Anda di halaman 1dari 13

Gagasan Democratic Peace

Dalam Politik Luar Negeri Amerika Serikat

Rizki Dian Nursita


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
rdiannursita@gmail.com
Surwandono
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
wsurwandono@yahoo.com

Abstrak
Tulisan ini menganalisa tentang pengaruh gagasan dalam Democratice Peace
Theory terhadap politik luar negeri Amerika Serikat dengan menggunakan
metode library research. Tulisan ini menemukan bahwa democratic peace
secara jelas telah menggerakkan politik luar negeri Amerika Serikat pada era
Bill Clinton dan George W. Bush. Pada era Obama, sentuhan akan democratic
peace juga memengaruhi politik luar negerinya. Politik luar negeri Amerika
Serikat saat ini di bawah kepemimpinan Trump lebih dipengaruhi oleh
gagasan nasionalisme dibandingkan dengan ide-ide demokratisasi.

Kata kunci : America Serikat, Democratic Peace Theory, Politik Luar Negeri

Pendahuluan
Democratic peace theory me­ mengenai interaksi antaraktor,
rupa­kan salah satu teori yang cukup atau dalam hal ini negara yang
masyhur dalam hubungan inter­ selalu diidentikkan dengan konflik,
nasional, terutama bagi pen­dekatan perang, dan struktur yang anarki.
liberalisme. Gagasan liberalisme Salah satu pemikir liberalis
tentang keadilan, order, kebebasan, klasik; atau lebih tepatnya idealis,
dan norma telah menghadirkan dalam hubungan internasional,
sentuhan yang berbeda diban­ Immanuel Kant memandang bahwa
dingkan dengan pandangan realis arena dalam hubungan internasional

Islamic World and Politics


Vol.1. No.1 Juli-Desember 2017 ISSN: 2614-0535
Islamic World and Politics
28
Vol.1. No.1 Juli-Desember 2017

sebagai “lawless state of savagery”, theory sebagaimana pendahulunya?


atau kondisi yang tidak bermoral dan Tulisan ini mencoba untuk
penuh dengan kebiadaban(Dunne, menjawab pertanyaan tersebut.
2005). Kant dalam bukunya
‘Perpetual Peace’, mengungkapkan Akar dan Gagasan Utama Democ­
bahwa, hanya liberalismelah yang ratic Peace
dapat menciptakan perdamaian Salah satu ilmuwan liberalis
antarnegara, karena negara liberal klasik yang mengkritik tentang
cenderung ‘pasifis’ dengan sesama praktik hubungan internasional
negara liberal. Tesis Kant mengenai yang dipenuhi dengan kekerasan,
perdamaian inilah yang kemudian serta perilaku yang barbar adalah
memotivasi sejumlah “Kantian” Immanuel Kant. Walaupun telah
dalam ilmu hubungan internasional. ditulis sejak dua abad silam, namun
Hingga akhirnya democratic peace gagasan Immanuel Kant tentang
theory pun terlahir. perdamaian dalam tesisnya yang
Kita bisa melihat bagaimana berjudul Perpetual Peace dianggap
gagasan dalam democratic peace sebagai benih bagi sejumlah ga­
theory memengaruhi politik luar gasan dalam liberalisme. Dalam
negeri Amerika Serikat. Seperti tulisannya, Kant menjelaskan bahwa
dalam kebijakan Bill Clinton yang kondisi dunia bisa bertransformasi
mendukung demokratisasi di menjadi damai, bahkan perdamaian
negara-negara pecahan Uni Soviet yang abadi bisa tercapai karena
pada tahun 1994, atau demokratisasi adanya kesadaran pada tiap individu
yang menjadi justifikasi bagi penerus tentang perdamaian, konstitusi yang
Clinton, George W. Bush untuk republik, serta kontrak antarnegara
melawan rezim otoriter di Timur untuk menyudahi perang, dan
Tengah pada tahun 2003. Bahkan kosmopolitanisme atau komunitas
di era Obama, Amerika Serikat universal(Dunne, 2005).
juga mengutuk pemerintahan yang Persatuan negara-negara yang
otoriter, seperti di Libya dan Suriah. terikat dalam perjanjian inter­
Lantas, bagaimanakah dengan nasional lebih efektif untuk men­
kebijakan luar negeri Donald Trump ciptakan perdamaian diban­dingkan
yang dikenal dengan “America dengan adanya institusi suprastate
First Foreign Policy”? Apakah hal atau pemerintahan dunia yang
tersebut juga dipengaruhi oleh mengawasi perdamaian antar-
gagasan dalam democratic peace negara. Kant meng­k laim bahwa
Rizki Dian Nursita & Surwandono,
Gagasan Democratic Peace dalam Politik Luar Negeri Amerika Serikat
29

