Anda di halaman 1dari 8

HATI NURANI ( DHAMIR )

DALAM PEMIKIRAN FILSAFAT AKHLAK


Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Filsafat Akhlak

Dosen Pengampu :
Dr. H. Mukhlisin Saad, M.Si

Disusun oleh :
Nadhilla Siemens (E97217036)

PROGRAM STUDI TASAWUF & PSIKOTERAPI


FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2018

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kita selalu mendapat
perlindungan-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Hati
nurani ( dhamir ) dalam pemikiran filsafat akhlak”

Saya menyadari masih ada kekurangan dari segi bahasa, tatanan


kalimat, maupun isi dari makalah ini. Oleh karena itu, saya bersedia menerima
saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang “Hati nurani (


dhamir ) dalam pemikiran filsafat akhlak” bermanfaat dan memberikan inspirasi
terhadap pembaca.

Surabaya, 2018

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna


dibandingkan dengan makhluk yang lain hal itu disebabkan karena manusia
dilengkapi tiga unsur utama yaitu jasmani, rohani, dan nafsani (kejiwaan).
Jasmani atau bentuk fisikal manusia terdiri daripada anggota badan yang zahir
yang bisa dilihat dengan mata kasar, melalui proses perkembangan yang boleh
diukur, mampu bergerak dan digerakkan serta bersifat material. Unsur rohani
pula mempunyai ciri yang bertentangan dengan jasmani. Ia bersifat abstrak,
multi dimensi yaitu tidak dibatasi ruang dan waktu dan menjadi penggerak
utama kepada jasad manusaia. Unsur ketiga yaitu nafsani adalah satu unsur
yang menjadi penghubung diantara jasmani dan rohani manusia. Unsur
nafsani terbagi kepada tiga bagian yaitu al-aql (akal), al-qalb (hati) dan an-
nafs (nafsu. Diantara ketiga elemen nafsani ini, hati (al-qalb) bertanggung
jawab dalam menolong, mengawal, dan mengendali struktur dan elemen jiwa
yang lain.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian hati nurani dalam pemikiran Islam?
2. Bagaimana sifat hati dan pembagiannya ?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian hati nurani dikaitkan dengan Al-Qur’an
2. Memahami sifat hati dan pembagiannya

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hati Nurani dalam Pemikiran Islam

Menurut Islam hati nurani sering disebut dengan Qalbu. Qalbu sendiri
berasal dari bahasa arab yaituٌ ٌ‫قَ ْلب‬, dimana ٌ‫ ٌقَ ْلب‬adalah bentuk masdar dari
akar ‫ ٌقَ ْلبًا‬-ٌ ‫ب‬
ُ ‫ ٌ َي ْق ِل‬-ٌ ‫ب‬
ٌَ ٌَ‫ ٌقٌَل‬yang berarti memalingkan atau membalikkan. Kata
Qalbu ditransfer ke dalam bahasa Indonesia menjadi kalbu yang berarti hati
nurani. Kata qalbu secara harfiah berarti berubah-ubah atau berbolak balik,
disebut demikian karena ia berpotensi untuk tidak konsisten, umpamanya
dari perasaan senang menjadi susah, cinta menjadi benci, dari menerima
menjadi menolak, dan sebagainya. Qalbu mempunyai nama-nama lain
sesuai dengan aktifitasnya, ia dinamakan pula sebagai dhamir karena
sifatnya yang tersembunyi, dinamakan Fu’ad karena merupakan tumpuan
tanggung jawab manusia, dan dinamakan siir karena bertempat pada
tempat yang rahasia dan sebagai muara bagi rahasia manusia.1
Qalb merupakan pemimpin kerja jiwa manusia. Ia bisa memahami
realita ketika akan mengalami kesulitan. Didalam Qalb ada berbagai
kekuatan dan penyakit, kekufuran dan sebagainya. Qalb memiliki fungsi
memutuskan suatu tindakan.2

Qalbu dibagi menjadi 2 jenis, yakni qalbu jasmaniah dan qalbu


ruhaniah.
1. Qalbu Jasmaniah
Qalbu jasmaniah berarti organ tubuh manusia yang tugasnya
memompa darah, yakni jantung.

