Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Viola Angela Putri Ajawaila

NPM : 183112350750120
MATA KULIAH : Geopolitik
DOSEN : Suryo Ari Bowo, M.Sc

“Gejolak Geopolitik Amerika Serikat : Pemakzulan Donald Trump”

Dibuat untuk memenuhi Ujian Tengah Semester

Awal Mula Pemakzulan

Pada Rabu, 18 Desember 2019 lalu Presiden Amerika Serikat ke 45 Donald Trump secara resmi
dimakzulkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Menjadikan Trump sebagai presiden ketiga dalam
sejarah Amerika Serikat yang dimakzulkan, setelah sebelumnya ialah Andrew Johnson (1868) dan Bill
Clinton (1998). Berdasarkan KBBI, arti makzul adalah berhenti memegang jabatan atau turun takhta.
Sedangkan pemakzulan atau impeachment berarti proses, cara atau perbuatan memakzulkan. Dipimpin
oleh Nancy Pelosi, Ketua DPR AS digelar voting atas dua pasal dakwaan pemakzulan yakni
penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi-halangi Kongres AS. Diperoleh 230 suara mendukung dan
197 suara menolak atas tuduhan pasal pertama yaitu “Penyalahgunaan Kekuasaan”, serta 229 suara
mendukung dan 198 suara menolak atas tuduhan pasal kedua “Menghalang-halangi (Penjegalan)
Kongres”. Kedua voting ini pun berakhir dengan disetujuinya kelanjutan proses pemakzulan Presiden
kepada tahap-tahap selanjutnya. Nancy Pelosi mengungkapkan bahwa pemakzulan dipicu oleh panggilan
telepon antara Trump dan Volodymyr Zelensky, Presiden Ukraina. Dimana dalam panggilan tersebut,
Trump meminta Zelensky untuk menyelidiki keluarga mantan Wakil Presiden Barack Obama, Joe Biden,
yang juga akan menjadi salah satu rival utamanya di pemilu kepresidenan pada tahun 2020 nanti. New
York Times melaporkan bahwa dalam panggilan telepon yang dilakukan pada 25 Juli 2019 tersebut
Presiden Trump berulang kali meminta Presiden Zelenskiy untuk menyelidiki dua hal terkait. Yang pertama
mengenai keterlibatan putra Biden yaitu Hunter Biden, dengan perusahaan energi Ukraina dan yang kedua
mengenai penyelidikan tentang apakah Joe Biden telah menyalahgunakan posisinya sebagai wakil
presiden pada masa kepemimpinan Barack Obama.
Sebagai pemimpin negara berpengaruh dan telah menjalankan kepemimpinannya selama satu
periode, tuduhan yang diberikan kepada Trump tentunya berdasar pada tirani sang Presiden dalam
usahanya untuk memenangkan kursi kepemimpinan selanjutnya untuk kembali melanjutkan birokrasi.
Penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan masih belum jelas infromasinya kepada publik sehingga
menimbulkan pertanyaan besar, pun juga pasal kedua yang mengatakan Tindakan Trump dalam
menghalang-halangi penyelidikan DPR. Pemakzulan yang dilakukan pada akhirnya hanya berpotensi pada
ketegangan antara kedua kubu dari partai Republik dan Demokrat.

Sikap Donald Trump dan Faktor Pengaruh

Dikenal sebagai presiden kontroversial, Donald Trump seringkali merilis pernyataan baik secara
langsung maupun tidak langsung yang mengundang polemik serta perhatian publik secara global. Pada
saat Ia resmi dimakzulkan, Trump tercatat membuat 50 postingan pernyataan di akun media sosial twitter-
nya @realDonaldTrump. Salah satunya ialah "Kebohongan yang mengerikan oleh radikal sayap kiri,
Demokrat yang tak bisa apa-apa. Ini adalah serangan bagi Amerika dan sebuah serangan bagi Partai
Republik” kicaunya. Postingan tersebut merupakan bentuk bantahan Trump terhadap tuduhan-tuduhan
yang ditujukan oleh Demokrat kepadanya. Ledakan amarahnya di media sosial berbanding terbalik dengan
pernyataan sekretaris Gedung putih, Stephanie Grisham bahwa Presiden Donald Trump tidak
mempedulikan pemakzulan dan akan terus bekerja sepanjang hari.