negara yang liberal akan cen­ isu keamanan internasional, ter­


derung pasifis dalam hubungan utama bagi sejumlah fenomena
internasional dengan sesama negara yang terjadi pasca-Perang Dingin.
liberal. Negara liberal juga dianggap Bagi para penggagas democratic
tend to be wealthy; cenderung lebih peace, demokrasi akan menciptakan
makmur apabila dibandingkan perdamaian bagi sesama negara
dengan negara yang menganut yang demokratis, perang dan
sistem otoritarian. Gagasan Kant kekerasan antarnegara demokratis
kemudian ‘bangkit’ pada tahun dapat diminimalisir, atau bahkan
1980-an. Gagasan tersebut cukup tidak terjadi. Negara-negara yang
memengaruhi sejumlah pakar demokratis akan meng­ h adapi
hubungan internasional yang kompetisi terkait dengan kepen­
kemudian dikenal dengan Kantian. tingan nasionalnya. Namun, kom­
Michael Doyle misalnya, petisi tersebut melibatkan keke­
me­nyampaikan bahwa negara- rasan dan penyelesaian melalui
negara liberal telah membentuk militer, seperti yang dilakukan oleh
perdamaian yang terpisah, atau negara-negara non-demokratis.
separate-peace satu sama lainnya. Hal tersebut dikarenakan negara-
Negara-negara demokrasi mungkin negara demokratis terikat oleh
tidak sepenuhnya terlepas dari nilai-nilai, serta keterikatan dalam
konflik, maka dari itu Doyle institusi internasional. Dalam kom­
membagi negara-negara demokrasi pe­tisi tersebut, negara-negara yang
menjadi peace-prone, dan war- demo­kratis akan cenderung meng­
prone(Doyle, 1986). Yaitu negara- gunakan jalan non militer untuk
negara yang memiliki kecen­ men­ c apai kepentingannya, atau
derungan untuk ‘damai’, serta ketidak­setujuannya, seperti melalui
kecenderungan untuk ‘berperang’. jalan mediasi, negosiasi, serta
Tanpa adanya pemerintahan yang diplomasi(Baylis, 2005).
demokratis, komitmen terhadap Walaupun demikian, korelasi
pemikiran untuk menjaga hak antara demokrasi dengan per­
asasi manusia, serta kesaling damaian masih terus menjadi
ketergantungan transnasional, maka perdebatan dalam diskur­ s us
suatu negara dikategorikan sebagai hubungan internasional. De­
war-prone(Richardson, 2012). mocratic peace sering menuai
Democratic peace menjadi teori kritik baik secara teoritis, maupun
bagi pendekatan liberal mengenai praktis. Apakah hubungan antara
Islamic World and Politics
30
Vol.1. No.1 Juli-Desember 2017

