Donald Trump and America’s Grand Strategy : U.S. Foreign Policy Towards Europe,
Russia, and China by Klaus Larres
Setelah presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump resmi menjabat maka
administrasinya merupakan administrasi pada masa transisi. Anggapan bahwa pemerintahan
Trump akan memerlukan waktu yang lama untuk menata pemerintahan agaknya akan
menjadi kenyataan. Hal ini dibuktikan dengan terbaginya The Trump White House menjadi
dua fraksi yaitu sayap ideologikal dan fraksi yang lebih pragmatis, sedangkan Trump sendiri
tidak dapat menentukan dirinya akan memihak pada sayap yang mana. Namun, pemerintahan
Trump telah berhasil merumuskan kebijakan luar negeri AS yang komperehensive dan
merupakan “Grand Strategy” yang dimaksudkan untuk membuat tatanan global yang baru.
Politik luar negeri yang dirumuskan oleh pemerintahan Trump dikenal dengan “All About
US” dimana Trump akan lebih menekankan keamanan nasional dan kemakmuran AS.
Berbeda dengan pemimpin AS sebelum sebelumnya yang lebih menekankan demokrasi
tradisional dan nilai nilai kemanusiaan. Artikel ini membahas tentang kebijakan AS ke Eropa,
Rusia, Timur Tengah dan China.
Pada artikel ini, penulis memberikan beberapa rekomendasi kepada pemerintahan Trump,
diantaranya :
1. Trump perlu berpihak kepada fraksi pragmatik diantara penasihat kebijakan luar
negerinya.
2. Nilai tradisional AS seharusnya menjadi dasar kebijakan luar negeri AS daripada
pencapaian tujuan keamanan nasional dan ekonomi yang sempit.
3. Persesuaian dengan China harus dilanjutkan namun tidak mengarah pada
marginalisasi isu isu tidak nyaman seperti HAM, perubahan iklim, dan kasus LCS.
Kesesuaian dengan China harus mencakup inisiasi baru untuk perundingan multi
partai dengan Korea Utara.
4. Sebagai masalah urgensi, administrasi Trump harus mulai sangat mendukung proses
integrasi Eropa.
5. Keterlibatan konstruktif yang konstruktif dengan Rusia harus terjadi atas dasar
menemukan solusi untuk perang saudara suriah dan konflik ukraina. Sanksi
seharusnya hanya dicabut saat hasil nyata telah dicapai.