Anda di halaman 1dari 4

Foreign Policy Analysis (UAS)

Menerima Pengungsi demi Reputasi


Pungki Retnowati | 14010415130049

Uni Eropa sedang menghadapi isu keimigrasian terbesar sepanjang sejarah, dimulai
sejak usainya Perang Dunia II. Hal ini ditandai dengan meningkatnya angka para pencari
suaka yang datang ke Benua Eropa. Benua Eropa sendiri dipandang sebagai tanah yang
menjanjikan oleh para korban konflik di negaranya masing-masing karena keadaan ekonomi
Eropa yang stabil yang dibuktikan melalui integrasi negara negara kedalam Eropean Union.
Krisis pencari suaka di Eropa sendiri juga menimbulkan gesekan antar negara anggota EU.
Mayoritas negara negara lebih memilih memberikan dana sumbangan dibandingkan harus
menampung para pengungsi. Pada tahun 2015, sebanyak 1,3 juta pengungsi datang ke daratan
Eropa. Berikut adalah presentasi jumlah pengungsi yang ditampung oleh Eropa.

Swedia merupakan
J u m l ah P e n gu n gsi yan g d i t am p u n g d i Be n u a Ero p a
(2 0 1 5 ) negara penampung
Jerman Hungaria Swedia Lain lain (EU)
pengungsi urutan ketiga
terbesar di Eropa setelah

39%
35% Jerman dan Hungaria.
Pada tahun 2015 Swedia
Sumber : MD.net menerima sebanyak
12% 14% 156.100 pengungsi.
Adanya kebijakan ramah
pengungsi menyebabkan Swedia menjadi salah satu destination oleh para pengungsi. Lalu
apakah yang menyebabkan Swedia memiliki kebijakan ramah pengungsi? Essay ini akan
mencoba menjelaskan mengenai alasan dibalik kebijakan ramah pengungsi yang dianut oleh
Swedia dan respon Swedia terhadap jumlah pengungsi yang setiap tahun selalu mengalami
pertambahan.

Berdasarkan pandangan realis, negara merupakan aktor yang paling penting dalam
hubungan internasional. Semua negara dalam sistem yang ada merupakan aktor tunggal yang
bersifat rasional. Artinya, dalam setiap tindakan yang diambil melalui kebijakan yang
dilakukan, negara selalu berfikir rasional dengan memikirkan untung dan ruginya. Pada
dasarnya, negara cenderung mengejar kepentingan pribadi. Begitu halnya dengan Swedia
yang mempunyai kebijakan terbuka terhadap pengungsi.

Swedia merupakan bagian dari negara skandinavia, dimana negara negara skandinavia
merupakan negara negara Eropa bagian utara yang terkenal dengan kemakmuran,
perdamaian, dan toleransi yang tinggi. Swedia juga merupakan negara anggota European
Union yang mempunyai aturan Common European Asylum System. Namun bukan karena
adanya identitas Swedia sebagai negara skandinavia atau rezim European Union yang
menyebabkan Swedia memiliki kebijakan ramah pengungsi bahkan menjadi negara terbesar
ketiga yang menampung pengungsi dibandingkan negara negara di Eropa lainnya. Hal ini
dibuktikan melalui jumlah pengungsi yang ditampung oleh negara negara skandinavia pada
tahun 2015 yaitu Norwegia sebanyak 2.131 orang, Denmark sebanyak 15.000 orang,
sedangkan Swedia mencapai angka 156.100 orang (Republika 2015). Sedangkan diantara
negara negara anggota Eropean Union, Swedia menjadi negara terbesar ketiga penerima
pengungsi. Namun bukan karena dibawah rezim EU, Swedia mempunyai kebijakan ramah
pengungsi. Hal ini dibuktikan melalui jumlah pengungsi pada tahun 2015 di beberapa negara
besar seperti Inggris menampung sebanyak 20.000 orang, Prancis sebanyak 24.000 orang,
dan Belanda sebanyak 58.000 orang.