demokrasi dengan perdamaian untuk mendukung serta mem­


adalah hubungan kausalitas atau promosikan demokratisasi kepada
tidak. Ataukah terdapat faktor negara-negara di Eropa Timur, atau
lain di samping demokrasi yang negara-negara bekas Uni Soviet.
menyebabkan hubungan antara Setelah Yugoslavia mengumumkan
negara demokratis? Perdamaian kemerdekaannya pada tahun 1992,
yang terjadi di antara negara- konflik pun terjadi di Bosnia-
negara di Uni Eropa, khususnya Herzegovina, antara Serbia dengan
Eropa Barat, menurut Cohen Bosniaks (Muslim), dan Kroasia.
bukan semata-mata dikarenakan Pada awalnya Clinton meminta
demokrasi, namun karena adanya kepada negara-negara di Eropa
ke­samaan pengalaman sejarah serta Barat untuk mengambil tindakan
kultur (Pugh, 2005). Kita juga dapat terhadap orang-orang Serbia yang
menyaksikan bagaimana hubungan terus melakukan agresi ter­hadap
‘dekat’ antara Amerika Serikat Bosniak dan Kroasia. Namun,
dengan negara non-demokratis, ketika orang-orang Serbia hampir
seperti Arab Saudi yang menganut menguasai Bosnia dan Kroasia
sistem monarki merupakan suatu pada bulan November, Clinton
anomali. membanting setir dengan men­
dorong konsiliasi dengan orang-
Democratic Peace dalam Politik orang Serbia. Pada bulan November
Luar Negeri Amerika Serikat 1995, pemerintahan Clinton
Teori Democratic Peace ter­ mengadakan pembicaraan damai
kadang dipandang sebagai bentuk antara pihak-pihak yang bertikai
‘dalil’ oleh pemerintah Amerika di Bosnia. Dari upaya konsiliasi
Serikat dalam menjalankan politik tersebut kemudian lahirlah sebuah
luar negerinya. Amerika Serikat, kesepakatan damai yang dikenal
negara yang dikenal sebagai pro­ dengan Dayton Accords. Bosnia
motor demokrasi, bahkan sejak kemudian menjadi negara tunggal
era Perang Dingin.Pasca-Perang yang terdiri dari dua entitas terpisah
Dingin, tepatnya pada Era Presiden dengan pemerintah pusat(Dumas,
Bill Clinton pada tahun 1994, 2009).
Presiden Clintonyang berasal dari Tidak hanya Presiden Bill
Partai Demokrat, menggunakan Clinton, Presiden George W. Bush,
demokrasi sebagai alasan bagi yang menggantikan Bill Clinton,
politik luar negeri Amerika Serikat juga menggunakan democratic
Rizki Dian Nursita & Surwandono,
Gagasan Democratic Peace dalam Politik Luar Negeri Amerika Serikat
31

peace untuk menjustifikasi apa tahun 2003(Cole, 2008). Agresi


yang kemudian dikenal dengan ini kemudian mengakhiri rezim
Bush Doctrine.Bush Doctrine adalah Saddam Hussein di Irak.
doktrin yang dikeluarkan oleh Bush Bush menyampaikan gagasan
pasca-peristiwa pemboman WTC democratic peace kepada publik
pada 11 September 2001. Doktrin dalam konferensi pers pada tahun
tersebut secara garis besar berisi 2004. Dalam pidatonya, Bush
gagasan Bush mengenai perang menjelaskan bahwa alasan Bush
melawan terorisme, demokratisasi, untuk menegakkan demokrasi
national security, dan justifikasi dengan ‘tegas’, adalah karena
terhadap pre-emptive war; atau negara-negara yang mengusung
pencegahan terhadap ancaman demokrasi tidak akan berperang
dari musuh dengan menyerang satu dengan yang lainnya. Rakyat
terlebih dahulu. Doktrin tersebut yang berada di negara demorkatis
merupakan ciri khas dari pemikiran tidak berperang, karena mereka
Partai Republik, yang banyak tidak menyukainya, dan mereka
dipengaruhi oleh ideologi neo- mengerti tentang konsekuensi dari
conservatismyang sangat kental perang. Melalui usaha partai neo-
akan realisme politik. konservatif, democratic peace theory
Presiden Bush secara terbuka telah bertransformasi menjadi
mengancam akan memerangi keyakinan politik, sehingga situasi
terorisme dan melakukan pro­ menjadi sangat kondusif bagi
paganda terhadap gerakan anti- Bush untuk mengampanyekan dan
terorisme kepada dunia. Bush melegetimasi Bush Doctrine(Ish-
membentuk koalisi anti-teroris­me Shalom, 2013).
pada tahun 2001 dengan meng­ Terdapat tiga alasan bagi
irimkan pasukan ke Afghanistan. kelompok neo-konservatif di
Bush juga menegaskan bahwa rezim Amerika Serikat dalam mem­
Saddam Hussein di Irak merupakan promosikan demokrasi. Pertama,
ancaman serius bagi keamanan penyebaran demokrasi akan mem­
Amerika Serikat. Saddam Hussein perluas zona perdamaian dan
diduga memiliki senjata pemusnah mengatasi ancaman terhadap
massal yang dikaitkan dengan per­adaban, terorisme global dan
gerakan terorisme internasional. sejumlah negara yang berbahaya.
Amerika Serikat kemudian melaku­ Kedua, negara dapat dikatakan
kan agresi militer di Irak pada demokratis secara struktur, bukan
Islamic World and Politics
32
Vol.1. No.1 Juli-Desember 2017

