PEMBAHASAN
2.1 Sabar
2.1.1 Pengertian Sabar
Unsur Komponen
Utama Unsur
Komponen Pendukung
Unsur Atribut
1. menahan sebagai 1. Optimis 1. Emosi
respon awal, 2. Pikiran
3. Perkataan
4. Perbuatan/ Perilaku
2. proses/ aktif, 2. Pantang menyerah
3. Taat/ patuh pada 3. Semangat mencari
aturan, dan informasi/ ilmu
4. bertujuan kebaikan 4. Semangat untuk
membuka
1. menahan sebagai alternatif solusi
respon awal,
1. Kesabaran jasmani
a) Secara sukarela seperti melakukan pekerjaan atas pilihan dan
kehendak sendiri.
b) Faktor keterpaksaan, seperti sabar menahan rasa sakit akibat
pukulan, sabar manahan penyakit, menahan dingin, panas, dan
sebagainya.
2. Kesabaran jiwa
a) Secara sukarela, seperti kesabaran manahan diri untuk
melakukan perbuatan yang tidak baik berdasarkan
pertimbangan syariat agama dan akal.
b) Faktor keterpaksaan seperti kesabaran berpisah dengan orang
yang dikasihi atau yang disayangi jika terhalang.
Sifat sabar yang paling terpuji merupakan kesabaran jiwa yang lahir
dari rasa suka rela atas kesediaan meninggalkan bujukan syahwat (hawa
nafsu) tercela. Derajat dan istilah-istilah khusus tentang sabar, diketahui
berdasarkan keterkaitannya dengan objek kesabaran itu sendiri.
Pada saat tertentu sikap berlebihan dalam hal yang terpuji malah
akan menjadi makruh. Contohnya, sikap berani yang berlebihan sehingga
berubah menjadi tindakan membabi buta yang tidak manusiawi. Karena
itu, keberanian adalah sifat terpuji yang bersandar pada daya kendali jiwa.
Sifat ini akan mengontrol tindakan yang melampaui batas kewajaran.
Orang-orang yang gagal mengendalikan kemarahan berada dalam
kekacauan jiwa. Mereka tidak memiliki kesabaran dalam mengontrol
emosinya atau amarahnya yang ekplosif. Begitu juga orang-orang yang
membutuhkan keberanian untuk menghadapi dan menguasai
ketakutannya. Kesabaran membentuk sikap kerelaan dan penerimaan.
Artinya: Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan
bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan
sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam
hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang.
Salah satu terapi meredam gelisah hati itu adalah dengan sabar. Sabar seperti
dikemukakan Turfe, apabila diaplikasikan dalam perilaku keseharian, dapat menjadi upaya
preventif dalam meredam gelisah hati. Belum lagi dilihat bahwa sabar sebagai bentuk
pengabdian dan cara mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dengan mendekatkan diri kepada
Allah, maka akan merasakan ketenangan batin, tidak gelisah, dan selalu optimis. Jika terdapat
hikmah dan faedah sabar untuk kematangan jiwa serta meningkatkan, hal itu sama sekali
tidak menggantikan kedudukan sabar yang sangat penting setelah iman, yang hikmahnya
bersifat ruhaniah.
Bersabar apabila direnungkan akan banyak sekali ditemukan hikmah dan manfaat
psikologis. Misalnya bagi mereka yang senang berfikir mendalam dan merenungkan
kehidupan ini mengandung falsafah hidup yang luhur dan mantap. Bagi mereka yang senang
mawas diri dan menjaga diri dalam pergaulan sosial, akan menemukan dalam sabar prinsip-
prinsip hidup yang sangat berguna. Sedangkan bagi mereka yang ingin melakukan ibadah
secara intensif, ketika bersabar kehidmatan ibadah itu akan dapat dihayati.
Sabar seperti dikemukakan Turfe akan memberi pengaruh positif kepada rasa (emosi),
cipta (rasio), karsa (will), karya (performance), bahkan kepada ruh manusia, apabila
dilakukan dengan penuh kesadaran. Jika digali lebih dalam akan ditemukan lebih banyak lagi
hikmah psikologis dari sabar itu. Sabar merupakan obat dari segala macam penyakit ruhani.
Sifat yang berlawanan dengan sabar antara lain adalah sifat berkeluh kesah saat datangnya
musibah. Bahkan Nabi Muhammad Saw. mengingatkan dengan sabdanya; Sifat paling buruk
dalam diri seseorang adalah sifat kikir dan berkeluh kesah dan sifat pengecut yang
merampas hati.
Orang yang berkeluh kesah adalah orang yang jika ia merasa lapar, ia
mempertontonkan pada orang kalau dirinya butuh makan. Jika ia kesakitan, ia akan bergegas
mengadu dan memperlihatkan deritanya pada orang lain. Jika ia merasa tertindas, ia akan
membesar-besarkan apa yang menimpa dirinya dan meperlihatkan dirinya amat terhina, dan
secepatnya mengaku mendapatkan perlakuan seperti itu. Ini semua merupakan perangi jiwa
yang rendah dan hina.
