Anda di halaman 1dari 11

NAMA KELOMPOK : TOMMY CRISTOVEL TANGKEY (372018047)

SHANE RESLEY KUHUPARUW (372018038)


RAINNER LUCKAS GREDENGGO (372018081)
MATA KULIAH : INTERNATIONAL POLITICS (A)
TUGAS AKHIR SEMESTER (Essay)

Pengaruh Gerakan Black Lives Matter (BLM) terhadap Politik Luar Negeri Amerika Serikat
(Studi Kasus : George Floyd tahun 2020)

Diskriminasi rasial telah lama menjadi salah satu kemalangan terbesar Amerika Serikat.
Dari perbudakan yang berasal dari abad ke-18 hingga kebrutalan polisi di abad ke-21, prasangka
terkait ras tetap konstan, selalu menjadi gangguan yang menghalangi negara untuk benar-benar
meniadi "tanah kebebasan" Amerika secara keseluruhan telah membuat peningkatan besar
selama bertahun-tahun, mendorong jalannya ke puncak dan mendapatkan gelarya sebagai
kekuatan dunia; di balik layar, pekerjaan dalam bangsa ini penuh dengan rasisme sistematis.
Ketidaksetaraan yang harus ditanggung bleh orang Afrika-Amerika di Amerika dapat dilelusun
kembali ke fakta bahwa mereka selalu mencoba melarikan diri dari bahaya.

Salah satu fenomena yang masih menunjukkan adanya tindakan diskriminasi rasial di
dunia adalah pada tahun 2020, terdapat sebuah kasus yang melibatkan George Floyd, seorang
pria kulit hitam yang tidak bersenjata, yang dinyatakan meninggal setelah seorang petugas polisi
kulit putih Minneapolis berlutut di leher George Floyd selama beberapa menit, meskipun George
Floyd berulang kali memprotes bahwa dia tidak dapat bernapas tetap saja polisi tersebut tidak
mengangkat lututnya. Beredarnya salah satu video menit-menit terakhir George Floyd langsung
memicu demonstrasi besar-besaran di kota-kota di seluruh Amerika Serikat dan di seluruh dunia.
Tragedi itu juga mempengaruhi opini publik Amerika Serikat yang mendukung gerakan Black
Lives Matter (BLM) sambil menarik perhatian luas ke masalah rasisme yang mengakar dalam
masyarakat Amerika. Pada tahun 2013, tiga perempuan penyelenggara kulit hitam bernama
Alicia Garza, Patrisse Cullors, dan Opal Tometi menciptakan kemauan politik dan proyek
pembangunan gerakan yang berpusat pada kulit hitam yang disebut Black Lives Matter. Black
Lives Matter dimulai dengan tagar media sosial, #BlackLivesMatter, setelah pembebasan George
Zimmerman dalam pembunuhan terhadap Trayvon Martin pada tahun 2012. Gerakan ini
berkembang secara nasional pada tahun 2014 setelah kematian Michael Brown di Missouri dan
Eric Garner di New York . Sejak saat itu telah memantapkan dirinya sebagai gerakan di seluruh
dunia, terutama setelah kematian George Floyd di tangan polisi di Minneapolis. Baru-baru ini,
#Black Lives Matter telah mempelopori demonstrasi di seluruh dunia yang memprotes
kebrutalan polisi dan rasisme sistematis yang sangat mempengaruhi komunitas kulit hitam.,
tetapi, secara lebih umum, rasisme sistemik di Amerika Serikat. Saat tagar #Black Lives Matter
menjadi viral di media sosial, konsensus politik yang sangat besar berkumpul, dengan visibilitas
internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pembunuhan George Floyd oleh seorang
polisi kulit putih di Minneapolis pada 25 Mei 2020 telah menjadi sebuah peristiwa yang besar
dalam sejarah Black Lives Matter. Saat gambar dan video itu beredar di media sosial dan
demonstrasi pertama diselenggarakan di Minneapolis. Demonstrasi musim panas 2020, baik di
AS maupun di banyak negara lain, memiliki banyak pengikut, paling tidak karena dukungan
ratusan ribu orang kulit putih. Pada 3 Juli 2020, New York Times menyatakan, bukan tanpa
alasan, bahwa Black Lives Matter mungkin merupakan gerakan sosial terbesar dalam sejarah
Amerika Serikat Demonstrasi yang mengesankan juga diselenggarakan di tempat lain di dunia,
termasuk di negara-negara yang tidak memiliki tradisi anti-rasis tertentu seperti Swiss, Korea
Selatan, dan Jepang.