hanya sekadar kultur. Ketiga, senjata pemusnah massal, serta


struktur demokrasi juga dapat pen­­cegahan genosida dalam politik
diterapkan di negara-negara yang luar negerinya.
memiliki peradaban serta kultur Obama juga tidak menggunakan
yang berbeda dengan negara-negara diktum “Global War on Terrorism”,
demokratis di Barat. Tiga alasan meminta penutupan fasilitas
tersebut menjelas­kan mengapa neo- penahanan di Guantanamo, berjanji
koservatif menjadi promotor bagi untuk menarik pasukan dari Irak
demokratisasi di dunia, terutama dan Afghanistan, serta rekonsiliasi
di negara-negara di Timur Tengah. dengan Rusia dengan mengabaikan
Bahkan hal ini juga melegitimasi program rudal anti-balistik di
penggunaan militer apabila diper­ Polandia, Ceko, dan Afghanistan.
lukan (Ish-Shalom, 2013). Gagasan Obama juga berupaya melakukan
democratic peace pada era Bush sejumlah pendekatan dengan
kemudian menjadi ciri khas, serta negara-negara di Asia, termasuk
agenda besar bagi neo-konservatif China. Walaupun tidak secara
untuk mempromosikan demokrasi. eksplisit menggunakan gagasan
Berbeda dengan kedua pen­ demokratisasi dalam politik luar
dahulunya, kebijakan luar negeri negerinya, namun kita tidak dapat
Amerika Serikat era Barack Obama mengabaikan intervensi Amerika
tidak dipengaruhi oleh gagasan Serikat di bawah pemerintahan
dalam democratic peace dan upaya Obama dalam perang sipil di Libya
demokratisasi. Bagi Obama, peng­ dan Suriah. Baik Ghadafi dan
gunaan militer secara unilateral Assad, keduanya adalah pemimpin
hanya akan dilakukan apabila ter­ ‘otoriter’ dan telah berkuasa cukup
dapat ancaman langsung ter­hadap lama. Bagaimanapun, kita masih
kepentingan Amerika Serikat; dapat melihat sentuhan democratic
berbeda dengan konsep pre-emptive peace dalam politik luar negeri
war yang diberlakukan pada era Obama.
Bush. Sedangkan kekuatan militer
multilateral akan digunakan apabila Donald Trump dan America First
terdapat ancaman tidak lang­sung Foreign Policy
yang mengganggu kelompok yang Setelah Donald Trump terpilih
tertindas. Terkait dengan keamanan, menjadi presiden, pada tanggal 27
Obama juga memasukkan per­ April 2017, Trump menyampaikan
lawan­ a n terhadap proliferasi visi dari kebijakan luar negerinya
Rizki Dian Nursita & Surwandono,
Gagasan Democratic Peace dalam Politik Luar Negeri Amerika Serikat
33