Penulis berpendapat bahwa Swedia mempunyai kebijakan ramah pengungsi


dikarenakan Swedia memikirkan untung dan ruginya dari menerima pengungsi. Dengan
menerima pengungsi dari berbagai negara seperti Suriah, Afganistan, dan Irak, Swedia
mendapatkan reputasi yang sangat gemilang sebagai negara yang patuh terhadap EU,
UNHCR, dan negara penjunjung tinggi HAM dari pandangan masyarakat internasional.
Meskipun sebagai gantinya, Swedia harus mengeluarkan dana untuk menjamin kehidupan
para pengungsi. Namun, Swedia sepatutnya bersyukur karena tidak semua dana yang
dikeluarkan harus berasal dari negaranya. Ada beberapa negara negara di Eropa yang lebih
memilih untuk menyumbang dana kepada negara negara penampung daripada harus
menampung pengungsi. Negara negara tersebut diantaranya adalah negara negara balkan
seperti Slovenia, Kroasia, Macedonia dan Serbia yang menutup jalur perbatasan balkan demi
menghindari masuknya pengungsi meskipun pengungsi hanya lewat karena tujuan pengungsi
tersebut adalah Jerman atau Austria. Jumlah yang dikeluarkan juga tidak tanggung tanggung
yaitu 0.7% dari pendapatan nasional atau sekitar $27.000 atau sekitar 3,7 triliun rupiah dari
setiap negara sesuai kesepakatan yang diumumkan oleh EU sebagai bentuk peradilan (VoA
2015).
Bahkan dalam upaya menampung pengungsi, Swedia tidak hanya menampung dan
memberi makan saja. Pemerintah Swedia bekerja sama dengan beberapa instansi terkait
seperti sekolah, universitas, perumahan dan lain sebagainya dalam bentuk investasi sehingga
dapat membantu para pengungsi untuk memasuki pasar tenaga kerja. Dengan demikian,
reputasi Swedia semakin baik dimata dunia internasional, karena selain mau menampung
pengungsi, Swedia juga menjunjung HAM para pengungsi sehingga mendapat kehidupan
yang layak melalui berbagai programnya. Hal inilah yang menyebabkan Swedia selalu
mengalami pertambahan jumlah pengungsi setiap tahunnya yang ditunjukkan oleh data

Jumlah
180,000
160,000
140,000
120,000
100,000
80,000
60,000
40,000
20,000
0
2012 2013 2014 2015

Jumlah
berikut :

Namun, seiring berjanlannya waktu dengan perkembangan jumlah pengungsi yang


setiap tahun selalu meningkat, Pemerintah Swedia mulai menerapkan kebijakan dalam bentuk
undang undang mengenai pembatasan dan pengetatan pengungsi dan pencari suaka yang
disahkan pada 20 Juli 2016. Hal ini dilakukan terkait terus melonjaknya jumlah pengungsi
yang berdatangan. Bahkan 10% dari penduduk Swedia merupakan keturunan dari pengungsi
(CNN Indonesia, 2016). Namun demikian, Swedia telah memiliki reputasi yang cukup baik
sebagai negara yang baik yang mau menerima pengungsi
Sumber : CNN dan memanusiakan pengungsi.
Indonesia 2015

Referensi :

Berkas.dpr.go.id. Retrieved 3 December 2017, from http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info


%20Singkat-VII-17-I-P3DI-September-2015-16.pdf
Common European Asylum System - Migration and Home Affairs - European Commission. Migration and
Home Affairs - European Commission. Retrieved 3 December 2017, from
https://ec.europa.eu/home-affairs/what-we-do/policies/asylum_en
Refugees, U. UNHCR Resettlement Handbook: Country Chapter - Sweden. UNHCR. Retrieved 3 December
2017, from http://www.unhcr.org/protection/resettlement/3c5e5a219/unhcr-resettlement-handbook-
country-chapter-sweden.html
Sweden’s migration and asylum policy. (2017). Government.se. Retrieved 3 December 2017, from
http://www.government.se/491b3d/contentassets/26536c43ab3b41df90c064c2049b1bce/swedens-
migration-and-asylum-policy

Anda mungkin juga menyukai