Isu ini pun mengundang kehebohan dengan tagar #impeached yang masuk ke dalam trending
topic global dan tagar #ImpeachmentDay #Trump ke dalam trending topic Indonesia secara khusus.
Tercatat lebih dari 101 ribu akun menggunakan tagar tersebut pada postingannya. Hal tersebut
menjelaskan bagaimana konflik yang terjadi pada Amerika Serikat dapat mempengaruhi dunia
internasional. Sebagaimana geopolitik memandang bahwa dunia merupakan organisme yang hidup,
sehingga apabila suatu konflik atau fenomena terjadi pada suatu tempat di bagian dunia maka akan secara
pasti mempengaruhi bagian-bagian dunia lain.

Sebelum dimakzulkan, Trump membuat pernyataan secara langsung di hadapan pendukungnya


saat menggelar kampanye pemilihan umum 2020 di Michigan. Ia meminta agar mereka melengserkan
Nancy Pelosi dari jabatannya di Dewan Perwakilan Rakyat. Sikap Arogansi dari Donald Trump sepanjang
karirnya sebagai pemimpin negara Amerika Serikat terkhusus dalam percaturan politik internasional dapat
kita lihat melalui teori psiko analisis dari Sigmund Freud dalam dasar pemikirian secara ontologis ilmu
geopolitik. Freud dalam konsep teorinya secara garis besar menyatakan bahwa “ketidaksadaran” pada
individu memiliki peran yang utama dalam diri seseorang. Dapat dijelaskan jika latar belakang kejiwaan
seorang manusia dipengaruhi oleh kenangan masa kecil hingga pertumbuhannya. Kondisi kejiwaan inilah
yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan politik. Dilansir dari website Amerika Investopedia,
Donald Trump menceritakan kisah perjalanan karirnya dimulai dari ketidakdisiplinannya yang ingin
memukul gurunya disekolah hingga harus masuk ke Akademi Militer New York dan melanjutkan pendidikan
sebagai sarjana real estate. Perpaduan kepribadian keras Trump yang ditempa sebagai pengusaha yang
berambisi tentunya mengalami jatuh-bangun hingga mendapat perhatian publik dan menjadi Presiden
Amerika Serikat. Pengambilan keputusannya sebagai aktor dalam politik internasional dipengaruhi oleh
latar belakang kejiwaan Trump selama ia tumbuh dan berkembang. Kita coba gambarkan bagaimana
perang dagang antara Amerika dan Cina yang menuai ketegangan di dunia internasional dan tentunya
membawa dampak besar bagi perekonomian kedua negara. Trump dengan latar belakang sebagai
pebisnis dari semenjak kanak-kanak tentunya tak ambil pusing menyoal rivalitas dengan Cina karena
pengetahuan dan pengalamannya.

Rincian Proses Sidang hingga Hasil Akhir Pemakzulan

Sidang hari pertama pemakzulan dilakukan pada Selasa (21/01/20). Sidang berjalan selama 13
jam dengan perdebatan sengit oleh para senat mengenai kelanjutan prosedur dan resolusi persidangan
selanjutnya. Sidang hari kedua pada Rabu (22/01/20), dilaksanakan setelah Hakim Ketua Mahkamah
Agung AS John Roberts melantik para senator sebagai dewan juri. Lalu, perwakilan Partai Demokrat
menuduh tindakan Trump memasuki kategori skema korupsi yang menekan Ukraina agar membantunya
sehingga dapat terpilih kembali dalam pemilu November 2020. Mereka juga memfokuskan tuduhan
mengenai penyalahgunaan kekuasaan. Demikian sidang hari ketiga Kamis (23/01/20) dipaparkan bukti
berupa 20 rekaman hasil pemeriksaan dari sejumlah saksi yang diyakini akan memperberat posisi Trump
dalam persidangan. Salah satunya Dewan Perwakilan memutar rekaman dari Duta Besar AS untuk Uni
Eropa Gordon Sondland, yang dianggap lebih dari cukup untuk menjelaskan bagaimana Trump terlibat
dalam menekan Ukraina dengan menahan bantuan militer, dengan tujuan supaya negara itu mau menuruti
kemauannya menyelidiki dugaan korupsi Hunter Biden di perusahaan energi Burisma di Ukraina. Lalu
sidang hari keempat pada Jumat (24/01/20), Perwakilan manajer pemakzulan Adam Schiff dalam
argumennya menyatakan bahwa mereka bisa membuktikan Trump menyalahgunakan kekuasaan dan
berupaya menghalangi keadilan.