yang kemudian diberi nama sebagai damai, walaupun menggunakan


“America First”(Wąsiński, 2017). pendekatan yang militeristik, “Peace
Doktrin ‘America First’ tentu saja through strength will be at the center
menjadi sorotan tidak hanya pada of that foreign policy”(White House,
tataran domestik, namun juga 2017). Di samping keamanan,
menyita perhatian internasional. kebijakan luar negeri Trump juga
America First merupakan imple­ concern perihal ekonomi serta
mentasi dari slogan Trump “Make kerjasama luar negeri. Walaupun
America Great Again!” selama sama-sama berasal dari Partai
kampanye pilpres. Banyak masya­ Republik, lantas apakah America
rakat dan pakar politik yang First adalah reinkarnasi dari Bush
mengira bahwa Amerika Serikat di Doctrine yang memuat gagasan
bawah Trump akan memberlakukan demokratisasi?
politik isolasionis lewat America Isu tentang terorisme dan Islam
First.“America First” sendiri radikal sejatinya bukanlah hal yang
identik dengan politik isolasionis baru bagi Amerika Serikat pasca-
Amerika Serikat pada Perang peristiwa WTC 9/11. Sebelum
Dunia II yang dikeluarkan oleh Trump terpilih menjadi presiden,
America First Committee, sebelum dalam kampanyenya ia selalu
akhirnya Amerika Serikat masuk mempromosikan perlawanan
ke dalam konstelasi Perang Dunia terhadap kelompok Islamic State
pasca-hancurnya Pearl Harbour of Iraq and Syria/ Levant atau
pada tahun 1941. Walaupun pada yang dikenal dengan ISIS/ISIL
akhirnya dugaan tersebut tidak atau Daesh. Seperti yang tertulis
sepenuhnya benar, karena mem­ dalam website White House,
berantas Islamic State of Iraq and perlawanan terhadap kelompok
Syria (ISIS) juga merupakan salah ISIS ini bahkan ditempatkan sebagai
satu kebijakan luar negeri Trump . “highest priority” bagi Amerika
Sebagai presiden yang berasal Serikat(White House, 2017). Dalam
dari Partai Republik, seperti hal ini, Trump berupaya untuk
halnya Bush, kebijakan Trump membuat koalisi dan kerjasama
tentunya juga dipengaruhi oleh militer yang agresif dan berupaya
pemikiran neo-konservatif. Dalam untuk mengajak negara lainnya
website resmi White House, tertulis untuk menghentikan suport dana
bahwa America First bertujuan bagi kelompok teroris, saling berbagi
untuk menciptakan dunia yang informasi, serta meng­ g alakkan
Islamic World and Politics
34
Vol.1. No.1 Juli-Desember 2017

perlawanan terhadap terorisme. Di kampanye, sempat muncul kecu­


samping itu, Trump juga meren­ rigaan dari kubu Clinton mengenai
canakan untuk membuka kembali keterlibatan Putin dalam pemilu di
aliansi militer Amerika Serikat Amerika Serikat. Hubungan antara
dalam NATO. Trump dengan Putin semakin
Pada tanggal 13 April 2017, membaik, Trump bahkan dalam
militer Amerika Serikat menye­ akun sosial media pribadinya
rang kelompok teroris dengan menyebut Putin sebagai orang yang
menjatuhkan MOAB di Afghanistan; “cerdas”.
Massive Ordnance Air Blastyang Tidak hanya propaganda anti-
merupakan bom non-nuklir terkuat terorisme, propaganda anti-ko­
yang juga dikenal dengan “Mother munisme pun juga menjadi hal
of All Bombs”. Sebagian besar yang mencolok dalam empat bulan
memberikan applause terhadap kepemimpinan Trump. Konfrontasi
serangan tersebut, namun yang antara Amerika Serikat dengan
meng­utuk serangan tersebut juga Korea Utara pun kembali muncul ke
tidak sedikit.Walaupun demikian, permukaan di bawah administrasi
kita masih belum memastikan Trump. Uniknya, Trump juga
motivasi Trump dalam serangan mengajak China yang juga komunis,
tersebut, karena hal tersebut untuk sama-sama menjadikan
bukanlah tindakan pre-emptive war Korea Utara yang menganut Juche
seperti halnya yang disuarakan oleh dan komunisme sebagai ancaman.
Bush untuk men­justifikasi agresi Pesan-pesan anti-terorisme dan
Amerika Serikat terhadap Irak, dan anti-komunisme (Korea Utara)
Amerika Serikat juga kini tidak disampaikan oleh Trump dengan
mendapatkan ancaman langsung pe­n ekanan “unilateralisme”
seperti peristiwa 9/11. Amerika Serikat apabila negara lain
Tidak hanya itu, Trump ber­ tidak mau bekerjasama.
upaya untuk mendekati Rusia dalam Di samping persoalan ke­
rangka mengajak kerja sama dalam amanan, Trump juga mengajak
memberantas terorisme di Suriah. China untuk bekerjasama dalam
Padahal selama kepemimpinan bidang ekonomi. Amerika Serikat
Obama, Rusia selalu mendukung kini melihat China bukan semata-
dan berada di balik rezim Assad mata sebagai pesaing. Namun,
yang otoriter, sedangkan Obama kemajuan perekonomian China yang
menentangnya. Bahkan selama begitu pesat dalam beberapa tahun
Rizki Dian Nursita & Surwandono,
Gagasan Democratic Peace dalam Politik Luar Negeri Amerika Serikat
35