Ungkapan 'Black Lives Matter' memiliki beberapa dimensi. Ini adalah seruan pertama,
yang disebarkan terutama dalam demonstrasi jalanan dan di media sosial, yang menyuarakan
cita-cita politik antirasial yang bertujuan untuk menegaskan nilai kehidupan orang kulit hitam,
untuk mengekspresikan solidaritas dengan orang-orang keturunan Afrika, dan untuk mengutuk
rasisme yang mereka alami. 'Black Lives Matter' juga menunjukkan organisasi politik tertentu
yang dibuat pada tahun 2013, yang mendukung dan memprakarsai proyek keadilan rasial,
dengan bantuan cabang-cabangnya di Amerika Serikat dan luar negeri serta organisasi sejenis.
Terakhir, ungkapan tersebut mencakup seluruh jajaran organisasi yang memberikan dukungan
mereka pada gerakan protes melawan rasisme di tahun 2010-an, sekitar lima puluh di antaranya,
semuanya berbasis di Amerika Serikat, sejak 2015 telah dikelompokkan bersama dalam Gerakan
untuk Kulit Hitam. 'Black Lives Matter' dengan demikian menyatukan kompleks realitas dengan
dimensi Amerika dan internasional.
Namun, di bawah kepresidenan Donald Trump (2017-2021), dalam lingkungan yang
tidak diragukan lagi memusuhi gerakan anti-rasis, protes yang terkait dengan Black Lives Matter
memperoleh momentum baru sebagai konsekuensi dari pembunuhan George Floyd oleh seorang
polisi kulit putih di Minneapolis pada 25 Mei 2020. Di Amerika Serikat dan di banyak negara
lain di seluruh dunia, demonstrasi dukungan untuk Black Lives Matter mengumpulkan ratusan
ribu orang – jumlahnya semakin mengesankan karena ini dalam konteks pandemi global. Jadi
terlepas dari keragaman realitas yang dicakup oleh ekspresi tersebut, Black Lives Matter pada
awalnya dapat dianggap sebagai platform untuk tuntutan politik bersama, menjangkau
melampaui batas negara.

 Tanggung jawab negara Amerika Serikat terhadap adanya tindakan rasial yang terjadi di
Negaranya berupa pernyataan Presiden Joe Biden pada 7 November 2020, bahwa
pemerintahannya akan "mengembalikan jiwa Amerika." Ia menyatakan bahwa warga Amerika
Serikat telah memberinya mandat "untuk mencapai keadilan rasial dan membasmi rasisme
sistemik di negara ini," dan bahwa dia bermaksud menggunakan kepemimpinan moral negara
yang dipulihkan untuk membangun konsensus internasional seputar nilai-nilai Amerika dan akan
mendorong negara-negara asing dan antarpemerintah lembaga untuk mengadopsi agenda anti-
rasis.

Gerakan Black Lives Matter telah menjadi salah satu yang terbesar dan paling
berpengaruh di Amerika Serikat. Dimulai dengan kalimat dan tagar di media sosial kemudian
menjadi sebuah gerakan, hingga komunitas dan organisasi Black Lives Matter yang membela
hak-hak orang kulit hitam dari kebrutalan polisi yang tidak bermoral. Gerakan ini berhasil
menarik perhatian global untuk kampanye anti-rasismenya. Black Lives Matter juga berhasil
membangun jaringan gerakannya sendiri di negara lain seperti Kanada dan Inggris. Awalnya
merupakan gerakan pengorganisasian online, gerakan Black Lives Matter berhasil menarik
perhatian komunitas global. Black Lives Matter juga telah menerima dukungan dan
penggalangan dana yang signifikan dari berbagai organisasi nasional dan internasional. Black
Lives Matter menjadi topik diskusi utama di berbagai platform media sosial. Ada jutaan tanda
tangan melalui petisi yang menyerukan agar rasisme dihentikan. (Agusti, 2021)

Kematian Floyd telah memicu peningkatan gerakan demonstrasi, seperti di Amerika


Serikat, Selandia Baru, dan Australia, di mana politisi dan toko komunitas bergabung dan
bergabung dalam demonstrasi untuk mengutuk pembunuhan yang dialami George Floyd.
Gerakan ini sangat kuat, membawa perhatian pada rasisme dan praktik diskriminatif di seluruh
dunia. Karena kematian George Floyd, gerakan ini sekali lagi berkembang pesat dan meluas
secara global. Saat ini, Black Lives Matter sedang mencapai puncaknya dan mendapat dukungan
kuat dari semua lapisan masyarakat. (Sulfihas, 2021)

