Terorisme
1. Pendahuluan
2. Studi Literatur
Salah satu jurnal yang berjudul “Global Security After the War on Terror”
menjelaskan bahwa 4 bulan setelah Presiden Amerika Serikat George W. Bush
mendeklarasikan war on terror, sebagian besar organisasi Al-Qaeda telah dihancurkan
oleh Amerika Serikat. Namun, Amerika Serikat tidak akan berhenti sampai di
kehancuran Al-Qaeda saja. Amerika Serikat akan melanjutkan kebijakan war on
terror dengan tujuan untuk memusnahkan organisasi teroris yang ada di dunia.
Amerika Serikat juga berencana untuk terus melakukan perang dengan negara-negara
yang dianggap sebagai pendukung terorisme dan berpotensi dapat mengganggu
kedamaian dunia. Negara-negara tersebut ialah Korea Utara, Iran, dan Irak. Alasan
mengapa ketiga negara tersebut dianggap sebagai ancaman bagi keamanan dunia
ialah karena ketiga negara tersebut memiliki senjata nuklir dapat memberi bencana
apabila nuklir tersebut digunakan sebagai senjata perang. Apabila suatu organisasi
teroris di dunia dapat memiliki senjata nuklir tersebut, maka organisasi teroris
tersebut dapat menggunakan senjata nuklir untuk menjalankan operasi terorisnya.
Apabila hal tersebut benar-benar terjadi, maka tidak dapat diragukan lagi bahwa
kehancuran yang dapat ditimbulkan oleh organisasi teroris tersebut sangatlah besar.
Alasan lain mengapa war on terror terus dilanjutkan oleh Amerika Serikat
ialah Amerika ingin memusnahkan organisasi terorisme di kawasan Timur Tengah.
Apabila Amerika Serikat berhasil memusnahkan organisasi teroris di kawasan
tersebut, maka Amerika Serikat dapat menggunakan pengaruhnya untuk mengubah
perdagangan kawasan Timur Tengah menjadi perdagangan yang menjunjung tinggi
demokrasi. Langkah ini tentunya dapat mengubah tatanan kawasan Timur Tengah
menjadi kawasan yang menganut sistem demokrasi sehingga Amerika Serikat
mendapatkan wilayah baru yang bersifat pro-demokrasi.
Jurnal ini juga mengemukakan pendapat bahwa salah satu faktor yang
mendorong Amerika Serikat begitu berniat untuk melakukan perang dengan
organisasi terorisme ialah untuk mengingatkan kepada dunia bahwa Amerika Serikat
merupakan negara superpower yang memiliki pengaruh yang besar di lapangan dunia
internasional. Setelah Amerika Serikat memenangkan Perang Dingin, Amerika
Serikat menjadi lebih lembut dan tidak memanfaatkan peluang-peluang yang muncul
akibat kemenangannya dengan baik. Presiden George W. Bush berpendapat bahwa
Amerika Serikat memiliki peran yang penting sebagai figur yang memimpin dunia
internasional. Di dalam Pidatonya, Bush menyatakan pendapatnya bahwa setelah
memenangkan Perang Dingin, tidak ada lagi tantangan yang besar bagi Amerika
Serikat, sehingga kemampuan dan esensi Amerika Serikat mengalami penurunan
performa. Bush percaya bahwa Amerika Serikat perlu menciptakan kekuatan militer
yang kuat dan siap untuk menghadapi segala tantangan, dan mendeklarasikan
kebijakan luar negeri secara berani ke lapangan dunia internasional. Setelah terpilinya
George W. Bush sebagai Presiden Amerika Serikat pada tahun 2000 lalu, Bush terus
berupaya untuk menggunakan kekuatannya untuk menjadikan gambaran Amerika
Serikat sebagai negara terkuat di dunia. Serangan teroris yang juga dikenal sebagai
tragedi 9/11 ini mengejutkan dan menjatuhkan nama Amerika Serikat di panggung
dunia internasional. Pada saat terjadinya aksi terorisme, Amerika Serikat merupakan
negara yang memiliki keamanan tertinggi di dunia. Serangan teroris di gedung World
Trade Center (WTC) ini tentunya menjatuhkan citra Amerika Serikat sebagai negara
yang memiliki keamanan tertinggi di dunia, sehingga Bush bertekad untuk
memusnahkan mereka yang merencanakan serangan teroris di gedung WTC ini.
3. Teori
4. Pembahasan
Kebijakan war on terrorism yang diimplementasikan oleh Amerika Serikat
memberi pengaruh yang besar terhadap kebijakan-kebijakan luar negeri negara-
negara di dunia. Presiden Amerika Serikat George W. Bush menantang semua negara
di dunia untuk mengambil pihak, antara mendukung Amerika Serikat dalam
memusnahkan organisasi terorisme di dunia, atau menentang kebijakan Amerika
Serikat dan dianggap sebagai pendukung organisasi terorisme. Setelah Taliban
menolak untuk mengusir Osama Bin Laden, Amerika Serikat memaksa negara-negara
di dunia seperti Pakistan, India, Cina, Rusia, dan negara-negara Timur Tengah untuk
mengambil pihak. Hal ini tentunya membuktikan bahwa kebijakan luar negeri
Amerika Serikat mampu memengaruhi kebijakan luar negeri di negara lainnya.
Sebagai negara superpower yang memenangkan Perang Dingin, pendapat dari
Amerika Serikat tentunya memiliki nilai tersndiri yang berbeda apabila dibandingkan
dengan negara-negara lainnya. Kekuatan militer dan kesejahtraan ekonomi Amerika
Serikat lah yang berhasil mendorong negara-negara di dunia untuk memilih pihak.
5. Kesimpulan
(Drew, 2020)
(Jackson)
(Rogers, 2009)
(Jones)
(Jabber, 2001)
(Gardner, 2021)
(Paul B. Stares)
(Milavonic)