ini, serta downturn yang dialami Hood, bom Marathon di Boston,


oleh Amerika Serikat, menyebabkan penem­ b akan di Chattanooga,
Amerika juga memiliki kepentingan Tennessee; the Orlando Nightclub,
terhadap China. Pendekatan sebagai justifikasi kebijakan Trump
terhadap China dilakukan Trump untuk memberlakukan travel ban
dengan mengundang Presiden terhadap migran dari negara-negara
China, Xi Jinping untuk dalam yang memiliki keterkaitan sejarah
sebuah negosiasi yang diadakan dengan terorisme(Politico Staff,
di kediaman Trump pada 06 April 2016).
2017. Tidak hanya itu, Trump Maka dari itu, pada tanggal
juga menyampaikan dukungannya 27 Januari 2017, Trump menanda­
terhadap One-China Policy. Padahal, tangani kebijakan untuk menang­
Taiwan merupakan kawasanyang guhkan para migran yang berasal
demokratis, dan Taiwan juga mem­ dari sejumlah negara Islam, seperti
berikan ucapan selamat tepat setelah Irak, Iran, Libya, Somalia, Sudan,
Trump terpilih menjadi presiden. Syria, dan Yaman selama 120 hari,
Isu migrasi juga menjadi karena di­kha­watir­kan kedatangan
security concern dalam politik luar mereka akan membawa ancaman
negeri Trump. Problem migran bagi ke­amanan nasional Amerika
serta lapangan kerja menurutnya Serikat. Kebijakan ini kemudian
merupakan per­ s oalan mendasar direvisi pada Maret 2017 dengan
yang harus segera dituntaskan. mengecualikan Irak (Chakraborty,
Amerika Serikat selama ini me­ 2017).Tidak sampai disini, Trump
rupakan rumah bagi migran dari kerap kali menekankan bahwa
60 negara. Tingginya tingkat Amerika harus membangun tembok
migran di Amerika Serikat bagi yang membatasi Amerika dengan
neo-konservatif sering dikaitkan Meksiko untuk meng­ h alangi
dengan ancaman keamanan arus migran. Bahkan Trump juga
(terorisme) serta penyebab mele­ menyampaikan bahwa Meksiko
mahnya perekonomian Amerika adalah negara yang penuh dengan
serta meningkatnya jumlah peng­ masalah, seperti cartel dan per­
angguran. Dalam pidato Trump pada dagangan obat bius, pemerkosaan,
tanggal 15 Agustus 2016, Trump dsb. Retorika Trump sebagai
menyebutkan sejarah serangan kandidat dan kini sebagai presiden
terorisme di Amerika Serikat yang nampaknya "menghidupkan
telah lalu; 9/11, penembakan di Fort kete­g angan hubungan antara
Islamic World and Politics
36
Vol.1. No.1 Juli-Desember 2017