Teori perdamaian demokratik adalah teori atau kesadaran bahwa jika suatu negara telah
membentuk sistem demokrasi, negara tersebut akan cenderung menghindari perang kecuali
untuk membela diri. Pengertian ini dikembangkan sekitar tahun 1795 oleh filsuf Jerman
Immanuel Kant. Dalam paparannya, ada dua alasan teoretis mengapa negara-negara yang
menganut institusi demokrasi tidak mau melawan demokrasi lain. Pertama adalah penjelasan
struktural, karena di negara yang menganut sistem demokrasi terdapat hambatan struktural
(checks and balances) dalam proses pengambilan keputusan, hambatan tersebut diyakini akan
mencegah negara demokrasi memasuki medan perang. Pada tataran umum, penjelasan Struktural
menunjukkan bahwa elite suatu negara yang menganut sistem demokrasi dikendalikan oleh
rakyat negara tersebut. Penjelasan struktural lainnya menyatakan bahwa proses demokrasi seperti
kebebasan berbicara rakyat memungkinkan demokrasi menghindari hal-hal yang dapat
menyesatkan karena publik tidak pernah ingin negaranya berperang. Selanjutnya, interpretasi
normatif memiliki dua asumsi penting. Interpretasi pertama perdamaian demokratis adalah
bahwa norma-norma demokrasi seharusnya mencegah perang di antara mereka. Sedangkan
interpretasi normatif versi kedua menjelaskan bahwa demokrasi memiliki norma berupa
penyelesaian konflik secara damai. Norma-norma ini berlaku untuk penyelesaian konflik secara
damai. Seperti yang kita ketahui, negara demokrasi tidak menggunakan kekerasan dalam
menyelesaikan konflik domestik, dan dengan cara inilah mereka dapat menyelesaikan
perselisihan internasional secara damai. (Dekris Pratama, 2018)

Aksi BLM pada tulisan ini terkhusus pada kasus George Floyd di tahun 2020. Aksi yang
kembali memanas pada 2020 akibat kematian seorang dengan gen Afrika-Amerika di AS pada
2020 ini menjadi pemicu kericuhan yang kemudian menjadi konflik besar di Amerika. Orang-
orang ini menuntut kebebasan di mana mereka hidup dan hidup karena orang kulit hitam selalu
didiskriminasi secara rasial oleh orang kulit putih. Terlihat bahwa pengaruh organisasi Black
Lives Matter dapat menyebar secara internasional. Berita tentang Black Lives Matter menyebar
ke seluruh dunia karena teknologi yang semakin canggih dapat menyebarkan berita dalam
hitungan detik. BLM dapat mempengaruhi politik luar negeri AS di mana dengan adanya
tuntutan dari gerakan BLM di AS yang di mana gerakan ini masih di dominasi oleh masyarakat
gen Afrika-Amerika yang di mana merupakan bagian/warga negara AS sendiri. Melalui tuntutan
dari gerakan BLM yang menuntut pemerintah AS kemudian dapat dilihat bahwa tuntutan dari
BLM sendiri merupakan tuntutan dari masyarakat Amerika yang kemudian diposisikan kedalam
struktur tatanan politik yang mempunyai tujuan serta praktik yang kemudian menjadi sama rata
dengan operasi dari pemerintahan politik yang formal. Disini mekanismenya melihat peran
kelompok/gerakan (BLM) yang dapat mendukung dan mengajukan upaya untuk mengubah
sistem hukum untuk memberikan hasil yang diinginkan.

Pada pertemuan ke-11 kelas International Politics membahas chapter 5 pada buku Paul
D’Anieri-International Politics (The State, Society, and Foreign Policy). Dalam hal ini melihat 2
hal penting dalam kebijakan luar negeri sebuah negara di mana terkait pada peran negara &
masyarakat. Tuntutan gerakan BLM masuk pada peran masyarakat yang di mana dalam hal ini
mencari keadilan pada pemerintah AS, maka dari itu penting juga peran negara dalam merespon
suara masyarakatnya. Selain tuntutan dari BLM, AS juga dituntut oleh dunia internasional di
mana jika tidak adanya respon/tindakan negara dalam konflik ini hanya akan menjatuhkan
identitas AS di mata dunia, hal ini kemudian yang berdampak pada politik luar negeri AS.
Seperti yang ada pada chapter 5 yang memberikan pemahaman pengaruh struktur negara
terhadap kebijakan luar negeri, dalam hal ini urgensi gerakan BLM yang berhasil setara dengan
pemerintahan akibat tuntutan yang mereka berikan kemudian mempengaruhi kebijakan luar
negeri AS. Selain itu pada chapter ini membahas pula eksistensi interaksi antara opini publik
media dan pemerintahan dalam pembuatan kebijakan luar negeri.

