktor Biologi
Faktor Ergonomi
Faktor Psikososial
Beban kerja yang tidak sesuai dengan waktu dan jumlah pekerjaan
Pekerjaan tidak sesuai dengan penegtahuan dan keterampilan
Ketidakjelasan tugas
Hambatan jenajang karir
Bekerja gilir (shift)
Konflik dengan teman sekerja
Konflik dalam keluarga
Menentukan hubungan antara pajanan dengan penyakit dapat dilakukan berdasarkan evidence
based dan ditunjang dengan bukti yang ada.
Penentuan besarnya pajanan dapat dilakukan secara kuantitatif dengan melihat data
pengukuran lingkungan dan masa kerja atau secara kualitatif dengan mengamati cara kerja
pekerja.
Peranan individu yang dimaksud adalah faktor yang mempercepat terjadinya penyakit akibat
kerja atau juga menurunkan kemungkinan penyakit akibat hubungan kerja yang seperti
genetik atau juga kurang tertib dalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
Faktor lain yang dimaksud adakah pajanan selain di tempat kerja, faktor gaya hidup yang
dapat menunjang terjadinya penyakit dll.
Melalui beberapa tahapan diatas dapat dibuktikan bahwa minimal ada satu faktor pekerjaan
yang berperan sebagai penyebab penyakit yang termasuk kategori PAK.