TINGKAT DASAR
LPM SUAKA
Untuk kepentingan itu, tidak ada hal yang lebih mereka sukai selain
menciptakan ulang dunia sesuai dengan imaji Amerika, dengan perusahaan bebas,
individualisme, apa yang disebut dengan nilai-nilai Yahudi-Kristen, dan hal-hal lain
yang mereka sebut sebagai demokrasi sebagai unsur utamanya. Amerika tidak peduli
dengan apa yang disebut dengan demokrasi, sesering apapun Presiden Amerika
Serikat menggunakan kata tersebut setiap kali membuka mulutnya. Yang mereka
pikirkan adalah memastikan negara sasaran tersebut memiliki mekanisme-mekanisme
politik, keuangan, serta hukum yang sesuai dan ramah terhadap globalisasi korporasi.
Indonesia sendiri pernah, bahkan sedang, menjadi negara sasaran kebijakan luar
negeri AS, yang diisitilahkan oleh Blum sebagai kebijakan yang tidak pernah punya
maksud baik. Pada dekade 1960-an jutaan manusia Indonesia dibantai atas nama perang
terhadap komunisme yang didukung oleh AS. Pada akhirnya, pemerintah Orde Baru
harus membuka lebar akses perusahaan multi-nasional AS atas kekayaan sumber daya
alam Indonesia. Bahkan saat ini mekanisme politik, hukum, dan keuangan Indonesia
lebih ramah terhadap kapitalisme global daripada rakyatnya. Proyek-proyek
pembangunan dan ekploitasi alam berskala besar di Indonesia berada dalam kendali
korporasi global dan meninggalkan rakyat dalam kesengsaraan.
Demokrasi adalah hal yang indah, kecuali jika orang brengsek manapun boleh
memilih ungkap Blum dalam buku ini. Kenyataannnya memang tidak ada sistem
politik yang tanpa kesalahan di dunia ini, termasuk demokrasi. Kesalahan ini
dimanfaatkan dengan baik oleh segolongan kecil masyarakat; The 1%. Mereka adalah
golongan yang memiliki lobi yang kuat di eksekutif maupun legislatif. Mereka adalah
para pemilik modal besar. Segegap gempita apapun rakyat mencoblos di bilik suara
pemilu pada akhirnya si 1% inilah yang memegang kendali kebijakan. Dengan kata lain
mekanisme elektoral tidak akan pernah bisa memperbaiki kesalahan ini.