Demonstrasi besar-besaran dibeberapa negara bagian di Amerika terkait kasus


pembunuhan George Floyd menyita perhatian beberapa respon dari negara luar serta adanya
media internasional yang ikut andil dalam menyebarkan serta menginformasikan kasus tersebut.
Hadirnya demonstrasi yang terjadi di Amerika menjadi perhatian dibeberapa negara luar
sehingga melakukan demonstrasi dengan menuntut keadilan melalui kasus-kasus yang serupa.
Keterlibatan yang dilakukan oleh media internasional seperti BBC dan CNN dalam
menginformasikan kasus tersebut mengundang respon dari negara luar, seperti adanya komentar
yang diberikan melalui kantor berita Iran, Fars, mengenai penyeruan Presiden Trump dalam
menegakkan kewajiban Amerika Serikat dibawah hukum internasional dalam melindungi warga
negaranya, khususnya pada komunitas kulit hitam. Sebagaimana hadirnya media sebagai opini
publik dalam memberitakan kasus tersebut hingga kemudian berita tersebut tersebar secara
otomatis hingga menjadi perhatian publik dan menciptakan opini publik dari berbagai negara lain
maupun lokal. Dengan peran yang telah dilakukan media sebagai wadah penyaluran opini publik
baik itu dalam negeri maupun respon dari negara lain, sebagaiamana adanya tuntutan yang berat
terhadap kasus Goerge Floyd kepada Amerika Serikat. Dalam merespon tuntutan yang diberikan
oleh masyarakat lokal maupun internasional, pemerintah Amerika Serikat melalukan beberapa
tindakan melalui sebagian besar dewan kota Minneapolis, yang memberikan pernyataan
mengenai perombakan dapartemen kepolisian setempat dan menjadi sebuah langkah penting
ditengah protes nasional akibat dari kasus kematian Goerge Floyd. Pemerintah juga meresmikan
penyelidikan hak-hak sipil terhadap dapartemen kepolisian Minneapolis serta pernyataan yang
dikeluarkan oleh Gubernur Tim Walz bahwa dia ingin membasmi adanya tindakan rasisme
sistemik. Mengenai reformasi kepolisian yang dilakukan di kota Minneapolis, Walikota New
York, Bill de Blasio juga memberikan pernyataan mengenai pengalihan dana dari kepolisian kota
ke berbegai pelayanan sosial. Melalui toko kemanusiaan atau pegiat hak-hak sipil yaitu Al
Sharpton memberikan tuntutan akutibilitas terahdap kasus tersebut, dimana Sharpton
menyatakan bahwa mereka tidak akan berhenti dan terus berlanjut yang merujuk pada
demonstrasi hingga sistem peradilan dapat diubah.

Dalam mengatasi dan merespon tuntutan BLM dan dunia internasional dalam memerangi
rasisme sistemik, AS memberikan kebijakan yang melihat bahwa dibutuhkannya tindakan yang
agresif dalam mengatasi, struktur, kebijakan serta praktik yang berkontribusi terahdap
kesenjangan kekayaan, kesehatan, dan ketidasetaraan pada akses pendidikan. Pada hari
internasional penghapusan diskriminasi rasial PBB, Amerika Serikat kembali menegaskan terkait
tekadnya dalam mengatasi tantangan di dalam dan luar negeri, dan menjelaskan kepada dunia
bahwa negara-negara dengan pengabdian yang tulus terhadap hak asasi menusia dan kesetaraan
teradap kegagalan mereka sendiri melainkan mereka akan menghadapinya dengan jujur,
transparan dengan tekad untuk memperbaikinya.

