Anda di halaman 1dari 5

Form: TA-1

FORMULIR PERNYATAAN PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI

Kepada Yth, Bumiayu, 24 September 2022


Ibu : Rafika Arsyad S.IP.,M.HI
Ka. Program Studi Ilmu Hubungan Internasional
Universitas Peradaban
Di
Tempat

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Evieta Fatimah
NIM : 43118003

Berhubung telah selesainya semua persyaratan Akademik & Administrasi / Keuangan dan yang lainnya, maka
dengan ini saya mengajukan permohonan judul untuk Skripsi pada semester ini. Adapun bukti yang saya
lampirkan untuk bahan pertimbangan bapak :

1. Formulir pengajuan judul skripsi (TA-2)


2. Foto Copy KHS : 1 Lembar (SKS mencukupi)

Adapun Judul yang akan saya ajukan :


Analisis Pengaruh Gerakan Black Lives Metter Pada Pemilu Amerika Serikat Tahun 2020
......................................................................................................................
......................................................................................................................

Judul diatas yang saya ajukan adalah judul yang menurut saya bisa diselesaikan tepat waktu dan telah
melakukan konsultasi dengan beberapa dosen di Universitas Peradaban, dan dengan alasan ini saya sekaligus
mengajukan permohonan untuk dosen Pembimbing Skripsi (Formulir Pengajuan Pembimbing).
Demikianlah isi dari Surat permohonan ini saya buat, besar harapan saya bapak dapat mengabulkannya
dan mengeluarkan SK Pembimbing untuk pelaksanaan Skripsi tersebut. Atas kesediaan dan pertimbangan
bapak saya ucapkan terimakasih.

Hormat Saya,
Mahasiswa

Evieta Fatimah

Dosen Konsultasi Judul :


1. Rifqi Itsnaini Yusuf, S.Hum. M.A

_____________________
NIDN

2.

_____________________
NIDN
Form: TA-2

FORM PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI

I. IDENTITAS DIRI

Nama : Evieta Fatimah

Nim : 43118003

II. JUDUL PENELITIAN

Analisis Pengaruh Gerakan Black Lives Metter Terhadap Pemilu Amerika Serikat Tahun
2020

III. Latar Belakang Penelitian

Rasisme adalah perbedaan perilaku berdasarkan warna kulit, ras, suku, dan asal usul
seseorang yang membatasi hak dan kebebasan seseorang dan menimbulkan ketidaksetaraan.
Rasisme juga dapat diartikan sebagai sikap atau pernyataan bahwa manusia terbagi menjadi
kelompok terpisah berdasarkan ciri biologis yang disebut “ras”. Perilaku ini juga memiliki
hubungan antara ciri fisik suatu ras dengan kepribadian, kecerdasan, moralitas, dan ciri-ciri
budaya yang menimbulkan rasa ‘lebih unggul’ dari yang lain sehingga menciptakan
ketidaksetaraan (Amnesty, 2021).

Isu rasisme di Amerika Serikat sudah ada sejak tahun 1700an. Pada masa itu untuk
pertama kali pemerintah Amerika memberlakukan aturan keseragaman. Kemudian, pada tanggal
2 Juli 1964, Presiden Lyndon B. Johnson menandatangani Civil Right Act yang menyatakan
segregasi semua keragaman seperti ras, jenis kelamin, warna kulit, agama dan asal kebangsaan
adalah legal di Amerika Serikat (National Park Service, 1964). Dengan ditandatanganinya
undang-undang tersebut menunjukkan bahwa persoalan rasisme di Amerika Serikat telah usai.

Namun penandatanganan ini juga tidak sepenuhnya menghilangkan rasisme di Amerika


Serikat. Masih sangat banyak tindakan rasisme yang dilakukan hingga saat ini. Salah satunya
adalah kasus pilpres Amerika Serikat tahun 2016, dimana salah satu calon Presiden Amerika
Serikat saat itu, yaitu Donald Trump, menggunakan strategi “Southern Strategy”. Strategi ini
memiliki kebijakannya yang menargetkan pemilih kulit putih (Robert P. Jones, 2016). Tindakan
rasisme yang diawali dari kampanye Donald Trump ini berlanjut pada pemilu 2020. Pada masa
kampanye inilah kasus rasisme meningkat di Amerika Serikat, salah satunya adalah kasus
George Floyd di wilayah Minneapolis, Amerika Serikat yang menimbulkan kemarahan massa
sehingga menggelar unjuk rasa anti rasisme diberbagai wilayah Amerika Serikat yang kemudian
menyebar ke kota-kota besar disejumlah negara lain dengan tujuan agar kasus rasisme di dunia
dapat dihilangkan (The Associated Press, 2020). Gerakan Black Lives Metter kemudian menjadi
perhatian masyarakat luas. Beberapa artis juga secara terbuka menyuarakan keadilan bagi
George Floyd dan mendukung gerakan Black Lives Metter (CNN Indonesia, 2020).
Form: TA-2