Amerika Serikat-Meksiko yang menjadi burden bagi perekonomian


tidak terlihat dalam beberapa nasional.
dasawarsa"(Gaouette & Kosinski,
2017). Kesimpulan
Keluarnya Amerika Serikat Democratic peace adalah teori
dari Trans-Pacific Partnership(TPP) yang cukup ‘tua’ dalam hubungan
merupakan kebijakan ekonomi internasional. Kelahiran democratic
pertama yang dilakukan oleh pe­ peace sendiri merupakanmanifestasi
merintahan Trump, pasca-terpilih­ dari kekecewaan Kant dalam
nya Trump menjadi presiden. melihat kondisi di Eropa yang
Padahal TPP semestinya bisa pada saat itu ‘memperihatinkan’.
menjadi wadah bagi Amerika Serikat Idealisme Kant kemudian dikem­
untuk mem­ b angun hubungan bangkan oleh Doyle, Doyle melihat
dengan sejumlah negara di Asia, bahwa demokrasilah yang mampu
serta mem­promosikan demokrasi. menciptakan per­ damaian antar­
Trump juga akan member­lakukan negara, karena di antara negara-
impor pajak bagi perusahaan- negara yang demokratis kecen­
perusahaan Amerika Serikat derungan untuk berperang
yang memindahkan operasinya sangatlah kecil, bahkan tidak ada
ke Meksiko dan menyampaikan sama sekali. Konflik yang terjadi di
bahwa Amerika akan keluar antara negara-negara demokratis
dari WTO apabila impor pajak bukanlah konflik yang melibatkan
tersebut tidak dapat tercapai senjata, namun kompetisi untuk
(Needham, 2016). Trump juga meraih kepentingan dengan upaya-
akan mengupayakan renegosiasi upaya ‘damai’.
NAFTA, dengan menekan­ k an Kita bisa melihat bahwa gagasan
bahwa Amerika juga akan keluar dalam democratic peacetelah
dari keanggotaan NAFTA apabila memberikan corak pada politik luar
tidak terjadi renegosiasi.“If our negeri Amerika Serikat. Bahkan bisa
partners refuse a renegotiation that dikatakan demokratisasi digunakan
gives American workers a fair deal, untuk menjustifikasi politik luar
then the President will give notice of negeri. Sebagaimana pada era
the United States’ intent to withdraw Bill Clinton, Clinton mendukung
from NAFTA” (White House, 2017). upaya demokratisasi di negara-
Amerika Serikat kini melihat bahwa negara pecahan Yugoslavia pada
kerjasama inter­nasional terkadang tahun 1994. Democratic peace juga
Rizki Dian Nursita & Surwandono,
Gagasan Democratic Peace dalam Politik Luar Negeri Amerika Serikat
37

kembali menjadi top issue dalam di Suriah yang diartikulasikan oleh


politik luar negeri Bush. Gagasan Trump nampaknya tidak berkaitan
dalam democratic peace bahkan dengan isu demokratisasi dan anti-
digunakan sebagai ‘dalil’ untuk otoritarianisme. Trump bahkan
melegitimasi invasi Amerika ke semenjak kampanye juga melakukan
Afghanistan yang disebut oleh pendekatan terhadap Rusia. Padahal
Amerika sebagai sarang teroris, sejauh ini Rusia yang merupakan
bahkan pre-emptive war melawan rival bagi Amerika Serikat dalam
negara otoriter seperti Irak. Pada percaturan internasional selama
era Obama, gagasan democratic ini mendukung rezim Assad yang
peace memang tidak lagimuncul ke otoriter. Amerika juga berupaya
permukaan. Walaupun demikian, untuk melakukan pendekatan
kita dapat melihat sentuhan de­ terhadap China terkait dengan isu
mocratic peace memengaruhi ekonomi dan deterence terhadap
intervensi Amerika Serikat untuk Korea Utara. Atau dengan kata lain
mendukung kelompok oposisi di kerjasama dengan komunis untuk
negara yang otoriter, seperti Libya melawan juche-komunis.
dan Suriah. Dalam bidang ekonomi, ke­
Lantas, apakah yang men- bijakan America First yang penuh
drive (mendorong) politik luar dengan kontroversi dan kritik ,
negeri Trump? Mungkin slogan bahkan dari dalam negeri, yang
Trump selama kampanye “Make meliputi keluarnya Amerika
Amerika Great Again!” serta term Serikat dari TPP, impor pajak bagi
“America First” adalah jawabannya. perusahaan Amerika yang ber­
Dalam bidang keamanan, Trump operasi di luar negeri, termasuk
menempatkan isu terorisme pem­ b atasan arus migran serta
sebagai top priority tanpa begitu ide ‘tembok’ pembatas antara
memperdulikan konstelasi politik Amerika Serikat dengan Meksiko,
dan posisi Amerika Serikat sebelum pada dasarnya adalah upaya untuk
pemerintahannya. Walaupun sama- meningkatkan kesejahteraan
sama berasal dari Partai Republik ekonomi bagi Amerika Serikat
seperti halnya Bush, namun kita lewat peningkatan pendapatan
bisa melihat bahwa gagasan democ­ dan meminimalisir angka peng­
ratic peace nampaknya sudah angguran. Bagaimanapun, kebijak­
outdatedsemenjak Trump berkuasa. an luar negeri Trump yang
Agenda perang melawan terorisme ‘unpredictable’ nampaknya lebih
Islamic World and Politics
38
Vol.1. No.1 Juli-Desember 2017