Beberapa tindakan yang dilakukan dalam mengatasi rasisme sistemik :


- Menciptakan Chief Diversity and Inclusion Officer (CDIO) di Dapartemen Luar Negeri :
hal ini menjelaskan bagaimana Menteri Luar Negeri Blinken memposisikan (CDIO) di
dapartemen luar negeri, sebagai pengakuan yang berperan penting atas keragaman,
kesetaraan, dan iklusi yang diharuskan memainkan perannya dalam kebijakan luar negeri
Amerika Serikat. Memberikan laporan langsung kepada sekertaris, CDIO akan
menyelaraskan serta memajukan kebijakan keanekaragaman dan inklusi di seluruh
dapartemen; mengahdirkan transparansi terhadap inisiatif hingga meminta pertanggung
jawaban kepemimpinan senior mengenai kemajuan.
- Memasukan Keadilan Rasial ke dalam Tujuan Kebijakan Luar Negeri AS : Bagian
terpenting dalam visi kebijakan luar negeri Presiden Biden yaitu mengatasi rasisme
sistemik dan memperkuat demokrasi di Amerika Serikat. Mengenai hal tersebut,
sekretaris negara harus menyerahkan laporan kepada komite kongres yang sesuai dalam
menjelaskan inisiatif terhadap penanganan diskriminasi ras dan etnis di luar negeri,
memasukkan daftar upaya dapartemen secara eksplisit dan berfokus pada penanganan
prasangka serta diskriminasi ras dan etnis, pendanaan terhadap masyarakat sipil dan
program kedutaan dan inisiatif, pertukaran dan program kepemimpinan, dan upaya
terkait.
- Mendukung Populasi Terpinggirkan Secara Historis di Selurug Dunia : Program ini
mendukung upaya lokal dalam memerangi semua jenis kebencian dan kekerasan rasial
dan etnis serta memfasilitasi akses keadilan bagi korban rasisme. Hal ini bersifat
inerseksional dan mendukung individu yang menghadapi dikriminasi karena identitas dan
ekspresi gender, orientasi seksual, disabilitas, rasa tau etnis, agama, dan asal negara.

Hal-hal diatas kemudian menjadi tingkat analisis dalam keadaan dan substatus yang lebih
rendah dalam menjelaskan perilaku AS pada dunia internasional dimana dengan kondisi seperti
itu menjadikan tuntutan BLM sebagai analisis politik dimana peran yang dimainkan AS bukan
sebagai sebuah negara (country) saja yang dimana hanya merujuk pada wilayah secara geografis,
penududuk, dan pemerintah, melainkan negara (state) yang lebih khusus untuk pemerintahan dan
sistem politik suatu negara. Kemudian melihat juga dimana beberapa negara bagian lebih terbuka
dengan terhadap pengaruh masyarakat hal ini terkait pada identitas kekuatan negara. Ketika
identitas negara AS berada pada titik yang rendah akibat sebuah konflik akan berpengaruh pada
citra di dunia internasional, maka dari itu hal ini dianalisis dengan teori perdamaian demokratik
yang melihat tindakan dan respon dari AS dengan kebijakan-kebijakan luar negerinya pada
tuntutan ini melalu demokrasi yang menghindar agar tidak menggunakan perang atau kekerasan
dalam pelaksanaannya. Sebagai negara demokrasi pengambilan keputusan dilaksanakan sebagai
upaya agar perang tidak masuk dalam opsi, selain itu negara dikendalikan masyarakat yang di
mana dalam proses demokrasi tuntutan BLM masuk kedalam kebebasan berbicara masyarakat.
Masyarakat menjadi faktor penting melalui teori ini terhadap negara, AS mengambil kebijakan
yang merespon tuntutan BLM dalam rangka kedaulatan negara dan memperkuat masyarakat
sehingga kekuatan negara dapat lebih kuat melalui struktur negara yang dipengaruhi tuntutan
BLM sehingga berdampak pada pembuatan kebijakan luar negeri AS, melalui kebijakan luar
negeri tersebut akan merangkul dan mengajak negara demokratis lain untuk peduli terhadap
konflik yang terjadi di AS dan menghidari perang akibat konflik yang terjadi, selain itu demi
adanya kepentingan identitas AS dimata dunia sebagai great power dan negara yang demokratis.

Adanya gerakan BLM dan segala tuntutannya di AS memberikan dampak yang signifikan
dalam perilaku AS di dunia internasional. Dari evaluasi melalui interaksi antara masyarakat dan
pemerintah yang di mana opini publik melalu media juga berpengaruh pada pembuatan
kebijakan luar negeri AS menjadikan AS mengedepankan kepentingan masyarakatnya sebagai
negara yang demokratis. Melihat posisi negara yang memiliki banyak pilihan sehingga teori
perdamaian demokratis yang menjelaskan perilaku AS dengan perhitungan untuk kebijakan luar
negerinya. Kasus George Floyd menjadi puncak dari konflik rasisme stistemik yang akhirnya
menarik banyak perhatian dunia internasional, AS dengan kebijakan luar negerinya kemudian
dinilai betapa penting pengaruh masyarakat dalam pembuatan kebijakan, dengan merangkul
negara yang memiliki status yang sama mampu memberikan dampak yang besar terkait konflik
ini, dari tuntutan dunia internasional pada AS akhirnya mampu diubah menjadi batu sandungan
yang justru memberikan jalan pintas bagi AS untuk tetap mempertahankan eksistensinya sebagai
great power di dunia internasional.
Referensi