2. Qalbu Ruhaniah
Qalbu Ruhaniah adalah sesuatu yang berhubungan dengan
perasaan batin dan tidak kasat mata.

1
Siti Rahmatiah, “Konsep Manusia Menurut Islam”, Al-Irsyad Al-Nafs, Vol. 2, No.1, (Desember 2015).106.
2
Ibid., 105

4
Hati nurani (qalbu) manusia mudah sekali terbolak-balikan,salah satunya
yaitu :
1. Hati nurani (qalbu) manusia bisa menjadi tanda keimanannya.
Seseorang yang taat kepada Allah hatinya akan bergetar bila
mendengar ayat-ayat Al-Qur’an dilantunkan.

2. Hati Nurani (qalbu) manusia bisa mengeras. Seseorang yang


terlena dengan nikmat duniawi, tamak harta, jarang berdzikir,
maka hatinya akan mengeras laksana batu. Mereka adalah orang-
orang yang disesatkan oleh Allah SWT dan tertutup qalbunya
dari kebenaran.

3. Hati Nurani (qalbu) sebagai sarang penyakit. Penyakit yang


dimaksud disini bukanlah penyakit fisik. Melainkan penyakit hati
seperti dengki, iri, dendam, sombong, dusta, dan sejenisnya.
Penyakit-penyakit hati seperti ini biasanya menimpa orang-orang
munafik dan terlupa untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

B. Sifat Hati dan pembagiannya

Hati itu sifatnya berbolak balik yaitu apabila syaitan menguasainya


dan mengajaknya kepada kejahatan, lalu tersadarlah hati apabila malaikat
memalingkannya daripada syaitan dan begitulah sebaliknya. Pada masa
lainnya, apabila syaitan mengajak hati kepada kejahatan, syaitan yang lain
mengajak untuk melakukan kejahatan yang lain. Begitu juga sekiranya
malaikat mengajak kepada kebaikan, malaikat yang lain juga mengajak
kepada kebaikan lain.

Hati dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Hati yang bersih yaitu hati yang berlandaskan dengan keimanan dan
ketaqwaan yang kuat dan penuh dengan akhlak yang terpuji. Hal ini
tidak akan mudah terpesona dengan godaan dari syaitan. Hati jenis ini
setelah mencapai tahap bersih daripada kebinasaan, maka akan muncul
perasaan syukur, sabar, takut, ridha, tawakkal, dan lainnya.

5
2. Hati yang kotor yakni hati yang berisi dengan hawa nafsu dan penuh
dengan akhlak yang tercela dan mudah untuk di hasut oleh syaitan. Hati
ini penuh dengan godaan syaitan dan hawa nafsu.

3. Hati yang berbolak balik diantara kebaikan dan juga kejahatan. Hati ini
terkadang menjadi hati yang bersih yang cenderung kepada cinta Allah,
keimanan, tawakkal kepada-Nya yang mana akhirnya ia memberi
ketenangan dan kebahagiaan kepada hati, maupun manusia itu sendiri.
Namun di sisi lain menjadi hati yang kotor yang cenderung cinta kepada
nafsu, keinginan, dengki, bangga diri dan membuat kerusakan di muka
bumi, yang mana ia membuat kehancuran dan kebinasaan.3

3
Muhammad Hilmi Jali, et al, “Konsep Hati Menurut al-Ghazali”, Reflektika, vol. 11, no. 11, (Januari 2016).69

6
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Hati nurani menurut islam (qalbu) adalah cerminan diri seseorang.


Hati dapat berubah-ubah atau berbolak balik, disebut demikian karena ia
berpotensi untuk tidak konsisten, umpamanya dari perasaan senang
menjadi susah, cinta menjadi benci, dari menerima menjadi menolak, dan
sebagainya.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan,


maka dari itu penulis menerima bimbingan, saran, serta kritik dari pembaca
yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini.

7
DAFTAR PUSTAKA

Rahmatiah, Siti, “Konsep Manusia Menurut Islam”, Al-Irsyad Al-Nafs, Vol. 2,


No.1, (Desember 2015)

Hilmi Jalil, Muhammad, et al, “Konsep Hati Menurut al-Ghazali”, Reflektika,


vol. 11, no. 11, (Januari 2016)

Anda mungkin juga menyukai