banyak dipengaruhi oleh gagasan Dunne, T. (2005). Liberalism.


nasionalismenya, “Make America In J. Baylis, & S. Smith, The
Great Again!” dibandingkan dengan Globalization of World Politcs:
democratic virtue. an Introduction to International
Relations (pp. 185-203). New
Referensi York: Oxford University Press.
Baylis, J. (2005). International and Gaouette, N., & Kosinski, M. (2017,
Global Security in The Post- February 23). Mexico slams US
Cold War Era. In J. Baylis, & immigration plan as Tillerson
S. Smith, The Globalization of arrives. Retrieved May 18,
World Politics: an Introduction 2017, from http://edition.
to International Relations (pp. cnn.com/2017/02/22/politics/
297-324). New York: Oxford tillerson-kelly-trip-to-mexico/
University Press. Ish-Shalom, P. (2013). Democratic
Chakraborty, B. (2017, March 06). Peace: A Political Biography.
Trump signs new immigration United States of America:
order, narrows scope of University of Michigan Press.
travel ban. Retrieved May Needham, V. (2016, July 24).
04, 2017, from Fox News: Trump suggests leaving WTO
http://w w w.foxne ws.com/ over import tax proposal .
politics/2017/03/06/trump- Retrieved May 19, 2017, from
signs-new-immigration-order- http://thehill.com/polic y/
narrows-scope-travel-ban.html finance/289005-trump-
Cole, J. (2008). "US-Iraq War" suggests-leaving-wto-over-
Microsoft Encarta 2009. import-tax-proposal
Redmond: Microsoft Politico Staff. (2016, August 15). Full
Corporation. text: Donald Trump's speech on
Doyle, M. (1986). Liberalism and fighting terrorism. Retrieved
World Politics. The American May 17, 2017, from http://www.
Political Science Review, 1151- politico.com/story/2016/08/
1169. d ona l d-t r u mp- te r ror ism-
Dumas, E. C. (2009). "Bill Clinton" speech-227025
Microsoft Encarta. Redmond: Pugh, J. (2005, April). Democratic
Microsoft Corporation. Peace Theory: A Review and
Evaluation. Retrieved May 15,
Rizki Dian Nursita & Surwandono,
Gagasan Democratic Peace dalam Politik Luar Negeri Amerika Serikat
39

2017, from Center for Mediation, White House. (2017). America First
Peace, and Resolution of Foreign Policy. Retrieved May
C onf lict, International: 04, 2017, from White House:
https://www.cemproc.org/ https://www.whitehouse.gov/
democraticpeaceCWPS.pdf america-first-foreign-policy
Richardson, J. L. (2012). Liberalism.
In R. Devetak, A. Burke, &
J. George, Introduction to
International Relations (pp.
48-60). New York: Cambridge
University Press.
Wąsiński, M. (2017). Donald
Trump’s Foreign Policy Stances:
Unpredictability and Neo-
isolationism. Retrieved May 04,
2017, from Australian Institute
of International Affairs: http://
w w w.inter nat iona laf fairs.
org.au/global-wire/donald-
trumps-foreign-policy-stances-
unpredictability-and-neo-
isolationism/

Anda mungkin juga menyukai