Penyebab utama seseorang berzina karena dia tidak mau bersabar menunggu waktu
setelah menikah, ketika hubungan suami isteri halal baginya. Hal yang sama terjadi pada
seseorang yang kecanduan narkoba. Mengapa dia bisa terjerumus seperti itu? Karena dia
tidak mampu bersabar menghadapi musibah. Atau dia tidak mampu bersabar melalui waktu
luangnya.
Sabar jika dilakukan dengan tulus ikhlas, pengaruhnya kepada peningkatan kualitas
mental baik sebagai individu maupun anggota masyarakat serta individu sebagai hamba Allah
Swt., sangat banyak. Sungguh banyak orang yang rajin beribadah namun masih suka
melakukan berbagai perbuatan tercela. Ini artinya faktor pengendalian diri dalam dirinya
belum berfungsi.
Dirinya masih terus berlumur dosa, dan ini akan terus merongrong dari dalam setiap
saat. Rongrongan itu akan menimbulkan ketidakstabilan mentalnya sehingga bisa
menimbulkan kesemasan dan kegelisahan hati. Sabar mencakup keseluruhan jasmani dan
ruhani. Seluruh anggota tubuh bersabar. Sabar di hati dimaksudkan agar hati terhindar dari
berbagai bentuk maksiat bathin, yang sering bersarang di dalam hati atau kalbu manusia.
Maksiat bathin ini akan menyebabkan hati jadi kotor dan keras. Maksiat bathin itulah
yang dimaksudkan dengan penyakit mental. Rasa sombong, takabur, dengki, khianat, suka
memuji diri, suka mengumpat dan membicarakan aib orang lain, egois, kejam, cinta dunia,
ria atau tidak ikhlas, suka menindas, semua itu termasuk penyakit mental atau maksiat bathin.
Akar penyebab timbulnya penyakit mental ini adalah dorongan nafsu yang tidak terkendali.
Begitu besarnya hikmah sabar yang dapat dijadikan terapi meredam gelisah hati akan
mengefek pada pengendalian hawa nafsu. Kalau hawa nafsu sudah dikendalikan dengan
sendirinya apa yang dimaksudkan dengan gangguan kejiwaan itu dapat dicegah, karena
dorongan nafsu itulah akar permasalahan timbulnya penyakit mental tersebut. Artinya,
dengan bersabar dapat menormalisir kesehatan mental seseorang.
Dengan sabar pula seseorang akan menerima apa yang telah Allah berikan. Orang
yang sabar terhadap apapun yang diberikan jiwanya akan tenang. Hatinya tidak menuntut
untuk mencapai sesuatu yang tidak ditakdirkan baginya dan tidak melirik kepada orang yang
berada diatasnya.
Orang yang sabar selain memiliki ketenangan juga memilki pendirian yang kuat. Ia
sadar akan segala kelemahan yang ada padanya dan bersandar hanya kepada Allah semata.
Dengan demikian, dapat ditegaskan lagi bahwa sabar dapat dijadikan terapi meredam gelisah
hati. Berpijak dari sini pula bahwa sabar memiliki implikasi terhadap kesehatan mental.
Sabar juga dapat dijadikan sebagai materi dakwah dengan metode bimbingan konseling
Islam.
2.2 Syukur
2.2.1 Pengertian Syukur
Secara bahasa syukur adalah pujian kepada yang telah berbuat baik
atas apa yang dilakukan kepadanya. Syukur adalah kebalikan dari kufur.
Hakikat syukur adalah menampakkan nikmat, sedangkan hakikat ke-
kufur-an adalah menyembunyikannya. Menampakkan nikmat antara lain
berarti menggunakannya pada tempat dan sesuai dengan yang
dikehendaki oleh pemberinya, juga menyebut-nyebut nikmat dan
pemberinya dengan lidah.
Menurut istilah syara, syukur adalah pengakuan terhadap nikmat
yang diberikan oleh Allah swt dengan disertai ketundukan kepada-Nya dan
mempergunakan nikmat tersebut sesuai dengan kehendak Allah swt.
Artinya; Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan membawa
singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat
singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk
mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa
yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan
barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.
a) Ber-tasbih
b) Ber-dzikir, Ber-dzikir merupakan sebagian dari cara ber-syukur.
Abdullah bin Salam menyatakan bahwa nabi Musa as pernah
bertanya pada Allah swt: Ya Allah, syukur manakah yang patut
dilakukan untuk Mu? Maka Allah berfirman: Bukankah lidahmu
senantiasa basah karena ber-dzikir kepada-Ku?.
c) Ucapan Hamdalah dan Istighfar
d) Berdoa, Rasulullah saw bersabda: Doa yang paling utama ialah La
ilaha illallah, sedangkan dzikir yang paling utama adalah
Alhamdulillah.
e) Melalui anggota badan