Selanjutnya pada Sabtu (25/01/20), Selasa (28/01/20) dan Rabu (29/01/20) tim kuasa hukum
Trump berkesempatan untuk membela dan melawan argumentasi tiga hari sebelumnya. Mereka
mengatakan bahwa yang pemakzulan yang dilakukan oleh DPR justru merusak demokrasi AS, dan
tuduhan yang diajukan tidaklah memiliki dasar untuk dapat menurunkan Presiden Trump.Sidang
selanjutnya Kamis (30/01/20), para senator diberikan kesempatan untuk memberikan pertanyaan terhadap
DPR dan tim kuasa hukum Trump yang dilaksanakan hingga Senin (03/02/20). Sidang terakhir yang
dilaksanakan pada Rabu, 5 Februari 2020 menjadi akhir dari pemakzulan Trump. Dimana dakwaan atas
dirinya terkait penyalahgunaan kekuasaan dan upaya menghalangi kongres dalam melakukan
penyelidikan, tak diterima oleh Senat. 52 suara menolak dakwaan pertama sedangkan 48 menerima. Hal
yang sama juga terjadi pada dakwaan kedua terkait obstruksi kongres. Sebanyak 53 anggota Senat
menolak sementara 47 menerima dakwaan tersebut, sehingga Trump sukses lolos dari pemakzulan dan
tidak lengser dari kedudukannya sebagai Presiden Amerika Serikat.

Warga Amerika Serikat sendiri terbelah menjadi 2 kubu dalam menyikapi Pemakzulan Trump. Hal
tersebut terlihat dari hasil jajak pendapat yang diadakan oleh berbagai sumber. Salah satu jajak pendapat
menurut sumber CNN yang digelar pada 16 hingga 19 Januari 2020 menyatakan, 51% responden
mendukung untuk melengserkan Trump dan 45% responden menolak untuk memecat Trump dari Gedung
Putih. Namun, disaat yang bersamaan banyak hasil dari sumber lain yang menyatakan sebaliknya.
Menurut jajak pendapat dari sumber media informasi Amerika, Gallup, sebanyak 46% mendukung
pemakzulan dan 51% menolaknya. Bahwasanya pemakzulan presiden tidak mungkin untuk direalisasikan.
Jika kita pahami menggunakan konsep imperial fundamentalis dari integrasi spasial berdasarkan ideologi
suatu bangsa oleh Sophie Chautard, bahwasanya struktur kekuasaan suatu negara atau relasi yang
terbentuk antara negara dengan rakyatnya (sense of belongings) negara mendominasi warga negaranya.
Dapat dijelaskan bagaimana warga Amerika pada akhirnya didominasi oleh penolakan akan pemakzulan
Presiden Trump, serta tidak terpenuhinya 2/3 suara senat untuk memakzulkan, dikarenakan kekuasaan
Trump masih mendominasi warga negara serta dunia internasional.

Fenomena yang terjadi ini merupakan suatu gejolak dalam geopolitik Amerika Serikat. Dimana
sebelumnya dalam sejarah pemakzulan Presiden, Senat tak pernah meloloskan penurunan kekuasaan
pemimpin negara yang diajukan karena dubutuhkan 2/3 dari suara senat dan bahwa partai republik yang
mendukung Trump menguasai 53 dari 100 kursi di senat. Tuduhan yang diajukan oleh DPR terkait dua
pasal pun menurut penulis terlalu luas atau umum, sehingga walaupun dipaparkan bukti dalam
persidangan, akan terjadi kontradiksi dan tidak terkonsentrasinya tuduhan tersebut untuk menjatuhkan
Trump. Walaupun tidak dapat ditampik mengenai arogansi Trump yang sering menciptakan ketegangan
dalam dunia anarki, kebijakannya merupakan usaha untuk mempertahankan ruang hidup vital Amerika
Serikat sebagai negara super power. Ruang hidup vital sendiri mencakup kekuatan, kekayaan dan
kekuasaan. Hal tersebut termasuk kedalam strategi suatu negara untuk memenuhi tujuan dan
kepentingannya. Selanjutnya, implikasi dari gejolak konflik di Amerika Serikat kepada dunia internasional
membawa perhatian yang baik juga kewasapadaan. Di Indonesia misalnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani
mengatakan bahwa pemakzulan Trump akan mempengaruhi kondisi pelaku usaha ekonomi global. Hal
demikian menegaskan konsepsi kapabilitas politik Amerika Serikat dalam hal ini yaitu ruang hidup dan
pemerintahan mempengaruhi organisme hidup manusia.
Referensi Bacaan

https://dosenpsikologi.com/teori-psikoanalisis-klasik
https://news.gallup.com/opinion/polling-matters/284030/impeachment-american-public-
perspective.aspx
https://www.investopedia.com/updates/donald-trump-success-story/
https://www.aljazeera.com/programmes/insidestory/2020/01/point-donald-trump-
impeachment-trial-200122182020377.html

Anda mungkin juga menyukai