Menurut Alvin Tillery, Black Lives Metter telah berkembang menjadi gerakan sosial
dengan diperkuat oleh media sosial, yang kemudian memiliki keanggotaan yang sejajar dengan
struktur kepemimpinan (Alvin B. Tillery Jr, 2019). Dalam pemikiran tersebut dapat dilihat
bahwa gerakan Black Lives Metter dapat dikelompokkan sebagai gerakan sosial karena gerakan
ini merupakan sebuah aksi dari pengalaman bersama dan individu orang kulit hitam di Amerika
Serikat yang mendorong perlawanan aktif terhadap hak kehidupan orang kulit hitam yang masih
terus berlanjut (Diana C. Cascante, 2019).

IV. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana Gerakan Black Lives Metter mempengaruhi pemilihan umum di Amerika Serikat
tahun 2020?”

V. Landasan Teori

Menurut Little John dan Karen Foss, teori merupakan sebuah konsep yang dapat
membantu untuk memahami sebuah fenomena yang terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan satu teori yang dianggap relevan dengan masalah yang sedang diteliti, yaitu teori
Gerakan Sosial Baru (new social movement). Teori Gerakan Sosial Baru adalah teori yang
berkembang di Eropa pada tahun 1950-an pada masa pasca-industri. Teori ini juga berfokus pada
permasalahan hak asasi manusia. Menurut Ernestro Laclau dan Chantal Mouffe, teori Gerakan
Sosial Baru adalah teori yang menjelaskan bentuk perlawanan atas bentuk penindasan yang
terjadi pada masyarakat kapitalis (Mouffe, 1988). Ernesto Laclau dan Chantal Mouffe adalah
seorang ahli gerakan sosial yang menjelaskan bahwa gerakan sosial dapat menjadi wadah untuk
memperjuangkan demokratik baru.

Teori Gerakan Sosial Baru dianggap sejalan dengan gerakan Black Lives Metter.
Gerakan ini juga dapat dijadikan wadah untuk memperjuangkan keadilan atas segala bentuk
penindasan yang terjadi ditengah masyarakat. Dalam hal ini gerakan Black Lives Metter
melawan segala bentuk penindasan terhadap orang kulit hitam yang diakibatkan oleh kebijakan
Donald Trump selama menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat tahun 2016 - 2020. (The
Guardian, 2020).
Form: TA-2

VI. Referensi

 Amnesty International. 2021. Rasisme dan Ham. https://www.amnesty.id/rasisme-dan-ham/


Diakses pada Minggu, 18 September 2022.
 National Park Service, 1964. Civil Rights Act of 1964. https://www.nps.gov/articles/civil-
rights-act.htm Diakses pada Minggu, 18 September 2022.
 The Associated Press, 2020. Goeorge Floyd Killing: Recent Incidents of Racist Violence in
US Have Evoked Condemnation, But Not Surprise from Global Community.
https://www.firstpost.com/world/george-floyd-killing-recent-incidents-of-racist-violence-in-
us-have-evoked-condemnation-but-not-surprise-from-global-community-8431771.html/amp
Diakses pada Senin 19 September 2022.
 CNN Indonesia, 2020. Artis Hollywood Galang Donasi untuk George Floyd.
https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20200531182206-234-508539/artis-hollywood-
galang-donasi-untuk-demonstran-george-floyd Diakses pada Senin, 19 September 2022.
 Alvin B. Tillery Jr, “What Kind of Movement is Black Lives Metter? The View from
Twitter”, Journal of Race, Ethnicty, and Politics, no.4, (2019).
 Diana Carolina Cascante, 2019. “Black Lives Metter: Understanding Social Media and the
Changing Landscape of Social Trust” (Theses and Dissertations, University of Arkanas,
2019).
 Robert P. Jones, 2016. “How Trump Remixed the Republican ‘Southern Strategy’”.
https://www.theatlantic.com/politics/archive/2016/08/how-trump-remixed-the-republican-
southern-strategy/495719/ Diakses pada Jum’at, 23 September 2022.
 Karen Grigsby Bates, 2020. “Is Trump Really That Racist?”.
https://www.npr.org/2020/10/19/925385389/is-trump-really-that-racist Diakses pada Jum’at,
23 September 2022.
 Chantal Mouffe, 1988. Hegemony and New Political Subjects: Toward a New Concept of
Democracy. By Cary Nelson & Lawrence Grossberg, Marxism and the Interpretation of
Culture. University of Illinois Press
 The Guardian, 2020. “Donald Trump Refuses to Condemn White Supremacists at Predential
Debate”. https://www.theguardian.com/us-news/2020/sep/29/trump-proud-boys-debate-
president-refuses-condemn-white-supremacists Diakses pada Sabtu, 24 September 2022.
Form: TA-2

LAMPIRAN KHS

Anda mungkin juga menyukai