Dekris Pratama. (2018). The Democratic Peace Theory. Retrieved December 11, 2022, from

Academia.edu website:

https://www.academia.edu/8888005/The_Democratic_Peace_Theory
Hazimah Rakha Nabilah. (2020, June 25). Analisis Aksi Black Lives Matter terhadap Politik

Amerika Serikat melalui Perspektif Liberalisme. Retrieved December 11, 2022, from

ResearchGate website:

https://www.researchgate.net/publication/342439259_Analisis_Aksi_Black_Lives_Matter

_terhadap_Politik_Amerika_Serikat_melalui_Perspektif_Liberalisme

‌Padmi, M. F., & Ningrum, M. A. (2022). Politik Identitas dan Gerakan Black Lives Matter

dalam Kampanye Politik Joe Biden – Kamala Harris pada Pemilu Amerika Serikat Tahun

2020. GLOBAL INSIGHT JOURNAL, 7(1). https://doi.org/10.52447/gij.v7i1.5661

‌Strategi Black Lives Matter Dalam Kampanye Gerakan Anti Rasisme Global. (n.d.). Retrieved

from https://repository.unibos.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/1787/2021%20Ega

%20Ayu%20Sulfihas%204516023020.pdf?sequence=1&isAllowed=y

‌The White House. (2021, March 21). Fact Sheet: U.S. Efforts to Combat Systemic Racism | The

White House. Retrieved December 11, 2022, from The White House website:

https://www.whitehouse.gov/briefing-room/statements-releases/2021/03/21/fact-sheet-u-s-

efforts-to-combat-systemic-racism/

‌Kaltim Today. (2021, July 19). Peran Media sebagai Alat Diplomasi Digital dalam

Memberitakan Gerakan Black Lives Matter di Amerika Serikat. Retrieved December 11,

2022, from Kaltim Today website: https://kaltimtoday.co/peran-media-sebagai-alat-

diplomasi-digital-dalam-memberitakan-gerakan-black-lives-matter-di-amerika-serikat/

Sloan, D. (2021, May 25). Apa yang Berubah Sejak Kematian George Floyd? Retrieved

December 11, 2022, from dw.com website: https://www.dw.com/id/setahun-kematian-

george-floyd-apa-yang-berubah/a-57650484

Konadu, K., & Gyamfi, B. (2021, September 8). Black Lives Matter: How far has the movement

come? Retrieved December 11, 2022, from Theconversation.com website:

https://theconversation.com/amp/black-lives-matter-how-far-has-the-movement-come-

165492

How Black Lives Matter Changed the Way Americans Fight for Freedom | News & Commentary

| American Civil Liberties Union. (2018, July 13). Retrieved December 11, 2022, from

American Civil Liberties Union website: https://www.aclu.org/news/racial-justice/how-

black-lives-matter-changed-way-americans-fight

‌BBC Indonesia. (2020, June 13). Sepuluh Hal yang Berubah Sejak Kematian George Floyd.

Retrieved December 11, 2022, from detiknews website: https://news.detik.com/bbc-

world/d-5052043/sepuluh-hal-yang-berubah-sejak-kematian-george-floyd

‌https://www.facebook.com/bbcnews. (2020, June 8). Kematian George Floyd memicu Dewan

Kota Minneapolis merombak sistem kepolisian - BBC News Indonesia. Retrieved

December 11, 2022, from BBC News Indonesia website:

https://www.bbc.com/indonesia/dunia-52960817

‌https://www.facebook.com/bbcnews. (2020, June 4). Negara-negara yang membalas serangan

Trump atas tudingan pelanggaran hak-hak demokrasi - BBC News Indonesia. Retrieved

December 11, 2022, from BBC News Indonesia website:

https://www.bbc.com/indonesia/dunia-52915960
‌https://www.facebook.com/bbcnews. (2020, June 5). “Get your knee off our neck.” Retrieved

December 11, 2022, from BBC News Indonesia website:

https://www.bbc.com/indonesia/dunia-52930934

Anda mungkin juga menyukai